TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAGIAN HARTA WARIS ANAK MURTAD (Studi Kasus Pembagian Waris Keluarga Alm. Bapak Salim di Dusun Pendem Kecamatan Argomulyo Salatiga) - Test Repository

  

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAGIAN

HARTA WARIS ANAK MURTAD

(Studi Kasus Pembagian Waris Keluarga Alm. Bapak Salim di

Dusun Pendem Kecamatan Argomulyo Salatiga)

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

  

Oleh:

Zaid Hidayatul Muflih

NIM : 21113001

  

JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

NOTA PEMBIMBING

  Lamp : 4 (empat) eksemplar Hal : Pengajuan Naskah Skripsi Kepada Yth.

  Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Salatiga Di Salatiga

   Assala mu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

  Disampaikan dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Zaid Hidayatul Muflih NIM : 21113001 Judul : TINJAUAN HUKUM

  ISLAM TERHADAP PEMBAGIAN HARTA WARIS ANAK MURTAD (Studi Kasus Pembagian Waris Keluarga Alm. Bapak Salim di Dusun Pendem Kecamatan Argomulyo Salatiga)

  dapat diajukan kepada Fakultas Syari’ah IAIN Salatiga untuk diujikan dalam sidang munaqasyah. Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan digunakan sebagimana mestinya.

  Wassalamu

’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

  Salatiga, Pembimbing, Dra. Siti Muhtamiroh, M.SI.

  NIP. 19681229199303 2 001

KEMENTERIAN AGAMA

   INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS SYARI’AH

N

  

Skripsi Berjudul:

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAGIAN HARTA WARIS

ANAK MURTAD (Studi Kasus Pembagian Waris Keluarga Alm. Bapak

Salim di Dusun Pendem Kecamatan Argomulyo Salatiga)

  Oleh: Zaid Hidayatul Muflih

  NIM : 21113001 telah dipertahankan di depan sidang munaqasyah s kripsi Fakultas Syari’ah,

  Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada hari Senin, tanggal 2 April 2018, dan telah dinyatakan memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana dalam hukum Islam

  Dewan Sidang Munaqasyah Ketua Sidang : Dr. Illya Muhsin, M.SI ...............................................

  Sekretaris Sidang : Luthfiana Zahriani, S.H., M.H.............................................. Penguji I : Yahya, S.Ag., M.H.I. ............................................... Penguji II : H. M. Yusuf Khummaini, M.H. ............................................

  Salatiga, 4 April 2018 Dekan Fakultas Syari’ah

  Dr. Siti Zumrotun, M.Ag. NIP.19670115 199803 2 002

PERNYATAAN KEASLIAN

  Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Zaid Hidayatul Muflih NIM : 21113001 Jurusan : Hukum Keluarga Islam Fakultas

  : Syari’ah Judul Skripsi : TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAGIAN

  

HARTA WARIS ANAK MURTAD (Studi Kasus Pembagian Waris Keluarga

Alm. Bapak Salim di Dusun Pendem Kecamatan Argomulyo Salatiga)

  menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, Yang menyatakan Zaid Hidayatul Muflih NIM: 21113001

  

MOTTO

Pantang Mundur Sebelum Mencoba

Belajar Dari Kesalahan Untuk Mencapai Kesuksesan

  

Nuhoni Dharmaning Satriyo Tomo

Suro Diro Joyo Diningrat Lebur Dening Pangastuti

  PERSEMBAHAN Bapak dan Ibuku tercinta, Bapak Jali dan Ibu Warsini yang selalu memberikan kasih sayang, semangat dan doa kepada anak-anaknya.

  Kakak tercinta, Razif Hidayat yang selalu memberi kasih sayang dan dukungan. Keluarga Besar dari Bapak Jali dan Ibu Warsini yang selalu memberi doa dan dukungan kepada penulis.

  Ibu Sunariyah dan Hafizh yang sudah seperti Ibu dan adik, yang selalu memberikan semangat dan doa.

  Dosen- dosen Fakultas Syari’ah yang selalu memberikan ilmunya dan selalu membimbing penulis selama berkuliah di IAIN Salatiga.

  Sahabat-sahabatku Jurusan Hukum Keluarga Islam angkatan tahun 2013 yang saling support dalam perkuliahan dan selalu kompak saat di luar perkuliahan.

  Saudara-saudara baru saya dari perguruan Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate “PSHT” Komisariat IAIN Salatiga yang selalu memberikan dukungan moral dan doa.

  

ABSTRAK

  Muflih, Zaid Hidayatul. 2018. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pembagian

  Harta Waris Anak Murtad (Studi Kasus Pembagian Waris Keluarga Alm. Bapak Salim di Dusun Pendem Kecamatan Argomulyo Salatiga).

  Skripsi. Fakultas Syariah. Jurusan Hukum Keluarga Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Siti Muhtamiroh, M.SI.

