Internet Addiction

INTERNET ADDICTION
Kecanduan Internet

Nama

: Rahmi Putri Rangkuti

NIP

: 198602032010122003

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2017

KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Puji syukur saya kehadirat Allah SWT karena hanya dengan ridho-Nya saya
diberikan kesempatan untuk menyelesaikan artikel ini. Tidak lupa pula salawat
beriring salam kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari
zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang sekarang ini. Tulisan ini

berisi ulasan mengenai salah satu gangguan psikologis yang mulai dikenal pada
tahun tahun 2000 yaitu Internet Addiction atau sering disebut sebagai
ketergantungan terhadap Internet atau kecanduan Internet. Artikel ini secara singkat
berisi mengenai perkembangan istilah kecanduan internet, klasifikasi gangguan,
faktor-faktor penyebabnya gangguan serta penanganan yang mungkin dilakukan.
Artikel ini ditulis disela-sela pengerjaan disertasi mengenai Internet
Addiction di Université de Poitiers, France. Melalui tulisan ini saya penulis
berharap bisa membagikan sedikit pengetahuan mengenai Internet Addiction dan
memberikan manfaat bagi pembaca. Tulisan ini juga sebagai pengingat bahwa sawa
pernah dan sedang belajar dan berjuang di negeri Prancis.
Mungkin dalam penulisan dan penjelasan terdapat beberapa kekurangan,
namun penulis berharap artikel ini dapat memberikan informasi bagi pembaca.

Medan,

Agustus 2017

Penulis,

Putri Rangkuti Rangkuti


i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iii
Internet Addiction ................................................................................................. 1
A. Pendahuluan ..................................................................................................... 1
B. Pengertian Internet ........................................................................................... 3
B.1. Aplikasi Internet ....................................................................................... 5
C. Pengertian Addiction ........................................................................................ 6
D. Internet Addiction ............................................................................................ 7
D.1. Kriteria diagnostik Internet Addiction...................................................... 10
D.2. Internet Addiction Test ............................................................................. 13
D.3. Subtipe Internet addiction ........................................................................ 15
E. Penanganan Internet Addiction......................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA


ii

DAFTAR GAMBAR

Gambar.1 .............................................................................................................. 2
Gambar.2............................................................................................................... 3

iii

Internet Addiction

Andry duduk di kelas 6 SD. Sejak kelas 4 SD ia mulai mengenal Internet. Saat
ini ia lebih sering menghabiskan waktunya di depan layar komputer dari pada
bermain dengan teman-temannya. Orangtuanya akhirnya memutuskan
menggunakan layanan Internet unlimited di rumah karena tidak sanggup
memberikan uang untuk anaknya bermain Internet setiap hari di warung Internet.
Namun keputusan itu terlihat kurang tepat karena semakin hari Andry semakin
terikat dengan komputernya. Selalu ada jadwal pertandingan game yang harus
diikutinya dan bermain sampai larut malam. Ia mengurung diri dikamar dan tidak

keluar kamar walaupun ada saudara atau anak-anak sebaya yang datang
kerumahnya. Hal yang paling dicemaskan orangtuanya adalah nilai sekolahnya
yang semakin menurun bahkan ia tidak perduli pada ujian akhir yang akan
diikutinya beberapa bulan kedepan. Ia juga tidak pernah ikut bermain sepak bola
bersama teman-temannya yang dahulu sangat digemarinya.

A. Pendahuluan
Beberapa tahun terakhir, penggunaan internet dan komputer menjadi sangat
popular di seluruh dunia. Hal ini terlihat dari peningkatan penggunaan internet di
seluruh negara. Akses pada Internet secara general memungkinan layanan dan
promosi baru dalam arus menyampaian informasi. Pengguna Internet dengan
mudah melakukan percakapan di dunia maya, chatting dengan orang lain, bermain,
mendengarkan musik, menonton film atau video, mengunduh berbagai dokumen
seperti artikel, lagu atau film, bahkan melihat situs pornografi atau ikut serta dalam
permainan judi online.
Di negara Indonesia menurut survey yang dilakukan Asosiasi Penyelenggara
Jaringan Internet Indonesia (APJII), 2016 menunjukan setengah jumlah penduduk
Indonesia terkoneksi dengan Internet, sekita 132,7 juta penduduk terkoneksi
Internet dari seluruh jumlah penduduk Indonesia 256,2 juta jiwa. Sementara pada
tahun 2014 hanya 88 juta pengguna internet. Hal ini menunjukkan peningkatan


