BAB VII. RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM 1508983965BAB 7 RENCANA PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA
RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)
BAB VII. RENCANA PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA
Rencana pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya mencakup empat sektor yaitu
pengembangan permukiman, penataan bangunan dan lingkungan, pengembangan air minum,
serta pengembangan penyehatan lingkungan permukiman yang terdiri dari air limbah,
persampahan, dan drainase. Penjabaran perencanaan teknis untuk tiap-tiap sektor dimulai dari
pemetaan isu-isu strategis yang mempengaruhi, penjabaran kondisi eksisting sebagai baseline
awal perencanaan, serta permasalahan dan tantangan yang harus diantisipasi. Tahapan
berikutnya adalah analisis kebutuhan dan pengkajian terhadap program-program sektoral,
dengan mempertimbangkan kriteria kesiapan pelaksanaan kegiatan. Kemudian dilanjutkan
dengan merumuskan usulan program dan kegiatan yang dibutuhkan.
7.1.
PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, permukiman
didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan
perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang
kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau perdesaan.
Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan
perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari
pengembangan kawasan permukiman baru dan peningkatan kualitas permukiman kumuh,
sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari pengembangan kawasan
permukiman perdesaan, kawasan pusat pertumbuhan, serta desa tertinggal.
7.1.1. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan
Arahan kebijakan pengembangan permukiman mengacu pada amanat peraturan
perundangan, antara lain:
1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional.
Arahan RPJMN Tahap 3 (2015-2019) menyatakan bahwa pemenuhan kebutuhan
hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung bagi seluruh
masyarakat terus meningkat, sehingga kondisi tersebut mendorong terwujudnya kota
tanpa permukiman kumuh pada awal tahapan RPJMN berikutnya.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021
123
RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)
2. Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.
Pasal 4 mengamanatkan bahwa ruang lingkup penyelenggaraan perumahan dan
kawasan permukiman juga mencakup penyelenggaraan perumahan (butir c),
penyelenggaraan kawasan permukiman (butir d), pemeliharaan dan perbaikan (butir e),
serta pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan
permukiman kumuh (butir f).
3. Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun.
Pasal 15 mengamanatkan bahwa pembangunan rumah susun umum, rumah susun
khusus, dan rumah susun negara merupakan tanggung jawab pemerintah.
4. Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan.
Peraturan ini menetapkan salah satunya terkait dengan penanggulangan kemiskinan
yang diimplementasikan dengan penanggulangan kawasan kumuh.
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.
Peraturan ini menetapkan target berkurangnya luas permukiman kumuh di kawasan
perkotaan sebesar 10% pada tahun 2014.
Mengacu pada Permen PU No. 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pekerjaan Umum maka Direktorat Pengembangan Permukiman mempunyai tugas
di bidang perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pembinaan teknik dan pengawasan teknik,
serta standardisasi teknis dibidang pengembangan permukiman.
Adapun fungsi Direktorat Pengembangan Permukiman adalah:
a. Penyusunan kebijakan teknis dan strategi pengembangan permukiman di perkotaan dan
perdesaan;
b. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi pengembangan kawasan
permukiman baru di perkotaan dan pengembangan kawasan perdesaan potensial;
c. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatan kualitas permukiman
kumuh termasuk peremajaan kawasan dan pembangunan rumah susun sederhana;
d. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatan kualitas permukiman di
kawasan tertinggal, terpencil, daerah perbatasan dan pulau-pulau kecil termasuk
penanggulangan bencana alam dan kerusuhan sosial;
e. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pembinaan kelembagaan dan
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021
124
RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)
peran serta masyarakat di bidang pengembangan permukiman;
f.
Pelaksanaan tata usaha Direktorat.
7.1.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan
A. Isu Strategis
Berbagai isu strategis nasional yang berpengaruh terhadap pengembangan permukiman saat ini
adalah:
•
Mengimplementasikan konsepsi pembangunan berkelanjutan serta mitigasi dan
adaptasi terhadap perubahan iklim.
•
Percepatan pencapaian target MDGs 2020 yaitu penurunan proporsi rumah tangga
kumuh perkotaan.
•
Perlunya dukungan terhadap pelaksanaan Program-Program Direktif Presiden yang
tertuang dalam MP3EI dan MP3KI.
•
Percepatan pembangunan di wilayah timur Indonesia (Provinsi NTT, Provinsi Papua,
dan Provinsi Papua Barat) untuk mengatasi kesenjangan.
•
Meminimalisir penyebab dan dampak bencana sekecil mungkin.
•
Meningkatnya urbanisasi yang berimplikasi terhadap proporsi penduduk perkotaan
yang bertambah, tingginya kemiskinan penduduk perkotaan, dan bertambahnya
kawasan kumuh.
•
Belum optimalnya pemanfaatan Infrastruktur Permukiman yang sudah dibangun.
•
Perlunya kerjasama lintas sektor untuk mendukung sinergitas dalam pengembangan
kawasan permukiman.
•
Belum optimalnya peran pemerintah daerah dalam mendukung pembangunan
permukiman. Ditopang oleh belum optimalnya kapasitas kelembagaan dan kualitas
sumber daya manusia serta perangkat organisasi penyelenggara dalam memenuhi
standar pelayanan minimal di bidang pembangunan perumahan dan permukiman.
Isu-isu strategis di atas merupakan isu terkait pengembangan permukiman yang terangkum
secara nasional. Sedangkan untuk Kabupaten Indragiri Hilir, isu-isu strategis yang terkait dengan
pengembangan permukiman dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel VII-1. Isu-isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman Skala Kabupaten Indragiri Hilir
No
1
2
Isu Strategis
Terdapat juga beberapa titik permukiman kumuh di
kawasIan pusat perkotaan
Berkembangnya permukiman kumuh di bantaran parit
dan sungai
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021
Keterangan
Terdapat pada hampir semua kawasan perkotaan,
terutama yang memiliki permukiman rawa gambut
Sebagian besar terdapat pada kawasan
permukiman yang dilalui parit dan berbatasan
dengan sungai
125
RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)
No
3
Isu Strategis
Masih banyaknya jumlah penduduk yang belum memiliki
rumah yang layak, baik perkotaan maupun perdesaan
4
Pembangunan kawasan permukiman masih kurang
memperhatikan aspek tata ruang dan kaidah lingkungan
hidup
Kurangnya pembangunan perumahan terencana baik
oleh pengembangan (swasta), pemerintah maupun
masyarakat.
Kurangnya SDM berkualitas dibidang pengembangan
perumahan dan kawasan permukiman di daerah
5
6
7
Belum ada peraturan dan kebijakan daerah yang
mendukung pengembangan permukiman di Kabupaten
Indragiri Hilir
8
Masih minimnya data mengenai perumahan dan
kawasan permukiman di Kabupaten Indragiri Hilir
Keterangan
Mengacu pada data PPLS 2011, masih banyak RT
sangat miskin dan sebagian besar belum memiliki
rumah sendiri, baik perkotaan maupun perdesaan
Berkembangnya permukiman tepian parit/sungai
dan diatas rawa gambut pada hampir semua
wilayah yang berbatasan degan sungai.
Pembangunan perumahan masih sangat sedikit.
Jumlah pegawai daerah yang memahami dan
memiliki kapasitas dibidang pengembangan
permukiman masih sangat sedikit.
Kebijakan berupa SK Bupati yang ada hanyalah SK
penunjukan kawasan kumuh. Selain itu belum ada
Perda/SK Bupati lain terkait pengembangan
permukiman
Data terkait perumahan dan permukiman masih
sangat minim. Begitupun kajian yang terkait
dengan pendataan dan inventarisasi dibidang
permukiman masih kurang.
B. Kondisi Eksisting
Kondisi eksisting pengembangan permukiman terkait dengan capaian suatu kota/
kabupaten dalam menyediakan kawasan permukiman yang layak huni. Terlebih dahulu perlu
diketahui peraturan perundangan di tingkat Kabupaten Indragiri Hilir (meliputi peraturan daerah,
peraturan gubernur, peraturan walikota/bupati, maupun peraturan lainya) yang mendukung
seluruh tahapan proses perencanaan, pembangunan, dan pemanfaatan pembangunan
permukiman.
Selain itu data yang dibutuhkan untuk kondisi eksisting adalah mengenai kawasan
kumuh, jumlah RSH terbangun, dan Rusunawa terbangun di perkotaan, maupun dukungan
infrastruktur dalam program-program perdesaan seperti PISEW (RISE), PPIP, serta kawasan
potensial, rawan bencana, perbatasan, dan pulau terpencil. Data yang dibutuhkan adalah data
untuk kondisi eksisting lima tahun terakhir.
Tabel VII-2. Peraturan Daerah/ Peraturan Gubernur/ Peraturan Walikota/ Bupati/
peraturan lainnya terkait Pengembangan Permukiman
No
(1)
1
Perda/ Pergub/ Perbup/ Peraturan Lainnya
Jenis Produk
No / Tahun
Perihal
Pengaturan
(2)
(3)
(4)
Rencana
Pembangunan
Jangka Panjang
Perda Prov. Riau
9/2004
Daerah Provinsi
Riau 2005-2025
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021
Amanat Kebijakan Daerah
(5)
126
RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)
Tabel VII-3. Data Kawasan Kumuh di Kabupaten Indragiri Hilir
NO
NAMA
KECAMATAN
NAMA
KAWASAN
LUAS
(HA)
1
Tembilahan
Kel. Tembilahan
Kota
Kel. Tembilahan
Hilir
Tembilahan
39,39
RW.4 ; RW.6 ; RW.5 ; RW. 15 (PARIT
11), RW.14 (PARIT 12) ; RW.02 ;
RW.03 ; RW.04 (PARIT 13) & PARIT
14 (RW.07)
103°9‘5,617"BT ;
0°19‘28.734"LS ;
103°9‘58,905"BT ;
0°19‘16.427"LS.
2
Tembilahan
Hulu
Kel. Tembilahan
Hulu
Tembilahan
Hulu
20,06
RT.01/RW.01 ; RT.01/RW.02 ;
RT.02/RW.02 ; RT.03/RW.02 ;
RT.01/RW.03 ; RT.01/RW.05 ;
RT.01/RW.07 ; RT.01/RW.12 ;
RT.03/RW.10 ; RT.01/RW.15
10308’40,448” BT ;
0020’6,194”LS
10308’48,275” BT ;
0019’56,107”LS
10309’3,241” BT ;
0019’42,289”LS
3
Tanah
Merah
Kel. Kuala Enok
Kuala Enok
15,54
RT.01/RW.02 ; RT.02/RW.02 ; RT.01/
RW.07 ; RW.02/RW.07 ;
RW.03/RW.07 ; RW.04/RW.07 ;
RW.05/RW.07 ; RW.06/RW.07
103°23‘9,174"BT ;
0°31‘3.215"LS
103°23‘2,794"BT ;
0°30‘49.956"LS
NAMA KELURAHAN
Desa Tanah
Merah
RT/RW
TITIK KOORDINAT
4
Pulau
Burung
Desa Pulau
Burung
Pulau
Burung
2,33
RT.02 / RW.03
103°32‘26,403"BT ;
0°25‘29.084"LS
5
Kateman
Kel. Tagaraja
Sungai
Guntung
21,51
RT.03/RW.03 ; RT.07/RW.05 ;
RT.08/RW.05
103°36‘47,815"BT ;
0°17‘40.701"LS ;
103°36‘57,159"BT ;
0°17‘14.034"LS.
6
Reteh
Kel. Pulau Kijang
Pulau Kijang
13,09
RT.01/RW.02
RT.01/RW.04
RT.02/RW.06
RT.02/RW.11
7
Mandah
Desa Khairiah
Mandah
Khairiah
Mandah
5,44
RT.01/RW.01 ; RT.04/RW.01 ;
RT.20/RW.01 ; RT.21/RW.01
8
Gaung Anak
Serka
Kel. Teluk Pinang
Teluk
Pinang
11,85
RT.01/RW.02 ; RT.02/RW.02
RT.04/RW.02 ; RT.01/RW.03
RT.05/RW.03 ; RT.07/RW.03
RT.04/RW.04 ; RT.05/RW.06
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021
;
;
;
RT.03/RW.03
RT.02/RW.04
RT.01/RW.08
;
;
;
103°12‘3,946"BT ;
0°41’14,916"LS ;
103°12‘21,035"BT ;
0°41’19,482"LS ;
103°12‘32,751"BT ;
0°41’18,392"LS
103°29‘54,581"BT ;
0°10’32,212"LS
;
;
;
103°21‘28,842"BT ;
0°10’52,807"LS ;
103°21‘33,838"BT ;
0°11’1,46"LS ;
103°21‘48,624"BT ;
0°10’50,672"LS.
127
RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)
9
Tempuling
Kel. Sungai Salak
Sungai
Salak
30,44
RT.09/RW.02
RT.08/RW.03
RT.03/RW.04
RT.13/RW.07
;
;
;
10
Keritang
Kel. Kota Baru
Reteh
Sungai
Gergaji
6,86
RT.01/RW.05
RT.03/RW.05
RT.05/RW.06
RT.09/RW.06
;
;
11
Kempas
Kel. Kempas Jaya
Kempas
Jaya
9,75
RT.01/RW.03 ; RT.02/RW.03 ;
RT.01/RW.04 ; RT.04/RW.04
JUMLAH
RT.12/RW.02
RT.10/RW.03
RT.04/RW.07
;
;
;
RT.02/RW.05 ;
RT.04/RW.06 ;
;
RT.06/RW.06
103°0‘3,361"BT ;
0°27’4,086"LS.
102°56‘24,198"BT ;
0°43’24,051"LS
;102°56‘38,441"BT
; 0°43’12,213"LS.
