Analisa Pengaruh Pelaksanaan Aspek Formal dari Perencanaan Pajak terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan untuk Memenuhi Kewajiban Perpajakannya (Studi Pada 48 Wajib Pajak Badan Di Wilayah KPP Pratama Banjarbaru).

(1)

vii

ABSTRACT

Tax planning is the effort made by the taxpayer to minimize tax liability without violating applicable laws. The goal is to streamline the amount of taxes to be paid to the government. Based on the definition and purpose, each taxpayer is usually trying to do the planning, especially in the corporate taxpayers KPP Primary Banjarbaru which is the object of the study.

In this study, the authors analyze influence the formal aspects implementation of tax planning toward compliance corporate taxpayer to fulfill tax obligations. The research method used is descriptive and verification methods, to examine the relationship between the two variables we used Pearson product moment correlation, simple linear regression analysis, the coefficient of determination, and hypothesis testing using SPSS 17.0 software for windows.

The results of this study indicate that the implementation of the formal aspects of tax planning significant as indicated by the correlation coefficients for 0726 and contribute or influence taxpayer compliance entities in the KPP Primary Banjarbaru of 52.6%. While the rest is equal to 47.4% is influenced by other factors beyond the variable application of formal aspects of tax planning is the material aspect of tax planning.

Keywords: tax planning, compliance corporate taxpayer, tax planning formal aspects


(2)

viii

ABSTRAK

Perencanaan pajak adalah upaya yang dilakukan oleh wajib pajak untuk meminimalkan kewajiban pajak tanpa melanggar perundang-undangan yang berlaku. Tujuannya adalah untuk mengefisienkan jumlah pajak yang akan dibayarkan ke pemerintah. Berdasarkan definisi dan tujuan tersebut maka setiap wajib pajak biasanya berusaha untuk melakukan perencanaan, khususnya wajib pajak badan di KPP Pratama Banjarbaru yang menjadi objek dari penelitian.

Pada penelitian ini penulis menganalisa pengaruh pelaksanaan aspek formal dari perencanaan pajak terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikatif, untuk menguji adanya hubungan kedua variabel maka digunakan korelasi pearson product moment, analisis regresi linier sederhana, koefisien determinasi, dan uji hipotesis yang menggunakan software SPSS 17.0 for windows.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pelaksanaan aspek formal dari perencanaan pajak berpengaruh signifikan yang ditunjukkan dengan koefesien korelasi sebesar 0.726 dan memberikan kontribusi atau pengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak badan di wilayah KPP Pratama Banjarbaru sebesar 52,6%. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 47,4% dipengaruhi oleh faktor lain di luar variabel penerapan aspek formal dari perencanaan pajak yaitu aspek material dari perencanaan pajak.


(3)

ix

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN………. ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

KATA PENGANTAR... v

ABSTRACT... vii

ABSTRAK………... viii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR GAMBAR... xv

DAFTAR TABEL………... xvi

DAFTAR LAMPIRAN……… xviii

BAB I. PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah... 6

1.2.1. Identifikasi Masalah………... 6

1.2.2. Rumusan Masalah……….. 7 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 8

1.4. Kegunaan Penelitian 8


(4)

x

Universitas Kristen Maranatha

PENGEMBANGAN HIPOTESIS………... 10

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu... 10

2.2. Landasan Teori... 12

2.2.1. Definisi Pajak... 12

2.2.2. Fungsi Pajak... 14

2.2.3. Jenis Pajak... 15

2.2.4. Wajib Pajak... 16

2.2.5. Hak dan Kewajiban Wajib Pajak…………... 17

2.2.5.1. Kewajiban Wajib Pajak………. 17

2.2.5.2. Hak Wajib Pajak……… 18

2.2.6. Tata Cara Pemungutan Pajak... 20

2.2.6.1. Azaz-azaz Pemungutan Pajak... 20

2.2.6.2. Sistem Pemungutan Pajak………. 21

2.2.7. Risiko dan Pengaruh Pajak atas Perusahaan... 22

2.2.7.1. Risiko Perusahaan………. 22

2.2.7.2. Pengaruh Pajak Terhadap Perusahaan………... 23

2.2.8. Manajemen Pajak... 24

2.2.9. Tujuan Manajemen Pajak………... 25

2.2.10. Perencanaan Pajak (Tax Planning)... 25

2.2.10.1. Definisi Perencanaan Pajak………... 25

2.2.10.2. Tujuan Perencanaan Pajak……… 26

2.2.10.3. Motivasi Perencanaan Pajak………. 29


(5)

xi

Universitas Kristen Maranatha

2.2.10.5. Implementasi Perencanaan Pajak……… 33

2.2.10.6. Jenis Perencanaan Pajak……….. 34

2.2.10.7. Teknik Perencanaan Pajak……….. 35

2.2.11. Kepatuhan Wajib Pajak……….. 36

2.2.11.1. Kepatuhan Formal Wajib Pajak………... 41

2.2.11.2. Pentingnya Kepatuhan Perpajakan……….. 41

2.2.11.3. Hubungan Penerapan Aspek Formal dari Perencanaan Pajak Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Badan……….. 43

