PERKEMBANGAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BMT SYAMIL AMPEL KAB.BOYOLALI TUGAS AKHIR - Perkembangan Pembiayaan Mudharbah Di BMT Syamil Ampel,Kab.Boyolali - Test Repository

  

PERKEMBANGAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH

DI BMT SYAMIL AMPEL KAB.BOYOLALI

TUGAS AKHIR

Oleh:

MUH IHSAN NURUDIN

  

NIM 201 12 022

JURUSAN D III PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2015

  

PERKEMBANGAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH

DI BMT SYAMIL AMPEL KAB.BOYOLALI

TUGAS AKHIR

Oleh:

MUH IHSAN NURUDIN

  

NIM 201 12 022

JURUSAN D III PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2015

MOTTO PENULIS

  P.L.U.R (Peace Love Unity Repect)

  Peace ,Damai Letting go of fear and living at peace with oneself, one

  . Seperti makna kata Bhineka Tunggal Ika,

  another and the world for greater good berbeda tapi tetap satu dengan Peace.

  Love, Cinta as one learns to love oneself ,one is able to love every one

conditionaly , karena dengan adanya love atau cinta akan mengalahkan naluri

  saling menghancurkan.

  Unity ,Bersatu A mutual,corporate bond is formed from the love and peace experienced with other one

  . Seperti sila ketiga pancasila “Persatuan Indonesia” dengan bersatu bangsa ini akan menjadi kuat.

  

others regardless their beliefs or background , karena dengan menghargai hidup

ini akan damai, penuh cinta dan selalu bersatu.

  Dengan 4 prinsip diatas yang memberi semangat saya untuk terus maju, pantang menyerah, memberikan yang terbaik untuk orang-orang yang saya sayangi.

  

PERSEMBAHAN

  Kupersembahkan dengan cinta dan ketulusan hati tugas akhir ini kepada :

  1. Kedua Orang tuaku Bapak Wakimin Ahmad Sodiq dan Ibu Tuminah yang senantiasa mendoakan,memberikan dukungan dan Kasih sayang dengan tulus.

  2. Kedua kakakku Khadiq Kurniawan dan Arif Fatkurshurur yang telah mendoakan agar selalu tetap semangat dalam menuntut ilmu dan menjalani kehidupan di dunia ini.

  3. Seseorang yang selalu ada setiap saat. Yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam kehidupanku.

  4. Para guru sejak Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi yang penulissayangi dan hormati dalam memberikan ilmu dan membimbing dengan penuhkesabaran.

  5. Teman-teman satu angkatan D III Perbankan Syari’ah 2012.

  6. Sahabat-sahabat STOCK yang selalu memberikan semangat dan dukungan 7.

  Almamater Tercinta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga yang penulisbanggakan.

KATA PENGANTAR

  Rasa syukur yang dalam penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, karena berkatrahmat-Nya. Penulisan Tugas akhirini dapat penulis selesaikan sesuai dengan yang diharapkan.Penulis juga bersyukur atas rizki dan kesehatan yang telah diberikan oleh-Nya sehingga penulis dapat menyusun penulisan tugas akhirini.

  Sholawat dan salam selalu penulis sanjungkan kepada Nabi, Kekasih,

  

Spirit Perubahan, Rasullah Muhammad SAW beserta segenap keluarga dan para

  sahabat- sahabatnya, syafa’at beliau sangat penulis nantikan di hari pembalasan nanti.

  Penulisan tugas akhirini disusun untuk diajukan sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh gelar sebutan A. Md. E.Sy. (AhliMadya dalambidang Ekonomi Islam) dalam ilmu Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Jurusan D III Perbankan Syariah yang berjudul:

  “Perkembangan Pembiayaan Mudharabah di BMT Syamil Ampel,Kab.Boyolali ”. Penulis mengakui bahwa dalam menyusun

  Penulisan Tugas Akhir ini tidak dapat diselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Karena itulah penulis mengucapkan penghargaan yang setinggi- tingginya, ungkapan terima kasih kadang tak bisa mewakili kata-kata, namun perlu kiranya penulis mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga 2.

  Bapak Dr.Anton BawonoSE,M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di IAIN Salatiga.

  3. Bapak Ahmad Mifdhol M.Lc, MSI, selaku Ketua Jurusan D III Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di IAIN Salatiga.

  4. Ibu Desi Trisnawati,MM selaku Dosen Pembimbing yang selalu meberikan saran, pengarahan dan masukan berkaitan penulisan Tugas Akhir sehingga dapat selesai dengan maksimal sesuaiyang diharapkan.

  5. BMT Syamil Ampel yang telah mengijinkan dan memberikan data untuk penyusunan tugas akhir ini

  6. Bapak dan Ibu Dosen selaku staf pengajar dan seluruh staf adminitrasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang tidak bisa kami sebut satu persatu yang selalu memberikan ilmunya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tanpa halangan apapun.

  7. Teman-teman Jurusan D III Perbankan Syariah angkatan 2012 di IAIN pendidikan di IAIN Salatiga.

  Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan yang lebih dari yang mereka berikan kepada penulis, agar pula senantiasa mendapatkan maghfirah, dan dilingkupi rahmat dan cita-Nya. Amiin.

  Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa penulisan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi metodologi, penggunaan bahasa, isi, maupun analisanya, sehingga kritik dan saran yang konstruktif, sangat penulis hararapkan.

  Akhirnya, penulis berharap semoga tugas akhir ini bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca.

  Salatiga, 25Agustus 2015 Penulis

MUH IHSAN NURUDIN

  201 12 022

  

ABSTRAK

  Nurudin,Muh Ihsan.2015.Perkembangan Pembiayaan Mudharbah Di BMT

  Syamil Ampel,Kab.Boyolali .Tugas Akhir.Fakultas Ekonomi dan Bisnis

  Islam.Jurusan D III Perbankan Syari’ah.Institut Agama Islam Negeri Salatiga.Pembimbing:Desi Trisnawati,M.M

  Kata Kunci : Perkembangan dan Pembiayaan Mudharabah Penelitian ini merupakan sarana untuk mengetahui perkembangan pembiayaan Mudharabah di BMT Syamil Ampel kab.Boyolali. hal-hal yang ingin diketahui dari penelitian ini adalah (1) bagaimana perkembangan pembiayaan mudharabah di BMT Syamil Ampel, Kab.Boyolali?,(2) apa saja faktor yang mempengaruhi penurunan pembiayaan mudharabah di BMT Syamil Ampel ?. untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini mengunakan metode analisis deskriptif.

  Dalam penelitian ini telah ditemukan tingkat perkembangan dan faktor- faktor yang mempengaruhi penurunan pembiayaan mudhrabah,yaitu: (1) perkembangan pembiayaan mudharabah apabila dilihat dari jumlah anggota pemasukan untuk BMT selama tahun 2012-2014 mengalami penurunan yaitu pada tahun 2012 berjumlah 58 anggota, tahun 2013 berjumlah 33 anggota dan pada tahun 2014 berjumlah 47 anggota. (2) bila dilihat dari jumlah nominal juga mengalami penurunan yaitu pada tahun 2012 berjumlah Rp.1.127.100.00, tahun 2013 Rp.472.750.000 dan pada tahun 2014 Rp.697.250.000.

  Faktor yang menyebabkan penurunan pembiayaan mudhrabah adalah (a) dari pihak BMT membatasi nasabah pembiayaan mudhrabah bagi pengusaha yang prospek dan sudah berjalan minimal 3 tahun (b) bagi nasabah yang bidang usahanya perdagangan maka akad akan dialihkan ke Ba’i Bitsaman ‘Ajil(BBA), (c) dilihat dari Resiko pembiayaan maka pembiayaan mudhrabah beresiko lebih besar dibanding pembiayaan lainnya sehingga maka perlu prinsip kehati-hatian dalam pemberian pembiayaan ini (d) dari segi laba, laba pembiayaan mudhrabah bagi BMT tidak menetap atau belum pasti sehingga resiko untuk untung atau rugi belum jelas.

  DAFTAR ISI Cover ………………………………………………………... I Persetujuan Pembimbing…………………………………..... Iv Pernyataan Keaslian Tulisan………………………………… V Motto………………………………………………………... Vi Persembahan………………………………………………… Vii Kata Pengantar……………………………………………… Viii Abstrak

  ……………………………………………………… X Daftar Isi…………………………………………………….. Xi Daftar Tabel…………………………………………………. Xiii

  Xiv Daftar Grafik………………………………………………

  BAB I PENDAHULUAN A.

  1 Latar Belakang Masalah…………………………… B. Rumusan Masalah………………………………….. 6 C. Tujuan Penelitian…………………………………… 6 D.

  Kegunaan Penelitian………………………………... 6 E. Metode Penelitian…………………………………... 6 F. Sistematika Penelitian………………………………. 8

  BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka……………………………………… 10 B. Kerangka Teori……………………………………… 11 BAB III LAPORAN OBJEK

  A.

  Gambaran Umum BMT…………………………….. 23 B. Produk-Produk di BMT Syamil……………………... 50 C. Perkembangan Pembiayaan di BMT Syamil………... 56

BAB IV ANALISIS A. Analisis Perkembangan Pembiayaan Mudharabah di BMT Syamil Ampel

  ………………………………

  57 B. Faktor-Faktor penyebab Penurunan Pembiayaan Mudharabah di BMT Syamil………………………..

  60 BAB V PENUTUP Kesimpulan………………………………………….. 62 Saran………………………………………………… 65 DAFTAR TABEL Tabel 3.1……………………………………………………….. 57 Tabel 3.2………………………………………………………... 57 Tabel

  3.3………………………………………………………... 58 Tabel 4.1……………………………………………………….. 59

  DAFTAR GRAFIK Grafik 4.1……………………………………………………….. 59 Grafik 4.2………………………………………………………... 60

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia Islam mensyariatkan lima hal yang

  wajib dilindungi yaitu, agama, jiwa, akal, keturunan dan harta. Selain itu Islam juga telah mengatur berbagai hal yang dibutuhkan dalam kehidupan manusia mulai dari masalah sosial, politik, sampai pada masalah ekonomi.

