Status Perjanjian Nuklir Antara Iran dengan E3 EU+3 (Jerman, Perancis, Inggris, China, Rusia, Amerika Serikat, dan Uni Eropa) yang Disahkan DK PBB Ditinjau Dari Hukum Internasional

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi pada abad ini sangat pesat, terutama dibidang
nuklir. Banyak negara yang telah melakukan uji coba nuklir untuk meningkatkan
taraf hidup masyarakatnya. Nuklir yang dahulunya hanya dipakai untuk senjata
perang, telah berkembang dan dimanfaatkan untuk tujuan damai. Seperti yang
telah diatur dalam hukum internasional. Hukum internasional yang merupakan
keseluruhan dan asas yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi
batas negara antara negara dengan negara, negara dengan subjek hukum lain
bukan negara atau subjek hukum bukan negara satu sama lain1 juga mengatur
tentang penggunaan nuklir .
Pentingnya penggunaan energi nuklir saat ini dapat dimanfaatkan
contohnya seperti PLTN, yaitu pembangkit listrik tenaga nuklir. Keuntungan
PLTN dibandingkan dengan pembangkit daya utama lainnya adalah:

1. Tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca (selama operasi normal) - gas
rumah kaca hanya dikeluarkan ketika Generator Diesel Darurat dinyalakan
dan hanya sedikit menghasilkan gas.


1

Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R.Agoes, Pengantar Hukum Internasional,Edisi kedua,
Alumni, Bandung, 2009, hal. 4

1

2. Tidak mencemari udara - tidak menghasilkan gas-gas berbahaya seperti
karbon monoksida, sulfur dioksida, aerosol, mercury, nitrogen oksida,
partikulate atau asap fotokimia.
3. Sedikit menghasilkan limbah padat (selama operasi normal).
4. Biaya bahan bakar rendah - hanya sedikit bahan bakar yang diperlukan.
5. Ketersedian bahan bakar yang melimpah - sekali lagi, karena sangat
sedikit bahan bakar yang diperlukan.2
Pemanfaatan teknologi nuklir telah merambah ke berbagai bidang, namun
secara umum pemanfaatan teknologi nuklir dibagi menjadi dua kelompok
besar,yaitu untuk kepentingan militer dan kepentingan damai (sipil).3
Penggunaan teknologi nuklir untuk kepentingan militer dapat berupa
senjata nuklir. Senjata nuklir merupakan alat peledak yang mendapatkan daya
ledaknya dari reaksi nuklir, entah itu dari reaksi fisi4, fusi5, atau kombinasi dari

fisi dan fusi. Keduanya melepaskan sejumlah besar energi dari sejumlah kecil
massa, bahkan alat peledak nuklir kecil dapat menghancurkan sebuah kota dengan
ledakan, api, dan radiasi. Senjata nuklir disebut sebagai senjata pemusnah massal,
dan penggunaan dan pengendaliannya telah menjadi aspek kebijakan internasional

2

Seperti yang dimuat dalam http://www.kompasiana.com/e-mahendra/pentingnya-energinuklir-di-indonesia_5500a1a7a333119f6f511a11 diakses pada 4 September 2015 pukul 19.20
Wib
3
Akhmad Khusyairi, Pemanfaatan teknologi nuklir seperti dimuat dalam
http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,14-id,27073-lang,id-c,teknologit, PEMANFA
ATAN+TEKNOLOGI+NUKLIR-.phpx diakses pada tanggal 5 September 2015 pukul 17.01 Wib
4
fusi nuklir (reaksi termonuklir) adalah sebuah proses saat dua inti atom bergabung,
membentuk inti atom yang lebih besar dan melepaskan energi. Fusi nuklir adalah sumber energi
yang menyebabkan bintang bersinar, dan Bom Hidrogen meledak. Sebagaimana dimuat dalam
https://id.wikipedia.org/wiki/Fusi_nuklir diakses pada tangga 5 September 2015 pukul 17.15 Wib
5
Fisi nuklir adalah proses pembelahan inti menjadi bagian-bagian yang hampir setara, dan

melepaskan energi dan neutron dalam prosesnya. Jika neutron ini ditangkap oleh inti lainnya yang
tidak stabilm inti tersebut akan membelah juga, memicu reaksi berantai. Sebagaimana dimuat
dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_nuklir diakses pada tangga 5 September 2015 pukul
17.23 Wib

