WISATA RELIGI SUNAN BONANG DAN KESEJAHTERAAN EKONOMI MASYARAKAT KELURAHAN KUTOREJO KECAMATAN TUBAN KABUPATEN TUBAN.

(1)

ABSTRAK

Nurul Khafidhoh, NIM. B75211092, Wisata Religi Sunan Bonang dan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Kelurahan Kutorejo Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban.

Kata kunci: Wisata Religi, Kesejahteraan Ekonomi

Ada dua persoalan yang hendak dikaji dalam skripsi ini, yaitu : (1) Bagaimana masyarakat memanfaatkan wisata religi Sunan Bonang di Kelurahan Kutorejo Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban ? (2) Bagaimana bentuk kesejahteraan ekonomi masyarakat dengan adanya wisata religi Sunan Bonang di Kelurahan Kutorejo Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban ?

Untuk menjawab dua persoalan diatas, maka peneliti menggunakan metodologi penelitian deskriptif-kualitatif. Metode ini dipilih agar di peroleh data penelitian yang bersifat mendalam dan menyeluruh mengenai pemanfaatan wisata religi Sunan Bonang dan bentuk kesejahteraan ekonomi masyarakat dengan adanya wisata reigi Sunan Bonang di Kelurahan Kutorejo Tuban. Data yang diperoleh kemudian disajikan secara deskriptif dan dianalisis dengan menggunakan pisau analisis teori tindakan sosial Max Weber dan teori Kesejahteraan James Midgley.

Hasil temuan dari penelitian ini bahwa (1) masyarakat memanfaatkan wisata religi Sunan Bonang dengan cara membuka berbagai usaha, seperti membuka berbagai toko yang menjual pakaian/konfeksi, makanan ringan, aksesoris, warung makan serta penginapan dan ponten umum dan parkir sepeda motor. Serta ada paguyuban pedagang kakai lima dan adanya becak wisata. (2) bentuk kesejahteraan ekonomi masyaakat disekitar wisata religi Sunan Bonang ialah masyarakat dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri, implementasi kesejahteraan ekonomi dirasakan masyarakat Kelurahan Kutorejo dan masyarakat pendatang. Masyarakat Kelurahan Kutorejo ialah para pemilik usaha di sekitar lokasi wisata religi Sunan Bonangserta masyarakat pendatang ialah para pedagang musiman, karyawan toko dan masyarakat luas. Dari kegiatan masyarakat yang memanfaatkan wisata religi Sunan Bonang untuk berwirausaha maka akan muncul kesejahteraan ekonomi yang dialami oleh masyarakat karena kebutuhan terpenuhi dan adanya peluang sosial.


(2)

DAFTAR ISI

SAMPUL

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN PENULISAN SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I: PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Definisi Konseptual ... 6

F. Telaah Pustaka ... 8

G. Metode penelitian ... 23

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 23

2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

3. Pemilihan Subjek Penelitian ... 25

4. Tahap-Tahap Penelitian ... 25

5. Jenis dan Sumber Data ... 26

6. Tehnik Pengumpulan Data ... 29

7. Tehnik Analisis Data ... 31

8. Tehnik Pemeriksaan Keabsahan Data ... 33

H. Sistematika Pembahasan ... 35

BAB II: Tindakan Sosial dan Kesejahteraan Sosial ... 36

A. Tindakan Sosial Max Weber ... 36

B. Kesejahteraan Sosial James Midgley ... 39

BAB III:WISATA RELIGI SUNAN BONANG DAN KESEJAHTERAAN EKONOMI ... 43

A. Diskripsi Umum Objek Penelitian ... 43

1. Kondisi Geografis Kelurahan Kutorejo ... 43

2. Mata Pencaharian ... 45

3. Kondisi Pendidikan Kelurahan Kutorejo ... 46

4. Kondisi Keagamaan Kelurahan Kutorejo ... 48


(3)

6. Lokasi Wisata Religi Makam Sunan Bonang ... 50

7. Sejarah Sunan Bonang ... 51

8. Sejarah Ekonomi Masyarakat Kelurahan Kutorejo ... 54

B. Diskripsi Hasil Penelitian ... 55

1. Masyarakat Memanfaatkan Wisata Religi Sunan Bonang ... 55

a. Jenis Wirausaha di Sekitar Makam Sunan Bonang ... 55

b. Stand Pedagang Kaki Lima (PKL) ... 63

c. Becak Wisata ... 69

2. Bentuk Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat di Sekitar Wisata Religi Sunan Bonang ... 72

a. Masyarakat dapat Menciptakan Lapangan Pekerjaan ... 72

b. Implementasi Kesejahteraan Ekonomi ... 74

1. Masyarakat Kelurahan Kutorejo ... 74

2. MasyarakatPendatang... 75

C. Analisis Data ... 81

1. Tindakan Sosial Max Weber ... 86

a. Tindakan Tradisional ... 86

b. Rasionalitas Berorientasi Nilai ... 87

c. Tindakan Afektif ... 88

d. Rasionalitas Instrumental ... 89

2. Kesejahteraan Sosial James Midgley ... 90

a. Memenej Masalah Sosial ... 91

b. Kebutuhan Terpenuhi ... 92

c. Peluang Sosial ... 93

BAB IV: PENUTUP ... 98

A. Kesimpulan ... 98

B. Saran ... 100 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. Jadwal Penelitian 2. Pedoman Wawancara 3. Lampiran gambar

4. Dokumen lain yang relevan 5. Kartu Konsultasi

6. Surat Izin Penelitian

7. Surat Izin Penelitian BAKESBANGPOL DAN LINMAS Kabupaten Tuban

8. Surat Keterangan (bukti melakukan penelitian) 9. Biodata Peneliti


(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan makhluk sosial sehingga untuk menyambung kehidupan sehari-hari mereka memerlukan interaksi dengan sesamanya. Didalam sebuah masyarakat tentunya tidak lepas dari tradisi, karena tradisi kebudayaan akan selalu melekat pada diri masyarakat. Masyarakat pada umumnya memiliki tradisi berwisata, dan juga memiliki budaya religi dengan cara berwisata religi.

Sebelum berbicara mengenai wisata religi maka pariwisata sendiri memiliki arti yang menarik untuk diketahui. Pariwisata ialah aktifitas bersantai atau aktifitas waktu luang. Perjalanan wisata bukanlah hal yang wajib dilakukan namun, pada umumnya dilakukan pada musim libur atau seseorang yang bebas dari pekerjaan yang ia lakukan bisa jadi saat libur atau cuti. Wisata dapat diidentikkan dengan berlibur didaerah lain atau memanfaatkan waktu luang dengan melakukan perjalanan wisata.1

Wisata religi ialah, wisata yang sedikit banyak dikaitkan dengan agama, sejarah, adat istiadat kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat. Wisata ini dilakukan oleh banyak orang secara bergerombol atau rombongan dan perorangan ke tempat-tempat suci ke makam wali

1 I Gde Pitana dan Putu G. Gayatri. Sosiologi Pariwisata, ( Yogyakarta : ANDI, 2007). Hal.


(5)

2

atau pemimpin yang diagungkan atau tenpat pemakaman tokoh yang dianggap manusia ajaib penuh legenda.2

Secara singkatnya menurut peneliti, wisata religi ialah sebuah perjalanan yang ada hubungannya antara manusia dengan Tuhan. Wisata religi merupakan perjalanan yang memadukan antara wisata yang menikmati keindahan alam, bangunan dengan kepuasan rohani dalam hal ini, lebih mendekatkan hubungan manusia dengan sang pencipta.

Wisata religi menimbulkan dua fenomena yang berkembang dikalangan masyarakat Islam yakni, pertama ziarah kubur ialah rangkaian pengalaman ibadah spiritual atau proses pendekatan antara seorang hamba dengan tuhannya melalui ibadah spiritual (sholat, membaca

al-qur’an dan tahlil ) yang pada akhirnya menambah kadar keimanan seseorang kepada tuhannya. Yang kedua, ziarah kubur ialah bukan hanya serangkaian pengalaman spiritual saja akan tetapi dijadikan sebagai wawasan spiritual yakni hubungan dengan Allah (menambah keimanan seseorang) dan hubungan dengan manusia (memiliki kepekaan sosial yang tinggi terhadap sesama manusia). Sehingga wisata religi dengan cara berziarah sudah menjadi kebiasaan bagi masyarakat.

Masyarakat memiliki budaya religi dengan cara berziarah atau mendatangi tempat-tempat yang dianggap istimewa. Dari adanya fenomena ini budaya religi tersebut dapat dimanfaatkan secara ekonomi oleh masyarakat sekitar. Maksud dari masyarakat sekitar yakni, semua

2 Nyoman S. Pendit. Ilmu Pariwisata sebuah Pengantar Perdana. (Jakarta : Pradya


(6)

3

orang yang tidak melakukan wisata religi namun para warga sekitar atau masyarakat yang memanfaatkan tempat wisata religi untuk mengais rizki atau mendapatkan penghasilan. Dalam hal ini, peneliti mengambil contoh makam Sunan Bonang sebagai salah satu tempat wisata religi yang ramai dikunjingi oleh para peziarah.

Wisata religi Sunan Bonang yakni sebuah makam wali Allah yang berada di Kabupaten Tuban. Makam ini terletak di Kelurahan Kutorejo lokasinya tepat berada ditengah-tengah kota. Makam Sunan Bonang ini sangat ramai dikunjungi oleh para peziarah pada setiap harinya. Yang namanya tempat wisata pasti ada banyak orang, dimana tempat tersebut mengundang orang lain untuk mencari rizki ditempat itu.

Lokasi wisata religi Sunan Bonang sangat strategis tepatnya berada ditengah-tengah kota. Selain tempat wisata religi Sunan Bonang disekitar tempat tersebut juga terdapat berbagai macam wisata lain yakni, ada musium Kambang Putih, Alun-Alun Kota Tuban, Masjid Agung Tuban serta pantai Bom Tuban. Semua tempat-tempat ini berada di Kelurahan Kutorejo Kabupaten Tuban. Dengan adanya berbagai macam tempat wisata di Kelurahan yang sama maka sedikit banyak menguntungkan masyarakat yang tinggal di sekitar tempat-tempat wisata itu. Karena tempat wisata-wisata itu bisa ramai dikunjungi banyak orang serta ada banyak hal yang bisa dilakukan masyarakat sekitar agar bisa memperoleh keuntungan pribadi.


