PENDIDIKAN KELUARGA DALAM AL-QUR’AN SURAT LUQMAN AYAT 17 SKRIPSI

  PENDIDIKAN KELUARGA DALAM AL- QUR’AN SURAT LUQMAN AYAT 17

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh

NOVI DIAN AMALIYA

  

NIM 11113282

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2017

  

MOTTO

﴾ ٦ ٥ ﴿ ا ًرْسُي ِرْسُعْلا

  َعَم َّنِإ ﴾ ﴿ ا ًرْسُي ِرْسُعْلا َعَم َّنِإَف

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

  Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan

  Semua itu mudah jika kita menganggap itu mudah, yang membuat sulit karna kita menganggap itu sulit. – (A. Ihya ulumuddin)

  PERSEMBAHAN

  Alhamdulillahi rabbil’alamin, diiringi luapan syukur yang tak terkira dengan izin Allah swt skripsi ini telah terselesaikan.

  Saya persembahkan skripsi ini teruntuk orang-orang yang berharga dalam hidup saya.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT sang pemilik dan pencipta alam semesta yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Pendidikan Keluarga dalam Al-Qur’an Kajian Surat Luqman Ayat 17”.

  Shalawat serta salam tak lupa selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw, sebagai suri tauladan untuk panutan kita semua sehingga kita dapat mencapai kebahagiaan ketentraman dunia dan akhirat.

  Ucapan terima kasih penulis kepada pihak yang telah memotivasi, membimbing serta memberikan masukan atau kritikan demi terwujudnya skripsi ini. Maka dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih kepada:

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

  3. Ibu Siti Ruhayati selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.

  4. Bapak Muh Hafidz, M.Ag. selaku dosen pembimbing skripsi, terimakasih atas bimbingan, arahan dan motivasi yang diberikan.

  5. Bapak QI Mangku Bahjatulloh, LC., M.S.I selaku dosen pembimbing akademik

  6. Seluruh anggota tim penguji skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk menilai kelayakan dan meguji skripsi dalam rangka menyelesaikan studi Pendidikan Agama Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  7. Bapak K.H. Zoemri RWS (Alm) serta ibu Nyai Hj. Latifah selaku pengasuh PPTI Al-Falah yang selalu mendoakan santri-santrinya.

  8. Kedua orangtua tercinta, bapak KH. Muh Fadhil dan ibu Siti Asmaunnah yang telah mencurahkan pengorbanan dan kasih sayangnya, serta tiada hentinya menyertakan doa dalam setiap sujudnya bagi penulis.

  9. Kakak-kakakku, Anita Alfajriya, S.Pd.I, Ana Maria Ulfa, S.Pd.I, Muhammad Annas Malik, juga kakak-kakak iparku yang senantiasa memberikan nasihat dan pelajaran hidup yang berharga bagiku. Serta seseorang yang telah memberikan warna dalam kehidupanku, juga sebagai penyemangat keseharianku, Ahmad Ihya Ulumuddin, S.Pd.

  10. Keluarga besarku yang ikut andil dalam semangat penulis untuk penyelesaian skripsi ini.

  11. Mbak Desty Prasetya, S.Pd., Mbak Evi Arfianti, S.E., Dek Rizka Roikhana, M.Pd yang juga sangat berperan dalam semangat dan arahan dalam penyelesaian skripsi ini.

  12. Sahabat-sahabat tercinta, Masruroh, Zuni Ma’rifah, Sopiya Nurrohmah, Siti Ariyanti, Siti Nur Fadhilah, Lailatul Jannah, Istriyani yang telah bersedia menjadi saudara setia dalam kebersamaan selama ini, susah senang kita bersama, berjuang bersama. Juga adikku Uswatun Fitriyah yang telah memberikan semangat dan pelajaran hidup bagi penulis.

  13. Keluarga besar PPTI Al Falah, teman-teman angkatan 2013, teman- teman kamar C23 dan C24 yang sama-sama sedang berjuang meraih toga simbol keberhasilan untuk lanjut ke impian masa depan, serta adek- adek alumni kamar C17 yang juga turut memberikan semangat bagi penulis.

