BAB II TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN TEORI A. Kehamilan - Dhini Tri Purnama Sari BAB II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN TEORI A. Kehamilan

  1. Definisi / Pengertian Kehamilan dapat diartikan sebagai waktu transisi, yaitu suatu masa peralihan antara kehidupan sebelum memiliki anak (sekarang berada dalam kandungan) dan kehidupan setelah anak tersebut lahir (Icemi Sukarni,dkk.2013). Kehamilan merupakan sebuah rangkaian peristiwa pembuahan ovum (hasil konsepsi) yang terjadi di tuba falopii hingga akhirnya berkembang menjadi fetus (janin) yang aterm (cukup bulan). Kehamilan adalah dikandungnya janin hasil pembuahan sel telur oleh sperma (Sujiatini,dkk.2010). Menurut Federasi Obstetri Gynekologi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam tiga trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga minggu ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga minggu ke-40) (Sarwono Prawirohardjo, 2008). Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari haid pertama haid terakhir (POGI,dkk.2009).

  2. Perubahan Anatomi Fisiologi Pada Kehamilan Perubahan anatomi dan fisiologi pada perempuan hamil sebagaian besar sudah terjadi segera setelah fertilisasi dan terus berlanjut selama kehamilan, kebanyakan perubahan ini merupakan respon terhadap janin. Perubahan yang terjadi antara lain: a. Sistem reproduksi 1) Uterus

  Uterus mempunyai kemampuan luar biasa untuk bertambah besar dengan cepat selama kehamilan dan pulih kembali dalam beberapa minggu setelah persalinan. Perempuan tidak hamil memiliki berat uterus (70 g dengan kapasitas 10 ml atau kurang) sedang wanita hamil akan bertambah besar dan berat (berat rata-rata 1100 g dengan kapasitas 5 liter bahkan 20 liter). Pembesaran uterus meliputi peregangan dan penebalan sel-sel otot, sementara produksi miosit menurun. Daerah korpus pada bulan-bulan pertama akan menebal, tetapi seiring bertambahnya usia kehamilan akan menipis. Posisi plasenta juga mempengaruhi penebalan otot otot uterus. Pada akhir kehamilan otot-otot uterus akan mengalami kontraksi sehingga segmen bawah uterus akan melebar dan menipis. 2) Serviks

  Satu bulansetelah konsepsi serviks akan menjadi lebih lunak dan kebiruan, yang terjadi akibat penambahan vaskularisasi dan terjadinya edema pada serviks, bersamaan dengan terjadinya hipertrofi dan hiperplasia pada kelenjar serviks. Serviks mengalami perubahan selama kehamilan dan persalinan. Serviks didominasi oleh jaringan ikat atau fibrosa sehingga mengandung kolagen.pada perempuan tidak hamil, kolagen pada serviks terbungkus rapat dan tidak beraturan. Selama hamil kolagen mengalami remodel, pada akhir trimester pertama berkas kolagen menjadi kurang kuat terbungkus. Saat kehamilan mendekati aterm terjadi penurunan dari konsentrasi kolagen. 3) Ovarium

  Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti, dan pematangan folikel juga ditunda. Hanya ada satu korpus luteum yang ditemukan. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan, setelah itu akan berperan sebagai pengahasil progesteron dalam jumlah yang relatif minimal. 4) Vagina dan perineum

  Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hiperemia terlihat jelas pada kulit dan otot-otot di perineum dan vagina, sehingga vagina terlihat keunguan (tanda chadwick). Perubahan ini meliputi penipisan mukosa dan hilangnya jaringan ikat hipertrofi dari sel otot polos.

  b. Kulit Pada kulit perut mengalami perubahan menjadi kemerahan, kusam, dan kadang mengenai daerah payudara dan paha, dikenal dengan nama striae gravidarum. Selain itu muncul garis di pertengahan perut (linea alba) yang berubah menjadi hitam kecoklatan. Sedang pada daerah wajah dan leher cloasma. Pigmentasi berlebihan biasanya akan berkurang setelah persalinan. Perubahan ini terjadi akibat cadangan melanin di daerah epidermal dan dermal dan juga didorong pengaruh hormon estrogen dan progesteron.

  c. Payudara Pada awal kehamilan perempuan mersa payudaranya lebih lunak. Setelah bulan kedua, payudara akan bertambah ukurannya dan vena dibawah kulit akan terlihat. Puting susu akan membesar, kehitaman, dan tegak. Setelah bulan pertama cairan kolostrum dapat keluar. Aerola juga bertambah besar dan menghitam.

  d. Perubahan metabolik Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan bertambah

  12,5 kg. Pada trimseter ke-2 dan ke-3 perempuan dengan gizi baik dianjurkan menambah berat badan 0,4 kg per minggu. Sedangkan perempuan dengan gizi kurang atau lebih dianjurkan menambah berat badan 0,5 kg dan 0,3 kg. Peningkatan jumlah cairan selama kehamilan adalah fisiologis yang disebabkan turunnya osmolaritas. e. Sistem kardiovaskular Pada minggu ke-5 cardiac output akan meningkat dan perubahan ini terjadi untuk mengurangi resistensi vaskular sistemik. Selain itu juga terjadi peningkatan denyut jantung. Antara minggu ke-10 dan ke-20 terjadi peningkatan volume plasma.

  Kapasitas vaskularisasi juga meningkat untuk memenuhi kebutuhan. Peningkatan estrogen dan progesteron menyebabkan vasodilatasi dan penurunan resistensi vaskuler perifer.

  f. Sistem respirasi Selama kehamilan sirkumferensia torak akan bertambah

   6 tetapi tadak mencukupi penurunan residu fungsional dan volume residu paru-paru karena pengaruh diafragma yang naik

   4 cm selama kehamilan. Frekuensi pernafasa mengalami sedikit perubahan selama kehamilan tetapi volume tidak, volume fentilasi per menit akan bertambah secara signifikan. Perubahan ini mencapai puncaknya pada minggu ke-37 dan kembali seperti sedia kala dalam 24 minggu setelah persalinan.

  g. Traktus digestivus Seiring pembesaran uterus menyebabkan lambung dan usus bergeser, begitu pula dengan apendiks juga bergeser. Perubahan nyata yaitu terjadi penurunan motilitas otot polos pada traktus digestivus dan penurunan sekresi asam hidroklorid dan peptin.

