J U R U S A N TAR BIYA H PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM S E K O L A H T IN G G I A G A M A ISLA M N E G E R I SALAT I GA

  

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN

PEMAHAMAN MATERI JUAL BELI PADA MATA PELAJARAN FIQIH

SISWA KELAS VI MI ISLAM IYAH RE PAKI N G WONOSEGORO

KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2 0 1 0

S K R I P S I

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

  

Oleh:

SUTARNO

  

NIM: 11408233

J U R U S A N TAR BIYA H

P R O G R A M S T U D I P E N D I D I K A N A G A M A I S L A M

  ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara : Nama : SUTARNO NIM : 114 08 233

  Jurusan : Tarbiyah Progdi : Pendidikan Agama Islam Judul : PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK

  MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI JUAL BELI PADA MATA PELAJARAN FIQIH SISWA KELAS

  VI MI

  ISLAMI YAH REPAKING WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2010

  Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan Salatiga, 11 Agustus 2010

  KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

  

J l. Tentara Pelajar 0 2 Telp. (0298) 3 2 3 7 0 6 , Faks. 3 2 3 4 3 3 Salatiga 50721

  e-mail:

  PENGESAHAN KELULUSAN

  Skripsi Saudara : SUTARNO dengan Nomor Induk Mahasiswa : 11408233 yang berjudul : “ PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK

  

MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI JUAL BELI PADA

MATA PELAJARAN FIQIH SISWA KELAS VI MI ISLAM1YAH

REPAKING WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2010

  “ Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari : Sabtu tanggal 28 Agustus 2010 yang bertepatan dengan tanggal 18 Ramadhan 1431 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Saijana dalam ilmu Tarbiyah.

  28 Agustus 2010 M Salatiga,------------------------------------

  18 Ramadhan 1431 H Panitia Ujian

  IV

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertanda tangan di bawah in i: Nama : SUTARNO NIM : 114 08 233 Jurusan : Tarbiyah Progdi : Pendidikan Agama Islam

  Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri . pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk bedasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, 11 Agustus 2010 Y ang Menyatakan

  SUTARNO

  VI PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

  1. Bapak Rasman (almarhum) dan Ibu Paijah yang sangat saya hormati dan sayangi.

  Terimakasih atas doa restunya.

  2. Istri saya tercinta yang telah memberikan motivasi terhadap kelancaran saya dalam membuat skripsi.

  3. Salma, Fatiha dan Thoriq yang selalu memberikan hiburan tatkala pikiran sedang gundah. Sehingga mampu menjadi obat mujarab.

  vii

KATA PENGANTAR

  Puji syukur senantiasa kami haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas penyusunan skripsi ini.

  Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini telah banyak melibatkan orang lain mulai dari awal sampai akhir penulisan skripsi. Untuk itu, tiada kata yang pantas untuk diucapkan kecuali ungkapan rasa terima kasih yang sedalam-dalam terutama kepada yang terhormat:

  1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M. Ag, selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

  2. Bapak Roviin, M.Ag, selaku dosen pembimbing yang telah mencurahkan seluruh tenaga dan pikirannya dengan penuh kesabaran dan keikhlasan sehingga tersusunlah skripsi ini.

  3. Bapak Drs. Djoko Sutopo selaku ketua program ekstensi STAIN Salatiga.

  4. Ibu Siti Syamsiyah, S.Pd.I selaku kepala MI Islamiyah Repaking yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di MI yang beliau pimpin.

  5. Bapak dan Ibu Guru MI Islamiyah Repaking yang telah berkenan membantu dan memudahkan urusan administrasi.

  viii

  6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberi dorongan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini tentu masih banyak kekurangan dan kelemahan baik dalam penggunaan bahasa maupun analisis permasalahan.

  Oleh karena itu penulis mengharapkan para pembaca untuk berkenan menyampaikan kritik dan saran demi kesempurnaan hasil penyusunan skripsi ini.

  Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua.

  Salatiga, 10 Agustus 2010 Penulis

  SUTARNO

  

ABSTRAK

  Sutamo. Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Jual Beli Pada Mata Pelajaran Fiqih Siswa Kelas VI MI Islamiyah Repaking Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2009/2010.

  Skripsi Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah tinggi agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Rovi’in, M. Ag Kata Kunci : Meningkatkan Pemahaman Materi Jual Beli Pada Mata Pelajaran Fiqih.

  Penelitian ini bertujuan untuk menemukan metode pembelajaran bervariasi yang cocok digunakan dalam proses pembelajaran mata pelajaran Fiqih khususnya pada kelas VI. Siswa dapat tertarik dan terlibat langsung selama mengikuti pembelajaran mulai persiapan sampai proses pembelajaran berakhir, sehingga mampu menigkatkan hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran.

  Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis menggunakan 3 siklus dengan hasil yang berbeda dan selalu meningkat. Metode yang digunakan adalah demonstrasi. Faktor utama yang diharapkan adalah pemahaman materi jual beli pada mata pelajaran Fiqih kelas VI, untuk dapat meningkatkan pemahaman siswa diperlukan beberapa tahap. Faktor yang dinilai adalah mendemonstrasikan dan test formatif tentang materi jual beli. Untuk mengetahui peningkatan demi meningkatkan dalam pembelajaran yaitu dengan penilaian setiap siklusnya.

