T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Minat Siswa dan Guru terhadap Teknologi dalam Penggunaan Media Test Online Berbasis Android: Studi Kasus di SMP Kristen 4 Salatiga T1 Full text

Minat Siswa dan Guru Terhadap Teknologi dalam
Penggunaan Media Test Online BerbasisAndroid
(Studi Kasus di SMP Kristen 4 Salatiga)

Artikel Ilmiah
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Peneliti:
Merlis Kelyaum (702012073)
Dr. Dharmaputra T Palekahelu, M.Pd

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Mei 2017

1. Pendahuluan
Proses kegiatan belajar mengajar dan proses evaluasi pembelajaran

merupakan dua komponen penting dalam dunia pendidikan yang digunakan
sebagai tolak ukur dalam keberhasilan peserta didik maupun guru [1]. Guru
dikatakan berhasil apabila hasil evaluasi peserta didik mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM) dan sebaliknya peserta didik dikatakan berhasil
apabila nilai dari hasil evaluasinya melebihi nilai KKM.
Evaluasi mencakup sejumlah teknik yang tidak bisa diabaikan oleh seorang
guru maupun dosen. Evaluasi bukan sekumpulan teknik, melainkan suatu proses
yang berkelanjutan, yang mendasari keseluruhan kegiatan pembelajaran yang
baik. Dengan demikian, setiap kegiatan evaluasi atau penilaian merupakan suatu
proses yang sengaja direncanakan untuk memperoleh informasi atau data.Istilah
evaluasi mengandung pengertian suatu tindakan atau proses untuk menentukan
nilai dari sesuatu. Evaluasi pembelajaran juga adalah merupakan proses
mengumpulkan, menganalisis dan menginterprestasi informasi secara sistematis
untuk menetapkan ketercapaian tujuan pembelajaran [2].
SMP Kristen 4 Salatiga merupakan salah satu sekolah yayasan di Salatiga
yang memiliki jumlah tenaga pengajar sebanyak 14 orang yang terdiri dari 4
orang guru tetap dan 10 orang guru tidak tetap sedangkan jumlah siswa pada SMP
Kristen 4 Salatiga berjumlah 62 orang. Berdasarkan informasi yang didapatkan
dari hasil wawancara menerangkan bahwa SMP Kristen 4 Salatiga mengalami
kekurangan tenaga pengajar hal ini dapat dilihat dari satu orang guru mengajar

lebih dari satu mata pelajaran. Masalah yang dihadapi oleh setiap guru yang
mengajar lebih dari satu mata pelajaran adalah jumlah koreksi hasil test yang
sangat banyak. Proses koreksi hasil test memerlukan waktu dan tenaga yang
cukup banyak. Mengatasi permasalahan tersebut maka diterapkan test online yang
diharapkan dapat membantu proses belajar mengajar di lingkungan SMP Kristen 4
Salatiga [3]. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat maka
ada beberapa sekolah yang sudah mulai mengarah pada test online. Test online
tersebut membuat kerja guru menjadi sedikit lebih ringan karena guru tidak perlu
menggandakan soal, guru tidak kesulitan dalam memeriksa hasil evaluasi peserta
didik karena nilai akan dimunculkan secara otomatis oleh sistem, guru bisa
melakukan test kapanpun dan di manapun selagi masih terhubung dengan koneksi
internet.
Sekolah yang memiliki fasilitas laboratorium komputer yang lengkap
dengan jaringan internet akan sangat mudah untuk menerapkan test online, namun
pada kenyataannya pada sekolah SMP Kristen 4 Salatiga tidak memiliki lab
komputer namun memiliki jaringan internet yng cukup baik sehingga dibuat
penelitian dengan menggunakan android. Kemajuan teknologi membuat android
menjadi kebutuhan primer bagi semua kalangan bahkan sampai kalangan
bawahpun memiliki android. Dengan adanya evaluasi berbasis android ini maka
sekolah yang hanya memiliki jaringan internet bisa memanfaatkan android yang

dimiliki peserta didiknya untuk melakukan evaluasi dengan mudah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar minta siswa dan
guru terhadap teknologi dalam penggunaan media test online berbasis android dan

bagaimana media test ini digunakan oleh siswa dan guru yang berada pada SMP
Kristen 4 Salatiga.
2. Tinjauan Pustaka
Penelitian yang berjudul “Pengembangan Sistem Ujian Online Soal
Pilihan Ganda Dengan Menggunakan Software Wondershare Quis“membahas
tentang mendeskripsikan kelayakan sistem ujian online soal pilihan ganda ditinjau
dari sisivaliditas,kepraktisan, dan efektivitas.Penelitian ini mengadaptasi
penelitian pengembangan model 4D menurut Thiagarajan yang terdiri dari 4 tahap
yaitu tahap pendefenisian define), perancangan (design), pengembangan
(develop), dan penyebaran (disseminate). Penelitian ini hanya menggunakan tiga
tahap, yaitu sampai tahap uji coba terbatas. Subyek penelitian adalah sistem ujian
online soal pilihan ganda. Uji coba terbatas dilakukan terhadap 20siswa kelas X
SMAN 1 Gondang. Dari hasil penelitian diperoleh simpulan: 1) Sistem ujian
online soal pilihan ganda yang telah dikembangkan secara keseluruhan
berkategori sangat baik dan layak digunakan; 2) Penerapan sistem ujian online
soal pilihan ganda di sekolah berlangsung dengan baik meskipun masih ada

