ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KONJUNGSI DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA N GONDANGREJO Analisis Kesalahan Penggunaan Konjungsi Dalam Karangan Argumentasi Siswa Kelas X Sma N Gondangrejo.

(1)

1

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KONJUNGSI DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA N GONDANGREJO

Naskah Publikasi Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidkan

Oleh:

Muhammad Ekhwan Ngalimmudin

A310120154

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016


(2)

2 i


(3)

1 ii


(4)

1 iii


(5)

1 Abstrak

Muhammad Ekhwan Ngalimmudin/A310120154 ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KONJUNGSI DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA N GONDANGREJO. Skripsi. Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Agustus 2016 Tujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan kesalahan penggunaan konjungsi pada karangan argumentasi siswa kelas X SMA N Gondangrejo, (2) Menilai ketepatan dalam penggunaan konjungsi pada karangan argumentasi siswa kelas X SMA N Gondangrejo. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini berupa kesalahan penggunaan konjungsi dalam karangan argumentasi siswa. Sumber data penelitian ini adalah karangan argumentasi siswa. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik padan intralingual dan teknik agih meliputi teknik dasar yang berupa teknik bagi unsur langsung atau BUL, teknik lanjutan berupa teknik lesap, teknik ganti dan Perluasan. Hasil analisis kesalahan penggunaan konjungsi dalam karangan argumentasi menunjukkan terjadi 48 kesalahan. Kesalahan penggunaan konjungsi koordinatif berupa konjungsi dan berjumlah 13 kesalahan, konjungsi dengan berjumlah 5 kesalahan, konjungsi tetapi berjumlah 5 kesalahan, konjungsi saat berjumlah 4 kesalahan, konjungsi adalah berjumlah 4 keslahan, konjungsi yang berjumlah 1 kesalahan, dan konjungsi serta berjumlah 1 kesalahan. Kesalahan penggunaan konjungsi subordinatif berupa konjungsi karena berjumlah 8 kesalahan, konjungsi sehingga berjumlah 4 kesalahan, konjungsi sebab berjumlah 3 kesalahan, dan konjungsi walaupun berjumlah 1 kesalahan.

Kata Kunci: Karangan Argumentasi, Konjungsi Koordinatif dan Subordinatif Abstract

The purpose of this study is to (1) describe the use of the conjunction errors in argumentation bouquet grade X SMA N Gondangrejo, (2) assess the appropriateness of the use of the conjunction argument essay on grade X SMA N Gondangrejo. This type of research is qualitative, descriptive. The data in this research in the form of the conjunction in the essay arguing students. The data source is bouquet this argumentation research students. The technique of data collection by using the techniques of documentation. Data analysis techniques using intralingual and techniques in accordance agih covers the basic techniques in the form of techniques for direct elements or techniques BUL, advanced techniques in the form of lesap engineering, technical change, and expand. The results of the analysis of the use of the conjunction errors in argumentation bouquet shows occur 48 errors. Use of conjunction error koordinative be conjunction and totaled 13 errors, conjunction with numbered 5 errors, the conjunction but numbered 5, conjunction errors while totaling 4 errors, the conjunction is numbered 4 errors, and the conjunction and amounted to 1 error. Use of conjunction error subordinating be the conjunction because numbered 8, conjunction errors so that amounted to 4 errors, conjunction reasons amounted to 3 errors, and the conjunction although amounted to 1 error.


(6)

2

Keywords: Essay Argumentation, conjunction Coordinative and Subordinating 1. PENDAHULUAN

Menulis merupakaan keterampilan yang paling sulit dikuasai bila dibandingkana dengan keterampilan lainnya. Padahal dalam menulis sanggatlah pentig dalam aktivittas kehidupan. Menulis terdapat beberapa potenssi, seperti menceritakan pengalaman, mengungkapkan perasaan, mengungkapkan gagasan, dan pendapat. Kegiatan menulis menuntut siswa agar dapat melahirkan segala yang di kehendaki dan dipikirkan untuk di utarakan kepada orang lain.

Penggunaan bahasa yang efektif mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan itu berlangsug secara sempurna. Bahasa yang efektif bisa membuat maksud tergambar lengkap dalam pemikiran pembaca atau pendengar. Jadi, dengan penggunaan bahasa yang efektif, pembaca mudah memahami maksud yang disampaikan.

Kata penghubung atau konjungsi merupakan kemampuan paling penting bagi siswa agar menulis karangan dengan menempatkan konjungsi dan menghaslkan kalimat efektif. Menurut Chaer, (2009: 103), Konjungsi adalah kata yang berfungsi untuk menghubungkan kata dengan kata, fras dengan frasa, kalisa dengan klausa. Berdasarkan sifat hubungannya, konjungsi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu konjungsi koordinatif daan konjungsi subordinatif. Konjungsi koordinatif ialah konjungsi yang menghubungkan klausa setara, sedangkan konjungsi subordinatif ialah konjungsi yang menghubungkan klausa yang tidak setara.

Penggunaan konjungsi mempunyai keterkaitan dengan materi ajar yaitu karangan argumentasi atau paragraf argumentasi yang di pelajari oleh siswa SMA saat duduk di kelas X. Keterkaitan konjungsi dengan karangan argumentasi yaitu penggunaan kata sambung dalam karangan argumentasi yang ditulis secara mandiri oleh siswa. Penggunaan konjungsi terdapat pada bahasa tulis dan bahasa lisan. Pada ragam tulis dapat ditemukan dalam surat kabar, majalah, tabloid, novel, cerpen karangan dan sebagainya.

