Optimasi metode penetapan kadar kurkumin dalam sediaan cair Obat Herbal Terstandar (OHT) Kiranti dengan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) fase terbalik - USD Repository

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI METODE PENETAPAN KADAR KURKUMIN

DALAM SEDIAAN CAIR OBAT HERBAL TERSTANDAR (OHT)

  ®

KIRANTI DENGAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA

TINGGI (KCKT) FASE TERBALIK

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Program Studi Farmasi

  Oleh: Katiti Dwi Krisnayanti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Ujian bagi seseorang yang sukses bukanlah pada kemampuannya

untuk mencegah munculnya masalah,

  Tetapi pada waktu menghadapi dan menyelesaikan setiap kesulitan saat masalah itu terjadi ( David J. Schwartz )

  Nothing is impossible in God As long as we want to try, there is a way in front of us...

  Kepuasan terletak pada usaha, bukan pada hasil. Berusaha dengan keras adalah kemenangan yang hakiki.

  (Mahatma Gandhi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

PRAKATA

  Terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Optimasi Metode Penetapan Kadar Kurkumin dalam Sediaan Cair Obat Herbal Terstandar (OHT) Kiranti

  ®

  dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) Fase Terbalik sebagai tugas akhir untuk mencapai gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis selama penyusunan skripsi ini.

  1. Ibu Christine Patramurti, M.Si., Apt selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan memberikan saran selama pembuatan tugas akhir ini.

  2. Bapak Jeffry Julianus, M.Si selaku Dosen Penguji yang telah memberikan saran dan kritik dalam penyusunan skripsi ini.

  3. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si selaku Dosen Penguji yang telah memberikan saran dan kritik dalam penyusunan skripsi ini dan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing serta memberikan saran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  6. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  7. Mas Bimo, Mas Kunto, Mas Parlan dan Mas Wagiran selaku staff laboran yang turut membantu penulis selama penelitian.

  8. Seluruh Dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat dan bimbingan selama menimba ilmu di bangku kuliah.

  9. Seluruh karyawan Fakultas Farmasi Sanata Dharma yang telah menyediakan sarana untuk terselesainya semua kegiatan akademik dengan lancar.

  10. Pakde Toro, Cici Lala, Katrin Ke-ket, Pace “Wara”, Benny Nug-nug, Tere Dumere, Seno Wimbow, Yunita, Eliz, Lilis, dan Veny selaku teman skripsi satu tema, terima kasih atas kerjasama, semangat dan dukungan yang luar biasa.

  11. Papa dan mama yang telah memberikan kehidupan yang indah, yang selalu memberikan doanya bagiku, semangat dan dukungan kepadaku.

  12. Kakakku Kaeksi termanis yang selalu menemani hari-hariku dan Mas Lian, terima kasih telah menjadi kakak yang baik bagi penulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  hari-hariku di kampus tercinta Sanata Dharma, terima kasih atas segala keceriaan, kebersamaan, senyuman dan semangat yang diberikan.

  16. Puput, Mbokde Tika, Liana, dan Vivi Elvira selaku teman sekelas FST A 2007 yang sering kerjasama dalam satu tugas kelompok.

  17. Semua teman-teman FST A 2007, terima kasih telah menjadi teman yang baik bagi penulis.

  18. Seluruh teman-teman Farmasi angkatan 2007, terima kasih atas pengalaman dan kebersamaannya.

  19. Semua pihak yang telah membantu penulis dan tidak tertulis di sini, terima kasih atas bantuan yang diberikan.

  Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun yang berguna bagi perkembangan penulis. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan bermanfaat dalam perkembangan ilmu pengetahuan.

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL................................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................................v LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ............................................. vi PRAKATA............................................................................................................ vii DAFTAR ISI............................................................................................................x DAFTAR TABEL................................................................................................ xiv DAFTAR GAMBAR .............................................................................................xv DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xviii

  INTISARI...............................................................................................................xx

  

ABSTRACT ........................................................................................................... xxi

  BAB I PENGANTAR ..............................................................................................1 A. Latar Belakang .................................................................................................. 1

  B. Obat Herbal Terstandar (OHT) ..........................................................................9

  C. Spektrofotometri Visibel..................................................................................11

  D. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT).....................................................12

  1. Definisi dan instrumentasi .........................................................................12

  2. Kromatografi partisi fase terbalik ..............................................................17

  3. Parameter pemisahan puncak dalam kromatografi ....................................18

  E. Landasan Teori.................................................................................................26

  F. Hipotesis...........................................................................................................27

  BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................28 A. Jenis dan Rancangan Penelitian .......................................................................28 B. Variabel Penelitian ...........................................................................................28

  1. Variabel bebas ............................................................................................28

  2. Variabel tergantung....................................................................................28

  3. Variabel pengacau terkendali .....................................................................28

  C. Definisi Operasional.........................................................................................29

  D. Bahan-bahan Penelitian....................................................................................29 E.

  Alat-alat Penelitian.....................................................................................................29 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  6. Optimasi metode KCKT fase terbalik........................................................32

