Studi Deskriptif Mengenai Resiliency Pada Ibu Hamil Pertama Kali Dengan Usia Kehamilan Trimester Ketiga di Kota Bandung.
Universitas Kristen Maranatha
i ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran mengenai resiliency pada ibu hamil pertama kali dengan usia kehamilan trimester ketiga di kota Bandung. Ibu hamil membutuhkan kemampuan resiliency untuk beradaptasi dengan baik atas perubahan-perubahan yang dialaminya, baik perubahan fisik maupun psikis.
Resiliency merupakan kemampuan individu untuk dapat beradaptasi dengan baik dan mampu berfungsi dengan baik walaupun berada di tengah situasi yang menekan, banyak halangan atau rintangan (Benard, 2004). Resiliency memiliki empat kategori yang mendukung perkembangan dari resiliency yaitu social competence, problem solving skills, autonomy dan sense of purpose. Perkembangan dari resiliency pada ibu hamil tidak terlepas dari protective factors yang ada di lingkungannya.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan pemilihan sampel dengan menggunakan teknik accidental sampling serta diperoleh 30 orang ibu hamil pertama kali dengan usia kehamilan trimester ketiga yang memenuhi karakteristik sampel. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner resiliency yang disusun oleh peneliti berdasarkan teori resiliency dari Benard. Berdasarkan uji validitas yang menggunakan Rank Spearman dengan program SPSS 11.5 diperoleh 60 item diterima, dengan hasil validitas 0,306-0,808. uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan hasil 0,7339. data hasil penelitian ini menggunakan teknik distribusi frekuensi dan tabulasi silang.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa 96,6% ibu hamil pertama kali dengan usia kehamilan trimester ketiga memiliki resiliency pada derajat tinggi. Protective factors juga mendukung terhadap resiliency yang tinggi pada ibu hamil yaitu berupa caring relationship, high expectation, dan opportunities for participation and contribution yang diberikan oleh keluarga, lingkungan sosial, dan lingkungan kerja.
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memperoleh kesimpulan bahwa sebagian besar ibu hamil memiliki resiliency yang tinggi dan lebih banyak dimanifestasi oleh kategori social competence dibandingkan kategori lainnya. Peneliti mengajukan saran untuk meneliti secara khusus mengenai kontribusi protective factors terhadap kategori-kategori yang memanifest pada resiliency. Bagi ibu hamil pertama kali dengan usia kehamilan trimester ketiga di kota Bandung agar tetap mempertahankan manifestasi resiliency yang sudah optimal dengan tetap berhubungan baik dengan lingkungan di sekitarnya baik suami, keluarga, maupun lingkungan sosial agar ibu hamil dapat mendapatkan informasi-informasi yang berharga bagi ibu hamil dan mengurangi dampak negatif dari gejala kehamilan.
(2)
Universitas Kristen Maranatha
ii
DAFTAR ISI
Lembar judul
Lembar Pengesahan...i
Abstrak...ii
Kata Pengantar ...iii
Daftar Isi ... x
Daftar Tabel...xi
Daftar Bagan...xii
Daftar lampiran...xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah...1
1.2Identifikasi Masalah... 8
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian... 8
1.3.1 Maksud Penelitian...8
1.3.2 Tujuan Penelitian... .8
1.4Kegunaan Penelitian... 9
1.4.1 Kegunaan Ilmiah...9
1.4.2 Kegunaan Praktis...9
1.5Kerangka Pemikiran...10
(3)
Universitas Kristen Maranatha
iii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Teori Resiliency ...19
2.1.1. Pengertian Resiliency ...19
2.1.2. Aspek-Aspek Resiliency...20
2.1.2.1. Social Competence ...20
2.1.2.2. Problem Solving Skills ...23
2.1.2.3. Autonomy ...25
2.1.2.4. Sense of purpose ...27
2.1.3. Faktor Perkembangan Resiliency ...29
2.1.3.1. Risk factor ...29
2.1.3.2. Protective factor ...29
2.2. Masa dewasa awal ...32
2.2.1. Karakteristik Masa Dewasa Awal ...32
2.3. Kehamilan ...34
2.3.1. Fase dalam kehamilan ...35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian ...38
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ...39
3.2.1 Variabel Penelitian ...39
3.2.2 Definisi Operasional ...39
3.3 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel ...40
(4)
Universitas Kristen Maranatha
iv
3.3.2. Teknik penarikan sampel ...40
3.3.3. Karakteristik sampel ...41
3.4. Alat Ukur dan skoring alat ukur ...41
3.4.1 Alat Ukur ...41
3.4.2 Skoring Alat ukur ...43
3.4.3 Data Pribadi dan Data Penunjang ...44
3.4.4 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ...45
3.4.4.1 Validitas Alat ukur ...45
3.4.4.2 Reliabilitas Alat Ukur ...45
3.5 Teknik Analisis Data ...46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ...47
4.1.1 Persentase berdasarkan pekerjaan ...47
4.1.2 Hasil Pengolahan Data ...47
4.1.2.1. Hasil Pengolahan Derajat Resiliency ...48
4.1.2.2. Hasil Pengolahan Data Kategori Resiliency Dominan...48
4.1.3. Tabulasi Silang ...49
4.2. Pembahasan ...49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ...56
(5)
Universitas Kristen Maranatha
v
5.2.1. Untuk Penelitian Lebih Lanjut ...57 5.2.2. Saran Praktis ...57
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RUJUKAN
(6)
Universitas Kristen Maranatha
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.4.1 Pembagian item-item dalam alat ukur resiliency Tabel 3.4.3 Skor jawaban alat ukur resiliency
Tabel 4.1.1. Persentase responden berdasarkan status pekerjaan Tabel 4.1.2.1. Derajat resiliency
Tabel 4.1.2.2. Jumlah responden yang dominan pada kategori tertentu Tabel 4.1.3. Tabulasi silang
(7)
Universitas Kristen Maranatha
vii
DAFTAR BAGAN
Bagan 1.1 Kerangka Pemikiran Bagan 3.1 Rancangan Penelitian
(8)
Universitas Kristen Maranatha
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Lampiran B Kuesioner Resiliency dan Data Penunjang Lampiran C Data Mentah Skor Resiliency
Lampiran D Distribusi skor Resiliency dengan Seluruh Kategori Resiliency Lampiran E Kategori yang Dominan dari Seluruh kategori Resiliency Lampiran F Tabulasi Silang Data Penunjang dengan Derajat Resiliency
(9)
LAMPIRAN A
VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR
1. Validitas kategori social competence
No item
Validitas
Keterangan
1 0.365 Dipakai
2 0.794 Dipakai
3 0.019 Dibuang
4 0.306 Dipakai
5 0.076 Dibuang
6 0.454 Dipakai
7 0.245 Direvisi
8 0.543 Dipakai
9 0.175 Dibuang
10 0.160 Dibuang
11 0.434 Dipakai
12 0.348 Dipakai
13 0.441 Dipakai
14 0.491 Dipakai
15 0.577 Dipakai
16 0.356 Dipakai
17 0.339 Dipakai
18 0.597 Dipakai
19 0.180 Dibuang
20 0.395 Dipakai
Keterangan
:
Item dipakai : 15 item
Item dibuang : 5 item
(10)
2. Validitas Kategori Problem Solving Skills
No item
Validitas
Keterangan
21 0.193 Dibuang
22 0.451 Dipakai
23 0.020 Dibuang
24 0.271 Direvisi
25 0.225 Dibuang
26 0.038 Dibuang
27 0.672 Dipakai
28 0.756 Dipakai
29 0.722 Dipakai
30 0.255 Dibuang
31 0.406 Dipakai
32 0.599 Dipakai
33 0.614 Dipakai
34 0.153 Dibuang
35 0.322 Dipakai
36 0.252 Dibuang
37 0.566 Dipakai
38 0.321 Dipakai
39 0.562 Dipakai
40 0.421 Dipakai
41 0.438 Dipakai
42 0.520 Dipakai
Keterangan :
Item dipakai : 15 item
Item dibuang : 7 item
(11)
3. Validitas Kategori Autonomy
No item
Validitas
Keterangan
43 0.808 Dipakai
44 0.585 Dipakai
45 0.190 Dibuang
46 0.411 Dipakai
47 0.485 Dipakai
48 0.607 Dipakai
49 0.112 Dibuang
50 0.401 Dipakai
51 0.761 Dipakai
52 0.696 Dipakai
53 0.433 Dipakai
54 0.354 Dipakai
55 0.227 Dibuang
56 0.428 Dipakai
57 0.253 Dibuang
58 0.468 Dipakai
59 0.657 Dipakai
60 0.050 Dibuang
61 0.617 Dipakai
62 0.350 Dipakai
Keterangan :
Item dipakai : 15
Item dibuang : 5
(12)
4. Validitas Kategori Sense Of Purpose
No item
Validitas
Keterangan
63 0.226 Dibuang
64 0.279 Direvisi
65 0.298 Direvisi
66 0.707 Dipakai
67 0.768 Dipakai
68 0.446 Dipakai
69 0.279 Direvisi
70 0.575 Dipakai
71 0.286 Direvisi
72 0.648 Dipakai
73 0.836 Dipakai
74 0.445 Dipakai
75 0.487 Dipakai
76 0.445 Dipakai
77 0.231 Dibuang
78 0.279 Dibuang
79 0.587 Dipakai
80 0.218 Dibuang
81 0.346 Dipakai
82 0.058 Dibuang
Keterangan :
Item dipakai : 11 item
Item dibuang : 9 item
Reliabilitas : 0.7167 (reliabilitas tinggi)
Reliabilitas item keseluruhan : 0.7339
Reliabilitas item yang valid : 0.7379
(13)
LAMPIRAN B
KATA PENGANTAR
Dalam rangka memenuhi syarat kelulusan Fakultas Psikologi Universitas Kristen
Maranatha Bandung maka salah satu syarat kelulusan yang harus dipenuhi adalah
menyusun skripsi. Adapun judul skripsi ini adalah “Studi Deskriptif Mengenai Resiliency
pada Ibu Hamil Pertama Kali Dengan Usia Kehamilan Trimester Ketiga di kota
Bandung”.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka peneliti mohon kesediaan ibu untuk
meluangkan waktu mengisi kuesioner ini. Data yang akan diperoleh nantinya akan
dipergunakan untuk penelitian ini.
