this PDF file IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR SISWA AKUNTANSI SMK X TAHUN PELAJARAN 20172018 | Puspandari | Tata Arta 1 SM
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3 , No. 2, hlm. 138-146
Yeni Putri Puspandari, Ngadiman, Sohidin. Identifikasi Gaya Belajar Siswa Akuntansi SMK X
Tahun Pelajaran 2017/2018. Agustus, 2017
IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR SISWA AKUNTANSI
SMK X TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Yeni Putri Puspandari, Ngadiman, dan Sohidin
Pendidikan Akuntansi FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, Indonesia
[email protected]
ABSTRACT
This study aims to determine the tendency of learning styles visual, auditory, and kinesthetic students.
Population in this research is all students of Accounting SMK X Academic Year 2017/2018. The selected samples were class X, XI, and XI of 137 students, with stratified random sampling technique. The method used in
this research is quantitative descriptive. The data were collected by questionnaire of visual, auditory, and kinesthetic learning style. Data analysis used is descriptive statistic to describe the trend learning style, then look
for tendency of learning style every student to can be calculated percentage of student overall The results of
this study are as follows. First, the trend of visual learning style of 45% students at high level, 40% moderate,
and 15% low. The trend of 21% auditory student learning style at high, 70%, and 9% is low. The trend of
learning style of kinestetik students 4% at high level, 66% medium, and 30% low. Second, Accounting students
have a tendency of visual learning style as much as 57%, 30% of auditory student, and 13% of kinesthetic student.
Keywords: visual learning style, auditory learning style, kinesthetic learning style
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecenderungan gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik
siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Akuntansi SMK X tahun pelajaran 2017/2018.
Sampel yang terpilih adalah kelas X, XI, dan XI sejumlah 137 siswa, dengan teknik pengambilan sampel stratified random sampling. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengumpulan data dilaksanakan dengan angket gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik. Statistik deskriptif digunakan untuk analisis data kemudian mencari kecenderungan gaya belajar setiap siswa dan menghitung persentase siswa keseluruhan. Hasil penelitian adalah sebagai berikut ini. Pertama, kecenderungan gaya belajar siswa visual 45%
pada tingkatan tinggi, 40% sedang, dan 15% rendah. Kecenderungan gaya belajar siswa auditori 21% pada
tingkatan tinggi, 70% sedang, dan 9% rendah. Kecenderungan gaya belajar siswa kinestetik 4% pada tingkatan
tinggi, 66% sedang, dan 30% rendah. Kedua, siswa Akuntansi memiliki kecenderungan gaya belajar visual
sebanyak 57%, 30% siswa auditori, dan 13% siswa kinestetik.
Kata kunci: gaya belajar visual, gaya belajar auditori, gaya belajar kinestetik
1 9
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 2
Pendahuluan
melakukan kegiatan Praktik Kerja Lapangan
Era globaliasasi seperti saat ini menuntut
(PPL) di SMK X tahun pelajaran 2017/2018.
perubahan besar pada dunia pendidikan. Peru-
Hasilnya menunjukkan bahwa siswa Akuntansi
bahan yang dilakukan pemerintah salah satunya
terdapat beberapa yang mengerjakan tugas sam-
dengan diterbitkannya Permendiknas Nomor 22
bil mendengarkan musik melalui speaker kecil
Tahun 2016 tentang “Standar Proses” bahwa
yang dibawa dari rumah, ada juga yang memakai
proses pembelajaran pada setiap mata pelajaran
headset,
harus
memenuhi
menginginkan kelas tenang tidak ramai agar bisa
standar untuk disesuaikan dengan karakteristik
konsentrasi. Selain itu, terdapat beberapa siswa
peserta didik. Oleh karena itu, sekolah sebagai
dapat memahami dengan hanya mendengarkan,
wadah dalam proses pendidikan juga menen-
beberapa siswa kurang paham saat guru hanya
tukan kebijakan sesuai agar tercapainya tujuan
dengan menyampaikan materi dengan ceramah,
nasional. Salah satunya adalah mengarahkan
namun ada juga siswa bisa memahami jika harus
guru untuk melakukan desain pembelajaran yang
praktik. Beberapa siswa mengatakan bahwa jika
sesuai dengan karakteristik peserta didik.
mereka tidak praktik langsung, mereka tidak su-
fleksibel,
bervariasi,
dan
Penelitian pendahuluan melalui wa-
namun
ada
beberapa
siswa
sah memahami materi tersebut.
wancara dilakukan terhadap 4 guru Akuntansi
Sagala (2005: 136) menyatakan “Desain
SMK X tahun pelajaran 2017/2018. Dari wa-
pembelajaran merupakan proses pengembangan
wancara tersebut diketahui bahwa guru telah
pengajaran secara sistematik yang digunakan
mengetahui bahwa setiap siswa mempunyai gaya
secara khusus teori-teori pembelajaran unuk
belajar yang berbeda-beda namun belum pernah
menjamin kualitas pembelajaran”. Pernyataan
mengidentifikasi gaya belajar siswa yang diajar-
tersebut mengandung arti bahwa penyusunan
kan tersebut. Hal ini mengakibatkan guru belum
perencanaan pembelajaran harus sesuai dengan
mengetahui kecenderungan gaya belajar siswa.
konsep pendidikan dan pembelajaran yang dianut
Selain itu, guru belum memanfaatkan fasilitas-
dalam kurikulum yang digunakan. Salah satu
fasilitas yang disediakan untuk mendukung pros-
model desain pembelajaran adalah model Dick
es pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar
and Carey. Langkah–langkah desain pembelaja-
siswa seperti LCD, speaker, whiteboard terma-
ran menurut Dick and Carey (Muliarta, 2011)
suk boardmarker berwarna hitam, merah dan
adalah
biru, yang dapat membantu dan memfasilitasi
pembelajaran,
siswa visual dan auditori, laboratorium akuntansi
analisis pembelajaran, (3) mengidentifikasi ting-
yang dapat digunakan untuk praktik dan memfa-
kah laku masukan dan karakteristik siswa, (4)
silitasi siswa yang memiliki gaya belajar kines-
merumuskan tujuan performansi, (5) mengem-
tetik. Oleh karena itu, guru belum memanfaatkan
bangkan butir–butir tes acuan patokan,
(6)
fasilitas tersebut secara optimal karena dalam
mengembangkan
(7)
merancang desain pembelajaran belum memper-
mengembangkan dan memilih materi pembelaja-
hatikan kecenderungan gaya belajar siswa.
ran,
(1) mengidentifikasikan tujuan umum
(2) melaksanakan
strategi
pembelajaran,
(8) mendesain dan melaksanakan evaluasi
Peneliti juga melakukan pengamatan di
formatif, (9) merevisi bahan pembelajaran, (10)
dalam kelas maupun diluar kelas saat peneliti
mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif.
Yeni Putri Puspandari, Ngadiman, Sohidin. Identifikasi Gaya Belajar Siswa Akuntansi SMK X 140
Tahun Pelajaran 2017/2018. Agustus, 2017.
