teori belajar kecerdasan majemuk abidatul mutawadliah b

(1)

TEORI KECERDASAN MAJEMUK

(

MULTIPLE INTELLIGENCES

)

MAKALAH

(REVISI)

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah

TEORI BELAJAR

Dosen Pengampu:

Dr. H. AZ. Fanani, M.Ag

Oleh:

ABIDATUL MUTAWADLI’AH NIM : F1.3.2.12.168

KONSENTRASI PENDIDIKAN ISLAM

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA

2013


(2)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Munculnya Teori Kecerdasan Majemuk B. Konsep Teori Kecerdasan Majemuk

C. Faktor-Faktor Munculnya Teori Kecerdasan Majemuk

D. Strategi Pembelajaran Dalam Mengembangkan Teori Kecerdasan Majemuk BAB III KESIMPULAN

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN


(3)

Setiap anak pasti mempunyai kecerdasan yang berbeda-beda. Kecerdasan yang dimiliki tersebut tidak saling berhubungan, tetapi masing-masing kecerdasan tersebut berjalan bersamaan pada setiap anak. Setiap anak mempunyai kadar yang berbeda pada setiap kecerdasan yang dipunyai, dan kombinasi antara kecerdasan yang ada juga berbeda seperti wajah kepribadian setiap orang. 1

Dalam proses pembelajaran, pengajaran dan pendidikan yang diberikan kepada anak didik harus berfokus pada kecerdasan yang dimiliki oleh setiap anak. Sebagai contoh jika seseorang mempunyai kelebihan dalam hal musik, orang tua atau guru harus mengembangkan kemampuan tersebut. Perbedaan kecerdasan tiap anak tidak hanya menunjukkan isi dari kecerdasan tersebut, tetapi juga pada gaya belajar anak dalam menerima pengajaran.

Selama ini sebagian besar pembelajaran hanya mengacu pada kecerdasan berbahasa dan logis matematis, padahal banyak kecerdasan lain yang jika diperhatikan akan sangat membantu perkembangan anak. Semakin banyak macam kecerdasan yang berkembang, maka anak akan segera dengan cepat menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan lebih cepat dalam belajar atau menguasai materi.

Teori kecerdasan majemuk telah menunjukkan bahwa tidak ada strategi atau model pembelajaran terbaik. Suatu strategi atau model pembelajaran mungkin sangat cocok untuk beberapa anak didik, tetapi tidak tentu cocok untuk anak didik lainnya. Hal ini berkaitan dengan jenis kecerdasan yang mereka miliki. Oleh karena itu, seorang pendidik harus memahami teori kecerdasan majemuk dalam proses pembelajaran dengan menggunakan berbagai macam strategi dan model pembelajaran agar semua anak didik terakomodasi berdasarkan jenis kecerdasan yang mereka miliki sehingga setiap anak didik dapat terlibat selama proses pembelajaran di sekolah.2

Penulis disini akan membahas tentang Teori Kecerdasan Majemuk (sejarah munculnya, konsep, faktor-faktor munculnya dan strategi pembelajaran dalam mengembangkannya).

BAB II PEMBAHASAN A. Sejarah Munculnya Teori Kecerdasan Majemuk

1 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), 229. 2 Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, (Jakarta: Quantum Teaching, 2005), 15.


(4)

Konsep multiple intelligence diperkenalkan pada tahun 1983 oleh Prof. Howard Gardner pada yaitu seorang psikolog dan profesor utama di Cognition and Education, Harvar Graduate School of Education dan juga profesor di bidang Neurologi, Boston University School of Medicine. Konsep ini memiliki esensi bahwa setiap orang adalah unik, Setiap orang perlu menyadari dan mengembangkan ragam kecerdasan manusia dan kombinasi-kombinasinya. Setiap siswa berbeda karena mempunyai kombinasi kecerdasan yang berlainan.3

Kebanyakan orang sukses di dunia ini memang tidak memiliki nilai tinggi pada semua skor, namun orang yang benar-benar sukses seperti Albert Einstein atau Leonardo Da Vincy itu memiliki kombinasi nilai yang tinggi pada 4 - 5 jenis kecerdasan.

