Optimasi komposisi polysorbate 80 dan sorbitan monooleat 80 sebagai emulsifying agent formula moisturizing lotion Virgin Coconut Oil (VCO) aplikasi desain faktorial

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

OPTIMASI KOMPOSISI POLYSORBATE 80 DAN SORBITAN
MONOOLEAT 80 SEBAGAI

DALAM

FORMULA MOISTURIZING LOTION VIRGIN COCONUT OIL (

):

APLIKASI DESAIN FAKTORIAL

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh:
Shinta Dian Asmara
NIM: 038114110

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
1

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

2


PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

3

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

Karya kecil ini kupersembahkan bagi:
Allah SWT pembimbing jalan hidupku.
Ayah dan Ibuku atas kasih sayang, harapan, dan doa

Kakakku : Shantanu dan Shanti
Harapan dan Mimpi5Mimpiku
Almamater tercinta

4

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI


PRAKATA
Puji syukur dihaturkan kepada Allah SWT, yang telah memberkahi
penulis,

dan

senantiasa

membimbing

hingga

penulis

akhirnya

dapat

menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Farmasi (S.Farm). Skripsi ini berjudul Optimasi Komposisi Polysorbate 80 dan

Sorbitan Monooleat 80 sebagai Emulsifying Agent dalam Formula Moisturizing
Lotion Virgin Coconut Oil (VCO) : Aplikasi Desain Faktorial.
Selama proses penelitian hingga penyusunan skripsinya, banyak sekali
orang yang telah turut berperan bagi penulis, baik dalam dukungan moral,
material, saran dan kritik. Kesuksesan penulis tidak berarti apapun tanpa
dukungan dari mereka semua. Oleh karenanya, pada kesempatan ini penulis
hendak mengucapkan terimakasih dan hormat bagi mereka semua. Adapun pihak3
pihak yang membantu penulis antara lain:
1.

Ibu Sri Hartati Yuliani,M.Si.,Apt. selaku pembimbing yang telah
memberikan banyak sekali arahan, saran, dan kritik yang sangat memacu
semangat penulis.

2.

Bapak Ign.Y.Kristio Budiasmoro,M.Si., selaku pembimbing akademik yang
tak pernah berhenti membangun semangat penulis, terima kasih untuk semua
nasehat dan bimbingan spiritualnya.


3.

Segenap staf dan karyawan laboratorium Formulasi Teknologi Sediaan Cair
Semipadat atas kemudahan sarana, bimbingan dan bantuan selama di bekerja
laboraturium.

5

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

4.

Para responden, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut
berpartisipasi dalam subjective assessment yang penulis lakukan.


5.

Semua teman yang telah memberikan pertolongan dan dukungan; yang
selalu ada saat dibutuhkan. Secara khusus, teman3teman seperjuangan:
Willy, Shinta Lucia, Erma, Marlinna, Yenny, Ratna, Tirza, Eva, Reni.

6.

Para sahabat : Icha, Rini, Nurwi, Donny, Gallaeh, Ankga, Surya, Rinto
tanpa kalian aku bukan apa3apa. Secara khusus untuk teman3teman ’Toto3
Yank’,,aku bangga jadi bagian dari kalian.

7.

Secara khusus, terima kasihku untuk Randy Rosdana yang senantiasa
membantu dan menemani dalam proses penyusunan, yang mampu
mendongkrak semangatku kembali.

8.


Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu
penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Pada akhirnya penulis ingin mengungkapkan bahwa skripsi ini masih

memiliki kekurangan3kekurangan. Untuk itu penulis membuka diri terhadap
semua saran dan kritik yang membangun. Akhir kata semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak pada umumnya, dan bagi bidang farmasi pada
khususnya.

Penulis

6

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI


7

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

INTISARI
Penelitian mengenai Optimasi Komposisi Polysorbate 80 dan Sorbitan
monooleat 80 sebagai Emulsifying Agent dalam Formula Moisturizing Lotion dari
Virgin coconut Oil (VCO): Aplikasi Desain Faktorial telah dilakukan. Penelitian
ini bertujuan untuk: mengetahui manakah di antara Polysorbate 80, Sorbitan
monooleat dan interaksinya yang dominan dalam menentukan sifat fisik dan
stabilitas krim, mengetahui komposisi optimum dari emulsifying agent yang dapat
menghasilkan sifat fisik lotion yang dikehendaki.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni, dengan
menggunakan metode desain faktorial. Optimasi dilakukan dengan melihat
parameter sifat fisik lotion yang meliputi daya sebar dan viskositas setelah

pembuatan, dan % stabilitas lotion setelah penyimpanan satu bulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Sorbitan monooleat 80 dominan
dalam mempengaruhi daya sebar, viskositas setelah pembuatan, dan stabilitas
lotion. Perubahan viskositas selama penyimpanan dipengaruhi secara dominan
oleh interaksi Polysorbate 80 dan Sorbitan monooleat 80. Pada contour plot super
imposed dapat ditemukan area komposisi optimum emulsifying agent pada level
penelitian yang menghasilkan karakter fisik lotion yang dikehendaki. Area
tersebut diprediksi sebagai formula optimum Moisturizing Lotion Virgin Coconut
Oil terbatas pada jumlah bahan yang diteliti.
Kata kunci :Virgin Coconut Oil, emulsifying agent, Polysorbate 80, Sorbitan
monooleat 80, desain faktorial

8

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI


The research about Optimization of Polysorbate 80 and Sorbitan
Monooleat 80 Composition as Emulsifier in Moisturizing Lotion Formula of
Virgin Coconut Oil (VCO) : Factorial Design Application is held. This research
hold to determine which of the factors: Polysorbate 80, Sorbitan Monooleat 80,
and their interaction which predominantly affects the physical properties dan
physical stability, to determine the emulsifier’optimum composition which results
wanted physical properties.
This research was a pure experimental research, using the factorial design
method. The optimization was done by measuring lotion’s physical properties
including spreadability, lotion viscosity after preparation, and lotion’s physical
stability which is the viscosity change after 1 month of storage.
The results of this research exhibit that Sorbitan Monooleat 80
predominantly affects spreadability, lotion viscosity after preparation, and
stability of lotion. Viscosity change was affected predominantly by interaction of
Polysorbate 80 and Sorbitan Monooleat 80. At the contour plot super imposed
graphic, there was a emulsifier’ optimum composition area at the research level,
which results wanted physical properties. That area was estimated as the optimum
formula of Moisturizing Lotion of Virgin Coconut Oil (VCO).
Keyword: Virgin Coconut Oil, emulsifying agent, Polysorbate 80, Sorbitan
monooleat 80, factorial design

9

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv
PRAKATA ........................................................................................................ v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vii
INTISARI .......................................................................................................... viii
ABSTRACT ....................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv
BAB I PENGANTAR ....................................................................................... 1
A.

