Komunikasi Kelompoko Kecil dan Motivasi Kerja (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Kecil terhadap Motivasi Kerja Consultant PT Oriflame Medan)

BAB II
URAIAN TEORITIS

2.1 KERANGKA TEORI
Kerangka teori sebagai suatu landasan pemikiran yang menunjukkan
dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang akan diteliti. Kerangka teori
dibuat berdasarkan teori-teori yang sudah ada atau berdasarkan pemikiran
logis yang dibangun oleh peneliti sendiri.Wilbur Schramm menyatakan
bahwa teori merupakan suatu perangkat pernyataan yang saling berkaitan,
pada abstraksi dengan kadar yang tinggi, dan daripadanya proposisi bisa
dihasilkan dan diuji secara ilmiah, dan pada landasannya dapat dilakukan
prediksi mengenai perilaku (Effendi, 2003:241).
Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Teori
Komunikasi, Teori Komunikasi Antar pribadi, Teori komunikasi organisasi,
Teori komunikasi kelompok, Teori komunikasi kelompok kecil, dan Teori
motivasi kerja.
2.1.1 Komunikasi
Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latincommunis yang
artinya sama, kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua
orang atau lebih. Komunikasi terjadi selama kesamaan makna tetap
terjalin.Walaupun terkadang dalam sebuah komunikasi belum tentu

menimbulkan kesamaan makna.Komunikasi juga berasal dari akar kata
dalam bahasa latincommunicatio yang artinya membagi. Dimana yang
dimaksud dengan membagi tersebut adalah sebuah pesan yang di
sampaikan kepada orang lain.
Definisi komunikasi berfungsi untuk menjelaskan suatu fenomena.
Berikut ini adalah beberapa defenisi komunikasi menurut para ahli
(Mulyana, 2007: 62-66):
11Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

12

1. Raymond S. Ross, komunikasi adalah suatu proses menyortir,
memilih dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga
membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari
pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan komunikator.
2. Carl I.Hovland, komunikasi adalah proses yang memungkinkan
seseorang


(komunikator)

menyampaikan

rangsangan

untuk

mengubah perilaku orang lain.
3. Bernard Berelson & Gary A. Steiner, komunikasi adalah transmisi
informasi, gagasan, emosi, ketrampilan, dan sebagainya, dengan
menggunakan simbol-simbol – kata-kata, gambar, figur, grafik dan
sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang disebut
dengan komunikasi.
4. Theodore M. Newcomb, komunikasi adalah setiap tindakan
komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi informasi, terdiri dari
rangsangan yang diskriminatif, dari sumber kepada penerima.
5. Harorl D. Lasswell, komunikasi pada dasarnya merupakan suatu
proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa,
kepada siapa? Dengan akibat apa atau hasil apa? (Who? Says what?

In which channel? To whom? With what effect?)
Paradigma Lasswell ini menunjukkan bahwa komunikasi meliputi
lima unsur dasar:
a.

Who (Siapa) : komunikator, orang yang menyampaikan pesan.

b.

Says What (mengatakan apa) : Pesan, pernyataan yang didukung
oleh lambang, dapat berupa ide atau gagasan.

c.

In Which channel (Saluran) : media, sarana atau saluran yang
mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak
jumlahnya.

d.


To whom (kepada siapa) : komunikan, orang yang menerima pesan.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

13

e.

With what effect (dampak) : efek, dampak sebagai pengaruh dari
pesan atau dapat juga diartikan sebagai hasil dari proses
komunikasi.
Sebuah defenisi yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi

yang mengkhususkan diri pada studi komunikasi antar manusia bahwa :
“komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki
orang-orang

mengatur


lingkungannya

dengan

(1)

membangun

hubungan antar sesama manusia, (2) melalui pertukaran informasi (3)
untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain (4) serta berusaha
mengubah sikap dan tingkah laku itu (Cangara, 2004:18).
Komunikasi menurut Ruben dan Steward (1988) adalah suatu
proses mengaitkan individu yang satu dengan individu yang lainnya
dalam suatu komunitas, kelompok, organisasi dan masyarakat yang
menciptakan dan merespon pesan dengan tujuan beradaptasi dengan
lingkungan yang satu dengan lainnya (Muhammad, 2007:3).
2.1.1.1 Proses Komunikasi
Untuk memahami proses komunikasi dapat dilihat dari unsur-unsur
yang berkaitan dengan siapa pengirimnya (komunikator), apa yang

dikatakan atau dikirimkan (pesan), saluran komunikasi apa yang
digunakan (media), ditujukan untuk siapa (komunikan), dan apa akibat
yang akan ditimbulkannya (efek).
Dalam

proses

komunikasi

tersebut,

kewajiban

seorang

komunikator adalah mengusahakan agar pesan-pesannya dapat diterima
oleh komunikan sesuai dengan kehendak pengirim. Model proses
komunikasi secara umum dapat memberikan gambaran kepada
pengelola organisasi, bagaimana mempengaruhi atau mengubah sikap
anggota/stakeholder nya melalui desain dan implementasi komunikasi.

Dalam hal ini, pengirim atau sumber pesan bisa individu atau berupa
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

14

organisasi sebagaimana dapat dilihat dalam gambar proses komunikasi
di bawah ini:

Gambar 2.1
Proses Komunikasi

Berdasarkan pada bagan atau gambar proses komunikasi tersebut,
suatu pesan, sebelum dikirim, terlebih dahulu disandikan (encoding) ke
dalam

simbol-simbol

yang


dapat

menggunakan

pesan

yang

sesungguhnya ingin disampaikan oleh pengirim. Apapun simbol yang
dipergunakan, tujuan utama dari pengirim adalah menyediakan pesan
dengan suatu cara yang dapat memaksimalkan kemungkinan dimana
penerima dapat menginterpretasikan maksud yang diinginkan pengirim
dalam suatu cara yang tepat. Pesan dari komunikator akan dikirimkan
kepada penerima melaui suatu saluran atau media tertentu. Pesan yang
di terima oleh penerima melalui simbol-simbol, selanjutnya akan
ditransformasikan kembali (decoding) menjadi bahasa yang dimengerti
sesuai dengan pikiran penerima sehingga menjadi pesan yang
diharapkan (perceived message) .


Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

15

Hasil akhir yang diharapkan dari proses komunikasi yakni supaya
tindakan atau pun perubahan sikap penerima sesuai dengan keinginan
pengirim. Akan tetapi makna suatu pesan dipengaruhi bagaimana
penerima merasakan pesan itu sesuai konteksnya.Oleh sebab itu,
tindakan atau perubahan sikap selalu didasarkan atas pesan yang
dirasakan.
Adanya umpan balik menunjukkan bahwa proses komunikasi
terjadi dua arah, artinya individu atau kelompok dapat berfungsi sebagai
pengirim sekaligus penerima dan masing-masing saling berinteraksi.
Interaksi ini memungkinkan pengirim dapat memantau seberapa baik
pesan-pesan yang dikirimkan dapat diterima atau apakah pesan yang
disampaikan telah ditafsirkan secara benar sesuai yang diinginkan.
Dalam kaitan ini sering digunakan konsep kegaduhan (noise) untuk
menunjukkan bahwa ada semacam hambatan dalam proses komunikasi

yang bisa saja terjadi pada pengirim, saluran, penerima atau umpan
balik. Dengan kata lain, semua unsur-unsur atau elemen proses
komunikasi berpotensi menghambat terjadinya komunikasi yang
efektif.
Wilbur Schramm (Effendy, 1992:32-33) dalam karyanya “How
Communication Works” mengatakan the condition of success in
communication diringkaskan sebagai berikut:
a. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa
sehingga dapat menarik perhatian sasaran yang dimaksud.
b.

