Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cirebon Tahun 2017-2022

BAB 6 KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULSI Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil yang optimal

  diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor penggerak RPI2-JM Bidang Cipta Karya agar dapat dikelola dengan baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga; tata laksana merupakan motor yang menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan; dan sumber daya manusia sebagai operator dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu kesatuan.

6.1 Kerangka Kelembagaan

6.1.1 Kondisi Kelembagaan Saat Ini

  Pengelolaan bidang Ciptakarya yang terdiri dari sub sektor persampahan, air limbah, air bersih dan drainase di Kota Cirebon merupakan kewenangan dari berbagai SKPD, diantaranya : DPUESDM, DKP, PDAM, Dinkes dan KLH Kota Cirebon. Secara rinci kelembagaan pengelolaan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 6.1 Lembaga Pengelola Bidang Cipta Karya Kota Cirebon No Sub Sektor SKPD Ket.

  1. Persampahan DKP, KLH KLH : pelatihan, edukasi

  

2. Air Limbah PDAM, KLH KLH : pembinaan dan monitoring

  limbahselain limbah domestik/RT

  3. Air Bersih PDAM, DPUESDM, Dinkes Dinkes : uji kualitas air bersih

  4. Drainase DPUESDM Sebagaimana ditetapkan dalam Program RB, penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja. Secara internal, Cipta Karyakeorganisasian urusan pemerintah bidang Cipta Karya, perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang untuk masing- masing bidang/seksi. Selanjutnya juga perlu dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan Cipta Karya, maupun untuk hubungan kerja lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi program dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat daerah. Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan di dalam Peraturan Daerah tentang keorganisasian Pemerintah Kabupaten/kota, khususnya menyangkut tupoksi dari masing-masing instansi pemerintah bidang Cipta Karya. Selain itu, guna memperjelas pelaksanaan tugas pada setiap satuan kerja, perlu dilengkapi dengan tatalaksana dan tata hubungan kerja antar satuan kerja, serta Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas, yang dapat dijadikan pedoman bagi pegawai dalam melakukan tugasnya. Sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 13 Tahun 2011, tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Dinas-Dinas Daerah Pada Pemerintah Kota Cirebon pasal 3 dan Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 14 Tahun 2011 (

  Pasal 3) berikut dijelaskan peran masing-masing instansi dan hubungan kerja dalam pembangunan bidang Cipta Karya.

Tabel 6.2

Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya

Peran Instansi dalam Unit / Bagian yang Menangani No. Instansi Pembangunan Bidang CK Pembangunan Bidang CK

1 Dinas Pekerjaan Kedudukan : Kepala Dinas, membawahkan :

  Umum, Dinas Pekerjaan Umum,

  1 Sekretariat, membawahkan Perumahan, Perumahan, Energi dan Sumber : Energi dan Daya Mineral merupakan unsur a.

  Sub Bagian Umum; Sumber Daya pelaksana otonomi daerah di b.

  Sub Bagian Program Mineral, bidang pekerjaan umum, bidang dan Pelaporan; dan perumahan, bidang tata ruang dan c.

  Sub Bagian Keuangan. bidang energi dan sumber daya

  2 Bidang Cipta Karya, mineral, dipimpin oleh seorang membawahkan : Kepala Dinas, berada di bawah dan a.

  Seksi Tata Bangunan; bertanggung jawab kepada dan Walikota melalui Sekretaris Daerah.

  b.

  Seksi Tata Lingkungan.

  3 Tugas Pokok : Bidang Tata Ruang dan

  Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, Perumahan, Energi dan Sumber membawahkan : Daya Mineral mempunyai tugas a.

  Seksi Tata Ruang; dan pokok melaksanakan urusan b.

  Seksi Perumahan. pemerintahan daerah berdasarkan

  4 Unit Pelaksana Teknik asas otonomi dan tugas Dinas. pembantuan bidang pekerjaan umum, bidang perumahan, bidang tata ruang dan bidang energi dan sumber daya mineral.