1

jumlah pengguna yang signifikan. Peningkatan penggunaan Internet di Indonesia
dapat dilihat pada gambar. 1.
Sementara itu di salah satu negara Eropa yaitu Prancis tahun 2016 (“Nombre
d'utilisateurs d'Internet en France de 2000 à 2016* (en millions)”, 2017 ; Eurostat,
2016), dilaporkan 55,86 juta penduduk terkonesi dengan internet, sedangkan
jumlah total penduduk sebanyaj 66,66 juta jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa 83,7
% penduduk Prancis terkoneksi Internet. Peningkatan penggunaan Internet di
Prancis dapat dilihat pada gambar. 2.
Gambar 1. Penetrasi pengguna Internet Indonesia

sumber (APJII, 2016)

2

Gambar 2. Penetrasi penggunaan Internet di Prancis

sumber (“Nombre d'utilisateurs d'Internet en France de 2000 à 2016* (en

millions)”, 2017).

B. Pengertian Internet
Secara harfiah, internet singkatan dari interconnected-networking yaitu
rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Manakala
Internet (huruf 'I' besar) ialah sistem komputer umum, yang berhubung secara
global dan menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket (packet
switching communication protocol). Rangkaian internet yang terbesar dinamakan
Internet. Cara menghubungkan rangkaian dengan kaedah ini dinamakan
Internetworking (”Internet”, 2008).
Internet dideskripsikan sebagai sebuah jaringan dari jaringan-jaringan, yang
menggabungkan komputer pemerintah, universitas dan pribadi bersama-sama dan
menyediakan infrastruktur untuk penggunaan e-mail, bulletin, penerimaan file,
dokumen hypertext, basis data hingga sumber-sumber komputer lainnya Srihartati,

3

2007). Menurut William F. Slater III (dalam Srihartati, 2007) internet adalah
jaringan luas dari komputer yang membentuk dan bertindak sebagai jaringan
tunggal yang sangat besar untuk pengiriman data dan pesan antar komputer dimana

saja, baik dari kantor yang sama ataupun berbagai tempat di dunia ini. Melalui jalur
elektronik inilah kita dapat bertukar informasi dengan semua tempat yang ada di
dunia.
Internet merupakan suatu revolusi yang sangat luar biasa dalam bidang
informatik dan moda komunikasi (Leiner, Cerf, Clark, Kahn, Kleinrock, Lynch,
Postel, Roberts, & Wolff, 2016). Teknologi baru ini membuka jalur komunikasi
yang lebih luas daripada yang ditawarkan oleh telegraf, telepon, radio bahkan
computer. Internet memiliki jangkauan global dalam mendistribusikan informasi
dan sebagai sarana kolaborasi dan interaksi individu dengan komputer yang mereka
gunakan yang melampaui batas-batas geografis. Hal ini merupakan sukses besar
dalam sebuah penelitian dan pengembangan teknologi informasi yang
menghubungkan pemerintah, industri dan universitas. Teks-teks pertama yang
menggambarkan interaksi sosial yang dapat dimungkinkan melalui jaringan
komputer adalah serangkaian memo yang ditulis oleh J.C.R. Licklider dari MIT
pada bulan Agustus 1962 tentang konsep " réseau galactique". Dia merancang satu
set komputer yang saling berhubungan di seluruh dunia melalui mana setiap orang
bisa dengan cepat mengakses data dan program dari situs manapun. Secara teori,
konsep itu sangat mirip dengan Internet saat ini. Licklider adalah pimpinan pertama
dari program penelitian komputer DARPA4, diluncurkan pada bulan Oktober 1962.


4

B.1. Aplikasi Internet
Adapun aplikasi-aplikasi yang terdapat dalam internet (Setiyo, 2006)
diantaranya:
1. Chatting
Chatting adalah aplikasi yang merupakan sistem komunikasi yang memungkinkan
individu melakukan percakapan melalui internet dan dalam bentuk teks.
Percakapan dapat dilakukan oleh banyak pihak, beberapa, puluhan, dan bahkan
ratusan

orang

pada

saat

yang

bersamaan


di

seluruh

dunia.

