Muhammad Agus Widiyanto 111 01 042 JU R U SA N T A R B IY A H P R O G R A M ST U D I PE N D ID IK A N A G A M A ISLAM SE K O L A H T IN G G I A G A M A ISL A M N E G E R I (ST A IN ) SA L A T IG A 2006

  D iajukan U ntuk M em enuhi Tugas dan M elengkapi Syarat G una M em peroleh G elar S a rjjn a Pendidikan Islam (S.Pd.I)

  LIFE SKILL DALAM PENDIDIKAN PESANTREN (T elaah M odel L ife Skill di P esantren A gro N uur El-Falah P u lutan , Sid orejo, Salatiga T ahun 2005) SK R IPSI

  • Dalam IImu Tarbiyah

  Muhammad Agus Widiyanto 111 01 042 JU R U SA N T A R B IY A H P R O G R A M ST U D I PE N D ID IK A N A G A M A ISLAM SE K O L A H T IN G G I A G A M A ISL A M N E G E R I

  Perpustakaan STAIN Salatiga H llilH lIill

  06TD1009636.01

  D EPARTEM EN AGAMA SEKOLAH T IN G G I AGAMA ISLAM (STAIN) SALATIGA

  Jl. Tcntara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 fax 323433 Salatiga 50721 Web Site: WWW. Stain Salatiga.ac.id E-mail: Administrasi @Stain Salatiga.ac id

  DEK LARA SI Bismillahirrahmanirahim

  Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pemah ditulis oleh orang lain atau pemah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

  Apabila dikemudian hari temyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapan sidang munaqosah skripsi.

  Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

  Salatiga, Desember 2005 Peneliti

  Muhammad Agus Widiyanto NIM: 11101042

  DEPARTEMEN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Tclp. (0298) 323706,323433 fax 323433 Salatiga 50721 Web Site: WWW. Stain Salatiga ac. id E-mail: Administrasi (©.Stain Salatiga.ac.id NOTA PEMB1MBING

  Lamp : 3 eksemplar Salatiga, 28 Desember 2005 H a l : Naskah Skripsi

  Sdr. Muhammad Agus Widiyanto

  N1M : 11101042

  K e p a d a Yth. K e t u a

  STAIN Salatiga di - T e m p a t Assalamu'alaikum Wr. Wb.

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi S audari: N a m a : Muhammad Agus Widiyanto

  N I M : 11101042 Jurusan/Program : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam

  J u d u l : LIFE SKIL DALAM PENDIDIKAN

  PESANTREN ( Analisis Model Life Skill di Pesantren Agro Nuur El-Falah, Pulutan, Sidorejo, Salatiga Tahun 2005 )

  Dengan ini kami mohon agar naskah skripsi tersebut dapat segera dimunaqosahkan. Demikian harap menjadikan perhatian.

  Wassalamu ’alaikum Wr. Wb.

  Pembimbing

  Drs. Djoko Sutopo

  DEPARTEM EN A G A M A Rl SEKOLAH T IN G G I A G A M A IS LA M NEGERI (S T A IN ) SALATIG A

  JL Stadion 03 Tetp. (0298) 323706, 3 2 3 4 3 3 S a la iig a 50721 Website : P E N G E S A H A N

  Skripsi Saudara : Muhammad Agus Widiyanto dengan Nomor Induk Mahasiswa : 111 01 042 yang berjudul : “LIFE SKILL DALAM

  PENDIDIKAN PESANTREN ( Telaah Model Life Skill di Pesantren Agro Nuur El-Falah Pulutan, Sidorejo, Saiatiga Tahun 2005)" Telah

  dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Saiatiga pada hari : Sabtu, 7 Januari 2006 M yang bertepatan dengan tanggal 7 Dzulhijjah 1426 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

  7 Januari 2006 M Saiatiga,

  7 Dzulhijjah 1426 H Panitia Ujian

  Sekretaris Sidang

  T Drs. Badwan, M.Ag . Imam Sutomo. M.Ag

  NIP. 150 198 743 NIP. 150 216 814 Penguji I

  Penguji II

  Drs. H.M BANANY Dra. Djami’atul islamivah. M. Ag

  NIP. 150 170 134 N I^ 150 234 070

  Pembimbing

  

M O T T O

JLwaCiCaH setiap aktivitasm u dengan niat Littahi ta ’aCa,

mafia setiap fiasif dari a^tivitasm u tersimpaidafi

  

6ara^gH di dafamnya ......

  

(Datam meCafiuftan sesuatujanganlafi Seifikir apa yang afign engfigu dapat,

align teta p i apa yang dapat engfigu Cabpkgn

daCam suatu pedgrjaan

(pri6adiyang susses, 6ifa teCali menggapai ^e6erhasdan, mafig ia align

tawadHu, Catena ia sadar apa yang ia hasdfipn itu semua terjadi (igrena

seizing JlfCah

  

(%dC. J&Sduttah gym nastiar)

  

PERSEMBAHAN

Skipsi ini penulis persembahkan untuk :

  1. Bapak dan Ibuku tercinta dengan seluruh pengorbanannya telah mengukir segala asa, cita dan harapan.

  

2. Adikku (Azhary, Anip, Reny) tersayang yang selalu

mengisi hari-hariku dengan penuh kabahagiaan.

  3. Sahabat sejatiku (Risty) dengan doa dan dukungannya selalu memberikan semangat pada penulis.

  

4. Mbak Yati, mbak Wiwik dan mbak Anik yang selalu

memberikan nasehat dan bantuan pada penulis.

  5. Temen-temen Ponpes Salafiyyah dan Crew Sholla Annida’I yang selalu menghiburku dalam setiap suka dan dukaku.

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillah, berkat rahmat, karunia dan hidayah dari Allah penulis dapat menyelesaikan penyusunan skipsi dengan ju d u l: LIFE SKILL DALAM

  

PENDIDIKAN PESANTREN (Analisis terhadap Model Life Skill di Pesantren <

Agro Nuur El-Falah Puulutan , Sidorejo, salatiga, Tahun 2005) Skipsi ini diajukan

  untnk melengkapi syarat dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (Strata 1) Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.

