Peningkatan Efektifitas Mesin Blowing Berdasarkan Evaluasi Overall Equipment Effectiveness dan FMEA pada Industri Manufaktur Plastik

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah
Mesin-mesin dan peralatan produksi merupakan elemen atau unsur yang

sangat penting dalam rangka mendukung kelancaran produksi sebuah perusahaan
manufaktur. Perawatan yang terjadwal sangat diperlukan pada mesin-mesin produksi
di perusahaan, karena mesin-mesin dan peralatan produksi sangat rawan dengan
timbulnya kerusakan. Terjadinya kerusakan mesin dapat mengakibatkan kegiatan
produksi menjadi terhenti sehingga target produksi tidak tercapai (efektifitas mesin
rendah).

CV. Makmur Palas adalah suatu industri manufaktur yang bergerak dalam
pembuatan kantong plastik asoy. Perusahaan ini melakukan kegiatan produksi
dengan menggunakan beberapa mesin yaitu mesin pencincang, mesin boker,
mesin mixer, mesin blowing, mesin potong, dan mesin pon. Tabel 1.1.
menunjukkan kapasitas setiap mesin produksi.
Tabel 1.1. Kapasitas Mesin Produksi

Nama mesin

Mesin

Mesin

Mesin

Mesin

Mesin

Mesin

pencincang

boker

mixer


blowing

potong

pon

2

2

2

4

3

3

25


25

25

10

20

20

50

50

50

40

60


60

Jumlah mesin
(unit)
Kapasitas mesin
(kg/jam)
Total Kapasitas
(kg/jam)
(Sumber: CV. Makmur Palas)

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan tabel di atas, kapasitas mesin yang paling kecil adalah mesin
blowing. Sistem produksi perusahaan bersifat make to order, yaitu produksi
berdasarkan pesanan pelanggan. Dalam hal ini, ketersediaan mesin blowing sangat
penting agar tidak menggangu kegiatan produksi pada mesin berikutnya dan target
produksi dapat terpenuhi. Namun, dalam jam kerja normal, mesin blowing tidak
dapat memenuhi target produksi karena kekurangan jam untuk melakukan
kegiatan produksi berdasarkan jumlah order yang ditentukan sehingga perusahaan
melakukan penambahan jam kerja pada mesin blowing. Tabel 1.2. menunjukkan

jumlah jam yang dibutuhkan mesin blowing untuk memenuhi target produksi.
Tabel 1.2. Jumlah Jam yang Dibutuhkan Mesin Blowing
Available Kapasitas Jumlah
No

Bulan

Jumlah

Time

Produksi

Order

Produksi

(jam)

(kg)


(kg)

(kg)

Jumlah
jam yg
dibutuhkan
(jam)

1

Januari 2014

336

13.440

11.800


10.300

37,50

2

Februari 2014

336

13.440

12.200

11.228

24,30

3


Maret 2014

350

14.000

12.300

11.140

29,00

4

April 2014

350

14.000


12.300

10.912

34,70

5

Mei 2014

322

12.880

12.000

10.395

40,13


6

Juni 2014

350

14.000

12.500

11.091

35,23

7

Juli 2014

322


12.880

11.700

10.229

36,78

8

Agustus 2014

350

14.000

12.500

11.351

28,73

9

September 2014

364

14.560

13.000

12.181

20,48

10

Oktober 2014

364

14.560

13.000

11.712

32,20

11

November 2014

350

14.000

12.900

11.159

43,53

12

Desember 2014

350

14.000

12.800

11.043

43,93

(Sumber: CV. Makmur Palas)