beberapa kendala, seperti tidak berfungsinya fitur flashplayer pada browser ; 3)
Berdasarkan respon siswa, sistem ujian online soal pilihan ganda
denganmenggunakan software Wondershare Quiz Creator layak digunakan [4].
Penelitian lain yang berjudul “Rancang Bangun Aplikasi Simulasi TOEFL
BerbasisAndroid” membahas perancangan dan membangun sebuah
aplikasisimulasi TOEFL berbasis Android dengan menggunakan Eclipse dan
SQLite sebagai database. Metodologi yang digunakan yaitu MSF (Microsoft
Solutions Framework). MSF merupakan gabungan antara waterfall model dan
spiral model sehingga tahapan proses lebih terarah namun tetap dapat di iterasi.
MSF sendiri meliputi beberapa fase yaitu Envisioning Phase yang menetapkan
tujuan, manfaat dan ruang lingkup dari aplikasi yang akan dibuat, Planning Phase
menetapkan konsep aplikasi yang akan dibuat, Developing Phase dengan
melakukan kodifikasi dan merancang sistem secara lengkap, Stabilizing Phase
melakukan integrasi dan uji coba untuk mencari kekurangan yang ada, dan
Deployment Phase memberikan informasi kepada pengguna bagaimana
menggunakan aplikasi. Pada aplikasi ini, pengguna dapat berlatih test TOEFL,
mengerjakan soal-soal,dan meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris. Aplikasi
ini diharapkan mampu memberikan kemudahan pengguna dalam melakukan
latihan test TOEFL di mana pun dan kapan pun [5].
Penelitian lain yang berjudul “Pemanfaatan Remote Desktop Untuk

Optimalisasi Sistem Ujian Online” membahas tentangsistem ujian konvensional
yang sering dipakai dalam kegiatan akademik sering kali mempunyai banyak
kendala. Faktor kecurangan dan kebiasaan mencontek merupakan kendala yang
paling besar. Namun seiring dengan berkembangnya teknologi informasi, sistem
ujian konvensional bergeser menjadi sistem ujian online. Adapun sistem ujian
online masih tidak bisa dilepaskan dari budaya curang dalam ujian karena
ketiadaan pengawasan langsung dalam ujian. Selain itu faktor perlengkapan
jaringan serta biaya yang mahal juga merupakan kekurangan sistem ini. Oleh

karena itu keberadaan pengawas, sistem yang ekonomis serta kemudahan dalam
mengontrol para peserta ujian masih menjadi tuntutan. Dengan adanya sistem ini
akan dibangun suatu sistem ujian online dengan pengawasan, dimana para
pengawas bisa langsung mengamati dan mengontrol para peserta ujian langsung
pada komputer pengawas. Optimalisasi sistem ujian online ini dapat dilakukan
dengan pemanfaatan remotedesktop sebagai fitur pengawasan dalam sistem ujian
online.Sistem yang bersifat lokalisir ini dapat diterapkan baik secara LAN,
ataupun nirkabel/ Wifi [6].
Berbeda dari penelitian sebelumnya yang
membahas tentang perancangan dan implementasi test online pada setiap studi
kasus, penelitian yang dilakukan oleh peneliti lebih beriorientasi membahas

tentang penggunaan test online dalam membantu proses pembelajaran yang ada
pada SMP Kristen 4 Salatiga. Penelitian ini tidak membahas mengenai
perancangan dan implementasi aplikasi test online pada SMP Kristen 4 Salatiga
melainkan penelitian yang dilakukan membahas seberapa besar minat siswa dan
guru terhadap teknologi dalam penggunaan media test online berbasis android.
Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan,
organisasi,pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan
diketahui bagaimana kondisi objek evaluasi tersebut dalam rancangan,
pelaksanaan serta hasilnya. Istilah evaluasi sudah menjadi kosa kata dalam bahasa
Indonesia, akan tetapi kata ini adalah kata serapan dari bahasa Inggris yaitu
evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran Sedangkan menurut pengertian
istilah “evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan
sesuatu obyek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan
tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan” Pemahaman mengenai pengertian
evaluasi dapat berbeda-beda sesuai dengan pengertian evaluasi yang bervariatif
oleh para pakar evaluasi. Evaluasi adalah “the process of delineating, obtaining,
and providing useful information for judging decision alternatives," Artinya
evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan
informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan. Evaluasi
juga sebagai usaha mencari sesuatu yang berharga (worth). Sesuatu yang berharga

tersebut dapat berupa informasi tentang suatu program, produksi serta alternatif
prosedur tertentu” [7].Evaluasi bukan sekadar menilai suatu aktivitas secara
spontan dan insidental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu
secara terencana, sistematik, dan terarah berdasarkan tuiuan yang jelas.
Berdasarkan definisi evaluasi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi
adalah penerapan prosedur ilmiah yang sistematis untuk menilai rancangan,
selanjutnya menyajikan informasi dalam rangka pengambilan keputusan terhadap
implementasi dan efektifitas suatu program.Evaluasi dapat juga diartikan sebagai
“proses menilai sesuatu berdasarkan kriteria atau tujuan yang telah ditetapkan
yang selanjutnya diikuti dengan pengambilan keputusan atas obyek yang
dievaluasi”. Evaluasi diartikan juga sebagai proses sistematis untuk menentukan
nilai sesuatu (ketentuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang,
obyek,dll.) Untuk menentukan nilai sesuatu dengan cara membandingkan dengan
kriteria, evaluator dapat langsung membandingkan dengan kriteria namun dapat
pula melakukan pengukuran terhadap sesuatu yang dievaluasi kemudian baru
membandingkannya dengan kriteria. Dengan demikian evaluasi tidak selalu

melalui proses mengukur baru melakukan proses menilai tetapi dapat pula
evaluasi langsung melalui penilaian saja. Penilaian juga diartikan sebagai suatu
proses untuk mengetahui/menguji apakah suatu kegiatan, proses kegiatan,

