PENGARUH KETERBUKAAN DIRI ANAK KEPADA ORANG TUA DAN GAYA MENDIDIK ORANG TUA TERHADAP KENAKALAN Pengaruh Keterbukaan Diri Anak Kepada Orang Tua Dan Gaya Mendidik Orang Tua Terhadap Kenakalan Anak Di Sekolah Pada Siswa Kelas X SMAN 2 Karanganyar.
i
PENGARUH KETERBUKAAN DIRI ANAK KEPADA ORANG TUA
DAN GAYA MENDIDIK ORANG TUA TERHADAP KENAKALAN
ANAK DI SEKOLAH (di SMAN 2
Karanganyar Kelas X)
NASKAH PUBLIKASI
SKRIPSI
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Jenjang Strata I
pada Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Oleh :
DAMAN SETIAWAN
L 100090079
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
ii
iii
ABSTRAK
Daman Setiawan L 100090079 PENGARUH KETERBUKAAN DIRI ANAK
KEPADA ORANG TUA DAN GAYA MENDIDIK ORANG TUA
TERHADAP KENAKALAN ANAK DI SEKOLAH (Studi Korelasi di
SMAN 2 Karanganyar Kelas X) Fakultas Komunikasi Dan Informatika
Konsentrasi public relation marketing Komunikasi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Peran orang tua sangat penting dalam memantau perkembangan anak di
rumah maupun di sekolah untuk mencegah tindak kenakalan anak. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menjelaskan hubungan antara keterbukaan diri anak
kepada orang tua dan gaya mendidik orang tua dengan kenakalan anak di sekolah.
Metode penelitian menggunakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan
korelasional. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 2
Karanganyar yang berjumlah 178 siswa. Sampel penelitian adalah sebagian dari
siswa kelas X SMA Negeri 2 Karanganyar yaitu 64 orang siswa. Teknik sampling
menggunakan Random Samping, yaitu pengambilan secara acak. Teknik
pengumpulan data menggunakan kuesioner. Uji instrumen penelitian
menggunakan uji validitas dan reliabilitas. Teknik analisis data menggunakan
analisis korelasi ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Ada korelasi
positif antara keterbukaan diri anak kepada orang tua dengan penurunan tingkat
kenakalan anak di sekolah pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Karanganyar tahun
pelajaran 2014/2015. Semakin tinggi intensitas keterbukaan diri anak kepada
orang tua, maka semakin rendah tingkat kenakalan anak di sekolah. Sebaliknya
semakin rendah intensitas keterbukaan diri anak kepada orang tua, maka semakin
tinggi tingkat kenakalan anak di sekolah; 2) Ada korelasi positif antara gaya
mendidik orang tua dengan penurunan tingkat kenakalan anak di sekolah pada
siswa kelas X SMA Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2014/2015. Semakin
baik gaya mendidik yang dilakukan orang tua, maka semakin rendah tingkat
kenakalan anak di sekolah. Sebaliknya semakin kurang baik gaya mendidik yang
dilakukan orang tua, maka semakin tinggi tingkat kenakalan anak di sekolah; 3)
Ada korelasi positif antara keterbukaan diri anak kepada orang tua dan gaya
mendidik orang tua dengan penurunan tingkat kenakalan anak pada siswa kelas X
SMA Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2014/2015. Semakin tinggi
keterbukaan diri anak kepada orang tua dan semakin baik ga ya mendidik orang
tua, maka semakin rendah tingkat kenakalan anak di sekolah.
Kata Kunci: keterbukaan diri anak kepada orang tua, gaya mendidik orang
tua, kenakalan anak di sekolah
1
iv
keduanya. Apabila orang tua dan
A. Pendahuluan
Keluarga
menjadi tempat
anak menjalin suatu komunikasi
pertama kali anak mendapatkan
antar pribadi yang baik, maka hal
pendidikan.
tersebut
Keluarga
menjadi
juga
akan
dapat
dasar pembentukan kepribadian,
mempengaruhi kenakalan anak-
tingkah laku, watak, moral dan
anaknya.
pendidikan anak. Keluarga yang
keluarga dalam lingkup orang tua
ideal adalah keluarga yang dapat
bertujuan
menjalankan peran dan fungsi
menasihati, dan menyenangkan
keluarga dengan baik sehingga
anak-anak.
akan
berkomunikasi dengan orang tua
terwujud
hidup
yang
sejahtera.
adalah
Upaya
untuk
Komunikasi
untuk
dalam
mendidik,
Sedangkan
mendapatkan
anak
saran,
dapat
masukan, dan nasihat dari orang
mewujudkan keluarga sejahtera,
tua. Komunikasi orang tua dengan
faktor keluarga yang mempunyai
anak dilakukan agar terjalin suatu
peran penting adalah penerapan
keharmonisan di dalam keluarga.
pola asuh orang tua (Sipahutar,
(Priyatna, 2012:15)
2009: 24).
Komunikasi antar pribadi
Komunikasi
interpersonal
terkait
dengan
teori
atau komunikasi antar pribadi
pengungkapan diri, teori ini juga
antara
dapat
orang
tua
dan
anak
dikatakan
sebagai
self
diharapkan terjalin menjadi suatu
disclosure.
hubungan
self disclosure merupakan suatu
yang
baik
antar
Adapun
pengertian
2
jenis
komunikasi
untuk
mengungkapkan
suatu
keharmonisan
antara
informasi
keduannya. Menurut Derlega dkk,
tentang diri sendir i yang biasanya
seseorang tidak akan membuka
disembunyikan.
diri kepada orang-orang yang
Self
disclosure
komunikasi
untuk
pengakuan
diri
adalah
disukai
atau
dicintai,
dan
menyatakan
seseorang tidak akan membuka
Self
diri kepada orang yang tidak
jenis
disukai. Pengungkapan diri akan
komunikasi yang tidak hanya
dapat meminimalisir kenakalan
menyertakan
tetapi
yang akan dilakukan anak pada
juga terdapat maksud dari bahasa
masa yang akan datang. Jika anak
non-verbal,
membuka
membuka diri tentang kenakalan
rahasia kepada teman dekat dan
yang pernah dialami di sekolah
melakukan
kepada
kepada orang tua, maka orang tua
publik saat acara talk show di
akan mendidik anaknya agar lebih
televisi (Devito, 2006:103).
baik (Devito, 2006:63).
disclosure
sendiri.
adalah
pernyataan
seperti
pengakuan
Pengungkapan
yang
Orang tua berperan dalam
dilakukan anak kepada orang tua
mendidik dan membimbing anak
akan
informasi
agar menjadi pribadi yang baik.
tentang semua apa yang dilakukan
Gaya mendidik orang tua akan
anak. Anak mau mengungkapkan
bekerja
semua yang disembunyikan dari
diterapkan
orang tua jika sebelumnya terjadi
individu dan dalam situasi yang
memberikan
diri
sangat
pada
baik
ketika
anak
secara
3
spesifik sehingga dapat terbina
tua menentukan apa yang boleh
hubungan yang baik antar remaja
dan tidak boleh dilakukan oleh
dan orang tua (Sipahutar, 2009).
anak. Gaya permisif merupakan
Hubungan yang baik antara
orang
tua
dan
anak
akan
gaya mendidik yang berlawanan
dengan
gaya
otoriter.