  Kata Kunci: waris, murtad, dan musyawarah

  Ketentuan menjadi ahli waris diatur dalam Al Quran, adapun penghalang- penghalang tidak bisa mendapat warisan yaitu karena pembunuhan, berbeda agama, dan perbudakan. Ahli waris yang murtad memungkinkan menjadi salah satu penyebab sengketa pembagian harta waris, karena Hukum Waris Islam melarang saling mewarisi antara orang muslim dan non muslim. Namun dalam praktek pembagian waris di keluarga alm. Bapak Salim, anak alm. Bapak Salim yang murtad memperoleh warisan berdasarkan musyawarah keluarga. Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana cara pembagian waris terhadap anak murtad yang dilakukan oleh keluarga almarhum Bapak Salim, dan Tinjauan Hukum Islam mengenai pembagian waris anak murtad.

  Metode yang penulis gunakan adalah jenis penelitian kualitatif dengan cara wawancara terhadap ahli waris dari alm. Bapak Salim. Pendekatan yang digunakan penulis adalah sosiologis normatif. Pendekatan sosiologis ini bertujuan untuk mengetahui cara pembagian waris terhadap anak murtad dan pendekatan normatif bertujuan untuk mengetahui perspektif Hukum Islam terhadap pembagian waris anak murtad berdasarkan musyawarah di keluarga alm. Bapak Salim.

  Hasil penelitian mengenai pembagian harta waris yang dilakukan oleh keularga alm. Bapak Salim adalah menggunakan musyawarah keluarga. Menurut Hukum Islam pembagian harta waris untuk ahli waris yang murtad sudah jelas tidak boleh. Berdasarkan Hukum Islam agar harta waris seorang muslim yang memiliki ahli waris yang berbeda agama adalah dengan jalan memberi hibah atau wasiat sebelum si pewaris meninggal dunia.

KATA PENGANTAR

  Rasa syukur yang dalam penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya penulisa skripsi ini dapat penulis selesaikan sesuai dengan yang diharapkan. Penulis juga bersyukur atas rizki dan kesehatan yang telah diberikan oleh-Nya sehingga penulis dapat menyusun penulisan skripsi ini.

  Sholawat serta salam selalu penulis sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta segenap keluarga dan para sahabat, dan teman teman. Syafaat beliau sangat penulis nantikan dihari pembalasan nanti.

  Penulisan skripsi ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana dalam Hukum Islam, Fakultas Syari’ah, jurusan Hukum Keluarga Islam yang berjudul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap

  

Pembagian Harta Waris Anak Murtad (Studi Kasus Pembagian Waris Keluarga

Alm. Bapak Salim di Dusun Pendem Kecamatan Argomulyo Salatiga).

  ” Penulis mengakui bahwa dalam menyusun penelitian skripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa ada bantuan dari berbagai pihak. Karena itulah penulis mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada:

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi , M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Ibu Dr . Siti Zumrotun, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah di IAIN Salatiga.

  3. Ibu Dra. Siti Muhtamiroh, M.SI, selaku Dosen Pembimbing yang selalu memberi pemahaman, saran, arahan, dan masukan mengenai skripsi penulis sehingga dapat terselesaikan dengan maksimal sesuai dengan apa yang diharapkan.

  4. Bapak dan Ibu Dosen selaku staf pengajar dan seluruh staf Administrasi Fakultas Syari’ah yang selalu memberikan ilmunya dan membimbing penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  5. Ayah dan Ibu selaku orangtua yang sangat penulis cintai dan hormati karena pengorbanan, serta restu yang diberikan mereka selalu memberi semangat kepada penulis untuk menyelesaikan penelitian skripsi ini.

  

DAFTAR ISI

  COVER .............................................................................................................. i NOTA PEMBIMBING ...................................................................................... ii PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................................. iii SURAT PERNYATAAN KEASLIAN.............................................................. iv MOTTO.............................................................................................................. v PERSEMBAHAN .............................................................................................. vi ABSTRAK ........................................................................................................ vii KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix

  BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6 D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 6 E. Penegasan Istilah ...................................................................................... 7 F. Telaah Pustaka .......................................................................................... 8 G. Metode Penelitian ..................................................................................... 12 H. Sistematika Penulisan Skripsi ................................................................... 16 BAB II WARIS DAN ANAK MURTAD ......................................................... 18 A. Waris ......................................................................................................... 18

  1. Pengertian Waris .................................................................................. 18

  2. Dasar-Dasar Hukum Waris .................................................................. 19

  3. Asas-Asas Hukum Waris ..................................................................... 21

  4. Rukun Waris ........................................................................................ 27

  5. Syarat-Syarat Waris ............................................................................. 30

  6. Penggolongan Ahli Waris .................................................................... 30

  7. Sebab-Sebab Terhalangnya Kewarisan................................................ 35

  BAB III DATA HASIL PENELITIAN ............................................................. 41 A. Gambaran Umum Dusun Pendem .............................................................. 41 B. Profil Keluarga Alm. Bapak Salim ............................................................. 45 C. Ahli Waris ................................................................................................... 48 BAB IV ANALISIS PEMBAGIAN HARTA WARIS TERHADAP ANAK MURTAD .......................................................................................................... 50 A. Pembagian Waris Keluarga Bapak Salim ................................................... 50 B. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pembagian Waris Anak Murtad ............ 55 BAB V KESIMPULAN ..................................................................................... 66 A. Kesimpulan ................................................................................................. 66 B. Saran ........................................................................................................... 67 C. Penutup ....................................................................................................... 68 DAFTA PUSTAKA ........................................................................................... LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam sebagai sebuah ajaran dan tatanan baru, memperbaiki pola