  14. Teman-teman seperjuangan PAI, PPL dan KKN angkatan 2013, juga temanku Alisa Utami dan Siti Qomariah, S.Pd terimakasih atas kebersamaan kita selama ini.

  15. Semua pihak yang ikut serta memberikan bantuan dan motivasi yang juga sangat berjasa dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

  Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak luput dari kesalahan yang tentu saja jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.

  Dan penulis berharap semoga tulisan ini mempunyai nilai guna dan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

  Salatiga, 23 Mei 2017 Penulis

  Novi Dian Amaliya

  ABSTRAK Amaliya, Novi Dian. 2017. Pendidikan Keluarga dalam Al-

  Qur’an Surat Luqman Ayat 17. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan

  Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Muh.Hafidz, M.Ag.

  Kata kunci: Pendidikan Keluarga dalam Al-

  Qur’an Penelitian ini tentang pendidikan keluarga dalam al-

  Qur’an surat Luqman ayat 17 bahwa pendidikan merupakan usaha memanusiakan manusia. Artinya, dengan pendidikan manusia diharapkan mampu menemukan dari mana dirinya berasal, hadir di dunia ini untuk apa dan setelah kehidupan ini akan ke mana, sehingga ia menjadi lebih manusiawi, baik dalam berpikir, bersikap maupun bertindak. Dalam upaya mencerdaskan anak, pendidikan keluarga merupakan pendidikan utama bagi anak agar berkembang secara optimal dan bermakna. Dan inti dari pendidikan keluarga itu sendiri adalah pendidikan agama, yang jika dilakukan secara dini dan sebaik-baiknya akan memberikan fondasi kepribadian yang kokoh terutama dalam menghadapi berbagai tantangan yang datang dari luar diri anak. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1)Bagaimana pokok pendidikan keluarga dalam Surat Luqman ayat 17?, (2)Bagaimana relevansi pendidikan keluarga yang dipaparkan pada Surat Luqman ayat 17 dalam pendidikan formal?.

  Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan (library research) dengan metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, dan sebagainya. Sumber data penelitian ini penulis bedakan menjadi dua kelompok, yang pertama adalah sumber primer yang berasal dari Al-Quran dan yang kedua adalah sumber sekunder yang berasal dari data yang diperoleh dari sumber-sumber lain yang masih berkaitan dengan masalah penelitian, serta buku-buku lain yang relevansinya berkaitan dengan pembahasan.

  Kajian ini menunjukkan bahwa pokok pendidikan keluarga dalam surat Luqman ayat 17 yaitu meliputi: (1) Shalat. Anak dapat mengenal Islam pada mulanya melalui tanda/media keislaman seperti masjid dan lainnya. Terkadang anak juga mempertanyakan kepada orang tuanya tentang ketuhanan, sehingga anak bisa membiasakan diri untuk mengikuti orangtuanya dalam beribadah. (2) Amar ma’ruf nahi munkar. Melaksanakan kewajiban beramar ma’ruf serta nahi munkar adalah suatu kepastian yang mutlak. Bahkan tiada suatu pendapat ulama manapun yang memberikan kelonggaran atau keringanan untuk tidak melakukannya. (3) Sabar. Hakikat sabar adalah sebuah akhlak yang tertinggi diantara sekian banyak akhlak jiwa. Sebuah akhlak yang berusaha untuk menghalangi seseorang melakukan tindakan tidak terpuji.

DAFTAR ISI

  

HALAMAN SAMPUL .......................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... iii

PENGESAHAN KELULUSAN ......................................................................... iv

PERTANYAAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................ v

MOTTO ............................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ............................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii

ABSTRAK ............................................................................................................ x

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1 B. Rumusan Masalah .................................................................................. 4 C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 4 D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 5 E. Metode Penelitian .................................................................................. 6 F. Definisi Operasional .............................................................................. 7 G. Sistematika Penulisan .......................................................................... 16 BAB II KOMPILASI AYAT-AYAT

  A.

