Jurnal Praktikum sedimentologi 2015 ANAL

Jurnal Praktikum Sedimentologi 2015

ANALISIS PH DAN FOSFAT (KIMIA SEDIMEN) DALAM SEDIMEN PADA
PERAIRAN SUNGAI MUSI, PALEMBANG, SUMATERA SELATAN

SINDY LISE SILVIA
[email protected]

Program Studi Ilmu Kelautan FMIPA Universitas Sriwijaya FMIPA, Universitas
Sriwijaya, Sumatera Selatan, Indonesia

ABSTRAK

Peraktikum ini dilakukan di Sungai Musi, stasiun 4 (dermaga Kertapati),
Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui nilai PH dan Fosfat yang terkandung di dalam
Sedimen dasar perairannya. Praktikum ini diuji dengan menggunakan metode Olsen
ataupun Bray setelah melihat/mengukur nilai PH yang terkandung di dalam sedimen
tersebut. Sampel yang di uji di ukur dengan metode Olsen dikarenakan pada PH yang di
kandungnya memenuhi syarat standar pemilihan metode Olsen yakni PH bernilai >5,50.
Setelah dilakukan pengujian dimana di dapatkan hasil pH yang ada pada perairan sungai
musi dibagian ini bersifat asam karena pHnya berkisar antara 6,60 – 6,51. Kemudian

dengan pengukuran Konsentrasi fosfat dalam sedimen pada perairan 0.3 – 0,4 ppm. Dan
hal ini dapat dikatakan bahwa nilai fosfat di dalam perairran tersebut cukup tinggi.

Kata Kunci : Sedimen, Fosfat, Metode Olsen, PH, Konsentrasi Fosfat.

Program Studi Ilmu Kelautan Universitas Sriwijaya | Sindy Lise Silvia (08121005035)

1

Jurnal Praktikum Sedimentologi 2015

air

PENDAHULUAN
Sungai merupakan perairan yang

bagi

masyarakat,


perikanan

dan

pemeliharaan hidrologi rawa dan lahan

memilik peran penting bagi makhluk hidup.

basah.

Keberdaan

dapat

membawa sedimen (lumpur, pasir), sampah

memberikan manfaat bagi makhluk hidup,

dan limbah serta zat hara melalui wilayah


baik yang hidup didalam sungai maupun

permukiman masuk ke muara dan akhirnya

yang ada disekitarnya. Kegiatan manusia

ke laut. Dampaknya adalah terciptanya

sebagai bentuk kegiatan pembangunan akan

dataran berlumpur, pantai berpasir dan

berdampak pada perairan sungai. Adanya

bentuk pantai lainnya.

ekosistem

kegiatan


sungai

manusia

dan

Sebagai

alat

angkut,

sungai

industri

Indonesia memiliki sedikitnya 5.590

memanfaatkan sungai sebagai tempat untuk


sungai utama dan 65.017 anak sungai. Dari

membuang limbah.

akan

5,5 ribu sungai utama panjang totalnya

berdampak pada penurunan kualitas air,

mencapai 94.573 km dengan luas Daerah

yaitu

Aliran Sungai (DAS) mencapai 1.512.466

Hal

tersebut


dengan adanya perubahan kondisi

fisika,

kimia

dan

biologi

(Sastrawijaya, 1991) .

km2. Selain mempunyai fungsi hidrologis,
sungai juga mempunyai peran sebagai

Sungai akan memperoleh masukan

sarana transportasi. Saat ini sebagian besar

bahan maupun energi yang berasal dari


sungai di Indonesia mengalami kerusakan,

wilayah sepanjang aliran sungai ataupun

salah

segala aktivitas manusia yang berkaitan

sendimentasi dan erosi. Akibatnya kondisi

dengan produksi limbah dan kemudian

kuantitas

dialirkan

sungai.

fluktuatif antara musim penghujan dan


di

daerah

kemarau. Dan salah satu sungai di Indonesia

aliran

sungai

yang mengalami laju sedimentasi tinggi

melalui

Pembangunan
permukiman

badan-badan


industri
sepanjang

memberikan

masukan

bahan-bahan

akan

dialirkan

ke

muara

(Santoso, 2007).
Sungai


adalah

(debit)

tingginya

air

sungai

laju

menjadi

adalah sungai Musi di Sumatera Selatan.

