Hubungan antara intensitas mengakses facebook dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa - USD Repository

  

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGAKSES

FACEBOOK DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA

MAHASISWA

Skripsi

  

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

  Disusun oleh: Masnita Elvida Sinaga

  NIM : 069114082

  

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

  

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGAKSES

FACEBOOK DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA

MAHASISWA

Skripsi

  

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

  Disusun oleh: Masnita Elvida Sinaga

  NIM : 069114082

  

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

  

MOTTO :

Your talent is God's gift to you. What you do with it is your gift back to God

  • Leo Buscaglia-

  

“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang

memberi kekuatan kepadaku”

Filipi 4:13

Do what you say and say what you can do, no lebay yaa….

  

  

Dengan penuh kasih, kupersembahkan karya

ini untuk : My beloved God, Jesus Christ.. skripsi ini sebagai salah satu bukti cinta kasih Tuhan untuk ku.. thank you Lord  my

  Kedua orang tua terdahsayatku.. You are motivation to do all the things right .. terkhusus untuk papi, skripsi ini hadiah dari kami sebelum papi pensiun.. we love u both :*

  Abang dan ade-ade ku tersayang yang mengajarkanku untuk bersikap dewasa sebagai kakak tapi tetep boleh manja sebagai ade, hohoho ^^,

  Semua orang yang mengasihiku dan yang aku kasihi.. terima kasih untuk semua cinta kasih yang boleh aku terima selama ini..

  

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGAKSES

FACEBOOK DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA

MAHASISWA

Masnita Elvida Sinaga

  

ABSTRAK

Masnita Elvida Sinaga (2010). Hubungan antara Intensitas Mengakses Facebook dengan

Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Sanata

  

Dharma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara intensitas

mengakses Facebook dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa. Hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara intensitas mengakses Facebook dengan

prokrastinasi akademik pada mahasiswa. Subjek penelitian ini adalah 100 orang mahasiswa

Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang memiliki account di Facebook dan tidak

sedang mengalami masa penundaan kegiatan akademik. Alat pengumpulan data yang digunakan

terdiri angket intensitas mengkases Facebook dan skala prokrastinasi akademik. Reliabilitas skala

prokrastinasi akademik diuji dengan menggunakan metode koefisien reliabiltas Alpha Cronbach

dan diperoleh hasil sebesar 0,952. Data penelitian ini dianalisis dengan teknik korelasi Product

Moment dari Pearson. Koefisien korelasi yang diperoleh 0,843 dengan probabilitas 0,000 (p<

0,01). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis diterima. Ini berarti ada hubungan positif

yang signifikan antara intensitas mengakses Facebook dengan prokrastinasi akademik pada

mahasiswa.

  Kata kunci : intensitas mengakses Facebook, prokrastinasi akademik

  

THE RELATION BETWEEN INTENSITY TO ACCESS

FACEBOOK AND STUDENT’S ACADEMIC

  

PROCRASTINATION

Masnita Elvida Sinaga

  

ABSTRACT

Sinaga, Masnita Elvida (2010). The Relation between Intensity to Access Facebook and

Student’s academic Procrastination. Yogyakarta: Faculty of Psychology Sanata Dharma

  

University. This research is aimed to determine the relation between intensity to access Facebook

and student’s academic procrastination. The hypothesis proposed in this research was that there is

a positive relation between intensity to access Facebook and student’s academic procrastination.

The subject of this research were 100 students of Psychology Faculty, Sanata Dharma University,

Yogyakarta which have account on Facebook, is an active student, and never leave before.

Collection of data used in this research was academic procrastination scales and Facebook

intensity questionnaire. Reliability of academic procrastination scales tested by using reliability

coefficient alpha cronbach and obtained results is 0.952. The research data were analyzed using

Pearson product moment correlation techniques. The results showed the value of correlation

coefficient (r) at 0.843 and significant value at 0.000 (p< 0,01). According to this results, the

hypothesis is accepted. It means that there was a significant positive relation between intensity to

access Facebook and student’s academic procrastination.

  Keywords : intensity to access Facebook, academic procrastination

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala penyertaan dan kasih setiaNya yang tidak pernah berubah sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan indah pada waktunya. Skripsi dengan judul “Hubungan antara Intensitas Mengakses Facebook dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mah asiswa” ini merupakan salah satu prasyarat dalam mencapai tingkat Strata Satu (S1) pada Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Proses pengerjaan skripsi ini melibatkan bantuan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1.

