Analisis Profil dan Motivasi Tenaga Kerja Wanita Disektor UKM Kuliner (Studi Pada Kecamatan Medan Selayang)
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Profil
2.1.1 Definisi Profil
Kata profil berasal dari bahasa Italia, profilo dan profilare yang berarti
gambaran garis besar. Arti profil menurut kamus besar bahasa indonesia adalah
pandangan dari samping (tentang wajah orang); lukisan (gambar) orang dari
samping; sketsa biografis; penampang (tanah, gunung, dan sebagainya); grafik
atau ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus.
Adapun berbagai pendapat para ahli mengenai hakikat profil yaitu
menurut Sri Mulyani (1983: 1) profil adalah pandangan sisi, garis besar, atau
biografi dari diri seseorang atau kelompok yang memiliki usia yang sama.
Menurut Victoria Neufeld (1996, dalam Desi Susiani, 2009: 41) profil merupakan
grafik, diagram, atau tulisan yang menjelaskan suatu keadaan yang mengacu pada
data seseorang atau sesuatu.
Dari berbagai pengertian profil dan pendapat para ahli bisa dapat
dimengerti bahwa profil adalah suatu gambaran secara garis besar tergantung dari
segi mana memandangnya.Misalkan dari segi seninya, profil juga dapat diartikan
sebagai gambaran atau sketsa wajah seseorang dari samping.Bila dilihat dari segi
statistik, profil adalah sekumpulan data yang menjelaskan sesuatu dalam bentuk
tabel atau grafik.
Dalam penelitian ini, profil yang dimaksud adalah membahas suatu
pandangan atau gambaran riwayat hidup mengenai tenaga kerja wanita yang
7
Universitas Sumatera Utara
8
bekerja di sektor usaha kecil menengah kuliner yang dilihat dari usia, tingkat
pendidikan, dan status pernikahan.
2.1.2 Unsur-unsur Profil Tenaga Kerja
Ada beberapa unsur profil pada tenaga kerja yaitu :
1.
riwayat kelahiran
2.
riwayat pendidikan dari awal sampai selesai
3.
riwayat pembina rumah tangga ( jika sudah menikah)
4.
upaya meniti karir
5.
prestasi yg diperoleh
2.1.3 Profil Tenaga Kerja Wanita Menurut Status Ekonomi
Pengertian status menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu
kedudukan atau sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok
sosial. Sedangkan pengertian ekonomi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
yaitu ilmu mengenai asas-asas produksi, distribusi, dan pemakaian barang-barang
serta kekayaan (seperti hal keuangan, perindustrian, dan perdagangan);
pemanfaatan uang, tenaga, waktu, dan sebagainya yangg berharga; tata kehidupan
perekonomian (suatu negara); cak urusan keuangan rumah tangga (organisasi,
Negara).
Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani, Oikonomia, kata oikonomia
berasal dari dua kata yaitu Oikos dan Nomos.Oikos yang berarti rumah tangga dan
Nomos adalah mengatur.Jadi, Oikonomia berarti mengatur rumah tangga. Menurut
M. T. Ritonga Rumah tangga diartikan secara lebih luas, rumah tangga disini
berkaitan dengan kelompok sosial yang dianggap sebagai rumah tangga
Universitas Sumatera Utara
9
sebagai kesatuan kelompok manusia yang hidup menurut norma dan tata aturan
tertentu.
Kehidupan ekonomi dalam suatu masyarakat memegang peranan penting
bagi kelangsungan kehidupan manusia. Kehidupan ekonomi dalam masyarakat
mencakup sistem mata pencahariaan masyarakat setempat dalam kehidupan
sosial.Kehidupan ekonomi sangat tergantung dari sifat masyarakat itu sendiri.
Ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan pangan maupun
non pangan yang bersifat mendasar seperti sandang, pendidikan, perumahan dan
kesehatan disebut dengan kemiskinan (BAPPENAS, 1993: 3)
2.2 Motivasi
2.2.1 Definisi Motivasi
Istilah motivasi (motivation) dari bahasa latin yaitu movere yang berarti
menggerakan. Menurut Hasibuan Malayu S.P dalam Sunyoto Danang (2012:191)
motivasi adalah suatu perangsang keinginan daya gerak kemauan bekerja
seseorang, setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai. Sedangkan
Asa’ad dalam Pasolog, Harbani (2010:140) motivasi adalah sesuatu yang
menimbulkan semangat atau dorongan kerja.Samsudin (2005) memberikan
pengertian motivasi sebagai proses mempengaruhi atau mendorong dari luar
terhadap seseorang atau kelompok kerja agar mereka mau melaksanakan sesuatu
yang telah ditetapkan. Motivasi juga dapat diartikan sebagai dorongan (driving
force) dimaksudkan sebagai desakan yang alami untuk memuaskan dan
memperahankan kehidupan. Mangkunegara (2005,61) menyatakan : “motivasi
terbentuk dari sikap (attitude) karyawan dalam menghadapi situasi kerja di
perusahaan (situation). Motivasi merupakan kondisi atau energi yang
Universitas Sumatera Utara
10
menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan
organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro d an positif terhadap
situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja
maksimal”.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
motivasi adalah diartikan sebagai fungsi yaitu motivasi berfungsi sebagai daya
gerak dari dalam individu untuk melakukan aktivitas tertentu dalam mencapai
tujuan. Motivasi dapat dipandang dari segi proses yaitu motivasi dapat dirangsang
oleh faktor luar. Bila dilihat dari segi tujuan motivasi adalah merupakan sasaran
stimulus untuk mencapai tujuan.
Dalam penelitian ini, motivasi yang dimaksud adalah membahas suatu
alasan keinginan,kemauan dan tujuan tenaga kerja wanita bekerja yg dilihat dari
besarnya upah dan tanggungan keluarga.
2.2.2 Jenis-jenis Motivasi
Motivasi dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
1. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik merupakan suatu motif yang timbul dari dalam diri
untuk berbuat sesuatu. Menurut Sardiman (2010), motivasi intrinsik adalah
motif-motif yang menjadi aktif, atau berfungsi tidak perlu dirangsang dari luar,
karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan
sesuatu. Dan Usman (2004), berpendapat bahwa jenis motivasi intrinsik ini
timbul sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dan
dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan sendiri.
Universitas Sumatera Utara
11
Kesimpulan
dari
beberapa
definisi ahli diatas, motivasi
intrinsik
merupakan suatu tindakan yang disebabkan oleh faktor pendorong dari dalam
diri atau tidak memerlukan adanya rangsangan dari luar. Menurut Prayitno
(1989), mengemukakan bahwa seseorang yang
memiliki motivasi intrinsik
menunjukkan keterlibatan dan aktivitas yang tinggi dalam berwirausaha.
Motivasi
dalam
diri merupakan keinginan dasar yang mendorong individu
mencapai berbagai pemenuhan segala kebutuhan diri sendiri. Untuk memenuhi
keinginan atau kebutuhan dasar seseorang yang bersifat alamiah. Pada dasarnya
seseorang berwirausaha didorong oleh keinginan sendiri, maka seseorang secara
mandiri dapat menentukan tujuan yang dapat
dicapainya dan aktivitas-
aktivitasnya yang harus dilakukannya untuk mencapai tujuan
berwirausaha.
Seseorang dikatakan mempunyai motivasi intrinsik karena didorong kebutuhan,
ia mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan berwirausaha itu,
dalam berwirausaha telah terkandung tujuan.
2. Motivasi Ekstrinsik
Menurut Sardiman (2010), motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif
dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik
dikatakan demikian karena tujuan utama individu melakukan kegiatan adalah
untuk mencapai tujuan yang terletak di luar perbuatan yang dilakukannya. Halhal yang dapat mendorong motivasi ekstrinsik seseorang adalah apabila
seseorang berwirausaha dengan tujuan mendapat laba,untuk mencari
penghargaan berupa pengakuan dan lainnya. Kemudian Winkel (2005)
mengatakan bahwa motivasi ekstrinsik merupakn aktivitas berwirausaha,
berdasarkan kebutuhan dan dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan
Universitas Sumatera Utara
12
dengan aktivitas berwirausaha sendiri. Menurut Prayitno (2005), bahwa antara
motivasi intrinsik dan ekstrinsik itu saling menambah atau memperkuat,bahkan
motivasi ekstrinsik dapat membangkitkan motivasi intrinsik. Di samping itu
juga motivasi ekstrinsik dapat membangkitkan
motivasi intrinsik. Motivasi
ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik.
2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja menurut
Sustermeister dalam Djatmiko, Yayat Hayati (2002:67) yaitu:
1. Kondisi lingkungan kerja
2. Kondisi sosial lingkungan kerja
3. Keterpenuhan kebutuhan pasar individu
Sedangkan
menurut
Menurut
Taufik
(2007),
faktor-faktor
yang
mempengaruhi motivasi dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Faktor motivasi intrinsik :
a. Kebutuhan (Need)
Seseorang melakukan aktivitas (kegiatan) karenaadanya faktor-faktor
kebutuhan baik biologis maupun psikologis, misalnya motivasi wanita
memutuskan berwirausaha adalah untuk membantu pemenuhan kebutuhan
ekonomi keluarga.
b. Harapan (Expectancy)
Seseorang dimotivasi oleh karena keberhasilan dan adanya harapan
keberhasilan bersifat pemuasan diri seseorang, keberhasilan dan harga diri
meningkat dan menggerakkan seseorang ke arah pencapaian tujuan,
misalnya seorang wanita memutuskan berwirausaha dengan harapan agar
Universitas Sumatera Utara
13
dapat
mendapatkan
pengakuan
bahwa
dirinya
mampu
memenuhikebutuhan diri sendiri atau keluarganya tanpa harus bergantung
penuh pada orang lain.
c. Minat(Interest)
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keinginan pada suatu hal tanpa
ada yang menyuruh, misalnya seorang wanita berwirausaha karena
memang wanita tersebut menyukai kegiatan wirausaha dengansegala
kesibukannya
atau
wanita
tersebut
menyukai
hal-hal
yangdiwirausahakannya.
2. Faktor Motivasi Ekstrinsik
a. Dorongan Keluarga
Wanita
memutuskan
tetapikarena
berwirausaha
dorongan
teman.Misalnya
dari
wanita
dorongan(dukungan)
keluarga
memutuskan
dari
bukan
seperti
kehendak
suami,
berwirausaha
suami, orang tua,
sendiri
orang
karena
maupun
tua,
adanya
anggota
keluargalainnya. Dukungan dan dorongan dari anggota keluarga semakin
menguatkan motivasi
positif
yang
wanita tersebut untuk berwirausaha. Dorongan
didapat
wanita
keberanian,karenanya dalam kegiatan
wanita
tersebut
akan
sehinggameningkatkan
tersebut
menimbulkan
wirausaha yang dijalankannya
melakukannya
kreativitasnya
akan
dengan
menciptakan
senang
ide-ide
hati
untuk
usahanya.
b. Lingkungan
Universitas Sumatera Utara
14
Lingkungan adalah tempat dimana seseorang tinggal. Lingkungandapat
mempengaruhi seseorang sehingga dapat termotivasi untuk melakukan
Universitas Sumatera Utara
14
sesuatu. Selain keluarga, lingkungan juga mempunyaiperan yang besar
dalam memotivasi seseorang dalam mengubahtingkah lakunya.
c. Imbalan
Seseorang dapat termotivasi karena adanya suatu imbalan sehinggaorang
tersebut
ingin
melakukan
sesuatu,
misalnya
wanita
berwirausahamendapatkan penghasilan. Imbalan yang positif ini akan
semakinmemotivasi wanita tersebut untuk tetap berwirausaha, dengan
harapanpenghasilan yang didapatkan semakin meningkat.
Sumber lain mengungkapkan, bahwa didalam motivasi itu terdapat suatu
rangkaian interaksi antar berbagai faktor. Berbagai faktor yang dimaksud
meliputi:
1. Individu dengan segala unsur-unsurnya :
kemampuan dan ketrampilan,kebiasaan, sikap dan sistem nilai yang dianut,
pengalaman traumatis, latarbelakang kehidupan sosial budaya, tingkat
kedewasaan, dsb.
2. Situasi dimana individu bekerja akan menimbulkan berbagai rangsangan:
persepsi individu terhadap kerja, harapan dan cita-cita dalam keja itu
sendiri,persepsi bagaimana kecakapannya terhadap kerja, kemungkinan
timbulnyaperasaan cemas, perasaan bahagia yang disebabkan oleh pekerjaan.
3. Proses
penyesuaian
yang
harus
dilakukan
oleh
masing-masing
individuterhadap pelaksanaan pekerjaannya.
4. Pengaruh yang datang dari berbagai pihak :
Universitas Sumatera Utara
15
pengaruh dari sesama rekan,kehidupan kelompok maupun tuntutan atau
keinginan kepentingan keluarga,pengaruh dari berbagai hubungan di luar
pekerjaan.
5. Reaksi yang timbul terhadap pengaruh individu
6. Perilaku atas perbuatan yang ditampilkan oleh individu.
7. Timbulnya persepsi dan bangkitnya kebutuhan baru, cita-cita dan tujuan
2.4.4 Teori Motivasi
Secara garis besar, teori motivasi dikelompokkan ke dalam tiga kelompok
yaitu teori motivasi dengan pendekatan isi/kepuasan (content theory), teori
motivasi dengan pendekatan proses (process theory) dan teori motivasi dengan
pendekatan penguat (reinforcement theory).
1. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow
Kebutuhan
dapat
didefinisikan
sebagai
suatu
kesenjangan
atau
pertentanganyang dialami antara satu kenyataan dengan dorongan yang ada
dalam diri.Apabila pegawai kebutuhannya tidak terpenuhi maka pegawai
tersebut akanmenunjukkan perilaku kecewa. Sebaliknya, jika kebutuhannya
terpenuhi awakpegawai tersebut akan memperlihatkan perilaku yang gembira
sebagaimanifestasi dari rasa puasnya.
Kebutuhan merupakan fundamen yang mendasari perilaku pegawai.
Karenatidak mungkin memahami perilaku tanpa mengerti kebutuhannya.
AbrahamMaslow (Mangkunegara, 2005) mengemukakan bahwa hierarki
kebutuhanmanusia adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
16
a. Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan untuk makan, minum, perlindungan
fisik, bernapas, seksual. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat
terendah atau disebut pula sebagai kebutuhan yang paling dasar.
b. Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan diri dari
ancaman, bahaya, pertentangan, dan lingkungan hidup.
c. Kebutuhan untuk rasa memiliki (sosial), yaitu kebutuhan untuk diterima
oleh kelompok, berafiliasi, berinteraksi, dan kebutuhan untuk mencintai
serta dicintai.
d. Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai
oleh orang lain.
e. Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri, yaitu kebutuhan untuk
menggunakan
kemampuan,
skill
dan
potensi.
Kebutuhan
untuk
berpendapat dengan mengemukakan ide-ide, gagasan dan kritik terhadap
sesuatu
2. Teori Keadilan
Keadilan
merupakan
daya
penggerak
yang
memotivasi
semangat
kerjaseseorang, jadi perusahaan harus bertindak adil terhadap setiap
karyawannya.Penilaian dan pengakuan mengenai perilaku karyawan harus
dilakukan secaraobyektif. Teori ini melihat perbandingan seseorang dengan
orang lain sebagaireferensi berdasarkan input dan juga hasil atau kontribusi
masing-masingkaryawan (Robbins, 2007).
Universitas Sumatera Utara
17
3. Teori X dan Y
Douglas
McGregor
mengemukakan
pandangan
nyata
mengenai
manusia.Pandangan pertama pada dasarnya negative disebut teori X, dan yang
keduapada dasarnya positif disebut teori Y (Robbins, 2007).
McGregormenyimpulkan
bahwa
pandangan
manajer
mengenai
sifat
manusiadidasarkan atas beberapa kelompok asumsi tertentu dan bahwa
merekacenderung
membentuk
perilaku
mereka
terhadap
karyawan
berdasarkanasumsi-asumsi tersebut.
4. Teori dua FaktorHerzberg
Teori
ini
dikemukakan
oleh
Frederick
Herzberg
dengan
asumsi
bahwahubungan seorang individu dengan pekerjaan adalah mendasar dan
bahwa sikap individu terhadap pekerjaan bias sangat baik menentukan
keberhasilan atau kegagalan. (Robbins, 2007). Herzberg memandang bahwa
kepuasankerja berasal dari keberadaan motivator intrinsik dan bawa
ketidakpuasankerja berasal dari ketidakberadaan faktor-faktor ekstrinsik.
Faktor-faktorekstrinsik (konteks pekerjaan) meliputi :
a. Upah
b. Kondisi kerja
c. Keamanan kerja
d. Status
e. Prosedur perusahaan
f. Mutu penyeliaan
g. Mutu hubungan interpersonal antar sesama rekan kerja, atasan,
danbawahan
Universitas Sumatera Utara
18
Keberadaan kondisi-kondisi ini terhadap kepuasan karyawan tidak selalu
memotivasi mereka. Tetapi ketidakberadaannya menyebabkan ketidakpuasan bagi
karyawan, karena mereka perlu mempertahankan setidaknya suatu tingkat ”tidak
ada kepuasan”, kondisi ekstrinsik disebut ketidakpuasan,atau faktor hygiene.
Faktor Intrinsik meliputi :
a. Pencapaian prestasi
b. Pengakuan
c. Tanggung Jawab
d. Kemajuan
e. Pekerjaan itu sendiri
f. Kemungkinan berkembang.
Tidak adanya kondisi-kondisi ini bukan berarti membuktikan kondisi
sangat tidak puas. Tetapi jika ada, akan membentuk motivasi
yang
kuat
yang
menghasilkan prestasi kerja yang baik. Oleh karena itu, faktor ekstrinsik tersebut
disebut sebagai pemuas atau motivator.
5. Teori Kebutuhan McClelland
Teori kebutuhan McClelland dikemukakan oleh David McClelland dan
kawan-kawannya, McClelland berpendapat bahwa motivasi itu dapat
dibedakan dalam:
a. Motivasi untuk berprestasi / Need for Achievement (N-Ach)
Motivasi
untuk
berprestasi
merupakan
dorongan
untukmengungguli,berprestasi sehubungan dengan seperangkat standar,
bergulatuntuk sukses. Individu yang mempunyai motivasi atau need ini
akanmeningkatkan
performance,
sehingga
dengan
demikian
akan
Universitas Sumatera Utara
19
terlihatkemampuan berprestasinya. Need for Achievement atau N-Ach
adalahmotivasi untuk berprestasi, karena itu individu akan berusaha
mencapai prestasi tertingginya, pencapaian tujuan tersebut bersifat realistis
tetapi menantang, dan kemajuan dalam pekerjaan. Individu perlu
mendapat umpan
balik dari lingkungannya sebagai bentuk pengakuan
terhadap prestasinya tersebut
(Siagian, 2004). Dalam kehidupan
organisasional, kebutuhan untuk berhasil biasanya tercermin pada adanya
dorongan untuk meraih kemajuan dan
mencapai
prestasi
sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan. Penetapan standar itu dapat bersifat
intrinsik, akan tetapi dapat pula bersifat ekstrinsik.Artinya, seseorang
dapat menentukan bagi dirinya sendiri standar karya yangingin dicapainya.
Apabila seorang tergolong sebagai insan yang maksimalis,standar yang
akan ditetapkan bagi dirinya sendiri adalah standar yang tinggibahkan
mungkin melebihi standar yang ditetapkan secara ekstrinsik, yaitu
olehorganisasi. Akan tetapi bila seseorang tergolong sebagai insan yang
minimalis,
tidak mustahil bahwa standar yang ditetapkannya sebagai
pegangan lebih
rendah
dari
standar
yang
ditetapkan
secara
ekstrinsik. Mungkin pula standaryang ditetapkan secara intrinsik itu sama
dengan standar yang ditetapkansecara ekstrinsik. Halinibiasanya terjadi
dalam diri seorang yang konformis.Seorang dengan N-Ach yang besar
adalah orang yang berusaha berbuat sesuatulebih baik dibandingkan
dengan orang-orang lain. Untuk itu orang demikianbiasanya berusaha
menemukan
situasi
untuk
mana
dia
dapat
menunjukkan
keunggulannya, seperti dalam pengambilan keputusan dan
Universitas Sumatera Utara
20
melakukan sesuatu
yang dapat memberikan kepadanya umpan balik
dengan segera tentang hasil yang dicapainya melalui mana ia dapat
mengetahui apakah ia meraih kemajuanatau tidak. Seorang dengan N-Ach
yang besar menyenangi pekerjaan yang kemungkinan berhasil besar, akan
tetapi tidak senang pada tugas yang terlalu
berat atau terlalu ringan, yang
berarti orang demikian tidak senang mengambil
besar.Hanya dorongan kuat
risiko
yang
yang terdapat dalam dirinya untuk
secarabertanggung jawab terhadap keberhasilan dan kegagalan
melaksanakantugasnya dan tidak melemparkan tanggung jawab itu kepada
orang lain.
b. Motivasi untuk berkuasa / Need for Power( N-Pow)
Dalam
interaksi
sosial,
individu
akan
mempunyai
motivasi
untukberkuasa.Motivasi untuk berkuasa adalah motivasi yang membuat
oranglain berperilakudalam suatu cara dimana orang-orang itu tanpa
dipaksa tidak akan berperilakudemikian atau suatu bentuk ekspresi dari
individu untuk mengendalikan danmempengaruhi orang lain.McClelland
menyatakan bahwa motivasi untuk
berkuasa
sangat
berhubungan
denganmotivasi dalam mencapai suatu posisikepemimpinan. Need for
Power atau N-Pow adalah motivasi terhadapkekuasaan. Individu memiliki
motivasi untuk berpengaruh terhadaplingkungannya, memiliki karakter
kuat untuk memimpin dan memiliki ide-ide untukmenang(Siagian,2004).
Individu yang memiliki power of need yang tinggi akan mengadakan
kontrol, mengendalikan atau memerintah orang lain, dan ini merupakan
salah satu indikasi atau salah satu manifestasi dari need forpower tersebut.
Universitas Sumatera Utara
21
Ada juga motivasi untuk peningkatan status dan prestisepribadi. Menurut
teori
ini,
kebutuhan
akan
kekuasaan
menampakkan
diri
padakeinginanuntuk mempunyai pengaruh terhadap orang lain. Penelitian
danpengalaman memang menunjukkan bahwa setiap orang ingin
berpengaruhterhadap orang lain dengan siapa ia melakukan interaksi, tiga
hal yang perlu mendapat perhatian dalam hal ini, pertama adanya
seseorang yang mempunyai kebutuhan berpengaruh pada orang lain itu.
Kedua, oranglain terhadap siapa pengaruhitudigunakan.
Ketiga,persepsiketergantungan antara seseorang dengan orang lain.
Seorang dengan N-Pow yang besar biasanya menyukaikondisi persaingan
dan orientasi status serta akan lebih memberikan
perhatiannya
pada
hal-hal yang memungkinkannya memperbesar pengaruhnyaterhadap orang
lain, antara lain dengan memperbesar ketergantungan orang lainitu
padanya.
Bagi
orang
yang
demikian,
efektivitas
pelaksanaan
pekerjaansendiri tidak teramat penting kecuali bila hal tersebut memberi
peluangkepadanya untuk memperbesar dan memperluas pengaruhnya.
c. Motivasi untuk berafiliasi atau bersahabat / Need for Affiliation(N-Aff)
Afiliasi
menunjukkan
bahwa
individu
memiliki
motivasi
untuk
berhubungan dengan individu lainnya. Motivasi untuk berafiliasi adalah
hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab (Siagian,
2004). Individumerefleksikan keinginan untuk mempunyai hubungan yang
erat, selalu mencariteman dan mempertahankan hubungan yang telah
dibina dengan individu laintersebut, kooperatif dan penuh sikap
persahabatan
dengan
pihak
lain.
Individuyang
mempunyai
Universitas Sumatera Utara
22
kebutuhanafiliasi yang tinggi umumnya berhasil dalampekerjaanyang
memerlukan interaksi sosial yang tinggi. Orang-orang denganneed for
affiliation
yang
tinggi
mendapatkanpersahabatan.
ialah
orang
yang
berusaha
Kebutuhan afiliasi merupakan nyata dari
setiap manusia,terlepas dari kedudukan, jabatan dan pekerjaannya.
Artinya, kebutuhan tersebutbukan hanya kebutuhan mereka yang
menduduki jabatan manajerial, jugabukan hanya merupakan kebutuhan
para bawahan yang tanggung jawabutamanyahanya melaksanakan
kegiatan-kegiatan operasional. Kenyataan iniberangkat dari sifat manusia
sebagai makhluk sosial. Kebutuhan akan afiliasi
pada
umumnya
tercermin pada keinginan berada pada situasi yang bersahabat
dalam
interaksi seseorang dengan orang lain dalam organisasi, apakah oranglain
itu
teman
sekerja
yang
setingkat
atau
atasan.Kebutuhan
akan
afiliasibiasanya diusahakan agar terpenuhi melalui kerja sama dengan
orang lain.Berarti guna pemuasan kebutuhan itu suasana persaingan akan
dihindari sejauhmungkin. Meskipun demikian tetap perlu diingat bahwa
sampai sejauh manaseseorang bersedia bekerja sama dengan orang lain
dalam kehidupanorganisasionalnya tetap diwarnai oleh persepsinya
tentang apa yang akandiperolehnya dari usaha kerjasama tersebut.
2.3 Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah setiap individu yang siap dan mau menjalankan
pekerjaannya dalam usia kerja. Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1
ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan
Universitas Sumatera Utara
23
pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan
sendiri maupun untuk masyarakat.
2.3.1 Klasifikasi Tenaga Kerja
Klasifikasi adalah penyusunan secara berkelompok yang telah ditentukan.
