Tanggung Jawab Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan

(1)

34

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Lokasi Pabrik Gula Kwala Madu jauh dari keramaian penduduk dan lokasi bahan baku yaitu perkebunan tebu yang berada cukup dekat disekitar pabrik, dengan luas areal penanaman tebu seluas 6706,47 Ha dimana areal perkebunan tanaman tebu yang hasilnya akan diangkut ke Pabrik Gula Kwala Madu meliputi:

1. Kwala Madu : 1.966,10 Ha 2. Distrik Tb/P3GI : 6,0 Ha 3. Tandem Hilir : 1100,00 Ha 4. Tandem : 96,60 Ha

5. Kwala Bingai : 1684,90 Ha 6. T. Jati : 424,16 Ha

7. Batang Serangan : 85,00 Ha

Lokasi areal kebun tebu PTPN 2 sebagian besar terletak di Kabupaten Deli Serdang, hanya Kebun Tandem Hilir, Kebun Kwala Bingei dan KebunTanjung Jati lah unit kebun PTPN II yang memiliki komoditi tanaman tebu yang wilayahnya berada di Kabupaten Langkat, sementara Kebun Sei Semayang, Kebun Klumpang, Kebun Helvetia dan Kebun Sampali yang juga merupakan unit usaha PTPN II berada di Kabupaten Deli Serdang. Beberapa unit kebun yang disebutkan terakhir juga memiliki komoditi utama tebu, namun kebun-kebun tersebut mengangkut tebu nya ke Pabrik Gula Sei Semayang ( PGSS ), yang juga merupakan instalasi milik PT perkebunan Nusantara 2. Sebenarnya PT Perkebunan


(2)

35

Nusantara II memiliki 31 Unit Usaha Kebun. Kebun-kebun ini berfungsi sebagai penggerak jalannya perusahaan. Unit kebun yang termasuk ke dalam unit usaha PTPN II antara lain seperti :

Tabel 2.1. Wilayah Kerja PTPN 2

Distrik rayon utara Distrik rayon tengah Distrik Tembakau

1. Kebun Sei Serdang 1. Kebun Padang Brahrang 1. Kebun Helvetia 2. Kebun Sei Musam 2. Kebun Besilam/ Bukit

Lembasa

2. Kebun Kwala Bingei

3. Kebun Air Tenang 3. Kebun Bukit Lawang 3. Kebun Tandem Hilir 4. Kebun Batang Serangan 4. Kebun Maryke 4. Kebun Tandem Hulu 5. Kebun Sawit Hulu Selatan 5. Kebun Tanjung Keliling 5. Kebun Bulu Cina 6. Kebun Sawit Hulu Utara 6. Kebun Bekiun 6. Kebun Klumpang 7. Kebun Babalan 7. Kebun Gohor Lama

8. Kebun Sawit Seberang 8. Kebun Tanjung Beringin

Distrik Tebu Distrik Rayon Selatan

1. Kebun Kwala madu 1. Kebun Patumbak 2. Kebun Sei Semayang 2. Kebun limau mungkur

3. Kebun Kelambir Lima 3. Kebun tanjung garbus/pagar merbau 4. Kebun Sampali


(3)

36 5. Kebun Bandar Klippa

Sumber : www.PTPN2.com

Fokus perhatian peneliti adalah pada Kebun Kwala Madu, disebabkan di lokasi kebun inilah terletak Pabrik Gula Kwala Madu ( PGKM ). Unit kebun yang termasuk ke dalam distrik rayon utara merupakan unit kebun yang membudidayakan komoditi tanaman keras seperti kelapa sawit dan karet. Seluruh unit kebun yang tergabung ke dalam distrik rayon tengah bekerja sama dengan PT. Kepong Berhard Plantantion yang merupakan perusahaan milik Malaysia. Seluruh unit kebun yang tergabung ke dalam distrik tebu dan distrik tembakau membudidayakan komoditi tanaman musiman seperti tanaman tebu dan tembakau. Demikian uraian singkat mengenai unit kebun di PTPN 2.

2.1.Sejarah Singkat Perusahaan

Pabrik Gula Sei Semayang (PGSS) adalah perusahaan penghasil gula yang dikelola langsung oleh PTPN IX.Pada mulanya PTPN IX hanya memproduksi lembaran daun tembakau (dekblat). Lahan bekas tembakau yang telah dipanen harus dihutankan kembali untuk mencegah penyakit layu daun pada tanaman tembakau berikutnya. Umur tanaman tembakau kurang lebih 100 hari, sedangkan lama penghutanan kembali adalah 5 tahun. Dari segi komersil, keadaan ini sulit untuk dipertahankan. Di samping itu, permintaan dekblat dipasar internasional menurun. Jika dipandang dari segi produktivitas, penggunaan areal tanah untuk tanaman tembakau tidak ekonomis lagi, tetapi tembakau deli harus tetap


(4)

37

dipertahankan karena merupakan komoditi ekspor tradisional dengan catatan harus diselingi dengan tanaman rotasi (tanaman selingan).

Didorong untuk menggunakan tanah milik PTPN IX agar lebih berdaya guna maka diambil suatu kebijakan untuk mengadakan diversifikasi tanaman dengan penanaman coklat, kelapa sawit dan tebu. Sehingga perkebunan tembakau yang ada di PTPN IX telah banyakdialihkan ke tanaman tersebut. Percobaan penanaman tebu merupakan awal dari pendirian Pabrik Gula Sei Semayang yang dimulai pada tahun 1975 oleh Proyek Pengembangan Industri Gula (PPIG). Dengan persetujuan BKU-PNP, percobaan PPIG dilakukan di tiga tempat,yaitu proyek perkebunan Tanjung Morawa, perkebunan Batang Kuis, dan perkebunan Sei Semayang.

Dalam upaya peningkatan produktivitas tanah, Balai penelitian PT. Perkebunan Nusantara IX melakukan penelitian tentang peranan tebu. Dari hasil penelitian yang dilakukan, Balai penelitian ini memiliki harapan besar untuk memulai suatu proyek gula. Hal ini dikarenakan output yang diperoleh setiap hektarnya sangat tinggi. Maka studi kelayakan pendirian pabrik pada bulan Februari tahun 1978 oleh Philpine Consurtium of Consultan, dan pada bulan Agustus 1978 izin prinsip pengembangan proyek gula PTP II dikeluarkan oleh Menteri Pertanian Republik Indonesia dengan Surat No. 252/Menteri/III/1978. Pabrik Gula Kwala Madu adalah suatu perusahaan penghasil gula kedua yang didirikan diluar pulau Jawa yang mempunyai kantor besar dijalan Tembakau Deli No.4 Medan.