2.3. Kerangka Pemikiran…... 45

2.4. Perumusan Hipotesis………. 46

BAB III. METODE PENELITIAN... 47

3.1. Objek Penelitian... 47

3.1.1. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Banjarbaru…. 48 3.1.2. Tugas Pokok... 48

3.1.3. Struktur Organisasi……….. 49

3.1.4. Uraian Tugas dan Jabatan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Banjarbaru... 50 3.2. Metode dan Desain Penelitian... 55

3.2.1. Metode Penelitian……… 59

3.2.2. Desain Penelitian………. 57


(6)

xii

Universitas Kristen Maranatha

3.4. Sumber dan Teknik Penentuan Data………. 63

3.4.1. Sumber Data……… 63

3.4.2. Teknik Penentuan Data………..………. 64

3.5. Teknik Pengumpulan Data……… 66

3.5.1. Uji Validitas………. 68

3.5.2. Uji Realibilitas……….. 69

3.6. Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis………... 70

3.6.1. Rancangan Analisis……….. 70

3.6.2. Uji Hipotesis………. 77

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 82

4.1. Pelaksanaan Aspek Formal dari Perencanaan Pajak yang Dilakukan Oleh Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Banjarbaru……….. 82 4.1.1. Motivasi Dilakukannya Perencanaan Pajak………... 82

4.1.1.1. Kebijakan Perpajakan………. 82

4.1.1.2. Undang-Undang Perpajakan……….. 83

4.1.1.3. Administrasi Perpajakan……… 83

4.1.2. Tahapan Perencanaan Pajak……… 84

4.1.2.1. Menganalisis Informasi yang Ada……….. 84

4.1.2.2. Membuat Satu atau Lebih Model Kemungkinan Jumlah Pajak……….. 84

4.1.2.3. Mengevaluasi Perencanaan Pajak……….. 85 4.1.2.4. Mencari Kelemahan dan Memperbaiki Kembali 85


(7)

xiii

Universitas Kristen Maranatha Rencana Pajak………...

4.1.2.5. Memutahirkan Rencana Pajak………... 86

4.1.3. Implementasi Perencanaan Pajak……… 86

4.1.3.1. Menyelenggarakan Pembukuan….……….…………... 86

4.1.3.2. Memotong dan/atau Memungut Pajak PPh Pasal 21/22/23/26………. 86

4.1.3.3. Membayar Pajak………..………... 87

4.1.3.4. Menyampaikan Surat Pemberitahuan………. 87

4.2. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Banjarbaru……... 88

4.2.1. Pemahaman Wajib Pajak Terhadap Ketentuan Perpajakan……… 88

4.2.2. Mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Secara lengkap dan Benar…. 89 4.2.3. Menghitug Jumlah Pajak Penghasilan Dengan Baik dan Benar… 90 4.2.4. Membayar Pajak penghasilan Tepat Waktu……… 90

4.2.5. Melaporkan Surat pemberitahuan Pajak Tepat Waktu……… 91

4.2.6. Tidak Mempunyai Tunggakan Pajak……….. 92

4.2.7. Tidak Dijatuhi Hukuman………. 93

4.2.8. Menyelenggarakan Pembukuan……….. 94

4.3. Penerapan Aspek Formal Perencanaan Pajak Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Badan Di Wilayah KPP Pratama Banjarbaru……… 96

4.3.1. Hasil Uji Validitas………... 96

4.3.2. Hasil Uji Realibilitas………... 98


(8)

xiv

Universitas Kristen Maranatha

4.3.4. Analisis Regresi Linear Sederhana………. 100

4.3.5. Analisis Korelasi………. 101

4.3.6. Menguji Tingkat Signifikansi……….. 102

4.3.7. Koefesien Determinasi……… 103

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN 105 5.1. Simpulan……… 105

5.2. Saran……….. 107

DAFTAR PUSTAKA……….. 109

LAMPIRAN………... 111


(9)

xv

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 Kerangka Pemikiran………... 45 Gambar 2 Bagan Struktur Organisasi KPP Pratama Banjarbaru……... 50 Gambar 3 Uji Dua Pihak Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis……... 80


(10)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Peran Pajak Terhadap APBN………. 1

Tabel II Desain Penelitian………... 58

Tabel III Operasional Variabel Penelitian………. 61

Tabel IV Skor Skala Likert untuk Kuesioner ..……….……… 62

Tabel V Kriteria Persentase Tanggapan Responden... 72

Tabel VI Interpretasi Koefesien Korelasi……….. 76

Tabel VII Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pemahaman Wajib Pajak Terhadap Ketentuan Perpajakan…..………. 88

Tabel VIII Distribusi Jawaban Responden Mengenai Mengisi surat Pemberitahuan Secara Lengkap dan Benar……… 89

Tabel IX Distribusi Jawaban Responden Mengenai Menghitung Jumlah Pajak Dengan Baik dan Benar……… 90

Tabel X Distribusi Jawaban Responden Mengenai Membayar Pajak Tepat Waktu……….……….. 91

Tabel XI Distribusi Jawaban Responden Mengenai Melaporkan Surat Pemberitahuan Tepat Waktu……….……… 92

Tabel XII Distribusi Jawaban Responden Mengenai Tidak Mempunyai Tunggakan Pajak……… 93