Ibu diharapkan untuk mengisi kuesioner ini dengan sebenar-benarnya sesuai
dengan keadaan ibu saat ini. Identitas dan kerahasiaan jawaban ibu akan dijaga.
Atas kesediaan dan bantuan ibu peneliti ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
(14)
Kuesioner Resiliency
Nama (Inisial)
:
Usia
:
Usia kehamilan
:
Status pekerjaan
:
Petunjuk Pengisian
Dalam kuesioner ini terdapat sejumlah pernyataan mengenai perilaku ibu dalam
kehidupan sehari-hari selama masa kehamilan.
Jawablah setiap pernyataan dengan jujur. Berikanlah tanda silang (X) pada
salah satu kotak dari empat kotak yang tersedia. Terdapat empat alternatif jawaban, yaitu:
Sesuai (S), Cukup Sesuai (CS), Kurang Sesuai (KS), dan Tidak Sesuai (TS).
Contoh:
NO PERNYATAAN S
CS
KS
TS
1
Saya menjadi mudah tersinggung selama masa kehamilan
X
Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam jawaban yang ibu berikan.
Jawablah pernyataan yang benar-benar sesuai dengan diri ibu. Jangan terlalu
terpaku pada satu pernyataan, jawablah dengan spontan dan jangan terlalu lama
memikirkannya. Jawaban yang ibu berikan akan dijamin kerahasiaannya.
Jawablah seluruh pernyataan yang tersedia dan jangan sampai ada yang
terlewat atau tidak dijawab.
(15)
KUESIONER RESILIENCY
No Pernyataan S
CS
KS
TS
1
Saya mampu bercerita kepada
orang-orang terdekat mengenai masalah
kehamilan saya
2
Saya mampu mengungkapkan perasaan
saya jika orang lain membuat saya
tersinggung,
3
Saat saya membicarakan kehamilan,
saya mampu mendapatkan tanggapan
positif dari suami saya.
4 Saya merasa dihargai ketika
membicarakan kehamilan, karena saya
merasa diperhatikan dan diberikan
tanggapan yang positif dari orang lain.
5
Saya tidak memperoleh simpati dari
orang-orang terdekat saat menyampaikan
keluhan sehubungan dengan kehamilan
saya.
6 Saya mampu memahami masalah
kehamilan yang dialami rekan saya
7
Saya merasa tidak mampu mengatasi
pelbagai konflik yang muncul dalam
keseharian.
8
Saya mampu mengutarakan pendapat
saya tanpa menyinggung perasaan orang
lain.
9
Saya dapat mengutarakan topik tentang
kehamilan tanpa membebani pikiran
suami.
(16)
No Pernyataan S
CS
KS
TS
10
Saya enggan memperhatikan
keluhan-keluhan kehamilan yang disampaikan
rekan-rekan saya.
11
Saya tidak peduli dengan masalah orang
lain selama saya dalam kondisi hamil.
12 Saya memilih memendam sendiri
masalah yang saya rasakan.
13
Saya mampu mengatasi konflik dengan
orang-orang di sekitar saya secara sehat.
14
Saya mampu untuk memahami masalah
orang lain meskipun saya dalam kondisi
hamil.
15.
Saya tidak ingin berbagi dengan
rekan-rekan seputar masalah kehamilan.
16
Saya menyerah jika saya tidak dapat
memecahkan masalah kehamilan saya
meskipun saya sudah berusaha
semaksimal mungkin
17
Saya mampu untuk berusaha mencari
tahu hal-hal yang kurang saya mengerti
yang berhubungan dengan kehamilan.
18
Saya sulit merencanakan kegiatan -
kegiatan sehari-hari saya selama saya
hamil
19 Dalam kondisi hamil, saya sering
menyerah jika saya tidak dapat
memecahkan masalah keseharian saya.
(17)
No Pernyataan S
CS
KS
TS
20
Saya pasrah dengan masalah-masalah
yang saya hadapi selama masa
kehamilan saya dan terbiasa menunggu
pemecahan masalah seiring berjalannya
waktu.
21
Saya mampu untuk mencari bantuan dari
orang lain, jika saya mengalami masalah
dalam tugas keseharian saya.
22
Dalam kondisi hamil, saya malas untuk
berpikir dan mencari tahu pemecahan
masalah keseharian saya
23
Meskipun dalam kondisi hamil, saya
dapat mencari alternatif pemecahan
masalah yang saya hadapi jika tidak
mendapatkan pemecahan masalah dari
hasil diskusi dengan suami saya.
24 Dalam kondisi hamil, saya hanya
percaya kepada suami saya untuk
membantu saya memecahkan
permasalahan keseharian saya.
25 Meskipun saya telah mendapatkan
support /dukungan dari orang lain , saya
masih tetap merasa resah.
26
Dalam kondisi hamil, saya tidak tahu
kemana saya harus meminta bantuan jika
saya mengalami masalah dalam
keseharian saya.
(18)
No Pernyataan S
CS
KS
TS
27
Saya mampu untuk berusaha mencari
tahu hal-hal yang kurang saya mengerti
untuk memecahkan masalah keseharian
saya
28
Saya mencari informasi dari pelbagai
sumber untuk menambah wawasan
tentang kehamilan.
29
Saya mampu merencanakan apa saja
yang akan saya lakukan setelah saya
melahirkan.
30
Saya belum merencanakan bagaimana
merawat bayi ini setelah lahir nanti.
31
Saya merasa percaya diri dengan tubuh
saya meskipun berat badan saya
bertambah.
32 Sampai saat ini, saya mampu pergi
sendiri ke dokter kandungan untuk check
up tanpa bantuan suami saya
33 Kondisi tidak nyaman selama hamil
menghambat kegiatan saya dan membuat
saya merasa tidak mampu untuk
melakukan kegiatan-kegiatan rutin saya.
34
Saya yakin bahwa saya masih mampu
melakukan tugas-tugas saya dan
memperoleh hasil yang saya inginkan
meskipun saya dalam kondisi hamil.
35 Saya mampu untuk menyelesaikan
pekerjaan rutin saya sampai tuntas
selama hamil.
(19)
No Pernyataan S
CS
KS
TS
36
Saya mampu untuk tetap melakukan
tugas keseharian saya tanpa bantuan
orang lain meskipun kondisi hamil
terkadang menghambat saya untuk
beraktivitas.
37
Saya ragu saya dapat mempertahakan
hasil kerja saya dengan baik.
38 Saya merasa mempunyai tanggung
jawab yang besar pada tugas-tugas saya,
selain tanggung jawab pada kehamilan
saya.
39
Saya merasa malas untuk mengerjakan
tugas rutin saya karena hamil.
40 Saya selalu membutuhkan bantuan
suami dan orang tua saya untuk
melakukan tugas keseharian saya selama
saya hamil.
41 Saya mengabaikan tanggung jawab
terhadap pekerjaan rutin saya karena
tanggung jawab saya terhadap kehamilan
menjadi prioritas
42 Saya tetap bersemangat ketika
mengerjakan tugas rutin saya meskipun
dalam kondisi hamil
43
Saya dapat mengabaikan cemoohan dari
orang lain mengenai diri saya selama
hamil.
(20)
No Pernyataan S
CS
KS
TS
44
Sampai saat ini, saya tidak berani pergi
sendiri ke dokter kandungan untuk check
up kehamilan.
45
Saya tetap mengikuti teman-teman saya
untuk melakukan kegiatan yang biasa
kami lakukan, meskipun saya tahu
kegiatan tersebut dapat mengganggu
kehamilan saya.
46
Saya yakin dapat merawat dan mendidik
anak pertama saya dengan baik kelak.
47
Saya merasa cemas jika memikirkan
kehidupan saya setelah kelahiran anak
pertama saya.
48
Saya merasa jenuh dengan kehamilan
saya karena saya tidak memiliki kegiatan
sampingan untuk mengisi waktu luang
saya.
49 Saya memiliki aktivitas yang
menyenangkan untuk mengisi waktu
luang saya selama kehamilan.
50
Saya merasa takut saya akan melahirkan
anak yang tidak normal.
51
Saya berdoa kepada yang Kuasa dan
yakin akan diberikan kelancaran dalam
kehamilan dan kelahiran saya.
52
Saya ragu yang Kuasa akan memberikan
kemudahan pada kelahiran pertama saya.
53
Saya melupakan kegiatan yang menjadi
hobi saya karena saya terlalu sibuk
dengan masalah kehamilan.
(21)
No Pernyataan S
CS
KS
TS
54
Saya melakukan kegiatan sampingan
untuk mengisi waktu luang agar saya
tidak merasa jenuh dengan kehamilan
saya
55 Saya ragu saya dapat merawat dan
mendidik anak pertama saya dengan baik
kelak.
56
Saya tidak dapat membayangkan betapa
sulitnya dalam menangani anak pertama
saya nanti.
57
Jika saya merasa takut/cemas saya akan
berdoa kepada Tuhan agar saya menjadi
tenang.
58 Saya merasa kehidupan saya sia-sia
karena saya tidak mengisi waktu luang
saya dengan kegiatan yang berguna.
59
Saya memiliki aktivitas yang produktif
untuk mengisi waktu luang saya selama
kehamilan.
60
Dalam kondisi hamil, saya ragu saya
dapat beribadah dengan baik.
(22)
DATA PENUNJANG
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan melingkari salah satu atau melengkapi
pernyataan yang tersedia.
1.
Saat ini saya tinggal dengan :
a.
Suami dan orang tua / mertua
b.
Suami saja
c.