B.

Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.

Perumusan Masalah ............................................................................. 3

2.

Keaslian Penelitian .............................................................................. 4

3.

Manfaat Penelitian ............................................................................... 4
Tujuan Penelitian .................................................................................... 5

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ............................................................... 6
A.

Virgin Coconut Oil ................................................................................. 6

B.

Kulit ........................................................................................................ 9

10

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

C.

Lotion ..................................................................................................... 15

D.

Moisturizer ............................................................................................. 17

E.

Emulsi. .................................................................................................... 18

F.

Emulsifying Agent ................................................................................. 23
1. Polysorbate 80 ............................................................................ 26
2. Sorbitan monooleat 80................................................................ 27

G.

Sistem HLB ............................................................................................ 28

H.

Gliserin. .................................................................................................. 29

I.

Asam Stearat ........................................................................................... 31

J.

Trietanolamina........................................................................................ 32

K.

Metil Paraben ......................................................................................... 33

L.

Metode Desain Faktorial ........................................................................ 34

M.

Sensory Assessment ............................................................................... 37

N.

Landasan Teori ....................................................................................... 38

O.

Hipotesis ................................................................................................. 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................................... 25
A.

Jenis Rancangan Penelitian .................................................................... 42

B.

Variabel Penelitian ................................................................................. 42

C.

Definisi Operasional ............................................................................... 43

D.

Alat dan Bahan ....................................................................................... 46

E.

Tata Cara Penelitian ............................................................................... 47
1.

Formula ......................................................................................... 47

2.

Alur Penelitian ............................................................................... 49

11

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

F.

Analisis Data dan Optimasi .................................................................... 51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 53
A.

Pembuatan Lotion Virgin Coconut Oil .................................................. 53

B.

Penentuan Tipe Emulsi Lotion Virgin Coconut Oil ............................... 56

C.

Sifat Fisik dan Stabilitas Lotion Virgin Coconut Oil ............................. 63

D.

Optimasi Formula ................................................................................... 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 86
A.

Kesimpulan ............................................................................................. 86

B.

Saran ....................................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 87
LAMPIRAN ....................................................................................................... 90
BIOGRAFI PENULIS ........................................................................................ xvi

12

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I.

Rancangan percobaan desain faktorial dengan dua faktor
dan dua level ...................................................................................... 36

Tabel II. Rancangan desain faktorial Polysorbate 80
dan Sorbitan monooleat 80................................................................48
Tabel III. Jumlah bahan yang digunakan...........................................................49
Tabel IV. Hasil pengukuran sifat fisik lotion VCO...........................................64
Tabel V. Hasil perhitungan efek untuk tiap faktor dan interaksi......................65

13

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Penampang kulit ............................................................................. 10
Gambar 2. Penampang lapisan epidermis ........................................................ 11
Gambar 3. Pembentukan sistem emulsi............................................................ 24
Gambar 4. Struktur molekul polysorbate 80 .................................................... 26
Gambar 5. Struktur Sorbitan Monooleat 80 ..................................................... 27
Gambar 6.

Struktur gliserin ............................................................................. 29

Gambar 7.

Struktur Asam Stearat .................................................................... 31

Gambar 8. Struktur Trietanolamin .................................................................. 32
Gambar 9.

Struktur Metil Parabean ................................................................. 33

Gambar 10. Gambar penampilan fisik lotion VCO setelah
ditambah dengan fase eksternal berlebih........................................ 57
Gambar 11. Gambar penampilan fisik lotion VCO setelah ditambah
dengan fase eksternal berlebih dan diaduk merata ........................ 58
Gambar 12. Gambar penampilan fisik lotion VCO setelah ditambah
dengan zat warna yang larut dalam fase eksternal ........................ 59
Gambar 13. Gambar penampilan fisik lotion VCO setelah ditambah
dengan zat warna yang larut fase eksternal ................................... 60
Gambar 14. Gambar kertas saring yang ditetesi dengan lotion VCO ................ 61
Gambar 15. Gambar kertas saring yang telah dikeringkan setelah
dioleskan dengan lotion VCO ........................................................ 62
Gambar 16 (a). Grafik hubungan daya sebar3Polysorbate 80 ........................... 67

14

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

Gambar 16(b). Grafik hubungan daya sebar3Sorbitan monooleat 80 ................ 67
Gambar 17(a). Grafik hubungan viskositas3Polysorbate 80 .............................. 70
Gambar 17(b). Grafik hubungan viskositas3Sorbitan monooleat 80 .................. 70
Gambar 18(a). Grafik hubungan pergeseran viskositas3Polysorbate 80 ............ 73
Gambar 18(b). Grafik hubungan perubahan viskositas3Sorbitan monooleat 80
............................................................................................................................ 73
Gambar 19(a). Grafik hubungan stabilitas lotion3Polysorbate 80 ...................... 77
Gambar 19(b). Ggrafik hubungan stabilitas lotion3Sorbitan monooleat 80 ....... 77
Gambar 20. Contour plot daya sebar lotion ....................................................... 80
Gambar 21. Contour plot viskositas lotion ........................................................ 81
Gambar 22. Contour plot pergeseran viskositas lotion ..................................... 83
Gambar 23. Contour plot stabilitas lotion.......................................................... 84
Gambar 24. Contour Plot Super Impose ............................................................ 85

15

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL
Halaman
Lampiran 1.Data penimbangan .......................................................................... 88
Lampiran 2. Data Fisis Lotion ............................................................................ 89
Lampiran 3. Perhitungan Persamaan desain Faktorial ....................................... 95
Lampiran 4. Persamaan Regresi ......................................................................... 99
Lampiran 5. Penampang Virgin Coconut Oil .................................................... 107
Lampiran 6 Penampang Fisik Lotion Virgin Coconut Oil ................................. 108

