Jurnal Visi Vol.3 No.1 Maret 2014

Analisis Pengaruh Sikap Wirausaha terhadap Keberhasilan Berwirausaha

JURNAL VISIONER & STRATEGIS

Volume 3, Nomor 1, Maret 2014
ISSN : 2338-2864
p. 1-13

Analisis Pengaruh Sikap wirausaha terhadap
keberhasilan berwirausaha (Studi Perilaku
wirausaha pasar Los di Kota Lhokseumawe)

The purpose of this study is to investigate and analyze the extent of entrepreneurial
attitudes affect the success of entrepreneurship . The method used is the analysis of
quantitative data through a survey approach to distributing questionnaires to 100
respondents were used as a sample of Entrepreneurial los market in Lhokseumawe .
The results showed that the simultaneous test for attitude parsialdan also positive and
significant impact on the success of entrepreneurship . The most dominant variable
affecting the success of creative entrepreneurship is variable . The results of this study
means that the creative variables are variables that have a creative role to be able to
seize opportunities and create opportunities and as an attitude that brings success

entrepreneurs who must constantly be maintained and developed in the presence of
various modern market .
Keywords : Entrepreneurship , the basic attitude , character , success of
entrepreneurship

Volume 3, Nomor 1, Maret 2014
1

Adnan

Dosen Fakultas Ekonomi
Universitas Malikussaleh
Lhokseumawe

Adnan

PENDAHULUAN
Persoalan
pengangguran
dan

kemiskinan
merupakan persoalan yang multidimensional, tidak
hanya persoalan ekonomi semata, melainkan juga
akan menimbulkan dampak sosial lainnya, budaya
serta politik. Pada tahun 2012 jumlah penduduk
miskin di indonesia mencapai 28.9juta jiwa atau
11.66 % dari seluruh penduduk Indonesia sekitar
250 juta jiwa (Merdeka online com, Feb : 2013),
sementara angkatan kerja baru dari tahun ke tahun
terus bertambah yakni sekitar 2 juta orang pertahun.
Hal ini tidak terlepas dari tingkat wirausaha di
Indonesia yang masih rendah dibandingkan dengan
negara lain.Rasio jumlah wirausaha di Indonesia
hanya 1:83 sedangkan sedangkan rasio yang ideal
adalah 1:20.
Penduduk sebagai salah satu komponen dalam
system wilayah atau kawasan. Perkembangan wilayah
tergantung dari kegiatan sosial ekonomi penduduk
suatu wilayah, yang kegiatan itu sendiri ditentukan
oleh permintaan barang dan jasa. Sehingga kegiatan

ekonomi erat kaitannya untuk mempertemukan
permintaan dan penawaran, dan tempat kegiatannya
dapat di jumpai dalam bentuk fisik yang disebut
pasar.
Pada awalnya, kegiatan pasar hanya tempat
usahanya berupa kios, warung, los, tenda, gerai, dan
lapak, yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil
dengan skala kecil, modal yang kecil, dan dengan
proses jual-beli barang dagangan melalui tawar
menawar. Dengan semakin pesatnya perkembangan
penduduk maka semakin besar pula tuntutan
kebutuhan akan pasar baik secara kuantitas maupun
kualitas. Seiring kemajuan teknologi dan manajemen
maka semakin banyak berkembanglah pusat- pusat
perbelanjaan, pusat perdagangan, department store, ,
supermarket. Menurut survey AC Nielsen,
pertumbuhan pasar modern (termasuk, supermarket,
supermall, minimarket, dll) sebesar 31,4 %,
sedangkan pasar tradisional minus 8,1 %).
Adanya mekanisme pasar tersebut cenderung

menguntungkan kawasan yang menjadi tempat
pengelompokan kegiatan perdagangan seperti los.
Proses ini apabila berlangsung terus dapat
menyebabkan kawasan yang baik makin berkembang.
Mekanisme pasar ternyata menimbulkan dua kegiatan
ekonomi yakni pasar tradisional dan pasar modern.
Pada kegiatan perdagangan biasanya muncul
kelompok superior yang mendominasi kelompok
inferior. Muncul pasar/toko modern di tengah
keberadaan pasar-pasar tradisional.Misalnya sektor
ekonomi modern dengan sektor ekonomi tradisional,
aktifitas perdagangan formal dengan perdagangan
informal, gaya hidup kontemporer dengan tradisional,
2
Visioner & Strategis

yang menunjukkan pada aspek-aspek lainnya (fisik
bangunan, sosial budaya, dan sebagainya).
Pada banyak pasar tradisional masih banyak
yang dapat ditingkatkan daya saingnya, misalnya

dengan sedikit sentuhan gaya arsitektur tradisional,
promosi barang-barang souvenir, keramah-tamahan
pramuniaga, kekhasan dialek setempat, kandungan
komponen lokal, panggung kesenian lokal, kearifan
lokal, dan sebagainya. Pembinaan pasar tradisional
harus dilakukan secara terintegrasi dan komperhensif
dengan pembinaan pasar modern, bagi peningkatan
perekonomian masyarakat.
Kota Lhokseumawe semakin hari semakin
berkembang seiring perkembangan sektor industri di
Aceh. Maka peranan industri ritel yang merupakan
distributor menjadi bagian penting dari total sistem
aktivitas bisnis yang dapat memuaskan keinginan dan
kebutuhan konsumen akhir. Jalur pendistribusian
tersebut adalah sistem penyaluran barang dan jasa
yang berwujud perdagangan (eceran atau ritel). Hal
ini dapat dilihat dengan munculnya konsep ritel baru
seperti supermarket yang merupakan usaha ritel yang
dapat melayani pembelian baik dalam jumlah besar
(grosir) maupun kecil dengan segmen pasar dan

konsumen yang bervariasi.
Munculnya konsep ritel baru seperti superrmarket,
Harun Square, Alfa Mart, IndoMaret, yang termasuk
ke dalam jenis ritel modern tersebut merupakan
ancaman yang dinilai cukup potensial oleh para
pebisnis tradisional.Potensi tersebut muncul akibat
adanya pergeseran pola perilaku konsumtif yang
terjadi karena perubahan gaya hidup masyarakat
terutama yang tinggal di kawasan perkotaan dan
sekitarnya. Konsumsi masyarakat saat ini bukan
hanya berdasarkan needs tetapi telah berkembang
menjadi wants yang akan dilanjutkan pada tahap
demand.
Akibat perilaku konsumtif tersebut, masyarakat
terutama yang tinggal di kawasan perkotaan saat ini
cenderung memilih untuk berbelanja ke pusat
perbelanjaan modern dari pada tradisional. Pada pasar
modern, banyak barang yang tidak dikenal dan bukan
menjadi kebutuhan dipajang sehingga akan
menimbulkan selera konsumen.Perkembangan ini

terjadi di kota-kota yang ada di Aceh khususnya
Lhokseumawe.
Menumbuhkan
jiwa
kewirausahaan
pada
masyarakat, dipercaya merupakan alternatif jalan
keluar untuk mengurangi tingkat pengangguran,
karena dengan banyaknya masyarakat yang menjadi
wirausahawan dan mampu merintis usahanya sendiri
maka jumlah wirausaha akan meningkat.. Jumlah
wirausahawan di Indonesia
terus mengalami
peningkatan pada tahun 2011 1,56 % dan menjadi
2 % atau sekitar 6.12 juta pada akhir tahun 2012 dari
Jurnal

