Perancangan Interior Kebun Binatang Bandung Dengan Konsep Adventure.

(1)

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

In the past century, several species of animals are being threatened, so the future of them should being protected. One of the methods is with the conservation, like zoo. Hopefully, it can be a new habitation for animals. Besides, human as a visitor, can be more care about animals around us that maybe out of our mind, or be scared and don’t want to know more about them.

Project that will be designed is Kebun Binatang Bandung (Bandung Zoological Garden) which located at Kebun Binatang Street no.6 or familiar too with name Taman Sari street. The wide of Bandung Zoological Garden is 14 Ha with the total of the cage’s wide (aves, reptile, pisces, and mammal) is 19.676 m2 and total of the building’s wide is about 6.214 m2. The building was old which is make it look bad. Same with the cages, several of them not match with the standard of animals’ cage. To solve the problems, Bandung Zoological Garden’s design match with that standard.

Based in survey, the most visitor of a zoo is a family which is come to recreation and as an information media about flora and fauna for their children. Because of that reason, tha theme of this design is ”adventure”, that hopefully the visitors’ purpose can be reach and make them satisfied and feel the possitive effect from the zoo.


(2)

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Dewasa ini, kelestarian satwa semakin perlu diperhatikan. Apalagi semakin banyak satwa yang terancam punah. Oleh karena itu perlu adanya suatu wadah untuk menanggulanginya. Salah satunya ialah dengan mengadakan konservasi, seperti kebun binatang. Sehingga, diharapkan kebun binatang tersebut dapat menjadi habitat baru bagi satwa – satwa tersebut. Selain itu, manusia sebagai pengunjung juga dapat lebih mengenal lagi dunia satwa yang ada di sekitar kita yang mungkin selama ini kurang atau bahkan tidak mereka pedulikan atau malah mereka takuti dan jauhi.

Project yang akan dirancang ialah Kebun Binatang Bandung (Bandung Zoological Garden) yang terletak di Jl. Kebun Binatang no.6 atau dikenal juga dengan Jl. Taman Sari.

Luas Kebun Binatang Bandung ini sekitar 14 Ha dengan luas total kandang baik aves, reptil, pisces maupun mamalia sebesar 19.676 m2 dan luas bangunan sekitar 6.214 m2. Keadaan bangunannya yang sudah kuno membuatnya tampak kurang terawat. Begitu juga dengan kandang satwa, yang beberapa diantaranya tidak mencukupi standar kebutuhan ruang. Untuk menanggulanginya maka Kebun Binatang Bandung didesain sesuai standar-standar dasar kebutuhan ruang satwa.

Sesuai dengan hasil pengamatan, kebun binatang mayoritas dikunjungi oleh keluarga. Baik untuk sekedar berekreasi, maupun sekaligus sebagai sumber informatif bagi anak – anak mereka tentang flora dan fauna. Oleh karena itu tema yang digunakan dalam perancangan ini ialah family, dan konsep yang digunakan ialah Adventure, dimana diharapkan tujuan pengunjung tersebut dapat dicapai dengan semaksimal mungkin hingga pengunjung pun puas dan merasakan manfaat positif dari kebun binatang.


(3)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

JUDUL………..………i

LEMBAR PENGESAHAN………ii

LEMBAR PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI……….……iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN TA……….……iv

ABSTRACT……….….v

ABSTRAK………vi

KATA PENGANTAR………vii

DAFTAR ISI……….……ix

DAFTAR GAMBAR………..………xii

DAFTAR TABEL………..…………....xiii

DAFTAR DIAGRAM………..…………..xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah……….…...1

1.2 Gagasan konsep……….………2

1.3 Identifikasi Masalah……….……….4

1.4 Tujuan Perancangan……….….……..…..4

1.5 Sistematika Penulisan………4

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Kebun Binatang………...6

2.2 Jenis-Jenis Kebun Binatang………...7

2.3 Peraturan dalam Kebun Binatang………..9

2.4 Kandang Satwa……….16

2.5 Akuarium………..24

2.5.1 Akuarium Air Tawar (aquascape)……….24


(4)