Dalam

perkembangannnya chatting sudah tidak lagi hanya dalam bentuk teks, namun juga
menggabungkan suara ataupun video dalam percakapannya.
2. Games on-line
Games on-line adalah aplikasi yang merupakan layanan game (permainan) yang
tersedia di komputer. Layanan ini dapat menghubungkan berbagai orang melalui
internet dalam memainkan jenis permainan yang sama dan dalam waktu yang
bersamaan. Permainan dapat menjadi ajang kompetisi dalam strategi dan
keterampilan untuk memenangkan sebuah permainan.
3. E-mail (Electronic Mail)
E-mail atau Electronic Mail merupakan aplikasi yang memungkinkan untuk
mengirimkan surat berupa teks ketikan di komputer ke penerima di manapun di

belahan dunia dalam waktu sangat singkat. Saat ini, selain teks, e-mail juga
memungkinkan mengirimkan aneka bentuk lain seperti berbagai dokumen
elektronik, gambar, suara, video, dan sebagainya sebagai lampiran dalam
mengirimkan surat elektronik tersebut.

5

4. WWW (World Wide Web)
Aplikasi WWW merupakan aplikasi internet yang paling banyak digunakan sebagai
aplikasi multimedia saat ini. Melalui WWW, dapat diakses baik informasi berupa
teks, gambar, suara, bahkan streaming video. Aplikasi WWW atau website
merupakan aplikasi yang paling digemari dan paling banyak digunakan saat ini.

5. Web Search
Aplikasi Web Search merupakan aplikasi internet yang memungkinkan untuk
mendapatkan berbagai informasi mengenai berbagai macam hal yang terdapat di
internet.

C. Pengertian Addiction
Addiction menurut The Dictionary of Psychology (Corsini, 2002) adalah terlalu

tergantung pada zat, orang, aktivitas, prosedur (tata cara), dan lain-lain, dalam
bentuk phsysiological dan psychological. Phsysiological dependence, biasanya
terjadi pada drug dengan karakteristik meningkatnya toleransi fisik dan withdrawal
symptoms. Simptom withdrawal akut terjadi jika penggunaan zat dikurangi secara
tajam atau dihentikan. Psychological dependence, adalah suatu kebutuhan yang
kuat dan memaksa pada sesuatu, seperti persahabatan, entertainment, perhatian,
aktivitas, bepergian, sexual encounters, dan lain-lain. Saat kebutuhan tersebut kuat,
tidak biasa dan terus berlanjut serta membahayakan diri sendiri maupun orang lain,
maka kemungkinan orang tersebut mengalami gangguan fisik atau psikologis.

6

Menurut Horvart (2005) addiction adalah suatu unsur atau aktivitas yang
berulang kali kita lakukan, dan kita rela untuk membayar suatu harga (atau
menerima konsekuensi negatif). Pada beberapa tahun terakhir peneliti sudah
memasukkan beberapa kecanduan zat sebagai contoh kecanduan misalnya alkohol,
rokok, makanan, obat atau racun jalan, dan lain-lain, serta kecanduan aktivitas
seperti perjudian, aktivitas seksual menuruti kata hati, shoplifting, overspending,
dan lain-lain. Berdasarkan definisi di atas addiction tidak hanya ketergantungan
terhadap zat saja tetapi juga terhadap aktivitas tertentu yang dilakukan secara
berulang-ulang dan menimbulkan dampak negatif.

D. Internet Addicition
Internet addiction pertama kali dikemukakan Dr. Ivan Goldberg pada tahun
1996. Internet addiction adalah gangguan yang terjadi akibat penggunaan internet.
Seperti kecanduan lainnya, internet addiction dipandang sebagai gangguan psikofisiologikal yang melibatkan tolerance, withdrawal symptom, gangguan afeksi dan
terganggunya hubungan sosial. Tolerance adalah penggunaan internet dalam durasi
yang sama akan menimbulkan respon kepuasan minimal sehingga durasi
penggunaan internet harus ditambah agar dapat membangkitkan kepuasan dalam
jumlah yang sama. Withdrawal symptom adalah sindrom penarikan diri yang terjadi
saat menghentikan atau mengurangi penggunaan internet yang menimbulkan
tremor, kecemasan, dan perubahan mood. Gangguan afeksi berupa depresi dan sulit
menyesuaikan diri. Terganggunya hubungan sosial seperti menurun atau hilang