Pesan harus menggunakan tanda-tanda yang tertuju kepada
pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan,
sehingga sama-sama dapat dimengerti.

c.

Pesan

harus


membangkitkan

kebutuhan

pribadi

pihak

komunikan dan menyarankan suatu cara untuk memperoleh
kebutuhan tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

16

d. Pesan harus menyarankan suatu cara untuk memperoleh
kebutuhan tadi yang layak bagi situasi kelompok tempat
komunikan berada pada saat ia digerakkan untuk memberikan
tanggapan yang dikehendaki.
Komunikasi yang efektif adalah sejauhmana komunikator mampu
berorientasi kepada komunikannya. Berorientasi maksudnya melihat
dan memahami pesan yang disampaikan, terkait dengan bentuk pesan,
makna pesan, cara penyajian pesan termasuk penentuan saluran yang
ditentukan oleh Komunikator (Vardiansyah, 2004:111).
2.1.1.2 Unsur-Unsur Komunikasi
Untuk menciptakan sebuah komunikasi yang baik dan lancar, maka
pesan yang disampaikan seseorang harus didasari dengan tujuan
tertentu dapat diterimanya dengan baik dan dimengerti.maka sebuah
proses komunikasi harus mengandung unsur-unsur komunikasi. Berikut
adalah unsur-unsur komunikasi :
1. Sumber
Sumber sebagai salah satu unsur dalam unsur-unsur komunikasi
adalah dasar yang digunakan dalam penyampaian pesan dan digunakan
dalam rangka memperkuat pesan yang hendak disampaikan.Sumber
sebagai salah satu unsur dalam unsur-unsur komunikasi dapat berwujud
dalam berbagai bentuk.Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku,
dokumen, dan lain sebagainya.
2. Pesan
Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu
yang disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media
komunikasi. Isinya berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi,
nasehat atau propaganda.Sering disebut juga sebagai message,
content atau informasi.
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

17

3. Media
Media yang dimaksud adalah alat yang digunakan untuk
memindahkan pesan dari sumber kepada penerima.Terdapat
beberapa pendapat mengenai saluran atau media.Ada yang menilai
bahwa media bisa bermacam-macam bentuknya, misalnya dalam
komunikasi antarpribadi, panca indera dianggap sebagai media
komunikasi. Termasuk juga telepon, surat kabar dan media massa
lainnya.
4. Penerima
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim
oleh sumber.Penerima biasanya terdiri dari satu orang atau lebih,
bisa dalam bentuk kelompok, partai bahkan negara.Sering juga
disebut sebagai khalayak, sasaran, komunikan atau audience. Jika
suatu pesan tidak diterima oleh penerima, maka akan menimbulkan
berbagai macam masalah yang seringkali menuntut perubahan,
apakah pada sumber, pesan atau saluran.
5. Pengaruh
Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan,
dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah
menerima pesan. Pengaruh ini biasa terjadi pada pengetahuan, sikap
dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan.
6. Tanggapan Balik
Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah
salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima.
Akan tetapi sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain
seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

18

7. Lingkungan
Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat
mempengaruhi jalannya komunikasi.Faktor ini dapat digolongkan
atas empat macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial
budaya, lingkungan psikologis dan dimensi waktu (Cangara,
2004:23-27).
Apabila komunikasi yang terjalin sudah mencakup seluruh unsurunsur di atas, maka komunikasi yang terjadi terjalin dengan baik dan
lancar. Akan tetapi menurut Aristoteles (Cangara, 2004:22) mengatakan
bahwa suatu pesan akan terlaksana dengan baik hanya cukup dengan
tiga unsur saja yaitu sumber, pesan dan penerima.
2.1.1.3 Fungsi Komunikasi
Fungsi komunikasi (Effendy, 2005:8), yaitu:
1. menyampaikan informasi (to inform)
2. mendidik (to educate)
3. menghibur(to entertain)
4. mempengaruhi (to influence)

2.1.1.4 Tujuan Komunikasi
Tujuan komunikasi (Effendy, 2005:8), yaitu:
1. perubahan sikap ( attitude change)
2. perubahan pendapat (opinion change)
3. perubahan perilaku (behavior change)
4. perubahan sosial (social change)
2.1.2 Komunikasi Antar Pribadi

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

19

Komunikasi antarpribadi yang dimaksud ialah proses komunikasi
yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka, seperti
yang dinyatakan R. Wayne Pace (1979) bahwa “ interpersonal
communication is communication involving two or more people in a
face to face setting”
Komunikasi antarpribadi merupakan interaksi orang ke orang, dua
arah, verbal dan non verbal.Saling berbagi informasi dan perasaan
antara individu dengan individu atau antar individu di dalam kelompok
kecil (Febrina, 2008:26). Komunikasi antarpribadi antara dua orang
adalah komunikasi dari seseorang ke orang lain, dua arah interaksi
verbal dan non verbal yang menyangkut saling berbagi informasi dan
perasaan. Komunikasi antarpribadi antara tiga orang/lebih, menyangkut
komunikasi dari orang ke beberapa orang lain (kelompok kecil).
Masing-masing anggota menyadari keberadaan anggota lain, memiliki
minat yang sama dan atau bekerja untuk suatu tujuan.
Setiap tipe komunikasi pasti memeiliki cirri-ciri sifat, diantara nya
tipe komunikasi antarpribadi.Dalam

komunikasi antarpribadi dapat

dibedakan atas dua macam sifat, yakni Komunikasi Diadik (Dyadic
Communication) dan Komunikasi Kelompok Kecil (Small Group
Communication).
Komunikasi diadik ialah proses komunikasi yang berlansgung
antara dua orang dalam situasi tatap muka. Komunikasi diadik menurut
Pace dapat dilakukan dalam tiga bentuk, yakni percakapan, dialog, dan
wawancara.Percakapan berlangsung dalam suasana yang bersahabat
dan informal. Dialog berlangsung dalam situasi yang lebih intim, lebih
dalam, dan lebih personal,sedangkan wawancara sifatnya lebih serius,
yakni adanya pihak yang dominan pada posisi bertanya dan yang
lainnya pada posisi menjawab.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