Konsep kecerdasan majemuk atau multiple intelligences berawal dari karya Horward Gardner dalam buku Frames Of Mind tahun 1983 yang didasarkan atas hasil penelitian selama beberapa tahun tentang kapasitas kognitif manusia (Human Cognitif Capacities). Gardner menolak asumsi bahwa kognisi manusia merupakan satu kesatuan dan individu hanya mempunyai kecerdasan tunggal. Meskipun sebagian besar individu menunjukkan penguasaan yang berbeda, individu memiliki beberapa kecerdasan dan bergabung menjadi satu kesatuan membentuk kemampuan pribadi yang cukup tinggi.4

Howard Gardner memperkenalkan sekaligus mempromosikan hasil penelitian Project Zero di Amerika yang berkaitan dengan kecerdasan ganda. Teorinya menghilangkan anggapan selama ini tentang kecerdasan manusia. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tidak ada satu kegiatan manusia yang hanya menggunakan satu macam kecerdasan, tetapi seluruh kecerdasan yang selama ini dianggap antara tujuh sampai dengan sepuluh kecerdasan. Semua kecerdasan ini bekerja sama sebagai satu kesatuan yang utuh dan terpadu. Komposisi keterpaduannya tentu saja berbeda-beda pada masing-masing budaya. Namun secara keseluruhan, semua kecerdasan yang paling menonjol akan mengontrol keceerdasan-kecerdasan lainnya dalam memecahkan masalah.

Gardnermenetapkan syarat khusus yang harus dipenuhi oleh setiap kecerdasan agar

dapat dimasukkan dalam teorinya diantaranya adalah5:

3Ibid; 18

4 M.Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar Ruz Media, 2011), 238. 5 Saiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 3.


(5)

1) Setiap kecerdasan dapat dilambangkan misalnya Matematika jelas ada lambang, Musik ada lambang, kinestetik ada lambang atau irama gerak (seperti: lambaian tangan, untuk selamat tinggal atau mau tidur dan lain-lain).

2) Setiap kecerdasan mempunyai riwayat perkembangan artinya tidak seperti IQ yang meyakini bahwa kecerdasan itu mutlak tetap dan sudah ditetapkan saat kelahiran atau tidak berubah, MI (Multiple Intelligences) percaya bahwa kecerdasan itu muncul pada titik tertentu dimasa kanak-kanak, mempunyai periode yang berpotensi untuk berkembang selama rentang hidup dan berisikan pola unik yang secara berlahan atau cepat semakin merosot seiring dengan semakin tuanya seseorang.

3) Setiap Kecerdasan rawan terhadap cacat akibat kerusakan atau cedera pada wilayah otak tertentu. Misalnya orang dengan kerusakan pada Lobus Frontal pada belahan otak kiri, tidak mampu berbicara atau menulis dengan mudah, namun tanpa kesulitan dapat menyanyi, melukis dan menari. Orang yang Lobus, Temporalnya yang kanan yang rusak, mungkin mengalami kesulitan di bidang musik tetapi dengan mudah mampu bicara, membaca dan menulis. Pasien dengan kerusakan pada Lobus Oksipital belahan otak kanan mengkin mengalami kesulitan dalam mengenali wajah, membayangkan atau mengamati detail visual.

4) Setiap kecerdasan mempunyai keadaan akhir berdasar nilai budaya.Artinya tidak harus Matematis-Logis yang penting atau Spatial atau Musik, atau tergantung budaya masing-masing misalnya ada kemampun naik kuda, melacak jejak dan lain-lain dalam budaya tertentu itu sangat penting dan lain-lain-lain-lain.

B. Konsep teori Kecerdasan Majemuk

Berdasarkan teori Gardner, David G. Lazear memberikan petunjuk untuk mengubah dan meningkatkan kecerdasan-kecerdasan tersebut yang dilengkapi dengan instrumentasinya dalam pembelajaran. Ia mengembangkan proses pembelajaran di kelas yang memanfaatkan dan mengembangkankecerdasan ganda pada anak dengan harapan dapat digunakan anak di luar kelas dalam mengenali dan memahami realitas kehidupan.

Adapun pokok-pokok pikiran yang dikemukakan Gardner diantaranya:6

1) Manusia mempunyai kemampuan meningkatkan dan memperkuat kecerdasannya 2) Kecerdasan selain berubah dapat pula diajarkan kepada orang lain


(6)

3) Kecerdasan merupakan realitas majemuk yang muncul di bagian-bagian yang berbeda pada sistem otak atau pikiran manusia

4) Pada tingkat tertentu, kecerdasan ini merupakan suatu kesatuan yang utuh. Artinya, dalam memecahkan masalah atau tugas tertentu, seluruh macam kecerdasan manusia bekerja sama, kompak dan terpadu.

