KONSEP KECERDASAN MAJEMUK PERSPEKTIF HOWARD

  

KONSEP KECERDASAN MAJEMUK PERSPEKTIF HOWARD

GARDNER DAN PENERAPANYA DALAM PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

  Disusun oleh : ROS ARIANTI ABAS NIM 11112159 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016

  

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan :

  1. Untuk kedua orang tua saya Bapak Abbas Ahmad dan Ibu Maryam Hamzah yang senantiasa dan tidak lelah mendoakan dan memberikan semangat untuk saya.

  2. Untuk kakak saya Zulfikar Abbas yang telah mendoakan dan memberikan semangat untuk saya.

  3. Untuk seluruh keluarga , teman, sahabat saya yang sudah banyak mendukung saya dalam menyelesaikan Skripsi ini

  4. Untuk Immawan dan Immawati Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah kota Salatiga yang telah memberikan semangat.

  5. Sivitas akademisi pada almamater tercinta IAIN Salatiga.

  ABSTRAK ROS Arianti Abas . 2016. Konsep Kecerdasan Majemuk Perspektif howard Gardner Dan Penerapanya Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah. Skripsi.

  Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga, pembimbing Bapak Fatchurroham, S.Ag., M.Pd. Kata Kunci: Konsep kecerdasaan majemuk perspektif Howard Gardner dan penerapannya dalam pembelajaran pendidikan agama islam di sekolah.

  Selama ini pendidikan di Indonesia menilai kecerdasan manusia sempit, khususnya pada pendidikan formal, manusia hanya dianggap memiliki satu kecerdasan yang dapat diukur dengan nilai, angka maupun bilangan yang disebut dengan kecerdasan logika- matematika, sedangakan alat yang digunakan untuk mengukur kecerdasan tersebut adalah IQ. Kecenderungan pembelajaran yang selalu menekankan pada prestasi akademik ini akan menghasilkan generasi muda yang kurang berinisiatif seperti menunggu instruksi, takut salah, malu mendahului yang lain, hanya ikut-ikutan, salah tetapi masih berani bicara (tidak bertanggung jawab), mudah bingung karena kurang memiliki percaya diri, serta tidak peka terhadap lingkungannya.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap dengan jelas tentang konsep kecerdasan majemuk perspektif Howard Gardner dan Penerapan Konsep kecerdasan majemuk perspektif Howard Gardner dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Penelitian ini menggunakan pendekatan library research yaitu suatu penelitian kepustakaan murni. Dengan demikian pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan metode dokumentasi yang mencari data mengenai hal-hal atau variabel-variabel yang berupa catatan seperti buku- buku, majalah, dokumen, artikel, perkataan-perkataan, notulen harian, catatan rapat dan sebagainya. Penulis menggunakan teknik analisis dekduktif induktif dengan cara menemukan pola, tema tertentu dan mencari hubungan yang logis antara pemikiran tersebut. Kemudian mengklasifikasikan pemikiran sang tokoh sehingga dapat dirumuskan dalam pendidikan Islam yang sesuai.

  Hasil penelitian ini bahwa Pertama, menurut Howard Gardner, inteligensi tidak lagi ditafsirkan secara tunggal dalam batasan intelektual saja. Di sisi lain, Gardner juga mencoba membantu pendidik untuk mengubah cara mengajar mereka menggunakan multiple Intelligences yang lebih bervariasi, dengan delapan cara dan disesuaikan dengan inteligensi peserta didik. Kedua, k onsep Howard Gardner relevan untuk dijadikan acuan dan landasan berpikir bagi pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah. Dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam, pengembangan inteligensi tidaklah hanya dititikberatkan pada akal (aspek kognitif) saja, akan tetapi juga pada akhlak (aspek afektif) dan amal (aspek psikomotorik). Tentunya, hal ini memiliki implikasi positif pada proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah. Oleh karenanya, pendidik harus mengetahui seluruh perubahan yang terjadi pada peserta didik baik secara biologis maupun psikologis. Informasi ini penting untuk mengetahui tingkat perkembangan inteligensi, pola pikir, ciri khas dan cara belajar peserta didik. Pendekatan berbasis multiple intelligences berarti mengembangkan kurikulum dan menggunakan pengajaran yang sesuai dengan minat dan bakat peserta didik. Adapun penyajian informasi pengajaran menggunakan pendekatan yang logis-rasional (aspek kognitif), psychological (aspek afektif) dan sosial-akomodatif (aspek psikomotorik).

  KATA PENGANTAR Alhamdulillahi robil’alamin, segala curahan rasa syukur kami panjatkan kepada

Allah Swt atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “KONSEP KECERDASAN

MAJEMUK PERSPEKTIF HOWAR GARDNER DAN PENERAPAN

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH ”. Skripsi

ini disusun dalam rangka memperoleh gelar Sarjana S1 Jurusan Pendidikan Agama

Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, tidak

akan mungkin penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar. Oleh

karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd.,selaku Rektor IAIN Salatiga.

  

2. Kedua orang tua penulis, Ibu Maryam Hamzah dan Bapak Abbas Ahmad yang

senantiasa membimbing, mendidik dengan sabar dan penuh kasih sayang serta doa yang tak pernah luput untuk penulis.

  

3. Bapak Fatchurrohman, S.Ag.,M.Pd, selaku Dosen Pembimbing yang telah

membimbing, memberikan nasehat, arahan, serta masukan-masukan yang sangat membangun dalam penyelesaian skripsi ini.

  

4. Ibu Siti Rukhyati, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN

Salatiga.