  Pada siklus I terdapat 60,33%, kemudian siklus II 66,67% dan siklus III 93,33%. Pada siklus III jumlah anak yang tidak tuntas ada I anak, karena sering tidak masuk sekolah.

  Dari peningkatan nilai di atas dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi mampu meningkatkan pemahaman materi jual beli pada mata pelajaran Fiqih siswa kelas VI MI Islamiyah Repaking Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2009/2010.

  X DAFTAR ISI

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  27

  

  xi

  

  

  

   E. Pelaksanaan Penelitian................................................................................

  

  

  

  

  

  

   DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  xii

  1 BABI

  

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

  Kegiatan belajar mengajar dalam kelas banyak menggunakan metode dan teknik pengajaran. Guru mempunyai peran sentral dalam pembelajaran di kelas akan berjalan dengan efektif dan efesien tergantung pada penggunaan metode dan teknik pengajaran serta kreatifitas guru.

  Maka guru hendaknya untuk lebih meningkatkan keprofesionalannya agar potensi siswa yang ada dapat optimal dan ditumbuhkembangkan.

  Masalah kompetensi professional guru merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesi keguruannya (Muh Uzer Usman, 2008:14) Dalam proses belajar dan hasil belajar para siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing mereka.

  Fiqih merupakan salah satu dari sekian banyak ilmu yang ada dan dipelajari di lingkungan masyarakat dan di MI. Fiqih menurut bahasa berarti “Paham”. Dengan demikian fiqih mengacu pada proses aktivitas untuk memahami atau menafsirkan Al qur’an atau sunah Nabi (A. Qodri Azizy, 2004:181-182)

  2 Secara terminology, fiqih biasanya didefinisikan dengan Al ilm bi al

  ahkam al syar’iyyah al muktasabah min adillatiha al tafshiliyyah “ilmu mengenai hukum-hukum syar’i (Hukum Islam) yang berkaitan dengan perbuatan/tindakan (bukan aqidah) yang didapatkan dari dalil-dalil yang spesifik” (A. Qodri Azizy, 2004:78)

  Kegiatan jual beli sebenarnya sering kita jumpai, bahkan kita sendiri hampir setiap hari melakukannya. Membeli jajanan di warung atau di kantin sekolah merupakan contoh kegiatan membeli dan bagi orang menjajakan makanan yang kita beli adalah contoh kegitan menjual.

  Jual beli adalah tukar menukar barang dengan cara tertentu. Melalui kegiatan jual beli seseorang akan mendapatkan barang atau uang yang merupakan kebutuhan hidupnya. Bagi seorang penjual, kegiatan menjual dilakukan dengan maksud memperoleh keuntungan. Bagi pembeli, kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan barang yang diinginkannya.

  Sebagaimana finnan Allah di dalam Surah An Nisa’ ayat 29 jual beli harus dilakukan dengan rasa suka sama suka, jadi tidak boleh ada unsur paksaan.

  e _ s .?-> ) . . . j i e , f > n ^ > - (jl al (JjauJLi ^ Ijl4=3lj V c f'

  Artinya : “...Jangan kamu saling memakan harta sesamamu dengan

  

jalanhatil kecuali dalam perdagangan yang berdasar atas suka sama suka di

antara kamu ....( QS An Nisa 29 )

  3

  Al Qur’ an sebagai kitab sucinya orang Islam, mengandung hukum jual beli. Hukum jual beli di dalam syariat Islam adalah halal, berarti Allah SWT memperbolehkan adanya transaksi jual beli. Hal tersebut tentunya adalah semata-mata untuk kemaslahatan umat, sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Surah Al Baqarah ayat 275 :

  .Artinya : "...Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan

  riba... " (Q S Al Baqarah : 275)

  Gema abad 21 yang sering diidentikkan dengan abad “Globalisasi” sudah merambah sampai ke tingkat pedesaan. Sehingga, konferensi, seminar, termasuk pengkajian sudah beramai-ramai membicarakanya, meskipun sosoknya masih berupa bayang-bayang dan definisinya juga atau belum pernah ada kesepakatan. Ciri utama abad 21 ini adakah kompetisi bebas, sehingga bisa berakibat menang atau kalah. Dalam bidang ekonomi terlebih lagi, dengan adanya pasar bebas dan perdagangan bebas yang menjadi ideologinya, maka persaingan akan sangat keras.

  Globalisasi akan membawa dampak negatif, namun sekaligus juga ada celah-celah membawa dampak positif, ketika yang menghadapi mempunyai persaingan yang matang (A. Qodri Azizy, 2004:77)

  Upaya-upaya yang harus kita lakukan dalam menghadapi perdagangan bebas, terutama dalam hal pelaksanaan jual beli agar tidak terjerumus dalam

  4

  hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT. Maka kita harus mengajarkan kepada siswa kita tentang tatacara ( Kaifiyah) jual beli, baik berkenaan dengan rukun, syarat, jual beli yang diperbolehkan dan yang dilarang serta barang-barang yang haram diperjualbelikan.

  Pada saat ini banyak orang melaksanakan transaksi jual beli tanpa mengetahui syarat, rukun jual beli sehingga ada yang mengarah pada perbuatan yang dilarang oleh agama.

  Selain permasalahan di atas, siswa juga ditemui permasalahan siswa dalam pelaksanaan jual beli. Misalnya : tatacara jual beli, siswa akan sulit menentukan konsep dasar kurang dipahami.