20

Komuniaksi kelompok kecil ialah proses komunikasi yang
berlangsung antara tiga oranng atau lebih secara tatap muka, di mana
anggota-anggotanya saling berinteraksi satu sama lainnya. Komunikasi
kelompok kecil oleh banyak kalangan dinilai sebagai tipe komunikasi
antarpribadi karena :
1. Anggota – anggotanya terlibat dalam suatu proses
komunikasi yang berlangsung secara tatap muka.
2. Pembicaraan berlangsung secara terpotong-potong di mana
semua perserta bisa berbicara dalam kedudukan yang sama,
dengan kata lain tidak ada pembicara tunggal yang
mendominasi situasi.
3. Sumber dan penerima sulit diindentifikasi. Dalam situasi
seperti ini semua anggota bisa berperan sebagai sumber dan
juga sebagai penerima.
Sebenarnya untuk member batasan pengertian terhdap konsep
komunikasi antarpribadi tidak begitu mudah. Hal ini disebabkan adanya
pihak yang memberi definisi komunikasi antarpribadi sebagai proses
komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap
muka. Namun, dengan perkembangan teknologi komunikasi dan
informasi

(ICT)

seperti

telepon

seluler,

mempertanyakan

apakah

komunikasi

email,

yang

orang

menggunakan

mulai
alat

elektronik seperti itu masih dapat dikatakan atau dikategorikan sebagai
proses komunikasi antarpribadi sekalipun berlangsung tanpa situasi
tatap muka.
Menurut

McCroskey

(1971)

peralatan

komunikasi

yang

menggunakan gelombang udara dan cahaya seperti halnya telepon dan
telex sebagai saluran komunikasi antarpribadi.sebab itu timbul
kelompok

yang

lebih senag menggunakan istilah komunikasi

antarpribadi yang beralat (media mekanik) dan komunikasi antarpribadi
yang tidak beralat (berlangsung secara tatap muka).
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

21

2.1.3 Komunikasi Organisasi
Sebuah kata “organisasi” sudah tidak asing lagi di zaman sekarang.
Karena di setiap kehidupan manusia pasti pernah berpartisipasi dalam
sebuah organisasi. Organisasi merupakan perkumpulan orang-orang
yang berhubungan dan dimana sekelompok orang tersebut memiliki
tujuan yang untuk dicapai. Dalam organisasi dapat dibedakan dalam
pandangan

objektif

dan

subjektif

dimana

pandangan

objektif

mengatakan bahwa organisasi adalah struktur sedangkan pandangan
subjektif mengatakan bahwa organisasi adalah proses.
Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat
berjalan dengan lancar dan berhasil dan begitu pula sebaliknya,
kurangnya atautidak adanya komunikasi orrganisasi dapat macet atau
berantakan.Menurut Kohler (1981) komunikasi yang efektif adalah
penting bagi semua organisasi.Oleh karena itu, para pimpinan
organisasi dan para komunikator dalam organisasi perlu memahami dan
menyempurnakan kemampuan komunikasi mereka (Muhammad,
2007:1).
Redding dan Sanborn mengatakan bahwa komunikasi organisasi
adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang
kompleks. Yang termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi internal,
hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi
downwardatau komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi
upward atau komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi
horizontal

atau

komunikasi

dari

orang-orang

yang

sama

level/tingkatnya dalam organisasi, keterampilan berkomunikasi dan
berbicara, mendengarkan, menulis dan komunikasi evaluasi program
(Muhammad, 2007:65).
Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan
penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

22

dari suatu organisasi tertentu.Di dalam sebuah organisasi, secara khusus
fungsi

komunikasi

meliputi

pesan-pesan

mengenai

pekerjaan,

pemeliharaan, motivasi, integrasi dan inovasi. Komunikasi organisasi
dapat dilihat sebagai “proses mengumpulkan, memproses, menyimpan
dan

menyebarkan

komunikasi

yang

memungkinkan

organisasi

berfungsi.”
Terdapat dua dimensi komunikasi dalam kehidupan organisasi
perusahaan, yaitu komunikasi internal dan komunikasi eksternal.
1. Komunikasi internal adalah pertukaran gagasan di antara para
administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan atau jawatan
yang menyebabkan terwujudnya perusahaan atau jawatan tersebut
lengkap dengan strukturnya yang khas (organisasi) dan pertukaran
gagasan secara horizontal dan vertikal di dalam perusahaan atau
jawatan yang menyebabkan pekerjaan berlangsung (operasi dan
manajemen) (Effendy, 2006:122).
Komunikasi internal terdiri dari komunikasi vertikal,komunikasi
horizontal, dan komunikasi sejajar.
a) Komunikasi vertikal : yaitu komunikasi dari atas ke bawah
(downwardcommunication) dan dari bawah ke atas (upward
communication), adalah komunikasi dari pimpinan kepada
bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan. Dalam komunikasi
vertikal,

pimpinan

memberikan

instruksiinstruksi,

petunjuk-

petunjuk, informasi-informasi, penjelasan-penjelasan, dan lain-lain
kepada bawahannya. Dan di sisi lain, bawahan memberikan
laporan-laporan,

saran-saran,

pengaduan-pengaduan

dan

sebagainya kepada pemimpin.
b) Komunikasi Horizontal : ialah komunikasi secara mendatar, antara
anggota staff dengan anggota staff , karyawan sesama karyawan,
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

23

dan sebagainya. Komunikasi horizontal terdiri dari penyampaian
informasi di antara rekan – rekan sejawat dalam unit kerja yang
sama. Unit kerja meliputi individu – individu yang ditempatkan
pada tingkat otoritas yang sama dan mempunyai atasan yang sama.
R.Wayne Pace dalam buku Komunikasi Organisasi (1993: 171 )
c) Komunikasi sejajar ( sideways communication ) yang berlangsung
antar karyawan. misalnya informasi mengenai pekerjaan atau
pelatihan

lainnya.

Media

komunikasinya

adalah

berupa

pemberitahuan, pengumuman misalnya mengenai reward yang akan
didapatkan para consultant dari pencapaian omsetnya, antara lain
melalui media seperti buletin, majalah internal, dan news letter.
2. Komunikasi eksternal ialah komunikasi antara pimpinan organisasi
dengan khalayak di luar organisasi. Komunikasi ekternal terdiri dari
komunikasi dari organisasi kepada khalayak dan komunikasi dari
khalayak kepada organisasi.
Semakin besarnya struktur organisasi akan membutuhkan arus
komunikasi yang besar dan tentunya tercipta hubungan yang hangat dan
personal diantara para anggota organisasi. komunikasi yang baik akan
dan pasti yang mengandung pemahaman bersama, penerimaan mutual
dan kerjasama tim.
2.1.3.1 Fungsi Komunikasi organisasi
Menurut Goldhaber (1986) komunikasi organisasi adalah proses
menciptakan dan menukar pesan dalam suatu jaringan hubungan yang
saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang
sering berubah-ubah. Komunikasi orgisasi mempunyai peranan penting
dalam memadukan fungsi-fungsi manajemen dalam suatu perusahaan
yaitu:
1) Menetapkan dan menyebarluaskan tujuan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

24

2) Menyusun rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3) Melakukan pengorganisasian terhadap sumber daya manusia dan
sumber daya lainnya dengan cara efektif.
4) Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan iklim
yang menimbulkan keinginan orang untuk memberi kontribusi.
5) Mengendalikan prestasi (Purba, 2006:112-113)