  Fungsi : a.

  perumusan kebijakan teknis bidang pekerjaan umum, bidang perumahan, bidang tata ruang dan bidang energi dan sumber daya mineral; b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang pekerjaan umum, bidang perumahan, bidang tata ruang dan bidang energi dan sumber daya mineral; c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang pekerjaan umum, bidang perumahan, bidang tata ruang dan bidang energi dan sumber daya mineral; dan d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

  Peran Instansi dalam Unit / Bagian yang Menangani No. Instansi Pembangunan Bidang CK Pembangunan Bidang CK Dinas Kesehatan, Kedudukan : Bidang Pengendalian Masalah

  Dinas Kesehatan merupakan unsur Kesehatan, membawahkan : pelaksana otonomi daerah di a)

  Seksi Pengendalian dan bidang kesehatan, dipimpin oleh Pemberantasan Penyakit; seorang Kepala Dinas, berada di dan bawah dan bertanggung jawab b)

  Seksi Wabah, Bencana dan kepada Walikota melalui Sekretaris Kesehatan Lingkungan. Daerah.

  Tugas Pokok :

  Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan bidang kesehatan.

  Fungsi :

  a) perumusan kebijakan teknis bidang kesehatan;

  b) penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang kesehatan; c) pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang kesehatan; dan

  d) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

  Dinas Kebersihan Kedudukan :

  1 Kebersihan, Bidang

  Dinas Kebersihan dan Pertamanan membawahkan :

  dan Pertamanan,

  merupakan unsur pelaksana

  a) Seksi Kebersihan Jalan otonomi daerah di bidang dan Saluran; pekerjaan umum sub bidang

  b) Angkutan Seksi persampahan, dipimpin oleh Persampahan; dan seorang Kepala Dinas, berada di

  c) Seksi Retribusi. bawah dan bertanggung jawab

  2 Pertamanan, Bidang kepada Walikota melalui Sekretaris membawahkan :

  Daerah.

  a) Seksi Keindahan Kota;

  Tugas Pokok : dan

  Dinas Kebersihan dan Pertamanan

  b) Seksi Penghijauan. mempunyai tugas pokok

  3 Sarana dan Bidang melaksanakan urusan Prasarana Persampahan, pemerintahan daerah berdasarkan membawahkan : asas otonomi dan tugas a)

  Seksi Sarana Prasarana pembantuan bidang pekerjaan Angkutan; dan umum sub bidang persampahan.

  b) Tempat Seksi

  Fungsi : Pembuangan Sampah a) Sementara.

  perumusan kebijakan teknis bidang pekerjaan umum sub

  4 Unit Pelaksana Teknis bidang persampahan; Dinas.

  b) urusan penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan umum bidang pekerjaan umum

  Peran Instansi dalam Unit / Bagian yang Menangani No. Instansi Pembangunan Bidang CK Pembangunan Bidang CK

  sub bidang persampahan;

  c) pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang pekerjaan umum sub bidang persampahan; dan d)

  d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

  Badan Kedudukan : Bidang Fisik dan Lingkungan, Perencanaan Badan Perencanaan Pembangunan membawahkan :

  Daerah merupakan unsur

  a)

  Pembangunan

  Sub Bidang Perencana perencana penyelenggaraan Pekerjaan Umum,

  Daerah,

  pemerintahan daerah, bidang Perumahan dan statistik dan bidang penelitian Perhubungan; dan pengembangan daerah, dipimpin

  b) Sub Bidang Perencana oleh seorang Kepala Badan, berada Pengembangan Kawasan di bawah dan bertanggung jawab Perkotaan, Lingkungan kepada Walikota melalui Sekretaris Hidup dan Pertanahan.

  Daerah. Tugas Pokok : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah dalam menyusun dan melaksanakan kebijakan daerah bidang perencanaan pembangunan daerah, bidang statistik dan bidang penelitian pengembangan daerah.