Analisis Pengaruh Sikap Wirausaha terhadap Keberhasilan Berwirausaha

total jumlah penduduk. Padahal secara konsensus,

sebuah negara agar bisa maju, idealnya memiliki
wirausahawan sebanyak 5% dari total penduduknya
yang akan menjadi keunggulan daya saing bangsa.
Aceh merupakan salah satu provinsi yang
mempunyai tingkat pertumbuhan ekonomi rendah
yaitu sebesar 5,21 persen dan lebih kecil dari
pertumbuhan nasional yaitu 6,5 persen. Persentase
penduduk miskin di Aceh tinggi, pada tahun 2011
adalah sebesar 19,48 persen dan menurun sebesar
1,50 persen dan penurunan angka ini tidak signifikan
setiap tahun. Angka terbanyak berada di pedesaan
yaitu sebesar 22,01 persen. Pengangguran juga
meningkat dari 149.000 pada tahun 2011 menjadi
164.000 pada tahun 2012, Tabloid Tabangun Aceh –
(edisi. 29 | 12 :2012). Peran wirausaha sebagai pelaku
usaha
lokal
dituntut
untuk
meningkatkan

kemampuannya dalam mengelola usahanya secara
lebih efisien, dengan keunggulan, karakter yang
dimiliki sehingga mampu memanfaatkan potensi
ekonomi lokal secara optimal.
Dalam rangka mengembangkan diri sebagai
seorang wirausahawan yang potensial, harus
mengenal
sikap karakteristik yang dia miliki,
perlunya mengenali siapa diri kita sebenarnya dan
bagaimana orang lain menilai diri kita. Untuk
menilai
sikap dan karakteristik yang dimiliki
seseorang dituntut untuk memiliki kemampuan dan
melakukan penilaian terhadap beberapa kelemahan
dan kekuatan pada dirinya. Menurut Hitt (1997: 19),
Seseorang yang ingin berhasil dalam usaha harus
memiliki kemampuan yang merupakan sekumpulan
sumber daya yang secara interaktif melakukan
aktifitas untuk mencapai keunggulan bersaing
Gibson, 1996 dalam Dalimunthe,(2002: 43).

menyatakan, ada keterkaitan antara pengembangan
Usaha Kecil dengan sikap kewirausahaan. Suatu
usaha kecil yang ingin berkembang harus memiliki
sikap karakter kewirausahaan agar dapat membuat
keputusan dalam mengatasi masalah dan melihat
peluang yang ada, dengan kata lain, pengusaha kecil
harus terus membangun karakter wirausahanya.
Para wirausaha merupakan bagian dari potensi
setiap kabupaten dan kota di Propinsi Aceh dan para
wirausaha pasar los merupakan salah satu dari para
wirausaha pasar tradisional unggulan yang dimiliki.
Namun keberadaan pasar modern dikhawatirkan
dapat mempengaruhi peran pasar tradisional seperti
pasar los dalam kehidupan masyarakat. Kendatipun
keberadaan
pasar
tradisional
tidak
dapat
dikesampingkan dalam menopang perekonomian

masyarakat menengah ke bawah. Tetapi ternyata
keberadaan pasar modern mempengaruhi pendapatan
pedagang pasar tradisional. Dalam pasar tradisional
terjadi proses tawar-menawar, bangunan biasanya
terdiri dari kios- atau gerai, los. Kebanyakan menjual
Volume 3, Nomor 1, Maret 2014
3

kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan,
buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian
barang elektronik, jasa dan lain-lain. Kekuatan pasar
tradisional dapat dilihat beberapa aspek. Aspek-aspek
tersebut di antaranya harganya lebih murah dan bisa
ditawar, dekat dengan permukiman dan memberikan
banyak pilihan produk yang segar. Dan akhir –akhir
ini ada kecendrungan penurunan masyarakat yang
berbelanja di pasar-pasar tradisional seperti pasar los,
mereka lebih memprioritaskan berbelanja di pasar
modern Harun Square, Indomaret atau yang lainnya.
Fenomena inilah yang kemudian menjadi hal yang
harus dilakukan
penataan, seperti bagaimana
membuat sikap dasar (karakter) seorang wirausaha
yang dapat membuat mereka menjadi seorang
wirausaha yang berhasil sehingga bisa bersaing
dengan pasar modern.
Sikap yang harus ada dalam jiwa seorang
wirausaha adalah kreativitas, inisiatif, dan percaya
diri. Beberapa penelitian
awal yang dilakukan
khususnya pada beberapa Los telah memberikan
suatu hipotesa awal bahwa tinggi rendahnya
keberhasilan para wirausaha pasar los secara nyata
dan positif dipengaruhi oleh tinggi rendahnya kadar
kewirausahaan yang dilaksanakan oleh pengelola atau
manajernya. Kewirausahaan sebagai sikap dasar (
karakter) wirausaha dari seorang memiliki ciri-ciri
seperti yang dikemukakan oleh Wiryasaputra diatas.
Penelitian ini akan mengkaji bagaimana pengaruh
dari sikap para wirausaha yang akan membawa
keberhasilan bagi usaha mereka
dan Sikap
manakah yang memiliki pengaruh paling dominan
terhadap keberhasilan berwirausaha?
TINJAUAN TEORITIS
Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan merupakan semangat, sikap,
perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani
usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya
mencari, menerapkan cara kerja yang lebih efesien,
melalui keberanian mengambil resiko, kreativitas,
inovasi serta meningkatkan efisiensi dalam rangka
memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau
memperoleh keuntungan yang lebih besar.. Seorang
wirausahawan adalah seorang pembaru yang
mengorganisir, mengelola, dan mengasumsikan
segala risiko pada saat dia memulai usahanya untuk
mendapatkan keuntungan (Machfoedz, 2005: 9).
Menurut Jhingan, (2000:425), kata wirausaha atau
“pengusaha” diambil dari bahasa Perancis
“entrepreneur” yang pada mulanya berarti pemimpin
musik atau pertunjukan.Dia mengemukakan bahwa
pengusaha mempunyai kriteria kualitas sebagai
berikut : (1) energik, banyak akal, siap siaga terhadap
peluang baru, mampu menyesuaikan diri terhadap