Gaya
membantu pembinaan diri anak
permisif
dalam upaya menyelesaikan setiap
keinginan anak, artinya kendali
tugas perkembangannya, sehingga
berada di tangan anak. Anak
anak paham tentang dirinya dan
menentukan apa yang dilakukan,
menjadi pribadi yang baik, serta
apa yang harus dikerjakan dan
tidak melakukan tindak kenakalan
di sekolah.
29-32) ada 4 gaya mendidik orang
yaitu:
otoriter,
penelantaran,
dan
permisif,
demokrasi.
Gaya otoriter merupakan gaya
mendidik
orang
berperilaku
seperti
tua
yang
seorang
komandan kepada anak buahnya.
Gaya
ototiter
menuntut
anak
untuk selalu mengikuti perintah
dan tidak ada tawar menawar
antara orang tua dan anak. Orang
mengikuti
seterusnya.
Berdasarkan
Menurut Wanda (2011:
tua
selalu
pada
fakta
yang diperoleh dari data dan hasil
wawancara
guru
Konseling
(BK)
Karanganyar,
Bimbingan
SMA
bahwa
N
2
tingkat
kenakalan di SMA tersebut masih
menjadi
permasalahan
bagi
sekolah karena banyaknya tata
tertib sekolah yang dilanggar oleh
siswa.
Hal
ini
menunjukkan
kategori kenakalan siswa sudah
mulai dilakukan secara terbuka.
4
Kategori kenakalan anak di SMA
melakukan tindak kenakalan yan
N 2 Karanganyar ini menurut
berat,
buku tata tertib di antaranya
memberikan
adalah:
berupa dikeluarkan dari sekolah.
membolos,
berkelahi,
maka
pihak
hukuman
sekolah
terberat
mengumpat, berani kepada guru,
Mengacu pada uraian latar
merokok, minum- minuman keras
belakang masalah di atas, maka
dan masih banyak lainnya.
permasalahan dalam penelitian ini
Pemberian
hukuman
dirumuskan sebagai berikut:
diberikan sesuai dengan tingkat
”Bagaimanakah hubungan antara
pelanggaran atau kenakalan yang
keterbukaan diri anak kepada
dilakukan oleh siswa. Jika jenis
orang tua dan gaya mendidik
pelanggaran yang ringan seperti;
orang
membawa
kenakalan anak di sekolah? “
handphone,
tua
dengan
tingkat
meninggalkan pelajaran tanpa ijin
B. Tujuan Penelitian
guru,
tidak
memakai
Mengacu pada rumusan
perlengkapan sekolah, murid tetap
masalah di atas, maka penelitian
diberi sangsi tetapi tidak sangsi
ini bertujuan untuk:
berat
melainkan
mendapatkan
1. Untuk menjelaskan hubungan
point. Jika point tersebut melebihi
keterbukaan diri anak kepada
batas, maka orang tua dari anak
orang tua denga n kenakalan
tersebut akan dipanggil ke sekolah
anak di sekolah.
untuk keterangan tindak lanjut.
2. Untuk menjelaskan hubungan
Tetapi
jika
siswa
terbukti
gaya
mendidik
orang
tua
5
dengan
tingkat
kenakalan
anak di sekolah.
jumlah sampel atau responden
didasarkan
pada
pertimbangan
3. Untuk menjelaskan hubungan
tingkat keyakinan 0,90 dengan
keterbukaan diri anak kepada
nilai a (level of significancy) =
orang tua dan gaya mendidik
0,10 (10%) sehingga diharapkan
orang
besarnya kesalahan tidak sampai
tua
dengan
tingkat
kenakalan anak di sekolah.
10%,
maka
sebanyak
penelitian
menggunakan metode kuantitatif
jenis korelasional yang berusaha
mengungkapkan
sampel
siswa.
Teknik
64
sampling menggunakan Random
C. Metode Penelitian
Metode
didapat
hubungan
Samping,
yaitu
pengambilan
secara acak.
Teknik pengumpulan data
menggunakan
survey
dengan
kuesioner
kepada
korelatif antar variabel. Lokasi
memberikan
yang digunakan sebagai bahan
responden
penelitian adalah di SMA Negeri
Instrumen
2
Populasi
validitas dan reliabilitas. Analisis
penelitian adalah seluruh siswa
regresi ganda dilakukan untuk
kelas
mengetahui pengaruh dua variabel
Karanganyar.
X
SMA
Negeri
2
secara
langsung.
kuesioner
terhadap
diuji
Karanganyar yang berjumlah 178
independen
variabel
siswa. Sampel penelitian adalah
dependen. Selanjutnya dilakukan
sebagian dari siswa kelas X SMA
analisis korelasi, uji t, uji F, dan
Negeri 2 Karanganyar. Penetapan
uji koefisien determinasi (R2 ).
6
D. Hasil
Penelitian
dan
orang tua berpengaruh terhadap
Pembahasan
Hasil uji hipotesis dengan
analisis
orang tua dan gaya mendidik
regresi
linier
kenakalan anak di sekolah.
ganda
1. Hubungan keterbukaan diri
dengan bantuan Program SPSS
anak dan orang tua dengan
for
tingkat kenakalan anak di
Windows
menunjukkan
Release
hasil
15.0
sebagai
sekolah
berikut:
Hasil
Tabel 1
Hasil Analisis Regresi Linier
Berganda
Konstanta
Keterbukaa
n diri anak
kepada
orang tua
Gaya
mendidik
orang tua
R2
F
Statistik
analisis
korelasi
memperoleh nilai rx1y = -0,637
diterima pada taraf signifikansi
KorelasiKoefisien thitung
Sig
83,854
-0,637 -0,546 -2,856 0,006
5%. Artinya keterbukaan diri anak
kepada orang tua berhubungan
-0,678
-0,718
-3,890 0,000
negatif dengan kenakalan anak di
sekolah dan hipotesis minor a
0,524
33,572
0,000
Sumber: data primer diolah
Dari hasil analisis dapat disusun
model persamaan:
Y = 83,854 – 0,546.X1 – 0,718.X2
(-2,856)** (-3,890)**
Keterangan:
( ..) menunjukkan nilai thitung
** menunjukkan signifikan pada ? =1%
Persamaan menunjukkan bahwa
keterbukaan diri anak kepada
diterima. Hal ini berarti semakin
tinggi intensitas keterbukaan diri
yang
dilakukan
anak
kepada
orang tua maka tingkat kenakalan
anak di sekolah menjadi semakin
rendah.
