Pengawasan Terhadap Izin Tata Ruang dan Bangunan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kota Medan yang merupakan Kota Metropolitan sedang gencar-gencarnya
dalam melakukan pembangunan dalam rangka untuk mensejahterakan rakyatnya.
Pembangunan yang dilakukan meliputi pembangunan di bidang pendidikan,
kesehatan, perekonomian dan fasilitas umum. Selain pemerintah, masyarakat juga
melakukan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri,
contohnya adalah mendirikan bangunan baik untuk tempat tinggal maupun tempat
usaha.
Kota Medan sebagai Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara, kondisi ini
membuat pembangunan fisik Kota Medan mengalami perkembangan yang pesat,
seiring dengan pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi. Pembangunan
pertokoan maupun perumahan penduduk berkembang dengan pesat. Setiap
pendirian bangunan baik bangunan untuk dunia usaha maupun pendirian rumah
penduduk harus memiliki Izin Mendirikan Bangunan (selanjutnya disebut IMB)
yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Medan
Pendirian sebuah bangunan harus memenuhi segala persyaratan yang
ditetapkan oleh pemerintah. Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7
Tahun 1993 disebutkan sebelum melakukan pembangunan harus mengajukan

permohonan IMB. Izin tersebut diperlukan untuk memberikan kepastian hukum
atas kelayakan, kenyamanan, keamanan sesuai dengan fungsinya. Izin Mendirikan

Universitas Sumatera Utara

Bangunan diperlukan tidak hanya untuk bangunan baru saja, tetapi juga
dibutuhkan pada saat akan membongkar, merenovasi, menambah, mengubah, atau
memperbaiki yang mengubah struktur bangunan.
Bergulirnya otonomi daerah, dengan dikeluarkan Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2014 pengganti Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah maka setiap daerah diberikan kebebasan untuk mengurus dan
mengatur sendiri urusan pemerintahan demi kepentingan masyarakat setempat,
termasuk dalam dalam hal pemberian IMB. Selain itu dengan adanya otonomi
daerah tersebut maka pemerintah daerah juga berwenang untuk mengeluarkan
IMB diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi
dan Pemerintah daerah Kabupaten/Kota. Atas dasar tersebut Pemerintah Daerah
Kota Medan mengeluarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2015
Tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan. 1
Pembangunan sarana dan prasarana maupun infrastruktur di Kota Medan

terasa kian kompleks sehingga perlu melakukan kajian dan analisis terhadap
perizinan yang menjadi tolak ukur prosedur mengenai pembangunan itu sendiri.
Prosedur yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mengenai Implikasi
Pengaturan IMB Terhadap Tata Ruang di Kota Medan. Hal ini menjadi kajian
yang sangat penting, dengan mengingat bahwa Kota Medan merupakan daerah
yang sedang mengalami peningkatan dalam bidang pembangunan sarana dan
prasarana maupun infrastruktur. Prinsipnya Rencana Umum Tata Ruang Kota
1

Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Perubahan atas Peraturan
Daerah Kota Medan Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan.

Universitas Sumatera Utara

diarahakan untuk memperoleh gambaran Perencanaan, Pemanfaatan dan
Pengendalian Ruang atau lahan Kota Medan saat ini serta masa mendatang, guna
menentukan aspek strategis dalam rangka mengarahkan pertumbuhan dan
perkembangan Kota Medan.
Penyelenggaraan penataan ruang untuk mewujudkan harapan ruang yang
aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan memerlukan dukungan dari semua