  Namun penulis maenyadari sampai selesainya penulisan skipsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Bapak Drs. Badwan, M.Ag., selaku Ketua STAIN Salatiga.

  2. Bapak-bapak pembantu ketua 1, II, dan III STAIN Salatiga

  3. Bapak Dr. Rahmad Hariyadi, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.

  4. Bapak Drs. Miftahudin, M.Ag., sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam STAIN Salatiga.

  5. Bapak Drs. Djoko Sutopo selaku dosen pembimbing yang dengan kebijaksanaan, kesabaran dan ketelitiannya memberikan bimbingan hingga terselesainya skipsi ini.

  6. Bapak dan ibuku tercinta yang dengan dorongan moral maupun spiritual serta doa beliau, penulis dapat menyelesaikan pendidikan ini.

  7. Adik-adikku tersayang, Azhary, Anip dan Reny yang selalu memberikan dukungan dan bantuan hingga terselesaikannya skipsi ini.

  8. Sahabatku Risty, yang telah mengenalkanku pada arti sahabat yang sejati.

  9. Mbak-mbakku (Yati, Wiwik, Anik) dan keluarganya dik Nissa yang selalu memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis baik suka maupun duka.

  10. Temen-temen Pondok Pesantren Salafiyyah Pulutan (Safari, Bahrudin) dan Bang Ali munawar dengan sepeda balapnya.

  11. Seluruh Crew Sholla Annida 7, yang selalu memotifasiku dan menghiasi hari-hariku dengan bersama-sama bersholawat kepada nabi.

  12. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu- persatu.

  Jazakallahu Khairaon Katsir .......................................

  Penulis telah berusaha semaksimal mungkin demi kesempumaan penulisan skipsi ini, namun atas kesadaran atas kekurangan dan keterbatasan pada diri penulis, penulis yakin bahwa pembahasan dalam skipsi ini belumlah karya yang sempuma. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif demi kesempumaan skipsi ini, dan tak lupa penulis sampaikan banyak terima kasih.

  Salatiga, 30 Desember 2005 Penulis

  Muhammad Agus Widiyanto

  DAFTARISI

  I I : LADANSAN TEORI

  

  

  

  

  

  

   B A B

  Halaman B A B I : PENDAHULUAN

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

   B A B

  III: LAPORAN HASIL PENELITIAN

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

   B A B

  IV.' Penerapan Life Skill Dalam Aktifitas Santri

  

   C. Relevansi Pendidikan Life Skill Dalam Pesantren Di

  B A B V : PENUTUP

  

  

   DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Balakang Masalah Pesantren atau pondok dalam pengertian zaman dahulu sering disebut

  “kuttab”, yaitu tempat tingal santri sekaligus tempat menuntut ilmu agama dan ilmu

  lainnya. Sebagai lembaga pendidikan tradisional, pesantren mampu bertahan di tengah-tengah teijangan arus globlalisasi, meskipun dengan berbagai kekurangan dalam berbagai hal.

  Eksistensi pesantren serta perangkatnya adalah sebagai lembaga pendidikan dakwah yang telah memberikan wama pedesaan.1 Hal ini dikarenakan pesantren tumbuh dan berkembang bersama dengan masyarakat di daerah pedesaan. Pesantren telah berdiri sejak berabad-abad yang lalu dengan berbagai tujuan yang mendasarinya. Selain itu, kultur agraris akan selalu melekat pada pesantren

  Pondok pesantren secara umum memiliki tujuan untuk menyiapkan manusia yang bertaqwa kepada Allah swt, dan mampu me wan si bumi ini dalam arti mengelola, memanfaatkan dan melestarikan kehidupan dengan tujuan akhir untuk mencapai kebaliagiaan di dunia dan akherat.2

  'Tim Penulis, Dinamika Pesantren, P3M, Jakarta, 1988, him. 109 2Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Tenlang Pandangan Hidup Kiai, LP3ES, 1982. him. 44

  2 Tujuan semacam itu muncul dari hati para ulama pendiri pesantren sejak

  mereka memulai mendidik para santrinya untuk belajar ilmu agama. Akan tetapi, dari niatan yang mulia itu masih saja ada persepsi yang negatif terhadap pesantren, persepsi semacam itu kebanyakan muncul dari masyarakat yang awam terhadap pesantren. Mereka memiliki frame pemikiran yang selalu memandang rendah serta pengamatan yang subjektif saja, yaitu memandang kelemahan-kelemahan dari pesantren tanpa melihat kelebihan-kelebihannya.

  Pandangan terhadap pesantren yang negatif itu muncul dari ketidaktahuan dan kekurangfahaman masyarakat terhadap manfaat pesantren bagi kehidupan nyata.

  Mereka memandang bahwa pasantren hanya sebagai tempat mengaji dan tempat menuntut ilmu agama saja. Sehingga lulusan dari pesantren hanya bisa menjadi guru ngaji dan menjadi pimpinan tahlil. Lebih luas lagi mereka menganggap bahwa pesantren dikategorikan sebagai lembaga pendidikan kampungan. Anggapan itu mimcul dari letak pesantren yang kecenderungannya berlokasi di daerah pedesaan tumbuh dan berkembang bersama-sama dengan masyarakat pedesaan.

  Persepsi rendah terhadap pesantren akhir-akhir ini mulai pudar, yaitu dengan adanya perhatian dari pemerintah yang berupa pembentukan seksi atau bidang tersendiri yang mengurusi masalah madrasah dan pondok pasantren. Hal ini menjadi angin segar bagi kalangan pesantren yang dulu selalu dinomorduakan, sekarang memiliki posisi yuang sama dengan bidang yang lain, sehingga citra

  3

  pondok.pesantren sedikit demi sedikit dapat terbangun dan diharapkan nantinya bisa bersaing dengan lembaga pendidikan lainnya.