Dalam tahap konstruksi, Pemerintah mengadakan kontrak dengan Hitachi Zosen yang ditandatangani pada tanggal 23 November 1981 dan mulai dan mulai berlaku tanggal 6


(5)

38

Februari 1982. Dengan demikian penyelesaian Pabrik Gula Kwala Madu dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari 24 bulan dari kontrak yang telah ditandatangani.

Dalam proses pengolahannya, Pabrik Gula Kwala Madu beroperasi selama 24 jam sehari dalam masa gilingan selama ± 7 bulan yang dibagi menjadi 3 shift kerja, dimana 1 shift adalah 8 jam. Pabrik Gula Kwala Madu beroperasi dengan kapasitas produksi 4000 ton tebu sehari (4000 TCD). Pada tahun 1997 PT. Perkebunan Nusantara IX berubah nama menjadi PTP. Nusantara II sampai sekarang.

2.2. Deskripsi Wilayah

2.2.1.Deskripsi Topografi

Pabrik Gula Kwala Madu ( PGKM ) terletak di Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat berada di ketinggian 20 m dari permukaan laut. Kebun dan Pabrik Gula Kwala Madu sebenarnya terletak di Kabupaten Langkat, namun lokasinya tidak jauh dari Kota Binjai yang hanya berjarak 10 km dari lokasi pabrik. Batas-batas wilayah di kebun kwala madu adalah sebagai berikut :

Sebelah utara berbatasan dengan Kebun Kwala Bingei, PTPN 2 Sebelah barat berbatasan dengan Desa Sambirejo

Sebelah timur berbatasan dengan Kebun Tandem Hilir, PTPN 2 Sebelah selatan berbatasan dengan Kebun Tanjung Jati, PTPN 2


(6)

39 2.2.2. Letak dan Keadaan Geografis

Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan IX berada ± 4 Km dari jalan utama diantara Tandem dan Kwala Begumit. Pabrik ini menempati lokasi seluas ± 2,5 Ha. Pabrik mengarah ke jalan utama dan sumber air (sungai) berada ± 8 Km di belakang Pabrik Gula Kwala Madu. Sedangkan jalan utama yang dimaksud merupakan jalan yang menghubungkan antara Medan dengan Pangkalan Berandan. Sementara itu Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan IX berjarak ± 45 Km dari Medan.

Kebun kwala madu terletak pada ketinggian 0-25 meter dari permukaan laut, sehingga wilayah ini merupakan wilayah yang berkategori dataran rendah dan tekstur tanah nya cukup sesuai untuk budidaya tanaman tebu, walaupun menurut beberapa ahli tanah di pulau jawa lebih cocok untuk tanaman tebu dibandingkan di sumatera, namun karena upaya perawatan dengan pupuk konvensional maka kendala tersebut dapat diatasi.

2.2.3. POTENSI SUMBER DAYA ALAM DESA SAMBIREJO Tabel 2.2. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan

Luas pemukiman 131 ha / m2

Luas persawahan 480 ha / m2

Luas perkebunan rakyat 272 ha / m2 Luas area pemakaman 1 ha / m2

Luas pekarangan 145 ha / m2

perkantoran 2 ha / m2

Luas prasarana umum lainnya 50 ha / m2

Total luas 1081 ha / m2


(7)

40

Berdasarkan tabel diatas, dapat kita simpulkan bahwa Desa Sambirejo memiliki areal yang cukup luas sehingga memungkinkan penduduk Desa Sambirejo untuk melakukan berbagai aktivitas, wilayah persawahan yang luas tentunya juga dapat diharapkan memiliki kontribusi terhadap ketahanan pangan daerah bahkan nasional, jika lahan-lahan tersebut dikelola secara optimal diharapkan akan menunjang produktifitas daerah terutama menunjang kesejahteraan penduduk lokal, sehingga jika masyarakat sejahtera diharapkan dapat menjadi masyarakat yang mandiri, artinya masyarakat yang dapat mengidentifikasi kebutuhan dan memenuhi kebutuhan masyarakat itu sendiri.

Secara lebih terperinci, menurut data yang penulis ambil dari buku / dokumen profil desa sambirejo maka dapat diuraikan lagi sebagai berikut :

Tabel 2.3. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan

TANAH SAWAH LUAS

Sawah irigasi teknis --- ha / m2 Sawah irigasi semi teknis 200 ha / m2

Sawah tadah hujan 280 ha / m2

Sawah pasang surut --- ha / m2

Total luas 480 ha / m2

TANAH KERING LUAS

Tegal / ladang 6 ha / m2


(8)

41

Pekarangan 145 ha / m2

Total luas 282 ha / m2

TANAH FASILITAS UMUM LUAS

Kas desa / kelurahan 4.000 m2

Lapangan olahraga 8.800 m2

Perkantoran pemerintah 4 ha Pemakaman desa 1 ha Tempat pembuangan sampah 10 ha Bangunan sekolah 15 ha Terminal 5 ha Daerah tangkapan air 1 ha

Usaha perikanan 4 ha

Sutet / aliran listrik tegangan tinggi 8,8 ha

Total luas 50 ha

Sumber : Buku profil Desa Sambirejo 2015

Berdasarkan data pada tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa wilayah Desa Sambirejo merupakan area lumbung padi yang memiliki area persawahan yang luas, sehingga penggunaan lahan untuk areal persawahan terbilang dominan, tampak juga pada tabel bahwa tipe persawahan di Desa Sambirejo adalah tipe sawah beririgasi, sehingga diperlukan sumber air / irigasi yang memadai untuk mengairi persawahan di Desa Sambirejo, sedangkan dari


(9)

42

ibukota propinsi yakni Kota Medan lokasi Pabrik Gula Kwala Madu berjarak 36 Km, tepatnya di Desa Kwala Begumit, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat.