pencemar bagi perairan sungai yang pada
akhirnya

satunya


Sungai Musi dengan panjang + 510
km

merupakan

sungai

terbesar

dan

terpanjang di Provinsi Sumatra Selatan. Dari
sangat

penting

segmen

hulu

dengan

ekosistem

hutan

dalampengelolaan wilayah pesisir karena

lindung telah mengalami perubahan tata

fungsi sebagai sarana transportasi, sumber

guna lahan sampai di hilir yang sarat akan

Program Studi Ilmu Kelautan Universitas Sriwijaya | Sindy Lise Silvia (08121005035)

2

Jurnal Praktikum Sedimentologi 2015

pemukiman dan industri seperti pengilangan

perairan. Fitoplankton merupakan salah satu

minyak, pabrik pupuk, pengolahan karet

parameter biologi yang erat hubungannya

alam, kayu lapis dan lain-lain sehingga

dengan fosfat dan nitrat. Tinggi rendahnya

berpotensi menyebabkan degradasi kualitas

kelimpahan fitoplankton disuatu perairan

lingkungan perairan sungai. Di bagian hilir

tergantung kepada kandungan zat hara

inipun perairan Musi merupakan sumber air,

diperairan tersebut antara lain zathara fosfat

tidak hanya bagi penduduk di sepanjang

dan nitrat, sama halnya dengan zat hara

sungai, tetapi juga merupakan sumber air

lainnya, kandungan fosfat dan nitrat di suatu

sekaligu tompat membuang limbah cair oleh

perairan, secara alami tersedia sesuai dengan

induslri

kebutuhan organisme yang hidup di perairan

sehingga

perurunan

berdampak

kepada

perairan

Musi.

kualitas

tersebut (Nybakken, 1988).

Beragamnya kegiatan manusia di sepanjang
Sungai

Musi

ini

berdampak

komunitas fitoplankton

Dalam

analisa,

fosfat

terlarut

terhadap

ditentukan setelah melalui proses filtrasi dan

yang menghuni

konsentrasi fosfat ditentukan berdasarkan

perairan.

reaktifitasnya terhadap reagen molibdat.

Perairan
merupakan

pesisir

bagian

dari

Banyuasin
Selat

reagen molibdat disebut dengan fosfat

Bangka dan merupakan kawasan strategis

reaktif (filterable reactive phosphate, FRP)

dalam

pesisir.

yang terdiri atas ortofosfat dan polifosfat

Daerah tersebut dimanfaatkan sebagai areal

serta fosfat organik yang mudah terhidrolisis

kegiatan

oleh asam. Sementara, konsentrasi fosfat

pengembangan

kawasan

perikanan,

direncanakan
Peningkatan

perairan

Fosfat terfiltrasi yang reaktif terhadap

pemukiman,

sebagai

areal

pelabuhan.

terfiltrasi

(filterable

organic

phosphate, FOP) ditentukan melalui tahapan

terganggunya

oksidasi sebelum direaksikan dengan reagen

keseimbangan dinamika pantai. Masalah

molibdat. Meskipun fosfat terdapat dalam

yang dapat timbul di daerah pantai yakni

berbagai bentuk, hanya ortofosfat dan fosfat

abrasi dan sedimentasi.

lain yang mudah berubah menjadi ortofosfat,

berdampak

pada

areal

organic

pantai

tersebut

pemanfaatan

dan

Fosfat dan nitrat merupakan salah
satu

zat

hara

yang

dibutuhkan

dan

baik melalui proses fisika (desorpsi), kimia
(pelarutan)

maupun

biologis

(proses

mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan

enzimatis), yang dapat dimanfaatkan secara

dan perkembangan hidup organisme di

langsung oleh alga di badan air.