  kehidupan masyarakat Jahiliyah pada peradaban Arab membawa pengaruh besar terhadap kehidupan. Islam sendiri hadir sebagai pembawa cahaya kehidupan tidak hanya mengatur masalah ketuhanan dengan berbasiskan ketauhidan, akan tetapi mengatur segala sendi kehidupan yang bertujuan agar nilai-nilai kemanusiaan tidak terkikis oleh sifat buruk manusia. Dengan demikian, Islam sebagai agama yang diyakini oleh semua pemeluknya dimaknai sebagai jalan kehidupan untuk menemukan jalan kebahagiaan dan kesejatian hidup baik di dunia dan akhirat.

  Manusia sebagai makhluk yang bersifat fana tentu akan mengalami peristiwa alam dalam kehidupannya yaitu kematian. Kematian juga tidak bisa diprediksi kapan datangnya. Matinya manusia akan meninggalkan hal-hal yang bersifat keduniaan, baik itu meninggalkan kerabat, orang tua, saudara, pekerjaan, dan harta bendanya. Seseorang yang mengalami peristiwa kematian sering timbul permasalahan terkait harta benda yang ditinggalkan.

  Beberapa masalah diantaranya ialah perebutan tentang hak atas harta benda yang ditinggalkan oleh anggota keluarganya.

  Hukum yang mengatur tentang harta peninggalan orang yang sudah meninggal dunia dinamakan Hukum Waris. Hukum tentang tata cara penerusan hak dan peralihan hak yang bendanya berwujud atau tidak berwujud dari seorang pewaris kepada ahli waris, menduduki peranan penting dalam Hukum Islam. Mengutip per nyataan Soepomo dari buku “Hukum Adat

  Indonesia” yang mengatakan waris itu memuat peraturan-peraturan yang dan barang-barang yang tidak berwujud benda (immateriele goederen) dari suatu angkatan manusia (generatie) kepada keturunannya. Proses ini tidak menjadi penting apabila orang tua meninggal dunia. Memang meninggalnya Bapak atau Ibu adalah suatu peristiwa yang penting bagi proses itu, akan tetapi sesungguhnya tidak mempengaruhi secara radikal proses penerusan dan pengoperan harta benda dan harta bukan benda tersebut (Soekanto & Taneko, 1990: 287-288). Oleh sebab itu pelaksanaan dan praktek penerusan dan peralihan harta waris diatur dalam

  Al Qur’an untuk menciptakan rasa keadilan terhadap semua pemeluknya.

  Firman Allah SWT Surat An-Nisa a’ ayat 58:

  

            

....

    

  “Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat

  

kepada yang berhak menerimanya, (dan menyuruh kamu) apabila

menetapkan hukum di antara manusia-manusia supaya kamu menetapkan

dengan adil” (QS. An-Nisaa’ (4):58)

  Ayat Al Qur ’an di atas menjelaskan dan memerintahkan kepada para penguasa, masyarakat, dan umat Islam agar adil dalam setiap urusan dan masalah yang dihadapi. Oleh karena itu dalam menyelesaikan perkara pembagian harta waris, sebagai umat Islam yang patuh terhadap agama yang dianutnya maka harus menciptakan rasa keadilan kepada para ahli waris demi kemaslahatan bersama.

  Agama Islam sendiri dalam menentukan besar kecilnya nilai harta waris perempuan sudah berbeda bagiannya yaitu laki-laki mendapat bagian dua dan perempuan mendapat bagian satu (2:1). Akhir-akhir ini dalam masyarakat sendiri muncul praktik pembagian waris berdasarkan kesetaraan, yaitu satu banding satu untuk laki-laki dan perempuan (1:1). Terkait dengan munculnya pembagian waris ini di masyarakat, jika masyarakat telah mengetahui hakikat tentang ilmu waris, maka betapa tinggi dan mulia penguasaan para sahabat tentang ilmu Hukum Waris Islam, akan tetapi sangat disayangkan apabila terkadang masyarakat dalam praktiknya mengabaikan ketentuan-ketentuan pembagian waris sebagaimana telah diatur dalam

  Al Qur’an. Firman Allah dalam Surat An- Nisaa’ ayat 11 disebutkan sebagai berikut: ....

           

“Artinya: Allah mensyariatkan bagimu tentang (pembagian warisan untuk)

anak-anak, yaitu bagian seorang anak laki-laki sama dengan bagian dua

orang anak perempuan....” (An-Nisaa’ (4):11)

  Ada pula beberapa penghalang untuk seseorang mendapatkan hak warisnya, yaitu karena perbudakan, pembunuhan, dan perbedaan agama.

  Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya perdebatan ialah perbedaan agama di antara ahli waris. Hukum Waris Islam mengatur:

  ِهْتا ْهَع ٍمِصاَع ُُتَأ اَىَثَّدَح َناَمْثُع ِهْت َِزْمَع ْهَع ٍهْيَسُح ِهْت ِّيِهَع ْهَع ٍباٍَِش ِهْتا ْهَع ٍجْيَزُج ُمِهْس ُمْنا ُثِزَي َلَ َلاَق َمَّهَسََ ًِْيَهَع ُ َّاللَّ َّّهَص َّيِثَّىنا َّنَأ اَمٍُْىَع ُ َّاللَّ َيِضَر ٍدْيَس ِهْت َةَماَسُأ ْهَع

  َمِهْسُمْنا ُزِفاَكْنا َلَََ َزِفاَكْنا

“Artinya: Abu Ashim, dari Ibnu Juraij, dari Ibnu Shihab, dari Ali bin Husain,

dari Amru bin Utsman, dari Usamah bin Zaid ra, Mendengar Nabi SAW

bersabda: Orang muslim tidak mewarisi dari orang kafir, dan orang kafir

tidak mewarisi dari orang muslim

  ” (HR. Bukhori no 6764). Hadits di atas melarang jika saling mewarisi antara orang Muslim dengan orang non Muslim atau orang non Muslim dengan orang Muslim ialah tidak diperbolehkan (Basyir, 2001:149). Menurut Hukum Islam sendiri yang diperbolehkan jika ahli waris berbeda agama ialah hibah kepada ahli waris yang terhalang ketika saat pewaris masih hidup, dan itu bukan termasuk dalam kewarisan melainkan adalah hadiah.

  Masalah waris berbeda agama ini dialami oleh keluarga almarhum Bapak Salim yang bertempat tinggal di Dusun Pendem, Kelurahan Ledok, Kecamatan Argomulyo, Salatiga. Almarhum Bapak Salim memiliki tiga orang anak. Dua dari hasil pernikahan dengan istri pertama yang telah cerai dan satu dari pernikahan dengan istri yang kedua. Ketika istri pertama mempunyai suami lagi yang beragama Kristen, kedua anak dari hasil pernikahan almarhum Bapak Salim dan istri pertama juga ikut berpindah agama menjadi Kristen. Almarhum Bapak Salim akhirnya mempunyai seorang anak laki-laki dari pernikahannya dengan istri yang kedua. Pada waktu Bapak Salim ini meninggal dunia, dia meninggalkan tiga orang anak, seorang istri (pernikahan kedua) dan ayah kandungnya. Setelah empat puluh hari meninggalnya almarhum Bapak Salim, kedua anak murtad (seorang anak laki-laki dan seorang anak perempuan) meminta bagian waris kepada istri almarhum Bapak Salim yang kedua, namun secara tegas kakek (ayah Bapak berpindah agama tersebut. Kenyataannya dalam pembagian waris keluarga almarhum Bapak Salim, kedua anaknya yang murtad (dari hasil pernikahan dengan istri pertama) dan seorang anak yang muslim (dari hasil pernikahan dengan istri yang kedua), istri kedua, dan kakek (ayah Bapak Salim) masing- masing mendapat bagian waris, namun sebelumnya tidak ada hibah kepada anak-anaknya yang murtad tersebut.

  Dari permasalahan yang dihadapi keluarga almarhum Bapak Salim tersebut, penulis menemukan beberapa fenomena menarik untuk ditindaklanjuti. Salah satu yang membuat penulis tertarik yakni permintaan anak Bapak Salim yang telah murtad namun masih meminta bagian warisan dari ayahnya. Dengan permasalahan tersebut, penulis berkeinginan untuk membuat sebuah penelitian berjudul TINJAUAN HUKUM ISLAM

  

TERHADAP PEMBAGIAN HARTA WARIS ANAK MURTAD (Studi

Kasus Pembagian Waris Keluarga Almarhum Bapak Salim di Dusun

Pendem Kecamatan Argomulyo Salatiga).

  B. Rumusan Masalah

  Dari permasalahan di atas, penulis merumuskan masalah yang menjadi pokok permasalahannya sebagai berikut: oleh keluarga almarhum Bapak Salim?

  2. Bagaimana tinjauan Hukum Islam terhadap pembagian waris anak murtad di keluarga almarhum Bapak Salim?

  C. Tujuan Penelitian

  Sesuai dengan pokok masalah, adapun tujuan dari penulisan bertujuan adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui cara pembagian waris terhadap anak murtad yang dilakukan oleh keluarga almarhum Bapak Salim.

