Diagnosis kesulitan belajar siswa dan pembelajaran remedial dalam penyelesaian soal-soal aplikasi segiempat kelas VII SMP Aloysius Turi tahun ajaran 2013/2014.
ABSTRAK
Ricky Antonius Leohani. 2014. Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa dan Pembelajaran
Remedial dalam Penyelesaian Soal-Soal Aplikasi Segiempat Kelas VII SMP Aloysius Turi Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi. Yogyakarta : Pendidikan Matematika,
Jurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang: apa saja kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam mengerjakan soal-soal aplikasi luas dan keliling segiempat; dan bagaimana hasil pembelajaran remedial yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam mengerjakan soal–soal aplikasi luas dan keliling segiempat.
Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII-A SMP Aloysius Turi tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 26 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah hasil tes awal, wawancara, dan tes remedial. Analisis data tes awal dilakukan dengan cara skoring dan menentukan rata-rata sebagai hasil belajar siswa. Analisis wawancara dilakukan dengan mengkaji kembali hasil tanya-jawab kepada siswa mengenai kesulitan-kesulitan yang dialami siswa. Analisis tes remedial dilakukan dengan cara skoring dan menentukan rata-rata sebagai hasil belajar siswa. Untuk melihat hasil pembelajaran remedial yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan belajar siswa, peneliti membandingkan hasil tes awal dan tes remedial siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 16 dari 26 siswa mengalami kesulitan.Terdapat 4 jenis kesalahan umum yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal-soal aplikasi segiempat, meliputi 1)kesalahan memahami soal; 2)kesalahan memodelkan; 3)kesalahan komputasi; 4)kesalahan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan semua siswa mengalami peningkatan setelah mengikuti pembelajaran remedial. Namun siswa yang memenuhi kriteria kelulusan minimal 11 siswa dari 16 siswa. Dengan demikian kegiatan remedial cukup membantu siswa untuk mengatasi kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal aplikasi segi empat dalam kehidupan sehari-hari.
Kata Kunci : Kesulitan Belajar, Aplikasi Luas dan Keliling Segiempat, Pembelajaran Remedial
(2)
ABSTRACT
Ricky Antonius Leohani. 2014. “Diagnosis Student’s and the Remedial Efforts Difficulties in Solving Problems of Application Quadrangles for the Student of Class VII Aloysius Turi Junior High School For The Academic Year of2013/2014. Thesis.
Yogyakarta : Math Education, Education Department Of Mathematics And Natural Sciences, Faculty Teacher Training And Education, Sanata Dharma University.
This research is aimed to gain an overview of : what difficulties that faced by the student in solving the tasks about area and circumference quadrangles applications; and how the outcomes of remedial lessons to overcome difficulties occur.
The subject in this research is the students of class VII-A Aloysius Turi Junior High School academic year 2013/2014, there were 26 students as the subjects in this research. The instruments that used in this research are pre-test result, Interview and remedial test. The analysis of pre-test result was done by scoring and determine the mean
as the result of student’s learning result. The Interview analysis was done by examine the result of student’s question-answer about the difficulties. The analysis of remedial test
was done by scoring and determine the mean as the result of student’s learning result. To see the result of remedial learning, the researcher compares the outcome of student’s pre -test and remedial -test.
The result of this research shows that 16 of 26 students have difficulties. There are 4 common mistakes in solving area and circumference quadrangles applications task : 1) comprehension errors 2) Transformation errors 3) process skills errors 4) encoding errors. The result shows that all students have experienced improvement after the remidial learning. However, 11 of 16 students have passed minimum standart score. Thus the remedial learning were sufficient to help students overcome the difficulties in solving the problems of quadrangles applications.
Keywords: Learning Difficulties, Area and Circumference Quadrangles Applications, Remedial Teaching
(3)
REMEDIAL DALAM PENYELESAIAN SOAL-SOAL APLIKASI SEGIEMPAT DI KELAS VII SMP ALOYSIUS TURI
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Matematika
Di susun oleh :
Ricky Antonius Leohani (101414032)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(4)
i
DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR SISWA DAN PEMBELAJARAN REMEDIAL DALAM PENYELESAIAN SOAL-SOAL APLIKASI
SEGIEMPAT DI KELAS VII SMP ALOYSIUS TURI TAHUN PELAJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Matematika
Di susun oleh :
Ricky Antonius Leohani (101414032)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(5)
ii SKRIPSI
DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR SISWA DAN PEMBELAJARAN REMEDIAL DALAM PENYELESAIAN SOAL-SOAL APLIKASI
SEGIEMPAT DI KELAS VII SMP ALOYSIUS TURI TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Oleh :
Ricky Antonius Leohani
101414032
Telah disetujui oleh :
Pembimbing
(6)
iii SKRIPSI
DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR SISWA DAN PEMBELAJARAN REMEDIAL DALAM PENYELESAIAN SOAL-SOAL APLIKASI
SEGIEMPAT DI KELAS VII SMP ALOYSIUS TURI TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Dipersiapkan dan ditulis oleh Ricky Antonius Leohani
101414032
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 11 November 2014 dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji :
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : Drs. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd. ...
Sekretaris : Ch. Enny Murwaningtyas, M.Si. ...
Anggota : Drs. Th. Sugiarto, M.T. ...
Anggota : Dominikus Arif Budi P, M.Si. ...
Anggota : Benny Utomo, M.Si. ...
Yogyakarta, 11 November 2014
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Dekan,
(7)
iv MOTTO
Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil. Lukas, 1 : 37
Setiap Masalah Pasti Ada Solusi Dan Penyelesaiannya, Tuhan Memberikan Banyak Pilihan Kok
Ricky Antonius Leohani
Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal,tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh.
(8)
v
Halaman Persembahan
Skripsi ini ku persembahkan kepada : • Tuhan Yesus Kristus
• Orang Tuaku : Hasim dan Mariani.
• Adik – adikku : Willy Sandi Demetrius dan Lydia Agatha.
• Seseorang yang spesial : Veronica Yeshinta Komalasari.
• Sahabat-sahabatku : Georgius Rocki Agasi, Benediktus Tommy Wirawan, Anang Cahyono, Yudhi Martha, Maulana Arif.
(9)
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 11 November 2014
Penulis,
(10)
vii ABSTRAK
Ricky Antonius Leohani. 2014. Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa dan Pembelajaran
Remedial dalam Penyelesaian Soal-Soal Aplikasi Segiempat Kelas VII SMP Aloysius Turi Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi. Yogyakarta : Pendidikan Matematika,
Jurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang: apa saja kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam mengerjakan soal-soal aplikasi luas dan keliling segiempat; dan bagaimana hasil pembelajaran remedial yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam mengerjakan soal–soal aplikasi luas dan keliling segiempat.
Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII-A SMP Aloysius Turi tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 26 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah hasil tes awal, wawancara, dan tes remedial. Analisis data tes awal dilakukan dengan cara skoring dan menentukan rata-rata sebagai hasil belajar siswa. Analisis wawancara dilakukan dengan mengkaji kembali hasil tanya-jawab kepada siswa mengenai kesulitan-kesulitan yang dialami siswa. Analisis tes remedial dilakukan dengan cara skoring dan menentukan rata-rata sebagai hasil belajar siswa. Untuk melihat hasil pembelajaran remedial yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan belajar siswa, peneliti membandingkan hasil tes awal dan tes remedial siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 16 dari 26 siswa mengalami kesulitan.Terdapat 4 jenis kesalahan umum yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal-soal aplikasi segiempat, meliputi 1)kesalahan memahami soal; 2)kesalahan memodelkan; 3)kesalahan komputasi; 4)kesalahan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan semua siswa mengalami peningkatan setelah mengikuti pembelajaran remedial. Namun siswa yang memenuhi kriteria kelulusan minimal 11 siswa dari 16 siswa. Dengan demikian kegiatan remedial cukup membantu siswa untuk mengatasi kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal aplikasi segi empat dalam kehidupan sehari-hari.
Kata Kunci : Kesulitan Belajar, Aplikasi Luas dan Keliling Segiempat, Pembelajaran Remedial
(11)
viii ABSTRACT
Ricky Antonius Leohani. 2014. “Diagnosis Student’s and the Remedial Efforts
Difficulties in Solving Problems of Application Quadrangles for the Student of Class VII Aloysius Turi Junior High School For The Academic Year of2013/2014. Thesis.
Yogyakarta : Math Education, Education Department Of Mathematics And Natural Sciences, Faculty Teacher Training And Education, Sanata Dharma University.
This research is aimed to gain an overview of : what difficulties that faced by the student in solving the tasks about area and circumference quadrangles applications; and how the outcomes of remedial lessons to overcome difficulties occur.
The subject in this research is the students of class VII-A Aloysius Turi Junior High School academic year 2013/2014, there were 26 students as the subjects in this research. The instruments that used in this research are pre-test result, Interview and remedial test. The analysis of pre-test result was done by scoring and determine the mean as the result of student’s learning result. The Interview analysis was done by examine the result of student’s question-answer about the difficulties. The analysis of remedial test
was done by scoring and determine the mean as the result of student’s learning result. To
see the result of remedial learning, the researcher compares the outcome of student’s pre -test and remedial -test.
The result of this research shows that 16 of 26 students have difficulties. There are 4 common mistakes in solving area and circumference quadrangles applications task : 1) comprehension errors 2) Transformation errors 3) process skills errors 4) encoding errors. The result shows that all students have experienced improvement after the remidial learning. However, 11 of 16 students have passed minimum standart score. Thus the remedial learning were sufficient to help students overcome the difficulties in solving the problems of quadrangles applications.
Keywords:Learning Difficulties, Area and Circumference Quadrangles Applications, Remedial Teaching
(12)
ix
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Ricky Antonius Leohani
Nomor Mahasiswa : 101414032
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa Dan Pembelajaran Remedial Dalam Penyelesaian Soal-Soal Aplikasi Segiempat Di Kelas Vii Smp Aloysius Turi Tahun Pelajaran 2013/2014
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian ini pernyataan yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal,11 November 2014
Yang menyatakan,
(13)
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa Dan Pembelajaran Remedial Dalam Penyelesaian Soal-Soal Aplikasi Segiempat Di Kelas Vii Smp Aloysius Turi Tahun Pelajaran 2013/2014. Pembuatan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari Program Studi Pendidikan Matematika. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, diantaranya kepada :
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan FKIP
2. Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika.