Lokasi Pabrik Gula Kwala Madu jauh dari keramaian penduduk dan lokasi bahan baku yaitu perkebunan tebu yang berada cukup dekat disekitar pabrik, dengan luas areal penanaman tebu seluas 6706,47 Ha, dimana areal unit usaha PT Perkebunan Nusantara 2 yang mengangkut hasil komoditinya ( tebu ) ke pabrik gula kwala madu meliputi:

1. Kebun Kwala Madu : 1.966,10 Ha, yakni areal tanaman komoditi tebu di sekitar unit Pabrik Gula Kwala Madu

2. Distrik Tb/P3GI : 6,0 Ha

3. Kebun Tandem Hilir : 1100,00 Ha ,kantor terletak 5 km sebelah timur laut Pabrik Gula Kwala Madu

4. TandemHulu : 96,60 Ha,kantor terletak 12 km sebelah tenggaraPabrik Gula Kwala Madu 5. Kwala Bingai : 1684,90 Ha, kantor terletak 9 km sebelah utara Pabrik Gula Kwala Madu 6. Tanjung Jati : 424,16 Ha, kantor terletak 10 km sebelah selatan Pabrik Gula Kwala Madu 7. Batang Serangan : 85,00 Ha,kantor terletak di Kecamatan Batang Serangan, Kabupaten

Langkat

Di lain sisi pabrik juga mengolah tebu dari hasil rakyat di sekitar pabrik melalui program tebu rakyat intensifikasi seluas 500,25 Ha.

Wilayah Kecamatan Stabat sendiri saat ini terdiri dari 12 desa, yang seluruhnya berada di Kabupaten Langkat, Kecamatan Stabat ini sendiri terletak di seputaran Sungai Wampu dan Sungai Bingei, yaitu dua sungai besar yang ada di kecamatan ini. Saat ini Kecamatan Stabat


(10)

43

terdiri dari 12 desa induk, yaitu Desa Pantai Gemi, Desa Banyumas, Desa Kwala Begumit, Desa Mangga, Desa Karang Rejo, Desa Ara Condong, Desa Stabat Baru, Desa Kwala Bingei, Desa Sidomulyo, Desa Perdamaian, Desa Dendang dan Desa Paya Mabar.

Stabat merupakan Kecamatan terbesar sekaligus dengan jumlah penduduk terpadat di Kabupaten Langkat.Kegiatan perekonomiannya banyak bergerak di sektor perdagangan, pertanian dan peternakan, perkebunan dan jasa.Kecamatan ini dilalui oleh salah satu sungai terpanjang di Sumatera Utara yakni ini denga Raya Lintas Sumatera (Jalinsum Lintas Pantai Timur).

Lokasi yang digunakan oleh peneliti untuk melakukan penelitian adalah Desa Sambirejo, meskipun lokasi Pabrik Gula Kwala Madu secara administratif berdiri di Desa Kwala begumit, namun masyarakat yang menjadi target pemberdayaan adalah masyarakat Desa Sambirejo yang memang terletak di area belakang Pabrik Gula Kwala Madu, sehingga lokasi yang menjadi fokus peneliti adalah Desa sambirejo. Luas Desa Kwala begumit mencapai dengan sebagian besar tanah digunakan sebagai lahan perkebunan tebu oleh Negara, sebagian tanah diusahakan oleh petani, yakni tanah yang tidak termasuk ke dalam peta HGU. Para petani tersebut menanam padi dan diselingi tanaman palawija. Sebagai salah satu unit PT Perkebunan Nusantara II yang bergerak di bidang produksi gula,maka Pabrik Gula Kwala Madu tentunya memiliki komitmen dalam menjalankan bisnis yang mengedepankan prinsip kemitraan dengan masyarakat setempat. Diantara lahan milik petani tersebut ada yang ditanami tebu juga sebagai perwujudan program tebu rakyat intensifikasi yakni tebu yang dikelola oleh rakyat dengan binaan perusahaan yang dalam hal ini adalah PT Perkebunan Nusantara 2. Tebu yang diusahakan petani setelah dipanen lalu diangkut ke


(11)

44

pabrik gula oleh petani tersebut. Jika dilihat berdasarkan pengamatan peneliti pohon-pohon tebu tersebut ada yang tampak terawat dan ada pula yang tampak kurang terawat. Hal tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang berasal dari perawatan oleh perusahaan, faktor iklim maupun karena kondisi lahan yang sudah tidak produktif lagi.

Lokasi Pabrik Gula Kwala Madu ini terletak sekitar 3 km dari Jalan Lintas Sumatera ( jalinsum ) tepatnya jalan yang menghubungkan Kota Banda Aceh dan Kota Medan,

sehingga letak Pabrik Gula Kwala Madu terbilang strategis dan mudah dijangkau. Desa Kwala Begumit tempat Pabrik Gula Kwala Madu didirikan terletak pada ketinggian 20 meter diatas permukaan laut dengan cuaca yang cukup sejuk dan bersuhu sedang yaitu antara 37°c. Curah hujan di desa ini rata-rata 3240 mm, dengan jumlah bulan hujan yaitu 8 bulan antara September sampai dengan April. Jenis tanah di Kebun Kwala Madu sendiri adalah tanah alluvial yang memang merupakan jenis tanah yang umum di dataran rendah pesisir timur sumatera.

2.2.4. Pola Pemukiman

Perumahan di kawasan kebun Kwala madu terdiri dari dua kategori yakni rumah dinas perkebunan dan rumah masyarakat umum ( non perkebunan ), sementara itu rumah dinas perkebunan dibagi lagi ke dalam dua sub kategori yakni, rumah dinas karyawan pimpinan yang terdiri dari rumah dinas manajer, rumah dinas asisten kepala, rumah dinas asisten umum, asisten teknik dan asisten tanaman serta rumah dinas karyawan pelaksana.Rumah dinas manajer pabrik gula kwala madu terletak di komplek perumahan pabrik gula,yang hanya berjarak sekitar 500 m dari gerbang depan pabrik gula dan berdekatan dengan rumah dinas asisten senior yang mengelompok menjadi 6 petak rumah dalam satu kawasan dan


(12)