Michele Tolela Myers & Gail E. Myers (Danandjaja, 2011:86),
membagi fungsi komunikasi internal perusahaan berdasarkan dua
kategori yaitu :1) Fungsi Umum, dan 2) Fungsi berdasarkan tingkatan
organisasi. Secara umum fungsi komunikasi internal perusahaan dapat
diuraikan kepada tiga hal, yaitu :

1. Produksi dan regulasi
2. Inovasi
3. Sosialisasi dan Pelestarian
Pada tingkatan organisasi, fungsi komunikasi internal terbagi atas
tingkatan Manajer – Subordinasi, Tingkatan Subordinasi, dan tingkatan
subordinasi – manajer. Fungsi komunikasi pada tingkatan manajer –
subordinasi atau dalam
proses komunikasinya disebut dengan “ down the line “ meliputi :
1. Pengarahan pelaksanaan tugas
2. Perancangan pesan komunikasi/informasi untuk menghasilkan
pemahaman dalam pelaksanaan tugas
3. Memberikan informasi tentang pelaksanaan prosedur organisasi
4. Memberikan umpan balik tentang pelaksanaan tugas
5. Pengarahan tentang misi yang akan dicapai

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

25

Fungsi komunikasi pada tingkatan antar subordinasi atau dalam
proses komunikasinya disebut dengan “ horizontal communication “
meliputi :
1. Mendukung pengembangan sosio – emosional di antara kelompok
2. Mengkoordinasikan proses kerja di antara kelompok
3. Menyebarkan tempat – tempat pengawasan di dalam organisasi
Fungsi komunikasi pada tingkatan antar subordinasi atau dalam
proses komunikasinya disebut dengan “ horizontal communication “
meliputi :
1. Berkomunikasi mengenai diri, penampilan dan masalah
2. Berkomunikasi tentang masalah yang dihadapi bersama
3. Mengetahui

keputusan

yang

seharusnya,

dan

bagaimana

memperolehnya.

Menurut Muhammad (2007: 74-80), untuk melihat komunikasi
yang terjadi dalam suatu organisasi dapat digunakan tiga pendekatan
yaitu pendekatan makro, mikro dan individual. Masing-masing dari
pendekatan ini akan dijelaskan berikut ini:
1. Pendekatan makro, dalam pendekatan makro organisasi
dipandang sebagai suatu struktur global yang berinteraksi
dengan lingkungannya. Dalam berinteraksi ini organisasi
melakukan aktivitas tertentu seperti memproses informasi dari
lingkungan, mengadakan identifikasi, melakukan integrasi dan
menentukan tujuan organisasi.
2. Pendekatan mikro, pendekatan ini terutama memfokuskan
kepada komunikasi dalam unit dan subunit pada suatu
organisasi. Komunikasi yang diperlukan pada tingkat ini
adalah komunikasi antara anggota kelompok, komunikasi
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

26

untuk pemberian orientasi dan latihan, komunikasi untuk
melibatkan anggota kelompok dalam tugas kelompok,
komunikasi untuk menjaga iklim komunikasi, komunikasi
dalam mensupervisi dan pengarahan pekerjaan dan komunikasi
untuk mengetahui rasa kepuasan kerja dalam organisasi.
3.

Pendekatan individual, pendekatan ini berpusat pada tingkah
laku komunikasi individual dalam organisasi. Semua tugastugas yang telah diuraikan pada kedua pendekatan yang
tedahulu akhirnya diselesaikan oleh komunikasi individual satu
sama lainnya. Komunikasi individual ini ada beberapa
bentuknya di antaranya berbicara dalam kelompok kerja,
mengunjungi dan berinteraksi dalam rapat, menulis dan
mengonsep

surat,

memperdebatkan

suatu

usulan

dan

sebagainya.
Melalui pendekatan komunikasi organisasi, interaksi yang terjadi di
dalam sebuah organisasi dapat dilihat.Maka komunikasi merupakan
unsur penting bagi ekstensi organisasi khususnya dalam komunikasi
antar anggota kelompok dalam membahas tugas kelompok untuk
mencapai tujuan organisasi.
Dalam penelitian ini, yang akan dilihat lebih lanjut adalah
pendekatan mikro pada komunikasi organisasi kelompok kecil
consultant PT Oriflame Cabang Medan. Penelitian akan berfokus pada
komunikasi yang terjadi di dalam unit dan subunit masing-masing
consultant.
2.1.4 Komunikasi Kelompok
Telah kita ketahui hidup yang dijalani selama ini sudah masuk
dalam kehidupan kelompok, yaitu dengan kelompok primer yang paling
dekat yaitu keluarga. Dengan seiring berjalannya waktu, usia yang
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

27

bertambah membuat kita memilih untuk berkembang sesuai dengan
kegiatan yang kita jalani terutama sesuatu hal yang berhubungan
dengan lingkungan pekerjaan. kelompok merupakan bagian yang tidak
terpisahkan

dari

kehidupan

kita,

karena

melalui

kelompok,

memungkinkan kita dapat berbagi informasi, pengalaman dan
pengetahuan kita dengan anggota kelompok lainnya.
Dua individu, atau lebih yang berinteraksi dan saling bergantung,
yang saling bergabung untuk mencapai sasaran tertentu (Robbins,
2003:292). Defenisi ini mengantarkan pada pemahaman bahwa dalam
kelompok harus terdapat interaksi dari orang-orang yang meniatkan diri
untuk saling bergantung satu sama lain dan mencapai sasaran secara
bersama untuk dinikmati bersama pula.
Kelompok yang baik adalah kelompok yang dapat mengatur
sirkulasi tatap muka yang intensif diantara anggota kelompok, serta
tatap muka itu pula akan mengatur sirkulasi makna diantara mereka,
sehingga mampu melahirkan sentimen-sentimen kelompok serta
kerinduan diantara mereka (Bungin, 2006:264-265). Sedangkan
kelompok yang baik menurut Marvin E. Shaw adalah kelompok yang
dapat bermanfaat untuk suatu periode yang relatif panjang, memiliki
tujuan, dan memiliki struktur interaksi (Sendjaja, 1994:111).
Kelanggengan kelompok terletak pada kesungguhan masingmasing individu yang tergabung dalam kelompok untuk saling
memperbarui semangat kolektivitas dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan secara bersama dengan menampung sebagian besar aspirasi
individual.Semakin

banyak

aspirasi

anggota

kelompok

yang

terakomodasi, semakin puaslah anggota kelompok. Kepuasan anggota
akan membuat eksistensi kelompok bertahan untuk jangka waktu yang
lebih lama (Wahjono, 2010:143).