  

5. Seluruh dosen dan petugas admin Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN

Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah dan penelitian berlangsung.

  

6. Untuk Kakakku Zulfikar yang selalu menjadi motivasi dan tak pernah putus

menyemangati dan memberi doa.

  

7. Sahabat-sahabat yang telah banyak melakukan hal terbaik kepada penulis,

sebagai teman dalam susah maupun senang, yang tidak akan pernah bisa terbalaskan baik budinya untuk, Mas Muhammad Widodo, Istianah Lis Hikmatiwati, Anggih Ratna Sari dan sahabat seperantauan Visi Sofya H.

  Semuannya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kurang dari sempurna. Oleh

karena itu penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai

pihak demi kesempurnaan tugas-tugas penulis selanjutnya. Semoga skripsi ini

bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan pada umumnya.

  Amin ya robbal ’alamin.

  

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ......................................................... iii

HALAMAN LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ......................... iv

HALAMAN MOTTO ................................................................................................ v

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................... vi

ABSTRAK ................................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ............................................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................................... x

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................. 5 C. Tujuan dan Kegunaan ........................................................................... 5

  1. TujuanPenelitian............................................................................. 5

  2. Kegunaan Penelitian ....................................................................... 6

  E. Metode Penelitian ................................................................................. 7

  1. Jenis Penelitian ..................................... ………………………….. 7

  2. Pendekatan Penelitian .................................................................... 7

  3. Metode pengumpulan data ............................................................ 7

  4. Teknik Analisis data ...................................................................... 9

  5. Defenisi operasional ...................................................................... 10

  F. SistematikPenulisan .............................................................................. 11

  BAB II KONSEP KECERDASAN PERSPEKTIF HOWARD GARDNER A. Biografi Howard Gardner danKarya-Karyanya ................................... 13

  1. Biografi Howard Gardner ................................................................... 14

  2. Karya-karya howard Gardner ............................................................. 23

  3. Latar belakang teori kecerdasan howard Gardner .............................. 35

  B. Kecerdasan Perspektif Howard Gardner .................................................. 43

  1. Pengertian Kecerdasan perspektif Howard Gardner .................. …….43

  2. Macam-macam kecerdasan majemuk ............................................ 45

  BAB III KONSEP KECERDASAN DAN PEMBELAJARAN PAI A. Pengertian Kecerdasan ......................................................................... 62

  1. Kecerdasan menurut para ahli ....................................................... 62

  2. Teori-teori kecerdasan ........................................................................ 64

  3. Faktor yang mempengaruhi kcerdasan majemuk ............................... 72

  B. PengertianPembelajaran pendidikan agama islam ............................... 75

  1. Pengertian pembelajaran .................................................................... 75

  2. Pengertian pendidikan agama islam .................................................. 77

  3. Dasarpembelajaran PAI ..................................................................... 81

  4. Tujuan pembelajaran PAI .................................................................. 83

  5. Karakteristik pendidikan agama islam ............................................... 87

  6. Fungsi pendidikan agama islam ......................................................... 89

  7. Prinsip-prinsi pembelajaran PAI ........................................................ 91

  8. RuangLingkup pendidikan agama islam ............................................ 93

  9. Faktor-faktor yang mempengaruhi PAI.............................................. 93

  BAB IV PENERAPAN KECERDASAN MAJEMUK PERSPEKIF HOWARD GARDNER DALAM PEMBELAJARAN PAI A. Mengenal intelligensi peserta didik....................................................... 103

  1. Tes .................................................................................................... 104

  2. Percobaanaplikasikecerdasanmajemuk di kelas ............................... 107

  3. Mengamati kegiatan siswa di kelas .................................................. 107

  4. Observasi kegiatan siswa di luar kelas ............................................. 108

  5. Portofolio Peserta didik .................................................................... 108

  B. Mempersiapkan Draf Pengajaran PAI................................................... 109

  1. Fokus pada topik .............................................................................. 110

  

2. Mencari Gagasan Pendekatan Multiple Intelligences yang

Cocok denganTopik.......................................................................... 111

  3. Membuat Skema dan Kemungkinan Kegiatan yang dapat Dilakukan pendidik ............................................................................................ 111

  4. Persiapan terhadap media pembantu (media pembelajaran) ............ 111

  C. Strategi Pengajaran PAI berbasis Multiple Intelligences ...................... 112

  D. Menentukan evaluasi ............................................................................. 116

  

E. Penerapan Multiple Intelligences Dalam Pembelajaran Pendidikan

  Agama Islam di Sekolah ....................................................................... 118

  

BAB V PENUTUP .................................................................................................. 131

A. Kesimpulan ........................................................................................... 131 B. Saran .................................................................................................... 133 DAFTAR PUSTAKA

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kepada orangtuanya. Seharusnya kita bersyukur dan memelihara amanah yang diberikan Tuhan dengan baik. Masih banyak orang yang hidupnya kurang sempurna karena tidak adanya anak.

  Menurut Seto Mulyadi (2008) dalam Andrianto (2008), anak adalah sosok unik yang padanya melekat berbagai ciri yag berbeda dengan yang dimiliki manusia dewasa. Anak tumbuh secara fisik dan psikis. Ada fase-fase perkembangan pada anak yang dilaluinya. Perilaku yang ditampilkan anak- anak akan sesuai dengan ciri-ciri psikologi anak sangat penting dalam mendidik dan mengasuh anak agar bisa sukses, termasuk dalam mengungkap kecerdasan anak (Purwa A. Prawira, 2013 :135).