Sebaliknya
semakin
rendah intensitas keterbukaan diri
yang
dilakukan anak
kepada
orang tua maka tingkat kenakalan
7
Hubungan antara orangtua
anak di sekolah menjadi semakin
dan anak merupakan hubungan
tinggi.
Kebiasaan
terbuka
anak
kepada
orang
yang
antar pribadi (interpersonal). Saad
tua
(2003) menyatakan suatu kualitas
berpengaruh dalam membentuk
hubungan
perilaku anak ke arah positif
memberikan pengaruh terhadap
sehingga
perilaku anak. Hubungan orangtua
dapat
meminimalisir
antar
dengan
anak
pribadi
seyogyanya
kenakalan
anak
di
sekolah.
Menurut
Rakhmat
(1996)
dilakukan dalam prinsip saling
membantu
menjalin suatu komunikasi yang
menjadi
baik dan membangun relasi yang
keterbukaan
jalannya
efektif,
diri
komunikasi
menciptakan
hubungan
mendorong
adanya
yang lebih bermakna. Anak yang
sehat.
terbuka kepada orang tua, maka
komunikasi antara orangtua dan
konsep diri anak menjadi lebih
anak perlu dibina dengan baik
dekat dengan kenyataan. Konsep
karena
diri
perkembangan identitas diri pada
yang
terbentuk
oleh
pengalaman, maka anak akan
lebih terbuka untuk menerima
Oleh
hubungan
karena
dapat
itu,
membantu
remaja.
Sesuai dengan pendapat
pengalaman dan gagasan baru,
Purwadi
anak
sikap
pertumbuhan dan perkembangan,
dalam
serta pembentukan identitas anak
atau
sangat tergantung pada orangtua.
akan
defensif,
dan
memandang
orang lain.
mengindari
diri
cermat
sendiri
(2004),
proses
Antara orangtua dengan anak
8
harus
mampu
menjalin
baik
gaya
mendidik
yang
komunikasi yang baik sehingga
dilakukan orang tua maka tingkat
akan
kenakalan
berma nfaat
bagi
anak
di
sekolah
perkembangan emosi anak. Hal
menjadi
rendah.
ini penting untuk perkembangan
semakin
kurang
identitas
anak/remaja
mendidik yang dilakukan orang
sehingga nantinya tercapai suatu
tua maka tingkat kenakalan anak
identitas yang baik pada remaja.
di sekolah menjadi tinggi.
Orangtua
waktu
diri
harus
yang
menyediakan
cukup
Sebaliknya
baik
gaya
Hasil penelitian di atas
untuk
menunjukkan bahwa sifat dan
melakukan komunikasi dengan
perilaku anak dipengaruhi oleh
anaknya
gaya mendidik yang dilakukan
orang
2. Hubungan
gaya
tua.
Orang
tua
yang
mendidik
memanjakan anak atau menekan
orang
tua
dengan
tingkat
anak,
dapat
berakibat
buruk
kenakalan anak di sekolah
terhadap pribadi anak di masa
Dari hasil analisis korelasi
mendatang.
Jika
anak-anak
memperoleh nilai rx2y sebesar tumbuh dan dibesarkan dalam
0,678
diterima
pada
taraf
gaya pendidikan yang tidak tepat,
signifikansi 5%. Artinya gaya
maka
cenderung
mempunyai
mendidik orang tua berhubungan
konsep diri yang negatif seperti
negatif dengan kenakalan anak di
menjadi nakal, melakukan tindak
sekolah dan hipotesis minor b
kriminal, dan lain- lain. Sedangkan
diterima. Hal ini berarti semakin
9
gaya mendidik orang tua yang
gaya
positif
menumbuhkan
menerapkan konsep penerimaan,
konsep diri dan pemikiran yang
ada rasa saling percaya, dan ada
positif pula pada anak. Orang tua
kecocokan diantara orang tua dan
dengan
yang
anak, maka anak tersebut akan
demokratis dan permisif dalam
mampu melakukan penyesuaian
mendidik
lebih
diri dengan lebih baik, mandiri
meningkatkan harga diri anak,
dan berpandangan positif terhadap
sedangkan orang tua yang otoriter
diri sendiri.
atau
dapat
gaya
mendidik
anak
yang
akan
mendidik
yang
kurang
peduli/
anak,
terlalu
yang dibesarkan oleh keluarga
mengontrol, terlalu memanjakan,
yang terdapat ketidak cocokan
serta tidak memberikan aturan-
diantara
aturan yang jelas dan konsisten
keluarga nya,
jelas akan menurunkan tingkat
anak
harga diri anak, sehingga anak
menyesuaikan
akan melampiaskannya di luar
2011: 54). Hal ini berarti gaya
dengan berbagai bentuk perilaku
mendidik yang diterapkan orang
yang
tua berpengaruh terhadap konsep
menelantarkan
menyimpang
(Qumana.
2008).
Sebaliknya
baik,
kurang
anak-anak
anggota-anggota
maka
umumnya
mampu
diri
untuk
(Murtiyani,
diri pada anak untuk menjadi baik
Anak-anak
yang
dibesarkan oleh keluarga yang
orang tuanya mampu menerapkan
ataupun buruk.
Orang
tua
yang
memaksakan kehendak dengan
10
peraturan
yang
dibuat
untuk
sewaktu di rumah, namun anak
anaknya. Sebenarnya orang tua
akan melampiaskan kenakalan di
melakukan semua itu untuk tujuan
luar rumah.
baik yaitu menginginkan agar
Saat anak di luar rumah
anaknya tidak melakukan perilaku
mereka
menganggap
sudah
yang menyimpang. Dalam gaya
terbebas
dari
Anak
mendidik
ini
menjadi
mematuhi
peraturan,
sang
anak
mematuhi
anak
dipaksa
sehingga
terpaksa
peraturan
untuk
tersebut.
melakukan
kesempatan
keras,
ketidaksetujuannya
dengan
melakukan
tindak
kenakalan
remaja antara lain kebut-kebutan
di
melampiaskan
cenderung
perilaku yang menyimpang dan
Akibatnya ketika anak memiliki
ia
aturan.
jalan,
merokok,
dan
lain
minuman
sebagainya
(Murtiyani, 2011).
perilaku yang menjurs negatif.