  G. Analisis Hasil Optimasi ...................................................................................33

  1. Analisis kualitatif .......................................................................................33

  2. Analisis pemisahan peak kurkumin ...........................................................33

  3. Reprodusibilitas .........................................................................................35

  BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................36 A. Pembuatan Pelarut............................................................................................36 B. Pembuatan Fase Gerak.....................................................................................38 C. Pembuatan Seri Larutan Baku Kurkumin ........................................................41 D. Preparasi Sampel ..............................................................................................42 E. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Kurkumin...................................43 F. Optimasi Pemisahan Kurkumin dengan Metode KCKT Fase Terbalik...........46 G. Analisis Kualitatif Peak Kurkumin dalam Sampel ..........................................48

  ®

  H. Hasil Optimasi Pemisahan Kurkumin dalam Sampel Cair OHT Kiranti .......50

  1. Fase gerak metanol p.a:asam asetat glasial 2% dengan perbandingan 70:30...........................................................................................................50

  2. Fase gerak metanol p.a:asam asetat glasial 2% dengan perbandingan

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................67 LAMPIRAN...........................................................................................................71 BIOGRAFI PENULIS .........................................................................................119

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

  Tabel I. Indeks polaritas beberapa pelarut pada KCKT .................................15 Tabel II. Komposisi fase gerak metanol p.a:asam asetat glasial 2%...............30 Tabel III. Hasil uji stabilitas kurkumin .............................................................36 Tabel IV. Indeks polaritas campuran fase gerak metanol p.a:asam asetat glasial 2%..........................................................................................40 Tabel V. pH campuran fase gerak metanol p.a:asam asetat glasial 2% ..........40 Tabel VI. Tekanan kolom ................................................................................47 Tabel VII. Hasil pemisahan kurkumin ...............................................................47 Tabel VIII. Waktu retensi senyawa kurkumin dalam sampel dan waktu retensi baku kurkumin ......................................................................48 Tabel IX. Hasil optimasi pemisahan kurkumin berdasar parameter

  Asymetry Factor (AF) .......................................................................51

  Tabel X. Hasil optimasi pemisahan kurkumin pada komposisi fase gerak metanol p.a:asam asetat glasial 2% 90:10 ........................................60 Tabel XI. Data hasil perhitungan %CV nilai resolusi pada fase gerak

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

  Gambar 1. Struktur kurkumin...............................................................................6 Gambar 2. Reaksi degradasi kurkumin pada pH basa ..........................................7 Gambar 3. Reaksi degradasi kurkumin oleh pengaruh cahaya.............................8 Gambar 4. Logo Obat Herbal Terstandar (OHT) .................................................9 Gambar 5. Instrumentasi KCKT.........................................................................12 Gambar 6. Skema mekanisme pemisahan dalam kromatografi partisi fase terbalik ..............................................................................................17 Gambar 7. Perhitungan bilangan lempeng teoritik .............................................19 Gambar 8. Difusi Eddy .......................................................................................21 Gambar 9. Transfer massa pada fase diam .........................................................22 Gambar 10. Transfer massa pada fase gerak ........................................................22 Gambar 11. Perhitungan faktor simetri ................................................................23 Gambar 12. Perhitungan nilai resolusi pemisahan dua senyawa ..........................25 Gambar 13. Perhitungan nilai resolusi pemisahan dua senyawa dengan

  W 1/2h .................................................................................................25

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 17.

  a. baku kurkumin 3,0 ppm pada fase gerak metanol p.a:asam asetat glasial 2% 70:30................................................................................48 b. baku kurkumin 3,0 ppm pada fase gerak metanol p.a:asam asetat glasial 2% 70:30................................................................................48

  Gambar 18.

  c. baku kurkumin 3,0 ppm pada fase gerak metanol p.a:asam asetat glasial 2% 80:20................................................................................49 d. baku kurkumin 3,0 ppm pada fase gerak metanol p.a:asam asetat glasial 2% 80:20................................................................................49

  Gambar 19.

  e. baku kurkumin 3,0 ppm pada fase gerak metanol p.a:asam asetat glasial 2% 90:10................................................................................49 f. baku kurkumin 3,0 ppm pada fase gerak metanol p.a:asam asetat glasial 2% 90:10................................................................................50

  ®

  Gambar 20. Kromatogram pemisahan kurkumin dalam sampel cair OHT Kiranti dengan komposisi fase gerak metanol p.a:asam asetat glasial 2% 70:30 .................................................................................................51

  ®

  Gambar 21. Kromatogram pemisahan kurkumin dalam sampel cair OHT Kiranti dengan komposisi fase gerak metanol p.a:asam asetat glasial 2%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  hidrogen ............................................................................................62 Gambar 25. Interaksi kurkumin dengan fase diam melalui interaksi Van der

  Waals ................................................................................................63

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Jaminan keaslian baku kurkumin hasil sintesis ..............................72 Lampiran 2. Kromatogram hasil optimasi flow rate pada fase gerak metanol

  p.a :asam asetat glasial 2% (70:30) .................................................73

  Lampiran 3. Nilai Asymetry Factor (AF) peak kurkumin pada fase gerak metanol p.a:asam asetat glasial 2% (70:30) dan contoh perhitungannya ...............................................................................83

  Lampiran 4. Kromatogram hasil optimasi flow rate pada fase gerak metanol

  p.a :asam asetat glasial 2% (80:20) .................................................84

  Lampiran 5. Nilai Asymetry Factor (AF) peak kurkumin pada fase gerak metanol p.a:asam asetat glasial 2% (80:20) dan contoh perhitungannya ...............................................................................94

  Lampiran 6. Kromatogram hasil optimasi flow rate pada fase gerak metanol

  p.a :asam asetat glasial 2% (90:10) .................................................95

  Lampiran 7. Nilai Asymetry Factor (AF) peak kurkumin pada fase gerak metanol p.a:asam asetat glasial 2% (90:10) dan contoh

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI asetat glasial (90:10) dengan flow rate 0,5 mL/menit.