  Mual terjadi akibat penurunan asam hidroklorid dan penurunan motilitas, sedang konstipasi sebagai akibat penurunan motilitas usus besar.

  h. Traktus urinarius Pada bulan pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan oleh uterus yang makin membesar dan menimbulkan sering berkemih.keadaan ini akan hilang dengan semakin tuanya kehamilan bila uterus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan jika kepala janin sudah turun ke pintu atas panggu , keluhan itu akan muncul kembali. i. Sistem endokrin Selama kehamilan kelenjar hipofisis akan mengalami pembesaran

  135 %, tetapi tidak begitu memiliki arti penting selama kehamilan. Hormon prolaktin akan meningkat 10 x pada saat kehamilan aterm, namun setelah persalinan konsentrasinya akan menurun. Kelenjar tyroid mengalami pembesaran hingga 15,0 ml saat persalinan. Konsentrasi plasma hormon paratiroid akan menurun pada trimester pertama dan kemudin akan meningkat secara progresif. j. Sistem muskoloskeletal

  Lordosis yang progresif akan jadi bentuk umum pada kehamilan. Akibat pembesaran uterus ke posisi anterior sehingga menggeser tumpuan daya berat ke belakang arah dua tungkai. Persendian akan meningkat mobilitasnya, akibat pengaruh hormonal. Mobilitas tersebut menyebabkan perasaan tidak nyaman pada bagian bawah punggung terutama diakhir kehamilan ( Sarwono Prawirohardjo, 2008).

  3. Respon Psikologis Terhadap Kehamilan

  a. Ambivalensi, respon normal pada ibu hamil, terjadi karena kehamilan menimbulkan ketidaknyamanan sehingga ibu memiliki prsaan kurang positif tentang pengalaman ini. Ibu hamil meskipun menghendaki kehamilannya mungkin tidak dapat menikmati pengalaman tersebut. Pasangan (suami) juga bisa memiliki perasaan ambivalensi karena rasa cemas atau takut yang berkaitan dengan kehamilan istrinya. Kurangnya pengetahuan dan persiapan menjadi orang tua juga kehadiran anak menimbulkan sikap ambivalensi

  b. Perasaan berduka, terjadi karena perubahan peranan wanita, saat hamil wanita harus merubah peranan terakhirnya, bukan lagi hanya seorang istri namun juga calon ibu. Pasangan (suami) mengalami reaksi serupa dalam penyesuaian peranan sebagai ayah.

  c. Narsisisme, terjadi ketika ibu hamil lebih memperhatikan dirinya sendiri dan perubahan pada tubuhnya. Merupakan respon lazim pada awal kehamilan. Dapat dicerminkan dari sikap wanita yang lama berdandan atau berpakaian. Narsisisme dilakukan ibu hamil untuk melindungi dirinya dan janinnya. Pasangan (suami) juga mengalami hal serupa pada aktivitas dan perilaku sehingga lebih memberikan waktunya bagi anaknya.

  d. Introversi dan ekstroversi, sebagian ibu hamil menunjukkan dengan cara lebih memperhatikan tubuh dan dirinya sendiri.

  Sebagian yang lain menunjukkan sikap ekstrovert dengan ikut serta ke aktivitas lebih terbuka dan memandang pembesaran abdomen dengan perasaan sudah memenuhi kewajiban sebagai ibu.

  e. Reaksi stress, bagi wanita kehamilan menimbulkan stress. Wanita dan pasangan nya mengangap kehamilan sebagai persoalan mengganggu aktivitasnya dalam melaksanakan tugas. Anggota keluarga perlu mempersiapkan diri menghadapi perubahan karena adaptasi kehamilan.

  f. Emosi yang labil, perubahan emosi sering terjadi yang merupakan akibat dari intervensi narsisime, juga akibat peningkatan hormon estrogen dan progesteron. Tindakan menghindari kelelahan dan mengurangi kadar stress membantu menurunkan lonjakan emosi.

  g. Syndrome couvade (ngidam), ketidaknyamanan ini merupakan keadaan yang normal dan bersifat temporer (Anita Lockhart,dkk.

  2014).

  4. Ketidaknyamanan Pada Kehamilan

  a. Pada trimester pertama 1) Nausea dan vormitus, gejala mual muntah yang dapat terjadi kapan saja sepanjang hari. Penyebab morning sickness antara lain, perubahan hormonal, fatigue, faktor emosional, perubahan metabolisme karbohidrat. Edukasi pasien antara lain, menghindari makanan berlemak dan berbumbu kental, menganjurkan makan sedikit tapi sering, menganjurkan makan roti kering atau creaker sebelum bangun dari tempat tidur di pagi hari, menganjurkan makan karbohidrat kompleks pada awal terjadinya nausea.

  2) Kongesti, secret atau obstruksi pada hidung, penyebabnya edema pada mukosa hidung akibat kenaikan hormon estrogen. Edukasi yang diberikan, menggunakan alat pelembab yang menyemprotkan uap air, menggunakan tetes hidung atau obat semprot hidung berupa larutan garam, atau mengompres hidungnya dengan kompres dingin. 3) Pembesaran dan nyeri tekan pada payudara, penyebabnya akibat peningkatan kadar estrogen dan progesteron.