Pada penulisan kalimat di dalam karangan argumentasi siswa kelas X SMA N Godangrejo masih banyak ditemukan kekeliruan dalam penempatan maupun penggunaan konjungsi. Pemasalahan yang dihadapi siswa pada saat menulis


(7)

3

karangan cukup bayak di antaran`ya penggunaan tandabaca dan huruf kapital yang tidak sesuai dengan ejaan yang disempurnakan, pilihan kata yang tidak tepat, kesalahan penepatan kata depan, dan kekeliruan dalam menempatkan konjungsi.

Berdasarkan latar belakang diatas, terdapat tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini. 1) Mendeskripsikan kesalahan penggunaan konjungsi pada karangan argumentasi siswa kelas X SMA N Gondangrejo. 2) Menilai ketepatan dalam penggunaan konjungsi pada karangan argumentasi siswa kelas X SMA N Gondangrejo.

Ada beberapa penelitian relevan yang digunakan dalam penelitian ini. Penelitian yang dilakukan oleh Marcely Maya Liza Dolonseda (2013) meneliti “Analisi Kesalahan pada Penggunaan Konjungsi Koordinat oleh Siswa Kelas XI

SMA N 3 Manado”. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa siswa masih bingung

tentang bagaimana untuk menempatkan hak koordinasi bersama pada kalimat. Jadi, mereka membuat jenis-jenis kesalahan seperti kelalaian, kesalahan informasi dan misordering.

Ratu Nurroh (2011) meneliti “Peningkatan Kemampuan Penggunaan

Konjungsi dalam Karangan Argumentasi Melalui Penerapan Metode Latihan Individual (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X SMA PGRI 56 Ciputat)”. Hasil penelitian ini menunjukkan yang diperoleh dalam siklus I dengan penerapan metode latihan individu menunjukkan kenaikan nilai rata-rata. Pada pretest, nilai 63,8. Setelah postest meningkat menjadi 74,9 (> nilai KKM 65). Secara kualitatif, penilaian angket menunjukkan terdapat bahwa hasil tingkat antusiasme siswa bertambah dan siswa mampu membuat karangan argumentasi dalam pembelajaran karena adanya penggunaan konjungsi yang tepat.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Nuryahya Aditya Putra (2015) meneliti “Analisis Kesalahan Penggunaan Konjungsi pada Karangan Siswa Kelas XI Keperawatan 2 SMK N 1 Banyudono Boyolali”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ditemukan banyak kesalahan penggunaan konjungsi pada karangan siswa tersebut. Pembelajaran menulis cerita di sekolah tersebut sampai saat ini masih belum dianggap suatu pembelajaran yang penting, sehingga kesan yang muncul dalam diri siswa membuat karangan tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia;


(8)

4

(2) kesalahan penggunaan konjungsi berupa (a) konjungsi “dan” digunakan di awal kalimat, (b) konjungsi “dan” diikuti konjungsi lain, (c) konjungsi “dan” tidak menyatakan penambahan, (d) penggunaan dua konjungsi yang semakna, (e) penggunaan konjungsi yang berupa kata utuh.

Mangatur Sinaga. dkk (2015) meneliti “Ketetapan Penggunaan Konjungsi Subordinatif dalam Media Cetak”. Hasill penelitian ini menunjukkan bahwa berupa presentase penggunaan konjungsi subordinatif yang tepat dan tidak tepat dalam media cetak yaitu koran di Pekanbaru. Berddasarkan analisis data diketahui bahwa penggunaan konjungsi subordinatif secara keseluruhan yaitu 88% tepat dan 12% tidak tepat.

Widiyanto (2013) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Diksi dan Penanda Konjungsi Rubrik Semarangan pada Surat Kabar Suara Merdeka Edisi 14 Januari -11 Februari 2012”. Hasil penelitian ini berupa, pemakaian diksi 6 bentuk yaitu, (1) pemakaian kata tutur, (2) pemakaian kata indria, (3) pemakaian kata asing, (4) pemakaian makna, (5) perubahan makna, (6) penanggalan konsonan, (7) penanggalan suku kata. Kedua, konjungsi ada 2 bentuk yaitu, (1) konjungsi koordinatif, dan (2) konjungsi subordinatif.

Penelitian-penelitian yang relevan berguna untuk menun jukkan bahwa penelitian tersebut sebagai penelitian lanjutan, pemantapan, perbedaan fakus, atau sama sekali baru. Penelitian ini tergolong dalam penelitian yang memiliki berbeda fokus dengan penelitian sebelumnya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan peneliti ini belum pernah diteliti oleh orang lain dan bukan merupakan penelitian lanjutan atau pemantapan melainkan benar-benar baru. Penelitian ini menggunakan kajian teori yang berhubungan dengan kajian penelitian ini. Kajian peneltian ini dapat dipaparkan sebagai berikut:

1.1 Pengertian Analisi Kesalahan Berbahasa

Tarigan (1998:70) memaparkan bahwa kesalahan berbahasa merupakan suatu proses yang didasarkan pada analisis kesalahan siswa atau seseorang yang sedang mempelajari sesuatu, misalnya bahasa. Bahasa tersebut bisa bahasa daerah, bahasa Indonesia, maupun bahasa asing. Kemampuan menguasai bahasa secara baik dapat dilakukan seseorang dengan cara mempelajarinya. Hal tersebut dapat dilakukan


(9)

5

dengan cara berlatih berulang-ulang dengan pembetulan. Proses pembelajaran ini tentunya menggunakan strategi yang tepat agar dapat memperoleh yang hasil maksimal.