  Meskipun demikian, dari intern pesantren haruslah mengakui masih banyaknya kelemahan-kelemhan dibalik kekuatan yang dimiliki, hal itu menjadi sebuah tolak ukur untuk lebih meningkatkan kualitas pondok pesantren dalam menghadapi tantangan zaman. Adapun kelemahan-kelemahan pesantren yang sering menjadi sorotan masyarakat antara lain : 1. Tentang sarana prasarana (pendidikan dan kesehatan).

  2. Kepastian dan keseragaman kurikulum.

  3. M asadepn" alumni atau lulusan.

  4. Lemahnya manajemen pondok pesantren.

  5. Ketidak seragaman masuknya santri barn.3 Dari beberapa kelemahan tersebut ada yang bersentuhan langsung dengan masyarakat yaitu tentang alumni atau lulusan, dimana hal ini merupakan sumber persepsi orang terhadap keberadaan pondok pesantren.

  M asa depan para alumni pesantren secara garis besar belum dapat jaminan kehidupan secara proposional. Karena mereka belum memiliki kemampuan atau skill yang cukup untuk hidup mandiri, secara umum para santri hanya memiliki kemampuan dalam bidang keagamaan tanpa memiliki ketrampilan khusus sebagai bekal untuk mencapai kedupan yang memadai.

  4 Secara omurn pondok pesantren hanya membekali santrinya dengan

  keterampilan dalam bidang keagamaan saja, terutama hal itu ini teijadi pada pesantren tradisional. Sedangkan untuk yang pesantren yang modem, meskipun sudah ada berberapa meteri tambahan yang bersifat umum tapi masih daja kalah denga lembaga pendidikan yang lainnya. Dari hal itu menjadi sebuah bahan pemikiran bagi para pengasuh pondok pesantren agar lebih mempersiapkan lulusan pesantren dengan pemberian pendidikan ketrampilan yang memadai.

  Beberapa tahun belakangan ini kondisi pesantren di Salatiga mulai merosot. Hal ini dilihat dari minat para pelajar prosentasinya sangatlah sedikit. Akan tetapi, dari kemerosotan itu telah di dongkrak dengan berdirinya sebuah pesantren yang bem am a Agro Nuur El-Falah yang terletak di di pinggiran kota salatiga, yang tepatnya berada di desa Pulutan kecamatan Sidorejo kota Salatiga.

  Pesantren ini memiliki corak yang berbeda dengan pondok pesantren lainnya di Salatiga, corak yang membedakan dengan pesantren lainnya adalah pemberian pendidikan kecakapan hidup (Life Skill Education) pada bidang agraris. Lebih khusus lagi pondok pesantren ini memiliki model pendidikan life skill yang bergerak di bidang agro serta bidang petemakan dan bidang-bidang lainnya. Hal ini merupakan suatu altem atif yang dimunculkan oleh para pemerhati pendidikan terutama pendidikan pesantren untuk meningkatkan kualitas para lulusan pesantren agar mereka mampu hidup mandiri di dalam masyarakat yang serba modem ini, serta agar

  5

  para lulusan tersebut mendapatkan pekeijaan yang layak dan hidup secara proposional.

  Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, penulis terdorong untuk mengadakan penelitian tentang model life skill yang ada pada pondok pesantren Agro Nuur El-Falah yang ditulis dalam bentuk skripsi yang berjudul “ LIFE SKILL DALAM PENDIDIKAN PESANTREN ( Telaah Model Life Skill di Pesantren Agro Nuur El-Falah, Pulutan, Sidorejo, Salatiga Tahun 2005)”

B. Penegasan Istilah

  Untuk menghindari penafsiran yang berbeda dengan maksud utama penulis dalam penggunaan kata pada judul skripsi ini perlu adanya penjelasan beberapa istilah pokok.

  1. Life Skill Life Skill berasal dari bahasa inggris yang terdiri dari dua suku kata yaitu life artinya “kehidupan”4, dan skill artinya “keahlian, kecakapan, kemampuan”5. Secara umum skill (kemampuan) adalah kemampuan yang dimiliki individu untuk melakukan tugas atau pekeijaan yang dibebankan kapadanya. Dari definisi diatas pengertian dalam bahasa Inggris yaitu :

  6 life skill is someone's skill to over come life problems naturally and without a presurre from other person and to over come a ploblem actively and creatively .6

  Adapun indikator life skill (kecakapan hidup) meliputi: a. Berfikir positif dalam segala hal.

  b. Dapat bersosialisasi dengan orang lain.

  c. Dapat memecahkan yang dihadapi.

  d. Pandai menggali informasi.

  e. Dapat mengolah informasi dan mengambil keputusan secara cerdas.

  2. Pendidikan Pendidikan memiliki arti sebagai sebuah usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani, sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan.7 Sedangkan menurut Marasudin Siregar, pendidikan adalah mentransformasikan nilai-nilai dari pengalaman untuk berusaha mempertahankan eksistensi manusia dalam berbagai bentuk kebudayaan serta zaman yang terns berkembang.8

6 Sugeng priyanto, Makalah life skill , LPKM, UNNES. Semarang, 2004, him. 1

  7

  3. Pesantren Pesantren memiliki arti asrama dan merupakan tempat santn mengaji.8

  9

  4. Analisis Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan atau perbuatan dan sebagainya) untuk mengetahui sebab-sebab bagaimana duduk permasalahannya (perkaranya).10

  5. Model Model memiliki arti contoh, acuan, ragam, macam.11 Jadi yang dimaksud judul penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui sejauhmana penbelajaran tentang pendidikan kecakapan hidup

  {life skill) yang dilaksanakan pada kalangan pesantren, dengan mengambil

  contoh model pembelajaran life skill yang dilakukan di pesantren Agro Nuur El- Falah.