  Replikasi 1 ....................................................................................108 Lampiran 10. Reprodusibilitas: Kromatogram pemisahan kurkumin dalam

  ®

  sampel cair OHT Kiranti pada fase gerak metanol p.a:asam asetat glasial (90:10) dengan flow rate 0,5 mL/menit.

  Replikasi 2 ....................................................................................110 Lampiran 11. Reprodusibilitas: Kromatogram pemisahan kurkumin dalam

  ®

  sampel cair OHT Kiranti pada fase gerak metanol p.a:asam asetat glasial (90:10) dengan flow rate 0,5 mL/menit.

  Replikasi 3 ....................................................................................112 Lampiran 12. Data hasil uji reprodusibilitas sistem dan perhitungan %CV.......114 Lampiran 13. Skema pembuatan seri larutan baku kurkumin ............................115 Lampiran 14. Contoh kromatogram baku kurkumin pada fase gerak metanol

  p.a :asam asetat glasial 2% 90:10 flow rate 0,5 mL/menit............116

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

INTISARI

  Kurkumin merupakan senyawa alam yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan sehingga banyak dikembangkan salah satunya dalam bentuk sediaan

  ®

  cair Obat Herbal Terstandar (OHT) Kiranti . Dalam produk OHT perlu adanya penjaminan mutu terkait kadar senyawa aktifnya sehingga semakin terjamin keamanan dan khasiatnya. Untuk itu dalam penelitian ini digunakan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) fase terbalik sebagai metode analisis

  ® kurkumin dalam sediaan cair OHT Kiranti .

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi optimum dari KCKT sehingga dapat digunakan sebagai penetapan kadar kurkumin dalam sediaan cair

  ®

  OHT Kiranti . Sistem KCKT fase terbalik menggunakan kolom C

  18 dengan fase

  gerak metanol p.a:asam asetat glasial 2%. Optimasi dilakukan dengan mengubah- ubah komposisi fase gerak metanol p.a:asam asetat glasial 2% (70:30), (80:20) dan (90:10) serta mengubah-ubah flow rate yaitu 0,5; 0,75; 1,0; 1,25; dan 1,5 mL/menit dengan detektor visibel pada maks 432 nm.

  λ Hasil penelitian ini menunjukkan kurkumin dalam sampel cair OHT

  ®

  Kiranti dapat dipisahkan dengan metode KCKT fase terbalik. Kondisi optimum sistem KCKT yang diperoleh adalah fase gerak metanol p.a:asam asetat glasial 2% (90:10) pada flow rate 0,5 mL/menit. Kondisi optimum tersebut mampu menghasilkan bentuk peak yang simetri, t R 6,005 menit, nilai resolusi 1,5070, dan HETP yang paling kecil yaitu 0,0070. Kata kunci: kurkumin, OHT, optimasi metode, KCKT fase terbalik

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

  Curcumin is a natural compound that has many benefits for health so it is developed in many preparations such as Scientific Based Herbal Medicine

  ®

  (SBHM) liquid dosage form Kiranti . In SBHM product, there should be quality assurance in relation to its active compound level that secures its safety and efficacy. Therefore, this research used reversed-phase High Performance Liquid Chromatography (HPLC) as analytical method for curcumin compound in liquid

  ® SBHM Kiranti .

  This research was aimed at identifying optimal condition of HPLC used to

  ®

  determine curcumin level in liquid SBHM Kiranti . The reversed-phase HPLC used C

  18 column with methanol p.a:2% glacial acetate acid mobile phase.

  Optimization was done by changing composition of methanol p.a:2% glacial acetate acid mobile phase (70:30), (80:20) and (90:10) and changing flow rate 0,5; 0,75; 1,0; 1,25; and 1,5 mL/min with visible detector in  max of 432 nm.