5) Kecerdasan terkuat cenderung memimpin atau melatih kecerdasan lainnya yag lebih lemah Pengertian cerdas menurut Gardner adalah sebagai berikut:7

1) Kecakapan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya 2) Kecakapan untuk mengembangkan masalah baru untuk dipecahkan

3) Kecakapan untuk membuat sesuatu atau melakukan sesuatu yang bermanfaat di dalam kehidupannya

Adapun Kecerdasan majemuk atau multiple intelligences adalah suatu kemampuan ganda untuk memecahkan suatu masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan.

Titik point kunci kecerdasan adalah sebagai berikut: 1) Setiap orang memiliki 10 kecerdasan

2) Orang dapat mengembangkan setiap kecerdasan sampai pada tingkat penguasaan yang memadai

3) Berbagai macam kecerdasan ini umumnya bekerja bersama dengan cara yang komplek 4) Banyak cara untuk menjadi cerdas dalam setiap kategori

Kecerdasan luar biasa yang dimiliki manusia ada sepuluh, diantaranya adalah:8

1) Kecerdasan Linguistik

Kecerdasan linguistik adalah kecerdasan berbahasa. Manusia dengan bakat ini mampu mengolah kata-kata dengan baik. Contoh orang-orang dengan bakat ini adalah jurnalis, ahli orasi atau ahli pidato, dan penulis.

Ciri-ciri orang yang cerdas linguistik: a) Menyenangi puisi dan cerita-cerita b) Senang membaca dan menulis

c) Mudah mengungkapkan perasaan dengan kata-kata, baik lisan maupun tulisan Adapun tokoh yang terkenal misalnya: Winston Churchil, Soekarno, Cicero, W.S. Rendra, dan lain-lain.

7 Ibid; 240.


(7)

2) Kecerdasan Logika Matematis

Kecerdasan logika matematis adalah bakat yang dimiliki seseorang untuk mengolah angka, berhitung, serta memiliki logika matematika yang baik. Contoh orang-orang dengan bakat ini adalah pecatur profesional, ahli matematika, dan sebagainya.

Adapun ciri-ciri orang yang cerdas logika-matematis adalah: a) Menyukai hal-hal yang berhubungan dengan angka dan menghitung b) Menyukai eksperimen dan pengembangan ilmu pengetahuan terbaru. c) Menyukai pelajaran matematika dan IPA

d) Senang menganalisa yang dikaitkan dengan logika

Tokoh yang terkenal: Albert Einstein, Thomas Alva Edison, dan lain-lain. 3) Kecerdasan Musikal

Kecerdasan musikal merupakan kecerdasan yang berkaitan dengan musik, antara lain kemampuan mengingat nada dan bunyi-bunyian menjadi suatu kreasi musik yang bagus. Misalnya seorang komposer atau pemusik terkenal dunia.

Ciri-ciri orang yang cerdas musikal adalah: a) Dapat dan senang memainkan alat musik

b) Senang menyanyikan lagu atau mendengarkan musik dimana saja. c) Peka terhadap nada dan irama

d) Dapat membedakan bunyi berbagai alat musik. e) Menyukai pelajaran seni suara

f) Suka bersenandung ataupun mengetukkan jari sesuai irama musik Tokoh yang terkenal: Mozart, Beethoven, dan lain-lain.

4) Kecerdasan Kinestetik Tubuh

Kecerdasan jenis ini adalah kemampuan seseorang dalam menguasai tubuhnya. Misalnya, kepandaian mengolah tubuh dalam gerak tari, olahraga, atau seni bela diri. Orang-orang semacam ini memiliki refleks dan kecepatan gerak yang baik.

Ciri-ciri orang yang cerdas kinestetik antara lain: a) Menyukai aktifitas olahraga


(8)

b) Menyukai gerak tubuh

c) Memikirkan suatu masalah dengan melakukan banyak gerakan d) Menyukai pelajaran olahraga dan keterampilan

e) Lebih mudah mengingat sesuatu dengan melakukan gerakan daripada melihat atau mendengar.

Tokoh yang terkenal: Ronaldo, Michael Jordan, Mohamad Ali, Bagong Kusudiharjo, dan lain-lain.

5) Kecerdasan Visual Spasial

Kecerdasan ini dimiliki oleh orang-orang yang bisa membayangkan bentuk ruang serta membuat harmonisasi di alam pikirannya dan mewujudkannya dalam bentuk nyata. Contohnya adalah arsitek, seniman, perencana, serta ahli kecantikan.