  Salah satu yang wajib dilindungi dalam Islam adalah Harta. Salah satu cara melindungi harta adalah dengan menzakati harta yang dimiliki. Selain itu juga harta yang dimiliki harus dipergunakan dengan sesuai syariat yang telah ditentukan.

  Salah satu cara mempergunakan harta dengan baik adalah dengan digunakan untuk usaha yang baik pula,misalnya dengan perniagaan atau usaha lain yang halal.

  Harta mempunyai peranan penting dalam kehiduapan manusia, bila ditinjua dari syariat Islam,maka fungsi harta disini sangat banyak kegunaan dalam hal yang bagus, maupun kegunaan yang buruk. Diantara sekalian banyak fungsi harta, antara lain sebagai berikut :

1. Harta berfungsi untuk menyempurnakan pelaksanaan ibadah

  (mahdhah), sebab untuk ibadah diperlukan alat-alat, seperti kain yang menutupi aurat dalam pelaksanaan sholat,bekal untuk melaksanakan ibadah haji,zakat,sedekah, hibah,wakaf,dan lainnya.

  2. Fungsi lain dari harta adalah untuk meningkatkan keimanan (ketaqwaan)kepadaAllah swt., sebab kekafiran cenderung mendekatkan diri kepada kekufuran,sehingga memiliki harta dimaksudkan untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah swt.

  3. Harta juga berfungsi untuk meneruskan kehidupan dari satu periode ke periode berikutnya, sebagaimana firman Allah an- nisa ayat 9 , yang berbunyi :

  



 dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar .

  4. Harta berfungsi sebagai sarana atau modal pokok untuk mengembangkan dan menegakkan ilmu-ilmu, karena ilmu tanpa modal terasa sulit misalnya, seseorang tidak bisa kuliah di perguryuan tinggi tanpa danya harta.

  5. Harta juga berfungsi untuk memutarkan (mentarufkan) peranan-peranan kehidupan seperti adanya pembantu dan tuan.

  Sehingga tercipta kehidupan yang harmonis antara si miskin dan si kaya.

  6. Untuk menumbukan silaturahmi, misal karena perbedaan keperluan dan penghasilan. Sehingga bisa saling bertransaksi danakan ada interaksi antar sesama yang bisa memupuk silaturahmi antar sesama manusia(Sahrani,2002:27).

  Diantara banyaknya fungsi harta ada salah satu fungsi yaitu bisa saling membantu antar sesama, misal dari pihak kaya membantu yang miskin.Membantu tidak harus berupa materi yang bisa digunakan secara lansung, namun bisa juga berupa modal usaha yang mana modal tersebut bisa digunakan untuk membuka usaha baru sehingga tercipta lapangan kerja untuk orang tersebut. Membantu dalam bentuk modal selain bisa mengurangi penganguran. Sehingga perlu adanya pemilik modal atau shahibal mal dan juga pengerak usaha mudharib.

  Tentu banyak orang yang ingin mempunyai usaha sendiri, namun ini bukan perkara yang mudah mereka harus mempunyai skill tertentu, selain itu mereka juga membutuhkan modal.Kadang kala ada salah satu pihak yang mempunyai modal namun tidak mempunyai skill untuk menjadi pengusaha, atau sebaliknya mereka yang mempunyai skill namun tidak mempunyai modal usaha.

  Maka dari itu solusi yang tepat adalah dengan jalan

  

mudharabah ,dimana pemilik modal bekerjasama dengan pengusaha untuk

  mendirikan suatu usaha dengan keuntungan yang dibagi sesuai kesepakatan bersama. Sehingga akan terjalin kerjasama yang saling menguntungkan.

  Dalam fiqih mudharabah mempunyai pengertian Mudharabah adalah akad antara dua belah pihak untuk salah seorang (salah satu pihak) mengeluarkan sejumlah uang kepada pihak lainnya untuk diperdagangkan.Dan laba dibagi dua sesuai kesepakatan(Sabiq, 1987: 31)

  Pihak-pihak dalam akad ini adalah sahibul mal dan mudharib, dimana shahibul mal sebagai pemilik modal dan mudharib sebagai pengusaha yang menjalankan usaha tersebut. Untuk keuntungannya dibagi sesuai kesepakatan kedua belah pihak, sehingga tidak saling merugikan. produk pembiayaan, dengan bank berfungsi sebagai pihak yang mempertemukan pemilik modal dan pengusaha.

  Jadi, fungsi bank dalam kontrak mudharabah adalah menerima dan menyimpan danashahib al-mal serta menyerahkan kepada mudharib yang membutuhkan modal. Dengan kata lain,jika shahib al-mal mendayagunakan dananya, harus melewati bank,begitu juga ketika

  mudharib menghendaki dana untuk usahanya.

  Kerjasama mudharabah dalam sistem perbankan syariah menempatkan bank sebagai mudharib sekaligus sebagai shahib al- mal.Sebagai mudharib, bank mengelola dana yang dititipkan depositor untuk mencari keuntungan. Sementara sebagi shahib al-mal, bank memberikan dana para depositor kepada debitur untuk dikelola sebuah usaha.