  ®

  The results indicated that curcumin in liquid sample of SBHM Kiranti can be separated with reversed-phase HPLC. The optimal condition of HPLC was methanol p.a:2% glacial acetate acid (90:10) mobile phase at flow rate 0,5 mL/min. The optimal condition can result in symmetric peak, t R 6,005 minute, resolution value 1,5070 and smallest HETP of 0,0070. Keywords: curcumin, SBHM, optimization method, reversed-phase HPLC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Semakin maraknya konsumsi terhadap obat herbal di kalangan

  masyarakat memacu pula perkembangan obat herbal itu sendiri. Penggunaan kunyit merupakan salah satu bentuk pengobatan tradisional yang secara turun- menurun digunakan oleh masyarakat Indonesia. Kunyit banyak digunakan sebagai obat herbal karena kandungan kurkuminnya yang berpotensi besar menyembuhkan banyak penyakit. Menurut Majeed, Badmaev, Shivakumar, and Rajendran (1995), kurkumin memiliki aktivitas sebagai anti-inflamasi, antioksidan, antialergi, analgesik, antispasmodik, antibakteri, antijamur, dan antitumor. Karena manfaatnya tersebut, kurkumin banyak dikembangkan salah

  ® satunya dalam bentuk sediaan cair Obat Herbal Terstandar (OHT) Kiranti .

  OHT merupakan bentuk pengembangan dalam pemanfaatan Obat Tradisional (OT) (Sarmoko, 2009). Tujuan pengembangan ini terutama mengarah untuk dijadikan sebagai sistem pelayanan kesehatan formal agar jamu/herbal diterima di kalangan medis (Ministry of Health Republic of Indonesia, 2010).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  pembuatan obat tradisional yang higienis (Muaro, 2009). Salah satu produk OHT

  ®

  berupa sediaan cair yang mengandung kurkumin adalah Kiranti . Bahan baku

  ®

  OHT Kiranti berupa simplisia, bukan ekstrak. Dalam standarisasi simplisia belum dilakukan adanya penjaminan mutu terkait kadar bahan berkhasiat (Nadjeeb, 2009).

  Berdasarkan alasan tersebut di atas, maka perlu dilakukan analisis

  ®

  terhadap kadar kurkumin dalam sediaan cair OHT Kiranti . Penjaminan mutu terkait kadar bahan berkhasiat penting dilakukan terhadap produk OHT agar dapat diketahui bahwa kadar bahan berkhasiat dalam OHT yang telah melalui uji praklinik dapat memenuhi persyaratan kadar. Dengan demikian produk OHT pada

  ®

  umumnya dan produk OHT Kiranti benar-benar dapat dipertanggungjawabkan khasiat dan keamanannya.

  ®

  Komposisi OHT Kiranti terdiri dari Curcumae domesticae Rhizoma (30g), Tamarindi Pulpa (6 g), Kaempferiae Rhizoma (3 g), Arengae pinnata

  

Fructose (3 g), Zingiberis Rhizoma (0.8 g), Paullinia cupana (0.23 g), Cinnamomi

Cortex (0.1 g), dan air (sampai dengan 150 mL). Sebagai komposisi utama dalam

  OHT Kiranti adalah Curcumae domesticae Rhizoma yang mengandung kurkumin,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  di dalam matriks sampel yang kompleks atau terdapat banyak komponen lain dalam suatu matriks sampel (Khopkar, 1990).

  Analisis kurkumin dalam sediaan obat dapat dilakukan dengan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) fase terbalik (Tonnesen and Karlsen, 1983) dan untuk memperoleh hasil analisis yang baik, sebelumnya perlu dilakukan optimasi metode KCKT. Optimasi bertujuan untuk mengetahui kondisi optimum metode KCKT sehingga dapat digunakan sebagai metode penetapan

  ®

  kadar kurkumin dalam sediaan cair OHT Kiranti . Kondisi optimum ditunjukkan dengan bentuk peak simetri, waktu retensi (t R ) kurang dari 10 menit, nilai resolusi ≥ 1,5 terhadap peak terdekat, serta nilai HETP yang semakin kecil (Snyder, Kirkland, and Glajh, 1997).

  Optimasi sangat perlu dilakukan dalam penelitian ini terutama karena dalam penelitian ini digunakan metode KCKT dengan sistem yang baru yaitu penggunaan komposisi fase gerak yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Hal

  ®

  tersebut karena sampel OHT Kiranti yang digunakan belum pernah diteliti sebelumnya sehingga untuk pemisahan senyawa kurkuminnya dibutuhkan sistem baru pula yang sesuai sehingga dapat diperoleh hasil pemisahan yang baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  1. Permasalahan

  Berdasarkan latar belakang yang ada, maka dapat disusun permasalahan sebagai berikut: Bagaimanakah komposisi fase gerak dan flow rate yang optimum yaitu mampu menghasilkan pemisahan dengan bentuk peak simetri, t R kurang dari 10 menit, nilai resolusi

  ≥ 1,5 terhadap peak terdekat, serta nilai HETP yang

  ®

  semakin kecil untuk penetapan kadar kurkumin dalam sediaan cair OHT Kiranti ?

