Pengaruh Permainan Monopoli Gizi Tentang Pola Makan Seimbang Terhadap Pengetahuan dan Sikap Siswa SDN 060902 Mangkubumi Kota Medan Tahun 2016
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pola Makan Seimbang
Pola makan adalah perilaku seseorang atau sekelompok orang dalam
memenuhi kebutuhan zat gizi yang dipengaruhi oleh faktor ekonomi, sosialbudaya dan pendidikan. Pola makan seimbang adalah kebiasaan makan yang
memenuhi kebutuhan semua zat gizi, seperti zat tenaga (karbohidrat dan lemak),
zat pembangun (protein) dan zat pengatur (vitamin dan mineral). Pola makan
seimbang haruslah bervariasi dan seimbang dari kuantitas maupun kualitas
makanan itu sendiri. Bervariasi yang dimaksud yaitu di dalam porsi makanan ada
semua zat gizi dan kuantitasnya seimbang, sehingga tidak ada satu jenis zat gizi
yang berlebihan dalam porsi makanan.
2.1.1 Pola Makan Seimbang Pada Anak Sekolah Dasar
Pola makan yang baik pada anak usia sekolah dibentuk dari sejak dini,
yang dapat dimulai saat anak diberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI)
dengan mengenalkan padanya makanan yang mengandung zat gizi walaupun pada
saat itu anak belum mengerti manfaat dari hal tersebut. Pembentukan pola makan
pada anak dimulai dari pola makan di dalam keluarga, jika orangtua suka makan
sayur dan buah, anak pasti suka, begitupun sebaliknya.
Pola makan pada anak usia sekolah sudah mendekati pola makan pada
orang dewasa, dengan pemilihan makanan yang bervariasi dan dibentuk
semenarik mungkin sehingga anak dapat menerapkan kebiasaan pola makan yang
sehat sampai dewasa.
25
Universitas Sumatera Utara
26
Makanan yang dikonsumsi secara seimbang zat gizinya oleh anak usia
sekolah sesuai kebutuhan dan kecukupan dapat membuat pertumbuhan dan
perkembangan fisik yang optimal, peningkatan kecerdasan intelektual dan
menurunkan resiko penyakit degeneratif di masa mendatang. Makanan seimbang
adalah setiap makanan yang dimakan oleh anak terdiri dari makanan pokok, lauk
pauk, sayur dan buah yang jadwal makannya tiga kali sehari makanan utama, dua
kali selingan dan susu cukup dua kali sehari.
Gizi seimbang untuk anak sekolah harus memenuhi zat gizi makro dengan
karbohidrat 45-65 persen total energi, protein 10-25 persen total energi dengan
perbandingan protein hewani dan nabati = 2:1, lemak 25-40 persen total energi,
selain itu harus memenuhi kebutuhan zat gizi mikro seperti halnya vitamin dan
mineral (Devi, 2012).
Beberapa zat gizi diperlukan untuk mendukung pertumbuhan dan
perkembangan anak yang optimal :
1.
Energi dan protein dapat diperoleh dari makanan pokok seperti nasi, mi, roti
dan biskuit, sedangkan protein dapat diperoleh dari lauk pauk seperti ikan,
daging, ayam, telur, tempe, tahu, dan kacang-kacangan. Dengan tercukupinya
kebutuhan energi dan protein sesuai kebutuhan dapat mencegah terjadinya
gizi kurang dan kegemukan pada anak.
2.
Vitamin A, C, B1 dapat diperoleh dari sayuran, buah dan kacang-kacangan.
Dengan terpenuhinya zat gizi tersebut dapat meningkatkan daya tahan tubuh
terhadap penyakit infeksi, mencegah kebutaan dan meningkatkan konsentrasi
belajar.
Universitas Sumatera Utara
27
3.
Kalsium dapat diperoleh dari susu, ikan, kacang-kacangan. Zat besi dapat
diperoleh dari ikan, ayam, daging, tempe, oncom, kacang-kacangan, sayuran
hijau yang dapat membantu pertumbuhan tulang dan mencegah anemia.
Menu yang disiapkan untuk anak sekolah harus disesuaikan dengan
kebutuhan, kesukaan dan kebiasaan mereka serta bervariasi sesuai dengan selera
makan. Hal yang perlu diperhatikan dalam menu makanan anak sekolah yaitu
harus selalu ada lima sumber zat gizi, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin
dan mineral. Menu anak sekolah harus memenuhi kecukupan kalori sebanyak
1.550-2.400 kkal per hari.
2.2 Pendidikan Gizi
Pendidikan diberikan kepada setiap orang dengan memberikan informasi
untuk meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan. Menurut Undang
Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
Pendidikan gizi memiliki pengertian yaitu suatu usaha terencana dengan
proses belajar yang dilakukan dengan memberikan informasi tentang gizi, baik
dari pola makan maupun pemilihan makanan yang dapat mempertahankan atau
meningkatkan status gizi menjadi lebih baik. Tujuan dari pendidikan gizi menurut
Universitas Sumatera Utara
28
WHO secara umum yaitu mendorong terjadinya perubahan perilaku yang positif
yang berhubungan dengan makanan dan gizi.
Jurnal tentang pengaruh pemberian pendidikan gizi terhadap peningkatan
pengetahuan gizi pada anak sekolah dasar (Candra, 2014) menunjukkan bahwa
rata-rata tingkat pengetahuan gizi subjek sebelum dan setelah intervensi
pemberian pendidikan gizi adalah sebesar 47,53% (kurang) dan 67,59% (baik).