Orang tua / mertua saja
d.
Lainnya, sebutkan....
2.
Suami saya... kepada saya, sehingga saya dapat menceritakan banyak hal
kepadanya.
a.
Sangat perhatian
b.
Cukup perhatian
c.
Kurang perhatian
d.
Tidak perhatian
3.
Suami saya ...kepada saya untuk dapat melakukan kegiatan yang saya
sukai selama saya hamil.
a.
Sangat memberi kesempatan
b.
Cukup memberi kesempatan
c.
Kurang memberi kesempatan
d.
Tidak memberi kesempatan
4.
Keluarga saya ...kepada saya dalam menghadapi gejala kehamilan
pertama ini agar saya dapat menyesuaikan diri dengan baik.
a.
Sangat memberi dorongan
b.
Cukup memberi dorongan
c.
Kurang memberi dorongan
d.
Tidak memberi dorongan
5.
Keluarga saya ... kepada saya untuk dapat melakukan kegiatan yang
saya sukai selama saya hamil.
(23)
b.
Cukup memberi kesempatan
c.
Kurang memberi kesempatan
d.
Tidak memberi kesempatan
6.
Teman – teman saya...kepada saya di saat saya sedang mengalami gejala
kehamilan seperti mual, pusing, keram perut dll
a.
Sangat perhatian
b.
Cukup perhatian
c.
Kurang perhatian
d.
Tidak perhatian
7.
Teman-teman ...kepada saya bahwa saya dapat melakukan kegiatan
yang bermanfaat.
a.
Sangat memberikan kepercayaan
b.
Cukup memberikan kepercayaan
c.
Kurang memberikan kepercayaan
d.
Tidak memberikan kepercayaan
8.
Teman-teman...kepada saya untuk mengikuti berbagai kegiatan yang
saya sukai.
a.
Sangat memberikan kesempatan
b.
Cukup memberikan kesempatan
c.
Kurang memberikan kesempatan
d.
Tidak memberikan kesempatan
Untuk no 9-11 diisi apabila saudara sedang bekerja.
9.
Atasan/bawahan/rekan kantor saya ...pada kondisi kehamilan saya.
a.
Sangat perhatian
b.
Cukup perhatian
c.
Kurang perhatian
d.
Tidak perhatian
10. Atasan/bawahan/rekan kantor saya...untuk melakukan tugas rutin yang
biasa saya lakukan.
(24)
b.
Cukup memberikan kesempatan
c.
Kurang memberikan kesempatan
d.
Tidak memberikan kesempatan
11. Atasan/bawahan/rekan kantor saya...untuk melakukan tugas yang
didelegasikan kepada saya.
a.
Sangat memberikan kepercayaan
b.
Cukup memberikan kepercayaan
c.
Kurang memberikan kepercayaan
d.
Tidak memberikan kepercayaan
(25)
KISI-KISI ALAT UKUR
Variabel
Kategori
Sub Kategori
Item Positif
Item Negatif
Resilienc
y :
Merupak
an
kemampu
an
individu
untuk
dapat
beradapta
si dengan
baik dan
mampu
berfungsi
dengan
baik
walaupun
berada di
tengah
situasi
yang
menekan,
banyak
halangan
atau
rintangan
(Benard,
2004).
Social
Competence :
Merupakan
keterampilan
dan sikap yang
penting untuk
membangun
relasi dan
keterikatan
yang positif
dengan orang
lain.
Kemampuan
menyatakan
pandangan/pend
apat tanpa
menyinggung
perasaan orang
lain dan
menangani
konflik dengan
baik
(communication)
1. Saya mampu
bercerita kepada
orang-orang terdekat
mengenai masalah
kehamilan saya.
2. Saya mampu
mengungkapkan
perasaan saya jika
orang lain membuat
saya tersinggung.
8. Saya mampu
mengutarakan
pendapat saya tanpa
menyinggung
perasaan orang lain.
13. Saya mampu
mengatasi konflik
dengan orang-orang
di sekitar saya secara
sehat.
7. Saya merasa tidak
mampu mengatasi
pelbagai konflik yang
muncul dalam
keseharian.
12. Saya memilih
memendam sendiri
masalah yang saya
rasakan.
15. Saya tidak ingin
berbagi dengan
rekan-rekan seputar masalah
kehamilan.
Kemampuan
mendapatkan
respon positif
dari orang lain
(responsiveness)
3. Saat saya
membicarakan
kehamilan, saya
mampu mendapatkan
tanggapan positif dari
suami saya.
4. Saya merasa
dihargai ketika
5. Saya tidak
memperoleh simpati
dari orang-orang
terdekat saat
menyampaikan
keluhan sehubungan
dengan kehamilan
saya.
(26)
membicarakan
kehamilan, karena
saya merasa
diperhatikan dan
diberikan tanggapan
yang positif dari
orang lain.
9. Saya dapat
mengutarakan topik
tentang kehamilan
tanpa membebani
pikiran suami.
Mengetahui
perasaan dan
perspektif orang
lain dan
kesediaan untuk
peduli terhadap
perasaan orang
lain (empathy
and caring)
6. Saya mampu
memahami masalah
kehamilan yang
dialami rekan saya.
14. Saya mampu
untuk memahami
masalah orang lain
meskipun saya dalam
kondisi hamil.
10. Saya enggan
memperhatikan
keluhan-keluhan
kehamilan yang
disampaikan
rekan-rekan saya.
11. Saya tidak peduli
dengan masalah orang
lain selama saya
dalam kondisi hamil.
Problem
solving :
merupakan
kemampuan
untuk dapat
melihat solusi
alternatif dari
semua masalah
yang
Merencanakan tindakan atau kegiatan yang akan dilakukan (planning)29. Saya mampu
merencanakan apa
saja yang akan saya
lakukan setelah saya
melahirkan.
18. Saya sulit
merencanakan
kegiatan - kegiatan
sehari-hari saya
selama saya hamil
30. Saya belum
merencanakan
bagaimana merawat
bayi ini setelah lahir
(27)
dihadapinya
dan mengatasi
masalah
dengan tuntas.
nanti.
Menentukan alternatif solusi dari semua permasalahannya (flexibility))23. Meskipun dalam
kondisi hamil, saya
dapat mencari
alternatif pemecahan
masalah yang saya
hadapi jika tidak
mendapatkan
pemecahan masalah
dari hasil diskusi
dengan suami saya.
28. Saya mencari
informasi dari
pelbagai sumber
untuk menambah
wawasan tentang
kehamilan.
16. Saya menyerah
jika saya tidak dapat
memecahkan masalah
kehamilan saya
meskipun saya sudah
berusaha semaksimal
mungkin.
19. Dalam kondisi
hamil, saya sering
menyerah jika saya
tidak dapat
memecahkan masalah
keseharian saya.
24. Dalam kondisi
hamil, saya hanya
percaya kepada suami
saya untuk membantu
saya memecahkan
permasalahan
keseharian saya.
Mempertahankan kelangsungan hidup dengan mengenali sumber daya eksternal dan sumber dukungan (resourcefullness)21. Saya mampu
untuk mencari
bantuan dari orang
lain, jika saya
mengalami masalah
dalam tugas
keseharian saya.
20. Saya pasrah
dengan
masalah-masalah yang saya
hadapi selama masa
kehamilan saya dan
terbiasa menunggu
pemecahan masalah
seiring berjalannya
waktu.
(28)
25. Meskipun saya
telah mendapatkan
support /dukungan
dari orang lain , saya
masih tetap merasa
resah.
26. Dalam kondisi
hamil, saya tidak tahu
kemana saya harus
meminta bantuan jika
saya mengalami
masalah dalam
keseharian saya.
Dapat berpikir kritis. (critical thinking)17. Saya mampu
untuk berusaha
mencari tahu hal-hal
yang kurang saya
mengerti yang
berhubungan dengan
kehamilan.
27. Saya mampu
untuk berusaha
mencari tahu hal-hal
yang kurang saya
mengerti untuk
memecahkan masalah
keseharian saya
22. Dalam kondisi
hamil, saya malas
untuk berpikir dan
mencari tahu
pemecahan masalah
keseharian saya
Autonomy :
kemampuan
untuk bersikap
mandiri dan
Bersikap
independen dan
peka dalam
mengendalikan
31. Saya merasa
percaya diri dengan
tubuh saya meskipun
berat badan saya
44. Sampai saat ini,
saya tidak berani pergi
sendiri ke dokter
kandungan untuk
(29)
kemampuan
untuk
mengendalikan
lingkungan.
lingkungan
dengan berpikir
secara positif
(positif identity)bertambah.
32. Sampai saat ini,
saya mampu pergi
sendiri ke dokter
kandungan untuk
check up tanpa
bantuan suami saya
check up kehamilan.
Keyakinan diri untuk melakukan sesuatu dengan benar. (self
efficacy)
34. Saya yakin bahwa
saya masih mampu
melakukan
tugas-tugas saya dan
memperoleh hasil
yang saya inginkan
meskipun saya dalam
kondisi hamil.
37. Saya ragu saya
dapat mempertahakan
hasil kerja saya
dengan baik.
39. Saya merasa malas
untuk mengerjakan
tugas rutin saya karena
hamil.
40. Saya selalu
membutuhkan bantuan
suami dan orang tua
saya untuk melakukan
tugas keseharian saya
selama saya hamil.
Memiliki tanggung jawab terhadap tugas, kemampuan memotivasi diri untuk memfokuskan perhatian daan mengarahkan perilaku menuju goal (internal
35. Saya mampu
untuk menyelesaikan
pekerjaan rutin saya
sampai tuntas selama
hamil.
38. Saya merasa
mempunyai tanggung
jawab yang besar
pada tugas-tugas
saya, selain tanggung
33. Kondisi tidak
nyaman selama hamil
menghambat kegiatan
saya dan membuat
saya merasa tidak
mampu untuk
melakukan
kegiatan-kegiatan rutin saya.