102°50‘57,138"BT ;
0°32’34,754"LS
176,26
C. Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman
Permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman pada tingkat nasional antara lain:
Permasalahan pengembangan permukiman diantaranya:
1. Masih luasnya kawasan kumuh sebagai permukiman tidak layak huni sehingga dapat
menyebabkan terjadinya degradasi lingkungan, dan pelayanan infrastruktur yang masih
terbatas.
2. Masih terbatasnya prasarana sarana dasar pada daerah tertinggal, pulau kecil, daerah
terpencil, dan kawasan perbatasan.
3. Belum berkembangnya Kawasan Perdesaan Potensial.
Tantangan pengembangan permukiman diantaranya:
1. Percepatan peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
2. Pencapaian target/sasaran pembangunan dalam Rencana Strategis Ditjen Cipta Karya
sektor Pengembangan Permukiman.
3. Pencapaian target MDG’s 2015, termasuk didalamnya pencapaian Program-Program
Pro Rakyat (Direktif Presiden).
4. Perhatian pemerintah daerah terhadap pembangunan bidang Cipta Karya khususnya
kegiatan Pengembangan Permukiman yang masih rendah.
5. Memberikan pemahaman kepada pemerintah daerah bahwa pembangunan infrastruktur
permukiman yang saat ini sudah menjadi tugas pemerintah daerah provinsi dan
Kabupaten Indragiri Hilir.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021
128
RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)
6. Penguatan Sinergi RP2KP/RTBL KSK dalam Penyusunan RPIJM bidang Cipta Karya
pada Kabupaten Indragiri Hilir.
Sebagaimana isu strategis, di masing-masing Kabupaten Indragiri Hilir terdapat
permasalahan dan tantangan pengembangan yang bersifat lokal dan spesifik serta belum tentu
djumpai di Kabupaten Indragiri Hilir lain. Penjabaran permasalahan dan tantangan
pengembangan permukiman yang bersifat lokal perlu dijabarkan sebagai informasi awal dalam
perencanaan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi permasalahan dan tantangan
pengembangan permukiman di Kabupaten Indragiri Hilir yang bersangkutan serta merumuskan
alternatif pemecahan dan rekomendasi dari permasalahan dan tantangan pengembangan
permukiman yang ada di wilayah Kabupaten Indragiri Hilir bersangkutan.
Tabel VII-4. Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman Kabupaten
Indragiri Hilir
No
Permasalahan Pengembangan
Permukiman
Tantangan Pengembangan
Alternatif Solusi
-
-
Bagaimana meningkatkan peran
pokja dan kapasitas
kelembagaan dalam mendorong
peningkatan kinerja dibidang
pengembangan permukiman
– Peningkatan peran Pokja
dibidang penanganan dan
pengembangan permukiman
– Meningkatkan kapasitas
kelembagaan melalui
bimbingan teknis dan bantuan
manajemen
Aspek SDM
Terbatas/sedikitnya jumlah pegawai
Pemda di Kab. INHIL yang memahami
dan memiliki kapasitas dibidang
pengembangan permukiman
Bagaimana meningkatkan
kinerja dibidang pengembangan
permukiman
–
Aspek Pembiayaan
Mahalnya biaya pembangunan
rumah/hunian di Kab. INHIL. Sebagian
biaya konstruksi bangunan habis untuk
pembuatan pondasi dikarenakan
kondisi tanah gambut.
Bagaimana mengurangi biaya
pembangunan/konstruksi yang
berdampak pada berkurangnya
harga rumah
Mengembangkan struktur
pondasi bangunan yang kuat,
murah dan cocok untuk
karakteristik tanah gambut
Bagaimana meningkatkan peran
masyarakat/swasta dalam
mendorong percepatan
pengembangan permukiman di
Kabupaten Indragiiri Hilir
– Memberikan insentif
keringanan pajak perumahan
bagi pengembang akibat
tingginya biaya konstruksi
– Memfasilitasi kerjasama antara
pemerintah dan swasta
(pengembang) dibidang
pembangunan perumahan
1
Aspek Teknis
-
2
Aspek Kelembagaan
– Belum optimalnya peran Pokja
dalam menangani permasalah
dibidang permukiman.
– Belum maksimalnya peran institusi
pemerintahan dibidang permukiman
dalam mendorong percepatan
pembangunan bidang permukiman.
3
4
5
Aspek Peran Serta Masyarakat/
Swasta
– Belum adanya kerjasama antara
Pemerintah dengan pihak swasta
dibidang pengembangan
perumahan
– Minimnya ketertarikan swasta /
pengembang dalam membangun
perumahan di Kabupaten Indragiri
Hilir
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021
Melakukan pelatihan/ training
Perekrutan pegawai baru.
Perekrutan tenaga honor
Perekrutan tenaga
pendamping individual
129
RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)
No
6
Permasalahan Pengembangan
Permukiman
Aspek Lingkungan Permukiman
Masih banyak masyarakat yang
membangun rumah di sempadan
sungai dan tepian parit sehingga
rawan terjadi longsor dan cenderung
mencemari lingkungan
Tantangan Pengembangan
Bagaimana membatasi dan
menghambat pertumbuhan
permukiman di kawasan
sempadan sungai dan tepian
parit.
Alternatif Solusi
– Relokasi masyarakat yang
tinggal diatas dan batas badan
air.
– Normalisasi saluran parit dan
perkuatan dinding parit dan
sungai dengan turap beton.
– Membangun jalan inspeksi dan
jalur hijau.
7.1.3. Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman
Analisis kebutuhan merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi eksisting.
Analisis kebutuhan mengaitkan kondisi eksisting dengan target kebutuhan yang harus dicapai.
Terdapat arahan kebijakan yang menjadi acuan penetapan target pembangunan bidang Cipta
Karya khususnya sektor pengembangan permukiman baik di tingkat Pusat maupun di tingkat
Kabupaten Indragiri Hilir. Di tingkat Pusat acuan kebijakan meliputi RPJMN 2010-2014, MDGs
2015 (pengurangan proporsi rumah tangga kumuh tahun 2020), Standar Pelayanan Minimal
(SPM) untuk pengurangan luasan kawasan kumuh tahun 2014 sebesar 10%, arahan MP3EI dan
MP3KI, percepatan pembangunan Papua dan Papua Barat, arahan Direktif Presiden untuk
program pro-rakyat, serta Renstra Ditjen Cipta Karya 2010-2014. Sedangkan di tingkat
Kabupaten Indragiri Hilir meliputi target RPJMD, RTRW Kabupaten Indragiri Hilir, maupun
Renstra SKPD. Acuan kebijakan tersebut hendaknya menjadi dasar pada tahapan analisis
kebutuhan pengembangan permukiman.
Tabel VII-5. Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman di Perkotaan Untuk 5 Tahun
Unit
Tahun
2015
Tahun
2016
Tahun
2017
Tahun
2018
Tahun
2019
Jiwa
719,158
734,229
749,615
765,325
781,364
BPS
Kepadatan Penduduk
Jiwa/ km2
85
90
98
100
102
BPS
Proyeksi Persebaran
Penduduk
Jiwa /km2
85
90
98
100
102
Proyeksi Persebaran
Penduduk Miskin
Jiwa/ km2
5
8
11
15
18
Data
Penduduk
Miskin
2
Sasaran Penurunan
Kawasan Kumuh
Ha
10
20
30
45
50
Data Profil
Kawasan
Kumuh
3
Kebutuhan Rusunawa
TB
-
-
-
-
-
-
4
Kebutuhan RSH
Unit
8900
8950
9000
9050
9100
Analisa
5
Kebutuhan
Pengembangan
Permukiman Baru
Kws
10
12
14
16
18
Analisa
No
Uraian
Jumlah Penduduk
1
Ket
BPS
Sumber : Hasil Analisa, 2014
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021
130
RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)
7.1.4. Program-Program Sektor Pengembangan Permukiman
Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan
perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari:
1) Pengembangan kawasan permukiman baru dalam bentuk pembangunan Rusunawa serta
2) Peningkatan kualitas permukiman kumuh dan RSH.
Sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari:
1) Pengembangan kawasan permukiman perdesaan untuk kawasan potensial (Agropolitan dan
Minapolitan), rawan bencana, serta perbatasan dan pulau kecil,
2) Pengembangan kawasan pusat pertumbuhan dengan program PISEW (RISE),
3) Desa tertinggal dengan program PPIP dan RIS PNPM.
Selain kegiatan fisik di atas program/kegiatan pengembangan permukiman dapat berupa
kegiatan non-fisik seperti penyusunan RP2KP dan RTBL KSK ataupun review bilamana
diperlukan.
Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan
•
Infrastruktur kawasan permukiman kumuh
•
Infrastruktur permukiman RSH
•
Rusunawa beserta infrastruktur pendukungnya
Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan
•
Infrastruktur kawasan permukiman perdesaan potensial (Agropolitan/Minapolitan)
•
Infrastruktur kawasan permukiman rawan bencana
•
Infrastruktur kawasan permukiman perbatasan dan pulau kecil
•
Infrastruktur pendukung kegiatan ekonomi dan sosial (PISEW)
•
Infrastruktur perdesaan PPIP
•
Infrastruktur perdesaan RIS PNPM
Adapun alur fungsi dan program pengembangan permukiman tergambar dalam gambar
7.1 dibawah ini.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021
131
RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)
–
Gambar VII-1. Alur Program Pengembangan Permukiman
Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) Dalam pengembangan permukiman terdapat
kriteria yang menentukan, yang terdiri dari kriteria umum dan khusus, sebagai berikut.
1.
Umum
• Ada rencana kegiatan rinci yang diuraikan secara jelas.
• Indikator kinerja sesuai dengan yang ditetapkan dalam Renstra.
• Kesiapan lahan (sudah tersedia).
• Sudah tersedia DED.
• Tersedia Dokumen Perencanaan Berbasis Kawasan (RP2KP, RTBL KSK, Masterplan.
Agropolitan & Minapolitan, dan KSK)
• Tersedia Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) dan dana daerah untuk
pembiayaan komponen kegiatan sehingga sistem bisa berfungsi.
• Ada unit pelaksana kegiatan.
• Ada lembaga pengelola pasca konstruksi.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021
132
RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)
2.
Khusus
Rusunawa
• Kesediaan Pemda utk penandatanganan MoA
• Dalam Rangka penanganan Kws. Kumuh
• Kesanggupan Pemda menyediakan Sambungan Listrik, Air Minum, dan PSD lainnya
• Ada calon penghuni
RIS PNPM
• Sudah ada kesepakatan dengan Menkokesra.
• Desa di kecamatan yang tidak ditangani PNPM Inti lainnya.
• Tingkat kemiskinan desa >25%.
• Bupati menyanggupi mengikuti pedoman dan menyediakan BOP minimal 5% dari BLM.
PPIP
• Hasil pembahasan dengan Komisi V - DPR RI
• Usulan bupati, terutama kabupaten tertinggal yang belum ditangani program Cipta Karya
lainnya
• Kabupaten reguler/sebelumnya dengan kinerja baik
• Tingkat kemiskinan desa >25%
PISEW
• Berbasis pengembangan wilayah
• Pembangunan infrastruktur dasar perdesaan yang mendukung (i) transportasi, (ii)
produksi pertanian, (iii) pemasaran pertanian, (iv) air bersih dan sanitasi, (v) pendidikan,
serta (vi) kesehatan
• Mendukung komoditas unggulan kawasan
Selain kriteria kesiapan seperti di atas terdapat beberapa kriteria yang harus diperhatikan
dalam pengusulan kegiatan pengembangan permukiman seperti untuk penanganan kawasan
kumuh di perkotaan. Mengacu pada UU No. 1/2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman, permukiman kumuh memiliki ciri (1) ketidakteraturan dan kepadatan bangunan
yang tinggi, (2) ketidaklengkapan prasarana, sarana, dan utilitas umum, (3) penurunan kualitas
rumah, perumahan, dan permukiman, serta prasarana, sarana dan utilitas umum, serta (4)
pembangunan rumah, perumahan, dan permukiman yang tidak sesuai dengan rencana tata
ruang wilayah. Lebih lanjut kriteria tersebut diturunkan ke dalam kriteria yang selama ini diacu
oleh Ditjen. Cipta Karya meliputi sebagai berikut:
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021
133
RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)
1. Vitalitas Non Ekonomi
a. Kesesuaian pemanfaatan ruang kawasan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
atau RDTK, dipandang perlu sebagai legalitas kawasan dalam ruang kota.
b. Fisik bangunan perumahan permukiman dalam kawasan kumuh memiliki indikasi
terhadap penanganan kawasan permukiman kumuh dalam hal kelayakan suatu
hunian berdasarkan intensitas bangunan yang terdapat didalamnya.
c. Kondisi Kependudukan dalam kawasan permukiman kumuh yang dinilai, mempunyai
indikasi terhadap penanganan kawasan permukiman kumuh berdasarkan kerapatan
dan kepadatan penduduk.
2. Vitalitas Ekonomi Kawasan
a. Tingkat kepentingan kawasan dalam letak kedudukannya pada wilayah kota, apakah
apakah kawasan itu strategis atau kurang strategis.
b. Fungsi kawasan dalam peruntukan ruang kota, dimana keterkaitan dengan faktor
ekonomi memberikan ketertarikan pada investor untuk dapat menangani kawasan
kumuh yang ada. Kawasan yang termasuk dalam kelompok ini adalah pusat-pusat
aktivitas bisnis dan perdagangan seperti pasar, terminal/stasiun, pertokoan, atau
fungsi lainnya.
c. Jarak jangkau kawasan terhadap tempat mata pencaharian penduduk kawasan
permukiman kumuh.
3. Status Kepemilikan Tanah
a. Status pemilikan lahan kawasan perumahan permukiman.
b. Status sertifikat tanah yang ada.
