Penerapan Model Desain Pembelajaran ISD

Nama : Nabila Zakiya
Nim

: 1506950

Matkul : Pengembangan Laboratorium

Penerapan Model Desain Pembelajaran ISD (Instructional system design) pada
Laboratorium di Sekolah Menengah.
Rancangan sistem pembelajaran berdasarkan model desain pembelajaran ISD
(Instructional system design) merupakan prosedur terorganisir yang mencakup
langkah-langkah menganalisis, merancang, mengembangkan, melaksanakan dan
menilai pembelajaran. Langkah-langkah ini, dalam setiap poses memiliki dasar
yang terpisah dalam teori maupun praktek seperti halnya pada proses ISD secara
keseluruhan. Dalam pengutaraannya yang lebih sederhana model desain
pembelajaran ini terdiri dari 5 tahapan sebagai berikut:
1. Menganalisis adalah mengidentifikasi apa yang dipelajari.
2. Merancang adalah menspesifikasi proses dan produk.
3. Mengembangkan

adalah


memandu

dan

menghasilkan

materi

pembelajaran.
4. Melaksanakan adalah menggunakan materi dan strategi dalam konteks.
5. Menilai adalah menentukan kesesuaian pembelajaran.
Jika tahapan-tahapan yang terdapat dalam model desain pembelajaran ISD
(Instructional system design) diterapkan pada laboratorium di sekolah menengah
maka perlu adanya beberapa hal yang harus diperhatikan dan harus berlandaskan
pada prinsip-prinsip dan fungsi laboratorium yaitu 1) fungsi laboratorium sebagai
sumber belajar 2) laboratorium sebagai metode pembelajaran 3) dan laboratorium
sebagai sarana pembelajaran.
Maka berdasarkan tahapan pada model desain pembelajaran ISD jika
diterapkan pada laboratorium maka akan memiliki tahapan sebagai berikut:

1. Menganalisis
Pada tahap ini perlu adanya analisis kebutuhan terhadap peserta didik
terkait pengadaan laboratorium dan apa yang seharusnya ada di

laboratorium sehingga tiga fungsi pokok laboratorium tidak diabaikan.
Jangan sampai pengadaan laboratorium tidak sesuai dengan kebutuhan
peserta didik dan tidak dapat dijadikan sarana dan sumber belajar.
2. Merancang
Setelah selesai dilaksanakan nya analisis terkait kebutuhan peserta didik
maka tahapan selanjutnya adalah merancang. Merancang adalah
menspesifikasi proses dan produk. Pada tahapan ini pengembang
laboratorium hendaknya merancang proses pembelajaran apa saja yang
akan dilaksanakan di laboratorium sekolah tersebut, berapa jumlah peserta
didik yang diperbolehkan mengunakan laboratorium pada saat praktikum
berlangsung serta tata tertib apa saja yang harus ditaati jika melaksanakan
proses belajar mengajar di laboratorium. Biasanya penjelasan terkait
semua ini diumumkan di depan ruangan laboratorium dan petugas
laboratorium akan menjelaskan kembali sebelum proses PBM atau
praktikum dimulai disetiap pertemuannya. Sedangkan produk biasanya
merupakan hasil dari pembelajaran di laboratrium dan hal tersebut

disesuaikan

dengan

pelajaran

yang

dibahas

dan

dilaksanakan

praktikumnya. Misalnya laboratorium yang digunakan untuk mata
pelajaran kimia yang sedang mempelajari zat-zat kimia yang outputnya
berupa hasil dari praktik yang dilakukan tersebut.
3. Mengembangkan
Pengembangan laboratorium dilaksanakan oleh pengembang laboratorium
yang disebut laboran. Pengembangan laboratorium juga berdasarkan