2

sejak kehadirannya. Sedangkan dalam bentuk pemanfaatannya dibidang sipil
seperti Energi nuklir yaitu tipe teknologi nuklir yang melibatkan penggunaan
tekendali dari reaksi fisi nuklir untuk melepaskan energi, termasuk propulsi,
panas, dan pembangkitan energi listrik. Energi nuklir diproduksi oleh reaksi nuklir
terkendali yang menciptakan panas yang lalu digunakan untuk memanaskan air,
memproduksi uap, dan mengendalikan turbin uap. Aplikasi medis dari teknologi
nuklir dibagi menjadi diagnosa dan terapi radiasi, perawatan yang efektif bagi
penderita kanker, Pencitraan Sinar X dan sebagainya. Penggunaan Teknesium
untuk diberikan pada molekul organik, pencarian jejak radioaktif dalam tubuh
sebelum diekskresikan oleh ginjal, dan lain-lain. Dalam Aplikasi industri seperti
Pada eksplorasi minyak dan gas, penggunaan teknologi nuklir berguna untuk
menentukan sifat dari bebatuan sekitar seperti porositas6 dan litografi7. Teknologi
ini melibatkan penggunaan neutron atau sumber energi sinar gamma dan detektor

radiasi yang ditanam dalam bebatuan yang akan diperiksa. Serta masih banyak
lagi pemanfaatan yang digunakan untuk bidang sipil.8
Pengaturan mengenai pengembangan nuklir secara global diatur dalam
Nonproliferasi Nuclear Treaty (NPT). NPT adalah suatu perjanjian yang
ditandatangani pada 1 Juli 1968 yang bertujuan membatasi kepemilikan senjata
nuklir. Terdapat lebih dari 170 negara berdaulat yang menjadi negara pihak NPT
dan dibagi menjadi 2 kategori yaitu negara-negara nuklir (Nuclear Weapon
6

po·ro·si·tas n Bio keadaan menjadi berpori sehingga caIran atau gas dapat lalu, seperti yang
dimuat dalam KBBI Daring (Dalam Jaringan / Online) http://kbbi.web.id/porositas diakses pada
tanggal 8 September 2015 pukul 05.24 Wib
7
li·to·gra·fi n Graf cetak batu; (dalam arti sekarang: cetak ofset) , seperti yang dimuat dalam
KBBI Daring (Dalam Jaringan / Online) http://kbbi.web.id/litografi terakhir diakses pada tanggal
8 September 2015 pukul 05.30 Wib
8
Seperti yang dimuat dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_nuklir terakhir diakses
pada tanggal 9 September 2015 pukul 19.40 Wib


3

States/NWS) dan negara-negara non-nuklir (Non-Nuclear Weapon States/NNWS).
NPT pada dasarnya merupakan komitmen dari kelima negara NWS untuk
mewujudkan general and complete disarmament, dan komitmen negara-negara
NNWS untuk tidak mengembangkan atau memperoleh senjata nuklir. Selain itu,
NPT juga menegaskan untuk melindungi hak seluruh negara pihak untuk
mengembangkan nuklir untuk tujuan damai. 9 Perjanjian ini pertama kali diusulkan
oleh Irlandia dan pertama kali ditandatangani oleh Finlandia. Mulai berlaku sejak
5 Maret 1970 setelah diratifikasi oleh Inggris, Uni Soviet, Amerika Serikat, dan
40 negara lainnya termasuk Iran. Pada tanggal 11 Mei 1995, di New York, lebih
dari 170 negara sepakat untuk melanjutkan perjanjian ini tanpa batas waktu dan
tanpa syarat. Sedangkan Korea Utara merupakan anggota NPT dari 12 Desember
1985 menanyatakan keluar pada tanggal 10 April 2003.10 Menurut Duta Besar
Korea Utara untuk Inggris Hyun Hak-bong di London kepada Sky News, Jumat,
21 Maret 2015 Bukan hanya Amerika Serikat yang memiliki monopoli atas
serangan senjata nuklir. Lebih lanjut dikatakan bahwa Korea Utara siap
menyerang balik jika diserang.11
Regulasi pada bidang hukum internasional mengenai nuklir telah banyak
dilakukan , mulai dari perjanjian dalam lingkup global/multilateral, regional,

bahkan sekarang berkembang dengan bilateral, mengingat pentingnya pengaturan
tentang nuklir ini agar tiap negara dapat mengembangkan

