STRATEGI KPU KOTA SERANG UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PILKADA PROVINSI BANTEN TAHUN 2017

  

STRATEGI KPU KOTA SERANG UNTUK MENINGKATKAN

PARTISIPASI PEMILIH DALAM PILKADA PROVINSI BANTEN

TAHUN 2017

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Administrasi Publik Pada Konsentrasi Manajemen Publik

  

Program Studi Ilmu Administrasi Publik

  Di Susun Oleh: Satrio Sakti Darmawan

  NIM 6661130603

  

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG, 2018

  

ABSTRAK

Satrio Sakti Darmawan. 661130603. 2018. Strategi KPU Kota Serang Untuk

Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pilkada Gubernur Banten Tahun 2017.

Program Studi Ilmu Administrasi Publik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dosen

Pembimbing I, Abdul Hamid, Ph.D; Dosen Pembimbing II, Dr. Ismanto, MM

  Pemilihan Umum adalah sarana pelaksanaan pemilihan kepala daearah secara langsuang umum bebas dan rahasia oleh rakyat. Pemilihan umum Kepala Daerah Provinsi Banten dilaksanakan pada tanggal 15 Februari 2017, yang dilaksanakan secara langsung, yang merupakan salah satu bentuk Demokrasi. Dalam lingkup Kota Serang, KPU Kota Serang mempunyai strartegi dalam Pilkada Banten tahun 2017. Permasalahan penelitian ini, masih rendahnya tingkat partisipasi pemilih di Kota Serang, partisipasi masyarakat Kota Serang dalam Pemilu cenderung menurun, kurangnya sosialisasi yang dilakukan KPU Kota Serang guna meningkatkan partisipasi pemilih. sosialisasi masih belum tepat sasaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan dan mendeskripsikan mengenai bagaimana Strategi KPU Kota Serang Untuk Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pilkada Banten 2017. Penelitian ini menggunakan teori teknik analisis SWOT menurut Kotler (2008 : 88). Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukan strategi yang dipakai oleh KPU Kota Serang untuk meningkatkan partisipasi pemilih antara lain : Anggota KPU Kota Serang saling bekerja sama dalam melaksanankan Pilkada, Bimbingan teknis dan Pelatihan-pelatihan yang berkelanjutan untuk meningkatkan kinerja dalam melaksanakan Pilkada Banten Tahun 2017, Memanfaatkan media elektronik dan media internet dalam memvalidasi data pemilih dan melayani masyarakat supaya lebih maksimal dan Sosialisasi di berbagai segmen masyarakat. Pencapaian strategi yang belum maksimal ini tidak terlepas dari faktor-faktor keterbatasan Sumber Daya Manusia, keterbatasan anggaran yang dimiliki KPU, KPU Kota Serang hanya mengandalkan sosialisasi konvensional, KPU Kota Serang kurang memanfaatkan media sosial dalam bersosialisasi, keterbatasan sarana dan prasarana, masih banyak ditemukan permasalahan DPT.

  Kata Kunci : Partisipasi Politik, Pemilihan Kepala Daerah, Strategi

  

ABSTRACT

Satrio Sakti Darmawan. 661130603. 2018. Strategy KPU Serang City To Increase Voter

Participation In Governor Election 2017. Study Program of Public Administration

Science. University of Sultan Ageng Tirtayasa. Supervisor I, Abdul Hamid, Ph.D;

Supervisor II, Dr. Gandung Ismanto, MM

  General Election is a means of conducting head election in general free and secret public. The general election of the Head of Banten Province on February 15, 2017, which implemented directly, which is one form of Democracy. Within the scope of Serang City, the Serang City KPU has a strartegi in the Banten Election of 2017. The problem of this study is that the low voter participation rate in Serang City, the participation of the people of Serang City in the election tends to decrease, the lack of socialization conducted by Serang City KPU to increase voter participation. socialization is still not on target. The purpose of this study is to describe and describe how KPU Serang City Strategy To Increase Voter Participation In Pilkada Banten 2017. This research uses SWOT analysis technique theory according to Kotler (2008: 88). The method used in this research is qualitative descriptive. The result of the research shows the strategy used by KPU of Serang City to increase voter participation, among others: KPU member of Serang City to work together in conducting Pilkada, Technical Guidance and Ongoing Training to improve performance in Pilkada Banten 2017, Utilizing electronic media and internet media in validating the voter data and serving the community to maximize and socialize in various segments of society. The achievement of this strategy that is not maximized can not be separated from the factors of human resource limitations, the limited budget of KPU, KPU Serang City only rely on conventional socialization, KPU Serang City less use social media in socializing, limited facilities and infrastructure, DPT.

  Keywords: Election of Regional Head, Political Participation, Strategy

  

Bila Anda ingin bahagia, buatlah tujuan yang bisa

mengendalikan pikiran, melepaskan tenaga, serta mengilhami

harapan Anda, (Andrew Carnegie)

“Aku tidak gagal. AKu hanya menemukan 10 ribu cara yang tidak bekerja.