Crystal (dalam Markamah dan Sabardila, 2014:45-46) mendefinisikan analisis kesalahan berbahasa adalah suatu teknik untuk mengindentifikasi, mengklasifikasi, menginterpretasi secara sistematik kesalahan-kesalahan yang dilakukan peserta didik yang sedang mempelajari bahasa asing atau bahasa kedua dengan teori dan prosedur linguistik. Untuk menentukan kesalahan berbahasa, ukuran atau instrumen yang dipakai adalah keberimanan bahasa itu oleh pemakainya atau menurut asli bahasa yang bersangkutan. Maksudnya, jika seorang peserta didik mempelajari bahasa Indonesia, misalnya, kalimat atau kata-kata yang diucapkan oleh peserta didik tadi dikatakan salah apabila kalimat atau kata yang digunakannya tidak sesuai dengan penggunaan bahasa penutur asli bahasa Indonesia atau kalimat atau kata itu tidak diterima oleh penutur asli bahasa Indonesia.

1.2 Pengertian Konjungsi

Kridalaksana (2005:102) mengatakan konjungsi adalah kategori yang bersifat untuk meluaskan satuan yang lain dalam konstruksi hipotaktis dan selalu menghubungkan dua satuan lain atau lebih dalam kontruksi. Konjungsi menghubungkan bagian-bagian ujaran yang setaran maupun yang tidak setaran. Keanekaragaman bahasa menyebabkan beberapa konjungsi sulit dibedakan dari preposisi.

Anton Moeliono (dalam Alwi, Hasan dkk, 2003:296) mengatakan bahwa konjungsi atau yang biasa dinamakan kata sambung adalah kata tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat kata dengan kata, frase dengan frase, atau klausa dengan klausa.

a. Jenis-jenis Konjungsi

Jika dilihat dari kedudukannya, konjungsi dibedakan menjadi (1) konjungsi koordinatif, dan (2) konjungsi suborninatif. Dilihat dari luas jangkaunnya,


(10)

6

konjungsi dibedakan menjadi (1) konjungsi intrakalimat dan konjungsi antarkalimat (Chaer, 2008: 98).

(1) Konjungsi koordinatif

Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur kalimat atau lebih yang kedudukannya sederajat atau setara. Alwi, Hasan dkk (2003: 296-297) menyatakan konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur atau lebih yang sama pentingnya, atau memeliki status yang sama. Dengan kata lain, konjungsi adalah sebuah kata yang berfungsi sebagai penghubung antara dua unsur atau lebih dan kedua unsur tersebut memiliki status sintaksis yang sama (2) Konjungsi subordinatif

Konjugai subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur kalimat (klausa) yang kedudukannya tidak sederajat. Artinya, keduduan klausa yang satu lebih tinggi (sebagai klausa utama) dan yang kedua sebagai klausa bawahan atau lebih rendah dari yang pertama. Konjungsi subordinatif dibedakan pula atas konjungsi yang berhubungan.

(a) Menghubungkan menyatakan sebab akibat, yaitu konjungsi sebab dan karena.

(b) Menghubungkan menyatakan persyaratan, yaitu konjungsi kalau, jikalau, jika, bila, bilamana, apabila, dan asal.

(c) Menghubungkan menyatakan tujuan, yaitu konjungsi agar dan supaya.

(d) Menghubungkan meyatakan waktu, yaitu konjungsi ketika, sewaktu, sebelum, sesudah, takala, sejak, sambil, dan selama.

(e) Menghubungkan menyatakan akibat, yaitu konjugsi sampai, hingga, dan sehingga.

(f) Menghubungkan menyatakan batasan kejadian, yaitu konjungsi sampai dan hingga.

(g) Menghubugkan menyatakan tujuan atau sasaran, yaitu konjungsi untuk dan guna.


(11)

7

(h) Menghubungkan menyatakan penegasan yaitu konjungsi meskipun, biarpun, kendatipun, dan sekalipun.

(i) Menguhubungkan menyatakan pengandaian, yaitu konjungsi seandainya dan andaikata.

(j) Menghubungkan menyataka perbandingan, yaitu konjungsi seperti, sebagai, dan laksana.

(3) Konjungsi korelatif

Konjungsi korelatif adalah jenis konjungsi yang menghubungkan dua kata, frase, atau klausa yang memiliki status sintaksis yang sama. Konjungsi korelatif terdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh satu kata, frase, atau klausa yang dihubungkan.

(4) Konjungsi antarkalimat

Konjungsi antarkalimat adalah konjungsi yng digunakan untuk menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat lain yang berada dalam satu paragraf. Melihat sifat hubungan, dikenal adanya konjungsi antarkaimat :

(a) Menghubungkan dan mengumpulkan, yaitu konjungsi jadi, karena itu, oleh sebab itu, kalau begitu, dan dengan demikian.

(b) Menghubungkan menyatakan penegasan, yaitu konjungsi lagipula, dan apalagi.

(c) Menghubungkan mempertentangkan atau mengantraksikan, yaitu konjungsi namun dan sebaiknya.