  Di negara-negara yang telah maju, masalah kecerdasan amat penting diperhatikan dalam dunia pendidikan. Di negara-negara tersebut telah dibuat tes standar kecerdasan sehingga dapat untuk mengukur tingkat kecerdasan anak-anak maupun dewasa. Kecerdasan merupakan salah satu anugerah besar dari Allah SWT kepada manusia dan menjadikannya sebagai salah satu kelebihan manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya. Dengan kecerdasannya, manusia dapat terus menerus mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidupnya yang semakin kompleks, melalui proses berfikir dan belajar secara terus menerus (Purwa A. Prawira, 2013 :136). Dan dengan kecerdasan Allah SWT menciptakan manusia sebagai makhluk-Nya yang mempunyai bentuk yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk-Nya yang lain. Allah menegaskan didalam surat at-Tin ayat 4 :

        Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-sebaiknya (Q.S at-tin :4) (Depertemen Agama RI, 1991 :597).

  Bakat dan kecerdasan merupakan dua hal yang berbeda, namun saling terkait. Bakat adalah kemampuan yang merupakan sesuatu yang melekat dalam diri seseorang. Bakat peserta didik dibawa sejak lahir dan terkait dengan struktur otaknya. Dan potensi bawaan sejak peserta didik sampai menjadi bakat berkaitan dengan kecerdasan intelektual (IQ) peserta didik. Tingkat intelektualitas peserta didik berbakat biasanya di atas rata-rata. Namun, peserta didik berbakat. Bakat seni dan olahraga misalnya, keduanya memerlukan strategi, taktik, logika yang berhubungan dengan kecerdasan (Hamzah dkk, 2009: 7).

  Selama ini pendidikan di Indonesia menilai kecerdasan manusia terlalu sempit, manusia dianggap hanya memiliki satu kecerdasan yang dapat diukur yang disebut kecerdasan logika-matematika, sedangan alat yang digunakan untuk mengukur kecerdasan tersebut adalah tes IQ. Praktek-praktek pembelajaran di Indonesia yang masih mengandalkan pada cara-cara yang lama yang menganggap anak hanya perlu melaksanakn kewajiban yang telah digarisbawahkan oleh guru dan orang tua. Pembelajaran satu arah, berorentasi pada keinginan guru dan kurikulum dan cenderung sangat mengutamakan prestasi akademik saja perlu dikaji ulang karena sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan masyarakat (Asri B, 2005:111). akademik ini akan menghasilkan generasi muda yang kurang berinisiatif seperti menunggu instruksi takut salah malu mendahului yang lain, hanya ikut-ikutan, salah tetapi masih berani bicara(tidak bertanggung jawab), mudah bingung karena kurang memiliki percaya diri, serta tidak peka terhadap lingkungannya. Di samping itu generasi demikian akan memiliki sifat yang tidak sabar, ingin cepat berhasil walaupun melalui jalan pintas, kurang menghargai proses, mudah marah sehingga banyak menimbulkan kerusuhan dan tawuran (C. Asri B, 2005 :112). Keberhasilan pendidikan terkait dengan kemampuan orang tua dan guru dan memahami peserta didik sebagai individu yang unik. Peserta didik harus dilihat sebagai individu yang memiliki berbagai potensi yang berbeda satu sama lain, namun saling melengkapi dan berharga (Hamzah, Dkk ,2009 :10-11).

  Pendekatan di dalam pembelajaran sangat mementingkan aspek-aspek akademik cenderung memberikan tekanan pada perkembangan intelegensi hanya terbatas pada aspek kognitif sehingga manusia telah dipersempit menjadi sekedar memiliki kecerdasan kognitif atau yang sering disebut IQ.

  Howard Gardner(1983) memperkenalkan penelitiannya yang berkaitan dengan multiple intelligences (kecerdasan majemuk), dan menjelasakan bahwa intelegensi bukan merupakan suatu konstruk unit tunggal namun merupakan konstruk sejumlah kemampuan yang masing-masing dapat berdiri sendiri (Monty P.S, 2003:5). Howard Gardner (1993) dalam buku multiple intelligences menuliskan bahwa skala kecerdasan yang selama ini dipakai kinerja yang sukses untuk masa depan seseorang. Gambaran mengenai kecerdasan yang luas telah membuka mata para orangtua unggul maupun guru tentang adanya wilayah-wilayah yang secara spontan akan diminati oleh anak-anak dengan semangat tinggi. Dengan begitu, tiap anak merasa pas menguasai bidangnya masing-masing.

  Menurut Gardner, anak-anak tersebut tidak hanya menjadi cakap pada bidang-bidang tersebut yang memang sesuai dengan minatnya, tetapi juga anak-anak itu akan sangat menguasainya sehingga kelak menjadi sangat ahli. Lebih lanjut, untuk mendukung argumentasinya itu Gardner mengemukan bahwa kecerdasan seseorang meliputi unsur-unsur yaitu : (1) kecerdasan matematika-logika, (2) kecerdasan bahasa, (3) kecerdasan musical, (4) kecerdasan visual spasial, (5) kecerdasan kinestetik,(6) kecerdasan interpersonal. (7) kecerdasan intrapersonal (Purwa A.Prawira, 2013:152-153). Dalam pendidikan, guru mengingikan siswanya berhasil. Seorang guru ketika memilih karir menjadi pendidik dan sebagai pendidik akan merasa puas jika dapat membuat perubahan dalam kehidupan generasi muda. Oleh karena itu sudah seharusnya para guru tidak hanya menggunakan satu metode dalam pengajaran, guru dapat menggunakan berbagai macam variasi model yang berlainan disesuaikan dengan intelegensi peserta didik, sebab para peserta didik mempunyai intelegensi yang berbeda dan siswa akan lebih mudah belajar bila materi disajikan dengan cara yang sesuai dengan intelegensi mereka yang menonjol (Sunarto dan Hartono , 2002 :4). bermanfaat jika diterapkan dalam memberikan pengajaran pendidikan agama Islam di sekolah. Sehingga guru dapat menggunakan berbagai macam metode pembelajan. Agar guru dapat mengetahui serta memiliki kesadaran tentang multiple intelligences yang dimiliki oleh anak didiknya. Dari pemaparan di atas penulis merasa pentingnya pengetahuan tentang multiple intelligences (kecerdasan dari sudut pandang Howard Gardner) kepada para pendidik untuk mengetahui bagaimana kondisi kecerdasan peserta didiknya, sehingga mereka bisa memberikan metode pengajaran yang bervariasi dalam pengajaran pendidikan agama Islam pada khususnya dan seluruh pembelajaran pada umumnya, maka penulis ingin melakukan penelitian yang berjudul :KONSEP KECERDASAN MAJEMUK PERSPEKTIF HOWARD GARDNER DAN PENERAPANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH

B. Rumusan Masalah

  Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penulisan tugas akhir kuliah ini,penulis merumuskan :

  1. Bagaimana konsep kecerdasan majemuk prespektif Howard Gardner?

  2. Bagaimana penerapan kecerdasan majemuk prespektif Howard Gardner dalam pembelajaran pendidikan agama islam di sekolah? C. Tujuan Penelitian informasi atau gambaran pemikiran Howard Gardner mengenai konsep

  Kecerdasan yang telah dikemukakan oleh beliau. Namun sesuai dengan beberapa rumusan masalah maka ada beberapa tujuan yang menjadi penunjang dalam mencapai tujuan utama dalam penelitian ini, yaitu :

  Untuk mendapatkan gambaran mengenai tentang konsep kecerdasan perspektif Howard Gardner

  1. Mendeskripsikan konsep kecerdasan majemuk menurut Howard Gardner.

  Melalui deskripsi ini, diharapkan para pembaca memahami dengan jelas mengenai konsep kecerdasan majemuk menurut Howard Gardner, sebagai pengetahuan awal untuk mengembangkan kecerdasan tersebut pada pembelajaran PAI

  2. Merumuskan penerapan howard gardner dalam pembelajaran PAI di sekolah, Sehingga kecerdasan majemuk peserta didik bisa berkembang secara baik dan sesuai dengan perkembangan mereka.

D. Kegunaan Penelitian

  Adapun kegunaan hasil penelitian ini adalah :

  1. Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi panduan kita atau masukan buat kita dalam bidang pendidikan dan pengajaran, terutama dalam pendidikan agama islam.

  2. Hasil penelitian ini diharapkan sebagai masukan bagi para guru dan calon guru PAI agar senantiasa menggunakan metode-metode pembelajaran PAI yang mampu mengembangkan kecerdasan majemuk peserta didik dan penyelenggaraan pendidikan agama islam di sekolah-sekolah pendidikan formal maupun nonformal dalam kehidupan sosial masyrakat.

E. Metode Penelitian

  Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal pokok yang mendasari penelitian yaitu: Jenis penelitian, pendekatan penelitian, mtode pengumpulan data dan analisis data

  1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yaitu suatu penelitian dan empiris yang dikumpulkan lebih berbentuk kata-kata, kutipan, bahkan kutipan langsung pernyataana atau pemahaman tentang sesuatu, dan terkadang mengandung nuansa sikap,cita-cita dan lain sebagainya (H.

  Imam Bawani, MA, 2016 :108). Dan penelitian ini dapat dikategorikan sebagai penelitian pustaka (library research), yaitu jenis penelitian yang bersumber dari data-data atau sasaran yang diteliti berupa kumpulan dokumen dalam wujud bahan tertulis atau lainnya seperti buku, majalah, jurnal, surat kabar, dan aneka informasi yang bersumber dari internet (H. Imam, 2016 :109).

  2. Pendekatan Penelitian

  Karena penelitian ini tergolong sebagai penelitian pustaka maka penelitian ini menggunakan kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitaif, yaitu penelitian yang tidak mengadakan perhitungan data secara kata dan bukan deretan angka (H. Imam B, 2016 : 116).

  3. Metode pengumpulan Data Berdasarkan jenis penelitian yang penulis gunakan yaitu penelitian kepustakan, maka pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode dokumentasi yang dilakukan dengan cara mencari, memilih ,menyajikan, dan menganalisis data-data dari literatur atau sumber-sumber yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti (Arief F dan Agus M, 2005 :55). Terkait dengan hal tersebut , ada dua sumber yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini, yaitu sumber primer dan sumber sakunder. Adapaun sumber-sumber tersebut adalah :

  a. sumber primer Sesuai dengan konsep awal bahwa variabel adalah suatu yang menjadi titik perhatian dalam sebuah penelitian ini, jadi yang menjadi titik perhatian dalam penelitian ini adalah Konsep Kecerdasan Perspektif Howard Gardner Dan Penerapannya dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Dan adapun buku primer yang digunakan adalah Howard Gardner : Multiple Intelligences

  b. Sumber sekunder Sumber sekunder adalah berupa buku yang berbicara mengenai kecerdasan yang pernah ditulis oleh para ahli, bisa berupa,jurnal, makalah, internet dan sebagainya yang mempunyai relevansi dengan sekunder dalam penulisan skripsi ini antara lain adalah :

  1. Mestika Zed: Metode penelitian kepustakaan

  2. Purwa Atma Prawira: Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Baru

  3. Drs . H. M.A. Fattah Santoso, M.Ag :Studi Islam

  4. Prof.D. H. Hamzah dkk: Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran

  5. Monty P. Satiadarma dan Fidelis E. Waruwu : Mendidik Kecerdasaan

  6. Sutan Surya :Melijitkan multiple intelligence

  7. Abdul Majid, S.Ag., M.Pd. : Belajar dan Pembelajran pendidikan agama islam.

  8. Arif Furchan dan Agus Maimun : Metode penelitian mengenai tokoh.

  9. Prof Dr. H. Imam Bawani, MA : Metodolgi peneltian pendidikan islam.

  4. Teknik Analisis Data Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisa data tersebut. Oleh karena itu penelitian ini bersifat kualitatif, jadi ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menganalisa data-data yang ada, diantaranya adalah : a. Metode deduktif adalah cara analisis dari kesimpulan umum atau fakta untuk menjelaskan kesimpulan atau jeneralisasi tersebut Dalam penelitian ini, metode deduktif digunakan untuk memperoleh gambaran secara detail tentang pemikiran Howard Gardner.

  b. Metode induktif, yaitu fakta-fakta diuraikan terlebih dahulu, baru kemudian dirumuskan menjadi suatu kesimpulan. Pada metode induktif, data dikaji melalui proses yang berlangsung dari fakta dan akhirnya ditemui pemecahan persoalan bersifat umum. Metode induktif ini digunakan untuk memperoleh gambaran yang utuh terhadap pemikiran Howard Gardner dari beberapa sumber buku.

  5. Defenisi Operasional Agar dalam penulisan ini tidak terjadi keracuan makna atau salah presepsi, maka dipandang perlu dalam penulisan ini dicantumkan defenisi dari permasalaha yang akan diangkat :

  a. Kecerdasan : kemampuan untuk menyelesaikan berbagai masalah kehidupan dan dapat menghasilkan produk atau jasa yang berguna dalam berbagai aspek kehidupan.

  b. Pembelajara PAI: Suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah perilaku yang baru secara keseluruha, serta untuk mengenal, memahami, , menghayati, hingga mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran-ajaran islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan Al- Hadis (Abdul M, 2012 :11).

  Howard Gardner tentang kecerdasan dan bagaimana menerapkan sudut pandangnya tentang kecerdasan tersebut dalam pembelajaran pendidikan agama Islam. Di skripsi ini, penulis ingin mencoba membuat teori tentang penerapan konsep kecerdasan perspektif Howard Gardner dengan menggunakan pedoman buku-buku panduan tentang penerapan kecerdasan perspektif Howard Gardner dalam pembelajaran secara umum, kemudian penulis mencoba untuk membuat teori bagaimana cara menerapkan konsep tersebut dalam pembelajaran pendidikan agama Islam.

F. Sistematika Penulisan :

  Dalam penulisan skripsi ini penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN : yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metodologi penelitian yang meliputi : jenis penelitian, pendekatan penelitian, sumber data, metode pengumpulan data dan teknik analisa data. Definisi operasional dan sistematika pembahasan.

  BAB II : KONSEP KECERDASAN PERSPEKTIF HOWARD GARDNER, yang meliputi: Biografi Howard Gardner, latar belakang, pengertian kecerdasan perspektif Howard Gardner, dan macam- macam kecerdasan perspektif Howard Gardner.

  BAB III : KONSEP KECERDASAN DAN PEMBELAJARAN kecerdasan, faktor kecerdasan. Pembelajaran pendidikan agama islam yang meliputi: Pengertian pembelajaran, Pengertian pendidikan agama islam, Dasar pembelajaran agama islam ,tujuan pembelajaran pendidikan agama islam, karakteristik pendidikan agama islam, fungsi pendidikan agama islam, prinsip-prinsip pembelajarn pendidikan agama islam, ruang lingkup pendidikan agama islam, faktor-faktor yamg mempengaruhi pendidikan agama islam..

  BAB IV: PENERAPAN KONSEP KECERDASAN MAJEMUK PERSPEKTIF HOWARD GARDNER DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM, yang meliputi : mengenal multiple intelligences siswa, mempersiapkan pengajaran, strategi pengajaran PAI berbasis Multiple intelligences, menentukan evaluasi, langkah-langkah pembelajaran pendidikan Agama islam berbasis Multiple Intelligences di sekolah dan penerapan Multiple Intelligences dalam pembelajara Pendidikan Agama Islam.

  BAB V : PENUTUP, yang berisi : simpulan dan saran-saran. BAB II KONSEP KECERDASAN PERSPEKTIF HOWARD GARDNER

A. Biografi Howard Gardner dan Karya-karyanya

  Konsep tentang Intelligence Quotient(IQ) memberi pengaruh besar terhadap imajinasi berjuta-juta orang (Thomas Armstrong, 2002 :11). Bakat potensi bawaan peserta didik sampai menjadi bakat berkaitan dengan kecerdasan intelektual (IQ) peserta didik. Tingkat intelektualitas peserta didik berbakat biasanya di atas rata-rata. Namun, peserta didik berbakat. Bakat seni dan olahraga misalnya, keduanya memerlukan strategi, taktik, logika yang berhubungan dengan kecerdasan (Hamzah dkk, 2009: 7).

  Padahal, tidak semua peserta didik dapat diidentifikasi mempunyai inteligensi tinggi dalam tes IQ standar. Hal ini cukup beralasan, karena tak ada seorang di dunia ini yang benar-benar sama dalam segala hal, sekalipun kembar. Selalu terdapat perbedaan diantara mereka disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan sehingga tiap peserta didik merupakan pribadi tersendiri dan memiliki kekuatan khusus dalam diri mereka (Nasution, 1988 :95).

1. Biografi Howard Gardner

  Howard Gardner adalah seseorang ahli psikologi perkembangan dan professor pendidikan dari Graduate School of Education, Harvard University Amerika Serikat.

  Pennsylvania, Amerika Serikat. Gardner dan keluarganya tinggal di wilayah pertambangan batubara di timur laut Pennsylvania, Amerika Serikat. Kedua orang tuanya Ralph dan Hilde Gardner, termasuk pengungsi yang melarikan diri dari kekejaman Nazi Jerman dan kemudian menetap di Amerika Serikat pada tanggal 9 November 1938. Orang tuanya kehilangan anak pertama mereka yang saat itu berumur delapan tahun akibat kecelakaan kereta luncur (Joy A. Palmer, 2006 :483). Anak tersebut adalah Eric, kakak Gardner yang saat itu meninggal menjelang kelahiran Gardner. Kejadian tersebut tidak pernah diceritakan orang tuanya selama masa kanak-kanak Gardner. Tampaknya kecelakaan menewaskan Eric telah menimbulkan trauma bagi orang tua Gardner. Hal ini tampak dari sikap yang ditunjukan oleh orang tuanya terhadap Gardner kecil. Gardner selalu dilarang melakukan aktivitas yang membahayakan fisiknya, seperti bersepeda dan olahraga berat lainnya, sehingga kegemarannya pada musik, menulis, dan membacalah yang kemudian dikembangkan. Bahkan musik menjadi hal paling penting dalam hidupnya.

  Walaupun semua kejadian buruk menimpa keluarganya tidak pernah diceritakan kepada Gardner kecil, namun Gardner sendiri yang akhirnya menemukan bahwa mereka adalah keturunan Yahudi yang di kejar-kejar Nazi (Ladislaus N, 2004: 158). Menurut Dia kejadian tesebut bahkan telah menjadikannya dewasa dan memahami bahwa sebagai anak sulung yang masih hidup dalam keluarga besar, Ia dituntut berbuat banyak di Negara Yahudi dari Jerman dan Austria seperti Einstein, Freud, Marx, dan Mahler, hidup dan telah belajar serta bersaing dengan pemikir-pemikir lainnya di pusat-pusat intelektual Eropa, sementara Dia sendiri terkungkung di lembah Pennsylvania yang tidak menarik. Akibatnya, ia mengalami kebuntuan intelektual serta depresi ekonomi (Joy A. Palmer, 2010 :483).

  Keinginan yang kuat untuk maju dan berkembang serta kegandrungannya terhadap musik menyebabkan Dia menolak keinginan orang tuanya untuk menyekolahkan di Philps Academy di Massachusetts, dia bahkan pergi sekolah ke Wyoming Seminary di Kingston. Di sekolah Dia banyak mendapatkan dukungan dan perhatian dari guru-gurunya sampai akhirnya dia sukses menyelesaikan studinya (Ladislaus Naisban, 2004: 158).

  Setelah menyelesaikan studinya di sekolah tersebut , pada tahun 1961 Dia melanjutkan studinya ke Harvard University, tempat dimana ia mengabadikan sekarang. Di universitas tersebut Dia mempelajari sejarah sebagai persiapan karier di bidang hukum, khususnya pengacara. Selain itu, Dia juga banyak belajar tentang sosiologi dan psikologi. Di Universitas itu juga Dia bertemu dengan orang-orang yang banyak memberinya inspirasi untuk membuat penelitian khusus tentang hukum alam manusia, mereka adalah pakar psikoanalisa Eric Erikson (orang yang telah memperkuat ambisinya untuk menjadi akademikus), sosiolog David Reisman, dan psikolog kognisi Jeromer Bruner (Joy A. P, 2010 :484). bidang psikologi dan ilmu pengetahuan sosial. Dari sini Dia bekerja bersama Jeromer bruner dalam MACOS (macintosh Operating System) project. Dalam perjalanan kariernya di proyek tersebut, Dia banyak membaca karya-karya Claude Levi –Staurss (salah seorang ahli Antropologi Struktural, seorang keturunan Yahudi berkebangsaan parancis yang lahir di Belgia pada tahun 1908), dan Jean Piaget ( salah seorang psikolog dalam bidang kognitif dan moral. Dia lahir di Neuchatel, Swis pada tanggal 9 Agustus 1896). Bahkan bangkitnya minat Gardner untuk menyelidiki lebih lanjut mengenai “perkembangan” juga terinspirasi dari karya Jean Piaget mengenai tahap perkembangan kognisi manusia.

  Menurut Jean Piaget, contoh bentuk tertinggi kognisi manusia adalah kognisi yang dimilki oleh para ilmuawan. Oleh karena itu, Dia memandang bahwa anak iu dilahirkan sebagai “bakal ilmuwan”. Namun menurut Gardner konsep Jean Piaget tentang perkembangan kognisi manusia terutama konsepsi anak sebagai” bakal ilmuwan” tidak memadai untuk zaman sekarang ( Ladislau Nasiban, 2004: 159).