  Posisi bank yang berstandar ganda tersebut sedikit banyak membuat rancu pengertian mudharabah yang dikembangkan ulama fiqih.Sebab antara shahib al-mal sebagai pemilik modal sesungguhnya dan

  

mudharib (entrepreneur) yang mempunyai sebuah usaha yang rill tidak

bertemu secara langsung,tetapi terus melewati bank.

  Sementara bank sebagai lembaga usaha yang bergerak di bidang keuangan yang kegiatan oprasionalnya harus didasakan pada tingkat efisiensi, produktivitas, dan profitabilatas yang layak mempunyai beberapa lakukan oleh shahib al mal dan mudharib. Ketentuan tersebut tentu saja diatur sedemikian rupa sehingga proses intermediary berjalan tanpa hambatan dan dapat memberikan keuntungan khususnya bagi shahibul mal dan bank itu sendiri(Muhammad, 2008: 30).

  Disini peneliti akan mencoba meneliti perkembangan pembiayaan mudharabah di BMT Syamil Ampel, serta faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pembiayaan mudharabah di BMT tersebut. B.

  Rumusan Masalah 1.

  Bagaimana Perkembangan Pembiayaan Mudharabah di BMT Syamil Ampel ? 2. Faktor Apa saja yang mempengaruhi Perkembangan Pembiayaan

  Mudharabah di BMT Syamil Ampel ? C.

  Tujuan Penelitian 1.

  Untuk mengetahui perkembangan pembiayaan mudharabah di BMT Syamil Ampel.

  2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan mudharabah di BMT Syamil Ampel.

  Kegunaan Penelitian 1.

  Untuk menambah pengetahuan penulis tentang produk-produk Bank Syariah 2. Untuk mengetahui perkembangan pembiayaan mudharabah di BMT

  Syamil Ampel 3. Untuk menambah pengetahuan penulis tentang Perbankan Syariah secara khususnya dan untuk berbagi hasil penelitian kepada pembaca secara umumnya.

  E.

  Metode Penelitian 1.

  Lokasi Penelitian BMT SYAMIL

  (Syari’ah Mandiri Ampel) Jalan Candi-Ampel No.8 Ampel.

  2. Jenis Pendekatan

  Penulisa menggunakan dua jenis pendekatan, yaitu : a.

  Library Research, adalah analisis yang digunakan untuk menjawab pertanyaan dengan dasar bahan pustaka yang relevan, sehingga didapatkan data yang teoritis.

  b.

  Field Research, yaitu data yang diperoleh dari hasil survei langsung di lapangan melalaui wawancara atau ikut serta dalam suatu kegiatan, sehingga data yang diperoleh berupa data empiris atau data nyata yang ada di lapangan.

3. Sumber Data

  Sumber data yang diperoleh dibagi menjadi dua macam, yaitu : Data Primer

  Adalah data yang diperoleh langsung dari Sumbernya yang akan dijadikan sebagai sumber data pokok dalam penelitian. Yaitu diperoleh langsung dari BMT tempat penelitian.

  b.

  Data Sekunder Adalah data yang digunakan sebagai data tambahan dan sebagai sumber penguat data primer, data ini bisa diperoleh dari buku yang bersangkutan atau dari pengamatan tidak langsung pada suatu kegiatan. Yaitu dari sumber buku bacaan yang bersangkutan dan dari penelitian terdahulu yang mendukung penelitian.

  4. Metode Pengumpulan Data a.

  Wawancara Penulis membuat daftar pertanyaan yang mana diperlukan dalam penelitian tentang perkembangan pembiayaan mudharabah, dan kemudian ditanyakan kepada Praktisi di tempat penelitian.

  b.

  Observasi Penulis mengadakan pengamatan secara langsung terhadap kegiatan yang ada di BMT yang bersangkutan.

  c.

  Dokumentasi Tekhnik pengumpulan data dengan sumber referensi pustaka internet yang mendukung.

  5. Teknik Analisis Data Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif yaitu menjelaskan dan menggambarkan keadaan yang sebenarnya tentang perkembangan pembiayaan mudharabah.

  F.

  Sistematika Penulisan

  Bab I merupakan bagian pendahuluan yang memuat Latar Belakang, Rumusan Masalah,Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Metode Penelitian serta Sistematika Penelitian. Bab II merupakan Kajian Pustaka yang mana dibagi menjadi dua pokok bahasan yaitu tentang pengertian serta fungsi-fungsinya BMT yang berperan sebagain tempat penelitian dan pembiayaan mudharabah sebagai objek penelitian, yang mencakup pengertian, rukun dan syarat, dasar hukum serta implementasi akad mudhrabah dalam lembaga keuangan syari’ah.

  Bab III berisi Gambaran Objek yang memuat Gambaran Umum yang memuat sejarah BMT Syamil Ampel, Visi dan Misi BMT Syamil Ampel, identitas BMT Syamil Ampel dan struktur serta tugas serta wewenang masing-masing bagianProduk-Produk BMT Syamil AmpelBerisi tentang jenis-jenishasil Produk BMT Syamil Ampel.Perkembangan Pembiayaan

  

Mudharabah di BMT Syamil Ampel. Berisi tentang Prosedur Pembiayaan

Mudharabah serta perkembangannya di BMT Syamil Ampel.