(7)

4

Masyarakat Kelurahan Kutorejo merupakan masyarakat yang tinggal dikelurahan Kota Tuban. Disekitar makam Sunan Bonang banyak terdapat para pedagang yang menjual barbagai macam, ada yang jualan pakaian, jajan serta aksesoris. Namun, yang dijual oleh para pedagang di sana lebih banyak menjual produk lokal daerah Tuban seperti pakaian batik gedog, siwalan serta minuman es legen yang berasal asli dari Kota Tuban serta berbagai produk lokal lainnya. selain itu, para masyarakat Kelurahan Kutorejo juga banyak yang berjualan makanan disekitar Makam Sunan Bonang. Dari adanya makam Sunan Bonang ini maka masyarakat Kelurahan Kutorejo bisa menciptakan lapangan pekerjaan di daerahnya sendiri serta mengenalkan budaya lokal kepada masyarakat luas. Dari sinilah muncul kesejahteraan ekonomi masyarakat Kelurahan Kutorejo dengan cara memanfaatkan wisata religi Sunan Bonang.

Dari latar belakang ini maka menarik untuk diteliti khususnya tentang bagaimana masyarakat memanfaatkan wisata religi Sunan Bonang di Kelurahan Kutorejo Kabupaten Tuban serta bagaimana bentuk kesejahteraan ekonomi masyarakat dengan adanya wisata religi Sunan Bonang di Kelurahan Kutorejo Kabupaten Tuban Sehingga ditulis dalam sebuah skripsi yang berjudul: “ Wisata Religi Sunan Bonang dan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Kelurahan Kutorejo Kecamatan


(8)

5

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dalam penelitian ini akan menjawab hal-hal yang berkaitan dengan:

1. Bagaimana masyarakat memanfaatkan wisata religi Sunan Bonang di Kelurahan Kutorejo Kabupaten Tuban ?

2. Bagaimana bentuk kesejahteraan ekonomi masyarakat dengan adanya wisata religi Sunan Bonang di Kelurahan Kutorejo Kabupaten Tuban?

C.Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana masyarakat memanfaatkan wisata religi Sunan Bonang di Kelurahan Kutorejo Kabupaten Tuban.

2. Untuk mengetahui bagaimana bentuk kesejahteraan ekonomi masyarakat dengan adanya wisata religi Sunan Bonang di Kelurahan Kutorejo Kabupaten Tuban.

D.Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dalam hal ini diharapkan bermanfaat secara teoritis maupun secara praktis.

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini sebagai salah satu upaya untuk memenuhi tugas proposal sebagai syarat sebelum melakukan skipsi pada jenjang pendidikan strata satu (S1) program studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, juga diharapkan dapat menambah keilmuan peneliti dalam bidang sosial.


(9)

6

2. Bagi Program Studi Sosiologi

Sebagai kontribusi ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang ilmu sosial tentang wisata religi Sunan Bonang dan kesejahteraan ekonomi masyarakat Kelurahan Kutorejo Kabupaten Tuban, serta sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti lainnya.

3. Bagi Universitas

Sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya dan sebagai perbendaharaan perpustakaan untuk kepentingan ilmiah selanjutnya.

4. Bagi Masyarakat

Dengan adanya penelitian ini diharapkan masyarakat bisa memanfaatkan wisata religi Sunan Bonang sebagai upaya mewujudkan kesejahteraan ekonomi masyarakat Kelurahan Kutorejo Tuban dengan membuka berbagai jenis usaha dilokasi tersebut.

E. Definisi Konsep

Definisi konsep ialah definisi yang didasarkan atau sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati atau diobservasikan atau diteliti. Konsep ini sangat penting karena hal yang diamati itu membuka kemungkinan bagi orang lain untuk melakukan hal serupa. Sehingga apa yang dilakukan oleh penulis terbuka untuk diuji lagi oleh orang lain.3

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang pengertian dalam judul skripsi ini, maka peneliti akan menjelaskan tentang berbagai istilah

3 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998). Hal


(10)

7

yang terdapat dalam judul skripsi ini. Adapun istilah yang perlu dijelaskan ialah:

1. Wisata Religi Sunan Bonang

Wisata religi ialah, wisata yang sedikit banyak dikaitkan dengan agama, sejarah adat istiadat kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat. Wisata ini dilakukan oleh banyak orang secara bergerombol atau rombongan dan perorangan ke tempat-tempat suci kemakam orang besar atau pemimpin yang diagungkan atau tempat pemakaman tokoh yang dianggap manusia ajaib penuh legenda.4

Pengertian wisata religi dalam arti luas, pergi bersama-sama ketempat yang bernuansa budaya, sosial, dan agama dalam satu kesatuan seperti, kemakam para rasul, para wali ( Sunan Bonang ) serta para ulama.

Dalam arti sempit ialah pergi bersama-sama yang memiliki nuansa agama agama, budaya, sosial untuk berziarah kemakan para rasul, wali, dan ulama yang penekanannya lebih cenderung kepengalaman ibadah spiritual untuk mendekatkan diri pada Allah SWT.

Maka menurut peneliti makna wisata religi sunan bonang ialah lebih cenderung pada wisata religi yang berwawasan spritual sebagai sarana atau alat untuk mendekatkan diri antara seorang individu

4 Nyoman S, pendit. Ilmu pariwisata sebuah pengantar perdana (jakarta: pradya Paramita,


(11)

8

dengan tuhannya melalui perantara hamba Allah seperti para rasul, wali (Sunan Bonang) dan para ulama.

2. Kesejahterahraan Ekonomi

Kesejahteraan ekonomi terdiri dari dua kata yakni kesejahteraan dan ekonomi. Kesejahteraan memiliki arti hal atau keadaan sejahtera, keamanan, keselamatan, ketentraman, kesenangan hidup, kemakmuran hidup dan sebagainya.5 Sedangkan ekonomi ialah, segala usaha manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna mencapai kemakmuran hidup.6

Jadi menurut peneliti kesejahteraan ekonomi ialah, kondisi sejahtera dari suatu masyarakat dalam kondisi perekonomian atau dalam hal memenuhi kebutuhan hidup serta memiliki kemakmuran hidup.

F. Telaah Pustaka

Didalam penelitian ini peneliti memfokuskan kajiannya pada 1. Pariwisata

a. Pengertian Pariwisata

Pariwisata ialah salah satu dari industri gaya baru, yang mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal kesempatan kerja, pendapatan, dan dalam mengaktifkan sektor produksi lain didalam negara atau daerah penerima wisatawan. Pariwisata sebagai sektor yang kompleks meliputi

5 Kamus Besar Bahasa Indonesia. ( Jakarta: Balai Pustaka, 1994). Hal. 891

6 Pius A Partanto, M. Dahlan Al Barry. Kamus Ilmiah Populer, ( Surabaya: Arkola, 2001).


(12)

9

industrui dalam arti klasik seperti idustri kerajinan tangan, industri cinderamata, penginapan dan transportasi secara ekonomi juga dipandang sebagai industri.7

Secara sederhana pariwisata menurut peneliti ialah pergi secara lengkap meninggalkan rumah (kampung) untuk berkeliling terus-menerus. Atau singgkatnya mereka (individu) yang meninggalkan rumah untuk mengadakan perjalanan tanpa mencari nafkah di tempat-tempat yang dikunjungi sambil menikmati kunjungan mereka. Sehingga secara singkat pariwisata dapat diartikan, suatu gabungan dari gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah tuan rumah serta masyarakat dari tuan rumah atau lokasi dari wisata tersebut.

b. Bentuk Pariwisata

Bentuk-bentuk Pariwisata dapat dibagi menurut beberapa kategori dibawah ini :

1. Menurut jumlah orang yang bepergian -Pariwisata Individu

Pariwisata individu ialah hanya seseorang atau satu keluarga yang bepergian.

-Pariwisata Rombongan

Pariwisata rombongan ialah, sekelompok orang yang biasanya terikat oleh hubungan-hubungan tertentu kemudian


(13)

10

kemudian melakukan perjalanan bersama-sama. Misalnya, klub, sekolah, atau study tour yang dipimpin oleh seorang pemimpin perjalanan.

2. Menurut maksud bepergian

-Pariwisata rekreasi atau pariwisata santai

Tujuan wisata ini adalah untuk memulihkan kemampuan fisik dan mental orang yang berwisata dan memberikan kesempatann rileks dari kebosanan dan keletihan kerja selama di tempat rekreasi.

-Pariwisata budaya

Pariwisata ini dilakukan dengan tujuan untuk memperkaya informasi dan pengetahuan tentang negara lain serta memuaskan kebutuhan hiburan. Termasuk dari pariwisata ini adalah berkunjung ke pameran-pameran dan fair, perayaan-perayaan adat, tempat-tempat cagar alam dan lain-lain.

-Pariwisata pulih sehat

Pariwisata pulih sehat merupakan pariwisata yang memuaskan kebutuhan perawatan medis di daerah atau tempat lain dengan fasilitas penyembuhan. Misalnya sumber air panas, tempat-tempat kubangan lumpur yang berkhasiat, perawatan dengan air mineral dan lain-lain. Pariwisata ini memerlukan persyaratan-persyaratan tertentu seperti kebersihan, ketenangan dan taraf hidup yang panas.


(14)

11

-Pariwisata sport

Pariwisata sport merupakan pariwisata yang bertujuan memuaskan hobi orang-orang. Misalnya, mengail ikan, berburu binatang liar, menyelam ke dasar laut, bermain ski, bertanding dan mendaki gunung.

-Pariwisata temu wicara

Pariwisata ini mencakup pertemuan-pertemuan ilmiyah, satu profesi bahkan politik. Pariwisata jenis ini memerlukan fasilitas pertemuan di negara tujuan dan faktor-faktor lain yang penting seperti , letak strategis, transportasi yang mudah, iklim yang cerah dan sebagainya.

3. Menurut Letak Geografis -Pariwisata Domestik Nasional

Pariwisata domestik nasional merupakan pariwisata yang menunjukkan arus wisata yang dilakukan oleh warga dan penduduk asing yang terbatas dalam suatu negara tertentu. -Pariwisata Regional

Kepergian wisatawan terbatas pada beberapa negara yang membentuk suatu kawasan pariwisata. Misalnya, perjalanan wisata di negara-negara Eropa Barat.


(15)

12

Pariwisata internasional meliputi perjalanan wisatawan dari satu negara ke negara lain di dunia.8

c. Manfaat Pariwisata

Selama ini kita tau bahwa pariwisata ialah salah satu jenis industri baru yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi secara cepat dalam penyediaan lapangan pekerjaan, meningkatkan penghasilan, standar hidup serta sektor-sektor produktifitas lainnya. selanjutnya, sebagai sektor yang kompleks ia juga meliputi industri-industri klasik seperti industri kerajinan tangan, cindera mata, penginapan dan transportasi.

Pariwisata memberikan pengaruh besar pada peningkatan serta pemerataan pendapatan penduduk setempat. Adapun manfaat pariwisata ialah sebagai berikut :

1. Menambah penerimaan devisa negara

Pengeluaran para wisatawan asing di suatu negara tujuan merupakan penerimaan valuta asing devisa. Dengan adanya pariwisata negara dapat menambah pendapatannya dari penerimaan pajak dari sektor-sektor usaha yang bersangkutan dengan kepariwisataan.

