Hubungan Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester III dengan Berat Bayi Lahir Rendah di Klinik Bersalin Lolly Medan

(1)

HUBUNGAN KADAR HAEMOGLOBIN IBU HAMIL PADA TRIMESTER III DENGAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI KLINIK LOLLY

KEC. MEDAN BARU TAHUN 2012

AYU IRMAYANI 115102079

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

Judul KTI : Hubungan Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester III dengan Berat Bayi Lahir Rendah di Klinik Bersalin Lolly Medan

Nama : Ayu Irmayani

Jurusan : Progam D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Tahun : 2012 ABSTRAK

Latar belakang : Haemoglobin ialah protein globular yang mengandung besi. Akibat Kurangnya Kadar Hemoglobin Pada Ibu hamil akan mengakibatkan, Abortus, Persalinan yang lama, Perdarahan Pasca Melahirkan, Kelahiran Prematur di bawah 37 minggu, BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) kematian mudah (terjadi saat kehamilan muda), serta kemungkinan lahir dengan cacat bawaan.

Tujuan penelitian : untuk mengetahui hubungan kadar haemoglobin ibu hamil trimester III dengan berat bayi lahir rendah di klinik lolly medan tahun 2012.

Metodologi : Penelitian ini menggunakan metode korelasi dengan menggunakan data primer, dimana data langsung diperoleh dari responden dengan menggunakan lembar observasi dan analisis data menggunakan analisis product moment.

.

Hasil : Karakteristik responden menunjukkan bahwa mayoritas umur responden pada rentang 21 – 35 tahun sebanyak 49 responden ( 71 %, Mayoritas paritas responden pada rentang < 2 sebanyak 47 responden ( 68,1 % ), Mayoritas pendidikan responden pada SMP sebanyak 25 responden ( 36,2 % ). Serta mayoritas pekerjaan responden pada IRT sebanyak 37 responden ( 53,6 % ), mayoritas kadar Haemoglobin Ibu hamil Trimester III pada rentang 8 - 10 gr% sebanyak 48 responden ( 69,5 % ), mayoritas Berat Bayi Baru lahir pada rentang > 2500 - 3500 sebanyak 41 responden ( 59, 4 % ). Hasil uji statistik didapatkan nilai p adalah 0,000 dan nilai r = 0,829 jadi terdapat hubungan yang sangat signifikan antara kadar haemoglobin ibu hamil dengan berat bayi lahir rendah.

Kesimpulan dan saran: dari hasil penelitian ini dapat dibuktikan bahwa Berat Badan Bayi akan berkurang jika kadar haemoglobin ibu hamil kurang dengan rata – rata berat badan bayi adalah 2990,87 dengan standar deviasinya adalah 545,545. Dan rata – rata kadar haemoglobin ibu hamil adalah 9,04 dengan standar deviasinya adalah 1,333. Disarankan kepada petugas kesehatan agar dapat memberikan pemahaman kepada ibu hamil untuk mencukupi asupan nutrisinya agar tidak terjadi kekurangan kadar hemoglobin ibu hamil dan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimester III dengan BBLR di Klinik Lolly Medan Tahun 2012”.

Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis banyak menerima bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Nur Asnah Sitohang , S.Kep, Ns, MKep selaku Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. 3. Ibu dr. Sarah Dina, SPOG (K) selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, arahan, dan masukan kepada penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan, bimbingan serta nasihat selama menjalani penyusunan karya tulis ilmiah ini.

5. Teristimewa dan tercinta kedua orang tua, Ayah (Mulianto) dan Ibu (Rasmi Damanik SPd.), abang (M. Suhenra SPd.), serta Adik peneleti (Tomi Tri Wardana) yang tidak henti-hentinya mendoakan, memberikan dukungan, mendidik, membesarkan penulis dengan cinta dan kasih sayang serta perhatian.


(5)

6. Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa, dukungan, cinta dan kasih sayang, serta dorongan baik berupa moril maupun materil.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik, saran, dan tanggapan demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat diterima dan dilanjutkan serta memberi manfaat khususnya bagi penulis sendiri dan semua pihak yang membaca.

Medan, Juni 2012


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR SKEMA ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang………. 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

1. Tujuan Umum ... 3

2. Tujuan Khusus ... 3

D. Manfaat penelitian ... 3

1. Bagi Tenaga Kesehatan ... 3

2. Bagi Ibu Hamil ... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan ... 5

1.Pengertian ... 5

B. Anemia Dalam Kehamilan ... 6

1. Anemia Mikrositik ... 7

2. Anemia Normositik ... 7

3. Anemia Makrositik ... 8

4. Gejala Klinis Anemia Defiensi Besi Pada Kehamilan ... 8

C. Hemoglobin ... 9

1. Batas Kadar Hemoglobin Pada Wanita Hamil ... 10

2. Manfaat Pemeriksaan Hemoglobin Sewaktu Hamil ... 11

3. Akibat Kurangnya Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil ... 11

D. Berat Bayi Lahir Rendah ... 11

1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Berat Bayi Lahir ... 13

BAB III. KERANGKA KONSEP A. Konsep penelitian ... 17

B. Hipotesis Penelitian ... 17

C. Defenisi Operasional ... 17

BAB IV. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 19

B. Populasi dan Sampel ... 19

1. Populasi ... 19


(7)

C. Lokasi... 21

D. Waktu penelitian ... 21

E. Pertimbangan Etik Penelitian ... 21

F. Instrumen Penelitian ... 22

G. Alat Pengumpulan Data ... 22

H. Validitas dan Reliabilitas ... 23

I. Prosedur Pengumpulan Data ... 23

J. Analisa Data ... 24

BAB V. HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian ... 25

B. Pembahasan ... 28

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 33

B. Saran ... 34


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. : Tabel Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 18 Tabel 5.1. : Distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik data demografi ibu

hamil trimester III di Klinik Lolly Medan (N=69) ... 25 Tabel 5.2. : Distribusi Frekuensi Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester III

(N=69) ... 26 Tabel 5. 3. : Distribusi Frekuensi Berat Badan Bayi Baru Lahir (N=69) ... 27 Tabel 5. 4. : Hubungan Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester III dengan

Berat Bayi Lahir Rendah di Klinik Lolly Medan (N=69) ... 27 Tabel 5.5. : Hubungan Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester III < 7 gr%

dengan Berat Bayi Lahir Rendah < 2500 gram di Klinik Lolly Medan (N=27) ... 28


(9)

DAFTAR SKEMA

Halaman


(10)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Lembar persetujuan Menjadi Responden Lampiran 2 : Lembar Observasi

Lampiran 3 : Lembar Prosedur Pelaksanaan Penelitian Lampiran 4 : Lembar Protap Penelitian

Lampiran 5 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Lampiran 6 : Hasil Out put Data Penelitian

Lampiran 7 : Surat Izin data Penelitian dari Fakultas Keperawatan USU Lampiran 8 : Balasan Surat Izin Penelitian


(11)

Judul KTI : Hubungan Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester III dengan Berat Bayi Lahir Rendah di Klinik Bersalin Lolly Medan

Nama : Ayu Irmayani

Jurusan : Progam D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Tahun : 2012 ABSTRAK

Latar belakang : Haemoglobin ialah protein globular yang mengandung besi. Akibat Kurangnya Kadar Hemoglobin Pada Ibu hamil akan mengakibatkan, Abortus, Persalinan yang lama, Perdarahan Pasca Melahirkan, Kelahiran Prematur di bawah 37 minggu, BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) kematian mudah (terjadi saat kehamilan muda), serta kemungkinan lahir dengan cacat bawaan.

Tujuan penelitian : untuk mengetahui hubungan kadar haemoglobin ibu hamil trimester III dengan berat bayi lahir rendah di klinik lolly medan tahun 2012.

Metodologi : Penelitian ini menggunakan metode korelasi dengan menggunakan data primer, dimana data langsung diperoleh dari responden dengan menggunakan lembar observasi dan analisis data menggunakan analisis product moment.

.