16

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kelapa merupakan salah satu buah tropis Indonesia yang memiliki
berbagai manfaat. Bagian yang sangat bermanfaat sebagai pengobatan penyakit
dan perawatan kulit yaitu minyaknya yang dihasilkan dari daging buah kelapa.
Minyak kelapa atau minyak klentik sudah lama dikenal masyarakat tropis sebagai
kosmetik untuk melembutkan, melembabkan kulit, dan melebatkan rambut.
Di negara tropis seperti Indonesia masyarakatnya cenderung berkulit
kering, karena adanya pemanasan oleh paparan sinar matahari yang berlebihan.
Untuk mencegah kekeringan tersebut, minyak kelapa sering digunakan sebagai
krim perawatan kulit yang memberikan efek melembabkan kulitnya kembali.
Minyak kelapa yang diolah tanpa pemanasan yang disebut VCO (Virgin
Coconut Oil) akan memberikan efek yang baik pada semua jaringan tubuh,
khususnya jaringan ikat yang memberikan elastisistas pada kulit. Struktur molekul
VCO yang sangat kecil memudahkan kulit dan rambut untuk menyerapnya. Selain
itu VCO juga sangat baik untuk melembutkan kulit yang kasar dan keriput,
sehingga minyak ini sering digunakan pada kulit untuk mencegah penuaan dini
(Sukartin, 2005).
VCO memiliki kandungan asam lemak tak jenuh yang paling tinggi (92%)
dibanding minyak kelapa biasa, sehingga lebih tahan terhadap ketengikan yang
disebabkan oleh oksidasi selama proses penyimpanan. Dengan demikian VCO

17

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

dapat lebih stabil pada penyimpanan dibanding minyak kelapa biasa bila dibuat
dalam sediaan semi3solid seperti lotion. Selain itu VCO mengandung asam laurat,
asam kaprat, yang bersifat sebagai antibakteri yang dapat menambah kestabilan
terhadap kontaminasi mikroba pada penyimpanan (Mary Enig,2001). Kandungan
asam lemak jenuh dalam minyak kelapa didominasi oleh asam laurat sebesar 44 3
52 % (Sukartin,2005).
Penggunaan sabun sebagai pelembab secara konsisten cenderung
menginduksi kulit menjadi kering. Sedangkan lotion biasanya digunakan setelah
penggunaan sabun untuk mendapatkan kelembaban kulit kembali (Rawling,2002).
Sediaan lotion cocok digunakan untuk kulit daerah tropis yang cenderung kering,
karena lotion dapat menjaga kelembaban kulit lebih lama.
Lotion VCO diformulasikan sebagai emulsi dengan sistem minyak dalam
air (O/W) dimana fase minyak terdispersi merata dalam fase airnya. Karena
medium dispersi pada emulsi ini merupakan fase air yang bersifat larut air, maka
lotion tersebut dapat mudah tercuci air. VCO ini tidak diformulasikan dalam
bentuk krim maupun unguenta, sebab akan terasa tidak nyaman bila diaplikasikan
pada kulit setiap hari. Sedangkan penggunaan sediaan minyak tanpa
diformulasikan dalam bentuk lain akan terasa sangat lengket dan licin pada kulit.
Hal tersebut menjadi alasan diformulasikannya lotion VCO.
Dalam

formulasi

tersebut

digunakan

kombinasi

emulgatoragent

Polysorbate 80 yang memiliki sifat fisis kental namun larut dalam fase air, dan
Sorbytan Monooleate 80 yang berupa minyak kental, beraroma seperti minyak
kacang yang larut dalam fase minyak. Kombinasi keduanya yang akan

18

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

menentukan sifat fisis dari sediaan lotion yang akan dihasilkan. Parameter sifat
fisis yang akan diukur antara lain daya sebar, viskositas, pergeseran viskositas,
dan persen stabilitas. Sedangkan penentuan efek moisturizer lotion dilakukan
dengan menggunakan metode sensory assessment. Metode ini diharapkan dapat
memberikan gambaran efek moisturizer dan kenyamanan lotion saat digunakan
konsumen.
Kombinasi Polysorbate 80 dan Sorbytan Monooleate 80 dioptimasi agar
didapatkan lotion Virgin Coconut Oil yang optimal baik dari segi kualitas fisik
dan kestabilan lotion. Pada dasarnya Polysorbate 80 cenderung larut dalam air,
dan merupakan emulgator yang baik untuk sediaan lotion bentuk emulsi tipe O/W,
sehingga menghasilkan sediaan lotion yang sangat encer. Sedangkan Sorbytan
Monooleate 80 larut dalam minyak dan sulit larut dalam air. Emulgator tersebut
cenderung membentuk sediaan lotion yang sangat kental menyerupai bentuk
sediaan krim. Oleh karena itu, kedua emulgator dengan dua sifat berbeda tersebut
dikombinasikan agar didapatkan komposisi masing – masing emulgator yang
optimal untuk sediaan lotion yang tidak terlalu encer dan tidak terlalu kental.
Kombinasi kedua emulgator tersebut dioptimasi dengan metode desain
faktorial agar didapatkan sediaan optimal dan acceptable. Desain faktorial
merupakan salah satu metode optimasi formula. Metode ini merupakan aplikasi
persamaan regresi yang menggambarkan hubungan antara variabel respon dengan
satu atau lebih variabel bebas. Persamaan desain faktorial : Y = B0 + B1(X1) +
B2(X2) + B12(X1)(X2). Melalui persamaan ini dapat dibuat contour plot dijadikan
satu dalam contour plot super imposed untuk mendapatkan formula yang optimal

19

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

sebatas level emulgator yang diteliti. Metode ini dapat menjelaskan efek tiap3tiap
faktor maupun interaksi antar faktor secara langsung (James, 1999).
1. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan yang diangkat
penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Manakah di antara emulgatoragent Polysorbate 80, dan Sorbytan
Monooleate 80, maupun interaksi keduanya yang lebih dominan dalam
menentukan sifat fisik dan efek moisturizer lotion Virgin Coconut Oil?
b. Dapatkah ditemukan area komposisi optimum Polysorbate 80 dan
Sorbytan

Monooleatee 80 dengan sifat fisik lotion yang dikehendaki

dalam pembuatan lotion Virgin Coconut Oil?
2. Keaslian penelitian
Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan penulis, penelitian
tentang optimasi formula dari lotion moisturizer Virgin Coconat Oil dengan
menggunakan kombinasi emulgatoragent Polysorbate 80 dan

Sorbytan

Monooleate 80 belum pernah dilakukan.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis
Menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang bentuk sediaan lotion
dengan zat aktif yang berasal dari minyak nabati dengan menggunakan
emulgatoragent yang berupa Polysorbate 80 dan Sorbytan Monooleate
80.