keluaran suatu program telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang telah
ditentukan.Berdasarkan pengertian-pengertian tentang evaluasi yang telah
dikemukakan beberapa ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan tentang evaluasi
yakni evaluasi merupakan sebuah proses yang dilakukan oleh seseorang untuk
melihat sejauh mana keberhasilan sebuah program. Keberhasilan program itu
sendiri dapat dilihat dari dampak atau hasil yang dicapai oleh program tersebut.
Karenanya, dalam keberhasilan ada dua konsep yang terdapat didalamnya yaitu
efektifitas dan efisiensi. “Efektifitas merupakan perbandingan antara output dan
inputnya sedangkan efisiensi adalah taraf pendayagunaan input untuk
menghasilkan output lewat suatu proses” [8].
Evaluasi memiliki 2 tujuan yaitu, Tujuan Umum dan Tujuan Khusus.
Secara umum tujuan evaluasi merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam
meningkatkan kualitas, kinerja, atau produktivitas suatu lembaga dalam
melaksanakan programnya. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat dan mengetahui
proses yang terjadi dalam pembelajaran. Melalui evaluasi akan diperoleh
informasi tentang hal-hal yang telah dan belum tercapai. Evaluasi memberikan
informasi bagi kelas dan pendidikan untuk meningkatkan kualitas proses belajar
mengajar. Secara umum, tujuan evaluasi pembelajaran adalah: untuk mengetahui
keefektifan dan efisiensi sistem pembelajaran baik tujuan, materi, metode, media,
sumber belajar, lingkungan maupun sistem penilaian. Untuk menghimpun data

yang dijadikan sebagai bukti mengenai taraf kemajuan anak didik dalam
mengalami proses pendidikan selama jangka waktu tertentu. Secara khusus tujuan
evaluasi antara lain: memberikan klarifikasi tentang sifat hasil pembelajaran yang
telah terlaksana, memberikan informasi tentang ketercapaian tujuan jangka
pendek yang telah terlaksana,memberikan masukan untuk kemajuan
pembelajaran, memberikan informasi tentang kesulitan dalam pembelajaranuntuk
memilih pengalaman pembelajaran pada masa yang akan datang.Tujuan khusus
evaluasi pembelajaran disesuaikan dengan jenis evaluasi pembelajaran, seperti
evaluasi perencanaan dan pengembangan, evaluasi monitoring, evaluasi dampak,
evaluasi efisiensi-ekonomi, dan evaluasi program komprehensif. Selain itu fungsi
evaluasi adalah: mengetahui kemajuan kemampuan belajar murid, mengetahui
status akademis seorang siswa dalam kelompok/kelas,mengetahui penguasaan,
kekuatan dan kelemahan siswa atas satu unit pelajaran, mengetahui efisiensi
metode mengajar yang digunakan guru,merupakan bahan feedback bagi siswa,
guru dan program pengajaran, dan sebagai alat motivasi belajar-mengajar [9].
Test online adalah merupakan serangkaian test yang menggunakan media
komputer yang terkoneksi langsung dengan jaringan internet. Ada beberapa faktor
kelebihan tentang efektivitas test online menurut yang dilihat dari sekolah, siswa,
dan guru antara lain:Efisiensi biaya, fleksibilitas untuk bergabung dalam forum
diskusi, atau menjumpai teman sekelas dan pengajar melalui ruang chatting,

Keberhasilan menyelesaikan pembelajaran dengan testonline mampu membangun
kemampuan belajar mandiri dan kepercayaan siswa, Guru dapat dengan mudah
mengontrol penilaian test.Dengan adanya testonline sangat menghemat waktu

dalam pengoreksian penilaian test.Bentuk test yang digunakan adalah test pilihan
ganda bentuk ini bisa mencakup banyak materi pelajaran [10]. Kelemahan dari
penggunaan testonline sendiri yang utama adalah kesiapan sekolah untuk
menerapkan dan menyiapkan segala kebutuhan fasilitas terutama internet.
3. Metode Penelitian
Metode penyelesaian masalah adalah dengan metode penelitian ekperimen,
digunakan dalamperancangan dan penerapan evaluasi belajar online pada mata
pelajaran TIK.Dalam buku Metode Penelitian Pendidikan menurut Sugiyono
(2012:107) penelitian eksperimen merupakan metode yang digunakan untuk
mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan. Untuk mengetahui apakah ada perubahan atau tidak pada suatu
keadaan yang dikontrol secara ketat maka memerlukan perlakuan (treatment) pada
kondisi tersebut dan hal inilah yang dilakukan pada penelitian eksperimen [11].
Penelitian terdiri dari beberapa tahapan seperti Gambar 1.
Tahap Persiapan


Identifikasi sarana dan prasarana

Pengumpulan Data

Mendesain strategi dan pelaksanaan

Penggunaan

Penyelesaian
Gambar 1Alur Tahapan Penelitian

Langkah pertama pada tahap penelitian adalah tahap persiapan. Hal-hal
yang dilakukan pada tahap ini adalah observasi terhadap guru dan siswa. Objek
penelitian adalah seluruh siswa kelas VII,VIII, dan IX yang berjunlah 62 siswa
dan 14 orang guru pada SMP Kristen 4 Salatiga. Tahap persiapan ini juga
dilakukan melalui kondisi atau fakta baik dari tingkah laku dan hasil kerja
responden dalam kondisi pembelajaran di kelas. Dari kondisi sekolah dilihat dari
fasilitas yang digunakan untuk penggunaan test online berbasis androidterutama
pada jaringan internet di sekolah dan handphone yang akan digunakan.
Menyiapkan materi yang berkaitan dengan test online.