Hasil : Karakteristik responden menunjukkan bahwa mayoritas umur responden pada rentang 21 – 35 tahun sebanyak 49 responden ( 71 %, Mayoritas paritas responden pada rentang < 2 sebanyak 47 responden ( 68,1 % ), Mayoritas pendidikan responden pada SMP sebanyak 25 responden ( 36,2 % ). Serta mayoritas pekerjaan responden pada IRT sebanyak 37 responden ( 53,6 % ), mayoritas kadar Haemoglobin Ibu hamil Trimester III pada rentang 8 - 10 gr% sebanyak 48 responden ( 69,5 % ), mayoritas Berat Bayi Baru lahir pada rentang > 2500 - 3500 sebanyak 41 responden ( 59, 4 % ). Hasil uji statistik didapatkan nilai p adalah 0,000 dan nilai r = 0,829 jadi terdapat hubungan yang sangat signifikan antara kadar haemoglobin ibu hamil dengan berat bayi lahir rendah.

Kesimpulan dan saran: dari hasil penelitian ini dapat dibuktikan bahwa Berat Badan Bayi akan berkurang jika kadar haemoglobin ibu hamil kurang dengan rata – rata berat badan bayi adalah 2990,87 dengan standar deviasinya adalah 545,545. Dan rata – rata kadar haemoglobin ibu hamil adalah 9,04 dengan standar deviasinya adalah 1,333. Disarankan kepada petugas kesehatan agar dapat memberikan pemahaman kepada ibu hamil untuk mencukupi asupan nutrisinya agar tidak terjadi kekurangan kadar hemoglobin ibu hamil dan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah.


(12)

anemia pada kehamilan di indonesia berdasarkan data Departemen Kesehatan (1990) adalah 60%. Menurut WHO melaporkan bahwa prevalensi wanita hamil yang mengalami defisiensi zat besi sekitar 35-75% serta semakin meningkat seiring dengan bertambah usia kehamilan. Menurut WHO tahun 1972 ada beberapa kriteria kadar haemoglobin ibu hamil yaitu: normal >11 gr/dl, ringan 8-11 gr/dl, dan berat <8 gr/dl. Beberapa akibat anemia gizi pada wanita hamil dapat terjadi pada ibu dan janin yang dikandungnya. Anemia pada ibu hamil akan menyebabkan gangguan nutrisi dan oksigenasi utero plasenta. Hal ini jelas menimbulkan resiko kematian maternal, angka prematuritas, berat bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat (Rukiyah, 2010).

Dari hasil penelitian Ngare dan Neuman pada 148 wanita hamil di Kenya tahun 1998 mengenai predictors of low birthweigt at the community level menyimpulkan bahwa faktor faktor prediktor BBLR antara lain, ukuran BMI, LILA, kadar Hb dan food intake. Bila intake zat gizi kurang memadai maka akan meningkatkan risiko terjadinya BBLR.

Kejadian berat lahir rendah dapat ditanggulangi dengan cara yang lebih efisien yaitu dengan pencegahan apabila diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan dengan berat bayi lahir. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Thame M. dkk (2000) pada 428 wanita hamil di Antenatal Clinic University Hospital of West Indies di Kingston, Jamaica menyimpulkan bahwa status gizi ibu mempunyai keterkaitan erat terhadap berat bayi lahir. Penelitian sebelumnya dilakukan Purdyastuti (1994) di Rumah Sakit Fatmawati Jakarta yang menyatakan bahwa status gizi ibu mempunyai pengaruh terhadap berat bayi lahir. Bondevik (2001) dalam penelitiannya mengenai Maternal Hematological Status and Risk of Low Birth Weight Preterm Delivery di


(13)

Nepal, menyimpulkan bahwa Anemia berhubungan secara signifikan terhadap meningkatnya kejadian BBLR.

Di Indonesia angka kejadian BBLR bervariasi; dari hasil studi multicenter di 7 daerah pada tahun 1990 diperoleh angka kejadian BBLR antara 2,1–17,2%, sedangkan dari Survai Kesehatan Nasional didapatkan angka 14,0%. Di RSUP Manado sendiri antara tahun 1995-1999 dilaporkan angka kejadian BBLR berkisar 8,5 - 9,5%.

Berdasarkan uraian dan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk mengambil judul ini karena untuk mengetahui bagaimana hubungan kadar haemoglobin ibu hamil pada trimester III dengan BBLR di Klinik Lolly Kec. Medan Baru Tahun 2011.

B. Rumusan Permasalahan

Masalah penelitian yang dirumuskan berdasarkan latar belakang di atas adalah “Bagaimana Hubungan Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester III Dengan BBLR di Klinik Lolly Kec. Medan Baru Tahun 2011”.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester III dengan BBLR di Klinik Lolly Kec. Medan Baru Tahun 2011. 2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik Data Demografi

b. Untuk mengetahui Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester III. c. Untuk mengetahui berat bayi lahir rendah.


(14)

c. Untuk mengetahui hubungan kadar haemoglobin ibu hamil trimester III dengan berat bayi lahir rendah.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pelayanan Kesehatan

Sebagai penambah wawasan dan pengetahuan bagi pelayanan kesehatan tentang hubungan kadar haemoglobin ibu hamil trimester III dengan BBLR.

2. Bagi Ibu Hamil

Untuk menambah wawasan dalam berfikir apa – apa saja bahaya ibu hamil dan cara penanganannya dan dapat mengaplikasikannya didalam kehidupannya.


(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Kehamilan

Kehamilan adalah masa yang mengagumkan dan menggembirakan. Kehidupan baru yang anda kandung merupakan sumber kebahagiaan bagi anda, pasangan, dan keluarga (Curtis, 2000).

Kehamilan ialah masa dimulainya dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung hari pertama haid terakhir (Saifuddin, 2002 dalam Rukiyah, dkk, 2009).

Kehamilan Trimester III di mulai pada bulan ke enam sampai bulan ke sepuluh kehamilan. Pada bulan ke enam pertumbuhan janin sudah mencapai 32 cm dan beratnya 650 gram, kulitnya tidak lagi terlalu merah dan diselubungi oleh lanugo dan berkeriput karena tidak mengandung lemak. Sejak bulan ini lemak akan terkumpul di dalam kulitnya. Kelopak mata mulai terpisah, tetapi membran yang menutupi pupil masih cukup besar. Pada bulan ke tujuh janin sudah mencapai 43 cm dan beratnya sekitar 1800 gram, kulit masih kemerahan, agak keriput, tapi sejumlah lemak terkumpul, tulang kepala lembut dan fleksibel, paru-paru berkembang. Pada bulan ke delapan sekarang rahim sudah mencapai daerah tulang rusuk dan ibu mungkin merasa tidak nyaman, khususnya jika makan dalam jumlah yang banyak, panjang janin 46 cm, berat 2500 gram. Pada bulan kesembilan kehamilan sudah mencapai kehamilan penuh, panjang bayi 50 cm, dan berat bayi sekitar 3300 gram, dan bayi laki-laki sekitar 100 gram lebih berat dari bayi perempuan dan bayi sudah dapat mampu hidup di luar kandungan (Llewellyn, 2005).


(16)

B. Anemia Dalam Kehamilan

Anemia merupakan suatu keadaan adanya penurunan kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah eritrosit dibawah nilai normal. Pada penderit anemia, lebih sering disebut kurang darah, kadar sel darah merah (Hemoglobin/Hb) dibawah nilai normal. Penyebabnya bisa karena kurangnya zat gizi untuk pembentukan darah, misalnya zat besi, asam folat dan vitamin B12, tetapi yang sering terjadi adalah anemia karena kekurangan zat besi (Rukiyah, 2010).