4. Keadaan Prasarana dan Sarana: Kondisi Jalan, Drainase, Air bersih, dan Air limbah.
5. Komitmen Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir
a. Keinginan pemerintah untuk penyelenggaraan penanganan kawasan kumuh dengan
indikasi penyediaan dana dan mekanisme kelembagaan penanganannya.
b. Ketersediaan perangkat dalam penanganan, seperti halnya rencana penanganan
(grand scenario) kawasan, rencana induk (master plan) kawasan dan lainnya.
7.1.5. Usulan Program dan Kegiatan
a. Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Permukiman
Setelah melalui tahapan analisis kebutuhan untuk mengisi kesenjangan antara kondisi
eksisting dengan kebutuhan maka perlu disusun usulan program dan kegiatan. Namun usulan
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021
134
RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)
program dan kegiatan terbatasi oleh waktu dan kemampuan pendanaan pemerintah Kabupaten
Indragiri Hilir. Sehingga untuk jangka waktu perencanaan lima tahun dalam RPIJM dibutuhkan
suatu kriteria untuk menentukan prioritasi dari tahun pertama hingga kelima.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021
135
RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)
Tabel VII-6. Usulan dan Prioritas Program Infrastruktur Permukiman Kabupaten Indragiri Hilir
No
1
2
3
4
Program/ Kegiatan
Biaya
(Rpx1000)
Lokasi
Kriteria
Kesiapan
8
11,000,000
Kel. Tembilahan Kota dan Kel. Sei
Beringin Kec. Tembilahan, Kec.
Tembilahan Hulu, Kec. Concong,
Kec, Renteh
-
2
300,000
Kec. Tembilahan,
Kec. Tembilahan Hulu
-
2
2,000,000
Kec. Tembilahan,
Kec. Tembilahan Hulu
-
17
26,000,000
Kec. Kempas, Kec. Teluk
Blengkong, Kec. Pelangiran, Kec.
Tempuling
-
1
125,000
Indragiri Hilir
-
8
24,000,000
Kawasan Sungai Laut, Desa Sei
Laut - Tjng Lajau
-
3
3,000,000
Desa Sungai Luar-Rambayan Kec.
Batang Toaka
20
20,000,000
Seluruh Kabupaten
Volume
Pembangunan PSD Kawasan Kumuh Perkotaan
Penyusunan DED Infrastruktur Kawasan RSH
Fisik Infrastruktur DED Kawasan RSH
Pembangunan PSD Kawasan Eks Transmigrasi
5
Penyusunan DED Permukiman Rawan Bencana
6
Pembangunan PSD Kawasan Pulau-Pulau Kecil
7
Pembangunan PSD Kawasan Desa Tertinggal
8
Pembangunan Rumah Sederhana Layak Huni dengan pola OMS
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021
136
-
RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)
b. Usulan Pembiayaan Pengembangan Permukiman
Tabel VII-7. Usulan Pembiayaan Proyek
SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,-
LOKASI
NO
URAIAN KEGIATAN
DETAIL LOKASI
1
2
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman
Prioritas (RPKPP)
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman
Prioritas (RPKPP)
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman
Prioritas (RPKPP)
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman
Prioritas (RPKPP)
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman
Prioritas (RPKPP)
Biaya Operasional Pokjanis RPKPP
Biaya Operasional Pokjanis RPKPP
Biaya Operasional Pokjanis RPKPP
Biaya Operasional Pokjanis RPKPP
Biaya Operasional Pokjanis RPKPP
Pembangunan PSD Kawasan Kumuh Perkotaan
Pembangunan PSD Kawasan Kumuh Perkotaan
Pembangunan PSD Kawasan Kumuh Perkotaan
Pembangunan PSD Kawasan Kumuh Perkotaan
Pembangunan PSD Kawasan Kumuh Perkotaan
Pembangunan PSD Kawasan Kumuh Perkotaan
Pembangunan PSD Kawasan Kumuh Perkotaan
Pembangunan PSD Kawasan Kumuh Perkotaan
Pembangunan PSD Kawasan Kumuh Nelayan
Pembangunan PSD Kawasan Kumuh Nelayan
Pembangunan PSD Kawasan Kumuh Nelayan
Pembangunan PSD Kawasan Kumuh Nelayan
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021
3
APBN
Rp. MURNI
PHLN
4
5
APBD
PROV.
APBD
KAB/KOTA
DAK
6
7
8
TAHUN
ANGGARAN
9
Tembilahan Kota
-
-
800.000
-
-
2015
Tembilahan Hulu
-
-
800.000
-
-
2016
Kuala Enok
-
-
800.000
-
-
2017
Pulau Kijang
-
-
800.000
-
-
2018
Sei. Guntung
-
-
800.000
-
-
2019
1.000.000
1.500.000
1.500.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
2.000.000
2.000.000
2.000.000
2.000.000
-
-
175.000
175.000
175.000
175.000
175.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
750.000
750.000
750.000
750.000
-
2015
2016
2017
2018
2019
2015
2015
2016
2016
2016
2017
2017
2017
2018
2018
2018
2019
Tembilahan Kota
Tembilahan Hulu
Kuala Enok
Pulau Kijang
Sei. Guntung
Tembilahan Kota
Tembilahan Hulu
Tembilahan Kota
Tembilahan Hulu
Kuala Enok
Pulau Kijang - Reteh
Pulau Burung
Tagaraja - Kateman
Kec. Kateman
Kel. Tanah Merah
Kec, Concong
Tembilahan Kota
137
RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)
SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,-
LOKASI
NO
URAIAN KEGIATAN
DETAIL LOKASI
1
2
Pembangunan PSD Kawasan Kumuh Nelayan
Penyusunan DED Infrastruktur Kawasan RSH
Penyusunan DED Infrastruktur Kawasan RSH
Fisik Infrastruktur DED Kawasan RSH
Fisik Infrastruktur DED Kawasan RSH
Penyediaan Lahan
Penyusunan DED Kawasan Eks Transmigrasi
Penyusunan DED Kawasan Eks Transmigrasi
Penyusunan DED Kawasan Eks Transmigrasi
Penyusunan DED Kawasan Eks Transmigrasi
Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan
Minapolitan Darat
Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan
Minapolitan Darat
Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan
Minapolitan Laut
Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan
Agropolitan
Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan
Agropolitan
Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan
Agropolitan
Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan
Agropolitan
Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan
Agropolitan
Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan
Agropolitan
Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan
Agropolitan
Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan
Agropolitan
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021
3
Tembilahan Hulu
Kec. Tembilahan Kota
Kec. Tembilahan Hulu
Kec. Tembilahan Kota
Kec. Tembilahan Hulu
Kec. Tembilahan Kota
Kec. Kempas
Kec. Tempuling
Kec. Teluk Belengkong
Kec. Pelangiran
APBN
Rp. MURNI
PHLN
4
5
APBD
PROV.
APBD
KAB/KOTA
DAK
6
7
8
TAHUN
ANGGARAN
9
2.000.000
1.000.000
1.000.000
-
-
-
750.000
150.000
150.000
200.000
200.000
1.000.000
125.000
125.000
125.000
125.000
-
2019
2017
2018
2018
2019
2018
2015
2015
2016
2016
Kec.Tanah Merah
600.000
-
-
-
-
2016
Kec. Reteh
600.000
-
-
-
-
2017
Kec. Concong Luar
600.000
-
-
-
-
2017
Kec.Tembilahan Hulu
600.000
-
-
-
-
2016
Kec. Tempuling
600.000
-
-
-
-
2016
Kec. Kempas
600.000
-
-
-
-
2016
Kec. Reteh
600.000
-
-
-
-
2016
Kec. Keritang
600.000
-
-
-
-
2017
Kec. Kemuning
600.000
-
-
-
-
2017
Kec. Pulau Burung
600.000
-
-
-
-
2017
Kec. Kateman
600.000
-
-
-
-
2017
138
RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)
SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,-
LOKASI
NO
URAIAN KEGIATAN
DETAIL LOKASI
1
2
Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan
Agropolitan
Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan
Agropolitan
Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan
Agropolitan
Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan
Agropolitan
Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan
Agropolitan
Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan
Agropolitan
Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan
Agropolitan
Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan
Agropolitan
Pembangunan PSD Kawasan Eks Transmigrasi
Pembangunan PSD Kawasan Eks Transmigrasi
Pembangunan PSD Kawasan Eks Transmigrasi
Pembangunan PSD Kawasan Eks Transmigrasi
Pembangunan PSD Kawasan Eks Transmigrasi
Pembangunan PSD Kawasan Eks Transmigrasi
Pembangunan PSD Kawasan Eks Transmigrasi
Pembangunan PSD Kawasan Eks Transmigrasi
Pembangunan PSD Kawasan Eks Transmigrasi
Pembangunan PSD Kawasan Eks Transmigrasi
Pembangunan PSD Kawasan Eks Transmigrasi
Pembangunan PSD Kawasan Eks Transmigrasi
Pembangunan PSD Kawasan Eks Transmigrasi
Pembangunan PSD Kawasan Minapolitan Darat
Pembangunan PSD Kawasan Minapolitan Darat
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021
3
APBN
Rp. MURNI
PHLN
4
5
APBD
PROV.
APBD
KAB/KOTA
DAK
6
7
8
TAHUN
ANGGARAN
9
Kec. Teluk Belengkong
600.000
-
-
-
-
2018
Kec. Pelangiran
600.000
-
-
-
-
2018
Kec. Mandah
600.000
-
-
-
-
2018
Kec.Tanah Merah
600.000
-
-
-
-
2018
Kec. Enok
600.000
-
-
-
-
2019
Kec. Concong
600.000
-
-
-
-
2019
Kec.Kuala Indragiri
600.000
-
-
-
-
2019
Kec. Sungai Batang
600.000
-
-
-
-
2019
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
3.000.000
3.000.000
-
-
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
-
2015
2015
2016
2016
2016
2016
2017
2017
2017
2017
2018
2018
2018
2017
2018
Kec. Kempas
Kec. Tempuling
Kec. Teluk Belengkong
Kec. Pelangiran
Kec. Kempas
Kec Tempuling
Kec. Teluk Belengkong
Kec. Kempas
Kec Tempuling
Kec. Pelangiran
Kec. Pelangiran
Kec. Kempas
Kec. Teluk Belengkong
Kec.Tanah Merah
Kec. Reteh
139
RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)
SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,-
LOKASI
NO
URAIAN KEGIATAN
DETAIL LOKASI
1
2
Pembangunan PSD Kawasan Minapolitan Laut
Pembangunan PSD Kawasan Agropolitan
Pembangunan PSD Kawasan Agropolitan
Pembangunan PSD Kawasan Agropolitan
Pembangunan PSD Kawasan Agropolitan
Pembangunan PSD Kawasan Agropolitan
Pembangunan PSD Kawasan Agropolitan
Pembangunan PSD Kawasan Agropolitan
Pembangunan PSD Kawasan Agropolitan
Pembangunan PSD Kawasan Agropolitan
Pembangunan PSD Kawasan Agropolitan
Pembangunan PSD Kawasan Agropolitan
Pembangunan PSD Kawasan Agropolitan
Pembangunan PSD Kawasan Agropolitan
Pembangunan PSD Kawasan Agropolitan
Pembangunan PSD Kawasan Agropolitan
Pembangunan PSD Kawasan Agropolitan
Penyusunan DED Permukiman Rawan Bencana
Penyusunan DED Kawasan Pulau-pulau Kecil
Penyusunan DED Kawasan Pulau-pulau Kecil
Penyusunan DED Kawasan Pulau-pulau Kecil
Penyusunan DED Kawasan Pulau-pulau Kecil
Penyusunan DED Kawasan Pulau-pulau Kecil
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021
3
Kec. Concong Luar
Kec.Tembilahan Hulu
Kec. Tempuling
Kec. Kempas
Kec. Reteh
Kec. Keritang
Kec. Kemuning
Kec. Pulau Burung
Kec. Kateman
Kec. Teluk Belengkong
Kec. Pelangiran
Kec. Mandah
Kec.Tanah Merah
Kec. Enok
Kec. Concong
Kec.Kuala Indragiri
Kec. Sungai Batang
Indragiri Hilir
Desa Pulau Pisang,
Kec. Kuala Indragiri
Desa Sei Laut, Kec.
Tanah Merah
Desa Tanjung Pasir,
Kec. Tanah Merah
Desa Pulau Ruku, Kec.
Reteh
Desa Sungai LuarRambayan Kec. Batang
Tuaka
APBN
Rp. MURNI
PHLN
4
5
3.000.000
3.000.000
3.000.000
3.000.000
3.000.000
3.000.000
3.000.000
3.000.000
3.000.000
3.000.000
3.000.000
3.000.000
3.000.000
3.000.000
3.000.000
3.000.000
3.000.000
-
APBD
PROV.
APBD
KAB/KOTA
DAK
6
7
8
TAHUN
ANGGARAN
9
-
-
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
125.000
-
2018
2017
2017
2017
2017
2018
2018
2018
2018
2019
2019
2019
2019
2020
2020
2020
2020
2017
-
-
-
50.000
-
2015
-
-
-
50.000
-
2016
-
-
-
50.000
-
2017
-
-
-
50.000
-
2018
-
-
-
50.000
-
2019
140
RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)
SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,-
LOKASI
NO
URAIAN KEGIATAN
DETAIL LOKASI
1
2
Pembangunan PSD Kawasan Pulau-Pulau Kecil
Pembangunan PSD Kawasan Pulau-Pulau Kecil
Pembangunan PSD Kawasan Pulau-Pulau Kecil
Pembangunan PSD Kawasan Pulau-Pulau Kecil
Pembangunan PSD Kawasan Pulau-Pulau Kecil
PPIP/RIS-PNPM
PPIP/RIS-PNPM
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021
3
Desa Pulau Pisang,
Kec. Kuala Indragiri
Desa Sei Laut, Kec.