Maka, klasifikasi tenaga kerja adalah pengelempokan ketenaga kerjaan yang telah
disusun menurut kelompok ataupun kriteria yang sudah ditentukan, yaitu:
1. Berdasarkan penduduknya
a. Tenaga kerja
Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapatbekerja
dan sanggup bekerja jika tidak ada permintaan kerja. Menurut UndangUndang Tenaga Kerja, mereka yang dikelompokkan sebagai tenaga
kerjayaitu mereka yang berusia antara 15 tahun sampai dengan 64 tahun.
b. Bukan tenaga kerja
Bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu dan
tidakmau bekerja, meskipun ada permintaan bekerja. Menurut UndangUndangTenaga Kerja No. 13 Tahun 2003, mereka adalah penduduk di luar
usia,yaitu mereka yang berusia di bawah 15 tahun dan berusia di atas 64
tahuContoh kelompok ini adalah para pensiunan, para lansia (lanjut usia)
dananak-anak.
2. Berdasarkan Batas Kerja
a. Angkatan kerja
Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64
tahunyang
sudah
mempunyai
pekerjaan
tetapi
sementara
tidak
bekerja,maupun yangsedang aktif mencari pekerjaan.
Universitas Sumatera Utara
24
b. Bukan Angkatan Kerja
Bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun ke atas
yangkegiatannya
hanya
bersekolah,
mengurus
rumah
tangga
dan
sebagainya.
3. Berdasarkan Kualitasnya
a. Tenaga kerja terdidik
Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu keahlian
ataukemahiran
dalam
bidang
tertentu
dengan
cara
sekolah
atau
pendidikanformal dan nonformal. Contohnya: pengacara, dokter, guru, dan
lain-lain.
b. Tenaga kerja terlatih
Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerjayang memiliki keahlian
dalambidang tertentudengan melalui pengalaman kerja. Tenaga kerja
terampil inidibutuhkan latihan secara berulang-ulang sehingga mampu
menguasaipekerjaan tersebut. Contohnya: apoteker, ahli bedah, mekanik,
dan lain-lain.
c. Tenaga kerja tidak terdidik dan terlatih
Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja kasar
yanghanya mengandalkan tenaga saja. Contoh: kuli, buruh angkut,
pembanturumah tangga, dan sebagainya.
2.3.2 Tenaga Kerja Wanita
Pada masa sekarang ini, kaum wanita tidak hanya memilih untuk bekerja
menjadi ibu rumah tangga. Faktanya banyak kaum wanita diabad 20an ini
memiliki beberapa potensi yang juga tidak kalah dibanding dengan kaum
Universitas Sumatera Utara
25
pria,baik dari segi kemampuan,
intelektual, maupun keterampilan.
Hal ini
dikarenakan oleh kebutuhan ekonomi yang semakin tinggi.
Pekerja wanita adalah perempuan dewasa yang melakukan pekerjaan
secara teratur dan dalam jangka waktu tertentu sehingga membutuhkan waktu
yang lama untuk melakukannya yang dapat mengurangi waktu untuk keluarga
dengan tujuan untuk menghasilkan atau menambah sesuatu dalam bentuk benda
atau uang untuk kebutuhan ekonomi keluarga.
2.3.3
Faktor-Faktor Motivasi Tenaga Kerja Wanita
Menurut Munandar (2001), hal-hal yang merupakan kendala bagi wanita
untuk bekerja dapat bersifat internal (tergantung pada diri pribadi sendiri) dan
eksternal (tergantung kondisi lingkungan mikro-keluarga, komunitas, makro
masyarakat, dan budaya) dan juga menyatakan bahwa faktor-faktor eksternal
meliputi dukungan keluarga dan lingkungan kerja.Faktor internal meliputi
motivasi, peran ganda, rasa bersalah, pendidikan, dan pengalaman, serta faktor
eksternal yang meliputi dukungan keluarga dan lingkungan kerja.
Adapun faktor-faktor yang memotivasi wanita untuk bekerja adalah:
1. Ekonomi
Alasan
utama
semua
kebutuhanekonomi.
manusia
bekerja
adalah
untuk
memenuhi
Kaum pria sebagai kepala rumah tangga diwajibkan
bekerja untukmemenuhi kebutuhan hidup keluarganya sedangkan di zaman
sekarang inibanyak wanita yang berpartisipasi untuk menambah pendapatan
suamidikarenakan
kebutuhan
ekonomi
yang
semakin
lama
meningkat,sehinggawanita memilih mengorbankan sedikit waktunya untuk
mengurus keluargademi bekerja menambah penghasilan.
Universitas Sumatera Utara
26
Upah atau Pendapatan
Tujuan seorang wanita bekerja untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri atau
menambah keuangan keluarga,dalam hal ini upah atau pendapatan juga sangat
berpengaruh terhadap jumlah jam
kerja
wanita,seseorang cenderung
menambah jam kerjanya apabila ia merasa upahnya belum tercukupi,namun
sebaliknya pada saat seseorang sudah merasa cukup dengan upah yang didapat
maka ia akan lebih memilih untuk mengurangi jam kerjanya.
2. Tingkat Pendidikan Wanita
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin banyak waktu yang
disediakan untuk bekerja. Terutama bagi para wanita, dengan semakin tinggi
pendidikan,kecenderungan untuk bekerja semakin besar, dan TPK semakin
besar (Sumarsono,2009).
Semakin tinggi seorang wanita menempuh jenjang pendidikan, semakin
banyak ilmu yang diperoleh, dan semakin sering pula terjadi interaksi dengan
pihak luar.Hal itu merupakan sebuah pengalaman sekaligus peluang yang
mana dibutuhkan dalam dunia kerja.Semakin tinggi pendidikan yang ditempuh
semakin ada dilema bila seorang wanita tidak bekerja (Fredlina, 2009).
4. Keterampilan
Adapun seseorang yang memiliki keahlian atau keterampilan tertentu lebih
berpotensi untuk mendapatkan pekerjaan atau penghasilan,kebanyakan wanita
yang memiliki keterampilan tersendiri lebih memilih bekerja di sektor seperti
ukm dibidang tertentu,contohnya ukm konveksi,ukm kuliner,ukm kerajinan
tangan,dll.
Universitas Sumatera Utara
27
5.Pengalaman
Pengalaman kerja adalah pengalaman yang diperoleh seseorang sebagai
pekerjadi suatu perusahaan.Pengalaman wanita merupakan sumber berharga
dalam menekuni dunia karier, karena pengalaman wanita seringkali ditiadakan
sehingga menimbulkan masculine bias dalam berkarier. Pengalaman wanita
sebagai pekerja di luar rumah biasanya dibutuhkan untuk mencapai karier yang
lebih baik, karena wanita yang berpengalaman akan lebih terampil dan
menguasai suatu pekerjaan yang ditekuninya
2.3.3 Karekteristik Tenaga Kerja Wanita
1. Fisik
Kekuatan fisik tubuh wanita rata-rata sekitar 2/3 dari pria.Sedangkan
kemampuan untuk bergerak sekitar 35-80% tergantung pada tugas dan otot
yang terlibat. Untuk wanita kekuatan otot yang optimal ada pada usia 20
sampai 39 tahun, dan akan berkurang sebanyak 20% pada usia 60 tahun.
Wanita mempunyai toleransi panas rendah. Makin besar lemak tubuh sebagai
penyekat pada panas dan dingin akan memperlambat kehilangan panas di
keadaan tersebut. Bila panas terjadi tiba-tiba, banyak wanita mengalami pusing
dan beberapa mengalami ketidaksadaran akibat berdiri dan bekerja lama di
lingkungan panas.
2. Biologi
a. Pada saat haid, terutama pada wanita yang haidnya tidak normal, seringkali
disertai sakit sehingga pekerja tidak mampu melakukan tugasnya. Pada ratarata wanita terdapat 10% penurunan dalam kapasitas daya tahan kesabaran
dan pekerjaan selama ia dalam periode menstruasi.
Universitas Sumatera Utara
28
b. Kehamilan, pada saat hamil banyak fungsi organ dan otot berubah
dikarenakan perkembangan fesus. Selain itu pada awal kehamilan kondisi
psikologi dapat mempengaruhi wanita pekerja seperti mual-mual karena bau
tertentu. Tubuh wanita juga mengalami kenaikan dalam suhu tubuh karena
kecepatan metabolisme dalam tubuh yang tinggi biasanya tulang belakang
dan otot-ototnya menjadi lebih tegang.
c. Masa nifas, Setelah bersalin, biasanya wanita memerlukan waktu untuk
pemulihan fisiknya yang berkisar 40 hari. Masa pemulihan akan lebih
panjang pada wanita yang pada saat bersalin mengalami kesulitan.
d. . Menyusui, Pada saat menyusui, wanita mengalirkan zat-zat makanan bagi
bayinya, hal ini akan berbahaya bila pekerja wanita tersebut terkena paparan
dari bahan kimia di lingkungan kerjanya.
Untuk wanita yang bekerja
dengan logam tertentu atau logam yang teroksidasi harus mnghindari
menyusui atau harus ditest dahulu apakah air susunya mengandung logam
atau tidak sebelum ia menyusui bayinya.
e. Menopause , Pada saat tubuh wanita mengalami peralihan dari haid menjadi
tidak haid, kadangkala disertai gejala gangguan hormonal yang akan
mempengaruhi produktivitas dari pekerja tersebut.
2.3.4 Perlindungan Tenaga Kerja Wanita
Perlindungan terhadap wanita sehubungan dengan ketenagakerjaan yang
diatur dalam UU No.13/2003 menyatakan bahwa:
1. Pasal 76 berisi larangan untuk mempekerjakan pekerja/buruh perempuan yang
berumur kurang dari 18 tahun, antara pukul 23.00 s/d 07.00; pengusaha
dilarang mempekerjakan pekerja/buruh perempuan hamil yang menurut
Universitas Sumatera Utara
29
keterangan dokter berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan kandungannya
maupun dirinya apabila bekerja antara pukul 23.00 s/d 07.00; apabila
pengusaha mempekerjakan pekerja/buruh perempuan antara pukul 23.00 s/d
pukul 07.00 wajib memberi makanan dan minuman bergizi serta menjaga
kesusilaan
dan
keamanan
selama
ditempat
kerja;
pengusaha
wajib
menyediakan angkutan antar jemput bagi pekerja/buruh perempuan yang
berangkat bekerja antara pukul 23.00 s/d 05.00; ketentuan tersebut dapat
diaturoleh Keputusan Menteri.
2. Pasal 81, memuat tentang perijinan bagi pekerja/buruh perempuan yang dalam
masa haid merasakan sakit dan memberitahukan kepada pengusaha untuk tidak
wajib bekerja pada hari pertama dan kedua waktu haid; pelaksanaan ketentuan
ini diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja
bersama.
3. Pasal 82, tentang istirahat melahirkan, dimana pekerja/buruh perempuan berhak
memperoleh istirahat selama 1,5 bulan sebelum saatnya melahirkan anak dan
1,5 bulan sesuadh melahirkan menurut perhitungan dokter kandungan atau
bidan; selama itu, pekerja/buruh perempuan yang mengalami keguguran
kandungan berhak memperoleh istirahat 1,5 bulan atau dengan keterangan
dokter kandungan atau bidan.
2.4 Usaha Kecil dan Menengah
Menurut UU No 20 Tahun 2008 ini, yang disebut dengan Usaha Kecil
adalah entitas yang memiliki kriteria sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
30
1. kekayaan bersih lebih dari Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
2. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.2.500.000.000,00 (dua milyar lima
ratus juta rupiah).
Sementara itu, yang disebut dengan Usaha Menengah adalah entitas usaha
yang memiliki kriteria sebagai berikut:
1. kekayaan bersih lebih dari Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp.10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
2. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.2.500.000.000,00 (dua milyar
lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.50.000.000.000,00
(lima puluh milyar rupiah).
2.4.1 Definisi Usaha Kecil
Usaha Kecil sebagaimana dimaksud Undang-undang No. 9 Tahun 1995
adalah usaha produktif yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan
bersih paling banyak Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan paling banyak
Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) per tahun serta dapat menerima kredit
dari bank maksimal di atas Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) sampai
dengan Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Ada beberapa definisi
mengenai usaha kecil namun agaknya usaha ini mempunyai karakteristik yang
hampir seragam.Kebanyakan industri kecil dikelola oleh perorangan yang
Universitas Sumatera Utara
31
merangkap sebagai pemilik sekaligus pengelola perusahaan, serta memanfaatkan
tenaga kerja dari keluarga dan kerabat dekatnya.
2.4.1.1 Ciri-Ciri Usaha Kecil
Menurut Undang-undang No. 9 Tahun 1995, ciri-ciri usaha kecil adalah :
1. Jenis barang / komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak gampang
berubah.
2. Lokasi atau tempat usaha umumnya sudah menetap atau pun tidak berpindahpindah
3. Pada umumnya sudah melakukan pembukuan / manajemen keuangan walau
masih sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keu
angan keluarga, sudah membuat neraca usaha.
4. Harus sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnnya termasuk
NPWP.
5. Sumberdaya manusia (pengusaha) sudah mulai / lebih maju rata-rata
berpendidikan SMU namun masih perlu ditingkatkan pengetahuan usahanya
dan sudah ada pengalaman usaha, namun jiwa wirausahanya masih harus
ditingkatkan lagi.
6. Sebagian sudah mulai mengenal dan berhubungan dengan perbankan dalam hal
keperluan modal, namun sebagian besar belum dapat membuat businees
planning, studi kelayakan dan proposal kredit kepada bank sehingga masih
sangat memerlukan jasa konsultan / pendampingan.