2. Menambah pendapatan masyarakat setempat

Di daerah pariwisata masyarakat setempat dapat menambah pendapatan mereka dengan menjual


(16)

13

barang dan jasa. Misalnya, rumah makan, penginapan, souvenir, aneka baju-baju dan lain sebagainya.

3. Menunjang gerak pembangunan di daerah

Didaerah yang menjadi daerah tujuan wisata banyak sekali muncul pembangunan-pembangun baru misalnya, perbaikan akses jalan, hotel, restoran dan lain-lain. Sehingga pembangunan di derah tersebut lebih maju.

4. Dampak terhadap harga harga barang produk lokal yang dijual di sekitar lokasi pariwisata.

5. Dampak terhadap pendapatan pemerintah, dengan adanya tempat wisata maka secara otomatis pendapatan pemerintah akan bertambah.9

6. Membuka dan memperluas kesempatan kerja

Industri pariwisata merupakan kegiatan mata rantai atau kegiatan sosial yang sangat panjang, sehingga membuka kesempatan kerja bagi masyarakat sekitarnya. Kegiatan membuka dan memperluas kesempatan kerja meliputi, industri penginapan ( hotel, motel, dusun pariwisata), usaha katering (restoran, kedai kopi, depot), usaha perjalanan, industri transportasi.10

9 I Gde Pitana dan Putu G. Gayatri. Sosiologi Pariwisata, ( Yogyakarta : ANDI, 2007). Hal.

109-110.


(17)

14

2. Wisata religi Sunan Bonang

a. Pengertian Wisata Religi Sunan Bonang

Menurut Robinson pariwisata berkembang karena adanya gerakan manusia didalam mencari sesuatu yang belum diketahuinya, menjelajahi wilayah yang baru, mencari perubahan suasana, atau untuk mendapat pejalanan baru11. Seseorang melakukan jalan-jalan atau melakukan liburan ke suatu tempat tertentu merupakan kebutuhan tersier yang sering dilakukan oleh manusia.

Manusia pasti memiliki kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Dalam hal ini manusia melakukan liburan ke suatu tempat wisata yang tergolong dalam kebutuhan tersier. Melakukan perjalanan wisata pasti wisatawan melakukan hubungan interaksi dengan para pengunjung lain, masyarakat lokal atau para pedagang disekitar tempat wisata. Yang mana interaksi sosial menurut Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto ialah proses dimana individu dengan indidu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok berhubungan satu dengan yang lain12. Wisata biasanya dilakukan pada tempat-tempat wisata seperti wisata alam, wisata tempat bersejarah dan wisata religi.

11 I Gde Pitana dan Putu G. Gayatri. Sosiologi Pariwisata, ( Yogyakarta : ANDI, 2007).

Hal. 40.

12 J. Dwi Narwoko & Bagong Suyanto. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan cetakan ke-5, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2011). Hal. 20.


(18)

15

Wisata religi ialah, wisata yang sedikit banyak dikaitkan dengan agama, sejarah adat istiadat kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat. Wisata ini dilakukan oleh banyak orang secara bergerombol atau rombongan dan perorangan ke tempat-tempat suci kemakam orang besar atau pemimpin yang diagungkan atau tempat pemakaman tokoh yang dianggap manusia ajaib penuh legenda.13

Wisata religi merupakan perjalanan yang ada kaitannya dengan spiritual seseorang. Masyarakat biasanya bisa melakukan wisata religi dengan pergi berziarah ke makam para wali yang tersebar di pulau jawa. Di negara ini terkenal dengan makam Wali Songo atau wali sembilan yang menjadi tujuan utama para peziarah atau tujuan utama dalam melakukan wisata religi. Sehingga diperoleh defini singkat mengenai wisata religi yakni lebih cenderung pada wisata religi yang berwawasan spritual sebagai sarana atau alat untuk mendekatkan diri antara seorang individu dengan tuhannya melalui perantara hamba Allah seperti para rasul, wali dan para ulama.

Maka yang menjadi fokus kajiannya adalah wisata religi Makam Sunan Bonang yang berada di Tuban sebagai sentral tempat ekonomi bagi warga sekitar.

13 Nyoman S, pendit. Ilmu pariwisata sebuah pengantar perdana,(jakarta: pradya Paramita,


(19)

16

3. Kesejahteraan Sosial

a. Pengertian kesejahteraan sosial

Menurut Isbandi kesejahteraan sosial suatu usaha yang teroganisir dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup kearah kehidupan sosial lebih baik yang meliputi aspek fisik, mental, emosional, sosial, ekonomi dan kehidupan spiritual.14

Menurut Sumarnonugroho dalam buku yang berjudul 3 Orientasi Kesejahteraan Sosial, mengatakan bahwa kesejahteraan sosial ialah suatu kegiatan yang teroganisir dengan tujuan membantu penyesuaian timbal balik antara individu-individu dengan lingkunagn sosial mereka. Tujuan ini dicapai secara seksama melalui teknik-teknik dan metode dengan maksud agar supaya memungkinkan individu-invidu, kelompok-kelompok maupun komunitas memenuhan kebutuhannya dan memecahkan masalah-masalah penyesuaian diri mereka terhadap perubahan pola-pola masyarakat serta melalui tindakan kerja sama untuk memperbaiki kondisi-kondisi ekonomi dan sosial.15

Jadi menurut peneliti kesejahteraan sosial ialah kegiatan yang terorganisir dan memiliki tujuan untuk meningkatkan dan memperbaiki kehidupan sosial dan ekonomi suatu masyarakat atau kelompok.

14 Isbandi Rukminto Adi. Psikologi, Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial,

(Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1994 ). Hal. 5.

15 Mohammmad Suud. 3 Orientasi Kesejahteraan Sosial, (Jakarta: Prestasi Pustaka


(20)

17

b. Tujuan Kesejahteraan Sosial

Dalam buku Psikologi, Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial yang dikutip Isbandi Rukminto, Thelma Lee Mendoza mengatakan ada tiga tujuan utama yang terkait dengan kesejahteraan sosial yakni.

1. Tujuan yang bersifat kemanusiaan dan keadilan sosial.

Tujuan kesejahteraan sosial ini berasal dari gagasan demokratis mengenai keadilan sosial serta berasal dari keyakinan bahwa setiap manusia memiliki hak untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki.

2. Tujuan yang terkait dengan pengendalian sosial.

Tujuan ini didasarkan pada kelompok yang kekurangan dapat melakukan pengendalian sosial terhadap masyarakat yang sudah mapan. Maksutnya, masyarakat yang kurang diuntungkan atau kekurangan dapat meminta bantuan berupa pekerjaan kepada masyarakat yang lebih mapan sehingga masyarakat bawah melakukan pengendalian sosial terhadap dirinya sendiri.

3. Tujuan yang terkait dengan pembangunan ekonomi.

Tujuan pembangunan ekonomi memprioritaskan pada program-progaram yang dirancang untuk meningkatkan produksi barang dan pelayanan yang dapat diberikan atau


(21)

18

sumber daya lain yang dapat memberikan sumbangan terhadap pembangunan ekonomi.16

Jadi, tujuan kesejahteraan sosial ada tiga yakni tujuan kesejahteraan sosial yang bersifat kemanusiaan keadailan sosial, tujuan kesejahteraan sosial yang terkait dengan pengendalian sosial dan kesejahteraan sosial yang terkait dengan pembangunan ekonomi. Sehingga tujuan kesejahteraan sosial mengarah pada peningkatan taraf hidup manusia yang meliputi mental, emosional, sosial, dan ekonomi.

c. Pengertian Kesejahteraan Ekonomi

Ekonomi sebagaimana yang kita ketahui bersama, bahwa kegiatan manusia dengan masyarakat untuk memanfaatkan dan mempergunakan unsur-unsur produksi dengan sebaiknya guna untuk memenuhi kebutuhan, atau ekonomi ialah, segala usaha manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna mencapai kemakmuran hidup.17

Ekonomi menurut Damsar dalam bukunya Pengantar Sosiologi Ekonomi, mengatakan ekonomi merupakan suatu usaha dalam pembuatan keputusan dan pelaksanaanya yang berhubungan dengan pengalokasian sumberdaya masyarakat (rumah tangga dan pebisnis / perusahaan) yang terbatas diantara

16 Isbandi Rukminto Adi. Psikologi, Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial,

(Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1994 ). Hal. 8-9.

17 Pius A Partanto, M. Dahlan Al Barry. Kamus Ilmiah Populer, ( Surabaya: Arkola, 2001).


(22)

19

anggotanya, dengan mempertimnbangkan kemampuan, usaha dan keinginan masing-masing. Atau singkatnya, bagaimana masyarakat mengelola sumber daya yang langka melalui pembuatan kebijaksanaan dan pelaksanaannya.18

Pengertian umum tentang kesejahteraan ekonomi ialah, suatu kegiatan yang terorganisir dan memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup kearah yang lebih baik serta dapat memenuhi kebutuhan ekonomi sehingga kemakmuran hidup tercapai.

d. Hubungan ekonomi dengan masyarakat

Selama ini pusat perhatian dari para ekonom adalah pertukaran ekonomi, pasar, dan ekonomi. Sedangkan masyarakat

dianggap sebagai “sesuatu yang di luar”, dia dianggap sebagai

sesuatu yang telah ada (given). Sebaliknya sosiologi memandang ekonomi sebagai bagian integral atau bagian keseluruhan dari masyarakat. Sosiolog terbiasa melihat kenyataan secara holistik, melihat kenyataan saling kait-mengait antar berbagai faktor. Sosiologi ekonomi selalu memusatkan perhatian pada analisis hubungan dan interaksi antara ekonomi dan institusi lain dari masyarakat, seperti hubungan antara ekonomi dan agama, pendidikan, stratifikasi sosial, demokrasi, atau politik.19

18 Damsar dan Indrayani. Pengantar Sosiologi Ekonomi, (Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2011). Hal. 11.

19 Damsar dan Indrayani. Pengantar Sosiologi Ekonomi, (Jakarta: Kencana Prenada Media


(23)

20

Jadi, hubungan ekonomi dan masyarakat merupakan hubungan secara keseluruhan dan kegiatan ekonomi juga tidak bisa berjalan tanpa masyarakat serta tidak dapat dipisahkan dari masyarakat.

Untuk bahan pertimbangan dalam membuat skripsi, peneliti mencari acuan-acuan penelitian dari peneliti terdahulu guna untuk menjadi bahan pertimbangan yang dijadikan sebagai telaah pustaka. Telaah pustaka ini yang nantinya akan membantu peneliti dalam fokus kajian yang akan peneliti bahas. Telaah pustaka yang dijadikan acuan bagi peneliti antara lain:

1. Perkembangan Wisata Religi Makam Troloyo

Skripsi yang ditulis oleh Dewi Mariatin pada tahun 2006 dengan NIM: B05302004 mahasiswa IAIN Surabaya Jurusan Sosiologi. Skripsi ini berjudul Perkembangan Wisata Religi Makam Troloyo terhadap Peningkatan Ekonomi Masyarakat Dusun Sidodadi Desa Sentono Kec. Trowulan Kab. Mojokerto.

