Aktivitas Anak yang Mengalami Obesitas di SD Swasta Medan

6

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Obesitas
2.1.1. Definisi
Obesitas didefenisikan sebagai suatu penambahan berat badan akibat
akumulasi berlebihan lemak tubuh relatif terhadap massa tubuh tanpa lemak
(Wong, 2008). Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang meningkat
di seluruh dunia. Obesitas bukan hanya menjadi permasalahan pada orang dewasa
saja akan tetapi sudah menjadi permasalahan bagi kalangan anak - anak
khususnya anak sekolah. Obesitas menjadi permasalahan yang umum yang di
alami anak pada masa sekarang ini. Obesitas bisa diartikan sebagai suatu kelainan
yang di tandai dengan penimbunan lemak tubuh secara berlebihan. Menurut
Menteri Kesehatan, Endang Rahayu Sedyanisih, dampak gizi lebih tidak hanya
mengganggu estetika penampilan saja akan tetapi menjadi predisposisi atau
pemicu faktor resiko berbagai penyakit tidak menular baik degeneratif maupun
kardiovaskular (Nirwana, 2012).
Dari pengertian diatas disimpulkan bahwa obesitas merupakan penimbunan
lemak dibawah jaringan kulit akibat pemasukan dan pengeluaran energi yang
tidak seimbang.

2.1.2 Etiologi Obesitas
Menurut hukum termodinamika, obesitas terjadi akibat masukan dan
pengeluaran energi yang tidak seimbang sehingga menyebabkan penimbunan
dalam jaringan lemak dan disimpan sebagai cadangan energi tubuh.

6

Universitas Sumatera Utara

7

Asupan energi tinggi disebabkan oleh konsumsi makanan yang berlebihan,
sedangkan keluaran energi rendah disebabkan oleh rendahnya metabolisme tubuh,
aktifitas fisik, dan efek termogenesis makanan.
Menurut (Nirwana, 2012) Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak
mengalami obesitas, antara lain adalah :
1. Faktor genetik
Faktor genetik adalah faktor keturunan dari orang tua, jadi ini adalah salah
satu faktor yang sulit dihindari. Apabila ibu dan bapak dari anak tersebut
mengalami obesitas maka anak juga akan beresiko mengalami obesitas.

2. Makanan cepat saji dan makanan ringan dalam kemasan
Anak - anak sebagian besar menyukai makanan cepat saji atau fast food
bahkan banyak anak - anak yang akan makan dengan lahap dan menambah porsi
bila makan makanan cepat saji. Padahal makanan seperti ini biasanya banyak
mengandung lemak dan gula yang tinggi yang menyebabkan cepatnya terjadinya
obesitas. Orang tua yang sibuk sering menggunakan makanan cepat saji dan
praktis ini dihidangkan untuk diberikan pada anak - anak, walaupun sebenarnya
bisanya kandungan gizinya yang kurang baik untuk anak. Makanan cepat saji ini
memang mempunyai rasa yang enak tetapi kandungan gizinya buruk apalagi
untuk pertumbuhan dan perkembangan untuk anak sekolah. Itu sebabnya makanan
cepat saji ini disebut dengan junk food (makanan sampah). Jadi sangat perlu
diperhatikan makan yang dikonsumsi oleh anak.

Universitas Sumatera Utara

8

3. Minuman ringan
Minuman ringan ini samahalnya dengan makan cepat saji, karna terbukti
mempunyai kandungan gula yang sangat tinggi sehinggan berat badan akan cepat

bertambah apabila mengkonsumsi minuman ini. Minuman ringan (soft drink)
biasanya mempunyai rasa yang nikmat dan menyegarkan sehingga anak –anak
sangat menggemari mengkonsumsi minumam ini.
4. Kurangnya aktivitas fisik
Masa anak-anak diidentik dengan masa bermain. Dulu permainan anak
umumnya adalah permainan fisik yang mengharuskan untuk bergerak, seperti
mengharuskan anak untuk berlari, melompat atau gerakan – gerakan fisik lainnya.
Tetapi hal itu telah tergantikan dengan game online, elektronik, komputer,
internet, atau televisi yang cukup dilakukan dengan hanya duduk di depannya
tanpa harus bergerak, ini adalah salah satu penyebab anak kurang melakuan
aktivitas yang menggerakkan badan, sehingga pengeluaran energi semakin
berkurang yang menyebabkan penimbunan lemak dan akan menjadi obesitas.
5.

Faktor psikologis

Beberapa anak makan berlebihan untuk melupakan masalah, melawan
kebosanan, atau meredam emosi, seperti stres. Masalah - masalah inilah yang
menyebabkan terjadinya ovare wight dan lama kelamaan apabila berlanjut akan
menjdi obesitas. Faktor ini tidak hanya menyerang anak-anak tetapi orang tua juga

cenderung mengalami kebiasaan seperti ini.

Universitas Sumatera Utara

9

6. Faktor keluarga
Jika orang tua selalu membelikan makanan ringan, seperti biskuit, chips,
dan makanan tinggi kalori yang lainnya, hal ini juga berkontribusi pada
peningkatan berat badan anak, jika orang tua dapat mengontrol akses anak ke
makanan yang tinggi kalori, mereka dapat membantu anaknya untuk menurunkan
berat badan.
7. Faktor sosial ekonomi
Anak yang berasal dari latar belakang kurang berpendapatan rendah
mempunyai resiko lebih besar untuk mengalami obesitas. Karena mereka tidak
pernah memperhatikan apakah makanan mereka sehat atau tidak, yang terpenting
bagi keluarga yang kurang mampu mereka bisa makan.
8. Gangguan Hormonal
Walaupun sangat jarang adakalanya kegemukan disebabkan oleh tidak
adanya keseimbangan antara hormon, sepert hormon insulin dapat menyebabkan

kegemukan. Homon insulin selain mengatur kadar gula darah dalam tubuh juga
mempunyai peranan dalam penyalurkan energi ke dalam sel – sel tubuh.
Seseorang yang mengalami peningkatan hormonal insulin akan meningkat pula
timbnan lemak di dalam tubuhnya.
2.1.3 Phatopisiologi terjadinya obesitas
Obesitas terjadi akibat bertambahnya asupan energi, berkurangnya
pengeluaran energi, atau kombinasi keduanya. Jika kondisi ini berlanjut,
kelebihan energi akan disimpan dalam bentuk trigliserida di jaringan adipose
(Sherwood, 2007). Hal ini akan mengakibatkan status keseimbangan energi

Universitas Sumatera Utara

10

positif. Secara teoritis, keseimbangan energi dalam tubuh dipertahankan dengan
cara mengatur jumlah makanan yang masuk, aktivitas fisik, atau kerja internal dan
produksi panas. Tingkat aktivitas fisik secara prinsip berada dibawah kontrol
kesadaran, dan mekanisme yang mengubah tingkat kerja internal dan produksi
panas terutama ditujukan untuk mengatur suhu tubuh dan bukan mengatur
keseimbangan energi total. Kontrol asupan makanan agar menyamai pengeluaran

energi adalah cara utama untuk mempertahankan keseimbangan energi netral.
Regulasi

asupan

makanan

adalah

fakor

terpenting

dalam

memelihara

keseimbangan energy dan berat tubuh jangka panjang (Sherwood, 2007).
2.1.4 Klasifikasi Obesitas
Menurut WHO (2000) mengakatakan IMT tidak mempengaruhi jenis

kelamin dan usia. Berat badan dan obesitas dapat diklasifikasikan berdasarkan
IMT, yaitu:
Tabel 2.1 klasifikasi berat badan lebih dan obesitas berdasarkan IMT
menurut Kriteria Asia, Indonesia termasuk dalam kategori Asia.

Klasifikasi obesitas
Klasifikasi

IMT

Obesitas I

25,0-29,9

Obesitas II

>30,0

Obesitas tingkat 1 merupakan obesitas yang pertama atau obesitas tingkat
rendah. Berdasarkan hasil pengukuran dari berat badan dan tinggi badan dan di


Universitas Sumatera Utara

11

masukkan ke dalam rumus IMT, maka nilai IMT yang di dapat 25,0-29,9.
Sedangkan untuk obesitas tingkat 2 yang apabila nilai IMT yang di dapat
berjumlah >30,0.
2.1.5 Implementasi Obesitas
Motivasi merupakan kunci sukses untuk menurunkan berat badan. Alasan
keinginan anak untuk menurunkan berat badan badannya perlu dieksploralisasi,
tetapi sukses jarang didapat kecuali anak dimotivasi untuk menurunkan berat
badannya dan memikul tanggung jawab personal dalam kebiasaan diet dan
program latihan mereka. Pola makan yang sehat dan latihan yang menyenangkan
merupakan cara yang tepat untuk menurunkan berat badan.
A. Diet
Diet adalah salah satu cara tetap untuk dapat mengontrol berat badan. Hal
yang pertama dilakukan

anak harus mengontrol serta mempertahankan berat


badan dengan kebutuhan nutrisi yang cukup pada masa pertumbuhan dan jenis
makanan yang biasa tetapi dalam porsi terkontrol, nutrisi tidak boleh berlebih
tanpa diimbangi aktivitas yang cukup karena akan menyebabkan menimbunan
lemak dalam tubuh.
Karena obesitas merupakan masalah seumur hidup, maka paling baik
memberikan diet pada individu yang mendorong kebiasaan makan lebih sehat.
Peningkatan serat dan karbohidrat kompleks, memodifikasi asupan lemak, dan
makan yang hanya sebagi respons terhadap petunjuk rasa lapar fisik merupakan
komponen-komponen yang penting pada semua diet.

Universitas Sumatera Utara

12

Diet yang paling sukses adalah diet yang menggunakan makan biasa dalam
porsi terkontrol dari pada diet yang menggunakan penghindaran makanan tertentu.
Anak atau remaja diajarkan dengan cara untuk memasukkan makanan favorit
kedalam diet dan cara untuk meneyeleksi makanan pengganti yang memuaskan,
serta didorong untuk makan seperti apa yang dimakan oleh anggota keluarga

lainnya, tetapi jumlahnya lebih sedikit dari mereka.
B. Olahraga
Penurunan berat badan hanya akan terjadi jika pembuangan kalori lebih
besar dari pada asupan kalori, oleh karena itu aktivitas fisik dalam bentuk
olahraga yang terjadwal secara rutin dan peningkatan secara progresif kebiasaan
aktivitas anak merupakan bagian integral dari program penurunan berat badan.
Aktivitas harus menekankan pada peningkatan diri dan bukan pada persaingan,
anak dan remaja memerlukan dukungan psikologis yang berlanjut serta motivasi
untuk berpartisipasi dalam aktifitas fisik serta olahraga yang sehat.
C. Terapi Perilaku
Metode yang paling berhasil untuk menangani obesitas adalah diet dan
latihan

dikombinasikan

dengan

modifikasi

perilaku,


dengan

penekanan

identifikasi dan penggunaan kebiasaan makanan yang tidak tepat, serta tehnik
pemecahan masalah untuk mengidentifikasi solusi yang digunakan dalam situasi
yang mendorong makan berlebihan. Perhatian difokuskan tidak hanya pada
makanan

tapi juga pada aspek sosial dan perilaku yang berada di sekitar

konsumsi makanan.

Universitas Sumatera Utara

13

D. Keterlibatan Kelompok
Beberapa individu dalam program pengurangan berat badan menemukan
bahwa dukungan dan sikap saling menguatkan yang diberikan oleh sekelompok
individu dengan masalah yang sama akan membantu mereka menyesuaikan diri
terhadap perubahan yang dibutuhkan guna untuk mencapai tujuan mereka,
termasuk dalam menurunkan berat badan. Kelompok - kelompok yang memiliki
karakteristik yang sama juga tidak hanya pada penurunan berat badan saja tetapi
juga perkembangan citra diri yang positif.
E. Terapi medis
Banyak para praktisi yang tidak mendukung penggunaan obat - obat
penekan nafsu makan karena terdapat kekhawatiran bahwa penggunaan obat obatan seperti itu dapat membentuk kebiasaan. Obat-obatan ini tidak lebih efektif
dari diet dan olahraga dalam mencapai penurunan berat badan. Teknik
pembedahan by pass bagian penting usus atau menghambat segmen besar
lambung untuk mengahasilkan pembatasan diet yang jelas dan menghasilkan
penurunan berat badan, ini adalah salah satu teknik yang berbahaya dan dapat
menyebabkan banyak komplikasi.
F. Pencegahan
Program penurunan berat badan tidak memperoleh angka keberhasilan yang
tinggi seperti angka keberhasilan pada gangguan lain, tetapi yang paling berhasil
pada obesitas pra remaja

yang sering menyebabkan obesitas dewasa adalah

mengobati obesitas ketika masa sekolah.

Universitas Sumatera Utara

14

2.2 Aktivitas
Aktivitas fisik adalah segala gerakan tubuh yang berasal dari otot rangka
yang membutuhkan pengeluaran energi. Manfaat aktivitas fisik yang dilakukan
secara teratur adalah membantu meningkatkan dan menjaga kesehatan otot dan
tulang, membantu pengeluaran energi serta mengurangi resiko terjadinya obesitas
dan penyakit kronik (Kosasi & Laura, 2014). Jadi, kesimpulan dari pengertian
aktivitas fisik ialah gerakan tubuh oleh otot tubuh dan sistem penunjangnya yang
memerlukan pengeluaran energi.
Seseorang yang kurang melakukan aktivitas fisik menyebabkan tubuh
kurang menggunakan energi yang tersimpan di dalam tubuh. Oleh sebab itu, jika
asupan energi berlebihan tanpa diimbangi dengan aktivitas fisik yang sesuai maka
secara berkelanjutan dapat mengakibatkan obesitas. Cara yang paling mudah dan
umum untuk meningkatkan pengeluaran energi adalah dengan melakukan latihan
fisik atau gerakan badan.
Salah satu aktivitas yang dapat dilakukan anak usia sekolah adalah dengan
bergerak dan rutin berolah raga sehingga pengeluaran energi dapat seimbang dan
tidak terjadi penimbunan lemak yang mengakibatkan terjadinya obesitas.
Aktivitas fisik merupakan variabel untuk pengeluaran energi, oleh karena itu
aktivitas fisik dijadikan salah satu perilaku untuk menurunkan berat badan.
Berdasarkan beberapa penelitian mengungkapkan apabila beraktivitas fisik
dengan intensitas yang cukup selama 60 menit dapat menurunkan berat badan dan
mencegah untuk peningkatan berat badan kembali.
2.2.1. Manfaat Aktivitas Fisik

Universitas Sumatera Utara

15

Aktivitas fisik merupakan salah satu hal terpenting untuk menjaga
kesehatan. Menurut Centers for disease control and prevention (CDC) 2011, ada
beberapa manfaat dari melakukan aktivitas fisik secara teratur. Manfaat tersebut
adalah:
1.

Mengontrol berat badan
Aktivitas fisik dapat membantu mengontrol dan menurunkan berat badan.
Hal ini dikarenakan sejumlah kalori akan dibakar selama kita melakukan
aktivitas fisik.

2.