Adnan
kondisi yang berubah dan mau menanggung resiko
dalam
perubahan
dan
perkembangan;
(2)
memperkenalkan
perubahan
teknologi
dan
memperbaiki
kualitas
produknya;
(3)
mengembangkan skala operasi dan melakukan
persekutuan, mengejar dan menginvestasikan kembali
labanya.
Sejalan dengan pendapat diatas Kasmir (2007:18),
Secara
sederhana
mengartikan
wirausaha
(entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani
mengambil resiko untuk membuka usaha dalam
berbagai kesempatan Berjiwa berani mengambil
resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai
usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun
dalam kondisi tidak pasti. Menurut Zimmerer
(2005:51), kewirausahaan adalah “penerapan
kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah
dan upaya memanfaatkan peluang yang dihadapi
setiap hari” dan Kreativitas diartikan sebagai
kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan
untuk menemukan cara-cara baru dalam memecahkan
persoalan dan menghadapi peluang. Sedangkan
inovasi, diartikan kemampuan untuk menerapkan
kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan–
persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan
memperkaya kehidupan.
Karakteristik Kewirausahaan
Akar kata karakter dapat dilacak dari kata latin
Kharakter, kharassein dan kharax, yang mengandung
pengertian ;1. Suatu kualitas positif yang dimiliki
seseorang sehingga membuatnya
menarik dan
atraktif ;, 2. Reputasi seseorang ; dan 3. Seseorang
yang memiliki kepribadian yang eksantrik.
Mc.Clelland
mengajukan konsep Need For
Achievement ( N-Ach), yang diartikan sebagai virus
kepribadian yang menyebabkan seseorang ingin
berbuat lebih baik dan terus maju, selalu berpikir
untuk berbuat yang lebih baik dan memiliki tujuan
yang realistis dengan mengambil tindakan yang
beresiko yang benar- benar telah diperhitungkan.
Selanjutnya Wiryasaputra, dalam Suryana (2010 :
53), menyatakan bahwa ada sepuluh sikap dasar
(karakter) wirausaha yaitu :
1. Visionary (visioner) yaitu mampu melihat jauh
kedepan , selalu melakukan yang terbaik pada
masa kin, sambil membayangkan masa depan
yang lebih baik. Seseorang wirausaha cenderung
kreatif dan inofatif.
2. Positive (bersikap positif) , yaitu membantu
seorang wirausaha selalu berpikir yang baik, tidak
tergoda untuk memikirkan hal-hal yang negatif,
sehingga dia mampu mengubah tantangan
menjadi peluang dan selalu berpikir yang lebih
besar.
4
Jurnal Visioner & Strategis

3. Confident (percaya diri), sikap ini memandu
seseorang dalam setiap mengambil keputusan dan
langkahnya. Sikap percaya diri tidak selalu
mengatakan “ya” tetapi juga berani mengatakan
“tidak” jika memang diperlukan.
4. Genuine (asli), seseorang wirausaha harus
mempunyai ide, pendapat dan mungkin model
sendiri. Bukan berarti harus menciptakan yang
betul-betul baru, dapat saja dia menjual sebuah
produk yang sama dengan yang lain, namun dia
harus memberi nilai tambah atau yang baru.
5. Goal oriented (barpusat pada tujuan), selalu
berorientasi pada tugas dan hasil. Seorang
wirausaha ingin selalu berprestasi, berorientasi
pada laba,tekun,tabah,bekerja keras,dan disiplin
untuk mencapai sesuatu yang telah ditetapkan.
6. Persisitent (tahan uji),harus maju terus,
mempunyai tenaga,dan semangat yang tinggi,
pantang menyerah, tidak mudah putus asa, dan
kalau jatuh segera bangun kembali.
7. Ready to face a risk (siap menghadapi resiko),
risiko yang paling berat adalah bisnis gagal dan
uang habis. Siap sedia untuk menghadapi resiko,
persaingan, harga turun-naik, kadang untung atau
rugi, barang tidak laku atau tidak ada order. Harus
dihadapi dengan penuh keyakinan. Dia membuat
perkiraan dan perencanaan yang matang, sehingga
tantangan dan resiko dapat diminimalisasi.
8. Creative (kreative menangkap peluang), peluang
selalu ada dan lewat didepan kita. Sikap yang
tajam tidak hanya mampu melihat peluang, tetapi
juga menciptakan peluang.
9. Healty Competitor (menjadi pesaing yang baik).
Kalau berani memasuki dunia usaha, harus berani
memasuki dunia persaingan. Persaingan jangan
membuat stres, tetapi harus dipandang untuk
membuat kita lebih maju dan berpikir secara baik.
Sikap positif membantu untuk bertahn dan unggul
dalam persaingan.
10. Democratic Leader (pemimpin yang demokratis),
memiliki kepimimpinan yang demokratis, mampu
menjadi teladan dan inspirator bagi yang lain.
Mampu membuat orang lain bahagia, tanpa
kehilangan identitas dirinya sendiri.
Ciri-Ciri Wirausaha Yang Berhasil
Suryana (2003:20), Faktor-faktor yang merupakan
konsep dalam entrepreneurship diantaranya :
1. Mempunyai Visi
Para entrepreneurs selalu mempunyai visi,
pandangan jauh ke depan sebagai sasaran yang
akan dituju dalam penjuangannya meraih
kesuksesan. Visi ini bermula dari impian atau
gagasan sederhana yang diwujudkan menjadi
kenyataan melalui suatu proses yang berliku, kerja
keras, berfikir cerdas, menantang risiko, dll.

Analisis Pengaruh Sikap Wirausaha terhadap Keberhasilan Berwirausaha

2. Otonomi dan percaya diri
Otonomi adalah perilaku kewirausahaan yang
bebas dan tidak terikat berlandaskan pada percaya
diri dan kemitraan. Sikap percaya diri ini
merupakan sikap dan keyakinan untuk memulai,
melakukan dan menyelesaikan suatu tugas atau
pekerjaan yang dihadapi serta tidak ada
ketergantungan.
3. Pengambilan resiko
Tindakannya tidak didasari oleh spekulasi
melainkan perhitungan yang matang, berani
mengambil resiko terhadap pekerjaannya dengan
terus berjuang mencari peluang
sampai
memperoleh hasil. Dengan demikian keberanian
untuk menanggung resiko yang menjadi nilai
kewirausahaan adalah pengambilan resiko yang
penuh dengan perhitungan dan realistis.
4. Kreative dan Inovasi
Perilaku kewirausahaan adalah orang yang kreatif
dan inovatif dengan adanya cara-cara baru yang
lebih baik, (Suryana, 2003: 23), ciri-ciri
kreativitas wirausaha adalah :tidak pernah puas,
Selalu
menuangkan
imajinasi
dalam
pekerjaannya, Selalu ingin tampil berbeda atau
selalu memanfaatkan perbedaan
5. Proaktif dan Terbuka
Proaktif dalam konsep entrepreneurship ini yaitu
perilaku yang berinisiatif dan tegas. yaitu
“berorintasi pada prestasi, yang tercermin dalam
pandangan dan bertindak terhadap peluang,
mengutamakan kualitas pekerjaan, berencana dan
mengutamakan monitoring” (Suryana,2003:17).
Sedangkan Terbuka,
mempunyai makna
bertindak pada aturan baku dan jelas serta mau
menerima pendapat dan saran yang dilontarkan
baik dari dalam maupun dari luar lingkungannya.
6. Mampu melihat peluang
Peluang selalu menjadi sasaran utama para
entrepreneurs, karena melalui peluang itulah ia
bisa menjalankan usahanya dengan cara
menciptakan pasar dan mengisi pasar
7. Berjiwa kompetisi
Entrepreneurs sadar bahwa usaha bisnisnya tidak
sendiri. Ada pihak lain yang berbisnis di bidang
yang sama, dan itu artinya bisnisnya akan
memiliki
pesaing.
Di
sinilah
seorang
entrepreneurs harus mampu bersaing dengan cara
selalu menjual produk atau jasa yang terbaik,
unggul, dan bernilai bagi pelanggannya.
METODE PENELITIAN
Populasi adalah subjek penelitian sebagai sasaran
untuk mendapatkan dan mengumpulkan data.
Populasi tergantung dari objek atau sasaran dalam
suatu penelitian, dapat berupa sejumlah manusia,
Volume 3, Nomor 1, Maret 2014
5