3. Drs. Th Sugiarto, M.T. sebagai dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran telah membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Br. Kosmas Mulyadi,S.Pd.,CSA. sebagai kepala sekolah SMP Aloysius
Turi yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut.
5. Ibu Hendri, S.Pd. sebagai guru pengampu matematika SMP Aloysius Turi yang telah memberikan kesempatan dan membantu penulis dalam pelaksanaan pembuatan skripsi ini.
6. Seluruh siswa kelas VII-A dan VII-B yang telah bekerja sama dengan baik dalam pelaksanaan pembuatan skripsi ini.
7. Orang tuaku, Bapak Hasim dan Ibu Mariani serta adik-adikku Willy Sandi Demetrius dan Lydia Agatha. Terimakasih atas doa dan dukungan yang senantiasa diberikan kepada penulis.
8. Veronica Yeshinta Komalasari yang telah memberi semangat penulis dalam mengerjakan skripsi ini.
(14)
xi
9. Sahabat-sahabat kontrakan terbaikku Georgius Rocki Agasi, Benediktus Tommy Wirawan, Anang Cahyono, Yudhi Martha, Maulana Arif yang selalu ada menemaniku.
10. Seluruh pihak dengan tidak mengurangi rasa hormat karena tidak dapat menyebutkan satu persatu yang telah membantu dalam proses pengerjaan skripsi ini.
Penulis mengharapkan adanya saran serta kritik yang membangun. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
(15)
xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah.. ... 3
C. Rumusan Masalah ... 3
D. Tujuan Penelitian ... 3
E. Batasan Istilah ... 4
F. Manfaat Penelitian ... 5
G. Sistematika Penulisan. ... 6
BAB II LANDASAN TEORI A. Hakekat Matematika ... 8
B. Menyelesaikan Soal Matematika ... 11
C. Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Matematika ... 11
D. Diagnosis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Matematika .. 14
E. Jenis Kesalahan ... 17
(16)
xiii
G. Segiempat ... 26
H. Kerangka Berpikir ... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 36
B. Subjek, Waktu dan Tempat Penelitian ... 36
C. Bentuk Dan Metode Pengumpulan Data... 37
D. Instrumen Penelitian... 40
E. Teknik Analisi Data ... 44
F. Validitas dan Reabilitas... 45
G. Keabsahan Data... 48
H. Prosedur Pelaksanaaan Penelitian.. ... 48
BAB IV PELAKSANAAN, TABULASI DATA, HASIL ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian ... 50
B. Tabulasi Data ... 53
C. Hasil Analisis Data... 65
D. Pembahasan... 93
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 98
B. Kelebihan dan Keterbatasan Penelitian... 100
C. Saran... 100
DAFTAR PUSTAKA... 102
(17)
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Trapesium ABCD ... 27
Gambar 2 Jajargenjang ABCD ... 28
Gambar 3 Persegi Panjang ABCD ... 29
Gambar 4 Belah Ketupat ABCD ... 30
Gambar 5 Persegi ABCD ... 31
Gambar 6 Layang-layang ABCD ... 32
DAFTAR TABEL Tabel 1 Kisi-Kisi Soal Tes Awal ... 40
Tabel 2 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara 1 ... 43
Tabel 3 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara 2 ... 43
Tabel 4 Tabel Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 50
Tabel 5 Tabulasi Skor Tes Awal Siswa ... 53
Tabel 6 Tabulasi Kesalahan-Ksalahan yang Dilakukan Siswa... 54
Tabel 7 Tabel Cuplikan Wawancara Siswa ... 58
Tabel 8 Tabulasi Skor Tes Remediasi Siswa... 64
Tabel 9 Tabel Skor, Nilai dan Kriteria Ketuntasan Tes Awal Kelas VIIA ... 65
Tabel 10 Tabel Penggolongan Jenis Kesalahan Siswa ... 67
Tabel 11 Tabel Kesalahan Siswa Dalam Mengerjakan Soal-soal Aplikasi Segiempat ... 72
Tabel 12 Rekapitulasi dan Prosentase Kesalahan yang Dilakukan Siswa... 75
Tabel 13 Rekapitulasi Kesalahan Yang Dilakukan Per Siswa ... 76
(18)
xv
Tabel 15 Tes Perbandingan Kesalahan Siswa pada Tes awal
dan Tes Remedial ... 90
Tabel 16 Perbandingan hasil Tes Remedial Kelas VIIA ... 96
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A Lampiran A.1 Soal Uji Coba Tes Hasil Belajar ... 1Lampiran A.2 Kunci Jawaban Dan Pedoman Penskoran... 3
Lampiran A.3 Rekap Nilai Siswa Hasil Tes Uji Coba... 7
Lampiran A.4 Perhitungan Validitas Soal Uji Coba Tes Hasil Belajar .... 8
Lampiran A.5 Lembar Jawaban Uji Coba Tes Siswa ... 12
LAMPIRAN B Lampiran B.1 Lembar Jawaban Uji Coba Tes Siswa ... 1
Lampiran B.2 Soal Remedial Siswa ... 26
Lampiran B.3 Kunci Jawaban Soal Remedial Siswa... 28
Lampiran B.4 Lembar jawaban Remedial Siswa... 32
LAMPIRAN C Lampiran C.1 Transkrip Wawancara Siswa ... 1
Lampiran C.2 Rancangan Pembelajaran Remedial ... 44
LAMPIRAN D Lampiran D.1 Surat Izin Penelitian Dari Kampus ... 1
(19)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Matematika adalah salah satu ilmu dasar yang saat ini telah
berkembang dan dijadikan sebagai salah satu alat ukur keberhasilan proses
belajar mengajar. Dimana matematika termasuk salah satu mata pelajaran
yang ikut dalam Ujian Nasional di tingkat menengah pertama dan atas,
sehingga diharapkan siswa mampu menguasai materi matematika dengan
baik dari awal hingga akhir. Namun tidak sedikit siswa yang merasa
kesulitan dalam mempelajari matematika. Berdasarkan pengalaman penulis
sendiri ketika menjalani program pengalaman lapangan (PPL) dan sebagai
guru les matematika, minat siswa terhadap matematika memang sangat
kurang. Berbagai alasan dikemukakan siswa untuk mengungkapkan betapa
mereka tidak suka terhadap matematika, salah satu penyebab ketidaksukaan
itu karena matematika itu sulit.
Dalam proses pembelajaran memang tidak semua siswa berhasil
mengikuti pembelajaran. Ada siswa yang bisa menguasai materi, tetapi ada
juga siswa yang mengalami kesulitan belajar. Menurut Entang (1984:13)
kesulitan belajar bisa dipengaruhi oleh banyak hal, baik dari dalam maupun
luar diri siswa sendiri. Faktor dari dalam misalnya, intelegensi, kelemahan
fisik, gangguan yang bersifat emosional, sifat dan kebiasaan yang salah
dalam mempelajari bahan pelajaran-pelajaran tertentu. Sedangkan faktor
(20)
untuk aktif antisipatif, beban belajar yang terlalu berat, metode mengajar
yang kurang memadai, kurangnya alat dan sumber belajar, serta situasi
rumah yang kurang mendorong untuk melakukan aktivitas belajar. Untuk
mengetahui kesulitan - kesulitan siswa, guru perlu mendiagnosa kesulitan
yang dialami oleh siswa.
Geometri merupakan salah satu aspek dalam matematika. Materi ini
sudah mulai dipelajari di Sekolah Menengah Pertama, salah satu materi
tersebut ialah materi luas dan keliling segiempat. Materi ini dipelajari di
kelas VII semester genap. Kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa
adalah menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat serta
menggunakannya dalam pemecahan masalah. Penguasaan pada materi ini
sangat penting karena berguna untuk mempelajari materi selanjutnya,
misalnya materi kubus dan balok.
Dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika yang
mengampu kelas VII, guru mengungkapkan bahwa dalam penggunaan
rumus luas dan keliling segiempat pada umumnya bisa dipahami oleh siswa,
namun ketika masuk ke aplikasi soal dalam kehidupan sehari – hari siswa kesulitan. Permasalahan lain yang ditemukan oleh guru ialah, siswa kurang
aktif dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Banyak siswa yang belum
memahami materi tetapi tidak mau bertanya ke guru maupun teman
sehingga siswa kesulitan dalam mengerjakan soal yang diberikan.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa tertarik untuk mengetahui
(21)
pelajaran 2013/2014 dalam mengerjakan soal – soal aplikasi segiempat dalam kehidupan sehari–hari dan ditindak lanjuti dengan upaya remedial.
Maka Penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang “Diagnosis
Kesulitan Belajar Siswa dan Pembelajaran Remedial dalam Penyelesaian
Soal-Soal Aplikasi SegiempatKelas VII SMP Aloysius Turi.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, peneliti mengindentifikasi beberapa
masalah, yaitu :
1. Sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
aplikasi soal yang berhubungan dengan luas dan keliling segiempat
dikehidupan sehari-hari.
2. Kegiatan diagnosis jarang dilakukan di SMP Aloysius Turi.
C. Rumusan Masalah
Bertolak dari identifikasi masalah, peneliti mengangkat rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apa saja kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam mengerjakan
soal-soal aplikasi luas dan keliling segiempat.
2. Bagaimana hasil pembelajaran remedial yang dilakukan untuk
mengatasi kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam mengerjakan soal–
soal aplikasi luas dan keliling segiempat.
D. Tujuan Penelitian
(22)
1. Mendeskripsikan kesulitan yang dihadapi siswa dalam mengerjakan
soal-soal aplikasi luas dan keliling segiempat.
2. Mengetahui bagaimana hasil pembelajaran remedial untuk mengatasi
kesulitan yang dihadapi siswa dalam mengerjakan soal-soal aplikasi
luas dan keliling segiempat.
E. Batasan Istilah
Pada penelitian ini, peneliti membatasi istilah–istilah sebagai berikut : 1. Kesulitan adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami hambatan
dalam mencapai suatu tujuan sehingga hasilnya kurang maksimal dan
dibutuhkan usaha yang lebih untuk mengatasi hambatan tersebut.
2. Diagnosis adalah penentuan masalah/kelainan dengan meneliti latar
belakang dan menganalisis gejala yang tampak.