  Ibu Dr. Siwi Handayani selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah mempermudah serta memperlancar segala proses yang terkait dengan permohonan ijin pengambilan data penelitian.

  2. Ibu Tjipto Susana, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini. Terima kasih atas masukan dan kesabaran ibu selama ini.

  3. Bapak Minto Istono, S. Psi. selaku dosen pembimbing akademik. Terima kasih sudah menceramahi kami setiap semester sehingga bisa menyelesaikan kuliah teori tepat waktu.

4. Bapak Y. Agung Santoso, S.Psi., dan Bapak V. Didik Suryo H., S.Psi., M.Si yang telah bersedia berbagi pengetahuan mengenai statistik.

  5. Segenap dosen Fakultas Pikologi yang telah mendidik dan mengajar penulis selama menempuh bangku perkuliahan.

  6. Para staff Fakultas Psikologi. Mas Gandung dan Mbak Nanik yang setia melayani urusan adminstrasi mahasiswa, Duet maut Mas Doni dan Mas Muji yang bikin Psikologi makin hidup, haha.. makasih lowh mas buat candaannya di Lab, dan terlebih khusus untuk Pak Gi, yang menginspirasi penulis untuk mencontoh kerendahan hati dan keramahannya, makasih ya Pak, I Lapp u pull, haha..

  7. Seluruh karyawan yang telah memperlancar proses belajar-mengajar di Fakultas Psikologi.

  8. Mahasiswa dan mahasiswi Psikologi yang mengisi angket, terimakasih atas kesediaan kalian dalam membantu proses pengambilan data.

  9. My sweetest family and the funky crew inside. Papi dan mami terkasih terima kasih buat doa dan kasih sayang yang sudah diberikan. I Love u both, boru kalian ini udah jadi sarjana lowh, hahaha... Thanks to my big bro, bang Rud yang selalu nanyain kapan aku pendadaran dan wisuda, ini ni harinya udah tiba, hoho.. thanks for your support bro. Untuk dua ade centilku, Qeneyy dan Ancenn, terima kasih karena sudah mengajariku arti tanggung jawab.

  Menjaga kalian itu susah yaaa ternyata, hahaha… Thank you buat keceriaan dan keramaiannya di rumah. You all are my motivation to do all the things

  right .

  10. Keluarga besar Sinaga Jogja, khususnya IMM. Wahh, kalian emang canggih.

  Terima kasih sudah menemaniku selama 4 tahun di Jogja. Kalian bisa memenuhkan porsi kasih sayang selama aku jauh dari orang tua. Yang paling penting, terima kasih abang, kaka, apz, ade, ito dan iban saiaaaaa buat jalan- jalannya selama ini. Inget motto kita ya “Untuk semua hal yang positif, Maju sude!! Ribbakkk” hahaha…

  11. Keluarga besar SS yang walaupun baru aku kenal 1 tahun belakangan ini tapi sudah berhasil memberikan kesan di hatiku, hoho. Terima kasih untuk kejailan kalian selama ini.

  

I’ll be missing u all.

  12. Spice girls alias kepompong. Guys, you are my best friend. Keluarga kecil ini bener-bener lengkap kaya gado-gado. Ada mami n dady, terima kasih untuk kemesraan kalian yang perlu dicontoh, haha. Bundaaaa tak kanduang terimakasih karena sudah mendengarkan keluh kesah ku, jangan nakal yah bundaa nanti ta’remove lowh, haha. Buat Kentirr, saudara tiri ku, thanks ya beibh buat kenarsisanmu yang mengacaukan hariku, haha :p. Dua cece ku tersayang, Didi dan Mee, makasih sudah menganggapku ade sekaligus anak kalian. Yang terakhir untuk asisten tergokil sedunia, bebek dan inem, spicy jadi berwarna dan ceria karena kalian. Makasih yang sahabat-sahabat ku. Jangan diingat kalau untuk dilupakan semua kenangan genk centil kita ini, hahaha…

  13. Duo centil, ka Ingga n Cungkring. Thanks ya sudah mencontohkan arti persahabatan. Buat kaka centil ku, makasih bantuannya setiap kali aku main ke perpus UGM. Paling heboh ni yaa, terimakasih buat kalian berdua karna sudah berhasil manas-manasin aku dengan TA kalian, tapi sekarang aku juga udah punya TA lowh. Jadiiiiiii, gendong sihhhh, hahaha..