Tabel XIII Distribusi Jawaban Responden Mengenai Tidak Dijatuhi Hukuman……… 94

Tabel XIV Distribusi Jawaban Responden Mengenai Menyelenggarakan Pembukuan………. 95


(11)

xvii

Tabel XV Rekapitulasi Jawaban Responden Pada Kepatuhan Wajib Pajak... 95 Tabel XVI Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Aspek Formal dari

Perencanaan Pajak (Variabel X)... 97

Tabel XVII Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Kepatuhan Wajib Pajak Badan dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakannya (VariabelY)………. 97

Tabel XVIII Variabel Penerapan Aspek Formal Perencanaan Pajak (X) dan Variabel Kepatuhan Wajib Pajak (Y)………..………..… 98

Tabel XIX Hasil Analisis Regresi…….………..…………...……….. 100

Tabel XX Korelasi Antara Variabel X dan Variabel Y………..…… 102


(12)

xviii

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Kuesioner Penelitian Lampiran B Data Variabel Penelitian

Lampiran C Surat Izin Penelitian di KPP Pratama Banjarbaru Lampiran D UU Perpajakan PPh Pasal 25

Lampiran E SPT Tahunan Badan Lampiran F SSP


(13)

Bab I. Pendahuluan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Indonesia adalah negara berkembang yang terus berupaya melakukan pembangunan di segala bidang untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Pembangunan yang dilakukan pemerintah memerlukan dana yang tidak sedikit, sebagai negara berkembang, sumber penerimaan negara terbesar hingga saat ini berasal dari sektor perpajakan. Secara keseluruhan pencapaian target penerimaan pajak pada semester I/2012 naik menjadi 45 % yang mencapai Rp 456,8 triliun dari target APBN-P sebesar Rp 1.016,2 triliun. Berikut prosentase penerimaan pajak terhadap APBN dalam lima tahun terakhir :

Tabel I

Peran Pajak Terhadap APBN

No Tahun Anggaran

Jumlah (Trilyun) Prosentase Pajak:APBN APBN Pajak

1 2010 949,66 742,74 78%

2 2009 985,73 725,84 74%

3 2008 781,35 591,98 76%

4 2007 723,06 509,46 70%

5 2006 723,06 416,31 67%


(14)

2

Bab I. Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha Penerimaan perpajakan baik dalam negeri maupun pajak perdagangan internasional sebagai kontributor terbesar dalam postur pendapatan Negara dengan rata-rata 70% hingga akhir tahun 2011 masih menjadi prioritas yang utama di Indonesia sebagai sarana untuk mensukseskan dan melancarkan pembangunan nasional yang terus berkesinambungan. Pajak bagi pemerintah merupakan sumber pendapatan yang digunakan untuk kepentingan bersama. Semakin besar pajak yang dibayarkan oleh wajib pajak yang salah satunya adalah perusahaan setiap tahunnya, maka pendapatan negara semakin banyak. (Prof. Firmanzah., PhD: 2012: www.setkab.go.id)

Wajib Pajak dalam undang-undang KUP didefinisikan sebagai orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu. Dari definisi ini dapat dipahami bahwa Wajib Pajak ini terdiri dari dua jenis yaitu Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan. Bagi negara, pajak adalah salah satu penerimaan penting yang akan digunakan untuk membiayai pengeluaran baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan. Sedangkan bagi perusahaan, pajak merupakan beban yang menurut undang-undang harus dibebankan pada perusahaan yang memperoleh penghasilan kena pajak sehingga beban ini akan mengurangi laba bersih perusahaan. (Undang-undang Ketentuan Umum Perpajakan)

Perusahaan dan negara memiliki kepentingan yang berbeda, negara berusaha meperoleh pajak sebanyak-banyaknya untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, sedangkan perusahaan berusaha dengan berbagai


(15)

3

Bab I. Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha cara untuk membayar pajak sekecil mungkin. Sejalan dengan reformasi perpajakan (tax reform) tahun 1983 yang menghasilkan perubahan yang mendasar pada sistem dan mekanisme pemungutan pajak (dari official assessment menjadi self assessment system), Direktorat Jenderal Pajak memberikan kepercayaan penuh kepada Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakan, mulai dari mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak, menghitung, memperhitungkan, membayar serta melaporkan pajaknya dengan menggunakan Surat Pemberitahuan (SPT) nya. Mekanisme self assessment system ini dimanfaatkan perusahaan untuk meminimalkan beban pajak tersebut dapat dilakukan melalui berbagai cara mulai dari yang sesuai dengan peraturan perpajakan sampai dengan yang melanggar peraturan perpajakan, perusahaan berusaha memanfaatkan peluang baik karena kelemahan peraturan perpajakan maupun sumber daya pegawai pajak. (Priyo Budi S., dalam www.antaranews.com)

Kepatuhan memenuhi kewajiban perpajakan secara sukarela (voluntary of compliance) merupakan tulang punggung sistem self assesment, di mana wajib pajak bertanggungjawab menetapkan sendiri kewajiban perpajakan dan kemudian secara akurat dan tepat waktu membayar dan melaporkan pajaknya tersebut. (Saraswati, 2012 dalam Darmayanti, 2004)