  ” Skripsi ini saya persembahkan ,,,, Untuk orangtua, keluarga dan orang-orang tersayang yang telah banyak membantu dan memberi dukungannya selalu

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillahirobbill’alamin, penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT, karena

  atas berkat ridho, rahmat, karunia dan kasih sayang-Nya yang berlimpah akhirnya penulis dapat menyelesaikan Skripsi dalam rangka memenuhi salah satu syarat mencapai gelar sarjana pada Program Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten yang berjudul

  “Strategi KPU Kota Serang

Untuk Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pilkada Provinsi Banten Tahun 2017”.

  Selesainya proposal penelitian ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak yang senantiasa mendukung dan membimbing penulis. Maka dari itu penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1.

  Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd, Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  2. Dr. Agus Sjafari, M.Si, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  3. Rahmawati, S.Sos, M.Si, Wakil Dekan I Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  4. Imam Mukrhoman, S.Ikom, M.Ikom, Wakil Dekan II Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  5. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos, M.Si, Wakil Dekan III Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  6. Listyaningsih, S.Sos, M.Si, Ketua Program Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  7. Riswanda, Ph.D Sekertaris Program Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu

  8. Abdul Hamid Ph.D Sebagai Dosen Pembimbing I dan selaku pembimbing akademik yang selalu memberikan semangat dan membimbing peneliti dalam menyusun Skripsi ini dan sabar dari awal hingga saat ini.

  9. Dr. Ismanto, MM Sebagai Dosen Pembimbing II yang selalu memberikan semangat dan membimbing peneliti dalam menyusun proposal penelitian ini dan sabar dari awal hingga saat ini.

  10. Seluruh dosen dan staf Jurusan Admnistrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.

  11. KPU Kota Serang yang telah mengizinkan dan membantu peneliti mengumpulkan data.

  12. Seluruh SKPD terkait yang tergabung dalam Pilkada Banten tahun 2017 yang telah mengizinkan dan membantu peneliti mengumpulkan data.

  13. Ibu dan Bapak yang telah memberikan kesempatan untuk menempuh strata satu.

  Mohon maaf apabila selama ini belum bisa memberikan yang terbaik dan membalas segala kebaikan yang diberikan.

  14. Terimakasih kepada seluruh keluarga dan saudara-saudara yang selalu memberikan semangat selama pembuatan Skripsi ini.

  15. Kawan-kawan Administrasi Publik 2013 yang memberikan warna, masukan dan nasehat yang bermanfaat.

  Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, karena keterbatasan penulis, maka dari itu saran dan kritik yang membangun tetap dinantikan guna perbaikan dimasa yang akan datang. Akhir kata semoga proposal penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

  Serang, Februari 2018 Satrio Sakti Darmawan

  

DAFTAR ISI

Halaman

  ABSTRAK ABSTRACT LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS LEMBAR PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR

  …………………………………………………………. i

  DAFTAR ISI

  ……………………………...……………………………………. v

  DAFTAR TABEL

  …………………………………………………………..... viii

  DAFTAR GAMBAR

  ………………………………………………….……..... ix

  DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ x

  BAB I PENDAHULUAN

  ……………………………………………………… 1

  1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………………………... 1

  1.2 Identifikasi Masalah ……………………………………………...… 13

  1.3 Pembatasan Masalah ...……………………………………………...14

  1.4 Rumusan Masalah ………………………………………………...... 14

  1.5 Tujuan Penelitian …………………………………………………... 14

  1.7 Sistematika Penelitian ………………………………………………15

  

BAB II DESKRIPSI TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN ASUMSI DASAR

  ………………………………………………………………………... 21

  2.1 Deskripsi Teori …………………………………………………... 21

  2.1.1 Definisi Manajemen ..................................................................20

  2.1.2 Definisi Strategi ........................................................................22

  2.1.3 Definisi Manajemen strategi......................................................24

  2.1.4 Proses Manajemen Strategi........................................................25

  2 .1.5 Analisis SWOT ………………………………………….……28

  2.1.6 Komisi Pemilhan Umum ……………………………………..29

  2.1.7 Pengertian Partisipasi Politik …………………………………30

  2.1.8 Pengertian Pilkada ……………………………………………33

  2.2 Penelitian Terdahulu ………………………………………………..35

  2.3 Kerangka Berfikir . .…………………………………………………39

  2.4 Asumsi Dasar …………………………………………….................41

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN

  ……………………………….… 43

  3.1 Metode Penelitian .............................................................................43

  3.2 Fokus Penelitian................................................................................ 46

  3.3 Lokasi Penelitian................................................................................. 47

  3.4. Instrumen Penelitian........................................................................... 47

  3.5. Informan penelitian ........................................................................... 47

  3.7. Teknik Analisis Data.......................................................................... 54 3.8 . Triangulasi......................................................................................... 58