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan informasi dari bagian Bengkel/Pemeliharaan, perusahaan
menerapkan sistem pemeliharaan scheduled maintenance untuk mendukung
kelancaran proses produksinya. Namun pada kenyataannya, proses produksi
sering terhambat. Permasalahan yang dijumpai pada CV. Makmur Palas adalah
mesin blowing berhenti beroperasi karena adanya breakdown dan harus dilakukan
kegiatan perbaikan dengan mencari komponen yang rusak dan menggantinya
dengan komponen yang baru (corrective maintenance). Di samping itu, mesin
membutuhkan waktu setup yang lebih karena kegiatan perbaikan mesin. Hal ini
menyebabkan perusahaan kehilangan banyak waktu produksi (downtime) yang
berdampak pada target produksi tidak terpenuhi dalam arti efektifitas mesin
rendah. Tabel 1.3 menunjukkan downtime pada mesin blowing.
Tabel 1.3. Downtime Mesin Blowing
No

Bulan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Januari 2014
Februari 2014
Maret 2014
April 2014
Mei 2014
Juni 2014
Juli 2014
Agustus 2014
September 2014
Oktober 2014
November 2014
Desember 2014
Total

Downtime
(jam)
82,30
57,40
75,75
81,00
66,90
74,25
79,75
69,50
64,85
79,20
76,75
77,50
885,15

Available Time
(jam)
336
336
350
350
322
350
322
350
364
364
350
350
4.144

Persentase
Downtime (%)
24,49
17,08
21,64
23,14
20,78
21,21
24,77
19,86
17,82
21,76
21,93
22,14
21,36

(Sumber: CV. Makmur Palas)

Universitas Sumatera Utara

Pendekatan yang digunakan dalam mengatasi permasalahan ini adalah
metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) untuk melakukan pengukuran dan
evaluasi efektifitas mesin. Analisis six big losses digunakan untuk menganalisis
tiga faktor utama dalam OEE (availability, performance dan quality), untuk
menentukan faktor mana yang paling dominan mempengaruhi tingkat efektifitas
mesin. FMEA digunakan untuk mengidentifikasi komponen kritis mesin blowing.
Penentuan interval penggantian komponen mesin menjadi rekomendasi tindakan
preventive maintenance dengan tahapan pengujian pola distribusi kerusakan
komponen mesin dan perhitungan Total Minimum Downtime. Hasil yang
diharapkan dari penelitian ini adalah penentuan interval penggantian komponen
mesin dapat menjaga ketersediaan mesin blowing sehingga nilai efektifitas mesin
meningkat.
Penelitian Dinda Hesti Triwardani (2013) yang berjudul “Analisis Overall
Equipment Effectiveness (OEE) dalam Meminimalisi Six Big Losses pada Mesin
Produksi Dual Filter DD07” dengan studi kasus PT. Filtrona Indonesia di
Surabaya menunjukkan bahwa rata-rata tingkat efektifitas mesin Dual Filters
DD07 selama masa penelitian adalah sebesar 26.22%, dengan rata-rata nilai
availability 69.88%, performance 45.37% dan quality 89.06%. Sedangkan, losses
yang signifikan mempengaruhi nilai efektifitas adalah idling and minor stoppages
losses dan reduced speed losses. Berdasarkan analisis menggunakan FMEA, dapat

Universitas Sumatera Utara

diketahui bahwa penyebab kegagalan sesuai urutan prioritas adalah settingan belt
tiap operator berbeda, pengaturan timex tidak sesuai dan pisau hopper tumpul.1

1.2.

Rumusan Masalah
Rumusan permasalahan CV. Makmur Palas dalam penelitian ini adalah

adanya downtime pada mesin blowing yang memiliki kapasitas mesin paling kecil
yang dapat menyebabkan kegiatan produksi ke mesin berikutnya berhenti
sehingga target produksi tidak tercapai (efektifitas mesin blowing rendah).

1.3.

Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah meningkatkan efektifitas mesin

blowing agar target produksi dapat tercapai. Tujuan khusus dari penelitian ini
adalah:
1. Melakukan pengukuran tingkat efektifitas dari mesin blowing
2. Mengidentifikasi losses yang paling dominan mempengaruhi nilai efektifitas
mesin blowing
3. Mengidentifikasi komponen kritis mesin blowing
4. Menentukan interval penggantian optimum komponen kritis mesin blowing.