3. Diagnosis kesulitan belajar adalah upaya untuk menemukan kesulitan
yang dialami siswa dalam belajar dengan cara yang sistematis
berdasarkan gejala-gejala yang nampak dan menemukan faktor
penyebabnya baik yang mungkin terletak pada diri siswa atau yang
berasal dari luar diri siswa(M.Entang, 1984:10).
4. Diagnosis kesulitan siswa menyelesaikan soal-soal adalah upaya untuk
menemukan kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan
soal-soal dengan cara yang sistematis berdasarkan gejala-gejala yang
(23)
Dalam penelitian ini, kegiatan diagnosis dibatasi pada menemukan
kesulitan-kesulitan siswa berdasarkan gejala-gejala yang nampak serta
menemukan faktor penyebab yang terletak pada diri siswa.
5. Pembelajaran remedial dalam penelitian ini merupakan upaya dalam
membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan
soal-soal. (M. Entang, 1981: 7)
Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa dan Pembelajaran Remedial
dalam Penyelesaian Soal-Soal Aplikasi Segiempat Kelas VII SMP
Aloysius Turi adalah penelitian yang berupaya untuk menemukan
kesulitan yang dialami oleh siswa kelas VII SMP Aloysius Turi dalam
menyelesaikan soal – soal aplikasi segiempat serta berupaya untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
soal-soal aplikasi segiempat tersebut.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
1. Bagi Guru
Dengan penelitian ini diharapkan dapat membantu guru untuk
mengetahui kesulitan serta faktor penyebab kesulitan belajar yang
dialami siswa dalam mengerjakan soal-soal aplikasi luas dan keliling
segiempat serta upaya remedialnya sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
(24)
Dari penelitian ini dapat diketahui kesulitan serta faktor penyebab
kesulitan belajar yang dialami siswa dalam materi luas dan keliling
segiempat, yang kemudian dianalisis dan dirumuskan pemecahan atas
kesulitan tersebut melalui pembelajaran remedial. Hal ini bertujuan agar
siswa tidak mengulangi kesalahan yang telah dilakukan pada saat
mengerjakan soal-soal aplikasi luas dan keliling segiempat dan dapat
mengatasi kesulitannya.
G. Sistematika Penulisan 1. Bagian Awal Skripsi
Pada bagian awal penulisan skripsi memuat beberapa halaman yang terdiri
dari halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman
pengesahan, halaman moto, halaman persembahan, halaman pernyataan
keaslian karya, abstrak, lembar pernyataan persetujuan publikasi, kata
pengantar, daftar isi, daftar gambar dan tabel, dan daftar lampiran.
2. Bagian Isi
Bagian ini terdiri dari lima bab, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang,identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan istilah, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang teori-teori yang melandasi penelitian ini
(25)
kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal matematika, diagnosis
kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal matematika, jenis
kesalahan, remedial, segiempat, dan kerangka berpikir.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang aspek-aspek metodologi penelitian
yaitu jenis penelitian, subjek, waktu dan tempat penelitian
bentuk dan metode pengumpulan data, instrumen penelitian,
teknik analisi data, validitas dan reabilitas, keabsahan data, dan
prosedur pelaksanaaan penelitian.
BAB IV PELAKSANAAN, TABULASI DATA, HASIL ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang pelaksanaan penelitian, tabulasi data, hasil
analisis data, dan pembahasan.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan penelitian yang telah
disesuaikan dengan tujuan penelitian, kelebihan dan keterbatasan
penelitian, dan saran-saran yang terkait dengan skripsi.
3. Bagian Akhir Skripsi
(26)
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hakekat Belajar Matematika 1. Hakekat Matematika
Pengertian matematika banyak dikemukakan oleh beberapa pakar.
Diantaranya menurut Sujono (1988:4) mengatakan bahwa matematika
dapat diartikan sebagai berikut :
a) Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan yang eksak dan
terorganisir secara sistematik.
b) Matematika adalah bagian pengetahuan manusia tentang
bilangan dan kalkulasi.
c) Matematika membantu orang dalam menginterprestasikan
secara tepat berbagai ide dan kesimpulan.
d) Matematika adalah ilmu pengetahuan tentang penalaran yang
logis dan masalah - masalah yang berhubungan dengan
bilangan.
e) Matematika berkenaan dengan fakta – fakta kuantitatif dan masalah–masalah tentang ruang dan bentuk.
f) Matematika adalah ilmu pengetahuan tentang kuantitas dan
(27)
Herman Hudojo (2001:45) mengemukakan matematika adalah
suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir, baik untuk kehidupan
sehari-hari maupun dalam kemajuan iptek. Namun, matematika yang
ada pada hakikatnya suatu ilmu yang cara bernalarnya deduktif dan
abstrak.
Dari berbagai definisi matematika diatas, dapat disimpulkan
bahwa matematika memiliki karakteristik yang membedakan
matematika terhadap ilmu-ilmu yang lain. Beberapa karakteristik dari
matematika meliputi :
a. Objek yang dipelajari abstrak, meskipun dalam pengajaran di
sekolah siswa diajarkan dengan menggunakan benda kongkrit,
namun siswa tetap didorong untuk melakukan abstraksi;
b. Konsep-konsep matematika yang ada saling berhubungan serta
sangat jelas berjenjang sehingga terjaga konsistennya;
c. Menggunakan penalaran yang logis serta dapat dijelaskan
kebenarannya dalam penarikan kesimpulan;
d. Melibatkan perhitungan (operasi);
e. Dapat dipakai dalam ilmu yang lain serta dalam kehidupan
(28)
2. Hakekat Belajar Matematika
Menurut Muhibbin (2008:68) belajar adalah tahapan perubahan
seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil
pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses
kognitif.
Perubahan tingkah laku yang terjadi dalam siswa banyak
sekali sifat dan jenisnya. Oleh karena itu, tidak semua perubahan
dalam diri siswa. dikatakan perubahan dalam arti belajar. Ciri-ciri
tertentu dari suatu perubahan dalam arti belajar menurut Slameto
(2003:3) menyatakan:
a. Perubahan terjadi secara sadar.
b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional.
c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.
d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara.
e. Perubahan dalam belajar bertujuan terarah.
f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa belajar
matematika adalah proses dalam diri siswa yang hasilnya berupa
perubahan pengetahuan, sikap, keterampilan dan untuk menerapkan
konsep-konsep, struktur dan pola dalam matematika sehingga
menjadikan siswa berfikir logis, kreatif, sistematis dalam kehidupan
(29)
B. Menyelesaikan Soal Matematika
Soedjajdi (1992) yang dikutip Muncarno (2008) menyatakan bahwa
untuk menyelesaikan soal cerita matematika dapat ditempuh
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Membaca soal cerita dengan cermat untuk menangkap makna
pada tiap kalimat.
b. Memisahkan dan mengungkapkan apa yang diketahui dalam soal,
apa yang ditanyakan oleh soal.
c. Membuat model matematika dari soal.
d. Menyelesaikan model matematika menurut aturan matematika
sehingga mendapat jawaban dari soal tersebut.
e. Mengembalikan jawaban kedalam konteks soal yang ditanyakan.
Selain memperhatikan langkah – langkah penyelesaian tersebut di atas, siswa juga dituntut lancar membaca dan mampu memahami soal, serta
mampu membuat model atau kalimat matematika ,serta trampil melakukan
perhitungan, dan yang terakhir mampu menyimpulkan jawaban yang
ditanyakan.
C. Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal–Soal Matematika
Dalam proses belajarnya, terkadang siswa mengalami kesulitan.
Menurut Burton, siswa diduga mengalami kesulitan belajar, apabila siswa
tidak dapat mencapai ukuran tingkat keberhasilan belajar dalam waktu
(30)
tidak dapat mencapai tingkat penguasaan materi. (Abin Makmun, 1996 :
207).
Kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika
merupakan kesulitan belajar siswa yang mengarah pada proses siswa
menyelesaikan suatu permasalahan di dalam soal matematika.
Kesulitan-kesulitan tersebut dapat disebabkan oleh masalah karakteristik matematika,
masalah siswa, ataupun masalah guru.
a. Karakteristik Matematika
Karakteristik Matematika yaitu objeknya abstrak, konsep
dan prinsipnya berjenjang, dan prosedur pengerjaannya banyak
memanipulasi bentuk-bentuk. Siswa memerlukan waktu dan
peragaan dalam menangkap konsep yang abstrak itu. Siswa akan
mengalami kesulitan dalam mempelajari konsep berikutnya, jika
konsep yang sebelumnya tidak terbentuk dengan benar.
b. Masalah siswa
Setiap siswa mempunyai kecepatan belajar yang
berbeda-beda dan gaya belajar yang berberbeda-beda pula. Selain itu faktor-faktor
yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan soal-soal (Soleh, 1998) meliputi :
1) Siswa tidak menangkap konsep matematika dengan benar.
Siswa belum sampai ke proses abstraksi, masih dalam dunia
kongkrit. Siswa baru sampai ke permasalahan instrumen,
(31)
mendeskripsikannya. Siswa belum sampai ke pemahaman
relasi, yang dapat menjelaskan hubungan antar
konsep-konsep lain yang diturunkan dari konsep-konsep terdahulu yang
belum dipahaminya.
2) Siswa tidak menangkap arti dari lambang-lambang.
Siswa hanya dapat melukiskan atau mengucapkan, tanpa
dapat menggunakannya. Sehingga semua kalimat
matematika menjadi tidak berarti baginya, sehingga siswa
memanipulasi sendiri lambang-lambang tersebut.
3) Siswa tidak memahami asal usul suatu prinsip.
Siswa tahu apa rumusnya dan bagaimana menggunakannya,
tetapi tidak tahu mengapa rumus itu digunakan. Sehingga
siswa tidak tahu di mana atau dalam konteks apa prinsip itu
digunakan.
4) Siswa tidak lancar menggunakan operasi dan prosedur.
Ketidaklancaran menggunakan operasi dan prosedur
terdahulu mempengaruhi pemahaman prosedur selanjutnya.
5) Ketidaklengkapan pengetahuan siswa.Hal ini dapat
menghambat kemampuan siswa untuk memecahkan
masalah matematika. Sementara itu, pelajaran tersebut
(32)
c. Masalah guru
Setiap guru mempunyai persepsi sendiri tentang
Matematika, hakekat belajar, dan mengajar. Mereka mempunyai
gaya mengajar atau metode mengajar sendiri. Selain itu, mereka
juga mempunyai keterbatasan pengetahuan dan keterampilan
(Mohammad Soleh, 1998 : 34–39).
