PENGEMBANGAN KAWASAN OBSERVATORIUM BOSCHA di BANDUNG dengan KONSEP ARSITEKTUR METAFORA

PENGEMBANGAN KAWASAN OBSERVATORIUM BOSCHA di BANDUNG dengan KONSEP ARSITEKTUR METAFORA TUGAS AKHIR

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU SYARAT GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU ( S1 ) PROGRAM STUDI ARSITEKTUR PADA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET, SURAKARTA

DISUSUN OLEH :

MELVINA PRAMADYA PUSPAHATI

I0207064

DOSEN PEMBIMBING :

Ir. Samsudi,MT Sri Yuliani,ST,M.APP.Sc PROGRAM STUDI ARSITEKTUR JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Dengan Konsep Arsitektur Metafora

Disusun Oleh :

MELVINA PRAMADYA PUSPAHATI

NIM. I 0207064

Menyetujui, Surakarta, Januari 2012

Pembantu Dekan I Fakultas Teknik (FT)-UNS

KUSNO ADI SAMBOWO,ST,MSC, PH.D NIP.19691026 199503 1002

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Pembimbing I

IR. SAMSUDI,MT NIP. 19550606 198702 1 001

Pembimbing II

SRI YULIANI, ST, M.APP.SC NIP. 19710706 199512 2 001

Ketua Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik (FT)-UNS

KAHAR SUNOKO,ST,MT NIP. 19690320199503 1 002

Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik (FT)-UNS

DR.IR.MOHAMAD MUQOFFA,MT NIP. 19620610199103 1 001

Puji syukur Penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkah dan rahmat-Nya sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul

PENGEMBANGAN KAWASAN OBSERVATORIUM BOSCHA di BANDUNG

dengan KONSEP ARSITEKTUR METAFORA sebagai salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Teknik di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret.

Diharapkan dengan tersusunya buku Konsep perencanaan dan perancangan Tugas akhir ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi mahasiswa arsitektur.

Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Penyusun berharap semoga laporan ini dapat memberikan kemanfaatan bagi kita semua. Amien.

Salam arsitektur Surakarta, Januari 2012

Penyusun

Keberadaanku tidak hanya karna ada ku, terimkasih untuk Allah SWT untuk

segalanya dan atas kehendakmu di hadirkan mereka Ir.Aksianto si papah, Rr.Sri

Haryati si mamah. Pak Aries sebagai Pembimbing akademik Selma di UNS, Pak

Samsudi dan ibu Sri Yuliani atas bimbingnnya menyelesaikan tugas akhir saya,

Pak Titis dan Bu Avi atas kedatangannya untuk menguji tugas akhir saya, dosen

dosen arsitektur UNS atas kesediannya membagikan ilmunya sedari semester 1 hingga tugas akhir ini, Cito dan Tia Tim landscape saya, Wina yang nemenin nyari kostum pendadaran dan segelas air putih di siang itu sunggu tak terlupakan, Tia untuk pinjaman kostum dan dandannya Reni juga untuk dandanan dan hasil foto foto

nya. Tim maket saya papah, ikbal, sintia, dan tia makasih ya maket musim salju

nya. Ginda untuk renderan nya. yesi atas info infonya, melisa teman colekan saya

di studio 124. Seluruh teman teman arsitektur UNS, teman teman studio 124 , temen temen KFA , Cewe cewe ( tia, anind untuk makan malam nya , sintia, meity, cito, wina dan reni ) dan teman hidup saya Muhammad Iqbal T

untuk kehadiran kalian dalam kehidupan saya.

Semangat berArsitektur  Melvina pramadya, januari 2012

Gambar.168.Skema Penghangat Ruang ......................................................... 147 Gambar.170.Rencana Akustik Ruang Planetarium ........................................ 148 Gambar.171. Panel Diffuser ........................................................................... 148

Skema.33. Distribusi Listrik .............................................................................. 150 Skema.34. Sistem Kerja Rangkaian Keamanan Terpadu Museum ................... 150

DAFTAR DIAGRAM

Diagram.1. curah hujan lembang ...................................................................... 102

commit to user

Pengembangan kawasan observatorium boscha di bandung dengn konsep arsitektur metafora adalah sebuah ide pengembangn kawasan di bidang astronomi dengan menerapkan konsep arsitektur metafora sebagai pendekatan ungkapan desain. Metafora merupakan bagian dari gaya bahasa yang digunakan untuk menjelaskan sesuatu melalui persamaan dan perbandingan. Arsitektur itu seperti sebuah keambiguan keadaan multi persepsi. Bangunan sebagai korban dari hal itu, menerjemahkan makna menjadi wujud.

Kegunaan penerapan Metafora dalam Arsitektur sebagai salah satu cara atau metode sebagai perwujudan kreativitas Arsitektural sehingga memungkinkan untuk melihat suatu karya Arsitektural dari sudut pandang yang lain, mempengaruhi untuk timbulnya berbagai interprestasi pengamat., Mempengaruhi pengertian terhadap sesuatu hal yang kemudian dianggap menjadi hal yang tidak dapat dimengerti ataupun belum sama sekali ada pengertiannya, dapat menghasilkan Arsitektur yang lebih ekspresif. Ungkapan bentuk, perumapaan sesuatu akan sesuatu adalah beberapa maksud dari penerapan arsitektur metafora. Arsitektur metafora sebagai konsep perencanaan dan perancangn di rasa tepat karena benda atau hal hal yang berhubungan dengan astronomi begitu menarik untuk diterjemakan dalam arsitektur metafora.

Kawasan pengembangan di bidang astronomi yang diarahkan pengembangnnya dalam bidang rekreasi dirasa mempunyai peran untuk menciptakan sebuah karya arsitektur yang lebih ekspresif untuk menggugah namun membirikan peran edukatif dari desainnya.

“Di dukung latar belakang Peran ilmu astronomi, Kelembagaan wadah kegiatan ilmu astronomi, Kondisi peminat astronomi di Indonesia, Prestasi Indonesia di bidang astronomi, Kondisi wadah Kegaiatan Ilmu Astronomi di Indonesia, Potensi kota Bandung, Kebutuhan wadah kegiatan ilmu astronomi dan Citra observatorium Boscha Bandung menyimpulkan sebuah judul perencanaan Pengembangan Kawasan Observatorium Boscha Di Bandung dengan Konsep Arsitektur Metafora yang mewadahi kegiatan Observatorium (penelitian, pengamatan) dan rekreasi (teater bintang, peragaan benda benda luar angkasa, dan simulator astronomi) di bidang astronomi pada observatorium Boscha di Bandung.“

BAB I PENDAHULUAN

Membahas mengenai pengertian judul, latar belakang judul, permasalahan perencanaan perancangan serta tujuan perencanaan perancangan, batasan dan sasaran perancanaan dan perancangan juga metode perancanaan perancangan dan sistematika pembahasan guna mendukung proses menyusun konsep perencanaan dan perancangan.

