Analisis Profil dan Motivasi Tenaga Kerja Wanita Disektor UKM Kuliner (Studi Pada Kecamatan Medan Selayang) Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah pendekatan
deskriptif kualitatif dengan indepth interview.Pendekatan kualitatif adalah suatu proses
penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu
fenomena sosial dan masalah manusia. Bogdan dan Taylor (Moleong, 2007:3)
mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan
perilaku yang diamati.Penelitan ini bermaksud untuk mengetahui bagaimana gambaran
profil dan motivasi tenaga kerja wanita pada saat penelitian masih aktif bekerja di sektor
UKM tersebut.
3.2 Lokasi Penelitian
Suatu penelitian memerlukan tempat penelitian yang akan dijadikan sebagai
lokasi untuk memperoleh data guna mendukung tercapainya tujuan penelitian, penelitian
tentang analisis profil dan motivasi tenaga kerja wanita di sektor usaha kecil menengah
kuliner ini dilakukan dibeberapa usaha kecil menengah di Kecamatan Medan Selayang.
Alasan penulis memilih lokasi penelitian tersebut karena mempunyai lokasi yang
strategis, serta kebanyakan masyarakat mempunyai usaha kecil maupun menengah yang
berlokasi dipinggir jalan besar dan pasar-pasar tradisional.


41

Universitas Sumatera Utara

42

3.3 Metode Pengumpulan Data
3.3.1 Pengumpulan Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber asli atau pertama. Data yang
digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh
secara langsung dari Usaha Kecil Menengah yang menjadi objek penelitiannya berupa
hasil wawancara dan observasi yang dilakukan penulis kepada tenaga kerja wanita pada
Usaha Kecil Menengah tersebut sehubungan dengan data yang diperlukan tersebut.
3.3.2 Pengumpulan Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari
berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua).

Data sekunder dalam


penelitian ini adalah data yang diambil secara tidak langsung dari sumber data, bukubuku, surat kabar, makalah, arsip dan dokumen-dokumen lainnya yang berhubungan
dengan profil dan motivasi tenaga kerja wanita.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling penting dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono,
2008:62). Dalam usaha pengumpulan data serta keterangan yang diperlukan, penelitian
ini menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:
3.4.1 Pengamatan (observasi)
Observasi menurut Raco (2010:112) adalah bagian dalam pengumpulan
data.Observasi berarti mengumpulkan data langsung dari lapangan.Adapun menurut
Sutrisno Hadi (1987) dalam Andi Prastowo (2010:27) mengartikan observasi adalah
sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap suatu gejala yang tampak
pada objek penelitian. Sedangkan menurut Nasution(2003:56) observasi adalah dasar
semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data yaitu fakta
mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.

Universitas Sumatera Utara

43


Dalam melakukan observasi peneliti menggunakan observasi terbuka dimana
peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan sebenarnya kepada sumber
data, bahwa sedang melakukan penelitian.Jadi mereka yang diteliti mengetahui sejak
awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti (Moleong 2007:176). Oleh karena itu fakta
atau fenomena yang akan diobservasi adalah terkait dengan meninjau dan mengamati
secara langsung tenaga kerja wanita yang berada di Usaha Kecil Menengah. Agar penulis
memperoleh langsung data yang diperlukan sehubungan dengan masalah yang sedang
diteliti
3.4.2 Wawancara Mendalam ( indepth interview)
Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara
mendalam. Wawancara mendalam secara umum adalah proses memperoleh keterangan
untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara penulis
dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan
pedoman (guide) wawancara di mana penulis dan informan belum pernah saling
mengenal satu sama lain sebelumnya. Yang terlibat dalam wawancara mendalam ini
adalah penulis, materi wawancara dan metode wawancara mendalam (indepth
interview).Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat mewawancarai
responden adalah intonasi suara, kecepatan berbicara, sensitifitas pertanyaan, kontak
mata, dan kepekaan nonverbal.
Menurut Moleong (2007:186) mendeskripsikan wawancara adalah percakapan

dengan maksud tertentu.Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan informan yang memberikan jawaban atas
pertanyaan. Sedangkan menurut Esterberg (2002) dalam Sugiyono (2008:72) mengungkapkan
wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui
tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.Untuk
mendapatkan informasi dalam penelitian ini, wawancaradilakukan dengan tenaga kerja
wanita di sektor Usaha Kecil Menengah yang menjadi objek penelitian tersebut.

Universitas Sumatera Utara

44

3.5 Informan Penelitian
Informan dalam penelitian adalah orang atau pelaku yang benar-benar tahu dan
menguasai masalah, serta terlibat langsung dengan masalah penelitian.Dengan
mengunakan metode penelitian kualitatif, maka peneliti sangat erat kaitannya dengan
faktor-faktor kontekstual, jadi dalam hal ini sampling dijaring sebanyak mungkin
informasi dari berbagai sumber.Maksud kedua dari informan adalah untuk mengali
informasi yang menjadi dasar dan rancangan teori yang dibangun.
Peniliti memilih informan menggunakan teknik accidental sampling dimana

Metode pengambilan sampel dengan memilih siapa yang kebetulan ada/dijumpai. Dalam
semua bentuk penelitian, akan sangat ideal untuk menguji seluruh penduduk, tetapi dalam
banyak kasus, populasi terlalu besar sehingga mustahil untuk menyertakan setiap
individu. Ini adalah alasan peneliti menggunakan teknik sampling seperti pengambilan
sampel kenyamanan, yang paling umum dari semua teknik sampling dan peneliti lebih
memilih teknik sampling karena cepat, murah, mudah dan subyek yang tersedia.
Berikut adalah informan kunci dalam penelitian ini .Informan tersebut adalah :
1.

Bu Aisyah (38 tahun)

6.

Bu Nia (47 tahun)

2.

Bu Rosmawati (36 tahun)

7.


Bu Anita (29 tahun)

3.

Bu Nani (55 tahun)

8.

Bu Wati (32 tahun)

4.

Bu Santa (50 tahun)

9.

Dira (21 tahun)

5.


Bu Sumiati (44 tahun)

10. Putri (26 tahun)

3.6 Metode Analisis Data
Menurut Bogdan (1982), Sugiyono (2008:89) berpendapat bahwa analisis data
adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari
hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengancara mengorganisasikan data
kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,melakukansintesa, menyusun ke dalam

Universitas Sumatera Utara

45

pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Adapun prosedur dalam menganalisis data kualitatif, menurut Miles dan
Huberman (1984) dalam Sugiyono (2008:91-99) adalah sebagai berikut :
1. Pengumpulan Data