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

28

Komunikasi kelompok yang dikemukakan oleh Ronald Adler dan
George

Rodman

dalam

bukunya

Understanding

Human

Communication.Mereka mengatakan bahwa kelompok atau grup
merupakan sekumpulan kecil orang yang berinteraksi, biasanya tatap
muka, dalam waktu yang lama guna mencapai tujuan tertentu (Sendjaja,
1994:91-92).
Ronald Adler dan George Rodman membagi kelompok dalam tiga
tipe, yaitu kelompok belajar (learning group), kelompok pertumbuhan
(growth group), dan kelompok pemecahan masalah (problem solving
group).Kelompok jaringan distribusi PT Oriflame termasuk ke dalam
kelompok belajar dan kelompok pemecahan masalah.
Salah satu bentuk komunikasi, yaitu komunikasi kelompok yang
dapat di klasifikasikan menjadi dua, yaitu small group dan large
group.Komunikasi

kelompok

kecil

ditujukan

kepada

kognisi

komunikan dan prosesnya berlangsung secara dialogis, tidak linear
(Effendy, 2003:76-77).Umpan balik dalam sebuah kelompok kecil
kerap kali berlangsung cepat dan langsung.Dalam kelompok kecil,
orang memiliki keterlibatan dan komitmen yang kuat.Kelompok kecil
memungkinkan keterlibatan anggotanya secara verbal dan partisipasi
yang sifatnya langsung.
Adler dan Rodman mengemukakan empat elemen komunikasi
kelompok, yaitu:
1. Interaksi, interaksi dalam komunikasi kelompok merupakan faktor
yang penting, karena melalui interaksi kita dapat melihat perbedaan
antara kelompok dengan istilah coact. Sekumpulan dalam kelompok,
bias dinyatakan sebagai kelompok, apabila mereka mulai bertukaran
pesan.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

29

2. Waktu, sekumpulan orang yang berinteraksi untuk jangka waktu
yang panjang, karena bertinteraksi dalam jangka waktu yang panjang
maka komunikasi kelompok dapat berjalan.
3. Partisipasi, keikutsertaan anggota atau keterlibatan dalam interaksi.
4. Tujuan, yang mengandung pengertian keanggotaan dalam suatu
kelompok akan membantu individu yang menjadi anggota kelompok
dapat mencapai tujuan yang diinginkannya.
Keberadaan suatu kelompok dalam masyarakat dicerminkan oleh
adanya fungsi-fungsi yang akan dilaksanakannya. Fungsi-fungsi
tersebut mencakup fungsi hubungan sosial, pendidikan, persuasi,
pemecahan

masalah

dan

pembuatan

keputusan,

serta

fungsi

terapi.Semua fungsi ini dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat,
kelompok, dan para anggota kelompok itu sendiri (Sendjaja, 1994:268).
2.1.4.1Bentuk – Bentuk Kelompok
1. Kelompok Kecil
Dalam komunikasi kelompok kecil itu logika berperan penting.
Komunikan akan menilai logis tidaknya uraian komunikator. Ciri yang
kedua dari komunikasi kelompok kecil adalah bahwa prosesnya
berlangsung secara dialogis, tidak linear, melainkan sirkular.
Komunikasi kelompok kecil (small/micro group communication)
ialah komunikasi yang ditujukan kepada kognisi komunikan dan
prosesnya berlangsung secara dialogis.Dalam komunikasi kelompok
kecil komunikator menunjukan pesannya kepada benak atau fikiran
komunikan, misalnya kuliah, ceramah, rapat dsb. Oleh sebab itu logika
sangat berperan penting, komunikan akan dapat menilai logis
tindakannya uraian komunikator. Kelompok kecil bisa diartikan sebagai
kumpulan individu.Dengan jumlah anggota yang kecil memungkinkan
semua anggota bisa berkomunikasi secara relatif mudah, baik sumber
maupun penerima informasi. Para anggota saling berhubungan satu
sama lain dengan tujuan yang sama dan memiliki semacam organisasi
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

30

atau struktur diantara mereka. Misalnya, dua orang tidak akan berbicara
pada saat yang sama, komentar atau pertanyaan satu anggota akan
dilayani oleh anggota lain dan tidak akan diabaikan, dan sebagainya
(Devito,

1997:303).Ada

beberapa

faktor

yang

mempengaruhi

komunikasi kelompok kecil, di antaranya adalah variabel yang
berhubungan dengan input kelompok dan proses transformasi
kelompok.
Consultant pada Multi Level Marketing dalam Oriflame,
merupakan salah satu komunkasi kelompok kecil, karena pada
dasarnya, komunikasi yang dilakukan secara dialogis, sehingga baik
komunikan maupun komunikator bisa secara langsung mengetahui
umpan baliknya.
Muhammad (2007:188-195) menyebutkan beberapa di antara
faktor kunci tersebut sebagai berikut ini:
a.

Peranan berdasarkan fungsi. Brune dan Sheats merinci tugas dalam
komunikasi kelompok yang berkenaan dengan tugas-tugas dan
pemeliharaan.

b.

Kepemimpinan.

c.

Jaringan dan ekologi kelompok.

d.

Pemecahan masalah dan pembuatan keputusan

e.

Kepatuhan akan norma kelompok

f.

Konflik

g.

Besar kelompok

h.

Motivasi

2. Kelompok Besar
Sebagai kebalikan dari komunikasi kelompok kecil, komunikasi
kelompok

besar

(large/macro

group

communication)

adalah

komunikasi yang:

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

31

a. ditujukan kepada afeksi komunikan
b. prosesnya berlangsung secara linear

Pesan yang disampaikan oleh komunikator dalam situasi
komunikasi kelompok besar ditujukan kepada afeksi komunikan,
kepada hatinya atau kepada perasaannya.Contoh untuk komunikasi
kelompok besar adalah misalnya rapat raksasa disebuah lapangan. Jika
komunikasi kelompok kecil umumnya bersifat homogen (antara lain
sekelompok orang yang sama jenis kelaminnya, sama pendidikannya,
sama status sosialnya), maka komunikan pada komunikasi kelompok
besar umumnya bersifat heterogen, mereka terdiri - ditujukan kepada
afeksi komunikan - prosesnya berlangsung secara linear dari individuindividu yang beraneka ragam dalam jenis kelamin, usia, jenis
pekerjaan, tingkat pendidikan, agama dan lain sebagainya.
2.1.4.2 Fungsi Komunikasi Kelompok
Dalam bermasyarakat banyak macam-macam kelompok di
dalamnya.Dengan maksud, ada faktor-faktor lain yang mendorong
terjadinya kelompok. Alasan atau motivasi seseorang masuk dalam
kelompok dapat bervariasi, antara lain:
a. Seseorang masuk dalam kelompok pada umumnya ingin
mencapai tujuan yang secara individu tidak dapat atau sulit
dicapai.
b. Kelompok dapat memberikan, baik kebutuhan fisiologis
(walaupun tidak langsung) maupun kebutuhan psikologis.
c. Kelompok dapat mendorong pengembangan konsep diri dan
mengembangkan harga diri seseorang.
d. Kelompok dapat pula memberikan pengetahuan dan informasi.
e. Kelompok dapat memberikan keuntungan ekonomis