  3.9 Jadwal Penelitian …………………………………………….…….. 59

  BAB IV HASIL PENELITIAN

  4.1 Deskripsi Objek Penelitian……………………………………….... 61

  4.1.1 Profil Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Serang…………….61

  4.1.2 Gambaran Umum Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Serang..63

  4.1.2.1 Sus unan Organisasi dan Uraian Kerja KPU …………………69

  4.1.2.2 Uraian Kerja ………………………………………………….70

  4.1.2.3 Tata Kerja……………………………………………………..71

  4.2 Deskripsi Data……………………………………………………….73

  4.3 Informan Penelit ian…………………………………………………..75

  4.4 Analisis Hasil Penelitian……………………………………...………76

  4.5. Perencanaan Strategi KPU Kota Serang…………………………….76

  4.5.1 Analisis lingkungan strategi menggunakan SWOT….…………..77

  4.5.1.1 Strengths (kekuatan)…….…………………….……………..77

  4.5.1.2 Weakness (kelemahan)…….…………………...………106

  4.5.1.3 Oportunities (Peluang)………………………………....125

  4.5.1.4 Threats (Ancaman)……………………………………..133

  4.6 Pembahasan…………………..…………………………….138

  4.6.1 Strenghts (kekuatan)……...……………………………138

  4.6.2 Weaknesess (kelemahan)………………..……………..149

  4.6.4 Threats (Ancaman)……………….……………………163

BAB V PENUTUP

  5.1 Kesimpulan………………………………………..……..179

  5.2 Saran …………………………………………………….182

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

Halaman

TABEL 1.1 Nama Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur ....................6TABEL 1.2 Tingkat Partisipasi Pemilih Kota Serang ........................................8TABEL 1.3 Tingkat Partisipasi Pilkada 2011.......................................................10TABEL 3.1 Informan Penelitian............................................................................47TABEL 3.2 . Pedoman Wawancara.......................................................................49TABEL 3.3 Analisis Data dalam Penelitian Kualitatif…………………………..54TABEL 3.3 Jadwal Penelitian................................................................................58TABEL 4.1 Informan Penelitian…………………………………………………75TABEL 4.2 Jadwal pelaksanaan kegiatan sosialisasi informasi dan pendidikan pemilih kepada Pemilih Pemula……………………………………..………….103TABEL 4.3 Matriks Analisis SWOT…………………………………………..

  

DAFTAR GAMBAR

Halaman

GAMBAR 2.1 Kerangka Berfikir........................................................................47GAMBAR 4.1 Susunan Keanggotaan Komisioner KPU Kota Serang Periode 2008-

  2013…………………………………………..……………………………62

GAMBAR 4.2 Susunan Keanggotaan Komisioner KPU Kota Serang Periode 2013-

  2018…………………………………………..……………………………63

GAMBAR 4.3 Susunan Organisasi KPU Kota Serang………………………….69

DAFTAR LAMPIRAN

  LAMPIRAN 1 Dokumentasi LAMPIRAN 2 Surat izin penelitian dari fakultas LAMPIRAN 3 Catatan bimbingan dosen LAMPIRAN 4 Member Check LAMPIRAN 5 Pedoman wawancara LAMPIRAN 6 Matriks Hasil Penelitian LAMPIRAN 7 Dokumentasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Berbicara mengenai demokrasi di Indonesia, maka pasti akan berkaitan dengan pemilihan umum. Salah satu indikator suksesnya suatu penyelenggaran pemilihan umum adalah partisipasi politik masyarakat yang diwujudkan dalam hal pemberian hak suara yang dimiliki oleh masyarakat yang telah memiliki hak pilih pada pemilihan umum tersebut.

  Indonesia adalah negara yang menggunakan sistem demokrasi, yang kekuasaan pemerintahannya berasal dari rakyat. Pada pasal 1 ayat 2 Undang Undang Dasar Tahun 1945 dinyatakan bahwa kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut undang- undang dasar, untuk melaksanakan kedaulatan rakyat, maka dilakukan pemilihan umum.

  Pemilihan umum diartikan sebagai proses pemungutan suara dimana semua warga negara mempunyai hak yang sama untuk memilih dan dipilih menjadi pemimpin.