Program Studi Ilmu Kelautan Universitas Sriwijaya | Sindy Lise Silvia (08121005035)

3

Jurnal Praktikum Sedimentologi 2015

unsur

yang tumbuh subur karena melimpahnya

esensial kedua setelah N yang berperan

fosfat mampu memproduksi senyawa racun

penting

dan

yang dapat meracuni badan air. Meskipun

perkembangan akar. Ketersediaan P dalam

konsentrasi fosfat di badan air dikurangi,

tanah jarang yang melebihi 0,01 % dari total

eutrofikasi masih dapat terjadi karena

P. Sebagian besar bentuk P terikat oleh

adanya mobilisasi fosfat dari sedimen

koloid tanah sehingga tidak tersedia bagi

melalui proses fisika, kimia dan biokimia

tanaman. Tanah dengan kandungan organik

(Bostrom et al. 1988).

Unsur

fosfat

dalam

(P)

adalah

fotosintesis

Peranan nitrat

rendah seperti Oksisols dan Ultisols yang

dan fosfat

yang

banyak terdapat di Indonesia kandungan P

terkandung didalam sedimen yang ada di

dalam organik bervariasi dari 20–80%,

sungai atau muara sungai adalah sebagai

bahkan bisa kurang dari 20% tergantung

unsur yang penting bagi pertumbuhan dan

tempatnya.

dapat

kelangsungan hidup bagi organisme di

dimanfaatkan secara efektif oleh tanaman,

dalamnya. Organisme tersebut berperan

karena P dalam tanah dalam bentuk P terikat

sebagai mata rantai dari rantai makanan

di dalam tanah, sehingga petani harus terus

yang mendukung produktivitas perairan.

melakukan pemupukan P di lahan sawah

Pengkayaan zat hara di lingkungan perairan

walaupun sudah terdapat kandungan P yang

memiliki dampak positif, namun pada

cukup memadai. Pada tanah masam, P

tingkatan tertentu juga dapat menimbulkan

bersenyawa dalam bentuk-bentuk Al—P dan

dampak negatif. Dampak positifnya adalah

Fe—P, sedangkan pada tanah alkali (basa) P

terjadi peningkatan produksi fitoplankton

akan membentuk senyawa Ca—P dengan

dan total produksi sedangkan dampak

kalsium membentuk senyawa kompleks

negatifnya adalah terjadinya penurunan

yang

kandungan oksigen di perairan, penurunan

P

tersebut

tidak

sukar

larut

(Simanungkalit et al., 2006).
Kelebihan
menyebabkan

fosfat
peristiwa

biodiversitas dan terkadang memperbesar
di

perairan

potensi muncul dan berkembangnya jenis

peledakan

fitoplankton berbahaya yang lebih umum

pertumbuhan alga (eutrofikasi) dengan efek

dikenal

samping menurunnya konsentrasi oksigen

Blooms atau HABs (Risamasu dan Prayitno,

dalam badan air sehingga menyebabkan

2011). Pemeriksaan kandungan nitrat dan

kematian biota air. Disamping itu, alga biru

fosfat atau sering disebut sebagai zat hara

dengan

istilah

Harmful

Program Studi Ilmu Kelautan Universitas Sriwijaya | Sindy Lise Silvia (08121005035)

Algal

4

Jurnal Praktikum Sedimentologi 2015

perlu dilakukan karena parameter tersebut

kompleks seperti Cu dan Zn akan meningkat

merupakan parameter tingkat kesuburan

dengan menurunnya pH (Soemarno, 2011).

suatu perairan (Wibisono, 2005).

Pengaruh parameter pH terhadap

Penetapan jumlah P tersedia dalam

ketersediaan fosfat dapat digunakan sebagai

tanah harus ditentukan dengan metode yang

salah satu tolak ukur untuk membandingkan

tepat. Permasalahan P di dalam tanah cukup

hasil uji P dari metode uji tanah yang ada.

kompleks, salah satunya adalah sumbernya

Perbandingan hasil uji P tersedia dari dua

terbatas dan amat dipengaruhi oleh pH tanah

metode yang berbeda dalam penerapan uji

sehingga

terhadap

sangat

ketersediannya
kecil.

Ada

bagi

beberapa

tanaman
metode

suasana

memberikan

pH

rekomendasi

tanah

dapat

pemupukan.

penentuan P tersedia dalam tanah, yaitu

Metode Olsen biasanya digunakan untuk

Truog, Bray I, Bray II, North Caroline, dan

tanah ber-pH >5,5, sedangkan metode bray

Olsen. Setiap metode mempunyai sifat

biasanya

tersendiri dalam mengekstrak P. Metode

pH