20

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

b. Manfaat praktis
Menghasilkan bentuk sediaan kosmetik berupa lotion Virgin Coconut Oil
yang berkhasiat sebagai moisturizer, praktis, dan dapat diterima oleh
masyarakat.
c. Manfaat metodologis
Mengetahui efek dominan yang menentukan sifat fisik dan efek
moisturizer lotion, mengetahui formula optimum berdasarkan contour plot
superi mposed sifat fisik lotion dan efek moisturizer lotion.

B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan lotion
dengan zat aktif Virgin Coconut Oil yang mempunyai sifat fisik yang stabil
dan dapat memberikan efek moisturizer pada kulit.
2. Tujuan khusus
Secara khusus tujuan penelitian ini adalah :
a. Mengetahui pengaruh Polysorbate 80, dan Sorbytan Monooleatee 80,
maupun interaksi keduanya yang lebih dominan dalam menentukan sifat
fisik dan efek moisturizer lotion Virgin Coconut Oil.
b. Mengetahui area komposisi optimum Polysorbate 80 dan

Sorbytan

Monooleatee 80 pada contour plot superimposed sifat fisik lotion dalam
pembuatan lotion Virgin Coconut Oil.

21

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA

A.
Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan salah satu hasil olahan dari buah
kelapa (Cocos nucifera). VCO hanya dapat diperoleh dari pengolahan daging
kelapa segar atau disebut non kopra. Penggunaan bahan3bahan kimia dan panas
yang tinggi tidak digunakan pada pemurnian lebih lanjut seperti halnya pada
minyak kelapa biasa (Shivaly,2005).
VCO memiliki sifat fisik berwarna jernih hingga kekuningan, dengan
rasa dan aroma khas kelapa. VCO yang berkualitas tinggi harus tidak memiliki
residu, dan tidak beraroma asap. Minyak tersebut memiliki titik beku pada 20° –
25° C dan menguap pada suhu 170° C (350° F). Asam lemak yang terkandung di
dalamnya antara lain asam laurat 45,1 3 53,2 % ; asam miristat 16,8 3 21%; asam
palmitat 7,5 310,2 %; asam oleat 5,0 3 10,0%; asam linoleat 1,0 – 2,5%; asam
kuprat 5,0 – 8,0%; dan asam lemak yang lain (Shivaly, 2005).
VCO merupakan minyak kelapa yang diolah tanpa pemanasan atau
dengan pemanasan terbatas sehingga dihasilkan minyak jernih (bening) dan
beraroma khas kelapa. Pembuatan VCO yang dibuat tanpa pemanasan
menggunakan teknik fermentasi atau teknik minyak pancing. Pemanasan terbatas
menggunakan suhu antara 60°380°C dilakukan untuk menghasilkan VCO karena
jika dipanaskan hingga lebih dari 100°C akan dihasilkan minyak yang berwarna
kuning tua atau kecoklatan yang merupakan minyak goreng biasa. Untuk menjaga

22

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

sifat aslinya, pembuatan VCO tidak melalui proses kimiawi seperti penjernihan,
pemutihan, dan pengharuman. Dalam prosesnya selalu mempertahankan kadar
vitamin dan mineral yang terkandung di dalamnya (Anonim, 2006b).
VCO mengandung asam laurat, asam kaprat, dan asam lainnya yang
bersifat sebagai antibakteri. Karena asam laurat dapat membunuh berbagai jenis
mikroorganisme yang membran selnya berasal dari asam lemak. Dari hasil
penelitian ilmiah telah terbukti bahwa asam laurat dalam tubuh manusia dirubah
menjadi monolaurin, sebuah senyawa monogliserida yang bersifat anti virus, anti
bakteri, anti protozoa dan anti fungal (Sukartin, 2005).
VCO dapat diperoleh melalui 3 metode yang umum dilakukan, yaitu :
1.
Daging buah kelapa segar dikeringkan hingga benar – benar kering
seperti kopra, lalu kelapa kering tersebut dihaluskan, dan diperas diambil
minyaknya. Lalu minyak dari kelapa kering tersebut ditekan (di –press)
kembali menggunakan mesin dengan tekanan yang sangat tinggi, sehingga
didapatkan minyak murni (VCO) 3nya. Proses pengeringan disini digunakan
panas yang rendah agar minyak murni yang didapatkan tidak hitam (gosong).
2.
Pada metode ini, daging buah kelapanya tidak dikeringkan, sehingga
minyak yang didapatkan diekstrak langsung dari buah segarnya. Buah kelapa
segar dihaluskan, lalu diperas dan diambil santannya, yang sering disebut
“coconut milk”. Minyaknya didapatkan dengan cara memisahkan antara fase
air dan komponen padatnya yang berupa protein. Cara pemisahannya sedikit

23

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

sulit, sehingga dibutuhkan beberapa cara seperti dengan pendidihan,
fermentasi, pembekuan, pemberian enzim, dan sentrifugasi.
3.

!
Metode ini merupakan cara tradisional. Santan yang diambil langsung
dari daging buah kelapa segar difermentasikan selama 1 – 3 hari dengan
bantuan penambahan enzim fermentasi. Selama proses tersebut, fase air akan
terpisah dari fase minyaknya. Kemudian minyak yang telah terpisah tersebut
dipisahkan dan dipanaskan dengan pemanasan sedang di bawah titik didihnya
selama 10 – 15 menit. Pemanasan tersebut bertujuan untuk menghilangkan
kandungan air dan kelembabannya. Setelah dipanaskan, minyak tersebut
disaring berkali – kali hingga didapatkan minyak yang jernih, dengan bau khas
kelapa, dan tidak berasa (Anonim, 2006c).
VCO memiliki banyak kegunaan baik dalam pengobatan maupun

kecantikan. VCO merupakan moisturizer sempurna, karena dapat digunakan
untuk menghaluskan kulit normal maupun kulit bersisik yang mudah terinfeksi.
Selain itu dapat mencegah munculnya jerawat dan komedo, serta dapat digunakan
sebagai lip balm. Penggunaan VCO secara teratur dapat membuat kulit terlihat
lebih muda, karena dapat menarik jaringan kulit yang mengerut, serta dapat
mengangkat sel kulit yang mati, sehingga mencegah garis keriput wajah. VCO
dapat

mencegah

kerusakan

kulit

akibat

sinar

matahari,

kemampuan

antioksidannya dapat mencegah penuaan dini, dan bintik – bintik hitam yang
menyebabkan kanker kulit. VCO memiliki kemampuan sebagai antimikroba,
sehingga dapat membantu mencegah infeksi bakteri dan jamur. MCFAs (Medium

24

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

Chain Fatty Acids) yang terkandung di dalamnya akan membentuk lemak bebas
dan mampu melawan bakteri, virus dn jamur (Anonim, 2006b).