A. Judul Pengembangan Kawasan Observatorium Boscha di Bandung dengan Konsep Arsitektur Metafora

B. Pengertian Judul

Pengembangan adalah kegiatan untuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada, atau

menghasilkan teknologi baru. 1

Kawasan adalah sebuah area dengan fungsi yang kompleks atau

bermacam macam. 2

Observatorium adalah tempat melakukan penelitian di bidang ilmu

pengetahuan dan teknologi 3

Boscha adalah nama tempat dilakukan pengamatan dan penelitian

astronomi di Indonesia 4

Bandung adalah ibukota Jawa Barat Konsep Asitektur Metafora adalah kiasan atau ungkapan bentuk,

diwujudkan dalam bangunan dengan harapan akan menimbulkan tanggapan dari orang yang menikmati atau memakai karyanya.

1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002 2 Kamus besar bahasa Indonesia 2001

Jadi, Pengembangan Kawasan Observatorium Boscha di Bandung dengan Konsep Arsitektur Metafora adalah perencanaan dan perancangan untuk meningkatkan fungsi pada Observatorium Boscha di Bandung yang di sesuaikan kondisi Observatorium Boscha dengan menerapkan konsep arsitektur metafora sebagi ungkapan perencanaan dan perancangannya.

C. Latar Belakang Berdasarkan planetarium dan observatorium sebagai main idea perencanaan. Fenomena yang akan di bahas berikut ini sebagai latar belakang main idea, dimana kebutuhan wadah dari kegiatan planetarium dan observatorium yang mewadahi kegiatan yang berhubungn dengan ilmu astronomi.

Peran ilmu astronomi

Gambar.1. Peredaran planet Sumber.astronomy.com

Astronomi adalah ilmu tentang matahari, bulan, bintang, dan planet-planet lainnya (kamus besar bahasa Indonesia). Astronomi berasal dari bahasa yunani, astron yang artinya bintang dan nomos yang artinya hukum. Astronomi adalah studi ilmiah benda langit (seperti bintang, planet, komet dan galaksi) serta fenomena yang muncul di luar atmosfer bumi (seperti radiasi latar belakang kosmik). Astronomi membahas evolusi, fisika, kimia, meteorologi dan pergerakan

benda langit, serta pembentukan dan perkembangan alam semesta. 5 Astronomi sebagai bagian dari sains merupakan ilmu yang paling awal dalam peradaban manusia, yang sudah dikenal sekitar 3000 tahun sebelum jaman

Babilonia. Pada masa itu sudah tertarik untuk mengetahui gejala-gejala alam dengan mengamati perubahan yang terjadi di langit kemudian banyak melahirkan mitos-mitos dan muncul ilmu astronomi, mempelajari tentang pergerakan benda- benda langit seperti matahari, bulan, plane-planet dan bintang-bintang, yang dipercaya mempunyai dampak atau pengaruh terhadap kehidupan seseorang.

Seperti kebudayaan-kebudayaan lain di dunia, masyarakat asli Indonesia juga sejak lama menaruh perhatian pada langit. Keterbatasan pengetahuan membuat kebanyakan pengematan dilakukan untuk keperluan astrologi. Pada tingkatan praktis, pengamatan langit digunakan dalam pertanian dan pelayaran. Dalam masyarakat Jawa misalnya dikenal pranatamangsa (ketentuan musim), yaitu peramalan musim berdasarkan gejala-gejala alam, dan umumnya berhubungan dengan tata letak bintang di langit.

Astronomi tidak hanya mengamati fenomena angkasa. Astronomi adalah sains dunia yang bersangkutan dengan bermacam badan angkasa dan struktur dunia skala luas umum. Agar astronomi di Indonesia tetap berkembang nantinya, asronomi harus tetap berpusat pada perubahan dinamis dan siap sedia terhadap

semua tantangan. 6

Gambar.2.Tata Surya Sumber. Wikipedia.com

Tata Surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, lima planet kerdil/katai, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi, dan jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet).

Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat planet bagian luar, dan di bagian terluar adalah Sabuk Kuiper dan piringan tersebar. Awan Oort diperkirakan terletak di daerah terjauh yang berjarak sekitar seribu kali di luar bagian yang terluar.

Peraturan Undang Undang wadah kegiatan ilmu astronomi Melihat kondisi kebutuhan dari wadah kegiatan ilmu pengetahuan secara umum dan ilmu pengetahuan astronomi secara khusus, Indonesia dalam peraturan undang undang pemerintahan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi telah ditetapkan dalam peraturan perundangan dan keebijakan mentri riset dan teknologi.

Kebijakan Menteri riset dan teknologi republik indonesia keputusan menteri riset dan teknologi republik indonesia nomor 193/m/kp/iv/2010 tentang kebijakan strategis pembangunan nasional ilmu pengetahuan dan teknologi tahun 2010-2014 di bahas bahwa pembangunan nasional ilmu pengetahuan dan teknologi dilaksanakan sesuai dengan tahapan-tahapan perencanaan pembangunan jangka panjang dan menengah nasional, prioritas nasional Kabinet Indonesia Bersatu II serta berdasarkan arah, prioritas dan kerangka kebijakan pemerintah di bidang penelitian, pengembangan, dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disusun dalam suatu kebijakan strategis pembangunan nasional ilmu pengetahuan dan teknologi.

Keputusan MPRS no. 18/B/1967 pemerintah membentuk Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dengan tugas pokok sebagai berikut :

1. Membimbing perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berakar di Indonesia agar dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan rakyat Indonesia pada khususnya dan umat manusia pada umumnya.

2. Mencari kebenaran ilmiah dimana kebebasan ilmiah, kebebasan penelitian serta kebebasan mimbar diakui dan dijamin, sepanjang tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.

3. Mempersiapkan pembentukan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (sejak 1991 tugas pokok ini selanjutnya ditangani oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi dengan Keppres no. 179 tahun 1991).

Keberadaan secara khusus di bidang ilmu antriksa pemerintah Indonesia dengan keberadaan LAPAN yaitu Lembaga Pemerintah Non Departemen yang Keberadaan secara khusus di bidang ilmu antriksa pemerintah Indonesia dengan keberadaan LAPAN yaitu Lembaga Pemerintah Non Departemen yang

Dalam perencanaan kelembagaannya dapat diketahui bahwa ilmu astronomi sudah diperhatikan penetapan dan perundanga undangannya dalam pembangunan nasional ilmu pengetahuan dan teknologi. Prestasi Indonesia bidang astronomi

Gambar.3. ilustrasi penneropongan bintang Sumber: flicker.com

Astronomi di Indonesia juga dihargai akan reputasinya yang baik di antara komunitas internasional. Indonesia pernah mendapatkan kepercayaan mengadakan

“The 9th Asian Pasific Regional Meeting of the IAU” pada tahun 2005 diBali. Eveneven lain seperti “The International Olympiad on Astronomy and Astrophysics” yang juga diadakan di Bandung tahun 2008. Astronomi cukup diminati di Indonesia, terbukti dari beberapa kali Indonesia meraih medali di ajang bertajuk International Astronomy Olympiad (IAO), yang merupakan prestasi Indonesia sejak mengikuti olimpiade astronomi tahun 2003.