nuklirnya dengan

tujuan damai.
9
Seperti yang dimuat dalam http://www.kemlu.go.id/Pages/IIssueDisplay.aspx?IDP=16&l=
id terakhir diakses pada tanggal 12 September 2015 pukul 20.10 Wib
10
Seperti yang dimuat dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Perjanjian_Nonproliferasi_Nuklir
terakhir diakses pada tanggal 12 September 2015 pukul 20.40 Wib
11
Seperti yang dimuat dalam http://dunia.tempo.co/read/news/2015/03/21/118651737/koreautara-siap-tembakkan-senjata-nuklir-kapan-saja terakhir diaksses pada 16 September 2015 pukul
21.44 Wib

4

Pada awal tahun 1957, Amerika Serikat dalam hal ini dapat disingkat AS
meluncurkan program nuklir dengan Iran. Saat itu, Iran yang dipimpin oleh Shah,

memang memiliki hubungan baik dengan Amerika Serikat.

Iran pun

mengembangkan program nuklirnya pada 1970-an atas dukungan Amerika
Serikat. Amerika Serikat mulai berhenti mendukung program nuklir Iran ketika
Shah digulingkan pada Revolusi Islam tahun 1979. Setelah Revolusi Islam, Iran
semakin mengembangkan tenaga nuklir yang mereka klaim untuk dijadikan
sebagai tenaga pembangkit listrik. Namun Amerika

menilai bahwa negara

tersebut belum perlu mengganti tenaga listriknya dengan nuklir. Negara-negara
Barat pun curiga pengembangan nuklir di Iran bertujuan untuk membuat bom
atom. Menurut juru bicara Menteri Luar Negeri Iran Hamid Reza Asefi, Iran
sendiri berang terhadap tudingan Amerika bahwa mereka mengembangkan senjata
nuklir. Menurut Iran, seharusnya sebelum menuduh Iran mengembangkan senjata
nuklir, AS lebih dulu membuktikan tuduhan mereka terhadap Irak yang sampai
sekarang ternyata tak terbukti.12
Pada tahun 2003, International Atomic Energy Agency (IAEA)


atau

dikenal dengan Badan Energi Atom Internasional menyatakan bahwa mereka
menemukan pabrik uranium berkadar tinggi di Natanz, Iran. Produksi uranium
Iran sempat dihentikan, namun pada tahun 2006 Iran kembali memperoduksinya.
Pada akhir tahun 2006 Dewan Keamanan PBB mengeluarkan sanksi terhadap Iran
karena tidak juga menghentikan program nuklirnya. Sanksi kemudian meluas
menjadi larangan jual beli senjata, larangan berkunjung, larangan jual beli minyak
dan larangan bertransaksi dengan bank di Iran selama tujuh tahun.Hingga dua
12

Seperti yang dimuat dalam http://www.infoanda.com/followlink.php?lh=Aw5RBV4A
A1cH terakhir diakses pada pada 16 September 2015 pukul 23.35 Wib

5

pekan menjelang tenggat waktu Resolusi PBB 1737, pemerintah Iran sama sekali
tidak berusaha mematuhi tuntutan internasional untuk menghentikan program
atomnya. Sanksi tersebut melumpuhkan perekonomian Iran karena harga minyak

turun dan mata uang Iran turun 80%. Tahun 2012 Iran bahkan mengalami
inflasi.Tapi seakan tidak jera setelah diselidiki oleh AS, Iran malah menambah
produksi uraniumnya menjadi 19 ribu sentrifugal yang awalnya hanya berjumlah
3.000 sentrifugal pada tahun 2007.13
Pada tanggal 14 Juli 2015 dicapailah kesepakatan antara iran dengan
negara China, Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Rusia yang merupakan anggota
tetap DK PBB dan ditambah dengan Jerman dalam hal ini disebut (P5+1) serta
perwakilan Uni Eropa untuk urusan luar negeri dan kebijakan keamanan.
Kemudian Dewan keamanan PBB (DK PBB) mengesahkan perjanjian nuklir yang
dicapai dengan Iran, mengawali proses pencabutan beragam sanksi yang telah
merusak perekonomian negara itu.14
Tentu merupakan sesuatu yang aneh, ketika sebuah perjanjian telah
disepakati namun disahkan pula oleh DK PBB selaku organ PBB. Kemudian,
mengenai status perjanjian tersebut apakah sudah sesuai dengan hukum
internasional atau tidak memenuhi syarat-syarat serta kebiasaan internasional
yang ada. Hal tersebut merupakan suatu yang penting untuk diteliti mengenai
status perjanjian tersebut dalam perspektif hukum internasional.