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

  ……………………………………………………………. i

  HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

  ……………………. ii

  HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI

  …………………………………….. iii

  HALAMAN MOTTO

  ………………………………………………………..... iv

  HALAMAN PERSEMBAHAN

  ……………………………………………...... v

  HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  ……………………....... vi

  ABSTRAK

  …………………………………………………………………...…vii

  ABSTRACT

  …………………………………………………………………...viii

  HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

  …………… ix

  KATA PENGANTAR

  ………………………………………………………….. x

  DAFTAR ISI

  ………………………………………………………………..... .xiv

  DAFTAR TABEL

  ………………………………………...……………..…. .xviii

  BAB I. PENDAHULUAN

  …………………………………………………….. .1 A. Latar Belakang Masalah ………………………………………………….1 B. Rumusan Masalah ………………………………………………………...9 C. Tujuan Penelitian ………………………………………………………..10 D.

  Manfaat Penelitian ………………………………………………………10

  BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

  …………………………………………….. 11 A. Prokrastinasi Akademik……………...…………………………………. 11 1.

  Pengertian Umum …………………………………………………...11 2. Ciri-ciri Prokrastinasi Akademik …………………………………....17

3. Teori Penyebab Prokrastinasi ……….……………………………….19 a.

  Teori Magnetik …………………………………………………..19 b. Teori Ketakutan Dasar …………………………………………..20 c. Teori Psikodinamika …………………………………………….23 d. TeoriBehavioristik ………………………………………………24 e. Teori Cognitive Behavioral ..........................................................25 f. Teori Steel ………………………………………………………27 B. Intensitas Mengakses Facebook ……………………………………….. 31 1.

  Intensitas Mengakses ……….. …………………………………….. 31 2. Definisi Jejaring Sosial Maya ……………………………………… 31 3. Definisi Facebook ………………………………………………….. 33 4. Faktor Penyebab Seseorang Mengakses Facebook ………………… 35 C. Hubungan antara Intensitas Mengakses Facebook dengan Prokrastinasi

  Akademik pada Mahasiswa ……………………………………………. 36 D.

  Hipotesa Penelitian …………………………………………………….. 41

BAB III. METODE PENELITIAN

  ……...………………………………….. 42 A. Jenis Penelitian …………………………………………………………. 42 B. Identifikasi Variabel Penelitian .……………………………………….. 43 C. Definisi Konseptual …………………………………………………….. 43 D.

  Definisi Operasional ……………………………………………………. 44 E. Subjek Penelitian ……………………………………………………….. 45 F. Metode Pengambilan Sampel …………………………………………... 46 G.

  Jumlah Sampel Penelitian ……………………………………………… 47 H.

  Metode Pengumpulan Data Penelitian …………………………………. 50 1.

  Skala Prokrastinasi Disfungsional Akademik ……………………… 51 2. Angket Intensitas Mengakses Facebook …………………………… 53 I. Uji Coba Alat Ukur …………………………………………………….. 54 J.

  Validitas dan Reliabilitas ………………………………………………. 54 1.

  Validitas ………………………………...………………………….. 55 2. Reliabilitas …………………………………………………………. 56 K. Seleksi Item ……………………………………………………………. 57 L. Metode Analisis Data ………………………………………………….. 59

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  …………………… 61 A. Pelaksanaan Penelitian …………………….…………………………… 61 B. Deskripsi Subjek Penelitian ……………………………………………. 63 C. Hasil Penelitian ………………………………………………………… 63 1.

  Deskripsi Data Penelitian …………………………………………... 63 2. Kategorisasi Skor Skala ……………………………………………. 64 D. Analisis Data Penelitian ………………………………………………... 69 1.

  Uji Asumsi …………………………………………………………. 69 a.