D. Diagnosis Kesulitan Siswa Menyelesaikan Soal - Soal Matematika
Diagnosis adalah upaya untuk menentukan jenis masalah atau
kelainan dengan meneliti latar belakang penyebabnya atau dengan cara
menganalisis gejala-gejala yang tampak, sedangkan kesulitan belajar
adalah suatu gejala yang nampak pada peserta didik yang ditandai
dengan adanya prestasi belajar yang rendah atau dibawah nilai/ukuran
yang telah ditetapkan.
Menurut Entang(1984:10), diagnosis kesulitan belajar adalah
upaya untuk menemukan kesulitan yang dialami siswa dalam belajar
dengan cara yang sistematis berdasarkan gejala-gejala yang nampak
dan menemukan faktor penyebabnya baik yang mungkin terletak pada
diri siswa atau yang berasal dari luar diri siswa. Jika kesulitan siswa
mengarah kepada proses mengerjakan soal-soal matematika maka
upaya yang dilakukan adalah menemukan kesulitan siswa dalam
menyelesaikan soal – soal matematika dan menemukan faktor penyebabnya.
(33)
1. Teknik Diagnosis
Sasaran dari kegiatan diagnosis pada dasarnya ditujukan untuk
memahami karakteristik dan faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya kesulitan. Dari pola pendekatan C. Ross dan Julian
Stanley, dapat disimpulkan bahwa teknik diagnosa kesulitan belajar
adalah sebagai berikut:
a) Mengidentifikasi siswa yang diperkirakan mengalami
kesulitan
Identifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar
dilakukan dengan:
1) Menganalisis prestasi belajar, dengan melihat prestasi
siswa yang mengalami kesulitan yang menurun dari
sebelumnya dan prestasi yang dicapai berada di bawah
kemampuan sebenarnya
2) Menganalisis perilaku yang berhubungan dengan proses
belajar, dengan membandingkan perilaku siswa yang
mengalami kesulitan terhadap siswa lainnya yang
sekelas.
3) Menganalisis hubungan sosial, dengan mengamati
intensitas interaksi sosial siswa yang mengalami
(34)
b) Mengalokasikan letak kesulitan atau permasalahnnya
Setelah mengetahui siswa yang mengalami kesulitan
belajar, maka langkah selanjutnya adalah mengelompokan
kesulitan belajar siswa, apakah kesulitan yang didapatnya
hanya terjadi pada salah satu mata pelajaran saja atau lebih.
c) Memperkirakan alternatif pertolongan
Setelah mengalokasikan letak kesulitan siswa, maka
dilanjutkan dengan memperkirakan alternatif pertolongan
pada siswa yang mengalami kesulitan tersebut, serta
menyusun rencana atau kegiatan yang dapat dilakukan dalam
mengatasi kesulitan belajar siswa.
2. Alat Diagnosis
Alat yang digunakan dalam pelaksanaan diagnosis dapat
berupa tes seperti tes diagnostik dan non tes seperti observasi dan
wawancara . Tes diagnostik digunakan untuk menemukan
kelemahan siswa sehingga berdasarkan
kelemahan-kelemahan tersebut dapat dilakukan perlakuan yang tepat
(Suharsimi Arikunto, 2009 : 34) . Fungsi dari tes diagnostik ini
adalah untuk mengidentifikasi masalah atau kesulitan yang dialami
siswa serta untuk merencanakan tindak lanjut berupa upaya-upaya
pemecahan sesuai masalah atau kesulitan yang telah teridentifikasi.
Dalam penelitian ini, tes awal digunakan juga sebagai tes
(35)
yang digunakan berbentuk uraian. Menurut Nana Sudjana
(1989;35) secara umum tes uraian adalah pertanyaan yang
menuntut siswa menjawabnya dalam bentuk menguraikan,
menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan
alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan
pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri.
Adapun kelebihan dari tes uraian yang meliputi :
a) Dapat mengukur proses mental yang tinggi atau aspek kognitif tingkat tinggi.
b) Dapat mengembangkan kemampuan berbahasa, baik lisan maupun tulisan , dengan baik dan benar sesuai
dengan kaidah-kaidah bahasa.
c) Dapat melatih kemampuan berpikir teratur atau penalaran, yakni berpikir logis, analitis dan sistematis.
d) Mengembangkan ketrampilan pemecahan masalah
(problem solving).
E. Jenis Kesalahan
Menurut Widdiharto (2008), pada langkah-langkah pemecahan
masalah soal matematika yang berbentuk uraian, siswa melakukan
kegiatan intelektual yang dituangkan pada kertas pekerjaan. Dari kertas ini
dapat dilihat jenis kesulitan yang dilakukan siswa. Kesulitan tersebut
tampak pada kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan
(36)
dilakukan siswa. Bentuk-bentuk kesalahan tersebut dapat diambil sebagai
bahan pertimbangan untuk memperbaiki pembelajaran.
Di samping itu, deskripsi kesalahan juga dapat bermanfaat
memotivasi belajar siswa. Oleh karena itu, analisis kesalahan siswa selama
proses penyelesaian soal perlu dilakukan untuk mengetahui kesulitan
siswa.
Adapun pengelompokan jenis-jenis kesalahan dalam mengerjakan
soal matematika menurut Allan L.White (2005:17), meliputi
a) Reading Errrors (R)
Kesalahan akan diklasifikasikan sebagai reading jika siswa
tidak dapat membaca kata kunci atau simbol yang tertulis
dalam masalah. Hal ini mencegah siswa dari prosedur
selanjuutnya dalam satu alur pemecahan masalah yang
tepat.
b) Comprehension Errors (C)
Siswa telah mampu membaca semua kata dalam
pertanyaan, tetapi tidak memahami arti keseluruhan
kata-kata, sehingga siswa tidak mampu melangkah lebih lanjut
sepanjang alur pemecahan masalah yang tepat.
c) Transformation Errors (T)
Siswa telah mampu memahami apa yang menjadi
(37)
mengidentifikasi operasi atau urutan operasi, yang
diperlukan untuk memecahkan masalah.
d) Process Skills Errors (P)
Siswa mengenali operasi yang sesuai atau urutan operasi
tetapi tidak mengetahui prosedur yang diperlukan untuk
melaksanakan operasi secara akurat.
e) Encoding Errors (E)
Siswa secara benar memecahkan solusi suatu masalah,
tetapi tidak bisa menyatakan solusi dalam bentuk notasi
yang tepat.
Reading Errors dan comprehension errors merupakan kesalahan
memahami soal. Dalam aspek tersebut siswa harus mampu membaca
keseluruhan kalimat dan mencari informasi penting saat membaca dan
memahami soal cerita.
Pada aspek membuat model matematika, siswa dapat melakukan
transformation errors, hal tersebut dikarenakan siswa tidak mampu untuk
mengubah kalimat soal kedalam kalimat matematika.
Process skill errors merupakan kesalahan proses dalam
menyelesaikan soal cerita matematika, dalam hal ini siswa dapat
melakukan kesalahan operasi hitung aljabar yaitu siswa melakukan
(38)
Encoding errors merupakan kesalahan menarik kesimpulan yaitu
siswa tidak dapat menuliskan kesimpulan sesuai dengan konteks soal yang
ditanyakan.
Dengan mempertimbangkan jenis kesalahan tersebut, maka dalam
penelitian ini peneliti merumuskan kategori kesalahan sebagai berikut :
1. Kesalahan memahami soal
Identifikasi :
a. Dapat menentukan apa yang diketahui
b. Dapat menentukan apa yang ditanyakan
2. Kesalahan membuat model matematika
Identifikasi :
a. Dapat mengubah kalimat soal kedalam kalimat matematika
b. Dapat menentukan rumus atau cara yang sesuai dengan
penyelesaian
3. Kesalahan melakukan penghitungan (operasi hitung aljabar)
Identifikasi :
a. Dapat menyelesaikan model yang telah dibuat dengan
operasi aritmatik yang telah ditentukan
b. Memperoleh hasil penghitungan yang benar
4. Kesalahan menarik kesimpulan
Identifikasi :
a. Dapat memeriksa setiap langkah pengerjaan dengan benar
(39)
F. Remedial
Pada umumnya proses pengajaran bertujuan agar siswa dapat
mencapai hasil belajar yang optimal. Jika ternyata hasil belajar siswa yang
dicapai kurang optimal, belum bisa menuntaskan kompetensi yang sedang
dijalani dan dianggap belum mencapai hasil belajar yang diharapkan maka
diperlukan suatu proses pengajaran yang dapat membantu siswa dapat
mencapai hasil belajar yang diharapkan.
Oleh karena itu, siswa yang belum mencapai hasil belajar yang
diharapkan perlu mendapat perhatian dari guru dengan pemberian
pengajaran remedial (remedial teaching). Pada proses pengajaran remedial
lebih menekankan pada usaha perbaikan keseluruhan proses belajar
mengajar yang meliputi metode mengajar, materi pelajaran, cara belajar,
alat belajar dan lingkungan turut mempengaruhi proses belajar mengajar.
a) Maksud dan Tujuan Remedial (Remedial Teaching)
Rochman Natawijaya(1984,5) mengemukakan bahwa
remedial adalah bersifat menyembuhkan atau membetulkan atau
membuat menjadi baik. Jika penyembuhan itu diarahkan pada
pengajaran maka disebut pengajaran remedial.
Pengajaran remedial (remedial teaching) adalah usaha guru
untuk menciptakan suatu yang memungkinkan individu atau
kelompok siswa tertentu mampu mengembangkan dirinya
(40)
keberhasilan minimal yang diharapkan melalui suatu proses
interaksi yang terencana, terorganisasi, terarah, terkoordinir dan
terkontrol dengan lebih objektif individu dan kelompok siswa yang
bersangkutan serta daya dukung sarana dan lingkungan (Abin
Syamsudin Abin Makmun, 2000: 345).
b) Karakteristik Pengajaran Remedial
Pengajaran remedial tentunya berbeda dengan proses
belajar mengajar biasa. M. Entang (1984: 10) perbedaan
pengajaran remedial dengan proses belajar mengajar biasa terletak
pada :
1. Tujuan
Pengajaran biasa diarahkan pada penguasaan bahan
secara tuntas sehingga tujuan instruksional maupun
tujuan pengiring tercapai secara maksimal. Sedangkan
pengajaran remedial lebih diarahkan pada peningkatan
penguasaan bahan sehingga sekurang-kurangnya siswa
yang bersangkutan dapat memenuhi kriteria keberhasilan
minimal yang mungkin diterimanya.