  Edukasinya menganjurkan pasien menggunakan BH yang pas dengan pita menggantung pada bahu, mempertahankan postur tubuh yang baik, memastikan pasien mencuci kedua payudara dan puting dengan air matang. 4) Gejala sering kencing dan ingin kencing, penyebabnya tekanan pada kandung kemih oleh uterus, pada minggu ke-12 menghilang karena uterus naik ke rongga abdomen, kembali lagi pada trimester ketiga. Edukasinya mengurangi konsumsi cairan pada malam hari, membatasi konsumsi minuman yang mengandung kafein, merespon perasaan ingin kencing dengan segera untuk mencegah distensi kandung kemih dan statise urine, mengajarkan senam kegel, mengajarkan tanda bahaya mencegah infeksi saluran kemih. 5) Peningkatan keputihan (leukore), penyebabnya hiperplasia mukosa vagina dan peningkatan produksi mukus oleh kelenjar endoserviks. Edukasinya menganjurkan pasien mandia setia hari dan menghindari pemakaian sabun didaerah vulva, membersihkan genetalia dengan benar,memakai tampon perineum jika keputihan sangat mengganggu, menyemprot air pada alat kelaminnya, segera melaporkan pada petugas kesehatan bila terjadi perubahan warna dan baunya. 6) Peningkatan keadaan cepat lelah (fatigue), penyebabnya peningkatan upaya membentuk plasenta, kebutuhan menyesuaikan tubuh dengan tuntutan fisik dan emosional oleh kehamilannya. Edukasinya menganjurkan sesering mungkin beristirahat, menyempatkan tidur siang sebentar, memilih makanan dengan gizi seimbang dan minum suplemen zat besi, menganjurkan minum susu hangat atau mandi air hangat untuk membantu relaksasi, olahraga secara teratur dengan intensitas sedang.

  b. Pada trimester kedua dan ketiga 1) Heartburn , penyebabnya relaksasi spingter kardia, penurunan mobilitas GI, peningkatan hormon progesteron, pergeseran lambung. Edukasinya menganjurkan makan sedikit tapi sering, menghindari makanan berlemak dan mengandung kafein, mepertahankan posisi tubuh tetap tegak 45 menit setelah makan, penggunaan obat antasid atas resep dokter.

  2) Konstipasi , penyebabnya suplemen zat besi, pergeseran istium oleh janin, kelambatan usus akibat peningkatan kadar progesteron dan metabolisme steroid. Edukasinya menganjurkan berolahraga setiap hari dengan intensitas sedang, minum banyak cairan dan makanan berserat, mempertahankan pola urinasi, tidak memakai suplemen minyak mineral karena menyebabkan deplesi asupan vitamin yang larut lemak. 3) Penyakit hemoroid, penyebab tekanan vena pelvis oleh uterus, peningkatan tekanan yang terjadi sekunder karena konstipasi. Edukasinya cara mencegah konstipasi, tidak berdiri terlalu lama atau memakai pakaian ketat, menggunakan salep wasir atau salep anstesi jika dibolehkan, penggunaan kompres witch hazel, melakukan sitz baths atau kompres air hangat

  4) Nyeri punggung, penyesuaian postur tubuh karena peningkatan lengkung lumbo sakral oleh pembesaran uterus.

  Edukasinya mengajarkan posisi tubuh yang benar, mengenakan sepatu dengan tumit rendah, berjalan dengan panggul dimiringkan ke depan, menggunakan kasur yang keras atau menyisipkan papan agar lebih keras, latihan gerakan panggul dan latihan miringkan panggul

  5) Kram otot tungkai, penyebabnya tekanan uterus yang membesar, sirkulasi yang buruk, fatigue, keseimbangan rasio kalsium fosfor. Edukasinya diet asupan kalsium dan fosfor, istirahat dengan tungkai kaki ditinggikan, mengenakan pakaian hangat, jika kram menekan jari jari kaki ke arah tungkai sementara lutut ditekan kebawah

  6) Sesak napas, penyebabnya tekanan uterus pada diafragma.

  Edukasinya mempertahankan posisi tubuh yang benar pada saat berdiri, menggunakan posisi semi fowler ketika tidur dan tambahan bantal sebagai penyangga, aktivitas dan istirahat yang seimbang. 7) Edema pergelangan kaki, penyebabnya retensi cairan dan vena return yang buruk dari bawah ekstremitas diperparah dengan duduk atau berdiri lama dan hawa panas. Edukasinya, berbaring miring kiri agar meningkatkan laju filtrasi glomerulus (GFR) ginjal, menghindari pakaian ketat dan menjepit, meninggikan kedua tungkai saat istrahat, gerakan dorsofleksi kaki ketika berdiri atau duduk yang lama, menganjurkan bangkit dan berjalan sekitar setelah duduk dalam waktu yang lama. (Anita Lockhart,dkk. 2014)

  c. Tanda Dan Gejala Kehamilan 1) Tanda Mungkin Kehamilan ( Presumtif )

  a) Amenore atau sedikit bercak perdarahan yang penyebabnya tidak diketahui pada awal kehamilan b) Nausea dan vomitus (mual muntah)

  c) Sering kencing (frekuensi) dan rasa ingin kencing (urgensi)

  d) Pembesaran payudara dan nyeri tekan pada payudara

  e) Rasa mudah lelah atau fatigue

  f) Quickening (goyang bayi)

  g) Penipisan dan pelunakan kuku jari tangan

  h) Pigmentasi kulit yang bertambah

  2) Tanda Tidak Pasti Kehamilan ( Probable )

  a) Pembesaran uterus

  b) Tanda goodell (pelunakan serviks)

  c) Tanda chadwick (membran mukosa vagina, serviks dan vulva yang berwarna kebiruan) d) Tanda hegar (pelunakan segmen bawah uterus)

  e) Kontraksi braxton hicks (kontraksi uterus tanpa nyeri yang terjadi berulang selama kehamilan) f) Ballotement (gerakan pasif janin sebagai respon terhadap ketukan yang dilakukan pada bagian bawah uterus atau serviks)

  g) Hasil tes laboratorium yang menunjukkan kehamilan

  h) Hasil USG yang memperlihatkan cincin sakus gestasional yang khas (terlihat pada usia kehamilan 4 sampai 6 minggu) i) Garis bentuk janin yang dapat diraba

  3) Tanda Pasti Kehamilan (Positif)

  a) Denyut jantung janin yang terdeteksi pada usia kehamilan 17 hingga 20 minggu b) Hasil USG yang positif pada kehamilan 6 minggu

  c) Gerakan janin yang dapat dirasakan oleh pemeriksaan pada kehamilan sesudah 16 minggu d) Terlihat janin dan garis bentuk janin. (Anita Lockhart,dkk.