  Syamil Ampel.Berisi tentang analisis pembiayaan Mudharabah di BMT SyamilFaktor Perkembangan Pembiayaan Mudharabah di BMT Syamil Ampel.Berisi faktor-faktor penyebab penurunan nasabah mudharabah di BMT Syamil Ampel

  Bab V yaitu berisi kesimpulan dan saran dari penelitian yang dilakukan

BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka Di penelitian sebelumnya telah diteliti tentang perkembangan Pembiayaan mudharabah, dengan judul “Analisis Perkembangan Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah dalam Pertumbuhan Asset Bank Muamalat,BankMandiri Syariah dan Bank Mega Syariah” yang

  ditulis oleh Nur Ika Ristiana.yaitu untuk mengetahui besarnya perkembangan pembiayaan mudharabah di Bank Muamalat,Bank Mandiri Syari ’ah dan Bank Mega Syariah.

  Sapta Lira ntiaPurnama Sari dalam skripsinya berjudul “Pengaruh Pembiayaan Mudharabah terhadap laba Bank Syari ’ah Periode 2000- 2008”. Diperoleh hasil sebagai berikut : a.

  Selama tahun 2000-2008 pembiayaan mudharabah selalu mengalami peningkatan pertahunnya b.

  Pembiayaan mudharabah berpengaruh positif terhadap laba pada Bank Syariah c.

  Laba dari pembiayaan mudharabah telah banyak berpengaruh terhadap Bank Syariah.

  Dalam Skripsi yang berjudul “Pengaruh Pembiayaan Mudahrabah terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah “ yang ditulis oleh Devis Elina Sofa, menerangkan bahwa terdapat pengaruh positif signifikan dari pendapatan bagi hasil mudhrabah terhadap tingkat profitabilitas Bank Umum Syariah.

  Dari beberapa penelitian diatas penulis belum menemukan penelitian yang ada di BMT Syamil Ampel Kab.Boyolali tentang perkembangan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti hal tersebut.

  B.

  Kerangka Teori 1.

  BMT

  a. N BMT Pengertian

  Baitul Mal wa Tamwil sering dikaitkan dengan istilah Koperasi

  Jasa Keuangan Syari’ah. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang perorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan (Kementrian Agama Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengan Republik Indonesia, 2007).

  Prinsip Syari’ah menurut Undang-Undang Perbankan No. 7 Tahun 1992 adalah perjanjian berdasarkan Hukum Islam antara Bank dengan pihak lain untuk penyimpanan dana atau pembiayaan kegiatan usaha atau kewgiatan lain yang dinyatakan dengan Syari’ah. Dengan demikian, Kopersai Jasa Keuangan Syari’ah adalah Koperasi yang kegiatan usahanya bergerak dibidang pembiayaan, investasi dan simpanan berdasrakan prinsip bagi hasil (syari’ah).

  

Baitul Mal wa Tamwil adalah suatu lembaga keuangan non-bank

  yang berdasarkan sistem syari’ah yang terdiri dari simpanan pinjaman dan sektor riil yang merupakan sumber pembiayaan alternatif yang memberikan bantuan keuangan pada usaha berskala kecil dan menengah, dengan sistem bagi hasil sesuai syariat Islam.

  BMT menggabungkan dua fungsi yaitu Baitul Mal dan Baitul

  Tamwil : 1) Baitul Mal

  menyalurkan dana dari umat Islam yang sifatnya non komersial. Sumber danaBaitul Mal adalah zakat, Infaq, Shadaqah dan Sumbagan lainnya. Adapun penyalurannya dialokasikan kepada mereka yang berhak yaitu mustahiq terdiri dari fakir, miskin, gharim, mualaf, musafir, hamba sahaya, amil, dan ibnu sabil atau orang-orang yang berjuan di jalan Allah. 2)

  Baitul Tamwil Suatu Instansi atau Lembaga umat Islam yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dari pihak ketiga (deposan) dan memberikan pembiayaan kepada usaha-usaha yang produktif dan menguntungkan.

  Dengan demikian BMT menggabungkan dua kegiatan yang berbeda sifatnya dalam suatu lembaga.Namun secara operasioanal, BMT merupakan badan yang terpisah.Dalam perkembangannya, selain bergerak dalam bidang keunagan, BMT dijalankan berdasarkan Prinsip muamalah atau ekonomi Islam.

2. Pembiayaan

  Istilah pembiayaan pada dasarnya lahir dari pengertian I

  believe , I trust , yaitu ‘saya percaya’ atau ‘saya menaruh kepercayaan’.

  Perkataan pembiayaan yang artinya kepercayaan (trust) yang berarti amanah yang diberikan oleh bank selaku shahibul maal.Dana tersebut harus digunakan dengan benar, adil, dan harus disertai dengan ikatan dan syarat-syarat yang jelas serta saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.

  ` Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin menjelaskan, pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan/atau lembaga keuangan lainnya dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan bagi hasil (Rivai,2010:98).

3. Mudharabah a.

   Definisi Mudharabah Mudharabah adalah akad antara dua belah pihak untuk salah

  seorang (salah satu pihak) mengeluarkan sejumlah uang kepada pihak lainnya untuk diperdagangkan.Dan laba dibagi dua sesuai kesepakatan (Sabiq, 1987: 31).

  Mudharabah adalah akad yang dikenal oleh umat muslim sejak

  jaman nabi, bahkan telah dipraktikan oleh bangsa Arab sebelum turunnya Islam. Ketika Nabi Muhammad Saw. berprofesi sebagai pedagang, ia melakukan akad mudharabah dengan Khatiah.

  mudharabah ini dibolehkan, baik menurut Al-Quran, Sunah,

  maupun Ijma ’ (Adiwarman,2013: 204).

  Mudharabah adalah suatu perkongsian antara dua pihak dimana

  pihak pertama (shahib al-mal) menyediakan dana, dan pihak kedua (mudharib) bertanggungjawab atas pengelolaan usaha. Keuntungan tanggung jawab atas pengelolaan usaha. Keuntungan dibagi sesuai dengan ratio labayang telah disepakati bersama secara advance, manakala rugi shahib al-malakan kehilangan sebagian imbalan dari kerja keras dan ketrampilan managerial(manager skill) selama proyek berlangsung. b.

  Dasar hukum 1.

  Al Qur’an Al Muzammil : 20

     

     

   Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu.dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, Maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah, Maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. dan kebaikan apa saja

  yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai Balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. dan mohonlah ampunan kepada Allah; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

  QS Al- Jum’ah : 10

   

apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah

kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan

ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung

  QS Al Baqarah : 198

    

tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil

perniagaan) dari Tuhanmu. Maka apabila kamu telah

bertolak dari 'Arafat, berdzikirlah kepada Allah di

Masy'arilharam dan berdzikirlah (dengan menyebut)

Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan

Sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar Termasuk

orang-orang yang sesat.

  1) Hadis

  َلاَمْلا َعَفَد اَذِإ ِبِِّلَطُمْلا ِدْبَع ُنْب ُساَّبَعْلا اَنُدِِّيَس َناَك ِهِب ِحاَص ىَلَع َط َرَتْشِاةَب َراَضُم َلا َو ،اًرْحَب ِهِب َكُلْسَي َلا ْنَأ ِهِب َل ِزْنَي َلَعَف ْنِإَفةَبْط َر ٍدِبَك َتاَذ ًةَّباَد ِهِب َي ِرَتْشَي َلا َو ،اًيِدا َو

  ِهِلآ َو ِهْيَلَع ُالله ىَّلَص ِالله َل ْوُس َر ُهُط ْرَش َغَلَبَف ،َنِمَض َكِلَذ َزاَجَأَف َمَّلَس َو Adalah Abbas bin Abdul Muththalib, apabila ia menyerahkan sejumlah harta dalam investasi mudharabah, maka ia membuat syarat kepada mudharib, agar harta itu tidakdibawa melewati lautan, tidak menuruni lembah dan tidak dibelikan kepada binatang, Jika mudharib melanggar syarat2 tersebut, maka ia ikasdiajukan Abbas tersebut sampai kepada Rasulullah Saw, lalu Rasul membenarkannya” (HR ath_Thabrani).

  2) Ijma

  Imam Zailani dalam kitabnya Nasbu ar-Rayah telah menyatakan bahwa para sahabat telah berkonsensus akan legitimasi pengelolaan harta anak yatim secara mudharabah. Kesepakatan para sahabat ini sejalan dengan spirit hadis yang dikutip oleh Abu Ubaid dalam kitabnya Al-Amwal Hadis tersebut berarti

  

“Rosulullah SAW.telah berkhotbah di depan kaumnya seraya berkata

wahai para wali yatim, bergegaslah untuk menginvestasikan harta

amanah yng ada ditanganmu janganlah didiamkan sehingga termakan

oleh zakat”

  Indikasi hadis ini adalah apabila menginvestasikan harta anak yatim secara mudharabah dalam harta sendiri. Adapun pengertian zakat disini adalah seandainya harta tersebut diinvestasikan, maka zakatnya akan dambil dari return on investment (keuntungan) bukan dari modal.

  Dengan demikian harta aman tersebut akan senantiasa berkembang, bukan berkurang (Muhammad,2001:15). a.

  Rukun Rukun Mudahrabah adalah ijab dan qabul yang keluar dari orang yang memiliki keahlian. Tidak disyaratkan adanya lafaz tertentu, tetapi dapat dengan bentuk apa saja yang menunjukkan makna mudharabah. Karena yang dimaksud dalam akad ini adalah tujuan dan maknanya, bukan lafaz dan susunan kata (Sabiq, 1987: 33).

  Faktor-faktor yang harus ada dalam akad mudharabahadalah : 1)

  Pelaku (pemilik modal maupun pelaku usaha) 2)

  Objek mudharabah (modal dan kerja ) 3)

  Persetujuan antara dua belah pihak (ijab dan qabul ) Nisbah keuntungan

  Pelaku, dalam akad mudharabah sedikitnya harus ada dua orang yaitu pelaku usaha (mudharib) dan pemilik modal (shahib al mal ).