Langkah kedua pada tahap penelitian adalah tahap identifikasi sarana dan
prasarana.Tahap ini dilakukan untuk mengetahui apa saja yang dapat
dimanfaatkan untuk penelitian. Adanya fasilitas jaringan internet wi-fiyang
optimal untuk dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Dengan memanfaatkan
adanya wi-fi, maka akan sangat membantu dalam penerapan pembelajaran test
online berbasis android saat melakukan tes online dari admin, terhubung dengan
jaringan internet.
Langkah ketiga pada tahap penelitian adalah tahappengumpulan data.
Tahap ini terdiri dari: Eksperimen, yang merupakan Objek penelitian yaitu guru
dan siswa.Wawancara, peneliti memberikan beberapa pertanyaan kepada guru
terkait dengan aplikasi test online yang sudah digunakan. Kuesioner, peneliti
memberikan kuesioner kepada siswa setelah selesai melakukan test untuk
mengukur sejauh mana aplikasi ini menunjang pembelajaran siswa di kelas.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak sekolah (dalam hal ini dilakukan
dengan kepala sekolah) maka ditetapkan standar penilaian untuk aplikasi yang
akan dibuat. Apabila hasil penilaian lebih dari 70% untuk setiap siswa dan guru
maka dapat disimpulkan bahwa aplikasi tersebut dapat diterapkan untuk
mendukung proses pembelajaran di lingkungan SMP Kristen 4 Salatiga.
Langkah keempat pada tahap penelitian adalahmendesain strategi dan
pelaksanaan. Desain strategi pelaksanaan yang dibuat adalah dengan mendesain
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Desain alur pembelajaran yang
digunakan padaEksperimen Class dapat dilihat pada Gambar2 alur strategi
pelaksanaan.
Admin Mengaktifkan e-test

Admin
Memasukkan Soal

Siswa Login e-test dan
mengerjakan soal

Gambar 2. Alur strategi pelaksanaan

Tahap pembelajaran dengan menggunakan test online ini, pertama yang
dilakukan admin mengaktifkan e-test, dengan login sebagai admin. Setelah selesai
melakukan login admin memasukan soal test sesuai dengan RPP.Jumlah soal 25
nomor dengan waktu 30 menit. Siswa dapat logine-test melalui jaringan wi-fi di
sekolah untuk melakukan testonline dengan user name dan password yang sudah
didaftarkan oleh admin.
Langkah kelima pada tahap penelitian adalahtahap penggunaan. Pada
tahap eksperimen ini digunakan 3 jenjang kelas, yaitu kelas VII, VIII, dan
IX.Guru menjelaskansecara singkat tentang aturan pengunaan aplikasi e-test
kemudian guru mengamati proses test online yang sedang berlangsung.
Langkah keenam pada tahap penelitian adalahtahapan penyelesaian. Tahap
penyelesaian merupakan hal yang dilakukan untuk mengetahui apakah penelitian
ini dapat tercapai atau tidak. Mengetahui tanggapan siswa dan guru terhadap

penggunaan media aplikasi e-test. Mengetahui minat siswa dan guru terhadap
penggunaan media aplikasi e-test, efektifitas penggunaan media aplikasi e-test sebagai
sarana evaluasi pembelajaran, kendala pemanfaatan media aplikasi e-test dalam
pembelajaran di kelas dan juga kekurangan media aplikasi e-test menurut siswa dan
guru.
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
A. Implementasi Aplikasi E-test
Implementasi aplikasi e-test pada SMP Kristen 4 Salatiga diawali dengan
proses pendataan siswa sebagai pengguna aplikasi. Tahapan awal dalam pengujian
aplikasi e-test adalah guru wajib memasukan setiap soal ujian yang akan dikerjakan
oleh siswa. Soal ujian yang dimasukkan ke sistem adalah berbentuk pilihan ganda.
Pengguna aplikasi adalah seluruh siswa kelas VII, VIII, dan IX. Sebelum aplikasi ini
digunakan, peneliti melakukan pengenalan langkah-langkah penggunaan media oleh
guru dan siswa. Peneliti memberikan petunjuk penggunaan media dan melakukan
demo penggunaan media dengan membuka aplikasi e-test yang sudah di install pada
handphone terlebih dahulu. Kemudian guru mendaftar user name dan password setiap
siswa. Guru membuat, mengedit dan menghapus soal test pada database. Soal test akan
dimunculkan bersamaan dengan waktu pengerjaan agar siswa dapat mengerjakan
sesuai dengan waktu yang di tentukan. Setelah siswa mengerjakan soal test, guru dapat
melihat laporan hasil belajar siswa pada halaman database. Guru akan dengan mudah
mengetahui tingkat ketercapaian siswa dan tidak perlu melakukan koreksi secara
manual setiap lembar kerja siswa satu persatu dengan adanya aplikasi ini. Siswa juga
dapat melihat hasil belajarnya sendiri pada akhir evaluasi. Feedback yang dapat
diterima siswa dalah dengan melihat nilai yang dicapainya, sehingga siswa dapat
termotivasi untuk mempertahankan atau meningkatkan lagi prestasinya.
Media aplikasi e-test adalah aplikasi yang dibuat berbasis android atau hanya
dapat digunakan pada media yang menggunakan sistem operasi berbasis android
(handphone) Peneliti penggunakan e-test berbasis android dikarenakan keterbatasan
komputer yang ada pada SMP Kristen 4 Salatiga. Setiap siswa memiliki handphone
berbasis android sehingga peneliti memanfaatkan media yang ada pada siswa sebagai
media alternatif dalam proses evaluasi pembelajaran [12].

Gambar 3 Tampilan Awal Aplikasi e-test

Gambar 3 adalah tampilan awal aplikasi e-test. Setiap siswa wajib melakukan
login ke sistem. Apabila username dan password tidak terdaftar maka aplikasi akan
memberikan informasi kesalahan username dan password ke siswa. Apabila siswa
pernah melakukan test yang sama sebelumnya maka aplikasi akan memberikan
konfirmasi bahwa siswa yang bersangkutan telah mengikuti test tersebut. Apabila login
berhasil maka siswa akan langsung diperhadapkan dengan soal ujian yang dapat dilihat
pada Gambar 4.