Tabel.1. Prestasi Indonesia dalam olimpiade astronomi Sumber: www.mandikdasmen.depdiknas.go.id/web/olimpiade/1.htm Event

Perunggu IAO VIII

1 2 1 IAO XIII

Italy

0 2 1 IOAA II

Indonesia

4 4 1 IOAA IV

Indonesia

Keterangan, IAO : International Astronomy Olympiad

Kondisi peminat astronomi di Indonesia

Gambar.4. kegiatan peneropongan Sumber: flicker.com

Kegiatan mengamati langit bagi masyarakat mempunyai perhatian khusus terlihat dari adanya wadah mengamati langit atau luar angkasa. Dari 1748 planetarium di seluruh dunia, yang terbesar terdapat di Moskow (Rusia) dengan garis tengah 25 meter, sedangkan yang terbanyak terdapat di Amerika Serikat yaitu 982 planetarium.

Di Indonesia juga terdapat klub-klub astronomi yang mengindikasikan besarnya minat masyarakat Indonesia terhadap ilmu astronomi. Klub-klub tersebut antara lain:

Tabel.2.komunitas astronomi di Indonesia Sumber: Komunitas Langit Selatan

Nama komunitas

Alamat

Astronomy Gd. PBNU, Lt. 4 Jl. Kramat Raya No. 164 Jakarta

Astronomy clubs perum. Munggur 2 no.2B- Sidoarum Yogyakarta

Indo Sky Gazer

Jakarta

Irian Astronomy Club

Iiriansyahputra

Langit Selatan

Setia Budi, bandung

Raveea AC

Bogor

SCASTRON (Seventeen Club of Amateur Astronomy)

Jl.Sunu No.11 Makassar CASA | Club Astronomi Santri Assalaam

Surakarta, Jawa tengah

Surabaya Astronomi Club

Surabaya

Klub Astronomi Polaris

Jakarta

Keberadaan planetarium Jakarta sebagai wadah kegiatan simulasi alam semesta memberikan peran bagi perkembangan ilmu pengetahuan astronomi.

Tabel.3. Pengunjung PlanetariumTIM, Jakarta Sumber : Planetaruim TIM, Jakarta

No. Tahun

Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa untuk menciptakan suatu sarana pendidikan di luar sekolah di bidang astronomi yang di padukan dengan unsure hiburan dan rekreasi dengan tujuan untuk memperkenalkan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang astronomi kepada masyarakat segala usia (khususnya para pelajar, mahasiswa, dan mereka yang memiliki minat di bidang astronomi) secara mudah, menarik dan menghibur melalui berbagai peragaan interaktif dan visualisasi. hal itu di sebabkan ilmu astronomi merupakan salah satu bidang ilmu yang menarik untuk di pelajari. Namun sampai saat ini planetarium hanya berada di Jakarta. Melihat kondisi komunitas komunitas astronomi yang cukup banyak juga diperlukan wadah pengembangan minat mereka.

Kebutuhan wadah kegiatan ilmu astronomi

Gambar.5.Rekreasi astronomi Sumber. www-2.ne

Mengamati alam semesta sudah tidak hanya dilakukan oleh peneliti di bidang astronomi melihat ketertarikan dan minat masyrakat pada dunia astronomi seperti kegiatan mengamati, menonton pertunjukan simulasi alam semesta, melihat peragaan benda benda langit dan lain sebagiannya sudah menjadi salah satu pilihan rekreasi masyarakat Indonesia.

Penggambaran yang menarik dalam sebuah pusat peragaan astronomi dan planetarium akan sangat membantu masyarakat untuk mengenal dan tertarik akan ilmu astronomi. Sebagai sarana pengetahuan yang bersifat rekreatif di bidang ilmu astronmi di harapkan dapat memenuhi kebutuhan dan minat masyarakat tersebut. Penyedian informasi dan pengembangan fasilitas fasilitas semacam ini sangat penting untuk meningkatkan minat masyarakat dan menambah pengetahuan masyarakat di bidang ilmu pengetahuan astronomi.

Gambar.6. Ruang Observatorium

Sumber: www-2.ne

Kondisi Kota Bandung

Dari sisi Geografi, Bandung terletak diantara 1070 36' Bujur Timur dan 600 55' Lintang Selatan. Kota Bandung dikelilingi oleh pegunungan, sehingga bentuk morfologi wilayahnya bagaikan sebuah mangkok raksasa , secara geografis kota ini terletak di tengah-tengah provinsi Jawa Barat, serta berada pada ketinggian ±768 m di atas permukaan laut, dengan titik tertinggi di berada di sebelah utara dengan ketinggian 1.050 meter di atas permukaan laut dan sebelah selatan merupakan kawasan rendah dengan ketinggian 675 meter di atas permukaan laut.

Iklim kota Bandung dipengaruhi oleh iklim pegunungan yang lembab dan sejuk, dengan suhu rata-rata 23.5 °C, curah hujan rata-rata 200.4 mm dan jumlah hari hujan rata-rata 21.3 hari per bulan. Curah hujan yang rendah menandakan lapisan awan dilangit tidak terlalu tebal sehingga mendukung kegiatan peneropongan.

Kepadatan penduduk Bandung 144,2/km² dengn luas wilayah 16.767 km 2 .

Sejak dibukanya Jalan Tol Padaleunyi, kota Bandung telah menjadi tujuan utama dalam menikmati liburan akhir pekan terutama dari masyarakat yang berasal dari Jakarta sekitarnya.

Bandung sebagai pusat astronomi di Indonesia belum memiliki planetarium. Padahal semua informasi mengenai ilmu astronomi dari luar Indonesia masuk melalui kota Bandung terdapat UPT Observatorium Bosscha. Selain potensial dari segi informasi dan tenaga pendukung, sebuah planetarium di Bandung, tepatnya di lembang mempunyai potensi yang kuat untuk berkembang.

Fungsi kota Bandung sebagai kota pelajar, pusat kebudayaan dan tujuan rekreasi utama Jawa Barat menunjukan planetarium dan pusat peragaan Astronomi di Lembang, Bandung memiliki potensi untuk menjadi sarana informasi sekaligus rekreasi bagi segala lapisan masyarakat.