Anemia bisa dibawa sebelum kehamilan atau timbul setelah kehamilan berlangsung. Jika sebelum kehamilan sudah anemia, selagi hamil akan bertambah berat. Anemia defisiensi zat besi paling sering dialami ibu hamil. Bisa akibat minimnya pemasukan unsur besi dari makanan ke tubuh entah lantaran makanan tersebut memang kurang unsur besinya atau karena adanya gangguan pencernaan sehingga unsur zat besi tak bisa di serap tubuh, bisa juga diakibatkan terlalu banyak zat besi yang keluar dari badan semisal karena perdarahan, seperti penyakit wasi yang kronis (Solihah, 2010).

Anemia sebenarnya adalah tanda suatu penyakit, bukan penyakit itu sendiri. Dalam menentukan etiologi anemia, akan sangat membantu jika kita mempertimbangkan berbagai tes laboratorium yang hasilnya dapat digunakan mengkategori kemungkinan penyebab anemia, dilanjutkan dengan melakukan diagnosis banding, kemudian menegakkan diagnosis banding. Pemeriksaan laboratorium awal dilakukan untuk menentukan ukuran sel darah merah, mikrositik, normositik, atau makrositik. Pemeriksaan laboratoriumlanjutan yang perlu dilakukan adalah menentukan anemia tertentu dalam suatu kategori (misal, kekurangan asam folat atau B12 pada anemia makrositik). Berikut ini adalah pengkategorian etiologi anemia berdasarkan ukuran sel darah merah:


(17)

1. Anemia Mikrositik (Penurunan Ukuran Sel Darah Merah) a. Kekurangan zat besi

b. Talasemia

c. Gangguan hemoglobin E (jenis hemoglobin genetik yang banyak ditemukan di Asia Tenggara)

d. Keracunan timah

e. Penyakit kronis (infeksi, tumor)

2. Anemia Normositik (Ukuran Sel Darah Merah Normal)

a. Sel darah merah yang hilang atau rusak menigkat 1) Kehilangan sel darah merah akut

b. Gangguan hemolisis darah

1) Penyakit sel sabit hemoglobin (sickle cell disease) 2) Gangguan C hemoglobin

3) Sferocitosis (banyak ditemukan di Eropa Utara)

4) Kekurangan G6PD (Glucose-6-phosphate dehydrogenase) 5) Anemia hemolitik (efek samping obat)


(18)

7) Penurunan produksi sel darah merah

8) Anemia aplastik (gagal sumsum tulang belakang yang mengancam jiwa)

9) Penyakit kronis (penyakit hati, gagal ginjal, infeksi, tumor) c. Ekspansi-berlebihan volume plasma pada kehamilan dan

hidrasi-berlebihan

3.Anemia Makrositik

a. Kekurangan vitamin B12 b. Kekurangan asam folat c. Hipotiroid

d. Kecanduan alkohol

e. Penyakit hati dan ginjal kronis

4. Gejala Klinis Anemia Defisiensi Besi Pada Kehamilan

Manifestasi klinis dari anemia defisiensi besi sangat bevariasi, bisa hampir tanpa gejala, bisa juga gejala-gejala penyakit desarnya yang menonjol, ataupun bisa ditemukan gejala anemia bersama-sama dengan penyakit dasarnya.

Gejala-gejala dapat berupa kepala pusing, palpitasi, berkunang-kunang, perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistem neuromuskular, lesu, lemah, lelah, disphagia dan pembesaran kelenjar limpa. Bila kadar Hb < 7gr/dl maka gejala-gejala dan tanda-tanda anemia akan jelas (Rukiyah, 2010).

Gejalanya juga dapat berupa keletihan, mengantuk, kelemahan, pusing, sakit kepala, malase, pica, nafsu makan kurang, perubahan dalam kesukaan makanan, perubahan mood, perubahan kebiasaan tidur (Varney, dkk, 2007).


(19)

Juga berupa gampang lelah, lesu, dan sesak napas saat beraktivitas atau berolah raga berat, permukaan kulit dan wajah pucat, mudah pusing, dan gampang pingsan. Kerja jantung meningkat sehingga denyutnya jadi cepat, bahkan dapat berakibat gagal jantung jika kondisi jantung memang buruk (Solihah, 2010).

B. Haemoglobin

Kusumah (2009, dalam Amri, 2009) mengatakan bahwa Haemoglobin ialah protein globular yang mengandung besi. Terbentuk dari 4 rantai polipeptida (rantai asam amino), terdiri dari 2 rantai alfa dan 2 rantai beta. Masing-masing rantai tersebut terbuat sadri 141-146 asam amino. Struktur setiap rantai polipeptida yang tiga dimensi dibentuk dari delapan heliks bergantian dengan tujuh segmen non heliks. Setiap rantai mengandung grup prostetik yang dikenal sebagai heme, yang bertanggug jawab pada warna merah pada darah. Molekul heme mengandung cincin porphirin. Pada tengahnya, atom besi bivalen dikoordinasikan. Molekul heme ini dapat secara reversible dikombinasikan dengan satu molekul oksigen atau karbon dioksida.

Destuty (2009, dalam Murray, dkk, 2003) mengatakan bahwa hemoglobin mengikat empat molekul oksigen per tetramer (satu per subunit heme), dan kurva saturasi oksigen memiliki bentuk sigmoid. Sarana yang menyebabkan oksigen terikat pada hemoglobin adalah jika juga sudah terdapat molekul oksigen lain pada tetramer yang sama. Jika oksigen sudah ada, pengikatan oksigen berikutnya akan berlangsung lebih mudah. Dengan demikian, hemoglobin memperlihatkan kinetika pengikatan komparatif, suatu sifat yang memungkinkan hemoglobin mengikat oksigen dalam jumlah semaksimal mungkin pada organrespirasi dan memberikan oksigen dalam jumlah semaksimal mungkin pada partial oksigen jaringan perifer. Struktur tetramer


(20)

hemoglobin yang umum dijumpai adalah sebagai berikut: HbA (hemoglobin dewasa normal) = α2β2, HbF (hemoglobin janin) = α2γ2, HbS (hemoglobin sel sabit) = α2S2 dan HbA2 (hemoglobin dewasa minor) = α2δ2.

Disamping mengangkut oksigen dari paru ke jaringan perifer, hemoglobin memperlancar pengangkutan karbon dioksida(CO2) dari jaringan ke dalam paru untuk dihembuskan ke luar. hemoglobin dapat langsung mengikat CO2 jika oksigen dilepaskan dan sekitar 15% CO2 yang dibawa di dalam darah diangkut langsung pada molekul

hemoglobin. C02 bereaksi dengan gugus α-amino terminal amino dari hemoglobin,

membentuk karbamat dan melepas proton yang turut menimbulkan efek Bohr (Murray, dkk, 2003).

Hemoglobin mengikat 2 proton untuk setiap kehilangan 4 molekul oksigen dan dengan demikian turut memberikan pengaruh yang berarti pada kemampuan pendaparan darah. Dalam paru, proses tersebut berlangsung terbalik yaitu seiring oksigen berikatan dengan hemoglobin yang berada dalam keadaan tanpa oksigen (deoksigenasi), proton dilepas dan bergabung dengan bikarbonat sehingga terbentuk asam karbonat. dengan bantuan enzim karbonik anhidrase, asam karbonat membentuk gas CO2 yang kemudian dihembuskan keluar (Murray, dkk, 2003).

Kadar Hemoglobin (Hb) ibu sangat mempengaruhi berat bayi yang akan dilahirkan. Ibu hamil yang anemia karena Hbnya rendah bukan hanya membahayakan jiwa ibu tetapi juga mengganggu pertumbuhan dan perkembangan serta membahayakan jiwa janin. Hal ini disebabkan karena kurangnya suplai nutrisi dan oksigen pada placenta yang akan berpengaruh pada fungsi placenta terhadap janin.

Anemia pada ibu hamil akan menambah risiko mendapatkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), risiko perdarahan sebelum dan pada saat persalinan, bahkan dapat


(21)

menyebabkan kematian ibu dan bayinya, jika ibu hamil tersebut menderita anemia berat (Depkes RI, 2008). Untuk mengetahui apakah seseorang mengalami anemia atau tidak maka perlu dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin. Salah satu cara cara yang dapat digunakan adalah pemeriksaan hemoglobin metode Sahli, metode ini masih banyak digunakan di laboratorium dan paling sederhana.