41. Saya
mengabaikan
(30)
locus of control and initiative)
jawab pada
kehamilan saya.
42. Saya tetap
bersemangat ketika
mengerjakan tugas
rutin saya meskipun
dalam kondisi hamil
tanggung jawab
terhadap pekerjaan
rutin saya karena
tanggung jawab saya
terhadap kehamilan
menjadi prioritas
Kemampuan untuk mengambil jarak secara emosional dari pengaruh buruk dari lingkungan (adaptive distancing)43. Saya dapat
mengabaikan
cemoohan dari orang
lain mengenai diri
saya selama hamil.
45. Saya tetap
mengikuti
teman-teman saya untuk
melakukan kegiatan
yang biasa kami
lakukan, meskipun
saya tahu kegiatan
tersebut dapat
mengganggu
kehamilan saya.
Sense of
purpose :
memiliki
pandangan dan
harapan yang
positif
terhadap masa
depan
Memiliki motivasi dan harapan,
keyakinan
tentang makna
kehidupan,
berorientasi pada
masa depan dan
memiliki tujuan
yang jelas pada
hidupnya.
(optimism & hope)
46. Saya yakin dapat
merawat dan
mendidik anak
pertama saya dengan
baik kelak.
47. Saya merasa
cemas jika
memikirkan
kehidupan saya setelah
kelahiran anak
pertama saya.
50. Saya merasa takut
saya akan melahirkan
anak yang tidak
normal.
55. Saya ragu saya
dapat merawat dan
mendidik anak
(31)
pertama saya dengan
baik kelak.
56. Saya tidak dapat
membayangkan betapa
sulitnya dalam
menangani anak
pertama saya nanti.
Memiliki kegemaran khusus untuk waktu luangnya. (special interest, creativity & imagination)
49. Saya memiliki
aktivitas yang
menyenangkan untuk
mengisi waktu luang
saya selama
kehamilan.
54. Saya melakukan
kegiatan sampingan
untuk mengisi waktu
luang agar saya tidak
merasa jenuh dengan
kehamilan saya
59. Saya memiliki
aktivitas yang
produktif untuk
mengisi waktu luang
saya selama
kehamilan.
48. Saya merasa jenuh
dengan kehamilan
saya karena saya tidak
memiliki kegiatan
sampingan untuk
mengisi waktu luang
saya.
53. Saya melupakan
kegiatan yang menjadi
hobi saya karena saya
terlalu sibuk dengan
masalah kehamilan.
58. Saya merasa
kehidupan saya sia-sia
karena saya tidak
mengisi waktu luang
saya dengan kegiatan
yang berguna.
Keyakinan terhadap agama dan spiritualitas (Faith andspirituality)
51. Saya berdoa
kepada yang Kuasa
dan yakin akan
diberikan kelancaran
dalam kehamilan dan
kelahiran saya.
52. Saya ragu yang
Kuasa akan
memberikan
kemudahan pada
kelahiran pertama
saya.
(32)
57. Jika saya merasa
takut/cemas saya
akan berdoa kepada
Tuhan agar saya
menjadi tenang.
60. Dalam kondisi
hamil, saya ragu saya
dapat beribadah
dengan baik.
(33)
LAMPIRAN C
DATA MENTAH
ItemResponden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 1 4 4 4 1
2 4 1 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4
3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 2 4 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 4
5 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4
6 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4
8 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
9 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4
10 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
11 4 1 4 4 4 2 3 4 3 4 1 1 4 2 3
12 2 1 4 2 1 4 2 4 4 3 4 3 4 4 4
13 4 2 3 3 3 2 4 3 4 3 1 4 3 4 4
14 2 1 4 4 4 2 4 4 4 1 1 1 4 2 4
15 4 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3
16 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4
17 4 1 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 3 2 2
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
19 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4
20 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4
21 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4
22 3 1 4 4 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4
23 2 1 4 3 4 2 3 3 2 3 3 4 2 2 4
24 4 4 4 4 4 4 1 2 2 4 1 4 1 4 3
25 4 4 4 4 3 4 2 4 4 1 3 1 4 4 4
26 2 1 4 3 4 2 3 3 2 3 3 4 2 2 4
27 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 4 4 4 1
28 2 1 4 3 4 2 3 3 2 3 3 4 2 2 4
29 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 4 4 4 1
(34)
Item
Responden 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 1 4 2 2 1 2 4 4 1 1 4 4 4 4 4
2 3 4 2 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4
3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 4 3 3 3 4
5 3 3 3 4 3 3 3 3 1 2 4 3 4 4 3
6 4 4 3 3 3 4 4 4 1 3 4 4 4 4 4
7 4 4 3 3 3 4 4 4 1 2 4 4 4 4 4
8 4 4 3 3 3 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4
9 4 4 3 3 2 4 4 4 3 1 4 4 3 4 4
10 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4
11 4 4 1 2 1 1 4 4 3 2 4 4 4 4 4
12 1 4 1 1 2 4 4 2 1 1 4 3 4 4 1
13 1 4 3 3 1 2 3 4 1 3 3 4 4 4 3
14 3 4 3 4 1 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4
15 1 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3
16 3 4 4 4 3 2 4 4 1 2 4 4 4 4 4
17 3 4 4 3 2 4 1 1 1 1 3 2 4 4 4
18 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
19 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
20 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4
21 4 4 4 1 4 2 3 4 3 2 3 4 4 4 4
22 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4
23 4 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3
24 2 4 1 1 3 4 1 2 1 1 1 4 4 4 4
25 1 4 1 3 1 4 3 3 3 1 4 4 4 4 1
26 4 4 4 1 4 2 3 4 3 2 3 4 4 4 4
27 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4
28 4 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3
29 2 4 1 1 3 4 1 2 1 1 1 4 4 4 4
(35)
Item
Responden 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
1 4 3 2 4 4 4 4 4 1 3 2 4 4 4 4
2 4 1 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 4 4 1
3 4 4 4 1 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4
4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 4
5 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3
6 4 2 3 4 4 1 4 4 3 2 3 4 4 4 3
7 4 3 3 4 4 1 4 4 3 2 3 4 4 4 3
8 4 2 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4
9 4 2 3 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 3 4
10 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
11 3 2 1 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1
12 4 4 1 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 3
13 4 4 3 4 4 3 4 4 3 1 1 4 3 2 3
14 4 4 1 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4
15 3 1 2 3 2 3 2 3 2 1 3 3 2 3 3
16 3 2 2 3 3 2 3 4 4 1 4 4 4 3 4
17 4 1 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 1
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
19 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
20 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3
21 4 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4
22 3 4 3 2 4 4 1 4 4 3 4 3 4 3 4
23 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 4 4 4 1
24 4 2 1 1 2 3 1 4 1 1 2 2 2 4 1
25 4 1 1 4 1 2 4 4 4 1 4 4 4 4 1
26 4 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4
27 3 4 3 2 4 4 1 4 4 3 4 3 4 3 4
28 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 4 4 4 1
29 4 2 1 1 2 3 1 4 1 1 2 2 2 4 1
(36)
Item
Responden 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
1 4 4 1 1 1 4 4 4 1 3 1 4 1 1 4
2 4 4 3 3 2 4 4 3 3 2 1 4 3 4 3
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 3 2 2 1 4 2 2 3 2 2 3 2 4 1
5 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3
6 4 2 3 4 2 4 4 3 4 3 4 4 1 4 4
7 4 3 3 4 2 4 4 3 4 4 4 4 1 4 4
8 4 3 4 4 2 4 4 3 3 4 3 4 2 4 4
9 4 3 4 4 1 4 4 3 3 4 3 4 2 4 4
10 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
11 4 4 4 3 1 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4
12 4 3 3 1 4 4 1 1 2 3 3 4 4 1 3
13 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3
14 4 1 4 1 1 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4
15 3 2 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3
16 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4
17 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 1 4 4 4 2
18 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
19 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4
20 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 2 4 4 4 3
21 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 1 4
22 4 4 4 4 1 3 2 3 4 4 3 4 4 3 4
23 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 2 4
24 4 4 1 3 1 1 4 1 3 4 4 3 4 3 1
25 4 4 2 1 3 4 4 4 1 3 1 1 4 1 1
26 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 1 1
27 4 4 4 4 1 3 2 3 4 4 3 4 4 3 1
28 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 2 1
29 4 4 1 3 1 1 4 1 3 4 4 3 4 3 1
(37)
LAMPIRAN D
DISTRIBUSI SKOR RESILIENCY
Responden SC PS AT SOP
Jumlah
Kategori
1 51
42
51
38
182
Tinggi
2 51
51
45
47
194
Tinggi
3 59
57
54
60
230
Tinggi