  C. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang dan penegasan istilah diatas, maka penulis merumuskan pokok permasalahan sebagai b erik u t:

  1. Apa faktor-faktor yang mendorong dilaksanakannya pembelajaran life skill di pesantren Agro Nuur El-Falah ?

8 Team Penulis,

  Pemikiran Pendidikan Islam, Kajian tokoh Klasik dan Kontemporer, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1999, him. 16

  8

  2. Apa faktor-faktor yang menghambat dilaksanakannya pembelajaran life skill di pesantren Agro Nur EL-Falah ?

  3. Bagaimana pandangan santri terhadap pengembangan life skill di pesantren Agro Nuur EL-Falah ?

  4. Bagaimana pandangan ustadz terhadap pengembangan life skill di pesantren Agro Nuur EL-Falah ?

  5. Bagaimana model life skill dalam pesantren Agro Nuur El-Falah ?

  6. Bagaimana relevansi model life skill dalam pesantren Ago Nuur El-Falah pada masa modem sekarang ini ?

D. Tujuan Penelitian

  Mengacu pada perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini ad alah :

  1. Untuk Mengetahui faktor-faktor yang mendorong dilaksanakannya pembelajaran life skill di pesantren Agro Nuur El-Falah.

  2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat dilaksanakannya pembelajaran life skill di pesantren Agro Nur EL-Falah.

  3. Mengetahui pandangan santri terhadap pengembangan life skill di pesantren Agro Nuur EL-Falah.

  4. Mengetahui pandangan ustadz terhadap pengembangan life skill di pesantren Agro Nuur EL-Falah.

  9

  6. Mengetahui relevansi model life skill dalam pesantren Ago Nuur El-Falah pada masa modem sekarang ini.

E. Manfaat Hasil Penelitiaan

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas tentang sejauhmana pembelajaran life skill ini dilaksanakan dalam lingkungan pesantren khususnya pesantren Agro Nuur El-Falah. Sehingga dari hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat baik pada pesantren Agro Nuur El-Falah itu sendiri maupun pesantren yang lainnya. Bagi Pesantren Agro Nuur El-Falah sendiri hasil penelitian ini semoga dapat mendorong peningkatan kualitas pembelajaran, dan bagi pesantren yang lain hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang model pelaksanaan life skill, sehingga dapat dijadikan contoh.

  Bagi Masyarakat umum diharapkan dari hasil penelitian ini manjadikan tambahan informasi, sehingga masyarakat mengetahui lebih dalam tentang manfaat pendidikan life skill dalam pesantreen. Dengan demikian masyarakat diharapkan akan lebih memperhatikan pendidikan di pesantren.

F. Kerangka Teori

  Dalam agama Islam menuntut ilmu itu hukumnya wajib bagi setiap laki-laki

  10

  belajar bagi setiap warga negara. Pemberian pendidikan kepada seorang anak membutuhkan beberapa pihak yang saling terkait antara lain: orang tua, masyarakat ataupun pemerintah. Sementara yang berkewajiban pertama kali adalah orang tua (ayah), seperti yang telah diperintahkan oleh Rasullullah saw :

  “Kewajiban seorang ayah pada anaknya hendaknya ia memberi nama yang baik dan mendidiknya dengan baik mengajarkan menulis, berenang dan memanah”.12

  Dalam hadist diatas mengandung pengertian bahwa pemberian pendidikan kepada anak hukumnya wajib, selain itu dalam pemberian pendidikan tidak hanya sekedamya, akan tetapi hendaklah memberikan pendidikan yang memuat unsur keterampilan. Dari keterampilan yang diberikan kepada anak nantinya diharapkan dapat memberikan bekal bagi mereka dalam menjalani kehidupan. Hadist inilah yang menjadi landasan dalam melakukan penelitian tentang life skill di pesantren ini.

  11

G. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

  Dalam melaksanakan penelitian ini penulis menggunakan penelitian kualitatif yaitu penelitian dengan melakukan penyelidikan yang hati-hati, sistematik dan terus menerus terhadap suat masalah dengan tujuan untuk digunakan dengan segera untuk keperluan tertentu.1’ Serta menggunakan metode kualitatif juga, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari orang-orang (subjek).1

  3 Dari hal diatas yang menjadi “subjek” yang diteliti adalah santri dan ustadz, sementara yang menjadi fokus penelitiannya yaitu pembelajaran life

  14

  skill yang ada di pesantren tersebut.

2. Metode pengumpulan Data

  Untuk mengumpulkan data tentang life skill yang dilaksanakan dalam dunia pendidikan di pesantren Agro Nurr EL-Falah, penulis menggunakan metode sebagai b erik u t:

  a. Metode Observasi Sebagai metode ilmiah, metode observasi adalah suatu metode penelitian yang digunakan dengan jalan pengamatan suatu objek dengan seluruh indra.

  Jadi observasi dapat dilakukan melalui penglihatan, pedengaran, peraba dan

  12

  pengecap.15 Lebih fokus lagi metode yang digunakan adalah pendekatan pengamatan peserta {participant observation) yaitu pendekatan yang bercirikan suatu periode interaksi sosial yang intensif antara penelitian dengan subjeknya, didalam lingkungan subjek itu. 16 Metode ini digunakan penulis sebgai metode utama dalam mengumpulkan seluruh data yang dibutuhkan dalam penulisan skipsi ini. Jalan yang dilakukan penulis yaitu dengan cara pengamatan secara langsung terhadap pesantren Agro Nuur El- Falah. Dalam pengamatan ini yang diamati secara umum adalah seluruh aspek yang ada dalam pesantren. Akan tetapi, yang lebih fokusnya adalah pada proses pembelajaran life skill yang dilaksanakan dalam pesantren ini.

  b. Metode Interview Interview adalah kegiatan pengumpulan data dengan cara bertanya secara langsung kepada responden. 17 Namun dalam penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan dokumen pribadi (personal document), yaitu bahan-bahan, tempat orang mengungkapkan dengan kata-kata sendiri, pandangan mereka tentang seluruh kehidupan mereka, atau sebagian dari kehidupan mereka itu, atau beberaa aspek lain tentang diri mereka sendiri. 18 Metode ini digunkn penulis sebagai metode bantu dalam melakukan

  

15 Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian, Reneka CIpta, Yogvakarta, 1993, him 146

  16 Arief Furchan, op-cit ., him. 23

  13

  observasi, yaitu selain melakukan pengamatan penulis juga langsung bertanya terhadap responden apabila terdapat sesuatu yang ingin di ketahui.