Ciri-ciri orang yang cerdas visual-spasial antara lain: a) Menyukai bidang seni rupa (lukisan, patung, dan lain-lain)

b) Dapat mengembangkan gambaran suatu ruang dari beberapa sudut yang berbeda. c) Menyukai bacaan yang penuh oleh gambar-gambar berwarna.

d) Senang merekam peristiwa atau kejadian dengan video kamera

Tokoh yang terkenal: Pablo Picaso, Michael AngeloRaden Saleh, Affandi, dan lain-lain.

6) Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan jenis ini adalah kemampuan yang dimiliki oleh orang-orang untuk mempengaruhi orang lain, mendengarkan dengan empati, serta kemampuan meyakinkan dan menyemangati orang lain. Contohnya ialah seorang motivator, guru, dan sebagainya.

Ciri-ciri cerdas interpersonal (cerdas sosial) adalah:

a) Menyukai pekerjaan yang berhubungan dengan orang lain atau dalam kelompok

b) Menyenangi permainan yang melibatkan banyak peserta c) Pandai berkomunikasi bahkan memanipulasi

d) Jika mempunyai masalah, mereka senang membicarakannya dengan orang lain e) Banyak orang lain yang datang minta pendapat kepadanya, karena ia dapat


(9)

Tokoh yang terkenal: Mahatma Gandhi, Mother Theresia, Khomeini dan lain-lain.

7) Kecerdasan Intrapersonal

Kecerdasan intrapersonal merupakan kemampuan manusia untuk merenungkan arti kehidupan, arti kebijaksanaan, serta kemampuan untuk membuat analisis sosial dan berpikir filosofis. Orang-orang dengan bakat ini akan mampu mendengarkan dan memberi nasihat pada orang lain. Contoh orang yang memiliki kecerdasan ini adalah para filosof seperti Plato, Aristoteles, Sigmund Freud dan sebagainya.9

Ciri-ciri cerdas intrapersonal (cerdas diri) adalah:

a) Memiliki buku catatan harian untuk mengungkapkan perasaannya b) Sensitif terhadap nilai diri

c) Menyadari akan kelebihan dan kekurangannya sendiri

d) Lebih senang menikmati rekreasi sendirian, misalnya : memancing atau menyepi ke pegunungan

e) Menentukan dan memutuskan sendiri langkah yang akan dipilih 8) Kecerdasan Naturalis

Kecerdasan naturalis adalah kepekaan yang dimiliki oleh orang-orang terhadap alam, tumbuhan, hewan, dan fenomena alam lainnya. Kecerdasan ini biasanya dimiliki oleh para aktifis lingkungan seperti Steve Job, Ambrosius Ruwindrijarto, Charles Darwin, Harun Yahya, Madame Curie dan sebagainya.

Ciri-ciri cerdas naturalis adalah:

a) Senang memelihara binatang dan merawat tanaman

b) Mempunyai minat besar terhadap pengetahuan tentang kehidupan flora dan fauna

c) Menyukai kegiatan yang berhubungan dengan alam, seperti berkebun dan memancing.

d) Menyukai pelajaran biologi

e) Mempunyai perhatian besar terhadap masalah lingkunan hidup, konservasi alam, dan lain-lain


(10)

9) Kecerdasan Spiritual/Eksistensial

Kecerdasan jenis ini adalah kemampuan manusia dalam menerjemahkan agama dan kepercayaannya ke dalam kehidupannya. Orang-orang jenis ini memiliki kedekatan dengan Sang Pencipta, sesuai dengan iman dan kepercayaan yang dianutnya. Kecerdasan seperti ini biasanya dimiliki oleh para pemuka agama, seperti ustad, pendeta, biksu, dan sebagainya.10

10) Kecerdasan Moral

Kecerdasan moral merupakan kemampuan manusia untuk menjalani kehidupan yang baik sesuai dengan moral yang diyakininya. Orang-orang yang memiliki kecerdasan moral memiliki kepekaan terhadap kultur dan budaya. Misalnya kepala suku pedalaman suatu daerah.

C. Faktor-Faktor Munculnya Teori Kecerdasan Majemuk 1) Memiliki dasar biologis

Kecenderungan untuk mengetahui dan memcahkan masalah merupakan sifat dasar biologis manusia, misalnya: gerak tubuh, berkomunikasi dengan orag lain, berimajinasi sendiri, menggunakan ritme dan suara, dan lain-lain.

2) Bersifat universal bagi spesies manusia

Setiap cara untuk memahami sesuatu selalu ada pada setiap budaya, tidak peduli kondisi sosio-ekonomi dan pendidikannya. Jadi kecerdasan ini berakar pada keberadaan spesies manusia.