Pengumpulan
berbagai

data

macam

merupakan
cara,

upaya

seperti:

untuk

observasi,

mengumpulkan
wawancara,


data

dengan

dokumentasi

dan

sebagainya.
2. Reduksi Data ( Data Reduction)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada
hal-hal yang penting, dicari tema danpolanya. Dengan demikian data yang telah
direduksi akan memberikangambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti
untuk melakukanpengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
3. Penyajian Data ( Data Display)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data.Dalam
penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian

singkat,


bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya denganmenggunakan teks
yang bersifat naratif.
4. Kesimpulan ( Verification)
Langkah keempat dalam analisisdata kualitatif adalah penarikan kesimpulan
danverifikasi.Kesimpulanawal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan
berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung padatahap
pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yangdikemukakan pada
tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali
kembali ke lapangan mengumpulkandata,maka kesimpulan yangdikemukakan
merupakan kesimpulan yang kredibel.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Data Penelitian
Penelitian ini menguraikan mengenai analisis profil dan motivasi tenaga kerja
wanita di sektor usaha kecil menengah dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif

dengan teknik observasi dan indepth interview.Penelitian kualitatif ini merupakan
prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis
maupun secara lisan yang didasari oleh perilaku yang diamati.Padametode ini penulis
dituntut untuk mengetahui secara langsung apa yang diucapkan, dirasakan, dan dilakukan
oleh informan. Penelitian ini bukan sebagaimana apa yang difikirkan oleh penulis akan
tetapi hal apa adanya yang ada dilapangan yang dirasakan oleh informan.
Sumber informasi penelitian ini terfokus pada tenaga kerja wanita yang masih
aktif bekerja di sektor usaha kecil menengah di kecamatan medan selayang yang dipilih
penulis secara acak. Jumlah informan yang didapat adalah 10 orang dengan umur dan
tingkat pendidikan yang berbeda–beda.Untuk menganilisis hal yang perlu dilakukan
penulis adalah membuat daftar pertanyaan untuk wawancara, pengumpulan data dan
analisis data yang dilakukan sendiri oleh penulis. Adapun langkah-langkah yang
diperlukan penulis sebelum menganilisis agar penelitian ini lebih sistematis dan terarah
adalah sebagai berikut :
1. Membuat daftar draf pertanyaan-pertanyaan wawancara berdasarkan dari unsurunsur yang berhubungan langsung yang akan ditanyakan pada informan.
2. Melakukan wawancara dan observasi secara langsung pada informan yang
bekerja di usaha kecil menengah
3. Memindahkan data penelitian yang berbentuk daftar semua pertanyaan yang
diajukan kepada informan.

46

Universitas Sumatera Utara

47

4. Menganalisis langsung hasil data wawancara dan observasi yang telah dilakukan.
Selama proses wawancara penulis mendahulukan kebutuhan dan melihat kondisi
informan seperti kesiapan informan untuk bercerita dan bersedia menjawab beberapa
pertanyaan tanpa harus mengganggu pekerjaannya. Ketika proses penelitian sudah pada
taraf Redudancedan jawaban sudah tidak ada variasi, maka pengambilan data sudah di
anggap cukup.
4.2 Deskripsi Kecamatan Medan Selayang
Kecamatan Medan Selayang adalah salah satu dari 21 kecamatan yang berada
dibagian Barat Daya Wilayah Kota Medan yang mempunyai luas sekitar 7,78 km2 dan
memiliki ketinggian 30 meter di atas permukaan laut. Jumlah penduduk di kecamatan
medan selayang adalah sebanyak 106.105 jiwa, penduduk terdiri dari 52.443 orang lakilaki dan 53.717 orang perempuan. Berdasarkan kelompok umur, distribusi penduduk
kecamatan medan selayang relatif lebih banyak penduduk usia produktif.

Letak

Kecamatan Medan Selayang berbatasan langsung dengan :
-

Sebelah utara

: kec. Medan Sunggal

-

Sebelah Selatan

: kec. Medan Selayang

-

Sebelah Barat

: kec. Medan Baru

-

Sebelah Timur

: kec. Medan Polonia

Sejak terbentuknya Perwakilan Kecamatan Medan Selayang dari tahun 1991
sampai sekarang, wilayah ini telah dipimpin oleh beberapa Camat. Daftar nama Camat
yang pernah memimpin di Kecamatan Medan Selayang sejak mulai terbentuk hingga
sekarang adalah :

Universitas Sumatera Utara

48

Tabel 4.1
Nama Camat Kecamatan Medan Selayang

NO

Nama Pejabat

Tahun Masa Jabatan

1

Zailani Zaitun OK

1991-1993

2

Drs. Farid Wajedi

1993-1998

3

Drs. Parluhutan Hasibuan

1998-2000

4

H. Sarifuddin, SH

2000- 2006

5

M. Reza Hanafi S. STP.M.AP

2006-2010

6

Drs. Halim

2010-2012

7

Zulfakhri Ahmadi S.Sos

2012-2015

8

Sutan Tolang Lubis S.STP, M.AP

2015-Sekarang

Sumber :http://medankota.bps.go.id
4.2.1 Jumlah Kepadatan Penduduk
Jumlah kepadatan penduduk per Km dirinci menurut kelurahan di Kecamatan
Medan Selayang dihuni oleh 106.150 orang penduduk dimana penduduk terbanyak
berada di kelurahan Tj. Sari yakni sebanyak 8.985 orang. Bila dilihat dari luas kelurahan,
kelurahan PB Selayang II memiliki luas yang terbesar yakni 7,0 km2 sedangkan kelurahan
Beringin memiliki luas terkecil yakni 0,79km2.

Bila dibandingkan antara jumlah

penduduk serta luas wilayahnya,maka kelurahan Beringin merupakan kelurahan terpadat
yaitu 11.373 jiwa tiap km2..Hal tersebut dapat kita lihat berdasarkan table 4.2 berikut

Universitas Sumatera Utara

49

Tabel 4.2
Luas Wilayah Dan Jumlah Penduduk Kecamatan Medan Selayang

NO

KELURAHAN

Luas Wilayah

Jumlah Penduduk

Kepadatan

(km2)

(orang)

Penduduk per Km2

1

Sempakata

5.10

11833

2320

2

Beringin

0.79

8985

11373

3

PB Selayang II

7.00

22557

3222

4

PB Selayang I

1.80

11073

6152

5

Tanjung Sari

5.10

34940

6850

6

Asam Kumbang

4.10

16762

4088

Jumlah 2015

23.79

106150

4474

Sumber :http://medankota.bps.go.id
4.2.2 Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Kelompok Umur
Jumlah Penduduk Kecamatan Medan Selayang pada tahun 2015 sebanyak
106.150 penduduk terdiri dari 52.433 orang laki-laki serta 53.717 orang perempuan.
Berdasarkan jenis kelamin penduduk kecamatan Medan Selayang lebih banyak di
dominasi oleh kaum hawa (Wanita).Terdapat warga negara Indonesia turunan cina yang
berdomisili dikecamatan ini, sebanyak 1.097 orang warga Indonesia keturunan cina
berdomisili di Kecamatan Medan Selayang, yakni 496 laki-laki dan 743 perempuan.
Kelurahan Asam Kumbang merupakan kawasan yang ramai dihuni oleh warga Indonesia
keturunan cina yakni sebanyak 836 orang.hal ini dapat kita lihat berdasar table 4.3 berikut
ini

Universitas Sumatera Utara

50

Tabel 4.3
Jenis Kelamin Penduduk Per Kelurahan Kecamatan Medan Selayang

No

Kelurahan

Jenis Kelamin
Laki-Laki

Perempuan

Jumlah

(orang)

(orang)

(orang)

