286 penyaluran kredit usaha rakyat 98

Penyaluran Kredit usaha Rakyat
Written by Artikel
Wednesday, 02 June 2010 14:31 - Last Updated Thursday, 10 June 2010 18:19

JAKARTA. Rasio kredit bermasalah alias non-performing loan (NPL) kredit usaha takyat (kUR)
terus naik. Kantor Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM)
menyebutkan, NPL KUR per akhir Agustus 2009 sebesar 5,82%, naik dari 5,6% per akhir Juli
2009.

 

Kepala Sub Bidang Pendanaan KUKM Muhammad Hasyim menuturkan, rasio NPL meningkat
karena sebagian besar kredit bermasalah belum diklaim ke pihak penjamin. "Penyebab lain
adalah masalah teknis di mana metode perhitungan NPL tiap bank penyalur berbeda," kata
Muhammad.
Penyumbang NPL KUR terbesar adalah Bank Bukopin. NPL KUR yang disalurkan oleh Bukopin
mencapai 10,82% (liliat tabel). "Bukopin menyalurkan KUR dengan plafon yang relatif tinggi,
yakni sebesar Rp 200 juta per debitur," kata Muhammad.
Secara total, per akhir Agustus, penyaluran KUR mencapai Rp 15,3 triliun dengan jumlah
debitur 2,133 juta orang.
Tingginya NPL KUR jugadialami BRI yang merupakan penyalur KUR terbesar. Tingkat NPL

KUR ritel BRI 6,29% dan 6,74% untuk KUR mikro.
Direktur Utama BRI Sofyan Basyir mengatakan, tingginya NPL tersebut karena BRI belum
mengklaim NPL ke pihak penjamin. "Yang belum kami klaim adalah seluruh atau 100% KUR,"
jelas Sofyan.
Penyebab KUR bermasalah
di BRI adalah debitur menunda-nunda mencicil utang. Ia menyebut, perkembangan bisnis
sebagian besar debitur KUR negatif, seperti gagal panen untuk debitur sektor perkebunan. Ada
juga debitur yang dilanda musibah, seperti kebakaran. "Setelah diklaim ke pihak penjamin saya,
optimis NPL bisa 3% untuk bulan depan," tuturnya
Direktur UMKM Bank Bukopin, Sulistyohadi membenarkan kenaikan rasio NPL KUR di akhir
Agustus lalu. Ia bilang, beberapa bulan kemarin sebagian debitur KUR mengalami kemunduran
usaha akibat kondisi ekonomi belum pulih. "Banyak yang menunda pembayaran karena
menderita penurunan omzet usaha," jelas Sulistyohadi.

1/2

Penyaluran Kredit usaha Rakyat
Written by Artikel
Wednesday, 02 June 2010 14:31 - Last Updated Thursday, 10 June 2010 18:19


Sulistyohadi mengaku, NPL KUR Bukopin juga naik lantaran pihaknya sama sekali belum
mengklaim kredit ma-cet ke pihak penjamin seperti halnya BRI.
Meski NPL menanjak, Sulistyohadi berjanji akan tetap menyalurkan kredit seperti normal.
"Tidak akan ada pengetatan," tutur Sulistyohadi.
Bukopin tetap akan meningkatkan analisis terhadap sektor usaha yang mempunyai potensi
macet di waktu mendatang. "Selain itu tentu akan ada juga analisa terhadap calon debitur,"
tuturnya.

 

Sumber : Harian Kontan

2/2