  2014)

  5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan

  a. Faktor fisik 1) Status kesehatan/penyakit (kusmiyati,2009,h:80) 2) Ada dua klasifikasi dasar yang berkaitan dengan status kesehatan atau penyakit yang dialami ibu hamil : a) Penyakit atau komplikasi akibat langsung kehamilan.

  Termasuk dalam klasifikasi ini adalah Hyperemesis gravidarum, preeklamsia/eklamsia, kelainan lamanya kehamilan, kehamilan ektopik, kelainan plasenta atau selaput janin, perdarahan antepartum, gemelli. (kusmiyati,2009,h:80)

  b) Penyakit atau kelainan yang tidak langsung berhubungan dengan kehamilan. Terdapat hubungan timbal balik dimana penyakit ini dapat memperberat serta mempengaruhi kehamilan atau penyakit ini dapat diperberat oleh karena kehamilan. Contoh yang termasuk dalam kategori ini adalah :

  (1) Penyakit atau kelainan alat kandungan; varises vulva, kelainan bawaan, edema vulva, hematoma vulva, peradangan, gonorea, trikomonisiasis vaginalis, kandidiasis, amoebiasis, DM, bartholinitis, kista bartholini, kondilomata akuminata, fistula vagina, kista vagina, kelainan bawaan uterus, kelainan letak uterus, prolapsus uteri, tumor uteri, mioma uteri, karsinoma servik, karsinoma korpus uteri dan lain- lain. (2) Penyakit kardiovaskuler misalnya penyakit jantung, hipertensi, stenosis aorta, mitral isufisiensi, jantung rematik, endokarditis. (3) Penyakit darah misal anemia dalam kehamilan, leukimia, penyakit hodgkin, hemostasis dan kelainan pembekuan darah. (4) Penakit saluran nafas misalnya influensa, bronkitis, pneumonia, asam bronkiale, TB paru.

  (kusmiyati,2009,h:82) (5) Penyakit traktus digestivus misalnya ptialismus, karies, gingivitis, pirosis, hernia diafragmatika gastritis, ileus, valvulusta, hernia, appendiksitis, kolitis, megakolon, tumor usus, hemorroid, dan lain- lain. (6) Penyakit hepar dan pankreas misalnya hepatitis, ruptur hepar, sirosis hepatis, ikterus, atrofi hepar, penyakit pankreas, dan lain-lain.

  (7) Penyakit ginjal dan saluran kemih misalnya infeksi saluran kemih, bakteriuria, sistitis, pielonefritis, glomerulonefritis, sindroma nefrotik, batu ginjal, gagal ginjal, tbc ginjal, dan lain-lan. (8) Penyakit endokrin misalnya diabetes dalam kehamilan, kalainan kelenjar gondok, dan anak ginjal, kelainan hipofisis dan lain-lain. (9) Penyakit saraf misalnya korea grafidarum, epilepsia, perdarahan intrakranial, tumor otak, poliomielitis, sklerosis multipleks, miastenia gravis, otosklerotis, dan lain-lain. (10) Penyakit menular misalnya IMS (penyakit akibat hubungan seksual), AIDS, kondilomata akuminata, thypus, kolera, tetanus, erisipeles, difteri, lepra, TORCH, morbili, campak, parotitis, variola, malaria, dan lain-lain (kusmiyati,2009,h:82).

  b. Gizi Status gizi merupakan hal yang penting diperhatikan pada masa kehamilan, karena faktor gizi sangat berpengaruh terhadap status kesehatan ibu selama hamil serta guna pertumbuhan dan perkembangan janin. Huungan antara gizi ibu hamil dan kesejahteraan janin merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Keterbatasan gizi selama hamil sering berhubungan dengan faktor ekonomi, pendidikan, sosial atau keadaan lain yang meningkatkan kebutuhan gizi ibu seperti ibu hamil dengan penyakit infeksi tertentu termasuk pula persiapan fisik untuk persalinan.

  Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil secara garis besar adalah sebagai berikut : 1) Asam folat

  Menurut konsep evidence bahwa pemakaian asam folat pada maa pre dan perikonsepsi menurunkan resiko kerusakan otak, kelainan neural, spina bifida dan anensepalus, baik pada ibu hamil yang normal maupun beresiko. Asam folat juga berguna untuk membantu produksi sel darah merah, sintesis DNA pada janin dan pertumbuhan plasenta. 2) Energi

  Diit pada ibu hamil tidak hanya difokuskan pada tinggi protein saja tetapi pada susunan gizi sembang energi dan juga protein. Hal ini juga efektif untuk menurukan kejadian BBLR dan kematian perinatal. Kebutuhan energi ibu hamil adalah 285 kalori untuk proses tumbuh kembang janin dan perubahan pada tubuh ibu. 3) Protein

  Pembentukkan jaringan baru dari janin dan untuk tubuh ibu dibutuhkan protein sebesar 910 gram dalam 6 bulan terakhir kehamilan. Dibutuhkan tambahan 12 gram protein sehari untuk ibu hamil. (kusmiyati,2009,h:82)

  4) Zat besi (Fe) Pemberian suplemen tablet tambah darah atau zat besi secara rutin adalah untuk memangun cadangan besi, sintesa sel darah merah, dan sintesa darah otot. Setiap tablet besi mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 30 mg), minimal 90 tablet selama hamil. Dasar pemberian zat besi adalah adanya perubahan volume darah atau hydraemia (peningkatan sel darah merah 20-30% sedangkan peningkatan plasma darah 50%). Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi karena mengandung tanin atau pitat yang menghambat penyerapan zat besi. 5) Kalsium

  Untuk pembentukkan tulang dan gigi bayi. Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah sebesar 500 mg sehari. 6) Vitamin

  Pemberian suplemen vitamin D terutama pada kelompok beresiko penyakit seksual (IMS) dan dinegara dengan musim dingin yang panjang.

  7) Yodium Pemberian yodium pada daerah dengan endemik kretinisme. 8) Zat lainnya

  Tidak ada rekomendasi rutin untuk pemberian Zinc, Magnesium, dan minyak ikan selama hamil.

  c. Gaya hidup 1) Kebiasaan minum jamu.

