Implementasi Pengelolaan Alat Kontrasepsi Pil, Suntik dan Implant Di Badan Pemeerdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Asahan tahun 2015

4

ABSTRAK
Pengelolaan bahan dan alat kontrasepsi merupakan salah satu hal yang
penting dalam ketersediaan alat kontrasepsi bagi peserta KB aktif. Persediaan
bahan dan alat kontrasepsi harus efektif dan efisien sehingga dapat memenuhi
kebutuhan peserta KB aktif. Persediaan bahan dan alat kontrasepsi di gudang
BPPKB Kabupaten Asahan digudang stok bahan dan alat kontrasepsi seperti pil,
suntik, implant nya sangat minim sekali, inilah yang membuat pendistribusian ke
puskesmas dan klinik KB menjadi terhambat dalam permintaan bahan dan alat
kontrasepsi. Pendistribusian bahan dan alat kontrasepsi dilakukan 4 kali dalam
setahun ke puskesmas dan klinik KB berdasarkan permintaan pihak puskesmas
dan klinik KB. Permintaan bahan dan alat kontrasepsi dari puskesmas juga bisa
tiba-tiba ke BPPKB jika stok yang ada sudah habis walaupun tanggal permintaan
belum tiba.
Penelitian ini menggunakan penelitian pendekatan kualitatif. Penelitian ini
mengunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam dengan 11
informan yang terdiri dari Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga
Berencana Kabupaten Asahan, Sekretaris BPPKB, Kasubbag Perencanaan
Program BPPKB, Petugas gudang BPPKB Kabupaten Asahan, Petugas gudang
BKKBN Provinsi Sumatera Utara, Kepala puskesmas Sidodadi, 1 orang KUPT

KB/PLKB di Kecamatan, Petugas penerima barang di puskesmas/petugas pencatat
pelaporan klinik KB. Lokasi penelitian dilakukan di Badan Pemberdayaan
Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Asahan.
Hasil penelitian menunjukkan banyaknya permintaan oleh pihak
puskesmas dan klinik tetapi jumlah ketersediaan alat kontrasepsi tidak bisa
memenuhi kebutuhan yang mereka minta. Dalam hal ini dapat diketahui adanya
hambatan atau kendala yang terjadi dilapangan sehingga Sumber Daya Manusia
untuk petugas gudang di kantor masih kurang, sehingga pendistribusian menjadi
terhambat. Sarana di BPPKB masih minim. Dana alat Kontrasepsi berasal dari
APBN dalam bentuk barang yaitu alat kontrasepsi. Perencanaan mengenai alat
kontrasepsi tidak ada, sehingga menyebabkan stok selalu kurang. Pengadaan
untuk alat kontrasepsi tidak ada, dan penyimpanannya sudah sesuai FIFO dan
FEFO. Pendistiribusiannya terhambat karena tidak sesuai dengan permintaan
terjadinya hambatan dalam pendistribusian dikarenakan stok alat kontrasepsi
minim sekali.
Kesimpulan menunjukkan bahwa pengelolaan alat kontrasepsi sudah
berjalan baik namun masih ada yang tidak mendukung dalam proses pengelolaan
dalam pendistribusian alat kontrasepsi mengenai ketersediaan stok alat
kontrasepsi yang tidak mencukupi sesuai kebutuhan permintaan dan tenaga kerja
nya yang masih kurang. Peneliti menyarankan kepada BPPKB Kabupaten

Asahan agar dapat membuat perencanaan mengenai permintaan alat kontrasepsi
agar tidak terjadinya kekosongan stok alat kontrasepsi dan diharapkan kepada
BKKBN Provinsi Sumatera Utara agar dapat menyesuaikan pendistribusian alat
kontrasepsi sesuai laporan permintaan alat kontrasepsi dari BPPKB Kabupaten
Asahan.
Kata kunci : Pengelolaan, Alat Kontrasepsi, BKKBN

Universitas Sumatera Utara

5

ABSTRACT

Management of contraception is an important thing for the availability of
contracption for the active family planning participant. The availlability of
contraception must be effective and efficient in order contraception in warehouse
of BPPKB of Asahan regency such as pill, injection and implant cause the
obstacles in its distribution or satisfy of demand to the Puskesmas (Public Health
Center) and Family Planning clinic. Distribution of contrception is conducted 4
times in a year either to Puskesmas or Family Planning clinic based on their

demand. The demand on contraception from Puskesmas and Family Planning
clinic maybe immediately to BPPKB when the available inventory is exhausted
before the date of demand.
This research applies quantitative approach. The data in this research was
conducted by deep interview for 11 informant that consist of Head of Women
Strengthening and Family Planning of Asahan regency, Secretary of BPPKB,
head of sub section of Program Planning of BPPKB, operator of BKKBN of North
Sumatera Province, 1 person of KUPT in sub-district level, Family Planning
clinical in Puskesmas of Gambir Baru, family planning clinic of Permata Hati.
The research was conducted in Bureau of Women strengthening and Family
Planning of Asahan regency.
The result of research indicates that the higher of demand of Puskesmas
and clinic is not supported by the availability of contraception so it did not satisfy
their demand. In this condition, it is indicated that there is any obstacles or
difficultness in the real condition. The human resources for warehouse operator
in office is not sufficient. Therefore the distribution of contraception is delayed,
the lack facilities in BPKB. The fund for contraception is supplied by State
Budged (APBN) in the form of product, i.e contraception. There s not planning of
contraception that cause the lower of inventory. There is not purchaing of
contraception while its storage is based on principle of FIFO and FEFO. The

distribution is delayed caused by the higher of demand and there is any obstacles
in its distribution for the lack of inventory.
The conclusion showed that the management of contraception has been
going well but there is still no support in the process of managing the distribusion
of contraception on the availability of stocks of contraception is not sufficent
according to the needs of labor demand and its own less.The researcher suggests
to the BPPKB of Asahan Regency to make a plan on demand of contraception to
prevent the lack of inventory of contraception and BKKBN of North Sumatera
Province must adjust the distribution of contraception to the demand report of
contraception from BPPKB of Asahan Regency.

Keywords : Management, Contraception, BKKBN

Universitas Sumatera Utara