Tanah Merah
Desa Tanjung Pasir,
Kec. Tanah Merah
Desa Pulau Ruku, Kec.
Reteh
Desa Sungai LuarRambayan Kec. Batang
Tuaka
Indragiri Hilir
Indragiri Hilir
APBN
Rp. MURNI
PHLN
4
5
APBD
PROV.
APBD
KAB/KOTA
DAK
6
7
8
TAHUN
ANGGARAN
9
3.000.000
-
-
500.000
-
2015
3.000.000
-
-
500.000
-
2016
3.000.000
-
-
500.000
-
2017
3.000.000
-
-
500.000
-
2018
3.000.000
-
-
500.000
-
2019
-
1.350.000
1.350.000
-
2015
2016
-
25.250.000
25.000.000
141
RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)
7.2.
PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
7.2.1. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan
Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan
sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan
lingkungan binaan, baik di perkotaan maupun di perdesaan, khususnya wujud fisik bangunan
gedung dan lingkungannya.
Kebijakan penataan bangunan dan lingkungan mengacu pada Undang-undang dan
peraturan antara lain:
1) UU No.1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
UU No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman memberikan amanat
bahwa penyelenggaraan penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman adalah
kegiatan perencanaan, pembangunan, pemanfaatan, dan pengendalian, termasuk di
dalamnya pengembangan kelembagaan, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran
masyarakat yang terkoordinasi dan terpadu.
Pada UU No. 1 tahun 2011 juga diamanatkan pembangunan kaveling tanah yang telah
dipersiapkan harus sesuai dengan persyaratan dalam penggunaan, penguasaan,
pemilikan yang tercantum pada rencana rinci tata ruang dan Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan (RTBL).
2) UU No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
UU No. 28 tahun 2002 memberikan amanat bangunan gedung harus diselenggarakan
secara tertib hukum dan diwujudkan sesuai dengan fungsinya, serta dipenuhinya
persyaratan administratif dan teknis bangunan gedung.
Persyaratan administratif yang harus dipenuhi adalah:
a.
Status hak atas tanah, dan/atau izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah;
b.
Status kepemilikan bangunan gedung; dan
c.
Izin mendirikan bangunan gedung.
Persyaratan teknis bangunan gedung melingkupi persyaratan tata bangunan dan
persyaratan keandalan bangunan. Persyaratan tata bangunan ditentukan pada RTBL
yang ditetapkan oleh Pemda, mencakup peruntukan dan intensitas bangunan gedung,
arsitektur bangunan gedung, dan pengendalian dampak lingkungan. Sedangkan,
persyaratan keandalan bangunan gedung mencakup keselamatan, kesehatan, keamanan,
dan kemudahan. UU No. 28 tahun 2002 juga mengamatkan bahwa dalam
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021
142
RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)
penyelenggaraan bangunan gedung yang meliputi kegiatan pembangunan, pemanfaatan,
pelestarian dan pembongkaran, juga diperlukan peran masyarakat dan pembinaan oleh
pemerintah.
3) PP 36/2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung
Secara lebih rinci UU No. 28 tahun 2002 dijelaskan dalam PP No. 36 Tahun 2005 tentang
peraturan pelaksana dari UU No. 28/2002. PP ini membahas ketentuan fungsi bangunan
gedung, persyaratan bangunan gedung, penyelenggaraan bangunan gedung, peran
masyarakat, dan pembinaan dalam penyelenggaraan bangunan gedung. Dalam peraturan
ini ditekankan pentingnya bagi pemerintah daerah untuk menyusun Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan (RTBL) sebagai acuan rancang bangun serta alat
pengendalian pengembangan bangunan gedung dan lingkungan.
4) Permen PU No. 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan
dan Lingkungan
Sebagai panduan bagi semua pihak dalam penyusunan dan pelaksanaan dokumen RTBL,
maka telah ditetapkan Permen PU No. 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana
Tata Bangunan dan Lingkungan. Dalam peraturan tersebut, dijelaskan bahwa RTBL
disusun pada skala kawasan baik di perkotaan maupun perdesaan yang meliputi kawasan
baru berkembang cepat, kawasan terbangun, kawasan dilestarikan, kawasan rawan
bencana, serta kawasan gabungan dari jenis-jenis kawasan tersebut. Dokumen RTBL
yang disusun kemudian ditetapkan melalui peraturan walikota/bupati.
5) Permen PU No.14 /PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang
Permen PU No: 14 /PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang mengamanatkan jenis dan mutu pelayanan dasar Bidang
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang yang merupakan urusan wajib daerah yang
berhak diperoleh setiap warga secara minimal. Pada Permen tersebut dilampirkan
indikator pencapaian SPM pada setiap Direktorat Jenderal di lingkungan Kementerian PU
beserta sektor-sektornya.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021
143
RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)
Gambar VII-2. Lingkup Tugas PBL
Lingkup Tugas dan Fungsi Direktorat PBL
Sebagaimana dinyatakan pada Permen PU No.8 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian PU, pada Pasal 608 dinyatakan bahwa Direktorat Penataan Bangunan dan
Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok Direktorat Jenderal Cipta
Karya di bidang perumusan dan pelaksanakan kebijakan, penyusunan produk pengaturan,
pembinaan dan pengawasan serta fasilitasi di bidang penataan bangunan dan lingkungan
termasuk pembinaan pengelolaan gedung dan rumah negara.
Kemudian selanjutnya pada Pasal 609 disebutkan bahwa Direktorat Penataan Bangunan dan
Lingkungan menyelenggarakan fungsi:
a.
Penyusunan kebijakan teknis dan strategi penyelenggaraan penataan bangunan dan
lingkungan termasuk gedung dan rumah negara;
b.
Pembinaan teknik, pengawasan teknik, fasilitasi serta pembinaan pengelolaan bangunan
gedung dan rumah negara termasuk fasilitasi bangunan gedung istana kepresidenan;
c.
Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi penyelenggaraan penataan bangunan
dan lingkungan dan pengembangan keswadayaan masyarakat dalam penataan lingkungan;
d.
Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi revitalisasi kawasan dan bangunan
bersejarah/tradisional, ruang terbuka hijau, serta penanggulangan bencana alam dan
kerusuhan sosial;
e.
Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pembinaan kelembagaan
penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan; dan
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021
144
RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)
f.
Pelaksanaan tata usaha Direktorat.
Lingkup tugas dan fungsi tersebut dilaksanakan sesuai dengan kegiatan pada sektor PBL, yaitu
kegiatan penataan lingkungan permukiman, kegiatan penyelenggaraan bangunan gedung dan
rumah negara dan kegiatan pemberdayaan komunitas dalam penanggulangan kemiskinan seperti
ditunjukkan pada Gambar 7.2.
Lingkup kegiatan untuk dapat mewujudkan lingkungan binaan yang baik sehingga terjadi
peningkatan kualitas permukiman dan lingkungan meliputi:
a.
Kegiatan penataan lingkungan permukiman
• Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL);
• Bantuan Teknis pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH);
• Pembangunan Prasarana dan Sarana peningkatan lingkungan pemukiman kumuh dan
nelayan;
• Pembangunan prasarana dan sarana penataan lingkungan pemukiman tradisional.
b.
Kegiatan pembinaan teknis bangunan dan gedung
• Diseminasi peraturan dan perundangan tentang penataan bangunan dan lingkungan;
• Peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan dan gedung;
• Pengembangan sistem informasi bangunan gedung dan arsitektur;
• Pelatihan teknis.
c.
Kegiatan pemberdayaan masyarakat di perkotaan
• Bantuan teknis penanggulangan kemiskinan di perkotaan;
• Paket dan Replikasi.
7.2.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan
D. Isu Strategis
Untuk dapat merumuskan isu strategis Bidang PBL, maka dapat dilihat dari Agenda Nasional dan
Agenda Internasional yang mempengaruhi sektor PBL. Untuk Agenda Nasional, salah satunya
adalah Program PNPM Mandiri, yaitu Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri,
sebagai wujud kerangka kebijakan yang menjadi dasar acuan pelaksanaan program-program
penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. Agenda nasional lainnya
adalah pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang, khususnya untuk sektor PBL yang mengamanatkan terlayaninya masyarakat dalam
pengurusan IMB di Kabupaten Indragiri Hilir dan tersedianya pedoman Harga Standar Bangunan
Gedung Negara (HSBGN) di Kabupaten Indragiri Hilir.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021
145
RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)
Agenda internasional yang terkait diantaranya adalah pencapaian MDG’s 2015, khususnya tujuan
7 yaitu memastikan kelestarian lingkungan hidup. Target MDGs yang terkait bidang Cipta Karya
adalah target 7C, yaitu menurunkan hingga separuhnya proporsi penduduk tanpa akses terhadap
air minum layak dan sanitasi layak pada 2015, serta target 7D, yaitu mencapai peningkatan yang
signifikan dalam kehidupan penduduk miskin di permukiman kumuh pada tahun 2020.
Agenda internasional lainnya adalah isu Pemanasan Global (Global Warming). Pemanasan global
yang disebabkan bertambahnya karbondioksida (CO2) sebagai akibat konsumsi energi yang
berlebihan mengakibatkan naiknya suhu permukaan global hingga 6.4 °C antara tahun 1990 dan
2100, serta meningkatnnya tinggi muka laut di seluruh dunia hingga mencapai 10-25 cm selama
abad ke-20. Kondisi ini memberikan dampak bagi kawasan-kawasan yang berada di pesisir pantai,
yaitu munculnya bencana alam seperti banjir, kebakaran serta dampak sosial lainnya.
Agenda Habitat juga merupakan salah satu Agenda Internasional yang juga mempengaruhi isu
strategis sektor PBL. Konferensi Habitat I yang telah diselenggarakan di Vancouver, Canada, pada
31 Mei-11 Juni 1976, sebagai dasar terbentuknya UN Habitat pada tahun 1978, yaitu sebagai
lembaga PBB yang mengurusi permasalahan perumahan dan permukiman serta pembangunan
perkotaan. Konferensi Habitat II yang dilaksanakan di lstanbul, Turki, pada 3 - 14 Juni 1996
dengan dua tema pokok, yaitu "Adequate Shelter for All" dan "Sustainable Human Settlements
Development in an Urbanizing World", sebagai kerangka dalam penyediaan perumahan dan
permukiman yang layak bagi masyarakat.
Dari agenda-agenda tersebut maka isu strategis tingkat nasional untuk bidang PBL dapat
dirumuskan adalah sebagai berikut:
1)
Penataan Lingkungan Permukiman
a.
Pengendalian pemanfaatan ruang melalui RTBL;
b.
PBL mengatasi tingginya frekuensi kejadian kebakaran di perkotaan;
c.
Pemenuhan kebutuhan ruang terbuka publik dan ruang terbuka hijau (RTH) di
perkotaan;
d.
Revitalisasi dan pelestarian lingkungan permukiman tradisional dan bangunan
bersejarah berpotensi wisata untuk menunjang tumbuh kembangnya ekonomi lokal;
e.
Peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan Standar Pelayanan Minimal;
f.
Pelibatan pemerintah daerah dan swasta serta masyarakat dalam penataan bangunan
dan lingkungan.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021
146
RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)
2)
Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
a.
Tertib pembangunan dan keandalan bangunan gedung (keselamatan, kesehatan,
kenyamanan dan kemudahan);
b.
Pengendalian penyelenggaraan bangunan gedung dengan perda bangunan gedung di
kab/kota;
c.
Tantangan untuk mewujudkan bangunan gedung yang fungsional, tertib, andal dan
mengacu pada isu lingkungan/ berkelanjutan;
3)
d.
Tertib dalam penyelenggaraan dan pengelolaan aset gedung dan rumah negara;
e.
Peningkatan kualitas pelayanan publik dalam pengelolaan gedung dan rumah Negara.
Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan
a.
Jumlah masyarakat miskin pada tahun 2012 sebesar 29,13 juta orang atau sekitar
11,96% dari total penduduk Indonesia;
b.
Realisasi DDUB tidak sesuai dengan komitmen awal termasuk sharing in-cash sesuai
MoU PAKET;
c.
Keberlanjutan dan sinergi program bersama pemerintah daerah dalam penanggulangan
kemiskinan.
Isu strategis PBL ini terkait dengan dokumen-dokumen seperti RTR, skenario
pembangunan daerah, RTBL yang disusun berdasar skala prioritas dan manfaat dari rencana
tindak yang meliputi a) Revitalisasi, b) RTH, c) Bangunan Tradisional/bersejarah dan d)
penanggulangan kebakaran, bagi pencapaian terwujudnya pembangunan lingkungan permukiman
yang layak huni, berjati diri, produktif dan berkelanjutan.
Tabel VII-8 Kegiatan dan Isu Strategis PBL di Kabupaten Indragiri Hilir
No
1
Kegiatan Sektor PBL
Penataan Lingkungan Permukiman
Isu Strategis Sektor PBL di Kabupaten Indragiri
Hilir
a. Kurang kegiatan penataan dan pengendalian ruang
melalui RTBL
b. Masih besarnya frekuensi kebakaran bangunan di
permukiman padat perkotaan, khususnya
Tembilahan
c. Rendahnya kualitas lingkungan permukiman
khususnya di kawasan tepian parit dan sungai serta
diatas rawa gambut
d. Kurangnya keterlibatan masyarakat dan swasta
untuk ikut terlibat dalam penataan bangunan dan
lingkungan
e. Tidak terpeliharanya beberapa situs bersejarah di
Kabupaten Indragiri Hilir sehingga hancur dan rusak
dimakan usia dan juga perusakan oleh orang-orang
yang tidak bertanggung jawab.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021
147
RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)
2
Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah
Negara
a. Kurangnya sosialisasi dan implementasi
pengendalian penyelenggaraan bangunan gedung
melalui Perda Bangunan Gedung
BAB VII. RENCANA PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA
Rencana pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya mencakup empat sektor yaitu
pengembangan permukiman, penataan bangunan dan lingkungan, pengembangan air minum,
serta pengembangan penyehatan lingkungan permukiman yang terdiri dari air limbah,
persampahan, dan drainase. Penjabaran perencanaan teknis untuk tiap-tiap sektor dimulai dari
pemetaan isu-isu strategis yang mempengaruhi, penjabaran kondisi eksisting sebagai baseline
awal perencanaan, serta permasalahan dan tantangan yang harus diantisipasi. Tahapan
berikutnya adalah analisis kebutuhan dan pengkajian terhadap program-program sektoral,
dengan mempertimbangkan kriteria kesiapan pelaksanaan kegiatan. Kemudian dilanjutkan
dengan merumuskan usulan program dan kegiatan yang dibutuhkan.