45

terbilang cukup mewah untuk ukuran rumah dinas perusahaan perkebunan, rumah- rumah tersebut adalah rumah dinas untuk Kepala dinas atau dahulu di PTPN 2 disebut Asisten kepala ( Askep ). Sedangkan rumah dinas untuk asisten teknik dan asisten umum terletak sekitar 600 meter dari gerbang depan pabrik gula, dengan tipe rumah dibawah rumah dinas manajer dan asisten senior, pemukiman mengelompok berkisar 20 rumah dengan jadi dapat disimpulkan bahwa variasi bentuk rumah dinas karyawan pimpinan di komplek perumahan Pabrik Gula Kwala Madu hanya terdiri dari dua tipe saja, yakni tipe rumah dinas untuk asisten senior termasuk rumah dinas manajer dan tipe rumah dinas asisten umum dan asisten teknik yang tipe arsitekturnya seragam. Rumah dinas untuk karyawan pelaksana bentuknya lebih minimalis dan konstruksi rumahnya bersifat semi permanen, karena terdiri dari papan kayu dan sebagian kecil saja terdapat beton. Rumah-rumah dinas tersebut ada yang menghadap ke arah utara dan ada pula yang menghadap ke arah selatan.Sedangkan rumah masyarakat umum ( non perkebunan ) di Desa Sambirejo secara umum telah berbentuk permanen lengkap dengan fasilitas listrik yang memadai serta banyak terdapat sawah irigasi di kawasan tempat tinggal masyarakat Desa Sambirejo tersebut.

2.3. Bahasa dan Interaksi Penduduk 2.3.1 Bahasa

Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari informasi mengenai PT Perkebunan Nusantara berdasarkan sejarahnya, bahwa imigran dari pulau jawa didatangkan oleh pihak Belanda untuk menjadi buruh perkebunan tembakau deli, menyebabkan di wilayah kebun kwala madu ini mayoritasnya adalah suku jawa, sehingga dalam percakapan antar karyawan pelaksana pun memakai bahasa jawa ‘ ngoko ‘ yang merupakan dialek jawa yang sedikit kasar dan lugas, tetapi untuk percakapan antar karyawan pimpinan bahasa yang digunakan


(13)

46

adalah bahasa Indonesia, hal tersebut disebabkan karena para karyawan pimpinan umumnya terdiri dari berbagai suku bangsa yang lebih heterogen.

2.3.2. Deskripsi interaksi Penduduk

Sumatera Utara adalah wilayah yang terdiri dari beraneka ragam suku bangsa dan kebudayaan. Begitu juga dengan daerah lokasi penelitian ini, di wilayah tersebut juga terdapat keragaman suku yang tinggi, namun karena Pabrik Gula Kwala Madu merupakan lokasi perkebunan, maka suku yang menjadi mayoritas adalah suku jawa demikian juga halnya dengan masyarakat umum di sekitar lokasi unit kebun kwala madu seperti masyarakat di Desa Sambirejo, banyak sekali imigran dari pulau jawa yang didatangkan oleh pihak kolonial di masa penjajahan belanda, sehingga keturunan para imigran jawa yang didatangkan oleh belanda tersebut banyak yang menetap di Desa Sambirejo ini hingga beberapa generasi. Hal tersebut menyebabkan sikap feodalisme di lingkungan PTPN 2 secara umum dan unit Pabrik Pabrik Gula Kwala Madu secara khusus terasa kental, misalnya Desa Sambirejo hal itu tampak dalam hirarki yang terdapat dalam struktur kerja di PTPN 2, misalnya ada jabatan krani, jabatan mandor, jabatan pengamat, jabatan asisten, asisten kepala dan ADM ( kepala administrasi ) yang sekarang disebut manajer, bahkan letak komplek perumahan saja memiliki pola khusus sesuai dengan jabatan ataupun golongan pekerja, beberapa karyawan yang penulis wawancarai, hal tersebut merupakan warisan kolonial yang telah membudaya. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari pihak Desa Sambirejo :

Tabel 2.4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jumlah

Komposisi penduduk

Jumlah laki-laki 3416 orang


(14)

47

Jumlah total 6702 orang Jumlah kepala keluarga 1882 KK

Sumber : Buku profil Desa Sambirejo 2015

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki lebih dominan dibandingkan penduduk berjenis kelamin perempuan. Namun tampak adanya perbedaan karier atau pekerjaan atas dasar perbedaan jenis kelamin tersebut, misalnya saja dalam bidang pertanian, pria bertugas mencangkul dan membajak sawah sementara wanita dan anak-anak bertugas menyemai dan memanen padi saja selain itu dalam pembagian kerja di lingkungan rumah tangga pun tampak jelas, misalnya para pria bekerja menjadi buruh atau bekerja mencangkul di sawah sementara para wanita yang tidak bekerja tampak sibuk mengurus pekarangan rumah dan mengurus anak di rumah sehingga untuk pekerjaan yang membutuhkan tenaga tampak yang berjenis kelamin pria lah yang lebih dominan, sedangkan untuk pekerjaan yang membutuhkan ketelitian dan kesabaran yang berjenis kelamin wanita lah yang lebih dominan. Jadi dapat disimpulkan bahwa perbedaan jenis kelamin turut menentukkan hak dan kewajiban tiap individu di dalam masyarakat Desa Sambirejo

2.4 Taraf Pendidikan Penduduk

Pendidikan merupakan unsur yang penting dalam kehidupan manusia, tentunya tingkat pendidikan di setiap daerah memiliki beragam variasi. Berikut adalah data mengenai tingkat pendidikan masyarakat Desa Sambirejo.


(15)

48

Tabel 2.5. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Usia 3-6 tahun yang belum masuk TK 78 orang 88 orang Usia 3-6 tahun yang sedang TK/Playgroup 59 orang 75 orang Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah 682 orang 701 orang Usia 18-56 tahun tidak pernah sekolah 3 orang 6 orang Usia 18-56 tahun pernah SD tetapi tidak tamat 20 orang 7 orang Tamat SD / sederajat 1152 orang 1122 orang Usia 12-56 tahun tidak tamat SLTP 17 orang 20 orang Usia 18-56 tahun tidak tamat SLTA 16 orang 21 orang Tamat SMP / sederajat 1138 orang 109 orang Tamat SMA / sederajat 1145 orang 1125 orang Tamat D-3 / sederajat 45 orang 73 orang Tamat S-1 / sederajat 193 orang 273 orang Tamat S-2 / sederajat 3 orang 3 orang

Sumber : Buku profil Desa Sambirejo 2015

Berdasarkan data pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa penduduk Desa Sambirejo rata-rata telah mengenyam bangku sekolah, mengingat pentingnya aspek pendidikan untuk masa depan generasi muda di Desa Sambirejo.