1.3 Pengertian Argumentasi

Menurut Suratno dan Wahono (2010: 126-130), karangan paragraf argumentatif sama halnya seperti membuat karangan pada umumnya, yaitu hanya ada satu ide pokok kemudian dikembangkan dengan beberapa pikiran penjelas. Argumentatif berasal dari kata argument tang berarti alasan. Paragraf argumentatif artinya karangan yang berisi pendapat atau gagasan seseorang disertai alasan-alasan yang kuat, bukti, dan data yang cukup untuk membahas sesuatu guna mendukung pendapatnya. Paragraf argumentatif biasanya diakhiri dengan sebuah simpulan.


(12)

8

Tujuan dari penulisan paragraf argumntasi adalah sebgai berikut:

(1) Meyakinkan kepada pembaca mengenai pendapat atau ide yang disampaikan pengarang.

(2) Mempengaruhi pembaca sehingga pembacamembenarkan atau menyetujui pendapat, sikap, atau gagasan yang disampaikan pengarang.

(3) Membuktikan kebenaran kepada pembaca berdasarkan fakta yang ada karena disertai dengan data, bukti, gambar, dan grafik yang meyakinkan. (4) Berdasarkan dengan sebuah kesimpulan yang meyakinkan pembaca uraian

sebelumnya.

Secara umum paragraf argumentasi tersusun dari tiga bagian, yaitu bagian pendahuluan, isi/inti, dan penutup.

(1) Bagian pendahuluaan, berisi pendapat, gagasan, dan ide dari pengarang untukpembacanya.

(2) Bagian isi/inti, berisi alasan-alasan yang disertai dengan data untuk mendukung gagasan penulis.

(3) Bagian penutup, berisi esimpulan dari paragraf tertang uraian yang telah disajikan.

2. METODE

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menggunakan metode deskriptif kualitatif karena mendeskripsikan kesalahan penggunaan konjungsi dalam karangan argumentasi siswa kelas X SMA N gondangrejo.

Data dan sumber data dalam penelitian ini dikumpulkan dari hasil karangan argumentasi siswa kelas X SMA N Gondangrejo. Sumber dalam penelitian ini adalah siswa karena ide dan gagasan dibuat oleh siswa itu sendiri.

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunjakan teknik dokumentasi. Teknik dokumentasi merupakan teknik mencari dan mengumpulkan data-data dan dokumentasi yang diperlukan sebagai bahan penelitian.


(13)

9

Teknik analisis data merupakan cara yang dipilih untuk mengolah data yang telah dikumpulkan. Sudaryanto (2015: 07) teknik analisis data merupakan upaya sang peneliti menangani langsung masalah yang terkandung pada data. Penanganan itu nampak dari adanya tindakan mengamati yang segera diikuti dengan membedah atau mengurai dan menguraikan dengan cara-cara khas tertentu. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik padan intralingual dan teknik agih meliputi teknik dasar, dan teknik lanjutan berupa teknik lesap, teknik ganti, dan teknik ganti (Sudaryanto, 2015: 15-16).

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak didapati penggunaan konjungsi yang tidak tepat pada karangan argumentasi siswa tersebut seperti konjungsi dan, karena, saat, tetapi yang dijadikan diawal kalimat. Berdasarkan pendataan dari data yang diperoleh dengan jumlah data 49, maka terdapat 33 kesalahan penggunaa konjungsi koordinatif dan 16 kesalahan penggunaan konjungsi subordinatif. Kesalahan penggunaan konjungsi koordinatif yaitu konjugsi dan, dengan, tetapi, saat, adalah, yang, dan serta. Kesalahan penggunaan konjungsi subordinatif yaitu konjungsi karena, sehingga, sebab, dan walaupun.

3.1Kesalahan Penggunaan Konjungsi Koordinatif 3.1.1 kesalahan penggunaan konjungsi dan

(1) Sedikitnya jumlah toilet juga menyebabkan siswa buang air kecil di mana-mana. Dan karena sedikitnya jumlah toilet banyak siswa yang habis buang air kecil tidak menyiram kembali bekas air kecilnya. (Novita)

Pembetulan

(1a) Sedikitnya jumlah toilet juga menyebabkan siswa buang air kecil di mana-mana. Hal itu dapat menyebabkan siswa yang habis buang air kecil tidak menyiram kemblai bekas airkencingnya.

(1b) Sedikitnya jumlah toilet juga menyebabkan siswa buang air kecil di mana-mana dan karena itu banyak siswa yang habis buang air kecil tidak menyiram kembali bekas air kecilnya.


(14)

10

Kalimat (1) tidak tepat, karena penggunaan konjungsi dan tidak dapat diletakkan di awal kalimat hanya bisa diletakkan di tengah kalimat. Konjungsi dan berguna untuk menyatakan gabungan biasa yang diantara dua buah kata benda, dua buah kata kerja, dan diantara dua buah kata sifat yang tidak bertentangan Chaer (2011: 141). Pada kalimat (1) kata penghubung dan lebih baik di hilangkan, dan kalimat tersebut diperluas akan menjadi kalimat padu, seperti kalimat (1a). Pada kalimat (1b) kata dan tidak dihilangkan, tetapi tanda baca sebelum kata dan di hilangkan maka kalimat akan menjadi seperti kalimat (1b).

3.1.2 Kesalahan penggunaan konjungsi dengan

(18) Ketika belajar kita harus memahami dengan baik dan memperhatikan. Dengan belajar kita akan lebih mengerti, mendapatkan nilai yang bagus, dan akan berprestasi. (Dian)

Pembetulan

(18a) Ketika belajar kita harus memahami dengan baik dan memperhatikan. Agar kita lebih mengerti, sehingga dapat nilai yang bagus dan akan berprestasi.