  Pemilihan Umum atau disebut Pemilu adalah sarana pelaksanaan pemilihan kepala daearah secara langsuang umum bebas dan rahasia oleh rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Pemilu diselenggarakan untuk memilih wakil rakyat di daerah, serta untuk membentuk pemerintahan yang demokratis, kuat, dan memperoleh dukungan rakyat dalam rangka mewujudkan tujuan Nasional. Menurut Peraturan Komisi Pemilihan Umum No.3 tahun 2016

  pasal 1 ayat 2 Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota, selanjutnya disebut Pemilihan, adalah pelaksanaan kedaulatan rakyat di wilayah provinsi dan kabupaten/kota untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota secara langsung dan

  Menurut pasal 1 ayat 6 Undang-undang nomer 10 tahun 2015 adalah Pemilih adalah penduduk yang berusia paling rendah 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah kawin yang terdaftar dalam Pemilihan. Dan juga selain yang berusia paling rendah 17 tahun yaitu anggota TNI-Polri ini pun telah diatur dalam Undang-undang No 2 tahun 2002 di dalam Pasal 28 ayat 1, “Kepolisian Negara Republik Indonesia bersikap netral dalam kehidupan politik dan tidak melibatkan diri pada kegiatan politik praktis. Pemilihan umum Kepala Daerah Provinsi Banten akan dilaksanakan pada tanggal 15 Februari 2017, yang dilaksanakan secara langsung, yang merupakan salah satu bentuk Demokrasi.

  Bagi sebuah negara yang mengakui kedaulatan rakyatnya, Pemilu (Pemilihan Umum), Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) atau Pilgub (Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur) merupakan proses politik yang menjadi tanggung jawab rakyat secara menyeluruh untuk dapat berpartisipasi menyukseskannya. Keberhasilan dalam pelaksanaan Pemilu merupakan indikator pendewasaan sikap politik rakyat dalam menentukan arah dan masa depan pembangunan Negara dan bangsa Indonesia. Tingginya tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilu pada kenyataannya tidak semata-mata menunjukkan tingkat demokrasi yang tinggi, karena munculnya fenomena partisipasi yang dimobilisasi.

  Penyelenggaraan pemilu yang bebas dan berkala menjadi prasyarat system politik demokrasi, karena pemilu merupakan sarana demokrasi bagi rakyat untuk menjalankan kedaulatannya sesuai dengan asas yang termaktub dalam UUD 1945. Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, wilayah kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah provinsi dan daerah provinsi dibagi lagi atas daerah kabupaten dan kota, yang masing-masing sebagai daerah otonomi. Sebagai daerah otonomi, daerah provinsi, kabupaten/kota memiliki pemerintahan daerah yang melaksanakan, fungsi-fungsi pemerintahan daerah, yakni Pemerintahan Daerah dan DPRD. Kepala Daerah merupakan lembaga eksekutif di daerah, sedangkan DPRD, merupakan lembaga legislatif di daerah baik di provinsi, maupun kabupaten/kota.

  Sejalan dengan semangat desentralisasi, sejak tahun 2005 Pemilu Kepala Daerah dilaksanakan secara langsung (Pemilukada/Pilkada). Semangat dilaksanakannya pilkada adalah koreksi terhadap sistem demokrasi tidak langsung (perwakilan) di era sebelumnya, dimana kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih oleh DPRD, menjadi demokrasi yang berakar langsung pada pilihan rakyat (pemilih). Melalui pilkada, masyarakat sebagai pemilih berhak untuk memberikan suaranya secara langsung sesuai dengan kehendak hati nuraninya, tanpa perantara, dalam memilih kepala daerah. Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah.

  Ketentuan tentang pilkada diatur dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 2016 pasal 2 ayat 1 Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota yang selanjutnya disebut Pemilihan adalah pelaksanaan kedaulatan rakyat di Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk memilih Gubernur, Bupati, dan Walikota secara langsung dan demokratis. Secara ideal tujuan dari dilakukannya pilkada adalah untuk mempercepat konsolidasi demokrasi di Republik ini. Selain itu juga untuk mempercepat terjadinya good governance karena rakyat bisa terlibat langsung dalam proses pembuatan kebijakan. Hal ini merupakan salah satu bukti dari telah berjalannya program desentralisasi. Daerah telah memiliki otonomi untuk mengatur dirinya sendiri , bahkan otonomi ini telah sampai pada taraf otonomi individu. Selain semangat tersebut, sejumlah argumentasi dan asumsi yang memperkuat pentingnya pilkada adalah dengan Pilkada dimungkinkan untuk mendapatkan kepala daerah yang memiliki kualitas dan akuntabilitas. Lalu Pilkada perlu dilakukan untuk menciptakan stabilitas politik dan efektivitas pemerintahan di tingkat lokal. Dan dengan Pilkada terbuka kemungkinan untuk meningkatkan kualitas kepemimpinan nasional karena makin terbuka peluang bagi

  Masyarakat juga merasa dirugikan dengan kasus-kasus korupsi yang menyebabkan merosotnya kredibilitas penyelenggara (lembaga-lembaga) negara. sedikitnya aktor politik muda yang diharapkan membawa perubahan, menambah daftar panjang apatisme publik. Lemahnya kaderisasi partai politik juga menjadi penyebab menurunnya partisipasi pemilih. Untuk itu, momentum pemilu juga membutuhkan sebuah keterlibatan masyarakat secara maksimal.