  2. Keaslian penelitian

  Berbagai penelitian terhadap kurkumin telah dilakukan dari ekstraksi, sintesis, aktivitas farmakologisnya hingga penetapan kadarnya dalam suatu sediaan obat. Pemisahan kurkumin dengan RP-HPLC pernah dilakukan dengan komposisi fase gerak asetonitril:asam asetat 7,6% (55:45) (Yang, Pan, and Xu, 2006). Penelitian dengan judul “Curcumin Quantification in Dosage Forms using

  

High Performance Liquid Chromatography ” juga pernah dilakukan menggunakan

  fase diam C

  18 dengan komposisi fase gerak asetonitril:asam asetat 2% (45:55)

  (Musfiroh, Indriyati, Susilawati, dan Percekawati, 2007). Penelitian lain yaitu “Validasi Metode Penetapan Kadar Kurkumin dalam Sediaan Obat Cair (Sirup) dengan Metode KCKT sudah pernah dilakukan oleh Sumule (2007) Universitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Manfaat penelitian

  a. Manfaat Metodologis. Manfaat metodologis dari penelitian ini adalah dapat memberikan sumbangan ilmiah yaitu informasi mengenai metode penelitian dalam melakukan optimasi alat KCKT dan komposisi fase gerak untuk penetapan kadar kurkumin dalam sedian cair OHT.

  b. Manfaat Praktis. Manfaat praktis dari penelitian tersebut adalah dapat digunakan sebagai metode optimasi dalam penetapan kadar kurkumin dari suatu sediaan cair OHT yang selanjutnya dapat memberikan informasi bagi masyarakat terkait penjaminan mutu pada OHT yang mengandung kurkumin.

B. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang ada, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi fase gerak dan flow rate yang optimum yaitu mampu menghasilkan pemisahan dengan bentuk peak simetri, waktu retensi (t ) kurang dari 10 menit, nilai resolusi

  R

  ≥ 1,5 terhadap peak terdekat, serta nilai HETP yang semakin kecil sebagai parameter alat KCKT dalam penetapan kadar

  ® kurkumin dalam sediaan cair OHT Kiranti .

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Kurkumin Kurkumin merupakan senyawa yang secara alami banyak terdapat dalam Curcuma longa L. (kunyit). Kurkumin adalah bahan aktif yang penting dan

  bertanggung jawab atas aktivitas biologis pada Curcuma longa L. (Aggarwal et

  

al ., 2006). Kurkumin memiliki aktivitas sebagai anti-inflamasi, antioksidan,

  antialergi, analgesik, antispasmodik, antibakteri, antijamur, dan aktivitas sebagai antitumor (Majeed, Badmaev, Shivakumar, and Rajendran, 1995).

  Kurkumin berupa serbuk kristal berbentuk batang atau prisma, berwarna kuning orange, larut dalam alkohol dan aseton, tidak larut dalam air dan eter (Robinson, 1995). Kurkumin memiliki sifat yaitu rasanya yang sedikit pahit. Kurkumin juga larut dalam asam asetat glasial dan alkali hidroksida (Majeed et al ., 1995).

O O

HO H CO 3 OCH 3 OH

  

Gambar 1. Struktur kurkumin (Aggarwal et al., 2006) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Stabilitas dari kurkumin dapat dipengaruhi oleh pH dan cahaya.

  Kurkumin akan mengalami hidrolisis di dalam air, tergantung pada pH lingkungan. Pada pH asam, kurkumin berwarna kuning sedangkan dalam pH basa (alkalis) akan menunjukkan larutan berwarna coklat kemerahan pekat hingga warna kuning muda (Tonnesen and Karlsen, 1985a). Kurkumin akan stabil di bawah pH 6,5 dan akan terdegradasi di atas pH 6,5. Hal tersebut dikarenakan pada struktur kurkumin terdapat gugus metilen aktif. Produk degradasi kurkumin dalam lingkungan alkali (pH 7-10) akan mengalami disosiasi, terdegradasi menghasilkan asam ferulat dan feruloil metan, yang selanjutnya feruloil metan dapat terdegradasi menjadi vanilin (Tonnesen and Karlsen, 1985b), dengan reaksi sebagai berikut: HO O O O H

  H CO 3 OCH 3 OH O O OH HO H CO asam f erulat

3 f eruloil metan OCH

HO OH 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Degradasi kurkumin menjadi asam ferulat dan vanilin yang dapat menghambat glutation S-transferase (GST) yang sangat diperlukan bagi perlindungan tubuh melalui perannya sebagai katalis enzimatik pada detoksifikasi senyawa elektrofilik yang masuk ke dalam tubuh lewat konjugasi dengan GSH (Martono, 2005). Akan terjadi perubahan warna pada larutannya apabila kurkumin terdegradasi yaitu pada pH 1-7 berwarna kuning, pada pH 7,5-9,1 larutan berwarna merah jingga. Sifat kurkumin lain yang penting adalah kestabilannya terhadap cahaya. Adanya cahaya dapat menyebabkan terjadinya degradasi fotokimia senyawa tersebut. H CO 3 O OH O CH 3 OH O O O H H CO 3 HO H H CO 3 HO OH H CO 3 HO H CO 3 O H H CO 3 O OH H CO 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Hal ini karena adanya gugus metilen aktif (-CH

  2 -) diantara dua gugus keton pada senyawa tersebut (Tonnesen and Karlsen, 1985b).