  2. Untuk mengetahui tinjauan Hukum Islam terhadap pembagian waris anak murtad di keluarga almarhum Bapak Salim.

  D. Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat penulisan adalah sebagai berikut:

  1. Manfaat Teoritis

  a. Agar dapat memberikan sumbangan pemikiran dan penyesuaian Hukum Waris di Indonesia.

  b. Agar dapat memberikan kontribusi pemikiran dalam upaya penyesuaian permasalahan-permasalahan Hukum Islam kontemporer yang sedang dihadapi umat Islam. c. Sebagai referensi untuk masyarakat yang ingin mempelajari Hukum Waris.

  2. Manfaat Praktis Memberikan informasi terkait dasar hukum dan pelaksanaan warisan untuk ahli waris apabila ada yang murtad sehingga diharapkan dapat memberikan pemahaman lebih lanjut mengenai Hukum Islam terhadap pembagian waris untuk anak murtad.

  b. Bagi Peneliti Memberikan ilmu pengetahuan dan pembenaran pola pikir dalam menganalisa bagaimana pelaksanaan pembagian waris apabila ada ahli waris yang murtad serta memberi wawasan terkait tinjauan Hukum Islam terhadap pembagian waris untuk anak murtad.

  c. Bagi Mahasiswa Memberi wawasan dan pemahaman kepada mahasiswa sebagai informasi untuk penelitian lebih lanjut.

E. Penegasan Istilah

  1. Hukum Waris Hukum Waris adalah ilmu yang mempelajari tentang proses perpindahan harta waris peninggalan pewaris kepada ahli waris. Hukum

  Waris ini membahas tentang cara pembagian harta waris, pengetahuan tentang cara perhitungan, dan pengetahuan tentang bagian-bagian yang wajib dari harta peninggalan untuk setiap pemilik harta waris. Sengketa pewarisan timbul apabila ada orang yang meninggal, kemudian terdapat harta benda yang ditinggalkan, dan terdapat orang-orang yang berhak menerima harta yang ditinggalkan itu, tetapi tidak ada kesepakatan dalam

  2. Murtad Secara etimologi kata murtad (riddah) dari segi bahasa berarti

  ruju’

  (kembali). Menurut istillah riddah adalah orang yang kembali dari agama Islam, pelakunya disebut murtad yaitu ia secara resmi berani menyatakan kafir setelah beriman. Di sini yang dikehendaki dengan murtad adalah kembalinya orang Islam yang berakal dan dewasa ke kekafiran dengan kehendaknya sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain, baik itu laki-laki ataupun perempuan (Sabiq, 1984:168).

  3. Musyawarah Musyawarah adalah suatu upaya bersama dengan sikap rendah hati untuk memecahkan persoalan (mencari jalan keluar) guna mengambil penyelesaian atau pemecahan masalah yang menyangkut urusan keduniawian.

F. Telaah Pustaka Penelitian terhadap masalah waris sebenarnya telah banyak dilakukan.

  Beberapa penelitian tersebut ialah: Pertama, skripsi dari

  Muhammad Ali As’ad dengan judul Pelaksanaan

  Hukum Waris dalam Masyarakat Islam (Studi Kasus Atas Pelaksanaan

  Pembagian Waris Di Kelurahan Tingkir Lor Kecamatan Tingkir Kota

  Salatiga). Skripsi ini membahas tentang hukum kewarisan yang digunakan masyarakat Kelurahan Tingkir Kecamatan Tingkir Kota Salatiga ialah menggunakan perbandingan laki-laki dan perempuan (1:1) dan juga membahas tentang pemahaman masyarakat Tingkir Lor tentang hukum kewarisan serta praktik pembagian waris tersebut. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah field research, yaitu penelitian dengan cara terjun langsung ke lapangan guna mengadakan penelitian terhadap objek yang dibahas. Pendekatan yang dipakai menggunakan tiga pendekatan, pertama normatif, yaitu pendekatan masalah yang diteliti berdasarkan aturan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Kedua, pendekatan sosiologis, yaitu pendekatan dengan melihat fenomena kenyataan praktek pelaksanaan pembagian waris di dalam masyarakat. Ketiga pendekatan historis, yaitu pendekatan dengan memperhatikan sejarah yang menjadi dasar pembagian waris dilakukan sesuai dengan kurun waktu yang berbeda-beda terkait dengan masalah pelaksanaan pembagian waris di Kelurahan Tingkir Lor Kecamatan Tingkir Kota Salatiga.

  Kedua, Skripsi dari Istiarini Cahyaningsih dengan judul Analisa

  

Putusan Pengadilan Agama Depok Tentang Ahli Waris Beda Agama dan

  Skripsi ini membahas tentang Perkara Yang Putus Secara Ultra Petita. putusan Pengadilan Depok yang melebihi apa yang diminta oleh penggugat atau disebut Ultra Petita. Di dalam pasal 178 ayat (3) HIR serta dalam pasal 189 ayat (3) Rbg yang merupakan hukum acara yang berlaku di Pengadilan Negeri dan Pengadilan Agama di Indonesia telah melarang Hakim mengadili dan memberi putusan melebuhi apa yang ada dalam petitum atau apa yang dituntut oleh penuntut. Untuk melakukan penelitian terhadap masalah ini, analisa isi, dengan cara menguraikan dan mendeskripsikan isi dari putusan yang penulis dapatkan, kemudian menghubungkan dengan masalah yang diajukan.