aktifitas manusia, jenis barang dan sebagainya.
Menurut Arikunto (2009: 108) Populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian. Metode pengumpulan
data dengan jalan mencatat seluruh elemen yang
menjadi subjek penelitian. Adapun yang menjadi
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
pedagang yang ada di Pasar Los Kota Lhokseumawe
yang berjumlah sekitar 356 orang pedagang ,
sedangkan sampel adalah kumpulan elemen yang
sifatnya tidak menyeluruh melainkan hanya sebagian
dari populasi saja. Hermawan (2006) mendefinisikan
sampel sebagai suatu bagian (subset) dari populasi,
dengan mengambil sampel penulis menarik
kesimpulan yang akan digeneralisasikan terhadap
populasi.
Mengingat banyak jumlah populasi yang ada
maka
tehnik penentuan sampel
yang akan
dipergunakan dalam penelitian ini adalah adalah
dengan menggunakan tehnik pengambilan sampel
Menurut Arikunto (2002:109) menyatakan apabila
subjeknya kecil atau kurang dari 100 diambil
seluruhnya, sedangkan kalau besar atau lebih dari 100
maka untuk menentukan jumlah sampelnya dapat
diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih.
Dan dalam penelitian ini ditetapkan sebanyak 100
responden.
Tehnik sampling yang digunakan adalah dengan
tehnik purposive Sampling (Sugiono, 2005) yaitu
tehnik penentuan sampel berdasarkan responden
yang diyakini sebagai pemilik dari usaha yang ada
di pasar los tersebut.
Metode Analisis Data
Di dalam melaksanakan analisis penulis
mengadakan Metode kuantitatif. Menurut Arikunto
(2002:138) Metode kuantitatif adalah metode
penganalisaan data dalam bentuk angka-angka
dengan menggunakan Regresi Linier Berganda.
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Analisis
regresi linier berganda digunakan apabila peneliti
bermaksud meramalkan bagaimana keadaan variabel
dependen bila dua atau lebih variabel independen
sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaikturunkan nilainya). Jadi analisis regresi linier
berganda akan dilakukan bila jumlah variabel
independennya minimal dua (Sugiyono, 2007:84).
Adapun persamaan regresinya adalah
sebagai
berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + ei
Dimana:
Y
= Keberhasilan Berwirausaha
= Konstanta

Adnan

= Koefisien regresi
= Visioner
= Siap menghadapi resiko
X4
X5

= Percaya Diri
= Tahan Uji
= Kreatif
= Error term

Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau
valid tidaknya suatu kuesioner. Uji validitas dapat
dilakukan dengan melihat korelasi antara skor
masing-masing item dalam kuesioner dengan total
skor yang ingin diukur yaitu menggunakan
Coefficient Corelation Pearson dalam SPSS. Jika
nilai signifikansi (P Value) > 0,05 maka tidak terjadi
hubungan yang signifikan. Sedangkan apabila nilai
signifikansi (P Value) < 0,05 maka terjadi hubungan
yang signifikan. Dalam uji validitas kriteria
pengambilan keputusan adalah:
1. Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan tersebut
dinyatakan valid.
2. Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan tersebut
dinyatakan tidak valid.
Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel.
Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,
2005:41).
Selain menggunakan dengan bantuan SPSS uji
reliabilitas dapat dilakukan dengan mengunakan
koefisien alpha (α) dari cronbach (Umar, 2006 : 96)
yaitu sebagai berikut :

di mana :

k

= Reliabilitas Instrumen
= Banyaknya Butir Pertanyaan
= Jumlah Varians Butir

= Varians Total
Dalam penelitian ini misalnya variabel Pengaruh
Sikap Dasar dari keberhasilan berwirausaha diukur
6
Jurnal Visioner & Strategis

berupa satu pertanyaan tiap indikator. Untuk
mengukur variabel pengaruh sikap dasar wirausaha
satu jawaban responden dikatakan reliabel jika
masing-masing pertanyaan dijawab secara konsisten.
Karena masing-masing pertanyaan hendak mengukur
hal yang sama. Tingkat reliabilitas suatu konstruk
dapat dilihat dari hasil uji statistik Cronbach Alpha.
Suatu konstruk dikatakan reliabel jika memberikan
nilai Cronbach Alpha > 0.60 , menurut Nunnaly
(Ghozali, 2005:42).
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam sebuah model regresi,Uji normalitas dapat
dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada
sumbu diagonal dari grafik p-plot, atau dengan
melihat histogram dari residual. Jika data menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola
distribusi normal. Model regresi tersebut berarti
memenuhi asumsi normalitas, demikian juga
sebaliknya hal tersebut sesuai berdasarkan teori yang
dinyatakan oleh santoso (2005:400).
Sedangkan menurut Ghozali (2006) untuk
menguji apakah data normal atau tidak dapat
dilakukan dengan menguji Normalitas Residual atau
uji Statistik Non parametric kolmogorof Smirnov (KS) dilakukan dengan membuat Hipotesis:
Ho : Data terdistribusi secara normal
Ha : Data tidak terdistribusi secara normal
Jika Sig > 0,05 maka Ho diterima dan menolak Ha
Jika Sig < 0,05, maka Ho ditolak dan menerima Ha
Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui
terjadinya Multikolinearitas sempurna atau tidak
diantara variabel-variabel bebas. Menurut Ghozali
(2006:95) Uji Multikolonieritas Dapat dilihat dari
nilai tolerance dan Variante Inflation Factor (VIF),
nilai tolerance yang besarnya diaatas 0,1 dan nilai
VIF dibawah 10 menunjukkan bahwa tidak ada
Multikolonieritas pada variabel independenya.
Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji-F)
Uji-F pada dasarnya menunjukkan semua variabel
bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
terikat atau tidak.
Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji-t)
Untuk menguji parameter dugaan regresi dari
masing - masing variabel bebas mengunakan uji-t
statistika. Uji-t bertujuan untuk melihat secara parsial
apakah ada pengaruh yang signifikan dari variabel
bebas terhadap variabel terikat.

Analisis Pengaruh Sikap Wirausaha terhadap Keberhasilan Berwirausaha

HASIL PENELITIAN
Karakteristik Responden dari Jenis Kelamin
Karakteristik responden yang berdasarkan jenis
kelamin dapat dilihat seperti dalam table1. Pada tabel
1 dapat dilihat bahwa yang berjenis kelamin laki-laki
berjumlah 77 orang atau 77 % responden, sedangkan
yang berjenis kelamin perempuan 23 orang responden
atau23% dari 100 orang responden.
Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui bahwa
responden yang berusia kurang dari 21 sebanyak 2
orang responden atau 2 %. Responden yang berusia
dari 21 sampai dengan 40 tahun sebanyak 49 orang
responden atau 49 % sedangkan responden yang
berusia antara 41 sampai dengan 50 tahun adalah
sebanyak 36 orang responden atau 36 % dan yang
berusia diatas 50 tahun sebanyak 13 orang responden
atau 13 % responden.
Pada tabel 3 terlihat bahwa tingkat pendidikan
dari responden didominasi oleh responden yang

berpendidikan tingkat Sarjana yaitu sebanyak 22
responden atau
47.8 %, sementara responden
tamatan SLT sebanyak 13 responden atau 28.3 %
dan
responden tamatan Diploma sebanyak 11
responden (23.9 %).
Sedangkan pada tabel 4, menunjukan bahwa
tingkat pendapatan dari responden didominasi oleh
responden dengan tingkat pendapatan dari Rp.
5.000.000
sampai dengan Rp.7.000.000,- yang
berjumlah 40 responden atau 40 %, sementara
responden dengan pendapatan kurang dari Rp,
3.000.000,- berjumlah 15 orang responden atau 15
% , dan yang berpendapatan antara Rp.7.000.000,
sampai dengan Rp. 9.000.000, berjumlah 22 orang
responden atau 22 %, serta dengan pendapatan
diatas Rp. 10.000.000 perbulan masing – masing
sebanyak 9 orang responden atau 9 %