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 2, hlm. 138-146
Sepuluh langkah pada model Dick and Carey
land dengan 5300 siswa. Hasil penelitian yang
menunjukan hubungan yang tidak terputus antara
disimpulkan oleh Ginnis (2008: 48) menyatakan
langkah yang satu dengan yang lainya. Salah
di kelas apa pun, dalam subjek apa pun, dan di
satunya adalah mengidentifikasi tingkah laku
sekolah manapun secara rata-rata ada 29% siswa
masukan dan karakteristik siswa.
dengan dominasi visual, 34% dominasi audiotori,
Menurut Slavin (2011: 97) bahwa siswa
dan 37% dominasi kinestetik.
itu mempunyai karakteristik yang berbeda-beda
Gaya belajar menjadi aspek penting
baik tingkat kinerja, kecepatan belajar dan gaya
yang harus diperhatikan oleh guru dan siswa ka-
belajar. Seorang siswa mungkin akan sukses
rena gaya belajar menjadi kunci keberhasilan
dengan cara belajar melalui membaca buku, na-
belajar siswa. Prashign (2007: 29) mengatakan
mun ada siswa lain yang sukses belajar melalui
bahwa gaya belajar merupakan kunci keberhasi-
mendengarkan penjelasan dari guru. Perbedaan
lan siswa dalam proses belajar dengan keunikan
cara belajar ini menunjukkan cara termudah bagi
masing-masing, maka guru sebaiknya menge-
siswa untuk menyerap informasi selama belajar.
tahui perbedaan gaya belajar masing-masing
Cara termudah dan tercepat seseorang dalam
siswa yang diajarnya sehingga siswa dapat bela-
belajar dikenal sebagai gaya belajar. Uno (2004:
jar efektif. Prashign (2007: 93) juga mengatakan
212) mengatakan bahwa apa pun cara yang
bahwa seseorang dikatakan guru yang sukses
dipilih, perbedaan gaya belajar menunjukkan
apabila mengetahui apa yang dipikirkan siswa,
cara tercepat dan terbaik bagi setiap individu un-
dan memperlakukan mereka sesuai apa yang
tuk bisa menyerap sebuah informasi dari luar
mereka butuhkan termasuk gaya belajar. Oleh
dirinya. Menurut DePoter & Hernacki (2007)
karena itu, guru harus melakukan identifikasi ga-
secara umum gaya belajar manusia dibedakan ke
ya belajar siswa yang diajarnya agar mengetahui
dalam tiga kelompok besar, yaitu gaya belajar
kecenderungan gaya belajar siswa yang diajarn-
visual, gaya belajar auditori dan gaya belajar kin-
ya. Seorang guru yang mengetahui kecender-
estetik. Gaya belajar visual adalah gaya belajar
ungan gaya belajar siswa maka pembelajaran
dengan cara melihat, mengamati, memandang,
yang dibuat akan cenderung memenuhi kebu-
dan sejenisnya. Gaya belajar auditori adalah gaya
tuhan siswa dan pembelajaran akan efektif se-
belajar dengan cara mendengar. Gaya belajar
hingga akan memperoleh hasil belajar yang baik
kinestetik adalah gaya belajar dengan cara berge-
(Ginnis, 2008). Hal ini juga didukung dengan
rak, bekerja, dan menyentuh. Hasil penelitian
hasil penelitian Wulandari (2011) yang menya-
Hasrul (2009) juga menyatakan bahwa gaya bela-
takan bahwa gaya belajar memberikan kontribusi
jar terdiri atas visual, auditori, dan kinestetik. Se-
yang bermakna dengan prestasi belajar. Semakin
tiap orang memiliki tiga gaya belajar ini namun
sesorang
biasanya ada satu yang dominan. Dominasi ini
menggunakan dengan efektif maka akan mem-
akan digunakan untuk menyerap informasi secara
peroleh prestasi lebih baik. Dengan demikian,
cepat dan efektif. Penelitian telah dilakukan oleh
kesesuaian gaya belajar mempunyai hubungan
Spesicific Diagnostic studies dari rockville, May-
dengan hasil belajar.
memahami
gaya
belajar
dan
1 1
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 2
Siswa belajar dengan cara yang berbeda
DePoter & Hernacki (2007: 115) secara umum
-beda. Cara yang dilakukan siswa Akuntansi saat
gaya belajar yang dijadikan modalitas dalam
ujian lisan berlangsung, antara lain:
(1)
belajar ada 3 (tiga) kelompok yaitu: gaya belajar
beberapa siswa berkelompok membentuk ling-
visual, auditori, dan kinestetik. Gaya belajar vis-
karan, ada yang membaca dengan bersuara, dan
ual merupakan modalitas mengakses citra visual
siswa lainnya mendengarkan, (2) beberapa siswa
yang diciptakan maupun mengingat. Gaya bela-
membaca dengan tidak bersuara, (3) beberapa
jar auditori adalah modalitas mengakses jenis
siswa mencari tempat yang sepi, (4) beberapa
musik dan kata-kata. Gaya belajar kinestetik
siswa tidak belajar, karena mereka kurang bisa
adalah modalitas untuk menerima gerak dan
konsentrasi jika belajar di sekolah. Guru masih
emosi.
menemukan siswa yang mengalami permasala-
Menurut Dunn (Ginnis, 2008: 49), indera
han dalam proses pembelajaran, misalnya mere-
dominan menciptakan sesuatu yang disukai da-
ka lebih senang berbicara dengan teman
lam menerima informasi yang menjadi gaya
sebangku, ada yang melamun, dan apabila diberi
belajar untuk melakukan cara-cara belajar yang
oleh guru tugas ada
beberapa siswa tidak
paling efektif. Setiap orang memiliki indera
mengerjakan. Selain itu, saat guru menjelaskan
yang dominan dan sekunder. Oleh karena itu,
materi ada beberapa siswa yang ijin ke kamar
jika guru menyampaikan informasi tidak sesuai
mandi tetapi sampai pelajaran berakhir siswa
dengan indera dominan maka siswa akan
tersebut tidak kembali ke kelas. Akibatnya,
menggunakan indera sekunder atau cadangan,
siswa kurang mampu menguasai bahan pelajaran
hanya sekitar 20% saja yang bisa menggunakan
yang telah diberikan guru dan hasil belajar mere-
inderanya secara seimbang. Siswa yang kebu-
ka kurang optimal. Hal ini dapat dilihat dari
tuhannya tidak terpenuhi maka akan cepat
daftar nilai Ulangan Tengah Semester (UTS)
frustasi, bosan, dan tersingkirkan. Penelitian Ka-
hasil belajar kurang optimal sekitar dari 72
ra (2009) juga menunjukkan bahwa siswa akan
siswa, 50% masih belum tuntas dan ada nilai
merasa tidak senang dan frustasi ketika guru tid-
tugas masih yang kosong.
ak mengajar sesuai dengan gaya belajarnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
Kesempatan menggunakan kecenderungan gaya
megetahui kecenderungan gaya belajar siswa
belajar akan berpengaruh dalam prestasi dan
Akuntansi SMK X tahun pelajaran 2017/2018.
kompeten siswa tersebut.
Gunawan (2006: 139) menyatakan bahwa
gaya belajar adalah cara yang disukai oleh
seseorang untuk belajar dan menyerap informa-
METODE
Penelitian
ini
menggunakan
metode
si. Menurut DePorter & Hernacki (2007: 97),
deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggam-
gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari
barkan kecenderungan gaya belajar siswa yang
antara menyerap, mengatur, dan mengolah infor-
terdiri atas 3 jenis yaitu visual, auditori, dan kin-
masi.
estetik. Populasi dalam penelitian ini adalah se-
Ginnis (2008: 46) mengungkapkan ada tiga
luruh siswa Akuntansi SMK X tahun pelajaran
gaya belajar, antara lain preferensi indera, kog-
2017/2018 yang berjumlah 207 siswa. Teknik
nitif dan intelegensi. Namun, yang menurut
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
Yeni Putri Puspandari, Ngadiman, Sohidin. Identifikasi Gaya Belajar Siswa Akuntansi SMK X 142
Tahun Pelajaran 2017/2018. Agustus, 2017.
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 2, hlm. 138-146
stratified random sampling dan jumlah sampel
Tabel 1. Hasil Kategori Visual
ditentukan menggunakan rumus teknik solvin.
Jumlah sampel yang digunakan adalah 137 siswa
yang terdiri atas kelas X sejumlah 48 siswa, kelas
XI sejumlah 48 siswa, dan kelas XII sejumlah 41
siswa dengan pengambilan sampel setiap kelas
menggunakan persentase secara proposional.