Kewajiban pajak bermula dari implementasi undang-undang pepajakan. Oleh karena itu, ketidakpatuhan terhadap undang-undang dapat dikenakan sanksi, baik sanksi administrasi maupun sanksi pidana. Sanksi administrasi maupun pidana merupakan pemborosan sumber daya sehingga perlu dihindari melalui suatu perencanaan pajak yang baik. Untuk dapat menyusun perencanaan


(16)

4

Bab I. Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha pemenuhan kewajiban perpajakan yang baik diperlukan pemahaman terhadap peraturan perpajakan. Selanjutnya selaras dengan pengelompokan hukum pajak aspek formal administratif maupun aspek material substantif perlu untuk dimengerti dan dipahami untuk dapat menghindari sanksi administrasi maupun pidana. (Erly Suandy:2008:8)

Upaya minimalisasi beban pajak dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari yang masih berada dalam bingkai peraturan perpajakan sampai dengan melanggar peraturan perpajakan. Pajak yang terutang melalui skema yang memang telah jelas diatur dalam peraturan perundang-undangan perpajakan dan sifatnya tidak menimbulkan dispute antara wajib pajak dan otoritas pajak ini sering disebut dengan perencanaan pajak (tax planning) atau tax sheltering. Pada umumnya perencanaan pajak merujuk pada merekayasa usaha dan transaksi wajib pajak supaya hutang pajak berada dalam jumlah yang minimal tetapi masih dalam koridor peraturan perpajakan. Namun demikian, perencanaan pajak juga dapat diartikan sebagai perencanaan pemenuhan kewajiban perpajakan secara lengkap, benar, dan tepat waktu sehingga dapat secara optimal menghindari pemborosan sumber daya. Dari definisi tersebut dapatdilihat bahwa tujuan dari perencanaan pajak yaitu untuk mengefisiensikan jumlah pajak terhutang melalui penghindaran pajak (tax avoidance) tanpa harus melanggar undang-undang perpajakan. (Suryani, 2006).

Tax planning yang utuh harus memenuhi aspek formal administratif yang berkaitan dengan hukum pajak formal, maupun aspek material substantif yang berkaitan dengan hukum pajak material. Aspek formal ialah pemenuhan kewajiban perpajakan yang sesuai dengan ketentuan tata cara atau prosedur yang


(17)

5

Bab I. Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha telah ditentukan oleh Ketentuan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan (KPPP) sebagai mana diatur dalam hukum pajak formal. Aspek material ialah upaya untuk mengatur kewajiban perpajakan dengan cara tertentu yang secara keuangan lebih menguntungkan. Dalam skripsi ini penulis meneliti tentang aspek formal dari setiap variabel karena pada prinsipnya apabila ingin meneliti tentang aspek material harus mengacu kepada konten jumlah dan hal tersebut dapat diketahui melalui cara pemeriksaan. Berdasarkan aspek formal, ada tiga kecenderungan yang memotivasi manajemen untuk melakukan tax planning sesuai dengan yang diungkapkan oleh (Suandy,2003):

1. Kebijakan Perpajakan (Tax Policy)

Kebijakan perpaajakan yang terkandung dalam Ketentuan Undang-undang Perpajakan yang berlaku. Pada saat ini, sistem pembayaran pajak yang berlaku di Indonesia dilandasi oleh sistem pemungutan dimana Wajib Pajak boleh menghitung dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus disetorkan (self assessment system).

Dengan berlakunya sistem tersebut, juga akan membuka peluang bagi manajer perusahaan untuk mengimplementasikan tax planning dalam pengendalian pemenuhan kewajiban perpajakan perusahaan.

2. Undang-undang Perpajakan (Tax Law)

Pada kenyataannya dimanapun tidak ada undang-undang yang mengatur setiap permasalahan secara sempurna. Keadaan ini menyebabkan timbulnya celah bagi wajib pajak untuk menganalisis dengan cermat atas kesempatan tersebut untuk digunakan merencanakan pajak yang baik.


(18)

6

Bab I. Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha Hal yang mendorong perusahaan untuk melaksanakan perencanaan pajak yang baik agar terhindar dari sanksi administrasi maupun pidana karena adanya penafsiran antara aparat fiskus dan wajib pajak akibat dari begitu luasnya peraturan perpajakan yang berlaku dan sistem informasi yang belum efektif.

Penulis lebih menyoroti tentang masalah aspek formal untuk mengetahui kepatuhan wajib pajak. Penelitian ini dilakukan pada wajib pajak badan karena yang sering melakukan perencanaan pajak adalah wajib pajak badan. Wajib pajak badan harus membayar pajak terutangnya dengan jumlah yang besar karena penghasilan yang mereka peroleh pun besar sehingga wajib pajak badan melakukan perencanaan pajak untuk meminimalisasi beban pajak terutangnya dengan menganalisa aspek formal dari perencanaan pajak. Penulis melakukan observasi langsung dengan membagikan kuesioner kepada wajib pajak badan yang telah memiliki NPWP secara acak di KPP Pratama Banjarbaru. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis mengangkat judul skripsi, yaitu “Analisa Pengaruh Pelaksanaan Aspek Formal Dari Perencanaan Pajak Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Untuk Memenuhi Kewajiban Perpajakannya”.