  Minum jamu merupakan salah satu kebiasaan yang beresiko bagi wanita hamil karena efek minum jamu dapat membahayakan tumbuh kembang janin seperti menimbulkan kecacatan, abortus, BBLR partus prematurus, kelainan ginjal dan jantung janin, asfiksia neonatorum, kematian janin dalam kandungan dan malformasi organ janin. 2) Mitos, takhayul atau kepercayaan tertentu.

  Perlu dikaji ada beberapa mitos tertentu yang membahayakan kehamilan dan ada yangmendukung terhadap pemeliharaan kesehatan selama hamil. 3) Aktivitas seksual

  Nasehat atau pendidikan kesehatan yang berkaitan dengan aktivitas seksual ibu selama hamil sangat jarang diberikan selama antenatal care. Seringkali pemberian pendidikan kesehatan mengenai seksual selama hamil sangat minim diberikan, bahkan kadang informasi diberikan secara tidak jelas, implisit, dengan bahasa kias serta menimbulkan salah pengertian. (kusmiyati,2009,h:83) 4) Pekerjaan atau aktifitas sehari-hari. 5) Exercise atau senam hamil

  Gunanya untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan fisik ibu hamil, memperlancar peredaran darah, mengurangi keluhan kram atau pegal-pegal, dan mempersiapkan pernafasan, aktifitas otot dan panggul untuk menghadapi proses persalinan. (kusmiyati,2009,h.83)

  6. Tanda Bahaya Kehamilan

  a. Perdarahan Perdarahan yang terjadi pada kehamilan muda atau usia kehamilan dibawah 20 minggu umunya disebabkan oleh keguguran, penyebab yang sama disertai ukuran pembesaran uterus di atas normal pada umunya disebabkan oleh mola hidatidosa. Sedangkan perdarahan kehamilan muda dengan uji kehamilan yang tidak jelas , pembesaran uterus yang tidak sesuai (lebih kecil) dari usia kehamilan, dan adanya adneksa biasanya disebabkan oleh kehamilan ektopik. Perdarahan pada kehamilan lanjut atau diatas 20 minggu pada umunya disebabkan oleh plasenta previa, ditandai dengan warna kemerahan tanpa nyeri.

  Sedangkan perdarahan yang keluar berwarna merah kecoklatan atau kehitaman dan nyeri disebabkan oleh solusio plasenta.

  b. Nyeri hebat didaerah abdominopelvikum Nyeri haid terjadi pada kehamilan trimester kedua dan ketiga dan disertai riwayat dan tanda-tanda disertai perdarahan

  (revealed) maupun tersembunyi (concealed) maka diagnosisnya mengarah pada solusio plasenta c. Sakit kepala yang hebat dan menetap

  Jika sakit kepala yang dirasakan sangat hebat dan menetap atau tidak membaik dengan dibawa istirahat (pengobatan umum) disertai dengan pandangan kabur dan tekanan darah diatas normal pada usia kehamilan diatas 20 minggu maka diagnosisnya mengarah ke pre eklamsi

  d. Penglihatan atau pandangan kabur atau berkunang-kunang Jika pandangan mata kabur disertai dengan sakit kepala yang dirasakan sangat hebat dan menetap atau tidak membaik dengan dibawa istirahat (pengobatan umum) dan tekanan darah diatas normal pada usia kehamilan diatas 20 minggu maka diagnosisnya mengarah ke pre eklamsi e. Muntah yang berlebihan selama kehamilan Muntah yang berlebihan terutama pada masa awal kehamilan dan terjadi setiap saat sepanjang hari, atau lebih sering pada pagi hari dan tidak hilang walau dibawa tidur atau istirahat, tampak pucat, lemas, dan kehilangan nafsu makan, bahkan sampai kehilangan kesadaran merupakan tanda dan gejala dari morning sickness dan anemia.

  f. Menggigil atau demam

Mengalami peningkatan suhu tubuh (diatas 38˚C ) hingga menggigil merupakan tanda dan gejala adanya infeksi

  g. Keluar cairan dari vagina Mengeluarkan cairan (ketuban bedakan dengan air kencing) dari vagina merupakan tanda ketuban pecah dini h. Uterus lebih besar atau lebih kecil dari usia kehamilannya

  Jika didaptkan uterus teraba lebih besar atau lebih kecil dibandingkan usia kehamilan yang semestinya kemungkin dikarenakan kehamilan ganda, makrosomia, hidramnion / oligohidramnion, kehamilan mola hidatidosa, kehamilan ektopik ( Sarwono Prawirohardjo, 2008).

  7. Gejala dan tanda lain yang harus diwaspadai Beberapa gejala dan tanda lain yang terkait dengan gangguan serius selama kehamilan adalah : ( sarwono prawihardjo,2009,h:284) a. Muntah berlebihan yang berlangsung selama kehamilan

  b. Disuria

  c. Menggigil atau demam

  d. Ketuban pecah dini atau sebelum waktunya

  e. Uterus lebih besar atau lebih kecil dari usia kehamilan yang sesungguhnya

  8. Komplikasi pada kehamilan.

  a. Komplikasi kehamilan muda 1) Hiperemesis gravidarum

  Faktor predisposisi penyebab hiperemesis gravidarum yaitu faktor adaptasi dan hormonal (estrogen dan korionik gonadotropin), faktor psikologis, dan faktor alergi (invasi jaringan villi korialis). Gejala klinis yang ditimbulkan adalah muntah yang mengganggu kehidupan sehari-hari dan dehidrasi. Penanganannya adalah pemberian cairan pengganti dan pengobatan berupa sedatif ringan, antialergi, antimual-muntah, dan vitamin. 2) Keguguran kandungan

  Ancaman pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan dalam batasan 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. Penyebabnya antara lain faktor genetik (kelainan koriotik embrio, fertilisasi abnormal, dan mutasi gen), kelainan kongenital (kelainan bentuk uterus), autoimun, defek fase luteal, infeksi, hematologik dan lingkungan (paparan obat, zat kimia, dan radiasi). Macam- macam abortus yaitu abortus iminens, abortus insipiens, abortus kompletus, abortus inkompletus, missed abortion, abortus habitualis, abortus infeksiosus dan septik, blinghted ovum. 3) Kehamilan ektopik