2. Strategi
Strategi belajar mengajar pengajaran remedial bersifat
sangat individual dan lebih ditekankan kepada
keragaman siswa baik yang berhubungan dengan
(41)
penguasaan bahan dan sebagainya, penyampaian harus
bervariasi serta langkah-langkahnya disusun secara
sistematis. Sedangkan pada pengajaran biasa, strategi
belajar mengajar biasanya lebih diarahkan untuk
kemajuan kelas secara keseluruhan.
3. Bahan
Bahan untuk pengajaran remedial biasanya
dikembangkan dengan penggalan yang lebih kecil-kecil
dari pada bahan yang dikembangkan untuk pengajaran
biasa, dengan demikian siswa yang memerlukan
pengajaran remedial ini dapat menyerap bahan tersebut
dengan kesukaran seminimal mungkin. Sedangkan pada
pengajaran biasa, materi pembelajaran masih bersifat
menyeluruh.
c) Prosedur Pengajaran Remedial
Pengajaran remedial merupakan langkah lanjutan dari
kegiatan diagnosis kesulitan dan memang kegiatan ini harus
dilandasi dengan kegiatan diagnosis. Dalam melaksanakan
kegiatan pengajaran remedial, guru dituntut untuk :
b. Menelaah kembali siswa yang akan diberi bantuan
Kegiatan ini dimaksud untuk memperoleh gambaran lebih
(42)
kelemahan yang dialami siswa, letak kelemahan dan faktor
penyebab kelemahan tersebut.
c. Alternatif tindakan
Alternatif tindakan ini direncanakan sesuai karakteristik
kesulitan yang dihadapi siswa
d. Evaluasi pengajaran remedial
Evaluasi ini dimaksudkan untuk melihat sejauh mana
pengajaran remedial tersebut dapat meningkatkan prestasi
mereka. Tujuan paling utama adalah dipenuhinya kriteria
keberhasilan minimal yang diharapkan. Bila ternyata masih
belum berhasil maka dilakukan kembali diagnosis dan
pengajaran remedial berikutnya. (Entang,1984)
Adapun metode yang harus dilakukan dalam program remedial
teaching adalah :
1) Diskusi
Metode ini digunakan dengan memanfaatkan interaksi
antar individu dalam kelompok untuk memperbaiki kesulitan
belajar yang dialami oleh kelompok siswa. Kebaikan metode
ini dalam rangka pengajaran remedial yaitu sebagai berikut :
a. Setiap individu dalam kelompok dapat mengenal diri dan
kesulitannya
b. Interaksi dalam kelompok menumbuhkan sikap percaya diri
(43)
d. Menumbuhkan rasa tanggung jawab
2) Tanya jawab
Metode ini digunkan dalam rangka pengenalan kasus untuk
mengetahui jenis dan sifat kesulitannya. Serangkaian tanya jawab
dapat membantu siswa dalam memahami dirinya, mengetahui
kelebihan/kekurangannya, memperbaiki cara-cara belajar. Tanya
jawab dapat dilakukan secara individual maupun kelompok.
Metode ini dalam rangka pengajaran remedial memungkinkan
terjalin hubungan guru dan siswa sehingga dapat:
a. meningkatkan motivasi belajar
b. menciptakan kondisi yang menunjang pelaksanaan
penyuluhan
c. menumbuhkan rasa harga diri
3) Kerja kelompok
Metode ini dapat hampir sama dan dapat bersamaan dengan
metode pemberian tugas dan metode diskusi. Yang penting adalah
interaksi di antara anggota kelompok dengan harapan terjadi
perbaikan pada diri siswa yang mengalami kesulitan belajar.
4) Tutor sebaya
Tutor adalah siswa sebaya yang ditunjuk/ditugaskan
membantu temannya yang mengalami kesulitan belajar, karena
hubungan antar teman lebih dekat dibandingkan hubungan guru
(44)
temannya yang mengalami kesulitan . Pemilihan tutor didasarkan
atas prestasi, punya hubungan sosial baik dan cukup disenangi
teman-teman. Tutor berperan sebagai pemimpin dalam kegiatan
kelompok sebagai pengganti guru. Metode tutor memiliki
kebaikan sebagai berikut :
a. Adanya hubungan dekat dan akrab.
b. Bagi tutor merupakan kegiatan pengayaan.
c. Dapat meningkatkan rasa tanggung jawan dan kepercayaan
diri.
5) Pengajaran individual
Pengajaran individual adalah interaksi antara guru-siswa
secara individual dalam proses belajar mengajar. Pendekatan
metode ini bersifat individual sesuai dengan kesulitan yang
dihadapi siswa. Materi yang diberikan dapat berupa pengulangan,
materi baru atau pengayaan dari apa yang telah dimiliki siswa.
Pengajaran individual ini bersifat teaputik, artinya
mempunyai sifat penyembuhan dengan cara memperbaiki
cara-cara belajar siswa. Untuk memiliki kemampuan membimbing dan
bersikap sabar, ulet, rela, bertanggung jawab, menerima dan
memahami dan sebagainya.
G. Segiempat
Segiempat adalah suatu bangun datar yang dikelilingi empat kurva
(45)
mempunyai luas dan keliling. Luas adalah besaran area dalam suatu
bidang, sedangkan keliling adalah garis yg membatasi suatu bidang.
Bangun datar Segiempat meliputi persegi, persegi panjang ,
Jajargenjang, belah ketupat, layang-layang dan trapesium.
1) Trapesium (trapezoid)
Trapesium adalah Segiempat yang tepat sepasang sisi yang
berhadapan saling sejajar. Sisi-sisi yang sejajar disebut alas. Jenis-jenis
trapesium yaitu trapesium tidak beraturan, trapesium siku-siku dan
segitiga sama kaki.
Gambar 1.1: Trapesium ABCD
a) Sifat-sifat trapesium (dilihat dari Gambar 1.1)
Mempunyai dua sisi yang saling sejajar (AB CD)
BAD + DC = 180o
ABC + CD = 180o
b) Luas dan Keliling Trapesium
• Luas trapesium adalah hasil kali setengah dari jumlah sisi sejajar dan tingginya. Tinggi trapesium selalu tegak
lurus dengan alasnya. Berdasarkan gambar tersebut Luas
ABCD adalah setengah jumlah sisi sejajar x tinggi atau
(46)
• Keliling trapesium adalah jumlah seluruh panjang sisinya. Berdasarkan gambar tersebut , keliling ABCD = alas + atap
+ kaki1 + kaki2 dan dapat ditulis sebagai
K= a + b + k1 + k2
2) Jajargenjang (parallelogram)
Jajar genjang adalah segi empat yang kedua pasangan
sisi berhadapan saling sejajar.
Gambar 1.2: Jajargenjang ABCD a) Sifat-sifat Jajargenjang
Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar
Sudut-sudut yang berhadapan sama besar
Mempunyai dua buah diagonal yang berpotongan di
satu titik dan saling membagi dua sama panjang
Mempunyai dua simetri putar
Tidak mempunyai simetri lipat
b) Luas dan Keliling Jajargenjang
(47)
tingginya. Tinggi Jajargenjang selalu tegak lurus
dengan alasnya. Berdasarkan gambar tersebut Luas
ABCD adalah alas x tinggi dapat atau ditulis
sebagai L= a x t
• Keliling jajar genjang adalah dengan jumlah seluruh panjang sisinya. Berdasarkan gambar tersebut,
keliling ABCD = a + b + a + b dan dapat ditulis
sebagai K= 2 (a+b)
3) Persegi panjang (rectangle)
Persegi panjang adalah Jajargenjang yang salah satu
sudutnya siku-siku.
Gambar 1.3 : Persegi panjang ABCD
a) Sifat-sifat Persegi panjang
• Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar
• Setiap sudutnya siku-siku
• Mempunyai dua buah diagonal sama panjang dan saling berpotongan di titik pusat persegi panjang
(48)
b) Luas dan keliling Persegi panjang
• Luas persegi panjang sama dengan hasil kali panjang dan lebarnya. Berdasarkan gambar
tersebut, maka luas ABCD = panjang x lebar dan dapat
ditulis sebagai L= p x l
• Keliling persegi panjang sama dengan jumlah seluruh panjang sisinya. Berdasarkan gambar tersebut ,
keliling ABCD = p + l + p + l dan dapat ditulis sebagai
K = 2p + 2l = 2 (p+l)
4) Belah ketupat (rhombus)
Belah ketupat adalah jajargenjang yang sepasang sisi yang
berdekatan saling kongruen.
Gambar 1.4 : Belah ketupat ABCD
a) Sifat-sifat Belah Ketupat
• Semua sisinya sama panjang
• Kedua diagonalnya merupakan sumbu simetrinya
• Sudut-sudut yang berhadapan sama besar dan dibagi dua sama besar oleh diagonal-diagonalnya
(49)
• Kedua diagonal-diagonalnya saling membagi dua sama panjang dan saling tegak lurus
b) Luas dan Keliling Belah Ketupat
• Luas belah ketupat adalah hasil kali panjang diagonal dibagi 2. Berdasarkan gambar tersebut Luas
ABCD adalah x diagonal 1 x diagonal 2 atau dapat
ditulis sebagai L= (a x b)
• Keliling belah ketupat adalah dengan jumlah seluruh panjang sisinya. Berdasarkan gambar tersebut ,
keliling ABCD = s + s + s + s dan dapat ditulis sebagai
K= 4 s
5) Persegi (square)
Persegi adalah persegi panjang yang sepasang sisinya yang
berdekatan saling kongruen.