Tabel 1. Pembagian Responden Menurut Jenis Kelamin
Valid

Laki-laki
Perempuan
Total

Frequency
77
23
100

Percent
77.0
23.0
100.0

Valid Percent Cumulative Percent
77.0
77.00
23.0
100.0
100.0

Sumber : Hasil Penelitian (Diolah) 2013
Tabel 2. Pembagian Usia Responden

Valid

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

50 tahun
Total

49
36
13
100

49.0
36.0
13.0
100.0

49.0
36.0
13.0
100.0

51.0
85.0
100.0

Sumber : Hasil Penelitian (Diolah) 2013
Tabel 3
Pembagian Tingkat Pendidikan
Valid

SLTP
SLTA
Diploma
Sarjana
Pascasarjana
Total

Frequency
12
61
16
22

Percent
12.0
61.0
16.0
47.8

Valid Percent
12.0
61.0
16.0
47.8

46

100.0

100.0

Sumber : Hasil Penelitian (Diolah) 2013

Volume 3, Nomor 1, Maret 2014
7

Cumulative Percent
12.0
73.0
89.0
100.0

Adnan

Tabel 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan
Frequency
Valid

=10.000.000
Total

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

15

15.0

15.0

15.0

14
40
22
9
100

14.0
40.0
22.0
9.0
100.0

14.0
40.0
22.0
9.0
100.0

29.0
69.0
91.0
100.0

Sumber : Hasil Penelitian (Diolah) 2013
Uji Validitas
Pengukuran tingkat validitas dapat dilakukan
dengan cara melakukan korelasi antara skor butir
pertanyaan dengan total score konstruk/variabel.
Penentuan nilai r tabel dimana degree of freedom (df) =
100-5= 95 dengan tingkat signifikansi 0.05 dan

diperoleh nilai r tabel sebesar 0.199 dan nilai ini akan
dibandingkan dengan nilai r hitung dari setiap butir
pertanyaan.

Tabel 5. Validitas Indikator Variabel
r tabel
Indikator pertanyaan Variabel Independen (X1, X2,X r hitung
dan dependen (Y)
X1
Visioner
X1.1
0.661
0.672
0.199
X1.2
0.732
X1.3
X2
Siap menghadapi resiko
X2.1
0.781
X2.2
0.734
0.199
X2.3
0.692
X2.4
0.659
X3
Percaya Diri
0.735
X3.1
0.199
0.765
X3.2
0.798
X3.3
X4
Tahan Uji
X4.1
0.802
X4.2
0.832
0.199
X4.3
0.625
X4.4
X5
Kreatif
0.767
X5.1
0.199
0.787
X5.2
.0831
X5.3
Y
Keberhasilan Berwirausaha
0.730
Y1
0.626
Y2
0.199
0567
Y3

Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Sumber : Hasil Penelitian (data diolah), 2013

8
Visioner & Strategis

Jurnal

Analisis Pengaruh Sikap Wirausaha terhadap Keberhasilan Berwirausaha

No.
1.

Tabel 6. Reliabilitas Indikator Variabel Penelitian (Alpha)
Jumlah
Nilai Alpha
Variabel
Indikator
Visioner (X1)

2.
Siap Menghadapi Resiko (X2)
3.
Percaya Diri (X3)
4.
Tahan Uji (X4)
5.
Kreatif (X5)
6.
Keberhasilan Berwirausaha (Y)
Sumber : Hasil Penelitian (data diolah), 2013
Akumulasi koefisien korelasi variabel penelitian
semua butir dan skor total untuk setiap item pertanyaan
mempunyai nilai diatas 0.199 (r tabel).
Uji Reliabilitas
Pada penelitian ini uji reliabilitas alat ukur yang
digunakan adalah dengan menggunakan cronbach
alpha. Pedoman yang digunakan untuk mengetahui
tingkat reliabilitas dilihat dari besarnya cronbach alpha
yaitu nilai cronbach alpha> 0,6. (Nunnaly dalam
Ghozali, 2005:42).
Berdasarkan Tabel 6 diatas dapat dijelaskan bahwa
nilai cronbach alpha untuk masing-masing variabel
yang terdiri atas independent variable (variabel bebas)
yaitu Visioner (X1) nilai alpha sebesar 0.642, Siapa
Menghadapi Resiko (X2) nilai alpha sebesar 0.657,
Percaya Diri (X3) nilai alpha sebesar 0.732 , Tahan Uji
(X4) nilai alpha sebesar 0.601 dan Kreatif (X5) nilai
alpha sebesar 0.667 sedangkan dependent variable
(variabel terikat) yaitu Keberhasilan Berwirausaha (Y)
nilai alpha sebesar 0.619. .

Keterangan

3

0,642

Reliabel

4
3
3
4
3

0,657
0,732
0,601
0,667
0,619

Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel

Dengan data yang menyebar sekitar garis diagonal
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas, dan data yang terlihat
tidak menyebar jauh dari garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi
asumsi normalitas. Dengan tampilan grafik normal plot
diatas dapat disimpulkan bahwa model regresi
memenuhi asumsi normalitas karena pada grafik normal
plot telihat titik menyebar disekitar garis diagonal.
Uji Heteroskedastisitas
Untuk mengetahui ada tidaknya pola tertentu pada
grafik scatterplot antara ZPRED dan ZRESID, yaitu
sumbu X dan Y yang telah di prediksi, dan sumbu X
adalah residual (Y prediksi-Y sesungguhnya) yang telah
di studentized. Dari hasil olah data, dapat dilihat hasil
uji heteroskedastisitas sebagai berikut:

Uji Normalitas
Berikut ini merupakan hasil olah data dari uji
normalitas, yang dapat dilihat pada gambar grafik di
bawah ini :

Gambar. 2 Scatterplot
Sumber : Hasil Penelitian (data diolah), 2013

Gambar.1 Normal P-Plot
Sumber : Hasil Penelitian (data diolah), 2013
Volume 3, Nomor 1, Maret 2014
9

Berdasarkan grafik scatterplot terlihat bahwa titik
menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun
dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini dapat
simpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada

Adnan
model regresi , sehingga model regresi layak dipakai
untuk memprediksikan pengaruh dari Sikap Dasar
(Karakteristik) wirausaha
terhadap Keberhasilan
Berwiarausaha di kota Lhokseumawe.
Uji Multikolinieritas
Pengujian multikolinieritas dapat dilakukan dengan
melihat nilai tolerance atau lawannya varianceinflation
Tabel 7. Uji Multikolonieritas
Collinearity Statistics
Model
1