Menurut Depkes RI (2008), batasan anemia adalah: 1. Laki-laki Dewasa > 13 gram %

2. Wanita Dewasa > 12 gram % 3. Anak-anak > 11 gram % 4. Ibu Hamil > 11 gram %

1. Batas Kadar Hemoglobin Pada Wanita Hamil

Wanita hamil dikatakan anemia apabila kadar hemoglobin (Hb) atau darah merahnya kurang dari kadar normal. Kadar hemoglobin wanita hamil dapat di kategorikan sebagai berikut: (1) Hb >11 gr/dl, Normal. (2) Hb 8-10 gr/dl, anemia ringan. (3) Hb < 7 gr/dl, anemia berat (Huliana, 2008).

2. Manfaat Pemeriksaan Hemoglobin Sewaktu Hamil

Menurut Wasindar (2007), manfaat dilakukan pemeriksaan hemoglobin pada ibu hamil yaitu: (1) mencegah terjadinya anemia dalam kehamilan, (2) mencegah terjadinya berat bayi lahir rendah (BBLR), (3) memenuhi cadangan zat besi yang kurang.

3. Akibat Kurangnya Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil

Menurut Solihah (2010), Abortus, Persalinan yang lama, Perdarahan Pasca Melahirkan, Kelahiran Prematur di bawah 37 minggu, BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah)


(22)

kematian mudah (terjadi saat kehamilan muda), serta kemungkinan lahir dengan cacat bawaan.

Menurut Rukiyah (2010), Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Anemia juga meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Risiko kematian maternal, angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat, perdarahan post partum lebih sering dijumpai pada wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah.

B. Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)

Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram). Bertahun-tahun lamanya bayi baru lahir berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gram disebut bayi prematur. Pembagian menurut berat badan ini sangat mudah tetapi tidak memuaskan. Lama-kelamaan ternyata bahwa morbiditas dan mortalitas neonatus tidak hanya bergantung kepada berat badannya, tetapi juga pada maturitas bayi itu (FKUI, 1985).

Masa gestasi juga merupakan indikasi kesejahteraan bayi baru lahir karena semakin cukup masa gestasi semakin baik kesejahteraan bayi. Konsep berat bayi lahir rendah tidak sama dengan prematuritas karena tidak semua berat bayi lahir rendah lahir dengan kurang bulan.

Klasifikasi bayi menurut masa gestasi dan umur kehamilan adalah bayi kurang bulan, bayi cukup bulan dan bayi lebih bulan. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang


(23)

dalam jangka waktu 1 jam pertama setelah lahir. Klasifikasi menurut berat lahir adalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) yaitu berat lahir < 2500 gram, bayi berat lahir normal dengan berat lahir 2500-4000 gram dan bayi berat lahir lebih dengan berat badan > 4000 gram.

Klasifikasi bayi menurut umur kehamilan dibagi dalam 3 kelompok yaitu bayi kurang bulan adalah bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari), bayi cukup bulan adalah bayi dengan masa kehamilan dari 37 minggu sampai dengan 42 minggu (259 -293 hari), dan bayi lebih bulan adalah bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu atau lebih (Sylviati, 2008).

Dari pengertian di atas maka bayi dengan BBLR dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu Prematur murni dan Dismaturitas. (1) Prematur murni adalah neonatus dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan, atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan. Penyebabnya berasal dari berbagai faktor ibu, faktor janin maupun faktor lingkungan. (2) Dismaturitas atau kecil untuk masa kehamilan adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan sesungguhnya untuk masa kehamilan. Hal ini karena janin mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilan (KMK).

Bayi berat lahir rendah merupakan masalah penting dalam pengelolaannya karena mempunyai kecenderungan ke arah peningkatan terjadinya infeksi, kesukaran mengatur nafas tubuh sehingga mudah untuk menderita hipotermia. Selain itu bayi dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) mudah terserang komplikasi tertentu seperti ikterus, hipoglikemia yang dapat menyebabkan kematian. Kelompok bayi berat lahir rendah yang dapat di istilahkan dengan kelompok resiko tinggi, karena pada bayi berat lahir rendah menunjukan


(24)

angka kematian dan kesehatan yang lebih tinggi dengan berat bayi lahir cukup (FKUI, 1985).

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi berat bayi lahir

Berat badan lahir merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor melalui suatu proses yang berlangsung selama berada dalam kandungan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi berat bayi lahir adalah sebagai berikut :

a. Faktor Lingkungan Internal yaitu meliputi umur ibu, jarak kelahiran, paritas, kadar hemoglobin, status gizi ibu hamil, pemeriksaan kehamilan, dan penyakit pada saat kehamilan.

b. Faktor Lingkungan Eksternal yaitu meliputi kondisi lingkungan, asupan zat gizi dan tingkat sosial ekonomi ibu hamil.

c. Faktor penggunaan sarana kesehatan yang berhubungan frekuensi pemeriksaan

kehamilan atau antenatal care (ANC).

Faktor yang secara langsung atau internal mempengaruhi berat bayi lahir antara lain sebagai berikut :

1). Usia Ibu hamil

Umur ibu erat kaitannya dengan berat bayi lahir. Kehamilan dibawah umur 16 tahun merupakan kehamilan berisiko tinggi, 2-4 kali lebih tinggi di bandingkan dengan kehamilan pada wanita yang cukup umur. Pada umur yang masih muda, perkembangan organ-organ reproduksi dan fungsi fisiologinya belum optimal. Selain itu emosi dan kejiwaannya belum cukup matang, sehingga pada saat kehamilan ibu tersebut belum dapat menanggapi kehamilannya secara sempurna dan sering terjadi komplikasi. Selain itu semakin muda usia ibu hamil, maka akan terjadi bahaya bayi lahir kurang bulan, perdarahan dan bayi lahir ringan (Poedji Rochjati, 2003).


(25)

2). Jarak Kehamilan/Kelahiran

Menurut anjuran yang dikeluarkan oleh badan koordinasi keluarga berencana (BKKBN) jarak kelahiran yang ideal adalah 2 tahun atau lebih, kerena jarak kelahiran yang pendek akan menyebabkan seorang ibu belum cukup untuk memulihkan kondisi tubuhnya setelah melahirkan sebelumnya.

3). Paritas

Paritas secara luas mencakup gravida/jumlah kehamilan, prematur/jumlah kelahiran, dan abortus/jumlah keguguran. Sedang dalam arti khusus yaitu jumlah atau banyaknya anak yang dilahirkan. Paritas dikatakan tinggi bila seorang ibu/wanita melahirkan anak ke empat atau lebih. Seorang wanita yang sudah mempunyai tiga anak dan terjadi kehamilan lagi keadaan kesehatannya akan mulai menurun, sering mengalami kurang darah (anemia), terjadi perdarahan lewat jalan lahir dan letak bayi sungsang ataupun melintang.

4). Kadar Hemoglobin (Hb)

Kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil sangat mempengaruhi berat bayi yang dilahirkan. Menurut Sarwono (2007), seorang ibu hamil dikatakan menderita anemia bila kadar hemoglobinnya dibawah 12 gr/dl. Data Depkes RI (2008) diketahui bahwa 24,5% ibu hamil menderita anemia. Anemia pada ibu hamil akan menambah risiko mendapatkan bayi berat lahir rendah (BBLR), risiko perdarahan sebelum dan pada saat persalinan, bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan bayinya, jika ibu hamil tersebut menderita anemia berat (Depkes RI, 2008). Hal ini disebabkan karena kurangnya suplai darah nutrisi akan oksigen pada plasenta yang akan berpengaruh pada fungsi plasenta terhadap janin.


(26)

5). Status Gizi

Status gizi adalah keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan penggunan zat-zat gizi tersebut, atau keadaan fisiologik akibat dari tersedianya zat gizi dalam selular tubuh (Supariasa, 2002).