Universitas Kristen Maranatha

2.5.1.2TreatmentAirAquascape………...…...…26

2.5.1.3 Perlengkapan wajib………....29

2.5.1.4 Komponen Wajib………...32

2.5.1.5 Aneka Tanaman………...34

2.5.1.6 Aneka Ikan dan Udang………….……….……35

2.5.2 Akuarium Air Laut (marinescape)……….…..41

2.5.2.1 Menyiapkan Air……….…41

2.5.2.2 Sarana dan Perlengkapan Wajib………....43

2.5.2.3 Aneka Terumbu Karang………47

2.5.2.4 Aneka Ikan Laut………52

BAB III DESKRIPSI OBYEK STUDI 3.1 Deskripsi Obyek Studi………58

3.2 Ide Implementasi Konsep pada Obyek Studi………..62

3.3 Analisa Tapak………..67

3.4 Analisa Fungsional………..69

3.4.1 Kandang Gajah……….72

3.4.2 Kantor Administrasi……….73

3.4.3 Akuarium………..75

BAB IV PERANCANGAN DESAIN 4.1 Tema Perancangan………79

4.2 Konsep Desain………..80

4.2.1 Konsep Citra………..81

4.2.2 Konsep Ruang dan Bentuk………82

4.2.3 Konsep Sirkulasi………82

4.2.4 Konsep Furnitur……….83

4.2.5 Konsep Warna………83

4.2.6 Konsep Material……….84


(5)

Universitas Kristen Maranatha

4.2.8 Konsep Penghawaan……….….90

4.2.9 Konsep Akustik……….91

4.2.10 Konsep Keamanan……….……..92

BAB V SIMPULAN DAN SARAN………94

5.1 Simpulan………..94

5.2 Saran………96

DAFTAR PUSTAKA………..……….xv


(6)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1.1 Panggung Kesenian dan Museum Kebun Binatang Bandung...60

Gambar 3.1.2 Ruang Nutrisi...60

Gambar 3.1.3 Klinik Hewan dan Kantor...61

Gambar 3.1.4 Kandang Aves dan Reptil………....61

Gambar 3.1.5 Kandang Gajah dan Harimau………..….62

Gambar 3.2.1 Penangkaran Wildebeast dan Kambing Gunung………..…...62

Gambar 3.2.2 Area Makan Satwa...63

Gambar 3.2.3 Papan Informasi Satwa………..…..64

Gambar 3.2.4 Pencahayaan Remang – Remang pada Museum……….……64

Gambar 3.2.5 Bagian dalam Museum Kebun Binatang Bandung………….………65

Gambar 3.2.6 Area Rawat Inap Satwa………65

Gambar 3.2.7 Warung dan Toilet………...66

Gambar 3.3.1 Site Plan Kebun Binatang Bandung……….67

Gambar 3.3.2 Zoning Kebun Binatang Bandung………...70

Gambar 3.3.3 Jalur Sirkulasi……….…..71

Gambar 3.4.1.1.Zoning – BlockingKandang Gajah………..72

Gambar 3.4.2.1.Zoning – BlockingKantor Administrasi………..75

Gambar 3.4.3.1.Zoning – BlockingAkuarium………...78

Gambar 4.2.6.1 Batu Cisanggarung………85

Gambar 4.2.6.2 Masterina Ceramic Tile 40x40cm……….85

Gambar 4.2.6.3 Masterina Ceramic Tile 20x20cm……….86

Gambar 4.2.6.4 Kayu Laminat………86

Gambar 4.2.6.5 Allucobond………87

Gambar 4.2.7.1 Lampu Philips TBS 669………88

Gambar 4.2.7.2 Lampu Philips FBS 110/118……….88

Gambar 4.2.7.3 Lampu Philips DCP 300………...89

Gambar 4.2.7.4 Lampu Philips MVP 605………..89

Gambar 4.2.8.1Protein Skimmer………91


(7)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 2.4.1 Tabel Ketentuan Kandang Mamalia………16

Tabel 2.4.2 Tabel Ketentuan Kandang Aves……….22

Tabel 3.4.1.1 Tabel Kebutuhan Ruang Kandang Gajah……….71

Tabel 3.4.2.1. Tabel Kebutuhan Ruang di Kantor Administrasi………73


(8)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 3.4.1 Diagram Pola Aktivitas Pengunjung dan Staff Petugas………..70

Diagram 3.4.1.1. Diagram Kedekatan Ruang Kandang Gajah………...72

Diagram 3.4.2.1. Diagram Kedekatan Ruang Kantor Administrasi………...74


(9)

1

Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Berbicara tentang dunia hewan, pasti kita dihadapkan pada keanekaragaman bentuk dan sifat, bahkan cara hidup masing – masing satwa tersebut. Ditambah lagi tiap individunya yang mempunyai keunikan tersendiri. Diperkirakan sebanyak 300.000 jenis satwa liar atau sekitar 17% satwa di dunia terdapat di Indonesia. Hal ini cukup membanggakan, mengingat luas Indonesia hanya 1,3% dari luas daratan dunia.