B. Obat Herbal Terstandar (OHT)

  Gambar 4. Logo Obat Herbal Terstandar (OHT)

  Obat Herbal Terstandar adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan bakunya telah distandarisasi. OHT harus memenuhi kriteria aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan, klaim khasiat terbukti secara ilmiah/praklinik, dan telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi (BPOM RI, 2004). Obat Herbal Terstandar (OHT) berasal dari bahan alam dapat berupa tanaman obat, binatang, maupun mineral. Selain proses produksi dengan teknologi maju, jenis OHT ini pada umumnya telah ditunjang dengan pembuktian ilmiah berupa penelitian-penelitian praklinik uji kandungan berkhasiat terhadap hewan uji, uji toksisitas akut maupun kronis (Muaro, 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  simplisia yang digunakan dalam suatu produk jadi (Nadjeeb, 2009). Standarisasi simplisia sebagai wujud pemenuhan terhadap persyaratan bahan dan penetapan nilai berbagai parameter. Simplisia yang akan digunakan sebagai bahan baku harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam monografi terbitan resmi Departemen Kesehatan (Materia Medika Indonesia). Pengaturan syarat tumbuh tanaman, pedoman budidaya dimulai dari pembibitan, pemeliharaan hingga cara panen dan pengolahan pasca panen dilakukan untuk dapat menghasilkan simplisia dengan mutu yang baik . Standar mutu simplisia berdasarkan uji organoleptik dan uji kemurnian meliputi kadar air, kadar abu, kadar pasir (pengotor), kadar minyak atsiri, uji bahan organik asing, cemaran mikroba, cemaran residu pestisida, dan cemaran logam berat (Nadjeeb, 2009).

  ®

  Kiranti merupakan salah satu produk Grup Orang Tua (GOT) sebagai minuman tradisional Indonesia dengan ramuan warisan nenek moyang yang berkhasiat untuk melancarkan haid, mengatasi keluhan-keluhan nyeri haid, mual/muntah, dan lain-lain, mencegah keputihan dan bau badan, serta meningkatkan ketahanan tubuh agar tetap sehat dan aktif di masa haid.

  ®

  Standarisasi produk Kiranti sudah dilakukan mulai dari bahan baku sampai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Spektrofotometri Visibel

  Spektrofotometri visibel merupakan suatu teknik spektroskopik menggunakan sumber radiasi elektromagnetik sinar tampak (380-780 nm) dengan menggunakan spektrofotometer. Pengukuran absorbansi dalam spektrofotometri sinar tampak digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif (Khopkar, 1990).

  Sinar tampak memberikan energi yang cukup untuk terjadinya transisi elektronik. Transisi yang terjadi pada suatu molekul dengan struktur yang berbeda adalah tidak sama satu dengan molekul lain sehingga spektra absorpsinya juga berbeda.

  Dengan demikian dapat bermanfaat sebagai analisis kualitatif. Banyaknya sinar yang diabsorpsi pada panjang gelombang tertentu sebanding dengan banyaknya molekul yang menyerap radiasi sehingga dapat juga digunakan sebagai analisis kuantitatif (Rohman dan Gandjar, 2007).

  Spektrum visibel yang merupakan korelasi antara absorbansi dan panjang gelombang bukan merupakan garis spektrum melainkan suatu pita spektrum.

  Terbentuknya pita spektrum visibel disebabkan oleh terjadinya eksitasi elektronik lebih dari satu macam pada gugus molekul yang sangat kompleks. Penyerapan radiasi sinar tampak oleh spesies molekul (M) dapat dipertimbangkan sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

1. Definisi dan instrumentasi KCKT

  Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) adalah teknik pemisahan campuran senyawa berdasarkan interaksi dengan fase diam di bawah aliran fase gerak, dimana fase gerak dialirkan dengan bantuan tekanan menuju kolom secara cepat dan dideteksi dengan detektor yang sesuai (Hendayana, 2006). Ada dua fase dalam kromatografi yaitu fase normal dan fase terbalik. Fase normal apabila fase diam lebih polar dari fase gerak, sedangkan fase terbalik yaitu apabila fase diam lebih non polar dari fase geraknya (Munson, 1991).

  Sistem KCKT banyak digunakan untuk analisis karena sensitivitasnya mampu menghasilkan determinasi kuantitatif yang akurat. KCKT bertujuan untuk memperoleh hasil pemisahan senyawa yang baik dengan waktu yang relatif singkat (Mulja dan Suharman, 1995). KCKT ini ideal untuk analisis beragam obat dalam sediaan dan cairan biologi karena kepekaannya yang tinggi (Munson, 1991).

  Berikut merupakan diagram instrumentasi KCKT menurut Levin (2010):

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam sistem KCKT menurut Gritter, Bobbit, and Schwarting (1991), yaitu fase diam, fase gerak dan detektor.

  a. Fase Diam. Keberhasilan pemisahan senyawa dengan metode KCKT ini bergantung pada kondisi kolom yang digunakan (Mulja dan Suharman, 1995).

  Kolomnya dapat berupa gelas atau baja tidak berkarat. Kolom gelas dapat menahan tekanan hingga 600 psi. Panjang kolom bervariasi dari 15-150 cm.

  Sebagai pengisi kolom biasanya digunakan silika gel, alumina, dan elit (Khopkar, 1990).