7

hubungan sosial seseorang baik dari segi kualitas maupun kuantitas (dalam Watson,
2005; Goldberg, 1996; Saliceti, 2015).
Penelitian yang dilakukan Kimberly Young adalah pionir dalam penelitian
tentang Internet Addiction dan tulisan pertamanya ini menginspirasi penelitipeneliti lain untuk melakukan penelitian dalam domain yang sama. Ia
mempublikasikan penelitian pertamanya mengenai Internet Addicton pada tahun
1996 (Young, 2015). Suatu studu pada perempuan usia 43 tahun yang
menghabiskan banyak waktunya di depan layar komputer. Studi pertama ini telah
diikuti hampir 600 studi yang hampir sama mengenai orang-orang yang mengalami
masalah dalam relasi sosial, masalah di sekolah, masalah keuangan, dan juga
masalah dalam pekerjaan karena mereka tidak bisa mengontrol diri dalam
menggunakan Internet. Walaupun merupakan domain penelitian baru, penelitian
tetang Internet Addiction ini cukup meningkat pesat. Internet addiction menurut
Young (dalam “Internet addiction disorder”, 2008) merujuk kepada masalah
penggunaan internet, termasuk berbagai aspek teknologi yang ada pada internet,
seperti surat elektronik (e-mail) dan World Wide Web.
Secara umum, Internet adalah suatu teknologi yang favorit, tetapi karena hal
itu sangat sulit mendeteksi dan mengembangkan diagnostik mengenai kecanduan
Internet. Oleh karena itu, penting untuk memahami kriteria yang memberdakan
penggunaan normal dan penggunaan patologis. Diagnosa yang tepat sulit dilakukan
karena sampai saat ini belum ditemukan kriteria diagnostik Internet Addiction yang
disepakati secara bersama-sama atau yang tercantum dalam Diagnostc and
Statistical Manual of Mental Disorder (4th ed). Dari semua refensi diagnose,

8

Phatological gambling dianggap paling mendekati sifat kompulsif penggunaan
Internet, yang didefiniskan sebagai ganguan kontrol impulsif yang tidak melibatkan
intoxicant (mabuk) (Young, 2004a).
Gangguan ini tidak tercantum DSM IV TR. Namun, internet addiction
secara resmi telah diakui sebagai gangguan oleh American Psychiatric Association
(APA). Internet Addiction Disorder menurut APA (dalam Davidson, 2008) adalah
individu yang menghabiskan banyak waktu pada aktivitas on-line yang menganggu
kegiatan lain seperti karir, studi, hubungan keluarga, dan pastisipasi pada kegiatan
masyarakat dan sosial. Hal penting yang perlu diingat bahwa para pecandu
tergantung pada internet dan menggunakan internet berlebihan, sebagian besar
tidak mampu mengontrol motivasi intrinsiknya untuk bermain walaupun terdapat
efek negatif dari perlaku tersebut (Chou & Chou dan Young dalam Wan & Chiou,
2007)
Dahulu pecandu Internet terbanyak di laporkan di negara-negara berkembang
terutama negara-negara Asia seperti Korea, Cina dan Jepang. Hal ini berkaitan
dengan banyaknya jumlah warung Internet yang terdapat di negara-negara Asia dan
banyaknya pengguna Internet yang mengakses internet di warung Internet. Namun
di negara-negara Eropa dan Amerika sedikit sulit mengetahui jumlah pecandu
Internet karena meraka mengakses internet di rumah.
Secara umum dari pengertian di atas Internet Addiction adalah gangguan
yang terjadi akibat penggunaan Internet, individu menghabiskan banyak waktu
pada aktivitas on-line yang menganggu kegiatan lain seperti karir, studi, hubungan
keluarga, dan pastisipasi pada kegiatan masyarakat dan sosial. Mereka juga

9

sebagian besar tidak mampu mengontrol dirinya untuk on-line walaupun terdapat
efek negatif dari perlaku tersebut.

D.1.