  Tanpa adanya keterlibatan masyarakat, maka pemilu hanya akan menjadi instrumen formal dan indikator penilaian demorkasi saja, tanpa adanya substansi. Dengan demikian partisipasi masyarakat dalam proses penyelenggaraan pemilu harus ditingkatkan.

  Disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Penyelenggara Pemilu bahwa penyelenggaraan pemilu yang berkualitas diperlukan sebagai sarana untuk mewujudkan kedaulatan rakyat dalam pemerintahan negara yang demokratis berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pemilu berkualitas mensyaratkan penyelenggaran pemilu sesuai dengan asas jujur, adil, tertib, keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas, akuntabilitas, efisiensi, dan efektivitas.

  Penyelenggara pemilu harus adil, yaitu adil dalam aturan main dan memberi kesempatan yang sama kepada semua pihak yang terlibat. Pilkada serentak tahun 2017 merupakan momentum bagi rakyat Indonesia untuk membuka lembaran baru sejarah demokrasi Indonesia. Demi terlaksananya pemilu yang berkualitas, peningkatan kinerja penyelenggara pemilu harus diperbaiki dan ditingkatkan, bukan hanya terkait dengan kinerja teknis penyelenggaraan, namun juga dalam hal penumbuhan kesadaran tentang pentingnya partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemilu.

  Secara konstitusional amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang telah meletakkan dasar-dasar kehidupan berbangsa dan bernegara, dengan pengembangan format politik dalam negeri dan pengembangan sistim pemerintahan, termasuk sistim penyelenggaraan pemerintahan daerah ke arah yang lebih demokratis.

  Konsekuensi dari negara hukum dengan adanya amandemen tersebut, berdampak pada perubahan format politik dan sistem pemerintahan, yang harus ditindaklanjuti dengan perubahan peraturan perundang-undangan di bidang politik dan pemerintahan.

  Pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah secara langsung oleh rakyat, yang saat ini telah dilaksanakan dengan penuh antusias dan disambut dengan penuh semangat dan sukacita. Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Langsung (Pilkada), dapat dikatakan sebagai hasil dari reformasi yang diperjuangkan oleh segenap komponen bangsa. Hal ini merupakan perubahan yang sangat signifikan terhadap perkembangan demokrasi di daerah, sesuai dengan tuntutan reformasi, adalah pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih secara langsung. Pilkada langsung merupakan konsekuensi perubahan tatanan kenegaraan Republik Indonesia, akibat dari Amandemen kedua Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Undang-undang yang baru diamandemen ini pada dasarnya mengatur mengenai penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka melaksanakan kebijakan desentralisasi. Hal tersebut dapat dilihat melalui penjabaran dari amanat konstitusi pasal 18 ayat (4) UUD 1945 yang menyatakan bahwa gubernur, bupati, dan walikota masing-masing sebagai kepala pemerintahan provinsi, kabupaten dan kota dipilih secara lansung dan demokratis.

  Pada Pilkada Banten tahun 2017 ini akan diikuti oleh dua pasang calon Gubenrnur dan Wakil Gubernur, yang masing-masing pasangan diusung beberapa partai politik, kedua pasangan cagub dan cawagub ini adalah :

  Tabel. 1.1 Nama Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur

  1. Dr. H. Wahidin Halim, M.Si dan H. Andhika Hazrumy,

  1. Golkar S.Sos.,M.AP

  2. PKB

  3. Hanura

  4. Gerindra

  5. Demokrat

  6. PAN

  7. PKS 2.

  H. Rano Karno, S.IP dan H. Embay Mulya Syarief

  1. PDIP

  2. Nasdem

  3. PPP

  Sumber : KPU Provinsi Banten

  Pilkada langsung dimaksud sebagai awal menciptakan sistem pemerintah daerah yang baik, dan sebagai syarat utama yang mutlak untuk pemimpin yang terpilih secara demokratis, jujur, berkredibilitas, cerdas dan mampu menjalankan program-program kerja secara nyata untuk kemajuan daerah dan kemakmuran masyarakat daerah. Secara sistematik dengan perlahan tapi pasti, pemilukada langsung diakui sebagai bagian proses penting, yang mempengaruhi masa depan masyarakat daerah. Hal ini, dikarenakan pilkada langsung merupakan perwujudan konstitusi dari UUD 1945, sebagai sarana pembelajaran demokrasi dan politik bagi masyarakat untuk memilih pemimpin yang benar sesuai dengan hati nurani.

  Pilkada langsung juga sebagai sarana untuk memperkuat otonomi daerah, karena keberhasilan daerah salah satunya ditentukan juga oleh pemimpin daerah, yaitu semakin baik pemimpin daerah yang dihasilkan dalam pemilukada langsung, maka komitmen pemimpin daerah dalam mewujudkan tujuan otonomi daerah dapat diwujudkan dengan nyata dan bukan hanya sekedar janji pada saat kampanye.