Sayangnya, keunikan – keunikan yang dimiliki satwa – satwa tersebut sering disalahgunakan oleh manusia dan hanya dijadikan objek untuk meraup keuntungan sendiri. Yang lebih menyedihkan, walaupun Indonesia termasuk kaya akan jenis satwa, namun Indonesia dikenal juga sebagai negara yang memiliki daftar panjang tentang satwa liar yang terancam punah. Salah satu sebabnya yang paling berperan ialah perdagangan satwa liar. Berbagai jenis satwa dilindungi dan terancam punah masih diperdagangkan secara bebas di Indonesia.

Ancaman yang tak kalah penting ialah semakin berkurangnya habitat bagi para satwa tersebut. Petumbuhan manusia yang berkembang pesat mulai menggeser habitat hewan yang menyebabkan mereka tidak mampu bertahan hidup lagi hingga akhirnya terancam kelestariannya.

Untuk itulah diperlukan cara untuk menanggulangi masalah tersebut. Salah satunya ialah dengan diadakannya pelestarian atau konservasi terhadap hewan–


(10)

1

Universitas Kristen Maranatha hewan tersebut, misalnya dengan membuat kebun binatang. Sehingga, diharapkan kebun binatang tersebut dapat menjadi habitat baru bagi satwa–satwa tersebut. Selain itu, manusia sebagai pengunjung juga dapat lebih mengenal lagi dunia satwa yang ada di sekitar kita yang mungkin selama ini kurang atau bahkan tidak mereka pedulikan atau malah mereka takuti dan jauhi.

1.2 Gagasan Konsep

Berdasarkan hasil pengamatan pada Kebun Binatang Bandung, mayoritas pengunjungnya adalah sebuah keluarga. Mereka datang untuk berekreasi, sekaligus juga menambah pengetahuan anak–anak mereka akan dunia flora dan fauna. Namun terkadang mereka tidak terlalu peduli dengan informasi–informasi yang bersifat edukatif yang dapat menambah pengetahuan dikarenakan penyajiannya yang kurang menarik.

Berdasarkan uraian di atas, tema yang akan digunakan ialah Family, sedangkan konsep yang digunakan Family Adventure, dimana sesuai namanya, diharapkan pengunjung dapat merasa puas mengunjungi kebun binatang karena selain dapat menjadi area rekreasi yang menarik, juga dapat menambah pengetahuan mereka.

Family berarti keluarga, dimana keluarga itu bersifat hangat, akrab, menimbulkan rasa nyaman, aman, informatif dan edukatif, serta interaktif.

Sedangkan Adventure yang berarti petualangan terbagi menjadi petualangan yang ekstrim dan tidak terlalu ekstrim. Petualangan ekstrim dilakukan oleh orang– orang yang menyukai tantangan berbahaya dan mengejar prestasi untuk menaklukan


(11)

1

Universitas Kristen Maranatha tantangan tersebut. Sedangkan petualangan yang tidak terlalu ekstrim masih dalam taraf aman, sehingga orang–orang yang melakukannya hanya mencoba–coba ataupun hanya mencari kesenangan dan hiburan saja. Mayoritas, adventure ini dilakukan di alam bebas.

Dalam konsep perancangan ini, difokuskan adventure yang lebih mengarah ke hiburan dan dilakukan di alam bebas. Sehingga, adventure ini bersifat luas, terbuka, alami, dan ekspresif.

Oleh karena itu, berdasarkan informasi di atas, maka disimpulkan untuk perancangan dipilih bentuk dinamis yang tidak kaku, serta yang memiliki warna hangat, akrab, serta mengundang rasa ingin tahu / menarik.

Materialnya dipilih yang bersifat alami. Pencahayaan mayoritas mengandalkan cahaya matahari. Begitu juga dengan penghawaan. Sehingga diharapkan suasana yang tercipta ialah suasana yang alami.

Sedangkan untuk museum sengaja dirancang sedikit remang–remang untuk menangkap kesan misterius dan petualangan seperti di hutan, habitat mayoritas satwa–satwa kebun binatang tersebut.

1.3 Identifikasi Masalah

• Bagaimana mendesain sebuah Kebun Binatang yang mampu menarik

perhatian sekaligus sebagai sumber media edukatif bagi para pengunjungnya?