  Sehingga fungsinya adalah sebagai pelengkap informasi dalam pengumplan data.

  c. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, nutulen, rapat, rangger, agenda dan sebagainya.19 Metode ini digunakan penulis untuk mencari data tentang situasi riil pesantren Agro Nuur El-Falah, baik itu yang berbentk sarana maupun prasarana pendidikan ataupun yang lainnya.

3. Analisis Data

  Dalam penelitian ini menggunakan analisa data kualitatif dengan menggunakan 2 tiga tahap kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data dan verifikasi data. Prosesnya

19 Suhrsimi Arikunto, op-cid '., him. 236

  14

  Dalam reduksi data ini adalah sebagai proses pemilihan, pemadatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data “kasar ” yang muncul dari catatan-catatan yang muncul di lapangan.21 Sementara untuk penyajian data sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Setelah keduanya selesai lalu dilanjurkan dengan penarikan kesimpulan (verifikasi) data yaitu sebagian dari kegiatan konfigurasi yang utuh, yaitu meenyimpulkan seluruh data yang di dapat guna mendapatkan suatu keputusan.22 Hal ini berlangsung setiap tahap pengumpulan data selalu melalui tiga tahap tersebut.

H. Sistemetika Penulisan Skipsi

  Skipsi ini disusun dalam lima bab, yang secara sistematis, dapat dijabarkan sebagai berikut:

  BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini berisi Latar Belakang Masalah, Penegasan Istilah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Hasil Penelitian, Kerangka Teori, Merode Penelitian serta sistematika Penulisan Skipsi. BAB I I : LANDASAN TEORI Pada bab landasan teori ini meliputi: A. Life Skill Dalam Muatan Kurikulum Pesantren

  1. Pengertian Life skill

  21 ibid, him. 16 _ 22 him. 21 ibid,

  2. Tujuan Life skill

  3. VisidanM isi

  3. Kurikulum Pendidikan

  2. Jenjang Pendidikan dan Jumlah Santri

  1. Tahun Ajar an Penerimaam Santri

  B. Gambaran Keadaan Pendidikan Santri di Pesantren

  6. Keadaan Sarana Prasarana

  5. Keadaan Ustadz dan Karyawan

  4. Pendiri dan Pengurus

  2. Letak Geografis

  3. Konsep Life skill

  1. Sejarah Singkat Berdirinya

  BAB I I : LAPORAN HASIL PENELITIAN Pada bab ini berisi: A. Gambaran Umum Pesantren

  5. Kelemahan Pesantren C Pelaksanaan Life Skill di Pesantren

  4. Kekuatan Pesantren

  3. Jiwa Pesantren

  2. Ciri-ciri Umum Pesantren

  1. Pengertian Pesantren

  B. Diskripdi Pesantren

  15

  16

  4. Metode Pembelajaran

  C. Hambatan Hambatan Umum

  BAB IV : PENERAPAN LIFE DRILL DALAM AKTIVITAS SANTRI Pada bab ini m ebputi: A. Fasilitas Pendukung B. Penerapan Life Skill Dalam Aktivitas Santri C. Relevansi Pendidikan Life Skill Dalam Pesantren Agro Nuur El- Falah di Era Modem BAB V : PENUTUP Pada bab terahir ini m eliput: A. Kesimpulan B. Saran-Saran C. Penutup

BAB II LANDASAN TEORI A. Life Skill Dalam Muatan Kurikulum Pesantren.

1. Pengertian Life Skill

  Life Skill berasal dari bahasa inggris yang terdiri dari kata Life dan Skill. Life artinya “kehidupan ,“23 Sedangkan Skill artinya “keahlian,

  kecakapan, kemampuarT .24 Jadi Life Skill secara etimologi memiliki arti

  keahlian, kecakapan, kemampuan hidup dan dalam penggunaan dalam kurikulum berbasis kompetensi menggunakan istilah kecakapan hidup.

  Secara umum penggunaan dalam bahasa indonesia skill memiliki maksud kemampuan yang dimilik individu untuk melakukan tugas atau pekeijaan yang dibebankan kepadanya.

  Kecakapan Hidup itu sendiri dapat didefinisikan sebagai sebuah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk berani menghadapi problema hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga mampu mengatasinya.25Istilah life skill ini muncul dan dikenal dalam masyarakat baru beberapa tahun terahir ini yaitu bersama-sama dengan digalakannya

  23 Peter Salim, Op-cid., him. 1074 24 ibid, him. 1823

  25 Tim KBK SMAN 1 Salatiga, Pengembangan Silabus dan Implemantasi Pembelajaran

  18

  kurikulum baru yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK). Dalam KBK ini terbagi beberapa unsur yang mendukungnya salah satunya unsur life skill ini. Meskipun sebenamya life skill ini merupalan istilah lama yang mengalami modifikasi istilah. Sebelum life skill ini muncul, kita telah mengenal pembelajaran ketrampilan. Pembelajaran ketrampilan ini telah lama diberikan di sekolah-sekolah ataupun di pondok pesantren. .Menurut

  Nurcholis Madjid kegiatan atau latihan ketrampilan ini dikenal dengan istilah

  vocational .26

  Banyak beberapa pesantren yang mengarahkan santrinya lihtk melibatkan dalam kegiatan-kegiatan vocational. Hal ni karena pesarttrep dituntut untuk selalu self supporting dan self financing terhadap para santrinya.27 Dari pedapat diatas, merupakan pengambilan dari salall satu konsep life skill. Yaitu vocational skill yang merupakan kecakapan yang kaitannya dengan ketrampilan seseorang. Dan konsep itulah yang banyak dipahami oleh masyarakat.