Mengurangi resiko penyakit kardiovaskular
Penyakit jantung

dan stroke adalah dua penyebab utama kematian.

Namun, dengan melakukan aktivitas fisik sekurang-kurangnya 150 menit
per minggu, dapat menurunkan resiko penyakit tersebut.
3.

Mengurangi resiko diabetes mellitus tipe-2
Melakukan aktivitas fisik yang teratur dapat membantu menurunkan kadar
glukosa darah. Penelitian menunjukkan bahwa dengan melakukan aktivitas
fisik selama dua jam setiap minggunya, maka resiko penyakit ini akan
menurun.
2.2.2 Jenis – Jenis Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik dapat digolongkan menjadi tiga tingkatan, aktivitas fisik yang

sesuai sebagai berikut:
a) Kegiatan ringan: Hanya memerlukan sedikit tenaga dan biasanya tidak
menyebabkan perubahan dalam pernapasan. Contoh: berjalan dari satu tempat
ke tempat lain, duduk setiap hari sembari bekerja, di rumah, di waktu

Universitas Sumatera Utara

16

senggang, duduk lama di bangku, mengunjungi teman, membaca, berbaring,
serta menonton Tv, dihitung dalam hari per jam.
b) Kegiatan sedang: Menimbulkan perubahan nafas lebih berat dari pada normal.
Contoh: Membawa beban ringan, bersepeda dengan kecepatan teratur, bermain
tenis ganda dan sebagainya, dihitung dalam hari per jam.
c) Kegiatan berat: Menimbulkan pernafasan sangat berat dari pada normal.
Contoh: mengangkat beban, aerobic, dan bersepeda cepat, dihitung dalam hari
per jam (Kowalski. C. K, 2004)
Masa anak-anak identik dengan masa bermain. Dulu permainan anak
umumnya adalah permainan fisik yang mengharuskan untuk bergerak, seperti
mengharuskan anak untuk berlari, melompat atau gerakan –gerakan fisik lainnya.
Tetapi hal itu telah tergantikan dengan game online, elektronik, komputer,
internet, atau televisi yang cukup dilakukan dengan hanya duduk di depannya
tanpa harus bergerak, ini adalah salah satu penyebab anak kurang melakuan
aktifitas yang menggerakkan badan, sehingga pengeluaran energi semakin
berkurang yang menyebabkan penimbunan lemak dan akan menjadi obesitas.
Lingkungan, teknologi maupun budaya telah memainkan perannya dalam
perubahan fisik manusia. Teknologi dan kebudayaan di zaman modern ini telah
menciptakan banyak kemudahan sehingga aktivitas manusia zaman sekarang lebih
rendah dibandingkan zaman sebelumnya.
Rendahnya aktivitas ini akan mendorong keseimbangan penambahan energi
kearah positif sehingga mengarah pada penyimpangan energi dan penambahan
berat badan (Sudargo, dkk, 2014).

Universitas Sumatera Utara

17

Teknologi yang semakin maju menyebabkan kebutuhan manusia untuk
melakukan aktivitas fisik berkurang secara drastis. Tidak hanya itu, beberapa jenis
perangkat teknologi juga dapat menarik manusia menjadi lebih pasif dari
sebelumnya. Semakin majunya fasilitas hiburan, severti vidio games, televisi,
play station, dan DVD, akan semakin membuat manusia menjadi lebih malas dan
semakin banyak waktu luang terbuang di atas sofa yang empuk.

Padahal,

hubungan pengaruh aktivitas yang rendah terhadap obesitas telah banyak
dibuktikan dari berbagai macam penelitian (Sudargo , dkk, 2014).
Peran aktivitas dalam masalah obesitas memang merupakan suatu hal yang
telah terbukti secara empiris. Setiap manusia di dunia ini membuktikan aktivitas
fisik yang rutin karena tubuh kita memang sudah di desain untuk bergerak
(Sudargo, dkk, 2014).

Universitas Sumatera Utara