pihak yaitu Pemerintah. Lemahnya penegakan hukum dan penyadaran masyarakat
terhadap aspek penataan ruang merupakan masalah seperti misalnya munculnya
permukiman kumuh di bantaran sungai dan terjadinya. 2
Pemberian IMB merupakan salah satu bentuk pelayanan publik. Di
samping itu IMB merupakan salah satu retribusi Kota Medan yang berarti sumber
Pendapatan Daerah. Kantor pelayanan adimistrasi perizinan dan Dinas Tata
Ruang dan Bangunan yang merupakan penyelenggara pelayanan IMB harus
memiliki kapabilitas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Oleh
karena itu lahirlah berbagai produk hukum di setiap daerah yang mencoba
mengakomodasi kebutuhan akan aturan tentang tata bangunan. Namun, yang
terjadi saat ini khususnya dalam wilayah kota Medan terdapat ketimpangan
dimana masih banyak masyarakat yang merasa tidak sesuai/ tidak sepakat dengan
peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintahan di daerah.
Pengawasan IMB adalah suatu kegiatan dan usaha untuk mengetahui dan
menilai kenyataan yang sebenarnya mengenai pelaksanaan pekerjaan atau
kegiatan apakah sesuai dengan rencana maupun prosedur atau tidak. Dalam
2

http://trtb.pemkomedan.go.id/kategoriartikel-55-berita.html , diakses tanggal 1 Juni


2016.

Universitas Sumatera Utara

pelaksanaan pembangunan, untuk menjaga kelangsungannya, maka ruang perlu di
tata dan diawasi serta direncanakan sehingga dapat memberikan dampak positif
bagi mahluk hidup diatasnya untuk jangka panjang dan berkelanjutan.
Instansi atau pejabat pelaksana penerbitan IMB juga tidak luput menjadi
sorotan karena instansi pemerintah tersebutlah yang berkaitan langsung dengan
perizinan terhadap pembangunan yang dilaksanakan. Dari sinilah segala
permasalahan yang dihadapi oleh Kota Medan muncul hingga kemudian
memerlukan kajian secara spesifik dan eksplisit untuk menjawab semua hal yang
terkait dengan masalah Pelaksanaan Pengaturan IMB dan Implikasinya Terhadap
Tata Ruang.
Berdasarkan latar belakang di atas maka tertarik memilih judul
Pengawasan terhadap izin tata ruang dan bangunan berdasarkan Peraturan Daerah
Kota Medan Nomor 3 tahun 2015 tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan penjelasa di atas maka, penulis membuat perumusan masalah

sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaturan izin tata ruang dan tata bangunan Kota Medan?
2. Bagaimana pelaksanaan izin tata ruang dan bangunan Kota Medan?
3. Bagaimana pengawasan terhadap izin tata ruang dan bangunan
berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 tahun 2015 tentang
Retribusi Izin Mendirikan Bangunan?

Universitas Sumatera Utara

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan penulisan
Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditetapkan oleh penulis, maka
penelitian ini bertujuan sebagai berikut
a. Untuk mengetahui pengaturan izin tata ruang dan tata bangunan Kota
Medan.
b. Untuk mengetahui pelaksanaan izin tata ruang dan bangunan Kota
Medan.
c. Untuk mengetahui pengawasan terhadap izin tata ruang dan bangunan
berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 tahun 2015
tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

2. Manfaat penulisan
Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan maka penelitian ini
diharapkan dapat meberikan kegunaan, sebagai berikut
a. Manfaat teoritis
Sebagai sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan hukum,
khususnya dalam bidang pertanahan/agraria yang menyangkut dalam hal
pemberian izin mendirian bangunan dan penataan tata ruang kota.
b. Secara praktis
Sebagai sumbangan pemikiran bagi ilmu pengetahuan dalam bidang
hukum pertanahan atau agraria. terutama bagi praktisi hukum dan pejabat
atau pegawai pemerintah, di dalam melaksanaan pekerjaannya sebagai
pejabat yang ditunjuk oleh undang-undang, untuk melakukan tugas yang

Universitas Sumatera Utara

berkaitan dengan pemberian izin bangunan serta penataan kota yang
disesuaikan dengan tata ruang yang telah diatur dengan undang-undang.