B.

"

Kulit terdiri dari lapisan sel yang bermacam jenis, yang membentang
secara paralel saling bertumpuk satu sama lain membentuk permukaan (Jellinek,
1970). Kulit merupakan organ terluas yang menutupi seluruh permukaan tubuh.
Kulit memiliki kekakuan yang bervariasi di setiap bagian yang berbeda. Daerah
yang paling kaku dan tebal adalah telapak kaki dan telapak tangan serta sela3sela
jari. Kulit menjadi lebih tipis dan berkeriput pada usia tua dan kelihatan
kekuningan bahkan keabu3abuan, sering disebut penuaan kulit. Pada kulit wajah,
sel3selnya sangat tipis, sehingga memungkinkan sediaan kosmetik dapat
berpenetrasi ke dalam sel (Allen, 2002).
Kulit berfungsi sebagai pelindung tubuh dari pengaruh luar baik secara
fisik maupun imunologik. Kulit juga berperan penting dalam interaksi antar
individu dengan lingkungan, karena merupakan indera yang sensitive terhadap
sentuhan yang kadang membuat perasaan emosional (Rawling,2002). Kulit
membentuk lapisan berupa jaringan epitel, yang melindungi organ, pembuluh
darah dan otot yang ada di bawahnya. Fungsi utama kulit yaitu sebagai pengatur
suhu tubuh dan sirkulasi kelembaban, serta sintesis vitamin D dan vitamin B
(Allen, 2002).

25

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

Gambar 1.penampang kulit manusia (diakses dari
http://www.wikipedia/skin/pic).
Kulit terdiri dari tiga lapisan utama, yaitu :
1.

#$

%
Merupakan lapisan kulit yang paling luar, membentuk lapisan

waterproof dan bertindak sebagai barrier terhadap infeksi, dan membentuk
lapisan epitel skuamosa. Epidermis terdiri dari pembuluh darah yang memberi
nutrisi untuk lapisan dermis di bawahnya. Tipe sel yang membentuk lapisan
epidermis yaitu keratinosit, melanosit, sel Langerhans , dan sel Merkels. Sel
tersebut dibentuk memalui proses mitosis yang terjadi di lapisan basal.
Epidermis tersusun atas stratum corneum, stratum lucidum, Rein’s barrier,
stratum granulosum, stratum spinosum, dan stratum germinativum (Allen,
2002).

26

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

Gambar 2. penampang lapisan epidermis (diakses dari

http://www.wikipedia/skin/pic).
Stratum corneum berada pada lapisan paling luar dari epidermis,
sehingga suatu bentuk sediaan topikal harus dapat melewati stratum corneum
sebelum menimbulkan efek yang diinginkan. Stratum corneum merupakan
lapisan sel corneal (sel tanduk) yang datar dan tidak berwarna, tanpa inti sel
sehingga disebut sebagai sel mati. Lapisan ini mempunyai kelembaban rendah
(sekitar 10%). Walaupun kelembabannya rendah, tapi berperan penting dalam
menentukan kelembutan dan fleksibilitas kulit. Permukaan stratum corneum
tertutup oleh sebum dan keringat. Sebum ini berfungsi untuk menjaga
fleksibilitas kulit dan mengatur kelembaban lapisan kulit yang berada di
bawahnya (Jellinek, 1970). Sel kulit mati yang ada pada stratum corneum,
selalu digantikan dengan sel kulit baru dari stratum germinativum sekitar 1300
sel/cm2/jam. Lapisan ini terdiri dari keratin, protein yang tidak larut air yang

27

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

dapat membantu menjaga hidrasi kulit, dengan mencegah penguapan
kandungan air (Allen, 2002).
Stratum lucidum berada di bawah stratum corneum, yang merupakan
kumpulan dari droplet – droplet cairan minyak yang disebut eleidin. Lapisan
ini menebal di daerah telapak tangan dan telapak kaki (Jellinek, 1970).
Lapisan ini tipis, berwarna jernih, dan cenderung transparan di bawah
mikroskop. Setiap sel keratinositnya terisi oleh cairan minyak (eleidin) yang
dihasilkan dari pecahnya lysosome, sehingga membentuk lapisan yang tahan
air (Jellinek, 1970)
Stratum granulosum berada diantara stratum lucidum dan stratum
spinosum yang terdiri dari 1 – 3 sel skuamosa sehingga terlihat lebih tebal
(Anonim, 2007 l). Sel pada lapisan ini memiliki inti yang berupa substansi
padat (keratohyalin) dalam protoplasmanya sehingga terlihat lebih keruh.
Keratohyalin disini berfungsi untuk memantulkan sinar yang mengenai kulit,
dan nantinya akan membentuk keratin (Jellinek,1970).
Stratum spinosum merupakan lapisan yang terdiri dari sel kuboid.
Sel yang berdekatan bergabung dengan desmosome memberikan tampilan
lapisan berduri (spiny), yang menyebabkan kulit lebih tahan terhadap abrasi
(Anonim, 2007 l). Sel pada lapisan ini dapat terlihat dengan mudah, karena di
dalam intinya terkandung granul pigmen warna coklat yang disebut melanin
(jellinek, 1970).
Stratum basale/germinativum merupakan lapisan keratinosit yang
membentang tepat di atas dermis, terdiri dari lapisan tunggal yang tebal

28

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

berupa sel epitel columnar yang berbentuk silinder. Sekitar 25% sel berupa
melanosit yang akan memproduksi pigmen melanin yang mewarnai kulit dan
rambut (Jellinek, 1970).
2.