Selain itu anak-anak yang umurnya dibawah usia sekolah juga tergolong tinggi sehingga jumlah penduduk yang mengenyam pendidikan tidak sama jumlahnya dengan


(16)

49

jumlah keseluruhan penduduk di setiap desa. Jika dilihat dari tabel diatas, maka tampak bahwa jumlah penduduk yang memiliki pendidikan terakhir di perguruan tinggi relatif rendah jika dibandingkan jenjang pendidikan lain.

Data yang tertera di dalam tabel di atas diperoleh dari Profil Desa Sambirejo.Pengambilan data tersebut berdasarkan jenjang pendidikan terakhir penduduknya.

Berdasarkan beberapa data diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk di Desa Sambirejo cukup tinggi.Hal ini disebabkan lokasi perkebunan yang berada di desa tersebut mengundang banyak tenaga kerja untuk menetap di desa tersebut. Selain itu luas Desa Sambirejo yang mencapai sekitar 1081Ha memungkinkan penduduk untuk memiliki aktivitas yang padat. Jika dilihat berdasarkan agama maka penduduk Desa Sambirejo yang memeluk Agama Islam mencapai sekitar ( 6.600 orang ), sedangkan yang memeluk Agama Kristen

protestan mencapai ( 25 orang ), dan yang memeluk Agama Kristen Katolik mencapai ( 3 orang ), sedangkan yang beragama budha hanya ( 5 orang) saja yang terdiri dari 4 orang

laki-laki dan 1 orang perempuan. Sedangkan jika dilihat berdasarkan suku bangsa, penduduk Desa Sambirejo mayoritas bersuku Jawa, yaitu mencapai sekitar ( 6.300 orang ), Suku Batak mencapai ( 49 orang ), dan Suku Melayu berjumlah (76 orang ) , selain itu ada pula suku-suku lain yang mendiami desa ini seperti Suku Aceh ( 21 orang ), Suku Minangkabau ( 41 orang ) , Suku Banjar ( 43 orang ),Suku/etnis Tionghoa (biasanya disebut cina kebun sayur), tetapi menariknya di desa lain yang berdekatan dengan Desa Kwala Begumit seperti halnya Desa Sambirejo penduduk yang menjadi mayoritas ialah penduduk yang bersuku jawa, hal ini tidak mengherankan mengingat wilayah ini termasuk wilayah budidaya tanaman tembakau deli pada jaman penjajahan belanda yakni sekitar tahun 1889, sehingga belanda membutuhkan banyak tenaga kerja yang oleh karena hal itu wilayah ini menjadi tujuan transmigrasi buruh kontrak dari pulau jawa yang didatangkan oleh pihak belanda, Sehingga


(17)

50

keberadaan keturunan mereka masih bertahan di wilayah ini hingga saat ini. Sedangkan penduduk asli langkat yang bersuku melayu lebih banyak mendiami kawasan pesisir langkat .

Kondisi penduduk Desa Kwala Begumit sendiri tidak jauh berbeda dengan kondisi penduduk desa di wilayah pesisir timur Propinsi Sumatera Utara lainnya, kesamaan dalam hal kondisi lingkungan merupakan penyebab yang membuat kemiripan diantara desa-desa tersebut. Hubungan interaksi yang baik selalu terbina antara sesama penduduk, termasuk antara penduduk dengan pihak PT Perkebunan Nerusantara 2. Hal tersebut dapat terlihat dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh PTPN 2 seperti dalam kegiatan bakti lingkungan, masyarakat umum di Desa Kwala Begumit begitu tampak antusias dalam melaksanakan kegiatan gotong royong tersebut. Karena sebagian besar penduduk Desa Kwala Begumit termasuk karyawan Kebun Kwala Madu, terutama karyawan pelaksananya bersuku jawa maka bahasa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari adalah bahasa jawa, bahkan penduduk yang bersuku batak ataupun karyawan PTPN 2 yang bersuku batak pun juga memiliki kemampuan untuk berbahasa jawa, hal tersebut dikarenakan lingkungan tempat tinggal mereka dikelilingi oleh orang yang berlatar belakang kebudayaan jawa.

2.5Mata Pencaharian Penduduk

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya berdasarkan data dari pihak Kecamatan Stabat, bahwa kondisi alam di Kecamatan Stabat cocok dipergunakan sebagai lahan pertanian, oleh karena itu masyarakat di sekitar lokasi unit Pabrik Gula Kwala Madu memanfaatkan lahan di luar HGU PTPN 2 sebagai areal persawahan irigasi yang diselingi tanaman palawija, sementara itu masyarakat di wilayah perkebunan kwala madu, mata pencaharian yang mendominasi adalah sebagai karyawan PTPN 2, mengingat di setiap unit


(18)

51

kebun PTPN 2, wilayah emplasment ( perumahan karyawan ) terpisah dari pemukiman masyarakat umum non karyawan perkebunan, hal ini juga berlaku di emplasment unit Pabrik Gula Kwala Madu dimana perumahan karyawan membentuk komplek perumahan terkotak-kotak, seperti misalnya komplek perumahan asisten, komplek perumahan karyawan pelaksana, masyarakat di wilayah PTPN 2 sendiri membedakan komplek tersebut secara lebih terperinci lagi, mulai dari komplek mandor, komplek krani, komplek asisten ( staf ) dan rumah ADM ( rumah dinas manajer ), tetapi umumnya ADM merupakan sebutan untuk manajer tanaman, sedangkan untuk manajer pabrik, seperti Pabrik Gula Kwala Madu misalnya, sebutan manajer adalah hal yang umumnya diketahui karyawan PTPN 2. Selain itu wilayah yang di dominasi oleh penduduk yang bekerja sebagai karyawan PTPN 2 adalah wilayah Desa Kwala Bingei yang terletak di Kecamatan Stabat serta Desa Sambirejo dan Desa Sendangrejo yang terletak di wilayah Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat, hal tersebut disebabkan karena areal Kebun Kwala Madu tidak hanya mencakup Desa Kwala Begumit saja, tetapi juga mencakup wilayah desa lain, hanya beberapa afdeling saja areal tanaman tebu Kebun Kwala Madu yang terletak di Desa Kwala Begumit, tetapi bagaimanapun juga lokasi Pabrik Gula Kwala Madu adalah terletak di Desa Kwala Begumit.