Kriteria diagnostik Internet addiction
Goldberg (1996) mengemukakan kriteria diagnostik dari Internet Addiction

Disorder (IAD) adalah:
Penggunaan internet yang maladaptif yang mengarah pada perusakan atau distress
yang signifikan secara klinis dan terwujud melalui tiga atau lebih dari hal-hal
berikut, yang terjadi kapan saja dalam periode 12 bulan:
I. Toleransi, didefinisikan oleh salah satu dari berikut:
A. Demi mencapai kepuasan, jumlah waktu penggunaan internet meningkat
secara mencolok.
B. Kepuasan yang diperoleh dalam menggunakan internet secara terus
menerus dalam waktu yang sama, akan menurun secara mencolok.
II. Withdrawal (penarikan diri), terwujud dari salah satu hal berikut:
A. Sindrom penarikan diri (withdrawal syndrome) yang khas:
1. penghentian atau pengurangan internet terasa berat dan lama
2. dua atau lebih dari hal-hal berikut ini berkembang dalam beberapa hari
hingga satu bulan karena keriteria 1:
a. Agitasi psikomotor
b. Kecemasan
c. Pemikiran yang obsesesif mengenai apa yang terjadi di internet
d. Khayalan-khayalan atau mimpi-mimpi tentang internet

10

e. Gerakan jari seperti mengetik secara sadar maupun tidak sadar.
3. Simptom-simptom pada kriteria 2 menyebabkan distress atau rusaknya
fungsi sosial, pekerjaan, ataupun fungsi-fungsi penting lainnya.
B. Penggunaan jasa on-line yang mirip dilakukan untuk menghilangkan atau
menghindari simptom-simptom withdrawal (penarikan diri)
III.

Internet sering digunakan lebih sering atau lebih lama dari yang direncanakan.

IV. Terdapat keinginan yang persistent atau usaha yang gagal dalam
mengendalikan penggunaan internet.
V.

Menghabiskan banyak waktu pada aktivitas-aktivitas yang berhubungan
dengan internet, misalnya membeli buku internet, mencoba mencoba browser
WWW baru, meneliti vendor Internet, mengorganisasikan file yang diperoleh
dari download di internet.

VI. Kegiatan-kegiatan yang penting pada bidang sosial, pekerjaan, atau
rekreasional dihentikan atau dikurangi karena penggunaan internet.
VII. Penggunaan internet tetap dilakukan walaupun mengetahui adanya masalah
fisik, sosial, pekerjaan, atau psikologis yang timbul dan kemungkinan besar
disebabkan atau diperburuk oleh penggunaan internet (kurang tidur, masalahmasalah pernikahan, terlambat masuk kerja, meninggalkan tugas-tugas
pekerjaan, atau pasangan atau keluarga merasa diabaikan)

Young (2004b) mengembangkan delapan item kuesioner singkat yang
merupakan modifikasi kriteria untuk pathological gambling sebagai alat ukur

11

dalam mengenali penggunaan internet yang menyebabkan addiction. Defenisi ini
sesuai jika sedikitnya 5 kriteria ditemukan, yaitu:
a. Merasa terikat terus dengan internet (memikirkan aktifitas on-line
sebelumnya atau membayangkan sesi on-line berikutnya).
b. Merasa membutuhkan tambahan waktu dalam penggunaan internet agar
mendapatkan kepuasan sesudahnya.
c. Berulangkali merasa gagal berusaha untuk mengontrol, mengurangi, atau
menghentikan menggunakan internet.
d. Merasa memiliki waktu yang terbatas untuk beristirahat, mudah berubah
perasaan, depresi, dan sulit menyesuaikan diri ketika mencoba mengurangi
atau menghentikan penggunaan internet.
e. Tetap on-line lebih lama daripada waktu yang sebenarnya sudah
direncanakan sebelumnya.
f. Merasakan akan timbul bahaya atau resiko kehilangan suatu hubungan,
pekerjaan, pendidikan atau kesempatan karir yang signifikan karena
penggunaan internet.
g. Merasa harus berbohong pada anggota keluarga, terapis, atau orang lain
mengenai tingkat ketergantungan terhadap internet.
h. Menggunakan internet sebagai cara untuk melarikan diri dari masalah atau
menghilangkan perasaan yang tidak menyenangkan (misalnya merasa
helplessness, merasa bersalah, cemas, depresi).