  Patofisiologi tersering karena sel telur yang sudah dibuahi dalam perjalanannya menuju endometrium tersendat sehingga embrio sudah berkembang sebelum mencapai cavum uteri yang akibatnya tumbuh diluar rahim. Macam- macam antara lain, kehamilan tuba, kehamilan intraligementer, dan kehamilan heterotopik. Penyebab kehamilan ektopik yaitu peradangan atau infeksi, uterus mengalami hipoplasia, adanya tumor, abnormalitas zigot, dan faktor hormonal. Patofisiologinya yaitu hasil konsepsi mati dini dan direabsorpsi, abortus dalam lumen tuba, ruptur dinding tuba.

  b. Komplikasi kehamilan trimester tiga 1) Persalinan prematuritas

  Pesalinan yang berlangsung pada umur kehamilan 20-37 minggu ini disebabkan akibat proses patogenik yang mengakibatkan kontraksi pada rahim dan perubahan serviks, yaitu antara lain aktivitas aktif kelenjar hipotalamus-hipofisis- adrenal akibat stress pada ibu dan janin, inflamasi desidua- koerioamniotik atau sistemik akibat infeksi, perdarahan desidua, peregangan uterus patologik, dan kelainan uterus atau serviks. Pengelolaan persalinan preterm atau prematuritas adalah mencari penyebabnya dan menilai kesejahteraan janin. Jika resiko persalinan preterm tinggi maka dilakukan menejemen persalinan preterm dan bergantung pada beberapa faktor yaitu keadaan selaput katuban, pembukaan serviks, umur kehamilan, penyebab atau komplikasi persalinan preterm, dan kemampuan neonatal intersive care fasilities. Beberapa langkah untuk mencegah morbiditas dan mortalitas pada neonatus preterm dengan pemberian tokolisis, pematangan surfaktan paru janin dengan kortikosteroid, bila perlu dilakukan pencegahan terhadap infeksi. 2) Kehamilan ganda 3) Kehamilan dengan perdarahan

  Perdarahan yang terjadi pada kehamilan muda biasanya terjadi pada usia kehamilan sebelum 24 minggu. Perdarahan tersebut bisa disebabkan oleh:

  a) Implantation bleeding. Perdarahan saat trophoblas melekat pada endometrium, biasanya terjadi saat implantasi 8 sampai 12 hari setelah fertilisasi.

  b) Abortion. 15% terjadi pada abortus spontan sebelum usia kehamilan 12 minggu dan sering terjadi pada primigravida c) Hydatidiform molae. Akibat dari degenerasi chorionic vili pada awal kehamilan. Embrio mati dan di reabsorbsi/ mola terjadi di dekat fetus.

  d) Ectopic pregnancy. Ovum dan sperma yang berfertilisasi kemudian berimplantasi diluar dari uteri cavity.

  e) Cervical lesion. Lesi di cervik f) Vaginitis. Infeksi pada vagina (Sumarni, 2011; h.190).

  4) Perdarahan plasenta previa Penyebabnya yaitu vaskularisasi desidua yang tidak memadai akibat radang atau atrofi, plasenta yang terlalu besar pada kehamilan ganda atau eritoblastosis fetalis juga disebutkan sebagai penyebab menutupinya sebagian atau seluruh ostium uteri internum. Ciri yang menonjol pada plasenta previa adalah perdarahan uterus yang keluar melalui vagina tanpa rasa nyeri. Komplikasi yang bisa terjadi yaitu anemia sampai syok, kelahiran dan gawat janin juga tidak terhindarkan bahkan kematian maternal akibat perdarahan. Penanganan pada plasenta previa yaitu jika keadaan berat dan pasien mengalami hipovolemia seperti hipotensi atau takikardia maka segera lakukan transfusi darah, pemeriksaan ultrasonografi juga perlu dilakukan.

  5) Perdarahan solusio plasenta Penyebabnya belum diketahui pasti namun yang dapat meningkat resiko yaitu usia ibu dan paritas, trauma tumpul pada perut atau kecelakaan, kelainan pada rahim seperti adanya mioma, penyakit ibu sendiri seperti tekanan darah tinggi dan kelainan sistem pembekuan darah. Ciri yang nampak jelas pada solusio plasenta adalah perdarahan pada jalan lahir berwarna tua yang disertai nyeri perut dan uterus. Komplikasi yang terjadi yaitu anemia, syok hipovolemik, insufisiensi fungsi plasenta, gangguan pembekuan darah, gagal ginjal mendadak, kematian janin, kelahiran prematuritas, hingga kematian perinatal. Biasanya penanganannya langsung diakhiri dengan induksi atau stimulasi pada kasus ringan, sedang pada kasus berat langsung dilakukan bedah caesar bila terjadi gawat janin. Penanganannya ekspektaktif yaitu pemberian tokolitik pada ibu.

  6) Kehamilan dengan ketuban pecah dini Faktor resiko ketuban pecah dini yaitu berkurangnya asam askorbit sebagai komponen kolagen, dan kekurangan tembaga dan asam askorbit yang berakibat perubahan struktur abnormal antara lain merokok. Komplikasi yang timbul adalah infeksi maternal neonatal, persalinan prematur, hipoksia karena kompresi tali pusat, deformitas janin, dan meningkatnya insiden seksio sesarea. Penanganan ketuban pecah dini antara lain konservatif dan aktif. Perawatan konservatif yaitu pemberian antibiotik, observasi tanda-tanda infeksi dan kesejahteraan janin, jika sudah inpartu maka beri tokolitik atau lakukan induksi. Sedang perawatan aktif yaitu induksi dengan oksitosin bila gagal lakukan seksio sesarea.

  7) Kehamilan lewat waktu persalinan Kehamilan yang berlangsung sampai 42 minggu atau lebih ini disebabkan oleh pengaruh progesteron, perubahan endokrin ini memacu proses biomolekuler persalinan dan meningkatkan sensitivitas uterus terhadap oksitosin.

