Perancangan Gereja Kerasulan Baru Bandung Dengan Konsep Reborn.

(1)

ABSTRAK

Dalam era globalisasi, banyak terjadi perubahan dalam berbagai hal misalnya, budaya, ekonomi, teknologi, pandangan hidup, sistem kepercayaan, pandangan agama dan lain – lain. Namun, zaman sekarang kebanyakan orang lebih mengutamakan yang bersifat jasmani dibandingkan dengan yang rohani. Mereka tidak menyadari bahwa agama merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas moral manusia. Gereja merupakan salah satu karya arsitektur yang tumbuh sebagai hasil untuk mewadahi aktivitas – aktivitas keagamaan yang bertujuan untuk mempertemukan manusia dengan pencipta-Nya, dimana sangat menarik untuk dipelajari, karena disana akan nampak betapa arsitektur dalam arti yang sejati yang sangat diilhami oleh kedalaman jiwa manusia. Gedung gereja merupakan sebagai tempat ibadah manusia yang mengadakan hubungan dengan Tuhan maka diperlukan suatu suasana peribadatan yang mendukung. Pembentukan suasana sakral,suasana doa yang khusuk dan damai serta kehidmatan dalam pendengaran firman – firman Allah sangatlah penting. Dalam konsep Gereja Kerasulan Baru Bandung, penulis menggabungkan antara metoda perancangan yang berbasis ilmu pengetahuan dasar interior dengan konsep nilai – nilai religious gereja tersebut.


(2)

ABSTRACT

In the era of globalization world, there are many changes, such as: culture, economic, technology, ideology, religion, beliefs, etc. However, people nowadays take more notice on the material more than the spiritual one. These people do not realize that religion is one of ways that can improve their moral quality as a human being. Church is concerned as a result of architectural work of art that can be used as a media to meet The Creator and his creation through their spiritual activity. Since the church can convey the true architectural meaning of a building which can be felt by human, church is becoming an interesting subject to be learnt. As a place to meet their God, the church should need certain ambience that can support their spiritual activity. It is an important thing to create a situation that can support the sacral, special and peace time when they are praying and also the time when the apostolic says the sermon. In the case of New Apostolic Church Bandung, to find the design concept of this church, the method of based designing science of interior is combined with the value of church’s religious spiritual value.


(3)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN………i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN………ii

LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN………..iii

ABSTRAK………..iv

ABSTRACT………...v

PRAKATA………..vi

DAFTAR ISI ………..vii

DAFTAR TABEL………..xii

DAFTAR GAMBAR………xiii – xvi


(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………..1 - 2

1.2 Identifikasi Masalah………..2 - 3

1.3 Maksud dan Tujuan………...3 - 4

1.4 Metode Penelitian………..4 - 5

1.5 Sistematika Penulisan………5 – 6

BAB II

LANDASAN TEORI GEREJA

2.1 Pengertian Gereja Secara Umum……….7 – 10

2.2 Gereja Kerasulan Baru………11

2.2.1 Sejarah Gereja Kerasulan Baru……….11


(5)

2.3 Aspek Pengetahuan Dasar Tentang Perancangan Interior Gedung Gereja…….12

2.3.1 Layout dan Sirkulasi………12– 13

2.3.2 Ergonomi……….13 – 14

2.3.3 Kenyamanan Termal………14 - 15

2.3.4 Akustik………15 – 16

2.3.5 Sistem Tata Cahaya……….16 - 17

BAB III

GEREJA KERASULAN BARU ANDIR BANDUNG

3.1 Deskripsi Objek……….18

3.1.1 Data Umum Gereja Kerasulan Baru Andir Bandung……….18 - 19

3.1.2 Tata Cara Peribadatan……….19 - 20

3.2 Analisa Tapak……….20 – 23


(6)

3.3.1 Program Besaran Ruang……….23 – 27 3.3.2 Bubble Diagram………..27 - 28 3.3.3 Zoning Blocking……….29 – 30

BAB IV

KONSEP ATAU IDE

4.1 Konsep Objek Studi...31 - 32

4.1.1 Konsep Bentuk...32 - 38

4.1.2 Konsep Material dan Warna...39 - 40

4.1.3 Konsep Penghawaan...41

4.1.4 Konsep Layout Denah...42

4.1.5 Konsep Furniture...43

4.1.6 Proses Perancangan Detail Interior...44 - 45

4.1.7 Konsep Sirkulasi………..45 - 46

4.1.8 Lampiran Gambar……….47


(7)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan……….50

5.2 Saran………...51

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Tabel site analisis bangunan………21 - 23