4 48
42
33
37
160
Tinggi
5 51
46
41
52
190
Tinggi
6 56
53
49
50
208
Tinggi
7 58
52
50
52
212
Tinggi
8 56
54
54
52
216
Tinggi
9 57
51
53
51
212
Tinggi
10 58
54
58
58
228
Tinggi
11 44
46
45
50
185
Tinggi
12 46
37
53
41
177
Tinggi
13 47
43
47
52
189
Tinggi
14 42
49
54
45
190
Tinggi
15 46
36
36
44
162
Tinggi
16 57
51
46
58
212
Tinggi
17 48
41
48
52
189
Tinggi
18 60
59
60
58
237
Tinggi
19 51
48
45
48
192
Tinggi
20 51
56
49
54
210
Tinggi
21 54
50
48
53
205
Tinggi
22 47
56
50
51
204
Tinggi
23 42
41
43
51
177
Tinggi
24 46
37
31
41
155
Tinggi
25 50
41
43
41
175
Tinggi
26 42
50
48
53
193
Tinggi
27 43
56
50
51
200
Tinggi
28 42
41
43
51
177
Tinggi
29
40 37 31 41 149 Rendah
30 42
41
43
41
167
Tinggi
Jumlah 1485
1418
1401
1473
5777
(38)
LAMPIRAN E
JUMLAH RESPONDEN YANG DOMINAN PADA KATEGORI RESILIENCY
TERTENTU
Responden Social
competence
Problem
solving
Autonomy Sense
of
purpose
1 V V
2 V V
3 V
4 V
5 V
6 V
7 V
8 V
9 V
10 V V V
11 V
12 V
13 V
14 V
15 V
16 V
17 V
18
V V
19 V
20 V
21 V
22 V
23 V
24 V
25 V
26 V
27 V
28 V
29 V
30 V
(39)
Jumlah responden yang dominan pada kategori :
•
Social competence dan autonomy
: 2
•
Social competence dan problem solving
: 1
•
Social competence, autonomy dan sense of purpose
: 1
•
Social
competence
: 11
•
Problem solving skills
: 3
•
Autonomy
: 4
(40)
LAMPIRAN F
TABULASI SILANG ANTARA DATA PRIMER DENGAN DATA PENUNJANG
Tabel 4.1.Tabulasi silang antara derajat resiliency dengan status pekerjaan
Bekerja Tidak bekerja Total Derajat
resiliency
Rendah Count 1 1
Tinggi
% 100.0% 100.0%
Count 9 20 29
% 31.0% 69.0% 100.0%
Total Count 9 21 30
% 30.0% 70.0% 100.0%
Tabel 4.2. Tabulasi silang antara derajat resiliency dengan tinggal bersama
Suami dan
orang tua/mertua
Suami Orangtua/ mertua
Total
Derajat resiliency
Rendah Count 1 1
Tinggi
% 100.0% 100.0%
Count 14 13 2 29
% 48.3% 44.8% 6.9% 100.0%
Total Count 15 13 2 30
% 50.0% 43.3% 6.7% 100.0%
Tabel 4.3. Tabulasi silang antara derajat resiliency dengan perhatian suami dan
keluarga
(caring relationship)
Sangat perhatian
Cukup perhatian
Total Derajat
resiliency
Rendah Count 1 1
% 100.0% 100.0%
Tinggi Count 19 10 29
% 65.5% 34.5% 100.0%
Total Count 19 11 30
(41)
Tabel 4.4. Tabulasi silang antara derajat resiliency dengan kesempatan dari suami
untuk melakukan kegiatan yang disukai
(Opportunities)
Tabel 4.5. Tabulasi silang antara derajat resiliency dengan dorongan keluarga
untuk menyesuaikan diri dengan gejala kehamilan
(high expectation)
Sangat memberi dorongan Cukup memberi dorongan Total Derajat resiliencyRendah Count 1 1
% 100.0% 100.0%
Tinggi Count 17 12 29
% 58.6% 41.4% 100.0%
Total Count 17 13 30
% 56.7% 43.3% 100.0%
Tabel 4.6. Tabulasi silang antara derajat resiliency dengan kesempatan dari
keluarga untuk melakukan kegiatan yang disukai
(opportunities)
Sangat memberi kesempatan Cukup memberi kesempatan Kurang memberi kesempatan Total Derajat resiliencyRendah Count 1 1
% 100.0% 100.0%
Tinggi Count 12 16 1 29
% 41.4% 55.2% 3.4% 100.0%
Total Count 12 16 2 30
% 40.0% 53.3% 6.7% 100.0%
Sangat memberi kesempatan Cukup memberi kesempatan Kurang memberi kesempatan Total Derajat resiliency
Rendah Count 1 1
% 100.0% 100.0%
Tinggi Count 13 15 1 29
% 44.8% 51.7% 3.4% 100.0%
Total Count 13 15 2 30
(42)
Tabel 4.7. Tabulasi silang antara derajat resiliency dengan perhatian teman-teman
(Caring relationship)
Sangat perhatian Cukup perhatian Kurang perhatian Total Derajat resiliencyRendah Count 1 1
% 100.0% 100.0%
Tinggi Count 12 16 1 29
% 41.4% 55.2% 3.4% 100.0%
Total Count 12 17 1 30
% 40.0% 56.7% 3.3% 100.0%
Tabel 4.8. Tabulasi silang antara derajat resiliency dengan kepercayaan
teman-teman dalam melakukan kegiatan yang bermanfaat
(high expectation)
Sangat memberi kepercayaan Cukup memberi kepercayaan Kurang memberi kepercayaan Total Derejat resiliencyRendah Count 1 1
% 100.0% 100.0%
Tinggi Count 15 13 1 29
% 51.7% 44.8% 3.4% 100.0%
Total Count 15 14 1 30
% 50.0% 46.7% 3.3% 100.0%
Tabel 4.9. Tabulasi silang antara derajat resiliency dengan kesempatan dari
teman-teman dalam mengikuti kegiatan yang disukai
(oppurtunities)
Sangat memberi kesempatan Cukup memberi kesempatan Kurang memberi kesempatan Total Derajat resiliencyRendah Count 1 1
% 100.0% 100.0%
Tinggi Count 12 16 1 29
% 41.4% 55.2% 3.4% 100.0%
Total Count 12 17 1 30
% 40.0% 56.7% 3.3% 100.0%
Tabel 4.10. Tabulasi silang antara derajat resiliency dengan perhatian rekan kerja
terhadap kehamilan
(caring relationship)
Sangat perhatian Cukup perhatian Total Derajat resiliencyTinggi Count 2 6 8
% 25.0% 75.0% 100.0%
Total Count 2 6 8
(43)
Tabel 4.11. Tabulasi silang antara derajat resiliency dengan kesempatan dari rekan
kerja untuk melakukan tugas rutin
(opportunities)
Sangat memberikan
kesempatan
Cukup memberikan kesempatan
Total
Derajat resiliency
Tinggi Count 2 6 8
% 25.0% 75.0% 100.0%
Total Count 2 6 8
% 25.0% 75.0% 100.0%
Tabel 4.12. Tabulasi silang antara derajat resiliency dengan kepercayaan rekan
kerja untuk melakukan tugas yang didelegasikan
(high expectation)
Sangat memberikan
kepercayaan
Cukup memberikan kepercayaan
Total
Derajat resiliency
Tinggi Count 1 7 8
% 12.5% 87.5% 100.0%
Total Count 1 7 8
(44)
Universitas Kristen Maranatha
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang masalah
Setiap individu akan mengalami perubahan pada dirinya baik secara fisik maupun emosional. Semakin bertambahnya usia, individu akan mengalami berbagai macam perubahan yang mengiringi tahapan perkembangannya. Perkembangan manusia bergerak dari saat konsepsi sampai mereka meninggal dunia. Individu membutuhkan dukungan lingkungan secara optimal untuk melewati setiap tahap perkembangannya, agar dapat melanjutkan ke tahapan perkembangan selanjutnya.
Begitu pula pada saat individu memasuki masa dewasa awal. Menurut
Santrock 2004, individu memasuki masa dewasa awal pada usia 21 – 35 tahun.
Pada masa ini, individu mulai membentuk sikap yang mandiri dan bertanggung jawab. Sebagian dari mereka juga mulai membentuk perkawinan dan menjalankan perannya dalam keluarga. Dalam membangun kehidupan perkawinan, individu membutuhkan penyesuaian yang besar, terutama pada wanita. Setelah menikah, pada umumnya wanita akan memasuki masa kehamilan yang pertama.
Fase kehamilan pertama ini terjadi perubahan yang signifikan pada wanita baik dari segi fisik maupun psikologis. Terjadinya perubahan fisik dan psikologis ini menuntut penyesuaian diri pada wanita yang bersangkutan. Perubahan fisik yang dialami oleh wanita hamil pada umumnya antara lain, pembesaran payudara,
(45)
Universitas Kristen Maranatha
2
penambahan berat badan, kulit wajah mengelupas, sering buang air kecil, seringkali mengalami morning sickness (mual muntah), merasa lelah, pusing, sakit kepala, dan keram perut. (www.infoibu.com, 9 November 2004)
Kehamilan dan kelahiran bayi pertama pada umumnya memberikan arti emosional yang sangat besar pada wanita. Kehamilan pertama biasanya akan memberikan kepuasan kepada diri wanita karena mereka bangga dapat memberikan keturunan dalam pernikahannya. Namun, dalam menjalani proses kehamilannya juga terdapat ketakutan dan kecemasan. Jika ketakutan dan kecemasan ini berada pada derajat yang sangat tinggi dapat menimbulkan derajat stres yang sangat tinggi juga. Keadaan stres pada ibu hamil juga akan berpengaruh pada janin yang dikandungnya. (Psikologi wanita, Kartini Kartono ; 110, 1986)
Perkembangan bayi dalam tubuh ibu terbagi menjadi tiga fase yaitu trimester pertama (1-3 bulan), trimester kedua (4-6 bulan) dan trimester ketiga (7-9 bulan). Pada bulan pertama kehamilan, mungkin tidak banyak ibu yang menyadari bahwa dirinya sedang dalam masa kehamilan, karena belum terlihat perubahan yang nyata pada tubuh ibu. Namun sebenarnya tubuh ibu secara aktif bekerja untuk menyesuaikan secara fisik dan emosional bagi proses kehamilan ibu
(www.infoibu.com, 9 November 2004). Tetapi pada beberapa bulan berikutnya,
ibu hamil mulai merasakan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya. Perubahan tersebut mempengaruhi ibu hamil dalam perkembangan emosionalnya dan menimbulkan kecemasan yang merupakan sumber stres pada ibu Ibu yang kurang siap menerima kehamilannya, kemungkinan mengalami tekanan psikis. Ketidaksiapan ini bisa terjadi karena masa-masa bulan madu belum berakhir atau
(46)
Universitas Kristen Maranatha
3
ibu belum siap terhadap perubahan pada tubuhnya. Hal tersebut menimbulkan perasaan tidak nyaman pada ibu sehingga jika dibiarkan akan terakumulasi menjadi stres (www.tabloidnova.com. 2003).