Kategori
F
%
Tinggi
61
45%
Sedang
55
40%
Rendah
21
15%
Jumlah
137
100%
Teknik pengumpulan data yang digunakan
(Sumber: Data diolah, 2017)
adalah angket. Angket digunakan untuk memperoleh data mengenai kecenderungan siswa
yang terdiri atas 3 aspek yaitu visual, auditori,
dan kinestetik. Angket yang digunakan adalah
Berdasarkan data di atas, dapat diketahui
bahwa sebagian besar siswa Akuntansi SMK X
tahun pelajaran 2017/2018 memiliki gaya belajar
skala likert.
visual pada kategori tinggi yaitu 45% dengan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gaya Belajar Auditori
Hasil Penelitian
Angket diisi oleh 137 siswa Akuntansi
SMK X tahun pelajaran 2017/2018, kemudian
dilakukan analisis atau perhitungan skor tiap
subjek penelitian untuk mencari kecenderungan
gaya belajar siswa secara keseluruhan.
Gaya Belajar Visual
Berdasarkan perhitunngan software SPSS
19 for windows diperoleh nilai mean 20.74, me-
dian 22, modus 24, standar deviasi 6.28, range
23, skor minimal 7, skor maksimal 30, dan total
jumlah responden 61.
Berdasarkan perhitunngan software SPSS
19 for windows diperoleh nilai mean 19,20, median 19, modus 21, standar deviasi 5.14, range
23, skor minimal 6, skor maksimal 29, dan total
skor 2630. Hasil kategori data siswa Akuntansi
SMK X tahun pelajaran 2017/2018 diperoleh
frekuensi siswa pada gaya belajar auditori adalah 21% termasuk kategori tinggi, 70% kategori
sedang, dan 9% pada kategori rendah. Perolehan
frekuensi gaya belajar visual pada setiap kategori dari 137 responden dapat dilihat pada tabel
skor 2841. Perhitungan tersebut digunakan un-
2.
tuk membuat kategori tingkat kecenderungan
Tabel. 2 Hasil Kategori Auditori
gaya belajar. Hasil kategori data siswa Akuntansi SMK X tahun pelajaran 2017/2018 diperoleh
Kategori
F
%
frekuensi siswa pada gaya belajar visual adalah
Tinggi
29
21%
Sedang
94
70%
frekuensi gaya belajar visual pada setiap kate-
Rendah
12
9%
gori dari 137 responden dapat dilihat pada tabel
Jumlah
135
100%
45% termasuk kategori tinggi, 40% kategori se-
dang, dan 15% pada kategori rendah. Perolehan
1 berikut.
(Sumber: Data diolah, 2017)
1
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 2
Berdasarkan data di atas, dapat dilihat
Tabel. 3 Hasil Kecenderungan Gaya Belajar
bahwa sebagian besar siswa Akuntansi SMK X
Kecenderungan
Jumlah
tahun pelajaran 2017/2018 memiliki gaya belajar
Gaya Belajar
Siswa
auditori pada tingkatan sedang yaitu 70% yaitu
Visual
78
57%
Auditori
41
30%
Kinestetik
18
13%
sejumlah 94 responden.
Gaya Belajar Kinestetik
Berdasarkan perhitunngan software SPSS 19
%
for windows diperoleh nilai mean 14.46, median
(Sumber: Data diolah, 2017)
15, modus 16, standar deviasi 4.52, range 19,
Dari data di atas, menunjukkan bahwa
skor minimal 6, skor maksimal 25, dan total skor
1981. Hasil kategori data diperoleh frekuensi
siswa pada gaya belajar auditori adalah 21%
termasuk kategori tinggi, 70% kategori sedang,
dan 9% pada kategori rendah. Perolehan frekuensi gaya belajar visual pada setiap kategori
secara keseluruhan kecenderungan gaya belajar
siswa Akuntansi SMK X tahun pelajaran
2017/2018 adalah gaya belajar visual dengan
jumlah siswa 78 atau 57%.
Pembahasan
Rose dan Niccol (DePoter, Reardon,&
dari 137 responden dapat dilihat pada tabel 3.
Nourie, 2007) bahwa setiap orang memiliki gaya
Tabel. 2 Hasil Kategori Kinestetik
belajar
Kategori
F
%
Tinggi
6
4%
Sedang
90
66%
Rendah
41
30%
Jumlah
137
100%
(Sumber: Data diolah, 2017)
Berdasarkan data di atas, dapat dilihat
bahwa sebagian besar siswa Akuntansi SMK X
tahun pelajaran 2017/2018 memiliki gaya belajar
kinestetik pada tingkatan sedang yaitu 66%
sejumlah 90 responden.
Skor yang diperoleh siswa Akuntansi SMK
kekuatan
yang
yang
berbeda
sama
namun
mempunyai
baiknya,
walaupun
sebenarnya setiap orang memiliki gaya visual,
auditori, dan kinestetik, namun ada satu yang
mendominasi. Berdasarkan hasil analisis data di
atas, dapat diinterpretasikan bahwa setiap siswa
memiliki ketiga jenis gaya belajar yaitu visual,
auditori, dan kinestetik. Ketiga gaya belajar pada
diri siswa mempunyai tingkatan yang berbedabeda, namun ada salah satu yang mendominasi.
Hal tersebut dapat dilihat pada hasil analisis pada setiap gaya belajar. Gaya belajar visual, dari
137 siswa terdapat 45% pada kategori tinggi,
40% kategori sedang, dan 15% pada kategori
rendah. Gaya belajar auditori, 21%
termasuk
X tahun pelajaran 2017/2018 secara keseluruhan
kategori tinggi, 70% kategori sedang, dan 9%
setelah dilakukan perbandingan antara skor gaya
pada kategori rendah. Gaya belajar kinestetik,
belajar visual, auditori, dan kinestetik menunjuk-
21% termasuk kategori tinggi, 70% kategori se-
kan kecenderungan gaya belajar visual 78 siswa,
dang, dan 9% pada kategori rendah. Masing-
auditori 41 siswa, dan kinestetik 18 siswa. Data
masing kategori pada setiap jenis gaya belajar,
tersebut dapat dilihat pada tabel. 3.
terdapat salah satu gaya belajar yang mendominasi. Dari 137 siswa terdapat 78 siswa dominasi
Yeni Putri Puspandari, Ngadiman, Sohidin. Identifikasi Gaya Belajar Siswa Akuntansi SMK X 144
Tahun Pelajaran 2017/2018. Agustus, 2017.
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 2, hlm. 138-146
visual, dominasi auditori 41 siswa, dan kinestetik
gaya belajar dengan cara melihat, mengamati, me-
18 siswa.
mandang, dan sejenisnya. Kekuatan gaya belajar
Dominasi jenis gaya belajar tersebut juga
ini terletak pada indera penglihatan (Deporter dan
telah dilakukan penelitian oleh Specific Studies
Hernacki, 2007). Siswa yang memiliki kecender-
dari Rockvolle, Maryland dengan 5300 siswa.
ungan gaya belajar auditori sebagian besar adalah
Hasil penelitian disimpulkan oleh Ginnis (2008:
belajar dengan mendengarkan. Gaya belajar audi-
48) bahwa di kelas apapun, dalam subjek apapun,
tori adalah gaya belajar dengan cara mendengar.
dan di sekolah mana pun secara rata-rata ada 29%
Orang dengan gaya belajar ini, lebih dominan da-
siswa dengan dominasi visual, 34% dominasi au-
lam menggunakan indera pendengaran untuk
ditori, dan 37% siswa dominasi kinestetik.