  Pengaruh dari persalinan posterm yaitu perubahan pada plasenta, pengaruh pada janin yaitu berat janin dan sindroma postmaturitas, gawat janin atau kematian perinatal, dan pengaruh pada morbiditas dan mortalitas ibu. Pengelolaan pada postmaturitas yaitu pengelolaan aktif yaitu induksi setelah ditegakkan diagnosa, atau pengelolaan ekspektatif atau menunggu. 8) Kehamilan dengan preeklamsia dan eklamsia

  Merupakan keadaan dengan tekanan darah sistoloik dan diastolik lebih dari 140/90 mmHg. Pengukuran tekanan darah dilakukan sekurang-kurangnya 2 kali selang 4 jam. Kenaikan tekanan darah sistolik lebih dari 30 mmHg dan kenaikan diastolic lebih dari 15 mmHg (Prawirohardjo, 2009; h.535). Perawatan preeklamsia yaitu perawatan aktif dan pasif. Perawatan aktif berarti segera mengakhiri kehamilan atau dideterminasi bersamaan dengan pemberian pengobatan medikamentosa. Sedangkan perawatan konservatif yaitu pemberian medikamentosa berupa loading dose.

  9. Asuhan Antenatal Asuhan antenatal adalah upaya prefentif program pelayanan kesehatan obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan. Ada 6 alasan penting untuk mendapatkan asuhan antenatal, yaitu :

  a. Membangun rasa saling percaya antara klien dengan petugas kesehatan b. Mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayiyang dikandungnya c. Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilannya d. Mengidentifikasi dan menatalaksana kehamilan resiko tinggi

  e. Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam menjaga kualitas kehamilan dan merawat bayi f. Menghindarkan gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan membahayakan keselamatan ibu hamil dan bayi yang dikandungnya. Tujuan dari asuhan antenatal, antara lain sebagai berikut:

  a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.

  b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan social ibu dan bayi.

  c. Menegenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.

  d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

  e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian asi eksklusif.

  f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.

  10. Jadwal kunjungan Asuhan Antenatal

  Bila kehamilan termasuk resiko tinggi perhatian dan jadwal kunjungan harus lebih ketat. Namun, bila kehamilan normal jadwal asuhan cukup empat kali. Dalam bahasa program kesehatan ibu dan anak, kunjungan antenatal ini diberi kode angka K yang merupakan singkatan dari kunjungan. Pemeriksaan antenatal yang lengkap adalah KI,K2,K3 Dan K4. Hal ini berarti minimal dilakukan sekali kunjungan antenatal hingga usia kehamilan 28 minggu, sekali kunjungan antenatal selama kehamilan 28-36 minggu dan sebanyak dua kali kunjungan antenatal pada usia kehamilan diatas 36 minggu.

  Selama melakukan kunjungan untuk asuhan antenatal, para ibu hamil akan mendapatkan serangkaian pelayanan yang terkait dengan upaya memastikan ada tidaknya kehamilan dan penelusuran berbagai kemungkinan adanya penyulit atau gangguan kesehatan selama kehamilan yang mungkin dapat mengganggu kualitas dan luaran kehamilan. Identifikasi kehamilan diperoleh melalui pengenalan perubahan anatomik dan fisiologik kehamilan seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Bila diperlukan, dapat dilakukan uji hormonal kehamilan dengan menggunakan berbagai metode yang tersedia. (sarwono prawihardjo,2009,hal:279)

  Pelayanan atau asuhan antenatal ini hanya dapat diberikan oleh tenaga kesehatan professional dan tidak dapat diberikan oleh dukun. Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponen- komponen sebagai berikut mengupayakan kehamilan sehat, melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta rujukan bila diperlukan, persiapan persalinan yang bersih dan aman, perencanaan antisipasif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi komplikasi.

  a. Asuhan kehamilan kunjungan awal (kunjungan I) Kunjungan awal (16 minggu) harus seawal mungkin yang meliputi:

  1) Anamnesis 2) Pemeriksaan fisik 3) Pemeriksaan laboratorium 4) Pemeriksaan tambahan lain untuk memperoleh data

  (parameter) dasar

  5) Memberikan support psikis untuk menstabilkan emosi ibu hamil 6) Memberikan penapisan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya 7) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatanya

  b. Asuhan kehamilan kunjungan II Asuhan yang diberikan pada kunjungan kedua (24-28 minggu) Dan kunjungan III (32 minggu), kunjungan memiliki tujuan untuk: 1) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.

  2) Penapisan preeklamsia, gemeli, infeksi alat reproduksi dan saluran perkemihan, MAP. 3) Perencanaan persalinan

  c. Asuhan kehamilan kunjungan ulang Asuhan pada kunjungan merupakan setiap kunjungan antenatal yang dilakukan setelah kunjungan pertama sampai memasuki masa persalinan. Kunjungan ulang memiliki tujuan yaitu:

  1) Mendeteksi komplikasi kehamilan dan pengobatannya 2) Penapisan preeklamsia, gemeli, infeksi alat reproduksi dan saluran perkemihan, MAP 3) Mempersiapkan dan memantapkan persiapan kelahiran dan kegawatdaruratan 4) Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi 5) Mengenali tanda-tanda persalinan 6) Pemeriksaan fisik umum.