Kalimat (18) tidak tepat, karena penggunaan konjungsi dengan tidak dapat diletakkan di awal kalimat. Kata penghubung dengan berfungsi untuk menyatakan gabungan biasa, dapat digunakan di antara dua buah kata benda. Kata penghubung dengan bisa diletakkan di depan untuk menyatakan sumpah atau alat Chaer (2011: 142). Kalimat (18) penggunaan kata penghubung dengan sebaiknya di hiangkan, serta kalimat di perluas agar kalimatnya lebih singkron dan padu, seperti kalimat (18a).

3.1.3 Kesalahan penggunaan konjungsi tetapi

(19) Ketika olahraga toilet sangat bermanfaat. Tetapi apabila jadwal olahraga tersebut bersama dengan kelas lainya membuat waktu untuk berolahraga terganggu. (Tasya)


(15)

11 Pembetulan

(19a) Ketika olahraga toilet sangat bermanfaat, tetapi apabila jadwal olahraga sama dengan kelas lainya membuat waktu untuk berolahraga terganggu.

Kalimat (19) tidak tepat, karena penggunaan konjungsi tetapi hanya bisa diletakkan di tengah kalimat tidak dapat diletakkan di awal kalimat. Kata penghubung tetapi berfungsi untuk menyatakan menggabungkan mempertentangkan digunakan di antara dua kata sifat yang berkontras, dua buah klausa yang subjeknya meujuk pada identitas, dua buah klausa yang subjeknya merujuk pada identitas yang tidak sama, dan dua buah klausa pertama berisi pernyataan dan klausa berdua berisi pengingkaran dengan kata tidak Chaer (2011: 144). Kalimat (19) penggunaan tanda baca titik sebelum kata tetapi lebih baik di ganti dengan tanda baca koma, agar kalimatnya bisa singkron, seperti kalimat (19a).

3.1.4 Kesalahan penggunaan konjungsi saat

(24) Selain itu, toilet juga sangat dibutuhkan oleh siswa siswi maupun pengurus-pengurus sekolah lainnya. Saat olahraga toilet sangat bermanfaat. (Tasya)

Pembetulan

(24a) Selain itu, toilet juga sangat dibutuhkan oleh siswa siswi maupun pengurus-pengurus sekolah lainnya. Ketika berolahraga toilet sengat bermanfaat.

Kalimat (24) penggunaan konjungsi saat tidak tepat digunakan dalam kalimat tersebut karena konjungsi saat tidak dapat diletakkan di awal kalimat. Kalimat yang tepat untuk konjungsi saat diganti dengan kojungsi ketika sehingga kalimatnya seperti kalimat (24a).

3.2 Kesalahan Penggunaan Konjungsi Subordinatif 3.2.1 Kesaahan penggunaan konjungsi karena


(16)

12

(34) Di kelas yang baru murid-murid merasa terganggu dengan ruangan yang begitu panas. Karena dikelas yang baru tidak ada kipas angin yang mengurangirasa kepanasan. (Deviana)

Pembetulan

(34a) Di kelas yang baru murid-murid merasa terganggu dengan ruangan yang begitu panas dan ditambah tidak ada kipas angin yang bisa mengurangi panas.

Kalimat (34) penggunaan konjungsi karena tidak tepat karena kata karena tidak dapat diletakkan di awal kalimat. Kata karena berfungsi untuk menghubungkan menyatakan alasan yang berfungsi sebagai keterangan. Kata karena bisa diletakkan di awal kalimat menurut letak keterangan tersebut Chaer (2011: 153). Pada kalimat (34) kata karena tidak bisa di letakkan di awal kalimat karena tidak ada keterangan dalam kalimat tersebut dan bisa di balik. Kalimat (34) penggunaan kata karena lebih baik dihilangkan dan di ganti dengan kata dan, juga kalimatnya diperluas agra kalimatnya lebih singkron dan padu, seperti kalimat (34a).

3.2.2 Kesalahan penggunaan konjungsi sehingga

(42) Ruang kelas yang baru terlalu sempit dan belum lengkap fasilitasnya. Sehingga membuat siswa tidak nyaman dalam menerima materi pelajaran. (Anggi)

Pembetulan

(42a) Ruang kelas yang baru terlalu sempit dan belum lengkap fasilitasnya, sehingga membuat siswa tidak nyaman dalam menerima materi pelajaran.

Kalimat (42) penggunaan konjungsi sehingga tidak tepat karena konjungsi sehingga tidak dapat diletakkan di awal kalimat karena konjungsi sehingga menyatakan akibat dan letaknya di tengah kalimat Chaer (2011: 159). Kalimat (42) penggunaan tanda baca titik sebelum sehingga lebih baik


(17)

13

di ganti dengan tanda baca koma agar kalimatnya padu, seperti kalimat (42a).

3.2.3 Kesalahan penggunaan konjungsi sebab

(46) Akhir-akhir ini penduduk desa banyak yang mengalami kemiskinan. Sebab penduduk desa kebayakan memilih untuk pengangguran daripada bekerja, dan mereka malas mencari pekerjaan. (Sela)

Pembetulan

(46a) Akhir-akhir ini penduduk desa banyak yang mengalami kemiskinan. Penyebabnya penduduk desa lebih memilih untuk menjadi penganggur daripada bekerja.