  Surat Luqman ayat 17 ........................................................................ 18 B. Mufrodat ............................................................................................. 18 C. Pokok kandungan Surat Luqman ayat 17 ........................................... 25

  BAB III ASBABUN NUZUL DAN MUNASABAH SURAT LUQMAN A. Asbabun Nuzul ................................................................................... 31 B. Munasabah ......................................................................................... 32 BAB IV PEMBAHASAN A. Pokok Pendidikan Keluarga dalam Surat Luqman Ayat 17 ............... 38 B. Relevansi dalam Pendidikan Formal .................................................. 53 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................................ 59 B. Saran ................................................................................................... 60 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha memanusiakan

  manusia. Artinya, dengan pendidikan manusia diharapkan mampu menemukan dari mana dirinya berasal, hadir di dunia ini untuk apa dan setelah kehidupan ini akan ke mana, sehingga ia menjadi lebih manusiawi, baik dalam berpikir, bersikap maupun bertindak (Rusn, 2009: 123).

  Diantara tiga pihak yang bertanggung jawab terhadap pendidikan, keluarga merupakan penanggung jawab pertama dan utama. Karena anak itu datang dari keluarga dan akan kembali ke dalam keluarga. Pendidikan yang paling awal dalam keluarga yaitu sejak anak masih dalam kandungan ibunya. Dalam hal ini ibu dan bapak merupakan pendidik pertama bagi anak (Surya, 2001: 95).

  Pendidikan dalam keluarga merupakan inti dan fondasi dari upaya pendidikan secara keseluruhan. Segala sesuatu yang berkenaan dengan pendidikan anak merupakan landasan bagi keberhasilan pendidikan selanjutnya. Pendidikan dalam keluarga yang baik akan menjadi fondasi yang kokoh bagi upaya-upaya pendidikan selanjutnya baik di sekolah maupun di luar sekolah.

  Dalam upaya mencerdaskan anak, pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan pertama dan utama bagi anak agar berkembang secara optimal dan bermakna. Agar pendidikan anak dapat berlangsung dengan baik, ada sejumlah azas yang harus diperhatikan yaitu pendidikan agama, kasih sayang, perkembangan anak, situasi kondusif, pembentukan kebiasaan, keteladanan, motivasi dan bimbingan, dan komunikasi.

  Inti dari pendidikan keluarga adalah pendidikan agama, yang jika dilakukan secara dini dan sebaik-baiknya akan memberikan fondasi kepribadian yang kokoh terutama dalam menghadapi berbagai tantangan yang datang dari luar diri anak (Surya, 2001:2-3).

  Dalam penelitian ini penulis menganalisis Surat Luqman ayat 17 karena tokoh dalam surat ini yaitu Luqman al-Hakim sangat memotivasi, bagaimana mendidik dan membekali anak-anak dengan nasehat-nasehatnya sebagaimana diabadikan dalam al-

  Qur’an. Nasehat ini merupakan pelajaran sangat berharga bagi semua keluarga yang menginginkan.

  Awalnya menanamkan rasa keimanan yang kuat dalam diri anak. Lalu meyakini atas keesaan Tuhan dan tidak ada kekuatan lain selain dari Tuhan. kemudian Luqman memberi nasehat shalat dan amar makruf nahi

  

mungkar , serta bersikap sabar menghadapi setiap musibah yang menimpa

anaknya yang memang harus dimiliki setiap Muslim (Noor,2015:177-181).

  Salah satu nasehat yang disampaikan Luqman kepada anaknya tentang keimanan tersebut, disebutkan dalam ayat al- Qur’an Surat Luqman ayat 17

  اَم ٰىَلَع ْرِبْصا َو ِرَكْنُمْلا ِنَع َهْنا َو ِفوُرْعَمْلاِب ْر ُمْأ َو َة َلََّصلا ِمِقَأ َّيَنُب اَي ) ا ۷ : نامقل (

  ِر وُمُ ْلْا ِم ْزَع ْنِم َكِلَٰذ َّنِإ ۖ َكَباَصَأ

  Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan

yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan

bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang

demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).