2.4.1.2 Keunggulan Usaha Kecil
Menurut Harimurti Subanar pada tahun 2001 (dalam Budi Santoso, 2007)
keunggulan yang dimiliki usaha kecil antara lain:
Universitas Sumatera Utara
32
1. Pemilik usaha sekaligus merangkap sebagai manajer sehingga segala aktivitas
usaha selalu terkontrol.
2. Usaha kecil merupakan usaha yang banyak menciptakan lapangan pekerjaan
baru.
3. Pengusaha kecil mempunyai kebebasan mutlak dalam menentukan harga
produk.
4. Proses pendirian usaha kecil relatif sederhana dan mudah.
5. Prosedur hukum seperti perizinan usaha cukup sederhana.
6. Biaya pajak cukup ringan,karena yang dikenai pajak adalah pengusahanya
bukan perusahaan yang dimilikinya.
2.4.2 Definisi Usaha Menengah
Usaha Menengah sebagaimana dimaksud Inpres No. 10 tahun 1998 adalah
usaha bersifat produktif yang memenuhi kriteria kekayaan usaha bersih lebih
besar dari Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) sampai dengan paling
banyak sebesar Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha serta dapat menerima kredit dari bank sebesar
Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) s/d Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar
rupiah).
2.4.2.1 Ciri-Ciri Usaha Menengah
Menurut Inpres No. 10 tahun 1998, ciri-ciri usaha menengah adalah :
1. Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik,
lebih teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara
lain, bagian keuangan, bagian pemasaran, bagian produksi.
Universitas Sumatera Utara
33
2. Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akuntansi
dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau
pemeriksaan termasuk oleh perbankan.
3. Telah melakukan aturan atau pengolalaan dan organisasi perburuhan, telah ada
jamsostek, pemeliharaan kesehatan.
4. Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin
usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan.
5. Telah sering bermitra dan memanfaatkan pendanaan yang ada di bank.
6. Sumber daya manusianya sudah lebih meningkat, banyak yang sudah meraih
kesarjanaannya sebagai manajer dan telah banyak yang memiliki jiwa
wirausaha yang cukup handal.
2.4.3 Jenis Usaha Kecil Menengah
Berikut ini adalah Jenis-jenis Usaha Kecil Menengah yaitu sebagai
berikut:
1. Usaha Manufaktur
Adalah usaha yang mengubah input dasar menjadi produk yang bisa dijual
kepada konsumen,contohnya adalah konveksi yang menghasilkan pakaian jadi
atau pengrajin bambu yang menghasilkan mebel,hiasan rumah,souvenir dan
sebagainya.
2. Usaha Dagang
Adalah usaha yang menjual produk kepada konsumen.Contohnya adalah pusat
jajanan tradisional yang menjual segala macam jajanan tradisional atau toko
kelontong yang menjual semua kebutuhan sehari-hari.
Universitas Sumatera Utara
34
3. Usaha Jasa
Adalah usaha yang menghasilkan jasa,bukan menghasilkan produk atau
barang untuk konsumen. Sebagai contoh adalah jasa pengiriman barang atau
warung internet ( warnet ) yang menyediakan alat dan layanan kepada
konsumen agar mereka bisa browsing,searching,blogging atau yang lainnya.
2.4.4 Undang-undang tentang UKM
Berikut ini adalah list beberapa UU dan Peraturan tentang UKM
1. UU No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil
2. PP No. 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan
3. PP No. 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil
4. Inpres No. 10 Tahun 1999 tentang Pemberdayaan Usaha Menengah
5. Keppres No. 127 Tahun 2001 tentang Bidang/Jenis Usaha Yang Dicadangkan
Untuk Usaha Kecil dan Bidang/Jenis Usaha Yang Terbuka Untuk Usaha
Menengah atau Besar Dengan Syarat Kemitraan
6. Keppres No. 56 Tahun 2002 tentang Restrukturisasi Kredit Usaha Kecil dan
Menengah
7. Permenneg BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan
Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan
8. Permenneg BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan
Usaha Milik Negara
9. Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah
2.4.5Definisi Wirausaha
Universitas Sumatera Utara
35
Kata wirausaha dalam bahasa Indonesia merupakan gabungan dari kata
“wira” yang artinya gagah berani dan perkasa, dan kata “usaha” adalah kegiatan
dengan mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai suatu maksud;
pekerjaan (perbuatan, prakarsa, ikhtiar, daya upaya) untuk mencapai sesuatu.
Sehingga pengertian wirausaha menurut ahli (Riyanti,2003) adalah orang yang
gagah berani atau perkasa dalam berusaha. Dan menurut Priyono (2005) adalah
orang yang berjuang dengan gagah , berani juga luhur dan pantas diteladani dalam
bidang usaha atau dengan kata lain wirausahaan adalah orang-orang yang
mempunyai sifat-sifat kewirausahaan atau kewiraswastaan seperti: keberanian
mengambil resiko, keutamaan dan keteladanan dalam menangani usaha dengan
berpijak pada kemauan dan kemampuan sendiri
Menurut Zimmerer & Scarborough (2005) menjelaskan bahwa wirausaha
adalah orang yang mampu menciptakan bisnis baru dengan risiko dan
ketidakpastian untuk mencapai keuntungan dan pertumbuhan organisasi yang
maksimal dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Definisi dari beberapa
ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa wirausaha adalah seseorang yang memiliki
kemampuan untuk menciptakan lapangan kerja bagi orang lain dengan cara
mendirikan, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri
dan bersedia mengambil risiko pribadi dalam menemukan setiap peluang usaha
dan secara kreatif menggunakan potensi-potensi dirinya untuk mengelola dan
menentukan cara produksi, memasarkan produknya serta mengatur permodalan
operasi usahanya.
2.4.5.1 Ciri-Ciri Wirausaha
1. Menurut Steinhoff dan Burgess (dalam Asri Laksmi, 2005) :
Universitas Sumatera Utara
36
a. Memiliki kemampuan mengidentifikasi suatu pencapaian sasaran (goal)dan
memiliki kejelian (vision) dalam bisnis
b. Memiliki kemampuan untuk mengambil resiko keuangan dan waktu
c. Memiliki kemampuan di bidang perencanaan, pengorganisasian, dan
pelaksanaannya
d. Bekerja keras dan melakukan segala sesuatu yang diperlukan untuk maudan
mampu mencapai keberhasilan
e. Mampu menjalin hubungan baik dengan pelanggan, karyawan, pamasok,
bankers dan lain-lain
2. Menurut Pikte Abrahamso (1989, dalam Asri Laksmi, 2005) :
a. Memiliki drive yang kuat (motivasi untuk maju)
b. Memiliki kekuatan mental yang baik (IQ, EQ, analitis, kreatif)
c. Memiliki
kemampuan
menjalin
hubungan
antar
manusia
(human
relationability)
d. Memiliki kemampuan berkomunikasi
e. Menguasai pengetahuan teknis
3. Menurut Mc Cleland (dalam Asri Laksmi, 2005) :
a. Menyukai pengambilan resiko yang moderat
b. Bertanggung jawab
c. Mengutamakan uang sebagai alat ukur keberhasilan
d. Mampu mengantisipasi masa yang akan datang
e. Memiliki organizational skill yang baik
4. Menurut Suparman Sumahamidjaja (1993, dalam Asri Laksmi, 2005) :
a. Sikap mental positif
Universitas Sumatera Utara
37
b. Daya pikir kreatif
c. Inovatif
d. Motivasi tinggi
e. Kemampuan mengambil resiko dan bersaing
Berikut ini adalah manfaat adanya entrepreneur, antara lain (Buchari
Alma, 2009):
1. Menambah daya tampung tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi
pengangguran.
2. Sebagai generator pembangunan lingkungan, bidang produksi, distribusi,
kesejahteraan, dan sebagainya.
3. Menjadi contoh bagi anggota masyarakat lain, sebagai pribadi yang unggul
yang patut dicontoh, diteladani, karena seorang entrepreneur itu adalah terpuji,
jujur, berani, hidup tidak merugikan orang lain.
4. Selalu menghormati hukum dan peraturan yang berlaku, berusaha selalu
menjaga dan membangun lingkungan.
5. Berusaha memberi bantuan kepada orang lain danpembangunan sosial sesuai
dengan kemampuannya.
7. Berusaha mendidik karyawan menjadi orang mandiri, disiplin, jujur dan tekun
menghadapi pekerjaan.
8. Memberi contoh bagaimana kita harus bekerja keras, tetapi tidak melupakan
perintah-perintah agama.
9. Hidup secara efisien, tidak berfoya-foya dan tidak boros.
10. Memelihara keserasian lingkungan, baik dalam pergaulan maupun kebersihan
lingkungan
Universitas Sumatera Utara
38
2.5 Penelitian Terdahulu
1. Rodhiyah ( Universitas Dipenogoro : 2013 )
Penelitian ini berjudul profil tenaga kerja perempuan di sektor usaha kecil
menengah.
Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan salah satu bentuk
strategis alternatif untuk mendukung pengembangan perekonomian di
Indonesia, terutama sejak krisis moneter tahun 1998 yaitu ikut berperan dalam
pemerataan dan kesempatan kerja bagi masyarakat khususnya perempuan
untuk berperan produktif. Sebagian besar UKM terkonsentrasi pada sektor
produksi dan jasa salah satunya adalah tekstil dan garmen (konveksi).
Menyerap banyak tenaga kerja perempuan, baik perempuan yang sudah
menikah maupun yang belum menikah, tidak memerlukan pendidikan yang
tinggi dan mereka bekerja hanya berbekal ketrampilan, sehingga tidak
memungkinkan bersaing dengan mereka yang bekerja di sektor lain.Tenaga
kerja perempuan di sektor UKM bekerja untuk menambah penghasilan dan
juga memenuhi kebutuhan pribadi keluarga,disisi lain perempuan masih
mempunyai
tanggung
jawab
akan
pekerjaan
rumah
tangga,
yang
memungkinkan perempuan kurang bisa mensejajarkan aktivitas rumah tangga
dan aktivitas produktif, akibatnya akan berpengaruh tehadap pendapatan yang
diperoleh dan kelangsungan UKM tersebut.
2. Fitria Ardilla (FKIP Unlam Banjarmasin : 2015 )
Penelitian ini berjudul Motivasi Wanita Pekerja di Industri Kecil dan Rumah
Tangga (IKRT) Kain Sasirangan Kelurahan Seberang Mesjid, Kecamatan
Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin.Tujuan penelitian adalah mengetahui
motivasi pekerja wanita di Industri Kecil dan Rumah Tangga (IKRT) kain
Universitas Sumatera Utara
39
Sasirangan Kelurahan Seberang Mesjid, Kecamatan Banjarmasin Tengah, Kota
Banjarmasin.Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan
pendekatan kualititatif.Teknik pengumpulan data yaitu dengan data primer
yang diperoleh dari wawancara dan kuisioner, sedangkan data sekunder
diperoleh dari studi dokumen dan studi pustaka.Populasi penelitian yaitu
wanita pekerja di IKRT kain Sasirangan Kelurahan Seberang Mesjid,
Kecamatan Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin yang berstatus menikah
berjumlah 152 orang.Pengambilan sampel menggunakan sampel penuh. Teknik
analisis data menggunakan teknik persentase.
3. Shinta Wahyu Hati,Rusda Irawati,Aditiya Wirangga ( Politeknik Negeri Batam
: 2014 )
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi kerja wanita terhadap
kondisi ekonomi sosial di sektor industry. Sektor industri manufaktur di
Batam masih sangat diminati oleh para pencarai kerja khususnya wanita.
Ada level pekerjaan di Industri manufaktur
yang ditempati oleh wanita.
Motivasi kerja wanita bekerja meliputi motivasi intrinsik yaitu motivasi
yang berasal dari individu wanita dan motivasi ekstrinsik yaitu motivasi
yang berasal dari luar individu wanita. Responden penelitian ini adalah
wanita yang bekerja di industri manufaktur dengan level pekerjaan yang
berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan
motivasi
intrinsik
sebesar -0,859 terhadap
kondisi
sosial
ekonomi
sedangkan tidak ada pengaruh yang signifikan antara motivasi ekstrinsik
sebesar 0,458 terhadap kondisi sosial ekonomi tenaga kerja wanita di sektor
industri.
Universitas Sumatera Utara
40
4. Desti Hayutama ( Universitas Negeri Malang : 2013 )
Penelitian
ini
merupakan penelitian
deskripsi
kuantitatif
dengan
menggunakan metode survey. Pengumpulan data tentang variabel - variabel
yang telah ditentukan dengan menggunakan kuesioner sebagai data primer
sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi terkait. Populasi
pada
penelitian ini adalah seluruh tenaga keja wanita yang bekerja di pabrik
rokok PT. Bentoel Prima Malang dengan jumlah karyawan harian sebanyak
2856 pekerja.Sesuai dengan metode survey maka sampel diambil secara
Stratified Purposive Sampling dengan masing - masing unit 50 orang.