1.4.

Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Mahasiswa
1

Dinda Hesti Triwardani, dkk. 2013. Analisis Overall Equipment Effectiveness (OEE) dalam
Meminimalisi Six Big Losses pada Mesin Produksi Dual Filters DD07. Teknik Industri
Universitas Brawijaya. Surabaya.

Universitas Sumatera Utara

Mampu

menguasai

metode

peningkatan

efektifitas

mesin

produksi

berdasarkan evaluasi OEE, mengaplikasikannya dan memberikan masukan
kepada perusahaan dalam memperbaiki nilai OEE sehingga target produksi
dapat tercapai.
2. Bagi Perusahaan
Sebagai masukan bagi pihak perusahaan dalam memperbaiki efektifitas mesin
produksi berdasarkan nilai OEE sehingga dapat mencapai target produksi.
3. Bagi Departemen Teknik Industri USU
a. Dapat mempererat kerja sama antara perusahaan dengan Fakultas Teknik,
Departemen Teknik Industri, Universitas Sumatera Utara.
b. Departemen Teknik Industri dapat lebih dikenal secara luas sebagai
forum disiplin ilmu terapan yang sangat bermanfaat bagi perusahaan.

1.5.

Batasan Masalah dan Asumsi
Adapun batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data yang diambil adalah Januari - Desember 2014.
2. Penelitian ini tidak memperhatikan faktor biaya produksi ataupun biaya
maintenance mesin.
Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Semua mesin blowing memiliki komponen yang sama.
2. Metode kerja dan teknologi yang digunakan tidak berubah.
3. Tidak terjadi perubahan sistem produksi selama penelitian ini dilakukan.

Universitas Sumatera Utara

4. Setiap karyawan mengetahui bidang pekerjaannya sesuai dengan metode
kerja yang sudah diberikan.
5. Tidak ada perubahan terhadap struktur organisasi di CV. Makmur Palas.

1.6.

Sistematika Penulisan Laporan
Sistematika yang digunakan dalam penulisan laporan tugas sarjana adalah

sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, menguraikan latar belakang masalah yang mendasari
penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, asumsi dan batasan yang
digunakan dalam penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan tugas
akhir.
Bab II Gambaran Umum Perusahaan, menguraikan sejarah perusahaan,
visi dan misi perusahaan, fasilitas layanan, struktur organisasi dan uraian tugas.
Bab III Landasan Teori, menguraikan teori-teori yang digunakan dalam
analisis pemecahan masalah. Sumber teori atau literatur yang digunakan berupa
buku, jurnal penelitian dan tugas sarjana mahasiswa yang pernah mengangkat
topik permasalahan yang sama.
Bab IV Metodologi Penelitian, menjelaskan langkah-langkah penelitian
yang dilaksanakan yaitu meliputi penentuan lokasi penelitian, jenis penelitian,
objek penelitian, variabel penelitian, kerangka konseptual, definisi variabel
operasional, instrumen penelitian, serta langkah-langkah penelitian meliputi
pengumpulan data, pengolahan data, analisis pemecahan masalah, serta
kesimpulan dan saran.

Universitas Sumatera Utara

Bab V Pengumpulan dan Pengolahan Data, mengumpulkan data-data
primer dan sekunder yang diperoleh dari penelitian serta teknik yang digunakan
untuk mengolah data dalam memecahkan masalah. Pengolahan data digunakan
sebagai dasar penyelesaian masalah untuk mengetahui nilai OEE mesin dan
mengindentifikasi faktor penyebab permasalahan.
Bab VI Analisis Pemecahan Masalah, menguraikan hasil pengolahan data
serta mengalisis hasil pengolahan data.
Bab VII Kesimpulan dan Saran, kesimpulan memberikan hasil yang
ditunjukkan oleh penelitian yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Saransaran berkaitan dengan penelitian yang dilaksanakan.

Universitas Sumatera Utara