Gaya Busana Harajaku Di Jepang

ABSTRAK
Harajuku adalah sebutan populer untuk kawasan di sekitar Stasiun JR
Harajuku, Distrik Shibuya, Tokyo. Kawasan ini terkenal sebagai tempat anak-anak
muda berkumpul. Lokasinya mencakup sekitar Meiji Jingū, Taman Yoyogi, pusat
perbelanjaan Jalan Takeshita (Takeshita-dōri), departement store Laforet, dan
Gimnasium Nasional Yoyogi. Di sana akan dijumpai berbagai macam gaya, mulai
dari tokoh kartun, gaya seorang punk rock dengan segala pernak-pernik besi
sebagai asesoris, gothic dengan ciri khas pakaian dan make up yang serba hitam
dan juga yang sedang trend saat ini adalah gaya lolita yang terinspirasi oleh gaya
berbusana anak-anak di zaman Victoria. Para pemuda yang memakai gaya
Harajuku tersebut berkisar dua puluh lima tahun. Anak-anak muda tersebut
menari dengan koreografi yang sangat bagus, yang biasanya dilakukan antara pria
dengan pria dan wanita dengan wanita. Semua itu dilakukan sebagai sikap
pemberontakan mereka yang jenuh dengan sistem yang berlangsung statis dalam
kehidupannya. Berbagai gaya berpakaian ala harajuku yang sangat fenomenal ini
terdiri dari gaya Cosplay antara lain gaya tokoh fiksi dan gaya rocker Jepang,
bermacam gaya lolita, dan juga gaya decora. Kostum-kostum yang bergaya tokoh
fiksi dapat berupa gaya anime atau kartun jepang, maupun tokoh-tokoh film dan
video game. Diantara bermacam gaya berpakaian ala Harajuku, gaya lolita
memiliki banyak tipe. Pada umumnya, gaya berpakian Harajuku ada yang disadur
dari luar maupun hasil kekreatifitasan anak-anak muda Jepang.

Gaya busana atau fashion di Jepang selalu menarik untuk dijadikan topik
pembicaraan, karena fashion selalu bersifat dinamis merepresentasikan suatu
zaman dan masyarakat yang hidup di masa tersebut. Fashion juga bisa
merepresentasikan identitas seseorang; hal pertama yang dinilai oleh orang lain
sebelum mengenal kita lebih jauh, mau tak mau, adalah gaya penampilan kita.
Beberapa gaya busana yang menyadur dari budaya luar namun juga
dimodifikasikan hingga menjadi gaya busana baru, antara lain pada gaya ; Gothic,
Gothic Lolita, Punk, Retro, Fetish, Mediterranean, Glam, Groom Boom.
Lalu gaya busana visual kei yang merupakan hasil kekreatifitasan yang orisinil
dari band-band Jepang antara lain pada gaya : Oriental, Fairy Tale, Cyber,
Angelic. Seperti pada gaya visual kei, pada beberapa gaya lolita juga terdapat hasil
adaptasi dari budaya luar antara lain : Gothic Lolita, Punk Lolita, Qi Lolita, Pirete
Lolita, Classical Lolita, Dandy, Kurololi, Gurololi, Sweet Lolita. Selain itu ada
juga yang merupakan hasil kekreatifitasan anak-anak muda Jepang, antara lain
adalah gaya Wa Lolita. Yang terakhir adalah gaya decora dan kawaii. Kedua gaya
ini juga memiliki keunikan tersendiri. Khususnya pada decora yang banyak
memasukkan aksesoris berupa jepit rambut, cincin, anting dan lainnya sebagai
pelengkap pakiannya yang semua aksesorisnya merupakan hasil karya mereka
sendiri. Tetapi kawaii adalah gaya yang hampir mirip dengan Cosplay tokoh fiksi.
Tetapi mereka juga banyak mengenakan aksesoris yang mirip dengan gaya decora

yang tidak dijumpai pada Cosplay tokoh fiksi. Hal yang paling unik dari gaya
mereka berpakain di area Harajuku adalah mereka tidak hanya memakai kostum
dan memamerkannya kepada orang lain, jika mereka memakai kostum layaknya

Universitas Sumatera Utara

tokoh super hero, mereka juga akan meniru gerak-gerik tokoh fiksi yang ada di
dalam film tersebut. Begitupun dengan anak-anak muda yang bergaya layaknya
band-band Visual kei, mereka juga berlagak seolah-olah mereka adalah band
tersebut dan tidak jarang juga yang memainkan musik di sana. Semua gaya
berpakaian yang ada di Harajuku merupakan hasil kekreatifitasan dari anak-anak
muda Jepang yang tidak pernah ingin dibatasi dalam hal berpakaian. Jadi,
selayaknya fesyen lainya, seiring berjalannya waktu, fesyen harajuku juga pasti
akan mengalami perkembangan dan muncul gaya-gaya pakaian baru yang
pastinya akan sangat dinantikan oleh pecinta fesyen harajuku.

Universitas Sumatera Utara