%&

'

Terdiri atas jaringan pengikat dan serabut kolagen yang menentukan
elastisitas kulit. Antara epidermis dan corium dihubungkan dengan lapisan
papiler yang akan menjadi pipih seiring bertambahnya usia sehingga elastisitas
kulit berkurang. Pembuluh darah kapiler dan ujung saraf terdapat pada bagian
corium, tepatnya pada lapisan retikuler (Jellinek, 1970).
Lapisan ini mengandung banyak ujung saraf yang mendukung indera
peraba dan panas. Di dalamnya terdapat folikel rambut, kelenjar keringat,
kelenjar sebaceous, kelenjar apocrine, dan pembuluh darah. Pembuluh darah
tersebut mensuplai nutrisi dan menghilangkan kotoran dari sel itu sendiri
(Jellinek, 1970).
3. ( # $

%

Terdiri atas jaringan pengikat yang mengandung banyak sel adipose
yang berfungsi sebagai pelindung organ dari benturan mekanik dan sebagai
tempat cadangan lemak (Jellinek, 1970).
Kulit memiliki jenis yang berbeda3beda satu individu dengan individu
lain, secara garis besar kulit terbagi dalam 4 tipe, antara lain sebagai berikut :

29

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

a. Kulit normal (normal skin)
Tipe kulit tersebut memiliki sifat lembab, lembut, warna dan bintik – bintik
pigment sehat. Pori – pori di sekitar pipi dan dagu terlihat lebar, dan
cenderung memiliki garis tipis sekitar mata, mulut, dan dahi.
b. Kulit berminyak/basah (oily skin)
Tipe kulit tersebut memiliki sekresi lemak dari kelenjar sebaseus yang
berlebihan dari dahi, hidung, dan dagu. Pori – pori kulitnya sangat lebar, dan
cenderung berkeringan berlebihan di sekitar hidung, dan memiliki sifat kimia
sangat alkali.
c. Kulit kering (dry skin)
Tipe kulit tersebut bertekstur sangat halus, mudah mengerut, dan memiliki
garis tipis pada daerah mata, dahi dan mulut yang lebih jelas. Kulit tersebut
sangat dipengaruhi oleh proses asimilasi tubuh terhadap makanan, dan
kelembabannya tergantung pada asupan nutrisi dan air ke dalam tubuh.
d. Kulit sangat kering (very dry skin)
Tipe kulit tersebut terlihat sangat halus, karena teksturnya sangat halus,
kadang mudah pecah atau terluka, sensitiv terhadap suhu, baik pada suhu
dingin maupun rendah. Kulit tersebut cenderung kehilangan kelembaban pada
wajah, dan garis kerutnya terlihat sangat tajam (Rawling,2002).
Kecantikan kulit dipengaruhi oleh keadaan keratinisasi (pigmentasi lebih
gelap) pada permukaan sel, aktivitas kelenjar sekresi, dan keadaan jaringan lemak.
Kelembabab kulit yang rendah menyebabkan kulit kering, kasar, dan tidak

30

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

menarik. Pada tingkatan yang lebih buruk menyebabkan kulit pecah3pecah dan
mudah teriritasi, atau bahkan terluka (Rawling, 2002).
Untuk menjaga kecantikan kulit, dibutuhkan nourishing cream dan
moisturizing lotion untuk menjaga kelembabannya. Kulit membutuhkan banyak
nutrisi selain dari asupan makanan, maka kulit juga membutuhkan nourishing
cream yang dapat dipakai sebagai tambahan nutrisi sekaligus lapisan pelindung
wajah baik dari sinar matahari, cuaca, suhu, bakteri, maupun kotoran. Untuk kulit
yang menua dengan kandungan air yang mulai hilang, dapat digunakan
moizturizing lotion untuk memperlambat laju evaporasi kelembaban kulit.
Nourishing cream memiliki kandungan minyak sangat tinggi, sedangkan
moisturizing

lotion

memiliki

kandungan

minyak

yang

lebih

ringan

(Rawling,2002).
Adanya penuaan kulit disebabkan oleh perubahan yang terjadi pada
lapisan dermis. Kulit menjadi keriput karena hilangnya elastisitas serat kolagen
yang disebabkan oleh hilangnya kelembaban. Penuaan juga disebabkan oleh
meningkatnya pigmentasi kulit, nampak bintik3bintik coklat karena perubahan
sekresi estrogen pada ovarium. Banyaknya sinar matahari juga dapat memicu kulit
terlihat menjadi lebih tua. Adanya gejala penuaan kulit tersebut dapat dicegah
dengan penggunaan krim emollient dan moisturizing untuk menjaga kulit terluar
tetap lembut dan dan fleksibel (Rawling, 2002)

31

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

C.
Lotion merupakan media dengan viskositas rendah hingga medium, baik
untuk pengobatan maupun bukan untuk pengobatan yang diaplikasikan pada kulit
yang tertutup (tidak infeksi/luka terbuka). Kebanyakan lotion adalah emulsi
minyak dalam air walaupun lotion air dalam minyak juga diformulasikan. Lotion
diaplikasikan pada kulit luar, langsung dengan tangan, dengan kain bersih, kapas,
maupun kain kasa. Lotion berupa cairan emulsi atau suspensi yang mempunyai
efek melembabkan sehingga dapat diaplikasikan pada kulit yang mengelupas,
antara jari, dan kulit telapak (Allen, 2002).
Lotion bersifat lebih encer dibanding krim maupun salep, sehingga dapat
dengan mudah diaplikasikan pada daerah kulit yang berambut seperti kulit kepala.
Lotion juga mempunyai keuntungan dapat menyebar tipis dibandingkan krim atau
salep, sehingga dapat lebih luas menutup permukaan kulit (allen, 2002).
Lotion selain sebagai sediaan kosmetik, juga dapat digunakan sebagai
sediaan pengobatan kulit. Lotion sebagai sediaan obat dapat berupa antibiotik,
antiseptik, antifungi, sediaan kortikosteroid, obat jerawat, repelant nyamuk, dan
soothing agent (contoh : calamine) (Anonim, 2006a).
Komponen lotion terdiri dari fase cair dan fase minyak, serta emulgator
untuk mencegah kedua fase tersebut terpisah. Bahan tambahan pada lotion
umumnya berupa pengharum, glyserol, petroleum jelly, pewarna, pengawet,
protein, dan stabilizing agent (Anonim, 2006a).
Lotion yang berbasis alkohol sangat merugikan, karena adanya
kandungan alkohol di dalamnya dapat mengeringkan fase minyak sehingga lotion

32

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

cepat kering. Adanya alkohol yang berlebih juga akan menyebabkan fase minyak
dalam sistem emulsi memisah dan akan muncul di permukaan atau bahkan
mengendap di dasar wadah (Jellinek, 1970).