Kalimat (46) penggunaan konjungsi sebab tidak tepat karena penggunaan kata sebab harus di awalai dengan kata yang membuat alasan dan kata sebab diletakkan di tengah kalimat. Kalimat (46) penggunaan kata penghubung sebab lebih baik di hilangkan dan kalimatnya diperluas agar padu, seperti kalimat (46a).

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dapat bahwa dari 30 karangan siswa hanya ditemukan dua karangan yang cukup baik dan 28 karangan kurang baik. Hasil penelitan menemukan banyak kesalahan penggunaan konjungsi pada karangan siswa tersebut. Banyaknya kesalahan dikarenakan kurang fahamnya siswa dan belum bisa menguasai penggunaan konjungsi secara benar.

Pembelajaran menulis argumentasi di sekolah tersebut saat ini masih belum dianggap suatu pembelajaran yang penting, sehingga kesan yang muncul dari siswa dalam membuat karangan tidak sesuai dengan kaidah bahawa Indonesia. Kemampuan siswa dalam menggunakan konjungsi pada sebuah karangan juga rendah sehingga maksud dan tujuan dari karangan tersebut menjadi buruk. Sering ditemukan penggunaan bahasa Indonesia yang tidak baku dan pemakaian bahaha jawa pada karangan.


(18)

14

Kesalahan yang ditemukan terkait dengan penggunaan konjungsi pada karangan argumentasi siswa berjumlah 48 kesalahan meliputi kesalahan penggunaan konjungsi koordinatif dan subordinatif. Kesalahan penggunaan konjungsi koordinatif yang paling banyak ditemukan yaitu berupa kesalahan penggunaan konjunngsi dan berjumlah 13 kesalahan, dengan berjumlah 5 kesalahan, tetapi berjumlah 5 kesalahan, saat berjumlah 4, adalah berjumlah 4 kesalahan, dan serta berjumlah 1 kesalahan yang diletakkan di awal kalimat dan penempatannya yang kurang tepat. Kesalahan penggunaan Konjungsi subordinatif yang ditemukan berupa kesalahan penggunaan konjungsi karena berjumalah 8 kesalahan, sehingga berjumlah 4 kesalahan, sebab berjumlah 3 kesalahan, dan walaupun berjumlah 1 kesalahanyang diletakkan diawal kalimat dan penempatannya kurang tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa (Pendekatan Proses). Jakarta: PT Rineka Cipta.

---. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.

---2011. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa Pengantar Penenlitiann Wahana Keebudayaan secara Lingusitis. Yogyakarta: Sannatta Dharma University Presss.


(1)

9

Teknik analisis data merupakan cara yang dipilih untuk mengolah data yang telah dikumpulkan. Sudaryanto (2015: 07) teknik analisis data merupakan upaya sang peneliti menangani langsung masalah yang terkandung pada data. Penanganan itu nampak dari adanya tindakan mengamati yang segera diikuti dengan membedah atau mengurai dan menguraikan dengan cara-cara khas tertentu. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik padan intralingual dan teknik agih meliputi teknik dasar, dan teknik lanjutan berupa teknik lesap, teknik ganti, dan teknik ganti (Sudaryanto, 2015: 15-16).

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak didapati penggunaan konjungsi yang tidak tepat pada karangan argumentasi siswa tersebut seperti konjungsi dan, karena, saat, tetapi yang dijadikan diawal kalimat. Berdasarkan pendataan dari data yang diperoleh dengan jumlah data 49, maka terdapat 33 kesalahan penggunaa konjungsi koordinatif dan 16 kesalahan penggunaan konjungsi subordinatif. Kesalahan penggunaan konjungsi koordinatif yaitu konjugsi dan, dengan, tetapi, saat, adalah, yang, dan serta. Kesalahan penggunaan konjungsi subordinatif yaitu konjungsi karena, sehingga, sebab, dan walaupun.

3.1Kesalahan Penggunaan Konjungsi Koordinatif

3.1.1 kesalahan penggunaan konjungsi dan

(1) Sedikitnya jumlah toilet juga menyebabkan siswa buang air kecil di mana-mana. Dan karena sedikitnya jumlah toilet banyak siswa yang habis buang air kecil tidak menyiram kembali bekas air kecilnya. (Novita)

Pembetulan

(1a) Sedikitnya jumlah toilet juga menyebabkan siswa buang air kecil di mana-mana. Hal itu dapat menyebabkan siswa yang habis buang air kecil tidak menyiram kemblai bekas airkencingnya.

(1b) Sedikitnya jumlah toilet juga menyebabkan siswa buang air kecil di mana-mana dan karena itu banyak siswa yang habis buang air kecil tidak menyiram kembali bekas air kecilnya.


(2)

10

Kalimat (1) tidak tepat, karena penggunaan konjungsi dan tidak dapat diletakkan di awal kalimat hanya bisa diletakkan di tengah kalimat. Konjungsi dan berguna untuk menyatakan gabungan biasa yang diantara dua buah kata benda, dua buah kata kerja, dan diantara dua buah kata sifat yang tidak bertentangan Chaer (2011: 141). Pada kalimat (1) kata penghubung dan lebih baik di hilangkan, dan kalimat tersebut diperluas akan menjadi kalimat padu, seperti kalimat (1a). Pada kalimat (1b) kata dan tidak dihilangkan, tetapi tanda baca sebelum kata dan di hilangkan maka kalimat akan menjadi seperti kalimat (1b).