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

32

Oleh karena itu, dalam masyarakat kita dapat menjumpai adanya
berbagai macam kelompok yang berbeda satu sama lain. Dengan tujuan
yang berbeda, mereka masuk dalam kelompok yang berbeda atau
dengan minat yang berbeda, mereka masuk dalam kelompok yang
berbeda pula (Walgito, 2008: 13-15).
Dari fungsi-sungsi diatas, bahwa tiap kelompok memiliki motif
yang berbeda-beda masuk dalam kelompoknya. Bahwa ia dapat
merasakan sendiri secara langsung apa ilmu, manfaat, atau harapan
yang ia dapat dari kelompok tersebut. Tetapi, tiap kelompok pasti akan
mendapatkan sebuah pengalaman yang berbeda-beda.
2.1.4.3 Karakteristik Komunikasi Kelompok
Kelompok dalam suatu kondisi tertentu, akan menimbulkan suatu
efek atas individu dalam perubahan perilaku. Dengan kata lain,
kehadiran orang-orang tertentu dapat menimbulkan kekuatan yang tidak
mampu ditimbulkan oleh individu itu sendiri.
Ada enam karakteristik dari komunikasi kelompok kecil, antara
lain:
1. Komunikasi dalam kelompok bersifat homogen.
2. Dalam komunikasi kelompok terjadi kesempatan dalam melakukan
tindakan pada saat itu juga.
3. Arus balik di dalam komunikasi kelompok terjadi secara langsung
karena komunikator dapat mengetahui reaksi komunikan pada saat
komunikasi sedang berlangsung.
4. Pesan yang diterima komunikan dapat bersifat rasional (terjadi pada
komunikasi kelompok kecil) dan bersifat emosional (terjadi pada
komunikasi kelompok besar).

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

33

5. Komunikator masih dapat mengetahui dan mengenal komunikan
meskipun hubungan yang terjadi tidak erat seperti pada komunikasi
interpersonal.
6. Komunikasi kelompok akan menimbulkan konsekuensi bersama
untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
2.1.5 Motivasi
Istilah motivasi merupakan hal yang paling sering didengar dalam
sebuah pekerjaan.Karena Motivasi menyangkut alasan – alasan
mengapa orang mencurahkan tenaganya untuk melakukan suatu
pekerjaan.Dalam

diri

seseorang

motivasi

menggerakkan

atau

mengarahkan perilakunya untuk memenuhi tujuan tertentu.
Motivasi berasal dari kata Latin (movere) yang berarti dorongan
atau daya penggerak.Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri
seseorang secara sadar atau tidak untuk melakukan suatu tindakan
dengan tujuan tertentu (KBBI, 2005:756).Motivasi itu dapat timbul baik
dari dalam diri kita sendiri maupun karena faktor di luar diri kita.
Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong
keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna
untuk mencapai tujuan. Motivasi bukanlah sesuatu yang dapat di amati,
tetapi adalah hal yang dapat disimpulkan karena adanya perilaku yang
terlihat. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang itu merupakan
suatu dorongan ataupun niat yang datang dari dalam diri sendiri,
dorongan atau niat tersebutlah yang disebut motivasi.
Manusia bertindak dikarenakan adanya dorongan untuk memenuhi
sesuatu. Atau dengan kata lain diperlukan motivasi agar manusia dapat
melakukan sesuatu sesuai keinginannya. Banyak istilah yang digunakan
dalam psikologi untuk menyebutkan istilah motivasi, ada yang
menggunakan motiv, kebutuhan (need), desakan (usage), keinginan
(wish), dan dorongan (drive) (Rismawaty,2008:49).Motivasi adalah
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

34

kesedian untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan
organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam
memenuhi beberapa individual (Robbins, 2003:208).

Motivasi merupakan proses psikologi yang mendasar dan
merupakan salah satu faktor penentu dalam mencapai tujuan kelompok.
Yang dimaksud dengan motivasi menurut Bartol adalah sebagai berikut:
“Motivation is the force that energizes behavior, gives direction to
behavior, and underlines the tendency to persist”.
Motivasi berhubungan erat dengan dorongan atau kekuatan yang
berada dalam diri manusia, dan tidak terlihat dari luar.Yang terlihat
hanya tingkah laku dari manusia tersebut, sehingga tidaklah mudah
untuk mempelajari motivasi manusia (Wiludjeng, 2007:154).
Motivasi merupakan akibat dari interaksi seseorang dengan situasi
tertentu yang dihadapi. Para ahli manajemen sepakat bahwa motivasi
adalah serangkaian upaya untuk mempengaruhi tingkah laku orang lain
dengan mengetahui terlebih dahulu tentang apa yang membuat
seseorang bergerak (Wahjono, 2009:79).
Pada dasarnya motivasi individu dalam bekerja dapat memacu para
consultant unruk bekerja keras sehingga dapat mencapai kebutuhan
mereka.Dalam proses pemenuhan kebutuhan, perilaku individu akan
didominasi dan ditentukan oleh jenis kebutuhan yang belum terpenuhi.
Perilaku pada dasarnya dimotivasi oleh suatu keinginan mrncapai
tujuan. Kebutuhan yang telah terpenuhi akan berkurang dalam
kekuatannya dan biasanya tidak memotivasi individu tersebut untuk
mencari tujuan guna memenuhinya.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

35

2.1.5.1 Jenis – Jenis Teori Motivasi
Tabel 2.1
Jenis – Jenis Teori Motivasi
Jenis
Teori

Karakteristik
Teori
Berkaitan
dengan 1.Teorihirarkhi kebutuhan

Kepuasan

faktor – faktor yang 2. Teori ERG
membangkitkan atau 3. Teori dua faktor
memulai perilaku.

4.Teori kebutuhan akan prestasi

Teori

Berkaitan

dengan 1. Teori pengharapan

Proses

bagaimana perilaku 2. Teori Keadilan
digerakkan,

3. Teori Penguatan

diarahkan, didukung 4.Teori Penetapan tujuan
atau di hentikan.

Berikut penjelasan jenis – jenis motivasi,
1. Teori kepuasan
1) Teori Hirarkhi Kebutuhan
Teori Hirarkhi Kebutuhan dari Maslow mengemukakan
bahwa manusia ditempat kerjanya dimotivasi oleh suatu
keinginan untuk memuaskan sejumlah kebutuhan yang ada
dalam diri seseorang. Teori ini didasarkan pada tiga asumsi
dasar sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

36

a. Kebutuhan manusia tersusun dalam suatu hirarkhi, mulai
dari hirarkhi kebutuhan yang paling dasar sampai ke
kebutuhan yang komplek atau paling tinggi tingkatnya.
b. Keinginan

untuk

memenuhi

kebutuhan

dapat

mempengaruhi perilaku seseorang, di mana hanya
kebutuhan

yang

belum

terpuasakan

yang

dapat

menggerkan perilaku. Kebutuhan yang telah terpuaskan
tidak dapat berfungsi sebagai motivator.
c. Kebutuhan yang lebih tinggi berfungsi sebagai motivator
apabila kebutuhan yang hirarkhinya lebih rendah paling
tidak telah terpuaskan secara minimal.
Marihot Tua Efendi Hariandja (2005:325-327) secara lebih jelas
mengemukakan mengenai kelima tingkat kebutuhan yang disusun
menurut prioritas , yaitu:
1.

Kebutuhan fisik (physiological needs). Kebutuhan ini berkaitan
dengan

kebutuhan

yang

harus

dipenuhi

untuk

dapat

mempertahankan diri sebagai makhluk hidup, seperti kebutuhan
untuk makanan, minuman, pakaian, seks, dan lain-lain. Karena ini
merupakan kebutuhan biologis, maka kebutuhan ini akan
didahulukan pemenuhannya oleh manusia, dimana bila ini belum
terpenuhi atau belum terpuaskan, maka individu tidak akan
tergerak untuk memenuhi kebutuhan lain yang lebih tinggi.
2.