6). Pemeriksaan Kehamilan

Pemeriksaan kehamilan bertujuan untuk mengenal dan mengidentifikasi masalah yang timbul selama kehamilan, sehingga kesehatan selama ibu hamil dapat terpelihara dan yang terpenting ibu dan bayi dalam kandungan akan baik dan sehat sampai saat persalinan. Pemeriksaan kehamilan dilakukan agar kita dapat segera mengetahui apabila terjadi gangguan / kelainan pada ibu hamil dan bayi yang dikandung, sehingga dapat segera ditolong tenaga kesehatan (Depkes RI, 2008).

Menurut Sarwono (2007) pemeriksaan kehamilan dilakukan setelah terlambat haid sekurang-kurangnya 1 bulan, dan setelah kehamilan harus dilakukan pemeriksaan secara berkala, yaitu :

a). Setiap 4 minggu sekali selama kehamilan 28 minggu b). Setiap 2 minggu sekali selama kehamilan 28 – 36 minggu

c). Setiap minggu atau satu kali seminggu selama kehamilan 36 minggu sampai masa melahirkan.

Selain dari waktu yang telah ditentukan di atas ibu harus memeriksakan diri apabila terdapat keluhan lain yang merupakan kelainan yang ditemukan.


(27)

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFENISI

OPERASIONAL

A. KERANGKA KONSEP

Landasan berfikir dalam melakukan penelitian dalam kerangka konsep penelitian sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Skema.1 Kerangka Konsep B. HIPOTESIS

Berdasarkan dari konsep penelitian diatas maka dirumuskan hipotesis penelitian ini adalah adanya hubungan antara kadar hemoglobin ibu hamil trimester III dengan BBLR. C. DEFENISI OPERASIONAL

Tabel 1. Defenisi Operasional N O Variabel Penelitian Defenisi Operasion al Alat Ukur Cara Ukur

Hasil Ukur Skala Ukur 1 Independen:

Hb ibu hamil Trimester III Suatu kadar sel darah merah yang berada di dalam tubuh. Alat Hb: Hb sahli

observasi Normal > 11gr/dl Anemia ringan 8-10gr/dl Anemia berat < 7gr/dl Rasio Haemoglobin ibu hamil

trimester III


(28)

2 Dependen : BBLR

Suatu keadaan dimana berat badan bayi baru lahir kurang dari 2500 gram

Timbangan bayi

observasi BBLR <2500gram

Normal 2500-3500gram


(29)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain studi korelasional yang digunakan untuk mencari hubungan atau hipotesis hubungan dua variabel dimana data kedua variabel berbentuk rasio atau interval, dan sumber data dari variabel tersebut sama. Penelitian ini menggunakan data primer dimana peneliti langsung menganbil data dari responden tersebut. Dengan pendekatan Cross sectional dimana peneliti langsung mendapatkan hasil pada saat itu juga. Metode penelitian ini bertujuan peneliti dapat mencari, menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan, menguji berdasarkan teori yang ada.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah sekelompok individu yang tinggi diwilayah yang sama atau sekelompok individu atau objek yang memiliki karakteristik yang sama (Candra, 2008).

Populasi dari penelitian ini adalah Seluruh ibu hamil trimester III yang akan bersalin di klinik Lolly Medan. Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti di klinik lolly kec. Medan Baru Tahun 2012 ibu hamil trimester III yang bersalin pada bulan januari - maret sekitar ± 80 orang.


(30)

2. Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yng dimiliki oleh populasi (Aziz, 2010).

Ukuran Penghitungan sampel dapat digunakan dengan menggunakan rumus :

n = N 1 + N(d²)

Keterangan : n = Besar sampel N = Besar Populasi

d = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan (0,05)

n = 80 1 + 80 (0,05)² n = 80

1 + 80 (0,0025) n = 80

1 + 0,2 n = 80

1,2 n =66,6 n = 67 orang

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara accidental sampling adalah teknik penentuan sampel, berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila orang yang ditemukan pada waktu menentukan sampel cocok dengan yang diperlukan sebagai sumber data.


(31)

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di klinik lolly kec. Medan Baru, Medan Tahun 2012.

D. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini di lakukan pada bulan Februari sampai Mei Tahun 2012.

E. Pertimbangan Etik Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti memandang perlu adanya rekomendasi dari pihak institusi dengan mengajukan permohonan izin kepada instansi pendidikan dan tempat penelitian dalam hal ini diajukan kepada ibu pemilik klinik lolly Kec. Medan Baru. Setelah mendapat persetujuan barulah dilakukannya penelitian dengan menekankan masalah etika penelitian meliputi:

1. informed consent (lembar persetujuan)

lembar persetujuan ini diberikan dan dijelaskan kepada responden yang akan diteliti yang memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian serta manfaat penelitian dengan tujuan responden dapat mengerti maksud dan tujuan penelitian. Bila subjek menolak maka peneliti tidak memaksa, tetap menghormati hak-hak tersebut.

2. Anonymity (Tanpa Nama)

Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak mencantumkan nama responden, tetapi lembar persetujuan tersebut diberikan kode tertentu. 3. confidential (Kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok data tertentu yang dilaporkan hasil penelitian.


(32)

F. Instrumen Penelitian

Intrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa alat hemoglobin (Hb Sahli) dan Timbangan Bayi.

G. Pengumpulan Data

Suatu proses untuk memperoleh data atau data ringkasan berdasarkan suatu kelompok data mentah dengan menggunakan rumus tertentu sehingga menghasilkan informasi yang diperlukan.

Data yang dikumpulkan selanjutnya diolah dengan beberapa tahap yaitu: 1. Pengeditan Data (Editing)

Kegiatan untuk pengecekan kembali dan perbaikan isian formulir atau kelengkapan data yang diperlukan untuk mencapai tujuan penenlitian.

2. Pengkodean Data (coding)

Data yang telah didapatkan akan diberi kode sesuai dengan sub variabel yang diteliti agar lebih mudah dalam pengecekan kembali jika terdapat kesalahan. 3. Tabulating

Untuk mempermudah analisa data dan pengolahan data serta pengambilan kesimpulan data dimasukkan dalam bentuk tabel.

H. Prosedur Pengumpul Data

Pengumpulan data dilakukan peneliti selama 4 bulan terhitung pada bulan Februari s/d Mei 2012, setelah terlebih dahulu peneliti mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada institusi pendidikan (Program Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara) dan kemudian permohonan izin penelitian yang telah diperoleh dikirimkan ketempat penelitian (Klinik Lolly Kec. Medan Baru). Peneliti melakukan pengumpulan data ditempat penelitian, sehingga peneliti lebih mudah


(33)

menjumpai responden. Peneliti menentukan responden berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.

Setelah mendapatkan responden, peneliti menjelaskan pada responden tentang tujuan, manfaat dan proses pemeriksaan Hemoglobin. Kemudian, responden diminta untuk menandatangani surat persetujuan atau dengan memberikan persetujuan secara verbal atau lisan. Selanjutnya, responden diminta untuk mengisi data demografi kemudian peneliti melakukan pemeriksaan hb dan mengamati dan menimbang bayi yang baru lahir dengan timbangan bayi.

Setelah hasil didapatkan lalu peneliti mengisi lembar observasi yang sebelumnya sudah diisi oleh responden tentang data demografinya. Setelah semua data terkumpul peneliti langsung menganalisa hasil penelitian

J. Analisa Data

Analisa data dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi product moment dimana probabilitas (p < 0,05) artinya dimana adanya hubungan yang signifikan dan koefisien korelasi ( r ) digunakan untuk menunjukkan kekuatan hubungan satu variabel dengan variabel lainnya. Koefisien korelasi ( r ) berkisar 0 – 1 makin mendekati angka 1 maka makin dekat derajat hubungan untuk mengetahui tinggi rendahnya r, di lakukan interpretasi menurut colton sebagai berikut:

N (Σ XY) – (Σ X. ΣY) r hitung

√ [ N ΣX² - ( ΣX)² ] [ NΣY² - ( ΣY)² ] r hitung : koefisien korelasi

Σ X : jumlah skor item Σ Y : jumlah skor total item N : jumlah responden


(34)

Dimana :

0, 00 – 0, 25 : tidak ada hubungan 0, 26 – 0, 50 : hubungan sedang 0, 51 – 0, 75 : hubungan kuat

0, 76 – 1, 00 : hubungan sangat kuat (sempurna)

Kemudian dilanjutkan membahas hasil penelitian berdasarkan teori dan kepustakaan yang ada (Usman, 2006).