Gambar 4 Tampilan Soal Ujian Aplikasi e-test

Gambar 4 merupakan bentuk soal ujian yang ada pada aplikasi. Soal ujian di
tampilkan dalam bentuk pilihan ganda dan pada setiap halaman soal disediakan timer
yang berfungsi sebagai acuan waktu tersisa bagi para siswa ketika mengerjakan soal
ujian. Semua siswa wajib mengisi semua soal ujian yang tersedia pada sistem.
Setelah semua soal selesai dikerjakan maka secara otomatis aplikasi akan
mengeluarkan hasil akhir test berupa jumlah jawaban benar dan jumlah jawaban yang
salah seperti yang terlihat pada Gambar 5.

Gambar 5 Tampilan Hasil Akhir Aplikasi e-test

Gambar 5 merupakan tampilan hasil penilaian yang tersedia pada aplikasi.
Hasil ini dapat dilihat oleh setiap siswa setelah selesai mengerjakan soal ujian yang ada.
Hasil penilaian yang ada pada sistem dapat membantu guru dalam proses koreksi soal
ujian dan setiap siswa dapat secara langsung mengetahui hasil ujiannya tanpa harus
menunggu proses koreksi selesai dilakukan.
Setelah melakukan pengujian aplikasi pada siswa kelas VII, VIII, dan IX maka
langkah selanjutnya adalah melakukan evaluasi atas aplikasi yang diuji apakah telah
membantu proses pembelajaran baik dari sudut pandang guru maupun siswa. Proses
evaluasi dilakukan dengan cara analisa hasil kuesioner yang dibagikan baik kepada
siswa maupun guru sesaat setelah aplikasi selesai diuji. Peneliti membagikan kuesioner
pada objek penelitiyaitu 19 siswa kelas VII, 19 siswa kelas VIII, 24 siswa kelas IX
untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penggunaan media aplikasi e-test.
Kuesioner dibagikan untuk mengetahui minat atau motivasi siswa terhadap
penggunaan media aplikasi e-test, efektifitas penggunaan media aplikasi e-test sebagai
sarana evalusi pembelajaran, kendala pemanfaatan media aplikasi e-test dalam
pembelajaran di kelas dan juga kekurangan media aplikasi e-test menurut siswa.
Motivasi belajar siswa ditunjukan dari rasa senang, ketertarikan siswa untuk mendalami
bahan atau bidang pengetahuan yang diberikan oleh guru, menunjukan rasa ingin tahu,
ulet menghadapi kesulitan dan selalu berusaha untuk berprestasi sebaik mungkin [13].
B. Kuesioner tanggapan siswa terhadap media aplikasi e-test dapat dilihat pada
Tabel1.
Tabel 1Kuesioner Tanggapan Siswa Terhadap Media Aplikasi e-test
No
1

Indikator
Motivasi

Pernyataan
Siswa merasa senang menggunakan
media aplikasi e-test.
Siswa
merasa
tertarik
untuk
mengerjakan evaluasi pembelajaran
menggunakan media aplikasi e-test.
Mediaaplikasie-test mudah digunakan.
Tulisan yang ada pada media e-test
cukup jelas.

2

Efektifitas

Waktu
yang
disediakan
untuk
menggunakan media aplikasi e-test
sudah memadai.
Siswa merasa dengan menggunakan
media aplikasi e-testsiswa dapat
memperoleh umpan balik dalam
pembelajaran.

SS

S

R

TS

STS

Siswa merasa dengan menggunakan
media aplikasi e-test lebih efisien
untuk
mengetahui
hasil
nilai
pembelajaran.
Siswa merasa dengan menggunakan
media aplikasi e-test lebih efisien
waktu bila dibandingkan dengan test
tertulis
Menggunakan media aplikasi e-test
sebagai alat evalusi pembelajaran lebih
efektif dibandingkan test tertulis.
Penggunaanmedia
aplikasi
e-test
sebagai alat evaluasi sudah tepat.
3

Kendala

Dalam mengoperasikan media aplikasi
e-test apakah kamu mengalami
kesulitan? Jika ya, sebutkan kesulitan
dan kendala yang dihadapi saat
menggunaka media aplikasi e-test
dalam proses evaluasi di kelas?

4

Kekurangan
Menurut kamu apakah ada kekurangan
dari media aplikasi e-test jika
digunakan sebagai alat evaluasi?

Tabel 1 adalah setiap pertanyaan yang tersedia pada kuesioner siswa untuk
masing-masing indikator. Setiap siswa harus mengisi setiap pertanyaan pada kuesioner
dengan pilihan jawaban yang telah tersedia yakni Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Raguragu (R), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).
Berdasarkan analisa jawaban siswa, dapat dilihat tanggapan siswa terhadap
penggunaan media aplikasi e-testdengan melihat jawaban siswa pada indikator
pertanyaan no 1. Indikator motivasi siswa dalam menggunakan media aplikasi e-test
dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 MotivasiSiswa Dalam Penggunaan Media Aplikasi E-test