  Uji Normalitas …………………………………………………. 69 b. Uji Linearitas …………………………………………………... 70 2. Uji Hipotesis ………………………………………………………. 70 E. Pembahasan ……………………………………………………………. 72

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

  …………………………………….... 76 A. Kesimpulan ……………………………………………………………...76 B. Saran ……………………………………………………………………..77

DAFTAR PUSTAKA

  …………………………………………………………. 79

  LAMPIRAN-LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

  Tabel 1 : Data Jumlah Mahasiswa yang Belum Lulus di Tahun Akademik 2009/2010/Genap

  ………………………………………………….. 4 Tabel 2 : Data Jumlah Mahasiswa Psikologi Sanata Dharma

  ……………… 49 Tabel 3 : Blue Print Skala Prokrastinasi Akademik Sebelum Uji Coba

  …… 53 Tabel 4 : Distribusi Aitem Sahih dan Gugur Pada Skala Prokrastinasi

  Akademik ………………………………………………………… 58

  Tabel 5 : Blue Print Skala Prokrastinasi Akademik Setelah Uji Coba …….. 59

  Tabel 6 : Distribusi Subjek Penelitian ……………………………………… 63

  Tabel 7 : Deskripsi Data Penelitian ………………………………………… 64

  Tabel 8 : Kategori dan Distribusi Skor Skala Prokrastinasi Akademik ……. 67

  Tabel 9 : Pengelompokkan Intensitas Mengakses Facebook ………………. 68

  Tabel 10 : Hasil Uji Normalitas Sebaran ……………………………………. 69

  Tabel 11 : Hasil Uji Linearitas Hubungan Antar Variabel ………………….. 70

  Tabel 12 : Hasil Uji Hipotesis ……………………………………………….. 71

BAB I PENDAHULUAN Sebelum membahas lebih jauh mengenai penelitian ini, akan diterangkan

  terlebih dahulu hal-hal yang berkaitan dengan latar belakang permasalahan, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

A. Latar Belakang Permasalahan

  Mahasiswa mempunyai pola kehidupan yang berbeda dengan pelajar ataupun mereka yang sudah bekerja. Dalam hal ini, mahasiswa memiliki tuntutan-tuntutan tersendiri dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya di dunia perkuliahan. Menurut Ignas (2002), masyarakat abad 21 adalah masyarakat yang terus mengejar kualitas dan keunggulan. Hal ini secara tidak langsung menuntut mahasiswa untuk mandiri, dewasa, berprestasi, dan dapat menyelesaikan kuliah tepat waktu. Namun, kenyataan yang ada menunjukkan bahwa tidak sedikit mahasiswa yang menyelesaikan kuliah melebihi batas waktu yang telah ditentukan. Hal ini terbukti dengan masih adanya mahasiswa yang belum juga menyelesaikan penulisan skripsinya meskipun telah mencapai semester belasan.

  Ketidakmampuan mahasiswa dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya secara tepat waktu dapat disebabkan oleh kebiasaan menunda pekerjaan. Kebiasaan ini lebih dikenal dengan istilah prokrastinasi. Berdasarkan alasan-alasan tertentu, Ferrari, Johnson, dan McCown (1995) membagi prokrastinasi menjadi dua bagian, yaitu prokrastinasi yang fungsional dan disfungsional. Sementara itu berdasarkan jenis tugasnya, prokrastinasi dibagi menjadi dua, yaitu prokrastinasi akademik dan non- akademik. Dalam studi ini, jenis prokrastinasi yang akan diteliti adalah prokrastinasi akademik yang disfungsional. Menurut Solomon dan Rothblum (1984), prokrastinasi akademik yang disfungsional adalah kecenderungan yang ditunjukkan individu hampir selalu dan selalu dalam menunda tugas akademik dengan tidak bertujuan sehingga berakibat tidak baik dan menimbulkan masalah. Sementara itu, seseorang yang mempunyai kecenderungan untuk menunda, atau tidak dengan segera memulai suatu pekerjaan ketika menghadapi suatu kerja atau tugas disebut sebagai prokrastinator.