  Fungsi :

  a) perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugas bidang perencanaan pembangunan, bidang statistik dan bidang penelitian pengembangan;

  b) pengoordinasian penyusunan bidang perencanaan pembangunan, bidang statistik dan bidang penelitian pengembangan;

  1. i.

  PDAM

  Melaksanakan pelayanan umum Bagian Program dan di bidang pelayanan air minum Perencanaan Teknik sesuai dengan peraturan yang ii.

  Bagian Produksi dan ditetapkan sehingga dapat Distribusi berguna dan bermanfaat bagi iii.

  Bagian Pemeliharaan masyarakat.

  2. Melaksanakan usaha untuk meningkatkan pendapatan asli daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan

Tabel 6.3 Inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya

  Instansi yang No Nama SOP Tugas dan Fungsi Instansi dalam SOP Terlibat

  I Pengembangan Permukiman Bappeda:

   Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis perencanaan umum pembangunan daerah Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, Energi dan Sumber Daya Mineral:

   Menyelenggarakan penyusunan bahan keijakan penanggulangan permukiman kumuh dan nelayan; 1. Bappeda  Menyelenggarakan penyusunan bahan kebijakan pencegahan timbulnya

  2. Dinas Pekerjaan Umum, permukiman kumuh;

  SOP Penanganan Kawasan

  1. Perumahan,

   Menyelenggarakan penanganan kawasan Kumuh Energi dan kumuh perkotaan Sumber Daya

   Menyelenggarakan penyusunan bahan Mineral pengelolaan peremajaan/perbaikan permukiman kumuh/nelayan dengan Rumah Susun Sewa (Rusunawa);  Menyelenggarakan pelaksanaan pengawasan dan pengendalian permukiman kumuh dan pelaksanaan NSPK permukiman kumuh;  Menyelenggarakan evaluasi pelaksanaan program penanganan permukiman kumuh

  Bappeda:

   Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis perencanaan umum pembangunan daerah

  Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, Energi dan Sumber Daya Mineral:

   Menyelenggarakan penyusunan bahan 1. Bappeda kebijakan dan strategi pembangunan

  2. Dinas Pekerjaan kawasan; Umum,

  SOP Kawasan Permukiman  Menyelenggarakan penyusunan bahan

  2. Perumahan,

  Perdesan kebijakan penetapan NSPK pembangunan

  Energi dan kawasan; Sumber Daya

   Menyelenggarakan pembangunan Mineral kawasan strategis;  Menyelenggarakan pelaksanaan pengawasan dan pengendalian pembangunan kawasan dan pelaksanaan NSPK pembangunan kawasan;  Menyelenggarakan evaluasi pelaksanaan program pembangunan kawasan

  Penataan Bangunan dan

  II Lingkungan

  Instansi yang No Nama SOP Tugas dan Fungsi Instansi dalam SOP Terlibat Bappeda :

   Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis perencanaan umum pembangunan daerah.  Pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan meliputi perencanaan fisik, perencanaan

  SOP Pembinaan Bangunan perekonomian, perencanaan sosial dan 1. Gedung pemerintahan serta statistik untuk mendukung pelaksanaan pembangunan daerah.  Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang perencanaan pembangunan daerah meliputi perencanaan pembangunan fisik, perekonomian, sosial dan pemerintahan serta statistik untuk mendukung pelaksanaan pembangunan daerah.

  Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, Energi dan Sumber Daya Mineral:

   Menyelenggarakan penyusunan rencana kerja Bidang Bangunan 1. Bappeda

   Menyelenggarakan pengumpulan, 2. SOP Penataan Bangunan dan Dinas Pekerjaan pengolahan dan analisis data bangunan

2. Umum,

  Lingkungan gedung

  Perumahan,  Menyelenggarakan penyusunan bahan Energi dan penetapan kebijakan mengenai

  Sumber Daya bangunan gedung dan lingkungan Mineral mengacu pada NSPK

3. Dinas Kebersihan

   Menyelenggarakan penyusunan bahan dan Pertamanan kebijakan dan strategi mengenai bangunan gedung dan lingkungan  Menyelenggarakan perumusan bahan penetapan kelembagaan bangunan gedung  Menyelenggarakan penyusunan bahan rekomendasi pemberian Ijin Mendirikan Bangunan (IMB);  Menyelenggarakan pendataan bangunan gedung  Menyelenggarakan penyusunan bahan SOP Pengelolaan Rumah 3. penetapan persyaratan dan teknis untuk

  Negara bangunan gedung adat, semi permanen, darurat, dan bangunan gedung yang dibangun di lokasi bencana;

   Menyelenggarakan penyusunan bahan penetapan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL);  Menyelenggarakan pembinaan melalui pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaan bangunan gedung dan lingkungannya;

  Instansi yang No Nama SOP Tugas dan Fungsi Instansi dalam SOP Terlibat

   Menyelenggarakan pembangunan gedung dan lingkungan dengan berbasis pemberdayaan masyarakat;  Menyelenggarakan pembangunan dan pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara yang menjadi aset Pemerintah Daerah;  Menyelenggarakan penyusunan bahan penetapan status bangunan gedung dan lingkungan yang dilindungi dan dilestarikan yang berskala lokal;  Menyelenggarakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan, pedoman dan standar teknis dalam penyelenggaraan bangunan gedung dan lingkungannya;  Menyelenggarakan pengawasan dan penertiban pembangunan, pemanfaatan, dan pembongkaran bangunan gedung;  Menyelenggarakan pengawasan dan penertiban bangunan gedung dan lingkungan yang dilindungi dan dilestarikan yang berskala lokal;  Menyelenggarakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Bidang Bangunan

  Dinas Kebersihan dan Pertamanan:

   Pelaksanaan penataan pertamanan meliputi taman kota, hutan kota, pohon lindung jalan;  Pelaksanaan pengurusan pemakaman dan penataan penghijauannya

  III Pengembangan Air Minum Bappeda :

   Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis perencanaan umum pembangunan daerah.  Pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan meliputi perencanaan fisik, perencanaan perekonomian, perencanaan sosial dan 1. pemerintahan serta statistik untuk

  Bappeda

1. SOP SPAM Kawasan Perkotaan

  2. mendukung pelaksanaan pembangunan PDAM daerah.

   Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang perencanaan pembangunan daerah meliputi perencanaan pembangunan fisik, perekonomian, sosial dan pemerintahan serta statistik untuk mendukung pelaksanaan pembangunan daerah.

  No Nama SOP Instansi yang Terlibat Tugas dan Fungsi Instansi dalam SOP PDAM Kota Cirebon :

  IV Pengembangan PLP 1.

  2. SOP Persampahan

   Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis perencanaan umum pembangunan daerah  Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis perencanaan umum pembangunan daerah.  Pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan meliputi perencanaan fisik, perencanaan perekonomian, perencanaan sosial dan pemerintahan serta statistik untuk

  Bappeda:

  Kebersihan, Pertamanan

  Umum, Perumahan, Energi dan Sumber Daya Mineral 3. Dinas

  Bappeda 2. Dinas Pekerjaan

  SOP Air Limbah 1.

   Menyelenggarakan pembangunan kawasan strategis  Menyelenggarakan evaluasi pelaksanaan program pembangunan kawasan

   Melaksanakan pelayanan umum di bidang pelayanan air minum sesuai dengan peraturan yang ditetapkan sehingga dapat berguna dan bermanfaat bagi masyarakat.

  Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, Energi dan Sumber Daya Mineral :

   Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang perencanaan pembangunan daerah meliputi perencanaan pembangunan fisik, perekonomian, sosial dan pemerintahan serta statistik untuk mendukung pelaksanaan pembangunan daerah.

   Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis perencanaan umum pembangunan daerah  Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis perencanaan umum pembangunan daerah.  Pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan meliputi perencanaan fisik, perencanaan perekonomian, perencanaan sosial dan pemerintahan serta statistik untuk mendukung pelaksanaan pembangunan daerah.

  Bappeda:

  Umum, Perumahan, Energi dan Sumber Daya Mineral

  Bappeda 2. Dinas Pekerjaan

  2. SOP SPAM Kawasan Perdesaan 1.

   Melaksanakan usaha untuk meningkatkan pendapatan asli daerah sesuai dengan peraturan perundang- undangan.

  3. SOP Drainase

  Instansi yang No Nama SOP Tugas dan Fungsi Instansi dalam SOP Terlibat

  mendukung pelaksanaan pembangunan daerah.  Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang perencanaan pembangunan daerah meliputi perencanaan pembangunan fisik, perekonomian, sosial dan pemerintahan serta statistik untuk mendukung pelaksanaan pembangunan daerah.

  Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, Energi dan Sumber Daya Mineral :

   Menyelenggarakan penyusunan bahan kebijakan dan strategi pembangunan kawasan;  Menyelenggarakan penyusunan bahan kebijakan penetapan NSPK pembangunan kawasan; pembangunan  Menyelenggarakan kawasan strategis; pelaksanaan  Menyelenggarakan pengawasan dan pengendalian pembangunan kawasan dan pelaksanaan NSPK pembangunan kawasan;  Menyelenggarakan evaluasi pelaksanaan program pembangunan kawasan; pemantauan,  Menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Bidang Permukiman

  Dinas Kebersihan, Pertamanan:

   Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan pelayanan kebersihan bagi masyarakat umum maupun di pusat perdagangan

6.1.2 Struktur Kelembagaan A. Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, Energi dan Sumber Daya Mineral

B. Bappeda

  

Penjabaran tugas , fungsi dan struktur Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

memuat tentang penjelasan umum tentang dasar hukum pembentukan , struktur

organisasi, serta uraian tugas dan fungsi sampai dengan satu eselon dibawah Kepala

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Uraian tentang struktur organisasi Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah dijabarkan untuk menunjukan organisasi, jumlah

personil dan tata laksana (proses, prosedur, mekanisme) Tugas Pokok

Berdasarkan Peraturan Walikota Cirebon no 46 tahun 2008 Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan Pemerintah

Daerah dalam menyusun dan melaksanakan kebijakan Daerah Bidang Perencanaan

Pembangunan Daerah, Bidang Statistik dan Bidang Penelitian Pembangunan Daerah.

  Fungsi Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Bappeda mempunyai fungsi :

  1. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugas bidang perencanaan pembangunan, bidang statistik dan bidang penelitian pengembangan;

  2. Pengoordinasian penyusunan bidang perencanaan pembangunan, bidang statistik dan bidang penelitian pengembangan;

  3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan, bidang statistik dan bidang penelitian pengembangan;

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walokota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

  

Pada pelaksanaan kegiatan Bappeda Kota Cirebon bertugas mengevaluasi, melakukan

Penelitian dan Pengendalian umum dari semua kegiatan proyek yang dilaporkan melalui

Bappeda sesuai dengan Peraturan Walikota Cirebon Nomor 12 tahun 2006.

Sesuai dengan Peraturan Daerah No. 15 tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja

Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis

Daerah Kota Cirebon, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah maka Susunan

Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, terdiri atas : a. Kepala Badan.

  b. Sekretariat, membawahi: 1.

  Sub Bagian Umum ; 2. Sub Bagian Program dan Pelaporan; 3. Sub Bagian Keuangan.

  c. Bidang Fisik dan Lingkungan, membawahi : 1.

  Sub Bidang Perencana Pekerjaan Umum, Perumahan dan Perhubungan; 2. Sub Bidang Perencana Pengembangan Kawasan Perkotaan, Lingkungan Hidup dan Pertanahan.

  d. Bidang Sosial Budaya, membawahi : 1.