Skripsi ini membahas tentang pengaruh wisata religi Makam Troloyo terhadap peningkatan ekonomi masyarakat Dusun Sidodadi Desa Sentono Kec. Trowulan Kab. Mojokerto. Serta fokus penelitian pada skripsi ini ialah tentang perkembangan wisata religi Makam Troloyo yang awalnya belum terkenal namun, kini sudah dikenal oleh masyarakat luas. Sehingga berdampak pada perubahan ekonomi masyarakat Dusun Sidodadi yang mengarah lebih baik.


(24)

21

Skripsi yang peneliti tulis ialah mengenai wisata religi Sunan Bonang dan kesejahteraan ekonomi masyarakat Kelurahan Kutorejo Kabupaten Tuban ialah, ingin melihat bagaimana masyarakat memanfaatkan wisata religi Sunan Bonang di Kelurahan Kutorejo sebagai media atau lahan menghasilkan uang karena tempat tinggal mereka berdekatan langsung dengan makam Sunan Bonang.

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ialah sama-sama berada di lokasi Wisata Religi. Penelitian terdahulu melakukan penelitian di Wisata Religi Makam Troloyo Mojokerto, sedangkan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti di Wisata Religi Sunan Bonang Tuban.

Perbedaannya ialah penelitian terdahulu berbicara mengenai perkembangan wisata religi Makam Troloyo dan melihat keadaan ekonomi masyarakat Dusun Sidodadi dengan adanya perkembangan wisata religi Makam Troloyo. Namun, penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ialah ingin mengetahui bagaimana masyarakat Kelurahan Kutorejo memanfaatkan wisata religi Sunan Bonang. Serta, ingin mengetahui bagaimana bentuk kesejahteraan ekonomi masyarakat Kelurahan Kutorejo dengan adanya wisata religi Sunan Bonang.20 2. Wisata religi Sunan Ampel di Ampel Denta Surabaya Utara

Skripsi ini ditulis oleh Ahmad Yunus pada tahun 2005, NIM E01300080 fakultas Ushuluddin jurusan Aqidah Filsafat IAIN Sunan

20 Diambil dari Skripsi yang ditulis oleh Dewi Mariatin. NIM: B05302004 Jurusan


(25)

22

Ampel Surabaya. Skripsi ini berjudul Wisata Religi Sunan Ampel di Ampel Denta Surabaya Utara.

Skripsi ini membahas tentang makna wisata religi ialah berkunjung atau berziarah kelokasi Makam dan Masjid Sunan Ampel untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt. Serta, motivasi para pengunjung ke lokasi Makam dan Masjid Sunan Ampel adalah untuk memndapatkan barokah dari ilmu yang diberikan Allah kepada Sunan Ampel semasa hidupnya. Kemudian, pengaruh dari berkunjung ke Makam dan Masjid Sunan Ampel ialah mendapatkan ketenangan baik secara lahir maupun batin.

Skripsi yang peneliti tulis yakni ingin mengetahui bagaimana pemanfaatan wisata religi Sunan Bonang bagi masyarakat Kelurahan Kutorejo Tuban. Serta, ingin mengetahui bagaimana bentuk kesejahteraan ekonomi masyarakat dengan adanya wisata religi Sunan Bonang di Kelurahan Kutorejo Tuban

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ialah sama-sama melakukan penelitian di tempat wisata religi. Yanng mana, penelitian terdahulu melakukan penelitian di wisata religi Makam Sunan Ampel Surabaya dan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti bertempat di wisata religi Makam Sunan Bonang Tuban.

Perbedaan, penelitian terdahulu ialah berbicara mengenai makna wisata religi Sunan Ampel Di Surabaya bagi para pengunjung, serta


(26)

23

mengetahui motifasi para pengunjung wisata religi Sunan Ampel Surabaya dan pengaruh setelah berkunjung ke makam dan Masjid Sunan Ampel bagi para pengunjung. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ialah ingin mengetahui bagaimana msayarakat Kelurahan Kutorejo Tuban memanfaatkan wisata religi Sunan Bonang. Serta ingin mengetahui bagaimana bentuk kesejahteraan ekonomi masyarakat Kelurahan Kutorejo Tuban dengan adanya wisata religi Sunan Bonang.21

G.Metode Penelitian

Metode penelitian ialah susunan dari apa yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan informasi dari judul penelitian yang ada. Adapun metode penelitian yang akan dilakukan sebagai berikut :

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif. Secara sederhana jenis deskriptif yakni penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan suatu fenomena mengenai wisata religi Sunan Bonang dan kesejahteraan ekonomi masyarakat Kelurahan Kutorejo Kabupaten Tuban.

Pendekatan kualitatif ialah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Dalam pendekatan

21 Diambil dari Skripsi yang ditulis oleh Ahmad Yunus NIM: E01300080, jurusan Aqidah


(27)

24

kualitatif, peneliti menekankan sifat realitas yang terbangun secara sosial serta hubungan erat antara peneliti dan subyek yang diteliti serta, penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah. Penelitian deskriptif kualitatif ialah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, serta kejadian yang terjadi saat sekarang. Penelitian deskriptif memusatkan perhatiannya pada aktual sebagaimana adanya saat penelitian berlangsung serta, peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa tersebut.22

Jadi, jenis pendekatan yang akan digunakan adalah kualitaif deskriptif yakni peneliti yang bermaksud untuk memahami fenomena terkait tentang wisata religi dan kesejahteraan ekonomi yang dialami oleh subyek penelitian misalnya, perilaku, persepsi, tindakan dan lain lain secara holistik (menyeluruh) dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kawasan wisata religi Sunan Bonang Tuban. Wisata Religi Sunan Bonang terletak Dikelurahan Kutorejo Tuban dan berada ditengah-tengah Kota karena berdekatan dengan Alun-Alun Kota Tuban dan Pendopo Bupati Tuban.

22 Juliansyah Noor. Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, & Karya Ilmiah,


(28)

25

Dipilihnya lokasi ini karena wisata Religi Sunan Bonang merupakan salah satu aset wisata kota Tuban yang berdampak positif bagi para masyarakat khususnya dalam hal ekonomi. Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu bulan Maret sampai April.

3. Pemilihan Subyek Penelitian

Subyek penelitian ialah seseorang yang mampu memberikan informasi yang berkaitan pemanfaatan wisata religi Sunan Bonang sebagai bentuk kesejahteraan ekonomi masyarakat Kelurahan Kutorejo Kabupaten Tuban. Dalam kondisi ini peneliti memilih subyek penelitian yakni masyarakat Kelurahan Kutorejo yang berwirausaha di sekitar makam Sunan Bonang, pihak kelurahan, pengelola yayasan Mabarrot Sunan Bonang serta orang-orang yang memanfaatkan makam Sunan Bonang untuk bekerja.

4. Tahap- Tahap Penelitian a. Tahap Pra Lapangan

Pada tahap Pra-lapangan ini, peneliti sudah membaca mengenai masalah yang menarik untuk diteliti, serta peneliti memberikan pemahaman sederhana bahwa masalah itu layak untuk diteliti. Selain itu, peneliti melakukan pengamatan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

b. Tahap Pekerjaan Lapangan

Tahap ini ialah tahap lanjutan dari tahap sebelumnya. Pada tahap ini, peneliti mulai masuk pada proses penelitian serta


(29)

26

mempersiapkan hal-hal penting yang berkaitan dengan penelitian. Dalam hal ini, yakni peneliti harus mempersiapkan proses perizinan. Kemudian, setelah itu barulah peneliti berperan untuk melakukan pencarian data yang sesuai dengan fokus penelitiannya. c. Tahap Mengolah Data

Pada tahap ini, peneliti telah memperoleh data sebanyak-banyaknya sesuai yang diinginkan. Selanjutnya, dilakukan proses pemilihan data yang sesuai dengan rumusan penelitian yang diinginkan. Kemudian, setelah data terkumpul peneliti membandingkan dan melakukan analisis data yang terkumpul dengan teori yang digunakan oleh peneliti serta menyimpulkan penelitian yang dilakukan itu.

d. Tahap Penyusunan Laporan Penelitian

Pada tahap terkahir ini ialah penyusunan laporan penelitian, penelitian mengkomunikasikan masalah yang diteliti, hal ini ialah untuk mendukung keabsahan penelitian.

5. Jenis dan Sumber Data

Dalam melakukan penelitian kualitatif, sumber datanya disebut informan. Dalam hal ini ada informan kunci dan informan pelengkap. Dalam penggalian sumber data penelitian memanfaatkan informan sebagai snowballing sampling (teknik sampel bola salju). Snowballing sampling adalah penentuan jumlah sampel yang semula kecil


(30)

27

salah satu teknik yang dianjurkan dalam penelitian kualitatif. Teknik ini termasuk teknik yang diperoleh dari beberapa individual yang memiliki potensi serta bersedia diwawancarai.23

Dari semuanya itu akan saling melengkapi hasil penelitian yang ada. Kata-kata dan tindakan akan digunakan dalam wawancara dengan informan. Jadi kita tidak hanya memperoleh kata-kata dari informan, tapi juga akan mengetahui tingkah laku dari informan. Selain itu, tindakan juga dapat digunakan sebagai pengamatan lapangan, sehingga memperoleh data yang lebih lengkap. Bisa dokumen berupa foto-foto, data-data tertulis dapat juga digunakan untuk memperjelas penelitian.