13


Seperti yang dimuat dalam http://www.cnnindonesia.com/internasional/20140922155915120-3985/10-fakta-mengenai-nuklir-Iran/ terakhir diakses pada 17 September 2015 pukul 22.20
Wib
14
Seperti yang dimuat dalam http://www.voaindonesia.com/content/dk-pbb-sahkanperjanjian-nuklir-iran/2870684.html terakhir diakses pada 17 September 2015 pukul 23.28 Wib

6

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan judul dan latar belakang di atas, adapun permasalahan dalam
penelitian ini adalah :
1.

Bagaimana Pengaturan pembatasan penggunaan nuklir dalam berbagai
Perjanjian Internasional yang berlaku saat ini ?

2.

Bagaimana status perjanjian nuklir antara Iran dengan E3/EU+3 (Jerman,
Perancis, Inggris, China, Rusia, Amerika Serikat, dan Uni Eropa) yang
disahkan DK PBB ditinjau dari hukum internasional ?


3.

Bagaimana Sanksi hukum yang timbul bila terjadi pelanggaran terhadap
perjanjian nuklir antara Iran dengan E3/EU+3 (Jerman, Perancis, Inggris,
China, Rusia, Amerika Serikat, dan Uni Eropa) yang disahkan DK PBB
ditinjau dari hukum internasional ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui berbagai peraturan internasional tentang cara
penggunaan nuklir yang berlaku.
2. Untuk mengetahui bagaimana status perjanjian nuklir antara Iran dengan
E3/EU+3 (Jerman, Perancis, Inggris, China, Rusia, Amerika Serikat, dan
Uni Eropa) yang disahkan DK PBB ditinjau dari hukum internasional.
3. Untuk mengetahui apa saja sanksi hukum yang timbul apabila terjadi
pelanggaran terhadap perjanjian nuklir antara Iran dengan E3/EU+3
(Jerman, Perancis, Inggris, China, Rusia, Amerika Serikat, dan Uni Eropa)
yang disahkan DK PBB ditinjau dari hukum Internasional.

7

Selain daripada tujuan penulisan, adapaun manfaat yang diperoleh dari
penelitian ini untuk Penulis agar dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan
kemampuan penulis untuk membuat karya tulis, juga agar dapat menyelesaikan
pendidikan Strata Satu di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Selain
manfaat tersebut adapun manfaat yang diperoleh lainnya adalah :
1. Manfaat Teoritis
Secara Teoritis bermanfaat untuk memberikan Informasi mengenai status
perjanjian nuklir antara Iran dengan E3/EU+3 (Jerman, Perancis, Inggris, China,
Rusia, Amerika Serikat, dan Uni Eropa) yang disahkan DK PBB selaku organ
PBB , dan selain itu juga sebagai sumbangsih kepada mahasiswa Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara dan masyarakat luas agar memahami tentang
perjanjian internasional khususnya status perjanjian antara Iran dengan E3/EU+3
yang kemudian disahkan oleh DK PBB selaku organ PBB.
2. Manfaat Praktis
Sebagai masukan kepada pemerintah nantinya apabila ingin membuat
perjanjian Internasional khususnya perjanjian dibidang nuklir dengan negara atau
Organisasi Internasional lainnya.
D. Keaslian Penulisan
Di dalam Penelitian ini dimulai degan mengumpulkan bahan-bahan yang
berkaitan dengan Perjanjian Nuklir dan perkembangan perjanjian Nuklir Iran
dengan PBB. Sehubungan dengan keaslian judul pemelitian ini telah melakukan
pemeriksaan. Judul pemelitian ini telah disetujui oleh Ketua Departemen Hukum
Internasional tanggal 29 Juli 2015. Penelitian ini juga telah melalui proses uji