Kondisi alam di Desa Kwala begumit sebenarnya cocok untuk lahan pertanian, tetapi karena sebagian besar tanah di wilayah ini adalah milik pemerintah yang dalam hal ini adalah pihak PT. Perkebunan Nusantara II maka areal persawahan tersebut lebih banyak di Desa Sambirejo dibanding Desa Kwala Begumit yang arealnya banyak yang berstatus tanah milik PTPN 2 masyarakat Desa Kwala Begumit juga mayoritas menjadi petani tanaman padi, tetapi tanaman padi tersebut di tanam diwilayah non perkebunan yang status tanahnya di luar HGU ( Hak Guna Usaha ) PTPN 2, peneliti sempat mengunjungi salah satu sudut Desa Sambirejo yang status tanahnya di luar HGU PTPN 2, sejauh mata memandang yang tampak adalah


(19)

52

persawahan dengan irigasi yang baik jarak areal persawahan tersebut dari Pabrik Gula Kwala Madu dengan jarak sekitar 1 Km atau hanya 15 menit dengan berjalan kaki, selain itu menjadi pedagang juga merupakan pilihan ideal, terutama pedagang keliling, mengingat Desa Kwala Begumit tidak jauh dari pusat keramaian yakni Kota Binjai, yakni hanya sekitar 10 Km atau hanya 20 menit jika mengendarai sepeda motor, pedagang keliling tersebut ada yang menjual sayuran ada pula yang menjual mainan anak dan jajanan anak-anak, tetapi yang disebutkan terakhir ini cenderung ramai berkumpul di depan rumah pemilik acara hajatan saja dan jika ada acara hajatan pula mereka baru tampak menjajakan dagangannya.

Sama halnya dengan Desa Kwala Begumit, di Desa Sambirejo, mata pencaharian yang paling dominan adalah bertani dan berdagang, mengingat wilayah ini merupakan wilayah yang subur dan terkenal sebagai lumbung padi di wilayah Kabupaten Langkat, tetapi yang membedakan adalah jumlah masyarakat di Desa Sendangrejo dan Desa Sambirejo yang bermatapencaharian sebagai karyawan PTPN 2 tidak sebanyak di Desa Kwala Begumit namun di Desa Sambirejo dan Desa Sendang rejo pemuda ataupun remaja nya banyak yang menjadi pekerja kontrak di Pabrik Gula Kwala Madu terutama pada saat musim giling, karena pada saat musim giling, Pabrik Gula Kwala Madu banyak membutuhkan tenaga kerja, terutama yang berhubungan dengan alat berat sehingga selain bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat melalui pengadaan lapangan kerja, Pihak Pabrik Gula Kwala Madu juga merasa terbantu dengan adanya tenaga kerja kontrak tersebut, sehingga diharapkan dapat meningkatkan hubungan baik antara karyawan perusahaan dengan masyarakat umum yang merupakan tujuan utama Program Kemitraan Bina Lingkungan di Pabrik Gula Kwala Madu.

Berdasarkan data yang terdapat pada profil Desa Sambirejo, maka mata pencaharian pokok penduduk menurut jenis pekerjaannya dapat diuraikan sebagai berikut :


(20)

53

Tabel 2.6. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Jenis Pekerjaan Laki-laki Perempuan

Petani 1.076 orang 523 orang

Buruh tani 703 orang 235 orang Pegawai Negeri Sipil 22 orang 25 orang

Pengrajin 15 orang 3 orang

Pedagang keliling 18 orang 16 orang Montir 27 orang ---

Bidan swasta --- 3 orang

Perawat swasta --- 2 orang

Pembantu rumah tangga --- 11 orang

TNI 5 orang 1 orang

POLRI 4 orang ---

Pensiunan PNS/ TNI/ POLRI 9 orang 3 orang Peternak 263 orang 237 orang Pengusaha kecil dan menengah 307 orang 97 orang Pengusaha besar 3 orang --- Karyawan perusahaan swasta 199 orang 73 orang Karyawan perusahaan

pemerintah

21 orang ---

Sumber : Buku profil Desa Sambirejo 2015

Berdasarkan data pada tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa wilayah Desa Sambirejo adalah wilayah yang cocok bagi lahan pertanian, sehingga mata pencaharian yang dominan adalah bertani, lahan yang relatif subur mendukung kegiatan pertanian di wilayah


(21)

54

ini, selain itu karir sebagai peternak dan pengusaha kecil juga cukup mendominasi di Desa Sambirejo ini, hal tersebut tampak wajar-wajar saja, mengingat desa ini berada di kawasan jalan lintas pantai timur sumatera ( Jalinsum ) yang menjadikan pemasaran hasil bumi dan barang dagangan di desa ini cukup efektif dan efisien.

2.6Sarana Jalan

Sarana jalan di kawasan kebun/pabrik gula kwala madu dalam kondisi cukup baik yakni berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, jalan di Kebun Kwala Madu telah diaspal, tetapi saat ini jalan aspal tersebut hanya sejauh 4 KM jika kita masuk dari persimpangan Kebun Kwala Madu yang terletak di jalan lintas sumatera yang menghubungkan Medan-Banda Aceh, tepatnya di km 36. Selebihnya adalah aspal yang diselingi lubang disana-sini, sehingga menyulitkan perjalanan truk yang mengangkut tebu menuju Pabrik Gula Kwala Madu. Belum ada upaya yang tampak optimal dari pemerintah, maklum saja mengingat jalan ini kerap dilalui truk pengangkut tebu milik PTPN 2 yang akan diolah menjadi ‘raw sugar’ di Pabrik Gula Kwala Madu, sehingga baru beberapa waktu saja jalan ini diperbaiki, kemudian dalam waktu yang tidak terlalu lama jalan ini rusak kembali. Meskipun begitu Pihak PTPN II rutin memperbaiki jalan perusahaan tersebut mengingat jalan tersebut juga dapat dimanfaatkan oleh penduduk Desa Sidomulyo yang pemukimannya berbaris di tepi jalan utama menuju Pabrik Gula Kwala Madu ( PGKM )

2.7Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan di lingkungan PTPN 2 Pabrik Gula Kwala Madu terdapat beberapa kategori, yakni antara lain sarana kesehatan internal PTPN 2 dan sarana kesehatan yang dimiliki desa dimana Pabrik Gula Kwala Madu Berdiri. Untuk Lebih jelasnya dapat dibaca


(22)

55

pada hasil wawancara dengan pak kusnadi sebagai Kepala Desa Sambirejo.kesimpulan yang dapat penulis ambil adalah :

- Kesadaran penduduk mengenai manfaat puskesmas masih terbilang minim, hal tersebut tampak pada sedikitnya penduduk yang memeriksakan kesehatannya di puskesmas.