  Menurut Deean (dalam Anna, 2009), ciri utama prokrastinator ialah kelambanannya dalam melakukan suatu tugas. Para prokrastinator membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan orang pada umumnya dalam mengerjakan suatu tugas. Mereka menghabiskan waktu untuk melakukan hal-hal yang tidak dibutuhkan guna menyelesaikan suatu tugas, tanpa memperhitungkan keterbatasan waktu yang dimilikinya. Hal ini mengakibatkan para prokrastinator sering mengalami keterlambatan dalam memenuhi deadline yang telah ditentukan, baik oleh diri sendiri maupun oleh orang lain. Tanpa disadari, prokrastinator telah merusak dirinya sendiri dengan memilih pola yang justru merusak kemampuan mereka sendiri dan melewatkan kesempatan-kesempatan yang mungkin tidak akan terulang (Burka & Yuen, 1983).

  Ferrari, profesor psikologi dari De Paul University di Chicago, dan Pychyl, professor psikologi dari Carleton University Ottawa menyebutkan bahwa sekitar 20 % masyarakat Amerika mengidentifikasikan dirinya sebagai pengidap kronis prokrastinasi. Sementara itu, Ellis dan Knaus (dalam Ferrari, dkk, 1995) menemukan bahwa 25% -75 % pelajar di seluruh dunia melakukan prokrastinasi. Ahli lain, yaitu Solomon dan Rothblum (1986) melalui penelitian mereka menemukan bahwa 95 % pelajar yang diteliti merupakan prokrastinator. Tidak kalah mengejutkan juga ketika Rivzi (1996) melakukan penelitian pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada dan menemukan 69 % subjek melakukan prokrastinasi, 11 % diantaranya digolongkan sebagai prokrastinator pada taraf berat.

  Di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, ditemukan beberapa indikasi adanya perilaku prokrastinasi akademik pada kalangan mahasiswa. Berdasarkan data statistik masa kuliah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma (tabel 1), dapat dilihat bahwa sebagian besar mahasiswa membutuhkan waktu yang melebihi batas normal untuk menyelesaikan studinya.

  Tabel 1

Jumlah Mahasiswa yang Belum Lulus di Tahun Akademik

2009/2010/Genap

  Jumlah Angkatan Mahasiswa

  2001

  8 2002

  23 2003

  35 2004

  42 2005

  57 2006

  91 Catatan

  . Diambil dari “Sekretariat Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, 2010

  

  Ada beberapa faktor yang menyebabkan individu melakukan penundaan, salah satunya ialah hadirnya revolusi di bidang informasi. Internet sebagai wadah pertukaran informasi antar masyarakat dapat menjadi salah satu bukti adanya revolusi informasi. Menurut Drucker (1999), jaringan internet merupakan pokok utama bagi distribusi saluran barang, jasa, dan secara mengejutkan juga pekerjaan-pekerjaan manajerial dan professional.

  Tetapi dampak yang diakibatkan akan secara lebih besar terjadi pada masyarakat, dalam kaitannya terhadap bagaimana kita melihat dunia dan diri kita di dalamnya. Menurut Drucker, salah satu akibat yang dapat ditimbulkan ialah semakin menjalarnya kebiasaan menunda-nunda pekerjaan akibat ketagihan menggunakan layanan internet.

  Indonesia sebagai salah satu negara yang menjadi bagian dari hadirnya internet tentunya tidak terlepas dari berbagai akibat yang ditimbulkan oleh maraknya penggunaan internet tanpa kontrol tersebut. Secara mendasar, Greenfield (dalam Elia, 2009) menjelaskan bahwa internet suara, ketidakterbatasan informasi, dan kesegaraan respons yang membuat individu tertarik untuk membukanya. Godaan daya tarik internet akan terus berlangsung bahkan saat seseorang tidak sedang terhubung dengan internet. Hal inilah yang membuat internet secara negatif dapat berujung pada penundaan dalam mengerjakan tugas. Senada dengan hal tersebut, Ardana (2009) mengemukakan bahwa orang yang ketagihan menggunakan internet akan memilih untuk melarikan diri dari masalah dan depresinya ke internet.

  Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di Work Station Kampus 3 Universitas Sanata Dharma pada tanggal 10 Maret 2010 menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa yang mengakses internet di

  

Work Station membuka situs-situs jejaring sosial. Ironisnya keadaan ini

  terjadi justru di jam-jam aktif perkuliahan sehingga membuat pihak Work

  

Station mengeluarkan peraturan yang membatasi waktu penggunaan situs-

  situs jejaring sosial ini dengan cara memblokirnya di jam-jam tertentu. Situs- situs jejaring sosial ini baru dapat diakses di kampus setelah pukul empat sore. Hal ini dilakukan mengingat pada jam-jam tersebut mahasiswa dinilai efektif untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawab perkuliahannya.