7.1.
PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, permukiman
didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan
perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang
kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau perdesaan.
Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan
perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari
pengembangan kawasan permukiman baru dan peningkatan kualitas permukiman kumuh,
sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari pengembangan kawasan
permukiman perdesaan, kawasan pusat pertumbuhan, serta desa tertinggal.
7.1.1. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan
Arahan kebijakan pengembangan permukiman mengacu pada amanat peraturan
perundangan, antara lain:
1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional.
Arahan RPJMN Tahap 3 (2015-2019) menyatakan bahwa pemenuhan kebutuhan
hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung bagi seluruh
masyarakat terus meningkat, sehingga kondisi tersebut mendorong terwujudnya kota
tanpa permukiman kumuh pada awal tahapan RPJMN berikutnya.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021
123
RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)
2. Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.
Pasal 4 mengamanatkan bahwa ruang lingkup penyelenggaraan perumahan dan
kawasan permukiman juga mencakup penyelenggaraan perumahan (butir c),
penyelenggaraan kawasan permukiman (butir d), pemeliharaan dan perbaikan (butir e),
serta pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan
permukiman kumuh (butir f).
3. Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun.
Pasal 15 mengamanatkan bahwa pembangunan rumah susun umum, rumah susun
khusus, dan rumah susun negara merupakan tanggung jawab pemerintah.
4. Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan.
Peraturan ini menetapkan salah satunya terkait dengan penanggulangan kemiskinan
yang diimplementasikan dengan penanggulangan kawasan kumuh.
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.
Peraturan ini menetapkan target berkurangnya luas permukiman kumuh di kawasan
perkotaan sebesar 10% pada tahun 2014.
Mengacu pada Permen PU No. 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pekerjaan Umum maka Direktorat Pengembangan Permukiman mempunyai tugas
di bidang perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pembinaan teknik dan pengawasan teknik,
serta standardisasi teknis dibidang pengembangan permukiman.
Adapun fungsi Direktorat Pengembangan Permukiman adalah:
a. Penyusunan kebijakan teknis dan strategi pengembangan permukiman di perkotaan dan
perdesaan;
b. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi pengembangan kawasan
permukiman baru di perkotaan dan pengembangan kawasan perdesaan potensial;
c. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatan kualitas permukiman
kumuh termasuk peremajaan kawasan dan pembangunan rumah susun sederhana;
d. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatan kualitas permukiman di
kawasan tertinggal, terpencil, daerah perbatasan dan pulau-pulau kecil termasuk
penanggulangan bencana alam dan kerusuhan sosial;
e. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pembinaan kelembagaan dan
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021
124
RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)
peran serta masyarakat di bidang pengembangan permukiman;
f.
Pelaksanaan tata usaha Direktorat.
7.1.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan
A. Isu Strategis
Berbagai isu strategis nasional yang berpengaruh terhadap pengembangan permukiman saat ini
adalah:
•
Mengimplementasikan konsepsi pembangunan berkelanjutan serta mitigasi dan
adaptasi terhadap perubahan iklim.
•
Percepatan pencapaian target MDGs 2020 yaitu penurunan proporsi rumah tangga
kumuh perkotaan.
•
Perlunya dukungan terhadap pelaksanaan Program-Program Direktif Presiden yang
tertuang dalam MP3EI dan MP3KI.
•
Percepatan pembangunan di wilayah timur Indonesia (Provinsi NTT, Provinsi Papua,
dan Provinsi Papua Barat) untuk mengatasi kesenjangan.
•
Meminimalisir penyebab dan dampak bencana sekecil mungkin.
•
Meningkatnya urbanisasi yang berimplikasi terhadap proporsi penduduk perkotaan
yang bertambah, tingginya kemiskinan penduduk perkotaan, dan bertambahnya
kawasan kumuh.
•
Belum optimalnya pemanfaatan Infrastruktur Permukiman yang sudah dibangun.
•
Perlunya kerjasama lintas sektor untuk mendukung sinergitas dalam pengembangan
kawasan permukiman.
•
Belum optimalnya peran pemerintah daerah dalam mendukung pembangunan
permukiman. Ditopang oleh belum optimalnya kapasitas kelembagaan dan kualitas
sumber daya manusia serta perangkat organisasi penyelenggara dalam memenuhi
standar pelayanan minimal di bidang pembangunan perumahan dan permukiman.
Isu-isu strategis di atas merupakan isu terkait pengembangan permukiman yang terangkum
secara nasional. Sedangkan untuk Kabupaten Indragiri Hilir, isu-isu strategis yang terkait dengan
pengembangan permukiman dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel VII-1. Isu-isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman Skala Kabupaten Indragiri Hilir
No
1
2
Isu Strategis
Terdapat juga beberapa titik permukiman kumuh di
kawasIan pusat perkotaan
Berkembangnya permukiman kumuh di bantaran parit
dan sungai
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021
Keterangan
Terdapat pada hampir semua kawasan perkotaan,
terutama yang memiliki permukiman rawa gambut
Sebagian besar terdapat pada kawasan
permukiman yang dilalui parit dan berbatasan
dengan sungai
125
RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)
No
3
Isu Strategis
Masih banyaknya jumlah penduduk yang belum memiliki
rumah yang layak, baik perkotaan maupun perdesaan
4
Pembangunan kawasan permukiman masih kurang
memperhatikan aspek tata ruang dan kaidah lingkungan
hidup
Kurangnya pembangunan perumahan terencana baik
oleh pengembangan (swasta), pemerintah maupun
masyarakat.
Kurangnya SDM berkualitas dibidang pengembangan
perumahan dan kawasan permukiman di daerah
5
6
7
Belum ada peraturan dan kebijakan daerah yang
mendukung pengembangan permukiman di Kabupaten
Indragiri Hilir
8
Masih minimnya data mengenai perumahan dan
kawasan permukiman di Kabupaten Indragiri Hilir
Keterangan
Mengacu pada data PPLS 2011, masih banyak RT
sangat miskin dan sebagian besar belum memiliki
rumah sendiri, baik perkotaan maupun perdesaan
Berkembangnya permukiman tepian parit/sungai
dan diatas rawa gambut pada hampir semua
wilayah yang berbatasan degan sungai.
Pembangunan perumahan masih sangat sedikit.
Jumlah pegawai daerah yang memahami dan
memiliki kapasitas dibidang pengembangan
permukiman masih sangat sedikit.
Kebijakan berupa SK Bupati yang ada hanyalah SK
penunjukan kawasan kumuh. Selain itu belum ada
Perda/SK Bupati lain terkait pengembangan
permukiman
Data terkait perumahan dan permukiman masih
sangat minim. Begitupun kajian yang terkait
dengan pendataan dan inventarisasi dibidang
permukiman masih kurang.
B. Kondisi Eksisting
Kondisi eksisting pengembangan permukiman terkait dengan capaian suatu kota/
kabupaten dalam menyediakan kawasan permukiman yang layak huni. Terlebih dahulu perlu
diketahui peraturan perundangan di tingkat Kabupaten Indragiri Hilir (meliputi peraturan daerah,
peraturan gubernur, peraturan walikota/bupati, maupun peraturan lainya) yang mendukung
seluruh tahapan proses perencanaan, pembangunan, dan pemanfaatan pembangunan
permukiman.
Selain itu data yang dibutuhkan untuk kondisi eksisting adalah mengenai kawasan
kumuh, jumlah RSH terbangun, dan Rusunawa terbangun di perkotaan, maupun dukungan
infrastruktur dalam program-program perdesaan seperti PISEW (RISE), PPIP, serta kawasan
potensial, rawan bencana, perbatasan, dan pulau terpencil. Data yang dibutuhkan adalah data
untuk kondisi eksisting lima tahun terakhir.
Tabel VII-2. Peraturan Daerah/ Peraturan Gubernur/ Peraturan Walikota/ Bupati/
peraturan lainnya terkait Pengembangan Permukiman
No
(1)
1
Perda/ Pergub/ Perbup/ Peraturan Lainnya
Jenis Produk
No / Tahun
Perihal
Pengaturan
(2)
(3)
(4)
Rencana
Pembangunan
Jangka Panjang
Perda Prov. Riau
9/2004
Daerah Provinsi
Riau 2005-2025
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021
Amanat Kebijakan Daerah
(5)
126
RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)
Tabel VII-3. Data Kawasan Kumuh di Kabupaten Indragiri Hilir
NO
NAMA
KECAMATAN
NAMA
KAWASAN
LUAS
(HA)
1
Tembilahan
Kel. Tembilahan
Kota
Kel. Tembilahan
Hilir
Tembilahan
39,39
RW.4 ; RW.6 ; RW.5 ; RW. 15 (PARIT
11), RW.14 (PARIT 12) ; RW.02 ;
RW.03 ; RW.04 (PARIT 13) & PARIT
14 (RW.07)
103°9‘5,617"BT ;
0°19‘28.734"LS ;
103°9‘58,905"BT ;
0°19‘16.427"LS.
2
Tembilahan
Hulu
Kel. Tembilahan
Hulu
Tembilahan
Hulu
20,06
RT.01/RW.01 ; RT.01/RW.02 ;
RT.02/RW.02 ; RT.03/RW.02 ;
RT.01/RW.03 ; RT.01/RW.05 ;
RT.01/RW.07 ; RT.01/RW.12 ;
RT.03/RW.10 ; RT.01/RW.15
10308’40,448” BT ;
0020’6,194”LS
10308’48,275” BT ;
0019’56,107”LS
10309’3,241” BT ;
0019’42,289”LS
3
Tanah
Merah
Kel. Kuala Enok
Kuala Enok
15,54
RT.01/RW.02 ; RT.02/RW.02 ; RT.01/
RW.07 ; RW.02/RW.07 ;
RW.03/RW.07 ; RW.04/RW.07 ;
RW.05/RW.07 ; RW.06/RW.07
103°23‘9,174"BT ;
0°31‘3.215"LS
103°23‘2,794"BT ;
0°30‘49.956"LS
NAMA KELURAHAN
Desa Tanah
Merah
RT/RW
TITIK KOORDINAT
4
Pulau
Burung
Desa Pulau
Burung
Pulau
Burung
2,33
RT.02 / RW.03
103°32‘26,403"BT ;
0°25‘29.084"LS
5
Kateman
Kel. Tagaraja
Sungai
Guntung
21,51
RT.03/RW.03 ; RT.07/RW.05 ;
RT.08/RW.05
103°36‘47,815"BT ;
0°17‘40.701"LS ;
103°36‘57,159"BT ;
0°17‘14.034"LS.
6
Reteh
Kel. Pulau Kijang
Pulau Kijang
13,09
RT.01/RW.02
RT.01/RW.04
RT.02/RW.06
RT.02/RW.11
7
Mandah
Desa Khairiah
Mandah
Khairiah
Mandah
5,44
RT.01/RW.01 ; RT.04/RW.01 ;
RT.20/RW.01 ; RT.21/RW.01
8
Gaung Anak
Serka
Kel. Teluk Pinang
Teluk
Pinang
11,85
RT.01/RW.02 ; RT.02/RW.02
RT.04/RW.02 ; RT.01/RW.03
RT.05/RW.03 ; RT.07/RW.03
RT.04/RW.04 ; RT.05/RW.06
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021
;
;
;
RT.03/RW.03
RT.02/RW.04
RT.01/RW.08
;
;
;
103°12‘3,946"BT ;
0°41’14,916"LS ;
103°12‘21,035"BT ;
0°41’19,482"LS ;
103°12‘32,751"BT ;
0°41’18,392"LS
103°29‘54,581"BT ;
0°10’32,212"LS
;
;
;
103°21‘28,842"BT ;
0°10’52,807"LS ;
103°21‘33,838"BT ;
0°11’1,46"LS ;
103°21‘48,624"BT ;
0°10’50,672"LS.
127
RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)
9
Tempuling
Kel. Sungai Salak
Sungai
Salak
30,44
RT.09/RW.02
RT.08/RW.03
RT.03/RW.04
RT.13/RW.07
;
;
;
10
Keritang
Kel. Kota Baru
Reteh
Sungai
Gergaji
6,86
RT.01/RW.05
RT.03/RW.05
RT.05/RW.06
RT.09/RW.06
;
;
11
Kempas
Kel. Kempas Jaya
Kempas
Jaya
9,75
RT.01/RW.03 ; RT.02/RW.03 ;
RT.01/RW.04 ; RT.04/RW.04
JUMLAH
RT.12/RW.02
RT.10/RW.03
RT.04/RW.07
;
;
;
RT.02/RW.05 ;
RT.04/RW.06 ;
;
RT.06/RW.06
103°0‘3,361"BT ;
0°27’4,086"LS.
102°56‘24,198"BT ;
0°43’24,051"LS
;102°56‘38,441"BT
; 0°43’12,213"LS.