  Ketiga, Skripsi dari Iga Alfianta dengan judul Tinjauan Yuridis

  

Pembagian Harta Warisan Pasangan Suami Istri Yang Beda Agama

(Perspektif Hukum Islam dan KUHPerdata). Skripsi ini membahas tentang

  tinjauan hukum positif dan tinjauan Hukum Islam tentang pembagian harta waris oleh pasangan berbeda agama. Walaupun apabila sebelum membahas pembagian harta waris pasangan berbeda agama, perkawinan berbeda agama menurut Hukum Positif dan Hukum Islam sendiri sudah di larang. Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, perkawinan beda agama tidak dibenarkan dan tidak sah. Walau demikian pernikahan beda agama masih ada di masyarakat. Pendekatan yang digunakan penulis ialah menggunakan pendekatan normatif dan yuridis.. pendekatan normatif dengan cara melihat dalil-dalil atau nash

  Al Qur’an dan hadits Nabi saw dan pendekatan yuridis dengan cara penulis berpedoman kepada KUHPerdata dan Kompilasi Hukum Islam.

  Keempat, Skripsi dari Andhita Sellasari dengan judul Kedudukan Ahli

  

Waris Yang Beda Agama Dengan Pewaris Terhadap Pembagian Harta

  

Waris Menurut Kompilasi Hukum Islam. Penelitian tersebut membahas

  tentang kedudukan ahli waris yang berbeda agama serta lembaga pengadilan mana yang berwenang untuk menyelesaikan sengketa antara pewaris dan ahli adalah yuridis normatif (legal research) yaitu penelitian yang difokuskan untuk mengkaji penerapan kaidah-kaidah atau norma-norma yang ada di dalam hukum positif yang berlaku. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan Undang-Undang (statue approach) dan pendekatan konseptual

  (conseptual approach ).

  Kelima, Skripsi dari Moh. Mujib dengan judul Kewarisan Beda Agama

  

Studi Perbandingan Terhadap Putusan PA Jakarta No. 377/pdt.G/1993 dan

Kasasi MA. No. 368.K/AG/1995. Pokok masalah dalam penulisan skripsi ini

  ialah mengenai dasar-dasar pertimbangan hukum Pengadilan Agama tidak memberikan harta pusaka terhadap ahli waris yang berbeda agama dengan pewaris. Serta keputusan yang dijadikan dasar oleh Mahkamah Agung memberikan hak waris kepada ahli waris non Muslim dengan jalan wasiat wajibah, serta relevansi wasiat wajibah terhadap realitas kontemporer. Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah dengan menggunakan jenis penelitian kepustakaan dengan sifat diskriptif analitik dan komparatif. Di sini penulis melakukan pencarian dokumen-dokumen yang berkaitan dengan putusan Pengadilan Agama dan Mahkamah Agung, lalu keduanya di analisa dan dibandingkan antara putusan di Pengadilan Agama dan Mahkamah Agung. Pendekatan yang digunakan penulis ialah menggunakan pendekatan normatif, yaitu pendekatan yang menuju pada persoalan dapat tidaknya sesuatu dipergunakan sesuai syariat Islam, yaitu dengan berpegang teguh pada landasan pemikiran sesuai dengan tujuan nash, baik

  Al Qur’an dan Dari beberapa penelitian yang ada, terdapat kedekatan judul dengan judul penelitian yang penulis lakukan. Namun penelitian yang penulis lakukan berbeda dengan penelitian yang lainnya. Perbedaannya adalah pada permasalahan yang penulis fokuskan. Penulis menitikberatkan pada Hukum Islam mengatur permasalahan pembagian harta waris terhadap anak murtad di keluarga almarhum Bapak Salim.

G. Metode Penelitian

  Penelitian membutuhkan data-data yang dapat memberikan kebenaran dari suatu ilmu pengetahuan. Di mana penelitian itu ialah untuk mengembangkan, menemukan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan dengan menggunakan metode-metode ilmiah. Untuk menghasilkan data-data yang akurat maka dilakukan secara sistematis, sehingga penentuan metode adalah langkah awal dalam penelitian. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

  1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif.

  Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami keadaan atau fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2011:6). Dalam penelitian kualitatif ini, metode yang digunakan untuk mendukung hasil penelitian yaitu wawancara dan dokumentasi. warisan pada ahli waris yang murtad di keluarga almarhum Bapak Salim. Selanjutnya, penelitian ini juga membahas mengenai tinjauan Hukum Islam terhadap pembagian harta waris anak murtad tersebut.

  2. Kehadiran Peneliti Dalam penelitian ini, penulis bertindak sebagai pengumpul data di lapangan dengan ditunjang alat penelitian yang membantu dalam pengumpulan data di lapangan. Selain itu, alat yang dijadikan untuk pengumpulan data bisa berupa dokumen-dokumen yang menunjang hasil penelitian nanti serta alat-alat bantu lain yang dapat mendukung terlaksananya penelitian, seperti kamera dan alat perekam.