Sedangkan untuk mengambil ke 50 orang dari masing - masing unit kerja,
diambil dengan Sistematik Random Sampling. Sistematik random sampling
adalah suatu teknik atau metode yang ditentukan berdasarkan bilangan
kelipatan yang selanjutnya untuk menentukan sampel responden yang
pertama ditentukan dengan cara random dari bilangan kelipatan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
KERANGKA TEORI
2.1 Profil
2.1.1 Definisi Profil
Kata profil berasal dari bahasa Italia, profilo dan profilare yang berarti
gambaran garis besar. Arti profil menurut kamus besar bahasa indonesia adalah
pandangan dari samping (tentang wajah orang); lukisan (gambar) orang dari
samping; sketsa biografis; penampang (tanah, gunung, dan sebagainya); grafik
atau ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus.
Adapun berbagai pendapat para ahli mengenai hakikat profil yaitu
menurut Sri Mulyani (1983: 1) profil adalah pandangan sisi, garis besar, atau
biografi dari diri seseorang atau kelompok yang memiliki usia yang sama.
Menurut Victoria Neufeld (1996, dalam Desi Susiani, 2009: 41) profil merupakan
grafik, diagram, atau tulisan yang menjelaskan suatu keadaan yang mengacu pada
data seseorang atau sesuatu.
Dari berbagai pengertian profil dan pendapat para ahli bisa dapat
dimengerti bahwa profil adalah suatu gambaran secara garis besar tergantung dari
segi mana memandangnya.Misalkan dari segi seninya, profil juga dapat diartikan
sebagai gambaran atau sketsa wajah seseorang dari samping.Bila dilihat dari segi
statistik, profil adalah sekumpulan data yang menjelaskan sesuatu dalam bentuk
tabel atau grafik.
Dalam penelitian ini, profil yang dimaksud adalah membahas suatu
pandangan atau gambaran riwayat hidup mengenai tenaga kerja wanita yang
7
Universitas Sumatera Utara
8
bekerja di sektor usaha kecil menengah kuliner yang dilihat dari usia, tingkat
pendidikan, dan status pernikahan.
2.1.2 Unsur-unsur Profil Tenaga Kerja
Ada beberapa unsur profil pada tenaga kerja yaitu :
1.
riwayat kelahiran
2.
riwayat pendidikan dari awal sampai selesai
3.
riwayat pembina rumah tangga ( jika sudah menikah)
4.
upaya meniti karir
5.
prestasi yg diperoleh
2.1.3 Profil Tenaga Kerja Wanita Menurut Status Ekonomi
Pengertian status menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu
kedudukan atau sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok
sosial. Sedangkan pengertian ekonomi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
yaitu ilmu mengenai asas-asas produksi, distribusi, dan pemakaian barang-barang
serta kekayaan (seperti hal keuangan, perindustrian, dan perdagangan);
pemanfaatan uang, tenaga, waktu, dan sebagainya yangg berharga; tata kehidupan
perekonomian (suatu negara); cak urusan keuangan rumah tangga (organisasi,
Negara).
Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani, Oikonomia, kata oikonomia
berasal dari dua kata yaitu Oikos dan Nomos.Oikos yang berarti rumah tangga dan
Nomos adalah mengatur.Jadi, Oikonomia berarti mengatur rumah tangga. Menurut
M. T. Ritonga Rumah tangga diartikan secara lebih luas, rumah tangga disini
berkaitan dengan kelompok sosial yang dianggap sebagai rumah tangga
Universitas Sumatera Utara
9
sebagai kesatuan kelompok manusia yang hidup menurut norma dan tata aturan
tertentu.
Kehidupan ekonomi dalam suatu masyarakat memegang peranan penting
bagi kelangsungan kehidupan manusia. Kehidupan ekonomi dalam masyarakat
mencakup sistem mata pencahariaan masyarakat setempat dalam kehidupan
sosial.Kehidupan ekonomi sangat tergantung dari sifat masyarakat itu sendiri.
Ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan pangan maupun
non pangan yang bersifat mendasar seperti sandang, pendidikan, perumahan dan
kesehatan disebut dengan kemiskinan (BAPPENAS, 1993: 3)
2.2 Motivasi
2.2.1 Definisi Motivasi
Istilah motivasi (motivation) dari bahasa latin yaitu movere yang berarti
menggerakan. Menurut Hasibuan Malayu S.P dalam Sunyoto Danang (2012:191)
motivasi adalah suatu perangsang keinginan daya gerak kemauan bekerja
seseorang, setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai. Sedangkan
Asa’ad dalam Pasolog, Harbani (2010:140) motivasi adalah sesuatu yang
menimbulkan semangat atau dorongan kerja.Samsudin (2005) memberikan
pengertian motivasi sebagai proses mempengaruhi atau mendorong dari luar
terhadap seseorang atau kelompok kerja agar mereka mau melaksanakan sesuatu
yang telah ditetapkan. Motivasi juga dapat diartikan sebagai dorongan (driving
force) dimaksudkan sebagai desakan yang alami untuk memuaskan dan
memperahankan kehidupan. Mangkunegara (2005,61) menyatakan : “motivasi
terbentuk dari sikap (attitude) karyawan dalam menghadapi situasi kerja di
perusahaan (situation). Motivasi merupakan kondisi atau energi yang
Universitas Sumatera Utara
10
menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan
organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro d an positif terhadap
situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja
maksimal”.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
motivasi adalah diartikan sebagai fungsi yaitu motivasi berfungsi sebagai daya
gerak dari dalam individu untuk melakukan aktivitas tertentu dalam mencapai
tujuan. Motivasi dapat dipandang dari segi proses yaitu motivasi dapat dirangsang
oleh faktor luar. Bila dilihat dari segi tujuan motivasi adalah merupakan sasaran
stimulus untuk mencapai tujuan.
Dalam penelitian ini, motivasi yang dimaksud adalah membahas suatu
alasan keinginan,kemauan dan tujuan tenaga kerja wanita bekerja yg dilihat dari
besarnya upah dan tanggungan keluarga.
2.2.2 Jenis-jenis Motivasi
Motivasi dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
1. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik merupakan suatu motif yang timbul dari dalam diri
untuk berbuat sesuatu. Menurut Sardiman (2010), motivasi intrinsik adalah
motif-motif yang menjadi aktif, atau berfungsi tidak perlu dirangsang dari luar,
karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan
sesuatu. Dan Usman (2004), berpendapat bahwa jenis motivasi intrinsik ini
timbul sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dan
dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan sendiri.
Universitas Sumatera Utara
11
Kesimpulan
dari
beberapa
definisi ahli diatas, motivasi
intrinsik
merupakan suatu tindakan yang disebabkan oleh faktor pendorong dari dalam
diri atau tidak memerlukan adanya rangsangan dari luar. Menurut Prayitno
(1989), mengemukakan bahwa seseorang yang
memiliki motivasi intrinsik
menunjukkan keterlibatan dan aktivitas yang tinggi dalam berwirausaha.
Motivasi
dalam
diri merupakan keinginan dasar yang mendorong individu
mencapai berbagai pemenuhan segala kebutuhan diri sendiri. Untuk memenuhi
keinginan atau kebutuhan dasar seseorang yang bersifat alamiah. Pada dasarnya
seseorang berwirausaha didorong oleh keinginan sendiri, maka seseorang secara
mandiri dapat menentukan tujuan yang dapat
dicapainya dan aktivitas-
aktivitasnya yang harus dilakukannya untuk mencapai tujuan
berwirausaha.
Seseorang dikatakan mempunyai motivasi intrinsik karena didorong kebutuhan,
ia mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan berwirausaha itu,
dalam berwirausaha telah terkandung tujuan.
2. Motivasi Ekstrinsik
Menurut Sardiman (2010), motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif
dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik
dikatakan demikian karena tujuan utama individu melakukan kegiatan adalah
untuk mencapai tujuan yang terletak di luar perbuatan yang dilakukannya. Halhal yang dapat mendorong motivasi ekstrinsik seseorang adalah apabila
seseorang berwirausaha dengan tujuan mendapat laba,untuk mencari
penghargaan berupa pengakuan dan lainnya. Kemudian Winkel (2005)
mengatakan bahwa motivasi ekstrinsik merupakn aktivitas berwirausaha,
berdasarkan kebutuhan dan dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan
Universitas Sumatera Utara
12
dengan aktivitas berwirausaha sendiri. Menurut Prayitno (2005), bahwa antara
motivasi intrinsik dan ekstrinsik itu saling menambah atau memperkuat,bahkan
motivasi ekstrinsik dapat membangkitkan motivasi intrinsik. Di samping itu
juga motivasi ekstrinsik dapat membangkitkan
motivasi intrinsik. Motivasi
ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik.
2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja menurut
Sustermeister dalam Djatmiko, Yayat Hayati (2002:67) yaitu:
1. Kondisi lingkungan kerja
2. Kondisi sosial lingkungan kerja
3. Keterpenuhan kebutuhan pasar individu
Sedangkan
menurut
Menurut
Taufik
(2007),
faktor-faktor
yang
mempengaruhi motivasi dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Faktor motivasi intrinsik :
a. Kebutuhan (Need)
Seseorang melakukan aktivitas (kegiatan) karenaadanya faktor-faktor
kebutuhan baik biologis maupun psikologis, misalnya motivasi wanita
memutuskan berwirausaha adalah untuk membantu pemenuhan kebutuhan
ekonomi keluarga.
b. Harapan (Expectancy)
Seseorang dimotivasi oleh karena keberhasilan dan adanya harapan
keberhasilan bersifat pemuasan diri seseorang, keberhasilan dan harga diri
meningkat dan menggerakkan seseorang ke arah pencapaian tujuan,
misalnya seorang wanita memutuskan berwirausaha dengan harapan agar
Universitas Sumatera Utara
13
dapat
mendapatkan
pengakuan
bahwa
dirinya
mampu
memenuhikebutuhan diri sendiri atau keluarganya tanpa harus bergantung
penuh pada orang lain.
c. Minat(Interest)
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keinginan pada suatu hal tanpa
ada yang menyuruh, misalnya seorang wanita berwirausaha karena
memang wanita tersebut menyukai kegiatan wirausaha dengansegala
kesibukannya
atau
wanita
tersebut
menyukai
hal-hal
yangdiwirausahakannya.
2. Faktor Motivasi Ekstrinsik
a. Dorongan Keluarga
Wanita
memutuskan
tetapikarena
berwirausaha
dorongan
teman.Misalnya
dari
wanita
dorongan(dukungan)
keluarga
memutuskan
dari
bukan
seperti
kehendak
suami,
berwirausaha
suami, orang tua,
sendiri
orang
karena
maupun
tua,
adanya
anggota
keluargalainnya. Dukungan dan dorongan dari anggota keluarga semakin
menguatkan motivasi
positif
yang
wanita tersebut untuk berwirausaha. Dorongan
didapat
wanita
keberanian,karenanya dalam kegiatan
wanita
tersebut
akan
sehinggameningkatkan
tersebut
menimbulkan
wirausaha yang dijalankannya
melakukannya
kreativitasnya
akan
dengan
menciptakan
senang
ide-ide
hati
untuk
usahanya.
b. Lingkungan
Universitas Sumatera Utara
14
Lingkungan adalah tempat dimana seseorang tinggal. Lingkungandapat
mempengaruhi seseorang sehingga dapat termotivasi untuk melakukan
Universitas Sumatera Utara
14
sesuatu. Selain keluarga, lingkungan juga mempunyaiperan yang besar
dalam memotivasi seseorang dalam mengubahtingkah lakunya.
c. Imbalan
Seseorang dapat termotivasi karena adanya suatu imbalan sehinggaorang
tersebut
ingin
melakukan
sesuatu,
misalnya
wanita
berwirausahamendapatkan penghasilan. Imbalan yang positif ini akan
semakinmemotivasi wanita tersebut untuk tetap berwirausaha, dengan
harapanpenghasilan yang didapatkan semakin meningkat.
Sumber lain mengungkapkan, bahwa didalam motivasi itu terdapat suatu
rangkaian interaksi antar berbagai faktor. Berbagai faktor yang dimaksud
meliputi:
1. Individu dengan segala unsur-unsurnya :
kemampuan dan ketrampilan,kebiasaan, sikap dan sistem nilai yang dianut,
pengalaman traumatis, latarbelakang kehidupan sosial budaya, tingkat
kedewasaan, dsb.
2. Situasi dimana individu bekerja akan menimbulkan berbagai rangsangan:
persepsi individu terhadap kerja, harapan dan cita-cita dalam keja itu
sendiri,persepsi bagaimana kecakapannya terhadap kerja, kemungkinan
timbulnyaperasaan cemas, perasaan bahagia yang disebabkan oleh pekerjaan.
3. Proses
penyesuaian
yang
harus
dilakukan
oleh
masing-masing
individuterhadap pelaksanaan pekerjaannya.
4. Pengaruh yang datang dari berbagai pihak :
Universitas Sumatera Utara
15
pengaruh dari sesama rekan,kehidupan kelompok maupun tuntutan atau
keinginan kepentingan keluarga,pengaruh dari berbagai hubungan di luar
pekerjaan.
5. Reaksi yang timbul terhadap pengaruh individu
6. Perilaku atas perbuatan yang ditampilkan oleh individu.
7. Timbulnya persepsi dan bangkitnya kebutuhan baru, cita-cita dan tujuan
2.4.4 Teori Motivasi
Secara garis besar, teori motivasi dikelompokkan ke dalam tiga kelompok
yaitu teori motivasi dengan pendekatan isi/kepuasan (content theory), teori
motivasi dengan pendekatan proses (process theory) dan teori motivasi dengan
pendekatan penguat (reinforcement theory).
1. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow
Kebutuhan
dapat
didefinisikan
sebagai
suatu
kesenjangan
atau
pertentanganyang dialami antara satu kenyataan dengan dorongan yang ada
dalam diri.Apabila pegawai kebutuhannya tidak terpenuhi maka pegawai
tersebut akanmenunjukkan perilaku kecewa. Sebaliknya, jika kebutuhannya
terpenuhi awakpegawai tersebut akan memperlihatkan perilaku yang gembira
sebagaimanifestasi dari rasa puasnya.
Kebutuhan merupakan fundamen yang mendasari perilaku pegawai.
Karenatidak mungkin memahami perilaku tanpa mengerti kebutuhannya.
AbrahamMaslow (Mangkunegara, 2005) mengemukakan bahwa hierarki
kebutuhanmanusia adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
16
a. Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan untuk makan, minum, perlindungan
fisik, bernapas, seksual. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat
terendah atau disebut pula sebagai kebutuhan yang paling dasar.
b. Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan diri dari
ancaman, bahaya, pertentangan, dan lingkungan hidup.
c. Kebutuhan untuk rasa memiliki (sosial), yaitu kebutuhan untuk diterima
oleh kelompok, berafiliasi, berinteraksi, dan kebutuhan untuk mencintai
serta dicintai.
d. Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai
oleh orang lain.
e. Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri, yaitu kebutuhan untuk
menggunakan
kemampuan,
skill
dan
potensi.
Kebutuhan
untuk
berpendapat dengan mengemukakan ide-ide, gagasan dan kritik terhadap
sesuatu
2. Teori Keadilan
Keadilan
merupakan
daya
penggerak
yang
memotivasi
semangat
kerjaseseorang, jadi perusahaan harus bertindak adil terhadap setiap
karyawannya.Penilaian dan pengakuan mengenai perilaku karyawan harus
dilakukan secaraobyektif. Teori ini melihat perbandingan seseorang dengan
orang lain sebagaireferensi berdasarkan input dan juga hasil atau kontribusi
masing-masingkaryawan (Robbins, 2007).
Universitas Sumatera Utara
17
3. Teori X dan Y
Douglas
McGregor
mengemukakan
pandangan
nyata
mengenai
manusia.Pandangan pertama pada dasarnya negative disebut teori X, dan yang
keduapada dasarnya positif disebut teori Y (Robbins, 2007).
McGregormenyimpulkan
bahwa
pandangan
manajer
mengenai
sifat
manusiadidasarkan atas beberapa kelompok asumsi tertentu dan bahwa
merekacenderung
membentuk
perilaku
mereka
terhadap
karyawan
berdasarkanasumsi-asumsi tersebut.
4. Teori dua FaktorHerzberg
Teori
ini
dikemukakan
oleh
Frederick
Herzberg
dengan
asumsi
bahwahubungan seorang individu dengan pekerjaan adalah mendasar dan
bahwa sikap individu terhadap pekerjaan bias sangat baik menentukan
keberhasilan atau kegagalan. (Robbins, 2007). Herzberg memandang bahwa
kepuasankerja berasal dari keberadaan motivator intrinsik dan bawa
ketidakpuasankerja berasal dari ketidakberadaan faktor-faktor ekstrinsik.
Faktor-faktorekstrinsik (konteks pekerjaan) meliputi :
a. Upah
b. Kondisi kerja
c. Keamanan kerja
d. Status
e. Prosedur perusahaan
f. Mutu penyeliaan
g. Mutu hubungan interpersonal antar sesama rekan kerja, atasan,
danbawahan
Universitas Sumatera Utara
18
Keberadaan kondisi-kondisi ini terhadap kepuasan karyawan tidak selalu
memotivasi mereka. Tetapi ketidakberadaannya menyebabkan ketidakpuasan bagi
karyawan, karena mereka perlu mempertahankan setidaknya suatu tingkat ”tidak
ada kepuasan”, kondisi ekstrinsik disebut ketidakpuasan,atau faktor hygiene.
Faktor Intrinsik meliputi :
a. Pencapaian prestasi
b. Pengakuan
c. Tanggung Jawab
d. Kemajuan
e. Pekerjaan itu sendiri
f. Kemungkinan berkembang.
Tidak adanya kondisi-kondisi ini bukan berarti membuktikan kondisi
sangat tidak puas. Tetapi jika ada, akan membentuk motivasi
yang
kuat
yang
menghasilkan prestasi kerja yang baik. Oleh karena itu, faktor ekstrinsik tersebut
disebut sebagai pemuas atau motivator.
5. Teori Kebutuhan McClelland
Teori kebutuhan McClelland dikemukakan oleh David McClelland dan
kawan-kawannya, McClelland berpendapat bahwa motivasi itu dapat
dibedakan dalam:
a. Motivasi untuk berprestasi / Need for Achievement (N-Ach)
Motivasi
untuk
berprestasi
merupakan
dorongan
untukmengungguli,berprestasi sehubungan dengan seperangkat standar,
bergulatuntuk sukses. Individu yang mempunyai motivasi atau need ini
akanmeningkatkan
performance,
sehingga
dengan
demikian
akan
Universitas Sumatera Utara
19
terlihatkemampuan berprestasinya. Need for Achievement atau N-Ach
adalahmotivasi untuk berprestasi, karena itu individu akan berusaha
mencapai prestasi tertingginya, pencapaian tujuan tersebut bersifat realistis
tetapi menantang, dan kemajuan dalam pekerjaan. Individu perlu
mendapat umpan
balik dari lingkungannya sebagai bentuk pengakuan
terhadap prestasinya tersebut
(Siagian, 2004). Dalam kehidupan
organisasional, kebutuhan untuk berhasil biasanya tercermin pada adanya
dorongan untuk meraih kemajuan dan
mencapai
prestasi
sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan. Penetapan standar itu dapat bersifat
intrinsik, akan tetapi dapat pula bersifat ekstrinsik.Artinya, seseorang
dapat menentukan bagi dirinya sendiri standar karya yangingin dicapainya.
Apabila seorang tergolong sebagai insan yang maksimalis,standar yang
akan ditetapkan bagi dirinya sendiri adalah standar yang tinggibahkan
mungkin melebihi standar yang ditetapkan secara ekstrinsik, yaitu
olehorganisasi. Akan tetapi bila seseorang tergolong sebagai insan yang
minimalis,
tidak mustahil bahwa standar yang ditetapkannya sebagai
pegangan lebih
rendah
dari
standar
yang
ditetapkan
secara
ekstrinsik. Mungkin pula standaryang ditetapkan secara intrinsik itu sama
dengan standar yang ditetapkansecara ekstrinsik. Halinibiasanya terjadi
dalam diri seorang yang konformis.Seorang dengan N-Ach yang besar
adalah orang yang berusaha berbuat sesuatulebih baik dibandingkan
dengan orang-orang lain. Untuk itu orang demikianbiasanya berusaha
menemukan
situasi
untuk
mana
dia
dapat
menunjukkan
keunggulannya, seperti dalam pengambilan keputusan dan
Universitas Sumatera Utara
20
melakukan sesuatu
yang dapat memberikan kepadanya umpan balik
dengan segera tentang hasil yang dicapainya melalui mana ia dapat
mengetahui apakah ia meraih kemajuanatau tidak. Seorang dengan N-Ach
yang besar menyenangi pekerjaan yang kemungkinan berhasil besar, akan
tetapi tidak senang pada tugas yang terlalu
berat atau terlalu ringan, yang
berarti orang demikian tidak senang mengambil
besar.Hanya dorongan kuat
risiko
yang
yang terdapat dalam dirinya untuk
secarabertanggung jawab terhadap keberhasilan dan kegagalan
melaksanakantugasnya dan tidak melemparkan tanggung jawab itu kepada
orang lain.
b. Motivasi untuk berkuasa / Need for Power( N-Pow)
Dalam
interaksi
sosial,
individu
akan
mempunyai
motivasi
untukberkuasa.Motivasi untuk berkuasa adalah motivasi yang membuat
oranglain berperilakudalam suatu cara dimana orang-orang itu tanpa
dipaksa tidak akan berperilakudemikian atau suatu bentuk ekspresi dari
individu untuk mengendalikan danmempengaruhi orang lain.McClelland
menyatakan bahwa motivasi untuk
berkuasa
sangat
berhubungan
denganmotivasi dalam mencapai suatu posisikepemimpinan. Need for
Power atau N-Pow adalah motivasi terhadapkekuasaan. Individu memiliki
motivasi untuk berpengaruh terhadaplingkungannya, memiliki karakter
kuat untuk memimpin dan memiliki ide-ide untukmenang(Siagian,2004).
Individu yang memiliki power of need yang tinggi akan mengadakan
kontrol, mengendalikan atau memerintah orang lain, dan ini merupakan
salah satu indikasi atau salah satu manifestasi dari need forpower tersebut.
Universitas Sumatera Utara
21
Ada juga motivasi untuk peningkatan status dan prestisepribadi. Menurut
teori
ini,
kebutuhan
akan
kekuasaan
menampakkan
diri
padakeinginanuntuk mempunyai pengaruh terhadap orang lain. Penelitian
danpengalaman memang menunjukkan bahwa setiap orang ingin
berpengaruhterhadap orang lain dengan siapa ia melakukan interaksi, tiga
hal yang perlu mendapat perhatian dalam hal ini, pertama adanya
seseorang yang mempunyai kebutuhan berpengaruh pada orang lain itu.
Kedua, oranglain terhadap siapa pengaruhitudigunakan.
Ketiga,persepsiketergantungan antara seseorang dengan orang lain.
Seorang dengan N-Pow yang besar biasanya menyukaikondisi persaingan
dan orientasi status serta akan lebih memberikan
perhatiannya
pada
hal-hal yang memungkinkannya memperbesar pengaruhnyaterhadap orang
lain, antara lain dengan memperbesar ketergantungan orang lainitu
padanya.
Bagi
orang
yang
demikian,
efektivitas
pelaksanaan
pekerjaansendiri tidak teramat penting kecuali bila hal tersebut memberi
peluangkepadanya untuk memperbesar dan memperluas pengaruhnya.
c. Motivasi untuk berafiliasi atau bersahabat / Need for Affiliation(N-Aff)
Afiliasi
menunjukkan
bahwa
individu
memiliki
motivasi
untuk
berhubungan dengan individu lainnya. Motivasi untuk berafiliasi adalah
hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab (Siagian,
2004). Individumerefleksikan keinginan untuk mempunyai hubungan yang
erat, selalu mencariteman dan mempertahankan hubungan yang telah
dibina dengan individu laintersebut, kooperatif dan penuh sikap
persahabatan
dengan
pihak
lain.
Individuyang
mempunyai
Universitas Sumatera Utara
22
kebutuhanafiliasi yang tinggi umumnya berhasil dalampekerjaanyang
memerlukan interaksi sosial yang tinggi. Orang-orang denganneed for
affiliation
yang
tinggi
mendapatkanpersahabatan.
ialah
orang
yang
berusaha
Kebutuhan afiliasi merupakan nyata dari
setiap manusia,terlepas dari kedudukan, jabatan dan pekerjaannya.
Artinya, kebutuhan tersebutbukan hanya kebutuhan mereka yang
menduduki jabatan manajerial, jugabukan hanya merupakan kebutuhan
para bawahan yang tanggung jawabutamanyahanya melaksanakan
kegiatan-kegiatan operasional. Kenyataan iniberangkat dari sifat manusia
sebagai makhluk sosial. Kebutuhan akan afiliasi
pada
umumnya
tercermin pada keinginan berada pada situasi yang bersahabat
dalam
interaksi seseorang dengan orang lain dalam organisasi, apakah oranglain
itu
teman
sekerja
yang
setingkat
atau
atasan.Kebutuhan
akan
afiliasibiasanya diusahakan agar terpenuhi melalui kerja sama dengan
orang lain.Berarti guna pemuasan kebutuhan itu suasana persaingan akan
dihindari sejauhmungkin. Meskipun demikian tetap perlu diingat bahwa
sampai sejauh manaseseorang bersedia bekerja sama dengan orang lain
dalam kehidupanorganisasionalnya tetap diwarnai oleh persepsinya
tentang apa yang akandiperolehnya dari usaha kerjasama tersebut.
2.3 Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah setiap individu yang siap dan mau menjalankan
pekerjaannya dalam usia kerja. Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1
ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan
Universitas Sumatera Utara
23
pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan
sendiri maupun untuk masyarakat.
2.3.1 Klasifikasi Tenaga Kerja
Klasifikasi adalah penyusunan secara berkelompok yang telah ditentukan.
Maka, klasifikasi tenaga kerja adalah pengelempokan ketenaga kerjaan yang telah
disusun menurut kelompok ataupun kriteria yang sudah ditentukan, yaitu:
1. Berdasarkan penduduknya
a. Tenaga kerja
Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapatbekerja
dan sanggup bekerja jika tidak ada permintaan kerja. Menurut UndangUndang Tenaga Kerja, mereka yang dikelompokkan sebagai tenaga
kerjayaitu mereka yang berusia antara 15 tahun sampai dengan 64 tahun.
b. Bukan tenaga kerja
Bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu dan
tidakmau bekerja, meskipun ada permintaan bekerja. Menurut UndangUndangTenaga Kerja No. 13 Tahun 2003, mereka adalah penduduk di luar
usia,yaitu mereka yang berusia di bawah 15 tahun dan berusia di atas 64
tahuContoh kelompok ini adalah para pensiunan, para lansia (lanjut usia)
dananak-anak.