Tabel 3.2 : Tabel program besaran ruang fasilitas ibadah………...24

Tabel 3.3 : Tabel program besaran ruang fasilitas kantor………...24 - 26


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 : Ukuran ergonomi mimbar gereja………14

Gambar 2. 2 : Ukuran ergonomi bangku gereja per orang………...14

Gambar 2. 3: Jarak sirkulasi, posisi berdiri dan duduk………..14

Gambar 3.1 : Logo Gereja Kerasulan Baru………18

Gambar 3.2. : Site analisis Gereja Bethel Tabernakel Tasikmalaya………...21

Gambar 3.3 : Site akes / pencapaian………...22

Gambar 3. 4 : Site view bangunan………..22

Gambar 3.5 : Site analisis matahari………....22

Gambar 3. 6 : Site analisis kebisingan………....23

Gambar 3. 7 : Site analisis lingkungan………...23

Gambar 3.8 : Gambar bubble diagaram……….28

Gambar 4.1 : Dinding gereja yang dinamis (flow)……….34


(10)

Gambar 4.3 : Dinding 2D………....34

Gambar 4.4 : Pola lantai dinamis………34

Gambar 4.5: Pembagian ruang lantai dasar……….………...35

Gambar 4.6 : Pembagian ruang lantai satu……….35

Gambar 4.7 : Pembagian ruang lantai dua………..36

Gambar 4.8 : Ceiling gelombang air………36

Gambar 4.9 : Potongan khusus dengan ceiling gelombang air………36

Gambar 4.10 : Potongan khusus, mimbar sentralistik……….37

Gambar 4.11 : Denah khusus ruang ibadah lantai 1( Berwarna )……….38

Gambar 4.12 : Study image suasana ruang ibadah..………...38

Gambar 4.13 : Study image suasana ruang ibadah………...38

Gambar 4.14 : Gambar material furniture………...39

Gambar 4.15 : Gambar material dinding………40

Gambar 4.16 : Gambar material lantai………40


(11)

Gambar 4.18 : Denah general ruang ibadah lt. 1 ( BW )………41

Gambar 4.19 : Denah ceiling lantai balkon………41

Gambar 4.20 : Denah khusus ruang ibadah lt.1………..42

Gambar 4.21 : Denah khusus ruang ibadah lt. 2………...42

Gambar 4.22 : Meja mimbar………...43

Gambar 4.23 : Kursi kebaktian………...43

Gambar 4.24 : Logo Gereja Kerasulan Baru………...44

Gambar 4.25 : Simbol salib dari proyektor……….44

Gambar 4.26 : Detail kolom………45

Gambar 4.27 : Detail ceiling ruang ibadah……….45

Gambar 4.28 : Gambar konsep sirkulasi……….46

Gambar 4.29 : Gambar perspektif ruang ibadah ( view dari belakang-depan )……….47

Gambar 4.30 : Gambar perspektif ruang ibadah ( view dari depan-belakang )……….48


(12)

Gambar 4.32: Gambar perspektif ruang ibadah ( view dari atas-bawah )………..49


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Site analisis

Lampiran 2 : Denah general lantai dasar

Lampiran 3 : Denah general lantai satu

Lampiran 4 : Denah general lantai dua

Lampiran 5 : Denah pola lantai general lantai dasar

Lampiran 6 : Denah pola lantai general lantai satu

Lampiran 7 : Denah pola lantai general lantai dua

Lampiran 8 : Tampak potongan general

Lampiran 9 : Denah khusus lantai satu

Lampiran 10 : Denah khusus lantai dua

Lampiran 11 : Denah pola lantai khusus (lt.1)

Lampiran 12 : Denah pola lantai khusus (lt.2)


(14)

Lampiran 14 : Denah ceiling (lt.2)

Lampiran 15 : Tampak potongan A-A’

Lampiran 16 : Tampak potongan B-B’

Lampiran 17 : Tampak potongan C-C’

Lampiran 18 : Detail interior kolom

Lampiran 19 : Detail interior kolam

Lampiran 20 : Detail interior ceiling

Lampiran 21 : Proyeksi orthografik meja mimbar


(15)

