Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tanggung Jawab Organ Perseroan Terbatas dalam Kasus-Kasus Kepailitan T2 322010010 BAB IV

BAB IV
PENUTUP

A.

Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan adalah:
1. Variasi pertimbangan hakim terkait doktrin ultra vires
dalam memutus 5 (lima) kasus kepailitan tersebut terkait
dengan (1) Terbukti atau tidak terbuktinya tindakan ultra
vires dalam kasus tersebut; (2) Jika terbukti, maka
seberapa besar pengaruh tindakan ultra vires tersebut
sebagai menjadi dasar bagi hakim untuk menentukan
besarnya tanggung jawab Organ Perseroan dibanding
tanggung

jawab

Perseroan

atas


terjadinya

kepailitan

Perseroan; (3) Besarnya tanggung jawab Organ Perseroan
menyebabkan hal tersebut menjadi dasar pertimbangan
hakim untuk menyatakan Perseroan bertanggung jawab
sepenuhnya atas kepailitan yang terjadi pada Perseroan;
atau sebaliknya Organ Perseroan bertanggung jawab
sepenuhnya sampai ke harta pribadi berdasarkan piercing
the

corporate

veil;

(4)

Apabila


Perseroan

terbukti

bertanggung jawab penuh atas utang maka permohonan
pailit dikabulkan; sebaliknya jika Organ Perseroan terbukti
bertanggung jawab secara pribadi (personal liability) atas
utang, maka permohonan pailit ditolak; dan (5) Tanggung
jawab pribadi (personal liability) berdasarkan piercing the
corporate veil Organ Perseroan tidak terwadahi dalam
putusan hakim, sehingga tanggung jawab pribadi (personal

228

liability) Organ Perseroan tidak bisa dieksekusi walaupun
sudah terbukti dalam proses persidangan.
Dalam pertimbangannya terkait tanggung jawab Organ
Perseroan dalam kepailitan, hakim lebih sering memakai
pendekatan


doctrinal

based

reasoning.

Rule

based

reasoning dan principle based reasoning, jarang digunakan.
2. Tanggung jawab organ perseroan pada dalam kepailitan
didasarkan pada batas Tanggung Jawab masing-masing
Organ Perseroan adalah: (1) Tanggung jawab terbatas bagi
Pemegang Saham; (2) Tanggung jawab sesuai kewenangan
bagi

Anggota


Direksi

kewenangan

bagi

prinsipnya,

selama

bertindak

sesuai

(3)

Tanggung

Anggota


Dewan

batas

sesuai

Komisaris.

masing-masing
dengan

Jawab

Pada

Organ

Perseroan

tanggung


jawabnya

(intravires) maka tidak diberlakukan tanggung jawab
secara pribadi (personal liability) berdasarkan doktrin
piercing the corporate veil.
3. Tindakan

ultra

menyebabkan
dengan

vires

Anggota

permohonan

alasan


tidak

Direksi

pernyataan

memenuhi

seringkali

pailit

unsur

ditolak

pembuktian

sederhana (summarily proving), khususnya mengenai siapa

debitor.
4. Tanggung jawab secara tanggung renteng merupakan
solusi penanggulangan kepailitan Perseroan yang terjadi
akibat

tindakan

ultra vires

Anggota

Direksi

sebagai

cerminan dari keadilan korektif (corrective justice) terhadap
kreditor, debitor, maupun Organ Perseroan terkait.

229


5. Kepailitan

seharusnya

bisa

dicegah

apabila

Direksi

menyertakan fungsi Dewan Komisaris pada saat hendak
memutuskan hal-hal yang bersifat strategis sebagai salah
satu upaya penerapan prinsip Good Corporate Governance.

B.

Saran
Saran penulis terkait tanggung jawab Organ Perseroan dalam

kasus-kasus kepailitan
1.

Dalam memutus kasus kepailitan terkait tanggung jawab
Organ Perseroan, sebaiknya hakim memperhatikan tiga
pendekatan yaitu rule based reasoning, doctrinal based
reasoning, principle based reasoning.

2.

Dalam

putusannya,

hakim

seharusnya

mewadahi


tanggung jawab Organ Perseroan baik dalam bentuk
tanggung jawab secara pribadi maupun secara tanggung
renteng dengan Perseroan, sesuai dengan perbandingan
tanggung jawab antara Perseroan dan Organ yang terbukti
dalam persidangan.
3.

Dalam kasus kepailitan Perseroan, seringkali terjadi
ketidakjelasan

mengenai

siapa

debitor,

sehingga

permohonan pernyataan pailit ditolak. Agar kreditor bisa
mencegah terjadinya ketidakjelasan dalam pembuktian
mengenai siapa debitor dari piutangnya, maka sebaiknya
dalam memberikan pinjaman diperlukan kehati-hatian
pembuatan perjanjian utang-piutang, terutama mengenai
kewenangan subjek yang mengadakan perjanjian; apakah
subjek tersebut bertindak dengan otoritas yang sah atau
tidak;

230

4.

Konsep pembuktian sederhana mengenai siapa debitor
perlu

dikaji

lebih

lanjut

di

kalangan

Pengkajian yang dilakukan terkait dengan

akademisi.
mengapa

konsep pembuktian sederhana mengenai siapa debitor
seringkali

menjadi

alasan

hakim

untuk

menolak

permohonan pailit.
5.

Untuk mencegah terjadinya kepailitan, Direksi seyogyanya
menyertakan fungsi Dewan Komisaris pada saat hendak
memutuskan hal-hal yang bersifat strategis sebagai upaya
penerapan prinsip Good Corporate Governance.

231