Data yang penulis gunakan dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:

1. Data Primer

Data Primer yakni data yang diperoleh peneliti secara mentah dari sumber data dan masih memerlukan analisis lebih lanjut. Jenis data primer dalam penelitian ini diperoleh secara langsung dari sumber data melalui wawancara, observasi dan berbagai cara lainnya. Kata-kata dan tindakan merupakan sumber data yang diperoleh dari lapangan dengan cara mengamati dan mewawancarai. Peneliti menggunakan data ini untuk mendapatkan informasi secara langsung tentang adanya Wisata religi Sunan

23 Juliansyah Noor. Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, & Karya Ilmiah. Hal


(31)

28

Bonang dan kesejahteraan ekonomi yang dialami oleh masayarakat Kelurahan Kutorejo Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban dengan cara mewawancarai informan baik dari warga Kelurahan Kutorejo ataupun warga luar, Kelurahan Kutorejo diantarnya berikut ini:

Tabel 1.1

Daftar Nama Informan

No Nama Status

1 Abdul Mukhid Juru Tamu Makam Sunan Bonang 2 Ihwan Pengurus Yayasan Mabarrot Sunan

Bonang

3 Bambang Kepala Kelurahan Kutorejo 4 Basuki Sekretaris Kelurahan Kutorejo 5 Boengkil Ketua LPMK Kelurahan Kutorejo 6 Warni Pemilik toko pakaian (Kutorejo) 7 Lilis Pemilik warung makan (Kutorejo) 8 Hendra Penjual makanan ringan dan ketua

paguyuban PKL (Kutorejo) 9 Kholifah Penjual aksesoris (Kutorejo) 10 Wahyuni Pemilik penginapan (Kutorejo) 11 Arifin Pemilik usaha parkir (Kutorejo) 12 Ali Pemilik toko pakaian (Kutorejo) 13 Basyar Penarik becak (Rengel)


(32)

29

15 Riyanto Pedagang Musiman (Plumpang) 16 Sari Karyawan toko (Tasik Madu)

17 Joko Karyawan Toko (Kutorejo)

Sumber: Observasi Lapangan Oleh Peneliti, 2015

2. Data Sekunder

Data Sekunder yakni data yang diperoleh atau berasal dari bahan-bahan kepustakaan. Data ini bisa berupa buku, dokumen, majalah dan berbagai sumber lainnya yang berkaitan dengan permasalahan dengan penelitian.24

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yakni membicarakan bagaimana cara peneliti mengumpulkan data. Dilihat dari teknik pengumpulan data, maka teknik yang digunakan ialah sebagai berikut:

a. Metode Observasi

Observasi ialah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan. Peneliti menggunakan observasi non partisipatif. Maka peneliti tidak terlibat langsung dan hanya sebagai pengamat independent.25

Observasi dilakukan oleh peneliti untuk mengamati suatu kejadian atau peristiwa dengan cara melihat, mendengar dan

24 Joko Subagyo. Metode Penelitian dalam Praktek. (Jakarta: Rineka Cipta, 2004). Hal

87-88.


(33)

30

mengamati menggunakan panca indra dengan cara mencatat, merekam, dan memotret fenomena untuk dianalisis.

Oleh karena itu, dalam pengamatan ini maka akan ditemukan hasil yang cukup baik dan valid, maka peneliti akan mengumpulkan data dengan pengamatan secara langsung terhadap subyek yang akan diteliti yang meliputi masyarakat yang berwirausaha di sekitar lokasi makam Sunan bonang Kabupaten Tuban. Observasi dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Masyarakat memanfaatkan wisata religi Sunan Bonang serta bagaimana bentuk kesejahteraan ekonomi masyarakat dengan adanya wisata religi Sunan bonang di Kelurahan Kutorejo Kabupaten Tuban. Yakni dengan melakukan pengamatan secara langsung tentang masyarakat yang berwirausaha di sekitar makam Sunan Bonang dengan cara melihat, mendengar dan pengindraan lainnya.

b. Metode Wawancara

Wawancara yakni suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan kepada para responden. Wawancara memiliki arti berhadapan langsung antara pewawancara dengan informan yang kegiatannya dilakukan secara lisan.26


(34)

31

Dalam segi pelaksanaanya peneliti akan menyampaikan pertanyaan yang bersifat umum dengan membawa sederetan pedoman wawancara. Wawancara digunakan sebagai alat untuk menggali secara mendalam dan meluas data atau informasi yang diperlukan. Setelah mendapatkan jawaban dari para informan maka peneliti akan mencatat jawaban dari informan tersebut.

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari data mengenahi hal-hal atau variabel yang merupakan catatan, buku,transkip surat kabar, majalah, prasasti, notulen, agenda dan sebagainya.27 Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan aktivitas masyarakat yang memanfaatkan wisata religi Sunan Bonang serta keberadaan toko-toko dan berbagai jenis usaha lain disekitar makam Sunan Bonang. Data-data tersebut meliputi foto, hasil wawancara baik tertulis ataupun secara lisan yang direkam dengan alat perekam.

7. Teknik Analisis data

Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti ada dua tahapan yakni : ketika peneliti masih dilapangan dan yang kedua setelah meninggalkan lapangan. Prosedur analisis data selama

27 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi IV Cet XI, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998). Hal. 236.


(35)

32

dilapangan yang disarankan oleh milles dan Huberman ialah: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Reduksi data ialah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyempurnaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Atau singkatnya, data yang nantinya didapatkan dari lapangan begitu banyak, maka perlu adanya proses analisis dan pengurangan data yang tidak ada hubungannya dengan maksud penelitian, hal ini dilakukan agar lebih terfokuskan dengan apa yang ingin diteliti.

Penyajian data ialah setelah mendapatkan data yang terfokus dengan penelitian, maka peneliti melakukan analisis dengan penyajian data agar mempermudah untuk memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang sudah dipahami.

Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan proses akhir dari analisis data dan termasuk pengambilan kesimpulan atau verifikasi.28

Teknik analisis data pada penelitian ini dilakukan saat penelitian dan sesudah penelitian. Analisis data saat penelitian dilakukan dengan cara proses pemilihan, pemusatan perhatian serta pengelompokan data yang lebih terfokuskan. Sedangkan analisis data setelah penelitian dilakukan dengan mengumpulkan seluruh data primer maupun data

28 Mattew B. Milles dan A.Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif, Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru (Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, 1984), 21.


(36)

33

sekunder kemudian data tersebut dideskripsikan dan direlevansikan dengan teori yang ada.

8. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Dalam sebuah penelitian kualitatif temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Validitas data dalam sebuah penelitian sangatlah penting maka dalam hal ini peneliti menguji kredibilitas hasil temuan yang diperoleh di lapangan dengan menggunakan triangulasi. Triangulasi ialah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu yang digunakan sebagai pengecekan atau pembanding. Adapun pengecekan data dengan triangulasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya:

1. Triangulasi dengan sumber. yakni membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara dan data dokumen. Kemudian dideskripsikan serta dikategorikan pandangan yang sama dan pandangan yang berbeda, sehingga menghasilkan kesimpulan.

2. Triangulasi dengan metode atau teknik. Yakni mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya, data diperoleh dengan wawancara lalu dicek dengan observasi dan dokumentasi.


(37)

34

3. Membandingkan hasil wawancara dengan suatu dokumen yang berkaitan.29

29 Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta, 2009).


(38)

35

H.Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan atau penulisan terdiri dari empat bab, yang rincianya sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini memuat tentang uraian pendahuluan yang didalamnya terdapat latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep, telaah pustaka, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

BAB II KAJIAN TEORI

Pada bab ini menjelaskan tentang teori apa yang digunakan untuk menganalisis dalam sebuah penelitian. Kerangka teoritik ialah sebuah model konseptual tentang bagaimana teori digunakan serta berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah penelitian.

BAB III PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA

Pada bab penyajian data ini, peneliti memberikan gambaran mengenai data-data yang diperoleh baik data primer maupun data sekunder. Penyajian data ini dapat dibuat secara tertulis dan dapat juga disertakan tabel yang mendukung data. Kemudian, akan dilakukan analisa data dengan menggunakan teori yang relevan.

BAB IV PENUTUP

Pada bab penutup peneliti menuliskan kesimpulan dari permaalahan dalam penelitian selain itu juga memberikan saran.


(39)

BAB II

TINDAKAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

A. Tindakan Sosial Max Weber

Teori tindakan sosial merupakan salah satu teori yang dikemukakan oleh Max Weber, dan terdapat pada paradigma Definisi Sosial dari tiga paradigma yang ada yakni Fakta Sosial (Emile Durkheim) dan Perilaku Sosial (B.F Skinner). Kenyataan sosial menurut Weber didasarkan pada definisi subyektif individu dan penilainnya. Weber melihat kenyataan sosial sebagai sesuatu yang didasarkan motivasi individu itu sendiri dan tindakan-tindakan sosial. Seorang individu melakukan suatu tindakan karena ia memutuskan untuk melakukannya dan ditujukan untuk mencapai apa yang ia kehandaki. Langkahnya ialah individu memilih sasaran, memperhitungkan keadaan kemudian memilih tindakan. Dari langkah inilah menurut Weber tugas sosiolog adalah menafsirkan tindakan menurut makna subyektif.

Tindakan sosial ialah tindakan manusia yang sepanjang tindakannya itu memiliki makna atau arti subyektif bagi dirinya dan diarahkan kepada tindakan orang lain. Tindakan sosial dapat dilihat dari sudut waktu sehingga ada tindakan yang diarahkan untuk waktu sekarang, masa lalu dan masa yang akan datang. Dilihat dari sudut sasaran tindakan sosial dapat berupa seorang individu atau sekumpulan orang. Maka sebaliknya, tindakan yang diarahkan kepada benda mati tanpa


(40)

37

dihubungkan dengan tindakan orang lain bukan merupakan tindakan sosial.30

Pada teori tindakan sosial ini Weber menggunakan rasionalitas sebagai konsep dasarnya mengenai tipe-tipe tindakan sosial. Tindakan sosial dibedakan menjadi dua yaitu tindakan rasional dan tindakan nonrasional, yang mana tindakan rasional ialah tindakan yang secara sadar bahwa tindakan tersebut dilakukan. Atas dasar rasionalitas tindakan sosial, weber membedakan menjadi empat tipe dengan anggapan semakin rasional tindakan sosial itu maka semakin mudah untuk dipahami. Adapun macam-macam tindakan sosial ialah sebagai berikut :

1. Tindakan Tradisional

Tindakan tradisional yakni tindakan yang didasarkan atas kebiasaan-kebiasaan dalam mengerjakan sesuatu dimasa lalu saja. Atau singkatnya, ditentukan oleh cara bertindak seseorang yang biasa atau sudah umum. Tindakan yang dilakukan karena kebiasaan, tanpa refleksi yang sadar atau perencanaan. Menurut weber tindakan ini bersifat non rasional. Umumnya tindakan ini biasa dilakukan secara turun-temurun.

Disini peneliti ingin memfokuskan kajiannya bahwa masyarakat Kelurahan Kutorejo yang memiliki tempat tinggal disekitar Makam Sunan Bonang bisa melakukan kegiatan ekonomi karena sudah dari dulu mereka memempati tempat tinggal yang berada disekitar makam.

30 George Ritzer. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda Cetakan ke-8, (


(41)

38

Sehingga kegiatan ini terus dilakukan dari generasi ke generasi karena dianggap dapat menghasilkan keuntungan ekonomis.

2. Rasionalitas Berorientasi nilai

Rasionalitas berorientasi nilai yakni tindakan yang ditentukan oleh keyakinan penuh kesadaran yang berada di masyarakat dimana nilai menjadi pedoman perilaku meski tidak aktual dalam kehidupan sehari-hari. Jenis rasio ini biasanya banyak dipengaruhi oleh peresapan nilai keagamaan dan budaya yang benar-benar mendalam.

Disini peneliti memfokuskan kajiannya bahwa masyarakat Kelurahan Kutorejo melakukan kegiatan ekonomi disekitar Makam Sunan Bonang dengan penuh kesadaran dilakukannya sendiri dan berharap mendapat nilai keuntungan. Atau singkatnya, keuntungan ekonomis yang menjadi prioritas utama masyarakat Kelurahan Kutorejo agar terwujud kesejahteraan ekonomi masyarakat tersebut.