• Bagaimana mendesain kandang satwa yang baik hingga aman bagi

pengunjung dan para staff, serta sesuai dengan lima prinsip dasar pelestarian satwa?


(12)

1

Universitas Kristen Maranatha

• Bagaimana menciptakan sirkulasi udara yang baik pada klinik satwa dan

museum yang terdapat di Kebun Binatang?

1.4 Tujuan Perancangan

• Mendesain sebuah Kebun Binatang yang mampu menarik perhatian sekaligus

sebagai sumber media edukatif bagi para pengunjungnya.

• Mendesain kandang satwa yang baik hingga aman bagi pengunjung dan para

staff, serta sesuai dengan lima prinsip dasar pelestarian satwa.

• Menciptakan sirkulasi udara yang baik pada klinik satwa dan museum yang

terdapat di Kebun Binatang.

1.5 Sistematika Penulisan

Bab I penulis memaparkan latar belakang masalah, ide / gagasan konsep, identifikasi masalah, tujuan perancangan, dan sistematika penulisan.

Bab II penulis memaparkan landasan teori, yang terdiri atas definisi kebun binatang, jenis-jenis kebun binatang, peraturan dalam kebun binatang, serta tentang kandang satwa dan akuarium.

Bab III penulis memaparkan deskripsi obyek studi, ide implementasi konsep pada obyek studi, analisa fisik, dan analisa fungsional.

Bab IV penulis memaparkan perancangan desai yang meliputi tema perancangan dan konsep desain.


(13)

95

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penulis merancang sebuah kebun binatang yang berlokasi di Jalan Tamansari no.6. Ada beberapa masalah yang ditemukan pada kebun binatang tersebut, seperti yang telah diuraikan pada identifikasi masalah.

Pertama adalah penerapan konsep yang sesuai. Untuk itu, penulis menganalisa keadaan sekitar Kebun Binatang Bandung, sekaligus melakukan survey terhadap pengunjung. Dari data yang didapat, maka penulis pun menerapkan konsep

adventure dalam perancangan. Hal tersebut dikarenakan Kebun Binatang Bandung

masih sangat alami dan berhubungan dengan nature, sesuai dengan konsep

adventure yang mayoritas berhubungan dengan alam. Sehingga diharapkan

pengunjung dapat merasa sedang berpetualang bersama para satwa di daerah yang alami, jauh dari kesibukan kota.

Untuk masalah program ruang dan sirkulasi, sesuai dengan konsepadventure

yang berhubungan dengan alam dan hiburan, maka kebun binatang ini dirancang dengan dinamis. Ada beberapa area yang sangat luas, ada juga yang sempit, tetapi masih ergonomis. Sedangkan alur sirkulasinya, user dapat bergerak dengan bebas ke manapun, dan dari arah manapun.

Dalam perancangan kebun binatang, agar menarik sekaligus menambah nilai edukatif, maka dalam perancangan kandang satwa, dibuat semirip mungkin dengan habitat aslinya. Untuk mendapat kesan tersebut, material kandang juga dibuat


(14)

96

Universitas Kristen Maranatha

sealami mungkin, seperti menggunakan bebatuan dan kayu. Selain itu juga memanfaatkan pepohonan yang memang sudah tumbuh sejak lama di area Kebun Binatang Bandung.

Selain itu, kandang juga didesain agar pengunjung dapat ikut berinteraksi dengan satwa. Seperti adanya area tunggang, area pemotretan dengan satwa, dan juga panggung pertunjukkan satwa. Misalnya pada area kandang gajah, dirancang sebuah

fly over, sehingga diharapkan pengunjung dapat melihat gajah dari sisi yang berbeda,

baik berhadapan langsung dengan gajah tersebut (bila tidak naik fly over) maupun melihat gajah dari atas. Pengunjung juga dapat melihat kegiatan sehari-hari yang dilakukan gajah dan tingkah lakunya.

Perancangan di atas tentunya tidak lepas dari standar-standar dasar kebutuhan ruang satwa, seperti yang tertera pada bab 2. Selain kebutuhan ruang, perancangan juga perlu diperhatikan agar sesuai dengan 5 prinsip dasar satwa. Tentunya harus ada kerja sama yang baik juga dengan para animal keeper. Sehingga kandang juga didesain seaman dan seergonomis mungkin agar para keeper tersebut dapat bekerja dengan baik.