12

D.2. Internet Addiction Test
Young juga mengembangkan Internet Addiction Test versi Inggris (Young, 2013)
yang terdiri dari 20 aitem, skala likert dengan 5 pilihan jawaban 1 = kadang-kadang
dan 5= sering.
1. ___How often do you find that you stay online longer than you
intended?
2. ___How often do you neglect household chores to spend more
time online?
3. ___How often do you prefer the excitement of the Internet to
intimacy with your partner?
4. ___How often do you form new relationships with fellow
online users?
5. ___How often do others in your life complain to you about the
amount of time you spend online?
6. ___How often do your grades or school work suffer because of
the amount of time you spend online?
7. ___How often do you check your e-mail before something else
that you need to do?
8. ___How often does your job performance or productivity
suffer because of the Internet?
9. ___How often do you become defensive or secretive when
anyone asks you what you do online?

13

10. ___How often do you block out disturbing thoughts about your
life with soothing thoughts of the Internet?
11. ___How often do you find yourself anticipating when you will
go online again?
12. ___How often do you fear that life without the Internet would
be boring, empty, and joyless?
13. ___How often do you snap, yell, or act annoyed if someone
bothers you while you are online?
14. ___How often do you lose sleep due to late-night log-ins?
15. ___How often do you feel preoccupied with the Internet when
off-line, or fantasize about being online?
16. ___How often do you find yourself saying “just a few more
minutes” when online?
17. ___How often do you try to cut down the amount of time you
spend online and fail?
18. ___How often do you try to hide how long you’ve been online?
19. ___How often do you choose to spend more time online over
going out with others?
20. ___How often do you feel depressed, moody, or nervous when
you are off-line, which goes away once you are back online?

14

D.3. Subtipe Internet addiction
Ada beberapa subtipe internet addiction (Young, dkk dalam Watson, 2005)
yaitu:
a. Information overload
Information overload mengacu pada web surfing atau mencari data dari internet.
Delapan puluh empat persen pengguna internet melakukan pencarian di google,
yahoo, MNS, AOl. Rata-rata waktu yang digunakan untuk melakukan pencarian
informasi tersebut selam 40 menit. Seluruh individu dapat mengakses jutaan
halaman internet, cukup banyak yang melakukan browsing berlebihan.
b. On-line gaming addiction
On-line gaming addiction mengacu pada kecanduan bermain game computer
dengan pemain game lainnya yang dihubungkan melalui Internet. Game on-line
telah menjadi sebuah industri yang besar. Pemain dapat berpartisipasi dalam
petualangan, role playing, olah raga, skill, dan game of chance. Kemajuan teknologi
memafasilitasi para pemain untuk berkompetisi dengan lawan atau pemain game
dari seluruh penjuru dunia.
c. Net Compulsions
Kecanduan pada permainan on-line, perjudian on-line, dan berbelanja secara online yang berlangsung dengan cepat dapat menimbulkan masalah mental baru pada
zaman internet ini. Melalui akses cepat ke casino virtual, permainan interaktif, dan
eBay (situs jual beli on-line) para pecandu kehilangan sejumlah uang dan terkadang
menyebabkan gangguan pada pekerjaannya atau hubungan dengan orang terdekat.

15

d. Cyber-Relational Addiction
Individu yang mengalami kecanduan terhadap chat rooms, IM, atau situs hubungan
pertemanan yang menimbulkan ketergantungan yang berlebihan terhadap
hubungan on-line. Teman on-line menjadi lebih penting bagi individu dalam
kehidupannya nyatanya termasuk keluarga dan teman-teman lain. Dalam banyak
kasus, ini akan menimbulkan ketidakharmonisan rumah tangga dan gangguan
dalam perkawinan.
e. Cybersexual Addiction
Individu yang mengalami kecanduan cybersex atau pornografi melalui internet
ditandai dengan ketergantungan melihat, men-download, dan berlangganan
pornografi secara on-line atau individu dewasa yang terlibat dalam chat-rooms
dengan fantasi seks dewasa.