3. Tindakan Afektif

Tindakan afektif ialah Tindakan ini ditentukan oleh kondisi perasaan dan emosi seseorang, tanpa refleksi intelektual atau perencanaan yang sadar, kurang pertimbangan logis. Menurut Weber tindakan ini tidak rasional.

Dengan rasional afektif ini, masyarakat yang berada disekitar Makam Sunan Bonang tanpa disadari mereka sering berziarah ke Makam dengan sendirinya dan merasa kondisi spritualnya lebih damai karena berada di dekat Makam Wali.


(42)

39

4. Rasionalitas Instrumental

Tindakan diarahkan apabila tujuan, alat dan akibatnya diperhitungkan dan dipertimbangkan secara rasional. Tindakan ini ditentukan oleh harapan terhadap perilaku objek dalam lingkungan dan perilaku manusia lain, harapan-harapan ini digunakan sebagai ‘syarat’

atau ‘sarana’ untuk mencapai tujuan-tujuan aktor lewat upaya dan

perhitungan yang rasional”.31

Disini peneliti akan memfokuskan kajiannya tantang upaya yang dilakukan oleh masyarakat dengan tempat tinggal mereka yang berada disekitar wisata religi Makam Sunan Bonang Tuban, karena peneliti berasumsi bahwa keberdaan wisata religi makam Sunan Bonang Tuban ini tidak akan memberikan kontribusi apa-apa manakala dari aktor atau individu serta masyarakat tidak memiliki kesadaran untuk bertindak.

B. Kesejahteraan Sosial James Midgley

James Midgley mendifinisikan kesejahteraan sosial ialah suatu kondisi yang harus memenuhi tiga syarat utama : 1). Ketika masalah sosial dapat dimenej atau diatur dengan baik, 2). Ketika kebutuhan terpenuhi, 3). Ketika peluang-peluang sosial terbuka secara maksimal. Lebih jelasnya ialah sebagai berikut :

1. Setiap orang belum tentu memiliki kemampuan menagement yang baik terhadap masalah soaila yang dihadapi. Kaya atau miskin pasti akan

31 George Ritzer Douglas J. Goodman. Teori Sosiologi dari Teori Sosiologi Klasik sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern cetakan ke-7, ( Yogyakarta : Kreasi Wacana, 201 ). Hal. 137.


(43)

40

menghadapi suatu masalah tetapi memiliki kemampuan yang berbeda dalam menghadapi masalah tersebut. Kesejahteraan tergantung kemampuan individu dalam menghadapi dan menyelesaikan setiap masalah.

2. Setiap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat secara keseluruhan memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi. Kebutuhan tersebut tidak hanya dalam bidang ekonomi, tetapi juga menyangkut keamanan, kesehatan, pendidikan, keharmonisan dalam pergaulan dan kebutuhan non-ekonomi lainnya.

3. Adanya peluang sosial. Pemerintah dapat memperbesar peluang sosial dengan meningkatkan program pendidikan maupun menciptakan sistem sosial yang mendukung bagi setiap warganya untuk memperoleh apa yang diinginkannya.32

Singkatnya, Kesejahteraan sosial dapat terwujud yakni ketika individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dapat memenuhi tiga syarat utama diatas dengan cara management masalah sosial dilakukan dengan baik, kebutuhan terpenuhi dan ada peluang sosial. Dari kondisi ini maka menurut peneliti teori kesejahteraan sosial yang dikemukaan oleh James Midgley tergolong dalam paradigma fakta sosial. Karena ketika kebutuhan terpenuhi dengan adanya peluang sosial maka menganilisnya melalui realitas sosial. Sehingga teori terkait kesesejahteraan sosial termasuk fakta sosial karena melihat dari realitas sosial.

32 Miftachul Huda. Pekerjaan Sosial & Kesejahteraan Sosial, ( Yogyakarta: Pustaka


(44)

41

Disini peneliti berusaha menggunakan teori kesejahteraan sosial yang memiliki tiga syarat utama agar kesejahteraan ekonomi masyarakat yang memanfaatkan wisata religi Sunan Bonang dapat terwujud. Dalam kondisi ini peneliti memadukan dua teori yakni teori Tindakan Sosial Max Weber dan teori Kesejahteraan Sosial dapat dilihat pada gambar alur pikir peta teori dibawah ini:

Gambar 2.1 Alur Pikir Peta Teori

Teori Tindakan Sosial Max Weber dan Teori Kesejahteraan Sosial James Midgley

(Sumber Analisis Peneliti, 2015) Wisata religi dan

Kesejahteraan Sosial Masyarakat

Kutorejo

Tindakan Sosial Max

Weber

Kesejahteraan Sosial James Midgley

- Tindakan Tradisional. - Rasionalitas Berorientasi nilai. - Tindakan

Afektif. - Rasionalitas

Instrumental.

-Management masalah sosial. -Kebutuhan terpenuhi. -Ada peluang Sosial.


(45)

42

Gambar diatas menjelaskan tentang alur teori yang akan di gunakan peneliti di dalam lapangan. Disini peneliti memadukan dua pendekatan teori, yakni teorinya Max Weber tentang tindakan sosial dan teorinya James Midgley tentang kesejahteraan sosial. Alur teori disini, peneliti akan memulai melihat fenomena masyarakat terkait dengan wisata religi dan kesejahteraan sosial masyarakat Kelurahan Kutorejo Kabupaten Tuban, dengan pendekatan teori tindakan sosial dan teori kesejahteraan sosial. Sehingga setelah individu atau masyarakat melakukan tindakan sosial sebagai pilihan hidup dan syarat-syarat kesejahteraan sosial terpenuhi maka akan tercapai yang namanya kesejahteraan ekonomi.


(46)

BAB III

WISATA RELIGI SUNAN BONANG DAN KESEJAHTERAAN EKONOMI

A. Deskripsi Umum Objek Penelitian

1. Kondisi Geografis Kelurahan Kutorejo

Kelurahan Kutorejo merupakan kelurahan yang berada ditengah-tengah kota atau merupakan kelurahan pusat pemerintahan Kebupaten Tuban. Secara umum kelurahan ini ialah jantung dari Kota Tuban. Jarak kelurahan Kutorejo dengan pusat pemerintahan kecamatan ialah 2,5 Km atau 20 menit, sedangkan jarak dari ibu kota Kabupaten 0 Km. Batas wilayah Kelurahan Kutorejo ini disebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, Disebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Sendangharjo, disebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Sidomulyo dan disebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Kebonsari. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai batas wilayah Kelurahan Kotorejo dapat dilihat pada tabel 3.1 dibawah ini:

Tabel 3.1

Batas-Batas Wilayah Kelurahan Kutorejo

No Batas Desa

1 Sebelah Utara Laut Jawa


(47)

44

3 Sebelah Barat Kelurahan Sidomulyo 4 Sebelah Timur Kelurahan Kebonsari Sumber: Profil Kelurahan Kutorejo tahun 2014.

Jumlah penduduk Kelurahan Kutorejo saat ini ialah 3645 jiwa. Terdiri atas 1811 jiwa laki-laki dan 1834 jiwa perempuan. Dan terbagi atas 1089 KK. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.2 di bawah ini:

Tabel 3.2

Klasifikasi penduduk Kelurahan Kutorejo berdasarkan jenis kelamin

No Jenis Kelamin Keterangan

1 Laki-Laki 1.811 Jiwa

2 Perempuan 1.834 Jiwa

Jumlah 3.645 Jiwa

Sumber: Profil Kelurahan Kutorejo tahun 2014.

Dari keterangan tabel 3.2 diatas dapat kita ketahui bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak bila dibandingkan jumlah penduduk laki-laki. Namun hal tersebut hampir seimbang, sebab jumlah selisih antara keduanya tidak berbeda jauh yakni sekitar 20 jiwa. Sehingga para pelaku ekonomi atau penduduk yang beraktifitas disekitar makam hampir seimbang antara laki-laki dan perempuan.

Kelurahan Kutorejo tidak seperti Kelurahan atau wilayah- wilayah Kota Tuban yang lainnya. Kelurahan Kotorejo tidak memiliki lahan persaawahan maupun lahan perkebunan. Kelurahan ini dipenuhi


(48)

45

dengan pertokoaan, perkantoran, pemukiman atau perumahan, tempat rekreasi Boom dan Alun-alun, serta bangunan umum. Beberapa tanah tersebut memiliki luas yang berbeda-beda. Hal tersebut dipengaruhi oleh jumlah tanah yang digunakan untuk berbagai bangunan diatas. Untuk mengetahui luas wilayah tanah menurut jenis penggunaannya, maka dapat dilihat pada tabel 3.3 di bawah ini :

Tabel 3.3 Luas Wilayah Tanah

Menurut Penggunaannya di Kelurahan Kutorejo

No Jenis Bangunan Luas Wilayah

1 Pertokoan 2,650 Ha

2 Perkantoran 3,300 Ha

3 Pemukiman/Perumahan 33,10 Ha

4 Tempat rekreasi Boom dan Alun-alun 8,50 Ha

5 Bangunan Umum 7,010 Ha

Sumber: Profil Kelurahan Kutorejo tahun 2014.

2. Mata Pencaharian

Mata pencaharian masyarakat Kelurahan Kutorejo bermacam-macam karena masyarakatnya termasuk masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel 3.4 dibawah ini:


(49)

46

Table 3.4

Tabel Mata Pencaharian

Kelurahan Kutorejo Kecamatan Tuban

No Jenis Pekerjaan Jumlah

1 Pegawai negeri sipil 259

2 ABRI 32

3 Swasta 498

4 Wiraswasta/ Pedagang 649

5 Pertukangan 35

6 Pensiunan 152

7 Nelayan 3

8 Jasa lain 68

9 Penjahit 5

Sumber: Profil Kelurahan Kutorejo tahun 2014.

Dari keterangan tabel 3.4 maka dapat dilihat mata pencaharian masyarakat Kelurahan Kutorejo mayoritas menjadi wiraswasta atau pedagang. Kondisi lokasi Kelurahan Kutorejo berada ditengah kota sehingga mengakibatkan masyakat memilih untuk menjadi seorang wiraswasta.

3. Kondisi Pendidikan Kelurahan Kutorejo

Tingkat pendidikan di Kelurahan Kotorejo sangat beragam untuk mengetahui kondisi pendidikan yang ada di Kelurahan Kutorejo dapat di lihat pada tabel 3.5 di bawah ini:


(50)

47

Tabel 3.5 Tabel Pendidikan di

Kelurahan Kutorejo Kecamatan Tuban

No Jenis Pendidikan Jumlah

1 Tidak tamat SD 309

2 SD 688

3 SLTP 706

4 SLTA 1.598

5 Akademi (D1 – D3 ) 139

6 Sarjana ( S 1 – S 3 ) 225

7 Pondok Pesantren 89

8 Kursus / Keterampilan 66

Sumber: Profil Kelurahan Kutorejo tahun 2014.