  Objek, merupakan konsekuensi logis dari tindakan yang dilakukan

  oleh para pelaku.Pemilik modal menyerahkan modalnya sebagai objek mudharabah, sedangkan pelaksana usaha menyerahkan kerjanya sebagai objek mudhrabah.Modal yang diserahkan bisa berbentuk uang atau baranga yang dirinci berapa nilai uangnya.Sedangkan kerja yang diserahkan bisa berbentuk keahlian atau skill, ketrampilan, selling skill, management skill, dan lain-lain.

  Persetujuan, yaitu persetujuan dua belah pihak, merupakan

  konsekuensi dan prinsip antara an-tarradin minkum (sama-sama rela).Disini antara kedua belah pihak harus secara rela bersepakat untuk mengikatkan diri kedalam akad mudharabah. Si pemilik dana setuju dalam perannya untuk menkontribusikan dana, sementara pelaksana setuju dengan perannya untuk mengkontribusikan kerja.

  Nisbah, adalah rukun yang khas dalam akad mudharabah, yang

  tidak ada dalam akad jual beli. Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh dua belah pihak yang bermudharabah.Mudharib mendapatkan imbalan atas kerjanya, sedangkan shahib al-mal mendapatkan imbalan atas penyertaan modalnya. Nisbah keuntungan inilah yang akan mencegah terjadinya peselisihan antara kedua belah pihak mengenai cara b.

  Syarat-Syarat Di dalam mudharabah, disyaratkan sebagai berikut: 1)

  Bahwa modal itu berbentuk uang tunai, jika ia berbentuk emas atau perak batangan (tabar), atau barang perhiasan atau barang dagangan,maka tidak sah. 2)

  Bahwa ia diketahui dengan jelas, agar dapat diperdagangkan dengan keuntugan yang dibagikan untuk kedua belah pihak, sesuai dengan kesepakatan

  3) Bahwa keuntugan yang menjadi milik pekerja dan pemilik modal jelas prosentasenya. Seperti setengah, sepertiga atau seperempat.

  4) Bahwa mudharabah itu bersifat mutlak, pemilik modal tidak mengikat si pelaksana (pekerja) untuk berdagang di negeri tertentu atau memperdagangkan barang tetentu,atau perdangan pada waktu terentu, sementara di waktu lain tidak, atau ia hanya bermuamalah kepada orang-orang terentu dan syarat-syarat lain misalnya. Karena persyaratan yang mengikat sering kali dapat menyimpangkan tujuan akad, yaitu keuntungan. Karena itu harus tidak ada persyaratannya tanpa itu mudharabah menjadi fasid. Demikian menurut mazhab Maliki dan Syafi’i. Adapun Abu Hanifah Dan Ahmad, kedua orangini tidak mensaratkan syarat tertentu mereka mengatakan “sesungguhnya sebagaimana mudharabah menjadi sah dengan mutlak, sah pula

  (terikat)”. Dalam keadaan mudharabah muqayad, pelaksanaan tidak boleh melewati syarat-syarat yang telah ditentukan. Jika ketentuan tesebut dilanggar, maka ia wajib menjaminnya.

  c.

  Implementasi Akad Mudharabah dalam Lembaga Keuangan Syariah

  Dalam sistem perekonomian modern,khususnya perbankan,menjadi berkembang. Pihak yang terlibat dalam kerjasama ini ada tiga yaitu pihak yang menyimpan dana (depositor), pihak yang membututuhkan dana atau pengusaha (debetor), dan pihak yang mempertemukan antara keduanya (bank). pihak yang pertama,depositor, inilah seharusnya menjadi

  shahibul mal sebab dia yang memiliki dana yang secara sadar akan di gunakan untuk kepentingan usaha.Sementara pihak kedua,debitur,adalah mudharib-nya depositor karena dia yang menggunakan dana depositor untuk digunakan sebagai modal usaha. Sedangkan pihak ketiga, bank adalah pihak yang menjembatani keinginan keduanya (pihak pertama dan pihak kedua).

  Jadi, fungsi bank dalam kontrak mudharabah adalah menerima dan menyimpan danashahib al-mal serta menyerahkan kepada mudharib yang membutuhkan modal. Dengan kata lain, jika shahib al-mal mendayagunakan dananya, harus melewati usahanya.

  Kerjasama mudharabah dalam system perbankan syariah menempatkan bank sebagai mudharib sekaligus sebagai shahib al-

  

mal . Sebagai mudharib, bank mengelola dana yang dititipkan

  depositor untuk mencari keuntungan. Sementara sebagi shahib al-

  

mal , bank memberikan dana para depositor kepada debitur untuk

dikelola sebuah usaha.

  Posisi bank yang berstandar ganda tersebut sedikit banyak membuat rancu pengertian mudharabah yang dikembangkan ulama fikih. Sebab antara shahib al-mal sebagai pemilik modal sesungguhnya dan mudharib (entrepreneur) yang sebuah usahayang rill tidak bertemu secara langsung,tetapi terus melewati bank.