1.2. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah 1.2.1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan dengan uraian latar belakang penelitian yang dikemukakan diatas, maka penulis mencoba mengidentifikasi masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:


(19)

7

Bab I. Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 1. Infrastruktur yang dibutuhkan masih kurang baik sehingga wajib pajak

merasa tarif pajak yang dibebankan teralu tinggi.

2. Tarif pajak yang tinggi dan semakin meningkat menyebabkan wajib pajak melakukan perencanaan pajak dengan berbagai cara.

3. Sistem administrasi perpajakan yang belum berjalan secara baik dapat menyebabkan perselisihan tunggakan pajak antara wajib pajak dengan petugas pajak ataupun Dirjen Pajak.

4. Rendahnya tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan dapat disebabkan oleh harus terhubungnya wajib pajak dengan beberapa seksi dalam melakukan pembayaran pajak.

5. Kepatuhan wajib pajak badan di KPP Pratama Banjarbaru sudah menjalankan kewajiban perpajakannya, meskipun wajib pajak badan masih sering melakukan penundaan atau keterlambatan dalam hal pelaporan dan pembayaran perpajakannya.

1.2.2. Rumusan Masalah

Penulis merumuskan masalah pokok dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan aspek formal dari perencanaan pajak yang dilakukan oleh wajib pajak badan di KPP Pratama Banjarbaru?

2. Bagaimana tingkat kepatuhan wajib pajak badan di KPP Pratama Banjarbaru dalam memenuhi kewajiban perpajakannya?


(20)

8

Bab I. Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 3. Berapa besar pengaruh pelaksanaan aspek formal dari perencanaan

pajak terhadap kepatuhan wajib pajak badan di KPP Pratama Banjarbaru?

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Dari identifikasi masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui pelaksanaan aspek formal dari perencanaan pajak yang dilakukan oleh wajib pajak badan di KPP Pratama Banjarbaru.

2. Mengetahui tingkat kepatuhan wajib pajak badan di KPP Pratama Banjarbaru dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

3. Mengidentifikasi besar pengaruh pelaksanaan aspek formal dari perencanaan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak badan di KPP Pratama Banjarbaru.

1.4. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah dapat bermanfaat secara akademis dan praktis sebagai berikut:

1. Manfaat Akademis

a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam pengembangan ilmu ekonomi, khususnya pada bidang ilmu akuntansi perpajakan. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan perbandingan untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengaruh aspek formal dari perencanaan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak badan.


(21)

9

Bab I. Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha b. Bagi pengembangan ilmu Akuntansi khususnya Akuntansi Perpajakan,

dapat memberikan bukti empirik tentang keterkaitan antara Aspek Formal dari Perencanaan Pajak terhadap Kepatuhan Perpajakan.

c. Bagi peneliti lain, dapat digunakan sebagai referensi dalam pengkajian topik-topik yang sama dan berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini.

d. Bagi Peneliti, sebagai uji kemampuan dalam menerapkan teori-teori yang diperoleh diperkuliahan terkait dengan aspek formal dari perencanaan pajak dan kepatuhan perpajakan.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang pentingnya mengetahui aspek formal dari perencanaan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak badan. Bagi perusahaan, dapat juga memberikan gambaran mengenai pentingnya perencanaan pajak yang baik dan sesuai undang-undnag perpajakan, sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi perusahaan yang dikarenakan sanksi administrasi pajak. b. Bagi Pemerintah

Lembaga-lembaga pembuat peraturan/standar, misalnya Direktorat Jenderal Pajak, IAI dan sebagainya, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi penyusunan peraturan perpajakan dan sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kualitas standar dan peraturan yang sudah ada.


(22)

Bab V. Simpulan dan Saran

105

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai analisa pelaksanaan aspek formal dari perencanaan pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak badan pada 48 wajib pajak badan di wilayah KPP Pratama Banjarbaru, maka pada bagian akhir dari penelitian ini, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan aspek formal dari perencanaan pajak yang dilakukan 48 wajib pajak badan di wilayah KPP Pratama Banjarbaru pada umumnya sudah dapat melakukan perencanaan pajak. Hal ini ditunjukkan oleh aspek motivasi yang mendasari perencanaan pajak yang dilakukan Wajib Pajak seperti kebijakan perpajakan, UU perpajakan, dan administrasi perpajakan. Wajib Pajak melakukan perencanaan pajak melalui beberapa tahapan seperti menganalisis informasi yang ada, membuat satu atau lebih model kemungkinan jumlah pajak, mengevaluasi perencanaan pajak, mencari kelemahan dan memperbaiki kembali perencanaan pajak, dan memutahirkan perencanaan pajak. Implementasi aspek formal perencanaan pajak yang dilakukan Wajib Pajak adalah menyelenggarakan pembukuan dan pencatatan, memotong dan/atau memungut pajak PPh pasal 21/22/23/26, membayar pajak, dan menyampaikan surat pemberitahuan.


(23)

106 Bab V. Simpulan dan Saran

2. Secara keseluruhan situasi yang mencerminkan kepatuhan dan kesadaran Pemenuhan kewajiban perpajakan pada KPP Pratama Banjarbaru dengan persentase 69,11%. Wajib pajak sudah memiliki pemahaman yang baik tentang ketentuan pajak, mengisi formulir pajak dengan lengkap dan benar, menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar, akan tetapi dalam hal membayar pajak yang terutang dengan tepat waktu serta melaporkan pajak tepat waktu masih dalam tarap cukup, kemudian dalam hal penunggakan pajak dan dalam hal dijatuhi hukuman pun masih dalam tahap cukup. Meskipun seperti itu, wajib pajak juga sudah menyelenggarakan pembukuan dengan baik.