  Fase diam yang paling banyak digunakan adalah oktadesil silika (ODS) karena mampu memisahkan senyawa dengan kepolaran yang rendah, sedang maupun tinggi (Rohman dan Gandjar, 2007). Ukuran bahan pengisi pada kolom sangat berpengaruh terhadap resolusi. Apabila ukuran partikel bahan pengisi pada kolom semakin kecil maka HETP juga semakin kecil dan resolusi makin baik (Munson, 1991).

  b. Fase Gerak. Kemampuan KCKT dalam memisahkan banyak senyawa terutama tergantung pada jenis fase gerak. Fase gerak dapat mempengaruhi pemisahan komponen dalam campuran (Munson, 1991). Pemisahan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Fase gerak yang digunakan haruslah murni, tidak mempengaruhi kolom, sesuai dengan detektor, dapat melarutkan analit, memiliki viskositas yang rendah (tidak lebih dari 50 cP), tidak mudah terbakar dan memiliki toksisitas yang rendah, serta harganya yang wajar (Skoog, Holler, dan Nieman, 1985). Selain itu fase gerak harus bebas dari gelembung udara karena dapat mempengaruhi pembacaan oleh detektor sehingga memunculkan sinyal palsu dan dapat mempengaruhi kolom, untuk itu sebelumnya diperlukan alat degassing (Dean, 1995).

  Pemilihan fase gerak yang digunakan adalah terutama berdasarkan kepolaran campuran pelarut yang semakin linier dengan pelarut murni. Tingkat kepolaran pelarut menggambarkan kekuatan pelarut dalam mengelusi suatu senyawa. Besarnya polaritas pelarut dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:

  P’camp = (1)

  Φ1 P’1 + Φ2 P’2 + ........ + Φn P’n Keterangan: P’ = indeks polaritas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

Tabel I. Indeks polaritas beberapa pelarut pada KCKT

  Indeks polaritas pelarut lainnya yaitu asam asetat glasial adalah 6,2, etanol adalah 5,2 (Watson, 2003). Semakin besar nilai indeks polaritas campuran maka fase gerak yang digunakan semakin bersifat polar (Snyder et al., 1997). Kepolaran pelarut merupakan ukuran kekuatan atau kemapuan pelarut untuk mengelusi suatu senyawa. Ketika zat yang semakin mirip kepolarannya dengan pelarut, maka zat terlarut akan kuat berinteraksi dengan fase gerak dan teralusi lebih cepat (Munson, 1991).

  c. Detektor. Detektor yang digunakan untuk KCKT bergantung pada tipe sampel yang dipisahkan. Syarat detektor yang digunakan untuk KCKT adalah

  • 8 -15

  memiliki sensivitas yang tinggi (10 -10 g analit/detik), kestabilan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  1. Bulk property detectors

  Bulk property detectors adalah detektor sebagai pengukur perubahan sifat fisik

  fase gerak dan solut. Detektor tipe ini cenderung relatif tidak sensitif dan menghendaki temperatur yang terkendali, contohnya detektor bias.

  2. Solut property detectors Solut property detectors adalah detektor yang hanya mengukur sifat fisik solut.

  Solut property detectors 1000 kali lebih sensitif dan mampu mengukur solut

  sampai satuan nanogram atau lebih kecil lagi. Contoh detektor jenis ini yaitu detektor fluorensensi, detektor penyerapan (UV-Vis) dan detektor elektrokimia (Munson, 1991).

  Detektor visibel merupakan detektor yang didasarkan penyerapan radiasi sinar tampak pada panjang gelombang 380-780 nm oleh analit yang memiliki gugus kromofor dan auksokrom. Prinsip kerja detektor visibel seperti halnya pada detektor UV, berdasar pada hukum Beer yaitu jumlah cahaya yang diabsorpsi sebanding dengan kadar analit dalam pelarut (Munson, 1991). Detektor dengan panjang gelombang yang bervariasi lebih berguna karena seorang analis dapat memilih panjang gelombang dengan sensitivitas yang paling tinggi (Rohman dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Kromatografi partisi fase terbalik

  Konsep dasar kromatografi partisi yaitu perlakuan sampel dalam kondisi cair-cair tergantung pada kelarutannya di dalam kedua cairan yang terlibat (Gritter

  

et al ., 1991). Partisi analit di antara dua fase yang tidak saling campur, karena

  adanya perbedaan koefisien distribusi dari masing-masing senyawa. Jika solut ditambahkan ke dalam sistem yang terdiri dari dua pelarut tidak saling campur dan keseluruhan sistem dibiarkan setimbang, maka solut akan tersebar di antara kedua fase menurut persamaan:

  K = (2)

  K = koefisien distribusi Cs = konsentrasi solut dalam fase diam Cm = konsentrasi solut dalam fase gerak (Johnson dan Stevenson, 1978).

  Mekanisme pemisahan pada kromatografi partisi fase terbalik dapat digambarkan sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Dalam kromatografi partisi fase terbalik biasanya digunakan kolom dengan kemasan fase terikat yang memiliki sifat stabil karena fase diamnya terikat secara kimia pada penyangga, sehingga tidak mudah terbawa oleh fase gerak. Penyangga pada kemasan fase terikat biasanya terbuat dari silika yang sudah diseragamkan, berpori, dan umumnya partikel mempunyai diameter 3,5 atau 10 μm (Skoog et al., 1998).