  Sementara bank sebagai lembaga usaha yang bergerak di bidang keuangan yang kegiatn oprasionalnya harus didasarkan pada tingkat evisiensi, produktivitas dan profitabilatas yang layak mempunyai beberapa ketentuan-ketentuan khusus yang mengatur lalu lintas keuangan yang di lakukan oleh shohibul mal dan

  

mudharib. Ketentuan tersebut tentu saja diatur sedemikian rupa

  sehingga proses intermediary berjalan tanpa hambatan dan dapat memberikan keuntungan khususnya bagi shahibul mal dan bank itu

  BAB III LAPORAN OBJEK A. Gambaran Umum BMT 1. Sejarah Berdirinya BMT KJKS BMT Syari’ah Sejahtera Boyolali didirikan pada 6 Juni

  2009.Kemudian memiliki cabang otonom yaitu di Ampel. Kemudian pada 21 Januari 2012, cabang Ampel memisahkan diri dengan nama KJKS BMT Syamil (BMT Syariah Mandiri Ampel) yang dipercayakan kepada 5 orang karyawan, yang beroperasi mengelola keuangan wilayah Pasar Ampel, dan sekitarnya.

  2. Visi,Misi dan Tujuan Komitmen dalam syariah, amanah dalam muamalah.

  TujuandidirikannyaBMTSYAMIL adalahuntuk: a.

  Meningkatkankesejahteraan dantarafhidupanggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

  b.

  Sebagaiwadahpemberdayaanekonomianggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

  c.

  Sebagai gerakan ekonomi rakyat serta ikut membangun tataran perekonomian nasional.

  d.

  Sebagai alternatif pilihan model pengelolaan usaha koperasi.

  3. Identitas BMT Alamat : Jl. Ampel-Candi No. 8 ( Timur Tugu Lilin ) Ampel, Boyolali 57352

  Telepon : (0276) 334 7000 4. Struktur Organisasi

Bagan 3.1 I.

  PENGURUS 1)

  Ketua : Joko Purnomo, M.Pd

  2) Sekretaris : Nur Arifin

  3) Bendahara : Catur Riyanto II.

  PENGAWAS 1)

  Ketua : Ahmad Mifdlol Muthohar, Lc, M.Si

  2) Anggota

  : a. Ahmad Hasyim, S.Si b.

  Abdul Rachman III. PENGELOLA

  Rapat Anggota PENGURUS Kabag Operasional Pengawas syari’ah

  Kabag Pemasaran Pembukuan/ Akunting SDM dan

Dokumen yang terkait

PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BMT SURYA MANDIRI PONOROGO

0 0 12

PENERAPAN PSAK NO 105 DALAM AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA BMT AR-RIDHO KABUPATEN TRENGGALEK - Perbanas Institutional Repository

0 0 14

PENGARUH PERSEPSI ANGGOTA PADA SYARIAH COMPLIANCE DAN MARGIN TERHADAP KEPUTUSAN PENGAMBILAN PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS DI BMT INDOARTA SYARIAH TEMANGGUNG, BMT BIMA MAGELANG, DAN BMT ANDA SALATIGA) - Test Repository

0 0 108

IMPLEMENTASI KONSEP MARKETING PADA PRODUK PEMBIAYAAN BAI’ BITSAMAN AJIL (BBA) UNTUK MEMPENGARUHI MINAT NASABAH DI BMT SYAMIL TUGAS AKHIR - IMPLEMENTASI KONSEP MARKETING PADA PRODUK PEMBIAYAAN BAI’ BITSAMAN AJIL (BBA) UNTUK MEMPENGARUHI MINAT NASABAH DI BM

0 0 88

STRATEGI PEMASARAN PRODUK SIMPANAN INVESTASI PENDIDIKAN (SI IPIN) DI BMT SYAMIL AMPEL BOYOLALI

0 1 109

ANALISIS MARGIN KEUNTUNGAN PEMBIAYAAN MANFAAT DI BMT TARUNA SEJAHTERA TENGARAN KAB. SEMARANG - Test Repository

0 5 117

ANALISIS MARGIN KEUNTUNGAN PEMBIAYAAN MANFAAT DI BMT TARUNA SEJAHTERA TENGARAN KAB. SEMARANG - Test Repository

0 0 117

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN NASABAH TERHADAP PRODUK TABUNGAN DI BMT AR-RAHMAH KARANGGEDE TUGAS AKHIR - ANALISIS KUALITAS PELAYANAN NASABAH TERHADAP PRODUK TABUNGAN DI BMT AR-RAHMAH KARANGGEDE - Test Repository

0 2 96

ANALISIS MARGIN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BMT TUMANG CABANG SALATIGA TUGAS AKHIR - ANALISIS MARGIN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BMT TUMANG CABANG SALATIGA - Test Repository

0 0 84

STRATEGI PEMASARAN PRODUK SIMPANAN INVESTASI PENDIDIKAN (SI IPIN) DI BMT SYAMIL AMPEL BOYOLALI

0 0 112