Berdasarkan uraian di atas
Orang tua yang mendidik
maka gaya mendidik yang perlu
anak dengan gaya otoriter, sang
diterapkan oleh orang tua adalah
anak cenderung
gaya mendidik yang demokratis
lebih banyak
melakukan
kenakalan
atau
dibandingkan orang
tua
yang
mendengar pendapat dari anak
mendidik dengan gaya demokratis
dan memberikan pengertian yang
atau
lebih mudah dipahami pada anak.
permisif.
Melalui
gaya
permisif
yaitu
dengan
mendidik otoriter memang anak
3. Hubungan
menurut
perintah
orang
komunikasi
tua
organsiasi dan gaya mendidik
11
orang tua dengan kenakalan
47,6% lainnya dipengaruhi oleh
anak di sekolah
variabel lain yang tidak diteliti.
Berdasarkan
hasil
uji
Hal
analisis
hipotesis dengan regresi linier
menunjukkan
ganda
tinggi
dinyatakan
bahwa
di
bahwa
keterbukaan
atas
semakin
diri
anak
keterbukaan diri anak kepada
kepada orang tua yang diikuti
orang tua dan gaya mendidik
dengan gaya mendidik orang tua
orang tua secara bersama-sama
yang
berhubungan dengan kenakalan
kenakalan anak di sekolah akan
anak di sekolah dan hipotesis
semakin rendah.
mayor dinyatakan diterima.
baik,
maka
Intensitas
Hasil uraian uji hipotesis
tingkat
pengungkapan
diri anak kepada orang tua yang
dengan analisis regresi diperoleh
meningkat
nilai Fhitung > Ftabel (33,572 > 3,15)
pendidikan bagi anak. Orang tua
diterima pada taraf signifikansi
dapat
5%. Kemudian hasil analisis data
kepada anak menuju ke arah yang
memperoleh
lebih baik.
nilai
koefisien
dapat
memberikan
determinasi (R2 ) sebesar = 0,524,
menggunakan
artinya
disesuaikan
kenakalan
52,4%
anak
variasi
di
dari
sekolah
memberikan
karakteristik
Orang
daya
dengan
anak.
pengarahan
tua
dapat
mendidik
sifat
dan
Adapun
dipengaruhi oleh keterbukaan diri
bentuk-bentuk dari gaya mendidik
anak kepada orang tua dan gaya
dapat berupa dukungan dalam
mendidik orang tua, sedangkan
berbagai
hal
seperti
12
mendengarkan
keluhan
anak,
Dari hasil uji t dapat diketahui
kebutuhan
anak,
bahwa keterbukaan diri anak
fasilitas,
kepada orang tua memiliki
memberikan pengertian, dan lain-
thitung > ttabel yaitu -2,856 >
lain.
2,000
mendukung
menyediakan
Selanjutnya
intensitas
diterima pada
5%.
taraf
pengungkapan anak kepada orang
signifikansi
Hal
tua yang meningkat serta gaya
berarti
semakin
mendidik orang tua yang baik
intensitas
keterbukaan
akan dapat mengurangi tingkat
anak kepada orang tua, maka
kenakalan anak di sekolah.
semakin
rendah
ini
tinggi
diri
tingkat
kenakalan anak di sekolah.
Sebaliknya semakin rendah
E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis
dan
pembahasan
yang
telah
intensitas
keterbukaan
diri
anak kepada orang tua, maka
diuraikan, maka dapat diambil
semakin
kesimpulan sebagai berikut:
kenakalan anak di sekolah.
1. Ada korelasi positif antara
tinggi
tingkat
2. Ada korelasi positif antara
keterbukaan diri anak kepada
gaya
mendidik
orang
orang tua dengan penurunan
dengan
tingkat kenakalan anak di
kenakalan anak di sekolah
sekolah pada siswa kelas X
pada siswa kelas X SMA
SMA Negeri 2 Karanganyar
Negeri 2 Karanganyar tahun
tahun pelajaran 2014/2015.
pelajaran
penurunan
2014/2015.
tua
tingkat
Dari
13
hasil uji t dapat diketahui
pengujian
bahwa gaya mendidik orang
analisis regresi diperoleh nilai
tua memiliki thitung > ttabel yaitu
Fhitung > Ftabel (33,572 > 3,15)
-3,890 > 2,000 diterima pada
diterima
pada
taraf signifikansi 5%. Hal ini
signifikansi
5%.
berarti semakin baik gaya
berarti
mendidik
dijalankan
keterbukaan diri anak kepada
semakin
orang tua dan semakin baik
orang
tua,
yang
maka
hipotesis
dengan
taraf
Hal
semakin
tinggi
rendah tingkat kenakalan anak
gaya
di
maka semakin rendah tingkat
sekolah.
Sebaliknya
semakin kurang baik gaya
mendidik
orang
tua,
yang
maka
mendidik
ini
orang
tua,
kenakalan anak di sekolah.
dilakukan
semakin
DAFTAR PUSTAKA
tinggi tingkat kenakalan anak
di sekolah.
3. Ada korelasi positif antara
keterbukaan diri anak kepada
orang tua dan gaya mendidik
Devito, Joseph A. 2006. Human
Communication. Edisi Ke-V.
Jakarta: Alih bahasa oleh
Professional Book
Effendy, Onong Uchana. 2001. Ilmu
Komunikasi:
Teori
Dan
Praktek.
Bandung:
PT.
Remaja Rosdakarya
orang tua dengan penurunan
tingkat kenakalan anak pada
Kartono, Kartini. 2003. Patologi
Sosial 2: Kenakalan Remaja.
Jakarta. PT Raja Grafindo
siswa kelas X SMA Negeri 2
Karanganyar tahun pelajaran
2014/2015.
Dari
hasil
Liliweri, Alo. 2007. Komunikasi
Antar Pribadi. Bandung. PT.
Citra Aditya Bhakti.
14
Mulyana, D. 2004. Ilmu Komunikasi.
Bandung:
PT.