Peningkatan tingkat pengetahuan gizi subjek sebesar 20,06%. Berdasarkan hasil
uji statistik paired t test, terdapat perubahan pengetahuan gizi yang signifikan
antara sebelum dan setelah intervensi (p
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pola Makan Seimbang
Pola makan adalah perilaku seseorang atau sekelompok orang dalam
memenuhi kebutuhan zat gizi yang dipengaruhi oleh faktor ekonomi, sosialbudaya dan pendidikan. Pola makan seimbang adalah kebiasaan makan yang
memenuhi kebutuhan semua zat gizi, seperti zat tenaga (karbohidrat dan lemak),
zat pembangun (protein) dan zat pengatur (vitamin dan mineral). Pola makan
seimbang haruslah bervariasi dan seimbang dari kuantitas maupun kualitas
makanan itu sendiri. Bervariasi yang dimaksud yaitu di dalam porsi makanan ada
semua zat gizi dan kuantitasnya seimbang, sehingga tidak ada satu jenis zat gizi
yang berlebihan dalam porsi makanan.
2.1.1 Pola Makan Seimbang Pada Anak Sekolah Dasar
Pola makan yang baik pada anak usia sekolah dibentuk dari sejak dini,
yang dapat dimulai saat anak diberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI)
dengan mengenalkan padanya makanan yang mengandung zat gizi walaupun pada
saat itu anak belum mengerti manfaat dari hal tersebut. Pembentukan pola makan
pada anak dimulai dari pola makan di dalam keluarga, jika orangtua suka makan
sayur dan buah, anak pasti suka, begitupun sebaliknya.
Pola makan pada anak usia sekolah sudah mendekati pola makan pada
orang dewasa, dengan pemilihan makanan yang bervariasi dan dibentuk
semenarik mungkin sehingga anak dapat menerapkan kebiasaan pola makan yang
sehat sampai dewasa.
25
Universitas Sumatera Utara
26
Makanan yang dikonsumsi secara seimbang zat gizinya oleh anak usia
sekolah sesuai kebutuhan dan kecukupan dapat membuat pertumbuhan dan
perkembangan fisik yang optimal, peningkatan kecerdasan intelektual dan
menurunkan resiko penyakit degeneratif di masa mendatang. Makanan seimbang
adalah setiap makanan yang dimakan oleh anak terdiri dari makanan pokok, lauk
pauk, sayur dan buah yang jadwal makannya tiga kali sehari makanan utama, dua
kali selingan dan susu cukup dua kali sehari.
Gizi seimbang untuk anak sekolah harus memenuhi zat gizi makro dengan
karbohidrat 45-65 persen total energi, protein 10-25 persen total energi dengan
perbandingan protein hewani dan nabati = 2:1, lemak 25-40 persen total energi,
selain itu harus memenuhi kebutuhan zat gizi mikro seperti halnya vitamin dan
mineral (Devi, 2012).
Beberapa zat gizi diperlukan untuk mendukung pertumbuhan dan
perkembangan anak yang optimal :
1.
Energi dan protein dapat diperoleh dari makanan pokok seperti nasi, mi, roti
dan biskuit, sedangkan protein dapat diperoleh dari lauk pauk seperti ikan,
daging, ayam, telur, tempe, tahu, dan kacang-kacangan. Dengan tercukupinya
kebutuhan energi dan protein sesuai kebutuhan dapat mencegah terjadinya
gizi kurang dan kegemukan pada anak.
2.
Vitamin A, C, B1 dapat diperoleh dari sayuran, buah dan kacang-kacangan.
Dengan terpenuhinya zat gizi tersebut dapat meningkatkan daya tahan tubuh
terhadap penyakit infeksi, mencegah kebutaan dan meningkatkan konsentrasi
belajar.
Universitas Sumatera Utara
27
3.
Kalsium dapat diperoleh dari susu, ikan, kacang-kacangan. Zat besi dapat
diperoleh dari ikan, ayam, daging, tempe, oncom, kacang-kacangan, sayuran
hijau yang dapat membantu pertumbuhan tulang dan mencegah anemia.
Menu yang disiapkan untuk anak sekolah harus disesuaikan dengan
kebutuhan, kesukaan dan kebiasaan mereka serta bervariasi sesuai dengan selera
makan. Hal yang perlu diperhatikan dalam menu makanan anak sekolah yaitu
harus selalu ada lima sumber zat gizi, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin
dan mineral. Menu anak sekolah harus memenuhi kecukupan kalori sebanyak
1.550-2.400 kkal per hari.
2.2 Pendidikan Gizi
Pendidikan diberikan kepada setiap orang dengan memberikan informasi
untuk meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan. Menurut Undang
Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
Pendidikan gizi memiliki pengertian yaitu suatu usaha terencana dengan
proses belajar yang dilakukan dengan memberikan informasi tentang gizi, baik
dari pola makan maupun pemilihan makanan yang dapat mempertahankan atau
meningkatkan status gizi menjadi lebih baik. Tujuan dari pendidikan gizi menurut
Universitas Sumatera Utara
28
WHO secara umum yaitu mendorong terjadinya perubahan perilaku yang positif
yang berhubungan dengan makanan dan gizi.
Jurnal tentang pengaruh pemberian pendidikan gizi terhadap peningkatan
pengetahuan gizi pada anak sekolah dasar (Candra, 2014) menunjukkan bahwa
rata-rata tingkat pengetahuan gizi subjek sebelum dan setelah intervensi
pemberian pendidikan gizi adalah sebesar 47,53% (kurang) dan 67,59% (baik).
Peningkatan tingkat pengetahuan gizi subjek sebesar 20,06%. Berdasarkan hasil
uji statistik paired t test, terdapat perubahan pengetahuan gizi yang signifikan
antara sebelum dan setelah intervensi (p