Pernyataan
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju

Jumlah Jawaban Siswa
44
14
2
2
0

Persentase
70,96%
22,58%
3,23%
3,23%
0%

Total

62

100%

Hasil analisa dari pernyataan tersebut didapatkan persentase 70,96% siswa
merasa sangat senang dan tertarik menggunakan media aplikasi e-test, 22,58% siswa
merasa senang, 3,23% siswa merasa ragu-ragu, dan 3,23% siswa merasa biasa saja dan
tidak tertarik menggunakan media aplikasi e-test.Berdasarkan wawancaara dengan
siswa yang setuju dan sangat setuju dalam hal motivasi maka dapat disimpulkan bahwa
aplikasi ini dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti test yang diadakan di
sekolah. Hal ini disebabkan karena setiap siswa dapat langsung mengetahui nilai akhir
mereka tanpa harus menunggu sampai proses koreksi hasil ujian mereka selesai. Selain
itu model test yang menggunakan handphone juga meningkatkan motivasi mereka
dalam mengerjakan soal ujian karena menurut para siswa mereka agak jenuh dengan
model test yang dilakukan selama ini (paper based).
Indikator ke-2 mengenai efektifitas penggunaan media aplikasi e-test sebagai
sarana evaluasi pembelajarandapat dilihat pada indikator pernyataan no 2. Indikator
efektifitas penggunaan media aplikasi e-test dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Tanggapan Siswa Terhadap Efektifitas Penggunaan Media Aplikasi E-test

Pernyataan
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Total

Jumlah Jawaban
Responden
46
10
6
0
0
62

Persentase
74,19%
16,13%
9,68%
0%
0%
100%

Hasil analisa dari pernyataan siswa tersebut didapatkan persentase 74,19%
siswa sangat setuju bahwa pengunaan media aplikasi e-test efektif sebagai sarana
evaluasi pembelajaran, 16,13% siswa setuju bahwa media aplikasi e-test efektif sebagai
sarana evaluasi pembelajaran, dan 9,68% siswa meragukan efektifitas media aplikasietest. siswa merasa media aplikasi e-test tidak efektif jika digunakan sebagai sarana
evaluasi pembelajaran. Berdasarkan analisa terhadap penggunaan media aplikasi etestpada Tabel 3 maka dapat disimpulkan aplikasi ini sangat efektif digunakan dalam
membantu proses pembelajaran di sekolah. Sistem test yang menggunakan android
dapat membantu siswa mengerjakan soal ujian mereka tanpa dibatasi oleh ruang dan
waktu.
Peneliti melakukan analisa jawaban kuesioner yang telah diisi 62 siswa, untuk
mengetahui kendala media aplikasi e-test dalam proses evaluasi dan juga kekurangan
dari media aplikasi e-test. Kendala penggunaan media aplikasi e-test dapat diihat pada
Tabel 4.
Tabel 4 KendalaPenggunaan Media Aplikasi E-test

Jumlah
Jawaban Siswa

Pernyataan

Persentase

Koneksi Internet

8

12,90%

Kebingungan

16

25,81%

Tidak Ada Kendala

38

61,29%

Total

62

100%

Berdasarkan analisa jawaban siswa, terdapat 2 kendala yang dialami siswa
dalam menggunakan media aplikasi e-test pada proses evaluasi pembelajaran. Kendala
yang pertama adalah koneksi internet yang kadang tidak stabil, terdapat 8 siswa
(12,90%) yang mengalami kendala koneksi internet. Kendala kedua adalah siswa
merasa kebingungan, 16 siswa (25,81%) merasa bingung dalam menggunakan media
aplikasie-test dikarenakan mereka barupertama kali mengunakan media evaluasi
onlines, dan terdapat 38 siswa (61,29%) lainnya tidak memiliki kendala apapun dalam
menggunakan media aplikasi e-test.
Indikator pernyataan terakhir pada kuesioner ini adalah kekurangan media
aplikasi e-test menurut siswa. Hasil analisa jawaban siswa mengenai kekurangan media
aplikasi e-test dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5Kekurangan Media Aplikasi E-test

Pernyataan

Jumlah
Jawaban Siswa

Presentase

Kecurangan

7

11,29%

Materi

3

4,84%

Tampilan

8

12,90%

Waktu

10

16,13%

Tidak Ada Kekurangan

34

54,84%

Total

62

100%

Terdapat beberapa kekurangan diantaranya tampilan yang kurang menarik,
tidak bisa digunakan untuk memberi materi karena hanya sebagai sarana evaluasi
pembelajaran,waktu yang diberikan untuk mengerjakan terlalu cepat, ada kemungkinan
siswa untuk melakukan kecurangan dengan mencontek pekerjaan teman. 7 siswa
(11,29%) merasa media aplikasi e-test memiliki kekurangan yaitu masih

memungkinkan siswa untuk mencontek pekerjaan temannya. 3 siswa (4,84%)
menjawab media aplikasi e-test memiliki kekurangan karena tidak bisa digunakan
untuk memberi materi pelajaran. 8 siswa (12,90%) menjawab tampilan tidak menarik.
Sebagian besar siswa yang menjawab tampilan kurang menarik disebabkan aplikasi
tidak memiliki fitur untuk kembali ke soal sebelumnya sehingga sebagian besar siswa
kesulitan untuk mereview hasil test mereka sebelum mereka keluar dari aplikasi.
Sedangkan 10 siswa (16,13%) menjawab waktu akses kurang ketika melakukan
evaluasi.Kendala waktu yang dimaksudkan dalam hasil kuesioner adalah waktu yang
diberikan guru dalam pengerjaan soal test. Aplikasi menyediakan kebebasan untuk
guru untuk mengatur waktu test yang akan dilakukan sehingga aplikasi dapat
memenuhi kebutuhan guru dalam mengatur waktu test. Siswa lainnya sebanyak 34
siswa (54,84%) merasa media aplikasi e-test tidak memiliki kekurangan.
C.Kuesioner Tanggapan Guru Terhadapat Media Aplikasi e-testdapat
dilihat pada tabel 6
Tabel 6Kuesioner Tanggapan Siswa Terhadap Media Aplikasi e-test
No

Indikator

1

Motivasi

Pernyataan

SS

Guru merasa senang menggunakan
media aplikasi e-test.
Guru merasa tertarik untuk membuat
evaluasi pembelajaran berikutnya
dengan menggunakan media aplikasi
e-test.
Media
aplikasi
digunakan.