  Chas (2008) menggambarkan penggunaan akses internet tanpa kontrol melalui hasil riset global yang dilakukan oleh Universal McCann di 29 negara hingga Maret 2008 lalu. Riset ini menunjukkan bahwa 73% pengguna internet global membaca blog yang saat ini berjumlah 184 juta blog. Sebanyak 57% pengguna internet juga bergabung dengan berbagai jaringan online sosial untuk berbagi informasi, bersosialisasi, dan membentuk komunitas. Jika ditinjau lagi, 55% dari mereka meng-upload foto dan 22% meng-upload video pada jaringan-jaringan online sosial tersebut. Sementara itu, lama penggunaan per hari mencapai 1,1 miliar menit dengan pengguna empat juta jiwa pada tahun 2008. Di tahun 2009 terjadi perubahan drastis dalam penggunaan situs jejaring sosial, yaitu telah mencapai lebih dari 3 miliar menit dengan pengguna 18 juta jiwa.

  Daya hipnotis internet semakin diperkuat dengan hadirnya beragam interaksi pada media ini, baik itu antar individu maupun antar komunitas dengan berbagai kepentingan tertentu. Salah satu media pertukaran informasi di dunia maya adalah melalui situs-situs jejaring sosial seperti Friendster,

  

Twitter ataupun Facebook. Hadirnya situs jejaring sosial menambah

  keunggulan media internet dibanding media komunikasi lainnya sekaligus juga membuat para penggunanya seolah tidak ingin jauh dari situs jejaring sosial yang dimilikinya. Menurut Douglas (dalam Elia, 2009), hal ini didukung pula oleh semakin murah dan mudahnya koneksi internet, tersebarnya jaringan, serta semakin tersedianya peralatan komputer,

  

handphone , iPhone, maupun BlackBerry. Maraknya penjualan media

  komunikasi seperti ini semakin memudahkan masyarakat untuk mengakses internet kapan saja dan di mana saja.

  Salah satu situs jejaring sosial yang tengah diminati oleh masyarakat Indonesia saat ini adalah Facebook. Ardana (2009) bahkan mencatat

  

Facebook sebagai social network service peringkat teratas yang paling

  banyak diakses oleh masyarakat Indonesia dengan jumlah pemakaian sekitar tiga miliar menit per hari. Senada dengan hal tersebut, surat kabar harian Kompas

  (dalam “Revolusi Informasi”, 2009) juga mencatat bahwa pada tahun 2008, Indonesia masuk sebagai negara yang mengalami pertumbuhan

  

Facebook tertinggi di dunia, yaitu mencapai 40 %. Pertumbuhan pengguna

Facebook di Indonesia per Maret 2009 mencapai 1,4 juta jiwa sehingga

  menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki anggota Facebook terbanyak se-Asia dan terbanyak kelima di dunia.

  Menurut Ardana (2009), Facebook atau lebih dikenal dengan istilah FB merupakan salah satu situs jejaring sosial yang dibuat oleh Mark Zuckerberg, seorang mahasiswa di Harvard University dan diluncurkan pada

  4 Februari 2004. Tiga bulan setelah diluncurkan, lebih dari setengah jumlah mahasiswa Harvard telah bergabung menjadi anggota FB. Kurang dari empat bulan, 30 kampus telah ikut bergabung dan saat ini FB sudah diterjemahkan dalam 40 bahasa dengan pengguna aktif lebih dari 175 juta jiwa di seluruh dunia. Hampir semua pengguna internet telah mengenal bahkan memiliki

  

account di FB. Fenomena ini membuat FB dinilai mampu membuat sejarah

baru dalam perkembangan situs jejaring sosial.