Gambar 1.5 : Persegi ABCD
a) Sifat-sifat Persegi
• Semua sisinya sama panjang dan sisi-sisi dan sisi- sisi yang berhadapan saling sejajar
(50)
• Setiap sudutnya siku-siku
• Mempunyai dua buah diagonal sama panjang yang berpotongan di tengah-tengah membentuk sudut siku-siku
• Setiap sudutnya dibagi dua sama besar oleh diagonal-diagonalnya
• Memiliki 4 sumbu simetri b) Luas dan Keliling Persegi
• Luas persegi sama dengan kuadrat panjang sisinya. Luas ABCD dapat ditulis sebagai berikut : L= s2
• Keliling persegi adalah jumlah panjang seluruh sisi-sisinya.. Berdasarkan gambar tersebut, keliling ABCD
adalah K= s + s+ s + s dan dapat ditulis dengan K = 4s
6) Layang-layang
Layang-layang adalah Segiempat yang salah satu diagonalnya merupakan
sumbu diagonal yang lain.
Gambar 1.6 : Layang-layang ABCD
a) Sifat-sifat Layang-layang
(51)
• Mempunyai sepasang sudut berhadapan yang sama besar
• Mempunyai satu sumbu simetri yang merupakan diagonal terpanjang
• Salah satu diagonalnya membagi dua sama panjang dan tegak lurus terhadap diagonal lainnya
b) Luas dan Keliling layang-layang
• Luas layang-layang adalah hasil kali panjang diagonal dibagi 2. Berdasarkan gambar tersebut
Luas ABCD adalah x diagonal 1 x diagonal 2 atau dapat
ditulis sebagai L= (a x b)
• Keliling jajar genjang adalah dengan jumlah seluruh panjang sisinya. Berdasarkan gambar tersebut , Jika sisi
terpanjang = x dan sisi terpendek = y maka keliling ABCD
= x + y + x + y dan dapat ditulis sebagai K= 2 (x +y)
H. Kerangka Berpikir
Segiempat adalah salah satu materi yang terdapat pada pelajaran
matematika pada pokok bahasan geometri. Begitu banyaknya bentuk
segiempat dan rumus yang ada pada materi ini membuat siswa menjadi
kesulitan ketika mengaplikasikan rumus tersebut ke dalam soal
Siswa yang mengalami kesulitan dapat disebabkan oleh berbagai
(52)
serta faktor dari luar seperti motivasi belajar siswa. Motivasi belajar siswa
sangat berpengaruh pada hasil belajar. Siswa dengan motivasi belajar yang
tinggi akan selalu giat berusaha untuk selalu belajar dan pantang
menyerah meskipun materi yang dipelajari tersebut sulit. Sebaliknya siswa
dengan motivasi belajar yang rendah terlihat sangat bermalas-malasan saat
belajar dan cepat menyerah apabila mengalami kesulitan belajar.
Untuk mengatasi dan meminimalisir timbulnya kesalahan yang sama
saat mengerjakan soal aplikasi segiempat, perlu dilakukan diagnostik
kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal serta upaya pemberian remedial
bagi siswa yang mengalami kesulitan. Diagnosis kesulitan siswa
menyelesaikan soal-soal aplikasi segiempat ini dilakukan oleh guru untuk
mengetahui jenis-jenis kesalahan yang dilakukan saat menyelesaikan soal.
Langkah awal dalam proses diagnosis ini adalah melakukan tes awal untuk
mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan. Setelah diperiksa dan
dikoreksi kemudian guru menentukan siswa yang mengalami kesulitan
dengan melihat nilai dari total skor yang didapat siswa dari hasil
mengerjakan dan mempertimbangkan nilai ketentuan batas tuntas.
Kemudian guru memeriksa hasil pekerjaan siswa sekaligus menganalisis
jenis-jenis kesalahan yang dialami siswa ketika menyelesaikan soal-soal
aplikasi segiempat dalam kehidupan sehari–hari.
Upaya remedial dilakukan dengan cara melakukan pengajaran
remedial. Siswa yang termasuk mengalami kesulitan, kemudian mengikuti
(53)
diakhiri dengan tes remedial. Sebelum pengajaran remedial siswa yang
mengalami kesulitan diwawancara oleh peneliti agar dapat diketahui
penyebab siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal
aplikasi segiempat.
Dalam pengajaran remedial penyampaian materi untuk siswa harus
benar-benar mengarah pada kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam
mengerjakan soal-soal. Sehingga siswa menjadi mengerti bagaimana
penyelesaian yang tepat dalam mengerjakan soal-soal aplikasi segiempat
serta pada tes selanjutnya, yaitu tes remedial siswa mengalami
peningkatan dari sebelumnya.
Pada penelitian ini peneliti menemukan jenis kesulitan yang dialami
siswa dari segi kognitif dilakukan dengan cara menganalisis kesalahan
yang dilakukan siswa, karena dalam topik matematika kesalahan yang
dilakukan oleh siswa merupakan sumber utama untuk mengetahui
kesulitan siswa dalam memahami matematika.
Dengan demikian, nantinya seorang guru dapat mengambil langkah
dalam mengatasi kesulitan siswa dalam mengerjakan soal-soal aplikasi
segiempat. Dan untuk pembelajaran selanjutnya jumlah siswa yang
(54)
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif. Penelitian eksploratif
adalah penelitian yang bertujuan untuk mengungkap secara luas dan
mendalam tentang sebab-sebab dan hal-hal yang mempengaruhi suatu
fenomena. Dalam penelitian ini fenomena yang sedang terjadi adalah
kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal-soal aplikasi segiempat.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.
Penelitian kuantitatif digunakan untuk memperoleh data dari hasil skoring
tes hasil belajar siswa, sedangkan penelitian kualitatif digunakan untuk
mendeskripsikan kesulitan belajar siswa dari kesalahan yang dilakukan
siswa dalam mengerjakan tes hasil belajar, serta faktor penyebabnya dari
hasil wawancara.
B. Subjek, Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian 1. Subjek Penelitian
Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa
dan siswa kelas VII dari SMP Aloysius Turi Yogyakarta. Untuk
menemukan siswa-siswa yang mengalami kesulitan belajar digunakan
ketentuan yang dikemukakan oleh Abin Syamsudin (Entang, 1984) yaitu
(55)
a. Peneliti menetapkan angka kualifikasi minimal yang digunakan
sekolah sebagai batas lulus.
b. Peneliti memberi skor pada hasil tes awal siswa. Untuk jawaban
benar siswa mendapat nilai 10. Setelah menentukan nilai tes awal
siswa, kemudian peneliti membandingkan nilai tes awal siswa
dengan nilai batas lulus.
c. Peneliti mencatat siswa yang memiliki nilai tes awal dibawah batas
tuntas. Dalam menentukan tes awal digunakan rumus:
Nilai : x 100
Nilai batas ketuntasan minimal yang telah ditentukan sekolah adalah
75.
2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun Ajaran
2013/2014 pada bulan Mei-Juni. Tempat penelitian dilaksanakan di
SMP Aloysius Turi Yogyakarta.
C. Bentuk dan Metode Pengumpulan Data
Terdapat tiga macam data yang akan diambil oleh peneliti dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Data Hasil Belajar Siswa
Data hasil belajar siswa merupakan data berbentuk nilai
yang diperoleh siswa pada tes awal yang sekaligus
sebagai tes diagnostik. Dari hasil tes ini peneliti dapat
(56)
belajar. Selain itu dari tes ini peneliti juga dapat
menganalisa jenis – jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa.
2. Data Hasil Wawancara
Data ini berbentuk transkrip wawancara antara
peneliti dengan siswa yang mengalami kesulitan
belajar. Dari hasil wawancara ini peneliti mendiagnosis
kesulitan – kesulitan yang dialami oleh siswa sekaligus menjadi pertimbangan peneliti untuk merancang
pembelajaran remedial.
3. Data Hasil Remedial
Data ini berbentuk nilai yang diperoleh peneliti
setelah melakukan tes remedial. Data ini menjadi tolak
ukur sejauh mana kemajuan yang dialami oleh siswa
setelah mengikuti pembelajaran remedial.
Metode pengumpulan data adalah suatu cara yang dilakukan
peneliti untuk mendapatkan data yang diperlukan. Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
(57)
1. Metode Tes
Yang meliputi :
a) Tes awal, digunakan untuk memperoleh nilai hasil belajar
siswa serta untuk menentukan siswa-siswa yang mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal aplikasi segiempat.
Selain itu tes awal juga digunakan untuk mengetahui letak
kesalahan-kesalahan siswa dalam mengerjakan soal.
Kesalahan-kesalahan tersebut menunjukan
kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa yang kemudian
dikelompokan berdasarkan kategori yang telah ditentukan
oleh peneliti.
b) Tes Remedial, digunakan untuk melihat hasil yang
diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran rememdial,
apakah mengalami peningkatan atau tidak.
2. Metode Wawancara
Dalam penelitian ini, wawancara digunakan untuk mencari
tahu bagaimana cara berfikir siswa dalam menyelesaikan soal-soal
aplikasi segiempat. Kemudian peneliti berusaha mencari tahu
kesulitan-kesulitan yang dialami siswa serta faktor penyebab
kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal. Wawancara ini
ditujukan bagi siswa yang mengalami kesulitan. Dalam
(58)
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data meliputi :
1. Tes Awal
Tes awal juga sebagai tes diagnostik yang digunakan untuk
mengetahui kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam
mengerjakan soal-soal aplikasi segiempat. Tes ini diberikan setelah
materi segiempat selesai diajarkan. Soal-soal yang dibuat untuk siswa
adalah soal-soal yang diambil dari berbagai sumber dengan materi
tentang aplikasi segiempat. Tes awal berbentuk soal essay dengan
jumlah soal 7. Waktu yang disiapkan dalam pelaksanaan tes awal ini
adalah 70 menit. Adapun kisi-kisi soal uji coba tes awal adalah
sebagai berikut :
Tabel 1
Kisi-kisi Soal Tes Awal
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator Soal Tingkat an ranah indikat or soal No. Soal Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat serta menggunakan nya dalam pemecahan Menggunakan rumus keliling dan luas segi empat dalam pemecahan masalah
Siswa dapat
menyelesaikan
masalah yang
berkaitan dengan keliling persegi panjang dalam bidang ekonomi.
C4 4
Siswa dapat
menyelesaikan
masalah yang
berkaitan dengan luas
(59)
masalah persegi panjang
dalam bidang
pertanian.
Siswa dapat
menyelesaikan
masalah yang
berkaitan dengan keliling persegi dalam bidang pertanian.