Berdasarkan keterangan tabel 3.5 diatas dapat kita ketahui bahwa kondisi pendidikan yang ada di Kelurahan Kutorejo sangat baik karena yang tamat perguruan tinggi berjumlah 225 orang. Hal ini disebabkan karena lingkungan tempat tinggal mereka berada di lingkungan perkotaan sehingga pola pikir mereka juga berbeda dengan orang yang berada ditempat tinggal yang lingkungannya pedesaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pola pikir masyarakat perkotaan mengenai pendidikan sudah lebih mementingkan pendidikan sehingga banyak lulusan sarjana di Kelurahan ini sehingga, banyak inovasi yang dilakukan masyarakat untuk membuka peluang kerja sendiri dalam menghasilkan uang.


(51)

48

4. Kondisi Keagamaan Kelurahan Kutorejo

Agama yang dianut oleh masyarakat Kelurahan Kutorejo ialah beragam atau majemuk namun agama islam yang lebih banyak dianut oleh masyarakat di sini. untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel 3.6 di bawah ini:

Tabel 3.6

Daftar Agama di Kelurahan Kutorejo

No Agama Jumlah

1 Islam 3216

2 Kristen 191

3 Katholik 115

4 Hindu 26

5 Budha 52

Jumlah 3645

Sumber: Profil Kelurahan Kutorejo tahun 2014.

Dari keterangan tabel 3.6 diatas dapat kita ketahui bahwasanya agama yang dianut oleh masyarakat Kelurahan Kutorejo beragam atau majemuk dengan jumlah masyakat yang beragama non muslim berjumlah 384 orang.

Sedangkan untuk mengetahui kondisi keagamaan penduduk Kelurahan Kutorejo. Maka kita perlu untuk mengetahui sarana atau tempat peribadatan yang ada. Tempat peribadatan yang ada di Kelurahan Kutorejo semua adalah milik ummat Islam, namun untuk tempat peribadatan agama non muslim ada disekitar kelurahan


(52)

49

Kutorejo namun milik pemerintah daerah kebupaten Tuban. Untuk mengetahui sarana ibadah masyarakat Kelurahan Kutorejo dapat di lihat pada tabel 3.7 di bawah ini:

Tabel 3.7

Tempat peribadatan Kelurahan Kutorejo

No Prasarana peribadatan Jumlah

1 Masjid 3

2 Langgar/Musholla 12

Sumber: Profil Kelurahan Kutorejo tahun 2014.

Dengan mengetahui prasarana tempat peribadatan Kelurahan Kutorejo tersebut kita dapat mengetahui bahwa prasarana yang ada di Kelurahan Kutorejo cukup bagus, namun banyak masyarakat Kutorejo yang berjamaah di masjid agung Kota Tuban karena lokasi tempat tinggal yang berdekatan dengan masjid agung Tuban. Tempat peribadatan untuk agama yang non muslim tidak ada di kelurahan Kutorejo namun ada di pusat kota dan milik pemerintah derah Kabupaten Tuban seperti wihara atau klenteng yang berada di sebelah Alun-Alun kota Tuban.

5. Kondisi pariwisata Kelurahan Kutorejo

Tempat pariwisata yang terdapat di Kelurahan Kutorejo cukup banyak, karena letak Kelurahan ini berada di pusat pemerintahan Kabupaten Tuban. Untuk lebih jelasnya dapat dilaihat pada tabel 3.8 di bawah ini :


(53)

50

Tabel 3.8

Tempat pariwisata Kelurahan Kutorejo

No Jenis Pariwisata Jumlah

1 Tempat rekreasi/ hiburan 3

2 Hotel 1

3 Restoran/ Rumah makan 3

4 Musium Sejarah 1

Sumber: Profil Kelurahan Kutorejo tahun 2014.

Dengan mengetahui tempat pariwisata yang ada di Kelurahan Kutorejo maka kita dapat mengetahui bahwa terdapat lebih dari satu tempat wisata diantaranya ialah wisata pantai Boom, Alun-alun serta wisata religi Sunan Bonang. Di Kelurahan ini terdapat musium sejarah yakni musim Kambang Putih. Dari beberapa tempat wisata yang ada di sini maka Kelurahan Kutorejo merupakan Kelurahan yang lengkap dengan memiliki berbagai tempat wisata, serta berada di pusat kota Tuban.

6. Lokasi wisata religi makam Sunan Bonang

Wisata religi makam Sunan Bonang berada di Kelurahan Kutorejo yang berada di pusat kota Tuban. Lokasi makam Sunan Bonang berada dilokasi yang strategis karena berjarak 200 m dari Alun-Alun kota Tuban. Makam ini selain dekat dengan Alun-Alun juga berada dibelakang masjid agung Kota Tuban. Di Kelurahan Kutorejo lokasi makam Sunan Bonang berada di Gang 4 atau Rt. 4.


(54)

51

Letak makam yang strategis ini maka cukup mudah untuk di kunjungi para peziarah.

7. Sejarah Sunan Bonang

Nama asli Sunan Bonang adalah Raden Maulana Makhdum Ibrahim. Ayahnya bernama Raden Rahmat yang lebih dikenal dengan nama Sunan Ampel, dan ibunya bernama Dewi Candrawati yang lebih sering disebut Nyai Ageng Manila. Sunan Bonang lahir pada tahun 1465 M. Sunan Bonang belajar agama dari pesantren ayahnya yakni Sunan Ampel yang berada di Ampel Denta, khususnya dalam hal ketabahan mental dalam menyiarkan agama Islam. Setelah cukup dewasa, Sunan Bonang dikirim oleh ayahnya (Sunan Ampel) untuk menimba ilmu ke negeri Pasai. Kemudian setelah Sunan Bonang menyelesaikan belajarnya di negeri Pasai beliau kembali ke Jawa dan diperintahkan oleh Sunan Ampel untuk berdakwah di Tuban.33

Dalam berdakwah Raden Makhdum Ibrahim atau Sunan Bonang sering menggunakan kesenian rakyat untuk menarik simpati mereka. Sunan Bonang memahami bahwa dakwah melalui kesenian adalah suatu cara yang tepat, maka beliau mempelajari kesenian Jawa antara lain seni bonang. Bonang adalah sejenis alat musik tradisional yang terdiri dari kuningan yang bagian tengahnya berbentuk lonjong bila bagian itu dipukul dengan kayu lunak maka akan muncul suara yang merdu. Setiap Raden Makhdum Ibrahim membunyikan alat musik

33 Maman Abdul Djaliel. Keteladanan dan Perjuangan Wali Songo dalam Menyiarkan Islam di Tanah Jawa, (Bandung : Pustaka Setia, 2012). Hal 91.


(55)

52

tersebut pasti banyak penduduk yang berdatangan ingin mendenganrkan sekaligus menyaksikannya.

Dengan cara inilah Raden Makhdum Ibrahim menyebarkan ajaran agama islam kepada rakyat. Setelah rakyat bersimpati maka beliau menyisipkan ajaran-ajaran islam kepada mereka. Tembang-tembang yang diajarkan oleh Raden Makhdum Ibrahim berisikan nilai-nilai keislaman sehingga tanpa terasa penduduk sudah memepelajari agama islam dengan senang hati tanpa paksaan. Sunan Bonang membuat tembang yang dikenal dengan tembang Tombo Ati / Penyembuh Hati. Berikut Syair Tembang Tombo Ati :

Tamba ati iku limo sakwarnane,

Maca Qur’an angen-angen sak maknane,

Kaping pindho salat wengi lakonana,

Kaping telu wong kang sholeh kancanana

Kaping papat kudhu etheng ingkang luwe,

Kaping lima zikir wengi ingkang suwe,

Artinya :

Obat hati itu ada lima jenis,

Pertama, membaca Al-Qur’an dengan mengerti artinya,

Kedua, mengerjakan sholat malam (sholat Tahajud),

Ketiga, sering bersahabat dengan orang sholeh (berilmu),

Keempat, harus sering berprihatin (puasa),


(56)

53

Karena beliau sering menggunakan alat kesenian bonang dalam berdakwah maka masyarakat memberinya gelar Sunan Bonang.34

Sunan Bonang wafat pada tahun 1525 Masehi. Sunan Bonang meninggal di desa Lasem Jawa Tengah. Jenazahnya diambil oleh santri-santri Sunan bonang yang dari madura dan akan dibawa ke madura namun di tengah perjalanan tepatnya diperairan Tuban perahu para santri kandas dan pada akhirnya sunan bonang dimakamkan di Tuban namun, para santri beliau yang dari madura diizinkan membawa kain kafannya saja untuk dibawa pulang ke madura. Sehingga makam sunan bonang yang sering diziarahi masyarakat ialah makam yang berada di Tuban.

Ada tiga tempat yang menjadi lokasi makam Sunan Bonang. Lokasi pertama yaitu makam di belakang Masjid Agung Tuban, Jawa Timur. Di tempat ini juga terdapat bangunan sederhana “Astana

Masjid Sunan Bonang”. Di dekat Astana tersebut letak makam Sunan Bonang.

Lokasi kedua, yaitu petilasan di sebuah bukit di pantai utara Jawa, antara Rembang dan Lasem, tempat yang dikenal sebagai Bonang, dan ditempat ini hanya terdapat pasujudan saja.

Lokasi ketiga, makam Sunan Bonang di tambak kramat, Pulau Bawean. Ditempat ini diyakini bahwa hanya kain kafan Sunan Bonang yang di makamkan.

34 Maman Abdul Djaliel. Keteladanan dan Perjuangan Wali Songo dalam Menyiarkan Islam di Tanah Jawa, (Bandung : Pustaka Setia, 2012). Hal 96-98.


(57)

54

Sehingga Letak makam Sunan Bonang yang selama ini dikunjungi oleh banyak peziarah dan diyakini makam Sunan Bonang yang asli berada di Kota Tuban.35

8. Sejarah Ekonomi Masyarakat Kelurahan Kutorejo

Perekonomian masyarakat Kelurahan Kutorejo mayoritas sebagai pedagang dan wirausaha lainnya, karena Kelurahan ini tidak memiliki lahan untuk bercocok tanam. Sehingga berbagai tempat pariwisata yang berada di Kelurahan ini menjadi peluang yang tepat bagi masyarakat untuk berwirausaha.

Perkembangan perekonomian masyarakat berjalan seiring dengan perkembangan pariwisata yang ada di sini, dalam hal ini wisata religi Sunan Bonang Tuban. wisata religi Sunan Bonang sekitar sepuluh tahun yang lalu belum begitu ramai dikunjungi oleh para peziarah, namun pada lima tahun terakhir sekitar tahun 2010 wisata religi Sunan Bonang sudah ramai dikunjungi oleh para peziarah. Banyaknya para peziarah yang datang ke makam Sunan Bonang menyebabkan perubahan perekonomian warga. Dari kondisi ini warga sekitar mulai berramai-ramai berwirausaha disekitar lokasi makam Sunan Bonang, sehingga banyak bermunculan para pedagang yang mendirikan lapak di depan musium kambang putih Tuban dan rumah-rumah masyarakat sendiri.