Bandung sesuai dengan kebijaksanaan perwilayahan pembangunan termuat dalam pola dasar pembangunan daerah kabupaten tingkat II Bandung tahun 1998/1999, kota Lembang berperan sebagai sub pusat pelayanan dari kota Bandung untuk wilayah kabupaten Bandung bagian utara meliputi kecamatan Lembang, Parongpong, dan Cisarua.

Kondisi Kawasan Observatorium Boscha Bandung

Gambar.8. Foto Udara Observatorium Boscha Sumber: bosscha.itb.ac.id

Observatorium Bosscha merupakan sebuah laboratorium astronomi yang menjadi perintis perkembangan astronomi dan ilmu pengetahuan antariksa di Indonesia. Kontinuitas kerja dan tanggung jawab untuk mengembangkan astronomi antar generasi di Indonesia merupakan tugas penting yang dilaksanakan Observatorium Bosscha hingga saat ini. Keberadaan Observatorium ini membuka jembatan untuk beinteraksi dengan dunia ilmiah internasional melalui tukar menukar ilmu pengetahuan.

Observatorium Bosscha memiliki peran penting dalam beberapa hal. Pertama, dari segi ilmu pengetahuan, berperan sebagai salah satu observatorium yang mengumpulkan data perihal benda-benda langit di belahan bumi selatan. Kedua, kedudukannya di Lembang direncanakan secara matang, terkait dengan bentang alam yang mendukung dan keberadaan Institut Teknologi Bandung di Kota Bandung, yang merupakan insitusi pendidikan tinggi sebagai pengelola observatorium. Ketiga, observatorium Bosscha memiliki makna sejarah yang berharga bagi bangsa Indonesia di bidang perkembangan ilmu astronomi.

Gambar.9. observatorium boscha Sumber. bosscha.itb.ac.id

Dalam tahap pengembangan selanjutnya, observatorium Bosscha akan dijadikan sebagai Space Science Center (SSC). Pengembangan SSC diharapkan mampu mendorong pemanfaatan observatorium secara lebih optimal dan mendukung penumbuhan minat terhadap ilmu pengetahuan di kalangan

masyarakat luas 7

Peningkatan polusi udara oleh emisi kendaraan bermotor dan pembakaran sampah, polusi cahaya oleh kegiatan permukiman (lampu penerangan rumah), polusi cahaya oleh lampu kendaraan dan billboard komersial, dan polusi getaran oleh lalu lintas kendaraan merupakan beberapa ancaman terhadap fungsi observatorium.

konsep metafora Metafora merupakan bagian dari gaya bahasa yang digunakan untuk menjelaskan sesuatu melalui persamaan dan perbandingan. Arsitektur itu seperti sebuah keambiguan keadaan multi persepsi. Bangunan sebagai korban dari hal itu, menerjemahkan makna menjadi wujud.

Kegunaan penerapan Metafora dalam Arsitektur sebagai salah satu cara atau metode sebagai perwujudan kreativitas Arsitektural sehingga memungkinkan untuk melihat suatu karya Arsitektural dari sudut pandang yang lain, mempengaruhi untuk timbulnya berbagai interprestasi pengamat., Mempengaruhi pengertian terhadap sesuatu hal yang kemudian dianggap menjadi hal yang tidak Kegunaan penerapan Metafora dalam Arsitektur sebagai salah satu cara atau metode sebagai perwujudan kreativitas Arsitektural sehingga memungkinkan untuk melihat suatu karya Arsitektural dari sudut pandang yang lain, mempengaruhi untuk timbulnya berbagai interprestasi pengamat., Mempengaruhi pengertian terhadap sesuatu hal yang kemudian dianggap menjadi hal yang tidak

Kawasan pengembangan di bidang astronomi yang diarahkan pengembangnnya dalam bidang rekreasi dirasa mempunyai peran untuk menciptakan sebuah karya arsitektur yang lebih ekspresif untuk menggugah namun membirikan peran edukatif dari desainnya.

“Di dukung latar belakang Peran ilmu astronomi, Kelembagaan wadah kegiatan ilmu astronomi, Kondisi peminat astronomi di Indonesia, Prestasi Indonesia di bidang astronomi, Kondisi wadah Kegaiatan Ilmu Astronomi di Indonesia, Potensi kota Bandung, Kebutuhan wadah kegiatan ilmu astronomi dan Citra observatorium Boscha Bandung menyimpulkan sebuah judul perencanaan

Pengembangan Kawasan Observatorium Boscha Di Bandung dengan

Konsep Arsitektur Metafora yang mewadahi kegiatan Observatorium (penelitian, pengamatan) dan rekreasi (teater bintang, peragaan benda benda luar angkasa, dan simulator astronomi) di bidang astronomi pada observatorium Boscha di Bandung.“

D. PERMASALAHAN

Didukung latarbelakang yang telah dibahas dapat ditarik suatu permasalahan bagaimana merumuskan konsep konsep perencanaan dan perancangan observatorium Boscha yang berfungsi sebagai observasi dan rekreasi pendidikan di bidang astronomi dengn konsep arsitektur metafora.

E. TUJUAN

Konsep perencanaan dan perancangan Observatorium Boscha yang berfungsi sebagai observasi dan rekreasi pendidikan di bidang astronomi.

F. PERSOALAN

Merencanakan pengembangan observatorium boscha sesuai analisi lokasi dan peran observatorium boscha di lingkungnnnya.

Mewadahi kegiatan yang belum tertampung pada observatorium Boscha dengan melihat penujang kegiatan ilmu astronomi. Menampung sarana rekreasi masyrakat yang tertarik pada bidang astronomi dengan mengkaji dari kapasitas preseden bangunan yang sudah ada.

Mnggunakan elemen astronomi untuk mencapai suasana ruang yang mendukung proses pengujung mengenal astronomi Penerapan sistem struktur dan kosntruksi bangunan yang dapat menujang fungsi dengn melihat perkembangan struktur dan kosntruksi bangunan

pada masa kini. Penerapan elemen elemen alam semesta pada kawasan dengn teteap menyelaraskan dengn kondisi lingkungan. Penataan tata masa Pendekatan arsitektur metafora sebagai pendekatan mengkaji bentuk,

suasana, masa, warna, dan elemen estetika arsitektur lainnya di dasari metavora alam semesta melihat kedekatannya dengan fungsi bangunan.

G. SASARAN

Konsep perencanaan dan perancangan pengmbangan observatorium Boscha Konsep pemilihan kegiatan, pola kegiatan, kebutuhan ruang, besaran ruang

Konsep penataan masa Konsep struktur dan utilitas Konsep bentuk dan estetika Konsep penerapan arsitektur metafora

H. BATASAN PERENCANAAN

Perencanan akan menyinggung hal hal yang berkaitan dengan pengembangan kawasan observatorium Boscha dengan penerapan konsep arsitektur metafora sebagai pendekatan konsep desain.