Remaja
Rosdakarya
Santrock, J.W. 2007. Perkembangan
Remaja. Jakarta: Erlangga
Supratiknya, A. 1995. Komunikasi
Antar
Pribadi, Tinjauan
Psikologis. Yogyakarta. PT
Kanisius
ii
PENGARUH KETERBUKAAN DIRI ANAK KEPADA ORANG TUA
DAN GAYA MENDIDIK ORANG TUA TERHADAP KENAKALAN
ANAK DI SEKOLAH (di SMAN 2
Karanganyar Kelas X)
NASKAH PUBLIKASI
SKRIPSI
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Jenjang Strata I
pada Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Oleh :
DAMAN SETIAWAN
L 100090079
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
ii
iii
ABSTRAK
Daman Setiawan L 100090079 PENGARUH KETERBUKAAN DIRI ANAK
KEPADA ORANG TUA DAN GAYA MENDIDIK ORANG TUA
TERHADAP KENAKALAN ANAK DI SEKOLAH (Studi Korelasi di
SMAN 2 Karanganyar Kelas X) Fakultas Komunikasi Dan Informatika
Konsentrasi public relation marketing Komunikasi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Peran orang tua sangat penting dalam memantau perkembangan anak di
rumah maupun di sekolah untuk mencegah tindak kenakalan anak. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menjelaskan hubungan antara keterbukaan diri anak
kepada orang tua dan gaya mendidik orang tua dengan kenakalan anak di sekolah.
Metode penelitian menggunakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan
korelasional. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 2
Karanganyar yang berjumlah 178 siswa. Sampel penelitian adalah sebagian dari
siswa kelas X SMA Negeri 2 Karanganyar yaitu 64 orang siswa. Teknik sampling
menggunakan Random Samping, yaitu pengambilan secara acak. Teknik
pengumpulan data menggunakan kuesioner. Uji instrumen penelitian
menggunakan uji validitas dan reliabilitas. Teknik analisis data menggunakan
analisis korelasi ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Ada korelasi
positif antara keterbukaan diri anak kepada orang tua dengan penurunan tingkat
kenakalan anak di sekolah pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Karanganyar tahun
pelajaran 2014/2015. Semakin tinggi intensitas keterbukaan diri anak kepada
orang tua, maka semakin rendah tingkat kenakalan anak di sekolah. Sebaliknya
semakin rendah intensitas keterbukaan diri anak kepada orang tua, maka semakin
tinggi tingkat kenakalan anak di sekolah; 2) Ada korelasi positif antara gaya
mendidik orang tua dengan penurunan tingkat kenakalan anak di sekolah pada
siswa kelas X SMA Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2014/2015. Semakin
baik gaya mendidik yang dilakukan orang tua, maka semakin rendah tingkat
kenakalan anak di sekolah. Sebaliknya semakin kurang baik gaya mendidik yang
dilakukan orang tua, maka semakin tinggi tingkat kenakalan anak di sekolah; 3)
Ada korelasi positif antara keterbukaan diri anak kepada orang tua dan gaya
mendidik orang tua dengan penurunan tingkat kenakalan anak pada siswa kelas X
SMA Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2014/2015. Semakin tinggi
keterbukaan diri anak kepada orang tua dan semakin baik ga ya mendidik orang
tua, maka semakin rendah tingkat kenakalan anak di sekolah.
Kata Kunci: keterbukaan diri anak kepada orang tua, gaya mendidik orang
tua, kenakalan anak di sekolah
1
iv
keduanya. Apabila orang tua dan
A. Pendahuluan
Keluarga
menjadi tempat
anak menjalin suatu komunikasi
pertama kali anak mendapatkan
antar pribadi yang baik, maka hal
pendidikan.
tersebut
Keluarga
menjadi
juga
akan
dapat
dasar pembentukan kepribadian,
mempengaruhi kenakalan anak-
tingkah laku, watak, moral dan
anaknya.
pendidikan anak. Keluarga yang
keluarga dalam lingkup orang tua
ideal adalah keluarga yang dapat
bertujuan
menjalankan peran dan fungsi
menasihati, dan menyenangkan
keluarga dengan baik sehingga
anak-anak.
akan
berkomunikasi dengan orang tua
terwujud
hidup
yang
sejahtera.
adalah
Upaya
untuk
Komunikasi
untuk
dalam
mendidik,
Sedangkan
mendapatkan
anak
saran,
dapat
masukan, dan nasihat dari orang
mewujudkan keluarga sejahtera,
tua. Komunikasi orang tua dengan
faktor keluarga yang mempunyai
anak dilakukan agar terjalin suatu
peran penting adalah penerapan
keharmonisan di dalam keluarga.
pola asuh orang tua (Sipahutar,
(Priyatna, 2012:15)
2009: 24).
Komunikasi antar pribadi
Komunikasi
interpersonal
terkait
dengan
teori
atau komunikasi antar pribadi
pengungkapan diri, teori ini juga
antara
dapat
orang
tua
dan
anak
dikatakan
sebagai
self
diharapkan terjalin menjadi suatu
disclosure.
hubungan
self disclosure merupakan suatu
yang
baik
antar
Adapun
pengertian
2
jenis
komunikasi
untuk
mengungkapkan
suatu
keharmonisan
antara
informasi
keduannya. Menurut Derlega dkk,
tentang diri sendir i yang biasanya
seseorang tidak akan membuka
disembunyikan.
diri kepada orang-orang yang
Self
disclosure
komunikasi
untuk
pengakuan
diri
adalah
disukai
atau
dicintai,
dan
menyatakan
seseorang tidak akan membuka
Self
diri kepada orang yang tidak
jenis
disukai. Pengungkapan diri akan
komunikasi yang tidak hanya
dapat meminimalisir kenakalan
menyertakan
tetapi
yang akan dilakukan anak pada
juga terdapat maksud dari bahasa
masa yang akan datang. Jika anak
non-verbal,
membuka
membuka diri tentang kenakalan
rahasia kepada teman dekat dan
yang pernah dialami di sekolah
melakukan
kepada
kepada orang tua, maka orang tua
publik saat acara talk show di
akan mendidik anaknya agar lebih
televisi (Devito, 2006:103).
baik (Devito, 2006:63).
disclosure
sendiri.
adalah
pernyataan
seperti
pengakuan
Pengungkapan
yang
Orang tua berperan dalam
dilakukan anak kepada orang tua
mendidik dan membimbing anak
akan
informasi
agar menjadi pribadi yang baik.
tentang semua apa yang dilakukan
Gaya mendidik orang tua akan
anak. Anak mau mengungkapkan
bekerja
semua yang disembunyikan dari
diterapkan
orang tua jika sebelumnya terjadi
individu dan dalam situasi yang
memberikan
diri
sangat
pada
baik
ketika
anak
secara
3
spesifik sehingga dapat terbina
tua menentukan apa yang boleh
hubungan yang baik antar remaja
dan tidak boleh dilakukan oleh
dan orang tua (Sipahutar, 2009).
anak. Gaya permisif merupakan
Hubungan yang baik antara
orang
tua
dan
anak
akan
gaya mendidik yang berlawanan
dengan
gaya
otoriter.