  Istilah life skill juga dapat diartikan ketrampilan untuk hidup. Pendidikan yang diorientasikan pada ketrampilan hidup ini sebenarnya tidak mengi oah sistem pendidikan serta tidak untuk mereduksi pendidikan hanya saja sebagai sebuah latihan kerja. Akan tetapi, pendidikan ketrampilan hidup in justru memberikan kesempatan kepadai setiap siswa untuk meningkatkan potensinya dap bahkan memberikan peluang pada siswa untuk memperoleh

20 Nurcholis Madjid, Biliff-Bilik Pesantren, Paramadina, Jakarta, 1997, him. 3

  19

  bekal keahlian atau ketrampilan yang nantinya dapat dijadikan sebagai sumber kehidupan.

  Pengembangan life skill ini untuk membantu peserta didik memperoleh kepercayaan diri mempelajari cara-cara mengekspresikan diri akan potensi yang ia miliki. Ketrampilan hidup ini semata-mata tidak hanya ketrampilan untuk melakuakan suatu pekeijaan. Akan tetapi, juga menyangkut keuletan dan kecakapan serta memiliki budaya belajar sepanjang hayat. Jadi dengan life skill peserta didik akan memiliki karakter dan etika untuk terjun ke dunia kerja.

2. Tujuan Life Skill

  Secara umum ada beberapa hal yang menjadi tujuan pelaksanaan pembelajaran Life Skill di pesantren antara lain:28 a. Untuk mengaktualisasikan potensi para santri agar dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Jadi potensi yang dimiliki santri ini dapat diarahkan dan dioptimalkan terhadap kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, serta diberikan beberapa bekal keahlian sebagai bekal dalam kehidupan.

  b. Memberikan kesempatan kepada pasantren untuk mengaembangan pembelajaran yang fleksibel. Sehingga para pengasuh pesantren bebas menentukan kurikulum yang dianggap sesuai dengan potensi yang dimiliki para santri maupun keberadaan lingkungan sekitar tempat pesantren.

  20 c. Mengoptimalkan kemanfaatan sumber daya lingkungan di pesantren.

  Yaitu dengan memanfaatkan lingkungan sekitar untuk dijadikan sebagai wahana penyaluran potensi santri semaksimal mungkin dengan menggunakan berbagai metode yan sesuai sehingga di harapkan santri memiliki keahlian bidang tertentu. Dari beberapa tujuan diatas pada dasamya adalah mempersiapkan para santri secara optimal dengan menggunakan sumber daya yang ada agar mereka memiliki keahlian tertentu supaya mereka dapat hidup mandiri dan hidup secara proporsional.

3. Konsep Life Skill

  Life Skill atau kecakapan hidup seacara garis besar dibagi atas dua unsur yaitu kecakapan hidup yang bersifat umum ( General Life S k ill) dan kecakapan hidup yang bersifat spesifik ( Specific Life S k ill) 29

  a. Life Skill yang bersifat umum ( General Life S k ill) terdiri dari tiga unsur: 1) Personal Skill ( kecakapan personal)

  Kecakapan personal adalah kecakapan yang dimiliki seorang yang menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan yang dimiliki kemudian menjadikannya sebagai modal dalam menigkatakan dinnva sebagai individu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan lingkungan. Hal ini

  21

  mencakup penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. anggota masyaraakat dan warga negara.

  2) . Thinking Skill ( kecakapan berfikir Rasional) Yaitu kecakapan yang dimiliki seseorang yang selalu berfikir positif dan rasional terhadap segala sesuatu ( Positif

  Thinking ). Kecakapan ini mencakup beberapa hal yaitu

  rnenggali dan menemukan informasi mengolah informasi dan mengambil keputusan, dan kecakapan memecahkan masalah secara kreatif. 3) . Social Skill ( kecakapan Sosial)

  Kecakapan yang dimiliki seseorang dalam bersosialisasi dengan orang lain baik secara individual ataupun dengan masyarakat luas. Hal ini mencakup kecakapan komunikasi dengan empati dan kecakapan dalam kerjasama. Pengertian empati ini merupakan sikap penuh pengertian dalam komunikasi dua arah yang penuh kesan dan hubungan yang harmonis.30

  b. Life skill ( kecakapan hidup ) yang bersifat spesifik ( specific life

  s k ill ) kecakapan ini hanya dimiliki oleh orang yang memang harus

  diusahakan dan dipelajari, hal ini digunakan untuk menghadapi maslah bidang tertentu. Specific life skill ini terdiri dari dua unsur :

  22

  1). Academic Skill ( kecakapan akademi ) kecakapan ini hanya dimiliki oleh mereka yang pemah mengenyam bangku sekolah, lebih khusus lagi bagi mereka yang menempuh pendidikan sampai perguruan tinggi.

  Kecakapan akademik ini merupakan^kemampuan berfikir ilmiah yang mencakup antara lain identifikasi variabel dan menjelaskan hubungan antara variabel, merumuskan hipotesis, serta merancang dan melaksanakan penelitian.

  2). Vocational Skill ( kecakapan vokasional) kecakapan ini sangat erat kaitannya dengan ketrampilan yang dimiliki seseorang. Kecakapan ini oleh mereka yang menempuh pendidikan di sekolah kejuruan serta perguruan tinggi. Hal ini berkaitan dengan bidang pekerjaan tertentu yang ada di masyarakat.

B. Diskripsi Pesantren

1. Pengertian Pesantren

  Pesantren sejak kelahirannya merupakan institusi yang berbasis pada ajaran-ajaran islam, terutama untuk mempelajari, memahami, mendalami, menghayati dan mengamalkan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari, pesantren itu sendiri muncul di Indonesia sudah beberapa abad yang lalu.