2. Berdasarkan Batas Kerja
a. Angkatan kerja
Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64
tahunyang
sudah
mempunyai
pekerjaan
tetapi
sementara
tidak
bekerja,maupun yangsedang aktif mencari pekerjaan.
Universitas Sumatera Utara
24
b. Bukan Angkatan Kerja
Bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun ke atas
yangkegiatannya
hanya
bersekolah,
mengurus
rumah
tangga
dan
sebagainya.
3. Berdasarkan Kualitasnya
a. Tenaga kerja terdidik
Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu keahlian
ataukemahiran
dalam
bidang
tertentu
dengan
cara
sekolah
atau
pendidikanformal dan nonformal. Contohnya: pengacara, dokter, guru, dan
lain-lain.
b. Tenaga kerja terlatih
Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerjayang memiliki keahlian
dalambidang tertentudengan melalui pengalaman kerja. Tenaga kerja
terampil inidibutuhkan latihan secara berulang-ulang sehingga mampu
menguasaipekerjaan tersebut. Contohnya: apoteker, ahli bedah, mekanik,
dan lain-lain.
c. Tenaga kerja tidak terdidik dan terlatih
Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja kasar
yanghanya mengandalkan tenaga saja. Contoh: kuli, buruh angkut,
pembanturumah tangga, dan sebagainya.
2.3.2 Tenaga Kerja Wanita
Pada masa sekarang ini, kaum wanita tidak hanya memilih untuk bekerja
menjadi ibu rumah tangga. Faktanya banyak kaum wanita diabad 20an ini
memiliki beberapa potensi yang juga tidak kalah dibanding dengan kaum
Universitas Sumatera Utara
25
pria,baik dari segi kemampuan,
intelektual, maupun keterampilan.
Hal ini
dikarenakan oleh kebutuhan ekonomi yang semakin tinggi.
Pekerja wanita adalah perempuan dewasa yang melakukan pekerjaan
secara teratur dan dalam jangka waktu tertentu sehingga membutuhkan waktu
yang lama untuk melakukannya yang dapat mengurangi waktu untuk keluarga
dengan tujuan untuk menghasilkan atau menambah sesuatu dalam bentuk benda
atau uang untuk kebutuhan ekonomi keluarga.
2.3.3
Faktor-Faktor Motivasi Tenaga Kerja Wanita
Menurut Munandar (2001), hal-hal yang merupakan kendala bagi wanita
untuk bekerja dapat bersifat internal (tergantung pada diri pribadi sendiri) dan
eksternal (tergantung kondisi lingkungan mikro-keluarga, komunitas, makro
masyarakat, dan budaya) dan juga menyatakan bahwa faktor-faktor eksternal
meliputi dukungan keluarga dan lingkungan kerja.Faktor internal meliputi
motivasi, peran ganda, rasa bersalah, pendidikan, dan pengalaman, serta faktor
eksternal yang meliputi dukungan keluarga dan lingkungan kerja.
Adapun faktor-faktor yang memotivasi wanita untuk bekerja adalah:
1. Ekonomi
Alasan
utama
semua
kebutuhanekonomi.
manusia
bekerja
adalah
untuk
memenuhi
Kaum pria sebagai kepala rumah tangga diwajibkan
bekerja untukmemenuhi kebutuhan hidup keluarganya sedangkan di zaman
sekarang inibanyak wanita yang berpartisipasi untuk menambah pendapatan
suamidikarenakan
kebutuhan
ekonomi
yang
semakin
lama
meningkat,sehinggawanita memilih mengorbankan sedikit waktunya untuk
mengurus keluargademi bekerja menambah penghasilan.
Universitas Sumatera Utara
26
Upah atau Pendapatan
Tujuan seorang wanita bekerja untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri atau
menambah keuangan keluarga,dalam hal ini upah atau pendapatan juga sangat
berpengaruh terhadap jumlah jam
kerja
wanita,seseorang cenderung
menambah jam kerjanya apabila ia merasa upahnya belum tercukupi,namun
sebaliknya pada saat seseorang sudah merasa cukup dengan upah yang didapat
maka ia akan lebih memilih untuk mengurangi jam kerjanya.
2. Tingkat Pendidikan Wanita
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin banyak waktu yang
disediakan untuk bekerja. Terutama bagi para wanita, dengan semakin tinggi
pendidikan,kecenderungan untuk bekerja semakin besar, dan TPK semakin
besar (Sumarsono,2009).
Semakin tinggi seorang wanita menempuh jenjang pendidikan, semakin
banyak ilmu yang diperoleh, dan semakin sering pula terjadi interaksi dengan
pihak luar.Hal itu merupakan sebuah pengalaman sekaligus peluang yang
mana dibutuhkan dalam dunia kerja.Semakin tinggi pendidikan yang ditempuh
semakin ada dilema bila seorang wanita tidak bekerja (Fredlina, 2009).
4. Keterampilan
Adapun seseorang yang memiliki keahlian atau keterampilan tertentu lebih
berpotensi untuk mendapatkan pekerjaan atau penghasilan,kebanyakan wanita
yang memiliki keterampilan tersendiri lebih memilih bekerja di sektor seperti
ukm dibidang tertentu,contohnya ukm konveksi,ukm kuliner,ukm kerajinan
tangan,dll.
Universitas Sumatera Utara
27
5.Pengalaman
Pengalaman kerja adalah pengalaman yang diperoleh seseorang sebagai
pekerjadi suatu perusahaan.Pengalaman wanita merupakan sumber berharga
dalam menekuni dunia karier, karena pengalaman wanita seringkali ditiadakan
sehingga menimbulkan masculine bias dalam berkarier. Pengalaman wanita
sebagai pekerja di luar rumah biasanya dibutuhkan untuk mencapai karier yang
lebih baik, karena wanita yang berpengalaman akan lebih terampil dan
menguasai suatu pekerjaan yang ditekuninya
2.3.3 Karekteristik Tenaga Kerja Wanita
1. Fisik
Kekuatan fisik tubuh wanita rata-rata sekitar 2/3 dari pria.Sedangkan
kemampuan untuk bergerak sekitar 35-80% tergantung pada tugas dan otot
yang terlibat. Untuk wanita kekuatan otot yang optimal ada pada usia 20
sampai 39 tahun, dan akan berkurang sebanyak 20% pada usia 60 tahun.
Wanita mempunyai toleransi panas rendah. Makin besar lemak tubuh sebagai
penyekat pada panas dan dingin akan memperlambat kehilangan panas di
keadaan tersebut. Bila panas terjadi tiba-tiba, banyak wanita mengalami pusing
dan beberapa mengalami ketidaksadaran akibat berdiri dan bekerja lama di
lingkungan panas.
2. Biologi
a. Pada saat haid, terutama pada wanita yang haidnya tidak normal, seringkali
disertai sakit sehingga pekerja tidak mampu melakukan tugasnya. Pada ratarata wanita terdapat 10% penurunan dalam kapasitas daya tahan kesabaran
dan pekerjaan selama ia dalam periode menstruasi.
Universitas Sumatera Utara
28
b. Kehamilan, pada saat hamil banyak fungsi organ dan otot berubah
dikarenakan perkembangan fesus. Selain itu pada awal kehamilan kondisi
psikologi dapat mempengaruhi wanita pekerja seperti mual-mual karena bau
tertentu. Tubuh wanita juga mengalami kenaikan dalam suhu tubuh karena
kecepatan metabolisme dalam tubuh yang tinggi biasanya tulang belakang
dan otot-ototnya menjadi lebih tegang.
c. Masa nifas, Setelah bersalin, biasanya wanita memerlukan waktu untuk
pemulihan fisiknya yang berkisar 40 hari. Masa pemulihan akan lebih
panjang pada wanita yang pada saat bersalin mengalami kesulitan.
d. . Menyusui, Pada saat menyusui, wanita mengalirkan zat-zat makanan bagi
bayinya, hal ini akan berbahaya bila pekerja wanita tersebut terkena paparan
dari bahan kimia di lingkungan kerjanya.
Untuk wanita yang bekerja
dengan logam tertentu atau logam yang teroksidasi harus mnghindari
menyusui atau harus ditest dahulu apakah air susunya mengandung logam
atau tidak sebelum ia menyusui bayinya.
e. Menopause , Pada saat tubuh wanita mengalami peralihan dari haid menjadi
tidak haid, kadangkala disertai gejala gangguan hormonal yang akan
mempengaruhi produktivitas dari pekerja tersebut.
2.3.4 Perlindungan Tenaga Kerja Wanita
Perlindungan terhadap wanita sehubungan dengan ketenagakerjaan yang
diatur dalam UU No.13/2003 menyatakan bahwa:
1. Pasal 76 berisi larangan untuk mempekerjakan pekerja/buruh perempuan yang
berumur kurang dari 18 tahun, antara pukul 23.00 s/d 07.00; pengusaha
dilarang mempekerjakan pekerja/buruh perempuan hamil yang menurut
Universitas Sumatera Utara
29
keterangan dokter berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan kandungannya
maupun dirinya apabila bekerja antara pukul 23.00 s/d 07.00; apabila
pengusaha mempekerjakan pekerja/buruh perempuan antara pukul 23.00 s/d
pukul 07.00 wajib memberi makanan dan minuman bergizi serta menjaga
kesusilaan
dan
keamanan
selama
ditempat
kerja;
pengusaha
wajib
menyediakan angkutan antar jemput bagi pekerja/buruh perempuan yang
berangkat bekerja antara pukul 23.00 s/d 05.00; ketentuan tersebut dapat
diaturoleh Keputusan Menteri.
2. Pasal 81, memuat tentang perijinan bagi pekerja/buruh perempuan yang dalam
masa haid merasakan sakit dan memberitahukan kepada pengusaha untuk tidak
wajib bekerja pada hari pertama dan kedua waktu haid; pelaksanaan ketentuan
ini diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja
bersama.
3. Pasal 82, tentang istirahat melahirkan, dimana pekerja/buruh perempuan berhak
memperoleh istirahat selama 1,5 bulan sebelum saatnya melahirkan anak dan
1,5 bulan sesuadh melahirkan menurut perhitungan dokter kandungan atau
bidan; selama itu, pekerja/buruh perempuan yang mengalami keguguran
kandungan berhak memperoleh istirahat 1,5 bulan atau dengan keterangan
dokter kandungan atau bidan.
2.4 Usaha Kecil dan Menengah
Menurut UU No 20 Tahun 2008 ini, yang disebut dengan Usaha Kecil
adalah entitas yang memiliki kriteria sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
30
1. kekayaan bersih lebih dari Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
2. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.2.500.000.000,00 (dua milyar lima
ratus juta rupiah).
Sementara itu, yang disebut dengan Usaha Menengah adalah entitas usaha
yang memiliki kriteria sebagai berikut:
1. kekayaan bersih lebih dari Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp.10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
2. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.2.500.000.000,00 (dua milyar
lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.50.000.000.000,00
(lima puluh milyar rupiah).
2.4.1 Definisi Usaha Kecil
Usaha Kecil sebagaimana dimaksud Undang-undang No. 9 Tahun 1995
adalah usaha produktif yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan
bersih paling banyak Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan paling banyak
Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) per tahun serta dapat menerima kredit
dari bank maksimal di atas Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) sampai
dengan Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Ada beberapa definisi
mengenai usaha kecil namun agaknya usaha ini mempunyai karakteristik yang
hampir seragam.Kebanyakan industri kecil dikelola oleh perorangan yang
Universitas Sumatera Utara
31
merangkap sebagai pemilik sekaligus pengelola perusahaan, serta memanfaatkan
tenaga kerja dari keluarga dan kerabat dekatnya.
2.4.1.1 Ciri-Ciri Usaha Kecil
Menurut Undang-undang No. 9 Tahun 1995, ciri-ciri usaha kecil adalah :
1. Jenis barang / komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak gampang
berubah.
2. Lokasi atau tempat usaha umumnya sudah menetap atau pun tidak berpindahpindah
3. Pada umumnya sudah melakukan pembukuan / manajemen keuangan walau
masih sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keu
angan keluarga, sudah membuat neraca usaha.
4. Harus sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnnya termasuk
NPWP.
5. Sumberdaya manusia (pengusaha) sudah mulai / lebih maju rata-rata
berpendidikan SMU namun masih perlu ditingkatkan pengetahuan usahanya
dan sudah ada pengalaman usaha, namun jiwa wirausahanya masih harus
ditingkatkan lagi.
6. Sebagian sudah mulai mengenal dan berhubungan dengan perbankan dalam hal
keperluan modal, namun sebagian besar belum dapat membuat businees
planning, studi kelayakan dan proposal kredit kepada bank sehingga masih
sangat memerlukan jasa konsultan / pendampingan.