D. Keaslian Penulisan
Berdasarkan penelusuran dan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh

penulis baik di Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, penulis
menemukan judul tentang Pengawasan terhadap izin tata ruang dan bangunan
berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 tahun 2015 tentang Retribusi
Izin Mendirikan Bangunan.
Kasman Siburian (2008) Implementasi Pengawasan Pemerintah Kota
Medan Terhadap Izin Mendirikan Bangunan. Adapun permasalahan dalam
penulisan skripsi ini adalah :
1. Bagaimana implementasi pengawasan pemerintah Kota Medan terhadap
Izin Mendirikan Bangunan di Kota Medan
2. Apakah faktor-faktor penghambat dalam implementasi pengawasan
terhadap Izin Mendirikan Bangunan di Kota Medan.
Dedy Humala Marpaung (2009) Analisis Hukum Pelaksanaan Pemberian
Izin Mendirikan Bangunan Dalam Rangka Pemeliharaan Tata Ruang Kota Medan.
Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah pelaksanaan pemberian Izin Mendirikan Bangunan Dalam
Rangka Pemeliharaan Tata Ruang Kota Medan ?
2. Apakah yang menjadi kendala dalam pelaksanaan pemberian Izin Mendirikan
Bangunan Dalam Rangka Pemeliharaan Tata Ruang Kota Medan ?

Universitas Sumatera Utara


3. Upaya apakah yang dilakukan Pemerintah Kota Medan dalam menghadapi
kendala pemberian Izin Mendirikan Bangunan Dalam Rangka Pemeliharaan
Tata Ruang Kota Medan?
Sehubungan dengan penelusuran yang telah dilakukan, maka penelitian
dalam skripsi ini belum pernah dilakukan oleh peneliti lain mengingat
pembahasan utama adalah analisis hukum tentang izin mendirikan bangunan dan
pemeliharaan tata ruang di kota Medan sehingga penelitian dalam penelitian ini
dapat dipertanggung jawabkan keasliannya secara ilmiah.

E. Tinjauan Pustaka
1. Izin sebagai instrumen pengawasan
Penggunaan izin sebagai instrumen pengawasan ditunjukkan dengan
pemberian izin-izin tertentu bagi aktifitas masyarakat. Berbagai persyaratanpersyaratan dalam pengurusan izin merupakan pengendali dalam memfungsikan
izin itu sebagai alat untuk mengawasi aktifitas masyarakat, dan perbuatan yang
dimintakan izin adalah perbuatan yang memerlukan pengawasan khusus, dan
dalam memberikan izin menjual minuman keras, ditetapkan sejumlah syaratsyarat yang harus dipenuhi oleh pemohon izin.
Pengawasan dibutuhkan sebagai perlindungan hukum bagi warga negara
terhadap dampak dari penerbitan keputusan tata usaha negara. Pemerintah
menjalankan pemerintahan melalui pengambilan keputusan pemerintahan yang

bersifat strategis, policy atau ketentuan-ketentauan umum melalui tindakantindakan pemerintahan yang bersifat menegakkan ketertiban umum, hukum,
wibawa negara, dan kekuasaan negara.

Universitas Sumatera Utara

Keputusan administrasi negara yang berupa penetapan disebut juga
tindakan administrasi negara dalam menjalankan tugasnya dibidang publik
service, menggunakan kewenangannya berdasarkan hukum publik, dalam hal ini
hukum administrasi negara. Dengan kata lain Hukum Administrasi Negara
menjadi landasan kerja bagi administrasi negara yang mengemban tugas publik
service. Fungsi pengawasan terhadap izin yang telah dikeluarkan mutlak
diperlukan untuk menghindari penyimpangan terhadap izin yang telah dikeluarkan
agar tidak disalahgunakan. Pengawasan terhadap izin. Adalah tanggungjawab
lembaga yang mengeluarkan izin tersebut. Mengingat fungsi perizinan sebagai
alat untuk mengadakan pembinaan, pengaturan, pengadilan dan pengawasan,
maka pada dasarnya pemberian izin oleh pemerintah daerah tidak harus dipungut
retribusi. Akan tetapi untuk melaksanakan fungsi tersebut pemerintah mungkin
masih mengalami kekurangan biaya yang tidak selalu dapat tercukupi dari
sumber-sumber penerimaan daerah, sehingga terhadap perizinan tertentu masih
dapat dipungut retribusi.