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Ameillia Juwita Suryana

Alamat : Jl. Pasar Baru I no 12, Tasikmalaya Jawa Barat Kode Pos : 46122

No. Telepon : 08170250038

Email : [email protected] Jenis Kelamin : Wanita

Tanggal Kelahiran : Bandung, 14 Mei 1986 Status Marital : Belum menikah

Warga Negara : Indonesia

Agama : Kristen

Pendidikan :

• 2004 – 2009 : S-1 Jurusan Desain Interior Arsitektur Fakultas Seni Rupa dan Desain Maranatha

• 2001 – 2004 : SLTA BPK Penabur Tasikmalaya • 1998 – 2001 : SLTP BPK Penabur Tasikmalaya • 1992 – 1998 : SD BPK Penabur Tasikmalaya


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan manusia pada dasarnya terbagi menjadi dua antara lain, kebutuhan jasmani yang meliputi sandang, pangan, dan papan serta kebutuhan rohaniah. Kebutuhan rohani maupun yang jasmani harus seimbang serta dapat saling mengisi satu dengan yang lainnya. Dalam era globalisasi, banyak terjadi perubahan dalam berbagai hal misalnya, budaya, ekonomi, teknologi, pandangan hidup, sistem kepercayaan, pandangan agama dan lain – lain. Namun, zaman sekarang kebanyakan orang lebih mengutamakan yang bersifat jasmani dibandingkan dengan yang rohani. Mereka tidak menyadari bahwa agama merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas moral manusia.

Kebutuhan rohani dapat tercapai dengan baik apabila didukung pula oleh sarana – sarana yang baik dan tepat, misalnya umat Islam membutuhkan gedung mesjid untuk beribadah, begitu pula dengan umat Kristiani membutuhkan gedung gereja sebagai tempat untuk beribadah dan agama – agama lainya pun sama membutuhkan tempat untuk beribadah. Gereja merupakan salah satu karya arsitektur yang tumbuh sebagai hasil untuk mewadahi aktivitas keagamaan yang bertujuan untuk mempertemukan manusia dengan pencipta-Nya, hal ini sangat menarik untuk dipelajari, karena akan nampak betapa arsitektur dalam arti yang sejati yang sangat diilhami oleh kedalaman


(17)

jiwa manusia. Karya arsitektur yang bersifat keagamaan dan sakral juga mendominasi sejarah arsitektur dunia sejak berabad – abad yang lalu.

Gedung gereja merupakan sebagai salah satu tempat dimana manusia mengaktulisasikan hubungannya dengan Tuhan maka diperlukan suatu suasana yang mendukung. Pembentukan suasana sakral, suasana doa yang khusus dan damai serta kekhidmatan dalam pendengaran firman – firman Allah sangatlah penting. Suasana sakral dan khidmat harus dapat dirasakan apabila kita memasuki ruang ibadah pada gedung gereja dan bukan hanya mementingkan keestetisan atau keindahan pada bangunannya saja.

Pada kenyataan yang ada, perancangan gedung gereja terkadang mengikuti trend yang sedang in, mengambil dari budaya barat, serta dalam pengolahannya tidak terdapat kesinambungannya terhadap visi dan misi gerejanya. Apabila semuanya dapat diolah dengan baik serta memiliki kesinambungan yang utuh dengan visi dan misi dari gereja itu sendiri, maka citra atau suasana yang khusyuk dan sakral dalam tempat ibadah akan dapat lebih dirasakan oleh seluruh jemaat gereja itu karena visi dan misinya dapat dirasakan dalam pengaplikasiannya tehadap gedung gereja itu sendiri.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis memaparkan sejumlah rumusan masalah pada perancangan tugas akhir. Terdapat beberapa rumusan masalahnya, diantaranya :


(18)

1. Bagaimana perancangan ruang ibadah Gereja Kerasulan Baru sehingga menciptakan suasana yang sakral dan khidmat?

2. Bagaimana perancangan akustik ruang yang baik agar nyaman tanpa gaung atau gema?

3. Bagaimana mengatasi jalur sirkulasi dalam kegiatan atau acara kebaktian yang lapang dan memenuhi standar ergonomis?

4. Bagaimana mengaktualisasikan konsep reborn serta tema air dalam perancangan Gereja Kerasulan Baru?

1.3 Tujuan dan Manfaat Perancangan

Tujuan dari perancangan tugas akhir ini adalah :

1. Menerapkan konsep perancangan desain gedung gereja (ruang ibadah) yang sakral dan khidmat sesuai dengan visi dan misi gereja itu sendiri, sehingga hubungan dengan Tuhan semakin terasa.

2. Menciptakan perancangan akustik yang nyaman, sehingga dapat dirasakan oleh seluruh umat baik yang ada pada bagian depan maupun belakang tempat ibadah. 3. Menciptakan penaataan tempat duduk yang tersusun dan berpola sehingga jalur

sirkulasi dalam kebaktian mencapai keteraturan yang selaras.

4. Menerapkan konsep serta tema yang selaras guna memperkuat citra sakral atau suci.


(19)

Manfaat dari penulisan Laporan Tugas Akhir ini adalah :

1. Bagi penulis, dapat lebih memahami secara mendalam mengenai perancangan interior gereja dengan segala persoalan yang ada, serta menganalisa lebih dalam sistematika perancangan proyek interior gereja yang nantinya akan menjadi bekal yang baik ketika penulis terjun dalam dunia kerja.

2. Bagi Fakultas Seni Rupa dan Desain, jurusan Desain Interior, Universitas Kristen Maranatha, agar dapat menjadi sumbangan wawasan keilmuan di kemudian hari. 3. Bagi pembaca, dapat menjadikan masukan dan sumber inspirasi di kemudian

hari.

1.4 Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis, yaitu salah satu metode pengamatan yang dilakukan dengan cara survey lokasi yang disertai dengan dokumentasi, pengukuran, wawancara dan pengklasifikasian data sehingga dapat diambil suatu kesimpulan. Teknik pengamatan dan pengumpulan data yang dilakukan adalah :

1. Wawancara, yaitu cara mengumpulkan informasi dan data penelitian dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan narasumber.

2. Studi di lapangan, yaitu cara mengumpulkan informasi dan data dengan terjun langsung ke lokasi.


(20)

3. Studi literatur, yaitu mencari semua informasi dan data yang berhubungan dengan objek yang akan didesain yang berasal darin berbagai media tulis seperti buku, situs internet, artikel atau jurnal.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penyusunan laporan perancangan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini menjelaskan mengenai latar belakang permasalahan, rumusan masalah, maksud dan tujuan penelitian, metode penelitian serta sistematika penulisan laporan secara menyeluruh.

BAB II LANDASAN TEORI GEREJA

Menjabarkan mengenai definisi – definisi gereja secara umum, menjelaskan sekilas tentang sejarah gereja serta teori – teori mengenai pengetahuan dasar tentang perancangan interior gedung gereja yang baik dan benar.

BAB III GEREJA KERASULAN BARU ANDIR BANDUNG

Membahas objek penelitian studi dan menjelaskan identifikasi masalah yang ada pada lapangan, mulai dari profil proyek, analisis tapak hingga permasalahan yang muncul pada interior Gereja Kerasulan Baru Bandung.


(21)

BAB IV PROSES PERANCANGAN GEDUNG GEREJA

Menjelaskan mengenai konsep perancangan, penerapan konsep dalam rancangan desain interior, dan sistematika proses pelaksanaan perancangan interior gedung gereja.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Pada bagian ini penulis merangkum dan memberikan simpulan dari keseluruhan bab mengenai apa saja yang telah dilakukan penulis selama menjalani proses perancangan tugas akhir ini.


(22)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berikut ini adalah kesimpulan dari penulisan Laporan Tugas Akhir Program studi Mayor Desain Interior VI tahun 2009 dengan judul “ Perancangan gereja Kerasulan Baru Bandung Dengan Konsep Reborn (Lahir Baru)” yaitu:

1. Desain interior yang sesuai dengan pemaknaan, fungsi, dan estetika adalah desain yang memperhatikan beberapa aspek diantaranya layout / pola sirkulasi,ornamen / motif,material serta bentuk yang sesuai dengan makna, fungsi, dan estetika dari tema yang diusung, yaitu air. Semakin desain sesuai dengan tema perancangan maka konsep perancangan akan tampak dan terasa, dalam perancangan ini tema yang digunakan adalah air, semakin bangunan tampak seperti air, maka konsep reborn akan tampak dari bangunan ini.