e-test

mudah

Tulisan yang ada pada media aplikasi
e-test cukup jelas.
2

Efektifitas

Menggunakan media aplikasi e-test
membuat pekerjaan guru menjadi
lebih ringan.
Guru merasa dengan menggunakan
media aplikasi e-test lebih efisien
untuk mengetahui nilai evaluasi
siswa.
Guru merasa dengan menggunakan
media aplikasi e-test lebih efisien
waktu bila dibandingkan dengan test
tertulis.
Menggunakan media aplikasi e-test
sebagai alat evaluasi pembelajaran

S

R

TS

STS

lebih efektif
tertulis.

dibandingkan

test

penggunaan media aplikasi e-test
sebagai alat evaluasi sudah tepat.
3

Kendala

Dalam
mengoperasikan
media
aplikasi e-test apakah guru mengalami
kesulitan? Jika ya, sebutkan kesulitan
dan kendala yang dihadapi saat
menggunakan media aplikasi e-test.

4

Kekurangan
Apakah ada kekurangan dari media
aplikasi e-test jika digunakan sebagai
alat evaluasi.

Tabel 6 adalah setiap pertanyaan yang tersedia pada kuesioner guru untuk
masing-masing indikator. Setiap guru harus mengisi setiap pertanyaan pada kuesioner
dengan pilihan jawaban yang telah tersedia yakni Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Raguragu (R), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).
Berdasarkan analisa jawaban guru, dapat dilihat tanggapan guru terhadap
penggunaan media aplikasi e-testdengan melihat jawaban guru pada indikator
pertanyaan no 1. Indikator motivasi guru dalam menggunakan media aplikasi testonline
dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7Motivasi Guru Dalam Penggunaan Media Aplikasi E-test

Pernyataan
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Total

Jumlah Jawaban
Guru
10
4
0
0
0
14

Persentase
71,43%
28,57%
0%
0%
0%
100%

Hasil analisa dari pernyataan tersebut didapatkan persentase 71,43% guru
sangat setuju menggunakan media aplikasi e-test dan 28,57% guru setuju
menggunakan media aplikasi e-test. Hasil presentase menunjukan bahwa guru sangat
termotivasi untuk menggunakan media aplikasi e-test.
Indikator ke-2 mengenai efektifitas penggunaan media aplikasi e-test sebagai
sarana evalusi pembelajaran dapat dilihat pada indikator pernyataan no 2. Indikator
efektifitas penggunaan media aplikasi e-test dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 Tanggapan GuruTerhadap Efektifitas Penggunaan Media Aplikasi E-test

Pernyataan
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Total

Jumlah Jawaban
Guru
8
5
1
0
0
14

Persentase
57,14%
35,71%
7,15%
0%
0%
100%

Hasil analisa dari pernyataan tersebut didapatkan persentase 57,14% guru
merasa termotivasi dan tertarik menggunakan media aplikasi e-test, 35,71% guru
merasa senang dan 7,15% guru merasa ragu-ragu. Presentase ini menunjukan bahwa
tingkat keefektifitasan guru dalam menggunakan media aplikasi e-test sangat efektif
dikarenakan sangat membantu dalam proses pengoreksian dan proses penginputan
nilai. Selain itu untuk pelaksanaan test tidak harus dilakukan pada jam pelajaran di
kelas tetapi bisa juga di luar jam pelajaran. Setiap guru perlu memasukkan soal ujian ke
sistem kemudian secara otomatis soal ujian tersebut akan ditampilkan melalui aplikasi
sehingga mengurangi beban guru dalam mencetak soal ujian dan lembar jawaban
(paperless).
Kendala yang dihadapi guru adalah kurangnya pengetahuan tentang berbagai
media evaluasi online yang dapat membantu proses evaluasi pembelajaran. Guru juga
merasa kebingungan karena baru pertama kali menggunkan media aplikasi e-test
dengan menginputkan soal test pada aplikasi database,mengatur user id dan password
setiap siswa. Guru juga mengakui akses internet yang kadang tidak stabil sehingga
mengangu jalannya proses evaluasi pembelajaran. Beberapa guru juga mengatakan
bahwa kendala yang mereka hadapi adalah keterbatasan usia yang sudah tidak
produktif lagi, namun hal ini tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk tetap
berkembang serta menggunakan media evaluasi pembelajaran.
Kekurangan media aplikasi e-test adalah tampilan aplikasi yang kurang
menarik dan cendrung membosankan dan proses penginputan soal test masih secara
manual (proses penginputan yang langsung mengakses ke databaseserver dengan
memanfaatkan userinterface yang standar pada sistem database).
Tabel 9 Pertanyaan Penerapan Aplikasi E-test di Sekolah

Respon Murid

Respon Guru

Pernyataan
Apakah anda setuju aplikasi ini di
terapkan di sekolah?