  Maksud ayat di atas yaitu Luqman mewasiatkan kepada anaknya beberapa hal, diantaranya untuk selalu mendirikan shalat dengan sebaik- baiknya, sehingga diridhai Allah. Jika shalat yang dikerjakan itu diridhai Allah, perbuatan keji dan perbuatan mungkar dapat dicegah, jiwa menjadi bersih, tidak ada kekhawatiran terhadap diri orang itu, dan mereka tidak akan bersedih hati jika ditimpa cobaan, dan merasa dirinya semakin dekat dengan Tuhannya. Selanjutnya mewasiatkan agar berusaha mengajak manusia mengerjakan perbuatan-perbuatan baik yang diridhai Allah, berusaha membersihkan jiwa dan mencapai keberuntungan, serta mencegah mereka agar tidak mengerjakan perbuatan-perbuatan dosa.

  Luqman juga mewasiatkan agar selalu bersabar dan tabah terhadap segala macam cobaan yang menimpa, akibat dari mengajak manusia berbuat baik dan meninggalkan perbuatan yang mungkar, baik cobaan itu dalam bentuk kesenangan dan kemegahan, maupun dalam bentuk kesengsaraan dan penderitaan (Departemen Agama, 2007:555).

  Nasehat pokok yang disampaikan sesungguhnya merupakan hal yang harus diberikan kepada seluruh umat manusia. Yakni, dimulai dari bagaimana seseorang mendesain diri dengan keimanan kokoh, menghormati dan menghargai kedua orang tua, beramal shalih untuk investasi akhirat, menaburkan kebaikan di dunia, berusaha mencegah maraknya kemaksiatan dan kemungkaran, sampai mengingatkan karunia Allah yang begitu banyak dicurahkan kepada umat manusia. Semua itu dalam upaya menjadikan manusia baik dan bermartabat serta bermanfaat bagi manusia lainnya (Noor, 2015: 177-181).

  Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan oleh penulis, maka penulis bermaksud untuk mengkaji lebih lanjut tentang “ Pendidikan Keluarga dalam Al- Qur’an Surat Luqman ayat 17 ”.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis mengajukan permasalahan pokok yaitu:

1. Bagaimana pokok pendidikan keluarga dalam Surat Luqman ayat 17? 2.

  Bagaimana relevansi pendidikan keluarga pada Surat Luqman ayat 17 dengan kurikulum pendidikan formal?

  C. Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan penulis dalam penelitian ini adalah 1.

  Untuk menjelaskan pokok pendidikan keluarga dalam Surat Luqman ayat 17.

  2. Untuk menjelaskan relevansi pendidikan keluarga yang dipaparkan pada Surat Luqman ayat 17 dalam pendidikan formal?

  D. Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat penelitian yang ingin dicapai oleh penulis yaitu: 1.

  Manfaat Teoritis

  Hasil penelitian ini penulis harapkan dapat memberi masukan dan sumbangan pemikiran dalam mengembangakan keilmuan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga dalam hal pendidikan keluarga dalam Al- qur’an pada Surat Luqman ayat 17.

2. Manfaat praktis a.

  Bagi penulis Dapat menambah dan memperluas pemahaman berpikir tentang pendidikan keluarga dalam Al- qur’an.

  b.

  Bagi pembaca Memberi pengetahuan bagi pembaca sebagai referensi dalam pendidikan keluarga.

  c.

  Bagi keluarga Agar dapat memberikan gambaran pada keluarga dalam mendidik, mengajak, dan mengajarkan kepada anak agar menjadi orang-orang yang beriman dan takwa.

E. Metode Penelitian 1.

  Desain penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah pada penelitian kepustakaan

  (library research), yaitu suatu bentuk penelitian terhadap literatur dengan pengumpulan data atau informasi dengan bantuan buku-buku yang berkaitan dengan Surat Luqman ayat 17 tentang pendidikan keluarga, yang ada di perpustakan dan materi pustaka yang lainnya.