I. METODE PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Teknik Pengumpulan data Tahapan pengumpulan data yang berhubungan dengan perencanaan dan

perancangan melalui: - Tinjauan literatur

Literatur yang di tinjau berupa data data presiden perencanaan pengembangan kawasan observatorium Boscha, teori teori pendukung perencanaan pengembangan kawasan Observatorium Boscha (tori ruang pengembangan kawasan, teori audio visual, teori sirkulasi, dll), ketetapan peraturan perencanaan pengembangan observatorium Boscha.

- Observasi Observasi ke objek pengembangan kawasan observatorium Boscha

sebagai presiden perencanaan dan perancangan. Analisis perencanaan dan perancangan Dilakukan pemilihan hasil pengumpulan data yang berkaitan dengan

perencanaan dan perancangan pengembangan kawasan observatorium Boscha, lalu di lakukan analisis dugaan masalah masalah yang timbul.

Transformasi desain Hasi dari analisis perencanaan dan perancangan di tranformasikan berupa

transformasi desain yang meliputi penzoningan kawasan, penzoningan ruang, enterence, pola sirkulasi kawasan, pola sirkulasi masa bangunan, perletakan masa, penentuan bentuk dan masa, gubahan masa dll yang berkaitan dengan perancangan desain pengembangan kawasan observatorium Boscha.

J. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Tahap I Pembahasan pengertian judul; latar belakang; permasalahan dan persoalan; tujuan dan sasaran; metode perencanaan dan perancangan;

Tahap II Tinjauan observatorium serta teori –teori yang mendukung perencanaannya. Serta melakukan study banding dengan bangunan yang berhubungan dengan ilmu astronomi sudah ada.

Tahap III Tinjauan Umum Kota Bandung sebagai lokasi perencanaan. Tinjauan observatorium Boscha beserta pemaparan eksisting kondisi dan pengembangan yang akan direncanakan.

Tahap IV Analisa pendekatan konsep perancangan, pembahasan mengenai :

a. Pendekatan fungsi bangunan, pengelompokan kegiatan, pendekatan pelaku kegiatan, penentuan kebutuhan ruang, pendekatan besaran ruang, pendekatan pola kegiatan, pendekatan sistem struktur, pendekatan sirkulasi bangunan,

b. Analisa Site, pendekatan pemilihan site, pendekatan pemilihan tapak, pendekatan tata ruang luar, pendekatan pencapaian, pendekatan orientasi, pendekatan landscape dan tata lingkungan.

Tahap V konsep perncanaan dan perancangan meliputi konsep fungsi bangunan, konsep kegiatan, konsep tapak, konsep lokasi dan tapak terpilih, sistem struktur, konsep main enterence, konsep view dan orientasi, konsep utilitas, dan konsep penzoningan ruang.

K. Alur Pikir Perancanaan dan perancangan

Skema1.Alur Pikir perencanaan dan perancangan

observatorium Boscha di Bandung dengan

LATAR BELAKANG

Peraturan Undang Undang wadah kegiatan ilmu astronomi Kondisi peminat astronomi di Indonesia yang belum terwadahi kegiatannya dengan kompleks di Bosscha

Kebutuhan wadah kegiatan ilmu astronomi Kondis kota Bandung

RUMUSAN MASALAH

Bagaimana merumuskan konsep konsep perencanaan dan perancangan observatorium Boscha yang berfungsi sebagai observasi dan rekreasi pendidikan di bidang astronomi.

EKSPLORASI DATA

Kondisi Observatorium Boscha Perencanaan Pengmbangan Astronomi Observatorium Planetarium Persyarataan ruang Teori arsitektur metafora

ANALISA

 Analisa kegiatan  Analisa kebutuhan dan besaran ruang  Analisa pendekatan site  Analisa persyaratan ruang  Analisa sistem struktur dan uutilitas  Analisa bentuk dan estetika bangunan

KONSEP DESAIN

TRANSFORMASI DESAIN

DESAIN

TUJUAN

Konsep perencanaan dan perancangan Observatorium Boscha yang berfungsi sebagai observasi dan rekreasi pendidikan di bidang astronomi.

BAB II TINJAUAN KABUPATEN BANDUNG

kondisi kabupaten Bandung dengan keberadaan Institut Teknologi Bandung yang mewadahi ilmu astronomi secara akademik, mempunyai observatorium pertama di langit timur yaitu observatorium Bosscha dan Bandung sebagia ibukota Jawa Barat dirasa memiliki potensi yang kuat untuk dilakukan pengembangan pada fasilitas di bidang ilmu astronomi, berikut ini tinjaun Kabupaten Bandung untuk melihat kondisi dan potensi dari kabupaten Bandung juga keberadaan observatorium Boscha.

A. Lokasi

Gambar.10.Peta wilayah Bandung Sumber : bandung.go.id

Dari sisi Geografi, Bandung terletak diantara 1070 36' Bujur Timur dan 600 55' Lintang Selatan. Kota Bandung dikelilingi oleh pegunungan, sehingga bentuk morfologi wilayahnya bagaikan sebuah mangkok raksasa , secara geografis kota ini terletak di tengah-tengah provinsi Jawa Barat, serta berada pada ketinggian ±768 m di atas permukaan laut, dengan titik tertinggi di berada di sebelah utara dengan ketinggian 1.050 meter di atas permukaan laut dan sebelah selatan merupakan kawasan rendah dengan ketinggian 675 meter di atas

Batas wilayah kota bandung Barat Kabupaten Bandung Barat Utara Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, Kota Cimahi, dan

Kabupaten Sumedang Timur Kabupaten Garut Selatan Kabupaten Garut dan Kabupaten Cianjur

B. Kondisi Tapak Lokasi

1. Topografi Kabupaten Bandung

Gambar.11.kondisi topografi Kabupaten Bandung

Sumber: Data DEM-SRTM CGIAR-CSI

Sebagian besar wilayah Kabupaten Bandung adalah pegunungan. Di antara puncak-puncaknya adalah: Sebelah utara terdapat Gunung Bukittunggul (2.200 m), Gunung Tangkubanperahu (2.076 m) di perbatasan dengan Kabupaten Purwakarta. (kedua-duanya kini termasuk dalam wilayah Kabupaten Bandung Barat). Sedangkan di selatan terdapat Gunung Patuha (2.334 m), Gunung Malabar (2.321 m), serta Gunung Papandayan (2.262 m) dan Gunung Guntur (2.249 m), kedua-duanya di perbatasan dengan Kabupaten Garut.

Kota Bandung dialiri dua sungai utama, yaitu Sungai Cikapundung dan Sungai Citarum beserta anak-anak sungainya yang pada umumnya mengalir ke arah selatan dan bertemu di Sungai Citarum.

