ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NIAGA JAKARTA PUSAT NO. 70/PAILIT/2010/PN.NIAGA.JKT.PST DALAM PERKARA KEPAILITAN PT. DEWATA ROYAL INTERNATIONAL.

 

 

ABSTRAK
ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NIAGA JAKARTA PUSAT
NO. 70/PAILIT/2010/PN.NIAGA.JKT.PST DALAM PERKARA KEPAILITAN PT.
DEWATA ROYAL INTERNATIONAL
GIANSYAH SERGIANNO
110110090107
Sebagai suatu persekutuan modal, Perseroan Terbatas bertujuan
mencari keuntungan dan senantiasa memperluas usahanya. Dalam rangka
mengembangkan usaha, lazim diperoleh dana dari pihak ketiga yang antara
lain dapat diperoleh melalui mekanisme pinjaman dari pihak ketiga, baik
lembaga pembiayaan bank atau non bank maupun pihak lainnya, yang
didasari pada perjanjian pinjam meminjam uang. Terdapat perkara kepailitan
berdasarkan perjanjian utang piutang antara PT. Bank Mandiri dengan PT.
Dewata Royal International yang dalam perjanjiannya terdapat penjamin
utang yakni Rustandi Jusuf, Tonnie Jusuf, Sunta Jusuf, dan Eddie Jusuf.
Setelah PT. Dewata Royal International Pailit, para penjamin utang tersebut
dimohonkan pailit oleh PT. Bank Mandiri dengan menggunakan BI Checking

sebagai alat bukti untuk membuktikan terpenuhinya unsur dua kreditor atau
lebih. Oleh karena itu penulis merasa perlu untuk menganalisis penggunaan
BI Checking sebagai alat bukti dalam persidangan dikaitkan dengan Hukum
Acara dan penerapan asas pembuktian sederhana oleh Hakim Pengadilan
Niaga. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mendapatkan
pemahaman mengenai penggunaan BI Checking sebagai alat bukti yang sah.
Metode yang digunakan penulis adalah yuridis normatif yang
menitikberatkan pada penggunaan data sekunder dengan spesifikasi
deskriptif analitis. Lebih lanjut, analisis data yang digunakan yaitu
menggunakan penelitian bersifat metode analisis kualitatif.
Dalam penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan BI
Checking sebagai alat bukti yang sah dalam hal membuktikan adanya kreditor
dalam perkara Kepailitan diatur secara terbatas dalam Pasal 2 Peraturan
Bank Indonesia No. 9/14/PBI/2007 yaitu hanya dapat digunakan dengan
tujuan memperlancar proses penyediaan dana, penerapan manajemen
resiko, dan identifikasi kualitas Debitor untuk pemenuhan ketentuan
ketentuan yang berlaku serta meningkatkan disiplin pasar. Walaupun
berdasarkan UU ITE BI Checking merupakan sebuah bentuk dokumen
elektronik dan dapat digolongkan sebagai alat bukti surat sesuai dengan
Pasal 164 HIR, namun informasi yang tercantum dalam BI Checking/Sistem

Informasi Debitor tidaklah akurat, termasuk apabila digunakan untuk
membuktikan unsur adanya kreditor lain dalam perkara kepailitan dan tidak
sesuai dengan implementasi Pasal 8 ayat (4) UUKPKPU.
 

iv

 

 

ABSTRACT
ANALYSIS OF JAKARTA COMMERCIAL COURT VERDICT NUMBER 70 /
PAILIT / 2010 / PN.NIAGA.JKT.PST IN BANKRUPTCY CASE OF
DEWATA ROYAL INTERNATIONAL Co.
GIANSYAH SERGIANNO
110110090107
As a joint-venture, limited liability company aims for profit and
constantly growth their business. In developing a business, it is common to
obtain loans from third parties, such as financial institutions, non-bank or other

parties, which are based on the loan agreement. There is a Bankruptcy case
between Dewata Royal International Co. and Bank Mandiri Co. based on loan
agreement, and in that agreement there are debt guarantor namely Rustandi
Jusuf, Tonnie Jusuf, Sunta Jusuf, and Eddie Jusuf. After Dewata Royal
International Co. declared bankrupt, , Bank Mandiri Co. filed for bankruptcy on
debt guarantor of loan agreement with Dewata Royal International by using BI
Checking as evidence to prove the elements of the existence of two or more
creditors. Therefore, the authors find it necessary to analyze the use of BI
Checking as evidence in the trial linked with Procedural Law. Objectives to be
achieved of this research is to obtain an understanding of the use of BI
Checking as legal evidence in the trial.
The method used is a normative juridical that focuses on the use of
secondary with descriptive specifications. Furthermore, analysis of the data
used is qualitative analysis method .
From this study, we can conclude that the use of BI Checking as legal
evidence in proving the existence of creditors in bankruptcy cases regulated
limited in Article 2 of Bank of Indonesia Regulation No. 9/14 / PBI / 2007
concerning the Debtor Information System can only be used to expedite the
process of provision of funds, the application of risk management, and
identification of Debtor quality for compliance with applicable regulations and

to improve market discipline. The information contained in BI Checking is not
always accurate, so it can not be used as legal evidence in court, including
when used to prove the elements of the existence of other creditors in the
bankruptcy case and not in accordance with the implementation of Article 8,
Paragraph 4 of Bankruptcy Law.

 

v