  Sub Bidang Perencana Pendidikan dan Kesehatan; 2. Sub Bidang Perencana Sosial, Budaya dan Kependudukan.

  e. Bidang Ekonomi, membawahi : 1.

  Sub Bidang Perencana Agro Bisnis dan Perekonomian Rakyat; 2. Sub Bidang Perencana Dunia Usaha dan Investasi.

  f. Bidang Penelitian Pengembangan, membawahi: 1.

  Sub Bidang Penelitian Pengembangan Fisik dan Lingkungan; 2. Sub Bidang Penelitian Pengembangan Sosial Ekonomi Budaya; f. Unit Pelaksana Teknis Badan.

  g. Kelompok Jabatan Fungsional.

C. PDAM Kota Cirebon

  

Struktur organisasi PDAM Kota Cirebon, terakhir ditetapkan dengan Peraturan Walikota

Cirebon Nomor 47 Tahun 2011 tentang Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perusahaan

Daerah Air Minum Kota Cirebon. Peraturan Walikota tersebut disusun dengan mengacu

pada Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 1988 tentang Pokok-Pokok Badan Pengawas,

Direksi, Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum Kotamadya Daerah Tingkat II

Cirebon.

Sesuai Keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah Nomor 8 Tahun 2000 tentang

Pedoman Akuntansi Perusahaan Daerah Air Minum Pasal 6 Ayat (1) c, termasuk dalam

bentuk organisasi PDAM Type C dengan 1 (satu) Direktur Utama dan 2 (dua) Direktur

yang membidangi Umum dan Direktur Teknik.

Selain melayani penyediaan air bersih PDAM Kota Cirebon, juga menyediakan pelayanan

air limbah (tinja) yakni dibawah tanggung jawab 2 seksi :

  A.

  

Seksi Pemeliharaan Saluran Dan Pembuangan Lumbur; dibantu 2 sub seksi :

a.

  Sub seksi Penyambungan dan pemeliharaan saluran b. Sub seksi Pembuangan lumpur tinja B. Seksi Pengolahan Limbah; dibantu 2 sub seksi : a.

  Sub seksi Stasiun Pompa b. Sub seksi IPAL

Selanjutnya organisasi PDAM Kota Cirebon hirarkinya dapat dijelaskan dalam Skematik

  Organisasi PDAM Kota Cirebon sebagai berikut :

6.1.3 Analisis Kelembagaan

A. Masalah yang Dihadapi

  

Masalah yang dihadapi berkaitan dengan tugas dan kewenangan Ketatalaksanaan

penyelengaraan RPI2JM di instansi pemerintah Kota Cirebon; Kuantitas Sumber Daya

Manusia; dan Prasarana Fisik yang menunjang Penyusunan Rencanan Program Investasi

Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Cirebon adalah:

  1. Data yang dibutuhkan guna menunjang penyusunan RPI2JM sangat beragam, namun sistem pendataan yang ada pada umumnya pemerintah Kabupaten/Kota, tidak terkecuali Kota Cirebon tidak tersimpan dan terekam dengan baik;

2. Kurangnya koordinasi di tingkat Kabupaten, sehingga menyulitkan dalam penyediaan data dan koordinasi program.

  3. Kurangnya keterlibatan pihak swasta yang menunjang terhadap penyusunan dan pelaksanaan program apalagi shering kepada program;

  4. Tidak adanya kepastian pelaksanaan kegiatan, meskipun sudah tercantum dalam Memorandum Program (MP) baik dari tingkat Kabupaten maupun dari Pihak Propinsi maupun Pusat; 5. Terbatasnya dana Kabupaten untuk menunjang pelaksanaan kegiatan sesuai Memorandum Program;

  6. Pelaksanaan Sub Bidang Air Minum, Air Limbah, Drainase, Permukiman, Bangunan dan Persampahan ditangani oleh Dinas Tata Ruang dan Permukiman Seksi Penyehatan Lingkungan Bidang Permukiman.