melakukan aktifitas belajar. Mereka lebih mudah
Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Syarfuni
belajar, mudah menangkap stimulus atau rangsan-
dan Verawati (2017), menunjukkan hasil bahwa
gan apabila melalui alat indera pendengaran
dari 42 siswa didominasi gaya belajar gabungan
(telinga). Orang dengan gaya belajar auditori
auditori dan kinestetik sebesar 25%, visual 12%,
memiliki kekuatan pada kemampuannya untuk
auditori 20%, 24% kinestetik, 7% gabungan visual
mendengar (Sukadi, 2008: 98). Siswa yang mem-
dan auditori, dan 12% gabungan visual dan kines-
iliki kecenderungan gaya belajar kinestetik sebagi-
tetik. Selanjutnya, penelitian serupa juga dil-
an besar adalah belajar dengan cara bergerak. Ga-
akukan oleh Pratiwi, Arini, & Widiana (2016)
ya belajar kinestetik adalah gaya belajar dengan
yang memperoleh fakta bahwa dari 41 siswa
cara bergerak, bekerja, dan menyentuh. Seseorang
63,07% kecenderungan gaya belajar visual, audi-
belajar dengan gaya ini mengutamakan indera
tori 16,93%, dan kinestetik 20%. Selain itu, dalam
perasa dan gerakan-gerakan fisik. Orang dengan
penelitian Sari (2014) menyatakan bahwa domi-
gaya belajar ini lebih mudah menangkap pelajaran
nasi gaya belajar mahasiswa Pendidikan Informat-
apabila ia bergerak, meraba, atau mengambil tin-
ika angkatan 2014 adalah gaya belajar visual 33%.
dakan.
Sedangkan, penelitian Wulandari (2011) menunjukkan hasil 43,1% memiliki gaya belajar visual,
6,9% visual-auditori, 5,9% visual-kinestetik, dan
6,9% auditori-kinestetik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecenderungan gaya belajar visual
siswa
Akuntansi
SMK
X
tahun
pelajaran
2017/2018 sebesar 57%, siswa auditori sebesar
30% dan siswa kinestetik sebesar 13%.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Kecenderungan gaya belajar siswa visual
45% pada tingkatan tinggi, 40% sedang, dan 15%
rendah. Kecenderungan gaya belajar siswa auditori
21% pada tingkatan tinggi, 70% sedang, dan 9%
rendah. Kecenderungan gaya belajar siswa kinestetik 4% pada tingkatan tinggi, 66% sedang, dan
dapat
30% rendah. Kecenderungan gaya belajar siswa
diketahui bahwa siswa Akuntansi SMK X tahun
Akuntansi SMK X tahun pelajaran 2017/2018
pelajaran 2017/2018, yang memiliki kecender-
secara keseluruhan adalah visual. Hal ini dapat
ungan gaya belajar visual mayoritas adalah belajar
dilihat dari perbandingan persentase antara gaya
dengan cara melihat. Gaya belajar visual adalah
belajar visual diperoleh angka 57%, auditori 30%,
Berdasarkan
hasil
penelitian
1
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 2
dan kinestetik 13%.
desain pembelajaran yang mengakomodasi
gaya belajar.
Saran
1. Bagi Guru
Guru diharapkan dapat membuat desain
pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar siswa yaitu visual. Desain pembelajaran
visual dapat berupa memberi informasi
dengan kata-kata, grafik yang di tunjukkan di
proyektor, gambar slide, video, poster, drama,
wisata, diagram, foto, dan buku teks agar
pembelajaran efektif dan dapat berjalan
sesuai dengan tujuan.
2. Bagi Lembaga Pendidikan
Sekolah diharapkan dapat mendorong
guru untuk membuat desain pembelajaran
sesuai dengan gaya belajar siswa yang di-
ajarnya dan memanfaatkan sarana-prasarana
yang disediakan sekolah secara optimal. Hal
tersebut dapat dilakukan dengan membuat
program pendidikan dan latihan guru tentang
desain pembelajaran sesuai dengan gaya belajar siswa. Selain itu, sekolah dapat meningkatkan sarana prasarana sekolah baik kualitas
maupun kuantitasnya.
3.
Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian
mengetahi
ini
hanya
kecenderungan
sebatas
gaya
ingin
belajar.
Peneliti selanjutnya, sebaiknya dapat memperluas populasi serta sampel agar generalisasi penelitian menjadi lebih luas dan komprehensif. Penelitian berulang-ulang yang
disertai dengan perubahan dan penyempurnaan teknik pengukuran, alat ukur, dan
perluasan ruang lingkup penelitian diharapkan mampu memberikan hasil penelitian
yang lebih baik lagi dan terpercaya. Di
samping itu, penelitian ini dapat dijadikan
dasar bagi peneliti untuk mengembangkan
DAFTAR PUSTAKA
Carey, D.W.J. (2001). The systematic Design of
Indtruction. Gleeview, Illionis: Scot, Foresman and Company
DePorter, B. & Hernacki, M. (2006). Quantum
Learning. Jakarta: Indeks
Gilakjani, A.P. Paper title: The Effect of V isual,
Auditory, and Kinaesthetic Learning
Styles on Language Teaching. International Conference on Social Science and
Humanity IPEDR vol.5 (2011). Diperoleh
tanggal
5
Juni
2017
dari
www.researchgate.net
Ginnis, P. (2008). Trik dan Taktik Mengajar.
Terj. Wasi Dewanto: Jakarta:Indeks
Gunawan, A.D. (2006). Genius Learning Strategy. Jakarta: PT Gramedia
Hasrul. (2009). Pemahaman tentang Gaya Belajar. Jurnal MEDTEK. Diakes Diakses
pada 6 Februari 2017
Indrawan, R. & Yuniawati, P. (2014). Metode
Peneltian. Bandung: PT Refika Aditama
Kara, S. 2009. Learning Styles A nd Teaching
Styles: A Case Study In Foreign Language Classroom. Conference of the International Journal of Arts and Sciences 1
(20): 77 – 82. Diperoleh 5 Juni 2017 dari
www.openaccessli.org
Lestari, N.O., Tampubolon, S.M., Patras, Y.E.
(2015). Analisis terhadap Pola Asuh dan
Gaya Belajar Siswa Berprestasi. Jurnal
Ilmiah Pendidikan. Diperoleh 6 Februari
2017 dari www.unpak.ac.id
Muliarta, I Wayan. 2011. Model Desain Pembelajaran (Dick & Carey) Teknologi Pembelajaran. Undiksha
Permendiknas No. 22 Tahun 2016 Tentang
Standar Proses
Yeni Putri Puspandari, Ngadiman, Sohidin. Identifikasi Gaya Belajar Siswa Akuntansi SMK X 146
Tahun Pelajaran 2017/2018. Agustus, 2017.
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 2, hlm. 138-146
Prashign, Barbara. (2007). The Power of Learning Styles: Memicu Anak Melejitkan
Prestasi dengan Mengenali Gaya Belajarnya. Trj. Nina Fauziah.Bandung:
Kaifa
Sagala. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV Alvabeta
Slavin, R.E. (2011). Psikologi Pendidikan. Jakarta:Indeks
Uno, H.B. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta. PT
Rineka Karya Cipta
Verawati. (2017). A nalisis Karakteristik Gaya
Belajar Mahasiswa Pendidikan Bahasa
Inggris Angkatan 2016 STKIP Bina
Bangsa Getsempena Banda Aceh. Jurnal
Genta Mulia. Diperoleh 14 Februari 2017
dari www.ejournal.stkipbbm.ac.id
Wilson, M.L. (2012). Learning Styles, Instructional Strategies, and the Question of
Matching: A Literature Review. International Journal of Education Vol. 4, No. 3.
Diperoleh
5
Juni
2017
dari
www.macrothink.org/ije
Wulandari, R. (2011). Hubungan Gaya Belajar
dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Semester IV Program Studi D IV Kebidanan
Universitas Sebelas Maret. Diperoleh 6
Februari
2017
dari
www.jurnal.stikes.kusumahusada.ac.id
Yeni Putri Puspandari, Ngadiman, Sohidin. Identifikasi Gaya Belajar Siswa Akuntansi SMK X
Tahun Pelajaran 2017/2018. Agustus, 2017
IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR SISWA AKUNTANSI
SMK X TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Yeni Putri Puspandari, Ngadiman, dan Sohidin
Pendidikan Akuntansi FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, Indonesia
[email protected]
ABSTRACT
This study aims to determine the tendency of learning styles visual, auditory, and kinesthetic students.
Population in this research is all students of Accounting SMK X Academic Year 2017/2018. The selected samples were class X, XI, and XI of 137 students, with stratified random sampling technique. The method used in
this research is quantitative descriptive. The data were collected by questionnaire of visual, auditory, and kinesthetic learning style. Data analysis used is descriptive statistic to describe the trend learning style, then look
for tendency of learning style every student to can be calculated percentage of student overall The results of
this study are as follows. First, the trend of visual learning style of 45% students at high level, 40% moderate,
and 15% low. The trend of 21% auditory student learning style at high, 70%, and 9% is low. The trend of
learning style of kinestetik students 4% at high level, 66% medium, and 30% low. Second, Accounting students
have a tendency of visual learning style as much as 57%, 30% of auditory student, and 13% of kinesthetic student.
Keywords: visual learning style, auditory learning style, kinesthetic learning style
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecenderungan gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik
siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Akuntansi SMK X tahun pelajaran 2017/2018.
Sampel yang terpilih adalah kelas X, XI, dan XI sejumlah 137 siswa, dengan teknik pengambilan sampel stratified random sampling. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengumpulan data dilaksanakan dengan angket gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik. Statistik deskriptif digunakan untuk analisis data kemudian mencari kecenderungan gaya belajar setiap siswa dan menghitung persentase siswa keseluruhan. Hasil penelitian adalah sebagai berikut ini. Pertama, kecenderungan gaya belajar siswa visual 45%
pada tingkatan tinggi, 40% sedang, dan 15% rendah. Kecenderungan gaya belajar siswa auditori 21% pada
tingkatan tinggi, 70% sedang, dan 9% rendah. Kecenderungan gaya belajar siswa kinestetik 4% pada tingkatan
tinggi, 66% sedang, dan 30% rendah. Kedua, siswa Akuntansi memiliki kecenderungan gaya belajar visual
sebanyak 57%, 30% siswa auditori, dan 13% siswa kinestetik.
Kata kunci: gaya belajar visual, gaya belajar auditori, gaya belajar kinestetik
1 9
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 2
Pendahuluan
melakukan kegiatan Praktik Kerja Lapangan
Era globaliasasi seperti saat ini menuntut
(PPL) di SMK X tahun pelajaran 2017/2018.
perubahan besar pada dunia pendidikan. Peru-
Hasilnya menunjukkan bahwa siswa Akuntansi
bahan yang dilakukan pemerintah salah satunya
terdapat beberapa yang mengerjakan tugas sam-
dengan diterbitkannya Permendiknas Nomor 22
bil mendengarkan musik melalui speaker kecil
Tahun 2016 tentang “Standar Proses” bahwa
yang dibawa dari rumah, ada juga yang memakai
proses pembelajaran pada setiap mata pelajaran
headset,
harus
memenuhi
menginginkan kelas tenang tidak ramai agar bisa
standar untuk disesuaikan dengan karakteristik
konsentrasi. Selain itu, terdapat beberapa siswa
peserta didik. Oleh karena itu, sekolah sebagai
dapat memahami dengan hanya mendengarkan,
wadah dalam proses pendidikan juga menen-
beberapa siswa kurang paham saat guru hanya
tukan kebijakan sesuai agar tercapainya tujuan
dengan menyampaikan materi dengan ceramah,
nasional. Salah satunya adalah mengarahkan
namun ada juga siswa bisa memahami jika harus
guru untuk melakukan desain pembelajaran yang
praktik. Beberapa siswa mengatakan bahwa jika
sesuai dengan karakteristik peserta didik.
mereka tidak praktik langsung, mereka tidak su-
fleksibel,
bervariasi,
dan
Penelitian pendahuluan melalui wa-
namun
ada
beberapa
siswa
sah memahami materi tersebut.
wancara dilakukan terhadap 4 guru Akuntansi
Sagala (2005: 136) menyatakan “Desain
SMK X tahun pelajaran 2017/2018. Dari wa-
pembelajaran merupakan proses pengembangan
wancara tersebut diketahui bahwa guru telah
pengajaran secara sistematik yang digunakan
mengetahui bahwa setiap siswa mempunyai gaya
secara khusus teori-teori pembelajaran unuk
belajar yang berbeda-beda namun belum pernah
menjamin kualitas pembelajaran”. Pernyataan
mengidentifikasi gaya belajar siswa yang diajar-
tersebut mengandung arti bahwa penyusunan
kan tersebut. Hal ini mengakibatkan guru belum
perencanaan pembelajaran harus sesuai dengan
mengetahui kecenderungan gaya belajar siswa.
konsep pendidikan dan pembelajaran yang dianut
Selain itu, guru belum memanfaatkan fasilitas-
dalam kurikulum yang digunakan. Salah satu
fasilitas yang disediakan untuk mendukung pros-
model desain pembelajaran adalah model Dick
es pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar
and Carey. Langkah–langkah desain pembelaja-
siswa seperti LCD, speaker, whiteboard terma-
ran menurut Dick and Carey (Muliarta, 2011)
suk boardmarker berwarna hitam, merah dan
adalah
biru, yang dapat membantu dan memfasilitasi
pembelajaran,
siswa visual dan auditori, laboratorium akuntansi
analisis pembelajaran, (3) mengidentifikasi ting-
yang dapat digunakan untuk praktik dan memfa-
kah laku masukan dan karakteristik siswa, (4)
silitasi siswa yang memiliki gaya belajar kines-
merumuskan tujuan performansi, (5) mengem-
tetik. Oleh karena itu, guru belum memanfaatkan
bangkan butir–butir tes acuan patokan,
(6)
fasilitas tersebut secara optimal karena dalam
mengembangkan
(7)
merancang desain pembelajaran belum memper-
mengembangkan dan memilih materi pembelaja-
hatikan kecenderungan gaya belajar siswa.
ran,
(1) mengidentifikasikan tujuan umum
(2) melaksanakan
strategi
pembelajaran,
(8) mendesain dan melaksanakan evaluasi
Peneliti juga melakukan pengamatan di
formatif, (9) merevisi bahan pembelajaran, (10)
dalam kelas maupun diluar kelas saat peneliti
mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif.
Yeni Putri Puspandari, Ngadiman, Sohidin. Identifikasi Gaya Belajar Siswa Akuntansi SMK X 140
Tahun Pelajaran 2017/2018. Agustus, 2017.
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 2, hlm. 138-146
Sepuluh langkah pada model Dick and Carey
land dengan 5300 siswa. Hasil penelitian yang
menunjukan hubungan yang tidak terputus antara
disimpulkan oleh Ginnis (2008: 48) menyatakan
langkah yang satu dengan yang lainya. Salah
di kelas apa pun, dalam subjek apa pun, dan di
satunya adalah mengidentifikasi tingkah laku
sekolah manapun secara rata-rata ada 29% siswa
masukan dan karakteristik siswa.
dengan dominasi visual, 34% dominasi audiotori,
Menurut Slavin (2011: 97) bahwa siswa
dan 37% dominasi kinestetik.
itu mempunyai karakteristik yang berbeda-beda
Gaya belajar menjadi aspek penting
baik tingkat kinerja, kecepatan belajar dan gaya
yang harus diperhatikan oleh guru dan siswa ka-
belajar. Seorang siswa mungkin akan sukses
rena gaya belajar menjadi kunci keberhasilan
dengan cara belajar melalui membaca buku, na-
belajar siswa. Prashign (2007: 29) mengatakan
mun ada siswa lain yang sukses belajar melalui
bahwa gaya belajar merupakan kunci keberhasi-
mendengarkan penjelasan dari guru. Perbedaan
lan siswa dalam proses belajar dengan keunikan
cara belajar ini menunjukkan cara termudah bagi
masing-masing, maka guru sebaiknya menge-
siswa untuk menyerap informasi selama belajar.
tahui perbedaan gaya belajar masing-masing
Cara termudah dan tercepat seseorang dalam
siswa yang diajarnya sehingga siswa dapat bela-
belajar dikenal sebagai gaya belajar. Uno (2004:
jar efektif. Prashign (2007: 93) juga mengatakan
212) mengatakan bahwa apa pun cara yang
bahwa seseorang dikatakan guru yang sukses
dipilih, perbedaan gaya belajar menunjukkan
apabila mengetahui apa yang dipikirkan siswa,
cara tercepat dan terbaik bagi setiap individu un-
dan memperlakukan mereka sesuai apa yang
tuk bisa menyerap sebuah informasi dari luar
mereka butuhkan termasuk gaya belajar. Oleh
dirinya. Menurut DePoter & Hernacki (2007)
karena itu, guru harus melakukan identifikasi ga-
secara umum gaya belajar manusia dibedakan ke
ya belajar siswa yang diajarnya agar mengetahui
dalam tiga kelompok besar, yaitu gaya belajar
kecenderungan gaya belajar siswa yang diajarn-
visual, gaya belajar auditori dan gaya belajar kin-
ya. Seorang guru yang mengetahui kecender-
estetik. Gaya belajar visual adalah gaya belajar
ungan gaya belajar siswa maka pembelajaran
dengan cara melihat, mengamati, memandang,
yang dibuat akan cenderung memenuhi kebu-
dan sejenisnya. Gaya belajar auditori adalah gaya
tuhan siswa dan pembelajaran akan efektif se-
belajar dengan cara mendengar. Gaya belajar
hingga akan memperoleh hasil belajar yang baik
kinestetik adalah gaya belajar dengan cara berge-
(Ginnis, 2008). Hal ini juga didukung dengan
rak, bekerja, dan menyentuh. Hasil penelitian
hasil penelitian Wulandari (2011) yang menya-
Hasrul (2009) juga menyatakan bahwa gaya bela-
takan bahwa gaya belajar memberikan kontribusi
jar terdiri atas visual, auditori, dan kinestetik. Se-
yang bermakna dengan prestasi belajar. Semakin
tiap orang memiliki tiga gaya belajar ini namun
sesorang
biasanya ada satu yang dominan. Dominasi ini
menggunakan dengan efektif maka akan mem-
akan digunakan untuk menyerap informasi secara
peroleh prestasi lebih baik. Dengan demikian,
cepat dan efektif. Penelitian telah dilakukan oleh
kesesuaian gaya belajar mempunyai hubungan
Spesicific Diagnostic studies dari rockville, May-
dengan hasil belajar.
memahami
gaya
belajar
dan
1 1
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 2
Siswa belajar dengan cara yang berbeda
DePoter & Hernacki (2007: 115) secara umum
-beda. Cara yang dilakukan siswa Akuntansi saat
gaya belajar yang dijadikan modalitas dalam
ujian lisan berlangsung, antara lain:
(1)
belajar ada 3 (tiga) kelompok yaitu: gaya belajar
beberapa siswa berkelompok membentuk ling-
visual, auditori, dan kinestetik. Gaya belajar vis-
karan, ada yang membaca dengan bersuara, dan
ual merupakan modalitas mengakses citra visual
siswa lainnya mendengarkan, (2) beberapa siswa
yang diciptakan maupun mengingat. Gaya bela-
membaca dengan tidak bersuara, (3) beberapa
jar auditori adalah modalitas mengakses jenis
siswa mencari tempat yang sepi, (4) beberapa
musik dan kata-kata. Gaya belajar kinestetik
siswa tidak belajar, karena mereka kurang bisa
adalah modalitas untuk menerima gerak dan
konsentrasi jika belajar di sekolah. Guru masih
emosi.
menemukan siswa yang mengalami permasala-
Menurut Dunn (Ginnis, 2008: 49), indera
han dalam proses pembelajaran, misalnya mere-
dominan menciptakan sesuatu yang disukai da-
ka lebih senang berbicara dengan teman
lam menerima informasi yang menjadi gaya
sebangku, ada yang melamun, dan apabila diberi
belajar untuk melakukan cara-cara belajar yang
oleh guru tugas ada
beberapa siswa tidak
paling efektif. Setiap orang memiliki indera
mengerjakan. Selain itu, saat guru menjelaskan
yang dominan dan sekunder. Oleh karena itu,
materi ada beberapa siswa yang ijin ke kamar
jika guru menyampaikan informasi tidak sesuai
mandi tetapi sampai pelajaran berakhir siswa
dengan indera dominan maka siswa akan
tersebut tidak kembali ke kelas. Akibatnya,
menggunakan indera sekunder atau cadangan,
siswa kurang mampu menguasai bahan pelajaran
hanya sekitar 20% saja yang bisa menggunakan
yang telah diberikan guru dan hasil belajar mere-
inderanya secara seimbang. Siswa yang kebu-
ka kurang optimal. Hal ini dapat dilihat dari
tuhannya tidak terpenuhi maka akan cepat
daftar nilai Ulangan Tengah Semester (UTS)
frustasi, bosan, dan tersingkirkan. Penelitian Ka-
hasil belajar kurang optimal sekitar dari 72
ra (2009) juga menunjukkan bahwa siswa akan
siswa, 50% masih belum tuntas dan ada nilai
merasa tidak senang dan frustasi ketika guru tid-
tugas masih yang kosong.
ak mengajar sesuai dengan gaya belajarnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
Kesempatan menggunakan kecenderungan gaya
megetahui kecenderungan gaya belajar siswa
belajar akan berpengaruh dalam prestasi dan
Akuntansi SMK X tahun pelajaran 2017/2018.
kompeten siswa tersebut.
Gunawan (2006: 139) menyatakan bahwa
gaya belajar adalah cara yang disukai oleh
seseorang untuk belajar dan menyerap informa-
METODE
Penelitian
ini
menggunakan
metode
si. Menurut DePorter & Hernacki (2007: 97),
deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggam-
gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari
barkan kecenderungan gaya belajar siswa yang
antara menyerap, mengatur, dan mengolah infor-
terdiri atas 3 jenis yaitu visual, auditori, dan kin-
masi.
estetik. Populasi dalam penelitian ini adalah se-
Ginnis (2008: 46) mengungkapkan ada tiga
luruh siswa Akuntansi SMK X tahun pelajaran
gaya belajar, antara lain preferensi indera, kog-
2017/2018 yang berjumlah 207 siswa. Teknik
nitif dan intelegensi. Namun, yang menurut
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
Yeni Putri Puspandari, Ngadiman, Sohidin. Identifikasi Gaya Belajar Siswa Akuntansi SMK X 142
Tahun Pelajaran 2017/2018. Agustus, 2017.
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 2, hlm. 138-146
stratified random sampling dan jumlah sampel
Tabel 1. Hasil Kategori Visual
ditentukan menggunakan rumus teknik solvin.
Jumlah sampel yang digunakan adalah 137 siswa
yang terdiri atas kelas X sejumlah 48 siswa, kelas
XI sejumlah 48 siswa, dan kelas XII sejumlah 41
siswa dengan pengambilan sampel setiap kelas
menggunakan persentase secara proposional.