  2. Sumber data a.

  Sumber data primer Karena sifat dari penelitian literer, maka datanya bersumber dari literatur. Adapun yang menjadi sumber data primer adalah Surat Luqman ayat 17 beserta tafsirannya menurut para mufasir, yaitu Tafsir al-Maraghi, Tafsir Ibnu katsir, Tafsir al-Misbah, Tafsir Departemen Agama RI.

  b.

  Sumber data sekunder Yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku-buku referensi yang berisi tentang pendidikan keluarga.

  3. Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode dokumentasi. Yang dimaksud dengan metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, dan sebagainya.

  4. Metode analisis data Untuk menganalisis data dari pengumpulan data yang telah dilakukan, penulis menggunakan metode analisis isi (content analysis).

  Metode ini digunakan penulis untuk mendeskripsikan isi atau kandungan yang ada dalam Surat Luqman ayat 17 tentang pendidikan keluarga yang terkandung di dalam ayat tersebut.

F. Definisi Operasional

  Untuk menghindari kekeliruan pembaca dalam memahami istilah dalam judul penelitian ini, maka peneliti jelaskan definisi-definisi operasionalnya. Beberapa istilah yang dipandang perlu untuk dijelaskan adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan Keluarga

  Pendidikan merupakan terjemahan dari education atau bahasa latinnya educo yang berarti mengembangkan dari dalam; mendidik; melaksanakan hukum kegunaan (Sutrisno, 2011:3).

  Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik (Departemen Pendidikan Nasional, 2007:263).

  Sedangkan menurut Ibnu Khaldun yang dikutip oleh Ramayulis dan Nizar (2006:282) pendidikan adalah mentransformasikan nilai-nilai yang diperoleh dari pengalaman untuk dapat mempertahankan eksistensi manusia dalam peradaban masyarakat. Sebagai seorang filsuf muslim pemikirannya memanglah sangat rasional dan berpegang teguh pada logika. Corak ini menjadi pijakan dasar baginya dalam membangun konsep-konsep pendidikan.

  Pendapat al-Ghazali sebagaimana yang dikutip oleh Nata (1997:161) bahwa seorang anak tergantung kepada orang tua yang mendidiknya. Jika anak menerima kebiasaan dan ajaran hidup yang baik, maka anak itu menjadi baik. Sebaliknya jika anak itu dibiasakan melakukan perbuatan buruk dan dibiasakan kepada hal-hal yang jahat, maka anak itu akan berakhlak jelek. Dalam masalah pendidikan al- Ghazali lebih cenderung berpaham empirisme. Hal ini karena beliau menekankan pengaruh pendidikan terhadap anak didik.

  Sadulloh (2014:187) mengemukakan pengertian keluarga menurut M.I. Soelaeman dalam arti luas dan sempit. Dalam arti luas berkaitan dengan hubungan meliputi semua pihak yang ada pada hubungan darah sehingga sering tampil sebagai warga. Sedangkan dalam arti sempit keluarga yang didasarkan pada hubungan darah terdiri dari ayah, ibu, anak yang dijuluki dengan (internal triagle).

  Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan keluarga adalah pendidikan yang berlangsung dalam keluarga yang dilaksanakan oleh orang tua sebagai tugas dan tanggung jawabnya dalam mendidik anak dalam keluarga.

2. Surat Luqman

  Sebelum menjelaskan lebih lanjut mengenai surat Luqman, penulis akan memaparkan keutuhan surat Luqman ayat 1-34

                     

  

           

          

           

            

         

            

             

             

            

           

            

            

         

          

            

            

          

            

  

            

             

             

           

            

          

            

             

           

           

          

           

         

           

            

           

             

             

  

          

           

             

           

            

           

           

          

             

          

           

             

  

  Artinya: 1.

   Alif laam Miim 2. Inilah ayat-ayat Al Quran yang mengandung hikmat, 3. menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang berbuat kebaikan,

  4.

   (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka yakin akan adanya negeri akhirat.

  5. mereka Itulah orang-orang yang tetap mendapat petunjuk dari

Tuhannya dan mereka Itulah orang-orang yang beruntung.