3. Pelaksanaan aspek formal dari perencanaan pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak badan pada 48 wajib pajak badan di wilayah KPP Pratama Banjarbaru. Pelaksanaan aspek formal dari perencanaan pajak mampu memberikan kontribusi atau pengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak badan di wilayah KPP Pratama Banjarbaru sebesar 52,6%. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 47,4% dipengaruhi oleh faktor lain di luar variabel penerapan aspek formal dari perencanaan pajak yakni aspek material dari perencanaan pajak seperti pelaporan objek pajak yang benar dan lengkap harus bebas dari berbagai rekayasa negatif serta penghindaran sanksi pajak. Arah hubungan positif menunjukkan semakin baik penerapan aspek formal dari perencanaan pajak akan meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak badan di wilayah KPP Pratama Banjarbaru. Sebaliknya, semakin tidak baik penerapan aspek formal dari perencanaan pajak akan menurunkan kepatuhan Wajib Pajak


(24)

107 Bab V. Simpulan dan Saran

badan di wilayah KPP Pratama Banjarbaru. Melalui hasil pengolahan data pada tabel hasil analisis regresi diperoleh nilai thitung 7,151, sementara pada ttabel dengan tingkat signifikasi 5% (1/2= 0,025) dan derajat bebas (24-2) = 22 pada pengujian dua arah adalah sebesar ± 2,317. Karena thitung (7,151) lebih besar dari ttabel (2,317), maka pada tingkat kekeliruan 5% dan taraf kepercayaan 95% dengan Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat pengaruh pelaksanaan aspek formal perencanaan pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak memberikan bukti empiris bahwa pelaksanaan aspek formal dari perencanaan pajak signifikan dalam meningkatkan kepatuhan Wajiib Pajak badan di wilayah KPP Pratama Banjarbaru.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis akan memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi Wajib Pajak badan di KPP Pratama Banjarbaru:

a. Wajib Pajak senantiasa mempertahankan dan meningkatkan aspek formal perencanaan pajak dengan demikian wajib pajak badan dapat meminimalisasi beban pajak tetapi tidak melanggar UU perpajakan yang berlaku. Hal ini tentunya ikut mendorong kepatuhan pajak di KPP Pratama Banjarbaru.

b. Karena penerapan aspek formal perencanaan pajak memiliki pengaruh yang signifikan kepada kepatuhan Wajib Pajak badan maka diharapkan para wajib pajak badan dapat melaksanakan perencanaan perpajakannya


(25)

108 Bab V. Simpulan dan Saran

dengan sebaik mungkin, sehingga kepatuhan wajib pajak badan itu sendiri dapat terus meningkat.

2. Bagi KPP Pratama Banjarbaru:

a. KPP Pratama Banjarbaru sebaiknya tetap memonitor kepatuhan wajib pajak agar wajib pajak dapat lebih meningkatkan lagi kepatuhannya. Wajib pajak badan harus melaporkan dan membayar pajak terutangnya sebelum jatuh tempo, pembayaran pajaknya pun tidak menunggak sehingga wajib pajak tidak akan dijatuhi hukuman, karena tidak semua Wajib Pajak memiliki kepatuhan atau kesadaran yang tinggi.

b. Para petugas pajak pun diharapkan dapat lebih meningkatkan pelayanan terhadap Wajib Pajak, dan pemerintah dapat terus meningkatkan penegakan hukum pajak sehingga wajib pajak tidak akan keberatan dengan kenaikan tarif pajak yang akan terjadi.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya:

a. Sebaiknya ada penambahan jumlah responden dan variabel-variabel lain selain aspek formal dari perencanaan pajak seperti aspek material sehingga dapat memberikan hasil yang lebih baik.

b. Penelitian dilakukan tidak hanya pada satu Kantor Pelayanan Pajak, tetapi di beberapa Kantor Pelayanan Pajak sehingga dapat memberikan hasil perbandingan antara KPP yang satu dengan KPP lainnya dalam rangka meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak.


(26)

Daftar Pustaka

109

DAFTAR PUSTAKA

Aris Aviantara. 2008. Perencanaan Pajak: Upaya Meminimalkan Beban Pajak. Aris Aviantara&Associates.

Erly Suandy. 2006. Perencanaan Pajak . Salemba : Jakarta.

Erly Suandy. 2008. Perencanaan Pajak Edisi 4. Salemba Empat : Jakarta.

Mardiasmo. 2001. Perpajakan. Andi offset: Yogyakarta.

Mohammad Zain. 2005. Manajemen Perpajakan. Salemba Empat : Jakarta.

Pandiangan, Liberti, 2008. Modernisasi dan Reformasi Pelayanan Perpajakan Berdasarkan Undang-Undang Terbaru. PT. Gramedia: Jakarta.

Prabowo, Yusdianto. 2004. Akuntansi Perpajakan Terapan, Edisi Revisi, Penerbit PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Primandita, Firtiandi. 2007. Kompilasi Undang – Undang Terlengkap. Salemba Empat: Jakarta.