Keadaan geologis dan tanah yang ada di kota Bandung dan sekitarnya terbentuk pada zaman kwartier dan mempunyai lapisan tanah alluvial hasil letusangunung Tangkuban Parahu. Jenis material di bagian utara umumnya merupakan jenis andosol begitu juga pada kawasan dibagian tengah dan barat, sedangkan kawasan dibagian selatan serta timur terdiri atas sebaran jenis alluvial kelabu dengan bahan endapan tanah liat.

Lembang adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Indonesia. Kecamatan Lembang berada pada ketinggian antara 1.312 hingga 2.084 meter di atas permukaan laut. Titik tertingginya ada di puncak Gunung Tangkuban Parahu. Sebagai daerah yang terletak di pegunungan, suhu rata-rata berkisar antara 17°-27 °C. Penduduk Lembang sebagian besar bermata pencarian sebagai petani, pedagang, pekerja sektor informal (buruh, pengemudi, dan sebagainya).Curah hujan rata-rata 200.4 mm dan jumlah hari hujan rata- rata 21.3 hari per bulan.

Kepadatan penduduk Bandung 144,2/km² dengn luas wilayah 16.767 km 2 . Sejak dibukanya Jalan Tol Padaleunyi, kota Bandung telah menjadi tujuan utama dalam menikmati liburan akhir pekan terutama dari masyarakat yang berasal dari Jakarta sekitarnya.

2. Geografi Kabupaten Bandung Secara fisik, bentang alam wilayah Bandung dan sekitarnya yang termasuk ke dalam Cekungan Bandung, merupakan cekungan berbentuk lonjong (elips) memanjang berarah timur tenggara – barat barat laut. Cekungan Bandung ini dimulai dari daerah Nagreg di sebelah timur sampai ke Padalarang di sebelah ba-rat dengan jarak horizontal lebih kurang 60 km. Sementara itu, jarak utara – selatan mempunyai lebar 2. Geografi Kabupaten Bandung Secara fisik, bentang alam wilayah Bandung dan sekitarnya yang termasuk ke dalam Cekungan Bandung, merupakan cekungan berbentuk lonjong (elips) memanjang berarah timur tenggara – barat barat laut. Cekungan Bandung ini dimulai dari daerah Nagreg di sebelah timur sampai ke Padalarang di sebelah ba-rat dengan jarak horizontal lebih kurang 60 km. Sementara itu, jarak utara – selatan mempunyai lebar

Cekungan Bandung bagian timur dimulai dari dataran Nagreg sampai

dengan Cicalengka. Bagian tengah membentang dari Cicalengka hingga Cimahi –

kompleks perbukitan Gunung Lagadar. Cekungan bagian barat terletak di antara Cimahi – Batujajar hingga

Cililin dan Waduk Saguling.

C. Kawasan Observatorium Boscha

Gambar.12.Observatorium boscha Sumber. bosscha.itb.ac.id

Observatorium Bosscha adalah observatorium penelitian yang berada di Lembang, Kabupaten Bandung.Observatorium Bosscha merupakan pelopor pengadaan observatorium di langit timur dunia. Bangunan teropong ini dirancang oleh arsitek Bandung ternama, yaitu K. C. P. Wolf Schoemacher di bangun dengan pada masa perkembangan arsitektur modern, penggunaan atap kubah dikarenakan alas an fungsi bangunan yang membutuhkan atap tidak bersudut dan dapat di buka. Pada saat peneropongan atap bangunan dapat di buka. Luas keseluruhan wilayah observatorium Boscha 15 Ha. Namun hanya 10% dilakukan pembangunan.

1. Kondisi Eksisting Observatorium Bocha

Gambar.13. Foto Udara observatorium Boscha Sumber: Boscha arsip

Observatorium Bosscha terletak di desa lembang, bandung, Jawa barat. Tepatnya pada 6°49′28.02” LS dan 107°36′55.86” BT, 1300 m di

atas permukaan air laut data menurut pada google eart, tempat yang bagus untuk mengamati benda-benda langit dengan ketinggiannya.

Saat ini, kondisi di sekitar Observatorium Bosscha dianggap tidak layak untuk mengadakan pengamatan. Hal ini diakibatkan oleh perkembangan pemukiman di daerah Lembang dan kawasan Bandung Utara yang tumbuh laju pesat sehingga banyak daerah atau kawasan yang dahulunya rimbun ataupun berupa hutan-hutan kecil dan area pepohonan tertutup menjadi area pemukiman, vila ataupun daerah pertanian yang bersifat komersial besar-besaran. Akibatnya banyak intensitas cahaya dari kawasan pemukiman yang menyebabkan terganggunya penelitian atau kegiatan peneropongan yang seharusnya membutuhkan intensitas cahaya lingkungan yang minimal. Sementara itu, kurang tegasnya dinas-dinas terkait seperti pertanahan, agraria dan pemukiman dikatakan cukup memberikan andil dalam hal ini. Dengan demikian observatorium yang pernah dikatakan sebagai observatorium satu-satunya di kawasan khatulistiwa ini menjadi terancam keberadaannya.

2. Potensi Observatorium Boscha Dilihat dari kondisi geografisnya lokasi observatorium Bosscha pada ketinggian 1300m diatas permukaan laut dan di dataran tinggi merupakaan lokasi pengamatan bintang yang baik dapat melihat langit selatan, utara, barat dan timur. Menunjang pengembangan yang direncanakan dan di rancang Bandnung sebagai salah satu kota besar di Indonesia memiliki minat rekreasi masyarakat yang cukup tinggi. Keberadaan intitusi pendidikan di Bandnung (itb) yang memiliki jurusan ilmu astronomi mendukung kinerja oprasional observatorium Bosscha.

3. Fasilitas Observatorium Boscha Fasiltas di Observatorium Bosscha terdiri dari:

Tabel.4.Fasilitas observatorium Boscha Sumber: boscha.itb.ac.id

Gambar

Keterangan

Gambar.14.Refraktor Ganda Zeizz

Sumber : Bosscha Observatory.itb.ac.id

Refraktor Ganda Zeizz

Teleskop ini biasa digunakan untuk mengamati bintang ganda visual, mengukur fotometri gerhana bintang, mengamati citra kawah bulan, mengamati planet, mengamati oposisi planet Mars, Saturnus, Jupiter, dan untuk mengamati citra detail komet terang serta benda langit lainnya.

Gambar.15.Teleskop Schmidt Bima Sakti

Sumber : Bosscha Observatory.itb.ac.id

Teleskop Schmidt Bima Sakti

Teleskop ini biasa digunakan untuk mempelajari struktur galaksi Bima Sakti, mempelajari spektrum bintang, mengamati asteroid, supernova, Nova untuk ditentukan terang dan komposisi kimiawinya, dan untuk memotret objek langit.