E. Penanganan Internet Addiction
Terdapat berbagai cara mengatasi internet addiction, seperti rawat inap,
rawat jalan, dan aftercare support, dan self-help groups. Treatment mungkin juga
termasuk konseling keluarga, dukungan kelompok, pendidikan dan lokakarya untuk
penderita dan keluarganya diharapkan dapat membantu mereka memahami aspek
kepercayaan dan kehidupan keluarga yang merupakan bagian dari kecanduan
tersebut. Pemulihan mereka yang mengalami internet addiction berbeda dengan
pemulihan alcoholics yang harus berpantang daripada minum, untuk treatment
internet addiction berfokus pada moderasi dan kontrol penggunaan internet, sama

16

halnya dengan penderita gangguan makan yang belajar kembali tentang pola makan
yang sehat (“Internet addict”, 2008).
Prosedur-prosedur yang juga masih digunakan untuk menangani kecanduan
internet adalah dukungan kelompok. Jika kecanduan internet seseorang mempunyai
satu dimensi biologi, maka beberapa pengobatan seperti obat antidepresan atau obat
anti-anxiety drug juga dapat membantu. Intervensi psikologis dapat meliputi
beberapa pendekatan seperti mengubah lingkungan untuk mengubah asosiasi
lingkungan dengan penggunaan internet atau mengurangi penguatan diterima dari
penggunanaan internet yang berlebihan. Psikologis intervensi dapat juga membantu
orang mengidentifikasikan pemikiran dan perasaan dimana mencetuskan
penggunaan internet mereka. Interpersonal intervensi juga dapat dilakukan yaitu
meliputi beberapa pendekatan seperti pelatihan keterampilan sosial atau
keterampilan komunikasi. Terapi keluarga dan terapi pasangan dapat digunakan
jika penggunaan internet untuk lepas dari permasalahan di dalam area ini kehidupan
keluarga (“Internet addiction disorder”, 2008).
Cognitive Behavior Therapy (CBT) juga diperkirakan sesuai untuk
mengatasi permasalahan internet addiction. Hal ini sesuai dengan penelitian Young
(2007) yang berjudul “cognitive behavior therapy with Internet addicts: treatment
outcomes and implications”, menyatakan bahwa kebanyakan klien mulai dapat
mengatasi masalah internet addiction, setelah mengikuti 8 sesi dari CBT.
Selanjutnya Dr.Orzack (dalam jurnal yang ditulis Duran, 2003) juga menyatakan
lebih memilih memberikan CBT daripada terapi obat untuk menangani pasien rawat
jalan Rumah Sakit McLean di Boston yang mengalami internet addiction. Metode

17

CBT diperkirakan cukup efektif mengurangi penggunaan internet pada subjek
penelitian karena dapat membantu subjek mengurangi perilaku on-line secara
nyata.
Penulis sendiri telah melakukan terapi CBT pada anak yang mengalami
Internet Addiction (Rangkuti & Yusuf, 2009). Setalah mendapatkan terapi CBT
dengan mengkombinasikan terapi kognitif dan terapi perilaku dalam hal ini
pemberian token economies, subjek mampu menurunkan durasi bermain Internet
dari rata-rata durasi melakukan on-line 6 jam 43 menit 34 detik/hari pada tahap
baseline menjadi 2 jam 4 menit 34 detik selama terapi. Ha ini menunjukkan bahwa
CBT efektif mengurangi durasi aktivitas on-line pada subjek penelitian yang
mengalami internet addiction.