  6. dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan Perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu

  olok-olokan. mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.

  7.

dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami Dia berpaling

dengan menyombongkan diri seolah-olah Dia belum mendengarnya, seakan- akan ada sumbat di kedua telinganya; Maka beri kabar gembiralah Dia dengan azab yang pedih.

  8. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, bagi mereka syurga-syurga yang penuh kenikmatan, 9.

kekal mereka di dalamnya; sebagai janji Allah yang benar. dan

Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

  10. Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembang biakkan padanya segala macam jenis binatang. dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik.

11. Inilah ciptaan Allah, Maka perlihatkanlah olehmu kepadaku apa yang telah diciptakan oleh sembahan-sembahan(mu) selain Allah.

  sebenarnya orang- orang yang zalim itu berada di dalam kesesatan yang nyata.

  12. dan Sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, Yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. dan Barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan Barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".

  13. dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".

  14. dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam

  Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.

  15. dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.

  16.

   (Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha mengetahui.

  17. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).

  18. dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.

  19. dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.

  20. tidakkah kamu perhatikan Sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa kitab yang memberi penerangan.

  21. dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang diturunkan Allah". mereka menjawab: "(Tidak), tapi Kami

  (hanya) mengikuti apa yang Kami dapati bapak-bapak Kami mengerjakannya". dan Apakah mereka (akan mengikuti bapak- bapak mereka) walaupun syaitan itu menyeru mereka ke dalam siksa api yang menyala-nyala (neraka)?

  22. dan Barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang Dia orang yang berbuat kebaikan, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. dan hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan.

  23. dan Barangsiapa kafir Maka kekafirannya itu janganlah menyedihkanmu. hanya kepada Kami-lah mereka kembali, lalu

  Kami beritakan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala isi hati.

24. Kami biarkan mereka bersenang-senang sebentar, kemudian Kami paksa mereka (masuk) ke dalam siksa yang keras.

  25. dan Sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?" tentu mereka akan menjawab: "Allah". Katakanlah : "Segala puji bagi Allah"; tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.

  26. kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi.

  Sesungguhnya Allah Dia-lah yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji.

  27. dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah

  (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

  28. tidaklah Allah menciptakan dan membangkitkan kamu (dari dalam kubur) itu melainkan hanyalah seperti (menciptakan dan

  membangkitkan) satu jiwa saja. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha melihat.

  29. tidakkah kamu memperhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan Dia tundukkan matahari dan bulan masing- masing berjalan sampai kepada waktu yang ditentukan, dan Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

  30. Demikianlah, karena Sesungguhnya Allah, Dia-lah yang hak dan Sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah Itulah yang batil; dan Sesungguhnya Allah Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha besar.

  31. tidakkah kamu memperhatikan bahwa Sesungguhnya kapal itu berlayar di laut dengan nikmat Allah, supaya diperlihatkan-Nya kepadamu sebahagian dari tanda-tanda (kekuasaan)-Nya.

  Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi semua orang yang sangat sabar lagi banyak bersyukur.

  32. dan apabila mereka dilamun ombak yang besar seperti gunung, mereka menyeru Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya

  Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai di daratan, lalu sebagian mereka tetap menempuh jalan yang lurus. dan tidak ada yang mengingkari ayat- ayat Kami selain orang-orang yang tidak setia lagi ingkar.

  33. Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, Maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah.

  34. Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari Kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana Dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.

  Sosok Luqman al-Hakim adalah seorang budak hitam yang lahir di negeri kaum kulit hitam, Sudan. Dia adalah lelaki terpercaya.

  Berpaling dari hal yang haram dan menjauhi kata-kata keji dan tak berarti. Tak pernah dia menodai diri dengan dosa. Dia memiliki keseriusan dalam perbaikan urusan masyarakat dan penyelesaian apa yang mereka perselisihkan (Amuli, 2008). Dari kondisi sebagian keluarga Muslim dan keinginan menciptakan keluarga ideal, sangat patut mengetahui beberapa nasehat Luqmanul Hakim.