1

Sempakata

5603

6230

11833

2

Beringin

4204

4783

8985

3

PB Selayang II

11246

11311

22557

4

PB Selayang I

5476

5597

11073

5

Tanjung Sari

17456

17484

34940

6

Asam Kumbang

8450

8312

16762

Sumber :http://medankota.bps.go.id
Berdasarkan kelompok umur, distribusi penduduk kecamatan Medan Selayang
relatif lebih banyak penduduk usia produktif hal tersebut dapat kita lihat berdasarkan
table 4.4 berikut ini :

Universitas Sumatera Utara

51

Tabel 4.4
Kelompok Umur Penduduk Kecamatan Medan Selayang

No

Kelompok Umur
(Tahun)

Jenis Kelamin
Laki-Laki

Perempuan

Jumlah

(orang)

(orang)

(orang)

1

0-4

4945

4757

9702

2

5-9

4824

4583

9407

3

10-14

4510

4293

8803

4

15-19

5093

5275

10368

5

20-24

5848

6186

12034

6

26-29

4728

4806

9534

7

30-34

4177

4341

8518

8

35-39

3872

4060

7983

9

40-44

3528

3647

7175

10

45-49

3035

3160

6195

11

50-54

2568

2721

5289

12

55-59

2102

2196

4271

13

60-64

1473

1510

2983

14

65-69

851

956

1807

15

70-74

517

594

956

16

75+

362

594

956

Jumlah

52433

53717

106150

Sumber :http://medankota.bps.go.id

Universitas Sumatera Utara

52

4.2.3 Komposisi Mata Pencaharian Penduduk
Berdasarkan hasil pendataan kelurahaan Tahun 2015 mata pencaharian penduduk
di Kecamatan Medan Selayang terbanyak adalah sebagai pegawai swasta yaitu sebanyak
14.460 orang.Sedangkan untuk mata pencaharian yang paling sedikit yakni adalah
sebagai Abri yang hanya sebanyak 885.untuk mata Pencaharian sebagai nelayan hal
tersebut tidak ada berhubung karena letak topografi kecamatan Medan Selayang yang
tidak di kelilingi ataupun dekat dengan laut.Hal tersebut dapat kita lihat berdasarkan table
4.5 berikut ini
Tabel 4.5
Penduduk Berdasarkan Jenis Mata Pencaharian

No

Jumlah

Kelurahan

2015

Jenis
Asam

Beringin

PB

PB

Selayang I

Selayang II

Sempakata

Tanjung

Pekerjaan
Kumbang

Sari

1

Pegawai Negeri

721

456

316

1670

994

3493

7650

2

Pegawai Swasta

1289

838

593

3443

1770

6527

14460

3

ABRI

575

17

25

91

45

132

885

4

Petani

35

35

210

110

417

1825

2632

5

Nelayan

0

0

0

0

0

0

0

6

Pedagang

315

787

514

447

1153

3096

6312

7

Pensiunan

180

241

379

478

684

1007

2969

8

Lainnya

725

2116

1741

6149

1607

11282

23620

Sumber :http://medankota.bps.go.id

Universitas Sumatera Utara

53

4.3 Profil Informan Penelitian
Penulis sudah diberi izin oleh semua informan dalam penelitian ini untuk
menceritakan latar belakang dan tidak keberatan untuk dicantumkan nama serta umur.
Adapun informan penelitian sebagai berikut :
1. Ibu Sumiyati , 44 tahun
Ibu Sumiyati adalah seorang wanita yang berusia 44 tahun yang tinggal dijalan
perjuangan. Ibu Sumi memiliki 5 orang anak dan mempunyai suami yang bekerja
sebagai

tukang becak. Pendidikan terakhir yang beliau dapat adalah Sekolah

Dasar (SD) beliau

tidak bisa melanjutkan pendidikannya dikarenakan ekonomi

keluarga yang memaksakan beliau harus berhenti bersekolah dan harus membantu
mencari tambahan keuangan keluarga. Pada saat penulis meminta izin untuk
menanyakan beberapa pertanyaan tentang latar belakang dirinya beliau sangat
bersemangat dan terkesan sangat ramah.
2. Ibu Rosmawati , 36 tahun
Ibu Rosmawati adalah seorang wanita yang berumur 36 tahun yang tinggal di jala
krakatau.

Ibu Ros memiliki 2 orang anak yang harus dinafkahinya sendiri

dikarenakan suaminya harus mendekam dipenjara sejak tahun lalu.

Pendidikan

terakhir yang beliau dapatkan adalah diploma, namun anak pertama dari Ibu Ros
mempunyai keinginan yang besar untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang
lebih tinggi yaitu kuliah sehingga Ibu Ros memiliki semangat yang lebih untuk
bekerja walaupun harus menempuh jarak yang jauh dengan menggunakan angkutan
umum. Menurut penulis saat pertama kali melihat ibu Ros beliau merupakan sosok
yang pantang menyerah dan mampu menghadapi kerasnya hidup yang dialaminya.
3. Ibu Nani , 55 tahun
Ibu Nani adalah seorang wanita paruhbaya yang berumur 55 tahun dan tinggal dijalan
Bunga Asoka. Suami beliau sudah tidak bekerja lagi selama belasan tahun karena
mengalami cacat fisik pada saat menjadi buruh kasar dulu. Beliau memiliki 2 orang

Universitas Sumatera Utara

54

cucuyang tinggal bersamanya dikarenakan anak perempuan sematawayang beliau
meninggaldunia saat melahirkan cucu kedua beliau dan menantu laki-lakinya
meninggalkan kedua anaknya begitu saja setelah kematian istrinya sehingga kedua
cucu Ibu Nani menjaditanggung jawabnya. Penulis sangat kagum dengan Ibu Nani
karena diusianya yang sudahterbilang tidak muda lagi beliau tetap sabar dan ikhlas
dalam menjalani hidupnya karenabeliau berkata “Rezeki sudah diatur oleh Allah dan
kita sebagai manusia harus tetapberusaha dan selalu mengingat Allah”
4. Ibu Santa , 50 tahun
Ibu Santa adalah seorang wanita yang berumur 50 tahun yang tinggal dijalan
Ayahandaberbeda dengan informan yang lain Ibu ini hanya tinggal sendiri semenjak
ibu danayahnya meninggal disaat umurnya 32 tahun.