2. Desain interior yang sesuai dengan kajian utilitas ruang adalah desain yang memperhatikan alur kegiatan dan sirkulasi, intensitas penggunaan ruang, dan user. Dalam hal ini pembagian dan sirkulasi ruang berdasarkan aturan ergonomi gereja serta tata cara peribadatan Gereja Kerasulan Baru.

3. Aplikasi desain interior Gereja Kerasulan Baru yang dapat menciptakan suasana sakral dan dramatis adalah dengan menciptkan ruang ibadah yang bersifat semi auditorim serta ceiling yang menjulang ke atas yang juga denagn hal ini mampu menimbulkan rasa keagungan bagi manusia yang berada di bawahnya.


(23)

5.2 Saran

Untuk membuat perancangan gereja banyak yang harus diperhatikan, yaitu : 1. Konsep sirkulasi yang mendukung ritual atau jalannya prosesi kebaktian, akan

mempengaruhi dalam bentuk layout atau denah perancangan ruang ibadah.

2. Konsep serta tema perancangan harus tepat penerapannya, karena akan memperkuat kesan sakral dalam perancangan ruang ibadah.

3. Konsep penghawaan harus diperhatikan pula dengan baik karena akan mempengaruhi akustik dalam ruang ibadah, dengan adanya area untuk menginsulasi bunyi seperti area teras dalam perancangan Gereja Kerasulan Baru sangat bermanfaat , karena akan menanggulangi kebisingan dari luar ke dalam begitu pula sebaliknya.


(24)

 

DAFTAR PUSTAKA

Thiry, Paul, Bennett, Richard M, and Kamphoefner, Henry L. 1995. Church and Temples. New York, USA:Reinhold Publishing Corporation.

Bischoff, J.G, and Frankfurt A.M. Buku Pertanyaan dan Jawaban perihal Kepercayaan Kerasulan Baru. Bandung.:Kantor Pusat Gereja Kerasulan Baru di Indonesia. Neufert, Ernest. Data Arsitek Jilid 1. 1989. Jakarta: Erlangga.

Hitomartance, Sondhiar. Skripsi. Kajian Makna Simbolik Pada Arsitektur Gereja Kristen Protestan. 1999.Bandung : Universitas Katolik Parahyangan.

Sienny Suyono. Penghantar Tugas Akhir. Penghantar Tugas Akhir. Adaptasi Nomatif Omah Jawa Pada Aplikasi Desain Biara SSCC.. 2009. Bandung : Universitas Kristen Maranatha

Wijaya Suryanto, Theophilus. Konsep Kemah Suci Dengan Pola Sentralistik Pada Gereja Bethel Tabernakel Kristus Alfa Omega. 2009. Bandung : Universitas Kristen Maranatha

www.gkbi.wordpress.com. 13 Febuari 2009. Pukul 4:50. Liber, Willham. Gereja Kerasulan Baru.


(1)

Manfaat dari penulisan Laporan Tugas Akhir ini adalah :

1. Bagi penulis, dapat lebih memahami secara mendalam mengenai perancangan interior gereja dengan segala persoalan yang ada, serta menganalisa lebih dalam sistematika perancangan proyek interior gereja yang nantinya akan menjadi bekal yang baik ketika penulis terjun dalam dunia kerja.

2. Bagi Fakultas Seni Rupa dan Desain, jurusan Desain Interior, Universitas Kristen Maranatha, agar dapat menjadi sumbangan wawasan keilmuan di kemudian hari. 3. Bagi pembaca, dapat menjadikan masukan dan sumber inspirasi di kemudian

hari.

1.4 Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis, yaitu salah satu metode pengamatan yang dilakukan dengan cara survey lokasi yang disertai dengan dokumentasi, pengukuran, wawancara dan pengklasifikasian data sehingga dapat diambil suatu kesimpulan. Teknik pengamatan dan pengumpulan data yang dilakukan adalah :

1. Wawancara, yaitu cara mengumpulkan informasi dan data penelitian dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan narasumber.