3.1.2 Kesalahan penggunaan konjungsi dengan

(18) Ketika belajar kita harus memahami dengan baik dan memperhatikan. Dengan belajar kita akan lebih mengerti, mendapatkan nilai yang bagus, dan akan berprestasi. (Dian)

Pembetulan

(18a) Ketika belajar kita harus memahami dengan baik dan memperhatikan. Agar kita lebih mengerti, sehingga dapat nilai yang bagus dan akan berprestasi.

Kalimat (18) tidak tepat, karena penggunaan konjungsi dengan tidak dapat diletakkan di awal kalimat. Kata penghubung dengan berfungsi untuk menyatakan gabungan biasa, dapat digunakan di antara dua buah kata benda. Kata penghubung dengan bisa diletakkan di depan untuk menyatakan sumpah atau alat Chaer (2011: 142). Kalimat (18) penggunaan kata penghubung dengan sebaiknya di hiangkan, serta kalimat di perluas agar kalimatnya lebih singkron dan padu, seperti kalimat (18a).

3.1.3 Kesalahan penggunaan konjungsi tetapi

(19) Ketika olahraga toilet sangat bermanfaat. Tetapi apabila jadwal olahraga tersebut bersama dengan kelas lainya membuat waktu untuk berolahraga terganggu. (Tasya)


(3)

11 Pembetulan

(19a) Ketika olahraga toilet sangat bermanfaat, tetapi apabila jadwal olahraga sama dengan kelas lainya membuat waktu untuk berolahraga terganggu.

Kalimat (19) tidak tepat, karena penggunaan konjungsi tetapi hanya bisa diletakkan di tengah kalimat tidak dapat diletakkan di awal kalimat. Kata penghubung tetapi berfungsi untuk menyatakan menggabungkan mempertentangkan digunakan di antara dua kata sifat yang berkontras, dua buah klausa yang subjeknya meujuk pada identitas, dua buah klausa yang subjeknya merujuk pada identitas yang tidak sama, dan dua buah klausa pertama berisi pernyataan dan klausa berdua berisi pengingkaran dengan kata tidak Chaer (2011: 144). Kalimat (19) penggunaan tanda baca titik sebelum kata tetapi lebih baik di ganti dengan tanda baca koma, agar kalimatnya bisa singkron, seperti kalimat (19a).

3.1.4 Kesalahan penggunaan konjungsi saat

(24) Selain itu, toilet juga sangat dibutuhkan oleh siswa siswi maupun pengurus-pengurus sekolah lainnya. Saat olahraga toilet sangat bermanfaat. (Tasya)

Pembetulan

(24a) Selain itu, toilet juga sangat dibutuhkan oleh siswa siswi maupun pengurus-pengurus sekolah lainnya. Ketika berolahraga toilet sengat bermanfaat.

Kalimat (24) penggunaan konjungsi saat tidak tepat digunakan dalam kalimat tersebut karena konjungsi saat tidak dapat diletakkan di awal kalimat. Kalimat yang tepat untuk konjungsi saat diganti dengan kojungsi ketika sehingga kalimatnya seperti kalimat (24a).

3.2 Kesalahan Penggunaan Konjungsi Subordinatif 3.2.1 Kesaahan penggunaan konjungsi karena


(4)

12

(34) Di kelas yang baru murid-murid merasa terganggu dengan ruangan yang begitu panas. Karena dikelas yang baru tidak ada kipas angin yang mengurangirasa kepanasan. (Deviana)

Pembetulan

(34a) Di kelas yang baru murid-murid merasa terganggu dengan ruangan yang begitu panas dan ditambah tidak ada kipas angin yang bisa mengurangi panas.

Kalimat (34) penggunaan konjungsi karena tidak tepat karena kata karena tidak dapat diletakkan di awal kalimat. Kata karena berfungsi untuk menghubungkan menyatakan alasan yang berfungsi sebagai keterangan. Kata karena bisa diletakkan di awal kalimat menurut letak keterangan tersebut Chaer (2011: 153). Pada kalimat (34) kata karena tidak bisa di letakkan di awal kalimat karena tidak ada keterangan dalam kalimat tersebut dan bisa di balik. Kalimat (34) penggunaan kata karena lebih baik dihilangkan dan di ganti dengan kata dan, juga kalimatnya diperluas agra kalimatnya lebih singkron dan padu, seperti kalimat (34a).

3.2.2 Kesalahan penggunaan konjungsi sehingga

(42) Ruang kelas yang baru terlalu sempit dan belum lengkap fasilitasnya. Sehingga membuat siswa tidak nyaman dalam menerima materi pelajaran. (Anggi)

Pembetulan

(42a) Ruang kelas yang baru terlalu sempit dan belum lengkap fasilitasnya, sehingga membuat siswa tidak nyaman dalam menerima materi pelajaran.

Kalimat (42) penggunaan konjungsi sehingga tidak tepat karena konjungsi sehingga tidak dapat diletakkan di awal kalimat karena konjungsi sehingga menyatakan akibat dan letaknya di tengah kalimat Chaer (2011: 159). Kalimat (42) penggunaan tanda baca titik sebelum sehingga lebih baik


(5)

13

di ganti dengan tanda baca koma agar kalimatnya padu, seperti kalimat (42a).

