Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penurunan Ketajaman Penglihatan yang Menyebabkan Miopia pada Siswa-siswi Sekolah Dasar Kelas 4-6 di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Mata adalah panca indera yang penting dan perlu pemeriksaan serta

perawatan secara rutin. Pemeriksaan rutin pada mata sebaiknya dimulai pada usia
dini. Deteksi dini dan publikasi mengenai prevalensi dan faktor yang
berhubungan dengan kelainan tajam penglihatan pada pelajar Sekolah Dasar di
Indonesia masih jarang di lakukan (Fachrian dkk, 2009).
Saat ini sangat kurangnya perhatian terhadap gangguan penglihatan
khususnya pada anak sekolah dasar, padahal lingkungan belajar yang tidak baik
menjadi salah satu pemicu terjadinya penurunan ketajaman penglihatan pada
anak, seperti membaca tulisan di papan tulis dengan jarak yang terlalu jauh tanpa
didukung oleh pencahayaan kelas yang memadai dan anak yang membaca buku
terlalu dekat (Wati, 2008).
Miopia merupakan salah satu penyebab utama penurunan ketajaman
penglihatan pada anak-anak usia sekolah, sedangkan ketajaman penglihatan yang
baik sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar. Dewasa ini terjadi

kecenderungan peningkatan prevalensi miopia di berbagai belahan dunia
terutama di Asia dan peningkatan prevalensi miopia sangat menonjol pada anakanak usia sekolah (Saw, 2003).
Dari survey yang dilakukan terhadap 2.268 anak berusia 7-13 tahun yang
diperiksa dari 23 sekolah dasar (SD) di Yogyakarta, kejadian miopia (rabun jauh)
pada anak usia sekolah dasar di Yogyakarta yaitu 8,29% dengan prevalensi di
kota dan di desa masing-masing 9,49% dan 6,87%. Penelitian lain juga
menunjukkan

adanya

peningkatan

prevalensi

miopia

seiring

dengan


bertambahnya usia. Prevalensi miopia pada anak-anak berusia 7-8 tahun adalah
17,93%, sedangkan anak usia 14-15 tahun prevalensinya adalah 26,47%.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa usia anak sekolah merupakan kelompok

Universitas Sumatera Utara

resiko tinggi untuk penurunan tajam penglihatan terutama miopia (Tiharyo dkk,
2008).
Berbagai faktor yang berperan dalam perkembangan miopia telah
diidentifikasi melalui penelitian. Beberapa Penelitian menunjukkan faktor resiko
keturunan adalah faktor terpenting yang menyebabkan miopia. Prevalensi miopia
33-60% pada anak dengan kedua orang tua miopia. Pada anak yang salah satu
orang tua miopia prevalensinya 23-40%, dan hanya 6-15% anak mengalami
miopia yang tidak memiliki orang tua miopia (Goss dkk, 2006). Sesuai dengan
hasil penelitian tersebut, ada faktor keturunan yang mendasari seseorang
mengalami miopia, hal ini cenderung mengikuti pola dose respons pattern.
Dalam penelitian ini, anak yang orang tuanya mengalami miopia memiliki
kemungkinan menjadi miopia sebesar 22,34%. Penelitian secara genetik juga
pernah dilakukan untuk mengidentifikasi lokus genetik yang berhubungan
dengan kejadian miopia, terutama miopia ekstrim. Penelitian secara genetik, telah

mengidentifikasikan lokus gen untuk miopia (2q, 4q, 7q, 12q, 15q, 17q, 18p, 22q
dan Xq), dan gen 7p15, 7q36 dan 22q11 dilaporkan ikut mengatur kejadian
miopia (Klein dkk, 2011). Hal ini membuktikan bahwa riwayat miopia di
keluarga merupakan faktor resiko yang penting dalam kejadian miopia (Goss
dkk, 2006). Disamping faktor keturunan, faktor lingkungan juga sangat
berpengaruh terhadap perkembangan miopia pada anak (Tiharyo dkk, 2008).
Faktor lingkungan yang paling banyak berperan pada miopia adalah adanya
aktivitas pekerjaan dekat yang terus-menerus (Usman, 2014). Peneliti di
Singapura mengamati bahwa anak yang menghabiskan waktunya untuk
membaca, menonton tv, bermain video game dan menggunakan komputer lebih
banyak mengalami miopia (Guggenheim, 2007).
Seiring dengan adanya kemajuan teknologi dan komunikasi seperti
televisi, komputer, video game dan lain-lain secara langsung maupun tidak
langsung akan meningkatkan aktivitas melihat dekat pada anak-anak di daerah
perkotaan.
Screen time menurut Wong dkk (2009) dalam Kairupan (2012)
didefinisikan sebagai durasi waktu yang digunakan untuk melakukan screen