  Aktivitas para pengguna bersama FB telah dimulai sejak bangun tidur, ketika sampai di kantor atau kampus, sambil bekerja atau kuliah bahkan hingga pulang dari kantor atau kampus. Dapat dikatakan bahwa aktivitas sehari - hari kini tidak bisa lepas dari FB. Hal senada muncul melalui pengakuan dari beberapa reponden yang dimuat di surat kabar harian Kompas. Para responden tersebut mengaku setiap hari online di FB walaupun hanya untuk melihat pesan, komentar atau status terbaru dari teman - teman mereka di jejaring FB. Mereka mengaku tidak ingin kehilangan informasi mengenai kondisi terkini di dunia FB walaupun sedang bekerja atau kuliah (dalam “Kecanduan Internet”, 2009). Hal lain yang juga tampak di Makassar dimana sejumlah warung internet (warnet) di Makassar dipadati oleh siswa SMP dan SMA yang asyik ber-FB ria. Selain itu para pelajar sekolah menengah di Makassar juga terlihat memenuhi kafe yang memiliki fasilitas

  

wi-fi agar dapat membuka FB sambil menikmati hidangan makan siang

mereka (dalam “Warnet Dipenuhi”, 2009).

  Fakta ini seolah memperkuat pendapat seorang ahli bernama Schouwenburg (dalam Ferrari, dkk, 1995) yang menyatakan bahwa individu memiliki kecenderungan untuk melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan. Selain itu, Pychyl (2001) juga menilai bahwa individu akan memilih untuk melarikan diri dari masalah ke internet. Hal inilah yang kemudian dapat memunculkan penundaan dalam menyelesaikan tugas. Senada dengan hal tersebut, Anna (2009) berpendapat bahwa sebagian besar masyarakat memiliki kecenderungan untuk menunda-nunda menyelesaikan pekerjaan, dan hanya sedikit dari mereka yang khawatir ketika menunda pekerjaan yang seharusnya segera diselesaikan. Seorang prokrastinator dengan sengaja tidak segera melakukan tugasnya, tetapi justru menggunakan waktu yang dimiliki untuk melakukan aktivitas lain yang dipandang lebih menyenangkan dan mendatangkan hiburan seperti menonton TV, membaca majalah yang tidak berhubungan dengan kegiatan yang sedang dikerjakan, ngobrol, ber-online ria ataupun jalan-jalan.

  Uraian sebelumnya menunjukkan bahwa jejaring internet tidak hanya bersifat menghubungkan, melainkan juga dapat menjadi perangkap bagi penggunanya. Hampir 20% pengguna internet terlibat dengan satu atau lebih masalah pengabaian diri, perilaku mengecek dan mengklik terus-menerus, terisolasi secara sosial dan menghindari orang lain, hilangnya produktivitas, depresi, problem pernikahan, penyalahgunaan internet di tempat kerja, dan kegagalan studi (dalam “Statistik Asosiasi”, 2007). Internet telah menjadi persoalan yang serius bagi banyak orang. Jika dikaitkan dengan prokrastinasi, sifat menunda-nunda ini sudah ada sejak awal kebudayaan manusia yang apabila dibiarkan dapat menimbulkan masalah yang tidak kalah serius. Para prokrastinator lebih rentan terkena stres dan masalah kesehatan akut dibandingkan mereka yang mampu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Ini merupakan permasalahan yang harus dicermati secara serius guna menghindari dampak negatif dari penggunaan Facebook, khususnya pada munculnya perilaku prokrastinasi akademik mahasiswa.

B. Rumusan Permasalahan

  Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adala sebagai berikut: “Apakah ada hubungan yang positif antara intensitas mengakses Facebook dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa?

  ”

  C. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan positif antara Intensitas Mengakses Facebook dengan Prokrastinasi Akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

  D. Manfaat Penelitian

  Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat, baik secara teoretis maupun praktis : Secara teoretis, penelitian ini diharapkan mampu melihat hubungan antara intensitas mengakses Facebook dengan prokrastinasi akademik.

  Selanjutnya bukti empiris dari penelitian ini diharapkan dapat menggugah semangat para peneliti lain untuk meneliti lebih lanjut mengenai masalah- masalah yang berkaitan dengan penggunaan situs jejaring sosial dan prokrastinasi akademik pada pelajar. Bagi ilmu psikologi, penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam mempelajari kajian yang berkaitan dengan psikologi pendidikan.