(35)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian mengenai Hubungan Kadar Haemoglobin Ibu Hamil trimester III dengan Berat Bayi Lahir Rendah di Klinik Bersalin Lolly Medan. Jumlah responden sebanyak 69 orang dengan hasil sebagai berikut :

1. Analisa Univariat

Analisa univariat pada penelitian ini akan menggambarkan karakteristik masing – masing variabel yang diteliti. Data yang bersifat kategorik dicari frekuensi dan presentasenya sedangkan data yang berrsifat numerik dicari mean dan standar deviasinya. Karakteristik data demografi meliputi : umur dan paritas.

Tabel 5. 1. Distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik data demografi ibu hamil trimester III di Klinik Lolly Medan Februari s/d Mei 2012 ( N = 69 orang).

Karakteristik Frekuensi Persentase ( % )

Umur

< 20 tahun 18 26 %

21 – 35 tahun 49 71 %

> 36 tahun 2 2 %

Paritas

< 2 47 68,1 %

3 – 4 20 29,0 %

> 5 2 2,9 %


(36)

SD 21 30,4 %

SMP 25 36,2 %

SMA 20 29,0 %

S1 3 4,3 %

Pekerjaan

IRT 37 53,6 %

Wiraswasta 27 39,1 %

PNS 5 7,2 %

Total 69 100 %

Analisis Data : Tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas umur responden pada rentang 21 – 35 tahun sebanyak 49 responden ( 71 % ), dan minoritas umur responden pada rentang > 35 tahun sebanyak 2 responden ( 2 % ), Mayoritas paritas responden pada rentang < 2 sebanyak 47 responden ( 68,1 % ) dan minoritas paritas responden pada rentang > 5 sebanyak 2 orang ( 2,9 % ). Mayoritas pendidikan responden pada SMP sebanyak 25 responden ( 36,2 % ) dan minoritas pendidikan responden pada S1 sebanyak 3 responden ( 4,3 % ). Serta mayoritas pekerjaan responden pada IRT sebanyak 37 responden ( 53,6 % ) dan minoritas pekerjaan responden pada PNS sebanyak 5 responden ( 7,3 % ) (N = 69)


(37)

Tabel 5. 2. Distribusi Frekuensi Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester III di Klinik Lolly Medan (N= 69).

Kadar Haemoglobin Frekuensi Presentase ( % )

< 7 12 17,3

8 - 10 48 69,5

> 11 9 13

Total 69 100

Analisis data : Tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas kadar Haemoglobin Ibu hamil Trimester III pada rentang 8 - 10 gr% sebanyak 48 responden ( 69,5 % ) dan minoritas Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester III pada rentang > 11 gr% sebanyak 9 responden ( 13% ) ( N = 69 ).

Tabel 5. 3. Distribusi Frekuensi Berat Bayi Baru Lahir di Klinik Lolly Medan ( N= 69 ).

Berat Badan Bayi Baru Lahir Frekuensi Presentase ( % )

< 2500 15 21,7 %

2500 - 3500 41 59,4 %

> 3500 13 18,9 %

Total 69 100

Analisis Data : Tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas Berat Bayi Baru lahir pada rentang > 2500 - 3500 sebanyak 41 responden ( 59, 4 % ) dan minoritas Berat Bayi Baru Lahir pada rentang > 3500 sebanyak 13 responden ( 18, 9 % ) ( N = 69 ).

2. Analisis Bivariat

Analisis ini digunakan untuk menguji Hubungan Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester III dengan Berat Bayi Lahir Rendah di Klinik Lolly Medan. Dalam menganalisis data secara bivariat, pengujian data dilakukan dengan menggunakan uji statistik korelasi product moment


(38)

dimana probabilitas (p < 0,05) artinya dimana adanya hubungan yang signifikan dan koefisien korelasi ( r ) digunakan untuk menunjukkan kekuatan hubungan satu variabel dengan variabel lainnya. Koefisien korelasi ( r ) berkisar 0 – 1 makin mendekati angka 1 maka makin dekat derajat hubungan.

Tabel 5.4. Hubungan Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester III dengan Berat Bayi Lahir Rendah di Klinik Lolly Medan ( N= 69 ).

No Variabel Mean Standar Deviasi

95% confidence interval for mean

P (value)

R (korelasi) lower upper

1 Haemoglobin 9,04 1,333 8,72 9,36

0,000 0,829 2 Berat Badan

Bayi

2990,87 545,545 2859,82 3121,92

Analisis Data : Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai korelasi ( r = 0,829) dan nilai value ( p = 0,000 ) maka adanya hubungan yang sangat kuat ( r = 0,829) dan berpola positif yang artinya makin rendah kadar haemoglobin ibu hamil tersebut maka akan melahirkan bayi dengan berat badan rendah. Uji statistik juga menunjukkan bahwa adanya hubungan yang sangat signifikan antara kadar haemoglobin ibu hamil dengan berat badan bayi baru lahir dengan nilai p < 0,05 yaitu ( p = 0,000 ) .

Tabel 5.5. Hubungan Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester III yang anemia dengan Berat Bayi Lahir Rendah di Klinik Lolly Medan ( N= 60 ).

No Variabel Mean Standar Deviasi

95% confidence interval for mean

P (value)

R (korelasi) lower upper

1 Haemoglobin 8,75 1,174 8,45 9,05

0,000 0,761 2 Berat Badan

Bayi


(39)

Analisis Data : Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai korelasi ( r = 0,761) dan nilai value ( p = 0,000 ) maka adanya hubungan yang sangat kuat ( r = 0,761) dan berpola positif yang artinya makin rendah kadar haemoglobin ibu hamil tersebut maka akan melahirkan bayi dengan berat badan rendah. Uji statistik juga menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara kadar haemoglobin ibu hamil dengan berat badan bayi baru lahir dengan nilai p < 0,05 yaitu ( p = 0,000).

B. Pembahasan

Dari hasil penelitian yang berjudul Hubungan Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester III dengan Berat Bayi Lahir Rendah di Klinik Lolly Medan akan diuraikan pembahasan tentang membandingkan hasil penelitian dengan literatur yang berhubungan dengan kadar haemoglobin ibu hamil dengan berat badan bayi baru lahir.

Dari hasil penelitian diperoleh dari data demografi bahwa mayoritas umur responden berusia 21 – 35 tahun sebanyak 49 responden ( 71 % ) dan minoritas usia responden berusia > 36 tahun sebanyak 2 responden ( 2 % ), mayoritas paritas responden pada rentang < 2 sebanyak 47 responden ( 47 % ) dan minoritas paritas pada > 5 sebanyak 2 responden ( 2,9 % ), mayoritas pendidikan pada SMP sebanyak 25 responden ( 36,2 % ) dan mayoritas pendidikan pada S1 sebanyak 3 responden ( 4,3 % ), mayoritas pekerjaan pada IRT sebanyak 37 responden ( 53,6 % ) dan minoritas pekerjaan pada PNS sebanyak 5 responden ( 7,3 % ), mayoritas kadar hemoglobin pada 8 – 10 sebanyak 48 responden ( 69,5 % ) dan minoritas kadar hemoglobin pada > 11 sebanyak 9 responden ( 13 % ), mayoritas berat bayi baru lahir pada 2500 – 3500 gram sebanyak 41 responden ( 59,4 % ) dan minoritas pada > 3500 gram sebanyak 13 responden ( 18,9 % ). Jadi, sesuai dengan teori Sylviati ( 2008 ) bahwa barat badan bayi dipengaruhi oleh faktor – faktor yang secara langsung


(40)

atau internal meliputi umur ibu, paritas, kadar hemoglobin, pekerjaan dan tingkat pengetahuan ibu.

