PENERAPAN PRINSIP NON INTERVENSI DALAM PEMBATASAN PENGAYAAN ENERGI NUKLIR YANG DILAKUKAN OLEH AMERIKA SERIKAT TERHADAP IRAN MENURUT HUKUM INTERNASIONAL.

ABSTRAK
PENERAPAN PRINSIP NON INTERVENSI TERHADAP PEMBATASAN
PENGAYAAN ENERGI NUKLIR YANG DILAKUKAN OLEH AMERIKA
SERIKAT TERHADAP IRAN MENURUT HUKUM INTERNASIONAL
Defit Archila
110111090069
Kebutuhan atas energi yang semakin membesar menjadi dasar
pemerintah Iran mulai gencar melakukan pengayaan energi nuklir.
Pengayaan energi nuklir yang dilakukan oleh Iran tidak hanya sebagai energi
alternatif untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar dan listrik, tetapi juga
diterapkan pada pembangunan berkelanjutan dan kesehatan. Amerika
Serikat mencurigai langkah Iran yang gencar melakukan pengayaan nuklir
merupakan upaya untuk menciptakan senjata nuklir. Untuk menghentikan
pengayaan nuklir Iran maka Amerika Serikat menerapkan kebijakankebijakan yang merugikan Iran baik secara langsung ataupun tidak. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah hukum internasional
mengatur mengenai perlindungan Iran terkait hak untuk mengembangkan
energi nuklir dan untuk mengetahui apakah prinsip non-intervensi dapat
diterapkan untuk melindungi hak yang dimiliki Iran dari intervensi AS.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Juridis
Normatif dengan melakukan penelitian kepustakaan dan data sekunder yang
berkaitan dengan kedaulatan suatu negara atas kekayaan alamnya dan

prinsip non-intervensi.
Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa, yang pertama
kedaulatan yang dimiliki Iran atas pengembangan nuklir diakui oleh hukum
internasional dan PBB, hak ini tidak dapat dikurangi dan dicabut baik dalam
kondisi atau situasi apapun (inalienable right), namun ketentuan ini dalam
prakteknya tidak efektif dalam melindungi Iran dari intervensi Amerika Serikat.
Kemudian yang kedua, berdasarkan ketentuan hukum internasional
Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh Amerika Serikat telah tergolong
kedalam tindakan intervensi dan melanggar prinsip non-intervensi sehingga
telah mengakibatkan terhambatnya pengembangan teknologi nuklir Iran.

iv