2. Perizinan
Perizinan adalah salah satu bentuk pelaksanaan fungsi pengaturan dan
bersifat pengendalian yang dimiliki oleh pemerintah terhadap kegiatan yang
dilakukan oleh masyarakat. Perizinan maksudnya dapat berbentuk pendaftaran,
rekomendasi sertifikat, penentuan kuota dan izin untuk melaksanakan sesuatu
usaha yang biasanya harus dimiliki atau diperoleh suatu organisasi perusahaan
atau seseorang sebelum yang bersangkutan dapat melakukan suatu kegiatan atau
tindakan yang dilakukan. Setelah memahami arti dari pada perizinan maka timbul

Universitas Sumatera Utara

suatu pertanyaan apa yang dimaksud dengan hukum perizinan. Hukum perizinan
adalah : ketentuan yang berkaitan dengan pemberian izin atau bentuk lain yang
berkaitan dengan itu yang dikeluarkan oleh pemerintah sehingga dengan
pemberian

izin

tersebut


melahirkan

hak

bagi

pemegang

izin

baik

terhadapseseorang, badan usaha, organisasi, LSM dan sebagainya untuk
beraktivitas.
Hukum perizinan merupakan hukum publik yang pelaksanaannya
dilakukan oleh pemerintah baik pemerintah di pusat maupun di daerah sebagai
aparatur penyelenggaraan negara mengingat hukum perizinan ini berkaitan
dengan pemerintah maka mekanisme media dapat dikatakan bahwa hukum
perizinan termasuk disiplin ilmu Hukum Administrasi Negara atau hukum 'Tata
Pemerintahan seperti yang diketahui pemerintah adalah : sebagai pembinaan dan
pengendalian dari masyarakat dan salah satu fungsi pemerintah di bidang
pembinaan dan pengendalian izin adalah pemberian izin kepada masyaralat dan
organisasi tertentu yang merupakan mekanisme pengendalian administratif yang
harus dilakukan di dalam praktek pemerintahan.
S.J. Fockema Andreae dalam Ridwan menyebutkan Izin (vergunning) juga
dijelaskan sebagai perkenan/izin dari pemerintah berdasarkan undang-undang atau
peraturan pemerintah yang disyaratkan untuk perbuatan yang pada umumnya
memerlukan pengawasan khusus, tetapi yang pada umumnya tidaklah dianggap
sebagai hal-hal yang sama sekali tidak dikehendaki. 3

3

Ridwan, HR. Hukum Administrasi Negara, UII Press, Yogyakarta, 2010, hal 152

Universitas Sumatera Utara

Perizinan adalah hukum yang mengatur hubungan masyarakat dengan
Negara dalam hal adanya masyarakat yang memohon izin. Izin merupakan
perbuatan Hukum Administrasi Negara bersegi satu yang diaplikasikan dalam
peraturan berdasarkan persyaratan dan prosedur sebagaimana ketentuan
perundang-undangan. 4
3. Izin mendirikan bangunan
Izin mendirikan bangunan adalah perizinan yang diberikan oleh
pemerintah kabupaten/kota kepada pemilik gedung untuk membangun bare,
mengubah, memperluas, mengurangi dan atau merawat bangunan gedung sesuai
dengan persyaratan administrasi dan persyaratan teknis yang berlaku. 5
Sunarto juga menegaskan bahwasanya IMB merupakan izin yang
diberikan oleh pemerintah daerah kepada badan atau orang untuk mendirikan
suatu bangunan yang dimaksudkan agar desain pelaksanaan pembangunan dan
bangunan sesuai dengan Nilai Dasar Bangunan (NDB), Nilai Luas Bangunan
(NLB) serta Ketinggian Bangunan (KB) yang ditet:pkan sesuai dengan syaratsyarat keselamatan bagi yang menempati bangunan tersebut, orang lain dan
lingkungan. 6