  Secara praktis, penelitian ini dapat memberikan pemahaman mengenai prokrastinasi dalam kaitannya dengan dunia pendidikan, sehingga pada masa mendatang dapat diusahakan program-program yang bertujuan untuk mencegah ataupun mengurangi perilaku ini pada mahasiswa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini dibahas tinjauan kepustakaan yang berkaitan dengan

  intensitas mengakses Facebook dan prokrastinasi akademik. Kemudian dipaparkan juga beberapa teori untuk menunjukkan hubungan antara keduanya.

A. Prokrastinasi Akademik 1. Pengertian Umum

  Secara harafiah berasal dari kata “procrastinare” dalam bahasa latin yang berarti menunda sampai hari berikutnya. Ferrari, dkk (1995) menerjemahkannya sebagai perilaku penundaan sampai hari nanti, yang identik dengan bentuk kemalasan dalam masyarakat. Berbeda dengan Ferrari yang menyebutkan prokrastinasi sebagai perilaku negatif, The Oxford

  English Dictionary (dalam Ferrari, dkk, 1995) mengartikan prokrastinasi

  secara positif, yakni penundaan yang dipilih secara bijaksana untuk menunggu saat yang tepat. Disini pengertian prokrastinasi lebih merujuk pada tuntutan untuk kesempurnaan tugas dengan optimal.

  Prokrastinasi pada dasarnya dapat terjadi di setiap aktivitas kehidupan manusia. Beberapa individu menganggap prokrastinasi sebagai salah satu masalah yang sulit dihilangkan, namun bagi individu yang lain prokrastinasi dapat digunakan sebagai suatu cara untuk mengerjakan sesuatu dengan lebih baik. Untuk memahami prokrastinasi secara umum, berikut terdapat beberapa definisi prokrastinasi dari para ahli, antara lain : Solomon & Rothblum (1984)

  Prokrastinasi adalah fakta mengenai penundaan tugas secara tidak bertujuan guna menghindari ketidaknyamanan individu Lay (1986)

  Prokrastinasi adalah kecenderungan irasional dalam menunda sesuatu yang seharusnya dikerjakan Stell (2005)

  Prokrastinasi adalah menunda dengan sukarela pengerjaan tugas meskipun tahu hasilnya akan lebih buruk Dari definisi yang dijabarkan oleh para ahli tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa prokrastinasi secara umum merupakan tingkah laku menunda yang dilakukan oleh individu terhadap suatu aktivitas yang harus dilakukannya. Tingkah laku menunda tersebut dapat berupa penundaan dalam memulai atau untuk menyelesaikan aktivitas. Pada umumnya para ahli lebih sepakat mengartikan prokrastinasi dalam konotasi negatif, dengan menyebutnya sebagai penundaan yang tidak berguna (needless) dalam penyelesaian tugas. Para prokrastinator sering melakukan penundaan dan menggantinya dengan melakukan hal-hal yang tidak berguna, misalnya keluyuran, menonton televisi, mengobrol, dan kegiatan lain yang bersifat santai.

  Penundaan yang dilakukan sebenarnya tidak perlu terjadi. Melalui hal tersebut, mereka mencoba mengatakan bahwa prokrastinasi adalah tingkah laku yang dilakukan untuk menghindari sesuatu, dan bukan tingkah laku yang terjadi dikarenakan tidak tersedianya waktu. Penundaan ini telah menjadi suatu kebiasaan yang dilakukan oleh individu tersebut. Kebiasaan menunda- nunda pekerjaan terjadi karena ada faktor-faktor dalam diri individu yang mendorongnya untuk melakukan prokrastinasi. Hal ini menunjukkan adanya konsistensi dari individu untuk melakukan prokrastinasi dengan alasan tertentu.

  Berdasarkan alasan-alasan tertentu tersebut, Ferrari, dkk (1995) membagi prokrastinasi menjadi dua bagian, yaitu: a) functional procrastination, yaitu penundaan mengerjakan tugas yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap dan akurat.

  b) dysfunctional procrastination, yaitu penundaan yang tidak bertujuan, berakibat tidak baik dan menimbulkan masalah.

  Dari dysfunctional procrastination, Ferrari, dkk (1995) membagi kembali menjadi dua bentuk prokrastinasi berdasarkan tujuan individu melakukan prokrastinasi, yaitu decisional procrastination dan avoidance .

  procrastination