Gaya
membantu pembinaan diri anak
permisif
dalam upaya menyelesaikan setiap
keinginan anak, artinya kendali
tugas perkembangannya, sehingga
berada di tangan anak. Anak
anak paham tentang dirinya dan
menentukan apa yang dilakukan,
menjadi pribadi yang baik, serta
apa yang harus dikerjakan dan
tidak melakukan tindak kenakalan
di sekolah.
29-32) ada 4 gaya mendidik orang
yaitu:
otoriter,
penelantaran,
dan
permisif,
demokrasi.
Gaya otoriter merupakan gaya
mendidik
orang
berperilaku
seperti
tua
yang
seorang
komandan kepada anak buahnya.
Gaya
ototiter
menuntut
anak
untuk selalu mengikuti perintah
dan tidak ada tawar menawar
antara orang tua dan anak. Orang
mengikuti
seterusnya.
Berdasarkan
Menurut Wanda (2011:
tua
selalu
pada
fakta
yang diperoleh dari data dan hasil
wawancara
guru
Konseling
(BK)
Karanganyar,
Bimbingan
SMA
bahwa
N
2
tingkat
kenakalan di SMA tersebut masih
menjadi
permasalahan
bagi
sekolah karena banyaknya tata
tertib sekolah yang dilanggar oleh
siswa.
Hal
ini
menunjukkan
kategori kenakalan siswa sudah
mulai dilakukan secara terbuka.
4
Kategori kenakalan anak di SMA
melakukan tindak kenakalan yan
N 2 Karanganyar ini menurut
berat,
buku tata tertib di antaranya
memberikan
adalah:
berupa dikeluarkan dari sekolah.
membolos,
berkelahi,
maka
pihak
hukuman
sekolah
terberat
mengumpat, berani kepada guru,
Mengacu pada uraian latar
merokok, minum- minuman keras
belakang masalah di atas, maka
dan masih banyak lainnya.
permasalahan dalam penelitian ini
Pemberian
hukuman
dirumuskan sebagai berikut:
diberikan sesuai dengan tingkat
”Bagaimanakah hubungan antara
pelanggaran atau kenakalan yang
keterbukaan diri anak kepada
dilakukan oleh siswa. Jika jenis
orang tua dan gaya mendidik
pelanggaran yang ringan seperti;
orang
membawa
kenakalan anak di sekolah? “
handphone,
tua
dengan
tingkat
meninggalkan pelajaran tanpa ijin
B. Tujuan Penelitian
guru,
tidak
memakai
Mengacu pada rumusan
perlengkapan sekolah, murid tetap
masalah di atas, maka penelitian
diberi sangsi tetapi tidak sangsi
ini bertujuan untuk:
berat
melainkan
mendapatkan
1. Untuk menjelaskan hubungan
point. Jika point tersebut melebihi
keterbukaan diri anak kepada
batas, maka orang tua dari anak
orang tua denga n kenakalan
tersebut akan dipanggil ke sekolah
anak di sekolah.
untuk keterangan tindak lanjut.
2. Untuk menjelaskan hubungan
Tetapi
jika
siswa
terbukti
gaya
mendidik
orang
tua
5
dengan
tingkat
kenakalan
anak di sekolah.
jumlah sampel atau responden
didasarkan
pada
pertimbangan
3. Untuk menjelaskan hubungan
tingkat keyakinan 0,90 dengan
keterbukaan diri anak kepada
nilai a (level of significancy) =
orang tua dan gaya mendidik
0,10 (10%) sehingga diharapkan
orang
besarnya kesalahan tidak sampai
tua
dengan
tingkat
kenakalan anak di sekolah.
10%,
maka
sebanyak
penelitian
menggunakan metode kuantitatif
jenis korelasional yang berusaha
mengungkapkan
sampel
siswa.
Teknik
64
sampling menggunakan Random
C. Metode Penelitian
Metode
didapat
hubungan
Samping,
yaitu
pengambilan
secara acak.
Teknik pengumpulan data
menggunakan
survey
dengan
kuesioner
kepada
korelatif antar variabel. Lokasi
memberikan
yang digunakan sebagai bahan
responden
penelitian adalah di SMA Negeri
Instrumen
2
Populasi
validitas dan reliabilitas. Analisis
penelitian adalah seluruh siswa
regresi ganda dilakukan untuk
kelas
mengetahui pengaruh dua variabel
Karanganyar.
X
SMA
Negeri
2
secara
langsung.
kuesioner
terhadap
diuji
Karanganyar yang berjumlah 178
independen
variabel
siswa. Sampel penelitian adalah
dependen. Selanjutnya dilakukan
sebagian dari siswa kelas X SMA
analisis korelasi, uji t, uji F, dan
Negeri 2 Karanganyar. Penetapan
uji koefisien determinasi (R2 ).
6
D. Hasil
Penelitian
dan
orang tua berpengaruh terhadap
Pembahasan
Hasil uji hipotesis dengan
analisis
orang tua dan gaya mendidik
regresi
linier
kenakalan anak di sekolah.
ganda
1. Hubungan keterbukaan diri
dengan bantuan Program SPSS
anak dan orang tua dengan
for
tingkat kenakalan anak di
Windows
menunjukkan
Release
hasil
15.0
sebagai
sekolah
berikut:
Hasil
Tabel 1
Hasil Analisis Regresi Linier
Berganda
Konstanta
Keterbukaa
n diri anak
kepada
orang tua
Gaya
mendidik
orang tua
R2
F
Statistik
analisis
korelasi
memperoleh nilai rx1y = -0,637
diterima pada taraf signifikansi
KorelasiKoefisien thitung
Sig
83,854
-0,637 -0,546 -2,856 0,006
5%. Artinya keterbukaan diri anak
kepada orang tua berhubungan
-0,678
-0,718
-3,890 0,000
negatif dengan kenakalan anak di
sekolah dan hipotesis minor a
0,524
33,572
0,000
Sumber: data primer diolah
Dari hasil analisis dapat disusun
model persamaan:
Y = 83,854 – 0,546.X1 – 0,718.X2
(-2,856)** (-3,890)**
Keterangan:
( ..) menunjukkan nilai thitung
** menunjukkan signifikan pada ? =1%
Persamaan menunjukkan bahwa
keterbukaan diri anak kepada
diterima. Hal ini berarti semakin
tinggi intensitas keterbukaan diri
yang
dilakukan
anak
kepada
orang tua maka tingkat kenakalan
anak di sekolah menjadi semakin
rendah.