D.

%

)

Moisturizer adalah suatu campuran kompleks dari bahan kimia yang
secara khusus untuk membuat lapisan terluar kulit menjadi lebih lunak dan lebih
kenyal dengan meningkatkan (hidrasi) kandungan airnya (Anonim, 2006a).
Moisturizier bekerja pada lapisan terluar kulit, yang disebut stratum
korneum, yang sebagian besar dibentuk dari squamus cells atau keratinocytes.
Kebanyakan, agen yang terdapat dalam moisturizing tidak bisa menembus lapisan
yang lebih dalam seperti dermis dan hypodermis (Jellinek, 1970).
Moisturizier selain mencegah hidrasi pada kulit juga dapat memperbaiki
efek yang ditimbulkan dari hidrasi tersebut, yaitu dengan membentuk lapisan yang
mampu menghambat hilangnya kandungan air yang melewati epidermis,
memperbaiki kulit bersisik, kerusakan kulit akibat pengaruh lingkungan maupun
hormon (seperti jerawat), dan memperbaiki efek penuaan pada kulit (Jellinek,
1970).
Moisturizer adalah produk emollient yang diformulasikan secara khusus
sebagai krim yang bersifat non3greasy dan lotion yang dapat menyuplai pelunak
kulit yang melembabkan kulit kering. Produk ini biasanya digunakan sepanjang
hari, kadang3kadang digunakan sebelum memakai make up. Sedangkan produk
emollient dapat melunakkan dan melicinkan kulit, mencegah dan menghilangkan

33

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

kekeringan. Jadi, kadang emollient sering disebut sebagai pelembut kulit,
pelembab kulit, pelicin, atau nourishing cream (Michael & Irene Ash,1997).
Moisturizer

memberikan

efek

yang berbeda dengan emollient.

Moisturizer berefek menambah kelembaban kulit, sedangkan emollient cenderung
melembutkan kulit. Moisturizer sering digambarkan sebagai hasil produk jadi,
sedangkan emollient lebih dikenal sebagai komponen tunggal (Michael & Irene
Ash,1997).Dilihat dari aksi kerjanya, moisturizer dan emmolient memiliki dua
aksi kerja yang sama. Yaitu sebagai humectants dan occlusive. Sebagai humectant
dimana subtansinya dapat menembus stratum corneum untuk meningkatkan
kapasitas air yang berada di kulit. Dan sebagai occlusive dimana memberikan
lapisan minyak di permukaan kulit untuk memperlambat hilangnya air dan
meningkatkan kelembaban pada stratum corneum (Anonim, 2006a).
Dalam penggunaannya, moisturizer juga dapat memberikan efek
samping seperti reaksi alergi terhadap beberapa komponen di dalamnya, iritasi
kulit, dermatitis kontak ditandai dengan kulit kemerahan, gatal – gatal, kulit
mengelupas, timbul sensasi seperti terbakar. Penggunaan ekstrak tanaman,
alkohol, dan protein mampu meningkatkan bahaya efek samping tersebut (Ansel,
1989).

E.

Emulsi

Emulsi adalah sistem heterogen yang terdiri dari kurang lebih satu cairan
yang terdispersi dalam cairan lain dalam bentuk “droplet” /”globul” dengan
diameter 0,1 Om (Allen,2002). Emulsi merupakan campuran dua atau lebih

34

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

substansi yang tidak dapat campur, dimana substansi yang satu terdispersi merata
ke dalam substansi yang lain (Anonim, 2006a).
Emulsi nampak berwarna keruh, bentuknya tidak stabil secaara
thermodinamika, karena sistem emulsi tidak terbentuk secara spontan. Sistem
emulsi dibuat melalui proses yang membutuhkan energi, seperti pengojogan,
pengadukan, homogenisasi, dan proses spray emulsion (Anonim,1993)
Emulsi terdiri dari fase terdispersi (fase internal), fase disperse (fase
eksternal), dan emulgatoragent sebagai penyangganya. Emulsi diaplikasikan untuk
pemberian minyak dan obat cair bersama, dengan tujuan menyamarkan bau, rasa,
dan penampilan yang tidak menyenangkan, bahkan kadang untuk mendukung
absorbsi pada obat3obat tertentu (Allen,2002).
Emulsi dapat dibuat melalui beberapa metode, yaitu :
1.

%*

* $
Sering disebut metode gum basah dengan perbandingan minyak : air

: dan emulgator (2/4 : 2 : 1) untuk membentuk emulsi primer. Sedikit air
ditambah emulgator, diaduk sampai merata, lalu ditambah minyak sedikit
demi sedikit dengan pengadukan cepat, hingga kaku dan mengental, sisa air
yang ada ditambahkan dengan pengadukan yang lambat, lalu emulsi yang
telah terbentuk diaduk cepat hingga homogen.
2.

!

* $

Sering disebut metode gum kering dengan perbandingan minyak : air
: emulgator (4 : 2 : 1) untuk membentuk emulsi primer. Emulgator dan minyak
serta sebagian air sekaligus diaduk dengan cepat dan kuat. Saat emulsi primer

35

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

terbentuk, maka tambahkan kelebihan air dan diaduk dengan cepat hingga
emulsi homogen terbentuk.
3. +

* $
Metode ini dikhususkan untuk emulsi yang mengandung komponen

minyak menguap dan minyak encer untuk mencegah hilangnya kandungan
minyak tersebut. Emulgator ditambah minyak, lalu dikocok dalam botol
dengan cepat dan kuat, lalu ditambah sebagian air sama banyak dan dikocok
hingga emulsi primer terbentuk, kelebihan air ditambahkan dan terus dikocok
kuat hingga emulsi yang homogen terbentuk. Emulgator dan minyak tidak
dibiarkan kontak lebih lama, karena akan menyebabkan emulgatornya bersifat
waterproof.
4. + !

* $
Metode tersebut umumnya menggunakan emulgator sintetik.

Formula yang ada dibagi dua menurut kelarutannya, fase minyak dan fase air.
Masing – masing fase dipanaskan pada suhu 60° – 70° C, dan suhu tetap
dipertahankan. Fase internal emulsi dicampur ke dalam fase eksternal di atas
pemanas, lalu campuran tersebut diturunkan dari pemanas dan diaduk dengan
kecepatan sedang dan teratur hingga dingin dan terbentuk emulsi yang
homogen.
5.