  7. Pelaksanaan Sub Bidang Permukiman dan Penataan Bangunan ditangani oleh Dinas Tata Ruang dan Permukiman Seksi Bangunan Gedung Bidang Bangunan.

  8. Sedangkan untuk sektor Ruang Terbuka Hijau ditangani oleh Kantor Lingkungan Hidup Seksi Pemulihan dan Pelestarian.

  9. Dan untuk pengelolaan Sub Bidang Air Minum dilaksanakan oleh PDAM, sehingga masalah yang dihadapi saat ini adalah penanganan pembangunan ke cipta karya an di Kota Cirebon dilakukan oleh instansi yang berbeda, sehingga yang akan menjadi kendala adalah dalam hal “koordinasi”.

B. Analisis Permasalahan Kemitraan pada hakikatnya merupakan wujud yang ideal dalam pembangunan.

  

Kemitraan didasari atas hubungan antar pelaku yang bertumpu pada ikatan usaha yang

saling menunjang dan saling menguntungkan, serta saling menghidupi berdasarkan asas

kesetaraan dan kebersamaan. Setiap pelaku usaha memiliki potensi, kemampuan dan

keistimewaan sendiri, walaupun berbeda ukuran, jenis, sifat, dan tempat usahanya.

Setiap pelaku usaha juga memiliki kelebihan dan kekurangannya. Dengan kelebihan dan

kekurangan itu timbul kebutuhan kerjasama dan kemitraan. Dengan demikian,

kelebihan-kelebihan akan dilipatgandakan dengan memaksimalkan manfaat yang

mungkin diperoleh. Sedangkan kekurangan-kekurangan dapat diusahakan untuk

dikurangi, atau bahkan dihilangkan sama sekali, dengan kerjasama yang saling

menutupinya.

Kemitraan dalam pembangunan pada dasarnya mengandung hakekat keadilan dalam

perolehan keuntungan dan manfaat, pembebanan biaya dan penanggungan risiko yang

timbul dalam kegiatan usaha tersebut. Dengan demikian, kemitraan yang dikembangkan

adalah kemitraan yang setara antara para pelaku sesuai dengan kemampuan

  

kontribusinya. Kemitraan yang setara memerlukan pula pemahaman yang kuat terhadap

hak dan tanggung jawab serta peranan dari masing-masing pelaku.

Menjadi tantangan kita bersama untuk mengembangkan semangat dan suasana yang

mendorong tumbuhnya kemitraan dan mengembangkan pola-pola yang praktis dan

menarik,serta menjamin keuntungan bagi semua pihak.

Dalam hal ini, pihak-pihak yang terlibat tentu harus memiliki tanggung jawab karena

kemitraan bukanlah bertepuk sebelah tangan. Meskipun semua pihak memiliki

tanggung jawab, pemerintah tetap harus mengambil prakarsa paling tidak untuk

menciptakan iklim yang merangsang bagi usaha kemitraan, antara lain dengan: a) Mengembangkan kebijaksanaan dan strategi pembangunan yang jelas, yang tercermin baik pada tujuan, arahan maupun indikator-indikator kebijaksanaan (policy indicators).

  b) Menetapkan prioritas pembangunan yang realistis dan diikuti oleh semua pihak, baik pemerintah maupun dunia usaha dan masyarakat. Untuk itu perlu kesepakatan di antara berbagai pelaku pembangunan ini, dan karena itu perlu ada dialog-dialog.

  c) Memantapkan mekanisme komunikasi yang lancar dan transparan. Transparansi erat kaitannya dengan tingkat partisipasi dan oleh karena itu, sejak pada tahap awal mekanisme kemitraan yang transparan harus dikembangkan dan dimantapkan.

  d) Mengembangkan pilihan-pilihan atas pola-pola kemitraan yang dapat mencakup kepentingan-kepentingan yang ada di berbagai lapisan dan golongan masyarakat, sehingga masyarakat dapat berperanserta seluas-luasnya dalam kemitraan pembangunan.

  e) Menyiapkan rencana pengembangan kemitraan yang mencakup rencana investasi pemerintah, swasta dan masyarakat sebagai bagian dari pembangunan nasional.

  f) Menyiapkan kerangka peraturan dan arahan serta pedoman yang dapat menjadi acuan terutama bagi swasta dan masyarakat dan juga menjamin kepastian usaha.