5.2 Saran

Saran yang didapatkan penulis setelah mendesain Kebun Binatang Bandung ialah bahwa dalam penentuan konsep, agar sesuai dengan lokasi, pertama-tama perancang harus mensurvei terlebih dahulu kesan ruang yang cocok dan ingin didapatkan oleh usernya. Kemudian, perancang mencari data-data yang dibutuhkan dalam perancangan, seperti kebutuhan ruang beserta syarat-syarat yang harus diikuti dalam perancangan kebun binatang tersebut. Data-data tersebut didapatkan baik dari studi literatur, maupun mewawancarai orang-orang yang bersangkutan.


(15)

97

Universitas Kristen Maranatha

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan tidak hanya sesuai dengan kebutuhan manusia (baik para staf maupun pengunjung). Tetapi juga, harus memperhatikan kebutuhan para satwa, agar tujuan dari kebun binatang itu sendiri, yaitu melestarikan satwa, dapat tercapai.


(16)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Data Kebun Binatang Bandung Data NC Zoo

Flona Special.2008.Akuarium Laut dan Tawar.Jakarta: PT. Gramedia

Hadibroto, Cherry dan Don WS.2007.Kolam Hias.Jakarta: PT. Gramedia

http://www.althouse.blogspot.com

http://www.isaw.or.id/artikel/standar-dasar-kebun-binatang.html http://www.waza.org/virtualzoo/index.php?main=virtualzoo

Maria Sinatra, Proposal Perancangan Interior Pusat Informasi Satwa Langka Indonesia di Kebun Binatang Surabaya, Universitas Kristen Petra, Surabaya: 2007 Solehuddin.2009.Kreasi Unik Batu Alam.Jakarta: Penebar Swadaya


(1)

Universitas Kristen Maranatha tantangan tersebut. Sedangkan petualangan yang tidak terlalu ekstrim masih dalam taraf aman, sehingga orang–orang yang melakukannya hanya mencoba–coba ataupun hanya mencari kesenangan dan hiburan saja. Mayoritas, adventure ini dilakukan di alam bebas.

Dalam konsep perancangan ini, difokuskan adventure yang lebih mengarah ke hiburan dan dilakukan di alam bebas. Sehingga, adventure ini bersifat luas, terbuka, alami, dan ekspresif.

Oleh karena itu, berdasarkan informasi di atas, maka disimpulkan untuk perancangan dipilih bentuk dinamis yang tidak kaku, serta yang memiliki warna hangat, akrab, serta mengundang rasa ingin tahu / menarik.

Materialnya dipilih yang bersifat alami. Pencahayaan mayoritas mengandalkan cahaya matahari. Begitu juga dengan penghawaan. Sehingga diharapkan suasana yang tercipta ialah suasana yang alami.

Sedangkan untuk museum sengaja dirancang sedikit remang–remang untuk menangkap kesan misterius dan petualangan seperti di hutan, habitat mayoritas satwa–satwa kebun binatang tersebut.

1.3 Identifikasi Masalah

• Bagaimana mendesain sebuah Kebun Binatang yang mampu menarik perhatian sekaligus sebagai sumber media edukatif bagi para pengunjungnya? • Bagaimana mendesain kandang satwa yang baik hingga aman bagi pengunjung dan para staff, serta sesuai dengan lima prinsip dasar pelestarian satwa?


(2)

• Bagaimana menciptakan sirkulasi udara yang baik pada klinik satwa dan museum yang terdapat di Kebun Binatang?

1.4 Tujuan Perancangan

• Mendesain sebuah Kebun Binatang yang mampu menarik perhatian sekaligus sebagai sumber media edukatif bagi para pengunjungnya.

• Mendesain kandang satwa yang baik hingga aman bagi pengunjung dan para

staff, serta sesuai dengan lima prinsip dasar pelestarian satwa.

• Menciptakan sirkulasi udara yang baik pada klinik satwa dan museum yang terdapat di Kebun Binatang.

1.5 Sistematika Penulisan

Bab I penulis memaparkan latar belakang masalah, ide / gagasan konsep, identifikasi masalah, tujuan perancangan, dan sistematika penulisan.

Bab II penulis memaparkan landasan teori, yang terdiri atas definisi kebun binatang, jenis-jenis kebun binatang, peraturan dalam kebun binatang, serta tentang kandang satwa dan akuarium.

Bab III penulis memaparkan deskripsi obyek studi, ide implementasi konsep pada obyek studi, analisa fisik, dan analisa fungsional.

Bab IV penulis memaparkan perancangan desai yang meliputi tema perancangan dan konsep desain.