102°50‘57,138"BT ;
0°32’34,754"LS
176,26
C. Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman
Permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman pada tingkat nasional antara lain:
Permasalahan pengembangan permukiman diantaranya:
1. Masih luasnya kawasan kumuh sebagai permukiman tidak layak huni sehingga dapat
menyebabkan terjadinya degradasi lingkungan, dan pelayanan infrastruktur yang masih
terbatas.
2. Masih terbatasnya prasarana sarana dasar pada daerah tertinggal, pulau kecil, daerah
terpencil, dan kawasan perbatasan.
3. Belum berkembangnya Kawasan Perdesaan Potensial.
Tantangan pengembangan permukiman diantaranya:
1. Percepatan peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
2. Pencapaian target/sasaran pembangunan dalam Rencana Strategis Ditjen Cipta Karya
sektor Pengembangan Permukiman.
3. Pencapaian target MDG’s 2015, termasuk didalamnya pencapaian Program-Program
Pro Rakyat (Direktif Presiden).
4. Perhatian pemerintah daerah terhadap pembangunan bidang Cipta Karya khususnya
kegiatan Pengembangan Permukiman yang masih rendah.
5. Memberikan pemahaman kepada pemerintah daerah bahwa pembangunan infrastruktur
permukiman yang saat ini sudah menjadi tugas pemerintah daerah provinsi dan
Kabupaten Indragiri Hilir.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021
128
RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)
6. Penguatan Sinergi RP2KP/RTBL KSK dalam Penyusunan RPIJM bidang Cipta Karya
pada Kabupaten Indragiri Hilir.
Sebagaimana isu strategis, di masing-masing Kabupaten Indragiri Hilir terdapat
permasalahan dan tantangan pengembangan yang bersifat lokal dan spesifik serta belum tentu
djumpai di Kabupaten Indragiri Hilir lain. Penjabaran permasalahan dan tantangan
pengembangan permukiman yang bersifat lokal perlu dijabarkan sebagai informasi awal dalam
perencanaan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi permasalahan dan tantangan
pengembangan permukiman di Kabupaten Indragiri Hilir yang bersangkutan serta merumuskan
alternatif pemecahan dan rekomendasi dari permasalahan dan tantangan pengembangan
permukiman yang ada di wilayah Kabupaten Indragiri Hilir bersangkutan.
Tabel VII-4. Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman Kabupaten
Indragiri Hilir
No
Permasalahan Pengembangan
Permukiman
Tantangan Pengembangan
Alternatif Solusi
-
-
Bagaimana meningkatkan peran
pokja dan kapasitas
kelembagaan dalam mendorong
peningkatan kinerja dibidang
pengembangan permukiman
– Peningkatan peran Pokja
dibidang penanganan dan
pengembangan permukiman
– Meningkatkan kapasitas
kelembagaan melalui
bimbingan teknis dan bantuan
manajemen
Aspek SDM
Terbatas/sedikitnya jumlah pegawai
Pemda di Kab. INHIL yang memahami
dan memiliki kapasitas dibidang
pengembangan permukiman
Bagaimana meningkatkan
kinerja dibidang pengembangan
permukiman
–
Aspek Pembiayaan
Mahalnya biaya pembangunan
rumah/hunian di Kab. INHIL. Sebagian
biaya konstruksi bangunan habis untuk
pembuatan pondasi dikarenakan
kondisi tanah gambut.
Bagaimana mengurangi biaya
pembangunan/konstruksi yang
berdampak pada berkurangnya
harga rumah
Mengembangkan struktur
pondasi bangunan yang kuat,
murah dan cocok untuk
karakteristik tanah gambut
Bagaimana meningkatkan peran
masyarakat/swasta dalam
mendorong percepatan
pengembangan permukiman di
Kabupaten Indragiiri Hilir
– Memberikan insentif
keringanan pajak perumahan
bagi pengembang akibat
tingginya biaya konstruksi
– Memfasilitasi kerjasama antara
pemerintah dan swasta
(pengembang) dibidang
pembangunan perumahan
1
Aspek Teknis
-
2
Aspek Kelembagaan
– Belum optimalnya peran Pokja
dalam menangani permasalah
dibidang permukiman.
– Belum maksimalnya peran institusi
pemerintahan dibidang permukiman
dalam mendorong percepatan
pembangunan bidang permukiman.
3
4
5
Aspek Peran Serta Masyarakat/
Swasta
– Belum adanya kerjasama antara
Pemerintah dengan pihak swasta
dibidang pengembangan
perumahan
– Minimnya ketertarikan swasta /
pengembang dalam membangun
perumahan di Kabupaten Indragiri
Hilir
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021
Melakukan pelatihan/ training
Perekrutan pegawai baru.
Perekrutan tenaga honor
Perekrutan tenaga
pendamping individual
129
RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)
No
6
Permasalahan Pengembangan
Permukiman
Aspek Lingkungan Permukiman
Masih banyak masyarakat yang
membangun rumah di sempadan
sungai dan tepian parit sehingga
rawan terjadi longsor dan cenderung
mencemari lingkungan
Tantangan Pengembangan
Bagaimana membatasi dan
menghambat pertumbuhan
permukiman di kawasan
sempadan sungai dan tepian
parit.
Alternatif Solusi
– Relokasi masyarakat yang
tinggal diatas dan batas badan
air.
– Normalisasi saluran parit dan
perkuatan dinding parit dan
sungai dengan turap beton.
– Membangun jalan inspeksi dan
jalur hijau.
7.1.3. Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman
Analisis kebutuhan merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi eksisting.
Analisis kebutuhan mengaitkan kondisi eksisting dengan target kebutuhan yang harus dicapai.
Terdapat arahan kebijakan yang menjadi acuan penetapan target pembangunan bidang Cipta
Karya khususnya sektor pengembangan permukiman baik di tingkat Pusat maupun di tingkat
Kabupaten Indragiri Hilir. Di tingkat Pusat acuan kebijakan meliputi RPJMN 2010-2014, MDGs
2015 (pengurangan proporsi rumah tangga kumuh tahun 2020), Standar Pelayanan Minimal
(SPM) untuk pengurangan luasan kawasan kumuh tahun 2014 sebesar 10%, arahan MP3EI dan
MP3KI, percepatan pembangunan Papua dan Papua Barat, arahan Direktif Presiden untuk
program pro-rakyat, serta Renstra Ditjen Cipta Karya 2010-2014. Sedangkan di tingkat
Kabupaten Indragiri Hilir meliputi target RPJMD, RTRW Kabupaten Indragiri Hilir, maupun
Renstra SKPD. Acuan kebijakan tersebut hendaknya menjadi dasar pada tahapan analisis
kebutuhan pengembangan permukiman.
Tabel VII-5. Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman di Perkotaan Untuk 5 Tahun
Unit
Tahun
2015
Tahun
2016
Tahun
2017
Tahun
2018
Tahun
2019
Jiwa
719,158
734,229
749,615
765,325
781,364
BPS
Kepadatan Penduduk
Jiwa/ km2
85
90
98
100
102
BPS
Proyeksi Persebaran
Penduduk
Jiwa /km2
85
90
98
100
102
Proyeksi Persebaran
Penduduk Miskin
Jiwa/ km2
5
8
11
15
18
Data
Penduduk
Miskin
2
Sasaran Penurunan
Kawasan Kumuh
Ha
10
20
30
45
50
Data Profil
Kawasan
Kumuh
3
Kebutuhan Rusunawa
TB
-
-
-
-
-
-
4
Kebutuhan RSH
Unit
8900
8950
9000
9050
9100
Analisa
5
Kebutuhan
Pengembangan
Permukiman Baru
Kws
10
12
14
16
18
Analisa
No
Uraian
Jumlah Penduduk
1
Ket
BPS
Sumber : Hasil Analisa, 2014
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021
130
RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)
7.1.4. Program-Program Sektor Pengembangan Permukiman
Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan
perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari:
1) Pengembangan kawasan permukiman baru dalam bentuk pembangunan Rusunawa serta
2) Peningkatan kualitas permukiman kumuh dan RSH.
Sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari:
1) Pengembangan kawasan permukiman perdesaan untuk kawasan potensial (Agropolitan dan
Minapolitan), rawan bencana, serta perbatasan dan pulau kecil,
2) Pengembangan kawasan pusat pertumbuhan dengan program PISEW (RISE),
3) Desa tertinggal dengan program PPIP dan RIS PNPM.
Selain kegiatan fisik di atas program/kegiatan pengembangan permukiman dapat berupa
kegiatan non-fisik seperti penyusunan RP2KP dan RTBL KSK ataupun review bilamana
diperlukan.
Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan
•
Infrastruktur kawasan permukiman kumuh
•
Infrastruktur permukiman RSH
•
Rusunawa beserta infrastruktur pendukungnya
Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan
•
Infrastruktur kawasan permukiman perdesaan potensial (Agropolitan/Minapolitan)
•
Infrastruktur kawasan permukiman rawan bencana
•
Infrastruktur kawasan permukiman perbatasan dan pulau kecil
•
Infrastruktur pendukung kegiatan ekonomi dan sosial (PISEW)
•
Infrastruktur perdesaan PPIP
•
Infrastruktur perdesaan RIS PNPM
Adapun alur fungsi dan program pengembangan permukiman tergambar dalam gambar
7.1 dibawah ini.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021
131
RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)
–
Gambar VII-1. Alur Program Pengembangan Permukiman
Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) Dalam pengembangan permukiman terdapat
kriteria yang menentukan, yang terdiri dari kriteria umum dan khusus, sebagai berikut.
1.
Umum
• Ada rencana kegiatan rinci yang diuraikan secara jelas.
• Indikator kinerja sesuai dengan yang ditetapkan dalam Renstra.
• Kesiapan lahan (sudah tersedia).
• Sudah tersedia DED.
• Tersedia Dokumen Perencanaan Berbasis Kawasan (RP2KP, RTBL KSK, Masterplan.
Agropolitan & Minapolitan, dan KSK)
• Tersedia Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) dan dana daerah untuk
pembiayaan komponen kegiatan sehingga sistem bisa berfungsi.
• Ada unit pelaksana kegiatan.
• Ada lembaga pengelola pasca konstruksi.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021
132
RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)
2.
Khusus
Rusunawa
• Kesediaan Pemda utk penandatanganan MoA
• Dalam Rangka penanganan Kws. Kumuh
• Kesanggupan Pemda menyediakan Sambungan Listrik, Air Minum, dan PSD lainnya
• Ada calon penghuni
RIS PNPM
• Sudah ada kesepakatan dengan Menkokesra.
• Desa di kecamatan yang tidak ditangani PNPM Inti lainnya.
• Tingkat kemiskinan desa >25%.
• Bupati menyanggupi mengikuti pedoman dan menyediakan BOP minimal 5% dari BLM.
PPIP
• Hasil pembahasan dengan Komisi V - DPR RI
• Usulan bupati, terutama kabupaten tertinggal yang belum ditangani program Cipta Karya
lainnya
• Kabupaten reguler/sebelumnya dengan kinerja baik
• Tingkat kemiskinan desa >25%
PISEW
• Berbasis pengembangan wilayah
• Pembangunan infrastruktur dasar perdesaan yang mendukung (i) transportasi, (ii)
produksi pertanian, (iii) pemasaran pertanian, (iv) air bersih dan sanitasi, (v) pendidikan,
serta (vi) kesehatan
• Mendukung komoditas unggulan kawasan
Selain kriteria kesiapan seperti di atas terdapat beberapa kriteria yang harus diperhatikan
dalam pengusulan kegiatan pengembangan permukiman seperti untuk penanganan kawasan
kumuh di perkotaan. Mengacu pada UU No. 1/2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman, permukiman kumuh memiliki ciri (1) ketidakteraturan dan kepadatan bangunan
yang tinggi, (2) ketidaklengkapan prasarana, sarana, dan utilitas umum, (3) penurunan kualitas
rumah, perumahan, dan permukiman, serta prasarana, sarana dan utilitas umum, serta (4)
pembangunan rumah, perumahan, dan permukiman yang tidak sesuai dengan rencana tata
ruang wilayah. Lebih lanjut kriteria tersebut diturunkan ke dalam kriteria yang selama ini diacu
oleh Ditjen. Cipta Karya meliputi sebagai berikut:
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021
133
RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)
1. Vitalitas Non Ekonomi
a. Kesesuaian pemanfaatan ruang kawasan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
atau RDTK, dipandang perlu sebagai legalitas kawasan dalam ruang kota.
b. Fisik bangunan perumahan permukiman dalam kawasan kumuh memiliki indikasi
terhadap penanganan kawasan permukiman kumuh dalam hal kelayakan suatu
hunian berdasarkan intensitas bangunan yang terdapat didalamnya.
c. Kondisi Kependudukan dalam kawasan permukiman kumuh yang dinilai, mempunyai
indikasi terhadap penanganan kawasan permukiman kumuh berdasarkan kerapatan
dan kepadatan penduduk.
2. Vitalitas Ekonomi Kawasan
a. Tingkat kepentingan kawasan dalam letak kedudukannya pada wilayah kota, apakah
apakah kawasan itu strategis atau kurang strategis.
b. Fungsi kawasan dalam peruntukan ruang kota, dimana keterkaitan dengan faktor
ekonomi memberikan ketertarikan pada investor untuk dapat menangani kawasan
kumuh yang ada. Kawasan yang termasuk dalam kelompok ini adalah pusat-pusat
aktivitas bisnis dan perdagangan seperti pasar, terminal/stasiun, pertokoan, atau
fungsi lainnya.
c. Jarak jangkau kawasan terhadap tempat mata pencaharian penduduk kawasan
permukiman kumuh.
3. Status Kepemilikan Tanah
a. Status pemilikan lahan kawasan perumahan permukiman.
b. Status sertifikat tanah yang ada.