Kebutuhan rasa aman (safety needs). Kebutuhan ini berkaiatan
dengan kebutuhan rasa aman dari ancaman-ancaman dari luar yang
mungkin terjadi seperti keamanan dari ancaman orang lain,
ancaman alam, atau ancaman bahwa suatu saat tidak dapat bekerja
karena faktor usia atau faktor lainnya. Kebutuhan ini muncul
setelah kebutuhan pertama terpenuhi.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

37

3.

Kebutuhan sosial (social needs). Kebutuhan ini berkaitan dengan
menjadi bagian dari orang lain, dicintai orang lain, dan menciantai
orang lain. Kebutuhan ini muncul setelah kebutuhan tingkat
pertama dan kedua terpenuhi. Kebutuhan ini ditandai dengan
keinginan seseorang untuk menjadi bagian atau anggota dari
kelompok tertentu, keinginan untuk menjalin hubungan dengan
orang lain, dan keinginan membantu orang lain.

4.

Kebutuhan pengakuan (esteem needs). Kebutuhan yang berkaitan
tidak hanya menjadi bagian dari orang lain (masyarakat), tetapi
lebih jauh dari itu, yaitu diakui/dihormati/dihargai oleh orang lain
karena kemampuannya atau kekuatannya. Kebutuhan ini ditandai
dengan keinginan untuk mengembangkan diri, meningkatkan
kemandirian dan kebebasan.

5.

Kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization needs). Merupakan
kebutuhan akan kepuasan diri yaitu kebutuhan akan kepuasan dari
hasil

pekerjaan.Kebutuhan

yang

berhubungan

dngan

aktualisasi/penyaluran diri dalam arti kemampuan/minat/potensi
diri dalam bentuk nyata dalam kehidupannya merupakan kebutuhan
tingkat tertinggi dari teori Maslow. Hal ini ditandai dengan hasrat
individu untuk menjadi orang yang sesuai dengan keinginannya.

Tabel 2.2
Penerapan Teori Hirarkhi Kebutuhan
Hirarki Kebutuhan
1. Kebutuhan
Fisiologi

Faktor – faktor Umum
a. Makanan

Faktor – faktor
Organisasi
a. gaji

b. Minuman

b. kondisi kerja yang

c. Perumahan

2. Kebutuhan rasa
aman

menyenangkan

d. Sex

c. kafetaria

a. keamanan

a.kondisi kerja yang

b. stabilitas

aman

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

38

c. perlindungan

b. jaminan sosial

d. jaminan

c. keamanan kerja
d. pensiun

3. Kebutuhan sosial

a. persahabatan

a. mutu supervise

b. kasih sayang

b. kelompok kerja yang

c. rasa saling memiliki

erat
c.perkumpulan

olah

raga
4. Kebutuhan
penghargaan

a. penghargaan

a. bonus

b. status

b. piagam penghargaan

c. pengakuan

c. jabatan

d. dihormati

d. tanggung jawab
e. pekerjaan itu sendiri

5. Kebutuhan
aktualisasi

a. perkembangan

a.prestasi dalam

b. prestasi
c. kemajuan

pekerjaan
b.kesempatan

untuk

berkreasi
c.tantangan tugas
d.kemajuan

dalam

organisasi

2) Teori ERG
Teori ERG menganggap bahwa kebutuhan manusia memiliki tiga
hirarkhi kebutuhan. Ketiga kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan akan
eksistensi (existence needs) dimana kebutuhan ini sama dengan
kebutuhan fisiologis dan material dan kebutuhan rasa aman, kebutuhan
akan keterikatan (relatedness needs) dimana sama dengan kebutuhan
sosial dan kebutuhan akan pertumbuhan (growth needs) dimana

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

39

meliputi semua kebutuhan yang berkaitan dengan pengembangan diri
dan penghargaan.
3) Teori Dua Faktor
Dalam teori dua faktor ini ada sejumlah kondisi ekstrinsik
pekerjaan dan kondisi intrinsik pekerjaan.Dimana kondisi ekstrinsik ini
dibutuhkan minimal untuk menjaga adanya ketidakpuasan dan dalam
kondisi intrinsik ini apabila kondisi tersebut ada dapat berfungsi sebagai
motivato, yang dapat menghasilkan prestasi kerja yang baik.
1. Faktor – faktor ekstrinsik pekerjaan
a. Gaji
b. Jaminan pekerjaan
c. Kondisi kerja
d. Status
e. Kebijakan perusahaan
f. Kualitas supervise
g. Kualitas hubungan antarpribadi dengan atasan, bawahan,
dan sesame pekerja
h. Jaminan sosial
2. Faktor – faktor intrinsik pekerjaan
a. Prestasi
b. Pengakuan
c. Pekerjaan itu sendiri
d. Tanggung jawab
e. Kemajuan – kemajuan
f. Pertumbuhan dan perkembangan pibadi.
4) Teori kebutuhan akan prestasi
Ada tiga karakteristik dari orang yang memiliki kebutuhan akan
prestasi yang tinggi.
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

40

1. Orang yang memiliki kebutuhan prestasi tinggi memiliki rasa
tanggung jawab yang tinggi terhadap pelaksanaan suatu tugas
atau mencari solusi atas suatu permasalahan.
2. Orang yang memiliki kebutuhan akan prestasi yang tinggi
cenderung menetapkan tingkat kesulitan tugas yang moderat dan
menghitung resikonya.
3. Orang yang memiliki kebutuhan akan prestasi yang tinggi
memiliki keinginan yang kuat untuk memperoleh umpan balik
atau tanggapan atas pelaksanaan tugasnya.

2. Teori Proses
1) Teori pengharapan
Teori pengharapan disebut juga teori Valensi, teori
instrumentalis.Ide dasar dari teori pengharapan adalah bahwa
motivasi ditentukan oleh hasil yang diharapkan diperoleh
seseorang sebagai akibat dari tindakannya.
Variabel – variabel kunci dalam teori pengharapan :
1. Usaha
Usaha atau dorongan seseorang untuk bertindak tergantung
pada (1) pengharapan yaitu persepsi hubungan antara usaha dan
prestasi, (2) instrumentalitas yaitu hubungan antara prestasi
dengan hasil, (3) Valensi yaitu nilai dari hasil.
2. Hasil (Outcome)
Hasil

merupakan

tujuan

akhir dari

suatu

perilaku

tertentu.Hasil dibedakan menjadi hasil tingkat pertama dan hasil
tingkat kedua.Hasil tingkat pertama adalah hasil dari usaha
seseorang dalam melakukan pekerjaan, seperti kuantitas
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

