Patogenesis Idiopathic Pulmonary Fibrosis (Studi Pustaka).

ABSTRAK
PATOGENESIS JDIOPAIHIC PULMONARY FIBROSIS
Terri Sandi Susyanto, 2004, Pembimbing:

David Gunawan T., dr

Idiopathic pulmonalY fibrosis. adalah penyakit yang mematikan, di mana
penyakit ini menyebabkan fibrosis dari interstitium paru sehingga mengganggu
proses pertukaran gas. Sampai saat ini tidak ada terapi yang dapat memperpanjang
harapan hidup penderitanya. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan
kita mengenai penyakit ini, terutama mengenai patogenesisnya.
Tujuan penulisan Karya Tulis IImiah ini untuk mengetahui bagaimana
patogenesis dari idiopathic pulmonary fibrosis.
Ada dua hipotesis yang menjelaskan patogenesis dari penyakit ini. Hipotesis
patogenesis yang lama menganggap fibrosis dari penyakit ini akibat intlamasi
yang kronis, tetapi bukti-bukti barn yang berlawanan dengan hipotesis tersebut.
Sehingga muncul hipotesis baru yang mengganggap penyakit ini disebabkan
karena adanya gangguan perbaikan jaringan yang normal.
Walaupun patogenesis dari penyakit ini belum diketahui seluruhnya, namun
kita dapat menyimpulkan bahwa penyakit ini mewakili suatu bentuk
penyembuhan luka yang abnormal pada pam yang ditandai oleh aktivitas yang

abnormal dari fibroblast-myofibroblast sehingga terjadi akumulasi matriks
ekstraseluler yang berlebihan yang dapat menimbulkan fibrosis paru yang
progresif.
Masih banyak hal yang masih hams kita teliti lebih lanjut mengenai penyakit
ini, temtama mengenai etiloginya, patogenesisnya dan pengembangan terapinya.

IV

ABSTRACT
Pathogenesis of Idiopathic Pulmonary fibrosis
Terri Sandi Susyanto, 2004, Tutor: David Gunawan T., dr

Idiopathic pulmonary fibrosis is a deadly disease which attack the lung
interstitium. This disease can cause scarring to the lung interstitium which can
impaired the gas exchange process. Until this moment there are no treatment that
can improved the survival rate of the patient with this disease. This problem is
caused by the lack ~f our knowledge about this disease, especially about its
pathogenesis.
The o~iective of this paper is to understand the pathogenesis of idiopathic
pulmonary fibrosis.

There are two hypothesis which explain the pathogenesis of this disease. The
old hypothesis who considered fibrosis from this disease is caused by the chronic
inflamation, but there are new evidences showing proof against it. So new
evolving hypothesis appears, this hypothesis suggest that this disease is cause by
impairment in normal wound healing reponse.
Although its pathogenesis remains incompletely understood, but we may
propose that this disease represents a form of abnormal wound healing in the lung
that is characterized by abnormal behaviour of fibroblast-myofibroblast which
calise exuberant extracellular matrix accumulation which can lead into
progressive lung fibrosis.
There are many thing that we need to study further about this disease,
especially about its pathogenesis and development of its therapy.

v

DAFTAR ISf
Halaman

PERSETUJUAN PEMBIMBING
PERNYATAAN MAHASISWA

ABSTRAK

ii
iii

...

...

IV

ABSTRACT
KAT A PENGANT AR
DAFT AR ISI
DAFT AR TABEL.
DAFT AR GAMBAR

v
vi
viii

xi
xii

BABIPENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Maksud dan Tujuan

1
2
2

...

1.4. Manfaat Karya Tulis Ilmiah ...

2

BAB n TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi dan Histologi Paru

2. 1. 1. Bagian

Konduksi

3

. . . .. . . . . . .. . . .. ... . . . . . . . . .. . . . .. . ...

.
. .
2.1.2. Bagian R eSplraSl
2.1.2.1. Bronchiolus respiratorius
2.1.2.2. Duktus Alveolaris
2.1.2.3. Saccus Alveolaris dan Acinus
2.1.2.4. Alveoli dan Septum Interalveolus
2.1.2.4.1. Sel Endotel
2.1.2.4.2. Pneumosit Tipe I
2. 1.2.4.3.

Pneumosit


Tipe

II

. . ... . . .

..

. .. . . . . . .

.. .. ... . . . . . . .. . . . . . . . .. . .. . .

4

.........................

4

. . ... ..


2.1.2.4.4. Fibroblast
2.1.2.4.5. Makrofag Alveolar
2.2. Interstitial Lung Disease (ILD)
2.3. Idiopathic Interstitial Pneumonia (liP)
2.4. Idiopathic Pulmonary Fibrosis (IPF)
2.4.1. Terminologi
2.4.2. Definisi dan Karakteristik
2.4.3. Epidemiologi...

2.4. 3. 1. Insidensi dan Prevalensi . ... .. .. . .. . .. . .. .. .. . .. . . .. .. .. . .. ... .. . ..

...

5
5
6
6
7
8

. .. . .. .. 9
10
10
11
14
16
16
17
19
.. .. ...

2.4.3.2. Umur dan Jenis Kelamin
2.4.3.3. Lokasi Geografis dan Etnik
2.4.4.

F aktor

Resiko

. .. .. ..


.. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. ... .. . . . .. .. . . . .. .. .. .. . .. . . . .. . .. . .. . . ...

2.4.4.1. Perokok Cigaret
2.4.4.2.

Paparan

terhadap

Obat

... .. ..

2.4.4.3. Aspirasi Kronis
2.4.4.4. Faktor Lingkungan

... .. .. .. .. ... .. .. .. ... .. . .. .. .

.. ...


19
20
20
21
21

21
21
22

Vlli

IX

2.4.4.5. Agen Infeksius ...
O
.
o.
2.4.4.6.

P re d ISpOSISI Ge nett k
2.4.5. Patogenesis..
2.4.5.1. Mekanisme perbaikan Jaringan Pam yang Normal
2.4.5.2. Hipotesis Lama

22

_J
7'"

23
24

"Intlamasi Kronis yang Menyebabkan Terjadinya Fibrosis" .. 26
2.4.5.3. Kelemahan Hipotesis Lama.
29
2.4.5.3.1. Inflamasi Bukanlah Temuan Histopatologis yang
Menonjol Pada Usual Interstitial Pneumonia
30
2.4.5.3.2. Intlamasi Tidak Diperlukan untuk
Terjadinya Respon Fibrotik
31
2.4.5.3.3. Pengukuran Klinis dari Int1amasi Gagal Dihubungkan
dengan Stage atau Outcome
32
2.4.5.3.4. Terapi Antiintlamasi Tidak Memperbaiki Hasil Akhir
32
2.4.5.4. Hipotesis Bam "Adanya Respon Perbaikan yang Abnormal".. 34
2.4.5.4.1. Reepitelisasi: Suatu Langkah Esensial
dalam Perbaikan Jaringan Normal
37
2.4.5.4.2. Peranan Fibrogenik yang Potensial
Dan Sel Epitel Alveolar
37
2.4.5.4.3. Fibroblastic Foci
39
2.4.5.4.4. Kegagalan Reepitelisasi
40
2.4.5.4.5. Disrupsi Membrana Basalis
41
2.4.5.4.6. Akumulasi Matriks Ekstraseluler dan Remodeling
41
2.4.5.4.7. Angiogenesis.
...
43
2.4.6. Gejala Klinis dan Perjalanan Penyakit
44
2.4.7. Diagnosis ...
46
2.4.7.1. Riwayat Penyakit dan Pemeriksaan Fisik
49
2.4.7.2. Tes Laboratorium dan Serologis
50
2.4.7.3. Radiografi Dada
50
2.4.7.4. High Resolution CT Scan
52
2.4.7.5. Tes FaallFungsi Pam
54
2.4.7.6. Bronchoalveolar Lavage
57
2.4.7.7. Biopsi Pam
58
2.4.8. Diagnosis Banding
...
63
2.4.9. Prognosis
64
2.4.10. Terapi dan Pengelolaan
65
2.4.10.1. Dasar Terapi
66
2.4.10.2. Pilihan Pengobatan Konvensional
67
2.4.10.2.1. Kortikosteroid
67
2.4.10.2.2. Terapi Sitotoksik
68
2.4.10.3. Pengobatan Lain yang Potensial
69
2.4.10.4. Transplantasi Pam.
71
2.4.10.5. Pemberian Oksigen..
... ...
... ...71

BAB m PEMBAHASAN

72

x

BAD IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpu1an
4.2. Saran

79
79

DAFT ARPUST AKA

81

RIW AYAT HIDUP

83

DAFTAR TABEL

Tabe12.1. Klasitikasi dari interstitial lung disease

Xl

13

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2. 1. Diagram skematis tiga dimensi alveoli paru
yang menampakkan septum alveolus dan struktumya
Gambar 2.2. Sawar darah-udara.

.

8

...

10

Gambar 2.3. Bagan klasifikasi interstitial lung disease
atau diffuse

parenchymal

Gambar 2.4. Model penyembuhan

lung

disease..

.. .. . ..

..

.. ... . ., . ...

luka yang normal.

14
25

Gambar 2.5. Hipotesis lama dan baru tentang
patogenesis dari Idiopathic Pulmonary Fibrosis.

34

Gambar 2.6. Fokus fibroblastik

35

Gambar 2.7. Skema hipotesis model penyembuhan luka
yang abnormal pada idiopathic pulmonary fibrosis

36

Gambar 2.8. Radiografi dada pada idiopathic pulmonary fibrosis

51

Gambar 2.9. CT scan dada pada pasien dengan idiopathic pulmonary fibrosis.. 54
Gambar 2.10. Gambaran Histopatologis dari idiopathic pulmonary fibrosis
Gambar 2.11. Gambaran histopatologis dari usual interstitial pneumonia

Xll

61
62

RfWAYAT HIDUP

Nama

: Terri Sandi Susyanto

Nomor Pokok Mahasiswa

: 0110078

Tempat dan tanggallahir

: Bandung, 15 April 1983

Alamat

: JI. Bima no 17/6s

Riwayat Pendidikan
SD Pandu, Bandung, lulus tahun 1995
SLTP Waringin, Bandung, lulus tahun 1998
SMU Trinitas, Bandung, lulus tahun 200 1

83

BABI
PENDAHULUAN

I. 1. Latar Belakang

Paru-paru

adalah organ yang berfungsi dalam pertukaran gas yang

merupakan proses yang sangat penting dalam respirasi. Agar proses pertukaran
gas tersebut dapat berlangsung dengan mudah melalui sawar darah-udara yang
terdiri dari tiga lapisan, yaitu sel alveoli, membrana basalis, dan endotel, maka
secara keseluruhan sawar tersebut sangatlah tip is yaitu 0,1 sarnpai 1,5 f..lm
(Junquiera, Carneiro dan Kelley, 1997).
Tetapi karena satu atau lain sebab sawar darah-udara itu dapat rnengalami
penebalan, yang salah satunya disebabkan karena fibrosis paru atau Interstitial
lung disease(ILD)

yang merupakan suatu kelornpok penyakit yang dapat

rnenyebabkan terjadinya scarring atau fibrosis pada pam. Pada Interstitial lung
disease pertama-tama paru-paru akan mengalami kerusakan oleh suatu sebab yang
diketahui rnaupun tidak, kemudian dinding alveoli rnengalarni inflamasi, dan
akhirnya terjadi fibrosis (American Lung Association, 2003).
Idiopathic pulmonary fibrosis

(lPF) adalah salah satu penyakit yang

termasuk kedalam Interstitial lung disease yang rnerniliki prognosis yang paling
buruk dengan median survival hanya 2,8 tahun. Prognosis tersebut sarna atau
bahkan lebih buruk dari beberapa kanker atau penyakit lain. Pasien yang
menderita penyak it ini biasanya berusia antara 50-70 tahun, dua pertiganya lebih
tua dari 60 tahun. Perkiraan angka kejadian pertahun adalah 7 kasus per 100.000
untuk wan ita dan 10 kasus per 100.000 untuk pria. Insidensi, prevalensi, dan
angka kematian meningkat sesuai usia (Coalition for Pulmonary Fibrosis, 2001).
Suatu interstitial
pulmonary fibrosis

lung disease

akan didiagnosis

sebagai Idiopathic

bila semua penyebab yang diketahui telah dikesampingkan

dan dianggap bukan faktor etiologinya. Gejala penyakitnya tidak khas, yaitu sesak
nafas dan batuk dan diagnosis pasti penyakit ini hanya dapat ditegakkan dengan
pemeriksaan histopatologi dengan biopsi dimana ditemukan suatu garnbaran

1

2

histopatologis yang disebut u."iualinterstitial pneumonia (VIP). Hal-hal di atas
menyebabkan sulitnya penegakkan diagnosis dari penyakit ini.
Idiopathic pulmonary fibrosis merupakan suatu penyakit yang mematikan
karena dapat menyebabkan fibrosis yang luas yang menyebabkan gangguan
pertukaran gas yang menyebabkan paru-paru tidak dapat memenuhi kebutuhan
jaringan tubuh. Sampai saat ini sedikit sekali intervensi terapi yang dapat kita
tawarkan dan belum ada terapi yang dapat secara nyata memperpanjang usia
hidup penderita. Hal ini disebabkan karena minimnya pengetahuan kita akan
pengetahuan

kita tentang

penyakit

ini, terutama

mengenai

etiologi

dan

patogenesisnya (Hunninghake dan Gross, 2001).

1.2. Identifikasi Masalah

Bagaimana patogenesis penyakit idiopathic pulmonary fibrosis (IPF).

1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud dari studi pustaka ini adalah untuk mengetahui bagaimana
patogenesis dari penyakit idiopathic pulmonary fibrosis.
Tujuan dari studi pustaka ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada
mahasiswa fakultas kedokteran dan kalangan medis tentang patogenesis dari
penyakit idiopathic pulmonary fibrosis

sehingga dapat diketahui bagaimana

mekanisme terjadinya penyakit ini sehingga dapat diupayakan suatu intervensi
terapi baru yang lebih bermanfaat dalam mengobati penyakit.

1.4. Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan memberikan gambaran yang lebih jelas
mengenai penyakit idiopathic pulmonary fibrosis untuk kalangan medis terutama
mengenai patogenesisnya dan menarik pembaca untuk mencari etiologi dan
metode terapi baru yang lebih bermanfaat.

BABrv
KESfMPULAN

DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Idiopathic

pulmonary

kronis berdasarkan
oleh inflamasi."

dulu diduga

konsep hipotesis patogenesis
Namun

penyakit ini disebabkan
tampaknya

fibrosis

hipotesis

tersebut

sebagai penyakit

yang lama "tibrosis disebabkan

menyatakan

karena kerusakan paru disebabkan

sudah tidak dapat lagi dipertahankan

inflamasi

bahwa

fibrosis

pada

oleh int1amasi kronis

karena banyak bukti-bukti

baru

yang secara jelas terbukti berlawanan dengan hipotesis ini.
Walaupun patogenesisnya
faktor-faktor

tetap tidak diketahui seluruhnya karena banyak

lain yang mempengaruhi

baru menyimpulkan

proses terjadinya

fibrosis, hipotesis yang

bahwa penyakit ini mewakili suatu bentuk dari penyembuhan

luka yang abnormal

pada paru yang dikarakterisasi

dari fibroblast-myofibroblast,

penurunan

apoptosis

oleh migrasi dan proliferasi
dari myofibroblast

sehingga

terjadi produksi kolagen yang berlebihan dan terdapat akumulasi yang berlebihan
dari

matriks

menimbulkan

ekstraseluler
teIjadinya

hal
fibrosis

bersamaan dengan ketidakadaan
matriks ekstraseluler,
dan tibrosis,

ini

berlangsung

paru yang

progresif

terus
Seperti

menerus

dapat

hal tersebut,

reepitelisasi yang tepat dan gangguan remodeling

yang mencakup

telah diteliti

bila

disrupsi membrana

untuk membantu

penjelasan

basalis, angiogenesis,
dari proses perbaikan

jaringan yang abnomal.

4.2. Saran

Penelitian

yang lebih jauh mengenai konsep patogenesis

pulmonary fihrosis
dapat mengembangan
menyembuhkan

masih sangat diperlukan

dari idiopathic

karena dengan mengetahuinya

kita

upaya intervensi yang tepat dalam mengatasi atau bahkan

penyakit ini. Sampai saat ini terapi yang diberikan pada penderita

idiopathic pulmonary

fibrosis

berdasarkan

79

konsep hipotesis lama, yang terbukti

80

sedikit sekali atau bahkan tidak rnernberikan rnanfaat sarna sekali. Tirnbulnya
hipotesis yang barn, meskipun masih hams diteliti lebih jallh, memberikan kita
sllatll fokllS baru dalam upaya intervensi pengobatan yang bam, yang mungkin
akan memberikan hasil yang lebih baik daripada terapi yang kita lakukan saat ini,
yang berdasarkan konsep patogenesis yang lama.

DAFTAR PUSTAKA

American Lung Association. 2003. Facts about pulmo/laryjibrosis
al/(l illterstitial
u._ ,-I~ i 111
'
--~.___ t,: ~_
ciis("as