Gambar.16.Refraktor Bamberg

Sumber : Bosscha Observatory.itb.ac.id

Refraktor Bamberg Teropong ini berada pada sebuah gedung beratap setengah silinder dengan atap geser yang dapat bergerak maju-mundur untuk membuka atau menutup. Karena konstruksi bangunan, jangkauan teleskop ini hanya terbatas untuk pengamatan benda langit dengan jarak zenit 60 derajat

Gambar.17.Telesko Cassegrain GOTO

Sumber : Bosscha Observatory.itb.ac.id

Teropong ini berjenis reflektor Cassegrain dengan diameter cermin utama 45 cm. Cermin utama yang berbentuk parabola memiliki panjang fokus 1,8 m dan cermin sekunder yang berbentuk hiperbola memiliki panjang fokus 5,4 m.

Gambar.18.Refraktor Unitron

Sumber : Bosscha Observatory.itb.ac.id

Teleskop Unitron adalah teropong refraktor dengan lensa obyektif berdiameter 102 mm dan panjang fokus 1500 mm. Teropong ini diinstalasi pada mounting Zeiss yang masih asli dengan sistem penggerak bandul gravitasi. Dari segi ukuran, teropong ini baik untuk pengamatan matahari maupun bulan

Gambar.19.Refraktor GAO - ITB

Sumber : Bosscha Observatory.itb.ac.id

Reflektor GAO-ITB merupakan teleskop

generasi baru di

Observatorium

Bosscha yang diinstalasi tahun 2005 dan digerakkan dengan kontrol komputer. Teleskop ini berjenis Schmidt-Cassegrain bermerek Celestron dengan diameter cermin 8 inchi (sekitar 20 cm).

Gambar.20.Ruang Ceramah

Sumber : Bosscha Observatory.itb.ac.id

Observatorium

Bosscha juga

dilengkapi

dengan sebuah perpustakaan yang cukup lengkap dan up-to-date. Koleksi prosedings IAU, katalog bintang, almanak, serta buku- buku teks tersedia untuk keperluan penelitian dan pendidikan.

Gambar.21.Ruang Ceramah

Sumber : Bosscha Observatory.itb.ac.id

Ruang Ceramah disediakan terutama untuk ceramah kunjungan publik. Kapasitas ruangan ini adalah 90 orang dan dilengkapi dengan sarana audio- visual/multimedia. Ruangan ini juga digunakan

untuk keperluan kuliah/rapat dan pelatihan-pelatihan.

Gambar.22.Museum

Sumber : Bosscha Observatory.itb.ac.id

Ruang museum di Wisma Kerkhoven ditujukan untuk menyimpan benda- benda tua yang penting tersebut, mulai dari peralatan, dokumen, serta teropong.

Jaringan Komputer Jaringan komputer dan sambungan ke internet disediakan sejak akhir tahun 1990-an. Saat ini, backbone jaringan di Observatorium Bosscha telah menggunakan serat optik, namun sambungan

ke

ITB masih menggunakan wireless radio link. Ruang Kuliah

Ruang kuliah disediakan dan menyatu dengan ruang baca perpustakaan. Selain digunakan untuk kuliah, ruang ini juga dipakai untuk tempat rapat-

Fasilitas fasilitas yang tersedia di Observatorium Bosscha bisa di lihat masih mencakup hal penelitian astronomi, belum adanya wadah kegiatan yang mewadahi kebutuhan ruang kegiatan astronomi yang kompleks dari proses pendidikan, pengamatan, simulasi alam semesta dan lain sebagainya di Observatorium Bosscha.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Pengembangan fasilitas ilmu astronomi pada observatorium Bosscha yang telah di bahas tinjaun lokasi nya pada bab sebelumnya membutuhkan tinjaun pustaka guna sebagai pertimbangan perencanaan dan perancangan pengembangan observatorium Bosscha di Bandung. Berikut ini tinjaun pustaka yang berkaitan dengn pengembangn observatorium Bosscha di Bandung.

A. TINJAUAN ASTRONOMI

1. Pengertian astronomi Astronomi adalah ilmu tentang matahari, bulan, bintang, dan planet- planet lainnya (kamus besar bahasa Indonesia). Astronomi berasal dari bahasa yunani, astron yang artinya bintang dan nomos yang artinya hukum. Astronomi adalah studi ilmiah benda langit (seperti bintang, planet, komet dan galaksi) serta fenomena yang muncul di luar atmosfer bumi (seperti radiasi latar belakang kosmik). Astronomi membahas evolusi, fisika, kimia, meteorologi dan pergerakan benda langit, serta pembentukan dan perkembangan alam semesta.

2. Alam semesta dan benda benda langit

Gambar.23. Tata surya Sumber : flicker.com

Tata Surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya Tata Surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya

Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat planet bagian luar, dan di bagian terluar adalah Sabuk Kuiper dan piringan tersebar. Awan Oort diperkirakan terletak di daerah terjauh yang berjarak sekitar seribu kali di luar bagian yang terluar.

Berdasarkan jaraknya dari matahari, kedelapan planet Tata Surya ialah Merkurius (57,9 juta km), Venus (108 juta km), Bumi (150 juta km), Mars (228 juta km), Yupiter (779 juta km), Saturnus (1.430 juta km), Uranus (2.880 juta km), dan Neptunus (4.500 juta km). Sejak pertengahan 2008, ada lima objek angkasa yang diklasifikasikan sebagai planet kerdil. Orbit planet-planet kerdil, kecuali Ceres, berada lebih jauh dari Neptunus. Kelima planet kerdil tersebut ialah Ceres (415 juta km. di sabuk asteroid; dulunya diklasifikasikan sebagai planet kelima), Pluto (5.906 juta km.; dulunya diklasifikasikan sebagai planet kesembilan), Haumea (6.450 juta km), Makemake (6.850 juta km), dan Eris (10.100 juta km).

3. Planet Planet pada tata surya.

Tabel.5.Planet plant tatat surya Sumber: fantastic.com

Merkurius adalah planet dalam Tata Surya yang paling dekat dengan matahari dan planet terkecil di dalam tata surya. Diameter Merkurius 40% lebih kecil daripada Bumi (4879,4 km). Merkurius mengorbiti matahari sekali setiap 88 hari.

Venus adalah planet terdekat kedua dari matahari. Atmosfer Venus mengandung 97% karbondioksida (CO2) dan 3% nitrogen, sehingga hampir tidak mungkin terdapat Venus adalah planet terdekat kedua dari matahari. Atmosfer Venus mengandung 97% karbondioksida (CO2) dan 3% nitrogen, sehingga hampir tidak mungkin terdapat

Bumi mempunyai lapisan udara (atmosfer) dan medan magnet yang disebut (magnetosfer). Lapisan udara ini menyelimuti bumi hingga ketinggian sekitar 700 kilometer. Lapisan udara ini dibagi menjadi Troposfer, Stratosfer, Mesosfer, Termosfer, dan Eksosfer.