  Bagi gardner , ilmuwan tidaklah bisa dijadikan sebagai contoh bentuk tertinggi manusia. Kesadaran ini muncul manakala Dia menyadari ketertarikannya pada pendidikan musik dan bidang seni lainya. Bagi Dia sebagaimana dikutip oleh Joy A. Palmer, bahwa orang-orang yang ahli dalam bidang- bidang lain, seperti pelukis, penulis, musikus, penari, dan seniman lainnya juga memiliki kemampuan kognitif yang tertinggi. Oleh hal-hal tersebut. Dengan demikian, perlu adanya pengembangan dan penelitian lebih lanjut berkenaan dengan perkembagan kognisi (Joy A. P, 2010 : 484).

  Kemudian , pada tahun 1996, Ia melanjutkan program doktornya di Harvard University dan selesai pada tahun 1971. Selama di Harvard University Dia dilatih menjadi seorang psikolog perkembangan kemudian menjadi seorang Neurolog (istilah yang digunakan untuk menyebut seorang ahli dalam ilmu pengetahuan mengenai struktur dan fungsi sistem syaraf), berdasarkan hasil penggodokan dari berbagai institusi tempat dia menuntut ilmu, terutama di Universitas Harvard, Akhirnya Dia menjadi seorang ahli dalam bidang psikologi, neurologi, bahkan pendidikan.

  Setelah memempuh perjalanan yang begitu panjang, akhirnya saat ini Dia telah menjadi seorang professor yang khusus mendalami kognisi dan pendidikan di Departemen Pendidikan Harvard University, professor psikologi di Harvard University, professor Neurolog di sekolah Kedokteran Universitas Boston, dan ketua tim (dierktur) senior proyek Zero (Joy A. P, 2010 :484).

  Proyek zero adalah kelompok penelitian yang bertujuan memperkuat pendidikan seni. Proyek ini didirikan Nelson Goodmen. Proyek ini pula, sejak pendidikannya di Gruaduate School sampai sekarang, telah menjadi pusat kegiatan intelektual Gardner, tempat berkembangnya ide-ide sekaligus komunitas intelektualnya. Pada awalnya, di proyek tersebut pemikiran dan kreativitasnya pada berbagai displin ilmu, kelompok usia, serta lingkungan pendidikan ( Ladislaus Nasiban,2004 :159. Bahkan di proyek itulah Dia menemukan teori Multple Intelligences.

  Multiple intellignces adalah istilah yang digunakan oleh Howard Gardner untuk menunjukan bahwa pada dasarnya manusia itu memiliki banyak kecerdasan. Teori ini kemudian dikembangkan dan diperkenalkan pada tahun 1983 dalam bukunya yang berjudul Frame of mind, yang telah diterjemahkan ke dalam dua belas bahasa. Selanjutnya pada tahun 1993 Dia mempublikasikan bukunya yang berjudul Multiple intelligences: The theory ini pracitle, sebagai penyempurnaan atas buku yang terbit sebelumnya, setelah banyak melakukan penelitian tentang implikasi sekaligus aplikasi teori kecerdasan majemuk di dunia pendidikan di Amerika Serikat. Teori tersebut disempurnakan lagi dengan terbitnya buku Multiple Intelligences Reframed pada tahun 2000 ( Ladislaus Nasiban, 2004 :159). Bahkan wacana mengenai Multiple Intelligences di perluas kembali di dalam bukunya Multiple Intelligences: New Horizontal yang terbit pada tahun 2007.

  Sementara itu, pada tahun 1994, Dia bersama teman sejawatnya sesama ahli psikologi, Mihaly Csikszentmihalyi dan William Damon, merancang Good Work Project, yaitu suatu proyek yang bertujuan untuk meneliti bagaimana individu-individu yang menonjol di setiap profesi dapat menghasilkan karya yang patut dicontoh sesuai standar profesi masyarakat ( Joy A. Palmer, 2010 :490).

  Terlepas dari semua itu, dalam perjalannya kariernya , Gardner bertemu dan menikah dengan Ellen Winner, seorang ahli psikologi perkembangan yang mangajar di kampus Boston. Dari pernikahan tersebut, Dia dikarunia empat orang anak, yaitu Kerith (1969), Jay (1971), Andrew (1976), dan Benyamin (1985), serta sorang cucu. Selain sibuk dengan berbagai kegiatan di proyek Zero, Dia juga mencurahkan seluruh perhatiannya pada keluarga, karena keinginan besarnya adalah keluarga dan pekerjaanya.

  Karena Dia seorang pakar yang banyak melakukan penelitian dan menyanyangi bidang seni, maka di Universitas Hardvard dia dipercaya untuk memberikan banyak mata kuliah, antar lain : mengenai inteligensi, kreativitas, kepemimpinan, tanggung jawab professional, kegiatan ilmiah antar disiplin ilmu, manajemen kerja yang baik, dan seni (Ladislaus N , 2004 : 159).

  Seperti yang telah dijelaskan bahwa Gardner adalah seorang yang aktif dalam bidang penelitian sekaligus ahli dalam bidang musik dan psikologi. Oleh karena itu tidak mengherakan jika Dia banyak menyandang atau menduduki berbagai jabatan. Adapun jabatan-jabatan yang pernah disandang dan di pegang ole Gardner antar lain : a. Guru piano (1958-1969) ;

  c. Peneliti klinis di kedokteran Universitas Boston (1975-1978) ;

  d. Psikolog peneliti di kedokteran University Veteran Boston (1978 - 1991) ;

  e. Konsultasi psikologi di Universitas Veteran Boston (1991-1993)

  f. Peneliti Proyek Zero Hovard (1972-2000) ;

  g. Professor ilmu kognisi dan pendidikan di Havaerd Graduate School of Education (1986-sekarang) ;

  h. Asisten professor penelitian dalam bidang Neurologi di kedokteran Boston University (1987-sekarang) ; i. Ketua tim (direktur) proyek Zero di Harvard Graduate School of

  Education (1995sekarang) ; j. Asisten professor dalam bidang psikologi di Harvard University (1991- sekarang), dan k. Ketua dan anggota yayasan spencer “the spencer foundation” (2001- sekarang) (Ladislaus N, 2004 : 169).