Ya

Tidak

Ya

Tidak

54

8

14

-

Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan implementasi aplikasi di SMP
Kristen4maka sebanyak 100% guru dan 87% siswa setujuuntuk mengimplementasikan
aplikasi e-test dalam proses belajarmengajar di sekolah.
100% guru setuju untuk

memakai aplikasi e-test karna sangat membantu mereka dalam proses koreksi hasil test
setiap siswa. Mengingat jumlah guru yang terbatas dan setiap guru harus mengajar
lebih dari satu mata pelajaran maka aplikasi ini sangat membantu guru dalam evaluasi
hasil belajar. Hasil akhir aplikasi juga dapat dipakai oleh guru sebagai acuan penilaian
siswa atas test yang dilakukan. Jumlah siswa yang tidak setuju(8 orang) disebabkan
karena implementasi aplikasi e-test mengharuskan mereka mempunyai handpone yang
memiliki akses internet (android) dimana mereka harus menyediakan biaya khusus
untuk mengganti handphone mereka yang lama ke handphone yang mendukung
aplikasi android.
Selain itu berdasarkan hasil evaluasi setiap indikator baik dari segi siswa
maupun guru sebagian besar siswa dan guru sudah termotifasi dalam hal penggunaan
teknologi di lingkungan sekolah SMP Kristen 4 Salatiga. Motivasi ini didukung oleh
sistem yang dapat membantu kinerja guru dan murid dalam hal efisiensi tenaga, waktu,
dan biaya. Jumlah guru yang terbatas pada SMP Kristen 4 Salatiga menyebabkan
aplikasi menjadi sangat efektif dalam membantu proses penilaian hasil ujian setiap
siswa sehingga mengurangi beban kinerja guru.
Terdapat pula beberapa kendala yang menyebabkan mereka kurang termovitasi
untuk menggunakan teknologi dalam proses pembelajaran seperti usia yang kurang
produktif sehingga menyebabkan beberapa guru menjadi malas dalam mengakses
teknologi. Keterbatasan sarana pendukung teknologi di sekolah juga menyebabkan
akses teknologi terbaru di lingkungan sekolah menjadi terbatas padahal sudah banyak
aplikasi open source yang dapat dipakai pihak sekolah untuk mendukung kegiatan
belajar mengajar. Kendala yang terakhir adalah siswa dan guru kurang memanfaatkan
teknologi yang ada karena visual atau tampilan yang kurang menarik dari aplikasi
tersebut. Tampilan aplikasi yang menarik dapat menarik minat guru dan siswa dalam
memakai teknologi informasi untuk mendukung proses belajar mengajar di sekolah.
6. Diskusi
SMP Kristen 4 Salatiga secara umum dapat menerima perkembangan teknologi
informasi untuk digunakan dalam membantu proses pembelajaran di lingkungan
sekolah namun agar teknologi tersebut dapat digunakan secara optimal maka setiap
kendala yang ada harus diatasi dengan baik. Setiap guru harus diberikan pelatihan
dalam menggunakan teknologi serta adanya sosialisasi kepada setiap guru bahwa usia
bukanlah penghalang untuk menggunakan teknologi. Sosialisasi ini perlu digunakan
agar setiap guru termovitasi penuh untuk menggunakan teknologi informasi yang dapat
membantu mereka dalam menjalankan tugas mereka. Selain itu perlu adanya
peningkatan sarana dan prasarana pendukung teknologi di lingkungan sekolah seperti
adanya akses internet yang cepat serta tersedianya sarana laboratorium komputer yang
memadai sehingga implementasi teknologi informasi dapat berjalan dengan baik dan
optimal.
Berdasarkan hasil penelitian, wawancara dan analisis data media aplikasi e-test
berbasis android di SMP Kristen 4 Salatiga, maka dapat di simpulkan bahwa minat
siswa dan guru dalam mengunaan aplikasi test online berbasis androidcukup tinggi
karena bagi siswa mereka bisa langsung melihat hasil test mereka tanpa menuggu guru
untuk mengoreksi. Sedangkan bagi guru pengunaan aplikasi ini dapat menghemat
waktu guru untuk mengoreksi.

Saran bagi guru, sebaiknya menguasai berbagai teknologi pembelajaran yang
mendukung proses evaluasi pembelajaran sehingga dapat juga meninggatkan hasil
belajar siswa. Guru dan siswa harus memanfaatkan fasilitas internet yang ada di
sekolah untuk evaluasi secara online, sebagai media pembelajaran tanpa harus bertatap
muka di kelas dan sebagai media online yang efisien dan efektif untuk digunakan.
Sekolah perlu melakukan pelatihan dalam hal meningkatkan motivasi setiap guru dan
siswa dalam berteknologi.
7. Daftar Pustaka
[1] Purwanto, N. 2001.Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung:Remaja Rosdakarya.
[2] Dr. Elis Ratnawulan, S.Si., M.T. dan Dr. H. A. Rusdiana,
M.M.2015.“Evaluasi Pembelajaran”Pengantar Prof. Dr. H. Sutaryat
Trisnamansyah. Bandung : CV Pustaka Setia.
[3] Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Kristen 4 Salatiga, Tanggal 20
April 2017
[4] Dwi Wiji utomo dan Rudi Kustijono. 2015.Pengembangan Sistem Ujian
Online Soal Pilihan Ganda dengan Menggunakan Software Wondershare
Quis, Universitas Negeri Surabaya.
[5] Muliani Sukmawati, Debby, Antonius Wahyu Sudrajat.
2009.RancangBangun Aplikasi Simulasi TOEFL Berbasis Android,Jurusan
Teknik InfomatikaSTMIK GI MDP.
[6] Rully Handri, Jajang Kusendra,M.T, dan Asep Wahyudin,M.T,Pemanfaatan
Remote Desktop untuk Optimalisasi Sistem Ujian Online, Universitas
Pendidikan Indonesia
[7] Sudijono, A.2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
[8] Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
[9] Slamet. 1986. Evaluasi Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu
PendidikanUniversitas Kristen Satya Wacana
[10] Rahmasari, Gartika, dan Rita Rismiati. 2013.E-learning pembelajaran jarak
jauh untuk SMA, Bandung:Penerbit Yrama Widya
[11] Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung
: Alfabeta.
[12] Kuesioner awal untuk memperoleh data siswa yang menggunakan handphone
berbasis android, tanggal 21 April 2017.
[13] Kuadrat,M dan Uno, H. B. 2009. Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran
: Sebuah Konsep Pembelajaran Berbasis Kecerdasan. Jakarta : Bumi Aksara

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25