Tolerance

VIF

0.676
0.932
0.771
0.803
0.689

1.379
1.126
1.289
1.221
1.363

(Constant)
X1
X2
X3
X4
X5

Sumber : Hasil Penelitian (data diolah), 2013
Berdasarkan tabel di atas hasil perhitungan nilai
tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen
yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang
berarti tidak ada korelasi antar variabel independen.
PEMBAHASAN
Pengaruh Sikap Wirausaha terhadap Keberhasi-lan
Berwirausaha
Hasil estimasi model penelitian dari Sikap
wirauasaha terhadap Keberhasilan Berwirauasaha di
Kota Lhokseumawe. Variabel-variabel yang diduga
mempengaruhi keberhasilan
wirausaha di Kota
Lhokseumawe di rumuskan dalam sebuah model
penelitian. Hasil pengolahan data-data penelitian secara
lengkap diuraikan sebagai berikut :
Tabel 8. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Variabel
Koefisien
thitung
Sig
Constant
1.114
2.212
0,013
X1
0.149
2.750
0.007
X2
0.163
2.954
0,004
X3
0.198
3.236
0,003
X4
0.127
2.462
0,011
X5
0.259
3.981
0.000
F hitung = 12.479
R = 0.749
ttabel = 1.985
Df1 = 5
2
F tabel = 2.47
Df2 = 100 R = 0.561
Adjusted
(R2)=0.557

Sumber : Hasil Penelitian (data diolah), 2013

10
Visioner & Strategis

factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukan bahwa
setiap variabel yang manakah dijelaskan oleh variabel
bebas lainnya. Nilai tolerance yang rendah sama
dengan nilai VIF tinggi (VIF=1/ tolerance) dan
menunjukkan adanya multikolinieritas yang tinggi.
Pada umumnya nilai cut off yang sering dipakai 10.
Maka untuk melihat hasil olah data uji multikolinieritas
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Berdasarkan hasil pengolahan data menunjukkan
nilai kostanta 1,114, Visioner (X1) 0.149, Siap
menghadapi resiko (X2) 0.163, Percaya Diri (X3) 0.198,
Tahan Uji (X4) 0.127, dan Kreatif (X5) 0.259. Secara
persamaan dapat ditulis sebagai berikut:
Sesuai dengan hasil analisis pada Tabel diatas, secara
matematis model tersebut dapat diformulasikan sebagai
berikut :
Y = 1.114 + 0.149 (X1) + 0.163 (X2) + 0.198 (X3)
+0.127 (X4) + 0.259 (X5) + e
Dari Model regresi di atas dapat ditafsirkan bahwa
Konstanta sebesar 1.114, menyatakan bahwa jika
variabel independen yang terdiri dari visioner, siap
menghadapi resiko, percaya diri, tahan uji dan kreatif
dianggap konstan maka keberhasilan berwirausaha
secara konstan adalah 1.114.
Koefisien
Visioner (X1) sebesar 0,149, hal ini
memperlihatkan bahwa
penilaian responden terjadi
peningkatan penilaian pada variabel visioner maka
akan meningkatkan juga keberhasilan berwirausaha (Y)
sebesar 14.9 % dengan asumsi variabel lainnya dianggap
tetap (konstan).
Koefisien
Siap menghadapi resiko (X2) sebesar
0,163, hal ini memperlihatkan bahwa
penilaian
responden terjadi peningkatan penilaian pada variabel
siap menghadapi resiko maka akan meningkatkan juga
keberhasilan berwirausaha (Y) sebesar 16.3% dengan
asumsi variabel lainnya dianggap tetap (konstan).
Koefisien Percaya Diri (X3) sebesar 0,198, hal ini
memperlihatkan bahwa
penilaian responden terjadi
peningkatan penilaian pada variabel Percaya Diri
maka akan
meningkatkan juga
keberhasilan
berwirausaha (Y)
sebesar 19.8% dengan asumsi
variabel lainnya dianggap tetap (konstan).
Koefisien Tahan Uji (X4) sebesar 0,127, hal ini
memperlihatkan bahwa
penilaian responden terjadi
peningkatan penilaian pada variabel Tahan Uji maka
akan meningkatkan juga keberhasilan berwirausaha (Y)
sebesar 12.7 % dengan asumsi variabel lainnya dianggap
tetap (konstan).
Koefisien Kreatifitas (X5) sebesar 0,259, hal ini
memperlihatkan bahwa
penilaian responden terjadi
peningkatan penilaian pada variabel Kreatifitas maka
akan meningkatkan juga keberhasilan berwirausaha (Y)
sebesar 25.9 % dengan asumsi variabel lainnya dianggap
tetap (konstan).
Jurnal

Analisis Pengaruh Sikap Wirausaha terhadap Keberhasilan Berwirausaha

Pengaruh Sikap Wirausaha Terhadap Keberhasilan Berwirausaha.
Koefisien korelasi (R) adalah bertujuan untuk
melihat dan mengetahui keeratan hubungan diantara
variabel bebas yang terdiri dari Visioner, siap
menghadapi resiko, percaya diri, tahan Uji dan
Kreatifitas dengan keberhasilan berwirausaha sebagai
variabel terikat.
Koefisien determinasi Adjusted R Square yang telah
disesuaikan (adjusted-R2) yakni 0.557 atau 55.7 %
sedangkan sisanya sebesar 44.3 % dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Pembuktian Hipotesis Secara Simultan (Uji F)
Untuk menentukan tingkat signifikan secara
keseluruhan pada tingkat kepercayaan sebesar 95%,
pengujian hipotesis dengan uji F dilakukan dengan
membandingkan antara Fhitung dengan Ftabel, apabila
Fhitung > dari Ftabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Dengan rumus V1 = n-k = 100-5=95 dan V2= k-1 =51=4. Dari hasil pengolahan data diperoleh Fhitung sebesar
12.479 sedangkan Ftabel pada tingkat kepercayaan 95%
diperoleh nilai sebesar 2.47, maka H0 ditolak dan Ha
diterima artinya bahwa variabel visioner (X1), siap
menghadapi resiko(X2), percaya diri (X3), tahan uji (X4)
dan kreatifitas (X5) berpengaruh terhadap keberhasilan
berwirausaha (Y). Hasil pengujian secara simultan (
bersama- sama) ini dibuktikan dengan ditemukan bahwa
nilai F-test sebesar
12.479
jauh lebih besar
dibandingkan nilai kritis F-tabel distribusi yang hanya
sebesar 2.47.
Pembuktian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)
Pembuktian Hipotesis secara parsial dari pengaruh
variabel independen yang terdiri dari variabel visioner,
siap menghadapi resiko, percaya diri, tahan uji dan
kreatifitas dari keberhasilan berwirausaha, yang diukur
dari nilai koefisien regresinya. Jika koefisien regresi
positif berarti pengaruhnya positif dan jika koefisien
regresinya negatif berarti pengaruhnya negatif. Hasil
pengujian diketahui bahwa semua variabel independen
bertanda positif, artinya pengaruh variabel independen
adalah positif terhadap keberhasilan berwirausaha.
Dari tabel di bawah ini diketahui hasil nilai thitung
variabel visioner (X1) sebesar 2.750 sedangkan ttabel =
1.985 (2.750 > 1.985) dengan nilai signifikansi sebesar
0.007 < 0,05 artinya bahwa secara parsial variabel
visioner berpengaruh
secara signifikan terhadap
keberhasilan berwirausaha dengan
demikian Hi1
diterima

Volume 3, Nomor 1, Maret 2014
11

Tabel 9. Hasil Uji Parameter Penduga
Model

1
(Constant)
X1
X2
X3
X4
X5

Unstandardized
Coefficients
Std.
B
Error
1.114

0,520

0,149

0,264

0,163

0,168

0,198

Standa
rdized
Coeffi
cients

t

Sig.