Pada trimester kedua, yaitu pada masa kehamilan 4-6 bulan, biasanya ibu sudah merasa tenang, karena sudah terbiasa dengan keadaannya. Namun ketika ibu memasuki trimester ketiga yaitu pada masa kehamilan 7-9 bulan, stres pada ibu hamil kembali meningkat. Hal tersebut terjadi dikarenakan kondisi kehamilan semakin membesar. Kondisi ini menimbulkan masalah seperti posisi tidur kurang nyaman dan mudah terserang rasa lelah (www.infoibu.com, 2004).
Semakin dekat masa kelahiran, tingkat stres pada ibu hamil kembali meningkat dan semakin tegang menghadapi persalinannya. Perasaan cemas yang muncul dikarenakan ibu memikirkan keselamatan diri pada proses melahirkan dan kondisi kesehatan bayi yang akan dilahirkan. Misalnya, ibu merasa takut bahwa ia atau bayinya akan meninggal pada saat melahirkan, cemas akan mengalami kegemukan yang berlebihan setelah melahirkan, takut merasakan sakit yang amat sangat pada saat melahirkan, dan adanya perasaan malu yang berlebihan ketika membayangkan dirinya akan menunjukkan alat kelaminnya pada dokter atau bidan yang akan menangani persalinannya. (Psikologi wanita, Kartini Kartono
1986).
Hal senada juga diungkapkan oleh seorang ginekolog di Bandung bahwa ibu yang hamil pada usia kehamilan trimester ketiga lebih banyak mengeluh mengenai kehamilannya antara lain merasa lelah karena terjadinya kontraksi yang terus-menerus, merasa lelah menopang perutnya yang semakin membesar
(47)
Universitas Kristen Maranatha
4
sehingga kekuatan tubuh menjadi berkurang untuk melakukan aktivitas rutin, takut mengalami kenaikan berat badan yang berlebihan, serta timbulnya penyakit-penyakit yang mengkhawatirkan berakibat langsung pada janin.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti terhadap 10 orang ibu hamil pertama kali dengan usia kehamilan trimester ketiga, 70 % mengatakan bahwa mereka merasa tidak nyaman dengan adanya gejala-gejala fisik seperti merasa lelah, sakit pada punggung, konstipasi, sulit bernafas, masalah pada tidur, keram kaki, dan konstraksi perut. Sedangkan 30% lainnya tidak mengatakan mereka terkadang merasakan gejala-gejala fisik tersebut namun lama-kelamaan mereka dapat menyesuaikan diri mereka dengan perubahan tersebut. Selain itu, sebanyak 40% ibu hamil mengatakan bahwa kondisi emosi mereka selama kehamilan menjadi tidak stabil, mereka menjadi lebih sensitif dan lebih mudah tersinggung. Sedangkan 60% lainnya mengatakan bahwa meskipun dalam kondisi hamil, mereka masih dapat mengontrol emosi mereka dan masih dapat menjalin hubungan yang baik dengan orang-orang di sekitarnya.
Hubungan ibu dengan janinnya merupakan kesatuan yang tunggal. Jika ibu mengalami stres pada saat hamil akan memberikan akibat pada janin yang dikandungnya, karena posisi janin yang berada dalam kandungan dapat merespon apa yang sedang dialami oleh ibu. Ibu hamil yang stres ditandai oleh meningkatnya denyut jantung ibu, yang dengan sendirinya akan dapat dirasakan oleh janin. Semakin keras detak jantung ibu, maka semakin cepat juga detak jantung bayi sehingga berdampak kepada tingkat aktivitas bayi. Berdasarkan penelitian, ibu hamil yang stres akan meningkatkan risiko melahirkan bayi dalam
(48)
Universitas Kristen Maranatha
5
keadaan prematur atau menyebabkan keguguran. Keadaan stres pada ibu juga dapat menyebabkan anak yang lahir menjadi anak yang hiperaktif, autisme, atau bahkan ia akan mengalami tingkat stres yang tinggi pada saat dewasa nanti
(http/infoibu/com 2007). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Thomas
O’connor di Institute of Psychiatry – London menunjukkan bahwa dari 7000 ibu yang mengalami stres saat kehamilan memperlihatkan kondisi perkembangan anak yang mengalami ganggguan dan sebanyak 15% anak yang terlahir menjadi hiperaktif.
Setiap ibu relatif akan mengalami kesulitan pada kehamilan pertamanya. Meskipun demikian, ibu perlu menyesuaikan diri dengan keadaan yang dialaminya. Kapasitas yang merujuk pada kemampuan seseorang untuk beradaptasi dengan baik dan juga berfungsi secara optimal dalam situasi yang menekan atau situasi yang banyak halangan dan rintangan, disebut sebagai
resiliency (Benard, 2004). Resiliency merupakan kapasitas pada diri seseorang
yang dibawa sejak lahir dan perkembangannya akan sangat ditentukan oleh pengalaman hidupnya.
Resiliency sangat penting bagi ibu hamil karena kehamilan pertama pada
umumnya dirasakan sebagai kondisi yang tidak nyaman bagi mereka. Kondisi tidak nyaman yang terakumulasi akan menimbulkan stres yang akan berakibat langsung pada bayi yang dikandungnya. Dengan adanya resiliency, maka ibu hamil pertama kali dengan usia kehamilan trimester ketiga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang dialaminya dan mampu untuk bertahan
(49)
Universitas Kristen Maranatha
6
dalam kondisi yang menekan ataupun kondisi yang kurang menguntungkan selama masa kehamilan.
Resiliency dimanifestasikan oleh empat kategori yaitu social competence,
problem solving skills, autonomy dan sense of purpose. Setiap ibu memiliki
keunikan tersendiri dalam menunjukkan kemampuan resiliencynya yang ditunjukkan melalui kapasitas manifestasi masing-masing kategori resiliency. Ibu hamil dapat menunjukkan kapasitas yang menonjol pada salah satu kategori ataupun seluruh kategori yang menunjang perkembangan dari resiliency.
Artinya ibu hamil yang resiliency nya tinggi, bisa saja menghayati dirinya mampu untuk bersosialisasi dengan orang lain dan dapat mendengarkan orang lain serta memberikan tanggapan yang positif terhadap orang lain atau memiliki kemampuan untuk dapat melihat solusi alternatif dari semua masalah yang dihadapinya atau mampu untuk bersikap mandiri untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang bermanfaat bagi dirinya atau akan merasa nyaman dan tenang karena ia dapat melakukan kegiatan produktif yang positif dan memperkuat dirinya dengan keyakinan beragama. Akan tetapi ibu hamil yang resiliencynya tinggi juga dapat menghayati bahwa dirinya mampu mencari solusi yang terbaik dan tetap dapat melakukan kegiatan yang produktif selama menjalani kehamilannya.
Sedangkan ibu hamil yang memiliki resiliency rendah cenderung kurang dapat menyesuaikan diri dengan perubahan fisik maupun psikis yang dialaminya dan merasakan dampak negatif dari kehamilan yang membuat mereka merasa tidak nyaman. Mereka akan cenderung mengalami konflik baik dengan keluarga
(50)
Universitas Kristen Maranatha
7
maupun dengan teman-temannya, bersikap kurang mandiri dan selalu membutuhkan orang lain untuk membantunya memenuhi semua kebutuhannya. Ibu hamil yang memiliki resiliency yang rendah juga akan merasa takut dan cemas dalam menghadapi kehamilan dan kelahirannya kelak.
Berdasarkan wawancara terhadap 10 orang ibu hamil pertama kali dengan usia kehamilan trimester ketiga diperoleh hasil bahwa 70% dari mereka mampu untuk melakukan kontak sosial dengan baik dengan anggota keluarga maupun orang lain. Mereka juga berusaha untuk tetap berkumpul dengan rekan-rekannya meskipun kondisi hamil dengan usia kehamilan trimester ketiga terkadang menyulitkan mereka untuk bergerak. Sedangkan 30% lainnya mengatakan bahwa kondisi hamil dengan usia kehamilan trimester ketiga menyulitkan mereka untuk bersosialisasi dengan orang lain bahkan mereka mengurangi aktivitas rutin yang dilakukan bersama dengan rekan-rekan mereka (social competence).
Kemudian 60% mengatakan bahwa jika mereka memiliki masalah dalam kehamilan mereka ataupun dalam kehidupan sehari-harinya, mereka dapat dengan mudah memecahkan permasalahan yang mereka hadapi sendiri dan juga mereka mengetahui kemana mereka akan meminta bantuan jika mereka mengalami kesulitan untuk memecahkan masalah mereka. Sedangkan 40% lainnya terkadang merasa bingung dan pasrah ketika mereka menghadapi permasalahan dalam kehidupan mereka, walaupun mereka sangat ingin menyelesaikan masalah, mereka sangat membutuhkan orang lain yang bersedia untuk membantu mereka terutama suami mereka (problem solving skills).
(51)
Universitas Kristen Maranatha
8
Sebanyak 40% ibu hamil pertama kali dengan usia kehamilan trimester ketiga mampu untuk melakukan kegiatan-kegiatan mereka secara individual dan mereka yakin bahwa mereka dapat menyelesaikan pekerjaan mereka dengan baik dan tuntas. Mereka juga merasa percaya diri meskipun berat badan mereka terus bertambah. Sedangkan 60% lainnya seringkali tidak merasa percaya diri dan tidak yakin pada kemampuannya untuk menyelesaikan tugas-tugasnya selama kondisi hamil (Autonomy).
Sebanyak 30% ibu hamil pertama kali dengan usis kehamilan trimester ketiga yakin akan dapat melahirkan anak yang normal dan mereka tidak sabar untuk segera merawat bayi mereka kelak. Mereka juga seringkali mengisi waktu luang mereka dengan kegiatan yang bermanfaat, agar mereka dapat menghiraukan rasa sakit yang diderita selama kehamilan. Kemudian sebanyak 70 % dari mereka merasa takut dan cemas dalam menghadapi kelahiran mereka kelak, sebagian dari mereka yang akan melahirkan secara normal, merasa takut anak mereka akan meninggal atau mereka yang akan meninggal ketika melahirkan (sense of
purpose).