Kategori
F
%
Tinggi
61
45%
Sedang
55
40%
Rendah
21
15%
Jumlah
137
100%
Teknik pengumpulan data yang digunakan
(Sumber: Data diolah, 2017)
adalah angket. Angket digunakan untuk memperoleh data mengenai kecenderungan siswa
yang terdiri atas 3 aspek yaitu visual, auditori,
dan kinestetik. Angket yang digunakan adalah
Berdasarkan data di atas, dapat diketahui
bahwa sebagian besar siswa Akuntansi SMK X
tahun pelajaran 2017/2018 memiliki gaya belajar
skala likert.
visual pada kategori tinggi yaitu 45% dengan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gaya Belajar Auditori
Hasil Penelitian
Angket diisi oleh 137 siswa Akuntansi
SMK X tahun pelajaran 2017/2018, kemudian
dilakukan analisis atau perhitungan skor tiap
subjek penelitian untuk mencari kecenderungan
gaya belajar siswa secara keseluruhan.
Gaya Belajar Visual
Berdasarkan perhitunngan software SPSS
19 for windows diperoleh nilai mean 20.74, me-
dian 22, modus 24, standar deviasi 6.28, range
23, skor minimal 7, skor maksimal 30, dan total
jumlah responden 61.
Berdasarkan perhitunngan software SPSS
19 for windows diperoleh nilai mean 19,20, median 19, modus 21, standar deviasi 5.14, range
23, skor minimal 6, skor maksimal 29, dan total
skor 2630. Hasil kategori data siswa Akuntansi
SMK X tahun pelajaran 2017/2018 diperoleh
frekuensi siswa pada gaya belajar auditori adalah 21% termasuk kategori tinggi, 70% kategori
sedang, dan 9% pada kategori rendah. Perolehan
frekuensi gaya belajar visual pada setiap kategori dari 137 responden dapat dilihat pada tabel
skor 2841. Perhitungan tersebut digunakan un-
2.
tuk membuat kategori tingkat kecenderungan
Tabel. 2 Hasil Kategori Auditori
gaya belajar. Hasil kategori data siswa Akuntansi SMK X tahun pelajaran 2017/2018 diperoleh
Kategori
F
%
frekuensi siswa pada gaya belajar visual adalah
Tinggi
29
21%
Sedang
94
70%
frekuensi gaya belajar visual pada setiap kate-
Rendah
12
9%
gori dari 137 responden dapat dilihat pada tabel
Jumlah
135
100%
45% termasuk kategori tinggi, 40% kategori se-
dang, dan 15% pada kategori rendah. Perolehan
1 berikut.
(Sumber: Data diolah, 2017)
1
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 2
Berdasarkan data di atas, dapat dilihat
Tabel. 3 Hasil Kecenderungan Gaya Belajar
bahwa sebagian besar siswa Akuntansi SMK X
Kecenderungan
Jumlah
tahun pelajaran 2017/2018 memiliki gaya belajar
Gaya Belajar
Siswa
auditori pada tingkatan sedang yaitu 70% yaitu
Visual
78
57%
Auditori
41
30%
Kinestetik
18
13%
sejumlah 94 responden.
Gaya Belajar Kinestetik
Berdasarkan perhitunngan software SPSS 19
%
for windows diperoleh nilai mean 14.46, median
(Sumber: Data diolah, 2017)
15, modus 16, standar deviasi 4.52, range 19,
Dari data di atas, menunjukkan bahwa
skor minimal 6, skor maksimal 25, dan total skor
1981. Hasil kategori data diperoleh frekuensi
siswa pada gaya belajar auditori adalah 21%
termasuk kategori tinggi, 70% kategori sedang,
dan 9% pada kategori rendah. Perolehan frekuensi gaya belajar visual pada setiap kategori
secara keseluruhan kecenderungan gaya belajar
siswa Akuntansi SMK X tahun pelajaran
2017/2018 adalah gaya belajar visual dengan
jumlah siswa 78 atau 57%.
Pembahasan
Rose dan Niccol (DePoter, Reardon,&
dari 137 responden dapat dilihat pada tabel 3.
Nourie, 2007) bahwa setiap orang memiliki gaya
Tabel. 2 Hasil Kategori Kinestetik
belajar
Kategori
F
%
Tinggi
6
4%
Sedang
90
66%
Rendah
41
30%
Jumlah
137
100%
(Sumber: Data diolah, 2017)
Berdasarkan data di atas, dapat dilihat
bahwa sebagian besar siswa Akuntansi SMK X
tahun pelajaran 2017/2018 memiliki gaya belajar
kinestetik pada tingkatan sedang yaitu 66%
sejumlah 90 responden.
Skor yang diperoleh siswa Akuntansi SMK
kekuatan
yang
yang
berbeda
sama
namun
mempunyai
baiknya,
walaupun
sebenarnya setiap orang memiliki gaya visual,
auditori, dan kinestetik, namun ada satu yang
mendominasi. Berdasarkan hasil analisis data di
atas, dapat diinterpretasikan bahwa setiap siswa
memiliki ketiga jenis gaya belajar yaitu visual,
auditori, dan kinestetik. Ketiga gaya belajar pada
diri siswa mempunyai tingkatan yang berbedabeda, namun ada salah satu yang mendominasi.
Hal tersebut dapat dilihat pada hasil analisis pada setiap gaya belajar. Gaya belajar visual, dari
137 siswa terdapat 45% pada kategori tinggi,
40% kategori sedang, dan 15% pada kategori
rendah. Gaya belajar auditori, 21%
termasuk
X tahun pelajaran 2017/2018 secara keseluruhan
kategori tinggi, 70% kategori sedang, dan 9%
setelah dilakukan perbandingan antara skor gaya
pada kategori rendah. Gaya belajar kinestetik,
belajar visual, auditori, dan kinestetik menunjuk-
21% termasuk kategori tinggi, 70% kategori se-
kan kecenderungan gaya belajar visual 78 siswa,
dang, dan 9% pada kategori rendah. Masing-
auditori 41 siswa, dan kinestetik 18 siswa. Data
masing kategori pada setiap jenis gaya belajar,
tersebut dapat dilihat pada tabel. 3.
terdapat salah satu gaya belajar yang mendominasi. Dari 137 siswa terdapat 78 siswa dominasi
Yeni Putri Puspandari, Ngadiman, Sohidin. Identifikasi Gaya Belajar Siswa Akuntansi SMK X 144
Tahun Pelajaran 2017/2018. Agustus, 2017.
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 2, hlm. 138-146
visual, dominasi auditori 41 siswa, dan kinestetik
gaya belajar dengan cara melihat, mengamati, me-
18 siswa.
mandang, dan sejenisnya. Kekuatan gaya belajar
Dominasi jenis gaya belajar tersebut juga
ini terletak pada indera penglihatan (Deporter dan
telah dilakukan penelitian oleh Specific Studies
Hernacki, 2007). Siswa yang memiliki kecender-
dari Rockvolle, Maryland dengan 5300 siswa.
ungan gaya belajar auditori sebagian besar adalah
Hasil penelitian disimpulkan oleh Ginnis (2008:
belajar dengan mendengarkan. Gaya belajar audi-
48) bahwa di kelas apapun, dalam subjek apapun,
tori adalah gaya belajar dengan cara mendengar.
dan di sekolah mana pun secara rata-rata ada 29%
Orang dengan gaya belajar ini, lebih dominan da-
siswa dengan dominasi visual, 34% dominasi au-
lam menggunakan indera pendengaran untuk
ditori, dan 37% siswa dominasi kinestetik.