analisis kebutuhan sehingga pengembangan laboratorium akan merujuk
pada kebutuhan peserta didik yang harus dipenuhi ketika belajar di
laboratorium. Misalnya lab. Bahasa maka dalam pengembangan lab ini
diperlukan alat-alat yang bisa membantu proses pembelajaran berbahasa
seperti speaker, headset dll.
4. Melaksanakan
Pelaksanaan PBM di laboratorium dikepalai oleh laboran dan juga guru
mata pelajaran atau bidang studi yang melaksanakan PBM di
laboratorium. Pelaksanaan PBM di laboratorium memiliki tata cara khusus

yang harus ditaati karena setiap laboratorium memiliki tata tertib berbeda
guna menjaga keselamatan peserta didik dan gurunya.
5. Menilai (Evaluasi)
Pada tahapan ini terjadi evaluasi terkait laboratoriium mulai dari analisis,
desain, melaksanakan, mengembangan. Tujuan evaluasi adalah untuk
meningkatkan kinerja dan fasilitas yang sudah ada di laboratorium
sehingga kedepannya laboratorium bisa menjadi sarana dan sumber belajar
yang efektif dan bermanfaat bagi peserta didik.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa model desain
pembelajaran ISD sangat perlu diterapkan dalam pengadaan laboratorium di

sekolah. Sehingga tercapainya tujuan pembelajaran karena model desain
pembelajaran ISD memiliki tahapan yang kompleks mulai dari analisis kebutuhan,
merancang, pengembangan, pelaksanaan dan terakhir evaluasi.
Diakhir pembahasan terkait materi ini saya selaku penulis akan mencoba
mengembangkan sebuah laboratorium yang merujuk pada model desain
pembelajaran ISD beserta tahapan-tahapan pada model desain pembelajaran ISD
tersebut.

Laboratorium MA Diniyyah Pasia.
Analisis:
1. Tingginya tingkat kebutuhan peserta didik terhadap buku-buku berbahasa
arab gundul untuk mendukung proses pembelajaran bahasa arab,
fiqh,ski,dan tarbiyyah
2. Harga kitab yang mahal sehingga peserta didik tidak mampu membeli
kitab tersebut.
Desain:
1. Pada laboratorium ini disediakan berbagai PSB yang bisa membantu
proses pembelajaran terkait bahasa arab, fiqh,ski,dan tarbiyyah.
2. Dalam laboratorium ini juga disediakan ruangan khusus presentasi
berbahasa arab untuk melakukan prektek berbahasa arab.

3. Terdapat ruangan belajar kelompok dan lesehan untuk belajar individu.

Pengembangan:
1. Untuk pengembangan laboratorium al-hikmah akan dikelola oleh
ustd/ustdzh yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan
peserta didik.
2. Beberapa santri/santriwati yang memiliki kompetensi juga diarahkan
untuk membimbing adik-adiknya melakukan aktivitas pembelajaran di
laboratorium ini
Pelaksanaan:
1. Pada pelaksanaannya semua peserta didik diawasi oleh pihak-pihak yang
diberi tanggung jawab mengelola laboratorium
2. Setiap peserta didik harus mematuhi semua tatatertib yang ada di
laboratorium tersebut.
3. Semua peserta didik memiliki hak yang sama dalam pengunaan
laboratorium ini sebagai sumber dan sarana belajar.
Evaluasi:
1. Menilai seberapa besar laboratorium al-hikmah ini mampu memenuhi
kebutuhan peserta didik
2. Menilai apakah laboratorium al-hikmah berjalan dengan ideal sesuai

dengan tujuan awal.
3. Menilai kekurangan dan kelebihan laboratorium guna dijadikan bahan
evaluasi untuk meningkatkan kinerja laboran dalam pengembangan

laboratorium yang merujuk pada analisis kebutuhan peserta didik.

Referensi
Sulaeman, Ajiz. Dkk.2016. MAKALAH Model-Model Desain Pembelajaran.
Diakses Online: Https://Ajizsulaeman.Files.Wordpress.Com/2016/04/2Makalah-Kelompok-Model-Model-Pembelajaran-Ap-1-2-Unpak.Pdf