Kemampuan ibu hamil untuk menyesuaikan diri dan bertahan dalam kondisi yang menekan dalam kehamilannya dapat berbeda-beda. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui lebih jauh gambaran dari resiliency pada ibu yang hamil pertama kali dengan usia kehamilan trimester ketiga di kota Bandung.
(52)
Universitas Kristen Maranatha
9 1.2. Identifikasi masalah
Berdasarkan pemaparan yang telah diungkapkan di atas, maka ingin diteliti mengenai seperti apa derajat resiliency pada ibu hamil pertama kali dengan usia kehamilan trimester ketiga di kota Bandung.
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1. Maksud penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai derajat
resiliency pada ibu hamil pertama kali dengan usia kehamilan trimester ketiga di
kota Bandung.
1.3.2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih rinci mengenai derajat
resiliency pada ibu hamil pertama kali dengan usia kehamilan trimester ketiga di
kota Bandung dikaitkan dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
1.4. Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Ilmiah
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk pengembangan disiplin ilmu psikologi terutama psikologi perkembangan, yaitu dengan memberikan informasi khusus mengenai gambaran resiliency pada ibu yang hamil pertama kali dengan usia kehamilan trimester ketiga.
(53)
Universitas Kristen Maranatha
10
Juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pengembangan penelitian yang terkait dengan resiliency pada ibu yang hamil pertama kali dengan usia kehamilan trimester ketiga.
1.4.2. Kegunaan praktis
Sebagai bahan informatif bagi ibu yang hamil pertama kali mengenai perubahan pada kondisi fisik dan psikisnya serta penyesuaian diri (resiliency) terhadap kehamilan dengan memberikan penyuluhan, seminar atau literatur kepada ibu hamil sehingga dapat meminimalkan dampak negatif dari kehamilan.
Memberikan masukan kepada pasangan yang baru menikah sebagai pertimbangan persiapan masa kehamilan.
Memberikan informasi kepada suami atau anggota keluarga terdekat mengenai resiliency agar mereka dapat mendukung perkembangan kategori-kategori resiliency pada ibu hamil pertama kali dengan usia kehamilan trimester ketiga.
Memberikan informasi kepada dokter kandungan, bidan, perawat dan konselor bidang ibu dan anak mengenai resiliency agar mereka dapat memberikan informasi terkait kepada pasiennya dan mendukung perkembangan dari resiliency pada ibu hamil.
(54)
Universitas Kristen Maranatha
11 1.5. Kerangka Pemikiran
Kehamilan adalah proses berkembangnya janin pada tubuh seorang perempuan setelah melakukan proses pembuahan. Fase kehamilan ini ditandai adanya perubahan fisik dan psikis. Perkembangan bayi dalam tubuh ibu terbagi menjadi 3 fase yaitu trimester pertama (1-3 bulan), trimester kedua (4-6 bulan) dan trimester ketiga (7-9 bulan). Perubahan-perubahan yang dialami ibu hamil pertama kali dengan usia kehamilan trimester ketiga antara lain bertambahnya berat badan yang sangat signifikan, ibu mudah terserang rasa lelah karena terus menopang perut yang semakin membesar, tidur menjadi kurang nyaman, dan adanya kontraksi. Ibu hamil trimester pertama kali dengan usia kehamilan trimester ketiga juga pada umumnya mengalami kecemasan dan ketakutan dalam menghadapi kelahirannya kelak, takut merasakan sakit ketika menjalani kelahiran, cemas dengan berat badan yang bertambah dan lain sebagainya.
Untuk menghadapi hal tersebut, maka ibu hamil membutuhkan resiliency.
Resiliency merupakan kemampuan ibu hamil untuk dapat beradaptasi dengan baik
dan mampu berfungsi dengan baik walaupun berada di tengah situasi yang menekan, banyak halangan atau rintangan (Benard, 2004). Resiliency merupakan kemampuan dalam diri ibu hamil yang diukur dalam derajat tinggi dan rendah.
Resiliency memiliki empat kategori yaitu social competence, problem solving
skills, autonomy, dan sense of purpose. Setiap ibu memiliki keunikan tersendiri
dalam menunjukkan kemampuan resiliencynya yang ditunjukkan melalui kapasitas manifestasi masing-masing kategori resiliency. Ibu hamil yang memiliki
(55)
Universitas Kristen Maranatha
12
derajat resiliency tinggi ataupun rendah dapat menunjukkan salah satu atau seluruh kategori yang menonjol yang memanifestasi perkembangan resiliencynya. Kategori yang pertama adalah social competence merupakan keterampilan dan sikap yang penting untuk membangun relasi dan keterikatan yang positif dengan orang lain. Ibu hamil akan dapat bercerita tentang keadaannya kepada orang-orang terdekatnya seperti suami, orang tua atau teman terdekat, sehingga dapat mengurangi beban pribadi yang dialami mereka. Ibu hamil juga dapat mendengarkan dan memberikan tanggapan yang positif terhadap permasalahan orang lain. Ibu hamil tidak hanya terpaku pada masalah kehamilan mereka sendiri dan berusaha untuk bersosialisasi secara dominan dengan lingkungan sekitar.
Kategori yang kedua adalah problem solving skills yang merupakan kemampuan mengatasi permasalahan secara tuntas. Ibu hamil dapat menganalisis masalah dan memahami permasalahan secara mendalam, baik masalah keseharian maupun masalah kehamilan, sehingga dapat mencari solusi yang tepat, mampu mencari alternatif solusi permasalahan, dan dapat mencari bantuan serta dukungan dari orang lain terutama suami, orang tua dan teman untuk meringankan beban mereka selama masa kehamilan serta memiliki kemampuan merencanakan sehingga memperkecil peluang untuk mendapat kesulitan di kemudian hari.
Kategori yang ketiga adalah autonomy yang merupakan kemampuan untuk bersikap mandiri dan kemampuan untuk mengendalikan lingkungan. Ibu hamil yang memiliki self esteem tinggi akan lebih percaya diri terhadap kehamilannya, identitas yang positif sering disinonimkan dengan self evaluation atau self esteem yang positif. Misalnya, ibu yang hamil tidak takut gemuk karena ia harus menjaga
(56)
Universitas Kristen Maranatha
13
agar bayi dalam kandungannya tetap diberikan nutrisi yang cukup dan sehat.
Sense of identity yang jelas juga diasosiasikan dengan fungsi psikologis yang
dominan dalam kesejahteraan pribadi dan tidak adanya anxiety dan depresi
(Waterman, 1992 dalam Benard, 2004). Ibu hamil yang memiliki autonomy
juga dapat merasa yakin pada apa yang dikerjakannya. Ibu hamil berusaha untuk menyesuaikan dirinya sebagai istri. Ibu hamil dapat mengerjakan tugas-tugas ibu rumah tangga sendiri meskipun dalam keadaan hamil.
Kategori yang keempat adalah sense of purpose. Kategori ini mencakup kekuatan individu yang saling berkait dan memiliki rentang dari arah tujuan (goal
direction), optimisme, kreativitas serta rasa kebermaknaan hidup. Ibu hamil
pertama kali dengan usia kehamilan trimester ketiga yang memiliki kemampuan ini akan memiliki pandangan dan harapan yang positif terhadap kelahirannya kelak. Selama masa kehamilan, mereka juga akan berusaha untuk mengalihkan perhatiannya dari perasaan tertekan dan kejenuhan karena kehamilan dengan melakukan kegiatan yang menjadi hobinya. Misalnya membuat rajutan pakaian bayi pada waktu senggang. Selama masa kehamilan juga mereka akan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan lebih sering berdoa agar bayi yang dilahirkan dalam keadaan sehat.
Setiap ibu hamil memiliki kapasitas resiliency sejak lahir yang akan berkembang jika didukung oleh lingkungan yang adekuat. Oleh karena itu, setiap ibu hamil memiliki derajat resiliency yang berbeda-beda dan memiliki manifestasi kategori yang berbeda dari setiap individu. Resiliency diperlukan ibu yang hamil pertama kali untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang dapat
(57)
Universitas Kristen Maranatha
14
menimbulkan stres. Untuk memiliki resiliency yang berkembang dengan baik, maka dibutuhkan protective factors yang merupakan lingkungan pendukung berkembangnya kapasitas individu untuk dapat memenuhi kebutuhan psikologisnya. Protective factors terdiri dari caring relationship, high expectation, dan opportunities for participation and contribution yang diberikan melalui keluarga dan lingkungan sosial.
Caring relationship merupakan hubungan positif berupa kepedulian yang
telah dibina oleh ibu yang sedang hamil pertama kali dengan keluarga, lingkungan sosial dan lingkungan kerja. Hubungan relasi ibu dengan orang-orang terdekatnya juga mempengaruhi ibu dalam memandang kehamilannya. Menurut Benard 2004, ibu hamil perlu mencari sejumlah dukungan eksternal untuk membantu ibu hamil
survive pada keadaannya.
Keluarga merupakan komunitas yang terpenting bagi para ibu hamil pertama kali ini untuk meningkatkan kategori resiliency mereka. Protective
factors yang diberikan oleh keluarga dapat berupa kasih sayang, kehangatan dan
perhatian dari suami, orang tua ataupun mertua Secara emosional, ibu hamil sangat membutuhkan dukungan dari orang-orang di sekitarnya, terutama dari suaminya. Dukungan yang positif dapat menumbuhkan sikap yang positif dalam menjalani kehamilan pertamanya. Begitu pula dengan lingkungan kerja dan lingkungan sosial yang juga merupakan faktor yang berpengaruh dan mendukung perkembangan kategori resiliency ibu hamil pertama kali. Protective factors yang diberikan dapat berupa dukungan motivasi, memberikan masukan, sikap peduli dan mencoba memahami kondisi ibu hamil yang pada umumnya tidak stabil.
