(ID Version) Indonesia annual report 2015 16 Rev2 Lo

Indonesia dan Uni Eropa

Laporan Tahunan
Mei 2015 – Desember 2016
Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia-Uni Eropa
Upaya bersama untuk menjamin dan
mempromosikan perdagangan kayu
legal dan tata kelola yang baik di
sektor kehutanan

China

Laos

Thailand
Filipina
Vietnam
Kamboja

Malaysia
Singapura

Papua Nugini
Indonesia

Australia

Daftar Isi

Foto: MFP3

1. Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
2. SVLK: Sistem jaminan legalitas kayu Indonesia . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
Standar legalitas dan keberlanjutan

7

Pengawasan rantai pasokan

7

Veriikasi


7

Penerbitan Lisensi FLEGT

8

Evaluasi Berkala

8

Pemantauan Independen

8

Perbaikan yang terus menerus

8

3. Perdagangan kayu berlisensi FLEGT . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10

Peraturan tentang lisensi FLEGT

10

Tren perdagangan kayu berlisensi FLEGT

11

Kesiapan Uni Eropa menerima kayu berlisensi FLEGT

12

Pemantauan Pasar Independen

13

4. Capaian dalam pelaksanaan dan pengguliran SVLK . . . . . . . . . . . . . . . 14
Auditor

14


Laporan Tahunan Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia - Uni Eropa: Mei 2015 - Desember 2016

3

5. Langkah-langkah pasar dalam negeri . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15
Peraturan tentang insentif ekonomi

15

Pengadaan publik

15

Pasar kayu legal online

15

6. Penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas . . . . . . . . . . . . . . 16
Sekretariat Joint Implementation Committee (JIC)


16

Hubungan dengan pejabat Uni Eropa yang berwenang

16

7. Keterlibatan dan komunikasi pemangku kepentingan . . . . . . . . . . . . . . 17
Koordinasi antar kementerian

17

Kegiatan peningkatan kesadaran masyarakat

17

Sumber daya online

20


Masyarakat sipil

20

Importir dan otoritas yang berwenang

20

Materi kampanye

21

8. Transparansi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 22
Data yang tersedia melalui SILK

22

Rancangan peraturan tentang akses masyarakat terhadap informasi

22


Informasi yang dipublikasikan oleh pemantau independen

22

Ringkasan dan catatan pertemuan-pertemuan terkait VPA

22

Publikasi dokumen tentang SVLK dan lisensi FLEGT

22

9. Pemantauan VPA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 23
Pemantauan Indepeden

23

Pemantauan Dampak


26

Evaluasi Berkala

27

Annex 1: Kerangka acuan untuk evaluasi berkala
sistem jaminan legalitas kayu . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 28
Annex 2: Keputusan Joint Implementation Committee
tentang dimulainya perizinan FLEGT . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 31

4

Laporan Tahunan Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia - Uni Eropa: Mei 2015 - Desember 2016

1

Latar Belakang

Foto: MFP3


Kesepakatan Kemitraan Sukarela atau Voluntary
Partnership Agreement (VPA) Penegakan Hukum
dan Tata Kelola Hutan dan Perdagangan (FLEGT)
antara Uni Eropa dan negara-negara pengekspor
kayu merupakan komponen kunci dalam Rencana
Aksi Forest Law Enforcement, Governance and
Trade (FLEGT) Uni Eropa tahun 2003 untuk mengatasi pembalakan liar
Pada bulan November 2016, Indonesia membuat
sejarah dengan menjadi negara mitra VPA pertama
di dunia yang memperoleh hak untuk menerbitkan
lisensi FLEGT untuk melengkapi ekspor kayu dan
produk kayu legal yang telah diveriikasi ke Uni
Eropa
Tonggak penting dalam pelaksanaan VPA Indonesia – Uni Eropa ini mencerminkan pengakuan
global yang terus tumbuh terhadap sistem jaminan
legalitas kayu Indonesia yaitu Sistem Veriikasi
Legalitas Kayu atau disingkat SVLK
Pencapaian tersebut merupakan hasil kerja keras
dan panjang dalam negosiasi antara Indonesia

dengan Uni Eropa dan reformasi kebijakan dalam
negeri Indonesia tentang pengelolaan hutan lestari
dan perdagangan kayu legal

Kementerian Perindustrian dan Kementerian Luar
Negeri, di bawah kepemimpinan Presiden Joko
Widodo yang memberikan dukungan politik yang
kuat bagi SVLK dan VPA
Sejak diterbitkannya Laporan Tahunan tentang
pelaksanaan VPA untuk periode Mei 2014 – April
2015 dan laporan kemajuan untuk periode April
2015 – Mei 2016, Indonesia telah membuat
kemajuan yang signiikan dalam pelaksanaan VPA,
yaitu dengan tersertiikasinya lebih banyak pelaku
industri dan meningkatnya ekspor kayu dan produk
kayu legal yang telah diveriikasi
Pada Desember 2016, sebanyak 13 6 juta hektar
hutan alam dan 3 498 perusahaan dan industri
yang berbasis hutan telah bersertiikasi SVLK
Penerbitan lisensi FLEGT oleh Indonesia dimulai

pada 15 November 2016 Sampai 31 Desember
2016, Indonesia telah menerbitkan 4 804 lisensi
FLEGT untuk ekspor produk kayu ke Uni Eropa,
atau lebih dari 800 lisensi per minggu
Laporan tahunan ini mencakup periode Mei 2015
sampai dengan Desember 2016 dan fokus pada
kemajuan yang telah dicapai dalam pemberlakuan
SVLK, perdagangan kayu berlisensi FLEGT,
penguatan kelembagaan dan pemantauan VPA

Keberhasilan Indonesia tersebut dimungkinkan
berkat koordinasi yang kuat antar kementerian,
terutama Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan, Kementerian Perdagangan,

Laporan Tahunan Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia - Uni Eropa: Mei 2015 - Desember 2016

5

2

SVLK: Sistem jaminan legalitas
kayu Indonesia
VPA Indonesia – Uni Eropa menggambarkan
sebuah sistem jaminan legalitas kayu yang
mampu memveriikasi bahwa kayu dan produk
kayu yang diproduksi dan diolah di Indonesia
berasal dari sumber-sumber yang legal dan
sepenuhnya mematuhi undang-undang dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia sebagaimana telah diveriikasi oleh audit
independen dan dipantau oleh masyarakat sipil
Sistem jaminan legalitas kayu yang digambarkan
dalam VPA didasarkan pada Sistem Veriikasi
Legalitas Kayu (SVLK) Indonesia yang diadopsi
melalui Peraturan Menteri Kehutanan pada
tahun 2009 Sistem ini telah diperkuat dan terus
mengalami perkembangan dari waktu ke waktu 1

Indonesia mengembangkan SVLK melalui
konsultasi multipihak yang dimulai pada tahun
2001 dan melibatkan masyarakat sipil, sektor
swasta dan pemerintah Tujuannya adalah untuk
memberantas pembalakan liar
SVLK memberikan insentif untuk legalitas dan
keberlanjutan dengan meningkatkan akses
pasar bagi produk legal yang telah diveriikasi
dan mencegah akses pasar bagi produk ilegal
Berdasarkan VPA, kayu Indonesia dianggap
legal bilamana asal, produksi, pengolahan,
pengangkutan dan perdagangannya telah
diveriikasi dan memenuhi semua peraturan
perundang-undangan Indonesia yang berlaku yang
termasuk dalam deinisi legalitas VPA

Foto: MFP3
1

6

Kementerian Kehutanan saat ini berubah menjadi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Laporan Tahunan Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia - Uni Eropa: Mei 2015 - Desember 2016

Foto: MFP3

Standar legalitas dan
keberlanjutan
SVLK mencakup skema legalitas dan keberlanjutan
(kelestarian) untuk berbagai jenis pengelolaan,
pemanfaatan dan industri pengolahan kayu
• Sertiikasi legalitas adalah wajib bagi semua
unit usaha pengelolaan, pemanfaatan dan
pengolahan kayu dari hutan negara Selain
itu, bagi pemegang ijin hak pengelolaan dan
pemanfaatan kayu di hutan negara (hutan
tanaman atau hutan alam), wajib memperoleh
sertiikat pengelolaan hutan lestari sebelum
sertiikasi legalitasnya berakhir
• Unit-unit usaha yang hanya memanfaatkan
kayu rendah risiko dari lahan atau hutan
hak (hutan rakyat) dapat menggunakan
mekanisme Deklarasi Kesesuaian Pemasok
untuk memasukkan rantai pasokan ke dalam
SVLK
• Industri hilir, dipersyaratkan memiliki izin
untuk usaha atau koperasi berdasarkan
peraturan perundang-undangan di Indonesia,
termasuk peraturan lingkungan dan
perpajakan
• Semua unit usaha pengelolaan, pemanfaatan,
pengolahan dan perdagangan diwajibkan
mematuhi peraturan perundang-undangan
ketenagakerjaan termasuk upah minimum,
kesehatan dan keselamatan kerja, dan
pengembangan kapasitas

Pengawasan rantai pasokan
Pemegang izin (dalam hal ini hak pengelolaan
hutan dan ijin pemanfaatan kayu), pemilik lahan/
hutan (hutan rakyat), dan perusahaan (dalam
hal ini pedagang, pengolah dan eksportir) harus

menunjukkan bahwa setiap simpul rantai pasokan
diawasi dan didokumentasikan, sebagaimana
diatur dalam Annex V VPA dan Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan No 30/2016
Semua pengiriman dalam rantai pasokan harus
disertai dengan dokumen angkutan yang sesuai
Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
dan Kehutanan No 30/2016 dan Peraturan
Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi
Lestari No 14/2016, dokumen-dokumen tersebut
harus menunjukkan apakah bahan baku tersebut
disertai dengan sertiikat SVLK yang masih
berlaku, dinyatakan sah berdasarkan Deklarasi
Kesesuaian Pemasok, atau disita
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
telah mengembangkan sebuah database yang
disebut SI-PHPL untuk menelusuri keseluruhan
lacak balak, termasuk ekspor (lihat Perbaikan yang
terus menerus di bawah)

Verifikasi
Komite Akreditasi Nasional (KAN) mengakreditasi
lembaga independen, yang disebut lembaga
penilaian kesesuaian (LPK), untuk mengaudit
usaha kehutanan dan industri berbasis kayu
LPK memveriikasi kepatuhan dan pemenuhan
persyaratan legalitas dan/atau melakukan
penilaian kinerja sesuai standar SVLK terhadap
pemegang izin yang beroperasi di dalam hutan
produksi LPK juga memeriksa konsistensi data
yang disampaikan oleh auditee selama audit
awal dan audit penilikan dan dapat melakukan
pemeriksaan lapangan sesuai kebutuhan
Pada Desember 2016, Indonesia telah
menggunakan SVLK untuk mengaudit lebih dari
23 3 juta hektar hutan produksi, dan 3 197
industri kayu

Laporan Tahunan Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia - Uni Eropa: Mei 2015 - Desember 2016

7

Penerbitan Lisensi FLEGT
Lembaga penerbit sertiikat menerbitkan dokumen
V-Legal untuk melengkapi ekspor kayu dan
produk kayu legal yang telah diveriikasi Sejak
15 November 2016, lembaga tersebut telah
menerbitkan lisensi FLEGT menggantikan dokumen
V-Legal khusus untuk ekspor ke Uni Eropa Pada
31 Desember 2016, Indonesia telah menerbitkan
4 804 lisensi FLEGT untuk ekspor produk kayu ke
Uni Eropa

Evaluasi Berkala
Evaluasi berkala (Periodic Evaluation) adalah
istilah dalam VPA Indonesia untuk melakukan
evaluasi secara sistematik terhadap sistem jaminan
legalitas kayu yang dilakukan secara berkala oleh
pihak ketiga independen Tujuan Evaluasi Berkala
adalah untuk memberikan kepastian bahwa sistem
berfungsi seperti yang dijelaskan dalam VPA,
sehingga meningkatkan kredibilitas lisensi FLEGT
Hasil evaluasi berkala dilaporkan kepada Joint
Implementation Committee (JIC) Indonesia – Uni
Eropa yang dapat memutuskan mendukung
atau tindakan korektif yang harus diambil JIC
mendukung rancangan evaluasi berkala pada tahun
2016 Pasal 5 VPA menyatakan bahwa Indonesia,
melalui konsultasi dengan Uni Eropa, harus
melibatkan pihak ke tiga untuk melaksanakan
evaluasi berkala sesuai dengan yang tercantum
dalam Annex VI VPA (Lihat Bab 9, tentang
Pemantauan) Indonesia menunjuk PT Sucoindo
Layanan Umum Sumberdaya Alam dan Investasi
(LSI) untuk melakukan evaluasi berkala yang
dimulai pada bulan Maret 2017 dan akan berakhir
pada bulan September 2017

Pada tahun 2016, peraturan SVLK direvisi dengan
memperkuat pengakuan atas hak dan tanggung
jawab pemantau independen Untuk informasi
tentang hasil pemantauan, lihat Bagian 9, tentang
Pemantauan VPA

Perbaikan yang terus menerus
Regulasi
Sejak 2009, Indonesia telah beberapa kali
memperkuat peraturan untuk meningkatkan
eisiensi, inklusiitas dan aksesibilitas SVLK
terhadap usaha kecil dan menengah Revisi
terakhir dilakukan pada tahun 2016 dengan
mengadopsi Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
dan Kehutanan No 30/2016 dan pedoman yang
menyertainya berdasarkan Peraturan Direktur
Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari No
14/2016
Ikhtisar revisi berdasarkan Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan No 30/2016
antara lain:
1 Pasal-pasal tentang pemantauan independen
yang:


Mendeinisikan pemantau independen
untuk memasukkan masyarakat yang
tinggal di sekitar auditee



Mengakui hak-hak pemantau independen
untuk mengakses data dan situs yang
relevan dengan pemantauan



Menjamin perlindungan pemantau
terhadap ancaman sebelum, selama
dan sesudah melakukan pekerjaan
pemantauan



Mengakui hak-hak pemantau independen
untuk memperoleh pendanaan yang
berkelanjutan melalui sumber-sumber
pendanaan negara maupun non-negara



Mengharuskan pemantau independen
untuk berailiasi atau diakreditasi oleh
organisasi pemantauan independen yang
dibentuk secara legal, dan untuk menjaga
kerahasiaan temuan

Kerangka Acuan untuk Evaluasi Berkala dan ruang
lingkup tercantum pada Annex 1 Lihat juga Bagian
9 tentang Pemantauan VPA dalam laporan ini

Pemantauan Independen
Annex V VPA menjabarkan tentang hak kelompok
masyarakat sipil, individu dan masyarakat Indonesia
untuk memantau pelaksanaan sistem jaminan
legalitas kayu Hak-hak tersebut meliputi:

8



Memantau kepatuhan operasi terhadap
persyaratan deinisi legalitas VPA



Memantau kesesuaian akreditasi, veriikasi,
evaluasi berkala dan proses perizinan dengan
persyaratan sistem jaminan legalitas kayu



Mengajukan keluhan kepada lembaga
penilaian kesesuaian, otoritas perizinan,
Komite Akreditasi Nasional dan Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan

2 Perubahan jangka waktu sertiikasi SVLK untuk
kategori unit pengelolaan yang berbeda Hal
ini dimaksudkan untuk mengurangi beban
biaya sertiikasi SVLK terhadap usaha kecil
dan masyarakat serta hutan rakyat dengan
memperpanjang masa berlaku sertiikasi dan
waktu penilikan

Laporan Tahunan Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia - Uni Eropa: Mei 2015 - Desember 2016

Sistem Informasi Pengelolaan Hutan Produksi
Lestari (SIPHPL)
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
sedang mengembangkan Sistem Informasi
Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (SIPHPL)
yang mendokumentasikan informasi tentang
keseluruhan lacak balak kayu (Gambar 1) Sistem
ini mengintegrasikan beberapa database yang
sebelumnya telah mendokumentasikan berbagai
aspek produksi dan perdagangan kayu atau produk
kayu Sistem ini juga mencakup data tentang
impor dan produk kayu dari hutan rakyat yang
sebelumnya telah didokumentasikan Masyarakat
dapat mengakses sistem tersebut untuk
memperoleh informasi mengenai rantai pasokan
kayu

Tujuan dari sistem tersebut adalah untuk:
1 Memperketat pengawasan terhadap rantai
pasokan kayu
2 Merekonsiliasikan data tentang hasil hutan
kayu, impor, pemasaran, dan pengolahan pada
unit-unit pengelolaan di tingkat kabupaten,
provinsi dan nasional
3 Menyediakan data industri kehutanan nasional
yang komprehensif
4 Memungkinkan perhitungan penerimaan
bukan pajak yang lebih akurat dari industri
perkayuan

Gambar1. Gambaran umum Sistem Pengelolaan Hutan Produksi Lestari

Impor

TPT-KO

Hutan Kemasyarakatan/
Hutan Hak/Pedagang
Kayu Olahan

Tempat penampungan
terdaftar kayu olahan

TPT-KB

Hutan Negara

SIPUHH
(Sistem Informasi
Penatausahaan
Hasil Hutan)

Ekspor
Industri primer

SIRPBBI

Industri
lanjutan
(IUI/TDI)

Sistem Informasi Rencana
Pemenuhan Bahan Baku
Industri
Industri lanjutan

SILK
Sistem Informasi
Legalitas Kayu

Simponi
Sistem
Informasi
PNBP Online

Dimasukkan dalam sistem informasi yang sudah ada
Sistem informasi yang sudah ada di kementerian keuangan
Sebagian dimasukkan dalam sistem informasi yang sudah ada

Pasar
Domestik

Lingkup SIPUHH
Sistem informasi yang sudah ada di KLHK
Sedang dikembangkan

Laporan Tahunan Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia - Uni Eropa: Mei 2015 - Desember 2016

9

3

Foto: Komisi Uni Eropa

Perdagangan kayu berlisensi FLEGT

Peraturan tentang lisensi
FLEGT
Pada awal 2016, Indonesia mencapai kemajuan
yang signiikan dalam memenuhi persyaratan akhir
VPA yang dibutuhkan sebelum perizinan FLEGT
dapat dimulai Pemberlakuan Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan No 30/2016
dan Peraturan Menteri Perdagangan No 25/2016,
yang mengamanatkan penggunaan dokumen
V-Legal untuk ekspor produk kayu yang tercakup
dalam VPA, menegaskan kesiapan Indonesia untuk
memulai penerbitan lisensi FLEGT

Menyusul adopsi Peraturan Pendelegasian Uni
Eropa untuk mengakui penerbitan lisensi FLEGT
oleh Indonesia, Joint Implementation Committee
(JIC) VPA melakukan pertemuan pada 15
September 2016 di Yogyakarta dan memastikan
bahwa Indonesia dapat memulai menerbitkan
lisensi FLEGT pada 15 November 2016 Keputusan
JIC tersebut tercantum dalam Annex 2

Pada April 2016, Presiden Indonesia Joko Widodo
dan Presiden Komisi Eropa, Jean-Claude Juncker,
ketika bertemu di Brussels menegaskan komitmen
kedua belah pihak terhadap perizinan FLEGT yang
dimulai pada akhir tahun 2016

10

Laporan Tahunan Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia - Uni Eropa: Mei 2015 - Desember 2016

Tren perdagangan kayu
berlisensi FLEGT

Di antara 27 negara anggota Uni Eropa, Inggris,
Belanda, Jerman dan Belgia merupakan negara tujuan
utama ekspor kayu berlisensi FLEGT (lihat Gambar 3)

Pada Desember 2016, Indonesia telah
menerbitkan 4 804 lisensi FLEGT untuk produk
kayu yang diekspor ke Uni Eropa, dengan berat
total 1 7 juta ton dan senilai 125 8 juta dolar
AS Secara umum, ekspor produk kayu semakin
meningkat sejak Indonesia mulai menerbitkan
lisensi FLEGT

Gambar 2. Cakupan SVLK dan perizinan FLEGT. Sejak 15 November 2016, Indonesia telah
menerbitkan 4 804 lisensi FLEGT untuk produk kayu yang diekspor ke Uni Eropa

3 498 perusahaan dan
industri berbasis hutan
tersertifikasi SVLK

Sejak 15 November 2016
Indonesia telah menerbitkan

4 804 lisensi FLEGT

23.3 juta hektar hutan

untuk produk kayu yang
diekspor ke Uni Eropa

produksi tersertifikasi
SVLK

100% kayu yang
dipanen dari hak
pengelolaan hutan alam
dan

Hingga Desember 2016,
produk kayu yang berlisensi
FLEGT telah mencapai

100% kayu yang berasal
dari hak pengelolaan hutan
tanaman bersertifikasi
SVLK

1.7 juta ton senilai
USD 125.8 juta

Indonesia mengekspor
produk kayu berlisensi SVLK
ke 166
termasuk

negara

27 negara
di Uni Eropa

Produk kayu berlisensi
dikirim dari

33 pelabuhan
di Indonesia ke

176 pelabuhan
di Uni Eropa

Gambar 3. Bobot jenis produk kayu berlisensi FLEGT (HS code) yang diimpor oleh negara
anggota Uni Eropa per 31 Desember 2016

3 000 000
2 500 000
2 000 000
1 500 000
1 000 000
500 000
0

4412

4412 32

9403 6

ex4409 29

ex4418

Inggris

Jerman

Belanda

Italia

Perancis

Irlandia

Bulgaria

lainnya

ex4802
Belgia

Sumber: UNEP-WCMC

Laporan Tahunan Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia - Uni Eropa: Mei 2015 - Desember 2016

11

Kesiapan Uni Eropa menerima
kayu berlisensi FLEGT
Pada 15 September 2016, Joint Implementation
Committee Indonesia – Uni Eropa menetapkan
tanggal 15 November 2016 sebagai hari
dimulainya penerbitan lisensi FLEGT oleh
Indonesia Pada hari yang sama, perusahaanperusahaan swasta yang berbasis di Uni Eropa,
Komisi Eropa dan negara-negara anggota Uni
Eropa, yang didukung oleh Fasilitas FLEGT Uni
Eropa, meluncurkan inisiatif komunikasi untuk
mempersiapkan pasar Uni Eropa bagi kayu
berlisensi FLEGT
Inisiatif tersebut mencakup buletin edisi khusus
European Timber Trade Federation (ETTF) tentang
kayu berlisensi FLEGT, toolkit (alat bantu) tentang
bagaimana mengkomunikasikan kayu berlisensi
FLEGT, dan peluncuran platform informasi
online mengenai kayu berlisensi FLEGT: www
legtlicence org Organisasi swasta termasuk
asosiasi perdagangan kayu, penggergajian kayu,
industri woodworking, penelitian kayu dan asosiasi
mebel berbagi informasi mengenai kayu berlisensi
FLEGT dengan jaringannya masing-masing Selain
komunikasi langsung antar pelaku bisnis, media
industri Eropa juga mempublikasikan berita dan
artikel mengenai kayu berlisensi FLEGT pertama
ini Inisiatif tersebut telah menjangkau lebih dari
49 000 organisasi dalam bidang perkayuan dan
industri terkait
Mulai 15 November dan seterusnya, perwakilan
sektor swasta, bersama-sama dengan Uni Eropa,
Indonesia dan negara-negara anggota Uni Eropa
menyelenggarakan kegiatan baik yang dilakukan
sendiri-sendiri maupun bersama-sama untuk
menyambut kedatangan perdana kayu berlisensi
FLEGT Hal itu termasuk pertemuan tingkat tinggi
yang dipimpin oleh Komisi Eropa di Brussels
yang dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Indonesia
Retno Marsudi, Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk
Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan
Federica Mogherini, dan Komisaris Eropa bidang
Lingkungan, Kelautan dan Perikanan Karmenu
Vella Beberapa acara diselenggarakan di berbagai
negara anggota Uni Eropa dengan fokus pada
importir utama kayu dari Indonesia
Selain menjangkau langsung ke pasar, Indonesia,
Uni Eropa dan mitra lainnya juga melakukan
kegiatan yang bertujuan menghasilkan liputan
media yang bernilai positif seputar dimulainya
penerbitan lisensi FLEGT Mereka menyampaikan
kisah ke wartawan dalam negeri dan manca
negara dan menulis beberapa opini editorial Cara
ini menghasilkan 587 pemberitaan media di 50

12

negara dalam 11 bahasa Pemberitaan tersebut
termasuk laporan oleh BBC, New York Times,
Wall Street Journal, The Guardian, Daily Mail,
Bangkok Post, China’s Global Times, Mongabay
com, Ecosystem Marketplace, Thomson Reuters,
Germany’s IHB and EUWID-Holz, Belgium’s Fordaq
dan UK’s Timber Trades Journal
Sejalan dengan itu, Uni Eropa telah secara aktif
mempromosikan pengakuan lisensi FLEGT oleh
pasar konsumen utama lainnya sebagai bagian dari
dialog bilateralnya, seperti Mekanisme Koordinasi
Bilateral Uni Eropa-China tentang Penegakan
Hukum dan Tata Kelola Hutan atau Forest Law
Enforcement and Governance
Menjelang dimulainya perizinan FLEGT, Komisi
Eropa dan negara-negara anggota Uni Eropa
berinvestasi dalam pengembangan sistem
elektronik untuk menangani lisensi FLEGT, dalam
kegiatan pelatihan dan peningkatan kesadaran
bagi otoritas yang berwenang terhadap FLEGT
dan petugas bea cukai, dan dalam pengembangan
dokumen panduan pelaksanaan skema penerbitan
lisensi FLEGT
Uni Eropa dan Indonesia melihat adanya
kebutuhan untuk terus menginformasikan pasar
tentang kayu berlisensi FLEGT dan memberikan
lebih banyak wawasan mengenai Sistem Jaminan
Legalitas Kayu Indonesia
Rencana Aksi FLEGT Uni Eropa mendorong negaranegara anggota Uni Eropa mengadopsi kebijakan
pengadaan publik untuk mempromosikan
kayu legal Sebagai bagian dari upaya untuk
mempromosikan penerapan kebijakan tersebut,
Komisi Eropa telah mengembangkan kriteria
kebijakan pengadaan hijau Uni Eropa yang bersifat
umum dan sukarela, termasuk untuk produk
berbasis kayu seperti kertas, kayu bangunan,
panel dinding dan furnitur Asal kayu legal
merupakan kriteria utama dan pedoman tersebut
secara eksplisit menyebutkan lisensi FLEGT
sebagai salah satu cara untuk mematuhi kriteria
tersebut
Pada tahun 2016, sebuah evaluasi independen
terhadap Rencana Aksi FLEGT Uni Eropa
melaporkan bahwa 22 negara anggota Uni Eropa
telah mengembangkan kebijakan pengadaan
publik yang berkaitan dengan kayu Kebijakan
ini bervariasi dalam lingkup dan pendekatannya
Namun demikian, secara umum lisensi FLEGT
dianggap sebagai bukti legalitas Beberapa
negara (Denmark, Luxemburg dan Inggris)
juga menganggap lisensi FLEGT sebagai
pendokumentasian sumber kayu ‘berkelanjutan’

Laporan Tahunan Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia - Uni Eropa: Mei 2015 - Desember 2016

Pemantauan Pasar
Independen

pelingkupan untuk menilai situasi pasar produk
kayu Ghana saat ini dan memberikan dasar untuk
menilai dampak perizinan FLEGT ke depan

Pemantauan Pasar Independen atau Independent
Market Monitoring (IMM) adalah proyek tahunan
jangka panjang yang dibiayai oleh Uni Eropa dan
dilaksanakan oleh International Tropical Timber
Organisation (ITTO) untuk mendukung pelaksanaan
Voluntary Partnership Agreements antara Uni
Eropa dengan negara-negara pemasok kayu Hal
ini bertujuan untuk memantau perkembangan
pasar kayu berlisensi FLEGT dan membangun
peluang yang dihadirkan oleh pengembangan
sistem jaminan legalitas untuk meningkatkan
kualitas statistik perdagangan kayu dan efektivitas
program pengembangan pasar bagi kayu berlisensi
FLEGT

IMM mempresentasikan hasil survei percontohan
dan studi pelingkupan di sela-sela pertemuan
Dewan Kayu Tropis Internasional atau International
Tropical Timber Council pada tahun 2015 di
Kuala Lumpur Hasil proyek IMM tersebut akan
diterbitkan sebagai lampiran pada laporan tahunan
2015-2016, yang juga terdapat lampiran yang
didedikasikan untuk posisi dan prospek pasar
Indonesia
Publikasi laporan tersebut ditunda sampai paruh
kedua tahun 2017 karena kegiatan IMM antara
April 2016 dan April 2017 dihentikan, berkaitan
dengan masalah pendanaan yang dihadapi
oleh ITTO Pada April 2017, ITTO melanjutkan
pelaksanaan IMM dan mengontrak konsultan
utama dan analis pasar Kunjungan konsultan
utama IMM ke Indonesia dan penempatan
perwakilan negara direncanakan

Pada November 2015, ITTO mempublikasikan
laporan IMM yang mencakup kecenderungan
arus perdagangan mitra VPA pada dekade 2004
sampai 2013 Hal ini menentukan dasar untuk
pemantauan jangka panjang dampak perizinan
FLEGT terhadap pasar 2

Contoh data IMM di Indonesia
Laporan tahunan IMM yang akan datang untuk
2015-2016 memberikan wawasan tentang impor
hasil hutan Indonesia oleh negara anggota Uni
Eropa Gambar 4 di bawah ini menunjukkan variasi
impor produk hutan Indonesia oleh negara-negara
anggota Uni Eropa selama tujuh tahun terakhir

IMM juga melakukan survei percontohan mengenai
kondisi pasar dan kesiapan untuk menerima
kayu berlisensi FLEGT di Jerman, Spanyol dan
Inggris yang berlangsung dari 1 September 2015
sampai 31 Desember 2015 Pada saat yang sama,
koresponden IMM untuk Ghana melakukan studi

Gambar 4. Tren impor hasil hutan Indonesia oleh negara-negara anggota Uni Eropa
Jumlah tonase impor kayu dan produk kayu oleh UE dari Indonesia di negara-negara tujuan
utama untuk rata-rata perputaran 12 bulanan – Januari 2010 hingga Februari 2017
14
12

8
6
4
2

Inggris

Perancis

Belanda

Spanyol

Jerman

Italia

Belgia

2017-01

2016-10

2016-07

2016-04

2016-01

2015-10

2015-07

2015-04

2015-01

2014-10

2014-07

2014-04

2014-01

2013-10

2013-07

2013-04

2013-01

2012-10

2012-07

2012-04

2012-01

2011-10

2011-07

2011-04

2011-01

0

2010-10

1000 tonnes

10

Lainnya

Sumber: ITTO IMM analysis of Eurostat COMEXT

2 Oliver, R 2015 Europe’s changing tropical timber trade: Baseline report of the Independent Market Monitoring initiative ITTO
Technical Series No 45 International Tropical Timber Organisation, Yokohama, Japan http://www ittoint/iles/user/imm/
TS%2045%20(web) pdf

Laporan Tahunan Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia - Uni Eropa: Mei 2015 - Desember 2016

13

4

Capaian dalam pelaksanaan dan
pengguliran SVLK
Perbaikan yang terus menerus terhadap peraturan
SVLK, dan juga penjangkauan yang efektif dengan
bimbingan dari Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan dan difasilitasi oleh fase ketiga
Multistakeholder Forestry Programme (MFP3),
telah memberikan kontribusi terhadap peningkatan
pengguliran SVLK dalam periode pelaporan ini
Pada Desember 2016, Indonesia telah
mensertiikasi 3 498 perusahaan dan industri
berbasis kehutanan (lihat Gambar 5) Total hutan
produksi yang telah disertiikasi adalah seluas
23 3 juta hektar, terdiri dari 13 6 juta hektar hutan
alam dan 9 7 juta hektar hutan tanaman

Auditor
Terdapat 396 auditor SVLK yang bekerja pada 24
Lembaga Penilaian Kesesuaian Untuk memperluas
pelatihan bagi para auditor baru, MFP3 telah
memfasilitasi pengembangan kursus-kursus terkait
SVLK di Universitas Nusa Bangsa, Universitas
Sumatera Utara, Politeknik Pertanian Samarinda,
dan Universitas Mulawarman

Gambar 5. Jumlah perusahaan dan industri berbasis kehutanan dari waktu ke waktu

4 000
3 500
3 000
2 500
2 000
1 500
1 000
500
-

Des 2013

14

Des 2014

Ags 2015

Des 2015

Des 2016

Laporan Tahunan Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia - Uni Eropa: Mei 2015 - Desember 2016

5

Langkah-langkah pasar dalam negeri

Peraturan tentang insentif
ekonomi
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
telah menyusun peraturan pemerintah tentang
Instrumen Ekonomi bagi Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup 3 Tujuannya adalah
untuk mendorong pemerintah pusat dan daerah
serta seluruh warga negara agar menerapkan
berbagai praktik ramah lingkungan Peraturan
tersebut menetapkan kebijakan ekonomi yang
memberikan insentif dan disinsentif kepada para
pelaku pasar, termasuk lembaga pemerintah,
untuk mendorong terjadinya proses pengadaan
barang yang ramah lingkungan dan menghindari
barang yang membahayakan SVLK menjadi
bagian dalam peraturan tersebut sebagai salah
satu contoh instrumen ekonomi yang menerapkan
insentif dan disinsentif ke pelaku usaha di bidang
perdagangan dan pengadaan produk kayu Draf
peraturan ini sedang dalam proses pengesahan
oleh Kementerian Sekretariat Negara

Pengadaan publik
Pada tahun 2014, beberapa pemerintah daerah
telah mengadopsi peraturan-peraturan yang
mengamanatkan penggunaan kayu dan produk
kayu yang bersertiikat SVLK dalam pengadaan
barang publik, seperti di Kabupaten Klaten dan
Kabupaten Jombang

Pasar kayu legal online
MFP3 sedang mengembangkan pasar online
untuk perdagangan dalam negeri produk kayu
bersertiikat SVLK Pasar online ini bertujuan untuk
membantu konsumen atau pembeli yang ingin
mendapatkan produk kayu legal, dan pemasok
yang ingin memasarkan produk bersertiikat SVLK
Pasar online untuk kayu legal ini akan diluncurkan
pada akhir 2017

Foto: MFP3
3

Di Indonesia, peraturan pemerintah adalah peraturan pelaksanaan undang-undang

Laporan Tahunan Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia - Uni Eropa: Mei 2015 - Desember 2016

15

6

Foto: MFP3

Penguatan kelembagaan
dan peningkatan kapasitas

Sekretariat Joint
Implementation Committee
(JIC)
Sekretariat Joint Implementation Committee (JIC)
telah beroperasi sejak 2014 dan berperan penting
dalam memfasilitasi kegiatan-kegiatan untuk
mendukung pelaksanaan VPA MFP3 mendukung
Sekretariat JIC dan akan menyerahkannya ke
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
ketika masa tugas MFP3 berakhir pada tahun
2018 MFP3 juga memberikan pelatihan kepada
generasi baru pejabat kementerian dalam
bernegosiasi di tingkat internasional, termasuk
melalui pengamatan terhadap sesi negosiasi pada
pertemuan JIC dan pertemuan tambahan

16

Hubungan dengan pejabat Uni
Eropa yang berwenang
Sistem Informasi Legalitas Kayu (SILK) Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan adalah database
online yang berfungsi sebagai registrasi sertiikasi
SVLK, dokumen V-Legal dan lisensi FLEGT SILK
secara otomatis terhubung dengan sistem informasi
yang ada di Kementerian Perdagangan dan Kantor
Bea Cukai Kementerian Keuangan Otoritas yang
berwenang di pasar tujuan ekspor dapat mengakses
SILK untuk membandingkan dokumen V-Legal atau
lisensi FLEGT berbasis kertas dengan informasi yang
ada dalam database dan mencari klariikasi jika
diperlukan
Pada Desember 2016, pejabat yang berwenang dari
17 negara Uni Eropa telah menandatangani nota
kesepahaman dengan Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan untuk memperoleh akses ke
SILK Ke-17 negara tersebut adalah Austria, Belgia,
Bulgaria, Republik Ceko, Denmark, Prancis, Jerman,
Yunani, Irlandia, Italia, Malta, Belanda, Polandia,
Spanyol, Swedia, dan Inggris

Laporan Tahunan Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia - Uni Eropa: Mei 2015 - Desember 2016

7

Keterlibatan dan komunikasi
pemangku kepentingan

Foto: MFP3

Koordinasi antar kementerian
Penerapan SVLK yang efektif memerlukan
koordinasi antar kementerian yang kuat, terutama
di antara empat kementerian yang memiliki mandat
yang saling terkait, yaitu Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan, Kementerian Perdagangan,
Kementerian Perindustrian, dan Kementerian
Keuangan (Kantor Bea Cukai) Sejak 2015,
pertemuan informal dan formal secara berkala
diadakan untuk menghindari miskomunikasi
terhadap hal-hal yang menyebabkan kemunduran
dalam pelaksanaan SVLK pada tahun tersebut
Berbagai pertemuan untuk membahas isu-isu
tingkat tinggi atau strategis secara rutin dilakukan
oleh Direktorat Jenderal dari empat kementerian
tersebut yang juga sering diikuti oleh Kementerian
Luar Negeri dan Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional Pertemuan-pertemuan
tersebut lebih sering dilakukan di tingkat Direktorat
untuk menyempurnakan keterkaitan antar
peraturan

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
juga mengundang perwakilan dari kementerian
lain untuk berpartisipasi dalam acara-acara publik
dan dalam konferensi pers bersama tentang SVLK
dan VPA

Kegiatan peningkatan
penyadaran masyarakat
Serangkaian kegiatan penyadaran masyarakat
dilakukan untuk memberikan informasi kepada
para pemangku kepentingan tentang kemajuan
penerbitan lisensi FLEGT Hal ini penting untuk
menjamin kalangan industri tetap berkomitmen
terhadap SVLK, terutama usaha kecil dan
menengah yang merupakan elemen terlemah
dalam rantai pasokan kayu

Laporan Tahunan Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia - Uni Eropa: Mei 2015 - Desember 2016

17

Pertemuan Illegal Logging Update di Chatham
House
Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi
Lestari, Dr Putera Parthama, menjadi penelis
pada dua panel dalam pertemuan di Chatham
House yang bertajuk Illegal Logging Update yang
berlangsung pada 16-17 Juni 2016 Panel pertama
tentang hasil evaluasi independen terhadap
Rencana Aksi FLEGT Uni Eropa Sedangkan
panel kedua adalah update tentang kemajuan
VPA Indonesia yang fokus membahas hal-hal
yang telah dilakukan Indonesia dalam memenuhi
persyaratan VPA yang diperlukan untuk memulai
penerbitan lisensi FLEGT Dr Parthama menanggapi
pertanyaan tentang standar SVLK yang terkait
dengan pemenuhan prinsip persetujuan atas dasar
informasi awal tanpa paksaan atau free, prior and
informed consent (FPIC), peran masyarakat sipil
sebagai pemantau independen, dan pembelajaran
dari perizinan
Kegiatan penyadaran masyarakat di Jawa, Bali,
Sumatera dan Kalimantan
Pada Agustus 2016, dengan tidak berkeberatannya
Parlemen Eropa terhadap usulan Komisi Eropa
bahwa Indonesia dapat memulai penerbitan
lisensi FLEGT, pejabat-pejabat dari Kementerian

Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Kementerian
Perdagangan mengunjungi sentra-sentra industri
kayu di Semarang (Jawa Tengah), Yogyakarta,
Surabaya (Jawa Timur), Denpasar (Bali), Medan
(Sumatera) dan Samarinda (Kalimantan) untuk
menyampaikan berita terbaru kepada para
pemangku kepentingan Secara umum kegiatan
tersebut mendapat sambutan yang antusias
dari para pemangku kepentingan yang merasa
cemas terhadap keputusan Uni Eropa Beberapa
pemantau independen juga ikut menghadiri
acara tersebut untuk mendorong pelaku industri
mematuhi peraturan tersebut dan melaporkan
penyimpangan apapun kepada para pemantau
Pengapalan perdana produk kayu berlisensi
FLEGT Indonesia
Pada tanggal 15 September 2016, JIC memastikan
bahwa penerbitan lisensi FLEGT akan dimulai
pada 15 November 2016 Untuk menandai
peristiwa bersejarah tersebut, pelaku usaha
menyelenggarakan dua acara yaitu di Tanjung
Priok, Jakarta, yang disponsori oleh Asosiasi
Panel Kayu Indonesia, dan di Jawa Tengah yang
disponsori oleh Asosiasi Pengusaha Kayu Gergajian
dan Kayu Olahan Indonesia

Foto: MFP3

18

Laporan Tahunan Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia - Uni Eropa: Mei 2015 - Desember 2016

Foto: MFP3
COP22 – konferensi perubahan iklim PBB

Peluncuran resmi lisensi FLEGT Indonesia

Konferensi para pihak ke-22 untuk UN Framework
Convention on Climate Change (UNFCCC COP22)
berlangsung di Marrakech, Maroko, pada bulan
November 2016 Pada hari yang sama Indonesia
menerbitkan lisensi FLEGT yang pertama Direktur
Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari,
Dr Putera Parthama, memberikan presentasi di
Paviliun Indonesia pada gelaran COP22 dengan
topik lisensi FLEGT Indonesia dan kontribusi
SVLK terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan Panelis pendamping antara lain
yaitu Giuliana Torta, Pejabat Kebijakan Senior
Direktorat Jenderal Aksi Iklim Komisi Eropa, dan
Budi Hermawan, General Manager PT Kayu Lapis
Indonesia (produsen kayu lapis, kayu lantai dan
furnitur kebun asal Indonesia)

Lisensi FLEGT Indonesia secara resmi diluncurkan
pada tanggal 24 November 2016 di Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian, Dr Darmin
Nasution memimpin acara tersebut, yang
juga dihadiri oleh pejabat dari Kementerian
Perdagangan, Kementerian Perindustrian,
Kementerian Luar Negeri dan Kementerian
Keuangan serta para diplomat dari negara-negara
Uni Eropa dan Asean Dr Darmin mengatakan
bahwa capaian Indonesia dalam memulai
penerbitan lisensi FLEGT merupakan pendorong
penting bagi upaya Indonesia dalam meraih pasar
global bagi produk kayu Ia juga mengatakan SVLK
akan menjadi model untuk sertiikasi pengelolaan
minyak sawit yang berkelanjutan

Dr Parthama menyatakan bahwa karena
deforestasi adalah penyumbang terbesar emisi
gas rumah kaca di Indonesia, maka tata kelola
hutan yang baik adalah kunci untuk memerangi
perubahan iklim, dan oleh karena itu SVLK
memberikan kontribusi terhadap upaya ini Ia
juga berpendapat bahwa SVLK berkontribusi
terhadap pencapaian setidaknya tiga dari Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan yaitu Tujuan ke-12
tentang konsumsi dan produksi yang berkelanjutan;
Tujuan ke-13 tentang memerangi perubahan iklim;
dan Tujuan ke-15 tentang pengelolaan hutan
lestari

Di sisi lain, Uni Eropa menyelenggarakan sebuah
pertemuan tingkat tinggi yang dipimpin Komisi
Eropa pada tanggal 28 November di Brussels
Acara tersebut dihadiri oleh Menteri Luar Negeri
Indonesia Retno Marsudi, Perwakilan Tinggi Uni
Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan
Keamanan Federica Mogherini, dan Komisaris
Eropa bidang Lingkungan, Kelautan dan Perikanan
Karmenu Vella Perwakilan Tinggi Uni Eropa
Federica Mogherini dari Uni Eropa menyerahkan
secara simbolik lisensi Perjanjian Kerjasama
Sukarela FLEGT dengan Indonesia kepada
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sebagai tanda
dimulainya penerbitan lisensi FLEGT

Laporan Tahunan Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia - Uni Eropa: Mei 2015 - Desember 2016

19

Foto: MFP3

Sumber daya online
Uni Eropa meluncurkan pusat informasi lisensi
FLEGT yang menjelaskan seluk-beluk lisensi FLEGT
dan keuntungan apa yang akan didapat oleh bisnis
di Uni Eropa dan produsen kayu di negera-negara
di luar Uni Eropa 4 Pusat informasi tersebut
berisi jawaban atas lusinan pertanyaan yang
sering diajukan mengenai segala hal, mulai dari
hal-hal mendasar hingga skenario perdagangan
yang kompleks dan bagaimana melaporkan
permasalahan-permasalahan yang muncul Pusat
informasi ini juga mencakup daftar pejabat-pejabat
yang berwenang dalam urusan FLEGT (Competent
Authority/CA) di tiap-tiap negara anggota Uni
Eropa, serta memberikan informasi kepada para
importir dan pedagang produk kayu berlisensi
FLEGT lainnya di Uni Eropa Pusat informasi ini
juga memuat bagian khusus tentang Indonesia
yang menjelaskan tentang sistem jaminan
legalitas kayu di Indonesia Website tersebut
juga menjelaskan tentang deinisi, persyaratan
penggunaan, dan saran bagi branding dan cara
menyampaikan informasi mengenai lisensi FLEGT
secara akurat dan menyeluruh
Fasilitas FLEGT Uni Eropa juga mengelola sebuah
ruang media dengan latar belakang tentang proses
yang dimiliki Indonesia, pertanyaan-pertanyaan
umum dan dokumen resmi 5

Masyarakat sipil
Tujuh organisasi pemantau hutan independen
mengadakan seminar pada tanggal 30-31 Agustus
2016 untuk memberikan informasi kepada
masyarakat tentang peran pemantauan hutan
independen dalam menjamin kredibilitas SVLK 6
Pembicara dalam seminar tersebut menjelaskan
bagaimana pemantau hutan independen, termasuk
masyarakat, dapat berkontribusi dalam
4 Lihat: www legtlicence org

memperbaiki tata kelola hutan Jaringan Pemantau
Independen Kehutanan (JPIK) mempresentasikan
pendekatan terstruktur bagi pemantau
independen, sedangkan Auriga mempresentasikan
sebuah studi tentang kebijakan keamanan bagi
pemantau
Peserta seminar meliputi pejabat dari Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan, organisasi
masyarakat sipil, perwakilan sektor swasta
termasuk auditor SVLK, mahasiswa dan akademisi
Isu penting yang dibahas dalam seminar
tersebut adalah keberlanjutan sumber daya
pemantauan Greenpeace dan WWF Indonesia
mempresentasikan pengalaman mereka dalam
menggalang dana untuk membiayai kegiatan
mereka Saat ini, lembaga pembangunan
internasional masih menjadi sumber pendanaan
utama bagi pemantauan independen Namun
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan No 30/2016 telah memastikan bahwa
pemantau hutan independen dapat menerima
dana publik dari APBN

Importir dan otoritas yang
berwenang
Untuk memperkenalkan dan mempromosikan
SVLK kepada importir dan otoritas yang
berwenang di Uni Eropa sebagai sistem
jaminan legalitas kayu yang kredibel, Indonesia
mengadakan roadshow di kota-kota besar di Eropa
bekerja sama dengan kedutaan besar Indonesia di
negara-negara bersangkutan Roadshow tersebut
berlangsung dari pada 9 – 19 Mei 2016 dengan
mengunjungi London, Paris, Hamburg, Den Haag
dan Brussels Para peserta meliputi pejabat dari
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,
Kementerian Perindustrian, Kementerian
Perdagangan dan Kementerian Luar Negeri
serta perwakilan dari Asosiasi Pengusaha Hutan
Indonesia, Asosiasi Pulp dan Kertas, dan Asosiasi
Panel Kayu Indonesia

5 See: http://www eulegt ei int/mediaroom-indonesia
6 Tujuh organisasi tersebut adalah: APIKS, Auriga, Eyes on the Forest, JPIK, LSPP, PPLH Mangkubumi, YCHI (lihat Tabel 2)

20

Laporan Tahunan Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia - Uni Eropa: Mei 2015 - Desember 2016

Materi kampanye
Selama periode pelaporan ini, Indonesia telah
menghasilkan berbagai materi kampanye untuk
mempromosikan SVLK dan lisensi FLEGT Indonesia
(lihat Gambar 6)
Gambar 6. Contoh-contoh materi kampanye yang digunakan untuk mempromosikan SVLK dan lisensi FLEGT

ACHIEVEMENT

3117

The SVLK issued

are SVLK certified

V-legal export
licences for

forest-based enterprises
& Industries

15,05 million
hectares of natural forest

Licensed timber products
travelled from

631139

115 ports
in Indonesia to

3331 ports

417 PRODUCTS

overseas

HS Code (10 digit)

are SVLK certified

100%

Timber harvested
in natural forest
concessions

as well as

100%

INDONESIA’s

Timber coming from
plantation forest
concessions

are SVLK certified

65265

Licensed timber products
had a net weight of

59,11 million

FLEGT License
Document issued

tons and were worth

The Value of Export Using FLEGT License
Since 15 November 2016

USD 37,79 billion

USD 705,76 million

INDONESIA’s TIMBER PRODUCT EXPORTS

TIMBER LEGALITY ASSURANCE SYSTEM (SVLK)

EUROPEAN
UNION

PROMOTES FOREST GOVERNANCE, CONTRIBUTES TO
CLIMATE CHANGE MITIGATION

NON-EU
EUROPE
2017
USD 502,4 M
NORTH
AMERICA

2017
USD 15,7 M

2017
USD 617,6 M

2017
USD 3,59 B

ASIA

2017
USD 165 M

AFRICA

OCEANIA

2017
USD 195,4M

source: SILK online, 27 July 2017

LISENSI
LISENSI FLEGT
FLEGT
INDONESIA
INDONESIA

PANDUAN
PENERBITAN
REKOMENDASI
IMPOR

PANDUAN
EKSPOR
LISENSI
LISENSI FLEGT
FLEGT
INDONESIA
INDONESIA

PRODUK PERKAYUAN
DENGAN LISENSI FLEGT
KE UNI EROPA

Laporan Tahunan Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia - Uni Eropa: Mei 2015 - Desember 2016

21

8

Transparansi
Data yang tersedia melalui
SILK
Pada periode pelaporan ini, database SILK
menyajikan dan secara terus-menerus mengupdate data tentang lisensi FLEGT yang telah
diterbitkan, dimana SILK hadir terintegrasi
berdasarkan dokumen V-Legal SILK juga
menampilkan daftar pejabat Uni Eropa yang
berwenang

Rancangan peraturan tentang
akses masyarakat terhadap
informasi
Untuk meningkatkan akses masyarakat
terhadap data, Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan, Forest Watch Indonesia dan
Indonesia Center for Environmental Law (ICEL)
sedang menyusun rancangan Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang Akses
Masyarakat terhadap Informasi di Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Berdasarkan
peraturan baru tersebut, Kementerian menugaskan
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi
(PPID) untuk mendokumentasikan, menyimpan,
memasok dan melayani masyarakat dalam
memberikan informasi PPID mengelompokkan
informasi publik ke dalam tiga kategori: (a)
informasi yang diperbarui secara teratur; (b)
informasi yang memerlukan publikasi segera; (c)
informasi yang harus selalu tersedia setiap saat

Informasi yang dipublikasikan
oleh pemantau independen
Organisasi pemantau independen mempublikasikan
temuan melalui website milik mereka 7

Ringkasan dan catatan
pertemuan-pertemuan terkait
VPA
Joint Implementation Committee (JIC) Indonesia
– Uni Eropa membagikan keputusannya melalui
friendly email ke daftar penerima yang disetujui
oleh kedua belah pihak, dan melalui siaran pers
dan konferensi pers Catatan diskusi pertemuan
JIC dan Joint Expert Meetings juga tersedia di
SILK dan dikirim melalui email kepada pemangku
kepentingan terkait

Publikasi dokumen tentang
SVLK dan lisensi FLEGT
Indonesia menggunggah peraturan baru dan
dokumen terkait dengan SVLK dan lisensi FLEGT ke
dalam SILK

Foto: MFP3
7 Lihat: http://jpik or id ; http://jpik-jatim or id/resume-hasil-pemantauan ; http://www eyesontheforest or id/index php

22

Laporan Tahunan Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia - Uni Eropa: Mei 2015 - Desember 2016

9

Pemantauan VPA

Pemantauan Independen

Foto: MFP3

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor 30/2016 mengakui pentingnya
pemantauan independen sebagai bagian integral
SVLK yang berkontribusi terhadap kredibilitas
sistem Dalam peraturan SVLK yang baru tersebut
terdapat tujuh pasal yang mengatur tentang
pemantauan independen, penguatan pengakuan
hak pemantau independen atas akses ke situs
informasi dan pemantauan, dan atas perlindungan
terhadapkeamanan dan integritas mereka (lihat
Tabel 1)

Laporan Tahunan Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia - Uni Eropa: Mei 2015 - Desember 2016

23

Tabel 1. Perbandingan pemantauan independen dalam peraturan SVLK tahun 2014 dan 2016

Peraturan tahun 2014 (P93/2014)

Peraturan tahun 2016 (P30/2016))

Deinisi
pemantau
independen

Pemantau independen adalah individu
atau organisasi masyarakat sipil yang
berstatus warga negara Indonesia yang
bertindak sebagai pemantau sektor
kehutanan, meliputi proses penerbitan
pengelolaan hutan lestari, Deklarasi
Kesesuaian Pemasok dan Sertiikat SVLK

Pemantau independen adalah masyarakat yang tinggal di dalam
atau di sekitar hutan konsesi, hutan rakyat atau industri; atau
warga negara yang berkepentingan dalam sektor kehutanan; atau
lembaga swadaya masyarakat yang aktif di sektor kehutanan
dengan status hukum di Indonesia

Hak-hak
pemantau
independen

Pelaksanaan SVLK dipantau oleh
pemantau independen

a Memperoleh data dan informasi tentang keseluruhan proses
sertiikasi SVLK dari pemangku kepentingan terkait yang terlibat
langsung dalam proses tersebut
b Memperoleh jaminan keamanan selama menjalankan tugas
pemantauan
c Memperoleh akses ke situs-situs pemantauan

Tanggung jawab
pemantau
independen

a Menunjukkan bukti identitas atau ailiasi dengan organisasi
pemantau independen saat memasuki lokasi pemantauan
tertentu
b Menjaga dan melindungi kerahasiaan dokumen dan informasi
yang diperoleh selama pemantauan
c Mematuhi aturan APBN dan peraturan-peraturan lainnya jika
menerima dana dari APBN

Keamanan

Dalam melakukan pekerjaan pemantauan,
pemantau independen menerima jaminan
bahwa keamanan mereka akan dilindungi

a Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan akan
menetapkan mekanisme perlindungan pemantau independen
dari ancaman isik atau verbal sebelum, selama dan setelah
melakukan tugas pemantauan
b Pemantau independen yang melakukan pekerjaan pemantauan
sesuai dengan peraturan tidak akan dikenakan tuntutan hukum
pidana atau perdata
c Mekanisme perlindungan bagi pemantau independen akan
dijabarkan dalam Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan
Produksi Lestari No 15/2016

Pendanaan

24

a Pemantauan SVLK akan didanai secara
independen oleh pemantau independen

a Pendanaan tugas pemantauan independen dapat bersumber
dari APBN atau APBD atau sumber pendanaan legal lainnya

b Pemerintah dapat memfasilitasi
penggalangan dana atau upaya
pembiayaan mandiri untuk tugas
pemantauan sesuai dengan peraturan

b Pemerintah dapat memfasilitasi upaya untuk memperoleh
pendanaan bagi pemantauan pelaksanaan SVLK

Laporan Tahunan Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia - Uni Eropa: Mei 2015 - Desember 2016

Aspek penting dari peraturan baru ini adalah
pengakuan terhadap tantangan yang sudah
berlangsung lama yang dihadapi lembaga
pemantau independen dalam menjamin
pendanaan berkelanjutan untuk membiayai tugas
mereka Lembaga-lembaga tersebut bergantung
pada lembaga donor internasional untuk
pendanaan mereka Dengan adanya ketidakpastian
pendanaan dari lembaga donor internasional
ada kebutuhan mendesak untuk membentuk
mekanisme pendanaan berkelanjutan bagi
tugas-tugas pemantauan independen terhadap
pelaksanaan SVLK

Dukungan dari Uni Eropa dan Indonesia terhadap
inisiatif untuk membentuk dana perwalian bagi
pemantauan independen diperoleh pada saat Joint
Implementation Committee melakukan pertemuan
pada tanggal 15 September 2016 di Yogyakarta
Dana perwalian tersebut akan dibentuk pada
awal 2017 dan diperkirakan akan beroperasi
pada pertengahan 2017 Tugas utamanya adalah
menghimpun dana dan mengelola hibah untuk
kepentingan tugas-tugas pemantauan independen
Perwakilan masyarakat sipil, sektor swasta dan
pemerintah akan melakukan pengawasan terhadap
pengelolaan dana tersebut

Peraturan baru tersebut mengakui bahwa sebagai
bagian tak terpisahkan dari sistem ini, tugas
pemantauan independen dapat memperoleh
pendanaan dari APBN Peraturan sebelumnya tidak
mengatur hal ini, dan pemangku kepentingan juga
berasumsi bahwa pendanaan melalui APBN akan
mengurangi independensi pemantau

Lembaga Pemantauan Independen
Saat ini terdapat tujuh organisasi jaringan
pemantauan independen dengan jumlah total
anggota 111 organisasi dan 1 941 individu yang
tersebar di seluruh Indonesia (Tabel 2)

Tabel 2. Gamba

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

PENGALAMAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA DENGAN GANGGUAN JIWA (SKIZOFRENIA) Di Wilayah Puskesmas Kedung Kandang Malang Tahun 2015

28 256 11

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111

Kajian administrasi, farmasetik dan klinis resep pasien rawat jalan di Rumkital Dr. Mintohardjo pada bulan Januari 2015

19 169 0