(3)

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penulis merancang sebuah kebun binatang yang berlokasi di Jalan Tamansari no.6. Ada beberapa masalah yang ditemukan pada kebun binatang tersebut, seperti yang telah diuraikan pada identifikasi masalah.

Pertama adalah penerapan konsep yang sesuai. Untuk itu, penulis

menganalisa keadaan sekitar Kebun Binatang Bandung, sekaligus melakukan survey terhadap pengunjung. Dari data yang didapat, maka penulis pun menerapkan konsep

adventure dalam perancangan. Hal tersebut dikarenakan Kebun Binatang Bandung

masih sangat alami dan berhubungan dengan nature, sesuai dengan konsep

adventure yang mayoritas berhubungan dengan alam. Sehingga diharapkan pengunjung dapat merasa sedang berpetualang bersama para satwa di daerah yang alami, jauh dari kesibukan kota.

Untuk masalah program ruang dan sirkulasi, sesuai dengan konsepadventure

yang berhubungan dengan alam dan hiburan, maka kebun binatang ini dirancang dengan dinamis. Ada beberapa area yang sangat luas, ada juga yang sempit, tetapi masih ergonomis. Sedangkan alur sirkulasinya, user dapat bergerak dengan bebas ke manapun, dan dari arah manapun.

Dalam perancangan kebun binatang, agar menarik sekaligus menambah nilai edukatif, maka dalam perancangan kandang satwa, dibuat semirip mungkin dengan habitat aslinya. Untuk mendapat kesan tersebut, material kandang juga dibuat


(4)

sealami mungkin, seperti menggunakan bebatuan dan kayu. Selain itu juga memanfaatkan pepohonan yang memang sudah tumbuh sejak lama di area Kebun Binatang Bandung.

Selain itu, kandang juga didesain agar pengunjung dapat ikut berinteraksi dengan satwa. Seperti adanya area tunggang, area pemotretan dengan satwa, dan juga panggung pertunjukkan satwa. Misalnya pada area kandang gajah, dirancang sebuah

fly over, sehingga diharapkan pengunjung dapat melihat gajah dari sisi yang berbeda, baik berhadapan langsung dengan gajah tersebut (bila tidak naik fly over) maupun melihat gajah dari atas. Pengunjung juga dapat melihat kegiatan sehari-hari yang dilakukan gajah dan tingkah lakunya.

Perancangan di atas tentunya tidak lepas dari standar-standar dasar kebutuhan ruang satwa, seperti yang tertera pada bab 2. Selain kebutuhan ruang, perancangan juga perlu diperhatikan agar sesuai dengan 5 prinsip dasar satwa. Tentunya harus ada kerja sama yang baik juga dengan para animal keeper. Sehingga kandang juga didesain seaman dan seergonomis mungkin agar para keeper tersebut dapat bekerja dengan baik.

5.2 Saran

Saran yang didapatkan penulis setelah mendesain Kebun Binatang Bandung ialah bahwa dalam penentuan konsep, agar sesuai dengan lokasi, pertama-tama perancang harus mensurvei terlebih dahulu kesan ruang yang cocok dan ingin didapatkan oleh usernya. Kemudian, perancang mencari data-data yang dibutuhkan dalam perancangan, seperti kebutuhan ruang beserta syarat-syarat yang harus diikuti dalam perancangan kebun binatang tersebut. Data-data tersebut didapatkan baik dari studi literatur, maupun mewawancarai orang-orang yang bersangkutan.


(5)

Universitas Kristen Maranatha Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan tidak hanya sesuai dengan kebutuhan manusia (baik para staf maupun pengunjung). Tetapi juga, harus memperhatikan kebutuhan para satwa, agar tujuan dari kebun binatang itu sendiri, yaitu melestarikan satwa, dapat tercapai.


(6)

Data Kebun Binatang Bandung Data NC Zoo

Flona Special.2008.Akuarium Laut dan Tawar.Jakarta: PT. Gramedia

Hadibroto, Cherry dan Don WS.2007.Kolam Hias.Jakarta: PT. Gramedia

http://www.althouse.blogspot.com

http://www.isaw.or.id/artikel/standar-dasar-kebun-binatang.html http://www.waza.org/virtualzoo/index.php?main=virtualzoo

Maria Sinatra, Proposal Perancangan Interior Pusat Informasi Satwa Langka Indonesia di Kebun Binatang Surabaya, Universitas Kristen Petra, Surabaya: 2007