melakukan aktifitas belajar. Mereka lebih mudah
Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Syarfuni
belajar, mudah menangkap stimulus atau rangsan-
dan Verawati (2017), menunjukkan hasil bahwa
gan apabila melalui alat indera pendengaran
dari 42 siswa didominasi gaya belajar gabungan
(telinga). Orang dengan gaya belajar auditori
auditori dan kinestetik sebesar 25%, visual 12%,
memiliki kekuatan pada kemampuannya untuk
auditori 20%, 24% kinestetik, 7% gabungan visual
mendengar (Sukadi, 2008: 98). Siswa yang mem-
dan auditori, dan 12% gabungan visual dan kines-
iliki kecenderungan gaya belajar kinestetik sebagi-
tetik. Selanjutnya, penelitian serupa juga dil-
an besar adalah belajar dengan cara bergerak. Ga-
akukan oleh Pratiwi, Arini, & Widiana (2016)
ya belajar kinestetik adalah gaya belajar dengan
yang memperoleh fakta bahwa dari 41 siswa
cara bergerak, bekerja, dan menyentuh. Seseorang
63,07% kecenderungan gaya belajar visual, audi-
belajar dengan gaya ini mengutamakan indera
tori 16,93%, dan kinestetik 20%. Selain itu, dalam
perasa dan gerakan-gerakan fisik. Orang dengan
penelitian Sari (2014) menyatakan bahwa domi-
gaya belajar ini lebih mudah menangkap pelajaran
nasi gaya belajar mahasiswa Pendidikan Informat-
apabila ia bergerak, meraba, atau mengambil tin-
ika angkatan 2014 adalah gaya belajar visual 33%.
dakan.
Sedangkan, penelitian Wulandari (2011) menunjukkan hasil 43,1% memiliki gaya belajar visual,
6,9% visual-auditori, 5,9% visual-kinestetik, dan
6,9% auditori-kinestetik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecenderungan gaya belajar visual
siswa
Akuntansi
SMK
X
tahun
pelajaran
2017/2018 sebesar 57%, siswa auditori sebesar
30% dan siswa kinestetik sebesar 13%.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Kecenderungan gaya belajar siswa visual
45% pada tingkatan tinggi, 40% sedang, dan 15%
rendah. Kecenderungan gaya belajar siswa auditori
21% pada tingkatan tinggi, 70% sedang, dan 9%
rendah. Kecenderungan gaya belajar siswa kinestetik 4% pada tingkatan tinggi, 66% sedang, dan
dapat
30% rendah. Kecenderungan gaya belajar siswa
diketahui bahwa siswa Akuntansi SMK X tahun
Akuntansi SMK X tahun pelajaran 2017/2018
pelajaran 2017/2018, yang memiliki kecender-
secara keseluruhan adalah visual. Hal ini dapat
ungan gaya belajar visual mayoritas adalah belajar
dilihat dari perbandingan persentase antara gaya
dengan cara melihat. Gaya belajar visual adalah
belajar visual diperoleh angka 57%, auditori 30%,
Berdasarkan
hasil
penelitian
1
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 2
dan kinestetik 13%.
desain pembelajaran yang mengakomodasi
gaya belajar.
Saran
1. Bagi Guru
Guru diharapkan dapat membuat desain
pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar siswa yaitu visual. Desain pembelajaran
visual dapat berupa memberi informasi
dengan kata-kata, grafik yang di tunjukkan di
proyektor, gambar slide, video, poster, drama,
wisata, diagram, foto, dan buku teks agar
pembelajaran efektif dan dapat berjalan
sesuai dengan tujuan.
2. Bagi Lembaga Pendidikan
Sekolah diharapkan dapat mendorong
guru untuk membuat desain pembelajaran
sesuai dengan gaya belajar siswa yang di-
ajarnya dan memanfaatkan sarana-prasarana
yang disediakan sekolah secara optimal. Hal
tersebut dapat dilakukan dengan membuat
program pendidikan dan latihan guru tentang
desain pembelajaran sesuai dengan gaya belajar siswa. Selain itu, sekolah dapat meningkatkan sarana prasarana sekolah baik kualitas
maupun kuantitasnya.
3.
Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian
mengetahi
ini
hanya
kecenderungan
sebatas
gaya
ingin
belajar.
Peneliti selanjutnya, sebaiknya dapat memperluas populasi serta sampel agar generalisasi penelitian menjadi lebih luas dan komprehensif. Penelitian berulang-ulang yang
disertai dengan perubahan dan penyempurnaan teknik pengukuran, alat ukur, dan
perluasan ruang lingkup penelitian diharapkan mampu memberikan hasil penelitian
yang lebih baik lagi dan terpercaya. Di
samping itu, penelitian ini dapat dijadikan
dasar bagi peneliti untuk mengembangkan
DAFTAR PUSTAKA
Carey, D.W.J. (2001). The systematic Design of
Indtruction. Gleeview, Illionis: Scot, Foresman and Company
DePorter, B. & Hernacki, M. (2006). Quantum
Learning. Jakarta: Indeks
Gilakjani, A.P. Paper title: The Effect of V isual,
Auditory, and Kinaesthetic Learning
Styles on Language Teaching. International Conference on Social Science and
Humanity IPEDR vol.5 (2011). Diperoleh
tanggal
5
Juni
2017
dari
www.researchgate.net
Ginnis, P. (2008). Trik dan Taktik Mengajar.
Terj. Wasi Dewanto: Jakarta:Indeks
Gunawan, A.D. (2006). Genius Learning Strategy. Jakarta: PT Gramedia
Hasrul. (2009). Pemahaman tentang Gaya Belajar. Jurnal MEDTEK. Diakes Diakses
pada 6 Februari 2017
Indrawan, R. & Yuniawati, P. (2014). Metode
Peneltian. Bandung: PT Refika Aditama
Kara, S. 2009. Learning Styles A nd Teaching
Styles: A Case Study In Foreign Language Classroom. Conference of the International Journal of Arts and Sciences 1
(20): 77 – 82. Diperoleh 5 Juni 2017 dari
www.openaccessli.org
Lestari, N.O., Tampubolon, S.M., Patras, Y.E.
(2015). Analisis terhadap Pola Asuh dan
Gaya Belajar Siswa Berprestasi. Jurnal
Ilmiah Pendidikan. Diperoleh 6 Februari
2017 dari www.unpak.ac.id
Muliarta, I Wayan. 2011. Model Desain Pembelajaran (Dick & Carey) Teknologi Pembelajaran. Undiksha
Permendiknas No. 22 Tahun 2016 Tentang
Standar Proses
Yeni Putri Puspandari, Ngadiman, Sohidin. Identifikasi Gaya Belajar Siswa Akuntansi SMK X 146
Tahun Pelajaran 2017/2018. Agustus, 2017.
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 2, hlm. 138-146
Prashign, Barbara. (2007). The Power of Learning Styles: Memicu Anak Melejitkan
Prestasi dengan Mengenali Gaya Belajarnya. Trj. Nina Fauziah.Bandung:
Kaifa
Sagala. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV Alvabeta
Slavin, R.E. (2011). Psikologi Pendidikan. Jakarta:Indeks
Uno, H.B. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta. PT
Rineka Karya Cipta
Verawati. (2017). A nalisis Karakteristik Gaya
Belajar Mahasiswa Pendidikan Bahasa
Inggris Angkatan 2016 STKIP Bina
Bangsa Getsempena Banda Aceh. Jurnal
Genta Mulia. Diperoleh 14 Februari 2017
dari www.ejournal.stkipbbm.ac.id
Wilson, M.L. (2012). Learning Styles, Instructional Strategies, and the Question of
Matching: A Literature Review. International Journal of Education Vol. 4, No. 3.
Diperoleh
5
Juni
2017
dari
www.macrothink.org/ije
Wulandari, R. (2011). Hubungan Gaya Belajar
dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Semester IV Program Studi D IV Kebidanan
Universitas Sebelas Maret. Diperoleh 6
Februari
2017
dari
www.jurnal.stikes.kusumahusada.ac.id