Identifikasi Bakteri Pada Ulkus Kaki Pasien Diabetes Melitus

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Kaki diabetes merupakan salah satu komplikasi Diabetes Melitus (DM)

yang

ditandai

dengan

adanya

penyulit

vaskular


(mikrovaskuler

dan

makrovaskuler) ditambah dengan neuropati perifer dan kemudian infeksi sehingga
terjadi ulkus diabetik yaitu neuropati, iskemi, dan infeksi, diantaranya yang paling
sering adalah neuropati dan iskemi, sedangkan infeksi sebagai akibat lebih lanjut
kedua faktor tersebut (Supriyanto, 2001).
Iskemi terjadi dari arterosklerosis, dimana biasanya pada kedua kaki.
Iskemi perifer adalah kelainan pembuluh kapiler yang dapat terjadi ulkus pada
kaki. Neuropati ditandai rasa panas, mati rasa, rasa kering, kadang sakit pada kaki
dimana pulsasi arteri masi teraba. Ini berlawanan dengan iskemi pada kaki yang
teraba dingin dan pulsasi arteri tak teraba sampai timbul komplikasi tidak teraba
sakit saat terjadi luka pada daerah yang mendapat tekanan bahkan terjadi nekrosis
dan gangren (Supriyanto, 2001).
Health care system as Diabetik foot ulcer (DFUs) menghitung 20%

pengunjung rumah sakit didiagnosa DM. Hal lainnya yaitu 8-10% amputasi
yang bukan disebakan dari kecelakaan berasal dari penderita DM, dan 85%

diantaranya merupakan amputasi yang disebabkan oleh ulkus diabetik. DFUs
mengasumsikan bahwa ulkus diabetik dapat memberikan efek negatif kepada
emosional, fisik, dan ekonomi (Firman, 2012).
Selain itu, Vileikyte (2003) menambahkan bahwa pasien DM dengan
ulkus diabetik dapat mempengaruhi keadaan psikologis, gangguan dalam proses
berfikir dan konsentrasi serta

gangguan dalam hubungan sosial. Semua kondisi

tersebut akan menyebabkan menurunnya kualitas hidup pasien dengan ulkus
diabetik.
Menurut Hastuti (2008), jumlah penderita ulkus diabetika di RSUD Dr.
Moewardi Surakarta pada tahun 2005 sebanyak 362 orang dan meningkat pada

1

2

tahun 2006 menjadi 487 orang. Jumlah penderita ulkus diabetika pada tahun 2006
meningkat 25 % dibandingkan pada tahun 2005. Prevalensi ulkus diabetika di

RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada tahun 2005 sebesar 2,6% dan meningkat
pada tahun 2006 menjadi 3,2%. Jumlah penderita ulkus diabetika bulan JanuariAgustus 2007 terdapat 402 orang.
Menurut Ferawati (2008) data rekam medik di RSUD Prof. dr. Margono
Soekarjo Purwokerto menunjukkan kasus DM dengan ulkus diabetikum tahun
2010 mencapai 592(rawat inap yaitu 63 kasus, rawat jalan yaitu 529 kasus).Pada
tahun 2011 diabetes melitus dengan ulkus diabetikum terdapat 772 kasus (di rawat
inap yaitu 562 kasus, di rawat jalan yaitu 205 kasus). Sedangkan ulkus diabetikum
dan pada tahun 2013 periode januari-oktober pasien DM tipe 2 mecapai 149 kasus
(rawat inap 10 kasus, di rawat jalan 139 kasus).
Komplikasi kaki diabetik merupakan penyebab tersering dilakukannya
amputasi yang didasari oleh kejadian non traumatik. Risiko amputasi 15-40 kali
lebih sering pada penderita DM dibandingkan dengan non-DM. Komplikasi akibat
kaki diabetik menyebabkan lama rawat penderita DM menjadi lebih panjang.
Lebih dari 25% penderita DM yang dirawat adalah akibat kaki diabetik. Sebagian
besar amputasi pada kaki diabetik bermula dari ulkus pada kulit (Tri Sunaryo,
2014).
Menurut Dharod (2010) penelitian mikrobiologi yang dilakukan pada 27
sampel nanah bersama dengan 73 biopsi jaringan dari pasien kaki diabetik dari
India dan 25 sampel nanah dari pasien kaki diabetik dari UK. Dari 27 sample
nanah dari kaki diabetik pasien India mempunyai 30 bakteri aerob dan 20 bakteri

anaerob sedangkan dari 25 sampel pus dari UK mempunyai 35 bakteri aerob dan
5 bakteri anaerob.
Gold Stain (1996) melaporkan penelitian terhadap 25 penderita ulkus DM
didapatkan kuman Staphylococcus aureus 76%, Streptococcus 10%, sisanya
terdiri dari kuman Enterobacter dan kuman anaerob. Lavery, dkk, mendapatkan
dari kultur jaringan dalam dan tulang pada 36 penderita DM dengan
Osteomyelitis, ditemukan kuman Streptococcus sp . 61%, Staphylococcus aureus
47%, Gram negative aerob 50%, anaerob 14% (Hakimansyah,1999).

3

Di Rumah Sakit Minneapolist Veteran Administration Medical Center
dilakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prognosis
dan peranan antimikroba terhadap 51 penderita DM dengan osteomyelitis di kaki,
sebagian besar penderita tua dengan pulsasi yang menurun.Selain itu, didapati 7
penderita dengan kultur darah positif dan pada kultur jaringan didapatkan kuman
anaerob, pada kultur deep tissue didapatkan kuman yang berbeda dengan kuman
yang ada pada superficial tissue (Hakimansyah,1999).
Data di pusat perawatan luka Astri Wound Care Centre menunjukkan
kasus luka pada bulan Mei 2015 mencapai 142 kasus. Didapati 6 kasus luka

bakar, 5 kasus luka ulkus arteriol, 12 kasus ulkus venous, 15 kasus dehiscence
wound, 4 kasus ulkus akibat tekanan dan 6 kasus wound absess serta 92 kasus

ulkus kaki diabetes. Untuk itu peneliti ingin mengetahui gambaran bakteri aerob
pada ulkus kaki pasien DM di pusat perawatan luka Astri Wound Care Centre.

1.2.

Perumusan Masalah
Bagaimana identifikasi bakteri aerob pada ulkus kaki pasien DM di Astri

Wound Care Centre , Medan pada tahun 2015?

1.3.

Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi bakteri aerob pada ulkus kaki pasien DM di Astri
Wound Care Centre .


1.3.2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui karakteristik pasien yang mempunyai ulkus kaki pada
pasien DM di Astri Wound Care Centre seperti umur, jenis kelamin, pekerjaan,
lama mengalami DM, lama mengalami ulkus diabetik, grade ulkus kaki dan kadar
gula darah (KGD) pasien DM.

4

1.4.

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :
1. Kepada masyarakat (pasien), membantu mereka untuk mendapatkan
pengetahuan tentang penyakit ulkus kaki DM serta jenis bakteri yang
terdapat pada ulkus kaki DM.
2. Kepada pusat perawatan, institusi pendidikan dan institusi kesehatan,
membantu pihak pusat perawatan untuk mengidentifikasi jenis bakteri
yang menginfeksi ulkus kaki pasien DM, sehingga mereka dapat
memberikan


perawatan

yang

tepat untuk menyembuhkan

pasien-pasien tersebut.
3. Kepada peneliti sendiri dan peneliti lain, sebagai data untuk penelitian
selanjutannya.