Beta
2.212

0,013

0.283

2.750

0,007

0.323

2.954

0,004

0,134

0.372

3.236

0,003

0.127

0.289

0.239.

2.462

0.011

0.259

0.095

0.487

3.981

0.000

Sumber : Hasil Penelitian (data diolah), 2013
Nilai thitung variabel siap menghadapi resiko (X2) =
2.954 sedangkan ttabel = 1.985 (2.954 > 1.985) dengan
nilai signifikansi = 0.004 < 0.05 artinya bahwa secara
parsial variabel siap menghadapi resiko berpengaruh
secara signifikan terhadap keberhasilan berwirausaha,
dengan demikian Hi1 diterima.
Nilai thitung variabel percaya diri (X3) = 3.236
sedangkan ttabel = 1.985 (3.236 > 1.985) dengan nilai
signifikansi = 0.003 < 0,05 artinya bahwa secara parsial
variabel percaya diri secara signifikan berpengaruh
terhadap keberhasilan berwirausaha dan dengan
demikian Hi1 diterima.
Nilai thitung variabel
tahan uji (X4) = 2.462
sedangkan ttabel = 1.985 (2.462 > 1.985) dengan nilai
signifikansi = 0.011 < 0.05 artinya bahwa secara parsial
variabel tahan uji berpengaruh secara signifikan
terhadap keberhasilan berwirausaha, dengan demikian
Hi1 diterima, serta Nilai thitung variabel Kreatif (X5) =
3.981 sedangkan ttabel = 1.985 (3.981 > 1.985) dengan
nilai signifikansi = 0.000 < 0.05 artinya bahwa secara
parsial variabel
kreatifitas
berpengaruh secara
signifikan terhadap keberhasilan berwirausaha, dengan
demikian Hi1 diterima.
Variabel Yang Paling Dominan Dari Sikap Dasar
(Karakter)Wirausaha
terhadap
Keberhasilan
Berwirausaha.
Berdasarkan hasil penelitian
seperti
yang
ditunjukkan pada Tabel 9, bahwa variabel yang paling
dominan
dalam
mempengaruhi
keberhasilan
berwirausaha pada para Wirausaha di Pasar Los
Lhokseumawe adalah variabel Kreatif (X5), dari Sikap
Dasar (Karakter) wirausaha, hal ini dibuktikan dengan
perolehan nilai koefisien terbesar yaitu 0.259 yang
berada pada tingkat siginifikan 0,000. Hal ini memiliki
makan bahwa kreatif wirausaha merupakan salah satu
faktor yang paling mendasar dan paling menentukan
berhasil tidaknya seseorang dalam berwirausaha.

Adnan
PENUTUP
Kesimpulan
1. Hasil koefisien determinasi (adjusted- R2)
menunjukkan besarnya pengaruh variabel-variabel
Visioner, siap menghadapi resiko, percaya diri,
tahan uji dan kreatifitas terhadap keberhasilan
berwirausaha adalah adalah sebesar
55.7 %,
sedangkan sisanya 44.3 % dipengaruhi oleh variabel
lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hasil
analisis koefisien korelasi (R) menunjukkan
hubungan variabel bebas dengan variabel terikat
adalah hubungan yang positif dan erat dengan nilai
korelasi sebesar 0,749 ( 74.9 %).
2. Variabel yang paling dominan dari Sikap Dasar
(Karakter) Wirausaha terhadap
keberhasilan
berwirausaha pada para wirausaha pasar Los adalah
variabel kreatif (X1) yakni dengan nilai t hitung
sebesar 3.981 pada tingkat signifikansi 0.000. Hal
ini bermakna bahwa Variabel kreatif merupakan
variabel yang memiliki peran kreatif untuk mampu
menangkap peluang dan menciptakan peluang.

12
Visioner & Strategis

Rekomendasi
1. Variabel – variabel dari Sikap Dasar (Karakter
Wirausaha) semuanya memiliki pengaruh yang
kuat terhadap keberhasilan berwirausaha di
kalangan
para wirausaha
pasar Los Kota
Lhokseumawe, untuk itu mereka harus terus
mempertahan dan melanjutkan
Sikap Dasar
(Karakter) tersebut bagi pengembangan
dan
keberhasilan mereka dalam melakukan Wirausaha
di Pasar Los Lhokseumawe, ditengah gempuran
hadirnya berbagai pasar modern.
2. Berdasarkan hasil
penelitian diketahui bahwa
variabel Kreatif (X5) merupakan variabel yang
paling dominan pengaruhnya terhadap keberhasilan
berwirausaha. Memiliki daya kreativitas tinggi yang
dilandasi oleh cara berpikir yang maju dengan
gagasan baru yang inovatif. Gagasan kreatif yang
paling menonjol diantara karakter wirausaha harus
terus dipertahankan oleh para wirausaha serta
dipadukan dengan sikap dasar lain (karakter) seperti
visioner, siap menghadapi resiko, percaya diri serta
tahan uji.

Jurnal

Analisis Pengaruh Sikap Wirausaha terhadap Keberhasilan Berwirausaha

REFERENSI
Arlan, Rully, 2006, Brand Trust dalam konteks Loyalitas Merek, Jurnal Manajemen Vol.6
Aaker, David A, 1991, Managing Brand Equity, The Free Press, New York.
Badawi,2007, Pengaruh Trust in a brand dan Satisfaction terhadap loyalitas merek ( studi pada perbankan syariah
di Cirebon), diakses Februari 2013
Fishbein, M. & Ajzen, I. 1975. Belief, Attitude, Intention and Behavior : An Introduction to Theory and Reseach.
Sydney : Addison
Ghozali, Imam ,2001, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas
Diponegoro. Semarang.
Hair,et.al , 2006, Multivariate Data Analisis Edisi 6, Pearson International, Edition New Jersey
Hitt, Michael, et al., 1997, Manajemen Strategis – Menyongsong Era Persaingan Dan Globalisasi, Penerbit
Erlangga, Jakarta esley Publishing.
Kasmir. (2007). Kewirausahaan., Raja Grafindo Persada, Jakarta
Kotler & Keller,2009, Manajemen Pemasaran,Edisi 13,Erlangga, Jaka
Moh. Nazir, (1998), Metode Penelitian, Cetakan ke dua, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Peter, J. Paul, 2000, Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran, Penerbit: Erlangga, Jakarta
Riana,2008, Pengaruh Trust In Brand Terhadap brand loyalty pada konsumen air minum aqua di kota Denpasar,
http//ejournal.unud.ac.id/abstrak/riana/pdf. Diakses pada Februari 2013
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Pertama. Penerbit CV. Alpha Beta. Bandung.
Suryana, Bayu (2011), Kewirausahaan, Pendekatan Karakteristik wirausahawan sukses, Kencana Jakarta
Santoso Singgih, J. 1997. Statistik Parametrik, edisi Kedua Penerbit Gramdeia Jakrta.
Tjiptono, Fandy. 2002. Manajemen Jasa Edisi Kedua. Cetakan Pertama. Penerbit. Andy. Yogyakarta.
Tabloid Tabangun Aceh, edisi,29 Desember, 2012,
Widiyatnoto, 2013, Pengaruh Karakter dan Jiwa Kewirausahaan terhadap minat berwirausaha, Skripsi