Mars adalah planet terdekat keempat dari Matahari. Planet ini memiliki 2 buah satelit, yaitu Phobos dan Deimos. Planet ini mengorbit selama 687 hari dalam mengelilingi matahari. Kala rotasinya 25,62 jam. Permukaan Mars terdiri dari basalt

Jarak rata-rata antara Jupiter dan Matahari adalah 778,3 juta km. Jupiter adalah planet terbesar dan terberat dengan diameter 14.980 km. Periode rotasi planet ini adalah 9,8 jam, sedangkan periode revolusi adalah 11,86 tahun.

Saturnus berevolusi dalam waktu 29,46 tahun. Saturnu berrotasi dalam waktu yang sangat singkat, yaitu 10 jam 14 menit. Ada beribu-ribu cincin yang mengelilingi planet ini.

Uranus memiliki jarak dengan Matahari sebesar 2875 juta km. Uranus memiliki diameter mencapai 51.118 km. Periode rotasi planet ini adalah 17,25 jam, sedangkan periode evolusi adalah 84 tahun.

Neptunus memiliki jarak rata-rata dengan Matahari sebesar 4.450 juta km. Neptunus memiliki diameter mencapai 49.530 km dan memiliki massa 17,2 massa Bumi. Periode rotasi planet ini adaah 16,1 jam., sedangkan periode revolusi adalah 164,8 tahun.

Pluto (nama resmi: 134340) adalah sebuah planet kerdil (dwarf planet) dalam Tata Surya. Suhu permukaan Pluto berkisar -233oCelsius sampai dengan-223o Celsius, sehingga sebagian besar berwujud es.

Gambar.24.Peta rasi bintang Sumber : flicker.com

Komponen utama sistem Tata Surya adalah matahari, sebuah bintang deret utama kelas G2 yang mengandung 99,86 persen massa dari sistem dan mendominasi seluruh dengan gaya gravitasinya. Yupiter dan Saturnus, dua komponen terbesar yang mengedari matahari, mencakup kira-kira 90 persen massa selebihnya.

Hampir semua objek-objek besar yang mengorbit matahari terletak pada bidang edaran bumi, yang umumnya dinamai ekliptika. Semua planet terletak sangat dekat pada ekliptika, sementara komet dan objek-objek sabuk Kuiper biasanya memiliki beda sudut yang sangat besar dibandingkan ekliptika.

Planet-planet dan objek-objek Tata Surya juga mengorbit mengelilingi matahari berlawanan dengan arah jarum jam jika dilihat dari atas kutub utara matahari, terkecuali Komet Halley.

B. TINJAUN OBSERVATORIUM

1. Pengertian observatorium Observatorium adalah sebuah lokasi dengan perlengkapan yang diletakkan secara permanen untuk melihat langit dan peristiwa yang berhubungan dengan angkasa. Observatorium modern biasanya berisi satu atau lebih teleskop yang terpasang secara permanen yang berada dalam gedung dengan kubah yang berputar atau yang dapat dilepaskan.

2. Kegiatan observatorium Peneropongan benda luar angkasa

Gambar 25.Peneropongan bintang Sumber : bosscha.itb.ac.id

Penggunaan peneropong bintang dapat di gunakan peneliti professional maupun pengunjung secara aktif melakaukan peneropongan alam semesta. Kegiatan peneropongan bintang untuk pengunjung di bimbing peneliti professional dalam pengoprasian alat dan hanya teropong bintang tertentu yang disesuakin. Kegiatan peneropongan termasuk kegiatan rekreasi aktif bagi pengunjung.

Pengamatan dan penelitian pakar astronomy dalam mendeteksi gejala

alam Kegiatan pengolahan data dari proses peneropongan, pengolahan data berupa pembandingan dari literature yang sudah ada maupun diskusi para ilmuan di bidang astronomi dalam menentukan/mendefinisikan gejala

3. Mekanisme operasional observatorium Observatorium menggunakan atap yang dapat di buka dan di putar ke segala arah utuk melakukan peneropongan benda langit. Teleskop di dalam observatorium mempunyai system yang dapat digerakan ke segala arah langit beberapa kondisi lantai observatorium pun dapat di naik turunkan untuk mempermudah pengoprasionalan teleskop nya.

Teleskop memiliki system operasional yang berbeda beda tergantung jenisnya, tidak semua kegiatan peneropongan membutuhkan Observatorium. Teleskop besar untuk penelitian seperti Teleskop Refraktor Ganda Zeiss, Teleskop Schmidt Bima Sakti dll yang menggunakan ruang observatorium dalam pengoprasionalnnya.

Gambar.26. mekanisme observatorium Sumber : visualdictionaryonline.com

4. Standard Lokasi Observatorium Perletakan Observatorium harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

Curah hujan rendah Lokasi pada dataran tinggi yang datar Tidak rawan gempa Minim polusi (polusi asap, polusi cahaya)

C. TINJAUAN PLANETARIUM

1. Pengertian planetarium Planetarium adalah gedung teater untuk memperagakan simulasi susunan bintang dan benda-benda langit. Atap gedung biasanya berbentuk kubah setengah lingkaran. Di dalam ruang pertunjukan terdapat sumber gambar berupa proyektor planetarium yang umumnya diletakkan di tengah ruangan. Proyektor dapat memperagakan pergerakan benda- benda langit sesuai dengan waktu dan lokasi.

2. Statistik Planetarium Gedung planetarium umumnya dikelola oleh lembaga pendidikan atau museum. Di seluruh dunia terdapat lebih dari 3.300 planetarium (data 4 Maret 2008) dengan total lebih dari 110 juta penonton. Walaupun demikian, jumlah planetarium di dunia jauh lebih banyak bila planetarium mini milik sekolah ikut dihitung. Planetarium dapat dibagi dalam beberapa macam, diantaranya:

1. Planetarium portable dengn kubah yang dapat digelembungkan

2. Planetarium berbasiskan sekolah/kurikulum

3. Planetarium publik dengn ukuran medium (diameter kubah 30 – 50 kaki)

4. Planetarium publik dengan ukuraan besar (diameter kubah lebih dari

50 kaki)

3. Kegiatan di planetarium

Kegiatan utama di planetarium adalah melihat pertunjukan simulasi alam semesta. Simulasi 3D di proyeksikan pada kubah planetarium. Kubah planetarium tidak dapat di buka seperti pada observatorium

4. Komponen utama planetarium Dome screen

Gambar.28.Planetarium Jakarta