  Menurut Yusuf Amir Faisal pemunculannya bersamaan dengan kedatangan islam di Indonesia pada abad ke-7 masehi, dan pada tahun

  23

  674 masehi sudah ada pemukiman orang-orang arab di pantai barat sumatera.31 Secara umum pesantren lebih dikenal orang sebagai sebuah lembaga pendidikan tradisional, istilah “tradisionaT' disinj^bukan berarti sesuatu yang tetap tanpa mengalami penyesuaian. Akan tetapi, lembaga ini hidup sejak .citusan tahun yang lalu dan telah menjadi bagian besar umat islam Indonesia yang merupakan golongan mayoritas yang telah mengalami perubahan dari masa ke masa sesuai dengan peijalanan hidup umat.32 Munculnya pesantren sampai saat ini masih menjadi perdebatan para pakar. Istilah pondok pesantren merupakan dua istilah yang menunjukan ada satu pengertian, di jawa biasanya menggunakan sebutan pondok atau pesantren.

  Di Madura menggunakan istilah “penyantren” sedang di Pasundan menggunakan istilah pondok. Istilah Dayan atau rangkang untuk menyebut istilah pesantren di Aceh dan surau di Minangkabau.33 3

  4 Pesantren menurut pengertian dasamya adalah tempat belajar santri, sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana yang terbuat dari bambu. Selain itu kata “ pondok “ berasal dari bahasa Arab “ funduk “ yang berarti hotel, asrama, rumah, dan tempat tinggal sederhana.

  34 kata pesantren berasal dari kata santri yang mendapat awalan pe - dan

  31 Yusuf Amir Faisal, Reorientasi Pendidikan Islam, Gema Insani Press, Jakarta, 1995, him. 195

  32 Rofiq A, Pemberedayaan Pesantren Menuju Kemandirian dan Keprofesionalan Santri dengan Metode Dhaurah Kebudayaan, Pustaka Pesantren, Yogyakarta, 2005, him. 1

  33 Zuhairin dkk, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia , Diijen Bimbingan Islam, Depag Rl, him. 53

  34 Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Lintas Sejarah Perumbuhan dan

  24

  akhiran -an, yang berarti suatu tempat tinggal para santri. 35 Menurut Wahjoetomo kata santri ini merupakan gabungan dari kata sant yang berarti manusia baik dan suku kata tra yang berarti suka menolong, sehingga kata pesantren dapat berarti tempat pendidikan manusia baik-baik.36 Kata santri ini ada yang berpendapat berasal dari bahasa tamil yang berarti guru mengaji, dan juga mengatakan berasal dari bahasa india shastri yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama, atau buku-buku tentang ilmu pengetahuan37

  Pendiri pesantren pada umumnya di pelopori oleh seorang kiai yang memiliki pengetahuan serta keinginan yang kokoh dalam penyebaran agama islam. Pada awalnya mereka hanya mengajar beberapa murid saja dalam tempat tertentu ( surau atau masjid ) setelah ada pengakuan dari masyarakat akan keunggulan dsan ketinggian ilmunya maka lama kelamaan banyak masyarakat yang menuntut ilmu padanya dan merekapun diangkat sebagai guru ( k ia i). Kiai inilah yang akan memegang segala urusan yang ada di pesantren dan ia sekaligus bertindak sebagai pengasuh. Keberadaan pesantren ini sangat tergantung pada pengasuh sebagai elemen yang paling esensial dan pemegang otoritas di pesantren. Karena itu, segala arah, taktik, strategi, sistem, dan organisasi pendidikan dalam pesantren sangat dipengaruhi oleh pengasuh.38

  35 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren:Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai, LP3ES, Jakarta, 1982, him. 18 3o Wahjoetomo, Perguruan Tionggi Pesantren, Gema Insani Press, Jakarta, 1997, him. 70 37 ibid, him. 18

  25

  Keberadaan pesantren juga sangat dipengaruhi oleh budaya-budaya asli Indonesia. Karena kemunculan pesantren berada di tengah-tengah berkembangnya tradisi-tradisi Hindu-Budha yang telah lama ada sebelum datangnya islam di Indonesia. Lembaga-lembaga yang sejenis dengan pesantren ini sejak masa Hindu-Budha sebenamya sudah ada. Sehingga pesantren ini tidak terlalu sulit dalam perkembangannya, yaitu tinggal melanjutkan sistem yang sudah ada yang dusertai dengan memasukkan nilai-nilai ajaran islam kedalamnya. Dari hal tersebut Nurcholis Madjid berpendapat bahwa pesantren dari segi historis tidak hanya identik dengan mana keislaman, tetapi juga mengandung makna keaslian Indonesia.39

  Pondok pesantren memiliki peran yuang sangat besar pada perubahan masyarakat serta telah memberikan kontribusi yang sangat bermanfaat pada masyarakat sebagai sebuah lembaga pendidikan, lembaga penyiaran ilmu- ilmu agama serta lembaga yang bergerak di bidang sosial keagamaan.

  Selain itu, pesantren memiliki peran setrategis sebagai pengembang pendidikan, serta pengembang sosial ekonomi masyarakat. Dan yang tidak kalah pentingnya yaitu pesantren memberikan bekal ketrampilan hidup ( life skill ) pada santrinya agar mereka memiliki kecakapan atau keahlian ketrampilan tertentu sebagai bekal dalam hidup di masyarakat.