2. Studi di lapangan, yaitu cara mengumpulkan informasi dan data dengan terjun langsung ke lokasi.


(2)

3. Studi literatur, yaitu mencari semua informasi dan data yang berhubungan dengan objek yang akan didesain yang berasal darin berbagai media tulis seperti buku, situs internet, artikel atau jurnal.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penyusunan laporan perancangan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini menjelaskan mengenai latar belakang permasalahan, rumusan masalah, maksud dan tujuan penelitian, metode penelitian serta sistematika penulisan laporan secara menyeluruh.

BAB II LANDASAN TEORI GEREJA

Menjabarkan mengenai definisi – definisi gereja secara umum, menjelaskan sekilas tentang sejarah gereja serta teori – teori mengenai pengetahuan dasar tentang perancangan interior gedung gereja yang baik dan benar.


(3)

BAB IV PROSES PERANCANGAN GEDUNG GEREJA

Menjelaskan mengenai konsep perancangan, penerapan konsep dalam rancangan desain interior, dan sistematika proses pelaksanaan perancangan interior gedung gereja.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Pada bagian ini penulis merangkum dan memberikan simpulan dari keseluruhan bab mengenai apa saja yang telah dilakukan penulis selama menjalani proses perancangan tugas akhir ini.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berikut ini adalah kesimpulan dari penulisan Laporan Tugas Akhir Program studi Mayor Desain Interior VI tahun 2009 dengan judul “ Perancangan gereja Kerasulan Baru Bandung Dengan Konsep Reborn (Lahir Baru)” yaitu:

1. Desain interior yang sesuai dengan pemaknaan, fungsi, dan estetika adalah desain yang memperhatikan beberapa aspek diantaranya layout / pola sirkulasi,ornamen / motif,material serta bentuk yang sesuai dengan makna, fungsi, dan estetika dari tema yang diusung, yaitu air. Semakin desain sesuai dengan tema perancangan maka konsep perancangan akan tampak dan terasa, dalam perancangan ini tema yang digunakan adalah air, semakin bangunan tampak seperti air, maka konsep reborn akan tampak dari bangunan ini.

2. Desain interior yang sesuai dengan kajian utilitas ruang adalah desain yang memperhatikan alur kegiatan dan sirkulasi, intensitas penggunaan ruang, dan user. Dalam hal ini pembagian dan sirkulasi ruang berdasarkan aturan ergonomi


(5)

5.2 Saran

Untuk membuat perancangan gereja banyak yang harus diperhatikan, yaitu : 1. Konsep sirkulasi yang mendukung ritual atau jalannya prosesi kebaktian, akan

mempengaruhi dalam bentuk layout atau denah perancangan ruang ibadah.

2. Konsep serta tema perancangan harus tepat penerapannya, karena akan memperkuat kesan sakral dalam perancangan ruang ibadah.

3. Konsep penghawaan harus diperhatikan pula dengan baik karena akan mempengaruhi akustik dalam ruang ibadah, dengan adanya area untuk menginsulasi bunyi seperti area teras dalam perancangan Gereja Kerasulan Baru sangat bermanfaat , karena akan menanggulangi kebisingan dari luar ke dalam begitu pula sebaliknya.


(6)

 

DAFTAR PUSTAKA

Thiry, Paul, Bennett, Richard M, and Kamphoefner, Henry L. 1995. Church and Temples. New York, USA:Reinhold Publishing Corporation.

Bischoff, J.G, and Frankfurt A.M. Buku Pertanyaan dan Jawaban perihal Kepercayaan Kerasulan Baru. Bandung.:Kantor Pusat Gereja Kerasulan Baru di Indonesia. Neufert, Ernest. Data Arsitek Jilid 1. 1989. Jakarta: Erlangga.

Hitomartance, Sondhiar. Skripsi. Kajian Makna Simbolik Pada Arsitektur Gereja Kristen Protestan. 1999.Bandung : Universitas Katolik Parahyangan.

Sienny Suyono. Penghantar Tugas Akhir. Penghantar Tugas Akhir. Adaptasi Nomatif Omah Jawa Pada Aplikasi Desain Biara SSCC.. 2009. Bandung : Universitas Kristen Maranatha

Wijaya Suryanto, Theophilus. Konsep Kemah Suci Dengan Pola Sentralistik Pada Gereja Bethel Tabernakel Kristus Alfa Omega. 2009. Bandung : Universitas Kristen Maranatha

www.gkbi.wordpress.com. 13 Febuari 2009. Pukul 4:50. Liber, Willham. Gereja Kerasulan Baru.