8

bersih judul berdasarkan pemeriksaan oleh Perpustakaan Universitas Cabang
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara/ Pusat Dokumentasi dan Informasi
Hukum Fakultas Hukum USU tertanggal 31 Juli 2015. Dan dinyatakan lulus dari
proses uji bersih. Judul penelitian ini merupakan masalah baru yang diteliti, jadi
tidak ada judul ganda terhadap penelitian ini, dan penelitian ini merupakan karya
asli yang dibuat penulis.
E. Tinjauan Pustaka
Penelitian

ini

diperoleh

dari

berbagai

sumber

yang

dapat

dipertanggungjawabkan , yaitu berupa berita berita terbaru mengenai perjanjian
nuklir Iran dengan PBB, baik itu melalui media cetak maupun elektronik, juga
buku-buku, laporan-laporan, Jurnal, dan perjanjian-perjanjian internasional. Untuk
memberikan kesatuan pemahaman agar tidak menimbulkan multitafsir. Maka
akan diuraikan tentang pengertian dari judul penelitian ini.
Pengertian Judul “Status Perjanjian Nuklir Antara Iran Dengan
E3/EU+3 (Jerman, Perancis, Inggris, China, Rusia, Amerika Serikat, dan
Uni Eropa) yang Disahkan DK PBB Ditinjau Dari Hukum Internasional”
Hukum Internasional merupakan keseluruhan kaidah dan asas-asas yang
mengatur hubungan atau peroalan yang melintasi batas negara, antar negara
dengan negara; dan negara dengan subjek hukum bukan negara.
Subjek hukum internasional :15
1. Negara adalah subjek hukum inyernasional daalam arti klasik, dan telah
demikian halnya sejak lahirnya hukum internasional.Bahkan, hingga

15

Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R.Agoes, Loc. Cit. hal. 98-110

9

sekarang pun masih ada anggapan bahwa hukum internasional itu pada
hakikatnya adalah hukum antarnegara.
2. Takhta Suci (vatikan) merupakan suatu contoh dari suatu subjek hukum
internasional yang telah ada sejak dahulu di samping negara
3. Palang Merah Internasional yang berkedudukan di janewa mempunyai
tempat tersendiri ( unik ) dalam sejarah hukum internasional.
4. Organisasi Internasional , sebagai subjek hukum internasional sekarang
tidak diragukan lagi, walaupun pada mulanya belum ada kepastian
mengenai ini.
5. Orang perorangan, dalam arti terbatas orang perorangan sudah agak lama
dapat dianggap sebagi subjek hukum internasional
6. Pemberontak dan pihak dalam sengketa (belligerent) , menurut hukum
perang, pemberontak dapat memperoleh kedudukan dan hak sebagai pihak
yang bersengketa (belligerent) dalam beberapa keadaan tertentu.
Mengenai sumber hukum internasional terdapat dalam pasal 38 ayat (1)
Piagam Mahkamah Internasional yang menyatakan bahwa

mahkamah dalam

memberi keputusan yang diajukan kepadanya, harus memerlakukan :
a.

Konvensi/ perjanjian internasional, baik yang bersifat umum maupun
khusus, yang mengandung ketentuan hukum yang diakui secara tegas oleh
negara-negara yang bersengketa

b.

Kebiasaan internasional, sebagai bukti dari suatu kebiasaaan umum yang
telah diterima sebagai hukum

c.

Prinsip-prinsip hukum yang diakui oleh bangsa-bangsa yang beradab.

10

d.

Keputusan-keputusan hakim dan ajaran-ajaran dari para ahli hukum yang
terpandang dari berbagai negara, sebagai pelengkap untuk penentuan
peraturan-peraturan hukum.
Perjanjian Internasional adalah perjanjian dalam bentuk nama tertentu ,

yang diatur dalam hukum internasional yang dibuat secara tertulis serta
menimbulkan hak dan kewajiban dibidang hukum publik. Perjanjian internasional
merupakan sumber hukum internasional dalam statusa mahkamah internasional.
Perserikatan Bangsa-bangsa dapat disingkat PBB dari adalah Organisasi
internasional . atau dikenal juga dengan sebutan United Nation yang didirikan
pada tanggal 24 Oktober 1945 untuk mendorong kerjasama internasional.
Nuklir merupakan bagian dari atau yang berhubungan dengan nukleus
atom (inti atom).16 Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) adalah
perjanjian internasional tentang program nuklir Iran mencapai di Wina pada 14
Juli 2015 antara Iran, (lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB-Cina, Prancis,
Rusia, Inggris, Amerika Serikat-plus Jerman) P5+1, dan Uni Eropa.
E3/EU+3 adalah (China, Prancis, Jerman, Rusia, Inggris and Amerika
Serikat, serta Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan
Kebijakan Keamanan). E3 adalah negara dari bagian Uni Eropa yaitu Jerman,
Perancis, Inggris. EU adalah Uni Eropa dan 3 adalah negara yang berasal dari luar
Uni Eropa yaitu China, Rusia, dan Amerika Serikat.