  (Sarwono, 2009; h.98)

  11. Kebijakan program dalam ANC (ante natal care) Standar pelayanan ANC meliputi 14T, sehingga ibu hamil yang datang memperoleh pelayanan yang komprehensif dengan harapan ANC dengan standar 14T dapat meningkatkan pelayanan kehamilan dan menurunkan angka kematian ibu. (Sumarni, 2011; h.19). Langkah-langkah dalam memberikan pelayanan ANC diantaranya:

  1) Timbang berat badan dan tinggi badan

  Pengukuran tinggi badan dilakukan untuk mendeteksi adanya resiko apabila pengukuran > 145 cm. Pengukuran berat badan dilakukan untuk mengetahui kenaikan atau penurunan berat badan. Kenaikan BB normal ibu hamil 6,8 sampai 16 kg. (Sumarni, 2011;h.20)

  2) Tekanan darah Pemeriksaan tekanan darah sangat penting untuk mengetahui standar normal, tinggi atau rendah. Tekanan darah normal berkisar sistole/diastole 110/80 sampai 120/80 mmHg. (Sumarni, 2009; h.20)

  3) Pengukuran TFU Pengukuran tinggi fundus uteri dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan janin dalam kandungan

  4) Hubungan antara tinggi fundus uteri dan tuannya kehamilan secara Mc Donald

  (

Tinggu fundus uteri Umur kehamilan dalam

S Cm Minggu u 12 cm

  12 m 16 cm

  16 a 20 cm

  20 ( 24 cm

  24 S 28 cm

  28

  ( 32 cm

  32 36 cm

  36 S 40 cm

  40

  u karni, 2009; h.20-21) 5) Pemberian tablet tambah darah

  Tujuan pemberian tablet Fe yaitu untuk memenuhi kebutuhan Fe pada ibu hamil dan nifas, karena pada masa hamil kebutuhannya meningkat seiring dengan pertumbuhan janin. Tanpa pemberian zat besi yang cukup ibu dapat mengalami anemia dan dapat menyebabkan kelahiran premature, mudah sakit, bayi mengalami berat bdan lahir rendah dan perdarahan pasca persalinan.

  Cara pemberiannya yaitu satu tablet per hari sesudah makan selama masa kehamilan dan nifas. Jika ibu dengan kadar Hb kurang dari 8 gr% maka dosisnya 1-2 x 100 mg/hari selama dua bulan sampai dengan melahirkan. (Sumarni, 2011; h.21)

  6) Pemberian imunisasi tetanus toxoid Pemberian TT bertujuan untuk melindungi janin dari tetanus neonatorum. (Sumarni, 2011; h.21-22)

  7) Pemeriksaan Hb Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil yang pertama dan menjelang persalinan yang bertujuan untuk mendeteksi dini anemia pada ibu hamil. (Sumarni, 2011; h.22)

  8) Pemeriksaan protein urin Pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui adanya protein dalam urin ibu hamil yang mengarah ke pre eklamsi.

  (Sumarni, 2011; h.23) 9) Pengambilan darah untuk pemeriksaan VDRL

  Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui adanya treponema pallidum atau penyakit menular seksual seperti sifilis. (Sumarni, 2011; h.23)

  10) Pemeriksaan urin reduksi Dilakukan pemeriksaan urin reduksi hanya pada ibu dengan indikasi penyakit gula/DM atau riwayat penyakit gula pada keluarga. (Sumarni, 2011; h.23)

  11) Perawatan payudara Meliputi senam payudara, perawatan payudara, pijat tekan payudara yang ditujukan pada ibu hamil. Perawatan payudara dilakukan 2 kali sehari sebelum mandi dan dimulai pada kehamilan 6 bulan. Senam payudara dan pijat tekan payudara bertujuan untuk merangsang pembentukan air susu ibu. (Sumarni, 2011; h.23-24)

  12) Senam ibu hamil Bermanfaat untuk membantu ibu hamil dalam mempersiapkan persalinan dan mempercepat pemulihan setelah persalinan, mencegah sembelit dan membantu tidur supaya lebih nyenyak. (Sumarni, 2011; h.24) 13) Pemberian obat malaria

  Pemberian obat malaria diberikan khusus pada ibu hamil di daerah endemic malaria, ibu hamil pendatang dari daerah malaria, ibu hamil dengan gejala panas tinggi disertai menggigil dan hasil darah yang positif. (Sumarni, 2011; h.25)

  14) Pemberian kapsul minyak beryodium Diberikan pada kasus gangguan kekurangan yodium didaerah endemis. (Sukarni, 2011; h.25)

  15) Temu wicara/konsling Bertujuan untuk membantu ibu menerima kehamilannya sebagai upaya preventif terhadap hal-hal yang tidak diinginkan dan membantu ibu untuk menemukan kebutuhan asuhan kehamilan, penolong persalinan yang bersih dan aman atau tindakan klinik yang mungkin diperlukan. (Sumarni, 2011; h.26)

B. Persalinan

  1. Definisi / Pengertian Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses mengeluarkan janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala tanpa komplikasi baik ibu maupun janin. (Icemi Sukarni K.,dkk.2013). Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri), yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain. (Rustam Mochtar.1998). Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir. Persalinan dan kehamilan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik ibu maupun pada janin (POGI,dkk.2009).

  2. Fisiologi Persalinan Normal Kehamilan secara umum ditandai dengan aktivitas otot polos miometrium yang relatif tenang yang memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterin sampai dengan kehamilan aterm. Menjelang persalinan, otot polos uterus mulai menunjukkan aktivitas kontraksi secara terkoordinasi, diselingi dengan suatu periode relaksasi, dan mencapai puncaknya menjelang persalinan, serta secara berngsur menghilang pada periode postpartum. Mekanisme regulasi yang mengatur aktivitas kontraksi miometrium selama kehamilan , persalinan, dan kelahiran, sampai saat ini masih beum jelas. Proses fisiologi kehamilan pada manusia yang menimbulkan inisiasi patus dan awitan persalinan belum diketahui secara pasti.

  Sampai saat ini keberhasilan kehamilan bergantung pada aktivitas progesteron untuk mempertahankan ketegangan uterus smpai mendekati akhir kehamilan. Temuan besar kehamilan baik secara alami, terinduksi secara bedah, atau farmakologis ternyata dapat mendahului insiasi partus. Penurunan kadar progesteron di dalam plasma ibu yang kadang-kadang terjadi mendadak biasanya dimulai setelah mendekati 95 persen kehamilan. Di samping itu, percobaan dengan memberikan progesteron pada akhir masa kehamilan dapat memperlambat awitan persalinan. Namun pada kehamilan pelucutan progesteron tidak mendahului awitan partus. (Sarwono Prawirohardjo,2008).

  3. Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan Faktor yang mempengaruhi persalinan adalah:

  a. Power (tenaga yang mendorong anak) Power atau tenaga yang mendorong anak adalah:

  1) His adalah kontraksi otot-otot rahim dalam persalinan