  Partisipasi politik dalam negara demokrasi merupakan indikator implementasi penyelenggaraan kekuasaaan negara tertinggi yang absah oleh rakyat (kedaulatan rakyat), yang dimanifestasikan keterlibatan mereka dalam Pilkada Banten tahun 2017. Makin tinggi tingkat partisipasi politik mengindikasikan bahwa rakyat mengikuti dan memahami serta melibatkan diri dalam kegiatan kenegaraan. Sebaliknya tingkat partisipasi politik yang rendah masalah atau kegiatan kenegaraan. Rendahnya tingkat partisipasi politik rakyat direfleksikan dalam sikap golongan putih (golput) dalam pemilu. Dalam perspektif berdemokrasi, tentunya sikap golput akan berimplikasi pada pembangunan kualitas demokrasi, sehingga perlu demokratisasi dalam menghadapi Pilkada Banten pada tanggal 15 Februari 2017 .

  Dalam pelaksanaan Pilgub terakhir yang dilakukan KPU Kota Serang pada tahun 2011 dibandingkan dengan kabupaten atau kota di Provinsi Banten, tingkat partisipasi pemilih di Kota Serang menjadi yang paling rendah bersama Kabupaten Pandeglang dengan persentase partisipasi hanya 66%. Lalu persentase yang paling tertinggi adalah Cilegon yang mencapai 75%. Dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :

  

Tabel 1.1

Sumber : KPUD Provinsi Banten

  Ditambah dengan hasil Pilkada 2017, kalau dibandingkan dengan kota/kabupaten lain tingkat partisipasi Kota Serang hanya mencapai 64% walau masih lebih baik daripada

  75% 66% 69% 66%

  69% 68% 70% 67%

  60% 62% 64% 66% 68% 70% 72% 74% 76%

  

TINGKAT PARTISIPASI PILKADA 2011 TINGKAT PARTISIPASI PILKADA 2011 Pandeglang (59%), Kabupaten Tangerang (60%), dan Kabupaten Serang (62%) dan bisa dilihat tabel dibawah ini:

Tabel 1.3 Sumber :

TINGKAT PARTISIPASI PILKADA 2017

  

KPUD Provinsi Banten

  Dari tahun 2008, KPU Kota Serang sudah melaksanakan delapan kali pelaksanaan Pemilihan Umum. Tingkat partisipasinya mengalami pasang surut dan tiap pelaksanaan Pemilu tidak pernah mencapai target KPU Kota Serang yakni diatas 77,5%. Dalam pelaksanaan Pilkada di tahun 2017 tingkat partisipasinya cenderung mengalami penurunan.

  Bisa dlihat dari table dibawah ini:

  68% 64% 64% 59% 64%

  60% 69% 62% 50%

  55% 60% 65% 70% 75%

  TINGKAT PARTISIPASI PILKADA 2017

  

Tabel. 1.2

TINGKAT PARTISIPASI PEMILIH KOTA SERANG

  100% 77% 75% 74%

  69% 66% 66% 64%

  64% 80% 60% 40% 20%

  TINGKAT PARTISIPASI 0%

PEMILIH KOTA SERANG

  

Sumber: KPU Kota Serang

  Hal ini menunjukan bahwa tingkat partisipasi politik masyarakat Kota Serang dalam Pemilu masih sangat minim dan dibutuhkan kerja keras berbagai pihak yang bertanggung jawab dalam hal ini misalnya Komisi Pemilihan Umum ataupun partai politik untuk memberikan pendidikan politik pada masyarakat untuk meningkatkan partisipasi poilitik masyarakat Kota Serang dalam Pemilu. Komisi Pemilihan Umum (KPU) merupakan suatu lembaga independen yang diberi wewenang untuk mengurusi pemilihan umum di Indonesia baik itu pemilihan legislative, presiden, serta kepala daerah merupakan wewenang dari lembaga ini. Dalam hal ini sukses atau tidak pemilihan umum di Indonesia turut pula dipengaruhi oleh kinerja dari komisi pemilihan umum itu sendiri. Maka dari itu, komisi pemilihan umum juga berkewajiban untuk melakukan sosialisasi pemilihan umum pada masyarakat. Hal ini sejalan dengan amanat undang-undang no. 22 tahun 2007 pasal 8 (1) mengenai tugas, wewenang, dan kewajiban Komisi Pemilihan Umum.

  Sosialisasi pemilihan umum yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum pada masyarakat luas ini bisa dijadikan sebagai sarana pendidikan politik untuk meningkatkan pemahaman masyarakat. Sosialisasi ini juga bisa berdampak pada tingkat partisipasi politik masyarakat. Oleh karena itu, keberhasilan dari sosialisasi ini akan memiliki pengaruh terhadap tingkat partisipasi politik masyarakat dalam pemilu.