Ibu Santa sendiri belum

memiliki suami dan juga anak. Ibu Santa merupakan sosok yang pendiam namun
memiliki ketrampilan dalam membuat masakan. Ibu Santa adalah lulusan sekolah
menengah kejuruan tataboga.Beliau mengaku sangat menyukai anak-anak kecil dan
dulunya bercita-cita sebagai guruTK.
5. Ibu Aisyah , 38 tahun
Ibu Aisyah adalah seorang wanita yang berumur 38 tahun yang berkediaman
didaerahsunggal. Beliau mempunyai suami yang bekerja sebagai wiraswasta dan
memiliki 2 oranganak. Pendidikan terakhir yang beliau raih adalah sarjana, beliau
menceritakan awalmulanya membuka usaha karena keterampilan dan hobi memasak
dari sejak kecil. Daricerita beliau tersebut penulis menyimpulkan bahwasanya bekerja
sambil menyalurkanhobi akan menjadi pekerjaan yang menarik dan menyenangkan.
6. Ibu Nia , 47 tahun
Ibu Nia adalah seorang wanita yang berumur 47 tahun yang tinggal dijalan
perjuangan. Beliau mempunyai suami yang bekerja sebagai Pegawai Negri dan
memiliki 2 orang anak.Pendidikan terakhir Ibu Nia adalah Diploma , beliau

Universitas Sumatera Utara

55

merupakan sosok yang baik danramah sehingga memudahkan penulis untuk
mendapatkan informasi yang diperlukansebagai data penilitian.
7. Ibu Wati
Ibu Wati adalah seorang wanita yang berumur 32 tahun yang tinggal dijalan setia budi.
Ibu yang mempunyai suami yang bekerja sebagai buruh kasar dan juga memiliki 1
orang anak.Pendidikan terakhir beliau adalah Sekolah Menengah Atas (SMA). Ibu
Nita ini mempunyai sifat yang pendiam dan sedikit ketus sehingga penulis cukup
kesulitanmendapatkan informasi yang lebih.
8. Ibu Anita
Ibu Anita adalah wanita yang berusia 29 tahun yang tinggal dijalan setia budi ,
Wanitayang akrab disapa bu Nita ini mempunyai 2 orang anak dan beliau bercerita
tinggalbersama ibu kandungnya dan juga adik-adiknya. Pendidikan Terakhir Ibu Nita
adalahSekolah Menengah Atas (SMA) beliau mengaku pernah bekerja dan di PHK.
Ibu Nitamerupakan pribadi yang mempunyai sifat keibuan dan lemah lembut dalam
bertutur kata.
9. Dira , 21 tahun
Dira adalah seorang anak perempuan yang berusia 21 tahun yang tinggal dijalan
merak. Dira merupakan anak pertama dari 3 bersaudara dia juga masih tinggal dengan
kedua orang tuanya.Pendidikan terakhir Dira adalah Sekolah Menengah Atas
(SMA)dikarenakan usaha keluarganya bangkrut ia harus menghentikan pendidikannya
padahal ia

mengaku ingin sekali merasakan pendidikan dibangku kuliah. Dira

merupakan pribadiyang mudah senyum dan periang sehingga penulis tidak sulit untuk
mendapatkaninformasi tentang latar belakang kehidupan Dira.
10. Putri , 26 tahun
Putri adalah seorang wanita yang berusia 26 tahun yang tinggal dijalan beo . Ia
tinggalbersama Ibu dan juga saudara laki-lakinya, ayah dari Putri sudah meninggal
dunia 7 tahunyang lalu.Pendidikan terakhir Putri adalah sarjana ekonomi.

Sama

Universitas Sumatera Utara

56

halnya dengan Dira ,Putri juga merupakan sosok yang ramah dang periang sehingga
memudahkan

penulisuntuk

mendapatkan

informasi

tentang

lantar

belakang

kehidupannya.
4.4 Hasil Wawancara
Peneliti akan menyajikan tentang hasil penelitian yang diperoleh melalui
wawancara dengan berpedoman format wawancara yang telah disusun sebelumnya dan
pengamatan sebagai metode penelitian utama untuk mendeskripsikan dan membahas data
yang diperoleh. Wawancara dilakukan dimulai dari tanggal 29Mei 2017 sampai dengan
19 Juni 2017, adapun hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut :
4.4.1 Motivasi Bekerja
Dari hasil pertanyaan pertama dengan para informan kunci penulis mendapat
pernyataan yang beragam diantaranya :
Menurut Ibu Sumiyati yang diwawancarai pada tanggal 29 Mei 2017
“ibu bekerja disini untuk menambah penghasilan suami yang bekerja sebagai
tukang becak, kalau ibu tidak bekerja hasil dari pendapatan suami ibu tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan hidup dijaman sekarang ini. apalagi 3 dari 5 anak ibu
masih bersekolah dan ibu tidak mau mereka berhenti sekolah seperti ibu dulu.”
Jawaban ibu Sumiyati senada dengan jawaban Ibu Nani, yang penulis wawancarai pada
hari yang sama, Menurut Ibu Nani motivasinya bekerja adalah :
“ibu bekerja karena suami ibu yang tidak bisa bekerja lagi, belasan tahun lalu
suami ibu mengalami kecelakaan kerja sewaktu masih bekerja dipabrik, karena
kecelakaan

tersebut suami ibu tidak dapat bekerja lagi. Jadi ibu harus

bekerja untuk bertahan hidup dan ibu harus menafkahi cucu-cucu ibu yang tinggal
bersama ibu dan suami karena ibu dari cucu-cucu ibu nani yang merupakan anak
semata wayang ibu nani meninggal dunia ketika melahirkan anaknya yang kedua.

Universitas Sumatera Utara

57

Jawaban yang tidak berbeda jauh juga disampaikan oleh informan yang bernama ibu
Rosmawati dan Ibu Anita yang diwawancarai pada tanggal 5 Juni dan 7 Juni 2017
menyatakan bahwa menurut Ibu Rosmawati :
“saya memilih bekerja demi anak-anak saya, karena suami saya masuk penjara
jadi sekarang ini saya menjadi tulang punggung keluarga, saya harus tetap
membiayai kedua anak saya yang masih bersekolah, tahun ini anak saya yang
pertama masuk kuliah dia merasa sangat senang karena bisa melanjutkan
pendidikannya ketingkat kuliah. Karena ayahnya dipenjara saya tidak ingin anakanak saya takut tidak bisa melanjutkan sekolahnya dan tidak bisa makan, maka
dari itu saya harus bekerja keras agar dapat bertahan hidup dan membiayai kedua
anak saya.”
Sama halnya dengan Ibu Anita yang menyatakan :
“anak sayalah yang menjadi motivasi saya untuk bekerja, karena suami sudah
tidak ada lagi jadi sayalah yang menjadi tulang punggung keluarga sekarang, saya
banting tulang demi anak saya agar dapat melanjutkan kuliahya terus. Dirumah
saya tinggal

ibu saya dan dua orang adik laki-laki saya, adik saya yang

pertama sudah bekerja dan yang kedua masih kuliah.
Menurut penulis, wanita yang termotivasi bekerja keras untuk mengnafkahi anak dan
menyekolahkan anak akan lebih giat dan lebih bersemangat dalam bekerja menurut
mereka pendidikan itu sangatlah penting bagi kehidupan anak-anak mereka kelak
dikarenakan mereka tidak ingin anaknya merasakan hidup yang kekurangan sehingga
harus berhenti bersekolah. Hasil dari informan selanjutnya hampir sama dengan jawaban
Ibu Sumiyati,yaitu Ibu Wati yang diwawancarai pada tanggal 1 Juni 2017 pernyataannya
sebagai berikut :
“saya bekerja untuk membantu menambah penghasilan suami, suami saya bekerja
sebagai tukang bangunan itupun dia bekerja kalau ada proyek saja, kalau tidak