3.2.3 Kesalahan penggunaan konjungsi sebab

(46) Akhir-akhir ini penduduk desa banyak yang mengalami kemiskinan. Sebab penduduk desa kebayakan memilih untuk pengangguran daripada bekerja, dan mereka malas mencari pekerjaan. (Sela)

Pembetulan

(46a) Akhir-akhir ini penduduk desa banyak yang mengalami kemiskinan. Penyebabnya penduduk desa lebih memilih untuk menjadi penganggur daripada bekerja.

Kalimat (46) penggunaan konjungsi sebab tidak tepat karena penggunaan kata sebab harus di awalai dengan kata yang membuat alasan dan kata sebab diletakkan di tengah kalimat. Kalimat (46) penggunaan kata penghubung sebab lebih baik di hilangkan dan kalimatnya diperluas agar padu, seperti kalimat (46a).

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dapat bahwa dari 30 karangan siswa hanya ditemukan dua karangan yang cukup baik dan 28 karangan kurang baik. Hasil penelitan menemukan banyak kesalahan penggunaan konjungsi pada karangan siswa tersebut. Banyaknya kesalahan dikarenakan kurang fahamnya siswa dan belum bisa menguasai penggunaan konjungsi secara benar.

Pembelajaran menulis argumentasi di sekolah tersebut saat ini masih belum dianggap suatu pembelajaran yang penting, sehingga kesan yang muncul dari siswa dalam membuat karangan tidak sesuai dengan kaidah bahawa Indonesia. Kemampuan siswa dalam menggunakan konjungsi pada sebuah karangan juga rendah sehingga maksud dan tujuan dari karangan tersebut menjadi buruk. Sering ditemukan penggunaan bahasa Indonesia yang tidak baku dan pemakaian bahaha jawa pada karangan.


(6)

14

Kesalahan yang ditemukan terkait dengan penggunaan konjungsi pada karangan argumentasi siswa berjumlah 48 kesalahan meliputi kesalahan penggunaan konjungsi koordinatif dan subordinatif. Kesalahan penggunaan konjungsi koordinatif yang paling banyak ditemukan yaitu berupa kesalahan penggunaan konjunngsi dan berjumlah 13 kesalahan, dengan berjumlah 5 kesalahan, tetapi berjumlah 5 kesalahan, saat berjumlah 4, adalah berjumlah 4 kesalahan, dan serta berjumlah 1 kesalahan yang diletakkan di awal kalimat dan penempatannya yang kurang tepat. Kesalahan penggunaan Konjungsi subordinatif yang ditemukan berupa kesalahan penggunaan konjungsi karena berjumalah 8 kesalahan, sehingga berjumlah 4 kesalahan, sebab berjumlah 3 kesalahan, dan walaupun berjumlah 1 kesalahanyang diletakkan diawal kalimat dan penempatannya kurang tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa (Pendekatan Proses). Jakarta: PT Rineka Cipta.

---. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.

---2011. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa Pengantar Penenlitiann Wahana Keebudayaan secara Lingusitis. Yogyakarta: Sannatta Dharma University Presss.


Dokumen yang terkait

Analisis kesalahan penggunaan konjungsi dalam karangan argumentasi siswa x SMA Ar- Ridwan Bekasi Tahun pelajaran 2011-2013

1 8 82

KESALAHAN PENGGUNAAN KONJUNGSI PADA KARANGAN PENULISAN BAHASA PETUNJUK SISWA KELAS VIII SMP N 2 Kesalahan Penggunaan Konjungsi pada Karangan Penulisan Bahasa Petunjuk Siswa Kelas Viii SMP N 2 Gatak.

0 3 14

KESALAHAN PENGGUNAAN KONJUNGSI PADA KARANGAN PENULISAN BAHASA PETUNJUK SISWA KELAS VIII SMP N 2 GATAK Kesalahan Penggunaan Konjungsi pada Karangan Penulisan Bahasa Petunjuk Siswa Kelas Viii SMP N 2 Gatak.

0 3 14

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KONJUNGSI INTRAKALIMATPADA KARANGAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 NGEMPLAK Analisis Kesalahan Penggunaan Konjungsi Intrakalimat Pada Karangan Siswa Kelas Vii Smp Negeri 1 Ngemplak.

0 4 12

KESALAHAN PENGGUNAAN KONJUNGSI INTRAKALIMAT PADA KARANGAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI I NGEMPLAK Analisis Kesalahan Penggunaan Konjungsi Intrakalimat Pada Karangan Siswa Kelas Vii Smp Negeri 1 Ngemplak.

0 4 19

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KONJUNGSI DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA N GONDANGREJO Analisis Kesalahan Penggunaan Konjungsi Dalam Karangan Argumentasi Siswa Kelas X Sma N Gondangrejo.

0 2 12

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kesalahan Penggunaan Konjungsi Dalam Karangan Argumentasi Siswa Kelas X Sma N Gondangrejo.

0 3 35

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KONJUNGSI PADA KARANGAN SISWA KELAS XI KEPERAWATAN 2 Analisis Kesalahan Penggunaan Konjungsi Pada Karangan Siswa Kelas XI Keperawatan 2 SMK N 1 Banyudono Boyolali.

0 1 10

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KONJUNGSI PADA KARANGAN SISWA KELAS XI KEPERAWATAN 2 Analisis Kesalahan Penggunaan Konjungsi Pada Karangan Siswa Kelas XI Keperawatan 2 SMK N 1 Banyudono Boyolali.

0 2 14

PENDAHULUAN Analisis Kesalahan Penggunaan Konjungsi Pada Karangan Siswa Kelas XI Keperawatan 2 SMK N 1 Banyudono Boyolali.

0 3 6