35 Wawancara dengan Bapak H. Abdul Mukhid (Juru Kunci atau Juru Tamu Makam Sunan


(58)

55

Adanya program pemerintah yang mengalihkan tempat parkir bus pariwisata sekitar lima tahun yang lalu menyebabkan adanya peluang bagi mayarakat untuk menarik becak dan membawa penumpang sampai di depan musium kambang putih Tuban. Kepopuleran wisata religi Sunan Bonang ini di sebabkan karena ada program pemerintah Kabupaten yang menjadikan Tuban Bumi Wali, karena ada dua wali yang dimakamkan di Tuban yakni makam Sunan Bonang dan makam Asmoro Qondi. Kondisi ini sangat menguntungkan masyarakat sekitar apabila masyarakat melakukan tindakan untuk memanfaatkannya, sehingga perekonomian masyarakat menjadi meningkat dan akan muncul kesejahteraan ekonomi.

B.Deskripsi Hasil Penelitian

1. Masyarakat memanfaatkan wisata religi Sunan Bonang a. Jenis Wirausaha di Sekitar Makam Sunan Bonang

Masyarakat selalu melakukan inovasi atau kreasi dalam memanfaatkan peluang yang ada di sekitar mereka sehingga dapat menghasilkan uang atau dapat mencukupi perekonomian mereka. Pada kondisi ini masyarakat membuka berbagai jenis usaha di sekitar makam Sunan Bonang. Masyarakat membuka berbagai macam usaha disekitar Makam Sunan Bonang seperti berjualan pakaian, makanan, aksesoris serta usaha-usaha lainnya. dibawah ini berbagai jenis usaha yang dilakukan oleh masyarakat :


(59)

56

1. Toko Pakaian

Masyarakat berjualan pakaian yang lokasinya di sekitar Makam Sunan Bonang dan memanfaatkan rumah mereka sebagai toko. Banyak masyarakat Kelurahan Kutorejo yang rumahnya berdekatan dengan Makam Sunan Bonang mereka membuka toko dirumahnya sendiri dan menjadi toko permanen. Seperti yang dikatakan ibu Warni yang berusia 45 tahun dan warga kelurahan Kutorejo Gang 4.

“Aku mbukak Usaha toko niki sampun dangu mbak, niki usaha

kulo piyambak, soale omah ku cedak karo makam Sunan Bonang dadine aku mbukak toko dodolan klambi. Klambi seng tak dol klambi teko Tuban dewe seng rupane klambi batik tulis gedog. Enten paguyuban seng ngatur lan enten iurane tiap bulan. Kulo ngeroso seneng saget sadean ten mriki soale Mbah Sunan Bonang sampun kapundut tapi saget nguwei panguripan

kangge tiang katah.“.36

(Saya membuka usaha toko ini sudah lama mbak, ini usaha saya pribadi, karena rumah saya yang berdekatan dengan makam Sunan Bonang jadi aya buka toko dan berjualan baju batik tulis gedok. Saya berjualan baju batik tulis gedog karena merupakan baju khas Tuban atau produk lokal masyarakat Tuban. jualan disini ada paguyuban yang mengaturnya, didata dari paguyuban dan ada iuran setiap bulannya. Saya merasa senang bisa berjualan disekitar lokasi makam Sunan Bonang ini, karena Mbah Sunan Bonang sudah meninggal namun beliau masih bisa memberikan kehidupan bagi orang banyak.)

Jadi ibu Warni adalah salah satu dari warga asli kelurahan kutorejo yang membuka toko pakaian dirumahnya sendiri karena lokasi rumahnya yang berdekatan dengan makam Sunan


(60)

57

Bonang. Toko ini sudah turun temurun dari dulu sehingga bangunan toko ini merupakan bangunan permanen.

2. Warung makanan

Peluang usaha yang dimiliki oleh masyarakat untuk memanfaatkan lokasi wisata religi Sunan Bonang cukup banyak salah satunya ialah dengan cara membuka warung makan. Membuka usaha warung makan dilakukan oleh Ibu Lilis warga asli Kelulahan Kutorejo. Seperti yang dikatakan Ibu Lilis warga Kelurahan Kutorejo Gang 4 yang berusia 35 tahun,

“Kulo mbukak warung niki mergane wes akeh seng dodolan

klambi, dadine aku mbukak usaha liyane. Warung maem enten ten mriki sampun lumayan dangu awet almarhumah ibuk kulo. niki warung kulo piyambak, soale omah kulo ten mriki nggeh meniko ten gang 4 lokasi makam Sunan Bonang. Niki warung warisan, dan alhamdulillah rame, Mbah Sunan Bonang iku wes kapundut tapi saget nguripi tiyang katah. Kulo saget merdamel angsal nyotro nggeh amargi merdamel mbukak warung sekol

niki ten sekitar makam Sunan Bonang niki”.37

(saya membuka warung makan ini karena sudah banyak orang yang berjualan baju jadi saya membuka usaha lainnya. warung makan ini ada disini sudah lumayan lama dari almarhumah ibuk saya dulu. Ini warung makan saya sendiri, karena rumah saya ya disini di Gang 4 yang merupakan lokasi makam Sunan Bonang. Ini warung warisan dan Alhammdulillah rame, Mbah Sunan Bonang itu sudah meninggal tapi bisa memberi rizki bagi orang banyak. Karena saya dapat bekerja dan mendapat uang ya dari kerja berupa membuka usaha warung makan ini disekitar makam Sunan Bonang).

Jadi menurut ibu Lilis banyak orang membuka usaha berupa warung makan disekitar makam Sunan Bonang ialah merupakan warung warisan dari leluhurnya karena rumah beliau


(61)

58

yang berada dilokasi makam Sunan Bonang. Sehingga banyak masyarakat asli kelurahan Kutorejo membuka warung makan di rumah mereka sendiri-sendiri.

Selain membuka warung makan ada juga yang jualan makanan ringan dan jajanan yang biasanya dibuat oleh-oleh bagi para peziarah yang berkunjung ke makam Sunan Bonang. Seperti Hendra warga Kutorejo pemilik lapak yang berjualan makanan Ringan. Berikut kata beliau saat peneliti wawancarai.

Saya berjualan disini sudah lama sekali, namun pada tahun 2012 ada peraturan dari Pemerintah Tuban dilarang untuk berjualan di depan Musium Kambang putih Tuban. maka saya dan beberapa pedagang lainnya berusaha untuk mempertahankan lapak dagangan kami maka, dibentuklah kelompok paguyuban para pedagang kaki lima (PKL) yang berada didepan Musium Kambang Putih. penghasilan yang saya peroleh dengan berjualan makanan ringan di sini setiap minggunya sekitar kurang lebih 5 juta rupiah. Maka dengan kondisi ini saya bisa merasakan berkah dari Sunan bonang dan saya merasa senang dengan keberadaan makam Sunan bonang di Kelurahan saya.38

Jadi Ibu Lilis dan Hendra adalah masyarakat Kelurahan Kutorejo yang berwirausaha di sekitar makam Sunan Bonang.

38 Wawancara dengan Hendra (Penjual Makanan Ringan), di toko beliau, 20 April 2015,


(62)

59

3. Jual Aksesoris

Lokasi sekitar makam Sunan Bonang merupakan tempat yang strategis untuk membuka berbagai macam usaha. Jenis usaha yang ada disini selain toko yang dijual selain pakaian batik Gedog dan berbagai jenis makanan ada juga yang berjualan berbagai macam aksesoris. Aksesoris yang dijual di tempat ini berbagai macam mulai gelang, kalung, dan gantungan kunci yang bergambar sunan bonang serta berbagai macam aksesoris lainnya. seperti yang dikatakan oleh ibu Kholifah usia 35 tahun seorang pedagang aksesoris warga Kelurahan Kutorejo RT 7.

“Kulo sadean ten lokasi makam Sunan Bonang niki, nggeh

sadean gelang-gelang mainan, kalung mainan, bros, gandul kunci. Kulo sadean ten mriki sampun dangu sekitar kurang luwehe sedoso tahun. Alhamdulillah mbak kulo saget sadean ten lokasi niki, kolo angsal penghasilan lumayan katah, tur nggeh

cedak kaleh griyo kulo”.39

(Saya jualan di lokasi makam sunan bonang ini, jualan gelang-gelang mainan, kalung mainan, bros serta gantungan kunci. Saya jualan di sini sudah lama kurang lebih sekitar sepuluh tahun. alhamdulillah saya dapat berjualan dilokasi ini, serta saya dapat penghasilan yang lumayan banyak dan juga dekat dari rumah.)

Dari keterangan yang disampaikan oleh ibu Kholifah, maka bisa dilihat bahwa beliau sangat merasa senang karena rumahnya berada didekat makam Sunan Bonang serta dapat berjualan disekitar makam. Dari sinilah kehidupan sebagian


(1)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Joko Subagyo. 2004. Metode Penelitian dalam Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1994. Jakarta: Balai Pustaka. Mattew B. Milles dan A.Michael Huberman. 1984. Analisis Data

Kualitatif, Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Jakarta:Universitas Indonesia.

Maman Abdul Djaliel, Maman. Keteladanan dan Perjuangan Wali Songo dalam Menyiarkan Islam di Tanah Jawa, Bandung : Pustaka Setia, 2012.

Nyoman S. Pendit. 2002. Ilmu Pariwisata sebuah Pengantar Perdana.Jakarta : Pradya Paramita.

Narwoko, J. Dwi& Bagong Suyanto. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan cetakan ke-5, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2011.

Pius A Partanto, M. Dahlan Al Barry, Pius A Partanto. 2001. Kamus Ilmiah Populer.Surabaya: Arkola.

Pitana, I Gde dan Putu G. Gayatri. Sosiologi Pariwisata, Yogyakarta : ANDI, 2007.

Rukminto Adi, Isbandi. Psikologi, Pekerjaan Sosialdan Ilmu Kesejahteraan Sosial, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1994. Sumadi Suryabrata, Sumadi. 1998. Metodologi Penelitian. Jakarta:


(2)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Sugiono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Wahab, Salah.Manajemen Kepariwisataan diterjemah. Jakarta: Pradnya Paramita, 2003.


(3)

WISATA RELIGI SUNAN BONANG DAN KESEJAHTERAAN EKONOMI MASYARAKAT KELURAHAN KUTOREJO KECAMATAN

TUBAN KABUPATEN TUBAN “SKRIPSI”

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Ilmu Sosial (S. Sos) Dalam Bidang Sosiologi

Oleh:

NURUL KHAFIDHOH

B75211092

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

JURUSAN ILMU SOSIAL

PROGAM STUDI SOSIOLOGI


(4)

(5)

(6)