18

DAFTAR PUSTAKA
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. (November, 2016). Penetrasi dan
perilaku pengguna Internet Indonesia: survey 2016. Di akses pada 20 Mei
2017 dari http://www.apjii.or.id/survei2016.
Corsini. (2002). The dictionary of psychology. New York: Brunner_Routledge.
Duran, M.G. (2003). Internet addiction disorder. AllPsych Journal. Diakses pada
18
Oktober
2008
dari
http://209.85.175.104/search?q=cache:yfdrbg0JcD0J:allpsych.com/journal
/Internetaddiction.html+Internet+addiction+disorder%2Btreatment&hl=id
&ct=clnk&cd=1&gl=id
Eurostat. (July, 2016). First population estimates: EU population up to slightly
over 510 million at 1 January 2016. Di akses pada 19 July 2017 dari
http://ec.europa.eu/eurostat/documents/2995521/7553787/3-08072016AP-EN.pdf
Goldberg, Ivan. (1996). Internet Addiction Support Group. John Suler's The
Psychology of Cyberspace. Diakses pada 20 Peruari 2009 dari
http://209.85.175.104/search?q=cache:0zWahkl104J:www.rider.edu/~suler/psycyber/supportgp.html+Internet+add
iction+support+group%2Bivan&hl=id&ct=clnk&cd=4&gl=id
Horvart, Tom. (2005). Coping with addiction. Diakses pada 18 Oktober 2008 dari
http://www.addictioninfo.org/articles/162/1/Coping-WithAddiction/Page1.html
“Internet”. (2008). Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Diakses pada
19 Oktober 2008 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Internet
“Internet addict”. (2008). Diakses pada 18 Oktober 2008 dari http://englishlanguageactivities.blogspot.com/2008/10/internet-addictto-ivan-vicky-florwanda.html
“Internet addiction disorder”. (2008). Diakses pada 18 Oktober 2008 dari
http://209.85.175.104/search?q=cache:KH0qhsiOKAkJ:www.minddisorde
rs.com/Flu-Inv/Internet-addictiondisorder.html+Internet+addiction+disorder%2Btreatment&hl=id&ct=clnk
&cd=2&gl=id
Leiner, B.M., Cerf, V. G., Clark, D. D., Kahn, R. E., Kleinrock, L., Lynch, D. C.,
Postel, J., Roberts, L. G., et Wolff, S. (2016). Un bref historique de
l'Internet. https://www.internetsociety.org/fr/internet/qu%E2%80%99est-

19

ce-que-l%E2%80%99internet/histoire-de-l%E2%80%99internet/un-brefhistorique-de-linternet
“Nombre d'utilisateurs d'Internet en France de 2000 à 2016* (en millions)”. (2017).
Di
akses
pada
20
Juli
2017
dari
https://fr.statista.com/statistiques/472094/nombre-internautes-france/
Rangkuti, R.P., & Yusuf, E.A. (2009). Cognitive behavior therapy pada anak yang
mengalami internet addiction. Tesis Master. Universitas Sumatera Utara.
Srihartati, Anggraeni. (2007). Sejarah perkembangan Internet di Indonesia.
Diakses
pada
19
Oktober
2008
dari
http://www.waena.org/index.php?option=com_content&task=view&id=26
&Itemid=9
Saliceti. (2015). Internet Addiction Disorder (IAD). Internet Addiction Disorder
(IAD).
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1877042815025525
Setiyo, G.A. (2006). Anti kaget Internet. Jakarta: Creative Media
Wan, C.S., & Chiou, W. (2007). The motivations of adolescents who are addicted
to on-line games: a cognitive perspective. Diakses pada 18 Oktober 2008
dari
http://proquest.umi.com/pqdweb?did=1274638201&sid=6&Fmt=4&client
Id=63928&RQT=309&VName=PQD
Watson, J.C. (2005). Internet addiction diagnosis and assessment: implications for
counselors. Journal of Professional Counseling, Practice, Theory, &
Research.
Diakses
pada
18
Oktober
2008
dari
http://proquest.umi.com/pqdweb?did=1180283561&sid=6&Fmt=3&client
Id=63928&RQT=309&VName=PQD
Young, K.S. (2004a). Internet Addiction. American behavioral scientist, vol. 48 No.
4, December 2004. DOI: 10.1177/0002764204270278
Young, K.S. (2004b). Internet addiction: a new clinical phenomenon and its
consequences. The American Behavioral Scientist. Diakses pada 18 Oktober
2008 dari http://library.usu.ac.id/index.php/proquest
Young, K.S. (2007). Cognitive behavior therapy with Internet addicts: treatment
outcomes and implications. CyberPsychology & Behavior. Diakses pada 18
Oktober
2008
dari
http://www.liebertonline.com/doi/abs/10.1089/cpb.2007.9971?cookieSet=
1&journalCode=cpb

20

Young,

K.S.
(2013).
Internet
Addiction
http://netaddiction.com/internet-addiction-test/

Test

(IAT).

Young, K.S. (2015). The evolution of Internet Addiction: Addictive Behavior.
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0306460315001884

21