  26

2. Ciri-Ciri Umum Pesantren

  Secara umum keberadaan pesantren didukung oleh lima elemen dasar, yang satu dengan lainya saling berkaitan yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Elemen itu adalah pondok, masjid, santri, kiai, dan pengajaran kitab-kitab klasik. Kelima elemen ini akan dijelaskan berikut:

  a. Pondok Pengertian pondok memiliki arti lebih luas yaitu rumah untuk sementara untuk merendahkan diri, tempat tinggal beberapa keluarga, madrasah atau asrama ( tempat mengaji, belajar agama islam dan sebagainya). 40Sementara yang dimaksud pondok disini dalam artian tempat menginap santri. Tetapi yang sering digunakan adalah pondok pesantren yang merupakan gabungan antara pondok dan pesantren untuk mewakili seluruh elemen pesantren yuang ada. Disebut mewakili semuanya karena yang namanya pondok didalamnya terdapat masjid sebagai tempa ibadah, asrama santri, tempat tinggal kiai serta ruangan-ruangan lain yang digunakan untuk kegiatan santri. Semua itu bergabung menjadi sebuah kompleks pesantren. ^

  Kompleks pesantren ini pada awalnya merupakan milik kiai sebagai pelopor berdirinya pesantren. Akan tetapi, seiring kemajuan zaman status kepemilikan kompleks pesantren sudah berubah. Hal

  27

  ini seiring dengan pendapat Zamakhsari Dhofier yaitu perubahan sistem kepemilikan pesantren ini disebabkan dua hal yang pertama, perubahan waktu yaitu dulu pesantren tidak memerlukan biaya yang besar, baik karena jumlah santrinya sedikit, maupun jumlah sarana-prasarana yang kecil. Kedua, baik kiai maupun pendidik yang membantunya merupakan kelompok mampu di pedesaan, apa yang dibutuhkan di pesantren.41

  Pembangunan pondok pesantren ini antara yang satu dengan yang lainnya memiliki kemampuan yang berbeda-beda.

  Dalam pembangunan sarana-prasarana ini sangat tergantung dari banyak sedikitnya santri.Terutama adaih santri yang menetap dalam waktu lama yang berasal dari tempat-tempat jauh. Keberadaan sebuah pesantren ada pondok yang diperuntukan khusus untuk laki- laki dan pondok untuk perempuan.42

  Apabila dalam sebuah santrinya ada laki-laki dan perempuan maka kedua kelompok ini dipisahkan atau dibuat berjauhan antara satu dengan yang lain. Keberadaan pondok bukan menjadi fokus tempat berlangsungnya kegiatan para santri atau bagi pesantren yang santrinya banyak pondok ini hanya digunakan sebagai tempat menyimpan baju dan buku saja. Karena kebanyakan kamamya sempit, tidak ada peralatan perlengkapan seperti dipan,

41 Zamakhsari Dhofier, op-cid.. him. 45

  28

  lemari pakaian, meja, dan kursi.43 Meskipun demikian, pondok bukan saja menjadi elemen yang paling penting dalam sebuah pesantren tetapi juga merupakan penopang utama bagi pesantren untuk dapat terns berkembang.44 b. Masjid

  Dalam struktur pesantren, keberadaan masjid menjadi elemen dasar yang hams dimiliki pesantren. Masjid merupkan tempat yang setrategis untuk mendidikpara santri. Selain sebagai tempat ibadah juga berfungsi sebagai tempat untuk melaksanakan berbagai kegiatan santri antara lain sebagai tempat mendidik dan melatih para santri terutama dalam mengerjakan tata cara beribadah, pengajaran kitab-kitab islam klasik dan kegiatan masyarakat lainnya.45

Dokumen yang terkait

B E N T U K PE N GA W A S A N B E B A S V I S A K U N J U N G A N S I N G K A T ( B V K S ) O L E H K A N T O R K E I M I G R A S I A N K E P A D A W A R G A N E G A R A A S I N G Y A N G T I N G G A L D I I N D O N E S I A

0 4 15

E N G A R U H M O D E L P E M B E L A JA R A N P R O B L E M B A S E D L E A R N IN G D A N M E D IA A N IM A S I G A M B A R T E R H A D A P A K T IV IT A S D A N H A S IL B E L A JA R S IS WA

0 8 19

E N I N G K A T A N H A S I L B E L A J A R M E N U L I S K A L I M A T E F E K T I F D A L A M P A R A G R A F A R G U M E N T A S I M E L A L U I K E G I A T A N P E E R C O R R E C T I O N P A D A S I S W A K E L A S X 1 S M A N E G E R I R A M B I P U

0 2 17

E V A L U A S I T E R H A D A P P E L A K S A N A A N R U JU K A N B E R JE N JA N G K A S U S K E G A WA T D A R U T A N M A T E R N A L D A N N E O N A T A L P A D A P R O G R A M JA M P E R S A L D I P U S K E S M A S K E N C O N G T A H U N 2012

0 2 19

H U B U N G A N A N T A R A P R O F E S I O N A L I S M E P E G A W A I D E N G A N K U A L I T A S P E L A Y A N A N P E N E R B I T A N K T P D A N K K D I K A N T O R K E C A M A T A N G A M B I R A N K A B U P A T E N B A N Y U W A N G I

0 6 22

I D E N T I F I K A S I P E N G A R U H L O K A S I U S A H A T E R H A D A P T I N G K A T K E B E R H A S I L A N U S A H A M I N I M A R K E T W A R A L A B A D I K A B U P A T E N J E M B E R D E N G A N S I S T E M I N F O R M A S I G E O G R A F I S

0 3 19

I M PL E M E N T A S I S PE K T R U M R E S PO N S G E M PA PA D A N G PA D A G E D U N G L A B O R M I C R O T E A C H I N G U N I V E R S I T A S N E G E R I PA D A N G D E N G A N M E T O D E A N A L I S I S S PE K T R U M R E S PO N S

0 4 10

K A J I A N Y U R I D I S T I N D A K A N A D M I N I S T R A T I F K E I M I G R A S I A N T E R H A D A P W A R G A N E G A R A A S I N G Y A N G T I D A K R E S M I ( I L L E G A L ) D I W I L A Y A H I N D O N E S I A B E R D A S A R K A N U N D A N G

0 4 14

R E S P O N TA N A M A N C A B E M E R A H T E R H A D A P P U P U K N K M A J E M U K YA N G D I A P L I K A S I K A N S E C A R A L A N G S U N G M E L A L U I TA N A M A N

0 0 10

PER A N A N B A D A N P E R E N C A N A A N PE M B A N G U N A N D A E R A H D A LA M B ID A NG PE M B A N G U N A N DI K O T A M A D Y A D A E R A H T IN G K A T II SURABAYA

0 0 78