4. Keadaan Prasarana dan Sarana: Kondisi Jalan, Drainase, Air bersih, dan Air limbah.
5. Komitmen Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir
a. Keinginan pemerintah untuk penyelenggaraan penanganan kawasan kumuh dengan
indikasi penyediaan dana dan mekanisme kelembagaan penanganannya.
b. Ketersediaan perangkat dalam penanganan, seperti halnya rencana penanganan
(grand scenario) kawasan, rencana induk (master plan) kawasan dan lainnya.
7.1.5. Usulan Program dan Kegiatan
a. Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Permukiman
Setelah melalui tahapan analisis kebutuhan untuk mengisi kesenjangan antara kondisi
eksisting dengan kebutuhan maka perlu disusun usulan program dan kegiatan. Namun usulan
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021
134
RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)
program dan kegiatan terbatasi oleh waktu dan kemampuan pendanaan pemerintah Kabupaten
Indragiri Hilir. Sehingga untuk jangka waktu perencanaan lima tahun dalam RPIJM dibutuhkan
suatu kriteria untuk menentukan prioritasi dari tahun pertama hingga kelima.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021
135
RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)
Tabel VII-6. Usulan dan Prioritas Program Infrastruktur Permukiman Kabupaten Indragiri Hilir
No
1
2
3
4
Program/ Kegiatan
Biaya
(Rpx1000)
Lokasi
Kriteria
Kesiapan
8
11,000,000
Kel. Tembilahan Kota dan Kel. Sei
Beringin Kec. Tembilahan, Kec.
Tembilahan Hulu, Kec. Concong,
Kec, Renteh
-
2
300,000
Kec. Tembilahan,
Kec. Tembilahan Hulu
-
2
2,000,000
Kec. Tembilahan,
Kec. Tembilahan Hulu
-
17
26,000,000
Kec. Kempas, Kec. Teluk
Blengkong, Kec. Pelangiran, Kec.
Tempuling
-
1
125,000
Indragiri Hilir
-
8
24,000,000
Kawasan Sungai Laut, Desa Sei
Laut - Tjng Lajau
-
3
3,000,000
Desa Sungai Luar-Rambayan Kec.
Batang Toaka
20
20,000,000
Seluruh Kabupaten
Volume
Pembangunan PSD Kawasan Kumuh Perkotaan
Penyusunan DED Infrastruktur Kawasan RSH
Fisik Infrastruktur DED Kawasan RSH
Pembangunan PSD Kawasan Eks Transmigrasi
5
Penyusunan DED Permukiman Rawan Bencana
6
Pembangunan PSD Kawasan Pulau-Pulau Kecil
7
Pembangunan PSD Kawasan Desa Tertinggal
8
Pembangunan Rumah Sederhana Layak Huni dengan pola OMS
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021
136
-
RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)
b. Usulan Pembiayaan Pengembangan Permukiman
Tabel VII-7. Usulan Pembiayaan Proyek
SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,-
LOKASI
NO
URAIAN KEGIATAN
DETAIL LOKASI
1
2
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman
Prioritas (RPKPP)
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman
Prioritas (RPKPP)
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman
Prioritas (RPKPP)
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman
Prioritas (RPKPP)
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman
Prioritas (RPKPP)
Biaya Operasional Pokjanis RPKPP
Biaya Operasional Pokjanis RPKPP
Biaya Operasional Pokjanis RPKPP
Biaya Operasional Pokjanis RPKPP
Biaya Operasional Pokjanis RPKPP
Pembangunan PSD Kawasan Kumuh Perkotaan
Pembangunan PSD Kawasan Kumuh Perkotaan
Pembangunan PSD Kawasan Kumuh Perkotaan
Pembangunan PSD Kawasan Kumuh Perkotaan
Pembangunan PSD Kawasan Kumuh Perkotaan
Pembangunan PSD Kawasan Kumuh Perkotaan
Pembangunan PSD Kawasan Kumuh Perkotaan
Pembangunan PSD Kawasan Kumuh Perkotaan
Pembangunan PSD Kawasan Kumuh Nelayan
Pembangunan PSD Kawasan Kumuh Nelayan
Pembangunan PSD Kawasan Kumuh Nelayan
Pembangunan PSD Kawasan Kumuh Nelayan
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021
3
APBN
Rp. MURNI
PHLN
4
5
APBD
PROV.
APBD
KAB/KOTA
DAK
6
7
8
TAHUN
ANGGARAN
9
Tembilahan Kota
-
-
800.000
-
-
2015
Tembilahan Hulu
-
-
800.000
-
-
2016
Kuala Enok
-
-
800.000
-
-
2017
Pulau Kijang
-
-
800.000
-
-
2018
Sei. Guntung
-
-
800.000
-
-
2019
1.000.000
1.500.000
1.500.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
2.000.000
2.000.000
2.000.000
2.000.000
-
-
175.000
175.000
175.000
175.000
175.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
750.000
750.000
750.000
750.000
-
2015
2016
2017
2018
2019
2015
2015
2016
2016
2016
2017
2017
2017
2018
2018
2018
2019
Tembilahan Kota
Tembilahan Hulu
Kuala Enok
Pulau Kijang
Sei. Guntung
Tembilahan Kota
Tembilahan Hulu
Tembilahan Kota
Tembilahan Hulu
Kuala Enok
Pulau Kijang - Reteh
Pulau Burung
Tagaraja - Kateman
Kec. Kateman
Kel. Tanah Merah
Kec, Concong
Tembilahan Kota
137
RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)
SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,-
LOKASI
NO
URAIAN KEGIATAN
DETAIL LOKASI
1
2
Pembangunan PSD Kawasan Kumuh Nelayan
Penyusunan DED Infrastruktur Kawasan RSH
Penyusunan DED Infrastruktur Kawasan RSH
Fisik Infrastruktur DED Kawasan RSH
Fisik Infrastruktur DED Kawasan RSH
Penyediaan Lahan
Penyusunan DED Kawasan Eks Transmigrasi
Penyusunan DED Kawasan Eks Transmigrasi
Penyusunan DED Kawasan Eks Transmigrasi
Penyusunan DED Kawasan Eks Transmigrasi
Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan
Minapolitan Darat
Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan
Minapolitan Darat
Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan
Minapolitan Laut
Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan
Agropolitan
Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan
Agropolitan
Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan
Agropolitan
Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan
Agropolitan
Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan
Agropolitan
Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan
Agropolitan
Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan
Agropolitan
Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan
Agropolitan
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021
3
Tembilahan Hulu
Kec. Tembilahan Kota
Kec. Tembilahan Hulu
Kec. Tembilahan Kota
Kec. Tembilahan Hulu
Kec. Tembilahan Kota
Kec. Kempas
Kec. Tempuling
Kec. Teluk Belengkong
Kec. Pelangiran
APBN
Rp. MURNI
PHLN
4
5
APBD
PROV.
APBD
KAB/KOTA
DAK
6
7
8
TAHUN
ANGGARAN
9
2.000.000
1.000.000
1.000.000
-
-
-
750.000
150.000
150.000
200.000
200.000
1.000.000
125.000
125.000
125.000
125.000
-
2019
2017
2018
2018
2019
2018
2015
2015
2016
2016
Kec.Tanah Merah
600.000
-
-
-
-
2016
Kec. Reteh
600.000
-
-
-
-
2017
Kec. Concong Luar
600.000
-
-
-
-
2017
Kec.Tembilahan Hulu
600.000
-
-
-
-
2016
Kec. Tempuling
600.000
-
-
-
-
2016
Kec. Kempas
600.000
-
-
-
-
2016
Kec. Reteh
600.000
-
-
-
-
2016
Kec. Keritang
600.000
-
-
-
-
2017
Kec. Kemuning
600.000
-
-
-
-
2017
Kec. Pulau Burung
600.000
-
-
-
-
2017
Kec. Kateman
600.000
-
-
-
-
2017
138
RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)
SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,-
LOKASI
NO
URAIAN KEGIATAN
DETAIL LOKASI
1
2
Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan
Agropolitan
Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan
Agropolitan
Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan
Agropolitan
Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan
Agropolitan
Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan
Agropolitan
Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan
Agropolitan
Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan
Agropolitan
Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan
Agropolitan
Pembangunan PSD Kawasan Eks Transmigrasi
Pembangunan PSD Kawasan Eks Transmigrasi
Pembangunan PSD Kawasan Eks Transmigrasi
Pembangunan PSD Kawasan Eks Transmigrasi
Pembangunan PSD Kawasan Eks Transmigrasi
Pembangunan PSD Kawasan Eks Transmigrasi
Pembangunan PSD Kawasan Eks Transmigrasi
Pembangunan PSD Kawasan Eks Transmigrasi
Pembangunan PSD Kawasan Eks Transmigrasi
Pembangunan PSD Kawasan Eks Transmigrasi
Pembangunan PSD Kawasan Eks Transmigrasi
Pembangunan PSD Kawasan Eks Transmigrasi
Pembangunan PSD Kawasan Eks Transmigrasi
Pembangunan PSD Kawasan Minapolitan Darat
Pembangunan PSD Kawasan Minapolitan Darat
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021
3
APBN
Rp. MURNI
PHLN
4
5
APBD
PROV.
APBD
KAB/KOTA
DAK
6
7
8
TAHUN
ANGGARAN
9
Kec. Teluk Belengkong
600.000
-
-
-
-
2018
Kec. Pelangiran
600.000
-
-
-
-
2018
Kec. Mandah
600.000
-
-
-
-
2018
Kec.Tanah Merah
600.000
-
-
-
-
2018
Kec. Enok
600.000
-
-
-
-
2019
Kec. Concong
600.000
-
-
-
-
2019
Kec.Kuala Indragiri
600.000
-
-
-
-
2019
Kec. Sungai Batang
600.000
-
-
-
-
2019
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
3.000.000
3.000.000
-
-
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
-
2015
2015
2016
2016
2016
2016
2017
2017
2017
2017
2018
2018
2018
2017
2018
Kec. Kempas
Kec. Tempuling
Kec. Teluk Belengkong
Kec. Pelangiran
Kec. Kempas
Kec Tempuling
Kec. Teluk Belengkong
Kec. Kempas
Kec Tempuling
Kec. Pelangiran
Kec. Pelangiran
Kec. Kempas
Kec. Teluk Belengkong
Kec.Tanah Merah
Kec. Reteh
139
RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)
SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,-
LOKASI
NO
URAIAN KEGIATAN
DETAIL LOKASI
1
2
Pembangunan PSD Kawasan Minapolitan Laut
Pembangunan PSD Kawasan Agropolitan
Pembangunan PSD Kawasan Agropolitan
Pembangunan PSD Kawasan Agropolitan
Pembangunan PSD Kawasan Agropolitan
Pembangunan PSD Kawasan Agropolitan
Pembangunan PSD Kawasan Agropolitan
Pembangunan PSD Kawasan Agropolitan
Pembangunan PSD Kawasan Agropolitan
Pembangunan PSD Kawasan Agropolitan
Pembangunan PSD Kawasan Agropolitan
Pembangunan PSD Kawasan Agropolitan
Pembangunan PSD Kawasan Agropolitan
Pembangunan PSD Kawasan Agropolitan
Pembangunan PSD Kawasan Agropolitan
Pembangunan PSD Kawasan Agropolitan
Pembangunan PSD Kawasan Agropolitan
Penyusunan DED Permukiman Rawan Bencana
Penyusunan DED Kawasan Pulau-pulau Kecil
Penyusunan DED Kawasan Pulau-pulau Kecil
Penyusunan DED Kawasan Pulau-pulau Kecil
Penyusunan DED Kawasan Pulau-pulau Kecil
Penyusunan DED Kawasan Pulau-pulau Kecil
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021
3
Kec. Concong Luar
Kec.Tembilahan Hulu
Kec. Tempuling
Kec. Kempas
Kec. Reteh
Kec. Keritang
Kec. Kemuning
Kec. Pulau Burung
Kec. Kateman
Kec. Teluk Belengkong
Kec. Pelangiran
Kec. Mandah
Kec.Tanah Merah
Kec. Enok
Kec. Concong
Kec.Kuala Indragiri
Kec. Sungai Batang
Indragiri Hilir
Desa Pulau Pisang,
Kec. Kuala Indragiri
Desa Sei Laut, Kec.
Tanah Merah
Desa Tanjung Pasir,
Kec. Tanah Merah
Desa Pulau Ruku, Kec.
Reteh
Desa Sungai LuarRambayan Kec. Batang
Tuaka
APBN
Rp. MURNI
PHLN
4
5
3.000.000
3.000.000
3.000.000
3.000.000
3.000.000
3.000.000
3.000.000
3.000.000
3.000.000
3.000.000
3.000.000
3.000.000
3.000.000
3.000.000
3.000.000
3.000.000
3.000.000
-
APBD
PROV.
APBD
KAB/KOTA
DAK
6
7
8
TAHUN
ANGGARAN
9
-
-
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
125.000
-
2018
2017
2017
2017
2017
2018
2018
2018
2018
2019
2019
2019
2019
2020
2020
2020
2020
2017
-
-
-
50.000
-
2015
-
-
-
50.000
-
2016
-
-
-
50.000
-
2017
-
-
-
50.000
-
2018
-
-
-
50.000
-
2019
140
RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)
SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,-
LOKASI
NO
URAIAN KEGIATAN
DETAIL LOKASI
1
2
Pembangunan PSD Kawasan Pulau-Pulau Kecil
Pembangunan PSD Kawasan Pulau-Pulau Kecil
Pembangunan PSD Kawasan Pulau-Pulau Kecil
Pembangunan PSD Kawasan Pulau-Pulau Kecil
Pembangunan PSD Kawasan Pulau-Pulau Kecil
PPIP/RIS-PNPM
PPIP/RIS-PNPM
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021
3
Desa Pulau Pisang,
Kec. Kuala Indragiri
Desa Sei Laut, Kec.