16

Seperti dimuat dalam https://id.m.wikipedia.org/wiki/nuklir terakhir diakses pada tanggal
30 September 2015 pukul 11.20 Wib

11

P5+1 adalah Inggris, Perancis, Rusia, China, dan Amerika Serikat disebut
dengan P5 yang merupakan anggota tetap DK PBB dan 1 adalah Jerman yang
merupakan negara diluar anggota tetap DK PBB.
F. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode yuridis normatif. Metode
penelitian yuridis normatif adalah penelitian yang mengacu, menggunakan serta
mengolah data-data sekunder. Metode penelitian yuridis normatif ini juga dikenal
sebagai penelitian doktrinal yakni meneliti dan menganalisis keseluruhan normanorma hukum yang bersumber pada hukum tertulis maupun bersumber pada
putusan-putusan pengadilan saja, dimana penelitian ini hanya mengacu pada
perangkat hukum tertulis, antara lain : Konvensi Internasional dan juga peraturan
internasional lainnya. Sedangkan yang dimaksud dengan jenis data sekunder yang
dimaksud dalam penelitian kali ini adalah bahwa data tersebut tidak diperoleh dari
sumber data pertama, melainkan dari dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil
penelitian, laporan, surat kabar, makalah.
Data sekunder ini dapat bersifat pribadi dan bersifat publik. Bersifat
pribadi misalnya surat-surat, sejarah, kehidupan seseorang, buku-buku harian dan
lain-lain. Sedang yang bersifat publik meliputi data resmi pada instansi
pemerintah, data arsip, yurisprudensi Mahkamah Agung, dan sebagainya. Pada
penelitian hukum normatif, data sekunder sebagai sumber/bahan informasi dapat

12

merupakan bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum
tertier.17
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
studi dokumen atau bahan pustaka, atau literature (library research) yang
urusannya terkait dengan objek yang menjadi sumber penelitian dan dilakukan di
perpustakaan USU, Perpustakaan Nasional Jakarta maupun perpustakaan daerah
dengan tujuan untuk memperoleh bahan-bahan hukum sekunder. Bahan hukum
primer dari penelitian ini berupa undang-undang, persetujuan-persetujuan,
piagam, kovenan serta perangkat hukum internasional dan nasional yang terkait.
Bahan hukum sekunder berupa pendapat dari berbagai pakar yang dimuat dalam
literature, maupun artikel-artikel baik dari media cetak maupun elektronik.
G.

Sistematika Penulisan
Bab I

: Berisikan pendahuluan terdiri dari latar belakang penulisan,
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, keaslian
penulisan,

tinjauan kepustakaan,

metode penulisan dan

sistematika penulisan.
Bab II

: Pada bab ini membahas membahas tentang sejarah nuklir, lalu
kemudian memaparkan tentang badan internasional mengenai
nuklir, kemudian menjelaskan tentang perangkat hukum
internasional yang mengatur mengenai nuklir, mulai dari yang
global sampai regional.

17

Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta, 2008, hal..14

13

Bab III : Pada bab ini membahas tentang perjanjian internasional,
kemudian dilanjutkan dengan membahas status PBB sebagai
organisasi internasional, dilajutkan dengan membahas status
perjanjian nuklir antara Iran dengan negara p5+1 serta Uni
Eropa yang kemudian disahkan oleh DK PBB selaku organ
PBB PBB menurut hukum perjanjian internasional.
BAB IV : Pada bab ini diawali dengan membahas sanksi hukum yang
dikenal dalam hukum internasional, kemudian beberapa contoh
pelanggaran dalam hukum internasional terkait penggunaan
nuklir dan sanksi yang pernah diterapkan, dan terakhir
membahas sanksi hukum

yang timbul apabila terjadi

pelanggaran atas perjanjian nuklir Iran dengan EU/E3+3.
BAB V : Pada bab ini berisi penutup. Penutup

ini terdiri dari

kesimpulan dan saran- saran yang merupakan rekomendasi
solusi atas persoalan yang ditemukan dalam penelitian.

14