3) Nilai budaya suatu keterampilan

Cara untuk memahami sesuatu didukung oleh budaya manusia dan merupakan hal yang harus diteruskan kepada generasi penerus. Contoh: pengembangan bahasa bisa berupa tulisan pada suatu budaya hiroglief pada budaya lain, pesan-pesan lisan dan bahasa-bahasa tanda pada budaya lain pula.

4) Memiliki basis neurologi

Setiap kecerdasan memiliki bagian tertentu pada otak sebagai puasat kerjanya dan yang dapat diaktifkan oleh informasi eksternal maupun internal.

5) Dapat dinyatakan dalam bentuk simbol


(11)

Setiap kecerdasan dapat dinyatakan dalam bentuk symbol atau tanda-tanda tertentu. Misalnya, symbol kata, gambar, musik, angka dan lain-lain. Adanya symbol-simbol tersebut merupakan kunci bahwa kecerdasan dapat dialihkan atau diajarkan.11

D. Strategi Pembelajaran Untuk Mengembangkan Kecerdasan Majemuk

Ada beberapa strategi dasar dalam kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan kecerdasan majemuk, yaitu:12

1) Membangun kecerdasan sebagai upaya untuk mengaktifkan indera dan menghidupkan kerja otak

2) Memperkuat kecerdasan dengan cara memberi latihan dan memperkuat kemampuan membangunkan kecerdasan

3) Mengajarkan dengan kecerdasan sebagai upaya mengembangkan struktur pelajaran yang mengacu pada penggunaan kecerdasan majemuk

4) Mentransfer kecerdasan dengan usaha memanfaatkan berbagai cara yang telah dilatihkan di kelas untuk memahami realitas di luar kelas atau pada lingkungan nyata.

BAB III KESIMPULAN

1. Konsep multiple intelligence diperkenalkan pada tahun 1983 oleh Howard Gardner pada yaitu seorang psikolog dan profesor utama di Cognition and Education, Harvar Graduate School of Education dan juga profesor di bidang Neurologi, Boston University School of Medicine. 2. Kecerdasan majemuk atau multiple intelligences adalah suatu kemampuan ganda untuk

memecahkan suatu masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan.

3. Teori-teori kecerdasan majemuk ada sepuluh, diantaranya: kecerdasan linguistik, kecerdasan logika matematis, kecerdasan musikal, kecerdasan kinestetik tubuh, kecerdasan visual spatial,

11 M. Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran, 244. 12Ibid; 255.


(12)

kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan naturalis, kecerdasan spiritual/eksistensial, kecerdasan moral.

4. Faktor-faktor munculnya teori kecerdasan majemuk diantaranya; memiliki dasar biologis, bersifat universal bagi spesies manusia, nilai budaya suatu keterampilan, memiliki basis neurologi, dapat dinyatakan dalam bentuk simbol

5. Strategi pembelajaran untuk mengembangkan kecerdasan majemuk, yaitu membangun kecerdasan sebagai upaya untuk mengaktifkan indera dan menghidupkan kerja otak, memperkuat kecerdasan dengan cara memberi latihan dan memperkuat kemampuan membangunkan kecerdasan, mengajarkan dengan kecerdasan sebagai upaya mengembangkan struktur pelajaran yang mengacu pada penggunaan kecerdasan majemuk, mentransfer kecerdasan dengan usaha memanfaatkan berbagai cara yang telah dilatihkan di kelas untuk memahami realitas di luar kelas atau pada lingkungan nyata.

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Saiful Bahri, 2002, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta.

M.Thobroni dan Arif Mustofa, 2011, Belajar dan Pembelajaran, Jogjakarta: Ar Ruz Media. Sabri, Ahmad , 2005, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, Jakarta: Quantum Teaching.

Sudjana, Nana, 2000, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo. Sukmadinata, Nana Syaodih, 2005, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya.


(13)

Yamin, Martinis, 2004, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Gaung Persada Press.

REFLEKSI MATA KULIAH TEORI BELAJAR (Dosen: Dr. H. AZ. Fanani, M.Ag)

Nama : ABIDATUL MUTAWADLI’AH NIM : F1.3.2.12.168.

Teori belajar merupakan mata kuliah yang sangat menarik untuk dipelajari, karena banyak manfaat yang dapat diperoleh setelah mengikuti mata kuliah ini. Dengan mempelajari teori belajar kita sebagai pendidik dapat memahami konsep belajar dalam perspektif Islam dan berbagai macam teori-teori yang dikembangkan oleh para pakar pendidik pada zaman dahulu seperti: E.L. Thorndike, Burrhus Frederick Sekinner, Clark Leonard Hull, Ivan Petrovich Pavlov, Edwin Ray Guthrie, William Kaye Estes, Gestalt, Jean Pieget, Edward Chace Tolman, Albert Bandura, Donald Olding Hebb, Robert C. Bolles, Howard Gardner dan masih banyak tokoh-tokoh lainnya dengan berbagai macam teori.


(14)

Teori-teori belajar yang telah kami pelajari diantaranya; teori belajar aliran Fungsionalistik Dominan yang menekankan hubungan antara belajar dengan adaptasi diri dengan lingkungan, teori belajar aliran Asosiasionistik Dominan yang membahas tentang proses belajar dalam hukum asosiasi, teori belajar aliran Kognitif Dominan yang menekankan sifat kognisi siswa dalam belajar, teori belajar Neurofisiologis yang menghubungkan dari hal-hal yang mirip, seperti; presepsi, pemikiran dan kecerdasan, teori belajar Evolusioner yang mempelajari tentang sejarah evolusi proses belajar organisme, teori belajar Kontruktivistik yang bersifat membangun sebuah pengetahuan diri, teori belajar Humanistik atau kemanusiaan, teori belajar Sibernetik, teori belajar Revolusi Sosiokultural, teori belajar Multiple Intelligences yang mengembangkan beberapa kecerdasan yang ada dalam setiap manusia.

Dengan adanya pengetahuan teori-teori belajar yang telah disebutkan diatas, maka seorang pendidik bisa mengimplementasikan teori-teori belajar tersebut ke dalam proses belajar mengajar agar nantinya siswa benar-benar memahami apa yang telah dipelajari dan nanti output sekolah juga berkualitas. Dengan adanya teori belajar, maka pendidik benar-benar memahami apa yang seharusnya dilakukan ketika menghadapi siswa dengan berbagai macam karakteristik dan berbagai macam siswa dengan kecerdasan yang berbeda-beda, pendidik juga dengan mudah ketika menghadapi siswa yang trouble maker.

Seorang pendidik tentunya sudah dibekali dengan berbagai macam ilmu dan wawasan yang mendalam tentang proses belajar mengajar, akan tetapi mereka belum tentu bisa mengatasi problematika siswa di dalam kelas jika mereka belum mempelajari teori-teori belajar. Oleh karena itu kami sangat berterimakasih kepada bapak dosen yang membimbing kami dalam mengikuti mata kuliah teori belajar ini, semoga ilmu yang kami terima tercatat sebagai amal jariyah bapak dosen dan semoga nantinya kami bisa mengimplementasikan dengan baik apa yang telah kami peroleh setelah mengikuti mata kuliah ini, harapan kami semoga mata kuliah ini nantinya lebih dikembangkan lagi materi-materinya serta teori-teori belajar serta tokoh-tokoh yang belum ada dimasukkan sebagai penyempurnaan mata kuliah ini, agar nantinya kami sebagai pendidik sekaligus pemikir Islam benar-benar mempunyai wawasan yang mendalam tentang teori-teori belajar.

Dengan pengetahuan dan wawasan yang mendalam tentunya sangat berimplikasi terhadap kemajuan pendidikan Islam pada masa sekarang dan akan datang, serta sangat berimplikasi juga bagi pendidik dalam melaksanakan proses belajar mengajar yang efektif dan


(15)

efisien, sehingga memberi kepuasan kepada stockholder, baik dari orang tua, guru, siswa masyarakat, bangsa dan negara dan semoga nanti kami bisa mencetak generasi penerus bangsa yang berakhlak mulia dan berpengetahuan luas yang berpedoman pada Alqur’an dan Hadits.


(1)

9) Kecerdasan Spiritual/Eksistensial

Kecerdasan jenis ini adalah kemampuan manusia dalam menerjemahkan agama dan kepercayaannya ke dalam kehidupannya. Orang-orang jenis ini memiliki kedekatan dengan Sang Pencipta, sesuai dengan iman dan kepercayaan yang dianutnya. Kecerdasan seperti ini biasanya dimiliki oleh para pemuka agama, seperti ustad, pendeta, biksu, dan sebagainya.10

10) Kecerdasan Moral

Kecerdasan moral merupakan kemampuan manusia untuk menjalani kehidupan yang baik sesuai dengan moral yang diyakininya. Orang-orang yang memiliki kecerdasan moral memiliki kepekaan terhadap kultur dan budaya. Misalnya kepala suku pedalaman suatu daerah.

C. Faktor-Faktor Munculnya Teori Kecerdasan Majemuk 1) Memiliki dasar biologis

Kecenderungan untuk mengetahui dan memcahkan masalah merupakan sifat dasar biologis manusia, misalnya: gerak tubuh, berkomunikasi dengan orag lain, berimajinasi sendiri, menggunakan ritme dan suara, dan lain-lain.

2) Bersifat universal bagi spesies manusia

Setiap cara untuk memahami sesuatu selalu ada pada setiap budaya, tidak peduli kondisi sosio-ekonomi dan pendidikannya. Jadi kecerdasan ini berakar pada keberadaan spesies manusia.

3) Nilai budaya suatu keterampilan

Cara untuk memahami sesuatu didukung oleh budaya manusia dan merupakan hal yang harus diteruskan kepada generasi penerus. Contoh: pengembangan bahasa bisa berupa tulisan pada suatu budaya hiroglief pada budaya lain, pesan-pesan lisan dan bahasa-bahasa tanda pada budaya lain pula.

4) Memiliki basis neurologi

Setiap kecerdasan memiliki bagian tertentu pada otak sebagai puasat kerjanya dan yang dapat diaktifkan oleh informasi eksternal maupun internal.

5) Dapat dinyatakan dalam bentuk simbol


(2)

Setiap kecerdasan dapat dinyatakan dalam bentuk symbol atau tanda-tanda tertentu. Misalnya, symbol kata, gambar, musik, angka dan lain-lain. Adanya symbol-simbol tersebut merupakan kunci bahwa kecerdasan dapat dialihkan atau diajarkan.11

D. Strategi Pembelajaran Untuk Mengembangkan Kecerdasan Majemuk

Ada beberapa strategi dasar dalam kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan kecerdasan majemuk, yaitu:12

1) Membangun kecerdasan sebagai upaya untuk mengaktifkan indera dan menghidupkan kerja otak

2) Memperkuat kecerdasan dengan cara memberi latihan dan memperkuat kemampuan membangunkan kecerdasan

3) Mengajarkan dengan kecerdasan sebagai upaya mengembangkan struktur pelajaran yang mengacu pada penggunaan kecerdasan majemuk

4) Mentransfer kecerdasan dengan usaha memanfaatkan berbagai cara yang telah dilatihkan di kelas untuk memahami realitas di luar kelas atau pada lingkungan nyata.

BAB III KESIMPULAN

1. Konsep multiple intelligence diperkenalkan pada tahun 1983 oleh Howard Gardner pada yaitu seorang psikolog dan profesor utama di Cognition and Education, Harvar Graduate School of Education dan juga profesor di bidang Neurologi, Boston University School of Medicine. 2. Kecerdasan majemuk atau multiple intelligences adalah suatu kemampuan ganda untuk

memecahkan suatu masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan.

3. Teori-teori kecerdasan majemuk ada sepuluh, diantaranya: kecerdasan linguistik, kecerdasan logika matematis, kecerdasan musikal, kecerdasan kinestetik tubuh, kecerdasan visual spatial,

11 M. Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran, 244. 12Ibid; 255.


(3)

kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan naturalis, kecerdasan spiritual/eksistensial, kecerdasan moral.

4. Faktor-faktor munculnya teori kecerdasan majemuk diantaranya; memiliki dasar biologis, bersifat universal bagi spesies manusia, nilai budaya suatu keterampilan, memiliki basis neurologi, dapat dinyatakan dalam bentuk simbol

5. Strategi pembelajaran untuk mengembangkan kecerdasan majemuk, yaitu membangun kecerdasan sebagai upaya untuk mengaktifkan indera dan menghidupkan kerja otak, memperkuat kecerdasan dengan cara memberi latihan dan memperkuat kemampuan membangunkan kecerdasan, mengajarkan dengan kecerdasan sebagai upaya mengembangkan struktur pelajaran yang mengacu pada penggunaan kecerdasan majemuk, mentransfer kecerdasan dengan usaha memanfaatkan berbagai cara yang telah dilatihkan di kelas untuk memahami realitas di luar kelas atau pada lingkungan nyata.

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Saiful Bahri, 2002, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta.

M.Thobroni dan Arif Mustofa, 2011, Belajar dan Pembelajaran, Jogjakarta: Ar Ruz Media. Sabri, Ahmad , 2005, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, Jakarta: Quantum Teaching.

Sudjana, Nana, 2000, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo. Sukmadinata, Nana Syaodih, 2005, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya.


(4)

Yamin, Martinis, 2004, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Gaung Persada Press.

REFLEKSI MATA KULIAH TEORI BELAJAR (Dosen: Dr. H. AZ. Fanani, M.Ag)

Nama : ABIDATUL MUTAWADLI’AH NIM : F1.3.2.12.168.

Teori belajar merupakan mata kuliah yang sangat menarik untuk dipelajari, karena banyak manfaat yang dapat diperoleh setelah mengikuti mata kuliah ini. Dengan mempelajari teori belajar kita sebagai pendidik dapat memahami konsep belajar dalam perspektif Islam dan berbagai macam teori-teori yang dikembangkan oleh para pakar pendidik pada zaman dahulu seperti: E.L. Thorndike, Burrhus Frederick Sekinner, Clark Leonard Hull, Ivan Petrovich Pavlov, Edwin Ray Guthrie, William Kaye Estes, Gestalt, Jean Pieget, Edward Chace Tolman, Albert Bandura, Donald Olding Hebb, Robert C. Bolles, Howard Gardner dan masih banyak tokoh-tokoh lainnya dengan berbagai macam teori.


(5)

Teori-teori belajar yang telah kami pelajari diantaranya; teori belajar aliran Fungsionalistik Dominan yang menekankan hubungan antara belajar dengan adaptasi diri dengan lingkungan, teori belajar aliran Asosiasionistik Dominan yang membahas tentang proses belajar dalam hukum asosiasi, teori belajar aliran Kognitif Dominan yang menekankan sifat kognisi siswa dalam belajar, teori belajar Neurofisiologis yang menghubungkan dari hal-hal yang mirip, seperti; presepsi, pemikiran dan kecerdasan, teori belajar Evolusioner yang mempelajari tentang sejarah evolusi proses belajar organisme, teori belajar Kontruktivistik yang bersifat membangun sebuah pengetahuan diri, teori belajar Humanistik atau kemanusiaan, teori belajar Sibernetik, teori belajar Revolusi Sosiokultural, teori belajar Multiple Intelligences yang mengembangkan beberapa kecerdasan yang ada dalam setiap manusia.

Dengan adanya pengetahuan teori-teori belajar yang telah disebutkan diatas, maka seorang pendidik bisa mengimplementasikan teori-teori belajar tersebut ke dalam proses belajar mengajar agar nantinya siswa benar-benar memahami apa yang telah dipelajari dan nanti output sekolah juga berkualitas. Dengan adanya teori belajar, maka pendidik benar-benar memahami apa yang seharusnya dilakukan ketika menghadapi siswa dengan berbagai macam karakteristik dan berbagai macam siswa dengan kecerdasan yang berbeda-beda, pendidik juga dengan mudah ketika menghadapi siswa yang trouble maker.

Seorang pendidik tentunya sudah dibekali dengan berbagai macam ilmu dan wawasan yang mendalam tentang proses belajar mengajar, akan tetapi mereka belum tentu bisa mengatasi problematika siswa di dalam kelas jika mereka belum mempelajari teori-teori belajar. Oleh karena itu kami sangat berterimakasih kepada bapak dosen yang membimbing kami dalam mengikuti mata kuliah teori belajar ini, semoga ilmu yang kami terima tercatat sebagai amal jariyah bapak dosen dan semoga nantinya kami bisa mengimplementasikan dengan baik apa yang telah kami peroleh setelah mengikuti mata kuliah ini, harapan kami semoga mata kuliah ini nantinya lebih dikembangkan lagi materi-materinya serta teori-teori belajar serta tokoh-tokoh yang belum ada dimasukkan sebagai penyempurnaan mata kuliah ini, agar nantinya kami sebagai pendidik sekaligus pemikir Islam benar-benar mempunyai wawasan yang mendalam tentang teori-teori belajar.

Dengan pengetahuan dan wawasan yang mendalam tentunya sangat berimplikasi terhadap kemajuan pendidikan Islam pada masa sekarang dan akan datang, serta sangat berimplikasi juga bagi pendidik dalam melaksanakan proses belajar mengajar yang efektif dan


(6)

efisien, sehingga memberi kepuasan kepada stockholder, baik dari orang tua, guru, siswa masyarakat, bangsa dan negara dan semoga nanti kami bisa mencetak generasi penerus bangsa yang berakhlak mulia dan berpengetahuan luas yang berpedoman pada Alqur’an dan Hadits.