Universitas Sumatera Utara

58

ada proyek ya diem aja dirumah maka dari itu kalo mengharapkan suami ya tidak
bisa untuk memenuhi kebutuhan dapur dan biaya sekolah anak”
Jawaban yang berbeda dilontarkan oleh Ibu Santa yang belum menikah dan memiliki
anak, beliau harus menafkahi dirinya sendiri dan hasil upah yang ia dapat sebagian
ditabung untuk hari tua atau keperluan lainnya, Berikut jawaban dari Ibu Santa yang
diwawancarai pada tanggal 12 Juni 2017:
“kalau ditanya motivasi saya bekerja yang pertama adalah pasti kebutuhan hidup,
karena saya hidup hanya sendiri belum punya suami dan anak. Alasana kedua
adalah karna hobi saya masak jadi sekalian buka rumah makan kecil-kecilan,
lumayan dari sini saya dapat bertahan hidup tanpa menyusahkan orang lain.
Jawaban dari informan Putri sangat berbeda dari jawaban informan sebelumnya,Putri
yang diwawancarai pada tanggal 15 Juni 2017 menyatakan :
“alhamdulillah saya lulusan sarjana ekonomi, saya bekerja karena ingin
mengimplementasikan ilmu-ilmu yang saya dapatkan selama dibangku kuliah dulu,
sayang rasanya apabila ilmu yang saya pelajari dulu tidak dimanfaatkan.
Jawaban dari informan selanjutnya hampir sama dengan jawaban Ibu Santa, yaitu Ibu
Aisyah yang dijumpai dan diwawancarai pada tanggal 19 Juni 2017 menyatakan
bahwasanya hobi yang dimiliki jika ditekunin dengan baik akan mendapatkan hasil yang
baik pula, berikut jawaban wawancara oleh Ibu Aisyah :
“Motivasi saya bekerja disini karena hobi saya yang dari smp itu memang suka
nyoba buat makanan sendiri. Sekalian juga untuk nambah penghasilan suami.
Jawaban dari dua informan terakhir ini sangatlah berbeda dengan informan lainnya
seperti yang pertama, Menurut Ibu Nia yang diwawancarai tanggal 28 Mei 2017. Ia
mengaku karena adanya dorongan dari lingkungan keluar berikut hasil wawancara dari
Ibu Nia :
“motivasi saya buka usaha ini karena lingkungan keluarga, ayah saya dari dulu
sudah menerapkan kepada anak-anaknya dari dulu untuk bekerja, lakukan kerja

Universitas Sumatera Utara

59

apa saja yang penting halal walaupun buka usaha atau sekedar bisnis kuliner.
Setelah tamat kuliah saya buka usaha ini dan setelah itu menikah alhamdulillah
suami terus menerus support untuk mengembangkan bisnis yang saya bangun
sendiri dari dulu.”
Lalu jawaban kedua dari informan terakhir adalah,

Dira yang diwawancarai pada

tanggal 17 Juni 2017 bercerita bahwa tuntutan ekonomilah yang membuatnya bekerja dan
berniat membantu keuangan keluarganya Berikut jawaban dari informan Dira 21 tahun :
“saya awalnya tidak mau kerja karena umur saya masih segini, pengennya kaya
anak-anak yang lain yang tidak harus bekerja. Tapi berhubung tidak ada biaya
untuk melanjutkan kuliah jadi terpaksa harus bekerja soalnya ibu aku hanya
seorang pembantu rumah tangga sedangkan ayah bekerja sebagai montir
dibengkel jadi upah orangtuaku tidak cukup untuk membiayai kuliah dikarenakan
lagi keluarga kami baru mengalami kebangkrutan bisnis.
4.4.2 Penggunaan Upah dan Pemanfaatannya
Dari hasil pertanyaan kedua dengan para informan sebagian besar jawabannya
rata-rata memliki kesamaan seperti halnya upah yang diperoleh untuk kebutuhan biaya
hidup dan beberapa informan lainnya upah/pendapatan yang didapat selama bekerja
untuk keleluasaan finansial .Berikut adalah hasil wawancara kepada informan yang
upahnya digunakan untuk biaya hidup sehari-hari seperti Ibu Nani, Ibu Rosmawati, Ibu
Sumiyati, Ibu wati dan juga Ibu Anita.
Hasil jawaban para informan sebagai berikut :
Menurut Ibu Nani :
“..... udah pasti upahnya digunakan untuk bayar listrik, air dan biaya hidup kami
semuanya. Cucu ibu sudah sekolah sekarang dua-duanya SD kan butuh biaya
banyak lagi sampai mereka pada tamat. Alhamdulillah upah yang saya dapatkan
cukup, kalau segala sesuatu yang kita dapat itu disyukurin danikhlas pasti
semuanya bakal cukup dan hidup kita juga insyaallah tidak akan kekurangan,

Universitas Sumatera Utara

60

segala sesuatu itu Allah yang ngatur ibu percaya rezeki cucu-cucu ibu itu sudah
diatur sama gusti Allah.”
Menurut Ibu Ros :
“......biasanya upahnya itu untuk keperluan rumah tangga dan sisanya saya simpan
untuk biaya sekolah anak-anak saya, ya walaupun ada juga yang bantu
keuangan kami dari saudara-saudara saya yang lain. Upah yang didapat ya
dicukup-cukupin lah itu gimana kitanya ngatur keuangan aja.”
Menurut Ibu Sumiyati :
“.....uang hasil kerja biasanya untuk nambah-nambah keperluan kebutuhan rumah
dan untuk biaya sekolah anak-anak ibu.”
Menurut Ibu Wati :
“.....upahnya saya gunakan untuk kebutuhan rumah sisanya untuk bayar uang
sekolah anak. Kalau ditanya cukup apa enggak ya tidak cukup kalau Cuma saya
saja yang bekerja kan sekarang semua-semuanya serba mahal.”
Jawaban informan diatas sama halnya dengan jawaban Ibu anita :
“.....upah yang saya dapatkan itu untuk keperluan anak, ibu dan biaya kuliah adik
saya juga, ya walaupun kami saling bantu untuk membayar keperluan rumah. Saya
rasa cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari walaupun rejeki sudah
ada yang ngatur.”
Menurut informan lain seperti Ibu Santa,Ibu Aisyah, Ibu Nia, Putri maupun dira
mempunyai jawaban yang serupa yaitu penghasilan ataupun upah yang didapat biasanya
juga digunakan untuk keperluan individu, ataupun untuk keleluasaan finansial dan
menjadikan modal penjualan berikutnya. Berikut hasil jawaban dari para informan :
Ibu Santa menyatakan bahwa :
“.....kalau untuk penghasilan biasanya digunakan untuk bayar listrik, air dan
modal tambahan untuk usaha saya, sebagian saya tabung untuk biaya hidup

Universitas Sumatera Utara

61

kedepannya lagian saya cuma hidup sendiri jadi tidak terlalu banyak keperluannya
dan kalau ada

lebihnya lagi paling dipakai untuk belanja.”