*!

!

* $

Metode ini menggunakan variasi alat pisau pengaduk (impeller).
Campuran formula emulsi ditempatkan tepat di bawah pisau pengaduk seperti

36

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

mixer, lalu proses pengadukan emulsi dilakukan sampai emulsi yang homogen
terbentuk.
6. (! $ *

)
Metode ini dilakukan dengan memecah campuran cairan melalui

lubang inlet kecil yang ada dibagian bawah alat, dengan bantuan tekanan
tinggi. Aksi gesekan yang timbul menyebabkan globul minyak dan air
terpecah, sehingga kedua fase tersebut dapat tercampur homogen membentuk
emulsi. Alat ini disebut homogenizer (Allen,2002).
Sediaan emulsi tidak stabil dalam penyimpanan yang sangat lama, yaitu
lebih dari 30 hari setelah kemasan dibuka/dirusak. Setelah 30 hari kemasan dibuka
sistem emulsinya akan rusak, dan fase minyaknya dapat terpisah dari fase airnya.
Karena masa penyimpanannya yang singkat, maka banyak sediaan lotion di
pasaran dikemas untuk pemakaian tidak lebih dari 30 hari/1 bulan saja.
Fenomena ketidakstabilan yang dapat terjadi selama penyimpanan antara
lain, coalescen yaitu terpisahnya droplet 3 droplet kecil minyak maupun air yang
membentuk suatu droplet besar, yang kemudian muncul ke permukaan sehingga
nampak memisah dari sistem emulsinya. Fenomena yang lain adalah creaming
yaitu berpindahnya suatu fase keluar dari sistem emulsinya, kemudian memisah
baik ke atas maupun ke bawah tergantung dari bobot jenisnya. Dapat juga terjadi
cracking yaitu pecahnya suatu sistem emulsi, sehingga terlihat kedua fase tidak
tercampur dengan baik (Ansel, 1989).
Tipe emulsi ditentukan dari proporsi fase minyak dan fase air yang
digunakan, serta dari tipe emulgator yang digunakan. Jika proporsi fase air lebih

37

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

banyak daripada fase minyaknya, maka fase minyak akan terdispersi ke dalam
fase air, sehingga disebut sebagai sistem minyak dalam air (o/w). Jika fase minyak
lebih banyak daripada fase airnya, maka fase air terdispersi ke dalam fase minyak,
sehingga disebut sebagai sistem air dalam minyak (w/o) (Jellinek,1970).
Emulsi yang menggunakan emulgator larut minyak akan membentuk
emulsi tipe (w/o), sedangkan emulsi dengan emulgator larut air akan membentuk
emulsi tipe (o/w). Sistem emulsi (o/w) kurang licin daripara emulsi (w/o), sebab
air sebagai fase eksternalnya. Emulsi (o/w) mudah larut dalam air dan mudah
dicuci dengan air. Selain itu, karena fase eksternalnya air, maka emulsi (o/w)
dapat menghantarkan listrik dengan baik (Jellinek,1970).
Tipe emulsi dapat diketahui melalui metode uji berikut :
1.

$ !

* $
Pewarna larut air akan larut dalam emulsi o/w, sedangkan pewarna

larut minyak terlarut di dalam emulsi w/o. Untuk pewarna larut air umumnya
digunakan methylene blue, sedangkan untuk pewarna larut minyak digunakan
sudan III.
2.

* $
Metode ini berdasarkan bahwa emulsi o/w dapat larut sempurna
dalam air, sedangkan emulsi w/o mudah larut dalam minyak. Sehingga untuk
menguji tipe emulsi, cukup dengan melarutkan emulsi uji ke dalam minyak
maupun dalam air, dan dilihat kelarutannya.

38

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

3.

!%*

%
Tipe emulsi w/o tidak dapat hilang dari permukaan kulit hanya

dengan pencucian dengan air murni, sedangkan emulsi o/w sangat mudah
dicuci dengan air. Untuk menguji tipe emulsi, bilas permukaan kulit yang
telah dioles lotion, apabila mudah dibilas maka tipe emulsi tersebut o/w, sebab
fase eksternalnya berupa air.
4.

!

$

,

Cairan polar merupakan penghantar listrik yang baik, sedangkan
lemak non3polar tidak dap

Dokumen yang terkait

Formulasi Krim Extra Virgin Olive Oil (Minyak Zaitun Ekstra Murni) sebagai Anti-Aging

57 297 100

Optimasi Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) Berdasarkan Faktor Temperatur Dan Lama Pemanasan Dengan Metode Permukaan Respon Pada Laboratorium Proses Manufaktur Departemen Teknik Industri - USU

2 107 111

Optimasi komposisi polysorbate 80 dan sorbitan monooleat 80 sebagai emulsifying agent formula moisturizing lotion Virgin Coconut Oil (VCO) : aplikasi desain faktorial.

0 5 132

Optimasi komposisi tween 80 dan span 80 sebagai emulsifying agent dalam formula emulgel anti-aging ekstrak teh hijau [Camelia sinensis [L.]O.K]: Aplikasi desain faktorial.

0 2 132

Optimasi komposisi polysorbate 80 & cetyl alcohol sebagai emulsifying agent dalam lotion virgin coconut oil dengan aplikasi desain faktorial.

0 2 97

Optimasi komposisi polysorbate 80 & cetyl alcohol sebagai emulsifying agent dalam lotion virgin coconut oil dengan aplikasi desain faktorial - USD Repository

0 0 95

Optimasi komposisi polysorbate 80 dan gliserin emulsifying agent dalam lotion virgin coconut oil dengan aplikasi desain faktorial - USD Repository

0 0 106

Optimasi komposisi tween 80 dan span 80 sebagai emulsifying agent dalam formula emulgel anti-aging ekstrak teh hijau [Camelia sinensis [L.]O.K]: Aplikasi desain faktorial - USD Repository

0 0 130

Optimasi komposisi emlusfying agent tween 80 dan span 80 dalam virgin coconut oil cream : aplikasi desain faktorial - USD Repository

0 0 118

Optimasi tween 80 dan span 80 sebagai emulsifying agent serta carbopol sebagai gelling agent dalam sediaan emulgel photoprotector ekstrak teh hijau (Camellia sinensis L.) : aplikasi desain faktorial - USD Repository

2 4 132