Siti Kurnia Rahayu. 2009. Perpajakan Indonesia; Konsep dan Aspek Formal. Graha Ilmu : Yogyakarta.

Sony Devano, dan Siti Kurnia Rahayu. 2006. Perpajakan: Konsep, Teori dan Isu. Kencana : Jakarta.

Suandy, Erly.2011.Perencanaan Pajak. Edisi 5. Salemba Empat: Jakarta.


(27)

110

Daftar Pustaka

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta : Bandung.

Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta : Bandung.

Umi Narimawati. 2007. Riset Manajemen Sumber Daya Manusia Aplikasi Contoh dan Perhitungan. Agung Media : Jakarta.

Budi, Priyo S. (2012). Tax Planning Bukan Untuk Hindari Pajak. Diakses dari www.antaranews.com pada tanggal 24 September 2012.

Firmanzah. (2012). Penerimaan Perpajakan Dalam Negeri. Diakses dari www.setkab.go.id pada tanggal 8 Oktober 2012.

Undang-Undang Pajak Penghasilan Ketentuan Umum Perpajakan www.depkeu.go.id

www.pajakonline.com


(1)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai analisa pelaksanaan aspek formal dari perencanaan pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak badan pada 48 wajib pajak badan di wilayah KPP Pratama Banjarbaru, maka pada bagian akhir dari penelitian ini, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan aspek formal dari perencanaan pajak yang dilakukan 48 wajib pajak badan di wilayah KPP Pratama Banjarbaru pada umumnya sudah dapat melakukan perencanaan pajak. Hal ini ditunjukkan oleh aspek motivasi yang mendasari perencanaan pajak yang dilakukan Wajib Pajak seperti kebijakan perpajakan, UU perpajakan, dan administrasi perpajakan. Wajib Pajak melakukan perencanaan pajak melalui beberapa tahapan seperti menganalisis informasi yang ada, membuat satu atau lebih model kemungkinan jumlah pajak, mengevaluasi perencanaan pajak, mencari kelemahan dan memperbaiki kembali perencanaan pajak, dan memutahirkan perencanaan pajak. Implementasi aspek formal perencanaan pajak yang dilakukan Wajib Pajak adalah menyelenggarakan pembukuan dan pencatatan, memotong dan/atau memungut pajak PPh pasal 21/22/23/26, membayar pajak, dan menyampaikan surat pemberitahuan.


(2)

106 Bab V. Simpulan dan Saran

2. Secara keseluruhan situasi yang mencerminkan kepatuhan dan kesadaran Pemenuhan kewajiban perpajakan pada KPP Pratama Banjarbaru dengan persentase 69,11%. Wajib pajak sudah memiliki pemahaman yang baik tentang ketentuan pajak, mengisi formulir pajak dengan lengkap dan benar, menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar, akan tetapi dalam hal membayar pajak yang terutang dengan tepat waktu serta melaporkan pajak tepat waktu masih dalam tarap cukup, kemudian dalam hal penunggakan pajak dan dalam hal dijatuhi hukuman pun masih dalam tahap cukup. Meskipun seperti itu, wajib pajak juga sudah menyelenggarakan pembukuan dengan baik.

3. Pelaksanaan aspek formal dari perencanaan pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak badan pada 48 wajib pajak badan di wilayah KPP Pratama Banjarbaru. Pelaksanaan aspek formal dari perencanaan pajak mampu memberikan kontribusi atau pengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak badan di wilayah KPP Pratama Banjarbaru sebesar 52,6%. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 47,4% dipengaruhi oleh faktor lain di luar variabel penerapan aspek formal dari perencanaan pajak yakni aspek material dari perencanaan pajak seperti pelaporan objek pajak yang benar dan lengkap harus bebas dari berbagai rekayasa negatif serta penghindaran sanksi pajak. Arah hubungan positif menunjukkan semakin baik penerapan aspek formal dari perencanaan pajak akan meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak badan di wilayah KPP Pratama Banjarbaru. Sebaliknya, semakin tidak baik penerapan aspek formal dari perencanaan pajak akan menurunkan kepatuhan Wajib Pajak


(3)

badan di wilayah KPP Pratama Banjarbaru. Melalui hasil pengolahan data pada tabel hasil analisis regresi diperoleh nilai thitung 7,151, sementara pada ttabel dengan tingkat signifikasi 5% (1/2= 0,025) dan

derajat bebas (24-2) = 22 pada pengujian dua arah adalah sebesar ± 2,317. Karena thitung (7,151) lebih besar dari ttabel (2,317), maka pada

tingkat kekeliruan 5% dan taraf kepercayaan 95% dengan Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat pengaruh pelaksanaan aspek formal perencanaan pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak memberikan bukti empiris bahwa pelaksanaan aspek formal dari perencanaan pajak signifikan dalam meningkatkan kepatuhan Wajiib Pajak badan di wilayah KPP Pratama Banjarbaru.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis akan memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi Wajib Pajak badan di KPP Pratama Banjarbaru:

a. Wajib Pajak senantiasa mempertahankan dan meningkatkan aspek formal perencanaan pajak dengan demikian wajib pajak badan dapat meminimalisasi beban pajak tetapi tidak melanggar UU perpajakan yang berlaku. Hal ini tentunya ikut mendorong kepatuhan pajak di KPP Pratama Banjarbaru.

b. Karena penerapan aspek formal perencanaan pajak memiliki pengaruh yang signifikan kepada kepatuhan Wajib Pajak badan maka diharapkan para wajib pajak badan dapat melaksanakan perencanaan perpajakannya


(4)

108 Bab V. Simpulan dan Saran

dengan sebaik mungkin, sehingga kepatuhan wajib pajak badan itu sendiri dapat terus meningkat.