Dari hasil uji statistik diperoleh kesimpulan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara kadar haemoglobin ibu hamil trimester III dengan berat bayi lahir rendah dengan taraf signifikan 0,000 ( p < 0,05 ) dan nilai r = 0,829. Dan hubungan kadar hemoglobin ibu hamil yang anemia dengan berat badan bayi diperoleh bahwa adanya hubungan yang signifikan antara kadar hemoglobin ibu hamil yang anemia dengan berat badan bayi dengan taraf signifikan 0,000 ( p < 0,05 ) dan nilai r = 0,761. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Rukiyah ( 2010 ) bahwa penurunan kadar haemoglobin, hematokrit dan jumlah eritrosit dibawah normal disebut dengan anemia. Pada penderita anemia, lebih disebut dengan kurang darah, kadar sel darah merah ( Haemoglobin dibawah nilai normal. Penyebabnya bisa karena kurangnya zat gizi untuk pembentukan darah, misalnya zat besi, asam folat dan vitamin B12, tetapi yang sering terjadi adalah anemia karena kekurangan zat besi.

Menurut Solihah ( 2010), kekurangan kadar haemoglobin pada ibu hamil dapat menyebabkan Abortus, Persalinan yang lama, Perdarahan Pasca Persalinan, Kelahiran Prematur di bawah 37 minggu, BBLR ( Berat Bayi Lahir Rendah ), kematian mudah (terjadi saat kehamilan muda ), serta kemungkinan lahir dengan cacat bawaan.

Menurut Rukiyah ( 2010 ), anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh yang tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Anemia juga meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Risiko kematian maternal, angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat, perdarahan post partum lebih sering dijumpai pada


(41)

wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah.

Menurut beberapa Hasil penelitian seperti di kemukakan oleh Rush (2001), dari Tuffs University, Boston USA, mengemukakan hasil penelitiannya tentang maternal nutrition and perinatal survival, bahwa kemungkinan hidup seorang bayi secara sederhana dapat dihubungkan dengan status gizi makro ibunya, dengan asumsi bahwa peningkatan intake zat gizi makro akan meningkatkan berat badan ibu, yang pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan janin, sehingga bayi mempunyai kemungkinan lebih besar untuk lahir hidup.

Bhargava dkk (2000) dalam penelitiannya di Kenya mengenai modelling the effects of maternal nutritional status and socioeconomic outcome on the anthropometric and psychologic indicators of Kenyan infant from age 0-6 month, menyimpulkan bahwa status gizi dan kadar Hb ibu mempunyai hubungan yang positif dengan berat bayi lahir. Temuan tersebut didukung oleh hasil penelitian Humphrey dan Holzheimer (2000) yakni a prospective study of gestation and birthweight in Aboriginal pregnancies in far north Queensland, yang menyatakan bahwa status gizi yang rendah mempunyai korelasi dengan BBLR. Demikian pula hasil penelitian yang dilakukan oleh Rodrigues dan Barros (1998) tentang risk factors for preterm labor, bahwasanya aktifitas ibu hamil dan status gizinya sangat penting terhadap risiko bayi prematur atau BBLR. Penelitian serupa juga diungkapkan oleh Ogunyemi dkk (1998) yakni tentang prepregnancy body mass index, weigt gain during pregnancy and perinatal outcome in a rural black population, bahwa ada hubungan antara status gizi dan kenaikan berat badan ibu hamil dengan keadaan bayi perinatal dan berat lahirnya. Jadi status gizi normal dan kenaikan berat badan yang ideal pada ibu hamil berhubungan dengan penurunan


(42)

komplikasi bayi perinatal dan mengoptimalkan berat badan. Demikian juga menurut Merchant dkk (1999) dalam penelitiannya mengenai effect of prepregnancy body mass index and gestational weigt gain on birth weigth, menyatakan bahwa status gizi ibu adalah salah satu hal yang menjadi pertimbangan penting sebagai indikator terhadap hasil kelahiran (birth outcome).

Kemudian yang di lakukan oleh penelitian di Indonesia seperti dilakukan Budijanto dkk (2000) di Madiun, Jawa Timur menyatakan bahwa risiko terhadap kejadian berat bayi lahir rendah adalah ukuran lingkar lengan atas dan pekerjaan berat. Ini mendukung penelitian sebelumnya oleh Purdyastuti di RS Fatmawati Jakarta (1994) yang menyimpulkan adanya hubungan antara status gizi ibu yakni yang diukur menggunakan LILA dengan berat bayi lahir. Menurut Mawah dkk (1993), insiden BBLR lebih tinggi pada ibu hamil dari kalangan sosial ekonomi lemah yang biasanya mempunyai status gizi kurang dimana anemia gizi mempunyai peran utama sebagai penyebab utama terhadap kejadian BBLR.


(43)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang Hubungan Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester III dengan Berat Bayi Lahir Rendah di Klinik Lolly Medan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Karakteristik responden diperoleh bahwa mayoritas responden berumur 21- 35 tahun sebanyak 49 responden ( 70,6%) dan minoritas responden berumur > 36 tahun sebanyak 2 responden ( 2,8 %), berdasarkan paritas responden mayoritas responden < 2 sebanyak 47 responden ( 68,1%) dan minoritas responden > 5 sebanyak 2 responden ( 2,9 %), mayoritas responden pada pendidikan SMP sebanyak 25 responden ( 36,2 % ) dan minoritas pendidikan responden pada S1 sebanyak 3 responden ( 4,3 % ), mayoritas responden pada pekerjaan IRT sebanyak 37 responden ( 53,6 % ) dan minoritas responden pada PNS sebanyak 5 responden ( 7,3 % ). 2. Kadar Haemoglobin ibu hamil trimester III rata – ratanya adalah 9,04

dengan standar deviasinya adalah 1,333.

3. Berat badan bayi baru lahir rata – ratanya adalah 2990,87dengan standar deviasinya adalah 545,545.

4. Hasil uji statistik didapatkan nilai p adalah 0,000 dan nilai r adalah 0,829, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester III dengan Berat Bayi Lahir Rendah.


(44)

DAFTAR PUSTAKA

Chandra, Budiman, (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: EGC.

Arikunto, (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakti., Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam, (2008), Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Setiadi, (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sarwono, (2007). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bineka Pustaka.

Prawiraharjo, Sarwono, (2006). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Bina Pustaka.

Notoadmodjo, Soekidjo, (2010). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

, (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta. Jones L, Derek, (2005). Setiap Wanita. Delaprata Publising.

Varney, Helen, (2007). Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC.

Solihah, Lutfuatus, (2010). Panduan Lengkap Hamil Sehat. Yogjakarta: DIVA Press. Rukiyah, A.Y, Yulianti, Lia, (2010). Asuhan Kebidanan 4 Patologi. Jakarta: CV.

Trans Media.

Maryunani, Anik, Nurhayati, (2009). Asuhan Kegawatdaruratan dan Penyulit Pada Neonatus. Jakarta: CV.Trans Info Media.

Karyuni, P.E, dkk, (2008). Buku Saku Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir. Jakarta:EGC.

Iswwati, Erna, (2009). Pahami Pertumbuhan Hari Demi Hari Bayi Anda. Yogjakarta: Gara Ilmu.


(45)

Dahlan, Sofiyuddin, (2010). Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel. Jakarta: Salemba Medika.

FKUI, (1985). Ilmu Kesehatan Anak 3. Jakarta: EGC.

Depkes RI, (2008). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Depkes RI. 67-68.

Cunningham, G.F., (2005). Neonatus. In Huriawati Hartanto. Obstetri Williams Vol. 1.Jakarta: EGC.

Prawirohardjo, S., (2008). Fisiologi Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru Lahir. In Abdul Bari Saifuddin. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka. Rochjati, P., (2003). Skrining Antenatal pada Ibu Hamil: Pengenalan Faktor resiko.