C4 1
Siswa dapat
menyelesaikan
masalah berkaitan dengan luas persegi
dalam bidang
bangunan.
C4 3
Siswa dapat
menghitung diagonal suatu layang-layang jika diketahui luas dan panjang salah satu diagonalnya.
C3 5
Siswa dapat
menghitung luas
belah ketupat.
C3 6
Siswa dapat
menghitung luas
trapesium.
C3 7
2. Wawancara
Dalam penelitian ini menggunakan pedoman wawancara
semiterstruktur, yaitu wawancara di mana peneliti memiliki pedoman
wawancara yang telah tersusun namun dapat berkembang dalam
pelaksanaannya dilapangan.
Pedoman wawancara yang digunakan berupa daftar pertanyaan
(60)
1. Peneliti memverifikasi kesalahan siswa dengan cara
memberikan soal yang sejenis.
2. Untuk memperoleh data lebih lanjut peneliti menggunakan
jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa.
Peneliti menggunakan penelitian yang dilakukan oleh Indra
Setiyawati dalam penelitian yang berjudul“Identifikasi Kesalahan
Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi Pelajaran Segitiga Dan
Segi Empat siswa Kelas VII SMP N 5 Depok Sleman
Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011”, Jenis-jenis kesalahan yang
sering dilakukan oleh siswa terbagi menjadi 4 yaitu :
1. kesalahan memahami soal
2. kesalahan membuat model matematika
3. kesalahan melakukan operasi hitung aljabar
4. kesalahan dalam menarik kesimpulan.
Dari jenis-jenis kesalahan tersebut peneliti berusaha mencari
dimana letak kesulitan siswa dalam mengerjakan soal-soal aplikasi
segiempat.
Wawancara ini ditujukan bagi siswa yang mengalami kesulitan dan
dilakukan secara bergantian. Dalam wawancara ini dibuat transkrip
(61)
Tabel 2
Kisi-kisi Pedoman Wawancara 1
Tujuan
Pokok Pertanyaan
Memverifikasi kesalahan siswa terhadap masing-masing soal sesuai dengan indikator soal.
1. Pemahaman siswa terhadap soal. 2. Cara siswa memodelkan soal. 3. Cara siswa melakukan operasi hitung aljabar. 4. Cara siswa menarik kesimpulan jawaban.
Tabel 3
Kisi-kisi Pedoman Wawancara 2
Jenis Kesalahan Pokok Pertanyaan
Kesalahan memahami soal 1. Dari soal tersebut bagian yang membuat siswa bingung.
2. Alasan.
Kesalahan membuat model matematika 1. Cara siswa mencari luas/keliling segiempat. (tergantung soal) 2. Hal yang membuat siswa melakukan kesalahan.
Kesalahan melakukan operasi hitung aljabar 1. Kesulitan dalam melakukan operasi dasar matematika.
(penjumlahan,
pengurangan, perkalian, pembagian,dll)
2.Alasan.
Kesalahan dalam menarik kesimpulan. 1. Hal yang membuat siswa melakukan
kesalahan dalam menarik kesimpulan.
(62)
3. Tes Remedial
Tes remedial dilaksanakan setelah pembelajaran remedial dan
ditujukan bagi siswa yang mengalami kesulitan. Soal pada tes remedial
ini berbeda dengan tes awal namun memiliki tingkat kesulitan yang
sama.
E. Teknik Analisis Data 1. Tes Awal
Tes awal ini digunakan untuk menentukan siswa-siswa yang
mengalami kesulitan belajar. Siswa dinyatakan mengalami kesulitan
belajar jika nilai akhirnya kurang dari batas tuntas yaitu 75.
Tes awal ini juga digunakan untuk mengetahui
kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa ketika mengerjakan soal-soal aplikasi
segiempat dan mengelompokkan kesalahan-kesalahan siswa tersebut
berdasarkan kategori yang telah disusun oleh peneliti yang telah
dijelaskan pada Bab II
Hasil analisis tes awal ini digunakan sebagai acuan untuk
menyusun rencana pembelajaran remedial. Setelah pembelajaran
remedial akan dilakukan tes remedial, kemudian hasil yang diperoleh
(63)
2. Wawancara
Data dari hasil rekaman dengan siswa ditranskrip yang kemudian
diketik dalam bentuk uraian. Jawaban siswa terhadap soal yang
diberikan saat wawancara dan hasil wawancara dianalisis,
kesalahan-kesalahan apakah yang dilakukan siswa, apa penyebabnya untuk
kemudian dicari kesulitan apa saja yang dilakukan siswa sehingga
melakukan kesalahan tersebut. Peneliti juga mengajak siswa untuk
bersama-sama menemukan konsep yang salah dan konsep yang benar.
3. Tes Remedial
Hasil dari tes remedial ini dianalisis dengan membandingkan hasil
jawaban pada tes awal dengan hasil tes remedial. Jumlah kesalahan
yang dilakukan siswa dalam mengerjakan tes remedial serta prosentase
banyaknya soal yang dijawab benar oleh siswa menjadi penentu
apakah siswa tersebut mengalami kenaikan/keberhasilan setelah
mengikuti pembelajaran remedial. Siswa mengalami keberhasilan
dalam tes remedial ini jika mengalami pengurangan jumlah kesalahan
yang dilakukan dalam mengerjakan tes remedial serta memperoleh
prosentase≥60%.
F. Validitas dan Reabilitas 1. Validitas
(64)
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu tes. Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran antara tes dan kriteria (Arikunto, 1999: 65).
b. Cara menentukan validitas
Untuk menguji validitas setiap butir soal maka skor-skor yang ada pada butir yang dimaksud dikorelasikan dengan skor totalnya. Skor tiap butir soal dinyatakan skor X dan skor total dinyatakan sebagai skor Y, dengan diperolehnya indeks validitas setiap butir soal, dapat diketahui butir-butir soal manakah yang memenuhi syarat dilihat dari indeks validitasnya (Arikunto, 1999: 78)
Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus korelasi product momentdengan angka kasar, yaitu:
dengan rxy merupakan koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, N merupakan jumlah siswa uji coba, X adalah skor-skor tiap butir soal 2 untuk setiap individu atau siswa uji coba, dan Y
adalah skor total tiap siswa uji coba.
2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 n i i n i i n i i n i i n i i n i i n i i i xy Y Y n X X n Y X Y X n r(65)
Kemudian hasil diatas dibandingkan dengan nilai r dari tabel pada taraf kepercayaan 95% dan derajat kebebasan (dk) = N–2. Jika
rhitung > rtabelmaka soal dinyatakan valid, namun jika rhitung < rtabelmaka soal dinyatakan tidak valid.
2. Reliabilitas
a. Pengertian
Reliabilitas tes adalah tingkat keajegan (konsitensi) suatu tes,
yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan
skor yang ajeg, relatif tidak berubah walaupun diteskan pada situasi
yang berbeda-beda.Reliabilitas suatu tes adalah taraf sampai dimana
suatu tes mampu menunjukkan konsisten hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketetapan dan ketelitian hasil. Reliabel tes berhubungan dengan ketetapan hasil tes.
Reliabilitas tes dapat juga ditentukan dengan menggunakan
uj i Alpha Cr onbach sebagai berikut :
Adapun tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen yang diperoleh sebagai berikut :
(66)
Interpretasi Reliabilitas :
Jika alpha > 0,90 maka reliabilitas sempurna
Jika alpha antara 0,70–0,90 maka reliabilitas tinggi
Jika alpha antara 0,50–0,70 maka reliabilitas cukup.
Jika alpha < 0,50 maka reliabilitas rendah
G. Keabsahan Data
Keabsahan data dan kepercayaan data pada penelitian ini
diperoleh dengan melakukan pengumpulan data secara cermat dan
melakukan pengecekan ulang data beberapa kali. Teknik ini digunakan
peneliti agar data yang diperoleh tersebut benar-benar sesuai dengan
keadaan sebenarnya.
H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian 1. Tahap Persiapan
- Menemui kepala sekolah untuk meminta ijin melakukan
penelitian di sekolah.
- Menemui guru yang bersangkutan untuk meminta ijin untuk
melakukan observasi dan uji coba instrumen penelitian di kelas
yang diampu oleh guru tersebut.
- Menyerahkan surat ijin dari kampus ke sekolah yang
bersangkutan, dilampiri proposal penelitian.
(67)
- Melaksanakan uji coba instrumen penelitian di kelas yang diampu
oleh guru tersebut.
2. Tahap Observasi
Observasi dilakukan agar peneliti mampu memahami keadaan
sekolah, guru, kelas, dan siswa secara menyeluruh. Observasi sekolah
dan observasi siswa di kelas dilaksanakan pada bulan April-Mei.
3. Tahap Pengambilan Data
Tahap pertama yaitu tes awal. Tes dilaksanakan setelah guru
menyelesaikan materi ajar luas dan keliling segiempat.
Tahap kedua yaitu wawancara. Wawancara dilaksanakan pada
saat jam pelajaran matematika. Siswa yang diwawancarai adalah
semua siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
soal-soal aplikasi segiempat. Pedoman wawancara berdasarkan atas hasil
tes awal yang sebelumnya telah dikerjakan. Satu per satu siswa
tersebut diwawancarai untuk menjelaskan langkah-langkah yang
dilakukan dalam mengerjakan soal-soal.
Tahap ketiga yaitu pengajaran remedial dan tes remedial
pengajaran dilaksanakan setelah siswa diberikan tes awal. Materi ajar
yang diberikan sama dengan yang diberikan oleh guru, namun lebih
memfokuskan pada bagian-bagian yang masih belum dikuasai oleh
siswa. Kemudian setelah pengajaran remedial akan dilaksanakan tes
(68)
50
BAB IV
PELAKSANAAN, TABULASI DATA,HASIL ANALISIS DATA
DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Peneliti melaksanakan penelitian di SMP Aloysius Turi. Jadwal
Penelitian yang dilaksanakan peneliti dirangkum dalam tabel berikut.
Tabel 4
Tabel Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No Hari dan Tanggal Waktu Kegiatan
1 Rabu, 30 April 2014 11.30 - 13.00 Observasi Kelas 2 Selasa, 6 Mei 2014 10.00 - 11.30 Uji Coba Tes Awal 3 Rabu, 7 Mei 2014 11.30 - 13.00 Pelaksanaan Tes Awal 4 Sabtu, 10 Mei 2014 13.00 - 14.00 Wawancara Siswa 5 Senin, 12 Mei 2014 13.00 - 14.00 Wawancara Siswa 6 Selasa, 13 Mei 2014 13.00 - 14.00 Wawancara Siswa 7 Rabu , 14 Mei 2014 13.00 - 14.00 Wawancara Siswa 8 Rabu, 21 Mei 2014 13.00 - 15.00 Pembelajaran dan Tes
Remedial
Penelitian ini dimulai dengan kegiatan observasi. Peneliti
melakukan observasi di kelas VIIA pada hari Rabu, 30 April 2014 pada
pukul 11.30 sampai pukul 13.00. Ketika akan memulai pembelajaran, Siswa
membangun suasana kondusif untuk belajar. Pembelajaran dibuka oleh guru
dengan memahas PR minggu lalu mengenai persegi panjang dan persegi.
(69)
maju dan mengerjakan di depan kelas. Namun dalam pembahasan PR ada
sebagian kecil siswa yang kurang memperhatikan dan asyik sendiri bermain
bolpen, sehingga guru memindahkan siswa itu ke kursi depan. Setelah
membahas PR, guru melanjutkan materi megenai jajar genjang. Semua
siswa memperhatikan guru dalam membahas materi. Ketika pemberian
materi selesai, guru memberikan latihan soal. Siswa aktif bertanya dan
saling berdiskusi satu sama lain. Siswa yang sudah bisa berkeliling
mengajar siswa lain yang kesulitan.
Uji coba tes awal dilakukan di kelas VIIB pada hari Selasa, 6 Mei
2014 pada pukul 10.00 sampai 11.30 dengan jumlah siswa 25. Tes terdiri
dari dari 7 soal essay, untuk lebih jelasnya dapat dilihat di lampiran A1.
Peneliti memilih kelas VIIB untuk uji coba tes awal karena kelas tersebut
terlebih dahulu selesai menerima materi segiempat. Suasana kelas VIIB saat
uji coba tes awal berlangsung cukup tenang, dan terlihat siswa mengerjakan
secara mandiri dan dijaga oleh peneliti. Setelah ujicoba tes awal selesai,
hasil pekerjaan siswa dikumpulkan dan dibawa oleh peneliti untuk
dikoreksi. Setelah dikoreksi hasil uji coba tes awal tersebut dianalisis untuk
mengetahui apakah soal-soal tes tersebut valid atau tidak untuk setiap
nomor dan bagaimana reliabilitas dari soal tersebut. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada lampiran A4 dan A5.
Dari hasil analisis uji coba tes awal diketahui bahwa semua soal
valid sehingga tidak diperlukan perubahan soal. Dalam mencari reliabilitas
(70)
didapat0,922 sehingga reliabilitas tes soal tersebut dapat dikategorikan
sangat tinggi. Alokasi waktu yang diberikan saat tes uji coba hasil belajar
siswa adalah cukup yaitu 60 menit.
Pelaksanaan tes awal dilaksanakan pada hari Rabu, 7 Mei 2014 pada
pukul 11.30 sampai pukul 13.00 di kelas VIIA. Tes awal ini dilaksanakan
untuk mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan dan mendiagnosis
kesulitan siswa yang tampak pada kesalahan yang dilakukan siswa saat
mengerjakan soal aplikasi segiempat. Siswa yang mengalami kesulitan
adalah siswa yang memperoleh nilai kurang dari KKM yang ditentukan oleh
sekolah yaitu 75. Siswa yang nilainya kurang dari KKM terdapat 16 siswa.
Hasil tes belajar siswa dapat dilihat pada tabel 5 halaman 51.
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai kesulitan-kesulitan yang
dihadapi oleh siswa maka dilakukan wawancara pada setiap individu.
Wawancara dilaksanakan pada tanggal 10,12,13dan 14 Mei 2014.
Setelah mengetahui kesulitan siswa, peneliti melakukan
pembelajaran remidial yang dilakukan oleh peneliti sendiri. Pembelajaran
remidial ini dilaksanakan pada 21 Mei 2014 dan dilaksanakan selama 1 jam
pelajaran. Pada pembelajaran remidial ini peneliti menjelaskan
bagian-bagian yang dianggap siswa sulit kemudian peneliti memberikan contoh
soal dan dikerjakan secara bersama-sama. Kemudian 1 jam berikutnya yaitu
(71)
kemajuan siswa dalam memahami materi sehingga terdapat kemajuan
dalam mengerjakan soal aplikasi segiempat.
B. Tabulasi Data
1. Tabulasi Hasil Tes Awal Siswa
Setelah memberikan tes awal, peneliti mengoreksi jawaban-jawaban
siswa kelas VIIA. Setiap jawaban peneliti memberikan nilai maksimal
10 sesuai dengan pedoman penskoran yang sudah ada.
Berikut merupakan tabulasi skor hasil tes awal siswa :
Tabel 5
Tabulasi Skor Tes Awal Siswa
No Identitas Siswa
Skor soal Total Skor 1 2 3 4 5 6 7
1 S1 10 2 6 5 10 10 10 53 2 S2 10 10 10 2 10 10 10 62 3 S3 10 3 10 10 10 10 10 63 4 S4 10 2 10 10 10 10 2 54 5 S5 10 10 10 4 10 10 10 64 6 S6 2 10 10 10 10 10 2 54 7 S7 10 10 6 10 2 10 10 58 8 S8 10 10 10 10 10 10 10 70 9 S9 10 10 8 10 10 10 2 60 10 S10 10 0 10 10 3 10 10 53 11 S11 10 2 4 4 2 9 0 31 12 S12 2 2 2 2 8 10 2 28 13 S13 2 2 2 2 2 2 2 14 14 S14 10 0 10 10 3 2 10 45 15 S15 2 2 2 2 2 10 2 22 16 S16 10 2 3 3 2 2 2 24 17 S17 8 0 8 2 0 0 0 18 18 S18 3 2 2 2 6 2 0 17 19 S19 10 0 10 10 2 8 0 40 20 S20 10 10 7 10 2 2 0 41
(72)
No Identitas Siswa
Skor soal Total Skor 1 2 3 4 5 6 7
21 S21 10 0 0 10 2 10 10 42 22 S22 10 1 8 10 2 10 0 41 23 S23 2 2 8 8 2 10 3 35 24 S24 10 0 8 0 0 9 6 33 25 S25 10 2 4 3 2 2 10 33 26 S26 10 2 9 2 2 8 2 35
2. Tabulasi kesalahan-kesalahan siswa
Selanjutnyapeneliti meneliti pekerjaan siswa, mencari kesalahan
yang dilakukan siswa sehingga siswa salah dalam menjawab. Berikut
merupakan tabulasi kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa.
Tabel 6
Tabulasi kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa
No Soal Contoh Kesalahan No Siswa Total
1 Diket : Keliling Taman
Ditanya = Berapa banyak pohon cemara disekeliling taman itu.
13 1
P X l = 10 x 50 = 500 12 4 10 meter+ 50meter =
60 meter
15
K = 4 x 50 = 200 =200 pohon
18,23
2
Diket : persegi panjang Ditanya : Tentukan besar biaya yang diperlukan untuk membuat pagar.
(73)
No Soal Contoh Kesalahan No Siswa Total
Diket : P = 2l
Diket : berapa kg singkong yg diperoleh pak karto. 18x6 = 108x5 =540kg
22
48 x 5 = 240 Kg 11,12,15,18 8 48 : 6 = 6
P = 6 x 2 = 12 L = 6
=48 x 5 = 240
16
Diket : K= 48 m Ditanya : Berapa kg singkong yang diperoleh Pak Karto?
Jawab : (tidak ada jawaban dari siswa)
23
48/2 = 24 24 x 2 = 48 x 24 =1172 x 5 = 5860 kg
25
=48 x 2
=96 x 5 = 480 kg
26
3
Diket : Banyaknya Ubin Ditanya : Berapa kilogram yang diperoleh pak Karto?
13 1
K = 4 x 20 = 80
Pxl = 400x300 = 120.000 120.000/80 = 1.500 buah
11 , 16 6
20 x 20 = 400
Px l = 700 x 400 = 280.000 12
400 cm x 300 cm + 400 cm =12.000 + 400 cm
=120.400
15
20 x 20 = 400
400x 300 x 400 = 4.800
(1)
P : hayoo diketahui ap?
S : Diketahui panjang dan lebarnya.
P : Oke.. trus dicari apanya?
S : Luas
P : Yakin cari luas? Ini pagernya loh..
S : oh kelilingnya kak
P : Sip.. trus?
S : Kelilingnya 50
P : Kok bisa 50? Coba gambar persegi panjang.
S : (menggambar persegi panjang)
P : Panjangnya ?
S : 30
P : Lebarnya
S : 20
P : Nah kelilingnnya jadi?
S : 100
P : Sip.. pinter. Nah terus berapa biaya buat pagarnya?
S : 50000 x 100
Jadi 5.000.000
P : Sip.. dong?
S : Dong?
P : Nah yang kemaren kok bisa salah?
(2)
P : ow...haha ini 20x30 nya darimana?
S : saya salah baca soal mas.. tak kira itu cari luasnya
P : Oke sekarang dah tau kan.
S : Udah..
(3)
Lampiran C.2 : Rancangan Pembelajaran Remedial
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN REMEDIAL Satuan Pendidikan : SMP ALOYSIUS TURI Kelas/Semester : VII
Mata Pelajaran : MATEMATIKA
No. Langkah-langkah Keterangan
1. Kegiatan Awal (Pendahuluan) :
• Peneliti memberikan salam kepada peserta didik.
• Mengingatkan kembali peserta didik mengenai tes materi segiempat minggu lalu.
• Menerangkan definisi luas dan keliling.
20 menit
2. Kegiatan Inti (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi)
• Peneliti menerangkan kembali operasi pembagianporografit,
menyetarakan ruas kiri dan ruas kanan kepada peserta didik.
• Peneliti membahas dan mengoreksi bersama peserta didik beberapa soal dari tes minggu lalu.
• Peneliti dan peserta didik melakukan tanya jawab mengenai materi yang diberikan.
40 menit
3. Kegiatan Akhir :
• Peneliti memberikan tes remedial kepada peserta didik
(4)
(5)
1
(6)