4

http://coretgila.blogspot.co.id/2013/01/perizinan_4.html (diakses tanggal 21 Februari

2016)
5

Marihot Pahala Siahaan, Hukula Bangunan Gedung di Indonesia, RajaGrafindo
Persada, Jakarta, 2008, hal. 22.
6
Sunarto, Pajak dan Retribusi Daerah, Amus dan Citra Pustaka, Yogyakarta, 2005, hal.
125

Universitas Sumatera Utara

F. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian
hukum normatif, di mana penelitian hukum normatif adalah suatu prosedur
penelitian ilmiah untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan
dipandang dari sisi normatifnya. 7
Penelitian hukum normatif yang dilakukan dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan yuridis normatif, yakni dengan melakukan analisis
terhadap permasalahan dan penelitian melalui pendekatan terhadap asas-asas
hukum yang mengacu pada norma-norma atau kaidah-kaidah hukum positif yang
berlaku. Penelitian hukum pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan ilmiah yang
didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk
mempelajari

satu

atau

beberapa

gejala

hukum

tertentu

dengan

jalan

menganalisisnya. 8
2. Sifat penelitian
Sifat dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu penelitian yang hanya
menggambarkan fakta-fakta tentang objek penelitian baik dalam kerangka
sistematisasi maupun sinkronisasi berdasarkan aspek yurisidis, dengan tujuan
menjawab permasalahan yang menjadi objek penelitian. 9

7

Johny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Bayu Media
Publishing, Surabaya, 2005, hal. 46
8
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Pemahaman Filosofis dan
Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi, Raja Grafindo Persada, 2003, Jakarta, hal. 83.
9
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Cetakan Ketiga, Raja Grafindo
Persada, 2010, Jakarta, hal. 116-117.

Universitas Sumatera Utara

3. Alat Pengumpulan Data
Bahan atau materi yang dipakai dalam skripsi ini diperoleh melalui
penelitian kepustakaan. Dari hasil penelitian kepustakaan diperoleh data sekunder
yang meliputi bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum
tersier. Dalam konteks ini, data sekunder mempunyai peranan, yakni melalui data
sekunder tersebut mengenai Pengawasan terhadap izin tata ruang dan bangunan
berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 tahun 2015.
Penelitian yuridis normatif lebih menekankan pada data sekunder atau data
kepustakaan yang terdiri dari:
a. Bahan hukum primer, yaitu peraturan perundang-undangan yang berkaitan
berupa Undang-Undang Dasar 1945, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah. Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang No. 28 Tahun 2002. Peraturan Daerah
Kota Medan Nomor 3 Tahun 2015 atas Perubahan Peraturan Kota Medan
Nomor 5 tahun 2012 Tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan
b. Bahan hukum skunder berupa bahan-bahan yang memberikan penjelasan
mengenai bahan hukum primer, terdiri dari buku-buku dan tulisan-tulisan
ilmiah hasil, jurnal, artikel dan penelitian para ahli.
c. Bahan hukum tertier berupa bahan yang dapat mendukung bahan hukum
primer, terdiri dari kamus hukum, kamus Inggris-Indonesia dan kamus besar
Bahasa Indonesia, ensiklopedia.