  Namun, realita di masyarakat pada umumnya, banyak hal yang mempengaruhi rendahnya tingkat partisipasi politik masyarakat. Menurut Ali Faisal selaku anggota KPU Kota Serang memaparkan bahwa:

  “Keragaman tingkat pendidikan serta latar belakang pekerjaan masyarakat turut mempengaruhi tingkat partisipasi politik masyarakat dalam pemilu. Tingginya intensitas kesibukan pekerjaan yang dialami oleh masyarakat, seringkali menurunkan minat untuk datang ke tempat pemungutan suara dan memberikan hak suara nya”. Beliau menambahkan bahwa skeptisme masyarakat terhadap pemilihan umum juga bisa dipengaruhi karena minimnya akses informasi serta kurang optimalnya sosialisasi yang dilakukan oleh komisi pemilihan umum”.

  Selain daripada itu, dalam penyelenggaraan Pemilu di Indonesia diakui masih sangat sulit untuk mencapai partisipasi politik yang berkualitas yang tercemin dari pemilih yang cerdas. Masyarakat yang memiliki hak pilih masih sulit untuk memilih yang dilandasi dengan nalar yang benar, hal ini juga dipengaruhi oleh masih maraknya fenomena politik uang

  (money politics), intervensi kekuasaan, serta premanisme dan terorisme.

  Fenomena politik uang yang seringkali dilakukan oleh para oknum kandidat peserta pemilu ini tentu saja mencederai jalannya demokrasi yang menjadi landasan dalam Pemilu.

  Intervensi kekuasaan yang dimiliki oleh beberapa kelompok seringkali digunakan untuk memaksakan masyarakat menyalurkan hak pilihnya pada salah satu kandidat tertentu. Jauh daripada itu kampanye-kampanye yang bersifat keras serta agresif pun tak jarang terjadi di masyarakat, perilaku premanisme yang menyebarkan terror serta membuat isu yang menjatuhkan kandidat lain juga bisa membutakan nalar masyarakat dalam memberikan hak pilihnya.

  Perilaku-perilaku kampanye hitam (black campaign) yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku tentunya diperlukan peranan yang serius dari pihak yang berwenang dalam hal pemilu, tentunya dalam hal ini Komisi Pemilihan Umum bertanggungjawab untuk melindungi hak pilih masyarakat dengan cara melakukan langkah preventif melalui pendidikan politik yang dilakukan melalui sosialisasi pemilu.

  Sosialisasi pemilu dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan politik untuk mewujudakan partisipasi politik masyarakat yang berkualitas. Masyarakat yang menggunakan hak pilihnya sesuai dengan nalar serta hati nuraninya tanpa mendapat intervensi dari pihak manapun.

  Usaha untuk mewujudkan partisipasi politik yang berkualitas ini sejalan dengan tujuan Pendidikan Kewarganegaraan untuk mampu mewujudkan warga negara yang baik dan cerdas. Begitu pula dalam hal menggunakan hak pilih, seorang warga negara yang baik sudah seharusnya bisa menggunakan hak pilihnya dengan bijak dan berdasarkan nalar serta hati nuraninya.

  Dalam pelaksanaan Pilgub Banten tahun 2017, masyarakat harus mempunyai e-KTP atau Surat Keterangan (Suket) supaya bisa terdaftar DPT. Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Serang mencoret sebanyak 5.338 pemilih pada daftar pemilih sementara (DPS) untuk Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Banten 2017. Ribuan pemilih tersebut dihapus karena tidak memenuhi syarat. Diantaranya adalah warga yang tidak memiliki KTP elektronik. Harus ada sosialisasi mengenai ini karena tidak semua masyarakat Kota Serang sudah tahu akan hal ini.

  Dari kenyataan tersebut, maka dilakukan penelitian untuk mengetahui apa dan bagaimana strategi KPU Kota Serang supaya meningkatkan partisipasi masyarakat Kota Serang. Hal ini yang mendasari penulis sehingga berkeinginan untuk mengadakan penelitian tentang

  “Strategi KPU Kota Serang Untuk Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pilkada Provinsi Banten Tahun 2017

  1.2 IDENTIFIKASI MASALAH

  Dari latar belakang masalah diatas maka penulis membuat identifikasi masalah sebagai berikut :

  1. Masih rendahnya tingkat partisipasi pemilih di Kota Serang.

  2. Partisipasi masyarakat Kota Serang dalam Pemilu cenderung menurun.

  3. Kurangnya sosialisasi yang dilakukan KPU Kota Serang guna meningkatkan partisipasi pemilih.

  4. Sosialisasi masih belum tepat sasaran.

  1.3 Pembatasan Masalah

  Dalam pembatasan masalah ini maka peneliti akan membatasi bagaimana strategi KPU Kota Serang untuk meningkatkan partisipasi pemilih dalam pilkada Banten 2017, sebagai upaya untuk mendukung proses demokrasi dalam Pilkada Provinsi Banten.