Sebaliknya
semakin
rendah intensitas keterbukaan diri
yang
dilakukan anak
kepada
orang tua maka tingkat kenakalan
7
Hubungan antara orangtua
anak di sekolah menjadi semakin
dan anak merupakan hubungan
tinggi.
Kebiasaan
terbuka
anak
kepada
orang
yang
antar pribadi (interpersonal). Saad
tua
(2003) menyatakan suatu kualitas
berpengaruh dalam membentuk
hubungan
perilaku anak ke arah positif
memberikan pengaruh terhadap
sehingga
perilaku anak. Hubungan orangtua
dapat
meminimalisir
antar
dengan
anak
pribadi
seyogyanya
kenakalan
anak
di
sekolah.
Menurut
Rakhmat
(1996)
dilakukan dalam prinsip saling
membantu
menjalin suatu komunikasi yang
menjadi
baik dan membangun relasi yang
keterbukaan
jalannya
efektif,
diri
komunikasi
menciptakan
hubungan
mendorong
adanya
yang lebih bermakna. Anak yang
sehat.
terbuka kepada orang tua, maka
komunikasi antara orangtua dan
konsep diri anak menjadi lebih
anak perlu dibina dengan baik
dekat dengan kenyataan. Konsep
karena
diri
perkembangan identitas diri pada
yang
terbentuk
oleh
pengalaman, maka anak akan
lebih terbuka untuk menerima
Oleh
hubungan
karena
dapat
itu,
membantu
remaja.
Sesuai dengan pendapat
pengalaman dan gagasan baru,
Purwadi
anak
sikap
pertumbuhan dan perkembangan,
dalam
serta pembentukan identitas anak
atau
sangat tergantung pada orangtua.
akan
defensif,
dan
memandang
orang lain.
mengindari
diri
cermat
sendiri
(2004),
proses
Antara orangtua dengan anak
8
harus
mampu
menjalin
baik
gaya
mendidik
yang
komunikasi yang baik sehingga
dilakukan orang tua maka tingkat
akan
kenakalan
berma nfaat
bagi
anak
di
sekolah
perkembangan emosi anak. Hal
menjadi
rendah.
ini penting untuk perkembangan
semakin
kurang
identitas
anak/remaja
mendidik yang dilakukan orang
sehingga nantinya tercapai suatu
tua maka tingkat kenakalan anak
identitas yang baik pada remaja.
di sekolah menjadi tinggi.
Orangtua
waktu
diri
harus
yang
menyediakan
cukup
Sebaliknya
baik
gaya
Hasil penelitian di atas
untuk
menunjukkan bahwa sifat dan
melakukan komunikasi dengan
perilaku anak dipengaruhi oleh
anaknya
gaya mendidik yang dilakukan
orang
2. Hubungan
gaya
tua.
Orang
tua
yang
mendidik
memanjakan anak atau menekan
orang
tua
dengan
tingkat
anak,
dapat
berakibat
buruk
kenakalan anak di sekolah
terhadap pribadi anak di masa
Dari hasil analisis korelasi
mendatang.
Jika
anak-anak
memperoleh nilai rx2y sebesar tumbuh dan dibesarkan dalam
0,678
diterima
pada
taraf
gaya pendidikan yang tidak tepat,
signifikansi 5%. Artinya gaya
maka
cenderung
mempunyai
mendidik orang tua berhubungan
konsep diri yang negatif seperti
negatif dengan kenakalan anak di
menjadi nakal, melakukan tindak
sekolah dan hipotesis minor b
kriminal, dan lain- lain. Sedangkan
diterima. Hal ini berarti semakin
9
gaya mendidik orang tua yang
gaya
positif
menumbuhkan
menerapkan konsep penerimaan,
konsep diri dan pemikiran yang
ada rasa saling percaya, dan ada
positif pula pada anak. Orang tua
kecocokan diantara orang tua dan
dengan
yang
anak, maka anak tersebut akan
demokratis dan permisif dalam
mampu melakukan penyesuaian
mendidik
lebih
diri dengan lebih baik, mandiri
meningkatkan harga diri anak,
dan berpandangan positif terhadap
sedangkan orang tua yang otoriter
diri sendiri.
atau
dapat
gaya
mendidik
anak
yang
akan
mendidik
yang
kurang
peduli/
anak,
terlalu
yang dibesarkan oleh keluarga
mengontrol, terlalu memanjakan,
yang terdapat ketidak cocokan
serta tidak memberikan aturan-
diantara
aturan yang jelas dan konsisten
keluarga nya,
jelas akan menurunkan tingkat
anak
harga diri anak, sehingga anak
menyesuaikan
akan melampiaskannya di luar
2011: 54). Hal ini berarti gaya
dengan berbagai bentuk perilaku
mendidik yang diterapkan orang
yang
tua berpengaruh terhadap konsep
menelantarkan
menyimpang
(Qumana.
2008).
Sebaliknya
baik,
kurang
anak-anak
anggota-anggota
maka
umumnya
mampu
diri
untuk
(Murtiyani,
diri pada anak untuk menjadi baik
Anak-anak
yang
dibesarkan oleh keluarga yang
orang tuanya mampu menerapkan
ataupun buruk.
Orang
tua
yang
memaksakan kehendak dengan
10
peraturan
yang
dibuat
untuk
sewaktu di rumah, namun anak
anaknya. Sebenarnya orang tua
akan melampiaskan kenakalan di
melakukan semua itu untuk tujuan
luar rumah.
baik yaitu menginginkan agar
Saat anak di luar rumah
anaknya tidak melakukan perilaku
mereka
menganggap
sudah
yang menyimpang. Dalam gaya
terbebas
dari
Anak
mendidik
ini
menjadi
mematuhi
peraturan,
sang
anak
mematuhi
anak
dipaksa
sehingga
terpaksa
peraturan
untuk
tersebut.
melakukan
kesempatan
keras,
ketidaksetujuannya
dengan
melakukan
tindak
kenakalan
remaja antara lain kebut-kebutan
di
melampiaskan
cenderung
perilaku yang menyimpang dan
Akibatnya ketika anak memiliki
ia
aturan.
jalan,
merokok,
dan
lain
minuman
sebagainya
(Murtiyani, 2011).
perilaku yang menjurs negatif.