2.4.1.2 Keunggulan Usaha Kecil
Menurut Harimurti Subanar pada tahun 2001 (dalam Budi Santoso, 2007)
keunggulan yang dimiliki usaha kecil antara lain:
Universitas Sumatera Utara
32
1. Pemilik usaha sekaligus merangkap sebagai manajer sehingga segala aktivitas
usaha selalu terkontrol.
2. Usaha kecil merupakan usaha yang banyak menciptakan lapangan pekerjaan
baru.
3. Pengusaha kecil mempunyai kebebasan mutlak dalam menentukan harga
produk.
4. Proses pendirian usaha kecil relatif sederhana dan mudah.
5. Prosedur hukum seperti perizinan usaha cukup sederhana.
6. Biaya pajak cukup ringan,karena yang dikenai pajak adalah pengusahanya
bukan perusahaan yang dimilikinya.
2.4.2 Definisi Usaha Menengah
Usaha Menengah sebagaimana dimaksud Inpres No. 10 tahun 1998 adalah
usaha bersifat produktif yang memenuhi kriteria kekayaan usaha bersih lebih
besar dari Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) sampai dengan paling
banyak sebesar Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha serta dapat menerima kredit dari bank sebesar
Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) s/d Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar
rupiah).
2.4.2.1 Ciri-Ciri Usaha Menengah
Menurut Inpres No. 10 tahun 1998, ciri-ciri usaha menengah adalah :
1. Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik,
lebih teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara
lain, bagian keuangan, bagian pemasaran, bagian produksi.
Universitas Sumatera Utara
33
2. Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akuntansi
dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau
pemeriksaan termasuk oleh perbankan.
3. Telah melakukan aturan atau pengolalaan dan organisasi perburuhan, telah ada
jamsostek, pemeliharaan kesehatan.
4. Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin
usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan.
5. Telah sering bermitra dan memanfaatkan pendanaan yang ada di bank.
6. Sumber daya manusianya sudah lebih meningkat, banyak yang sudah meraih
kesarjanaannya sebagai manajer dan telah banyak yang memiliki jiwa
wirausaha yang cukup handal.
2.4.3 Jenis Usaha Kecil Menengah
Berikut ini adalah Jenis-jenis Usaha Kecil Menengah yaitu sebagai
berikut:
1. Usaha Manufaktur
Adalah usaha yang mengubah input dasar menjadi produk yang bisa dijual
kepada konsumen,contohnya adalah konveksi yang menghasilkan pakaian jadi
atau pengrajin bambu yang menghasilkan mebel,hiasan rumah,souvenir dan
sebagainya.
2. Usaha Dagang
Adalah usaha yang menjual produk kepada konsumen.Contohnya adalah pusat
jajanan tradisional yang menjual segala macam jajanan tradisional atau toko
kelontong yang menjual semua kebutuhan sehari-hari.
Universitas Sumatera Utara
34
3. Usaha Jasa
Adalah usaha yang menghasilkan jasa,bukan menghasilkan produk atau
barang untuk konsumen. Sebagai contoh adalah jasa pengiriman barang atau
warung internet ( warnet ) yang menyediakan alat dan layanan kepada
konsumen agar mereka bisa browsing,searching,blogging atau yang lainnya.
2.4.4 Undang-undang tentang UKM
Berikut ini adalah list beberapa UU dan Peraturan tentang UKM
1. UU No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil
2. PP No. 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan
3. PP No. 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil
4. Inpres No. 10 Tahun 1999 tentang Pemberdayaan Usaha Menengah
5. Keppres No. 127 Tahun 2001 tentang Bidang/Jenis Usaha Yang Dicadangkan
Untuk Usaha Kecil dan Bidang/Jenis Usaha Yang Terbuka Untuk Usaha
Menengah atau Besar Dengan Syarat Kemitraan
6. Keppres No. 56 Tahun 2002 tentang Restrukturisasi Kredit Usaha Kecil dan
Menengah
7. Permenneg BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan
Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan
8. Permenneg BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan
Usaha Milik Negara
9. Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah
2.4.5Definisi Wirausaha
Universitas Sumatera Utara
35
Kata wirausaha dalam bahasa Indonesia merupakan gabungan dari kata
“wira” yang artinya gagah berani dan perkasa, dan kata “usaha” adalah kegiatan
dengan mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai suatu maksud;
pekerjaan (perbuatan, prakarsa, ikhtiar, daya upaya) untuk mencapai sesuatu.
Sehingga pengertian wirausaha menurut ahli (Riyanti,2003) adalah orang yang
gagah berani atau perkasa dalam berusaha. Dan menurut Priyono (2005) adalah
orang yang berjuang dengan gagah , berani juga luhur dan pantas diteladani dalam
bidang usaha atau dengan kata lain wirausahaan adalah orang-orang yang
mempunyai sifat-sifat kewirausahaan atau kewiraswastaan seperti: keberanian
mengambil resiko, keutamaan dan keteladanan dalam menangani usaha dengan
berpijak pada kemauan dan kemampuan sendiri
Menurut Zimmerer & Scarborough (2005) menjelaskan bahwa wirausaha
adalah orang yang mampu menciptakan bisnis baru dengan risiko dan
ketidakpastian untuk mencapai keuntungan dan pertumbuhan organisasi yang
maksimal dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Definisi dari beberapa
ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa wirausaha adalah seseorang yang memiliki
kemampuan untuk menciptakan lapangan kerja bagi orang lain dengan cara
mendirikan, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri
dan bersedia mengambil risiko pribadi dalam menemukan setiap peluang usaha
dan secara kreatif menggunakan potensi-potensi dirinya untuk mengelola dan
menentukan cara produksi, memasarkan produknya serta mengatur permodalan
operasi usahanya.
2.4.5.1 Ciri-Ciri Wirausaha
1. Menurut Steinhoff dan Burgess (dalam Asri Laksmi, 2005) :
Universitas Sumatera Utara
36
a. Memiliki kemampuan mengidentifikasi suatu pencapaian sasaran (goal)dan
memiliki kejelian (vision) dalam bisnis
b. Memiliki kemampuan untuk mengambil resiko keuangan dan waktu
c. Memiliki kemampuan di bidang perencanaan, pengorganisasian, dan
pelaksanaannya
d. Bekerja keras dan melakukan segala sesuatu yang diperlukan untuk maudan
mampu mencapai keberhasilan
e. Mampu menjalin hubungan baik dengan pelanggan, karyawan, pamasok,
bankers dan lain-lain
2. Menurut Pikte Abrahamso (1989, dalam Asri Laksmi, 2005) :
a. Memiliki drive yang kuat (motivasi untuk maju)
b. Memiliki kekuatan mental yang baik (IQ, EQ, analitis, kreatif)
c. Memiliki
kemampuan
menjalin
hubungan
antar
manusia
(human
relationability)
d. Memiliki kemampuan berkomunikasi
e. Menguasai pengetahuan teknis
3. Menurut Mc Cleland (dalam Asri Laksmi, 2005) :
a. Menyukai pengambilan resiko yang moderat
b. Bertanggung jawab
c. Mengutamakan uang sebagai alat ukur keberhasilan
d. Mampu mengantisipasi masa yang akan datang
e. Memiliki organizational skill yang baik
4. Menurut Suparman Sumahamidjaja (1993, dalam Asri Laksmi, 2005) :
a. Sikap mental positif
Universitas Sumatera Utara
37
b. Daya pikir kreatif
c. Inovatif
d. Motivasi tinggi
e. Kemampuan mengambil resiko dan bersaing
Berikut ini adalah manfaat adanya entrepreneur, antara lain (Buchari
Alma, 2009):
1. Menambah daya tampung tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi
pengangguran.
2. Sebagai generator pembangunan lingkungan, bidang produksi, distribusi,
kesejahteraan, dan sebagainya.
3. Menjadi contoh bagi anggota masyarakat lain, sebagai pribadi yang unggul
yang patut dicontoh, diteladani, karena seorang entrepreneur itu adalah terpuji,
jujur, berani, hidup tidak merugikan orang lain.
4. Selalu menghormati hukum dan peraturan yang berlaku, berusaha selalu
menjaga dan membangun lingkungan.
5. Berusaha memberi bantuan kepada orang lain danpembangunan sosial sesuai
dengan kemampuannya.
7. Berusaha mendidik karyawan menjadi orang mandiri, disiplin, jujur dan tekun
menghadapi pekerjaan.
8. Memberi contoh bagaimana kita harus bekerja keras, tetapi tidak melupakan
perintah-perintah agama.
9. Hidup secara efisien, tidak berfoya-foya dan tidak boros.
10. Memelihara keserasian lingkungan, baik dalam pergaulan maupun kebersihan
lingkungan
Universitas Sumatera Utara
38
2.5 Penelitian Terdahulu
1. Rodhiyah ( Universitas Dipenogoro : 2013 )
Penelitian ini berjudul profil tenaga kerja perempuan di sektor usaha kecil
menengah.
Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan salah satu bentuk
strategis alternatif untuk mendukung pengembangan perekonomian di
Indonesia, terutama sejak krisis moneter tahun 1998 yaitu ikut berperan dalam
pemerataan dan kesempatan kerja bagi masyarakat khususnya perempuan
untuk berperan produktif. Sebagian besar UKM terkonsentrasi pada sektor
produksi dan jasa salah satunya adalah tekstil dan garmen (konveksi).
Menyerap banyak tenaga kerja perempuan, baik perempuan yang sudah
menikah maupun yang belum menikah, tidak memerlukan pendidikan yang
tinggi dan mereka bekerja hanya berbekal ketrampilan, sehingga tidak
memungkinkan bersaing dengan mereka yang bekerja di sektor lain.Tenaga
kerja perempuan di sektor UKM bekerja untuk menambah penghasilan dan
juga memenuhi kebutuhan pribadi keluarga,disisi lain perempuan masih
mempunyai
tanggung
jawab
akan
pekerjaan
rumah
tangga,
yang
memungkinkan perempuan kurang bisa mensejajarkan aktivitas rumah tangga
dan aktivitas produktif, akibatnya akan berpengaruh tehadap pendapatan yang
diperoleh dan kelangsungan UKM tersebut.
2. Fitria Ardilla (FKIP Unlam Banjarmasin : 2015 )
Penelitian ini berjudul Motivasi Wanita Pekerja di Industri Kecil dan Rumah
Tangga (IKRT) Kain Sasirangan Kelurahan Seberang Mesjid, Kecamatan
Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin.Tujuan penelitian adalah mengetahui
motivasi pekerja wanita di Industri Kecil dan Rumah Tangga (IKRT) kain
Universitas Sumatera Utara
39
Sasirangan Kelurahan Seberang Mesjid, Kecamatan Banjarmasin Tengah, Kota
Banjarmasin.Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan
pendekatan kualititatif.Teknik pengumpulan data yaitu dengan data primer
yang diperoleh dari wawancara dan kuisioner, sedangkan data sekunder
diperoleh dari studi dokumen dan studi pustaka.Populasi penelitian yaitu
wanita pekerja di IKRT kain Sasirangan Kelurahan Seberang Mesjid,
Kecamatan Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin yang berstatus menikah
berjumlah 152 orang.Pengambilan sampel menggunakan sampel penuh. Teknik
analisis data menggunakan teknik persentase.
3. Shinta Wahyu Hati,Rusda Irawati,Aditiya Wirangga ( Politeknik Negeri Batam
: 2014 )
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi kerja wanita terhadap
kondisi ekonomi sosial di sektor industry. Sektor industri manufaktur di
Batam masih sangat diminati oleh para pencarai kerja khususnya wanita.
Ada level pekerjaan di Industri manufaktur
yang ditempati oleh wanita.
Motivasi kerja wanita bekerja meliputi motivasi intrinsik yaitu motivasi
yang berasal dari individu wanita dan motivasi ekstrinsik yaitu motivasi
yang berasal dari luar individu wanita. Responden penelitian ini adalah
wanita yang bekerja di industri manufaktur dengan level pekerjaan yang
berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan
motivasi
intrinsik
sebesar -0,859 terhadap
kondisi
sosial
ekonomi
sedangkan tidak ada pengaruh yang signifikan antara motivasi ekstrinsik
sebesar 0,458 terhadap kondisi sosial ekonomi tenaga kerja wanita di sektor
industri.
Universitas Sumatera Utara
40
4. Desti Hayutama ( Universitas Negeri Malang : 2013 )
Penelitian
ini
merupakan penelitian
deskripsi
kuantitatif
dengan
menggunakan metode survey. Pengumpulan data tentang variabel - variabel
yang telah ditentukan dengan menggunakan kuesioner sebagai data primer
sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi terkait. Populasi
pada
penelitian ini adalah seluruh tenaga keja wanita yang bekerja di pabrik
rokok PT. Bentoel Prima Malang dengan jumlah karyawan harian sebanyak
2856 pekerja.Sesuai dengan metode survey maka sampel diambil secara
Stratified Purposive Sampling dengan masing - masing unit 50 orang.
Sedangkan untuk mengambil ke 50 orang dari masing - masing unit kerja,
diambil dengan Sistematik Random Sampling. Sistematik random sampling
adalah suatu teknik atau metode yang ditentukan berdasarkan bilangan
kelipatan yang selanjutnya untuk menentukan sampel responden yang
pertama ditentukan dengan cara random dari bilangan kelipatan tersebut.
Universitas Sumatera Utara