  1.4 Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah “Bagaimana strategi KPU Kota Serang untuk meningkatkan partisipasi pemilih dalam pilkada Banten 2017

  ?”

  1.5 Tujuan Penelitian

  Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan dan mendeskripsikan mengenai bagaimana Strategi KPU Kota Serang Untuk Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pilkada Banten 2017 dan juga sebagai bahan masukan untuk pihak yang terkait dalam penelitian ini

  1.6 Manfaat Penelitian

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk semua pihak yang bersangkutan dalam penelitian ini, baik manfaat secara praktis maupun secara teoritis.

  Beberapa manfaat secara praktis dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

  a. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai Strategi KPU Kota Serang Untuk Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pilkada Banten 2017.

  b. Bagi pembaca, Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi penelitian ini dapat memberikan informasi secara tertulis maupun sebagai referensi instansi lokal khususnya KPU Kota Serang.

1.6.2 Manfaat Teoritis

  Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi upaya aplikasi atas teori-teori Administrasi Negara atas Permasalahan Manajemen pada lingkupan pengetahuan sosial.

1.7 SISTEMATIKA PENELITIAN

  BAB I PENDAHULUAN Terdiri dari :

  1.1 Latar Belakang Masalah, menjelaskan mengapa peneliti mengambil judul penelitian tersebut, juga menggambarkan ruang lingkup dan kedudukan masalah yang akan diteliti yang tentunya relevan dengan judul yang diambil. Materi dari uraian ini, dapat bersumber dari hasil penelitian yang sudah ada sebelumnya, hasil seminar ilmiah, hasil pengamatan, pengalaman pribadi, dan intuisi logik. Latar belakang timbulnya masalah perlu diuraikan secara jelas, faktual dan logik.

1.2 Identifikasi Masalah, mendeteksi aspek permasalahan yang muncul dan berkaitan dari judul penelitian atau dengan masalah atau variable yang akan diteliti.

  Identifikasi masalah biasanya dilakukan pada studi pendahuluan pada objek yang diteliti, observasi dan wawancara ke berbagai sumber sehingga semua

  1.3 Pembatasan Masalah, yaitu lebih difokuskan pada masalah-masalah yang akan di ajukan dalam rumusan masalah yang akan diteliti, dapat diajukan dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan.

  1.4 Rumusan Masalah, menetapkan masalah yang paling penting dan berkaitan dengan judul penelitian.

  1.5 Tujuan Penelitian, mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai dengan dilaksanakannya penelitian, terhadap masalah yang telah dirumuskan. Isi dan rumusan tujuan penelitian sejalan dengan isi dan rumusan masalah.

  1.6 Manfaat Penelitian, menggambarkan tentang manfaat penelitian baik secara praktis maupun teoritis.

  1.7 Sistematika Penelitian, berisi sistematika penulisan.

  BAB II DESKRIPSI TEORI Terdiri dari :

  2.1 Deskripsi Teori, mengkaji berbagai teori yang relevan dengan permasalahan variabel penelitian, kemudian menyusunnya secara teratur dan rapi yang digunakan untuk merumuskan masalah.

  2.2 Penelitian Sebelumnya, kajian penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang dapat diambil dari berbagai sumber ilmiah, baik skripsi, tesis, disertasi atau jurnal penelitian.

  2.3 Kerangka Berpikir, menggambarkan alur pikiran penelitian sebagai kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada pembaca.

  2.4 Asumsi Dasar Penelitian, menyajikan prediksi penelitian yang akan dihasilkan sebagai hipotesa kerja yang mendasari penulisan sebagai landasan awal

  BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian, bab ini menjelaskan metode yang digunakan dalam penelitian

  3.2 Fokus Penelitian, bab ini menjelaskan tentang batasan penelitian agar dapat fokus pada fokus penelitian yang akan dijalankan. Jadi dapat memudahkan peneliti untuk lebih fokus dengan penelitian yang akan dijalankan.

3.3 Lokasi Penelitian, tempat yang dijadikan penelitian

  3.4 Instrumen Penelitian, bab ini menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis alat pengumpul data yang digunakan. Dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah peneliti itu sendiri.

  3.5 Informan Penelitian, bab ini menjelaskan tentang orang yang dijadikan sumber untuk mendapatkan data dan sumber yang diperlukan dalam penelitian. Dapat diperoleh dari kunjungan lapangan yang dilakukan di lokasi penelitian, dipilih secara purposive dan bersifat snowball sampling.

  3.6 Teknik Pengumpulan Data, menguraikan teknik pengumpulan data hasil penelitian dan cara menganalisis yang telah diolah dengan menggunakan teknik pengolahan data sesuai dengan sifat data yang diperoleh, melalui pengamatan, wawancara, dokumentasi dan bahan-bahan visual.