- Penduduk lebih cenderung bertindak pada saat penyakit sudah terbilang parah, dengan cara membawa pasien ke rumah sakit terdekat yang berada di kotamadya binjai mengingat jarak ke kotamadya binjai yang hanya sekitar 6 KM dari wilayah Desa Sambirejo

- Di setiap Desa di wilayah Kecamatan Binjai terdapat Pustu atau Puskesmas Pembantu seperti Puskesmas Pembantu yang ada di Desa Sendang rejo dan Desa Sambirejo.

- Fungsi puskesmas lebih kepada tempat pemerikasaan kesehatan, seperti kesehatan ibu dan anak, perkembangan anak, pemeriksaan gigi dan sebagainya.

- Puskesmas tingkat kecamatan kebetulan terletak di wilayah Desa Sambirejo tepat di depan kantor kepala desa sambirejo.

- Dokter hanya ada di puskesmas tingkat kecamatan

- Sedangkan di puskesmas pembantu hanya ada bidan yang berjaga di ruang perawatan puskesmas


(1)

50

keberadaan keturunan mereka masih bertahan di wilayah ini hingga saat ini. Sedangkan penduduk asli langkat yang bersuku melayu lebih banyak mendiami kawasan pesisir langkat .

Kondisi penduduk Desa Kwala Begumit sendiri tidak jauh berbeda dengan kondisi penduduk desa di wilayah pesisir timur Propinsi Sumatera Utara lainnya, kesamaan dalam hal kondisi lingkungan merupakan penyebab yang membuat kemiripan diantara desa-desa tersebut. Hubungan interaksi yang baik selalu terbina antara sesama penduduk, termasuk antara penduduk dengan pihak PT Perkebunan Nerusantara 2. Hal tersebut dapat terlihat dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh PTPN 2 seperti dalam kegiatan bakti lingkungan, masyarakat umum di Desa Kwala Begumit begitu tampak antusias dalam melaksanakan kegiatan gotong royong tersebut. Karena sebagian besar penduduk Desa Kwala Begumit termasuk karyawan Kebun Kwala Madu, terutama karyawan pelaksananya bersuku jawa maka bahasa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari adalah bahasa jawa, bahkan penduduk yang bersuku batak ataupun karyawan PTPN 2 yang bersuku batak pun juga memiliki kemampuan untuk berbahasa jawa, hal tersebut dikarenakan lingkungan tempat tinggal mereka dikelilingi oleh orang yang berlatar belakang kebudayaan jawa.

2.5Mata Pencaharian Penduduk

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya berdasarkan data dari pihak Kecamatan Stabat, bahwa kondisi alam di Kecamatan Stabat cocok dipergunakan sebagai lahan pertanian, oleh karena itu masyarakat di sekitar lokasi unit Pabrik Gula Kwala Madu memanfaatkan lahan di luar HGU PTPN 2 sebagai areal persawahan irigasi yang diselingi tanaman palawija, sementara itu masyarakat di wilayah perkebunan kwala madu, mata pencaharian yang mendominasi adalah sebagai karyawan PTPN 2, mengingat di setiap unit


(2)

51

kebun PTPN 2, wilayah emplasment ( perumahan karyawan ) terpisah dari pemukiman masyarakat umum non karyawan perkebunan, hal ini juga berlaku di emplasment unit Pabrik Gula Kwala Madu dimana perumahan karyawan membentuk komplek perumahan terkotak-kotak, seperti misalnya komplek perumahan asisten, komplek perumahan karyawan pelaksana, masyarakat di wilayah PTPN 2 sendiri membedakan komplek tersebut secara lebih terperinci lagi, mulai dari komplek mandor, komplek krani, komplek asisten ( staf ) dan rumah ADM ( rumah dinas manajer ), tetapi umumnya ADM merupakan sebutan untuk manajer tanaman, sedangkan untuk manajer pabrik, seperti Pabrik Gula Kwala Madu misalnya, sebutan manajer adalah hal yang umumnya diketahui karyawan PTPN 2. Selain itu wilayah yang di dominasi oleh penduduk yang bekerja sebagai karyawan PTPN 2 adalah wilayah Desa Kwala Bingei yang terletak di Kecamatan Stabat serta Desa Sambirejo dan Desa Sendangrejo yang terletak di wilayah Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat, hal tersebut disebabkan karena areal Kebun Kwala Madu tidak hanya mencakup Desa Kwala Begumit saja, tetapi juga mencakup wilayah desa lain, hanya beberapa afdeling saja areal tanaman tebu Kebun Kwala Madu yang terletak di Desa Kwala Begumit, tetapi bagaimanapun juga lokasi Pabrik Gula Kwala Madu adalah terletak di Desa Kwala Begumit.

Kondisi alam di Desa Kwala begumit sebenarnya cocok untuk lahan pertanian, tetapi karena sebagian besar tanah di wilayah ini adalah milik pemerintah yang dalam hal ini adalah pihak PT. Perkebunan Nusantara II maka areal persawahan tersebut lebih banyak di Desa Sambirejo dibanding Desa Kwala Begumit yang arealnya banyak yang berstatus tanah milik PTPN 2 masyarakat Desa Kwala Begumit juga mayoritas menjadi petani tanaman padi, tetapi tanaman padi tersebut di tanam diwilayah non perkebunan yang status tanahnya di luar HGU ( Hak Guna Usaha ) PTPN 2, peneliti sempat mengunjungi salah satu sudut Desa Sambirejo yang status tanahnya di luar HGU PTPN 2, sejauh mata memandang yang tampak adalah


(3)

52

persawahan dengan irigasi yang baik jarak areal persawahan tersebut dari Pabrik Gula Kwala Madu dengan jarak sekitar 1 Km atau hanya 15 menit dengan berjalan kaki, selain itu menjadi pedagang juga merupakan pilihan ideal, terutama pedagang keliling, mengingat Desa Kwala Begumit tidak jauh dari pusat keramaian yakni Kota Binjai, yakni hanya sekitar 10 Km atau hanya 20 menit jika mengendarai sepeda motor, pedagang keliling tersebut ada yang menjual sayuran ada pula yang menjual mainan anak dan jajanan anak-anak, tetapi yang disebutkan terakhir ini cenderung ramai berkumpul di depan rumah pemilik acara hajatan saja dan jika ada acara hajatan pula mereka baru tampak menjajakan dagangannya.