Berdasarkan uraian di atas
Orang tua yang mendidik
maka gaya mendidik yang perlu
anak dengan gaya otoriter, sang
diterapkan oleh orang tua adalah
anak cenderung
gaya mendidik yang demokratis
lebih banyak
melakukan
kenakalan
atau
dibandingkan orang
tua
yang
mendengar pendapat dari anak
mendidik dengan gaya demokratis
dan memberikan pengertian yang
atau
lebih mudah dipahami pada anak.
permisif.
Melalui
gaya
permisif
yaitu
dengan
mendidik otoriter memang anak
3. Hubungan
menurut
perintah
orang
komunikasi
tua
organsiasi dan gaya mendidik
11
orang tua dengan kenakalan
47,6% lainnya dipengaruhi oleh
anak di sekolah
variabel lain yang tidak diteliti.
Berdasarkan
hasil
uji
Hal
analisis
hipotesis dengan regresi linier
menunjukkan
ganda
tinggi
dinyatakan
bahwa
di
bahwa
keterbukaan
atas
semakin
diri
anak
keterbukaan diri anak kepada
kepada orang tua yang diikuti
orang tua dan gaya mendidik
dengan gaya mendidik orang tua
orang tua secara bersama-sama
yang
berhubungan dengan kenakalan
kenakalan anak di sekolah akan
anak di sekolah dan hipotesis
semakin rendah.
mayor dinyatakan diterima.
baik,
maka
Intensitas
Hasil uraian uji hipotesis
tingkat
pengungkapan
diri anak kepada orang tua yang
dengan analisis regresi diperoleh
meningkat
nilai Fhitung > Ftabel (33,572 > 3,15)
pendidikan bagi anak. Orang tua
diterima pada taraf signifikansi
dapat
5%. Kemudian hasil analisis data
kepada anak menuju ke arah yang
memperoleh
lebih baik.
nilai
koefisien
dapat
memberikan
determinasi (R2 ) sebesar = 0,524,
menggunakan
artinya
disesuaikan
kenakalan
52,4%
anak
variasi
di
dari
sekolah
memberikan
karakteristik
Orang
daya
dengan
anak.
pengarahan
tua
dapat
mendidik
sifat
dan
Adapun
dipengaruhi oleh keterbukaan diri
bentuk-bentuk dari gaya mendidik
anak kepada orang tua dan gaya
dapat berupa dukungan dalam
mendidik orang tua, sedangkan
berbagai
hal
seperti
12
mendengarkan
keluhan
anak,
Dari hasil uji t dapat diketahui
kebutuhan
anak,
bahwa keterbukaan diri anak
fasilitas,
kepada orang tua memiliki
memberikan pengertian, dan lain-
thitung > ttabel yaitu -2,856 >
lain.
2,000
mendukung
menyediakan
Selanjutnya
intensitas
diterima pada
5%.
taraf
pengungkapan anak kepada orang
signifikansi
Hal
tua yang meningkat serta gaya
berarti
semakin
mendidik orang tua yang baik
intensitas
keterbukaan
akan dapat mengurangi tingkat
anak kepada orang tua, maka
kenakalan anak di sekolah.
semakin
rendah
ini
tinggi
diri
tingkat
kenakalan anak di sekolah.
Sebaliknya semakin rendah
E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis
dan
pembahasan
yang
telah
intensitas
keterbukaan
diri
anak kepada orang tua, maka
diuraikan, maka dapat diambil
semakin
kesimpulan sebagai berikut:
kenakalan anak di sekolah.
1. Ada korelasi positif antara
tinggi
tingkat
2. Ada korelasi positif antara
keterbukaan diri anak kepada
gaya
mendidik
orang
orang tua dengan penurunan
dengan
tingkat kenakalan anak di
kenakalan anak di sekolah
sekolah pada siswa kelas X
pada siswa kelas X SMA
SMA Negeri 2 Karanganyar
Negeri 2 Karanganyar tahun
tahun pelajaran 2014/2015.
pelajaran
penurunan
2014/2015.
tua
tingkat
Dari
13
hasil uji t dapat diketahui
pengujian
bahwa gaya mendidik orang
analisis regresi diperoleh nilai
tua memiliki thitung > ttabel yaitu
Fhitung > Ftabel (33,572 > 3,15)
-3,890 > 2,000 diterima pada
diterima
pada
taraf signifikansi 5%. Hal ini
signifikansi
5%.
berarti semakin baik gaya
berarti
mendidik
dijalankan
keterbukaan diri anak kepada
semakin
orang tua dan semakin baik
orang
tua,
yang
maka
hipotesis
dengan
taraf
Hal
semakin
tinggi
rendah tingkat kenakalan anak
gaya
di
maka semakin rendah tingkat
sekolah.
Sebaliknya
semakin kurang baik gaya
mendidik
orang
tua,
yang
maka
mendidik
ini
orang
tua,
kenakalan anak di sekolah.
dilakukan
semakin
DAFTAR PUSTAKA
tinggi tingkat kenakalan anak
di sekolah.
3. Ada korelasi positif antara
keterbukaan diri anak kepada
orang tua dan gaya mendidik
Devito, Joseph A. 2006. Human
Communication. Edisi Ke-V.
Jakarta: Alih bahasa oleh
Professional Book
Effendy, Onong Uchana. 2001. Ilmu
Komunikasi:
Teori
Dan
Praktek.
Bandung:
PT.
Remaja Rosdakarya
orang tua dengan penurunan
tingkat kenakalan anak pada
Kartono, Kartini. 2003. Patologi
Sosial 2: Kenakalan Remaja.
Jakarta. PT Raja Grafindo
siswa kelas X SMA Negeri 2
Karanganyar tahun pelajaran
2014/2015.
Dari
hasil
Liliweri, Alo. 2007. Komunikasi
Antar Pribadi. Bandung. PT.
Citra Aditya Bhakti.
14
Mulyana, D. 2004. Ilmu Komunikasi.
Bandung:
PT.
Remaja
Rosdakarya
Santrock, J.W. 2007. Perkembangan
Remaja. Jakarta: Erlangga
Supratiknya, A. 1995. Komunikasi
Antar
Pribadi, Tinjauan
Psikologis. Yogyakarta. PT
Kanisius
ii