Surabaya: Airlangga University Press.

Kusumah, U.W., (2009). Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimester II-III Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2009.

Murray,R.K., Granner,D.K., Mayes,P.A., Rodwell,V.W., (2003). Harper's Illustrated Biochemistry. Alih bahasa, Andry Hartono; editor edisi bahasa Indonesia, Anna P.Bani, Tiara M.N. Jakarta : EGC.

Dinas Kesehatan Sumatera Utara, (2006). Profil Kesehatan Propinsi Sumatera Utara Tahun 2005, Medan.

Departemen Kesehatan RI, (2000). Program Penanggulangan Anemia Gizi Pada Wanita Usia Subur (WUS), Direktorat Gizi Masyarakat Dan Binkesmas, Jakarta.


(46)

(47)

(48)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

Assalamualaikum Wr. Wb/ Salam Sejahtera Dengan Hormat,

Nama saya Ayu Irmayani, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Dengan BBLR di Klinik Lolly Medan Tahun 2012”.

Kehamilan ialah masa dimulainya dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung hari pertama haid terakhir (Saifuddin, 2002 dalam Rukiyah, dkk, 2009).

Anemia merupakan suatu keadaan adanya penurunan kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah eritrosit dibawah nilai normal. Pada penderit anemia, lebih sering disebut kurang darah, kadar sel darah merah (Hemoglobin/Hb) dibawah nilai normal. Penyebabnya bisa karena kurangnya zat gizi untuk pembentukan darah, misalnya zat besi, asam folat dan vitamin B12, tetapi yang sering terjadi adalah anemia karena kekurangan zat besi (Rukiyah, 2010).

Dampak kurangnya Hemoglobin Ibu Hamil yaitu Abortus, Persalinan yang lama, Perdarahan Pasca Melahirkan, Kelahiran Prematur di bawah 37 minggu, BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) kematian mudah (terjadi saat kehamilan muda), serta kemungkinan lahir dengan cacat bawaan Solihah (2010).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester III dengan BBLR.

Kami akan melakukan wawancara terstruktur dan memeriksa kadar hemoglobin kepada Ibu tentang :


(49)

a. Data demografi seperti umur, pendidikan, pekerjaan, dan kehamilan yang keberapa (paritas).

b. Serta melakukan cek kadar hemoglobin ibu dengan mengambil sedikit darah ibu untuk mengukur kadar hemoglobin ibu.

c. Dan menimbang berat badan bayi ibu setelah kelahirannya nanti apakah normal atau tidak.

Partisipasi Ibu bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan peneliti. Untuk penelitian ini Ibu tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila Ibu membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi saya :

Nama : Ayu Irmayani

Alamat : Jln. Jamin Ginting Gg. Aman No. 12 No Hp : 081397381955

Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan Ibu dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan Ibu bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.

Medan, 2012

Peneliti


(50)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) ( INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama :

Umur : Alamat : Telp/Hp :

Setelah mendapat penjelasan dari penelitian tentang penelitian “ Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimester III dengan BBLR”. Maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, 2012


(51)

LEMBAR OBSERVASI

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN BBLR DI KLINIK LOLLY MEDAN TAHUN 2012

Nama Responden :

Umur :

Pendidikan Terakhir :

Pekerjaan :

Paritas :


(52)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS

Nama : Ayu Irmayani Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/tanggal lahir : Pergajahan Hulu, 21 Juli 1990

Agama : Islam

Anak ke : 2 dari 3 bersaudara Nama Ayah : Mulianto

Nama Ibu : Rasmi br Damanik Spd.

Alamat : Desa Pergajahan Hulu Kec. Bintang Bayu Kab. Serdang Bedagai

II.RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun 1994 – 1995 : TK Bandar Pinang Estate Tamat dan Berijazah

Tahun 1996 – 2002 : Pendidikan SD Negeri 101989, Gudang Garam Tamat dan Berijazah

Tahun 2002 – 2005 : Pendidikan SMP Negeri 1, Raja Buluh Tamat dan Berijazah

Tahun 2005 – 2008 : Pendidikan SMA Negeri 2, Lubuk Pakam Tamat dan Berijazah

Tahun 2008 – 2011 : Menyelesaikan Pendidikan D-III Kebidanan di Deli Husada Deli Tua

Tamat dan Berijazah

Tahun 2011 – 2012 : Mengikuti dan Menyelesaikan Pendidikan D IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara.


(1)

(2)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

Assalamualaikum Wr. Wb/ Salam Sejahtera Dengan Hormat,

Nama saya Ayu Irmayani, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Dengan BBLR di Klinik Lolly Medan Tahun 2012”.

Kehamilan ialah masa dimulainya dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung hari pertama haid terakhir (Saifuddin, 2002 dalam Rukiyah, dkk, 2009).

Anemia merupakan suatu keadaan adanya penurunan kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah eritrosit dibawah nilai normal. Pada penderit anemia, lebih sering disebut kurang darah, kadar sel darah merah (Hemoglobin/Hb) dibawah nilai normal. Penyebabnya bisa karena kurangnya zat gizi untuk pembentukan darah, misalnya zat besi, asam folat dan vitamin B12, tetapi yang sering terjadi adalah anemia karena kekurangan zat besi (Rukiyah, 2010).

Dampak kurangnya Hemoglobin Ibu Hamil yaitu Abortus, Persalinan yang lama, Perdarahan Pasca Melahirkan, Kelahiran Prematur di bawah 37 minggu, BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) kematian mudah (terjadi saat kehamilan muda), serta kemungkinan lahir dengan cacat bawaan Solihah (2010).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester III dengan BBLR.

Kami akan melakukan wawancara terstruktur dan memeriksa kadar hemoglobin kepada Ibu tentang :


(3)

a. Data demografi seperti umur, pendidikan, pekerjaan, dan kehamilan yang keberapa (paritas).

b. Serta melakukan cek kadar hemoglobin ibu dengan mengambil sedikit darah ibu untuk mengukur kadar hemoglobin ibu.

c. Dan menimbang berat badan bayi ibu setelah kelahirannya nanti apakah normal atau tidak.

Partisipasi Ibu bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan peneliti. Untuk penelitian ini Ibu tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila Ibu membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi saya :

Nama : Ayu Irmayani

Alamat : Jln. Jamin Ginting Gg. Aman No. 12 No Hp : 081397381955

Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan Ibu dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan Ibu bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.

Medan, 2012

Peneliti


(4)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) ( INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama :

Umur : Alamat : Telp/Hp :

Setelah mendapat penjelasan dari penelitian tentang penelitian “ Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimester III dengan BBLR”. Maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, 2012


(5)

LEMBAR OBSERVASI

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN BBLR DI KLINIK LOLLY MEDAN TAHUN 2012

Nama Responden :

Umur :

Pendidikan Terakhir :

Pekerjaan :

Paritas :


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS

Nama : Ayu Irmayani Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/tanggal lahir : Pergajahan Hulu, 21 Juli 1990

Agama : Islam

Anak ke : 2 dari 3 bersaudara Nama Ayah : Mulianto

Nama Ibu : Rasmi br Damanik Spd.

Alamat : Desa Pergajahan Hulu Kec. Bintang Bayu Kab. Serdang Bedagai

II.RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun 1994 – 1995 : TK Bandar Pinang Estate Tamat dan Berijazah

Tahun 1996 – 2002 : Pendidikan SD Negeri 101989, Gudang Garam Tamat dan Berijazah

Tahun 2002 – 2005 : Pendidikan SMP Negeri 1, Raja Buluh Tamat dan Berijazah

Tahun 2005 – 2008 : Pendidikan SMA Negeri 2, Lubuk Pakam Tamat dan Berijazah

Tahun 2008 – 2011 : Menyelesaikan Pendidikan D-III Kebidanan di Deli Husada Deli Tua

Tamat dan Berijazah

Tahun 2011 – 2012 : Mengikuti dan Menyelesaikan Pendidikan D IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara.