Rencana Pembangunan Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

  Rencana Pembangunan Investasi Infrastruktur Jangka Menengah RPI2JM Kabupaten Luwu Utara

6.1 Pengembangan Pemukiman

  Pengembangan permukiman di Kabupaten Luwu Utara diarahkan pada peningkatan kualitas lingkungan permukiman dan pengembangan kawasan permukiman baru dalam rangka mendorong pertumbuhan pusat-pusat pelayanan dalam sistem pengembangan wilayah Kabupaten Luwu Utara dan sekitarnya. Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, permukiman didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau perdesaan.

6.1.1 Arahan Kebijakan Dan Lingkup Kegiatan

1. Arahan Kebijakan

  • Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional.
  • Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.
  • Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.
  • Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.

  Rencana Pembangunan Investasi Infrastruktur Jangka Menengah RPI2JM Kabupaten Luwu Utara

  2. Lingkup Kegiatan Pengembangan Permukiman dilaksanakan dengan upaya peningkatan kualitas permukiman kumuh, perkotaan, dan desa Nelayan. Peningkatan pembangunan prasarana dan sarana (infrasruktur) Permukiman di kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa / Desa Pusat Pertumbuhan dan pada Desa terpencil / Desa tertinggal melalui program pemberdayaan masyarakat.

6.1.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan Dan Tantangan

  1. Isu Strategis Pengembangan Pemukiman Isu strategis yang terkait dengan Pengembangan Pemukiman di Kab. Luwu Utara antara lain :

Tabel 6.1 Isu Strategis Sektor Pengembangan Pemukiman Skala Kabupaten Luwu Utara

  No Isu Strategis Keterangan 1, - Percepatan pencapaian target MDGs 2020 yaitu penurunan proporsi rumah tangga kumuh perkotaan.

  • 2. Meminimalisir penyebab dan dampak bencana sekecil mungkin.

  3. Belum optimalnya pemanfaatan Infrastruktur Permukiman yang sudah dibangun.

  4. Belum optimalnya peran pemerintah daerah dalam mendukung pembangunan permukiman. Ditopang oleh belum optimalnya kapasitas kelembagaan dan kualitas sumber daya manusia serta perangkat organisasi penyelenggara dalam memenuhi standar pelayanan minimal di bidang pembangunan perumahan dan

  Rencana Pembangunan Investasi Infrastruktur Jangka Menengah RPI2JM Kabupaten Luwu Utara permukiman.

  5. Masih Kurangnya kesadaran masyarakat untuk ikut berperan serta dalam pengembangan permukiman

  6. Penerapan Standar Pelayanan Minimum bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang

2. Kondisi Eksisting Pengembangan Pemukiman

  Tabel 6.2

Perda Kab. Luwu Utara terkait Pengembangan Permukiman

No No. Peraturan Perihal Tahun Keterangan

  1. Tabel 6.3

  

Data Kawasan Kumuh di Kab, Luwu Utara

No. Lokasi Luas Jumlah Jumlah Jumlah

Kawasan Kawasan Rumah Rumah Semi Panduduk Kumuh (Ha) Permanen Permanen

  1. Kec. Sabbang 9,4

  2. Kec. Baebunta 327,5

  3. Kec. Malangke

  32

  4. Kec. Malangke 0,2 barat

  5. Kec. Masamba 6,7

  6. Kec. Sukamaju 0,15

  7. Kec. Bone- 47,02 Bone

  Rencana Pembangunan Investasi Infrastruktur Jangka Menengah RPI2JM Kabupaten Luwu Utara

Tabel 6.4 Data Program Perdesaan di Kab. Luwu Utara

  

Tahun 2014

No Program/Kegiatan Lokasi Satuan Status

  1 PPIP Tersebar di

  42 Desa 11 kecamatan

Tabel 6.5 Data Kondisi Infrastruktur Perdesaan di Kab. Luwu Utara

  

Tahun 2012

No Infrastruktur Lokasi Satuan Kondisi

Terbangun

  1

3. Permasalahan Dan Tantangan Pengembangan Pemukiman

Tabel 6.6 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman

  

Kab. Luwu Utara

No Aspek Permasalahan Tantangan Alternatif Solusi pengembangan yang dihadapi Pengembangan Permukiman

  1. Aspek Masih kurangnya Kebutuhan Perlu dilakukan Kelembagaan kemampuan SDM mendesak akan reorganisasi

  1. Pelaksana sebagai pelaku SDM yang kelembagaan kegiatan kunci utama berkwalitas yang menangani

  2. Organisasi dalam kegiatan Bidang Kecipta kemasyarakat pengembangan Karyaan an permukiman khusunya pengembangan permukiman yang didukung dengan uraian tugas dan fungsi (tupoksi) yang jelas, serta penempatan tenaga pelaksana sesuai dengan latar belakang

  RPI2JM Rencana Pembangunan Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Luwu Utara

  pendidikan dan pengalaman kerja yang dimiliki.

  2. Aspek pembiayaan Terbatasnya dana dari berbagai sumber dana yang dapat digunakan untuk pembangunan prasarana dan sarana permukiman dari APBD Kabupaten, APBD Provinsi, APBN, swasta dan Swadaya Masyarakat.

  Semakin berkembangnya jumlah penduduk, sehingga usulan kebutuhan masyarakat terkait pengembangan permukiman yang semakin kompleks

  Adanya pemetaan dalam hal penganggaran untuk memenuhi kebutuhan masyarakat secara bertahap dan dapat dirasakan secara merata

  3. Aspek peran serta masyarakat Masih kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya partisipasi sebagai pendampingan dalam pengembangan permukiman baik secara individual maupun organisasi masyarakat yang ada

  Usaha meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi

  Peningkatan peran serta masyarakat dalam menangani program/kegiatan pengembangan permukiman baik individu maupun Organisasi Masyarakat.

  Rencana Pembangunan Investasi Infrastruktur Jangka Menengah RPI2JM Kabupaten Luwu Utara

  6.1.3 Analisis Kebutuhan Pengembangan Pemukiman

Tabel 6.7 Perkiraan kebutuhan Prog. Pengembangan Permukiman Di Perkotaan untuk 5 tahun No Uraian Unit Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Ket

  I II

  III

  IV V Masamba

  1. Jml penduduk Kepadatan penduduk Proyeksi persebaran penduduk Proyeksi persebaran penduduk miskin

  2. Sasaran penurunan kawasan kumuh

  3. Kebutuhan rusunawa

  4. Kebutuhan RSH

  5. Kebutuhan pengembang an permukiman baru

  6.1.4 Program-Program Sektor Pengembangan Pemukiman

  1. Pengembangan Kawasan Pemukiman Perkotaan Pengembangan permukiman kawasan perkotaan di Kab. Luwu Utara terdiri dari:

  • Infrastruktur kawasan permukiman kumuh
  • Penyusunan SPPIP dan RPKPP
  • Infrastruktur permukiman RSH

  RPI2JM Rencana Pembangunan Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Luwu Utara

2. Pengembangan Kawasan Pemukiman Perdesaan Sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan di Kab.

  Luwu Utara terdiri dari :

  • Infrastruktur kawasan permukiman perdesaan potensial (Agropolitan/Minapolitan)
  • Infrastruktur kawasan permukiman rawan bencana
  • Infrastruktur pendukung kegiatan ekonomi dan sosial (PISEW)
  • Infrastruktur perdesaan PPIP

6.1.5 Usulan Program Dan Kegiatan Usulan program dan kegiatan Pembangunan Permukiman di Kab.

  Luwu Utara adalah :

Tabel 6.8 Format usulan dan prioritas program infrastruktur permukiman Kab. Luwu Utara No Kegiatan Volume Satuan Biaya (Rp) Lokasi

6.2 Penataan Bangunan dan Lingkungan

6.2.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

1. Arahan kebijakan

  • UU No.1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman - UU No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung - PP 36/2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung - Permen PU No. 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan

  Rencana Pembangunan Investasi Infrastruktur Jangka Menengah RPI2JM Kabupaten Luwu Utara

  • Permen PU No.14 /PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

2. Lingkup kegiatan

  a. Kegiatan penataan lingkungan permukiman

  • Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL);
  • Bantuan Teknis pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH);
  • Pembangunan Prasarana dan Sarana peningkatan

    lingkungan pemukiman kumuh dan nelayan;

  • Pembangunan prasarana dan sarana penataan lingkungan pemukiman tradisional.

  b. Kegiatan pembinaan teknis bangunan dan gedung

  • Diseminasi peraturan dan perundangan tentang penataan bangunan dan lingkungan;
  • Peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan dan gedung;
  • Pengembangan sistem informasi bangunan gedung dan arsitektur; - Pelatihan teknis.

  c. Kegiatan pemberdayaan masyarakat di perkotaan

  • Bantuan teknis penanggulangan kemiskinan di perkotaan; - Paket dan Replikasi.

6.2.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan Dan Tantangan

  1. Isu Strategis Bidang PBL Isu strategis yang terkait dengan Penataan Bangunan dan Lingkungan di Kab. Luwu Utara antara lain :

  RPI2JM Rencana Pembangunan Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Luwu Utara

Tabel 6.9 Isu Strategis Sektor Pengembangan Pemukiman

  

Skala Kabupaten Luwu Utara

No Isu Strategis Keterangan

  1, - Pengendalian pemanfaatan ruang melalui RTBL

  2. Pengendalian proteksi terhadap bahaya kebakaran

  3. Kebutuhan RTH

  4. Penataan bangunan gedung dengan perda bangunan gedung

  5. Keberlanjutan program dalam pemberdayaan masyarakat

  6. Standar pelayanan minimum bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

2. Kondisi Eksisting Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan

Tabel 6.10 Perda Kab. Luwu Utara terkait PBL

  

No No. Peraturan Perihal Tahun Keterangan

1.

  Tabel 6.11

Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

Kab. Luwu Utara

  No Kawasan Jml Bangunan Gedung Berdasarkan Fungsi Status Kepemilikan Kondisi Bangunan Ketersediaan Utilitas Bangunan

  Fungsi hunian:

  RPI2JM Rencana Pembangunan Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Luwu Utara

  2. Aspek kelembagaan Belum maksimalnya dukungan pemda dalam hal SDM untuk peningkatan kwalitas lingkungan

  5. Aspek lingkungan pemukiman Tidak maksimalnya

  1. Aspek peran serta masyarakat

  4.

  3. Aspek pembiayaan Alokasi anggaran yang minim terkait keterbatasan anggran

  Pelatihan aparat pemerintah yang menangani penataan bangunan

  Tersedianya SDM yang handal dalam hal penanganan peningkatan kwalitas lingkungan

  Penyusunan perda bangunan

  Fungsi keagamaan: Fungsi Usaha: Fungsi Sosial Budaya: Fungsi khusus:

  Tersedianya peraturan bangunan dan lingkungan yg memenuhi standar proteksi kebakaran

  1. Aspek teknis Masih belum tersedianya sarana system proteksi bahaya kebakaran

  I Kegiatan Penataan Lingkungan Pemukiman

  

Lingkungan

Kab. Luwu Utara

No Aspek Penataan Bangunan dan Lingkungan Permasalahan yang dihadapi Tantangan Pengembangan Alternatif Solusi

Tabel 6.12 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Penataan Bangunan dan

  3. Permasalahan Dan Tantangan Pengembangan Penataan Bangunan dan Lingkungan

  Tercapainya penataan Usaha penerapan

  RPI2JM Rencana Pembangunan Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Luwu Utara

  Usaha meminimalisir bahaya bencana

  3. Aspek pembiayaan

  2. Aspek kelembagaan

  1. Aspek teknis

  

III Kegiatan pemberdayaan komunitas dalam penanggulangan kemiskinan

  5. Aspek lingkungan pemukiman

  Sosialisasi pada masyarakat

  4. Aspek peran serta masyarakat Kurangnya pemahaman masyarakat dalam hal persyaratan bangunan terutama pada daerah bencana

  fungsi kawasan sesuai peruntukannya kawasan sesuai fungsi perda bangunan gedung dan perizinan bangunan sesuai fungsi ruang

  3. Aspek pembiayaan

  2. Aspek kelembagaan Kurang efektifnya kelembagaan pengelola bangunan gedung

  Pembentukan satgas yang menangani masalah penegakan perda

   masih kurangnya asset negara yang teradministrasik an dengan baik Terciptanya penyelenggaraan bangunan sesuai perda yang ada

  1 Aspek teknis  Masih kurangnya perda menyangkut bangunan gedung

  II Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

  4. Aspek peran serta

  RPI2JM Rencana Pembangunan Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Luwu Utara

  masyarakat

  5. Aspek lingkungan pemukiman

  6.2.3 Analisis Kebutuhan Pengembangan PBL

  1. Kegiatan Penataan Lingkungan Pemukiman

  • Usaha pengendalian fungsi kawasan
  • Penyusunan Rencana Induk Sistem Penanggulangan Kebakaran (RISPK)
  • Peningkatan kwalitas penataan lingkungan kawasan bersejarah dan pemukiman tradisional
  • Pembinaan teknis bagi tenaga pendata HSBGN
  • Identifikasi secara administratif terhadap asset negara

  • Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air - Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum - Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum - Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010

  2. Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

  6.3 Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)

  6.3.1 Arahan kebijakan dan Lingkup Kegiatan

  1. Arahan kebijakan

  tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang

  2. Lingkup kegiatan Lingkup kegiatan dalam bidang Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) adalah upaya meningkatkan pelayanan air minum di perdesaan maupun perkotaan, khususnya bagi

  Rencana Pembangunan Investasi Infrastruktur Jangka Menengah RPI2JM Kabupaten Luwu Utara masyarakat miskin dikawasan rawan air. Selain itu meningkatkan keikutsertaan swasta dalam investasi dalam pembangunan sarana air minum diperkotaan.