Tanah Merah
Desa Tanjung Pasir,
Kec. Tanah Merah
Desa Pulau Ruku, Kec.
Reteh
Desa Sungai LuarRambayan Kec. Batang
Tuaka
Indragiri Hilir
Indragiri Hilir
APBN
Rp. MURNI
PHLN
4
5
APBD
PROV.
APBD
KAB/KOTA
DAK
6
7
8
TAHUN
ANGGARAN
9
3.000.000
-
-
500.000
-
2015
3.000.000
-
-
500.000
-
2016
3.000.000
-
-
500.000
-
2017
3.000.000
-
-
500.000
-
2018
3.000.000
-
-
500.000
-
2019
-
1.350.000
1.350.000
-
2015
2016
-
25.250.000
25.000.000
141
RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)
7.2.
PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
7.2.1. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan
Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan
sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan
lingkungan binaan, baik di perkotaan maupun di perdesaan, khususnya wujud fisik bangunan
gedung dan lingkungannya.
Kebijakan penataan bangunan dan lingkungan mengacu pada Undang-undang dan
peraturan antara lain:
1) UU No.1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
UU No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman memberikan amanat
bahwa penyelenggaraan penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman adalah
kegiatan perencanaan, pembangunan, pemanfaatan, dan pengendalian, termasuk di
dalamnya pengembangan kelembagaan, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran
masyarakat yang terkoordinasi dan terpadu.
Pada UU No. 1 tahun 2011 juga diamanatkan pembangunan kaveling tanah yang telah
dipersiapkan harus sesuai dengan persyaratan dalam penggunaan, penguasaan,
pemilikan yang tercantum pada rencana rinci tata ruang dan Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan (RTBL).
2) UU No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
UU No. 28 tahun 2002 memberikan amanat bangunan gedung harus diselenggarakan
secara tertib hukum dan diwujudkan sesuai dengan fungsinya, serta dipenuhinya
persyaratan administratif dan teknis bangunan gedung.
Persyaratan administratif yang harus dipenuhi adalah:
a.
Status hak atas tanah, dan/atau izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah;
b.
Status kepemilikan bangunan gedung; dan
c.
Izin mendirikan bangunan gedung.
Persyaratan teknis bangunan gedung melingkupi persyaratan tata bangunan dan
persyaratan keandalan bangunan. Persyaratan tata bangunan ditentukan pada RTBL
yang ditetapkan oleh Pemda, mencakup peruntukan dan intensitas bangunan gedung,
arsitektur bangunan gedung, dan pengendalian dampak lingkungan. Sedangkan,
persyaratan keandalan bangunan gedung mencakup keselamatan, kesehatan, keamanan,
dan kemudahan. UU No. 28 tahun 2002 juga mengamatkan bahwa dalam
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021
142
RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)
penyelenggaraan bangunan gedung yang meliputi kegiatan pembangunan, pemanfaatan,
pelestarian dan pembongkaran, juga diperlukan peran masyarakat dan pembinaan oleh
pemerintah.
3) PP 36/2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung
Secara lebih rinci UU No. 28 tahun 2002 dijelaskan dalam PP No. 36 Tahun 2005 tentang
peraturan pelaksana dari UU No. 28/2002. PP ini membahas ketentuan fungsi bangunan
gedung, persyaratan bangunan gedung, penyelenggaraan bangunan gedung, peran
masyarakat, dan pembinaan dalam penyelenggaraan bangunan gedung. Dalam peraturan
ini ditekankan pentingnya bagi pemerintah daerah untuk menyusun Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan (RTBL) sebagai acuan rancang bangun serta alat
pengendalian pengembangan bangunan gedung dan lingkungan.
4) Permen PU No. 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan
dan Lingkungan
Sebagai panduan bagi semua pihak dalam penyusunan dan pelaksanaan dokumen RTBL,
maka telah ditetapkan Permen PU No. 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana
Tata Bangunan dan Lingkungan. Dalam peraturan tersebut, dijelaskan bahwa RTBL
disusun pada skala kawasan baik di perkotaan maupun perdesaan yang meliputi kawasan
baru berkembang cepat, kawasan terbangun, kawasan dilestarikan, kawasan rawan
bencana, serta kawasan gabungan dari jenis-jenis kawasan tersebut. Dokumen RTBL
yang disusun kemudian ditetapkan melalui peraturan walikota/bupati.
5) Permen PU No.14 /PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang
Permen PU No: 14 /PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang mengamanatkan jenis dan mutu pelayanan dasar Bidang
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang yang merupakan urusan wajib daerah yang
berhak diperoleh setiap warga secara minimal. Pada Permen tersebut dilampirkan
indikator pencapaian SPM pada setiap Direktorat Jenderal di lingkungan Kementerian PU
beserta sektor-sektornya.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021
143
RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)
Gambar VII-2. Lingkup Tugas PBL
Lingkup Tugas dan Fungsi Direktorat PBL
Sebagaimana dinyatakan pada Permen PU No.8 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian PU, pada Pasal 608 dinyatakan bahwa Direktorat Penataan Bangunan dan
Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok Direktorat Jenderal Cipta
Karya di bidang perumusan dan pelaksanakan kebijakan, penyusunan produk pengaturan,
pembinaan dan pengawasan serta fasilitasi di bidang penataan bangunan dan lingkungan
termasuk pembinaan pengelolaan gedung dan rumah negara.
Kemudian selanjutnya pada Pasal 609 disebutkan bahwa Direktorat Penataan Bangunan dan
Lingkungan menyelenggarakan fungsi:
a.
Penyusunan kebijakan teknis dan strategi penyelenggaraan penataan bangunan dan
lingkungan termasuk gedung dan rumah negara;
b.
Pembinaan teknik, pengawasan teknik, fasilitasi serta pembinaan pengelolaan bangunan
gedung dan rumah negara termasuk fasilitasi bangunan gedung istana kepresidenan;
c.
Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi penyelenggaraan penataan bangunan
dan lingkungan dan pengembangan keswadayaan masyarakat dalam penataan lingkungan;
d.
Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi revitalisasi kawasan dan bangunan
bersejarah/tradisional, ruang terbuka hijau, serta penanggulangan bencana alam dan
kerusuhan sosial;
e.
Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pembinaan kelembagaan
penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan; dan
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021
144
RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)
f.
Pelaksanaan tata usaha Direktorat.
Lingkup tugas dan fungsi tersebut dilaksanakan sesuai dengan kegiatan pada sektor PBL, yaitu
kegiatan penataan lingkungan permukiman, kegiatan penyelenggaraan bangunan gedung dan
rumah negara dan kegiatan pemberdayaan komunitas dalam penanggulangan kemiskinan seperti
ditunjukkan pada Gambar 7.2.
Lingkup kegiatan untuk dapat mewujudkan lingkungan binaan yang baik sehingga terjadi
peningkatan kualitas permukiman dan lingkungan meliputi:
a.
Kegiatan penataan lingkungan permukiman
• Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL);
• Bantuan Teknis pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH);
• Pembangunan Prasarana dan Sarana peningkatan lingkungan pemukiman kumuh dan
nelayan;
• Pembangunan prasarana dan sarana penataan lingkungan pemukiman tradisional.
b.
Kegiatan pembinaan teknis bangunan dan gedung
• Diseminasi peraturan dan perundangan tentang penataan bangunan dan lingkungan;
• Peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan dan gedung;
• Pengembangan sistem informasi bangunan gedung dan arsitektur;
• Pelatihan teknis.
c.
Kegiatan pemberdayaan masyarakat di perkotaan
• Bantuan teknis penanggulangan kemiskinan di perkotaan;
• Paket dan Replikasi.
7.2.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan
D. Isu Strategis
Untuk dapat merumuskan isu strategis Bidang PBL, maka dapat dilihat dari Agenda Nasional dan
Agenda Internasional yang mempengaruhi sektor PBL. Untuk Agenda Nasional, salah satunya
adalah Program PNPM Mandiri, yaitu Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri,
sebagai wujud kerangka kebijakan yang menjadi dasar acuan pelaksanaan program-program
penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. Agenda nasional lainnya
adalah pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang, khususnya untuk sektor PBL yang mengamanatkan terlayaninya masyarakat dalam
pengurusan IMB di Kabupaten Indragiri Hilir dan tersedianya pedoman Harga Standar Bangunan
Gedung Negara (HSBGN) di Kabupaten Indragiri Hilir.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021
145
RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)
Agenda internasional yang terkait diantaranya adalah pencapaian MDG’s 2015, khususnya tujuan
7 yaitu memastikan kelestarian lingkungan hidup. Target MDGs yang terkait bidang Cipta Karya
adalah target 7C, yaitu menurunkan hingga separuhnya proporsi penduduk tanpa akses terhadap
air minum layak dan sanitasi layak pada 2015, serta target 7D, yaitu mencapai peningkatan yang
signifikan dalam kehidupan penduduk miskin di permukiman kumuh pada tahun 2020.
Agenda internasional lainnya adalah isu Pemanasan Global (Global Warming). Pemanasan global
yang disebabkan bertambahnya karbondioksida (CO2) sebagai akibat konsumsi energi yang
berlebihan mengakibatkan naiknya suhu permukaan global hingga 6.4 °C antara tahun 1990 dan
2100, serta meningkatnnya tinggi muka laut di seluruh dunia hingga mencapai 10-25 cm selama
abad ke-20. Kondisi ini memberikan dampak bagi kawasan-kawasan yang berada di pesisir pantai,
yaitu munculnya bencana alam seperti banjir, kebakaran serta dampak sosial lainnya.
Agenda Habitat juga merupakan salah satu Agenda Internasional yang juga mempengaruhi isu
strategis sektor PBL. Konferensi Habitat I yang telah diselenggarakan di Vancouver, Canada, pada
31 Mei-11 Juni 1976, sebagai dasar terbentuknya UN Habitat pada tahun 1978, yaitu sebagai
lembaga PBB yang mengurusi permasalahan perumahan dan permukiman serta pembangunan
perkotaan. Konferensi Habitat II yang dilaksanakan di lstanbul, Turki, pada 3 - 14 Juni 1996
dengan dua tema pokok, yaitu "Adequate Shelter for All" dan "Sustainable Human Settlements
Development in an Urbanizing World", sebagai kerangka dalam penyediaan perumahan dan
permukiman yang layak bagi masyarakat.
Dari agenda-agenda tersebut maka isu strategis tingkat nasional untuk bidang PBL dapat
dirumuskan adalah sebagai berikut:
1)
Penataan Lingkungan Permukiman
a.
Pengendalian pemanfaatan ruang melalui RTBL;
b.
PBL mengatasi tingginya frekuensi kejadian kebakaran di perkotaan;
c.
Pemenuhan kebutuhan ruang terbuka publik dan ruang terbuka hijau (RTH) di
perkotaan;
d.
Revitalisasi dan pelestarian lingkungan permukiman tradisional dan bangunan
bersejarah berpotensi wisata untuk menunjang tumbuh kembangnya ekonomi lokal;
e.
Peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan Standar Pelayanan Minimal;
f.
Pelibatan pemerintah daerah dan swasta serta masyarakat dalam penataan bangunan
dan lingkungan.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021
146
RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)
2)
Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
a.
Tertib pembangunan dan keandalan bangunan gedung (keselamatan, kesehatan,
kenyamanan dan kemudahan);
b.
Pengendalian penyelenggaraan bangunan gedung dengan perda bangunan gedung di
kab/kota;
c.
Tantangan untuk mewujudkan bangunan gedung yang fungsional, tertib, andal dan
mengacu pada isu lingkungan/ berkelanjutan;
3)
d.
Tertib dalam penyelenggaraan dan pengelolaan aset gedung dan rumah negara;
e.
Peningkatan kualitas pelayanan publik dalam pengelolaan gedung dan rumah Negara.
Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan
a.
Jumlah masyarakat miskin pada tahun 2012 sebesar 29,13 juta orang atau sekitar
11,96% dari total penduduk Indonesia;
b.
Realisasi DDUB tidak sesuai dengan komitmen awal termasuk sharing in-cash sesuai
MoU PAKET;
c.
Keberlanjutan dan sinergi program bersama pemerintah daerah dalam penanggulangan
kemiskinan.
Isu strategis PBL ini terkait dengan dokumen-dokumen seperti RTR, skenario
pembangunan daerah, RTBL yang disusun berdasar skala prioritas dan manfaat dari rencana
tindak yang meliputi a) Revitalisasi, b) RTH, c) Bangunan Tradisional/bersejarah dan d)
penanggulangan kebakaran, bagi pencapaian terwujudnya pembangunan lingkungan permukiman
yang layak huni, berjati diri, produktif dan berkelanjutan.
Tabel VII-8 Kegiatan dan Isu Strategis PBL di Kabupaten Indragiri Hilir
No
1
Kegiatan Sektor PBL
Penataan Lingkungan Permukiman
Isu Strategis Sektor PBL di Kabupaten Indragiri
Hilir
a. Kurang kegiatan penataan dan pengendalian ruang
melalui RTBL
b. Masih besarnya frekuensi kebakaran bangunan di
permukiman padat perkotaan, khususnya
Tembilahan
c. Rendahnya kualitas lingkungan permukiman
khususnya di kawasan tepian parit dan sungai serta
diatas rawa gambut
d. Kurangnya keterlibatan masyarakat dan swasta
untuk ikut terlibat dalam penataan bangunan dan
lingkungan
e. Tidak terpeliharanya beberapa situs bersejarah di
Kabupaten Indragiri Hilir sehingga hancur dan rusak
dimakan usia dan juga perusakan oleh orang-orang
yang tidak bertanggung jawab.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021
147
RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)
2
Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah
Negara
a. Kurangnya sosialisasi dan implementasi
pengendalian penyelenggaraan bangunan gedung
melalui Perda Bangunan Gedung