  Untuk itu perlu kiranya dikaji melalui kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dengan memilih judul : “ PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI JUAL BELI PADA MATA PELAJARAN FIQIH SISWA KELAS VI MI

  ISLAMIYAH REPAKING WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2010“

B. Rumusan Masalah

  Dalam melakukan penelitian ini penulis memberikan pokok masalah sebagai berikut: Apakah melalui penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman materi jual beli siswa kelas VI MI Islamiyah Repaking Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2009/2010?

  5

  C. Tujuan Penelitian Berd asarkan pada rumusan masalah di atas, maka peneliti bertujuan :

  1. Untuk menerapkan metode demonstrasi yang dapat meningkatkan pemahaman materi jual beli siswa kelas VI MI Islamiyah Repaking Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2009/2010.

  2. Dengan melalui penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman materi jual beli siswa kelas VI MI Islamiyah Repaking Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun 2010.

D. Manfaat Penelitian

  1. Manfaat penelitian terhadap pokok bahasan jual beli dengan menggunakan metode demonstrasi bagi siswa adalah : a. Siswa dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

  b. Dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari fiqih.

  c. Dapat meningkatkan prestasi siswa dalam mata pelajaran fiqih umumnya dan khusunya terhadap pokok bahasan jual beli.

  2. Manfaat bagi guru :

  a. Memperluas wawasan guru tentang strategi fiqih yang membuat kelas kondusif.

  b. Meningkatkan kreativitas guru dalam memanfaatkan media pembelajaran yang menarik

  6

  3. M anfaat bagi Sekolah :

  a. Memberikan nilai lebih bagi sekolah dimata masyarakat berkat ada peningkatan kineija (Kreativitas) guru sehingga menambah kepercayaan dan dukungan masyarakat terhadap sekolah.

  b. Mengubah pengertian siswa terhadap sekolah atau tempat yang menakutkan dan syarat beban menjadi tempat yang menyanangkan.

  E. Hipotesis Tindakan

  Pemilihan metode demonstrasi yang digunakan mampu meningkatkan pemahaman materi jual beli pada mata pelajaran fikih terhadap siswa kelas VI MI Islamiyah Repaking Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun 2010.

  F. Definisi Istilah

  1. Metode Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan itu (Alfred L, 2009:109)

  2. Demonstrasi Metode Demonstrasi adalah penyajian bahan pelajaran oleh guru/instruktur kepada siswa dengan menununjukkan model /benda asli, atau dengan menunjukkan urutan prosedur pembuatan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu untuk untuk mencapai tujuan pengajaran (Sudirman N,

  1991:133)

  3. Fiqih Fiqih menurut bahasanya artinya paham, sedang menurut syara’

  7

  perbu atan orang mukallaf, baik amal perbuatan anggota maupun batin. Seperti hukum wajib, haram, mubah, haram, sah atau tidaknya sesuatu perbuatan itu (Muh Rifai, 1991:7)

  4. Jual Beli Jual beli menurut pengertian lughawinya adalah saling tukar menukar (Pertukaran) Menurut pengertian syari’at jual beli ialah pertukaran harta atas dasar saling rela atau memindahkan milik dengan ganti yang dapat dibenarkan

  (Sayyid Sabiq, 1987:44-45)

G. Metode Penelitian

  1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah yang timbul dalam proses pembelajaran di kelas dengan melakukan tindakan-tindakan alternatif tertentu sebagai solusinya. Penelitian ini bertujuan untuk perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran di kelas. Adapun pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu bentuk penelitian yang dilaksanakan oleh guru ntuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam melaksanakan tugas pokoknya, yaitu mengelola pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dalam arti luas ’’Purwadi, 1999” (Sukidin,2007:10)

  Menurut priyono dalam makalahnya yang berjudul ” Action

  8

  1. Masalah yang dijadikan obyek penelitian muncul dari dunia keija peneliti.

  2. Bertujuan memecahkan masalah guna peningkatan kualitas.

  3. Menggunakan data yang seragam.

  4. Langkah-langkahnya merupakan siklus.

  5. Mengutamakan kerja kelompok (Sukidin, 2007:24) Berdasarkan uraian di atas, PTK mempunyai karakteristik yang khusus, yakni untuk memecahkan masalah dan untuk meningkatkan kinerja guru.

  Seseorang melakukan suatu kegiatan karena ada maksud dan tujuannya. Me Niff menegaskan bahwa dasar utama dilaksanakannya PTK adalah untuk perbaikan. Kata perbaikan di sini harus dimaknai dalam konteks proses pembalajaran khususnya dan implementasi program sekolah umumnya. Tujuan itu dapat dicapai dengan melakukan refleksi untuk mendiaknosis keadaan, lalu kemudian mencobakan secara sistematis berbagai tindakan alternatif dalam memecahkan permasalahan pembelajaran di kelas atau implementasi program sekolah yang tengah dirasakan itu. Perencanaan tindakan latematif dilakukan oleh guru, kemudian dicobakan dan dievaluasi efektivitasnya di dalam memecahkan persoalan-persoalan pembelajaran yang sedang dihadapi oleh guru.16

  Dalam kegiatan penelitian ini yang bertindak sebagai peneliti adalah guru, yang mana PTK sangatlah besar manfaatnya yaitu untuk

  9

  M anfaat yang dapat dipetik jika guru mau dan mampu melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas itu terkait dengan komponen pembelajaran, antara la in : a. Inovasi pembeljaran.

  b. Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan di tingkat kelas.

  c. Peningkatan profesionalisme guru (Sukidin,2007:40) Penelitian Tindakan Kelas ini bersifat kolaboratif, artinya selain peneliti ada pihak lain (guru, dosen Lemabaga Pendidikan Tenaga

  Keguruan, Kepala Sekolah, siswa, teman dan yang lain) yang diikutsertakan di dalamnya(Sukidin, 2007:56) Dalam proses penelitian ini, pihak luar semata hanya bertindak sebagai inovator. Tindakan kolaboratif dilakukan dengan harapan dapat meringanKan sekaligus membantu memperjelas permasalahan yang ada, sehingga dapat dicarikan jalan keluarnya melalui PTK.

  Langkah-langkah umum PTK yang dapat dipakai adalah : a. Mengidentifikasi masalah.

  b. Menganalisis masalah menentukan faktor-faktor yang diduga sebagai penyebab utama.

  c. Merumuskan gagasan-gagasan pemecahan masalah bagi faktor penyebab utama yang gawat dengan mengumpulkan data dan menafsirkan utuk mempertajam gagasan tersebut dan untuk merumuskan hipotesis tindakan sebagai pemecahan.

  10

  d.

  Kelayakan solusi atau pilihan tindakan pemecah masalah (Sukidin, 2007:92)

  Sebelum melakukan tindakan sebagai pemecahan masalah, peneliti perlu membuat desain dan prosedur implementasinya dengan tahap kegiatan sebagai berikut :

  a) Merancang model PTK sesuai dengan permasalahan, rencana,, kegiatan tindakan, dan keadaan atau situasi kelas.

  b) Menagtur langkah-langkah tindakan yang akan dilakukan.

  c) Melakukan identivikasi komponen-komponen pendukung yang diperlukan.

  d) Melakukan pengaturan dan penyusunan jadwal kegiatan yang akan dilakukan.

  e) Menyusun desain tindakan sesuai dengan model PTK dan jadwal kegiatan (Sukidi, 2007:92-93) Agar pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dapat beijalan dengan baik dan lancar, maka perlu dilakukan kegiatan sebagai berikut:

  1) Mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk melaksanakan tindakan.

  2) Menyusun prosedur pelaksanaan, yaitu urutan kegiatan yang dilakukan oleh para pelaku tindakan sesuai dengan cara yang telah ditetapkan.

  3) Melakukan modifikasi jika dipandang perlu untuk menjamin tercapainya tujuan.

  11

  4) Mel akukan pengelolaan dan pengendalian agar tidak terjadi penyimpangan prosedur, cara, penyalahgunaan alat dan pemborosan yang makin menghambat pelaksanaan tindakan ( Sukidin, 2007:93)

  Untuk dapat segera memulai dan menerapkan Penelitian Tindakan Kelas, ada petunjuk praktis dari Me Niff ( dalam Suyanto, 196 : 13-15 ) yang perlu kita perhatikan, yaitu : 1) Berangkatlah dari persoalan yang kecil dahulu. 2) Rencanakan Penelitian Tindakan itu secara cermat. 3) Susunan jadwal yang realistik. 4) Libatkan pihak lain yang terkait terinformasi. 5) Ciptakan sistem umpan balik. 6) Buatlah jadwal penulisan (Sukidin,2007:95-96)

  2. Subjek Penelitian

  a. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Ml Islamiyah Repaking Wonosegoro Kabupaten Boyolali.

  b. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan sejak bulan Maret, April dan Mei. Hal ini disebabkan berbenturan dengan adanya latihan-latihan Ujian Nasional yang dilakukan oleh berbagai pihak.

  c. Subyek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VI MI

  12

  berjuml ah 15 siswa, terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan.

  3. Langkah-langkah/Siklus Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan Maret, April, dan Mei tahun 2010.

  Siklus I Rencana A w al:

  a. Siswa saya mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran fiqih yang berkaitan dengan pengertian jual beli. Bagaimana saya dapat mengajarkan dengan jelas kepada siswa?

  b. Merabah cara mengajar di depan kelas untuk mendorong siswa melakukan jual beli sendiri dengan benar sesuai topik yang diberikan.

  Tindakan : Memperhatikan tatacara jual beli di depan kelas dengan benar sebagai cara memahami konsep tersebut.

  Pengamatan :

  a. Kebanyakan siswa yang duduk di belakang tidak memperhatikan dan berbicara dengan teman dekatnya.

  b. Ketika ditanya tentang tatacara jual beli yang diperaktikkan di depan kelas, kebanyakan siswa yang duduk di belakang mengatakan tidak paham, sehingga tidak menjawab pertanyaan.

  c. Suasana kelas tampak gaduh dan sulit dikendalikan.

  13

  Refleks i: Bagaimana membuat siswa memahami tatacara jual beli yang didemonstrasikan.

  Siklus II Rencana yang Direfisi: Mengubah cara mengajar dari klasikal menjadi kelompok, memberi contoh tatacara jual beli yang benar kemudian meminta setiap kelompok untuk mempraktikkan. Tindakan :

  a. Membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan menyiapkan beberapa perangkat untuk mempraktikkan tatacara jual beli dalam setiap kelompok.

  b. Memberi contoh cara melakukan jual beli dengan benar, kemuadian meminta kelompok untuk mempraktikkan tatacara jual beli.

  Pengamatan :

  a. Pada setiap kelompok masih didapat siswa yang kurang memperhatikan tatacara jual beli dan masih malu untuk mendemonstrasikannya.

  b. Melalui serangkaian pertanyaan yang disampaikan kepada siswa sebagian diantaranya belum memahami dan bahkan tidak tahu apa yang dipraktikkan dalam kelompoknya.

  c. Jumlah anggota kelompok masih terlalu besar.

  14 Refleks i:

  Bagaimana membuat siswa dalam kelompok memahami mengenai tatacara jual beli yang ditugaskan dalam kelompoknya, tanpa memberi kesempatan anggota kelompok berbicara sendiri. Siklus III Rencana yang Direfisi:

  Mengurangi jumlah anggota dalam setiap kelompok agar dapat aktif mengamati peragaan tatacara jual beli.

  4. Instrumen Penelitian

  a. Observasi

  b. Rancangan Pelajaran ( RP )

  c. Tes Formatif

  5. Pengumpulan Data Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

  a. Tes yang dilakukan sebelum dan sesudah tindakan kelas dilaksanakan untuk mengetahui sejauhmana penerapan jual beli sebelum dan sesudah tindakan yang dilaksanakan.

  b. Observasi yang dilakukan oleh peneliti selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

  c. Catatan lapangan yang digunakan untuk mencatat segala kegiatan selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

  15

  6. A nalisis Data Hasil tes awal ( Pre Tes ) dan sesudah tindakan dianalisis dan dibandingkan. Analisa data dilakukan dengan beberapa tahap yaitu : a. tahap deskripsi yaitu suatu tahap dimana peneliti mendiskripsikan atau memaparkan data-data yang diperoleh.

  b. Tahap kasifikasi yaitu tahap pengelompokan data-data yang telah dideskripsikan sesuai dengan permasalahan.

  c. Tahap analisa yaitu tahap menganalisis berdasarkan teori-teori yang ada. Dalam tahap ini membahas tentang data primer, kendala-kendala yang muncul selama tindakan maupun cara mengatasi kendala tersebut. Tahap interprestasi yaitu tahap pemahaman dan penafsiran terhadapa analisis dan penelitian.

  d. Tahap evaluasi yaitu tahap menilai/mengevaluasi terhadap hasil interpretasi

H. Sistematika penulisan Skripsi

  Sistematika penulisan skripsi hasil penelitian tindakan kelas yang penulis ajukan meliputi: Bab I Pendahuluan. Pada bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah, rumuasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis tindakan, definisi istilah, metode penelitian, dan sistematika penulis skripsi.

  Bab II Landasan Teori. Dalam pembahasan ini akan diuraikan tentang pengertian fiqih, pengertian jual beli, hukum jual beli, rukun jual beli, syarat

  16

  Bab III Pelaksanaan Penelitian. Dalam bab ini akan diuraikan tempat, waktu dan subjek penelitian, rancangan penelitian, instrument penelitian, kriteria penilaian, pelaksanaan penelitian yang meliputi deskripsi pelaksanaan siklus I, deskripsi pelaksanaan siklus II dan deskripsi pelaksanaan siklus III.

  Bab IV adalah hasil penelitian dan bahasan. Pada bab ini akan membahas tentang analisis data penelitian per siklus yaitu siklus I, II dan III. Pada bagian terakhir atau Bab V adalah Penutup. Pada bagian ini akan dikemukakan saran dan penutup.

  17 BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Belajar

  Pem ahaman guru terhadap pengertian belajar mengajar akan mempengaruhi akan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.

  Pengertian maupun devinisi belajar harus dipahami oleh guru agar kegiatan belajar mengajar didalam kelas dapat membuahkan hasil yang memuaskan.

  Sehingga akan muncul berbagai bentuk kegiatan yang mungkin dilakukan oleh siswa maupun guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

  Belajar dapat diartikan sebuah proses yang dengannya organisme memperoleh bentuk-bentuk perubahan prilaku yang cenderung terus mempengaruhi model perilaku umum menuju pada sebuah peningkatan.

  Pengertian belajar di atas dapat disimpulkan bahwa dengan belajar, prilaku manusia akan semakin meningkat. Baik aspek pengetahuan maupun dalam aspek lain yang berkaitan dengan lingkunganya.

  Belajar merupakan sebuah kegiatan yang dibutuhkan oleh siswa: yakni siswa merasa perlu akan belajar. Semakin kuat keinginan siswa untuk belajar, maka akan semakin tinggi tingkat keberhasilannya (Dede Rosyada, 2007:99)

  Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku seseorang sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Slameto, 1991:78)

  Perubahan yang diperoleh individu sete'ah melalui suatu proses belajar

  18

  se bagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya (Salmeto, 1991:80) Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa belajar adalah :

  1. Pencapaian hasil dari anak didik selama belajar, sesuai dengan tujuan pembelajaran dan dalam waktu yang telah ditentukan.

  2. Meningkatkan hasil belajar merupakan indikator keberhasilan suatu proses (dari hasil kegiatan belajar mengajar) yang berupa penguasaan ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap.

  Hasil yang dicapai siswa merupakan suatu perubahan yang direalisasikan dalam bentuk nilai, baik dalam berwujud angka atau huruf.

  Dalam pendidikan formal biasanya seorang guru menggunakan skala penilaian dengan angka 0-10 atau dengan 0-100. Untuk mengetahui hasil belajar diadakan ulangan, test, semesteran, ujian dan sebagainya. Kemudian hasil penilaian yang berwujud angka atau huruf dimasukkan ke dalam buku penilaian, buku raport dan sebagainya.

  Raport adalah buku laporan hasil belajar siswa di sekolah selama satu periode atau satu semester yang diberikan guru kepada orang tua siwa atau wali murid. Dengan demikian orang tua akan mengetahui hasil belajar putra- putrinya selama satu semester. Selama dapat diharapkan adanya interaksi dan umpan balik antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan orang tua, dan orang tua dengan guru. Dengan demikian terjadi komunikasi

  19

  y ang positif antara guru dengan orang tua untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Mata Pelajaran Fiqih

  Fiqih menurut bahasa artinya paham, sedang menurut syara’ artinya mengetahui hukum syara’ yang berhubungan dengan amal perbuatan orang mukallaf, baik amal perbuatan anggota maupun batin. Seperti hokum wajib, haram, mubah, sah atau tidaknya sesuatu perbuatan itu.

  C. Pengertian Jual beli Jual beli menurut bahasa adalah saling tukar-menukar. Sedangkan menurut pengertian istilah (Syari’at) jual beli adalah pertukaran harta atas dasar saling rela atau memindahkan tnilik dengan ganti yang dapat dibenarkan.

  Para ulama sepakat bahwa jual beli dan penekunannya sudah berlaku (Dibenarkan) sejak zaman Rosulullah hingga hari ini.

  1. Hikmah Jual Beli Allah menyariatkan jual beli sebagai pemberian keluangan dan keleluasaan dari-Nya untuk hamba-hamba-Nya. Karena semua manusia secara pribadi mempunyai kebutuhan berupa sandang, pangan dan lain- lainya. Kebutuhan seperti ini tak pernah terputus dan takn henti-henti selama manusia masih hidup. Tak seorangpun yang dapat memenuhi hajat hidupnya sendiri, karena ia dituntut berhubungan dengan lainya (Sayyid Sabiq, 1987:45-46)

  20

  2. Materi Jual Beli Adapun materi jual beli meliputi hal-hal barikut:

  a. Arti Jual Beli Jual beli adalah tukar-menukar barang dengan cara tertentu, untuk memperoleh barang dihalalkan dengan cara jual beli, agar tidak saling merugikan.

  b. Hukum Jual Beli Hukum jual beli di dalam islam adalah halal, berarti Allah SWT memperbolehkan adanya transaksi jual beli. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Surah Al-baqoroh ayat 275 : Artinya : "... .Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan

  riba

  c. Rukun Jual Beli Rukun adalah sesuatu yang harus ada dalam suatu kegiatan.

  Adapun rukun jual beli yaitu : 1. Penjual, yaitu orang yang menjual barang.

  2. Pembeli, yaitu orang yang membeli barang.

  3. Barang yang dijual belikan.

  4. Uang, alat untuk menukar dalam kegiatan jual beli ( Harga ).

  5. Ijab Kabul, yaitu ucapan perjanjian jual beli (Bina Karya Guru,

  21

  Ijab Kabul di dalam jual beli yaitu ikrar dari penjual dan pembeli. Ijab yang ucapkan oleh penjual, seperti “ saya jual barang ini dengan harga sekian,” dan Kabul diucapkan oleh pembeli, misalnya “ saya beli barang ini dengan harga sekian.” (Bina Karya Guru, 2008:25)

  d. Syarat Jual Beli Kegiatan jual beli dapat dianggap syah apabila memenuhi syarat- syarat sesuai dengan syariat Islam. Adapun syarat-syarat tersebut antara la in :

  1. Penjual dan pembeli, syaratnya yaitu :

  a. baliq, artinya sudah bisa membedakan antara yang baik dan yang buruk.

  b. Suka sama suka, penjual rela menjual barang dagangannya dan pembeli suka terhadap barang yang dibelinya (Bina Karya Guru, 2008:27)

  2. Barang dan uang, syaratnya yaitu : a. Halal, barang yang haram tidak boleh dipeijual belikan.

  b. Suci, barang yang tergolong najis tidak boleh dipeijual belikan.

  c. Bermanfaat, barang yang diperjual belikan ada maanfaat atau kegunaanya.

  d. Diketahui dengan jelas oleh penjual dan pembelim tentang ukuran, takaran, bilangan, bentuk dan sifatnya.

  e. Kepunyaan penjual atau kepunyaan yang diwakili penjual

  2 2

  Sabda Rosulullah SAW : Artinya :

  “ Tidak sah jual beli melainkan pada barang dimiliki. ” ( H.R Abu

  Daud )

  3. Ijab Kabul Syaratnya yaitu: Lafad ijab Kabul adalah perkataan penjual dan pembeli yang merupakan pernyataan kesepakatan jual beli. Kalimat yang digunakan hendaknya mudah dimengerti dan tidak terputus, untuk menghindari kesalahpahaman dalam transaksi. Ijab Kabul harus dilaksanakan atas dasar suka sama suka (Bina Karya Guru, 2008:27)

  e. Jual Beli yang Diperbolehkan dan yang Dilarang

  1. Jual beli yang diperbolehkan Jual beli yang diperbolehkan yaitu kegiatan jual beli sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan di dalam ajaran islam.

  2. Jual beli yang dilarang Jual beli yang dilarang yaitu kegiatan jual beli menimbulkan kerugian bagi penjual maupun pembelinya serta mengganggu ketentraman orang lain. Adapun jual beli yang dilarang oleh syariat agama islam y aitu :

  23

  a. Jual beli yang tidak sah karena kurang syarat atau rukunya, di antaranya:

  1. Jual beli dengan system ijon.

  2. Jual anak binatang ternak yang masih dalam kandungan.

  3. Jual beli sperma binatang jantan.

  4. Jual beli barang yang belum ada di tangan.

  5. Jual beli benda najis (Bina Karya Guru, 2008:28)

  b. Jual beli sah tapi terlarang, seperti halnya : 1) Jual beli yang dilakukan pada waktu salat jum ’at.

  2) Jual beli yang dimaksud ditimbun dahulu sebelum dijual kemabali, dengan harapan mendapat keuntungan yang lebih besar. 3) Membeli barang dengan menghadang di jalan atau sebelum sampai di pasar, sehingga penjual atau pembeli belum tahu harga pasar. 4) Membeli barang yang sudah dibeli orang lain padahal masih dalam masa khiyar.

  5) Menjual barang dengan cara menipu timbangan atau ukuran sehingga menimbulkan kerugian bagi pembelinya.

  6) Jual beli barang untuk maksiat atau untuk kejahatan

  24

  f.

  Barang-barang yang Haram Dijual Belikan Adapun barang-barang haram dijual belikan diantaranya :

  1) Barang-barang haram zatnya, misalnya minuman keras dan obat- obatan terlarang ( Narkoba).

  2) Barang hasil curian. 3) Barang yang tergolong najis, seperti daging babi, darah dan daging anjing.

  4? Barang yang digunakan untuk maksiat dan kejahatan. 5> Tanaman baik berupa buah, biji atau umbi yang belum waktunya dipetik (Bina Karya Guru, 2008:28)

D. Metode Demonstrasi

  Sebagaimana kita mengetahui bahwa metode mengajar merupakan sarana interaksi guru dengan siswa di dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian, yang perlu diperhatikan adalah ketepatan metode mengajar yang dipilih dengan tujuan, jenis dan sifat materi palajaran serta dengan kemampuan guru dalam memahami dan melaksanakan metode tersebut.

  Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa. Proses atau situasi tertentu yang sedang dipelajari dan sering disertai dengan penjelasan lisan

  (Sudirman N, 1987:133)

  1. Kelebihan Metode Demonstrasi Adalah :

  a. Metode ini dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih

  25

  b. Pe rhatian siswa lebih mudah dipusatkan kepada proses belajar, dan tidak tertuju kepada hal lain.

  c. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan hanya membaca atau mendengarkan keterangan guru.

  d. Proses pengajaran akan lebih menarik.

  e. Siswa dirangsang untuk mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukan sendiri.

  Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan siswa akan dapat dijawab waktu mengamati proses demonstrasi (Sudirman N, 1987:135)

  2. Kekurangan Metode Demonstrasi Adalah: a Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus karena tanpa ditunjang dengan hal itu pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif.

  b. Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik.

  c. Pelaksanaan demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang, dan memerlukan waktu yang panjang.

  3. Pelaksanaan Metode Demonstrasi Setelah segala sesuatunya direncanakan dan siapkan dengan baik, langkah berikutnya adalah melaksanakan demonstrasi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain :

  a. Sebelum memulai, periksalah sekali lagi kesiapan peralatan yang akan didemonstrasikan, pengaturan tempat, keterangan tentang garis besar langkah dan pokok-pokok yang akan didemonstrasikan.

  26

  b. S iapkan siswa barangkali ada hal-hal yang perlu dicatat.

  c. Mulailah demonstrasi dengan menarik perhatian siswa.

  d. Ingatlah pokok-pokok materi yang didemonstrasikan agar demonstrasi mencapai sasaran.

  e. Pada waktu belajarnya demonstrasi, sekali-kali perhatikanlah keadaan siswa, apakah semua mengikuti dengan baik.

  f. Untuk menghindarkan ketegangan, ciptakanlah suasana yang humoris.

  g. Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut tentang apa yang dilihat dan didengarnya dalam bentuk pengajuan pertanyaan.

  27

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN Pene litian ini merupakan penelitian tindakan kelas, karena penelitian

  dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian diskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik/metode pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

  A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian

  1. T empat Penelitian Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan, penelitian ini bertempat di MI Islamiyah Repaking Wonosegoro Kabupaten Boyolali.

  2. Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah waktu berlangsungya penelitian atau saat penelitian ini berlangsung, penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret,

  April dan Mei.

  3. Subyek Penelitian Subyek penelitian yang dikenai tindakan adalah siswa kelas VI mata pelajaran fiqih. Adapun jumlah siswa yang menjadi obyek penelitian semuanya ada 15 siswa terdiri dari 8 siswa perempuan dan 7 laki-laki

  B. Rancangan Penelitian

  Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan kelas, maka kontribusi ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas

  28

  ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis J an Taggar (dalam sugiarti, 1997:6) yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus berikutnya. Setiap siklus mengikuti planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan) dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk siklus I dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut:

  Refleksi Tindakan/

  Observasi Refleksi

  Tindakan/ Observasi

  Rencana Awal/ Rancangan

  Rencana yang Direvisi

  Refleksi Rencana yang

  Direvisi Putaran 1

  Putaran 2 Putaran 3

  Tindakan/ Observasi

  29 Penje lasan alur di atas adalah :

  1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian, peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembalajaran.

  2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode demonstransi melalui kegiatan jual beli siswa.

  3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.

  4. Rancangan/rencana yang direvisi berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk melaksanakan pada siklus berikutnya.

  Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1,2 dan 3, dimana masing-masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif diakhir masing-masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.

  C. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri d a ri:

  30

1. Rencana Penelitian ( R P )

  Yaitu merupakan pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RP berisi standar kompetensi. Kompetensi Dasar, indicator pencapaian hasil belajar, dan kegiatan Belajar Mengajar.

2. Tugas Formatif

  Tugas ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan di capai, digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman tata cara jual beli siswa kelas VI pada pokok bahasan jual beli.

D. Kriteria penilaian

  Untuk mempermudah evaluasi terhadap tingkat kemampuan siswa, perlu dirumuskan kriteria penilaian sebagai berikut:

  1. Kategori benar semua

  2. Kategori benar lebih dari 7

  3. Kategori salah lebih dari 3 Prosentase dan jumlah kategori 1 dan 2 menunjukan tingkat keberhasilan pembelajaran, kriteria ini diberikan kama pertimbangan bahwa pelaksanaan praktek jual beli siswa mengenai tata cara dan pengertian jual beli yang baik dan benar merupakan pekerjaan yang sulit di capai kesempumaanya.

  Untuk ketuntasan belajar ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perseorangan dan klasikal. Menurut Ahmad Rohani ( Pengelolaan Pengajaran, 2004:195 ), untuk mengetahui “penguasaan setiap peserta didik” terhadap soal-soal (items) dari suatu “ tes formatif secara keseluruhan ” kita

  31

  perlu mengh itung “ persentase memuaskan ” bagi peserta didik masiang- masing.

  Pengelolaan hasil penilaian pada akhir Satuan Pelajaran ( tes form atif) ini dipergunakan “pendekatan ukuran mutlak” yaitu persentase yang mutlak dikuasai/dikerjakan masing-masing peserta didik. Hasil pengelolaan ini kita tafsirkan sesuai dengan fungsinya sebagai berikut:

  1. Bagi hasil yang dicapai seorang peserta didik dalam keseluruhan soal-soal tes itu 75% atau lebih, maka peserta didik tersebut dianggap telah berhasil, telah menguasai bahan pelajaran dalam satuan pelajaran tersebut. Dan apa bila demikian halnya, maka peserta didik tadi berarti “ siap ” menerima “satuan bahasan” berikutnya.

Dokumen yang terkait

B E N T U K PE N GA W A S A N B E B A S V I S A K U N J U N G A N S I N G K A T ( B V K S ) O L E H K A N T O R K E I M I G R A S I A N K E P A D A W A R G A N E G A R A A S I N G Y A N G T I N G G A L D I I N D O N E S I A

0 4 15

E N I N G K A T A N H A S I L B E L A J A R M E N U L I S K A L I M A T E F E K T I F D A L A M P A R A G R A F A R G U M E N T A S I M E L A L U I K E G I A T A N P E E R C O R R E C T I O N P A D A S I S W A K E L A S X 1 S M A N E G E R I R A M B I P U

0 2 17

E V A L U A S I T E R H A D A P P E L A K S A N A A N R U JU K A N B E R JE N JA N G K A S U S K E G A WA T D A R U T A N M A T E R N A L D A N N E O N A T A L P A D A P R O G R A M JA M P E R S A L D I P U S K E S M A S K E N C O N G T A H U N 2012

0 2 19

I D E N T I F I K A S I P E N G A R U H L O K A S I U S A H A T E R H A D A P T I N G K A T K E B E R H A S I L A N U S A H A M I N I M A R K E T W A R A L A B A D I K A B U P A T E N J E M B E R D E N G A N S I S T E M I N F O R M A S I G E O G R A F I S

0 3 19

I M PL E M E N T A S I S PE K T R U M R E S PO N S G E M PA PA D A N G PA D A G E D U N G L A B O R M I C R O T E A C H I N G U N I V E R S I T A S N E G E R I PA D A N G D E N G A N M E T O D E A N A L I S I S S PE K T R U M R E S PO N S

0 4 10

I N V E S T A S I B I D A N G E N E R G I M I N Y A K D A N G A S B U M I P E R U S A H A A N M U L T I N A S I O N A L P E T R O C H I N A D I I N D O N E S I A

0 4 16

R E S P O N TA N A M A N C A B E M E R A H T E R H A D A P P U P U K N K M A J E M U K YA N G D I A P L I K A S I K A N S E C A R A L A N G S U N G M E L A L U I TA N A M A N

0 0 10

D O S E N PEMBIMBfrNG D A N P E N G U J I FAKUTiTAS H U K U M U N I V E R S I T A S A I R L A N G G A SURABAYA

0 1 51

J U R U S A N T A R B IY A H P R O G R A M S T U D I P E N D ID IK A N A G A M A IS L A M S E K O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (ST A IN ) S A L A T IG A

0 0 95

JU R U S A N T A R B IY A H PR O G R A M S T U D I P E N D ID IK A N A G A M A ISLA M SE K O L A H T IN G G I A G A M A ISLA M N E G E R I (ST A IN ) SA L A T IG A 2 6

0 1 123