  3. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat di mana peneliti akan mengambil data untuk penelitian. Dalam hal ini, penulis melakukan penelitian di

  Dusun Pendem, Desa Ledok, Kecamatan Argomulyo, Salatiga.

  4. Sumber Data

  a. Sumber Data Primer Sumber data primer adalah sumber data yang langsung didapatkan dari lapangan atau lokasi penelitian. Sumber data primer yang penulis dapatkan yaitu:

  1) Informan Informan adalah orang yang dapat memberikan informasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan penelitian. Dalam

  Nur Hariyanti. 2) Dokumentasi

  Dokumentasi yang digunakan penulis dalam memperoleh data-data penelitian yakni direkam melalui alat perekam dan pengambilan gambar.

  b. Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dari berbagai bacaan atau hasil penelitian sebelumnya yang bertema sama dengan penelitian ini. Jadi, sumber data lain yang bisa mendukung penelitian ini adalah dengan telaah pustaka seperti buku-buku, jurnal, atau hasil penelitian sebelumnya.

  5. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan ialah sebagai berikut: a. Wawancara yaitu sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara

  (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewee) (Arikunto,1998:115). Di sini yang menjadi sumber informasinya adalah Ibu Sunariyah (istri kedua almarhum Bapak Salim) dan Nur Hariyanti (anak murtad). b. Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

  variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah

  dan sebagainya. Metode ini sumber datanya masih tetap dan belum tetapi benda mati (Arikunto, 1998: 236). Adapun dokumen-dokumen yang penulis ambil dari penelitian ini adalah berupa foto-foto saat proses wawancara dengan Ibu Sunariyah, Nur Hariyanti, dan Bapak Sarjono (Ketua RW Dusun Pendem).

  c. Studi Pustaka yaitu penelitian yang mengambil data dari bahan-bahan tertulis seperti buku-buku, penelitian sebelumnya, dan jurnal yang berkaitan dengan Hukum Waris Islam.

  6. Teknik Analisa Data

  Data mentah yang telah dikumpu lkan oleh penulis tidak akan ada

  gunanya jika tidak dianalisa. Analisa data merupakan hal yang amat penting dalam metode ilmiah, karena dengan analisalah data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian (Nazir, 1988: 405).

  Pendekatan yang digunakan penulis adalah pendekatan sosiologis normatif. Pendekatan sosiologis di sini untuk mencari tahu bagaimana keluarga almarhum Bapak Salim dalam membagikan harta warisan almarhum Bapak Salim. Sedangkan pendekatan normatif digunakan untuk mengetahui bagaimana dan sampai sejauh mana Hukum Waris Islam mengatur tentang pembagian waris terhadap anak yang telah murtad.

  7. Pengecekan Keabsahan Data adanya kekeliruan atau kesalahan yang terlewati oleh penulis. Dalam pengecekan keabsahan data di sini dilakukan dengan cara membandingkan observasi atau pengamatan langsung dengan wawancara terhadap para informan, yaitu dengan membandingkan hasil wawancara terhadap Ibu Sunariyah, Nur Hariyanti.

H. Sistematika Penulisan Skripsi

  Untuk mempermudah dalam memahami skripsi serta mengikuti petunjuk penulisan skripsi yang ada, maka penulisan skripsi ini penulis susun secara sistematis sebagai berikut:

  1. Bagian Muka

  Bagian ini terdiri dari halaman sampul, lembar berlogo, halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, halaman motto, halaman persembahan, halaman abstrak, halaman kata pengantar, dan halaman daftar isi.

  2. Bagian Isi Pada bagian ini disusun dari beberapa bab, yaitu: Bab pertama Pendahuluan, dalam bab ini dibahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penilitian, penegasan istilah, telaah pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

  Bab kedua Kajian Teoritis, dalam kajian ini menguraikan berbagai singkat kajian pustaka tentang Hukum Waris dan anak murtad.

  Bab ketiga Pembagian Waris Di Keluarga Almarhum Bapak Salim, dalam bab ini berisi letak geografis Dusun Pendem Kelurahan Ledok Kecamatan Argomulyo Salatiga, profil sejarah keluarga almarhum Bapak Salim, siapa saja yang mendapat warisan, dan bagian-bagian yang didapat masing-masing ahli waris.

  Bab keempat Analisis, dalam bab ini berisi analisa sehingga apa yang menjadi tujuan penulis akan tercapai yang terdiri dari landasan- landasan Hukum yang dipakai dalam pembagian waris tersebut, faktor- faktor yang menyababkan anak murtad tersebut mendapatkan warisan, dan tinjauan Hukum Islam tentang memberi waris terhadap anak yang murtad.

  Bab kelima Penutup, dalam bab ini penulis menyampaikan kesimpulan dan saran-saran dari hal-hal yang penulis dapatkan pada pembahasan terdahulu.