Serupa dengan jawaban Ibu Aisyah :
“.....uang hasil kerja ini ya dipakai buat belanja-belanja kebutuhan pribadi aja sih
sekalian untuk tabungan hari tua karena prinsip hidup saya walaupun sudah
punya suami bukan berarti jadi malas-malasan dirumah tinggal nunggu gaji suami
tiap bulan karena tiap istri juga harus punya tabungan pribadi tanpa harus
mengganggu bulanan dari suami.Pendapatan perbulan ya lumayanla untuk
kebutuhan sendiri.
Informan Dira dan Putri yang tergolong masih remaja inipun mengaku mempunyai
jawaban yang serupa yaitu hasil upah yang didapat untuk bekal uang saku.
Berikut jawaban dari Putri :
“.....hasil dari kerja saya sebagian saya kasih kepada ibu, sisanya untuk uang
jajan saya. Alhamdulillah saya puas dengan hasil yang saya dapatkan karena bisa
memberikan ibu saya dan biaya hidup saya sendiri.”
Jawaban Dira juga menyatakan bahwa :
“.....upah perbulan yang aku dapat biasanya aku tabung untuk uang kuliah tapi
terkadang suka terpakai untuk kebutuhan aku sendiri, kalo ditanya cukup atau
enggak rasanya masih kurang cukup karna terkadang ada yang pingin aku beli
tapi belum bisa terbeli karena masih banyak kebutuhan yang lain.”
Jawaban informan ini Ibu Nia tidak jauh berbeda dengan jawaban Ibu Santa
Menurut hasil jawaban Ibu Nia :
“.....uangnya biasa saya jadikan modal tambahan lagi selebihnya saya
tabung.Insya Allah sampai saat ini rezeki yang saya dapat itu cukup
alhamdulillah.”

Universitas Sumatera Utara

62

4.4.3 Bekerja Di Usaha Kecil Menengah Kuliner
Para informan yang saya teliti memiliki alasan yang beragam dalam menjawab
pertanyaan ini adapaun hasil jawaban tersebut diantaranya ada yang mengaku bekerja di
UKM kuliner berdasarkan hobi memasak dan mempunyai ketrampilan khusus. Memasak
merupakan hal yang lazim yang dilakukan para wanita khusunya para Ibu Rumah tangga .
Berikut adalah hasil jawaban dari informan :
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, alangkah sangat baiknya ilmu
yang sudah kita dapatkan bisa bermanfaat bagi diri sendiri maupu orang lain, hal ini
membuat para informan termotivasi karena adanya pendidikan yang tinggi serta UKM
dibidang kuliner ini menjadi sasaran para kaum wanita untuk bersaing dengan membuka
usaha makanan dan dengan rasa atau ke-khasan yang berbeda tanpa harus bersaing
dengan UKM dibidang lain.
Informan Putri dan Ibu Nia memiliki alasan yang sama yaitu untuk mencari pengalaman
dan juga membuka lowongan pekerjaan .Berikut hasil jawaban dari informan Putri :
“.....alasannya karena awalnya ingin mencari pengalaman bekerja dan mencoba
membuka lowongan pekerjaan untuk orang lain dan diri saya sendiri, dengan
modal

awal dibkasih oleh ibu. Karena cita-cita saya dari dulu ingin punya

usaha sendiri, sekalian nmengisi waktu kosong dan mempelajari ilmu yang lebih
dalam dibisnis kuliner ini.”
Ibu Nia mengaku bahwa :
“.....alasannya bekerja dibidang ukm kuliner ini, karena ingin membuka lowongan
pekerjaan untuk saya sendiri dan orang lain, sekalian mengisi kekosongan waktu saya
sebagi ibu rumah tangga.”
Ibu Rosmawati menyatakan alasan beliau memilih bekerja di UKM karena :
“.....kebetulan yang punya tempat ini kakak saya jadi sekalian bantu-bantu
keluarga, saya juga ikut masarin usaha ini ke teman-teman saya yang dekat
rumah.”

Universitas Sumatera Utara

63

Ibu Wati menjawab :
“.....milih kerja disini karena dekat dari rumah, jadi tidak perlu keluar ongkos
transportasi.”
Menurut hasil hasil jawaban Ibu Ros dan juga Ibu Wati yang mengaku bahwa jarak
tempuh dari tempat kerja dan rumah itu sangat berpengaruh bagi mereka, Ibu Ros tinggal
lumayan jauh dari tempatnya bekerja sedangkan Ibu Wati memilih bekerja karena jarak
tempuh antara rumah dan tempat kerjaan sangat dekat.
Jawab dari Ibu Santa dan Ibu Aisyah adalah sebagai berikut :
“.....milih buka usaha ya karena hobi saya masak, dari pada harus jadi orang
kantoran sekalian ngejalanin hobi terus dapat uang hehe.”
Sama halnya dengan jawaban Ibu Aisyah :
“.....pengennya sih jadi wanita karir kerja kantoran karenakan saya juga sarjana
pengen punya pekerjaan yang lebih baik, tapi karena aturan dikeluarga saya
khususnya suami saya melarang saya untuk bekerja dikantor jadi akhirnya
dibukainla warung kecil ini, supaya hobi saya tetap dilakuin dan ada hasilnya.”
Menurut hasil kedua jawaban diatas dapat disimpulkan bahwa memiliki hobi dibidang
kuliner sangat menguntungkan bagi semua orang.Dengan hobi memasak kita bisa terus
berkreasi dengan macam-macam masakan yang baru.Hasil dari jawaban informan
selanjutnya menyatakan bahwa tingginya biaya hidup dijaman sekarang ini membuat para
tenaga kerja harus bertahan hidup dengan bekerja keras demi kelangsungan
hidup.Menurut Ibu Nani :
“..... milih buka usaha bakso itu awalnya karena bapak tidak bekerja lagi, jadi ibu
mencoba membuka usaha kecil-kecilan dari yang mejanya Cuma dua sekarang
sudah lumayan banyak, Cuma warung bakso inilah sumber mata pencaharian
kami.”

Universitas Sumatera Utara

64

Sedangkan Ibu Sumiyati menjawab :
“.....ibu bekerja disini karena hanya ini pekerjaan yang bisa ibu kerjakan,
meningat tamatan sekolah ibu yang hanya tamatan SD.”
Faktor jam kerja yang singkat dan tidak terikat menjadi salah satu alasan informan
selanjutnya, informan Dira menyatakan :
“.....saya memilih bekerja disini karena jam kerjanya yang tidak terlalu lama,
disini jam kerjanya dimulai dari jam 10.00 Wib sampai dengan jam 16.30 Wib.
Sedangkan Ibu Anita bekerja diukm ini karena upah yang lumayan dan kerjanya yang
tidak begitu berat, seperti yang disampaikan Ibu Anita sebagai berikut :
“.....kenapa milih kerja disini? Ya karena kerjanya santai, upah yang lumayan
besar.Dulu saya pernah kerja diperusahaan tapi di PHK secara tibatiba.Mengingat tamatan saya yang hanya lulusan SMA kayanya dijaman sekarang
ini susah untuk nerima yang ijazah terakhirnya SMA, tapi kalau seandainya
kedepan ada kerjaan yang lebih baik lagi dan upahnya lebih besar pasti akan saya
pilih kok.”
4.4.4 Cara Membagi Waktu
Dari hasil jawaban yang didapat dari para informan sebagian mengaku tidak ada
masalah dengan pekerjaan dan urusan rumah tangga, namun adapun hasil jawaban para
informan tersebut dikarenakan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga yang harus
mengurus rumah dibantu oleh pihak-pihak lain, seperti halnya informan Ibu Anita, Ibu
Aisyah dan Ibu rosmawati. Seperti jawaban dari Ibu Anita :
“.....untuk urusan rumah semua diambil alih oleh ibu saya, beliau yang mengurus
segala urusan rumah.”
Jawaban yang sama dengan Ibu Aisyah :
“.....kewajiban saya sebagai ibu rumah tangga ya tetap saya jalani seperti
biasa dan saya juga pakai PRT (Pembantu Rumah Tangga) jadi tidak
kerepotan.”

Universitas Sumatera Utara

65

Sedangkan Ibu Rosmawati mengaku dibantu oleh anaknya seperti yang disampaikannya :
“.....kesulitan bagi waktu sih engga ya alhamdulillah anak pertama saya udah
besar yaa udah mandiri jadi dia juga yang bantuin ngurusin adeknya kalau saya
lagi kerja jadi saya terbantu oleh si kakak.”
Lalu Ibu Nia dan Ibu Nani juga mengaku mempunyai keuntungan yang banyak
dikarenakan usaha tempat mereka bekerja adalah usaha mereka sendiri dan terletak
dihalaman depan rumahnya, sehingga tidak sulit bagi mereka menjadi pekerja wanita.
Seperti jawaban dari Ibu Nia sebagai berikut :
“.....berhubung usahanya milik saya sendiri saya tidak merasa kesulitan untuk
membagi waktunya, kan jam kerja tidak terikat kecuali kalau lagio banyak
pesanan aja, jadi keperluan rumah dinomor duakan.”
Ibu Nani juga mengatakan hal yang sama seperti Ibu Nia, berikut jawaban Ibu Nani :
“.....untuk membagi waktu alhamdulillah tidak sulit kartena dibelakang warung ini
sudah rumah ibu jadi kalau sepi pembeli ibu bisa sambil beres-beres rumah
heheheh.”
Namun kedua informan berikutnya mengaku karena jam kerja yang tidak terlalu lama
mereka dapat membagi waktu, berikut hasil wawancara dengan Ibu Wati :
“.....jam kerjanya tidak terikat jadi saya bisa bersih-bersih rumah sebelum pergi,
pulangnya sore jadi bisa istirahat dan malamnya bisa masak lagi.”
Ibu Sumiyati juga merasa terbantu dengan jam kerja yang bisa dikatakan lumayan singkat
berikut jawabannya :
“.....untuk membagi waktu tidak sulit karenadipekrjaan ini jam kerjanya tidak
terlalu lama, hanya dari jam 10.00 Wib pagi sampai jam 16.00 Wib sore, kecuali
kalau lagi banyak orderan kue baru ibu kewalahan dan agak lama pulang, jadi
sebelum berangkat ketempat kerja biasanya membereskan rumah dulu dan maak
untuk makan siang anak dan suami dulu.”

Universitas Sumatera Utara

66

4.4.5 Kendala Selama Bekerja
Para informan mengaku memliki beberapa kendala yang dialami selama bekerja,
ada yang mengaku merasa karena harus bekerja setiap hari mereka tidak bisa sepenuhnya
mengontrol anak-anak mereka seperti halnya Ibu Sumiyati yang dapat dilihat dari
jawabannya sebagai berikut :
“.....kendala yang biasanya saya rasakan yaitu paling tidak bisa sepenuhnya
mengontrol anak-anak saya.”
Sedangkan Ibu Anita mengaku terpaksa harus melakukan hal ini setiap hari, berikut
pernyataannya :
“.....saya ketempat kerja selalu membawa anak saya yang paling kecil, kadang
suka kasihan sama dia yang kecapean kalau udah ikut saya seharian kerja.
Ibu Rosmawati kendala mempunyai kendala jarak tempuh yang lumayan jauh hanya
untuk bekerja, sehingga ia sering kelelahan seperti yang dikatakannya sebagai berikut :
“.....kendala yang saya alami adalah jauhnya jarak tempuh antara rumah dan
tempat kerja saya sehingga setelah sampai dirumah saya suka kelelahan
diakibatkan karena

saya naik angkutan umum.”

Sedangkan informan selanjutnya memliki kendala diukm masing-masing, seperti halnya
dengan Ibu Santa dan putri.

Menurut hasil wawancara dengan ibu Santa beliau

menyatakan bahwa :
“.....selama bekerja yang menjadi kendalanya karena yang namanya masakan
rumahan kadang ada beberapa menu yang tidak bisa bertahan lama atau basi, jadi
harus dibuang begitu saja.”
Sedangkan Putri mengaku memiliki kendala pada saat awal merintis bisnis yang ia tekuni.
Berikut hasil jawabannya :
“.....kendala yang saya alami waktu pertama kali mulai usaha, saya kesulitan
dibagian pemasaran untuk bisnis saya, karena saya masih pemula dalam berbisnis
saya masih meraba dan mulai dari nol.”

Universitas Sumatera Utara

67

Jika ditinjau dari faktor umur penulis menyimpulkan bahwa wanita yang bekerja dalam
usia 55 tahun keatas akan cepat merasa lelah seperti halnya dengan Ibu Nani dalam
jawabannya sebagai berikut :
“.....kendala ibu selama bekerja khususnya sekarang yang ibu rasakan karena
faktor umur yang membuat ibu gampang kelelahan dan sering sakit pinggang, jadi
gakuat kalo apa-apa semua diurus sendiri."
Berbanding terbalik dengan jawaban Ibu Nani, Dira yang masihdalam usia remaja
berumur 21 tahun yang masih ingin merasakan masa remajanya dengan bermain ia
mengaku memiliki kendala bukan dipekerjaan, melainkan seperti jawabannya sebagai
berikut :
“.....suka iri sama teman-teman aku yang sebaya, karena tidak perlu bekerja untuk
membayar uang kuliah.”
Menurut hasil wawancara dengan Ibu Nia emngaku bahwa :
“.....kendala yang saya alami biasanya sih kadang kesel sama karyawan-karyawan
yang masi muda, karena kebanyakan bercandaan sewaktu kerja.”
Sedangkan Ibu Wati tidak memliki kendala dalam pekerjaan, namun memliki kendala
dimasalah keluarga berikut hasil wawancara dengan ibu wati :
“.....kalau kendala dikerjaan gaada hehe, tapi suka kesel kalo uda dirumah liat
suami yang malas-malasan.”
Sedangkan informan terakhir mengaku tidak memiliki kendala karena ia menjalani
pekerjaannya didasari dengan hobi, berikut jawaban Ibu Aisyah :
“.....kalau kendala Insya Allah gaada, karena saya ngelakuin pekerjaan saya ini
didasari hobi walaupun ada hambatan tetapi saya tidak menganggapnya sebagai
kendala.”