6.3.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan

  1. Isu strategis Peningkatan jumlah masyarakat Luwu Utara yang mengakses

  • air minum Pemenuhan kebutuhan air baku untuk air minum di wilayah
  • Kab. Luwu Utara terutama pada kawasan pesisir Peningkatan peran serta masyarakat dan badan usaha dalam
  • hal pemenuhan kebutuhan air minum Peningkatan SPAM yang sesuai dengan kondisi alam Kab.
  • Luwu Utara Usaha peningkatan kesadaran masyarakat dalam hal
  • pemeliharaan sumber air baku

2. Kondisi eksisting pengembangan SPAM

a. Aspek teknis

Tabel 6.13 Kondisi Eksisting Pengembangan SPAM di Kab. Luwu utara

  No Lokasi Jenis Jml Tingkat Sumber Sistem Jam pelayanan pelayanan air baku pengolahan pelayanan

  • 2. Mapped SPAM

  1 Mata air Distribusi

  24 eceng pegunun PAM gan

  3. Bone- SPAM

  1 Mata air Distribusi

  24 bone pegunun PAM gan

  4. Baebunt SPAM

  1 Mata air Distribusi

  24 a pegunun PAM gan

  5. Rinding

  1 Mata air swakelola

  Rencana Pembangunan Investasi Infrastruktur Jangka Menengah RPI2JM Kabupaten Luwu Utara

  Allo Perpipaan pegunun

  • Kec. gan Limbon g

  b. Pendanaan Untuk SPAM dalam ibukota kecamatan di Kab. Luwu Utara dikelola oleh PDAM dan pembiayaannya bersumber dari APBN, APBD provinsi dan APBD. Sedangkan system perpipaan di wilayah pedesaan menggunakan pendanaan dari DAK dan pengelolaan dalam operasionalnya diserahkan

kepada OMS atau Organisasi Masyarakat Setempat.

  

6.3.3 Permasalahan dan Tantangan Pengembangan SPAM di Kab. Luwu

Utara

  1. Permasalahan pengembangan SPAM Kondisi air baku untuk SPAM dalam Kota Masamba masih

  • terpengaruh dengan kondisi cuaca, hal ini dikarenakan sumber air baku yang memanfaatkan air sungai Biaya operasional yang masih tinggi dengan menggunakan
  • system pompanisasi Masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga
  • kelestarian sumber air baku Adanya ketidak seimbangan antara tingkat pelayanan air
  • minum dengan tingkat pertumbuhan penduduk.

  2. Tantangan pengembangan SPAM Komitmen terhadap pencapaina target MDGs 2015

  • Tuntutan peningkatan ekonomi dan pemberdayaan potensi
  • local Pembangunan yang berkelanjutan
  • 6.3.4 Analisis Kebutuhan Sistem Penyediaan Air Minum

  RPI2JM Rencana Pembangunan Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Luwu Utara

1. Analisis kebutuhan pengembangan SPAM Kab/Kota

  N o Uraian Kondisi Kondisi Eksisti ng Kebutuhan Ket Tahu n I Tahu n II Tahu n III Tahu n IV Tahu n V

  (%)

  b. Proporsi sambungan umum

  a. Proporsi sambungan langsung

  5. Jml Pelanggan

  4. Kebocoran total

  c. Kebutuhan air (lt/org/hr)

  b. Cakupan pelayanan penduduk (%)

  3. Sist Perpipaan non PDAM a. Kebocoran

  1. Sist Perpipaan

Tabel 6.14 Analisis Kebutuhan

  b. Cakupan pelayanan penduduk (%)

  a. Kebocoran (%)

  2. Sist. Bukan Perpipaan

  c. Kebutuhan air (lt/org/hr)

  b. Cakupan pelayanan penduduk (%)

  a. Kebocoran (%)

  c. Kebutuhan air (lt/org/hr)