Volume 3, Nomor 1, Maret 2014
13

Zulfa
JURNAL VISIONER & Andria
STRATEGIS
Volume 3, Nomor 1, Maret 2014
ISSN : 2338-2864
p. 15-28

Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pendapatan Nelayan di Kecamatan Idi
Rayeuk Kabupaten Aceh Timur

The study entitled Factors Affecting Income Fishermen In District Idi Rayeuk
East Aceh aims to determine the partial and simultaneous factors influence the amount
of fish demolition, capital, labor experience, and a long sea on the level of income of
fishermen in the District of Idi Rayeuk District East Aceh. The data used in this study
is primary data collected by distributing questionnaires to 92 research samples. Data
analysis was performed using linear regression models were processed using SPSS
version 18. The results found the number of variables simultaneously unloading fish,
variable capital, labor and variable experience variables significantly terhadpat old sea
fishing income. While the test was found only partially dismantling the variable
amount and duration of sea fish significantly to the income of fishermen in the District
of Idi Rayeuk East Aceh .
Key words: Total Demolition Fish, Capital, Labor Experience, Time at Sea, Revenues

Volume 3, Nomor 1, Maret 2014

15

Andria Zulfa

Dosen Fakultas Ekonomi
Universitas Malikussaleh
Lhokseumawe

Andria Zulfa

PENDAHULUAN
Masyarakat pesisir pantai pada umunya
bermata pencaharian dengan menangkap ikan
dilaut (nelayan), yang hasilnya dijual untuk
mendapatkan pendapatan dan sebagian untuk
dikonsumsi sendiri. Kehidupan masyarakat pesisir
pantai ini rata-rata masih berada di bawah garis
kemiskinan, baik ditinjau dari segi pendidikan,
material struktural, dan klasifikasi pekerjaan
sosial. Masyarakat yang mata pencaharian sebagai
nelayan adalah orang yang aktif melakukan
pekerjaan dalam operasi penangkapan ikan di laut.
Pembangunan kawasan
pesisir diperlukan
untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat pesisir
yang sebagian besar nelayan dan petani tambak
yang tergolong miskin. Pendayagunaan sumber
daya perikanan ditujukan untuk mendukung
pembangunan ekonomi serta memperluas lapangan
kerja dan kesempatan berusaha. Taraf hidup
masyarakat pesisir dapat ditingkatkan jika
pendapatannya sudah dapat memenuhi kebutuhan
hidup, pendapatan masyarakat pesisir tidak
terlepas dari banyaknya tangkapan ikan yang
mereka dapatkan.
Untuk memperoleh pendapatan yang tinggi
maka nelayan dan petani tambak harus bisa
meningkatkan hasil perikanan tangkap dan
budidaya tambak. Selain itu nelayan dan petani
tambak juga harus bisa menjaga dan memperbaiki
kualitas tangkapan dan budi daya tambak.
Buruknya kualitas tangkapan ikan disebabkan
pengolahan tidak sesuai prosedur yang baik.
Kerusakan hasil perikanan yang antara lain
disebabkan busuknya ikan dalam perjalanan dari
tempat penangkapan sampai ketempat penjualan.
Untuk menjaga dan memperbaiki kualitas tangkap
dan budidaya ikan, diperlukan adanya peralatan
(teknologi) yang memadai serta tenaga kerja yang
berpengalaman. Modal kerja, tenaga kerja, dan
waktu melaut (jam kerja) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap peningkatan pendapatan usaha
nelayan (Sasmita , 2006).
kemudian
Jummaini (2008) menyimpulkan bahwa
modal, pengalaman, tenaga kerja dan lama melaut
secara serempak berpengaruh signifikan terhadap
pendapatan nelayan.
Dalam peleksanaan untuk meningkatkan
pembangunan dan kesejahteraan penduduk di
Kecamatan Idi Rayeuk, yang sebahagian bermata
pencaharian yang beraneka ragam seperti, petani,
pedagang dan neleyan. Di samping itu bagi
penduduk bermata pencaharian sebagai nelayan
mempunyai pendapatan yang sangat minim, hal
ini disebabkan oleh pangadaan alat dengan sarana

16

yang digunakan dalam melakukan profesinya
tidaklah lengkap. Dengan hal ini maka pedapatan
masyarakat sangat bervariasi, karena sebahagian
nelayan susah menggunakan alat-alat modern dan
sebahagian lainnya masih menggunakan cara yang
masih tradisional.
Jumlah masyarakat Kecamatan Idi Rayeuk
yang bermata pencaharian sebagai nelayan
(melaut) menurut kategori tahun 2010, yang
penuh (Full Time) 1.071 orang, Sambilan Utama
(part time) 1.371 orang dan total 2.442 (Dinas
Kelautan Dan Perikanan Aceh Timur 2013).
Kecamatan Idi Rayeuk memiliki Tempat
Pendaratan Ikan (TPI) Kuala Idi merupakan TPI
terbesar yang ada di Kabupaten Aceh Timur yaitu
berada di Kuala Idi, pelabuhan Kuala Idi dimana
semua hasil laut yang berupa tangkapan nelayan
baik udang, ikan dan segala yang dihasilkan dari
laut
akan
dilansir
ke
kuala
Idi.
Di samping itu Pelabuhan Idi Rayeuk,
Aceh Timur, dinyatakan layak menjadi pelabuhan
ekspor ikan langsung. Produksi ikan di Tempat
Pendaratan Ikan (TPI) Idi Rayeuk diprediksi
mencapai 35 ribu ton per hari dan cukup
memenuhi permintaan ekspor. Dari hasil studi itu
diketahui bahwa kapal kargo yang cocok
berukuran sedang karena selain biayanya lebih
kecil dibandingkan ukuran besar juga volume
angkut 30 ribu ton bisa terpenuhi. Dengan potensi
yang ada, maka semangat para nelayan di
Kecamatan Idi Rayeuk meningkat. Oleh karena itu
penulis tertarik untuk mangkaji lebih sistematis
masalah tersebut kedalam bentuk penelitian
dengan tujuan untuk mengetahui berapa besar
pengaruh jumlah pembongkaran ikan, modal,
pengalaman kerja dan lama melaut terhadap
tingkat pendapatan nelayan di Kecamatan Idi
Rayeuk Kabupaten Aceh Timur.
TINJAUAN TEORITIS
Pengertian Pendapatan
Menurut Sukirno (2003: 391) pendapatan
adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh
penduduk atas prestasi kerjanya selama satu
periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan
maupun tahunan.
Dewasa ini sumber pendapatan sebagian besar
rumah tangga di pedesaan tidak hanya dari satu
sumber, melainkan dari beberapa sumber atau
dapat dikatakan rumah tangga melakukan
diverisifikasi pekerjaan atau memiliki aneka ragam
sumber pendapatan (Susilowati dkk, 2002: 85).

Jurnal Visioner & Strategis

Andria Zulfa

Faktor-faktor
Yang
Mempengaruhi
Pendapatan
Samuelson dan Nordhaus (2004:34), Para
ekonom telah menemukan bahwa mesin kemajuan
ekonomi harus bertengger di atas empat roda yang
sama. Keempat roda, atau empat faktor
pertumbuhan itu adalah:
1. Pembentukan modal ( mesin, pabrik, jalan)
2. Sumber daya manusia (penawaran tenaga kerja,
pendidikan, disiplin , motivasi)
3. Teknol