Universitas Sumatera Utara


based activities di depan layar kaca media elektronik tanpa melakukan aktivitas
olahraga misalnya duduk menonton televisi atau video, bermain komputer
maupun bermain video game.
Penggunaan teknologi maju sangat diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia secara luas namun bila tanpa disertai pengendalian
yang tepat akan dapat merugikan manusia sendiri (Supriati, 2012). Perubahan
zaman saat ini membuat anak-anak sekolah lebih banyak menghabiskan waktu
untuk menonton televisi, membaca komik, membaca novel, atau bacaan lainnya,
main game di komputer, handphone atau tablet yang berlebihan membuat
penurunan ketajaman penglihatan pada anak-anak.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan ketajaman penglihatan yang
menyebabkan Miopia pada Siswa-siswi Sekolah Dasar Kelas 4-6 di Yayasan
Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah karena sekolah ini merupakan sekolah swasta
unggulan di Kota Medan yang memiliki tingkat ekonomi keluarga menengah
keatas, sehingga paparan screen time seperti televisi, komputer, handphone,
tablet dan berbagai media lain di perkirakan sangat tinggi.
1.2.


Rumusan Masalah
Dari uraian diatas di dapati uraian masalah sebagai berikut:
a. Apakah ada hubungan riwayat orang tua yang miopia dengan terjadinya
miopia pada anak?
b. Seberapa besar pengaruh screen time, posisi membaca dan jarak
membaca terhadap kejadian penurunan ketajaman penglihatan?

1.3.

Tujuan penelitian

1.3.1. Tujuan umum
Untuk mengetahui faktor penyebab mana yang paling berpengaruh
terhadap penurunan ketajaman penglihatan yang menyebabkan Miopia pada
Siswa-siswi Sekolah Dasar Kelas 4-6 di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul
Amaliyyah.

Universitas Sumatera Utara

1.3.2 Tujuan khusus

a. Mengetahui besar pengaruh riwayat orang tua yang miopia dengan
terjadinya miopia pada anak.
b. Mengetahui besar pengaruh faktor paparan screen time, posisi membaca
dan jarak membaca dengan penurunan tajam penglihatan.
1.4.

Manfaat penelitian
1. Dapat mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh besar pada
penurunan

ketajaman

penglihatan,

sehingga

dapat

dilakukan


pencegahan agar tidak terjadi miopia dan kondisi yang dapat
memperburuk miopia.
2. Menjadi sumber pustaka bagi peneliti lain yang ingin meneliti hal yang
sama.
3. Sebagai bahan tambahan wawasan dan pengetahuan bagi peneliti dan
masyarakat terhadap pentingnya perawatan dan deteksi dini kesehatan
mata.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Gambaran Faktor Risiko yang Menyebabkan Terjadinya Miopia pada Siswa SMA Shafiyyatul Amaliyyah Medan Tahun 2013

1 50 68

Prevalensi Penurunan Ketajaman Penglihatan pada Siswa-siswi Sekolah Dasar Kelas 4-6 di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan Tahun 2010

3 65 75

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penurunan Ketajaman Penglihatan yang Menyebabkan Miopia pada Siswa-siswi Sekolah Dasar Kelas 4-6 di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah

0 10 84

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penurunan Ketajaman Penglihatan yang Menyebabkan Miopia pada Siswa-siswi Sekolah Dasar Kelas 4-6 di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah

0 1 13

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penurunan Ketajaman Penglihatan yang Menyebabkan Miopia pada Siswa-siswi Sekolah Dasar Kelas 4-6 di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah

0 0 2

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penurunan Ketajaman Penglihatan yang Menyebabkan Miopia pada Siswa-siswi Sekolah Dasar Kelas 4-6 di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah

0 0 23

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penurunan Ketajaman Penglihatan yang Menyebabkan Miopia pada Siswa-siswi Sekolah Dasar Kelas 4-6 di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah

0 1 3

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penurunan Ketajaman Penglihatan yang Menyebabkan Miopia pada Siswa-siswi Sekolah Dasar Kelas 4-6 di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah

0 0 25

Gambaran Faktor – Faktor yang Menyebabkan Miopia pada Siswa Siswi SMA Negeri 1 Medan Kelas X Tahun Ajaran 2014-2015

0 0 14

Gambaran Faktor Risiko yang Menyebabkan Terjadinya Miopia pada Siswa SMA Shafiyyatul Amaliyyah Medan Tahun 2013

0 0 16