Sama halnya dengan Desa Kwala Begumit, di Desa Sambirejo, mata pencaharian yang paling dominan adalah bertani dan berdagang, mengingat wilayah ini merupakan wilayah yang subur dan terkenal sebagai lumbung padi di wilayah Kabupaten Langkat, tetapi yang membedakan adalah jumlah masyarakat di Desa Sendangrejo dan Desa Sambirejo yang bermatapencaharian sebagai karyawan PTPN 2 tidak sebanyak di Desa Kwala Begumit namun di Desa Sambirejo dan Desa Sendang rejo pemuda ataupun remaja nya banyak yang menjadi pekerja kontrak di Pabrik Gula Kwala Madu terutama pada saat musim giling, karena pada saat musim giling, Pabrik Gula Kwala Madu banyak membutuhkan tenaga kerja, terutama yang berhubungan dengan alat berat sehingga selain bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat melalui pengadaan lapangan kerja, Pihak Pabrik Gula Kwala Madu juga merasa terbantu dengan adanya tenaga kerja kontrak tersebut, sehingga diharapkan dapat meningkatkan hubungan baik antara karyawan perusahaan dengan masyarakat umum yang merupakan tujuan utama Program Kemitraan Bina Lingkungan di Pabrik Gula Kwala Madu.

Berdasarkan data yang terdapat pada profil Desa Sambirejo, maka mata pencaharian pokok penduduk menurut jenis pekerjaannya dapat diuraikan sebagai berikut :


(4)

53

Tabel 2.6. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Jenis Pekerjaan Laki-laki Perempuan

Petani 1.076 orang 523 orang

Buruh tani 703 orang 235 orang Pegawai Negeri Sipil 22 orang 25 orang

Pengrajin 15 orang 3 orang

Pedagang keliling 18 orang 16 orang Montir 27 orang ---

Bidan swasta --- 3 orang

Perawat swasta --- 2 orang

Pembantu rumah tangga --- 11 orang

TNI 5 orang 1 orang

POLRI 4 orang ---

Pensiunan PNS/ TNI/ POLRI 9 orang 3 orang Peternak 263 orang 237 orang Pengusaha kecil dan menengah 307 orang 97 orang Pengusaha besar 3 orang --- Karyawan perusahaan swasta 199 orang 73 orang Karyawan perusahaan

pemerintah

21 orang ---

Sumber : Buku profil Desa Sambirejo 2015

Berdasarkan data pada tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa wilayah Desa Sambirejo adalah wilayah yang cocok bagi lahan pertanian, sehingga mata pencaharian yang dominan adalah bertani, lahan yang relatif subur mendukung kegiatan pertanian di wilayah


(5)

54

ini, selain itu karir sebagai peternak dan pengusaha kecil juga cukup mendominasi di Desa Sambirejo ini, hal tersebut tampak wajar-wajar saja, mengingat desa ini berada di kawasan jalan lintas pantai timur sumatera ( Jalinsum ) yang menjadikan pemasaran hasil bumi dan barang dagangan di desa ini cukup efektif dan efisien.

2.6Sarana Jalan

Sarana jalan di kawasan kebun/pabrik gula kwala madu dalam kondisi cukup baik yakni berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, jalan di Kebun Kwala Madu telah diaspal, tetapi saat ini jalan aspal tersebut hanya sejauh 4 KM jika kita masuk dari persimpangan Kebun Kwala Madu yang terletak di jalan lintas sumatera yang menghubungkan Medan-Banda Aceh, tepatnya di km 36. Selebihnya adalah aspal yang diselingi lubang disana-sini, sehingga menyulitkan perjalanan truk yang mengangkut tebu menuju Pabrik Gula Kwala Madu. Belum ada upaya yang tampak optimal dari pemerintah, maklum saja mengingat jalan ini kerap dilalui truk pengangkut tebu milik PTPN 2 yang akan diolah menjadi ‘raw sugar’ di Pabrik Gula Kwala Madu, sehingga baru beberapa waktu saja jalan ini diperbaiki, kemudian dalam waktu yang tidak terlalu lama jalan ini rusak kembali. Meskipun begitu Pihak PTPN II rutin memperbaiki jalan perusahaan tersebut mengingat jalan tersebut juga dapat dimanfaatkan oleh penduduk Desa Sidomulyo yang pemukimannya berbaris di tepi jalan utama menuju Pabrik Gula Kwala Madu ( PGKM )

2.7Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan di lingkungan PTPN 2 Pabrik Gula Kwala Madu terdapat beberapa kategori, yakni antara lain sarana kesehatan internal PTPN 2 dan sarana kesehatan yang dimiliki desa dimana Pabrik Gula Kwala Madu Berdiri. Untuk Lebih jelasnya dapat dibaca


(6)

55

pada hasil wawancara dengan pak kusnadi sebagai Kepala Desa Sambirejo.kesimpulan yang dapat penulis ambil adalah :

- Kesadaran penduduk mengenai manfaat puskesmas masih terbilang minim, hal tersebut tampak pada sedikitnya penduduk yang memeriksakan kesehatannya di puskesmas.

- Penduduk lebih cenderung bertindak pada saat penyakit sudah terbilang parah, dengan cara membawa pasien ke rumah sakit terdekat yang berada di kotamadya binjai mengingat jarak ke kotamadya binjai yang hanya sekitar 6 KM dari wilayah Desa Sambirejo

- Di setiap Desa di wilayah Kecamatan Binjai terdapat Pustu atau Puskesmas Pembantu seperti Puskesmas Pembantu yang ada di Desa Sendang rejo dan Desa Sambirejo.

- Fungsi puskesmas lebih kepada tempat pemerikasaan kesehatan, seperti kesehatan ibu dan anak, perkembangan anak, pemeriksaan gigi dan sebagainya.

- Puskesmas tingkat kecamatan kebetulan terletak di wilayah Desa Sambirejo tepat di depan kantor kepala desa sambirejo.

- Dokter hanya ada di puskesmas tingkat kecamatan

- Sedangkan di puskesmas pembantu hanya ada bidan yang berjaga di ruang perawatan puskesmas