Universitas Sumatera Utara

68

4.5 PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber atau informan, maka peneliti
dapat menganalisis tentang profil dan motivasi tenaga kerja wanita yang memilih bekerja
di sektor Usaha Kecil Menengah di Kecamatan Medan Selayang dibidang kuliner yang di
dasar kan pada alasan yang hampir sama seperti menambah pendapatan ekonomi serta
mengisi

waktu

luang

atau

dalam

istilah”SAMBIL

MENYELAM

MINUM

AIR”menyalurkan hobi namun juga menambah penghasilan ekonomi .Maka dapat di
kemukakan profil dan motivasi setiap wanita yang bekerja di ukm adalah:
4.5.1 Profil
Berikut ini berbagai profil/pandangan mengenai tenaga kerja wanita yang berada
di kecamatan Medan Selayang.
4.5.1.1 Profil Menurut Umur
Dari hasil penilitian dengan para informan, rata-rata umur tenaga kerja wanita
yang bekerja di sektor UKM berkisar dari umur 21 tahun- 55 tahun, jika dikelompokkan
menurut umur, wanita yang berumur 29 tahun keatas lebih memilih bekerja di sektor ukm
dikarenakan mereka dapat dengan

mudah membagi waktu antara pekerjaan rumah

dengan bekerja diluar rumah. Sedangkan informan yang berumur 29 tahun kebawah
mereka mengaku bekerja di sektor ukm karena ingin menambah pengalaman selama
bekerja selagi menunggu atau mencari pekerjaan yang lebih baik dengan upah yang
banyak dan jenjang karir yang menjanjikan.
4.5.1.2 Profil Menurut Status Pernikahan
Dari semua hasil wawancara peneliti dengan para informan, sebagian informan
sudah memiliki suami dan anak, walaupun sudah memliki keluarga dan berperan penting
sebagai ibu rumah tangga yang berkewajiban penuh atas mengurus rumah dan anak
namun mereka diberikan izin oleh suami untuk bekerja.Atas dorongan dan izin suami
tersebut mereka melakukan pekerjaan dengan perasaan yang tenang, dan adapun
informan yang bercerita bahwasanya dengan bekerja sering kali mereka merasa bersalah

Universitas Sumatera Utara

69

karena sepanjang hari meninggalkan rumah dan tidak sepenuhnya mengontrol anak-anak
mereka dan setelah dirumah mereka merasa tertekan karena tuntunan anak-anak dan
suami.Sedangkan bagi informan yang belum menikah mereka merasa senang dan leluasa
dalam bekerja karena mereka belum memiliki tanggungan, selain itu ada juga informan
yang sudah tidak memiliki suami dan menjadi tulang punggung keluarga.
4.5.1.3 Profil Menurut Pendidikan
Berdasarkan hasil analisis dari para informan penelitian menunjukkan bahwa
status pendidikan mereka berbeda-beda dimulai dari tamatan SD sampai dengan tamatan
Sarjana. Jika dilihat dari segi pendidikan tenaga kerja wanita yang memilih bekerja di
usaha kecil menengah khususnya dibidang kuliner mempunyai status pendidikan yang
relatif rendah karena keterbatasan pengetahuan dan bermondalkan ketrampilan memasak
atau hobi saja yang membuatnya bekerja di sektor ukm dibidang tersebut, sementara para
informan yang mengaku mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi mereka memilih
bekerja di sektor usaha kecil menengah tersebut karena ingin mengimplementasikan ilmu
yang selama ini dienyamnya di pendidikan dan mengaku ingin membuka lowongan
pekerjaan agar bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain.
4.5.2 Motivasi
Berbagai hal yang menjadi motivasi/dorongan sehingga para wanita bekerja
berdasarkan hal-hal di bawah ini.
4.5.2.1 Motivasi Karena Kebutuhan Ekonomi Keluarga
Semakin meningkatnya kebutuhan hidup dan menjadi tren dikota besar biaya
hidup yang begitu tinggi ditambah lagi pendapatan suami yang tidak mencukupi untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dengan berbagai sebab seperti menurunnya upah
suami, suami sakit , suami terkena PHK, suami meninggalkan istri karena meninggal atau
menikah lagi. Hal ini yang menjadikan motivasi utama para tenaga kerja wanita untuk
bekerja, kejadian

ini banyak juga dirasakan oleh para informan penulis sehingga

menuntut mereka untuk lebih giat bekerja agar mendapat upah yang lebih guna untuk

Universitas Sumatera Utara

70

mendapatkan kehidupan yang lebih baik lagi. Ada beberapa informan yang mengaku
bagaimana jika mereka tidak bekerja jika penghasilan suami tidak bisa mencukupi untuk
keperluan rumah tangga serta jumlah tanggungan anak yang banyak, belum lagi biaya
anak untuk pendidikan yang harus mereka bayar setiap bulannya. Ada sedikit perbedaan
mengenai alokasi pendapatan pekerja wanita menurut status perkawinan. Pekerja wanita
yang sudah berkeluarga akan menyumbangkan seluruh pendapatannya untuk menambah
atau memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Sementara bagi wanita pekerja yang belum
menikah lebih bebas dalam mengalokasikan pendapatan mereka. Sebagian pendapatan
mereka untuk membantu orang tua dan sebagian lagi untuk keperluan sendiri misalnya
membeli baju, perhiasan, dan kesenangan yang lain.
4.5.2.2 Motivasi Karena Tingkat Pendidikan
Faktor pendidikan yang berbeda-beda menjadikan salah satu alasan motivasi
informan dalam bekerja, seperti halnya informan yang memiliki tingkat pendidikan yang
rendah mengaku bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup berbeda pula dengan
informan

yang

memiliki

pendidikan

yang

tinggi

mereka

bekerja

untuk

mengimplementasikan ilmu yang telah didapat selama mengeyam pendidikan serta
menambah wawasan dan pengalan bekerja khususnya di sektor usaha kecil menengah.
Selain bermanfaat bagi diri mereka sendiri hal ini juga bermanfaat bagi orang lain yang
membutuhkan pekerjaan.
4.5.2.3 Motivasi Karena Adanya Waktu Luang
Menurut hasil wawancara kepada para informan, mereka mengaku bekerja karena
memiliki banyak waktu luang dan jam kerja yang tidak terikatlah yang menjadikan salah
satu motivasi mereka bekerja, dengan jam kerja yang rata-rata dimulai dari jam 10.00
WIB sampai dengan jam 16.00 WIB dengan rentang waktu selama 6 jam para informan
melakukan pekerjaan diluar rumah dengan berjualan atau membuat makanan, sehingga
dipagi hari mereka bisa mengerjakan tugas mereka sebagai ibu rumah tangga dulu seperti
menyiapkan sarapan, membereskan rumah serta menyiapkan makan siang untuk suami

Universitas Sumatera Utara

71

ataupun anak mereka dan setelah pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga selesai mereka
juga harus berbelanja untuk kebuthan rumah tangga ataupun kebutuhan untuk
dagangannya. Setelah selesai dari pekerjaan diluar rumah para informan kembali menjadi
ibu rumah tangga yang menggunakan waktu untuk bersantai kembali bersama
keluarganya ataupun menggunakan waktunya untuk beristirahat. Dengan mempunyai
waktu luang yang banyak para informan juga mengaku adanya identitas sosial yang
diperoleh melalui komunitas kerja, dengan bergaul atau sekedar berbincang-bincang
dengan rekan kerja yang lain mereka tidak merasakan bosan ataupun menjadi stress
karena harus selalu terus-terusan mengurus rumah tangga dan anak.
4.5.2.4 Motivasi Karena Hobi Dan Ketrampilan
Pada umunya kodrat wanita adalah sebagai ibu rumah tangga yang selalu
berurusan dengan dapur dan memiliki ketrampilan memasak, para informan mengaku
memasak merupakan hobi yang mendorong mereka untuk bekerja dan menjadikan
hobinya sebagai bisnis yang bisa me