Universitas Sumatera Utara

4. Analisis data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisa dengan
menggunakan metode normatif kualitatif dengan logika induktif yaitu berfikir
dengan hal-hal yang khusus menuju hal yang umum dengan menggunakan
perangkat interpretasi dan kontruksi hukum yang bersifat komparatif, artinya
penelitian ini digolongkan sebagai penelitian normatif yang dilengkapi dengan
perbandingan penelitian data-data sekunder.
Setelah bahan-bahan hukum dapat diidentifikasi secara jelas, maka
dilanjutkan melakukan sistematisasi. Pada tahapan sistematisasi akan dilakukan
pemaparan berbagai pendapat hukum dan hubungan hierarkis antara aturan-aturan
hukum untuk mencari makna dari aturan-aturan hukum agar membentuk kesatuan
logika. Bahan hukum yang tersistematisasi, baik berupa pendapat hukum maupun
aturan-aturan hukum selanjutnya dilakukan evaluasi dan diberikan pendapat atau
argumentasi disesuaikan dengan permasalahan yang dibahas.

G. Sistematika Penulisan
Didalam penulisan skripsi ini dikemukakan sistematika agar dapat
diperoleh suatu kesatuan pembahasan yang saling berhubungan erat bab satu
dengan bab yang lainnya. Adapun sistematika penulisan skripi adalah sebagai
berikut:
BAB I

PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pendahuluan yang memuat sub bab antara lain
latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan,

Universitas Sumatera Utara

keaslian penulisan, tinjauan pustaka, metode penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II

PENGATURAN IZIN TATA RUANG DAN MENDIRIKAN
BANGUNAN KOTA MEDAN
Bab ini berisikan pengertian tata ruang dan bangunan, instansi
yang berwewenang mengeluarkan izin tata ruang dan bangunan
Kota Medan serta pengaturan izin tata ruang dan bangunan Kota
Medan.

BAB III

PELAKSANAAN IZIN TATA RUANG DAN MENDIRIKAN
BANGUNAN KOTA MEDAN
Bab ini berisikan mengenai gambaran umum Dinas Tata Ruang
dan Bangunan Kota Medan, izin mendirikan bangunan, syarat
dalam memperoleh izin mendirikan bangunan dari Dinas Tata
Ruang dan Bangunan Kota Medan, sanksi hukum jika tidak
memiliki izin mendirikan bangunan serta pelaksanaan izin tata
ruang dan bangunan Kota Medan berdasarkan Peraturan Kota
Medan Nomor 3 Tahun 2015 tentang Retribusi Izin Mendirikan
Bangunan.

BAB IV

PENGAWASAN TERHADAP IZIN TATA RUANG DAN
MENDIRIKAN BANGUNAN BERDASARKAN PERATURAN
DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG
RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

Bab ini berisikan mengenai pemeriksaan izin tata ruang dan
bangunan Kota Medan berdasarkan Peraturan Daerah Medan

Universitas Sumatera Utara

Nomor 3 tahun 2015 tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan,
penyidikan izin tata ruang dan bangunan Kota Medan berdasarkan
Peraturan Daerah Nomor 3 tahun 2015 tentang Retribusi Izin
Mendirikan Bangunan dan penegakan hukum terhadap izin tata
ruang dan bangunan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan
Nomor 3 tahun 2015 tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dan saran merupakan penutup dalam penulisan skripsi
ini, dalam hal ini penulis menyimpulkan pembahasan-pembahasan
sebelumnya dan dilengkapi dengan saran-saran.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Beberapa Masalah Dalam Pelaksanaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

2 39 86

Pengawasan Terhadap Izin Tata Ruang dan Bangunan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

3 12 92

Beberapa Masalah Dalam Pelaksanaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

0 0 9

Beberapa Masalah Dalam Pelaksanaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

0 0 1

Beberapa Masalah Dalam Pelaksanaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

0 0 17

Beberapa Masalah Dalam Pelaksanaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

0 0 19

Pengawasan Terhadap Izin Tata Ruang dan Bangunan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

0 0 8

Pengawasan Terhadap Izin Tata Ruang dan Bangunan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

1 1 1

Pengawasan Terhadap Izin Tata Ruang dan Bangunan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

0 0 25

Pengawasan Terhadap Izin Tata Ruang dan Bangunan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

0 0 2