  Rencana Pembangunan Investasi Infrastruktur Jangka Menengah RPI2JM Kabupaten Luwu Utara

  c. Jml sambungan langsung

  d. Jml sambungan umum

  6. Unit konsumsi

  a. Sambungan langsung (SL)

  b. Sambungan umum (SU) c. Non domestic

  7. Kebutuhan air

  a. Kebutuhan air domestik b. Kebutuhan air non domestik

  c. Sub total kebutuhan air

  8. Kebutuhan air rata-rata (Qr)

  9. Kebutuhan air maximum (Qmax)

  10 Pear Hour . Factor (factor jam puncak)

  Rencana Pembangunan Investasi Infrastruktur Jangka Menengah RPI2JM Kabupaten Luwu Utara

2. Kebutuhan pengembangan SPAM daerah

Tabel 6.15 Analisis Kebutuhan Pengembangan SPAM Kebutuhan No. Output Satuan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun

  I II

  III

  IV V

6.4 Penyehatan Lingkungan Permukiman

6.4.1 Air Limbah

  1. Arahan Kebijakan Dan Lingkup Kegiatan Pengolahan Air Limbah

  2. Arahan kebijakan pengolahan air limbah Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana - Pembangunan Jangka Panjang Nasional. Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya - Air. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang -

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.

  • Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. - 02/MENKLH/I/1998 tentang Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan

  3. Lingkup pengolahan air limbah Air Limbah yang dimaksud disini adalah air limbah

permukiman (Municipal Wastewater) yang terdiri atas :

  Rencana Pembangunan Investasi Infrastruktur Jangka Menengah RPI2JM Kabupaten Luwu Utara

  • air limbah domestik (rumah tangga) yang berasal dari air sisa mandi, cuci, dapur dan tinja manusia dari lingkungan permukiman serta.
  • air limbah industri rumah tangga yang tidak mengandung Bahan Beracun dan Berbahaya (B3).

  Air buangan yang dihasilkan oleh aktivitas manusia dapat menimbulkan pengaruh yang merugikan terhadap kualitas lingkungan sehingga perlu dilakukan pengolahan. Pengolahan air limbah permukiman di Indonesia ditangani melalui dua sistem yaitu :

  • sistem setempat (onsite).

  adalah sistem dimana fasilitas pengolahan air limbah berada dalam batas tanah yang dimiliki dan merupakan fasilitas sanitasi individual - sistem terpusat (offsite). adalah sistem dimana fasilitas pengolahan air limbah dipisahkan dengan batas jarak dan mengalirkan air limbah dari rumah-rumah menggunakan perpipaan (sewerage) ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

  

6.4.1.1 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan

Air Limbah Permukiman

1. Isu strategis pengembangan air limbah permukiman

  • Upaya peningkatan akses masyarakat Kab. Luwu Utara terhadap pelayanan pengelolaan air limbah dalam rangka peningkatan kwalitas kesehatan masyarakat.
  • Peningkatan kesadaran masyarakat akan kesehatan lingkungan terkait dengan pengelolaan air limbah
  • Peraturan perundang-undangan terkait pengelolaan air limbah

  Rencana Pembangunan Investasi Infrastruktur Jangka Menengah RPI2JM Kabupaten Luwu Utara

  • Perbaikan system pengelolaan air limbah komunal

2. Kondisi eksisting pengembangan air limbah permukiman

Tabel 4.16 Kapasitas Pelayanan Eksisting Prasarana dan Jml Kapasitas Sistem Lembaga Keterangan sarana Pengolahan Pengelola Kondisi Tabel 4.17 Cakupan pelayanan sistim onsite Jml pelayanan sanitasi sist onsite No. Kecamatan pengumpulan pengolahan Jamban MCK lainnya Septik cubluk lainnya

  

keluarga tank

Tabel 4.18 Cakupan pelayanan air limbah komunitas berbasis masyarakat Sistem Dibangun Cakupan No Lokasi tempat tahun pelayanan Kondisi MCK ++

  IPAL komunal

  1 - 2012

  Rencana Pembangunan Investasi Infrastruktur Jangka Menengah RPI2JM Kabupaten Luwu Utara

  3. Permasalahan dan tantangan pengembangan air limbah Permaslahan pembangunan sector air limbah di Kab. Luwu Utara antara lain : Masih belum optimalnya penanganan air limbah di Luwu -

  Utara

  • - Masih kurangnya kesadaran masyarakat mengenai

    perlunya menjaga sanitasi lingkungan dilihat dengan masih adanya di beberapa wilayah yang masyarakatnya belum memiliki jamban. Kurangnya kepedulian masyarakat untuk menjaga - kwalitas air baku. Kurangnya koordinasi instansi terkait dalam penanganan - masalah air limbah.