(58)
Universitas Kristen Maranatha
15
High expectation yaitu orang-orang di lingkungan sekitar yang
memberikan kepercayaan kepada ibu yang sedang hamil pertama kali untuk melakukan sesuatu yang berguna baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Protective factors yang diberikan keluarga berupa kepercayaan kepada ibu hamil pertama kali untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Selain itu protective factors yang diberikan oleh lingkungan sosial dan lingkungan kerja juga diberikan berupa kepercayaan kepada ibu hamil pertama kali untuk tetap mengerjakan tugas-tugasnya atau kegiatan rutinnya yang bermanfaat bagi dirinya maupun lingkungannya (high expectation).
Opportunities for participation and contribution merupakan bagaimana
ibu hamil mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang ada sehingga ia dapat mengekspresikan dirinya. Protective factors yang diberikan keluarga adalah kesempatan dan mengikutsertakan ibu hamil pertama kali untuk mengerjakan pekerjaan rumah atau kegiatan keluarga lainnya. Begitu pula dengan lingkungan sosial dan lingkungan kerja yang memberikan ibu hamil pertama kali untuk ikut serta dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di tempat kerja atau di lingkungan sosialnya.
Keluarga yang memberikan kehangatan dan kedekatan secara emosional kepada ibu hamil pertama kali akan memberikan penghayatan kepada ibu hamil pertama kali dengan usia kehamilan trimester ketiga untuk memberikan respon yang positif kepada orang lain dan bersosialisasi dengan baik terhadap lingkungan sehingga mereka tidak merasa kesepian (social competence). Ibu hamil pertama kali yang diberikan kepercayaan melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya
(59)
Universitas Kristen Maranatha
16
akan mampu mengatasi semua permasalahan yang dialaminya dan mencari alternatif solusi masalahnya (problem solving). Selain itu mereka juga merasa mampu untuk melakukan kegiatan secara mandiri tanpa bergantung pada anggota keluarga yang lain untuk membantu mereka (autonomy) dan juga mereka memiliki harapan dan pandangan yang positif terhadap kehidupan mereka di masa depan (sense of purpose)
Lingkungan kerja dan lingkungan sosial dapat memberikan penghayatan kepada ibu hamil bahwa mereka tidak sendiri dalam menghadapi kehamilannya karena mereka memberikan perhatian, dukungan, motivasi dan masukan kepada mereka dalam menjalani kehamilannya, sehingga mereka dapat bersosialisasi dengan baik dalam lingkungannya tersebut dan dapat melihat lingkungan sosial lebih luas (social competence). Mereka juga memiliki kepercayaan diri untuk mengatasi masalahnya dan mencari alternatif solusi dari masalah mereka meskipun dalam kondisi kehamilan yang membuat mereka merasa tidak nyaman (problem solving skills). Selain itu mereka juga bertanggung jawab terhadap tugas yang dipercayakan kepada mereka atau mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan rutin yang dilakukan dalam suatu kelompok tanpa bergantung kepada orang lain (autonomy) serta mereka memiliki motivasi dan harapan yang positif untuk menjalani kehidupannya di masa mendatang dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang menjadi hobi bersama untuk menghilangkan kejenuhan (sense of purpose)
Berdasarkan hal-hal yang telah dipaparkan diatas, ibu hamil pertama kali yang mendapat dukungan yang positif dari keluarga, lingkungan kerja dan lingkungan sosial akan memiliki resiliency yang tinggi. Ibu hamil yamg memiliki
(60)
Universitas Kristen Maranatha
17
resiliency tinggi dan lebih banyak dimanifestasi oleh kategori social competence
akan dapat bersosialisasi dengan baik di lingkungannya dan tetap aktif menjalani rutinitasnya. Ibu hamil yamg resiliency nya tinggi dan lebih banyak dimanifestasi oleh kategori problem solving skills akan mampu mengatasi permasalahan yang dihadapinya dan mencari alternatif solusi meskipun mereka dalam kondisi kehamilan. Sedangkan ibu hamil yang yang memiliki resiliency tinggi dan lebih banyak dimanifestasi oleh kategori autonomy akan memiliki kepercayaan diri untuk melakukan sesuatu dengan benar tanpa bergantung kepada orang lain. Kemudian ibu hamil yang yamg memiliki resiliency tinggi dan lebih banyak dimanifestasi oleh kategori sense of purpose akan memiliki harapan dan pandangan yang positif terhadap masa depannya serta mampu melakukan kegiatan tambahan untuk mengisi waktu luang yang dapat menghilangkan kejenuhannya selama kehamilan.
Sedangkan ibu hamil yang tidak mendapatkan dukungan yang positif dari keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan sosial cenderung memiliki derajat
resiliency yang rendah. Ibu hamil cenderung kurang mampu untuk bersosialisasi
dengan lingkungannya, cenderung terlibat konflik dengan orang lain dan menarik diri dari lingkungan. Ibu hamil juga akan kurang mampu untuk mempersiapkan dirinya dalam menghadapi kehamilan sehingga ia kurang mampu mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapinya dalam kehamilannya. Selain itu ibu hamil cenderung merasa dirinya tidak mampu untuk melakukan kegiatannya secara mandiri dan merasa lemah karena adanya gejala kehamilan serta kurang
(1)
20 1.6. Asumsi
• Setiap ibu hamil pertama kali dengan usia kehamilan trimester ketiga memiliki derajat resiliency yang berbeda-beda.
• Ibu hamil memerlukan resiliency agar mereka mampu menyesuaikan diri dalam kondisi kehamilan yang menekan.
• Resiliency pada ibu hamil pertama kali dengan usia kehamilan trimester ketiga dipengaruhi oleh protective factors dari keluarga, lingkungan sosial dan lingkungan kerja.
• Ibu hamil pertama kali dengan usia kehamilan trimester ketiga yang memiliki resiliency tinggi akan mampu untuk beradaptasi dengan perubahan-perubahan (fisik dan psikis) yang dialaminya dan mampu bertahan dalam kondisi yang menekan selama kehamilan.
• Ibu hamil pertama kali dengan usia kehamilan trimester ketiga yang memiliki resiliency rendah akan cenderung sulit untuk beradaptasi dengan perubahan yang dialaminya serta sulit untuk bertahan dalam kondisi yang menekan selama kehamilan.
• Ibu hamil memiliki keunikan sendiri dalam menunjukkan kapasitas kategori-kategori resiliency.
(2)
63 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data dan pembahasan hasil data, dari 30 orang ibu hamil pertama kali dengan usia kehamilan trimester ketiga di kota Bandung, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Sebagian besar ibu hamil pertama kali dengan usia kehamilan trimester ketiga memiliki resiliency pada derajat tinggi yang artinya ibu hamil tersebut mampu untuk beradaptasi dengan perubahan fisik dan psikis yang di alami serta mampu untuk bertahan dalam kondisi yang menekan selama kehamilan.
2. Ibu hamil pertama kali dengan usia kehamilan trimester ketiga yang memiliki resiliency tinggi, banyak dimanifestasi oleh kategori social competence dan caring relationship sebagai salah satu protective factors yang diberikan oleh keluarga, lingkungan sosial dan lingkungan kerja menunjang tingginya kategori social competence.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut :
(3)
64 5.2.1. Untuk Penelitian Lebih Lanjut
Bagi peneliti yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai resiliency, disarankan untuk meneliti secara khusus mengenai kontribusi protective factors terhadap kategori-kategori yang memanifest pada resiliency.
Bagi peneliti yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai resiliency, disarankan untuk menggali lebih dalam mengenai penghayatan responden secara fisik, psikis dan protective factors dengan menggunakan teknik wawancara sebagai data penunjang.
Untuk penelitian selanjutnya, peneliti disarankan untuk menambah jumlah sampel penelitian dan memperhatikan cluster daerah pengambilan data agar hasilnya menjadi lebih representatif.
5.2.2. Saran Praktis
• Bagi ibu hamil pertama kali dengan usia kehamilan trimester ketiga di kota Bandung untuk tetap mempertahankan manifestasi resiliency yang sudah optimal dengan tetap berhubungan baik dengan lingkungan di sekitarnya baik suami, keluarga, maupun lingkungan sosial agar ibu hamil dapat mengurangi dampak negatif dari gejala kehamilan.
(4)
65
• Bagi suami dan keluarga ibu hamil agar dapat mendukung perkembangan dari resiliency dengan selalu memberikan perhatian, kesempatan, dan kepercayaan kepada ibu hamil untuk melakukan aktivitas selama kehamilan.
• Bagi dokter kandungan, bidan, perawat, dan konselor bidang kesehatan ibu dan anak agar dapat mendukung perkembangan dari resiliency dengan selalu memberikan informasi-informasi berharga bagi ibu hamil sehingga dapat mengurangi dampak negatif dari kehamilan.
(5)
66
DAFTAR PUSTAKA
Benard, Bonnie. 2004. Resiliency: What We Have Learned. San Fransisco: WestEd.
Dick-Read’s, Grantly DR.1981. Childbirth Without Fear, fifth edition. New york:
Harper & Row Publisher,
E.Hall, Robert 2000. Petunjuk Medis Bagi Wanita Hamil. Jakarta: Pustaka
Delapratasa.
Fitria, Anna. 2007. Panduan Lengkap Kesehatan Wanita. Yogyakarta: Gala Ilmu
Semesta
Freeman, Roger K,M.D. 1982. Safe Delivery: Protecting Your Baby During High
Risk Pregnancy. The United States of America: Mcgraw-hill Book
Company..
Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo.
Kartono, Kartini DR. 1986. Psikologi Wanita. Bandung : Penerbit Alumni. Jilid II.
Santrock, John W. 2003. Adolescence, 6th ed. Jakarta: Erlangga.
Schoon, Ingrid. 2006. Risk and Resilience : Adaptations in changing times. New
York: Cambridge University Press.
(6)