6.1.4 Rencana Pengembangan Kelembagaan

  

Usulan program yang disampaikan mencakup Optimalisasi Pelaksanaan Fungsi

Organisasi; Ketatalaksanaan Penyelenggaraan RPI2JM di instansi pemerintah;

Peningkatan Sumber Daya Manusia; dan Peningkatan Prasarana dan Sarana Kerja.

Dari uraian analisis permasalahan yang telah diuraikan, maka program yang diusulkan

untuk memecahkan permasalahan tersebut dan berkaitan dengan Optimalisasi

Pelaksanaan Fungsi Organisasi; Ketatalaksanaan Penyelenggaraan RPI2JM di instansi

pemerintah; Peningkatan Sumber Daya Manusia; dan Peningkatan Prasarana dan Sarana

Kerja adalah sebagai berikut: 1.

   Program yang menunjang Optimalisasi Pelaksanaan Fungsi Organisasi, meliputi: a.

  Pertemuan koordinasi lintas sektor yang dilakukan secara kontinyu dan terjadwal; b.

  Program peningkatan manajemen pemerintahan; c. Program peningkatan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan pemerintah daerah dalam pembinaan dan pengawasan.

  d.

  Mendorong pemberlakuan sotk yang baru, sehingga terbangun kepastian suasana kerja yang baru.

  2. Program yang menunjang Ketatalaksanaan Penyelenggaraan RPI2JM di instansi pemerintah, meliputi: a.

  Segera diberlakukan Perda yang mengatur tugas dan kewenangan Pemerintah Provinsi terhadap Pemerintah Daerah, sehingga Pemerintah Provinsi mempunyai kewenangan yang kuat dalam mendelegasikan program di daerah; b.

  Program Penelitian dan Kajian Kebijakan Pemerintah Provinsi dan Kebijakan Pemerintah Daerah;

  3. Program yang menunjang Peningkatan Sumber Daya Manusia, meliputi: a.

  Melakukan penelitian yang dapat menjawab efektivitas perhitungan rasio perbandingan antara jumlah penduduk dengan jumlah Pegawai negeri Sipil; b.

  Pelatihan sistem kearsipan; c. Mengevaluasi dan melanjutkan Program Pendidikan dan Pelatihan Penjenjangan dan Subtantif/Fungsional; d.

  Meningkatkan kesempatan bagi Pegawai Negeri Sipil yang berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi; e.

  Pelatihan Komunikasi dan Manajemen Pemerintahan.

  4. Program yang menunjang Peningkatan Prasarana dan Sarana Kerja, meliputi: a.

  Dibangunnya Sistem Teknologi Informasi bagi Kota Cirebon; b. Perbaikan kualitas dan penambahan perangkat komputer bagi Dinas/Badan/ Institusi dalam pemerintah Kota Cirebon; c.

  Identifikasi sarana dan prasarana yang akan mendukung pelaksanaan RPI2JM.

  5. Usulan program peningkatan kelembagaan yang dapat diusulkan antara lain:

  a) Badan Layanan Umum untuk pengelolaan sampah b) Kerjasama pemerintah dan swasta untuk penyediaan air minum c)

Kerjasama pemerintah dan masyarakat untuk penanganan limbah

d) Partisipasi masyarakat untuk penataan lingkungan e) Kerjasama pemerintah swasta untuk pengadaan rumah sehat f) Perkuatan UPTD untuk manajemen aset serta monitoring & evaluasi infrastruktur Cipta Karya.