2. Bagi KPP Pratama Banjarbaru:

a. KPP Pratama Banjarbaru sebaiknya tetap memonitor kepatuhan wajib pajak agar wajib pajak dapat lebih meningkatkan lagi kepatuhannya. Wajib pajak badan harus melaporkan dan membayar pajak terutangnya sebelum jatuh tempo, pembayaran pajaknya pun tidak menunggak sehingga wajib pajak tidak akan dijatuhi hukuman, karena tidak semua Wajib Pajak memiliki kepatuhan atau kesadaran yang tinggi.

b. Para petugas pajak pun diharapkan dapat lebih meningkatkan pelayanan terhadap Wajib Pajak, dan pemerintah dapat terus meningkatkan penegakan hukum pajak sehingga wajib pajak tidak akan keberatan dengan kenaikan tarif pajak yang akan terjadi.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya:

a. Sebaiknya ada penambahan jumlah responden dan variabel-variabel lain selain aspek formal dari perencanaan pajak seperti aspek material sehingga dapat memberikan hasil yang lebih baik.

b. Penelitian dilakukan tidak hanya pada satu Kantor Pelayanan Pajak, tetapi di beberapa Kantor Pelayanan Pajak sehingga dapat memberikan hasil perbandingan antara KPP yang satu dengan KPP lainnya dalam rangka meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Aris Aviantara. 2008. Perencanaan Pajak: Upaya Meminimalkan Beban Pajak. Aris Aviantara&Associates.

Erly Suandy. 2006. Perencanaan Pajak . Salemba : Jakarta.

Erly Suandy. 2008. Perencanaan Pajak Edisi 4. Salemba Empat : Jakarta.

Mardiasmo. 2001. Perpajakan. Andi offset: Yogyakarta.

Mohammad Zain. 2005. Manajemen Perpajakan. Salemba Empat : Jakarta.

Pandiangan, Liberti, 2008. Modernisasi dan Reformasi Pelayanan Perpajakan Berdasarkan Undang-Undang Terbaru. PT. Gramedia: Jakarta.

Prabowo, Yusdianto. 2004. Akuntansi Perpajakan Terapan, Edisi Revisi, Penerbit PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Primandita, Firtiandi. 2007. Kompilasi Undang – Undang Terlengkap. Salemba Empat: Jakarta.

Siti Kurnia Rahayu. 2009. Perpajakan Indonesia; Konsep dan Aspek Formal. Graha Ilmu : Yogyakarta.

Sony Devano, dan Siti Kurnia Rahayu. 2006. Perpajakan: Konsep, Teori dan Isu. Kencana : Jakarta.

Suandy, Erly.2011.Perencanaan Pajak. Edisi 5. Salemba Empat: Jakarta.


(6)

110

Daftar Pustaka

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta : Bandung.

Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta : Bandung.

Umi Narimawati. 2007. Riset Manajemen Sumber Daya Manusia Aplikasi Contoh dan Perhitungan. Agung Media : Jakarta.

Budi, Priyo S. (2012). Tax Planning Bukan Untuk Hindari Pajak. Diakses dari www.antaranews.com pada tanggal 24 September 2012.

Firmanzah. (2012). Penerimaan Perpajakan Dalam Negeri. Diakses dari www.setkab.go.id pada tanggal 8 Oktober 2012.

Undang-Undang Pajak Penghasilan Ketentuan Umum Perpajakan www.depkeu.go.id

www.pajakonline.com


Dokumen yang terkait

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Melalui E-Filing di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

2 104 66

Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Menghitung Dan Melunasi Pajak Penghasilan Pasal 25 / 29 Sesuai Sistem Self Assessment Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

1 107 57

Analisis Data Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

3 68 66

Pengaruh Reformasi Administrasi Perpajakan Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Di KPP Pratama Waingapu (Penyuluhan Pajak Sebagai Variabel Moderating)

0 49 128

Evaluasi Kepatuhan Wajib Pajak dan Penerimaan Pajak Sebelum dan Sesudah Uji Coba Penataan Tugas dan Fungsi Account Representative di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

2 35 88

Dampak Penggunaan Drop Box Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dan Peranannya Dalam Upaya Peningkatan Penerimaan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

1 37 70

Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

1 36 55

Prosedur Penagihan Untuk Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakannya Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota

0 57 85

PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN Pengaruh Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Terhadap Penerimaan Pajak Yang Dimoderasi Dengan Pemeriksaan Pajak Pada Kpp Pratama Surakarta.

0 4 18

Persepsi Wajib Pajak Badan terhadap Pelaksanaan Kewajiban SPT Tahunan Badan (Wajib Pajak Badan Terdaftar Pada KPP Pratama Padang).

0 0 6