  3. Bagian Akhir Bagian ini berisi daftar pustaka, dan lampiran-lampiran.

BAB II WARIS DAN ANAK MURTAD A. Waris Pengertian Waris Kata Mawaris diambil dari bahasa arab yang berarti harta

  peninggalan tentang bagaimana proses pemindahan, siapa saja yang berhak menerima harta peninggalan itu serta berapa bagian masing- masing. Fiqh mawaris kadang-kadang disebut juga dengan istilah al-

  faraidh bentuk jamak dari kata fardh, artinya kewajiban dan atau bagian

  tertentu. Apabila dihubungkan dengan ilmu, menjadi ilmu faraidh (Hukum Waris Islam) maksudnya ialah ilmu untuk mengetahui cara membagi harta peninggalan seseorang yang telah meninggal dunia kepada yang berhak menerimanya (Muhibin & Wahid, 2009:7-8).

  Prof T.M Hasby As-Shiddiqi dalam bukunya Fiqhul Muwarits sebagaimana dikutip oleh Budiono (1995:1) telah memberikan pengertian tentang Hukum Waris, yaitu ilmu yang dapat diketahui orang-orang yang mewarisi, orang-orang yang tidak dapat mewarisi, kadar yang diterima oleh masing-masing ahli waris serta cara pengambilannya. Definisi Hukum Waris Islam menurut AS-Syarbini, yaitu ilmu fiqh berpautan dengan pembagian harta warisan, pengetahuan tentang cara perhitungan yang dapat menyampaikan kepada pembagian harta pusaka dan pengetahuan mengenai begian-bagian wajib dan harta peninggalan untuk setiap pemilik warisan. Para Fuqaha mendefinisikan Hukum Waris Islam sebagai suatu ilmu yang dengan dialah dapat kita ketahui orang yang menerima warisan, serta kadar yang diterima tiap-tiap ahli waris dan cara membaginya (Budiono & Rahmat, 1999:1-2).

   Dasar-Dasar Hukum Waris

  Ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah kewarisan baik secara langsung maupun tidak langsung di dalam Al Qur’an dapat dijumpai dalam beberapa surat dan ayat, sebagai berikut: a. Menyangkut tanggung jawab orang tua dan anak ditemui dalam QS.

  Al-Baqarah ayat 233.

b. Menyangkut harta pusaka dan pewarisnya ditemui dalam QS. An- Nisaa’ ayat 33, QS. Al-Anfal ayat 75, dan QS. Al-Ahzab ayat 6.

                       

  “Artinya: Bagi tiap-tiap harta peninggalan dari harta yang ditinggalkan Ibu Bapak dan karib kerabat, Kami jadikan pewaris- pewarisnya. Dan (jika ada) orang-orang yang kamu telah bersumpah setia dengan mereka, maka berilah kepada mereka bagiannya. Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu (QS. An-Nisaa’

  (4):33)

                    

                “Artinya: Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan istri-istrinya adalah Ibu-Ibu mereka. Dan orang-orang yang mempunyai hubungan darah satu sama lain lebih berhak (waris-mewarisi) di dalam kitab Allah daripada orang-orang mukmin dan orang-orang Muhajirin, kecuali kalau kamu berbuat baik kepada saudara-saudaramu (seagama). Adal yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Allah)” (QS. Al-

  Ahzab(33): 6)

c. Menyangkut aturan pembagian harta warisan ditemui dalam QS. An- Nisaa’ ayat 7-14, 34, dan 176 (Thalib, 1995:4).

                      

  “Artinya: Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan

  Ibu-Bapak dan kerabatnya , dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan Ibu-Bapak dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bagian yang telah ditetapkan” (QS. An-Nisaa’

  (4): 7)

  d. Hadits-hadits yang memberikan penjelasan tambahan mengenai kewarisan (berisi pengertian pembantu).

  َِزْمَع ْهَع ٍهْيَسُح ِهْت ِّيِهَع ْهَع ٍباٍَِش ِهْتا ْهَع ٍجْيَزُج ِهْتا ْهَع ٍمِصاَع ُُتَأ اَىَثَّدَح َلاَق َمَّهَس ََ ًِْيَهَع ُ َّاللَّ َّّهَص َّيِثَّىنا َّنَأ اَمٍُْىَع ُ َّاللَّ َيِضَر ٍدْيَس ِهْت َةَماَسُأ ْهَع َناَمْثُع ِهْت َمِهْسُمْنا ُزِفاَكْنا َلَََ َزِفاَكْنا ُمِهْسُمْنا ُثِزَي َلَ

  “Artinya: Abu Ashim, dari Ibnu Juraij, dari Ibnu Shihab, dari Ali bin Husain, dari Amru bin Utsman, dari Usamah bin Zaid ra, Mendengar Nabi SAW bersabda: Orang muslim tidak mewarisi dari orang kafir, dan orang kafir tidak mewarisi dari orang muslim

   (HR. Bukhori

  no.6764)

3. Asas-Asas Hukum Waris

  a. Prinsip Ijbari Prinsip ijbari adalah bahwa peralihan harta seseorang yang telah