  Pada fase terbalik, kandungan yang selalu ada dalam fase geraknya adalah air. Pelarut yang dapat campur dengan air seperti metanol, etanol, asetonitril, dan tetrahidrofuran ditambahkan untuk mengatur kepolaran fase gerak (Snyder et al., 1997).

3. Parameter pemisahan puncak dalam kromatografi

  Parameter pemisahan dengan sistem KCKT sebagai ukuran kemampuan kolom untuk memisahkan senyawa dari suatu campuran. Batasan yang digunakan adalah efisiensi kolom, waktu retensi (t ), dan faktor resolusi (Munson, 1991).

  R

  a. Efisiensi kolom. Pemisahan dalam kromatografi erat kaitannya dengan efisiensi kolom. Ada dua teori mengenai pemisahan puncak dalam kromatografi,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  2

  n = 5,54 (3)

  

Gambar 7. Perhitungan bilangan lempeng teoritik (Jasco, 2004)

  Semua bilangan tersebut memiliki satuan yang sama karena “n” merupakan bilangan tak bersatuan (Munson, 1991). Suatu ukuran yang tergantung pada panjang kolom kromatografi adalah tinggi lempeng (H) atau yang biasa disebut dengan tinggi setara pelat teori (HETP = Heigth Equivalent Theoritical Plate).

  HETP dapat dihitung dari “n” dan panjang kolom (L): HETP =

  (4) Kolom yang memberikan jumlah lempeng (n) yang besar dan nilai HETP yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  gerak berkali-kali. Solut bergerak bersama fase gerak sehingga migrasi di dalam kolom tidak teratur yang mengakibatkan laju rata-rata solut relatif terhadap fase gerak juga sangat bervariasi. Laju rata-rata solut relatif terhadap fase gerak yang sangat bervariasi inilah yang mengakibatkan pelebaran peak solut (Noegrohati,

  ).

  1994 Berdasarkan teori laju ini, efisiensi kolom dirumuskan dalam persamaan

  Van Deemter yaitu:

  

1/2

  • H = + C u + C u (5)

  s m

  C = (6)

  s

  C m = (7)

  Keterangan: H = efisiensi kolom, semakin kecil semakin efisien u = kecepatan alir dari fase gerak A = difusi eddy B = difusi longitudinal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Berdasarkan persamaan Van Deemter di atas, ada tiga variabel yang mempengaruhi efisiensi kolom yaitu Difusi Eddy, Difusi Longitudinal, dan Transfer Massa (Willard, Merritt, Dean, and Settle, 1988).

  Difusi Eddy menggambarkan ketidakhomogenan kecepatan alir dan panjang lintasan di sekitar partikel yang ter-packing. Lintasan alir yang tidak sama pasti ditemukan dalam setiap kolom ter-packing. Suatu molekul solut dapat melewati kolom dekat dinding kolom di mana kerapatan kolom rendah dengan cepat mencapai akhir kolom, khususnya pada kolom berdiameter kecil. Sedangkan suatu molekul solut yang melewati bagian tengah kolom menjadi lebih lambat untuk mencapai akhir kolom. Dengan demikian laju tiap molekul melalui kolom berbeda-beda. Difusi Eddy dapat diminimalkan dengan memperkecil diameter rata-rata partikel dalam kolom hingga sekecil mungkin dan seseragam mungkin (Willard et al., 1988).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  solut terdispers secara aksial dan lambat bermigrasi melalui kolom (Willard et al., 1988).

Dokumen yang terkait

Validasi metode kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) fase terbalik pada penetapan kadar nikotin dalam ekstrak tembakau pada rokok ``Merek X``.

0 3 131

Pengaruh paparan sinar matahari terhadap kadar bisfenol A dalam air yang berasal dari botol polikarbonat dengan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) fase terbalik dengan metode pengayaan.

0 0 141

Validasi metode kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) fase terbalik pada penetapan kadar nikotin dalam ekstrak tembakau pada rokok Merek X

0 3 129

Optimasi pemisahan dan penetapan kadar campuran parasetamol dan natrium fenobartial dengan metode kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik - USD Repository

0 0 127

Validasi metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT)-densitometri pada penetapan kadar kurkumin dalam sediaan cair Obat Herbal Terstandar (OHT) Kiranti - USD Repository

0 0 90

Validasi metode penetapan kadar kurkumin dalam sediaan cair obat herbal terstandar merk Kiranti secara kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik - USD Repository

0 0 118

Penetapan kadar kurkumin dalam sediaan kapsul lunak Obat Herbal Terstandar (OHT) rheumakur yang beredar di pasaran menggunakan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) fase terbalik - USD Repository

0 0 99

Penetapan kadar kurkumin dalam sediaan cair Obat Herbal Terstandar (OHT) merk Kiranti dengan metode kromatografi lapis tipis-densitometri - USD Repository

0 0 132

Optimasi metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) pada penetapan kadar nikotin dalam ekstrak etanolik daun tembakau - USD Repository

0 2 116

Optimasi metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) fase terbalik pada penetapan kadar kurkumin dalam sediaan kapsul lunak Obat Herbal Terstandar (OHT) rheumakur - USD Repository

0 1 120