  Sebagai seorang psikolog dan ahli pendidikan yang cukup berpengaruh di dunia , terutama di Amerika Serikat, serta banyak melakukan penelitian ataupun kegiatan-kegiatan lainnya yang didukung oleh semnagat untuk terus berkembangang, dia banyak mendapatkan penghrgaan. Adapun penghargaan-penghargaan tersebut antara lain : a. Claude Bernard Science Journalisan Award, pada tahun 1975 ;

  c. William James Award dari American Psychological Association, pada tahun 1990; d. Penghargaan pendidikan dari Louisville Garwemeyer Award , pada tahun 1990 ; e. Doctor Honoris Causa dalam bidang pendidikan dari Cury College

  ,pada tahun 1992;

  f. Penghargaan tertinggi dari pemerintah setempat, pensylvannia, pada tahun 1994; g. Medali penghargaan dalam bidang pendidikan dari Teachers College,

  Columbia University, pada tahun 1994;

  h. Doctors Honoris Causa dalam bidang kemanusiaan dari Moravian College , PA ,pada tahun 1996; i. Doctors honoris causa dalam bidang filsafat dari Tel Aviv University

  . pada bulan mei 1998; j. Penghargaan Samuel T. Orton dari “the international Society of

  Dyslexia, “pada bulan November tahun 1999; k. Penghargaan medali emas dari America Academy of Achievment

  Washington D.C, pada bualan juni 1999; l. Doctors Honoris Causa dalam bidang sains dari McGill University, pada bulan juni tahun 1999; m. Doctor honoris Causa dalam bidang sains dari Connecticut College, n. Doctors Honoris Causa dalam bidang music dari New England

  Conservatory of Music, pada tahun 1993, Cleveland Instuet of Music OH pada tahun 1996, Ithaca College ,pada bualan mei 1999; o. Penghargaan dari Jhon S. Guggenheim Memorial Foundation pada tahun 2000-2001; p. Doctor honoris causa dalam bidang literature dari National University of Ireland ,Italy dan Israel pada bulan mei 2001; dan, q. Doctor honoris causa dalam bidang hukum dari Universty of Toronto pada bulan juni 2001 (Ladislaus Naisaban, 2004 : 162-163).

  Bahkan pada tahun 2004, Dia digelar sebagai professor Honorary di East China Normal University di Shanghai pada tahun 2005 Dia terpilih oleh plis (kebijakan) luar negeri sebagai salah satu dari seratus kalangan intelektual yang paling berpengaruh di dunia. Banyaknya penghargaan yang diperoleh Gardner dalam berbagai bidang, baik dari pemerintah atau Universitas-Universitas di Amerika serikat dan Negara-negara barat lainya menunjukan bahwa pada dasarnya Negara-negara maju memiliki perhatian dan memberikan penghargaan yang sangat besar terhadap penemuan dan pengembangan baru dalam berbagai ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, semangat untuk menemukan dan mengembangkan ilmu pengetahuan umum di Barat membawa mereka ke masa kejayaan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

  2. Karya-karya Howard Gardner psikolog perkembangan, hal ini dapat dipahami karena latar belaknag pendidikan Gardner dan pelatihan-pelatihan yang perolehnya, selalu berkisar pada psikolog, bahkan dia banyak terpengaruh oleh psikolog kognisi Jerome Bruner dan Jean Piaget. Namun demikian , selain bidang psikologi, Gardner juga banyak dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran sisolog David Reisman dan antropolog structural Claude Levi-Strauss. Sehingga pemikiranya dalam bidang psilokologipun banyak yang bernuansa sosiolog –antropologis, yang selanjutnya berpengaruh pada pendidikan. Hal ini nanti akan tampak dalam beberapa karyanya yang lain, baik berupa buku maupun paper.

  Berdasarkan pemparan di atas, maka karya-karya Howard Gardner dalam bidang psikologi dapat dikelompokan menjadi dua kategori, yaitu psikologi yang bernuansa sosiologis-antropologis dan karya psikologi yang bernuansa pendidikan. Adapun sosiologi itu sendiri, menurut Mayor Polak sebagaiman dikutip oleh Ary H. Gunawan, adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat sebagai keseluruhan, yakni berhubungan antara manusia, manusia dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, baik formal maupun material, baik statis maupun dinamis ( Ari H.G, 2001 :3). Sedangkan antropologi adalah ilmu yang kajiannya sangat luas dan mendalam mengenai system kekerabatan. Kajian kedua disiplin ilmu ini, terutama antropologi banyak berkenan dengan keunikan-keunikan atau budaya suatu individu atau masyarakat, seperti seni. nuansa sosiologi-antropologis antara lain :

  a. karya yang berupa buku 1) To Open Minds: Chinese Clues to The Delema of Contemporary

  Education (Ladislaus Nasiban, 2004 : 164). buku ini Gardner menggambarkan tentang bagaimana pendidikan tardisional di Ameriaka saat dia masih kecil, tahun-tahun penelitiannya tantang kreatifitas di Universitas Harvard dan yang dia lihat tentang bagaiman ruang kelas- ruang kelas orang-orang china modern didesain untuk sebuah program kreatif yang menggambarkan tentang pendekatna tradisional dan progresif yang terbaik (Anonim, 2012 : 16).