41

produksi yang dihasilkan, kualitas produksi, dan produktivitas
secara umum.Hasil tingkat kedua adalah konsekuensi dari hasil
tingkat pertama atau merupakan tujuan akhir dari prestasi.Hasil
tingkat kedua meliputi upah, promosi, penghargaan dan imbalan
yang lainnya.
3. Pengharapan (Expectancy)
Pengharapan adalah suatu keyakinan atau kemungkinan
bahwa suatu usaha atau tindakan tertentu akan menghasilkan
suatu tingkat pretasi tertentu. Atas dasar berbagai kemungkinan,
tingkat pengharapan bervariasi antara 0 sampai dengan 1
pengharapan 1, berarti sesorang mempunyai keyakinan bahwa ia
mampu menyelesaikan suatu tugas dengan baik, sedangkan 0,
berarti bahwa seseorang mempunyai keyakinan bahwa ia tidak
mampu menyelesaikan tugas dengan baik sekalipun denga kerja
keras.
4. Instrumentalitas (instrumentality)
Instrumentalitas berkaitan dengan hubungan anatar hasil
tingkat pertama dengan hasil tingkat kedua, atau berkaitan
dengan

hubungan

antara prestasi

dengan imbalan

atas

pencapaian prestasi tersebut.Instrumentalitas mempunyai nilai
antara -1 sampai dengan +1.Nilai +1 berarti bahwa hasil tingkat
pertama selalu mengarah atau menghasilkan hasil tingkat kedua.
5. Valensi (valence)
Valensi berkaitan dengan kadar kekuatan keinginan
seseorang terhadap hasil tertentu. Valensi dapat bernilai positif
atau negatif.Suatu hasil mempunyai valensi positif apabila hasil
tersebut disenangi, dan valensi negatif apabila hasil tersebut
tidak disenangi atau dihindari.
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

42

2) Teori penguatan
Menurut Skiner pendekatan penguatan merupakan konsep
dari belajar.Teori penguatan mengemukakan, bahwa perilaku
merupakan fungsi dari akibat yang berhubungan dengan
perilaku tersebut.Orang cenderung melakukan sesuatu yang
mengarah kepada konsekuensi yang positif dan menghindari
konsekuensi yang tidak menyenangkan.Teori penguatan yang
dalam hal ini menggunakan konsep pengkondisian operan dapat
dipandang sebagai suatu model motivasi yaitu berkaitan dengan
membentuk, mengarahkan, mempertahankan dan mengubah
perilaku dalam organisasi.
Jenis – jenis penguatan ada tiga jenis yang dapat
dipergunakan dalam memodifikasi motivasi yaitu ,
1. Penguatan positif
Penguatan positif berkaitan dengan memperkuat respon
atau perilaku yang diinginkan. Dengan memberikan penguat
atas perilaku yang diinginkan sehingga perilaku tersebut akan
diulang kembali.
2. Penguatan negatif
Penguatan negatif atau penghindaran, adalah mencegah
menghilangkan akibat yang tidak menyenangkan.Perbedaan
antara penguatan positif dengan penguatan negatif adalah
kalau penguatan postif karyawan bekerja keras agar
memperoleh imbalan dari organisasi karena prestasi kerjanya
yang baik, maka penguatan negatif karyawan bekerja keras
untuk menhindari akibat stimulus yang tidak diinginkan.
3. Hukuman
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

43

Penerapan hukuman dimaksudkan untuk mengurangi atau
menghilangkan kemungkinan perilaku yang tidak diinginkan
akan diulang kembali. Misalnya, seorang consultantyang
melanggar kode etik yang telah ditentukan oleh perusahaan
(perilaku yang tidak diinginkan oleh perusahaan), kemudian
perusahaan melakukan peringatan terhadap consultant yang
melanggar tersebut.Harapannya agar perilaku yang tidak
diinginkan tersebut tidak diulang kembali.
2.1.5.2 Tujuan Motivasi
Tujuan motivasi antara lain sebagai berikut ( Malayu 2009:146 ):
a. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan
b. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan
c. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan
d. Meningkatkan kedisiplinan karyawan
e. Megefektifkan pengadaan karyawan
f. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik
g. Meningkatkan loyalitas, kreativitas, dan partisipasi karyawan
h. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan
i. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas – tugasnya
j. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat – alat dari bahan baku.
motivasi di atas sering digunakan oleh suatu perusahaan.
Penggunaanya harus tepat dan seimbang supaya dapat meningkatkan
semangat kerja karyawan.Motivasi positif efektif untuk jangka panjang
sedangkan motivasi negatif efektif untuk jangka pendek. Penerapan
yang konsisten dan adil oleh manajer akan menciptakan motivasi yang
benar pula.
Indriyo Gitosudarmo & I Nyoman Sudita dalam buku Perilaku
Keorganisasian (1997: 37 ) menyatakan beberapa indikator seseorang
dikatakan memiliki motivasi kerja yang tinggi yaitu :
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

44

1. Memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap pelaksanaan
suatu tugas atau mencari solusi atau suatu permasalahan.
2. Cenderung menetapkan tingkat kesulitan tugas yang moderat dan
menghitung resikonya. Hal ini didorong dengan keinginan
berprestasi yang dimiliki oleh karyawan.
3. Memiliki keinginan yang kuat untuk memperoleh umpan balik atau
tanggapan atas pelaksanaan tugasnya.
4. Memiliki keinginan meningkatkan kemampuan ( skill) dalam
pengerjaan tugas
5. memiliki kesempatan dalam mengembangkan diri.

Dari keseluruhan tujuan dan

Dokumen yang terkait

Komunikasi Kelompok Kecil Dan Motivasi Kerja (Studi Korelasional tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Kecil terhadap Motivasi kerja Karyawan PT Tupperware Indonesia Cabang Medan Maimun)

2 70 103

Komunikasi Kelompok Dan Motivasi Pengembangan Diri (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Terhadap Motivasi Pengembangan Diri pada Member MLM CNI di PO DC-369 Kota Pematang Siantar)

5 141 126

Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Kecil terhadap Motivasi Kerja Karyawan PT Oriflame Medan

14 127 155

Komunikasi Kelompoko Kecil dan Motivasi Kerja (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Kecil terhadap Motivasi Kerja Consultant PT Oriflame Medan)

0 0 26

Komunikasi Kelompoko Kecil dan Motivasi Kerja (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Kecil terhadap Motivasi Kerja Consultant PT Oriflame Medan)

0 0 3

Komunikasi Kelompoko Kecil dan Motivasi Kerja (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Kecil terhadap Motivasi Kerja Consultant PT Oriflame Medan)

0 0 10

Komunikasi Kelompoko Kecil dan Motivasi Kerja (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Kecil terhadap Motivasi Kerja Consultant PT Oriflame Medan)

0 0 2

Komunikasi Kelompoko Kecil dan Motivasi Kerja (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Kecil terhadap Motivasi Kerja Consultant PT Oriflame Medan)

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah - Komunikasi Kelompok Kecil Dan Motivasi Kerja (Studi Korelasional tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Kecil terhadap Motivasi kerja Karyawan PT Tupperware Indonesia Cabang Medan Maimun)

0 0 8

Komunikasi Kelompok Kecil Dan Motivasi Kerja (Studi Korelasional tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Kecil terhadap Motivasi kerja Karyawan PT Tupperware Indonesia Cabang Medan Maimun)

0 1 11